BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini adalah 6 bulan. 2. Tempat Penelitian Lokasi yang dilakukan selama penelitian adalah di Pojok Bursa Kampus Mercubuana Meruya Jakarta. Penelitian ini mengambil data sekunder berupa laporan keuangan periode 2011-2014 yang di publikasikan dan sebagian besar di unduh melalui situs Google (www.google.co.id), situs BEI (www.idx.co.id) dan melalui situs Saham OK (www.sahamok.com). B. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian causal correlation. Analisis kausal ini menjelaskan bagaimana suatu variable berpengaruh atau “bertanggung jawab terhadap” perubahan pada variabel lainnya. Analisis ini menggambarkan bagaimana variabel independen tersebut (pengungkapan Rasio Leverage, Likuiditas, Profitabilitas dan Aktivitas) dapat mempengaruhi variabel dependennya, yaitu Financial Distress pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI 2011-2014. 38 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Variabel – variabel penelitian yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari: 1.Variabel Dependen Financial distress merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan. Kebangkrutan sendiri biasanya diartikan sebagai suatu keadaan atau situasi dimana perusahaan gagal atau tidak mampu lagi memenuhi kewajiban – kewajiban debitur karena perusahaan mengalami kekurangan dan ketidak cukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat dicapai yaitu profit, sebab dengan laba yang diperoleh perusahaan bisa digunakan untuk mengembalikan pinjaman, bisa membiayai operasi perusahaan dan kewajiban – kewajiban yang harus dipenuhi bisa ditutup dengan laba atau aktiva yang dimiliki. Penelitian ini menggunakan proksi interest coverage ratio (ICR) untuk mengukur kondisi financial distress Sehingga Interest Coverage ratio yaitu operating profit dibagi dengan interest expense (Wulandary, Pitriya 2011). 2.Variabel Eksogen (Independen) Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Rasio Leverage Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya baik http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 itu jangka pendek maupun jangka panjang jika pada suatu saat perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini menunjukkan seberapa banyak aset perusahaan yang didanai dari hutang. Dengan tingginya hutang yang dimiliki maka perusahaan dipaksa untuk menghasilkan pendapatan yang lebih agar bisa membayar hutang dan bunganya. Oleh karena itu, diperkirakan ada hubungan positif antara rasio leverage dengan financial distress. Adapun dalam penelitian ini rasio leverage diukur dengan menggunakan total debt to asset ratio (Almilia dan Kristijadi, 2003). b. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menyatakan tingkat kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Tingginya rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu, diharapkan ada hubungan negatif antara rasio likuiditas dan financial distress. Adapun proxy pengukuran yang digunakan untuk mengukur rasio likuiditas dalam penelitian ini adalah current ratio (Almilia dan Kristijadi, 2003). c. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-asetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Tingginya rasio aktivitas menunjukkan perusahaan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 mampu untuk menghasilkan pendapatan atas terpakainya aset-aset mereka untuk kegiatan operasi. Oleh karena itu, diharapkan ada hubungan negatif antara rasio aktivitas dengan financial distress. Adapun dalam penelitian ini, pengukuran yang digunakan untuk mengukur rasio aktivitas adalah total asset turnover ratio (Almilia dan Kristijadi, 2003). d. . Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Tingginya profitabilitas suatu perusahaan akan menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba yang tinggi, sehingga kenaikan aktiva juga akan terjadi dan akan menjauhkan perusahaan dari ancaman financial distress. Oleh karena itu, diperkirakan ada hubungan negatif antara rasio profitabilitas dengan financial distress. Adapun dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan menggunakan return on asset (Almilia dan Kristijadi, 2003). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 D. Pengukuran Variabel Tabel 3.1 Variabel dan Skala Pengukuran Skala Variabel Keterangan ICR = Rasio Leverage Operating Profit Interest Expense Financial distress DAR = Pengukuran Ratio Total Hutang Total Aktiva Ratio Rasio Likuiditas / Current Ratio (CR) CR = Aktiva Lancar Ratio Hutang Lancar Rasio Aktiva / Total Asset Trun Over (TATO) TATO = Penjualan Bersih Ratio Total Aktiva Rasio Ratio Profitabilitas ROA = Laba Bersih Return On Asset Total Aktiva (ROA) (Wulandary, Almilia dan Kristijadi, 2003) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Makanan dan Minuman terdaftar di BEI selama periode 2011-2014 yang mempunyai kesamaan karakteristik tertentu. Populasi penelitian ini adalah 14 perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Sampel Sampel penelitian adalah sebagian dari subjek penelitian yang akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel acak sederhana yaitu suatu prosedur yang memungkinkan setiap elemen dalam populasi memiliki peluang sama untuk dijadikan sampel dengan kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. 2. Perusahaan Makanan dan Minuman yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan selama 4 (Empat) tahun berturut-turut yaitu tahun 2011 hingga 2014. Setelah melakukan metode sampel acak sederhana, maka diperolah sampel sebanyak 14 perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berikut ini adalah tabel daftar sampel perusahaan yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian financial distress. