Case Report Karsinoma Urotelial Infiltratif dengan Diferensiasi Skuamus dan Varian Sarkomatoid pada Buli Oleh: dr. Vika Indriani Pembimbing : dr. Ni Wayan Winarti, Sp.PA dr, Ni Putu Ekawati, M.Repro, Sp.PA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1 PATOLOGI ANATOMI FK UNUD/RSUP SANGLAH DENPASAR 2016 0 KARSINOMA UROTELIAL INFILTRATIF DENGAN DIFERENSIASI SKUAMUS DAN VARIAN SARKOMATOID PADA BULI Laporan Sebuah Kasus Vika Indriani, Ni Wayan Winarti, Ni Putu Ekawati SMF Patologi Anatomi, FK Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar ABSTRAK Latar Belakang Kanker buli merupakan kanker tersering nomor tujuh di dunia. Tipe histologik kanker buli yang tersering adalah karsinoma urotelial, dimana karsinoma urotelial infiltratif memiliki beragam varian histologis. Varian sarkomatoid merupakan varian yang paling jarang terjadi. Tujuan Melaporkan sebuah kasus karsinoma urotelial infiltratif diferensiasi skuamus dan varian sarkomatoid pada buli. Kasus Pasien laki-laki, 44 tahun, dengan keluhan nyeri saat buang air kecil dan air seni berwarna kemerahan. Pada pemeriksaan USG dan CT-scan didapatkan massa solid pada buli. Dilakukan biopsi, didapatkan jaringan nekrosis. Kemudian dilakukan frozen section dengan gambaran sel-sel anaplastik berbentuk spindel, pleomorfia inti berat dan mitosis yang sangat mudah ditemukan, membentuk pulau-pulau solid, infiltratif diantara stroma dan otot. Diagnosis dikonfirmasi dengan pemeriksaan blok parafin, tampak sel-sel urotelial anaplastik berbentuk spindel, bulat dan poligonal, dengan pelomorfia inti berat, hiperkromatik yang tersusun solid dan papiler infiltratif diantara lapisan otot. Pembahasan dan Kesimpulan Berdasarkan data klinis, laboratorium, radiologis, histopatologi dan imunohistokimia dapat disimpulkan, kasus ini merupakan suatu karsinoma urotelial infiltratif dengan diferensiasi skuamus dan varian sarkomatoid pada buli yang memiliki prognosis lebih buruk dan sampai saat ini histogenesisnya masih menjadi kontroversi. Kata kunci: karsinoma urotelial infiltratif, diferensiasi skuamus, varian sarkomatoid, buli 1 INFILTRATIVE UROTHELIAL CARCINOMA WITH SQUAMOUS DIFFERENTIATION AND SARCOMATOID VARIANT OF THE BLADDER A Case Report Vika Indriani, Ni Wayan Winarti, Ni Putu Ekawati Departement of Anatomic Pathology, Faculty of Medicine Udayana University Sanglah Public Hospital, Denpasar ABSTRACT Background Bladder cancer is the seventh most common cancer in the world. The commonest histologic type of bladder cancer is urothelial carcinoma which has vary histologic variants. Sarcomatoid variant is the most rare variant. Pupose Reporting a case of infiltrating urothelial carcinoma with squamous differentiation and sarcomatoid variant of the bladder. Case A 44 years old male, with chief complaints pain during urination and reddish urine. Ultrasound and CT-scan showed solid mass in the bladder. Patient undergone bladder biopsy but only necrotic tissue obtained. Then frozen section conducted, microscopic examination showed anaplastic spindle-shaped cells, highly pleomorphic nuclei and high rate mitosis, formed solid clusters, infiltrating within stromal and muscle. The diagnosis was confirmed by paraffin blocks examination, microscopically showed anaplastic urothelial cells appear spindle, round and polygonal shaped with highly pleomorphic, hyperchromatic nuclei, arranged solid and papillary within the muscle layer. Discussion and Conclusion Based on clinical data, laboratory, radiological, histopathological and immunohistochemical findngs, we concluded this case is an infiltrating urothelial carcinoma with squamous differentiation and sarcomatoid variants of the bladder, that has poor prognosis and controversial histogenesis. Keywords: infiltrative