perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB I

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan ekonomi merupakan upaya yang dilakukan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi serta menjaga stabilititasnya dengan
tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Wilayah negara Indonesia yang cukup luas dengan jumlah penduduk yang
relatif besar dan beragam tentu menjadi beban tersendiri bagi pemerintah
untuk melakukan pemerataan pembangunan. Selain itu, tujuan pemerintah
mejalankan
program-program
pembangunan
adalah
untuk
mengejar
ketertinggalan dari negara-negara maju. Hal ini tentu membutuhkan modal
pembiyaan yang cukup besar untuk mewujudkannya.
Komponen penting untuk meningkatkan kinerja perekonomian nasional
adalah melalui investasi meskipun, investasi bukan satu-satunya komponen
pendorong pertumbuhan ekonomi. Kegiatan investasi dapat dikatakan
sebagai salah satu langkah awal dalam melaksanakan pembangunan ekonomi.
Output dan pendapatan nasional dalam jangka panjang dapat ditingkatkan
dengan investasi (Todaro, 2000: 111). Hal ini didukung oleh Collins (2009:
68) yang menyatakan “without investment there would be no sustainable
economic growth”. Pernyataan ini mengandung makna bahwa investasi
sangat berperan penting dalam pembangunan ekonomi untuk mewujudkan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Tingkat
tabungan
domestik
merupakan
faktor
penentu
dalam
pembentukan modal (investasi)
di tosuatu
commit
user negara. Semakin besar tingkat
i
1
perpustakaan.uns.ac.id
2
digilib.uns.ac.id
tabungan dalam suatu negara, modal akan tumbuh dengan pesat sehingga
dapat mendorong proses pembangunan ekonomi (Samuelson dan Nordhaus,
1992: 134). Namun, sumber pembentukan modal di negara-negara
berkembang seperti Indonesia, tergolong kecil sehingga belum mampu
mencukupi besarnya modal yang dibutuhkan untuk pembangunan ekonomi.
Hal ini disebabkan adanya gap (kesenjangan) antara jumlah tabungan
domestik dengan tingkat akumulasi modal yang dibutuhkan untuk membiayai
pembangunan ekonomi (Rohmana, 2009). Akumulasi tabungan di Indonesia
hingga saat ini belum dapat mencukupi besarnya investasi yang dibutuhkan
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diinginkan. Selain itu,
pendapatan devisa yang dimiliki tidak cukup untuk membiayai besarnya
impor barang-barang modal yang dibutuhkan. Salah satu upaya untuk
mengatasinya adalah dengan mencari modal tambahan dari luar negeri
disamping tetap berupaya memperoleh sumber modal domestik.
Penetapan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing merupakan upaya pemerintah untuk memperoleh suntikan dana
dari pihak asing. Pemberlakukan UU ini juga menandakan bahwa secara
resmi Indonesia mulai membuka keran investasi asing untuk masuk ke dalam
lingkup perekonomian nasional. Keberadaan investor asing ini, diharapkan
dapat mengatasi keterbatasan modal domestik dan ikut berperan aktif dalam
membantu upaya pemerintah untuk membangun perekonomian.
Foreign Direct Invesment (FDI) atau investasi asing langsung
merupakan salah komponen modal asing yang sangat potensial untuk
mendorong perkembangan perekonomian nasional dibandingkan dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3
digilib.uns.ac.id
aliran modallain seperti investasi portofolio ataupun pinjaman (utang) dari
pihak asing. Aliran modal dalam bentuk investasi portofolio pada umumnya
sering disebut uang panas (hot money). Hal ini disebabkan investor hanya
menanamkan modalnya dalam bentuk asset yang lukuid seperti saham,
deposito, obligasi maupun efek sekuritas lainnya. Selain itu, investor
portofilo cenderung mencari keuntungan yang bersifat jangka pendek
sehingga, sangat rentan bagi stabilitas perekonomian nasional dan kurang
memberi spill-over effect bagi pembangunan ekonomi (Nadjib, et, al. 2008:
133). Hal ini secara empiris juga dibuktikan dalam penelitian dari Indrawati
(2012) yang menyatakan bahwa jika dibandingkan dengan Foreign Direct
Investment (FDI), aliran modal yang masuk (Capital inflow) ke Indonesia
dalam bentuk investasi portofolio lebih rentan menimbulkan instabilitas
makroekonomi terutama terhadap stabilitas inflasi dan kurs. Di sisi lain,
apabila pemerintah terlalu mengandalkan pinjaman (utang) dari pihak asing
untuk membiayai pembangunan, maka pada jangka panjang hal tersebut
dapat membebani APBN.
