BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis pada penelitian dengan judul Peranan Modal Kerja, Likuiditas, Total Assets Turnover Dan Leverage Ratio Dalam Mengoptimalkan Profitabilitas Perusahaan Pada Industri Automotive And Applied Product (20032007), maka dapat disimpulkan : 1. Kondisi Modal Kerja Perusahaan pada Industri Automotive and Allied Product Di Bursa Efek Indonesia periode 2003 -2007. Kondisi Modal kerja Perusahaan yang ditunjukkan dengan Working Capital Turnover (WCT) pada Industri Automotive and Allied Product di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007 pada setiap perusahaan relatif berfluktuatif, dimana tingkat Perputaran Modal Kerja pada Industri Automotive and Allied Product tertinggi dihasilkan oleh PT Nipress Tbk pada tahun 2005 yaitu sebesar 623,44x. Kenaikan nilai DPR dari suatu perusahaan ini bisa disebabkan oleh meningkatnya penjualan perusahaan. Sedangkan Perputaran Modal Kerja yang terendah pada Industri Automotive and Allied Product dihasilkan oleh PT Intraco Penta Tbk. pada tahun 2006 yaitu sebesar 1,23x dengan modal kerja yang dibiayai dengan hutang lancar yang mengalami penurunan sebesar 37,88% dari tahun sebelumnya . 2. Kondisi Likuiditas pada Industri Automotive and Allied Product di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007. Berdasarkan pembahasan, bahwa Kondisi Likuiditas pada Industri Automotive and Allied Product di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007 relatif stabil. Likuiditas pada setiap perusahaan relatif stabil, tidak terlalu berfluktuatif, dimana peningkatan maupun penurunan Likuiditas tidak begitu besar atau hampir setara setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan pada umumnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo akan dapat terpenuhi atau dengan kata lain perusahaan-perusahaan berada dalam keadaan likuid. Dapat terlihat bahwa satu-satunya perusahaan yang memiliki Likuiditas dari tahun ke tahun yaitu PT. Indomobil Sukses International Tbk. dengan perkembangan Likuiditas yang relatif stabil selama periode 2003-2007. Adapun perusahaan yang memiliki nilai Current Ratio terendah pada Industri Automotive and Allied Product dihasilkan oleh PT Astra International Tbk pada tahun 2005 yaitu sebesar 0,74x yang berarti perusahaan kurang baik dalam mengelola likuiditasnya karena nilai Current Ratio kurang dari 2 dengan perkembangan Current Ratio yang stabil pula. 3. Kondisi Total Assets Turnover (TATO) pada Industri Automotive and Allied Product di Bursa Efek Indonesia periode 2003 -2007. Kondisi Total Assets Turnover (TATO) pada Industri Automotive and Allied Product di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007 relatif berfluktuatif meskipun peningkatan maupun penurunannya tidak begitu besar. Nilai TATO pada Industri Automotive and Allied Product tertinggi dihasilkan oleh PT. Goodyear Indonesia Tbk pada tahun 2006 yaitu sebesar 2,16x yang artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva rata-rata dalam satu tahun berputar 2,16 kali atau setiap Rp 1 aktiva selama setahun dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp 2,16. Hal tersebut menandakan bahwa perusahaan tersebut kurang baik, dikarenakan nilainya lebih dari 2 yang menyebabkan kinerja perusahaan pun menjadi kurang baik.Tingkat kenaikan pada perusahaan tersebut dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 13,09%. Perusahaan tersebut selalu memilki nilai Current Ratio selama tahun 2003-2005 dibandingkan perusahaan lain pada industri Automotive and Allied Product sedangkan nilai TATO yang terendah pada Industri Automotive and Allied Product dihasilkan oleh PT. Multi Prima Sejahtera Tbk. pada tahun 2003 yaitu sebesar 0,23x. 4. Kondisi Leverage Ratio pada Industri Automotive and Allied Product di Bursa Efek Indonesia periode 2003 -2007 Kondisi Leverage Ratio pada Industri Automotive and Allied Product di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007 relatif berfluktuatif dengan perubahan nilai yang tidak begitu besar, bahkan di beberapa perusahaan terlihat bahwa perkembangan Leverage Ratio relatif stabil. Leverage Ratio tertinggi pada tahun 2003 diperoleh perusahaan PT. Polychem Indonesia Tbk. yaitu sebesar 1,06x dibandingkan tahun-tahun sesudahnya. Namun nilai Leverage Ratio terendah dihasilkan oleh PT. Sugi Samapersada Tbk. selama periode 2005 dan 2006 dengan nilai Leverage Ratio sebesar 0,24x. Yang setiap tahunnya mengalami penurunan dan penaikan yang juga relatif berfluktuatif. Hal tersebut menandakan pula bahwa perusahaan ini memiliki jumlah pinjaman yang kecil untuk digunakan sehingga risiko yang dihadapi pun juga semakin kecil. 