Sekretariat Negara Republik Indonesia KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGATASI KRISIS KEUANGAN GLOBAL Selasa, 04 November 2008 Dampak krisis keuangan global kini telah menghantui hampir semua negara. Dampak krisis keuangan global kini telah menghantui hampir semua negara. Semula mungkin tidak terbayang, bagaimana mungkin masalah kredit macet di negara Amerika Serikat bisa berdampak pada negara-negara lain yang tidak berdosa. Tapi itulah yang terjadi. Sebagai dampak dari ekonomi liberal yang dianut kebanyakan negara, termasuk Indonesia, kini krisis ekonomi yang bermula datang dari Amerika Serikat, telah merembet ke negara-negara di Eropah, Asia, Afrika, dan lain-lain. Pertemuan ASEM yang diselenggarakan di Beijing bulan oktober yang lalu, mau tidak mau telah menambah agenda pembahasan yang justru paling krusial untuk dibahas yaitu menggalang kerjasama diantara negara peserta dalam upaya penanggulangan krisis keuangan global. Bahkan Presiden Amerika Serikat mendadak mengagendakan pertemuan negara G-20 di Washington pada tanggal 14-15 November 2008 di Washington. Sebagai bangsa Indonesia, kita patut bangga bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ikut diundang dalam pertemuan G-20 dimaksud. Ini menunjukkan bahwa Indonesia sudah diperhitungkan, sehingga diperlukan kehadirannya dalam pertemuan tersebut. Kerjasama internasional tentunya tidak akan berhenti dalam pembahasan di Washington saja. Setelah itu Presiden Yudhoyono akan menghadiri pertemuan APEC di Peru, pada tanggal 23-24 November 2008. Selain masalah kerjasama antar negara dan bilateral sesama anggota negara APEC, juga akan dibahas kelanjutan upaya kerjasama internasional dalam mengatasi krisis keuangan global, yang sebelumnya telah disepakati di Beijing dan Washington. Kehadiran Presiden Yudhoyono, baik di Washington maupun di Peru, tentunya diharapkan dapat memberikan kontribusi, tidak hanya kepada dunia internasional, tapi juga penguatan daya tahan bangsa Indonesia menghadapi krisis keuangan global tersebut. Langkah dan kebijakan pemerintah dalam mengatasi krisis keuangan global banyak diapresiasi negara lain. Kegesitan Presiden Yudhoyono dalam memimpin Rapat Kabinet Paripurna pada tanggal 6 Oktober 2008 dengan melibatkan para Menteri, KADIN, pengamat ekonomi, dan pemangku kepetingan lainnya, berhasil meredam dampak yang lebih luas dari krisis keuangan global tersebut di dalam negeri. Upaya pemerintah dalam mengatasi krisis keuangan global tentunya perlu disosialisasikan agar masyarakat di dalam negeri di semua lapisan dapat menempatkan duduk persoalannya secara proporsional, sehingga masyarakat tidak perlu ikut panik apabila ada isu-isu yang menyesatkan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu kita hargai langkah Departemen Komunikasi dan Informatika yang telah menerbitkan buku, yang terdiri atas beberapa bagian, untuk menjelaskan Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Krisis Keuangan Global. Kita berharap upaya Departemen Komunikasi dan Informatika tersebut dapat membuat masyarakat lebih mengetahui persoalan yang sebenarnya, sehingga dapat bersikap obyektif dalam menilai suatu kebijakan Pemerintah ( ibnu purna ) http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 1 November, 2017, 05:14 Sekretariat Negara Republik Indonesia Lampiran : 1. Buku 1 : krisis finansial global, uraian; 2. Buku 2 : krisis finansial global, tanya jawab. http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 1 November, 2017, 05:14