Berbeda dengan aliran modal dalam bentuk investasi portofolio atau
pinjaman dari pihak asing, investasi asing langsung (FDI) lebih
mampumemberikan efek limpahan positif bagi keberlanjutan pembangunan
perekonomian. Selain bermanfaat bagi investor itu sendiri, FDI juga berperan
besar bagi negara tuan rumah (host country). Keberadaan FDI akan diikuti
dengan transfer modal secara langsung, proses transfer of technology,
kemampuan manajerial atau yang berkaitan erat dengan masalah efisiensi
produksi serta memiliki dampak secara tidak langsung melalui efek limpahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4
digilib.uns.ac.id
eksternal (spillover) seperti membuka lapangan kerja baru serta menambah
pendapatan negara dari pajak (Rohmana, 2009). Argumen ini juga didukung
oleh Salman & Feng, 2010; Javed et al., 2012; (dalam Shahzad dan Al-Swidi,
2013) yang menyatakan bahwa FDI memiliki beberapa manfaat bagi
perekonomian negara tujuan investasi (host country), seperti: menambah
cadangan devisa dan perbaikan neraca pembayaran, meningkatkan ekspor
dan mendorong ekspor menjadi motor pertumbuhan, mendorong inovasi dan
teknologi modern, gaya baru dalam keterampilan manajemen, meningkatkan
kualitas pekerja dan membuka kesempatan kerja.
Terdapat bukti-bukti empiris yang menunjukkan bahwa kehadiran FDI
berpengaruh positif bagi perekonomian di host country. Hal ini berdasarkan
pada penelitian dan pengalaman-pengalaman beberapa negara seperti Korea
Selatan, Malaysia, Thailand, China, India dan banyak negara lainnya. FDI
juga berperan besar bagi kebangkitan perekonomian Indonesia pada masa
pemerintahan Orde Baru dengan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi sebesar
7% per tahun selama periode 1980-an (Tambunan, 2007: 1). Selain itu, salah
satu faktor masuknya Indonesia sebagai anggota G20 juga karena peran
investor asing. Penelitian yang dilakukan oleh Faruku, et. al (2011)
menunjukkan bahwa FDI secara nyata berdampak positif terhadap PDB di
Nigeria. Penelitian Makki dan Somwaru (2002) juga menunjukkan bahwa
FDI secara signifikan mendorong kemajuan pertumbuhan ekonomi di 66
Negara berkembang. Hal yang sama ditunjukkan pada penelitian Nizar, et. al
(2013) yang menyatakan bahwa FDI berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
commit to user
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Di era globalisasi saat ini, keterkaitan dan keterbukaan antar negara
pada segala bidang kehidupan semakin kuat, tak terkecuali bidang ekonomi.
Perekonomian dalam suatu negara semakin terbuka terhadap aliran
barang/jasa, aliran dana investasi internasional, investasi asing langsung
(FDI) bahkan mobilitas sumber daya manusia (Todaro dan Smith, 2006).
Potensi tersebut dimanfaatkan oleh setiap negara untuk berlomba-lomba
menarik investor agar mau menanamkan modalnya. Oleh karena itu, perlu
adanya serangkaian kebijakan untuk mendorong terciptanya iklim bisnis yang
lebih kondusif agar menarik investor.
Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah Indonesia mengeluarkan
Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal untuk
melengkapi Undang-undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal
Asing agar tetap relevan dengan kondisi saat ini. Undang-undang penanaman
modal ini diberlakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kepercayaan investor (terkait dengan FDI) untuk menanamkan modalnya di
Indonesia.
