BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjaga kebersihan tangan sangat besar manfaatnya untuk kesehatan tubuh agar tidak terjangkit penyakit akibat akumulasi mikroba yang ada di tangan. Pada permukaan kulit dapat ditemukan mikroorganisme menetap (transient flora) dan mikroorganisme sementara (resident flora) ( Rasidy, 2006). Menurut Hernandes dkk., (2004) bakteri Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang hidup di tangan. Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang dapat dihambat pertumbuhannya dengan gel antiseptik tangan (Vyas dkk., 2011). Jenis bakteri yang terdapat pada permukaan kulit tangan adalah Staphylococcus saprophyticus, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Serratia liquefacients, Serratia marcescens, Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter aerogenes, Citrobacter freundii, Salmonella sp, Bacillus cereus, Neisserria mucosa, (Pratami dkk., 2013). Masuknya bakteri melalui tangan dapat dicegah dengan menggunakan sediaan gel antiseptik tangan. Sediaan gel antiseptik tangan merupakan produk yang banyak dipilih karena pemakaiannya praktis (Retno Sari dan Isadiartuti, 2006). Sediaan gel dipilih karena mudah mengering , membentuk lapisan film yang mudah dicuci dan memberikan rasa dingin pada kulit (Panjaitan dkk ., 2012) Pembuatan sediaan gel antiseptik tangan membutuhkan suatu bahan pembawa. Bahan pembawa yang baik memiliki sifat tidak mengiritasi, nyaman, mudah digunakan dan dapat melepaskan bahan aktif (Wyatt dkk., 2001). Bahan pembawa yang sering digunakan dalam pembuatan gel antara lain karbopol dan HPMC. Karbopol dan HPMC dibanding bahan lain adalah sifatnya yang mudah didispersikan oleh air dan dengan konsentrasi kecil yaitu 0,5 - 2% dapat memberikan kekentalan yang cukup sebagai basis gel, bersifat 1 Optimasi Kombinasi Karbopol.., Eli Nurdiyati, Fakultas Farmasi UMP, 2017 inert, tidak mengiritasi kulit dan tidak dimetabolisme oleh tubuh. Kombinasi karbopol dan HPMC 2 : 1 dapat meningkatkan viskositas dan difusi obat nistatin dalam gel (Quinones dkk., 2008) Salah satu tanaman yang secara tradisional digunakan sebagai obat adalah suruhan (Peperomia pellucida) yang diketahui berkhasiat sebagai antiseptik, memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa, dan Escherichia coli (Bojo dkk.,1994), memiliki antimikroba spektrum luas terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Pseudomonas euroginosa, Klebiellae pneumonae, Salmonella typhi, Candida albicans, Rhizopus stolon, Aspergillus niger, dan Penicillum notatum (Ganiyat dkk., 2011). Ekstrak tanaman suruhan memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan Bacillus cereus (Karenina, 2014). Menurut Tiara Mappa dkk., (2013) ekstrak daun sasaladahan (Peperomia pellucida) dengan variasi konsentrasi 5%, 10% dan 15% memiliki efek penyembuhan terhadap luka bakar. Kombinasi karbopol dan HMPC akan membentuk konsistensi gel yang setengah padat dan tidak cair . Formulasi sediaan gel antiseptik ekstrak daun suruhan perlu dioptimasi guna mendapatkan area komposisi optimum yang memenuhi parameter sifat fisik yang baik serta daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Bacillus cereus. Level ditentukan dari orientasi faktor terhadap acuan yang telah dimodifikasi. Salah satu metode optimasi yang dapat digunakan untuk mendapatkan formula optimum adalah Simplex Lattice Design. Penerapan Simpex Lattice Design digunakan untuk menentukan optimasi formula pada berbagai perbedaan jumlah komposisi bahan (dinyatakan dalam beberapa bagian) yang jumlah totalnya dibuat tetap yaitu sama dengan satu bagian (Bolton, 1997). Optimasi formula dilakukan dengan memvariasi kadar karbopol dan HPMC dengan software Design Expert 7.0.0. 2 Optimasi Kombinasi Karbopol.., Eli Nurdiyati, Fakultas Farmasi UMP, 2017 B. Perumusan Masalah 1. Apakah gel antiseptik tangan ekstrak daun suruhan memiliki aktifitas daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Bacillus cereus ? 2. Berapa komposisi optimum karbopol dan HPMC yang menghasilkan formula optimum sediaan gel antiseptik tangan ekstrak suruhan yang memenuhi parameter sifat fisik yang baik ? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui gel antiseptik tangan ekstrak daun suruhan yang memiliki aktifitas daya hambat terhadap bakteri Staphylooccus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Bacillus cereus. 2. Mengetahui komposisi optimum karbopol dan HPMC yang menghasilkan sediaan gel antiseptik tangan ekstrak daun suruhan yang memenuhi parameter sifat fisik yang baik . D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah gel antiseptik tangan ekstrak daun suruhan yang memiliki aktifitas daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Bacillus cereus serta formulasi optimum kombinasi karbopol dan HPMC yang menghasilkan gel antiseptik tangan yang memenuhi parameter sifat fisik yang baik. 3 Optimasi Kombinasi Karbopol.., Eli Nurdiyati, Fakultas Farmasi UMP, 2017