PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN INSOURCING DAN OUTSOURCING Oleh : Siti Nurkomariyah (NRP. P056133652.52E) http://blogstudent.mb.ipb.ac.id/members/siti52e Kelas E.52 Jakarta Dosen : Ir. Arif Imam Suroso, M. Sc PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANAINSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015 1 KATA PENGANTAR Assalamualaikum.wr.wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Pengembangan Sistem Informasi dengan Menggunakan Sistem Insourcing dan Outsourcing“ dengan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.Makalah disusun berdasarkan data dan informasi dari berbagai sumber baik buku dan internet. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Ir. Arif Imama Suroso, M. Sc selaku dosen pengajar dan semua pihak yang membantu kami dalam penyusunan makalah ini.Kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun informasi yang disampaikan.Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran dari para pembaca sebagai perbaikan bagi kami. Akhir kata, besar harapan kami maklah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca serta kemanjuan industri kakao nasional. Wassalamualaikum.wr.wb. Jakarta, Januari 2015 Penyusun 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................................................2 DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3 1. PENDAHULUAN..................................................................................................................................4 1.1. LATAR BELAKANG..................................................................................................................................................4 1.2 PERUMUSAN MASALAH................................................................................................................................................4 1.3 PEMBATASAN MASALAH.............................................................................................................................................5 1.4 TUJUAN PENULISAN......................................................................................................................................................6 2. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................................7 3. PEMBAHASAN...................................................................................................................................14 3.1 PERTIMBANGAN PERUSAHAAN MELAKUKAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI OUTSOURCING........................................................................................................................................................................14 3.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN METODE INSOURCHING........................................................................................................................................................................15 3.3 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN METODE OUTSOURCHING....................................................................................................................................................................17 3.4 STUDI LITERATURPENERAPAN INSOURCING DAN OUTSOURCHING APPLE INC.............................19 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................21 3 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sistem informasi merupakan salah satu hal yang penting dalam bisnis. Kompleksitas bisnis yang terus meningkat diiringi perkembangan teknologi mendorong para pelaku bisnis untuk terus mengembangan sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan.Perusahaan dapat meningkatkan kemampuannya dengan mengembangkan sistem informasi sesuai dengan kemajuan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.Dalam persaingan yang semakin ketat, informasi menjadi salah satu sumberdaya yang harus dikelola secara baik sehingga dapat menciptakan nilai tambah bagi organisasi.Sistem informasi merupakan seperangkat alat, data, dan prosedur yang bekerja secara bersama-sama untuk memberikan hasil berupa informasi yang berguna.Informasi yang berguna adalah informasi yang akurat, tepat waktu, relevan dan valid sehingga dalam pengambilan yang didukung oleh informasi tersebut didapatkan keputusan yang tepat yang dapat mencapai sasaran yang telah direncanakan. Terdapat tiga alasan mendasar penerapan sistem informasi dalam sebuah perusahaan yaitu mendukung proses dan operasi bisnis, mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya, mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif. Pentingnya sistem informasi dalam sebuah perusahaan mendorong setiap perusahan untuk memiliki sistem informasi yang baik agar dapat mendukung bisnis dari perusahaan tersebut, tetapi tidak semua perusahaan melakukan pengembangan sistem informasinya sendiri, karena berbagai alasan.Pada dasarnya pengembangan sistem informasi sebuah perusahaan dapat melakukannya melalui tiga metode yaitu insourcing, outsourcing dan co-sourcing.Ketiga metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.Alasan pemilihan metode pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan yang juga harus memperhatikan kebutuhan dan kondisi perusahaannnya. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah pertimbangan perusahaan melakukan pengembangan sistem informasi insourcing? 4 2. Apakah pertimbangan perusahaan melakukan pengembangan sistem informasi outsourcing? 3. Apakah pertimbangan perusahaan melakukan pengembangan sistem informasi co sourcing? 4. Apakah tahapan – tahapan dalam pengembangan sistem informasi melalui metode insourcing pada suatu perusahaan? 5. Apakah tahapan – tahapan dalam pengembangan sistem informasi melalui metode outsourcing pada suatu perusahaan? 6. Apakah tahapan – tahapan dalam pengembangan sistem informasi melalui metode co-sourcing pada suatu perusahaan? 7. Apakah keuntungan dan kerugian penggunaan metode insourcing pengembangan sistem di suatu perusahaan? 8. Apakah keuntungan dan kerugian penggunaan metode outsourcing pengembangan sistem di suatu perusahaan? 9. Apakah keuntungan dan kerugian penggunaan metode co-sourcing pengembangan sistem di suatu perusahaan? 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka batasan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah pertimbangan perusahaan melakukan pengembangan sistem informasi insourcing? 2. Apakah pertimbangan perusahaan melakukan pengembangan sistem informasi outsourcing? 3. Apakah tahapan – tahapan dalam pengembangan sistem informasi melalui metode insourcing pada suatu perusahaan? 4. Apakah tahapan – tahapan dalam pengembangan sistem informasi melalui metode outsourcing pada suatu perusahaan? 5. Apakah keuntungan dan kerugian penggunaan metode insourcing dalam pengembangan sistem di suatu perusahaan? 6. Apakah keuntungan dan kerugian penggunaan metode outsourcing dalam pengembangan sistem di suatu perusahaan? 5 1.4 Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pertimbangan perusahaan untuk mengembangkan sistem informasi dengan metode insourcing dan outsourcing? 2. Untuk mengetahui tahapan – tahapan dalam pengembangan sistem informasi melalui metode insourcing dan outsorcing pada suatu perusahaan? 3. Untuk mengetahui keuntungan serta kerugian pengembangan sistem melalui metode insourcing dan outsourcing pada suatu perusahaan? 6 2. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen. Pengembangan Sistem Informasi adalah menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.Hal-hal yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan dalam pengembangan sistem informasi adalah waktu, biaya, sumber daya manusia yang tersedia. Pengembangan sistem informasi dilakukan oleh suatu perusahaan untuk memudahkan dalam pencapaian tujuan perusahaan di tengah persaingan yang semakin ketat. Sistem informasi manajemen menitikberatkan pada informasi untuk suatu keputusan terstruktur atau informasi yang dapat diantisipasi. Hal tersebut mungkin tampak sederhana, tetapi sebenarnya menyediakan informasi untuk membantu manajer-manajer membuat keputusan-keputusan adalah tugas yang sangat sulit dan kompleks. Sistem informasi manajemen memainkan peranan penting dalam penyusunan rencana strategis, pembuatan keputusan, dan pengontrolan kegiatan-kegiatan untuk dapat mengukur tingkat keberhasilannya. Pengembangan sistem informasi oleh suatu perusahaan dapat dilakukan melalui 3 (tiga) metode yaitu insourcing, out sourcing dan co-sourcing. Adapun penjelasan ketiga metode tersebut adalah sebagai berikut : 1. Insourcing Pengembangan informasi dengan metode Insourcing adalah mengoptimalkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi IT di internal perusahaan tersebut.Insourching adalah sumber daya – sumber daya yang terdapat didalam suatu organisasi atau suatu perusahaan, dimana terdapat sumber daya manusia, sumber daya teknologi, sumber daya sistem informasi, sumber daya hardware, sumber daya software, sumber daya jaringan, sumber daya data, sumber daya ekonomi, yang diubah melalui berbagai proses bisnis (pemrosesan) menjadi barang atau jasa, sistem informasi mengenai operasi sistem pada pihak manajemen untuk pengarahan dan pemeliharaan sistem dalam hal ini pengendalian ketika sistem bertukar input dan output dengan lingkungannya. 7 Insourcing merupakan IT specialist di dalam suatu organisasi untuk mengkaji kemungkinan kearah mana sistem akan dikembangkan, mencakup juga pemilihan IT specialist dalam organisasi untuk mengembangkan sistem. Pada masa sekarang masih banyak perusahaan yang mengadakan sistem informasi dengan cara melakukan pengembangan sendiri atau yang dikenal dengan istilah insourcingInsourcing juga merupakan keputusan bisnis yang sering dilakukan untuk mempertahankan kontrol atas produksi atau kompetensi kritis. Selain inu oenerapan insourcing dalam suatu organisasi adalah suatu organisasi bukan menyerahkan aktivitas organisasi lain yang dianggap lebih memiliki kompetensi, namun justru mengambil dan menerima aktivitas dari organisasi lain dengan berbagai motivasi. 