Tabel 1.1
Data Realisasi FDI di Indonesia Periode 2000-2013
Dalam (Juta U$D)
TAHUN
NILAI (JUTA USD) TAHUN NILAI (JUTA USD)
9,877.40
10,341.40
2000
2007
3,509.40
14,871.40
2001
2008
3,082.60
10,815.20
2002
2009
5,445.30
16,214.80
2003
2010
4,572.70
19,747.50
2004
2011
8,911.00
24,562.70
2005
2012
5,911.70
28,617.54
2006
2013
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal, berbagai edisi
commit to user
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
35000.00
30000.00
25000.00
20000.00
15000.00
NILAI (JUTA
USD)
10000.00
5000.00
0.00
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal, berbagai edisi
GAMBAR 1.1
Nilai Realisasi FDI di Indonesia Periode 2000-2013
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
menunjukkan perkembangan FDI periode 2000 – 2013. Periode 2000 hingga
2004 arus FDI yang masuk ke Indonesia cenderung mengalami penurunan
dari 9877.40 juta USD menjadi 5911.70 juta USD. Hal ini tidak lepas dari
pengaruh krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997/1998 yang
mengakibatkan segala sendi-sendi perekonomian tergoncang hebat dan
mengakibatkan iklim bisnis dalam negeri pun terganggu.Krisi tersebut juga
menyebabkan stabilitas politik dalam negeripun terganggu, akibatnya
investor-investor asing cenderung menarik modalnya dan menunda
investasinya ke Indonesia.
Tambunan (2006: 2) menyatakan bahwa daya saing Indonesia kurang
kompetitif
dalam
menarik
Penanaman
Modal
Asing
(PMA)
jika
dibandingkan dengan perkembangan PMA di negara-negara lain. Indonesia
adalah satu-satunya negara yang mengalami neto arus PMA negatif sejak
guncangan krisis moneter 1997/1998.
commit to Namun
user setelah pasca krisis, nilai arus
perpustakaan.uns.ac.id
7
digilib.uns.ac.id
masuk FDI ke Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Hal ini
berkaitan dengan kondisi ekonomi, politik, dan perbaikan regulasi yang
semakin baik sehingga dapat meningkatkan kembali kepercayaan investor
untuk menanamkan modalnya.
Perbaikan fundamental makroekonomi yang didukung dengan stabilitas
politik dan perbaikan hukum telah mendorong minat investor asing untuk
kembali menanamkan modalnya di Indonesia. Hal ini tercermin pada nilai
realisasi FDI ke Indonesia yang mengalami peningkatan pada periode 2005
hingga 2013 dengan laju pertumbuhan rata-rata 29,48%. Nilai realisasi FDI
meningkat tajam dari 10341.40 juta USD meningkat hingga 28617.54 juta
USD. Meskipun pada tahun 2006 dan 2009 dan mengalami penurunan
pertumbuhan tetapi masih terhitung stabil. Hantaman krisis keuangan global
yang terjadi di Amerika dan Eropa pada tahun 2008 lalu berimbas pada
penurunan FDI di Indonesia pada tahun 2009. Ditengah resesi yang dihadapi
Amerika Serikat dan Eropa, perkonomian Indonesia justru mampu tumbuh
positif sebesar 4.58 % (BPS, 2010). Hal ini direspon positif dengan
meningkatnya kepercayaan investor asing untuk menanamkan modalnya
yang tercermin pada nilai realisasi FDI periode 2010 – 2013. Semakin
masifnya modal asing yang masuk ke Indonesia juga menunjukkan semakin
meningkatnya kepercayaan internasional terhadap fundamental ekonomi
yang diperkuat dengan peningkatan rating Indonesia menjadi investment
grade (Indawan, et.al, 2013).
Aliran modal asing sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi faktor
internal suatu negara seperti: stabilitas ekonomi, stabilitas politik dan law
commit to user
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
enforcement (penegakan hukum). Stabilitas faktor-fakot tersebut akan
mendorong iklim bisnis yang kondusif sehingga dapat mendorong investasi.
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap FDI adalah stabilitas
kondisi makroekonomi. Hal ini telah dibuktikan dalam penelitian yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara indikator makroekonomi
dengan FDI di beberapa Negara.
Produk Domestik Bruto dan inflasi merupakan indikator yang sering
digunakan untuk menilai kinerja perekonomian suatu negara sehingga kedua
faktor tersebut dapat berpengaruh terhadap iklim bisnis di suatu negara.
Namun dalam beberapa hasil penelitian, ke dua faktor tersebut memiliki
hubungan yang berbeda-beda terhadap FDI. Penelitian Shahzad dan Al-Swidi
(2013) mengkonfirmasi bahwa tingkat pertumbuhan PDB memiliki efek
positif dan signifikan terhadap aliran FDI di Pakistan, sedangkan tingkat
inflasi tidak signifikan berpengaruh. Hal yang sama juga ditunjukkan dalam
penelitian Eliza dan Ismail (2013) bahwa PDB berpengaruh positif terhadap
FDI di Indonesia sedangkan inflasi tidak berpengaruh. Namun, hasil
penelitian Saleem, et al. (2013) menyatakan bahwa variabel pertumbuhan
ekonomi dan variabel inflasi berpengaruh positif terhadap FDI di Pakistan.