5. Kondisi Profitabilitas pada Industri Automotive and Allied Product di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007 Kondisi profitabilitas pada penelitian ini dapat diketahui dengan mengetahui nilai ROE pada setiap perusahaan pada industri Automotive and Allied Product. Perkembangan ROE tersebut dikondisikan relatif berfluktuatif, dimana peningkatan maupun penurunannya tidak begitu besar. Namun dapat terlihat jelas bahwa nilai ROE tertinggi pada tahun 2003 diperoleh perusahaan PT. Polychem Indonesia Tbk. yaitu sebesar 224,17%. Hal tersebut membuktikan bahwa perusahaan tersebut memiliki manajemen yang baik dalam mengelola perusahaannya karena mampu memperoleh keuntungan bersih yang optimal untuk para pemegang saham preferen dan saham biasa dari modal sendiri. Namun nilai ROE terendah dihasilkan oleh PT. Indomobil Sukses International Tbk. pada tahun 2004 sebesar -36,64 atau mengalami penurunan yang cukup drastis dibandingkan tahun 2005 pada perusahaan tersebut yaitu sebesar 28,71% atau mengalami penurunan sebesar 227,62%. Hal tersebut membuktikan bahwa manajemen perusahaan tersebut kurang baik dalam mengelola perusahaannya. 6. Peranan Modal Kerja, Likuiditas, Total Assets Turnover dan Leverage Ratio dalam mengoptimalkan Profitabilitas pada Industri Automotive and Allied Product periode 2003-2007 Secara Simultan dan Parsial Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan dalam sektor industri Automotive and Allied Product periode 2003-2007 mengenai Peranan Modal Kerja, Likuiditas, Total Assets Turnover dan Leverage Ratio dalam mengoptimalkan Profitabilitas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Berdasarkan pengujian secara simultan Berdasarkan uji korelasi dengan analisis regresi berganda terlihat hasil Adjusted R Square (koefisien determinasi) sebesar 0,188 atau sebesar 18,8%. Hal ini dapat diartikan bahwa 18,8% profitabilitas dapat dijelaskan oleh modal kerja, likuiditas, total assets turnover dan leverage ratio yang tergabung dalam industri Automotive and Allied Product selama periode 2003-2007. Sementara sisanya sebesar 81,2% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak termasuk di dalam model penelitian. Variabel lain tersebut seperti hasil dari penelitian sebelumnya antara lain CAR (Capital Adequaty Ratio), Net Interest Margin (NIM),Biaya dan Beban Operasional (BOPO), Finance Deposit Ratio (FDR), penjualan, modal saham, investasi, dan lain sebagainya yang belum dijadikan variabel dalam penelitian selanjutnya. Selain itu, pada pengujian melalui ANOVA, terlihat tingkat signifikansi sebesar 0.002 yang berarti lebih kecil dari (alpha) (Significance F = 0.002 < = 0.05) memperlihatkan bahwa modal kerja, likuiditas, total assets turnover dan leverage ratio secara simultan mempunyai peranan yang signifikan dalam mengoptimalkan profitabilitas pada perusahaan yang tergabung dalam industri Automotive and Allied Product selama periode 2003-2007. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar manajer perusahaan memperhatikan variabel modal kerja, likuiditas, total assets turnover dan leverage ratio di dalam usaha pengoptimalan profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, walaupun peranan keempat variabel tersebut kecil, namun tetap akan berpengaruh dalam mencapai profitabilitas yang optimal bagi perusahaan, sehingga pihak pemegang saham yang menanamkan sahamnya diperusahaan khususnya pemegang saham preferent dan saham biasa tidak akan merasa dirugikan, sehingga kegiatan operasional dalam perusaha an pun akan berjalan lancar. 