urothelial carcinoma, squamous differentiation, sarcomatoid variant, bladder 2 PENDAHULUAN Kanker buli merupakan kanker tersering nomor tujuh di dunia. Kanker ini lebih sering mengenai laki-laki dibandingkan perempuan. Tipe histologik kanker buli yang tersering adalah karsinoma urotelial.1,2 Karsinoma urotelial yang melampaui membrana basalis disebut karsinoma urotelial infiltratif, dan dapat menunjukkan berbagai varian histologik, antara lain karsinoma urotelial dengan diferensiasi skuamus dan diferensiasi sarkomatoid. Diferensiasi sarkomatoid merupakan varian yang paling jarang terjadi (0.5%) dan memiliki perilaku biologis, agresivitas dan prognosis yang lebih buruk, serta umumnya ditemukan pada stadium lanjut. Berikut ini akan dilaporkan satu kasus karsinoma urotelial infiltratif dengan diferensiasi skuamus dan sarkomatoid, pada laki-laki usia 44 tahun, ditinjau dari segi klinikopatologik disertai dengan review literatur. Kasus ini dilaporkan karena insidennya yang sangat jarang, histogenesis yang kontroversial, serta perangai, agresivitas dan prognosisnya yang lebih buruk.5 KASUS Kasus seorang laki-laki, usia 44 tahun, suku Bali datang ke RSUP Sanglah Denpasar pada tanggal 25 Mei 2015 dengan keluhan nyeri setiap buang air kecil dan air seni berwarna kemerahan sejak 2 minggu. Buang air kecil sering, sedikit-sedikit dan terasa tidak tuntas. Tidak ada demam, tidak ada nyeri perut. Riwayat penyakit yang sama pada tahun 2013, namun tidak dilakukan pengobatan apapun dan air seni berwarna kemerahan menghilang dengan sendirinya. Riwayat kencing keluar batu disangkal. Riwayat merokok sejak usia 17 tahun, berhenti sejak 5 tahun yang lalu. Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien dalam batas normal. Pada pemeriksaan status urologis didapatkan teraba massa di regio hipogastrik, nyeri tekan dan ketok pada regio flank kanan dan kiri. Hasil pemeriksaan laboratorium hematologi, leukosit 11.300/μL, hemoglobin 8,9g/dL, hematokrit 34,3%, MCV 34,3fL, MCH 19,5pg, MCHC 25,0g/dL. Urinalisa, pH 7, leukosit 500 Leuko/uL (+++), nitrite positif, protein 150mg/Dl (+++), eritrosit 205 Ery/uL (+++++), Sedimen leukosit banyak/LP, sedimen eritrosit 8-19/LP, sedimen granula (+), epitel gepeng 4-5/LP, bakteri +++,. Fungsi ginjal kreatinin 2,31mg/dL, asam urat 10,1mg/dL. 3 Pada pemeriksaan USG abdomen didapatkan ginjal kanan dan kiri ukuran normal, echocortex normal, batas sinus cortex jelas, tampak dilatasi berat pelviocalyceal sistem, tampak dilatasi ureter proximal, tak tampak massa/kista, pada ginjal kiri tampak batu pada pole tengah dengan ukuran berkisar 0,86 cm. Tampak massa solid lobulated, tepi sebagian irreguler pada dinding buli yang pada CDUS tampak peningkatan vaskularisasi di dalamnya. Batas massa dengan prostat sulit dibedakan. Kesan : suspek massa buli dd/ massa prostat yang menginfiltrasi ke buli, hidronefrosis dan hidroureter bilateral, batu pole tengah ginjal kiri, tak tampak tandatanda metastase pada liver dan paraaorta. Gambar1. USG abdomen menunjukkan massa pada buli dd/ massa prostat yang menginfiltrasi buli (tanda panah orange) Pada pemeriksaan CT-scan tanpa kontras didapatkan ginjal kanan dan kiri ukuran normal, densitas parenkim normal, tebal korteks menipis, sistem pelviocalyceal melebar berat disertai dilatasi ureter proximal sampai distal, tidak tampak batu. Tak tampak jelas massa atau kista. Tampak massa solid batas sebagian tidak tegas, pada hampir seluruh dinding buli. Perluasan massa ke organ sekitar sulit dievaluasi (oleh karena non kontras). Tampak terpasang internal fiksasi pada dinding lateral buli kanan. Prostat ukuran normal, densitas parenkim normal, tidak tampak kalsifikasi. Kesan : massa solid buli, hidronefrosis berat dan hidroureter bilateral. 