2. Outsourching Outsourcing dalam arti luas adalah pembelian sejumlah barang atau jasa yang semula dapat dipenuhi oleh internal perusahaan tetapi sekarang dengan memanfaatkan mitra perusahaan sebagai pihak ketiga (O’Brien dan Marakas, 2010).Dalam kaitannya dengan TI, outsorcing digunakan untuk menjangkau fungsi TI secara luas dengan mengontrak penyedia layangan eksternal.Outsourcing TI juga dapat diterjemahkan sebagai penyediaan tenaga ahli yang profesional di bidang TI untuk mendukung dan memberikan solusi guna meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini dikarenakan sering kali suatu perusahaan mengalami kesulitan untuk menyediakan tenaga TI yang berkompeten dalam mengatasi kendala-kendala TI maupun operasional kantor seharihari (www.midas-solusi.com). Jadi, outsourcing adalah pemberian sebagian pekerjaan yang tidak bersifat rutin (temporer) dan bukan inti perkerjaan di sebuah organisasi/perusahaan ke pihak lain atau pihak ketiga.Diagram proses pengembangan sistem informasi dengan caraout-sourcing dapat dilihat pada gambar 2.1. Melalui out-sourcing, perusahaan dapat membeli sistem informasi yang sudah tersedia, atau sudah dikembangkan oleh perusahaan outsource. Perusahaan juga dapat meminta perusahaan outsource untuk memodifikasi sistem yang sudah ada. Perusahaan juga dapat membeli software dan meminta perusahaan outsource untuk memodifikasi softwaretersebut sesuai keinginan perusahaan. Dan juga lewat out-sourcing perusahaan dapat meminta untuk mengembangkan sistem informasi yang benar-benar baru atau pengembangan dari dasar. 8 Berikut ini merupakan gambaran proses yang terjadi pada pendekatan out-sourcing. Aplikasi IT outsourcing di suatu perusahaan antara lain mencakup layanan sebagai berikut: a) Pemeliharaan aplikasi (Applications maintenance) b) Pengembangan dan implementasi aplikasi (Application development and implementation) c) Data centre operations d) End-user support e) Help desk f) Dukungan teknis (Technical support) g) Perancangan dan desain jaringan h) Network operations 9 i) Systems analysis and design j) Business analysis k) Systems and technical strategy Implikasi Outsourcing dalam bidang Sistem Informasi Perubahan yang terjadi dalam organisasi ketika memutuskan untuk melakukan outsourcing memunculkan beberapa implikasi, yang bisa dipandang positif maupun negatif. Implikasi outsourcing antara lain: a. Perubahan Konstelasi SDM Organisasi Outsourcing berarti ada peralihan pekerjaan oleh SDM yang berbeda dalam organisasi yang melibatkan pihak eksternal.Ketika perusahaan melakukan outsourcing sistem informasi (SI), perubahan konstelasi SDM organisasi dapat terjadi pada orang yang melakukan pengembangan SI dan orang yang tergantikan oleh adanya SI yang sudah dikembangkan. Sedikit berbeda dengan komputerisasi atau otomatisasi proses yang dapat berakibat pada efisiensi SDM besar-besaran, outsourcing SI lebih berimplikasi pada tuntutan SDM untuk belajar sistem yang baru dan mengoptimalkannya untuk mendukung pekerjaannya. Inilah yang menjadikan tuntutan akan personil outsource yang handal sangat terasa pada awal fase outsource SI di organisasi. Selain mengembangkan, vendor juga harus memastikan sistem dapat berjalan yang berarti memberdayakan setiap personil yang ada dalam atau terkait dengan organisasi, melalui training dan mentoring support. Sejalan dengan waktu, akan terjadi penggantian (turnover) SDM baik oleh pengguna maupun vendor yang disesuaikan dengan kebutuhan pada setiap fase, namun seringkali juga dilandasi oleh alasan penghematan biaya. Ini berimplikasi pada kualitas SDM yang semakin menurun yang bila kurang diawasi akan menurunkan kualitas proses dan hasil kerja sehingga merupakan resiko kualitas yang menjadi salah satu implikasi negatif yang dihadapi organisasi ketika melakukan outsourcing. Organisasi dapat mengatasi hal ini dengan memastikan kontrak kerja yang secara detail membahas kegiatan beserta targetnya pada setiap fase pekerjaan. Di dalamnya perlu mencantumkan spesifikasi SDM yang dilibatkan. Beberapa perusahaan di Indonesia mensyaratkan keterlibatan dalam proses seleksinya. Menyadari bahwa kepuasan personil yang melaksanakan tugas berpengaruh pada pencapaian kulitas pekerjaan yang optimal, beberapa perusahaan memasukkan karyawan outsource dalam 10 survei kepuasan karyawannya dan menjadikannya sebagai feedback terhadap perusahaan outsorce yang mempekerjakannya. Kredibilitas perusahaan outsource dalam mengelola dan mengembangkan SDM-nya pun dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam pemilihan vendor outsource. b. Perubahan Level Layanan dan Produk Organisasi Perusahaan memiliki kontrol penuh ketika pekerjaan dilakukan sendiri. Ketika melakukan outsourcing, sebagian proses dan kewenangan pengendalian dialihkan ke vendor outsource. Ini berarti ada resiko kualitas yang dihadapi oleh organisasi, yang terkait dengan produk dan jasa organisasi sendiri, maupun produk dan jasa vendor SI yang digunakan oleh organisasi. Penyampaian pekerjaan yang tidak sempurna sering kali sulit dideteksi karena user dapat menjadi tidak puas dan berhenti meminta bantuan helpdesk namun tidak melaporkannya.Untuk mengatasi hal ini, perusahaan dapat melalukan survei kepuasan pelanggan untuk mendapatkan feedback dari pelanggan internal maupun eksternal mengenai produk dan jasa SI.Dengan demikian perusahaan dapat mengambil tindakan untuk memperbaiki atau mengantisipasi keluhan pelanggannya. c. Perubahan Produktivitas dan Transformasi Organisasi Investasi pada SI sendiri merupakan suatu resiko yang diperhitungkan (calculated risk) yang dilakukan perusahaan dengan harapan ada perolehan (gain) yang lebih besar, atau menjadikan perusahaan menjadi lebih kompetitif.Outsourcing SI dapat menyulitkan organisasi dalam menentukan produktivitasnya. Alih teknologi yang tidak dilakukan sendiri seringkali tidak menggambarkan peningkatan prosuktivitas yang sesungguhnya ketika dilakukan dengan outsource. Perusahaan dapat kelihatan lebih produktif dengan menyewa orang lokal lebih sedikit dan mengalihkan pekerjaan ke negara lain yang biaya SDMnya lebih rendah namun menggunakan teknologi yang belum tentu lebih baik daripada di dalam perusahaan sendiri. Satu personil yang menggunakan mesin berteknologi tinggi bisa jadi menghabiskan biaya yang sama atau bahkan lebih besar dari beberapa personil bekerja dengan teknologi sederhana dengan upah rendah. Perusahaan dapat mengatasi hal ini dengan memusatkan produktivitas pada alat dan metode operasi yang memungkinkan pekerja mengerjakan lebih banyak pekerjaan (wikipedia). Dengan demikian perusahaan benar-benar bergerak maju, bukannya menjadikan dirinya kuno (obsolete) secara tersamar. Resiko lain yang dihadapi oleh organisasi adalah ketika memasukkan outsource 11 sebagai bagian dari proses transformasinya namun tidak berhasil mewujudkannya. Kegagalan dapat terjadi ketika vendor berlebihan dalam mengemukakan kemampuaannya dalam membantu perusahaan bertransformasi.Perusahaan dapat mengatasi hal ini dengan melakukan studi banding dan benchmarking secara detail.Dalam hal ini, proses pemilihan vendor yang bersih dan profesional menjadi sangat penting.Organisasi perlu memiliki kriteria yang dijalankan secara konsisten untuk mendapatkan persetujuan (deal) yang terbaik (best buy). d. Masalah Keamanan dan Kerahasiaan Sebelum outsourcing, organisasi bertanggung jawab sepenuhnya atas semua keputusan dan tindakan manajemen maupun perilaku karyawannya. Praktek beberapa perusahaan saat ini yang mengalihkan status karyawan yang semula karyawan perusahaan menjadi karyawan outsource mengandung arti karyawan tersebut tidak secara langsung bekerja dan bertanggung jawab kepada perusahaan. Perkaitan dengan SI yang mengelola data dan informasi penting bagi perusahaan, kondisi ini berpotensi resiko tersendiri.Salah satu isu yang paling sering muncul adalah isu keamanan. Tindakan Fraud adalah yang paling banyak dibahas karena dianggap paling banyak muncul ketika melibatkan outsource. Ketika sebuah bank melakukan outsource SI terkait kartu kreditnya, muncullah resiko penggandaan kartu kredit ilegal, atau pencurian kartu kredit ketika petugas call center meminta data rahasia pelanggan seperti password dengan alasan perbaikan sistem atau penambahan jasa lainnya. Penanganan masalah keamanan sering kali harus melibatkan pihak ketika, misalnya konsultan keamanan bahkan sampai pada instansi keamanan seperti kepolisian.Perusahaan dapat melakukan pendekatan sistemik dan edukatif.Pendekatan sistemik dilakukan dengan membuat ketentuan, batasan, dan rancangan sistem yang menghambat orang melakukan otorisasi terhadap suatu tindakan tanpa pengecekan terlebih dahulu.Sedangkan pendekatan edukatif dilakukan dengan memberikan informasi dan sosialisasi tindakan keamanan (security & safety precaution) yang dapat dilakukan pelanggan terhadap akunnya. Keamanan di dalam perusahaan sendiri dapat dilakukan dengan memberikan akun tersendiri untuk karyawan outsourcing sehingga tidak dapat mengakses informasi perusahaan secara penuh seperti layaknya karyawan internal perusahaan.Beberapa perusahaan membuat kebijakan otorisasi, batasan penggandaan dokumen dan file, serta ketentuan arsip atau penyimpanan. 