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 Tabel 3.3 Sampel Nama Perusahaan Makanan dan Minuman No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Kode Saham Nama Perusahaan ALTO Tri Banyan Tirta Tbk AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk INDF Indofood Sukses Makmur Tbk MLBI Multi Bintang IndonesiaTbk MYOR Mayora Indah Tbk PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk SKBM Sekar Bumi Tbk. CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. SKLT Sekar Laut Tbk ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Tranding Company Tbk STTP Siantar Top Tbk DLTA Delta Djakarta Tbk Sumber : Data yang diolah ( www.sahamok.com) F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Pengumpulan data arsip (dokumen atau copy) yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder berupa kegiatan perusahaan dan data-data perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. G. Metode Analisis 1. Uji Statistik Deskriptif Statistik desktiptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varians, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 45 maksimum, minimum dan jumlah sampel dari masing-masing variabel penelitian. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas data digunakan untuk menentukan apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah : 1. Uji Kolmogorov dan Smirnov, dilakukan dengan membuat hipotesis H0: data residual berdistribusi normal dan Ha: data residual tidak berdistribusi normal. Jika probabilitas signifikansi ≤ α 0.05 maka data tidak berdistribusi secara normal (H0 ditolak). Jika probabilitas signifikansi ≥ α 0.05 maka data terdistribusi normal (H0) diterima (Ghozali, 2013). b. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier antarvariabel independen (Wahyuni, 2014 dalam Wing, 2011:5.1). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF) (Ghozali, 2013). Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan : Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini http://digilib.mercubuana.ac.id/ 46 menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF= 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap penelitian harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 10 sama dengan tingkat kolonieritas 0.95. c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasitisitas dapat terjadi karena dinamika lingkungan dari data variabel yang sulit diidentifikasi pada saat membuat model regresi sehingga muncul asumsi bahwa regresi sebaiknya terbebas dari heterokedositisitas. Hteroskedastisitas dapat diartikan sebagai ketidaksamaan variasi variabel pada semua pengamatan dan kesalahan yang terjadi memperlihatkan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel bebas sehingga kesalahan tersebut tidak random (Ghozali, 2013). Kriteria heteroskedastisitas adalah sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 47 a) Jika ada pola-pola tertentu, seperti (titik-titik, poin-poin) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heterokedositisitas. b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedositisitas. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganngu pada periode t-1 (sebelumnya). Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan uji Durbin Watson, jika nilai Durbin Watson berkisar di antara nilai batas du dan 4-du, maka diperkirakan tidak terjadi pelanggaran autokorelasi (Ghozali, 2013). Hipotesis yang akan diuji adalah: H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0) HA : ada autokorelasi (r≠ 0) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 48 Tabel 3.3 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi hipotesis nol Keputusan Jika tidak ada autokorelasi posistif Tolak 0 < d < dl tidak ada autokorelasi posistif No desicison dl ≤ d ≤ du tidak ada korelasi negatif Tolak 4 - dl < d < 4 tidak ada korelasi negatif No desicison 4 - du ≤ d ≤ 4 – dl Tdk ditolak du < d < 4 – du tidak ada autokorelasipositif atau negatif Secara umum, autokorelasi sulit diatasi. Transformasi logaritma dapat mengurangi korelasi. Hanya saja, kadang ada data yang berbentuk negatif sehingga tidak dapat melakukan transformasi logaritma. Cara lainnya adalah dengan melakukan difference tingkat pertama terhadap data yang kita miliki. Dengan kata lain, data yang dimiliki diubah menjadi data time series. 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dengan model regresi linier berganda digunakan dalam penelitian ini karena variabel independen (X) lebih dari satu dan bersifat kuantitatif sedangkan jumlah variabel dependen (Y) terdiri dari satu variabel dan juga bersifat kuantitatif. Tahapan untuk menguji hipotesis ini adalah sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 49 a. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 memiliki kelemahan yaitu nilai R2 akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai R2 Square dikatakan baik jika diatas 0.5 karena nilai R2 Square berkisar antara 0 sampai 1 (Ghozali, 2013). b. Uji Simultan dengan F-Test Simultan dengan F-Test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui apakah variabel-variabel independent secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen, maka digunakan tingkat signifikansi sebesar 0.05 (Ghozali, 2013). 1) Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima (Ha ditolak) 2) Jika probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak (Ha diterima) c. Uji t Menurut (Ghozali, 2013) Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 50 pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen digunakan tingkat signifikansi 0.05 sebagai berikut : 1) Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima (Ha ditolak) 2) Jika probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak (Ha diterima) 4. Analisis Regresi Linear Berganda Menurut (Ghozali, 2013) untuk menguji hipotesis dan menyatakan kejelasan tentang kekuatan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen digunakan analisis regresi linier berganda dengan persamaan kuadrat terkecil. Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e Dimana: Y = Financial Distress A = Konstanta b1,b2,b3,b4,b5 = koefisien regresi X1 = DAR X2 = CR X3 = TATO X4 = ROA e = kesalahan pengganggu (error) http://digilib.mercubuana.ac.id/