ii. tinjauan pustaka

advertisement
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerajinan Kreatif
Kerajinan kreatif
adalah
kegiatan
yang
memanfaatkan
kreativitas,
keterampilan serta bakat individu yang berkaitan dengan mengeksploitasi daya
kreasi, produksi dan distribusi produk oleh tenaga pengrajin yang berawal dari
desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya untuk menciptakan
kesejahteraan serta lapangan pekerjaan. Kerajinan kreatif meliputi barang
kerajinan yang terbuat dari batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan,
bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu, besi) kayu, kaca, porselin,
kain,marmer, tanah liat, dan kapur. 4
Definisi
industri
kerajinan,
berdasarkan
Simposium
Internasional
UNESCO/ITC Craft and the International Market Trade and Custom Codification
di Manila tahun 1997 yaitu, kerajinan adalah industri yang menghasilkan produkproduk, baik secara keseluruhan dengan tangan atau meggunakan peralatan biasa,
peralatan mekanis mungkin juga digunakan sepanjang kontribusi para pengrajin
tetap lebih substansial pada komponen produk akhir. Produk kerajinan dibuat dari
raw material dalam jumlah yang tidak terbatas. Berdasarkan bahan baku (raw
material), produk kerajinan dikategorikan menjadi:
1. Ceramic (seperti tanah liat, erathen ware, pottery, stoneware, porcelain)
2. Logam (seperti emas, perak, perunggu, besi, tembaga)
3. Natural fiber, serat alam (bambu, akar-akaran, rotan)
4. Batu-batuan (seperti batu mulia, semi precious stone, jade)
5. Tekstil (seperti cotton, sutra, linen)
6. Kayu (termasuk kertas dan lacquer ware)
2.2. Keramik
Keramik adalah semua benda-benda yang terbuat dari tanah liat/lempung
yang mengalami suatu proses pengerasan dengan pembakaran suhu tinggi.
Pengertian keramik yang lebih luas dan umum adalah “Bahan yang dibakar
tinggi” termasuk didalamnya semen, gips, metal dan lainnya.
4.
Pangesti, Dr. M. E. 2008. Rencana Pengembangan 14 Subsektor Industri Kreatif 2009-2015.
Penerbit Departemen Perdagangan RI, Jakarta. [10 Februari 2012 ]
7
8
2.2.1. Sejarah Keramik
Keramik adalah salah satu hasil kerajinan tertua yang ada di muka bumi.
Hal ini dapat disaksikan pada penemuan benda-benda purbakala yang tertanam di
dalam tanah. Pada zaman pra sejarah, ditemukan bahwa tanah liat dapat dibentuk
dengan menjemurnya dibawah sinar matahari dan secara kebetulan ditemukan
bahwa pembakaran dapat membuat bentuknya lebih tahan lama, dari sinilah lahir
seni Tembikar. Setelah berabad-abad teknik pembuatan, pembentukan tanah liat
berkembang, dari yang sekedar untuk alat memasak (earthenware) sampai pada
tembikar keramik (stoneware) yang lebih tahan air bila dibakar.
Penemuan dan perkembangan pelapisan tembikar adalah kemajuan pokok
yang lain, dengan maksud untuk membubuhi lapisan, memperjelas hiasan serta
mempertajam warna dasar hingga menambahkan oksida logam yang dapat
menghasilkan berbagai macam warna dan ekstus lapisan.
2.2.2. Jenis Keramik Menurut Kepadatannya
1. Gerabah (Earthenware), dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis
dan mudah dibentuk dan dibakar pada suhu maksimum 1000oC. Keramik jenis ini
struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap
air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah
termasuk keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan keramik batu
atau porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya
termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan
warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya.
2. Keramik Batu (Stoneware), dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur
dengan bahan tahan api sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi (1200oC1300oC). Keramik jenis ini mempunyai struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat
dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk kualitas golongan menengah.
3. Porselin (Porcelain), adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari
bahan lempung murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh
karena badan porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka
sering disebut keramik putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu
1350oC atau 1400oC, bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500oC.
8
9
Porselin yang tipis dan rapuh mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya
rapat serta keras seperti gelas. Keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam
bodi porselin terjadi penggelasan. Keramik ini mempunyai kualitas tinggi dan
bagus, disamping daya tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas
porselin, juga bahannya sangat peka dan cemerlang terhadap warna glasir.