12 e. Masalah ketenagakerjaan Di Indonesia isu yang paling menyeruak keluar ialah keamanan pekerjaan (work security) terkait status karyawan. Karyawan outsource berstatus kontrak yang menjadikan posisinya labil dan tidak aman. Karyawan kontrak hampir tidak memiliki kesempatan pengembangan dan karir. Pukulan yang berat dirasakan oleh karyawan yang dipertahankan oleh perusahaan tetap di “meja” yang sama, namun kini dengan status berbeda, yaitu outsource. Karyawan merasa disisihkan dan berpotensi menurunkan motivasi yang berujung pada tidak terjaganya kualitas pekerjaan. Perusahaan yang tidak menganggap SI sebagai core competence akan menjadikan bagian dan kegiatan SI sebagai outsource sepenuhnya. 3. Co-Sourcing Co-sourcing adalah sebuah model pengembangan sistem informasi yang melibatkan staf dari dalam perusahaan dan penyedia layanan eksternal.Perusahaan dan penyedia layanan eksternal memiliki tanggung jawab bersama untuk membangun, menyediakan dan mengoperasikan sistem informasi.Model ini melibatkan tugas-tugas outsourcing tertentu. Pemilihan metode co-sourcing oleh suatu perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh meningkatnya kegiatan bisnis suatu perusahaan dimana pada satu sisi perusahaan dihadapkan pada adanya keterbatasan SDM internal baik kuantitas maupun kualitas knowledge yang dimilikinya dalam menangani system informasi manajemen tersebut secara efektif dan efisien. Di sisi lain, perusahaan menginginkan adanya kontrol dan pengawasan terhadap sistem informasi yang akan dikembangkan tersebut. Pola kerjasama penyediaan IT dengan co-sourcing yaitu: a) Perusahaan dan penyedia jasa IT berbagi sumberdaya bersama. Penyedia jasa IT dapat menyediakan tenaga ahli dan teknologi sedangkan perusahaan menyediakan ruangan dan fasilitas lain b) Hubungan kerjasama yang terjadi sangat bervariasi. Penyedia jasa bisa saja bekerja dalam periode yang tidak ditentukan bahkan sewaktu-waktu bisa bergabung dengan perusahaan klien. 13 3. PEMBAHASAN 3.1 Pertimbangan Perusahaan Melakukan Pengembangan Sistem Informasi Outsourcing Keputusan perusahaan untuk melakukan outsourcing dipengaruhi oleh banyak faktor. Leeet al. (2000) dalam Benamati dan Rajkumar (2002) mengemukakan bahwa sejumlah besar keputusan outsourcing didorong oleh masalah fundamental seperti ekonomi, strategi dan teknis. Selanjutnya Lee (2004) menemukan beberapa perusahaan melakukan outsource untuk mencapai fleksibilitas produksi yang lebih tinggi, untuk mengembangkan kapasitas, atau agar lebih fokus pada kompetensi inti. Namun mayoritas perusahaan melakukan outsource terhadap aktifitas produksi untuk mengurangi biaya atau meningkatkan kualitas produk dengan menggunakan keahlian dari supplier mereka. Microsoft adalah salah satu perusahaan yang menggunakan outsourcing untuk memungkinkan teknologi informasinya bisa meningkatkan kapabilitas supply chainmereka (Bardhan et al., 2006). Melalui outsourcing Microsoft mampu menghasilkan 360game video dan sistem hiburan di akhir tahun 2005 dengan mempercayakan pada jaringan kontraktor dan supplier untuk menyampaikan komponen-komponen dan layanan-layanan utama yang penting bagi produk mereka. Banyak yang berpendapat bahwa biaya adalah motivasi utama dalam melakukanoutsourcing (Hurley dan Schaumann, 1997). Permintaan terhadap keahlian sistem informasisangat tinggi dan mahal. Seringkali dianggap lebih murah menyewa seorang tenaga ahli daripada mengembangkannya sendiri. Selain itu sumber daya eksternal juga lebih siap untuk ditambah atau dikurangi dibanding staf tetap. Namun menurut Aalders (2002), generasi pertama yang melakukan outsourcing semata-mata karena dorongan biaya seringkali menemui kegagalan. Faktor motivator lain menurut Hurley dan Schaumann (1997) adalah memperbaharui fokus pada kompetensi inti bagi organisasi atau bagi staf sistem informasidi dalam perusahaan. Tidak semua organisasi memiliki sumber daya untuk mengembangkan sistem informasiyang berkualitas tinggi. Usaha mereka lebih baik dipergunakan untuk fokus secara strategik pada sisi bersaingnya. Selain itu organisasi sistem informasiyang tidak efisien juga bisa memotivasi penggunaan outsourcing. Banyak perusahaan yang menggunakan outsourcing untuk mengatasi masalah seperti tidak tersedianya keahlian di dalam perusahaan, kualitas yang jelek atau produktifitas yang rendah, permintaan yang sifatnya sementara atas keahlian tertentu, atau siklus hidup 14 pengembangan produk yang panjang. Namun dibalik semua motivasi tersebut, keputusan untuk meng-outsource harus dibuat berdasarkan perspektif yang strategis dan memiliki tujuan dan sasaran yang jelas agar perusahaan benar-benar mendapatkan manfaat dari keputusan yang diambil. 