4 Gambar 2. CT scan menunjukkan massa solid pada buli (tanda panah orange) Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien tersebut secara klinis didiagnosis sebagai : karsinoma buli T3NxM0. Pada tanggal 23 Juli 2015 pasien menjalani pemeriksaan kerokan buli di RSUP Sanglah Denpasar dan diperiksakan histopatologi, pada pemeriksaan makroskopis diterima lima potong jaringan, ukuran terbesar 1,2x0,5x0,5cm dan ukuran terkecil 0,6x0,6x0,3cm, warna putih abu-abu bentuk tidak teratur, konsistensi sebagian kenyal, sebagian rapuh. Pada pemeriksaan mikroskopis didapatkan potonganpotongan jaringan yang mengalami nekrosis koagulatif luas, morfologi sel tidak dapat diidentifikasi dengan jelas dan detail. Tampak samar-samar kerangka sel dengan inti pleomorfik. Kesimpulan jaringan dengan nekrosis koagulatif, keganasan belum dapat disingkirkan. A B Gambar 3.A. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan nekrosis koagulatif (tanda panah orange). (HE, pembesaran 100x). 3.B. Tampak samar-samar kerangka sel (tanda panah hijau). (HE, pembesaran 400x). 5 Kemudian pada tanggal 28 Juli 2015 dilakukan pemeriksaan potong beku intraoperasi. Pada pemeriksaan makroskopis diterima dua buah sediaan, sediaan pertama dari dinding buli anterior berupa tiga potong jaringan berukuran 8x3x1cm, 4x1,5x1cm dan 2x1x0,5cm, warna putih abu-abu, sebagian rapuh. Sediaan kedua dari dinding lateral berupa satu potong jaringan ukuran 3x2x1cm, warna putih abu-abu kemerahan, kenyal. Pada irisan tampak massa putih memenuhi seluruh jaringan. Gambaran mikroskopis merupakan potongan jaringan massa tumor yang terdiri dari sel-sel anaplastik yang infiltratif di antara stroma dan otot. Sebagian besar sel membentuk struktur solid, sebagian kecil membentuk struktur papiler. Sel-sel tersebut menunjukkan sitoplasma eosinofilik, inti bulat dan spindel, N/C ratio meningkat, pleomorfia inti sedang sampai berat, kromatin vesikuler hingga hiperkromatik, anak inti prominen, mitosis 26/10 HPF. Tampak juga area nekrosis luas dan infiltrat radang limfoplasmasitik. Kesimpulan infiltrating urothelial carcinoma, grading akan kami tentukan dari sediaan blok parafin. A B C D Gambar 4. Gambaran makroskopis berupa potongan-potongan jaringan warna putih abu-abu kemerahan, konsistensi sebagian rapuh, sebagian kenyal (A). Gambaran mikroskopis dari massa tumor yang terdiri dari sel-sel anaplastik sebagian besar berbetuk spindel yang infiltratif di antara stroma (B,C), mitosis mudah ditemukan (C, tanda panah biru). Pada satu fokus tampak sel-sel anaplastik yang membentuk struktur papiler (D) (HE, B & Dpembesaran 100x, C pembesaran 400x). 6 Kemudian dilakukan sistektomi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi. Gambaran makroskopis, diterima lima buah sediaan. Sediaan pertama berisi satu potong jaringan buli ukuran keseluruhan 13x8x5cm dengan prostat ukuran 4x3x2cm. Ureter kanan panjang 0,8cm, diameter 0,5cm. Ureter kiri panjang 1 cm, diameter 1cm. Vesikula seminalis kanan ukuran 3x2x0,7cm, kiri ukuran 2,5x2,5x0,5cm. Vas deferens kanan panjang 6cm, diameter 0,4cm, kiri ukuran panjang 5cm, diameter 0,4cm. Pada irisan buli tampak massa berdungkul-dungkul, memenuhi kavum vesika urinaria, ukuran 7x5x3,5 cm, konsistensi sebagian kenyal, sebagian rapuh. Kesan massa menembus hingga setengah luar dinding buli. Sediaan kedua bertuliskan KGB dekstra, berisi dua potong jaringan ukuran 3x1x0,5 cm. Pada eksplorasi diemukan 4 suspek KGB. Sediaan ketiga bertuliskan KGB kiri, berisi dua potong jaringan, ukuran 2x0,8x0,5cm. Pada eksplorasi ditemukan tiga suspek KGB. Sediaan keempat bertuliskan obturator dekstra berisi satu potong jaringan ukuran 4,5x1,5x0,.5cm. Pada eksplorasi ditemukan tiga suspek KGB. Sediaan kelima bertuliskan apendiks, berisi satu potong jaringan apendiks panjang 