4. Keramik Baru, adalah keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan
teknologi tinggi seperti peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong
pesawat, kristal optik, keramik metal, keramik multi lapis, keramik multi fungsi,
komposit keramik, silikon, bioKeramik,dan keramik magnit. Sifat khas dari
keramik ini disesuaikan dengan keperluan yang bersifat teknis seperti tahan
benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti isolator,
bahan pelapis dan komponen teknis lainnya.
2.2.3. Bahan Pembuat Keramik
Bahan-bahan pembuat keramik antara lain:
1. Bahan Pengikat Contoh : kaolin, ball clay, fire clay, red clay.
2. Bahan Pelebur Contoh : felspar, kapur.
3. Bahan Pengisi Contoh : silika, grog (samot).
4. Bahan Tambahan Contoh : water glass, talk, pyrophillit.
5. Bahan Mentah Glasir, Bahan yang membuat lapisan gelas pada
permukaanbenda keramik setelah melalui proses pembakaran pada suhu tertentu,
di antaranya:
 Bahan mengandung SiO2 – pasir kuarsa – lempung – felspar.·
 Bahan mengandung oksida basa – potas felspar – batu kapur – soda abu.·
 Bahan mengandung Al2O3 – kaolin – feldspar.
Bahan tambahan Contoh :
 Bahan pewarna Contoh : senyawa cobalt, senyawa besi, senyawa nikel,
senyawa chrom dan sebagainya.
 Bahan perekat Contoh : gum
 Bahan penutup Contoh oksida sirkon, oksida seng
 Bahan pelebur Contoh : asam borat, borax, Na2CO3, K2CO3, BaCO3,Pb3O4
 Bahan opacifer : SnO2, ZrO
9
10
2.2.4. Teknik Pembuatan Keramik
a. Teknik coil (lilit pilin).
b. Teknik tatap batu/pijat jari.
c. Teknik slab (lempengan), caranya yaitu pembentukan dengan tanganlangsung
seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan keramik
tradisional yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan.
Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh seniman atau
para penggemar keramik.
d. Teknik putar, yaitu pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak
bentuk yang simetris (bulat, selindiris) dan bervariasi. Cara pembentukan
dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara
keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar
tangan atau alat putar kaki. Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan
menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong, guci dan lain-lain.
e. Teknik cetak, pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan
jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran
yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti
untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk
dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan
produksi massal, seperti alat-alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok gelas
dan lain-lain.
2.3. Definisi UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)
Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain
itu, kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis
ekonomi. Kriteria usaha yang termasuk dalam UMKM telah diatur dalam payung
hukum berdasarkan undang-undang.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk
mendefinisikan pengertian dan kriteria UMKM. Pengertian UMKM adalah
sebagai berikut :
10
11
a.
Usaha Mikro
Usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.
b.
Usaha Kecil
Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang ini.
c.
Usaha Menengah
Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.
Kriteria dan pengelompokan UMKM dilakukan berdasarkan jumlah aset dan
omzet yang dimiliki oleh perusahaan. Pengelompokan tersebut adalah :
1.
Usaha Mikro
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
b. Memiliki omzet penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00
2.
Usaha Kecil
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 sampai dengan
paling banyak Rp. 500.000.000.00 tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha
b. Memiliki omzet penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 sampai
dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00
11
12
3. Usaha Menengah
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 sampai dengan
paling banyak Rp. 10.000.000.000.00, tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha
b. Memiliki omzet penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 sampai
dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00
2.4. Pemasaran
Menurut Rangkuti (2002), pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial.
Akibat pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,
menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.
Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008), pemasaran adalah proses
sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan
yang lain. Dalam konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran mencakup
menciptakan hubungan pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang
menguntungkan. Definisi pemasaran yaitu sebagai proses dimana perusahaan
menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan
pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.