3.2 Kelebihan dan Kekurangan Pengembangan Sistem Informasi dengan Metode Insourching Keunggulan pengembangan sistem informasi insourcing antara lain: a) Sistem informasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan serta dokumentasi yang disertakan lebih lengkap. b) Biaya pengembangannya relatif lebih murah karena hanya melibatkan pihak perusahaan. c) Sistem informasi yang dibutuhkan dapat segera direalisasikan dan dapat segera dilakukan perbaikan untuk menyempurnakan sistem tersebut. d) Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap sistem informasi karena proses pengembangannya dilakukan oleh karyawan perusahaan tersebut. e) Adanya insentif tambahan bagi karyawan yang diberi tanggung jawab untuk mengembangkan sistem informasi perusahaan tersebut. f) Lebih mudah melakukan pengawasan (security access) dan keamanan data lebih terjamin karena hanya melibatkan pihak perusahaan. g) Sistem informasi yang dikembangkan dapat diintegrasikan dengan lebih mudah dan lebih baik terhadap sistem yang sudah ada. h) Proses pengembangan sistem dapat dikelola dan dikontrol. i) Dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif sebab sekaligus menunjukkan kemandirian dalam berusaha dan menambah rasa percaya diri perusahaan akan kemampuannya. j) Rasa ikut memiliki yang dimiliki oleh pihak karyawan sehingga dapat mendukung pengembangan sistem yang sedang dijalankan dan tidak adanya konflik kepentingan bila dibandingkan dengan outsourcing. k) Cocok untuk pengembangan sistem dan proyek yang kompleks l) Kedekatan departemen yang mengelola sistem informasi dengan end-user sehingga akan mempermudah dalam mengembangkan sistem sesuai dengan harapan. 15 m) Pengambilan keputusan yang dapat dikendalikan oleh perusahaan sendiri tanpa adanya intervensi dari pihak luar Kelemahan pengembangan sistem informasi dengan metode insourcing adalah : a) Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi informasi. b) Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan. c) Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang lama karena konsentrasi karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari sehingga pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan efisien. d) Adanya demotivasi dari karyawan ditugaskan untuk mengembangkan sistem informasi karena bukan merupakan core competency pekerjaan mereka. e) Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentu perusahaan mampu melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang teknologi yang digunakan kurang canggih (tidak up to date). f) Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan persepsi dalam pengembangan distem dan kesalahan/resiko yang terjadi menjadi tanggung jawab perusahaan (ditanggung sendiri). g) Perlu waktu yang lama untuk mengembangkan sistem karena harus dimulai dari nol. h) Kesulitan para pemakai dalam menyatakan kebutuhan dan kesukaran pengembangan memahami mereka dan seringkali hal ini membuat para pengembang merasa putus asa. i) Batasan biaya dan waktu yang tidak jelas karena tidak adanya target yang ditetapkan sehingga sulit untuk diprediksi oleh perusahaan. j) Perubahan budaya yang sulit jika diatur oleh karyawannya sendiri. Organisasi biasanya memilih untuk melakukan insourcing antara lain dalam rangka mengurangi biaya tenaga kerja dan pajak. Organisasi yang tidak puas dengan outsourcing kemudian memilih insourcing sebagai penggantinya.Beberapa organisasi merasa bahwa dengan insourcing mereka dapat memiliki dukungan pelanggan yang lebih baik dan kontrol yang lebih baik atas pekerjaan mereka daripada dengan meng-outsourcing-nya. 16 3.3 Kelebihan dan Kekurangan Pengembangan Sistem Informasi dengan Metode Outsourching Penerapan metode outsoucing memiliki kelebihan sebagai berikut : a) Biaya menjadi lebih murah karena perusahaan tidak perlu membangun sendiri fasilitas SI dan TI. b) Memiliki akses ke jaringan para ahli dan profesional dalam bidang SI/TI. c) Perusahaan dapat mengkonsentrasikan diri dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis intinya, karena bisnis non-inti telah didelegasikan pengerjaannya melalui outsourcing. d) Dapat mengeksploitasi skill dan kepandaian dari perusahaan outsource dalam mengembangkan produk yang diinginkan perusahaan. e) Mempersingkat waktu proses karena beberapa outsourcer dapat dipilih sekaligus untuk saling bekerja sama menyediakan layanan yang dibutuhkan perusahaan. f) Fleksibel dalam merespon perubahan SI yang cepat sehingga perubahan arsitektur SI berikut sumberdayanya lebih mudah dilakukan karena perusahaan outsource SI pasti memiliki pekerja TI yang kompeten dan memiliki skill yang tinggi, serta penerapan teknologi terbaru dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan outsource. g) Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan investasi. Adapun kekurangan pepengembangan sistem informasi secara outsourcing adalah sebagai berikut : a) Kehilangan kendali terhadap SI dan data karena bisa saja pihak outsourcer menjual data dan informasi perusahaan ke pesaing. b) Adanya perbedaan kompensasi dan manfaat antara tenaga kerja internal dengan tenaga kerja outsourcing. c) Mengurangi keunggulan kompetitif perusahaan karena pihak outsourcer tidak dapat diharapkan untuk menyediakan semua kebutuhan perusahaan karena harus memikirkan klien lainnya juga. d) Jika menandatangani kontrak outsourcing yang berjangka lebih dari 3 tahun, maka dapat mengurangi fleksibilitas seandainya kebutuhan bisnis berubah atau perkembangan teknologi yang menciptakan peluang baru dan adanya penurunan harga, maka perusahaan harus merundingkan kembali kontraknya dengan pihak outsourcer. 