5cm, diameter 0,8 cm. A A B C A Gambar 6. Gambaran makroskopis. A. Penampakan buli dari posterior; B. Inisisi Y pada dinding anterior buli tampak massa tumor memenuhi kavum buli; C. Kesan massa menembus hingga setengah luar dinding buli Pada pemeriksaan mikroskopis tampak gambaran skuamus metaplasia pada lapisan mukosa buli di regio bladder neck dan dinding lateral kiri. Tampak massa tumor pada regio trigonum, dinding lateral kanan, dinding posterior dan dome. Masa tumor tersusun atas sel-sel urotelial anaplastik, infiltratif ke dalam jaringan ikat dan otot. Sebagian tumor membentuk struktur solid sebagian papiler, dilapisi sel-sel 7 anaplastik dengan derajat atipia berat sebagian sel berbentuk spindel sebagian bulat oval, sitoplasma eosinofilik, N/C ratio meningkat, pleomorfia inti berat, membran inti irreguler, inti hiperkromatik sebagian vesikuler dengan anak inti prominen, mitosis 16/10HPF, tampak pula mitosis abnormal. Pada fokus lain tampak sel-sel anaplastik yang berdiferensiasi skuamus. Tampak pula infiltrat sel radang di antara jaringan otot. Tidak tampak invasi intravasa. Pemeriksaan jaringan batas-batas operasi, prostat, ureter, vesikula seminalis, apendiks maupun KGB tidak dijumpai adanya infiltrasi atau metastasis sel ganas. Simpulan, kasus ini konsisten untuk suatu high grade infiltrative urothelial carcinoma with squamous differentiation and sarcomatoid variant (pT2, pN0, pMx). A B A A C A Gambar 7. Gambaran mikroskopis. A. Skuamus metaplasia. B. Massa tumor sebagian solid. C. Massa tumor sebagian papiler. (HE, pembesaran 100x). 8 A B A A Gambar 8. Massa tumor terdiri dari proliferasi sel-sel berbentuk spindel (A), sebagian bulat oval (B). (HE, pembesaran 400x). A B A A Gambar 9. Tampak pula sel-sel urotelial ganas dengan diferensiasi skuamus, dengan keratin (panah biru) (A&B). Mitosis mudah ditemukan (B, tanda panah kuning) (HE, pembesaran 400x). Dilakukan pula pewarnaan imunohistokimia dengan vimentin dan sitokeratin pada massa tumor yang mengandung komponen sarkomatoid. Vimentin terpulas positif kuat pada sitoplasma komponen sarkomatoid, begitu pula dengan sitokeratin positif terpulas pada sel komponen sarkomatoid. 9 A B A A C D A A Gambar 9. Pewarnaan imunohistokimia dengan vimentin terpulas positif kuat pada komponen sarkomatoid (Vimentin, A (pembesaran 100x) & B (pembesaran 400x)). Pewarnaan imunohistokimia dengan sitokeratin terpulas positif pada komponen sarkomatoid (Sitokeratin, C (pembesaran 100x) & D (pembesaran 400x)). DISKUSI Karsinoma uretelial infiltratif adalah keganasan urotelial yang menunjukkan pertumbuhan invasif melampaui membrana basalis.2,3 Kanker ini merupakan kanker pada kandung kemih yang paling sering, dan lebih banyak diderita oleh laki-laki daripada perempuan dengan perbandingan 3,5:1.1,2 Sekitar 80% penderita berusia 5080 tahun, namun dapat juga terjadi pada dewasa muda dan anak-anak.1,6 Faktor risiko diantaranya merokok, kontak dengan aromatik amine, penggunaan fenasetin atau siklofosfamid jangka panjang, infeksi buli kronis akibat Schistosoma haematobium.7,8 Pada beberapa literatur dikatakan bahwa adanya infeksi traktus urinarius dan batu pada saluran kemih juga berhubungan dengan keganasan pada kandung kemih.2,3,8 Riwayat kontak dengan radiasi juga disebutkan sebagai faktor risiko lainnya.1 Beberapa penelitian mengemukakan air minum yang mengandung arsenik juga meningkatkan risiko kanker buli.1,2,4 Pada kasus ini pasien adalah laki10 laki, berusia 44 tahun, dengan riwayat merokok selama 22 tahun, sementara faktor risiko lainnya seperti kontak dengan aromatik amine, penggunaan fenasetin dan siklofosfamid jangka panjang, tidak ditemukan. Gambaran klinis karsinoma uretelial infiltratif bergantung pada luas dan lokasi tumor. Pada umumnya pasien