Proses pemasaran secara sederhana digambarkan kedalam lima langkah
seperti terlihat pada Gambar 2. Empat langkah pertama, perusahaan bekerja untuk
memahami pelanggan, menciptakan nilai bagi pelanggan, dan membangun
hubungan yang kuat dengan pelanggan. Langkah kedua, perusahaan menuai hasil
dari menciptakan nilai unggul bagi pelanggan. Dengan menciptakan nilai bagi
pelanggan, sebagai imbalannya perusahaan menangkap nilai dari pelanggannya
dalam bentuk penjualan, laba, dan ekuitas pelanggan dalam jangka panjang
(Kotler dan Armstrong, 2008)
12
13
Menciptakan nilai untuk pelanggan dan
membangun hubungan pelanggan
Memahami pasar
dan kebutuhan
serta keinginan
pelanggan
Merancang strategi
pemasaran yang
digerakkan oleh
pelanggan
Membangun program
pemasaran terintegrasi
yang memberikan nilai
yang unggul
Menangkap nilai dari
pelanggan untuk
menciptakan keuntungan
dan ekuitas pelanggan
Membangun hubungan
yang menguntungkan
dan menciptakan
kepuasan pelanggan
Menangkap kembali nilai dari pelanggan
Gambar 2. Model sederhana proses pemasaran (Kotler dan Armstrong, 2008)
Tujuan utama dari proses pemasaran adalah untuk menciptakan dan
menangkap kembali nilai dari pelanggan. Hal ini sesuai dengan tujuan pemasaran
menurut Peter Drucker dalam Kotler dan Armstrong (2008) yaitu membuat
penjualan tidak diperlukan lagi. Penjualan dan iklan hanyalah bagian dari bauran
pemasaran yang lebih besar, yaitu seperangkat sarana pemasaran yang bekerja
sama untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan menciptakan hubungan dengan
pelanggan.
2.5. Strategi Pemasaran
Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia (Stratos=militer, dan
ag=memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal.
Dalam konteks bisnis,strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti
lingkungan yang dipilih dan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan
usaha suatu organisasi.
Setiap orang membutuhkan strategi ketika menghadapi beragam situasi
berikut (menurut Jain dalam Tjiptono 2008) :
1. Sumber daya yang dimiliki terbatas.
2. Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi.
3. Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi.
4. Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang waktu.
5. Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif.
13
14
Strategi pemasaran merupakan sekumpulan tindakan pemasaran yang
terintegrasi dalam memberikan nilai kepada konsumen dan menciptakan
keunggulan bersaing bagi perusahaan. Strategi pemasaran harus bersifat
distinctive (artinya bersifat unik, tidak mudah ditiru oleh pesaing dan spesifik) dan
didukung oleh semua potensi yang dimiliki oleh perusahaan secara optimal
(Rangkuti, 2002). Pengertian strategi pemasaran menurut Kotler dan Armstrong
(2008) adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan
nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan. Perusahaan
memutuskan pelanggan mana yang akan dilayaninya (segmentasi dan penetapan
target)
dan bagaimana cara
perusahaan
melayaninya
(diferensiasi dan
positioning). Perusahaan mengenali keseluruhan pasar, lalu membaginya menjadi
segmen-segmen yang lebih kecil, memilih segmen yang paling menjanjikan, dan
memusatkan perhatian pada pelayanan dan pemuasan pelanggan pada segmen ini.
2.6. Segmentation, Targetting dan Positioning (STP)
Dalam kegiatan pemasaran terdapat beragam jenis konsumen dengan
beragam kebutuhan. Sebagian besar perusahaan berada dalam posisi untuk
melayani beberapa segmen dengan lebih baik daripada segmen lainnya. Oleh
karena itu, masing-masing perusahaan harus membagi keseluruhan pasar, memilih
segmen terbaik, dan merancang strategi untuk melayani segmen terpilih dengan
baik (Kotler dan Armstrong 2008). Proses ini melibatkan segmentasi pasar,
penetapan target pasar, diferensiasi dan positioning. Pengertian STP tersebut
adalah :
1. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli berbeda
yang mempunyai kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda dan
yang mungkin memerlukan produk atau program pemasaran terpisah.
Segmentasi pasar merupakan proses membagi pasar keseluruhan suatu produk
atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen. Masing-masing
segmen cenderung bersifat homogen dalam segala aspek. Sedangkan segmen
pasar berarti sekelompok konsumen yang merespon dengan cara yang sama
terhadap sejumlah usaha pemasaran tertentu.
14
15
Variabel segmentasi pasar utama terbagi ke dalam beberapa segmentasi,
diantaranya:
a.
Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis memerlukan pembagian pasar menjadi berbagai unit
geografis seperti negarabagian, wilayah, kabupaten, kota, atau lingkungan
sekitar.
b.
Segmentasi Demografis
Dalam segmentasi demografis, pasar dibagi pasar menjadi kelompokkelompok berdasarkan variabel seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup
keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras,
generasi, kebangsaan, dan kelas sosial. Variabel demografis begitu populer
karena variabel ini sering terkait erat dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen, serta mudah diukur.
c.
