BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KOMUNIKASI MASSA 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Banyak definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi yang masing-masing merumuskan definisinya dengan menggunakan istilah berbeda untuk menunjuk pada ciri komunikasi massa yang sama. Tetapi keragaman istilah tersebut sesungguhnya semakin memperjelas pengertian serta luas lingkup komunikasi massa, karena masing-masing definisi saling melengkapi satu sama lain.1 Dedy Mulyana dalam bukunya ilmu komunikasi, suatu pengantar mengungkapkan beberapa fungsi komunikasi menurut para ahli : Thomas M. Scheidle mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak social dengan orang disekitar kita, dan mempengaruhi orang lain untuk merasa, berfikir atau berprilaku seperti yang diinginkan. Namun tujuan dasar kita berkomunikasi adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita.2 Judy C Pearson dan Paul E Nelson mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi : keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi. Kedua untuk 1 2 Siti Karlinah, M.Si, dkk. Komunikasi Massa, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. 2004, Hal.1.7 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi – Suatu Pengantar, 2007. Hal.4 10 kelangsungan hidup bermasyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan social dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.3 Menurut Hovland, Janis & Kalley, komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membantuk perilaku orangn-orang lainnya (khalayak). 2.1.2 Proses Komunikasi Massa Komunikasi merupakan suatu proses. Oleh karena itu berlangsungnya komunikasi memerlukan beberapa komponen, unsur atau elemen-elemen komunikasi. Komponen/unsur/elemen adalah bagian-bagian yang terpenting dan mutlak harus ada pada suatu kesatuan atau keseluruhan. Komponen-komponen tersebut antara lain Komuniktor-Pesan-media-Komunikan sreta efek dan umpan balik.4 2.1.3 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki karakteristik, yaitu :5 1. Komunikator Terlembagakan Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik 3 Ibid. Hal.5 Siti Karlinah, dkk. Komunikasi Massa, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. 2004, Hal.2.7 5 Elvinaro Ardianto, dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, 2009, Hal. 7-9 4 media cetak maupun elektronik. Dengan mengingat kembali pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. 2. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk sema orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh kerenanya, pesan komunikasi massa bersifat umu. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. 3. Komunikannya Anonim dan Heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi antarpersonal, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya, seperti: nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan perilakunya. 4. Media massa menimbulkan keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahakan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. 5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi menunjukan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu. 6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Selain ada cirri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga cirri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Karena komunikasinyamelalui media massa, maka komunikatrnya dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikayor aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersonal. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah. 7. Stimulasi Alat Indra Terbatas Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahnnya adalah stimulasi alat indra yang terbatas. Pada komunikasi antarpersonal yang bersifat tatap muaka, maka seluruh alat indra pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan makin merasa. Dalam komunikasi masa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembacanya hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. 8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect) Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam proses komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. 2.1.4 Fungsi Komunikasi Massa Menurut Dominick (2001) dalam buku Drs. Elvinaro Ardianto “Komunikasi Massa Suatu Pengantar” mengemukakan fungsi komunikasi massa, terdiri dari:6 1. Surveillance (Pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: (a) warning or beware surveillance (pengawasan peringatan); (b) instrumental surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentangn ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman. Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. 6 Ibid. Hal. 14-17 2. Interpretation (penafsiran) Fungsi penafsiran hamper mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. 3. Linkage (Pertalian) Madia massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Transmission of Values (penyebaran nilai-nilai) Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengdopsin perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. Dengan kata lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untk menirunya. 5. Entertanment (Hiburan) Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataan hamper semua media menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan. Hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan. Begitupun radio siaran, siarannya banyak memuat acara hiburan. Memang ada beberapa stasiun televisi dan radio siaran yang lebih mengutamakan tayangan berita. Demikian pula halnya dengan majalah. Tetapi, ada beberapa majalah yang lebih mengutamakan berita seperti Time dan News Week, Tempo dan Gatra. 2.1.5 Media Komunikasi Massa Dalam komunikasi massa media dibutuhkan sebagai alat perantara antara komunikan dan komunikator, diharapkan dapat meberikan feedback yang positif bagi pemirsanya, penontonynya dan juga pembacanya. Media komunikasi terdiri dari media cetak dan media elektronik. Media komunikasi massa dalam format cetak dapat berbentuk surat kabar, majalah, tabloid, dan lain-lain. Sedangkan media komunikasi massa dalam bentuk elektronik terdiri dari radio dan televisi. 2.2 Media Massa 2.2.1 Definisi Media Massa Media massa memiliki arti yang bermacam-macam bagi masyarakat dan memiliki banyak fungsi, tergantung pada jenis sistem politik dan ekonomi dimana media itu berfungsi, tingkat penghembangan masyarakat, minat dan kebutuhan individu tertentu. Media massa memiliki beberapa peranan7, diantaranya : 1. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu peranannya sebagai media pendidikan. Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi masyarakat yang maju. 2. Media massa manjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang terbuka, jujur dan benar didsampaikan media massa kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya akan informasi, masyarakat yang terbuka dengan informasi, dan masyarakat akan menjadi informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan iformasi dengan jujur kepada media massa. 3. Media massa sebagai hiburan, sebagai agent of change (institusi pelopor perubahan), madia massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan. Secara psesifik peran media massa saat ini lebih menyentuh persoalanpersoalan yang terjadi di masyarakat secara aktual 8, seperti : 7 8 Burhan Bungin. Sosiolog Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008, Hal 85. Ibid, hal. 86 1. Harus lebih spesifik dan proporsional dalam melihat sebuah persoalan, sehingga mampu menjadi media edukasi dan media informasi sebagaimana diharapkan oleh masyarakat. 2. Dalam memotret realitas, masdia massa harus fokus pada realitas masyarakat bukan pada kekuasaan yang ada di masyarakat itu, sehingga informasi tidak menjadi propaganda kekuasaan. 3. Sebagai lembaga pendidikan, media massa harus dapat memilah kepentingan pencarahan dengan kepentingan media massa sebagai lembaga produksi. 4. Media massa juga harus menjadi early warning system. Hal ini terkait dengan peran media massa sebagai media informasi, dimana lingkungan saat ini menjadi sumber ancaman. 2.2.2 Karakteristik Media Massa Khalayak akan tertarik membaca surat kabar/majalah, menonton suatu program acara tv atau mendengarkan siaran radio, apabila isi pesan yang disampaikan media tersebut mengandung unsur-unsur sebagai berikut:9 1. Novely (Sesuatu yang baru) Sesuatu yang ”baru” merupakan unsur yang terpenting bagi suatu pesan media. Khalayak akan tertarik untuk menonton suatu program acara tv, mendengarkan siaran radio atau membaca surat kabar/majalah 9 Sasa djuarsa. Pengantar Komunikasi. UT, 2005. hal. 7.15-7.17 apabila isi pesannya dipandang mengungkapkan sesuatu hal yang baru atau belum diketahui khalayak. 2. Jarak ( Dekat atau jauh) Jarak terjadinya suatu peristiwa dengan tempat dipublikasinya peristiwa itu, mempunyai arti penting. Khalayak akan tertarik untuk mengetahui hal-hal yang berhububgan langsung dengan kehidupan dan lingkungannya. Peristiwa perkelahian pelajar di Jakarta akan lebih menarik perhatian khalayak di Jakarta dibanding khalayak di Ambon. Oleh karena itu, media massa di Jakarta mungkin akan memuat peristiwa tersebut (Ambon belum tentu akan memuat peristiwa tersebut). 