17 e) Ketergantungan dengan perusahaan pengembang SI akan terbentuk karena perusahaan kurang memahami SI/TI yang dikembangkan pihak outsourcer sehingga sulit untuk mengembangkan atau melakukan inovasi secara internal di masa mendatang. Dari kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh outsoucing muncul berbagai pertimbangan kenapa suatu perusahan memilih metode ini. Menurut Rahardjo (2006), outsourcing sudah tidak dapat dihindari lagi oleh perusahaan. Berbagai manfaat dapat dipetik dari melakukan outsourcing, seperti penghematan biaya (cost saving), perusahaan bisa memfokuskan diri pada kegiatan utamanya (core business), dan akses pada sumber daya (resources) yang tidak dimiliki oleh perusahaan. Alasan yang sama juga dikemukakan dalam www.outsource2india.com dimana kebanyakan organisasi memilih outsourcing karena mendapatkan keuntungan dari biaya rendah (lower costs) dan layanan berkualitas tinggi (high-quality services). Selain itu, outsourcing juga dapat membantu organisasi dalam memanfaatkan penggunaan sumber daya, waktu dan infrastruktur mereka dengan lebih baik.Outsourcing juga memungkinkan organisasi untuk mengakses modal intelektual, berfokus pada kompetensi inti, mempersingkat waktu siklus pengiriman dan mengurangi biaya secara signifikan. Dengan demikian, organisasi akan merasa outsourcing merupakan strategi bisnis yang efektif untuk membantu meningkatkan bisnis mereka. Dalam outsourcing, outsourcer dan mitra outsourcing-nya memiliki hubungan yang lebih besar jika dibandingkan dengan hubungan antara pembeli dan penjual.Hal ini dikarenakan outsourcer mempercayakan informasi penting perusahaan kepada mitra outsourcing-nya. Salah satu kunci kesuksesan dari outsource adalah kesepakatan untuk membuat hubungan jangka panjang (long term relationship) tidak hanya kepada proyek jangka dekat. Alasannya sangat sederhana, yaitu outsourcer harus memahami proses bisnis dari perusahaan. Perusahaan juga akan menjadi sedikit tergantung kepada outsourcer (Rahardjo, 2006). Saat ini, outsourcing tidak lagi terbatas pada outsourcing layanan TI tetapi juga sudah merambah ke bidang jasa keuangan, jasa rekayasa, jasa kreatif, layanan entry data dan masih banyak lagi. Kesuksesan keunggulan kompetitif suatu organisasi dengan menerapkan outsourcing berdasarkan keuntungan dan kelemahan, diterapkan sehingga perusahaan dapat fokus terhadap core business-nya. Dan pemilihan mengenai mana yang akan digunakan dalam suatu perusahaan, sebenarnya tergantung dari ruang lingkup, budget, resiko,tingkatkegunaan,dansejauhmanakitamemerlukannya.Kalauruanglingkupitu 18 tidaklah terlalu besar dan sangat sederhana, maka jalan insourcing atau self-sourcing adalah langkah yang terbaik.Tetapi kalau sudah mencangkup area yang lebih luas lagi, maka outsourcing adalah jalannya.Dilihat dari segi resiko dan tingkat kegunaannya, ini tergantung dari bentuk dan kegiatan bisnis perusahaan.Beberapa keuntungan dan kelemahan dari outsourcing, jika perusahaan dapat mengintegrasikan keuntungan dan kelemahantersebutmakaperusahaanpastidapatmenjalankansesuaidengankebutuhan bisnismereka.Termasukyangpalingpentingadalahbagaimanapenyediaansumberdaya baikmanusiamaupunsistemnyasehinggasesuaidengankebutuhan. 3.4Studi LiteraturPenerapan Insourcing dan Outsourching Apple Inc Kegiatan bisnis perusahaan Apple Inc bergerak di bidang teknologi yangmemproduksi dan mendisign softwere dan hardware computer serta produk elektronik lainnya.PerusahaanApplemenjalankan bisnis berorientasi laba. Perusahaan Applebergerak dibidang teknologi informasi tidak menggunakan jasa oursourcing untuk masuk kedalam RnD mereka, karena perusahaan Apple fokus kepada inovasi jadimereka bener-bener menjaga kerahasiaan data perusahaan dan tidak percayakepada pihak luar. Disatu sisi, dibidang software atau perangkat lunak merekamenggunakan jasa insourcing akan tetapi untuk perangkat kerasnya merekamenggunakan jasa outsourcing untuk menghemat biaya. Untuk perusahaan yangmenjual jasa inovasi sebaiknya menggunakan jasa internal perusahaan, agarkerahasiaan lebih terjamin karena ide untuk melakukan sangat mahal harganya.Berdasarkan kasus Apple dapat disimpulkan kapan insourcing.Manajemen saatnya Sumber perusahaan Daya memakai Manusia jasa outsourcing Applememiliki sinergi dan yang sempurnaantara beragam tim, baik tim desain, tim software, dan tim hardware. Semuamelakukan kolaborasi secara paralel dan simultan. Proses penciptaan produk diApple tidak dilakukan secara setahap demi setahap, dimana setelah desain selesailalu diserahkan ke