Segmentasi Psikografis
Dalam segmentasi psikografis, pembeli dibagi menjadi berbagai kelompok
berdasarkan sifat psikografis/kepribadian, gaya hidup, atau nilai. Orang-orang
di dalam kelompok demografi yang sama bisa memiliki profil psikografis
yang sangat berbeda.
d.
Segmentasi Perilaku
Dalam segmentasi perilaku, pemasar membagi pembeli menjadi beberapa
kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respons
terhadap sebuah produk.
2. Targetting.
Penetapan target pasar melibatkan evaluasi setiap daya tarik segmen pasar dan
memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. Perusahaan harus
menargetkan daya tarik segmen dimana perusahaan dapat menghasilkan nilai
pelanggan terbesar dan mempertahankannya sepanjang waktu. Targetting
terkait dengan keputusan perusahaan dalam memutuskan segmen pasar mana
yang memberikan peluang terbesar.
3. Diferensiasi Pasar dan Positioning.
Positioning adalah pengaturan produk untuk menduduki tempat yang jelas
berbeda, dan diinginkan relatif terhadap produk pesaing dalam pikiran
15
16
konsumen sasaran. Perusahaan mengembangkan suatu penawaran pasar yang
diposisikan ke dalam benak konsumen.
2.7. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), bauran pemasaran (marketing mix)
adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan
untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran
pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk
mempengaruhi permintaan peroduknya. Bauran pemasaran terdiri dari empat
kelompok variabel yang disebut empat P, seperti yang terlihat pada Gambar2.
Produk
Ragam
Kualitas
Desain
Fitur
Nama Merek
Kemasan
Layanan
Promosi
Iklan
Penjualan
Pribadi
Promosi
Penjualan
Hubungan
Masyarakat
Pelanggan
Sasaran
Positioning
yang
diharapkan
Harga
Daftar Harga
Diskon
Potongan Harga
Periode
Pembayaran
Persyaratan
Kredit
Tempat
Saluran
Cakupan
Pemilahan
Lokasi
Persediaan
Transportasi
logistik
Gambar 3. Empat P Bauran Pemasaran (Kotler dan Armstrong, 2008)
2.7.1. Produk
Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan
kepada pasar sasaran. Elemen-elemen yang termasuk dalam bauran produk antara
lain ragam produk, kualitas, rancangan, fitur, nama merek, kemasan, serta
layanan. Produk dapat dibedakan menjadi 3 kelompok menurut daya tahan dan
wujudnya, yaitu:
1. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang
berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan
16
17
2. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya
tetap tahan lama walupun sudah digunakan beberapa kali. Produk tahan lama
pada umumnya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, dan
mengenakan marjin yang lebih tinggi.
3. Jasa (service) adalah produk yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan
mudah habis. Produk jenis ini memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas
pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. Produk jasa
perusahaan haruslah disesuaikan dengan tujuan dari perusahaan, sehingga
produk jasa yang ditawarkan dapat memuaskan konsumen.
2.7.2. Harga
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk
memperoleh produk. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu
perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan
diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun,
namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat
diperoleh organisasi perusahaan. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran
yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu
tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga
merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan.
2.7.3. Promosi
Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan
membujuk pelanggan membelinya.
adalah
berbagai
kegiatan
Definisi promosi menurut Kotler (2005)
yang
dilakukan
oleh
produsen
untuk
mengkomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk, dan mengingatkan para
konsumen sasaran agar membeli produk tersebut.
Menurut Philip Kotler, media promo dapat dibagi sebagai berikut:
1. Periklanan (Advertising)
Suatu promosi barang atau jasa yang sifatnya non personal dilakukan oleh
sponsor yang diketahui.
17
18
2. Penjualan perorangan (Personal selling)
Penjualan perorangan yang dilakukanpara wiraniaga yang mencoba dan
membujuk untuk melakukan penjualan sekaligus.
3. Promosi penjualan (Sales promotion)
Suatu kegiatan yang dimaksud untuk membantu mendapatkan konsumen yang
bersedia membeli produk atau jasa suatu perusahaan.
4. Relasi Publik (Public relation)
Suatu kegiatan pengiklanan secara tidak langsung dimana produk atau jasa
suatu perusahaan disebarluaskan oleh media komunikasi.
2.7.4. Tempat
Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi
pelanggan sasaran. Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk
memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara
mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut
akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali
tidak dapat ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat
bersamaan. Sebagai salah satu variabel bauran pemasaran, distribusi mempunyai
peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan menyediakan barang
dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat
yang tepat.
