38 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini adalah 6 bulan.
2. Tempat Penelitian
Lokasi yang dilakukan selama penelitian adalah di Pojok Bursa Kampus
Mercubuana Meruya Jakarta. Penelitian ini mengambil data sekunder
berupa laporan keuangan periode 2011-2014 yang di publikasikan dan
sebagian besar di unduh melalui situs Google (www.google.co.id), situs
BEI (www.idx.co.id) dan melalui situs Saham OK (www.sahamok.com).
B.
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian causal
correlation. Analisis kausal ini menjelaskan bagaimana suatu variable
berpengaruh atau “bertanggung jawab terhadap” perubahan pada variabel
lainnya. Analisis ini menggambarkan bagaimana variabel independen
tersebut (pengungkapan Rasio Leverage, Likuiditas, Profitabilitas dan
Aktivitas) dapat mempengaruhi variabel dependennya, yaitu Financial
Distress pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
2011-2014.
38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Variabel – variabel penelitian yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari:
1.Variabel Dependen
Financial distress merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan
dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Financial distress terjadi sebelum
kebangkrutan. Kebangkrutan sendiri biasanya diartikan sebagai suatu
keadaan atau situasi dimana perusahaan gagal atau tidak mampu lagi
memenuhi kewajiban – kewajiban debitur karena perusahaan mengalami
kekurangan dan ketidak cukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan
usahanya sehingga tujuan ekonomi yang ingin dicapai oleh perusahaan
dapat dicapai yaitu profit, sebab dengan laba yang diperoleh perusahaan bisa
digunakan untuk mengembalikan pinjaman, bisa membiayai operasi
perusahaan dan kewajiban – kewajiban yang harus dipenuhi bisa ditutup
dengan laba atau aktiva yang dimiliki. Penelitian ini menggunakan proksi
interest coverage ratio (ICR) untuk mengukur kondisi financial distress
Sehingga Interest Coverage ratio yaitu operating profit dibagi dengan
interest expense (Wulandary, Pitriya 2011).
2.Variabel Eksogen (Independen)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.
Rasio Leverage
Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya baik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
itu jangka pendek maupun jangka panjang jika pada suatu saat
perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini menunjukkan seberapa banyak
aset perusahaan yang didanai dari hutang. Dengan tingginya hutang yang
dimiliki maka perusahaan dipaksa untuk menghasilkan pendapatan yang
lebih agar bisa membayar hutang dan bunganya. Oleh karena itu,
diperkirakan ada hubungan positif antara rasio leverage dengan financial
distress. Adapun dalam penelitian ini rasio leverage diukur dengan
menggunakan total debt to asset ratio (Almilia dan Kristijadi, 2003).
b. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menyatakan tingkat kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Tingginya
rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu,
diharapkan ada hubungan negatif antara rasio likuiditas dan financial
distress. Adapun proxy pengukuran yang digunakan untuk mengukur
rasio likuiditas dalam penelitian ini adalah current ratio (Almilia dan
Kristijadi, 2003).
c. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam mengelola aset-asetnya sehingga memberikan aliran kas masuk
bagi perusahaan. Tingginya rasio aktivitas menunjukkan perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
mampu untuk menghasilkan pendapatan atas terpakainya aset-aset
mereka untuk kegiatan operasi. Oleh karena itu, diharapkan ada
hubungan negatif antara rasio aktivitas dengan financial distress. Adapun
dalam penelitian ini, pengukuran yang digunakan untuk mengukur rasio
aktivitas adalah total asset turnover ratio (Almilia dan Kristijadi, 2003).
d. . Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Tingginya profitabilitas suatu perusahaan akan menunjukkan bahwa
perusahaan mampu menghasilkan laba yang tinggi, sehingga kenaikan
aktiva juga akan terjadi dan akan menjauhkan perusahaan dari ancaman
financial distress. Oleh karena itu, diperkirakan ada hubungan negatif
antara rasio profitabilitas dengan financial distress. Adapun dalam
penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan menggunakan return on
asset (Almilia dan Kristijadi, 2003).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
D. Pengukuran Variabel
Tabel 3.1
Variabel dan Skala Pengukuran
Skala
Variabel
Keterangan
ICR =
Rasio Leverage
Operating Profit
Interest Expense
Financial distress
DAR =
Pengukuran
Ratio
Total Hutang
Total Aktiva
Ratio
Rasio Likuiditas /
Current Ratio
(CR)
CR =
Aktiva Lancar
Ratio
Hutang Lancar
Rasio Aktiva /
Total Asset Trun
Over (TATO)
TATO = Penjualan Bersih
Ratio
Total Aktiva
Rasio
Ratio
Profitabilitas
ROA = Laba Bersih
Return On Asset
Total Aktiva
(ROA)
(Wulandary, Almilia dan Kristijadi, 2003)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
E.
Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Makanan dan Minuman
terdaftar di BEI selama periode 2011-2014 yang mempunyai kesamaan
karakteristik tertentu. Populasi penelitian ini adalah 14 perusahaan
makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari subjek penelitian yang akan
digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis. Teknik penentuan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel acak
sederhana yaitu suatu prosedur yang memungkinkan setiap elemen
dalam populasi memiliki peluang sama untuk dijadikan sampel dengan
kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI periode
2011-2014.
2. Perusahaan Makanan dan Minuman yang menerbitkan dan
mempublikasikan laporan keuangan selama 4 (Empat) tahun
berturut-turut yaitu tahun 2011 hingga 2014.