Hasil penelitian Obidike dan Uma (2013) juga menungkapkan bahwa inflasi
berpengaruh positif terhadap FDI di Nigeria sedangkan GDP berpengaruh
negatif.
Sementara,
dalam
penelitian
Oladipo
(2013)
penelitiannya
menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak signifikan berpengaruh
terhadap FDI di Nigeria, sedangkan inflasi berpengaruh negatif dan
signifikan. Hal yang sama ditunjukkan dalam penelitian Azam (2011) yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
9
digilib.uns.ac.id
mengungkapkan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
arus masuk FDI di Azerbaijan dan Kazakhstan.
Pertumbuhan dunia usaha sangat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga
yang berlaku dalam perekonomian. Permintaan barang-barang modal
dipengaruhi oleh tingkat bunga yang mengukur biaya dari dana yang
digunakan untuk membiayai investasi. Bodie, Kane & Marcus (2006: 180)
menyebutkan bahwa suku bunga merupakan salah satu faktor determinan
dalam keputusan investasi. Perubahan dalam tingkat suku bunga akan
direspon oleh investor.
Dalam transaksi internasional salah satu faktor yang berpengaruh
adalah nilai tukar. Perubahan yang terjadi pada nilai tukar juga akan
berpengaruh terhadap FDI di suatu negara. Hasil penelitian Ullah, et al.
(2012) menunjukkan bahwa nilai tukar berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap FDI di Pakistan. Arus masuk FDI semakin meningkat dengan
adanya depresiasi Rupee. Terdepresiasinya nilai Rupee digunakan sebagai
insentif oleh investor asing untuk berinvestasi di Pakistan. Namun penelitian
yang dilakukan Parajuli dan Kennedy (2010) menunjukkan hasil yang
berbeda. Penelitiannya menyatakan bahwa nilai tukar (kurs) berpengaruh
negatif tetapi tidak signifikan terhadap arus masuk FDI ke Mexico. Hasil
yang sama ditunjukkan dalam penelitian Eliza (2013) bahwa kurs tidak
berpengaruh terhadap FDI di Indonesia, baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut
tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap foreign direct investment
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
10
digilib.uns.ac.id
(FDI) di Indonesia. Penelitian ini menfokuskan pada pengaruh variabel
makroekonomi yang diwakili oleh beberapa variabel yaitu PDB, inflasi, suku
bunga (SBI) dan nilai tukar (kurs) terhadap foreign direct investment di
Indonesia periode 1985 -2013. Judul dari skripsi ini adalah “Analisis
Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Foreign Direct Investment
di Indonesia Periode 1985 -2013”
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh produk domestik bruto riil terhadap foreign direct
investment di Indonesia?
2. Bagaimanapengaruh inflasi terhadap foreign direct investment di
Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh suku bunga (SBI) terhadap foreign direct investment
di Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh nilai tukar (kurs) terhadap foreign direct investment
di Indonesia?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengidentifikasi pengaruh produk domestik bruto terhadap realisasi
foreign direct investment di Indonesia.
2. Untuk mengidentifikasi pengaruh inflasi terhadap realisasi foreign direct
investment di Indonesia.
3. Untuk mengidentifikasi pengaruh suku bunga terhadap realisasi foreign
direct investment di Indonesia.
4. Untuk mengidentifikasi pengaruh nilai tukar (kurs) terhadap realisasi
foreign direct investment di Indonesia.
commit to user
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi pemerintah sebagai pembuat kebijakan, hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai masukan dan pertimbangan dalam merumuskan
kebijakan yang tepat untuk mendorong FDI.
2. Bagi Bank Indonesia yang berperan sebagai otoritas moneter, hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan pertimbangan dalam
merumuskan kebijakan moneter guna mendorong FDI.
3. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat dijadikan perbandingan ataupun
acuan untuk penelitian selanjutnya yang terkait dengan FDI.
4. Penelitian ini dapat menambah pengalaman bagi penulis dalam
menerapkan teori-teori yang pernah diajarkan dan diperoleh semasa
kuliah.
commit to user
Download