2.8. Analytical Hierarchy Process (AHP)
2.8.1. Konsep Dasar AHP
Pengolahan data untuk analisis strategi pemasaran UKM penghasil produk
kerajinan kreatif keramik, studi kasus pada CV Munti Bali ini menggunakan
metode Proses Hirarki Analitik (PHA) atau yang biasa disebut dengan Analytical
Hierarchy Process (AHP). Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Thomas
L. Saaty pada tahun 1970-an. Metode ini merupakan sebuah kerangka yang
memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan
kompleks dengan jalan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan
keputusan dengan cara memecah-mecah suatu situasi kompleks, tak terstruktur, ke
dalam bagian-bagian komponennya, menata bagian atau variabel ini ke dalam
18
19
suatu susunan hierarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subyektif
tentang pentingnya setiap variabel, dan mensintesis berbagai pertimbangan untuk
menetapkan variabel mana memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk
mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.
2.8.2. Prinsip Pemikiran Analitik
Saaty (1991) menyatakan bahwa terdapat tiga prinsip dalam memecahkan
persoalan dengan analisis logis eksplisit, yaitu: (1) Prinsip menyusun hierarki, (2)
Prinsip menetapkan prioritas, (3) Prinsip konsistensi logis.
1. Prinsip Menyusun Hierarki
Manusia mempunyai kemampuan untuk mempersepsi benda dan gagasan,
mengidentifikasinya, dan mengkomunikasikan apa yang mereka amati. Untuk
memperoleh pengetahuan terinci, pikiran peneliti tentang menyusun realitas
yang kompleks ke dalam bagian yang menjadi elemen pokoknya, dan
kemudian bagian ini ke dalam bagian-bagiannya lagi, dan seterusnya secara
hierarkis. Jumlah bagian-bagian ini biasanya berkisar antara lima sampai
sembilan.
2. Prinsip Menetapkan Prioritas
Manusia juga mempunyai kemampuan untuk mempersepsikan hubungan
antara hal-hal yang dipahami, membandingkan sepasang benda atau hal yang
serupa berdasarkan kriteria tertentu, dan membedakan kedua anggota pasangan
itu dengan menimbang intensitas preferensi terhadap hal yang satu
dibandingkan dengan hal lainnya. Lalu mensintesis penilaian melalui imajinasi,
atau dalam hal menggunakan AHP, melalui suatu proses logis yang baru dan
memperoleh pengertian yang lebih baik tentang keseluruhan sistem.
3. Prinsip Konsistensi Logis
Manusia mempunyai kemampuan untuk menetapkan relasi antar obyek atau
antar pemikiran sedemikian sehingga koheren, yaitu obyek-obyek atau
pemikiran itu saling terkait dengan baik dan kaitan mereka menunjukkan
konsistensi. Konsistensi berarti dua hal, pertama bahwa pemikiran atau obyek
yang serupa dikelompokkan menurut homogenitas dan relevansinya. Kedua
adalah bahwa intensitas relasi antar gagasan atau antar obyek yang didasarkan
pada suatu krieria tertentu, saling membenarkan secara logis.
19
20
2.8.3. Keuntungan AHP
Keuntungan menggunakan metode AHP dapat dijelaskan sebagai berikut
(Saaty, 1991) :
a. Kesatuan : AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti,luwes
untuk aneka ragam persoalan tak terstruktur.
b. Kompleksitas : AHP memadukan rancangan deduktif dan rancangan
berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks.
c. Saling ketergantungan : AHP dapat menangani saling ketergantungan elemenelemen dalam suatu sistem dan tak memaksakan pemikiran linier.
d. Penyusunan Hierarki : AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk
untuk memilah-milah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat
berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.
e. Pengukuran : AHP memberi suatu skala untuk mengukur objek dalam wujud
suatu metode untuk menetapkan prioritas.
f. Konsistensi : AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan
yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.
g. Sintesis : AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap
alternatif.
h. Tawar Menawar : AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari
berbagai faktor sistem dan memungkinkan yang berkepentingan memilih
alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka.
i. Penilaian dan Konsensus : AHP tak memaksakan konsensus tetapi mensintesis
suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda.
j. Pengulangan Proses : AHP memungkinkan orang memperhalus definisi mereka
pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka
melalui pengulangan.