Setelah melakukan metode sampel acak sederhana, maka
diperolah sampel sebanyak 14 perusahaan Makanan dan Minuman di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Berikut ini adalah tabel daftar sampel
perusahaan yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian
financial distress.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
Tabel 3.3
Sampel Nama Perusahaan Makanan dan Minuman
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kode Saham
Nama Perusahaan
ALTO
Tri Banyan Tirta Tbk
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
MLBI
Multi Bintang IndonesiaTbk
MYOR
Mayora Indah Tbk
PSDN
Prashida Aneka Niaga Tbk
ROTI
Nippon Indosari Corporindo Tbk
SKBM
Sekar Bumi Tbk.
CEKA
Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
SKLT
Sekar Laut Tbk
ULTJ
Ultrajaya Milk Industry and Tranding Company Tbk
STTP
Siantar Top Tbk
DLTA
Delta Djakarta Tbk
Sumber : Data yang diolah ( www.sahamok.com)
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Teknik Pengumpulan data arsip (dokumen atau copy) yang
dilakukan untuk memperoleh data sekunder berupa kegiatan perusahaan
dan data-data perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
G.
Metode Analisis
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik desktiptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varians,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
maksimum, minimum dan jumlah sampel dari masing-masing variabel
penelitian.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk menentukan apakah
data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan
adalah :
1. Uji Kolmogorov dan Smirnov, dilakukan dengan membuat
hipotesis H0: data residual berdistribusi normal dan Ha: data
residual
tidak
berdistribusi
normal.
Jika
probabilitas
signifikansi ≤ α 0.05 maka data tidak berdistribusi secara
normal (H0 ditolak). Jika probabilitas signifikansi ≥ α 0.05
maka data terdistribusi normal (H0) diterima (Ghozali, 2013).
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier
antarvariabel independen (Wahyuni, 2014 dalam Wing, 2011:5.1).
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam model
regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation
factor (VIF) (Ghozali, 2013). Sebagai dasar acuannya dapat
disimpulkan :
Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance
dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana
setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan
diregres
terhadap
variabel
independen
lainnya.
Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=
1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama
dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap penelitian harus menentukan tingkat
kolonieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai
tolerance = 10 sama dengan tingkat kolonieritas 0.95.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasitisitas
dapat
terjadi
karena
dinamika
lingkungan dari data variabel yang sulit diidentifikasi pada saat
membuat model regresi sehingga muncul asumsi bahwa regresi
sebaiknya terbebas dari heterokedositisitas. Hteroskedastisitas
dapat diartikan sebagai ketidaksamaan variasi variabel pada semua
pengamatan dan kesalahan yang terjadi memperlihatkan hubungan
yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel
bebas sehingga kesalahan tersebut tidak random (Ghozali, 2013).
Kriteria heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
a) Jika ada pola-pola tertentu, seperti (titik-titik, poin-poin) yang
ada
membentuk
suatu
pola
tertentu
yang
teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi
heterokedositisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedositisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganngu pada periode t-1
(sebelumnya). Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada
atau tidaknya autokorelasi dengan uji Durbin Watson, jika nilai
Durbin Watson berkisar di antara nilai batas du dan 4-du, maka
diperkirakan tidak terjadi pelanggaran autokorelasi (Ghozali,
2013). Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)
HA : ada autokorelasi (r≠ 0)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
Tabel 3.3
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi
hipotesis nol
Keputusan
Jika
tidak ada autokorelasi posistif
Tolak
0 < d < dl
tidak ada autokorelasi posistif
No desicison
dl ≤ d ≤ du
tidak ada korelasi negatif
Tolak
4 - dl < d < 4
tidak ada korelasi negatif
No desicison
4 - du ≤ d ≤ 4 – dl
Tdk ditolak
du < d < 4 – du
tidak ada autokorelasipositif
atau negatif
Secara umum, autokorelasi sulit diatasi. Transformasi
logaritma dapat mengurangi korelasi. Hanya saja, kadang ada data
yang
berbentuk
negatif
sehingga
tidak
dapat
melakukan
transformasi logaritma. Cara lainnya adalah dengan melakukan
difference tingkat pertama terhadap data yang kita miliki. Dengan
kata lain, data yang dimiliki diubah menjadi data time series.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dengan model regresi linier berganda digunakan
dalam penelitian ini karena variabel independen (X) lebih dari satu dan
bersifat kuantitatif sedangkan jumlah variabel dependen (Y) terdiri dari
satu variabel dan juga bersifat kuantitatif. Tahapan untuk menguji
hipotesis ini adalah sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan
variabel dependen. Nilai R2 memiliki kelemahan yaitu nilai R2
akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen
meskipun
variabel
independen
tersebut
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai R2 Square
dikatakan baik jika diatas 0.5 karena nilai R2 Square berkisar
antara 0 sampai 1 (Ghozali, 2013).
b. Uji Simultan dengan F-Test
Simultan dengan F-Test ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel
dependen. Untuk mengetahui apakah variabel-variabel independent
secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen, maka
digunakan tingkat signifikansi sebesar 0.05 (Ghozali, 2013).
1) Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima (Ha ditolak)
2) Jika probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak (Ha diterima)
c. Uji t
Menurut (Ghozali, 2013) Uji t digunakan untuk mengetahui
hubungan masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen digunakan tingkat signifikansi 0.05
sebagai berikut :
1) Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima (Ha ditolak)
2) Jika probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak (Ha diterima)
4. Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut (Ghozali, 2013) untuk menguji hipotesis dan
menyatakan kejelasan tentang kekuatan hubungan antara variabel
independen terhadap variabel dependen digunakan analisis regresi
linier berganda dengan persamaan kuadrat terkecil.
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e
Dimana:
Y = Financial Distress
A = Konstanta
b1,b2,b3,b4,b5 = koefisien regresi
X1 = DAR
X2 = CR
X3 = TATO
X4 = ROA
e = kesalahan pengganggu (error)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download