3. Popularitas Peliputan tentang tokoh, organisasi/kelom[pok, tempat dan waktu yang penting dan terkenal akan menarik perhatian khalayak. Suatu perampokan akan menjadi berita besar atau menarik perhatian khalayak bila terjadi di rumah seorang menteri. Khalayak akan mencari berita tentang perkembangan hubungan perkawinan Pangeran Charles dan utri Diana dari kerajaan Inggris yang dilakukan mengalami keretakan. Demikian pula, kegiatan suatau organisasi yang populer seperti kelompok pencinta lingkungan hidup Green-Peace akan menjadi berita yang menarik bagi khalayak. 4. Pertentangan (Conflict) Hal-hal yang mengungkap pertentangan, baik dalam bentuk kekerasan ataupun menyangkut perbedaan dan nilai, biasanya disukai oleh khalayak yakni untuk mnegntahui siapa yang akan keluar sebagai pemenang. Deminikan pula halnya dengan peristiwa perang, pemilihan umum atau pemilihan Presiden juga sangan menarik untuk diikuti khalayak. 5. Komedi (Humor) Manusia pada dasarnya tertarik dengan hal-hal yang lucu dan menyenangkan. Oleh karena itu, bentuk-bentuk penyampaian pesan yang bersifat humor (komedi) lazimnya disenangi khalayak. Tidak mengherankan, bila acara lawak sering ditunggu para penonton televisi. Demikian pula, filmfilm komedi banyak digemari khalayak. Unsur-unsur komedi ini anatra lain mencakup ketidakwajaran ketololan, keadaan memalukan (embarrassment), dan sebagainya. 6. Seks dan Keindahan Salah satu sifat manusia adalah menyenangi unsur seks dan keindahan atau kecantikan, sehingga kedua unsur tersebut bersifat universal. Karena unsur seks dan keindahan, kecantikan bersifat universal dan menarik perhatian khalayak, maka media massa sering kali menonjolkan kedua unsur ini. 7. Emosi Hal-hal yang berkaitan dan menyentuh kebutuhan dasar (basic needs) manusia, sering kali bisa menimbulkan emosi dan simpati khalayak. Menurut Abrahan A. Maslow kebutuhan dasar manusia mencakup kebutuhan fisik (pangan, sandang, papan), rasa aman, sosial, harga diri dan aktualisasi diri. Peristiwa-peristiwa yang menyentuh kebutuhan dasar tersebut akan menimbulkan emosi sekaligus simpati khalayak. 8. Nostalgia Pengertian nostalgia disini adalah menunjuk pada hal-hal yang mengungkapkan pengalaman di masa lalu. Misalnya, orang yang lahir pada tahun 1940-an akan menyukai lagu-lagu top pada tahun 1960-an. Acara ”Berpacu dalam Melodi” yang menyajikan lagu-lagu lama, banyak diikuti dan diminati oleh kalangan orang tua. 9. Human Interest Setiap orang pada dasarnya ingin mengetahui segala peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupan orang lain. Gambaran tentang kehidupan orang ini (cerita-cerita human interest) dapat dikemas dalam bentuk berita, feature, biografi dan berbagai bentuk acara deskriptif lainnya. Oleh karena itu, untuk menarik perhatian khalayak diperlukan keahlian wartawan dalam menggambarkan atau menuluskan unsur human interest ini. 2.3 Televisi sebagai Media Massa 2.3.1 Pengertian Televisi Siaran televisi adalah pemancar sinyal listrik yang membawa muatan gambaran proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan system lensa dan suara. Pancaran sinyal ini diterima oleh antena kemudian diubah kembali menjadi gambar dan suara. Untuk menyelenggarakan siaran televisi maka diperlukan tiga komponen yang disebut trilogy televisi, yaitu studio dengan berbagai sarana menunjangnya, pemancar atau transmisi, dan pesawat penerima yaitu televisi.10 Maka dari itu, media televisi merupakan industri yang padat modal, dan juga padat akan sumber daya manusia. 2.3.2 Karakteristik Media Televisi Televisi memiliki karakteristik sebagai berikut :11 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat dilihat sekaligus dapat didengar. Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. 2. Berfikir Dalam Gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang 10 11 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, 2005. hal. 2-3 Elvinaro Ardianto. Op. Cit. Hal. 137 mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Tahap kedua dari proses berfikir dalam gambar adalah penggambaran, yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasna mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian Lebih Kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang termpil dan terlatih. 2.3.3 Sifat Televisi Televisi memiliki sifat-sifat sebagai berikut:12 Dapat didengar dan dilihat bila ada siaran Dapat dilihat dan didengar kembali, bila diputar kembali Daya rangsang sangat tinggi Elektris Sangat mahal Daya jangkau besar 2.3.4 Isi siaran Televisi 12 Morissan, Media Penyiaran, “Strategi Mengelola Radio dan Televisi”, 2007. hal. 11 Siaran televisi sesuai dengan sifatnya yang dapat diikuti secara audio dan visual (suara dan gambar) secara bersamaan oleh seluruh lapisan masyarakat maka, suatu siaran televisi tidak dapat memuaskan seluruh lapisan masyarakat. Siaran televisi dapat membuat kagum dan memukau penontonya, tetapi sebaliknya, siaran televisi dapat membuat jengkel dan rasa tidak puas penonton. Suatu program acara mungkin disukai oleh masyarakat terdidik, namun program acara itu akan ditinggalkan kelompok masyarakat lainnya. 