2.9. Penelitian Terdahulu
Oktaviani (2008) melakukan analisis strategi pemasaran ekspor tekstil pada
PT”X” Bandung, Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor
yang mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran ekspor PT”X” dan
mendapatkan alternatif strategi pemasaran ekspor yang tepat bagi PT”X”. Dari
20
21
hasil pengolahan data menggunakan alat analisis AHP, didapat alternatif strategi
pemasaran ekspor yang paling diprioritaskan adalah membentuk divisi riset pasar
dan riset pesaing dan mengetahui kondisi pasar dengan bobot sebesar 0,357.
Untuk alternatif kedua yang diprioritaskan adalah meningkatkan kualitas dan
mutu produk melalui kegiatan pengontrolan dan pengawasan yang ketat dengan
bobot 0,261. Sedangkan alternatif ketiga dan keempat adalah aktif memperkuat
kemitraan dan kerjasama dengan agen dan melakukan strategi penetapan harga
fleksibel, dengan bobot masing-masing 0,253 dan 0,130.
Siwang (2009) melakukan analisis strategi pemasaran produk susu kuda
organik “Asambugar” UKM Diana Hermawati, Parung Bogor. Alat analisis yang
digunakan untuk analisis faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan adalah
matriks IFE dan matriks EFE. Perumusan strategi menggunakan matriks IE dan
matriks SWOT, dan prioritas strategi didapatkan dengan menggunakan QSPM.
Hasil matriks IFE UKM Diana Herawati menghasilkan total nilai tertimbang
sebesar 2,6389, sedangkan matriks EFE menghasilkan total nilai tertimbang
sebesar 3,2320. Hal tersebut berarti UKM Diana Herawati memiliki kemampuan
yang rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan,
serta memiliki kemampuan tinggi untuk memanfaatkan peluang dan menghindari
ancaman. Hal ini berarti UKM Diana Herawati berada pada posisi sel ke-II yaitu
pada posisi grow dan build (tumbuh dan berkembang). Dari hasil analisis SWOT
dihasilkan enam alternatif strategi yang berkaitan dengan posisi perusahaan dalam
matriks IE. Urutan prioritas strategi UKM Diana Herawati berdasarkan analisis
QSPM adalah 1) Memanfaatkan fasilitas kredit dari pemerintah (nilai TAS 7,448),
2) Meningkatkan strategi pemasaran langsung (nilai TAS 7,5618), 3)
Mempertahankan kualitas produk (nilai TAS 7,4480), 4) Melaksanakan
pengembangan produk agar lebih menarik dan enak dikonsumsi (nilai TAS
6,9783), 5) Menggiatkan iklan dan promosi penjualan (nilai TAS 6,8283), dan 6)
Melaksanakn strategi pemasaran yang terkonsentrasi (nilai TAS 6,6483)
Rizky (2011) melakukan analisis mengenai strategi pemasaran UKM
penghasil produk kerajinan akar wangi, studi kasus pada KUB Zocha Graha
Kriya, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan alat analisis
AHP yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
21
22
serta menjadi unsur dalam penyusunan strategi pemasaran KUB Zocha Griya
sehingga alternatif strategi pemasaran dapat disusun dan strategi pemasaran yang
tepat
dapat direkomendasikan untuk KUB Zocha Griya. Berdasarkan hasil
pengolahan data yang dilakukan maka diketahui bahwa faktor utama yang paling
mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran pada KUB Zocha Kriya adalah
kapasitas perusahaan (0,351). Sedangkan untuk faktor prioritas kedua dan ketiga
yang paling mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran perusahaan adalah
faktor produk (0,288) dan kondisi finansial perusahaan (0,164). Faktor sikap
konsumen (0,079) menjadi bagian dari faktor keempat dan faktor kelima yang
mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran adalah kondisi persaingan (0,069)
dan kapastitas outlet (0,050)
Penelitian yang dilaksanakan oleh penulis adalah Analisis Strategi
Pemasaran UKM Penghasil Produk Kerajinan Kreatif Keramik pada CV Munti
Bali, Bogor. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian Oktaviani
(2008), dan Rizky (2011) yaitu dalam mengenai strategi pemasaran dengan alat
analisis yang digunakan adalah AHP. Sedangkan dengan penelitian Siwang
(2009) memiliki persamaan dalam hal perusahaan yang diteliti yaitu mengenai
UKM. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang lain adalah
dari segi produk. Produk yang menjadi objek penelitian ini yaitu produk kerajinan
keramik yang pertama di Kota Bogor. UKM ini sudah berdiri cukup lama, tetapi
pihak CV Munti Bali masih mempunyai kendala dalam menangani permasalahan
penjualan yang belum stabil.
22
Download