bagian software, lalu diteruskan lagi ke bagian hardware.Sebaliknya, dalam prosesnya semua aspek ini dikerjakan bersama-sama secarasimultan. Bagi perusahaan yang bergerak dilevel high tech technology seperti Apple, sebaiknya perusahaan memilih untuk insourcing dengan mengembangkan proyek memanfaatkan spesialis IT dalam perusahaan mereka. Insourcing perlu dilakukan oleh perusahaan high tech technology di bidang RnD untuk mencegah terjadinya kebocoran informasi. Manfaat perusahaan menggunakan insource yaitu perusahaan dapat mengontrol sistem informasi sendiri, meminimalisir biaya operasional seperti transport, 19 kedekatan sistem komunikasi antara end user dengan pihak departemen akan lebih cepat, respon yang cepat serta flexibel karena perusahaan dapat meminta perubahan sistem pada karyawannya sendiri tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan. Akan tetapi kelemahan penggunaan sistem in-sourcing antara lain perusahaan perlu memperhatikan masalah investasi dari mulai pengembangan sehingga memakan waktu yang cukup lama dan biaya yang sangat besar untuk RnD, mengurangi fleksibelitas strategi, kinerja karyawan cenderung menurun ketika menjadi pegawai tetap karena faktor kenyamanan yang dimiliki pegawai tetap, tidak ada batasan biaya dan waktu yang jelas karena tidak ada target sehingga tidak ada punishment ketika target tidak tercapai, kebocoran informasi juga dapat ditimbulkan oleh karyawan dikarenakan tidak ada reward dan punishment yang jelas. Apple memilih menggunakan outsourcing dalam bidang hardware agar mereka dapat lebih konsentrasi pada core business perusahaan, tidak perlu memikirkan biaya dan waktu untuk mengembangkan suatu sistem yang baru, memangkas penggunaan tenaga kerja, serta menghemat dana training. Pilihan insourcing merupakan strategi bagi perusahaan high tech technology karena RnD mereka sudah kuat dan perusahaan ingin meminimalisir kebocoran informasi dari pihak luar. Hal yang paling penting dari pemanfaatan jasa outsource adalah bentuk kontrak kerjasama yang dibuat oleh perusahaan pengguna dan perusahaan outsource agar kinerja dan kualitas yang dihasilkan sesuai yang diharapkan. Prakteknya outsourcing umumnya lebih didorong keinginan perusahaan untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Faktanya perusahaan makin hari makin mengandalkan outsourcing diluar perusahaan untuk menangani kebutuhan pekerjaannya, tidak juga berarti bahwa outsourcing adalah obatobat yang mujarab, tidak juga berarti bahwa proses ini selalu berlangsung dengan lancar. Pengalaman outsourcing yang gagal juga sering terjadi, dimana rekanan gagal memenuhi kebutuhan yang diinginkan dan memberikan keuntungan yang diharapkan. Pengelolaan outsourcing tidaklah semudah melempar tanggung jawab ke pihak ketiga, sehingga tidak semua perusahaan berhasil dengan baik melakukan outsourcing. Beberapa perusahaan justru harus mengeluarkan sumber daya ekstra untuk mengatasi gagalnya proyek outsourcing karena berbagai sebab, misalnya karena ketidakmampuan perusahaan penyedia jasa outsourcing memenuhi tanggung jawab kualitas layanan yang sudah dijanjikan, atau biaya operasionalnya jauh lebih besar dari perkiraan semula. 20 4. PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Berdasarkanuraiandiatasmakadapatdisimpulkansebagaiberikut: a. Pengembangan sistem informasi perlu dilakukan oleh suatu perusahaan seiring dengansemkinketatnyapersainganbisnis. b. Pengembangan sistem informasi dapat dilakukan secara incourching, outsourcing dancosourcing. c. Yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan sistem informasi adaah ketersediaansumberdaya,biayadanwatuyangtersedia. d. Pengembangansisteminformasisecarainsourcingmerupakanoptimalisasisumber daya IT yang dimiliki oleh perusahaan. Sementara outsourcing, pengembangan informasidilakukanmelaluifihakketiga. e. Apple inc merupakan salah satu contoh perusahaan yang mererapkan insourcing dalamhalRnD,semetaraproduksihardwaredilakukansecaraoutsourcing. 4.2 SARAN Berdasarkanuraiandiatas,beberapasaranyangdapatdikemukakanadalah: 1. Agar perusahaan dapat fokus menjalankan core bisnisnya maka sebaiknya pengembangan sistem informasi dilakukan secara outsourching, kecuali bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang high tecnology karena dapat menyebabkankebocoraninformasi. 2. DalamhalpengembanganRnD,perusahaanhightechnologysebaiknyamelakukan pengembangansisteminformasiinsourchinguntukmencegahterjadinyainsoourching. 21 DAFTAR PUSTAKA https://liawillyarti.wordpress.com/2010/12/31/outsourcing-dan-kebocoranhttp://haniismahoney.blogspot.com/2012/11/sistem-informasi-dalam-perusahaanjasa.htmlinformasi/ http://tyomulyawan.wordpress.com/2014/01/02/metode-pengembangan-sistem-informasiperusahaan-insourcing-outsourcing-co-sourcing/ https://pakpid.wordpress.com/2010/01/05/self-sourcing-in-sourcing-and-out-sourcing/ www.outsource2india.com 22