2.4 Program Televisi 2.4.1 Pengertian Program Televisi Kata “Program” berasal dari bahasa iggris “programme” (merupakan penulisan gaya bahasa inggris) atau “program” (merupakan penulisan gaya amerika) yang berarti “Acara” atau “Recana”.13 Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bias dijadikan program untuk ditayangkan ditelevisi selama program itu menarik dan disukai audience, dan selama tidak bertentangan dengan kesusialaan, hokum dan peraturan yang berlaku. Pengelolaan stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kretivitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik.14 13 14 Ibid. hal. 202 Ibid. hal. 210 2.4.2 Jenis-Jenis Program Televisi Berbagai jenis program itu dapat dikelompokan manjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu :15 1. Program Informasi (berita). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu : Berita Keras (hard news), yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan. Berita Lunak (soft news), yang merupakan kombinasi dari fakta, gosi dan opini. 2. Program HIburan (entertainment). Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelomok besar, yaitu : Musik, Drama permainan (game show), Pertunjukan 2.5 Berita televisi 2.5.1 Pengertian Berita Televisi Banyak definia dari pakar dalam maupun luar negeri mengenai pengertian berita salah satunta Mitchell V. Charney dalam bukunya Reporting, berpendapat berita adalah ”laporan hangat tentang fakta atau pendapat yang menarik dan penting atau kedua-duanya bagi sejumlah besar pembaca”. 15 Ibid. hal. 210 Sedangkan pakar Jurnalistik Massa Kini berpendapat breita adalah ”laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yangn dipilih oleh staff redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik pembaca, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest, seperti humor, emosi dan ketegangan”.16 2.5.2 Nilai Berita Berita memiliki nilai, yaitu:17 1. Timeless, artinya kesegeraan waktu. Peristiwa yang baru-baru terjadi atau aktual. 2. Impact, artinya suatu kejadian yang dapat memberikan dampak terhadap orang banyak. 3. Prominence, artinya suatu kejadian yang mengandung nilai keagungan bagi seseorang maupun lembaga. 4. Proximity, artinya suatu peristiwa yang kedekatannya dengan seseorang, baik secara geografis maupun emosional. 5. Conflic, artinya suatu peristiwa atau kejadian yang mangandung pertentangan anatara seseorang, masyarakat, atau lembaga. 6. The Unusual, artinya suatu kejadian atau peristiwa yang tidak biasanya terjadi dan merupakan pengecualian dari pengalaman sehari-hari. 16 17 Shahab A. A, Cara Mudah Menjadi Jurnalis, 2008. hal. 1-2 Baksin Askurifai, Jurnalistik Televisi “Teori dan Praktek”, 2006. hal.50-51 7. The Currency, artinya hal-hal yang sedang menjadi bahan pembicaraan orang banyak. 2.6 Program Talk Show 2.6.1 Pengertian Dasar Program Talk Show atau perbincangan adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topic tertentu yang dipandu oleh seornag pembawa acara (host). Mereka yang diundang adalah orang-orang yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam maslah yang tengah dibahas.18 2.7 Analisis Framing Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebihh menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai perpektifnya. Dengan kata lain framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menseleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa kemana berita tersebut. 18 Ibid, hal. 215 Framing, seperti yang dikatakan Willian A. Gamson menyebut cara pandang itu sebagai kemasan (package) yang mengandung konstruksi makna atas peristiwa yang akan diberitakan. Menurut mereka frame adalah cara bercerita atau gugusan ide-ide yang teroganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah kemasan (package). Kemasan itu semacam skema atau strukstur pemahaman yang digunakan individu yang mengkonstruksi makna pesan-pesan yang ia terima.19 2.8 Konstruksi Sosial Media Massa Peter L. Berger dan Luckmann dalam buku Burhan Bungin “Konstruksi Sosial Media Massa” menjelaskan konstruksisosial atas realitas melalui “The Social Constuction of Reality, A Treatise in the Sociologicalnof Knowledge” (1966). Teori dan pendekatan konstruksi social atas realitas terjadi secara simultan melalui tiga proses social,yaitu eksternalisasi, obyektivitas dan internalisasi.20 Pertama, eksternalisasi yaitu usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia kedalam