dengan karsinoma urotelial datang dengan keluhan hematuria, dan umumnya tidak nyeri (painless gross hematuria).2,3,9, Tumor dengan ukuran yang besar dapat mengurangi kapasitas buli sehingga menyebabkan peningkatan frekuensi miksi. Tumor berlokasi di leher buli dapat menimbulkan gejala iritasi seperti disuria, urgensi dan frekuensi. Tumor yang menginfiltrasi orifisium ureter dapat menyebabkan hidronefrosis.1,3,6 Kadang pasien dengan tumor yang telah tumbuh ekstensif datang dengan massa yang teraba di daerah pelvis atau edema ekstremitas bawah.2,10 Pada kasus ini pasien datang dengan hematuria, disertai disuria, frekuensi dan urgensi. Pada pemeriksaan fisik teraba massa di regio pelvis. Gambaran makroskopis bervariasi dari lesi papiler, noduler atau datar, dapat juga membentuk ulkus atau difus. Tumor dapat soliter atau multipel. Area bebas tumor tampak normal atau eritematus.2,3 Tumor kebanyakan muncul di dinding lateral atau posterior, dengan ukuran bervariasi dari kurang dari 1 cm sampai lebih dari 5cm dan dapat memenuhi rongga buli.1,6 Pola pertumbuhan tumor dapat berupa pola pertumbuhan eksofitik, endofitik maupun gabungan keduanya.6 Pada kasus ini pasien dengan massa tumor berdungkul-dungkul, memenuhi kavum vesika urinaria, ukuran 7x5x3.5 cm, dengan konsistensi sebagian kenyal, sebagian rapuh. Gambaran histopatologi dari karsinoma urotelial infiltratif sangat beragam. Berdasarkan anaplasia inti dan abnormalitas arsitektur karsinoma urotelial inftiltratif dibedakan menjadi low grade dan high grade. Buli adalah organ yang dilapisi oleh epitel urotelial, hanya neoplasma urotelial yang dianggap sebagai diferensiasi baik, adanya sel-sel epitel dengan diferensiasi yang lain, dianggap sebagai berdiferensisiasi buruk.2,10 Diferensiasi divergen berhubungan dengan grade yang tinggi dan stadium yang lanjut.2,3 Varian histologis yang paling sering dijumpai adalah dengan diferensiasi skuamus (22%), sedangkan varian dengan diferensiasi sarkomatoid sangat jarang (kurang dari 0,5%).2,3,4,5 Karsinoma uretelial infiltratif dengan diferensiasi skuamus ditandai dengan adanya jembatan antar sel atau keratinisasi.2,9 Dibedakan dengan karsinoma sel skuamosa buli, jika terdapat komponen urotelial (walaupun hanya komponen in situ) 11 maka tumor diklasifikasikan sebagai karsinoma urotelial infiltratif dengan diferensiasi skuamus. Makna secara klinis terdapatnya diferensiasi skuamus masih belum jelas namun dihubungkan dengan nilai prognosis yang kurang baik karena dinilai memiliki diferensiasi yang buruk (high grade).2,3,10 Pada beberapa literatur disebutkan bahwa diferensiasi skuamus memiliki respon buruk terhadap radioterapi maupun kemoterapi.2,11 Karsinoma uretelial infiltratif varian sarkomatoid merupakan neoplasma malignan bifasik yang menunjukkan morfologi serta bukti imunohistokimia dari diferensiasi epitelial dan mesenkimal.2,3,6,7 Histogenesis yang pasti dari karsinoma sarkomatoid belum diketahui secara pasti. Ada dua teori berdasarkan klonalitas yang bertolak belakang dalam menjelaskan histogenesis varian sarkomatoid. Teori yang pertama karsinoma sarkomatoid terjadi akibat kolisi dua tumor monoklonal independen yang berbeda yang terjadi bersamaan. Teori ini dibuat berdasarkan analisis morfologi. Perret, dkk mencatat adanya transisi yang tajam antara komponen sarkomatous dan karsinoma tanpa transisi gradual dari satu entitas morfologi ke morfologi lainnya menandakan adanya kolisi tumor multiklonal.5,8 Teori yang lain menyatakan bahwa baik sarkomatoid karsinoma berasal dari satu klonal yang sama yang kemudian memiliki jalur diferensiasi divergen. Penelitian molekuler terkini mengenai klonalitas tumor melalui analisa loss of heterozygosity dan inaktivasi kromosom X yang dilakukan oleh Sung, dkk (2011) menunjukkan