BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perawatan ortodonti dengan menggunakan cincin (band) metal telah dapat digantikan dengan merekatkan breket secara langsung ke gigi sejak diperkenalkan teknik etsa asam pada permukaan enamel gigi. Mekanisme perlekatan ke enamel dengan teknik etsa asam yang menggunakan cairan atau gel asam fosfor akan menghasilkan kekasaran mikroporositi pada permukaan enamel sehingga meningkatkan luas permukaan untuk penguncian (interlock) mekanikal breket ortodonti.1-5 Mitchell pada tahun 1967 yang pertama melaporkan pemakaian breket metal dengan basis yang retentif secara direct bonding ke permukaan gigi.2 Perlekatan breket metal didapat dari penguncian mekanikal antara basis breket-bahan adhesif-enamel. Perlekatan ini harus dapat menyalurkan gaya ortodonti dan beban pengunyahan, estetis serta mudah dilepas pada akhir perawatan.2,4,6,7 Beberapa faktor dapat mempengaruhi shear bond strength breket mencakup prosedur conditioning, tipe adhesif, sistem gaya yang diaplikasikan, ukuran dan desain basis breket.2,4,8 Bonding breket yang efektif didapat dengan berbagai macam bahan resin direct bonding pada permukaan enamel yang dietsa. Bahan adhesif akan melekat pada breket stainless steel melalui tambahan retensi mekanikal pada basis breket. Universitas Sumatera Utara Banyak produk di pasaran memperkenalkan berbagai desain basis breket untuk meningkatkan retensi mekanikal perlekatan dengan bahan adhesif. 6,9-11 Secara umum basis breket metal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu breket dengan soldered base/brazed base dan breket dengan integral base. Yang termasuk breket soldered base antara lain perforated base, foil-mesh base dan photoetched base. Yang termasuk breket integral base antara lain retention groove base dan mesh base.2 Selain itu ada tipe breket dengan welded base yaitu dengan melakukan welding mesh dengan diameter yang berbeda ke basis breket. Breket brazed base akan memberikan kekuatan perlekatan yang lebih kuat dari pada tipe breket welded base.3,12 Proses pembuatan breket integral base bisa melalui casting atau Metal Injection Molding. 13,14 Breket dengan mesh base menyediakan ruang untuk penetrasi bahan adhesif. Penelitian breket metal dengan mesh base menunjukkan shear bond strength yang lebih baik dibandingkan breket undercut base dan perforated base (Reynold 1976, Lopez 1980).2,9,10,12,15,16 Microetching pada basis mesh dapat lebih meningkatkan shear bond strength (MacColl et al 1998). 2,12,17 Sedangkan breket dengan retention groove base mempunyai ciri-ciri terusan (channel) undercut horizontal yang terbuka pada sisi mesial dan distal, dengan pola alur berbentuk “V” yang berjejer vertikal pada permukaan basis. Menurut teori, desain basis demikian akan mengurangi terperangkapnya udara karena bahan yang berlebih dapat mengalir keluar.2 Universitas Sumatera Utara Breket dengan retention groove base lebih retentif dibandingkan dengan breket mesh base (Regan dan van Noort 1989).11 Dari uraian di atas diketahui bahwa tipe desain basis yang berbeda dapat mempengaruhi kekuatan perlekatan breket ke gigi sehingga menarik penulis untuk menelitinya. 1.2. Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas timbul permasalahan apakah ada perbedaan shear bond strength antara breket micro-etched mesh base dengan breket retention groove base ? 1.3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui perbedaan shear bond strength antara breket micro-etched mesh base dengan breket retention groove base. 1.4. Hipotesis Ada perbedaan shear bond strength antara breket micro-etched mesh base dengan breket retention groove base. Universitas Sumatera Utara 1.5. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan pemakaian breket dengan tipe basis yang tersedia di pasaran, untuk digunakan di Klinik Ortodonsia RSGMP FKG USU. 2. Sebagai informasi untuk dokter gigi khususnya ortodontis untuk mengetahui tipe basis breket yang memberikan kekuatan perlekatan maksimal dalam perawatan ortodonti. Universitas Sumatera Utara