dunia, baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Kedua, objektivasi yaitu hasil yang telah dicapai, baik mental maupun fisik dari kegaiata eksternalisasi manusia tersebut. Hasil itu menghasilkan realitas objektif yang bisa jadi akan menghadapi si penghasil itu sendiri sebagai suatu faktisitas yang berada diluar dan berlainan dari manusia yang menghasilkannya. Ketiga, internalisasi, proses internalisasi lebih merupakan 19 20 Eriyanto, Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, 2002 , hal. 67 Burhan Bungin; Konstruksi Sosial Media Massa, 2008, hal.193 penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran sedemikian rupa sehingga subjektif individu di pengaruhi oleh struktur dunia sosial. Berbagai macam unsur dari dunia yang telah terobjektifitaskan tersebut akan ditangkap sebagai gejala realitas diluar kesadarannya, sekaligus sebagai gejala internal bagi kesadaran. Tiga proses ini terjadi di antara individu lainnya dalam masyarakat. 21 Menurut Peter L Berger, realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan. Tetapi sebaliknya, ia dibentuk dan dikonstruksi. Dengan pemahaman semacam ini, realitas berwajah ganda/plural. Setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas. Setiap orang pengalaman, preferensi, pendidikan tertentu dan lingkungan pergaulan atau sosial tertentu akan menafsirkan realitas sosial itu dengan konstrusinya masingmasing.22 Bagaimana kita menerapkan gagasan Berger mengenai konstruksi realitas ini dalam konteks berita? Sebuah teks berupa berita tidak bisa kita samakan seperti sebuah kopi dari realitas, ia haruslah dipandang sebagai konstruksi atas realitas. Karenanya sangat potensial terjadi peristiwa yang sama dikonstruksi secara berbeda. Wartawan bisa jadi mempunyai pandangan dan konsepsi yang berbeda ketika melihat suatu peristiwa, dan itu dapat dilihat ari bagaimana mereka mengkonstrusikan peristiwa itu, yang diwujudkan dalam teks berita. Berita dalam pandangan konstrusi sosial bukan merupakan peristiwa atau fakta dalam arti yang 21 22 Eriyanto, Op.Cit, hal. 14-15 Ibid, hal. 16 riil. Disini realitas bukan dioper begitu saja sebagai berita. Ia adalah produk interaksi antara wartawan dengan fakta.23 Tahap Konstruksi sosial media massa:24 1) Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa adalah tugas redaksi media massa, tugas itu didistribusikan pada desk editor yang ada disetiap media massa. Ada tiga hal penting dalam penyiapan materi konstruksi sosial, yaitu: 1. Keberpihakan media massa kepada kapitalisme. Sebagaimana diketahui, saat ini hamper tidak ada lagi media massa yang tidak dimiliki oleh kapitalis. Dalam arti media massa digunakan oleh kekuatankekuatan capital untuk menjadikan media massa sebagai mesin pencipta uang dan pelipatgandaan modal. Dengan demikian, media massa tidak ada bedanya dengan supermarket, pabrik kertas, pabrik uranium, dan senagainya. 2. Keberpihakan semua kepada masyarakat. Bentuk dari keberpihakan ini adalah dalam bentuk empati, simpati dan berbagai partisipasi kepada masyarakat, namun ujung-ujungnya adalah juga untuk “menjual berita” dan menaikan rating untu kepentingan kapitalis. 3. Keberpihakan kepada kepentingan umum. 23 24 Ibid, hal.17 Burhan Bungin; Op.Cit hal. 195 Bentuk keberpihakan kepada kepentingan umum dalam arti sesungguhnya sebenarnya adalah visi setiap media massa, namun akhir-akhir ini visi tersebut tak pernah menunjukan jati dirinya, namun slogan-slogan tentang visi ini tetap terdengar. 2) Tahap Sebaran Konstruksi Sebaran konstruksi media massa dilakukan melaui strategi media massa. Konsep konkret strategi sebaran media massa masing-amsing media berbeda, namun prinsip utamanya adalah real time. Media elektronik memiliki konsep real time yang berbeda dengan media cetak. 3) Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas Tahap Pembentukan Konstruksi realitas, sebagai berikut: 1. Tahap Pembentukan Konstruksi realitas: Konstruksi realitas pembenaran Kesediaan dikonstruksi oleh media massa Sebagai pilihan konsumtif 2. Pembentukan Konstruksi Citra Pembentukan konstruksi citra adalah bangunan yang diinginkan oleh tahap konstruksi. Dimana bangunan konstruksi citra yasng dibangun oleh media massa ini terbentuk dalam dua model, yaitu: Model good news Model bad news 4) Tahap Konfirmasi Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca dan pemirsa memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam tahap pembentukan onstruksi. Bagi media, tahapan ini pelu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap alas an-alasannya konstruksi social. Sedangkankan bagi pemirsa dan pembaca, tahapan ini juga bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses konstruksi social.