2) Berdasarkan pengujian secara parsial Berdasarkan uji korelasi dengan analisis regresi berganda terlihat hasil nilai koefisien variabel modal kerja, likuiditas, total assets turnover dan leverage ratio mempunyai tingkat signifikansi dibawah Significance F = 0.048< F = 0.031< = 0.05 (Significance F = 0.016< = 0.05, Significance F = 0.019< = 0.05, = 0.05 dan Significance = 0.05). Hal ini berarti modal kerja, likuiditas, total assets turnover dan leverage ratio memiliki peranan yang sangat kuat dalam upaya pengoptimalan profitabilitas perusahaan atau secara signifikan berperan dalam mengoptimalkan profitabilitas dikarenakan H0 ditolak. Dengan adanya modal kerja, likuiditas, total assets turnover dan leverage ratio yang terkordinasi dengan baik oleh bagian manajemen maka akan sangat berfungsi untuk mengoptimalkan profitabilitas yang akan diperoleh perusahaan, dan kebutuhan para pemegang saham khususnya pemegang saham preferent dan biasa pun akan terpenuhi dengan baik. 5.2 Saran Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat dijadikan gambaran untuk penelitian berikutnya, diantaranya yaitu : 1. Pemilihan variabel yang diteliti umumnya telah diteliti terlebih dahulu oleh beberapa peneliti sebelumnya dan peneliti hanya mendapatkan adanya hubungan yang tidak begitu besar terhadap variabel-variabel yang diteliti, untuk penelitian berikutnya disarankan untuk dapat meneliti faktor-faktor lain yang dapat berperan aktif untuk mengoptimalkan Profitabilitas dan faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi Profitabilitas tersebut. 2. Unit analisis penelitian terbatas pada Industri Automotive and Allied Product, untuk penelitian berikutnya disarankan dapat meneliti keseluruhan sektor yang terdaftar di BEI agar hasil yang didapatkan dapat mencerminkan keseluruhan perusahaan. Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis mengenai variabel yang meliputi tingkat modal kerja, likuiditas, total assets turnover dan leverage ratio yang berperan dalam mengoptimalkan profitabilitas perusahaan yang tergabung dalam Industri Automotive and Allied Product. Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan keterbatasan -keterbatasan yang ada, sebagai berikut : 1. Bagi investor dan calon investor Bagi investor maupun calon investor yang ingin menginvestasikan sahamnya pada suatu perusahaan sebaiknya melihat terlebih dahulu kinerja keuangan perusahaan yang akan dipilih. Dalam hal ini investor harus memperkirakan apakan perusahaan tersebut mampu menghasilkan profitabilitas yang optimal atau tidak. Untuk melihat kinerja keuangan perusahaan apakah tepat untuk dipilih adalah dengan melihat kondisi modal kerja, likuiditas, total assets turnover dan leverage ratio yang dapat terkordinasi dengan baik. Namun hanya dengan melihat kinerja keuangan perusahaan saja masih belum cukup, apalagi terbatas pada 4 faktor yang menjadi variabel independen pada penelitian ini untuk dijadikan bahan informasi dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi bagi investor, maka sebaiknya investor memperhatikan semua aspek baik fundamental dan teknikal yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan tersebut. 2. Bagi perusahaan Diharapkan kepada perusahaan agar selalu dapat memperhatikan kinerja keuangan diperusahaannya agar dapat menghasilkan profitabilitas yang optimal dan manajemen yang berkualitas untuk masa depan kemajuan perusahaan. Selain itu dapat mempengaruhi pula pengambilan keputusan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan, sehingga kinerja perusahaan pu n dapat membaik. 3. Bagi peneliti lainnya Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempunyai peran serta pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, baik itu pada Sektor Food and Beverage maupun sektor-sektor lainnya selain keempat variabel pada penelitian ini yaitu modal kerja, likuiditas, total assets turnover dan leverage ratio. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menambah atau menggunakan lebih banyak faktor yang dapat mempengaruhi ataupun dipengaruhi, baik itu faktor-faktor finansial maupun faktor-faktor non-finansial, selain itu tidak hanya terbatas pada analisis fundamental saja tetapi juga analisis teknikal sehingga diharapkan hasil informasi yang mempengaruhi pengoptimalan profitabilitas perusahaan yang terdaftar di BEI dapat lebih lengkap dan menyeluruh.