adanya pola inaktivasi kromosom X yang sesuai yang mendukung teori bahwa kedua komponen tersebut berasal dari monoklonal. Analisis terpisah mengenai mutasi TP53 menunjukkan pola mutasi dan pola imuohistokimia yang identik antara kedua komponen tersebut.4,5,8 Multipel karsinogenesis dapat membantu mejelaskan diferensiasi divergen varian sarkomatoid. Akumulasi perubahan genetik, instabilitas genetik dan terbentuknya multipel subklon pada akhirnya akan menyebabkan perubahan fenotip urotelial karsinoma menjadi varian sarkomatoid. Perubahan sel epitelial menjadi fenotip mesenkimal juga dapat dipicu oleh microenvironment stroma, seperti epithelial-to-mesenchymal transition (EMT). Penelitian yang dilakukan oleh Ikegami dkk (2013) menunjukkan ekspresi E-cadherin dan molekul adesi sel lainnya yang rendah merupakan penanda adanya EMT pada elemen sarkomatoid.4,5,8 12 Fenotip sarkomatoid dapat ditemukan pada berbagai tipe karsinoma, dan menunjukkan progresi tumor yang paling agresif. Mayoritas karsinoma jika berlanjut cukup lama akan menunjukkan varian sarkomatoid. Sarkomatoid karsinoma sepertinya merupakan jalur akhir dari dediferensiasi kanker pada manusia.5,8 Gejala klinis varian sarkomatoid tidak berbeda dengan varian lainnya. Umumnya pasien datang dengan hematuri dan dengan stadium yang lebih lanjut.3,4,10 Secara mikroskopis varian sarkomatoid tersusun dari komponen urotelial, glandular atau small cell, disertai komponen mesenkimal.2,4 Komponen mesenkimal paling sering muncul sebagai sel-sel spindel berdiferensiasi buruk, yang membentuk pulau-pulau solid di antara komponen urotelial.2,4,7,10 Komponen heterolog yang paling sering muncul adalah osteosarkoma, kondrosarkoma, rhabdomyosarkoma, leiomyosarkoma, liposarkoma, angiosarkoma atau multipel.3,4 Mayoritas karsinoma urotelial dengan varian sarkomatoid ditemukan pada stadium lanjut saat diagnosis dan dengan usia yang lebih tua.3,10 Karsinoma uretelial infiltratif varian sarkomatoid memiliki prognosis yang lebih buruk karena agresivitasnya tinggi.3,7 Pada kasus ini, dari hasil pemeriksaan potong beku tampak massa tumor tersusun atas sel-sel anaplastik yang membetuk pulau-pulau solid, infiltratif diantara stroma dan otot. Sel-sel tersebut sebagian besar berbentuk spindel, dengan pleomorfia inti berat dan mitosis yang sangat mudah ditemukan. Hanya pada satu slide saja tampak gambaran struktur papiler, yang disusun oleh sel-sel urotelial ganas. Hal ini menarik untuk didiskusikan karena jika saat biopsi atau potong beku, sampel tidak mengandung komponen epitelial tersusun papiler, bisa saja patolog pembaca tergiring ke dalam diagnosis sarkoma. Setelah dilakukan pemeriksaan histopatologi blok parafin terhadap jaringan sisa potong beku dan bahan sistektomi barulah didapatkan gambaran mikroskopis yang lebih jelas. Sebagian masa tumor tampak tersusun atas sel-sel spindel, pelomorfik, hiperkromatik yang tersusun solid. Sebagian lainnya tampak tersusun atas sel-sel urotelial anaplastik tersusun papiler dengan fokus-fokus diferensiasi skuamus. Untuk bisa menjelaskan apakah kasus ini merupakan kolisi dua tumor (sarkoma dan karsinoma), ataukah suatu karsinoma dengan deferensiasi sarkomatoid, dilakukan pemeriksaan imunohistokimia vimentin dan sitokeratin pada komponen spindel tersebut. Literatur menyebutkan pada sarkomatoid karsinoma, komponen karsinoma secara universal selalu positif terhadap marker epitelial (pancytokeratin, 13 EMA) dan terkadang positif untuk marker mesenkimal seperti vimentin. Komponen sarkomatoid secara universal selalu positif kuat terhadap vimentin namun pada pewarnaan untuk komponen epitelial hasilnya bervariasi, umumnya menunjukkan hasil positif untuk setidaknya satu penanda epitelial.4,5,12 Namun pada literatur lain disebutkan bahwa varian sarkomatoid akan bereaksi dengan sitokeratin, mempertahankan sifat epitelialnya.2,3,10 Pada kasus ini ternyata bagian tersebut menunjukkan imunoreaktifitas pada kedua antibodi, mendukung kecenderungan tumor ini suatu karsinoma dengan diferensiasi sarkomatoid, bukan sarkoma. Mengenai sarkoma pada buli, tipe yang tersering adalah leiomyosarkoma (1% dari seluruh keganasan pada buli), namun insidennya sangat jarang. Leiomyosarkoma umumnya terjadi pada dekade ke 4 atau 6.10,13 dengan perbandingan insiden laki-laki dan perempuan sebesar 2:1.2,3,10,13,14 Sarkoma ini berasal dari otot polos dan dapat terjadi di seluruh bagian buli. Kebanyakan pasien datang dengan hematuria, kadang teraba massa di regio pelvis, disertai dengan nyeri perut dan tanda-tanda obstruksi urin.2,3 Gambaran makroskopis leiomyosarkoma berupa massa yang infiltratif dan besar (ukuran rata-rata 7cm), kadang terdapat area nekrosis.2,3,10,14 Pada pemeriksaan mikroskopis tampak massa tumor dengan selularitas yang tinggi terdiri fasikulus-fasikulus sel-sel spindel yang infiltratif dengan sitoplasma eosinofilik luas.2,20,24 Gambaran tipikalnya terdapat plomorfia inti, hiperkromasia, peningkatan aktivitas mitosis disertai dengan mitosis abnormal.6,14 Secara imunohistokimia leiomyosarkoma terpulas dengan antibodi terhadap aktin, desmin dan vimentin, serta negatif terhadap sitokeratin.2,3,6,10,14 Angka prognosis leiomyosarkoma buruk dengan rekurensi yang tinggi.2,3 Sarkomatoid karsinoma dapat menyerupai leiomyosarkoma namun biasanya disertai dengan komponen epitelial ganas dan terpulas positif terhadap sitokeratin.2,10 Sarkoma pada buli yang sejati tidak akan memiliki komponen epitelial, baik in situ maupun komponen infiltratif.2,9,10 Varian sarkomatoid juga harus dibedakan dengan pseudosarkomatus fibromixoid tumor, suatu pseudotumor yang merupakan kondisi inflamasi dengan etiologi yang belum jelas.10,14 Lebih banyak terjadi pada perempuan usia pertengahan. Dapat dengan riwayat operasi atau trauma. Pseudotumor terdiri nodulnodul yang terdiri fasikulus-fasikulus sel-sel spindel, disertai infiltrat leukosit, dapat disertai mitosis namun tanpa tanda atipia inti dan mitosis abnormal.10,14 14 Stadium tumor ditentukan berdasarkan kedalaman invasi terhadap dinding buli. Dibedakan menjadi superfisial (Ta dan T1) di mana invasi mencapai lamina propria dan invasi terhadap lapisan otot detrusor (T2, T3, T4).2,6,15 Tabel 2. Klasifikasi Tumor Node Metastasis Karsinoma pada Buli (American Joint Commission on Cancer 7th ed.) T (Tumor primer) Tx Tumor primer tidak dapat dinilai T0 Tidak ada tanda tumor primer Ta Karsinoma papiler non invasif Tis Karsinoma in situ : flat tumor T1 Tumor menginvasi jaringan ikat subepitel T2 Tumor menginvasi otot T2a Tumor menginvasi otot superfisial (separuh bagian dalam) T2b Tumor menginvasi otot profunda (separuh bagian luar) T3 Tumor mengivasi jaringan perivesika T3a Secara mikroskopis T3b Secara makroskopis (massa ekstravesika) T4 Tumor menginvasi : prostat, uterus, vagina, dinding pelvis, dinding abdomen T4a Tumor menginvasi prostat, uterus, atau vagina T4b Tumor menginvasi dinding pelvis atau dinding abdomen N (Kelenjar limfe regional) Nx Kelenjar limfe regional tidak dapat dinilai N0 Tidak ada metastasis ke kelenjar getah bening regional N1 Metastasis pada satu kelenjar getah bening regional, ukuran 2cm atau kurang N2 Metastasis pada satu kelenjar getah bening regional, ukuran lebih dari 2cm tapi tidak lebih dari 5cm, atau kelenjar multipel dengan ukuran kurang dari 5cm N3 Metastasis pada kelenjar limfe dengan ukuran lebih dari 5cm M (Metastasis) Mx Metastasis jauh tidak dapat dinilai M0 Tidak ada metastasis M1 Terdapat metastasis 15 Stadium TMN Stadium 0a Ta N0 M0 Stadium 0is Tis N0 M0 Stadium I T1 N0 M0 Stadium II T2a,b N0 M0 Stadium III T3a,b T4b N0 M0 T apapun N1, N2, N3 M0 T apapun N apapun M1 T4a Stadium IV Prognosis bergantung pada tipe grading histologi dan stadium pada saat diagosis. Infiltrative urothelial carcinoma berkaitan dengan angka kematian sebesar 30% jika tumor telah menginvasi lamina propria.1 Subtipe spesifik dari varian histologis tertentu seperti small cells carcinoma, sarcomatoid carcinoma, nested varian, micropapillary carcinoma dan lymphoepitelioma-like carcinoma secara klinis berpengaruh pada prognosis pasien.2,15 Pada kasus ini, tampak invasi tumor sampai ke separuh bagian luar otot, tanpa metastasis ke kelenjar getah bening regional, dan tanpa invasi ke prostat. KESIMPULAN Berdasarkan data klinis, radiologis, histopatologi, serta imunohistokimia dapat disimpulkan bahwa kasus ini adalah suatu infiltrative urothelial carcinoma with squamous differentiation and sarcomatoid variant. Kasus ini memiliki prognosis yang buruk, karena adanya komponen berdiferensiasi sarkomatoid, high grade. 16 DAFTAR PUSTAKA 1. Epstein, Lotan. The Lower Urinary Tract and Male Genital System. In : Kumar, Abbas, Aster, editor. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 9th ed. Philadelphia : Elsevier Saunders; 2015.p.964-969. 2. Loper-Beltran, Sauter, Gasser, Hartmann, Schimtz-Drager, Helpap,et al. Infiltrating Urothelial Carcinoma. In: Eble, Sauter, Eptein, Sesternhern, editor. WHO Pathology and Genetics of Tumor of Urinary System and Male Genital Organs. Lyon : IARC; 2004. p.93-102. 3. McKenney, Magi-Galluzzi. Neoplasm of the Urinary Bladder. In : Zhou, Magi-Galluzzi. Genitourinary Pathology. 2nd ed. Philadelphia : Elsevier Saunders; 2015.p.200-238. 4. Molina-Cerrilo, Martinez-Saez, Alonzo-Gordoa, Tirado-Zambrano, DelgadoVargas, Earl, et al. Primary Sarcomatoid Tumor of the Bladder: A Different Entity but the Same Approach? Clinical Genitourinary Cancer. 2015;13(6).p.493-8. 5. Cheng, Zhang, Alexander, MacLennan, Hodges, Harrison, et al. Sarcomatoid Carcinoma of the Urinary Bladder: The Final Common Pathway of Urothelial Carcinoma Dedifferentiation. Am J Surg Pathol. 2011;35:e34-e46. 6. Ordonez, Rosai. Urinary Tract. In : Rosai, editor. Rosai and Ackermann’s Surgical Pathology.10th ed.Edinburgh : Mosby Elsevier, 2011. p.1257-1270. 7. Cao. Pathology and Pathogenesis of Bladder Tumors. In: McManus, editor. Pathobiology of Human Disease. Amsterdam: Academic Press; 2014.p.29002913. 8. Grivas, Melas, Papavassiliou. The Biological Complexity of Urothelial carcinoma: Insights into Carcinogenesis, target, and Biomarker of Response to Therapheutic Approach. Semin Cancel Bio. 2015;35:p.125-132. 9. Humphrey. Sarcomatiod Carcinoma of the Bladder. The Journal of Urology. 2013; 189.4:p.1534-1535. 10. Murphy, Gignon, Perlman. Tumos of the Urinary Bladder. In: Tumors of the Kidney, Bladder, and Related Urinary Structure. AFIP Atlas of Tumor Pathology Series 4. Washington DC: American Registry of Pathology; 2004. p.241-329. 17 11. Gelleriad, Warrick, Al-Ahmadie. Urothelial Carcinoma with Squamous differentiation - The Pathologists Prespective. Urol Oncol. 2015;33(10): p.437-443. 12. Sung, Sung, Minki, So, Yong, Hyeon. Sarcomatoid Urothelial Carcinoma of the Renal Pelvis with Extremely Aggressive Clinical Behavior. Korean Journal of Urology. 2009;50. 8: p.812-815 13. Rodriguez, Preston, Barrisford, Olumni, Feldman. Clinical Features of Leiomyosarkoma of the Urinary Bladder : Analysis of 183 Cases. Urologic Oncologic. 2014;32: p.958-965. 14. Evans, Dickson. Uncommon Tumours in the Adult Bladder: Rare Entities with Recognized Diagnosis Pitfalls. Diagnostic Histopatology. 2013; 19.10: p.387-397. 15. Luis, Lopez-Knowles, Real. Molecular Biology of Bladder Cancer. Clin Transl Oncol. 2007;9:p.5-12. 18