Media Monitoring Online Rencana Investasi Hingga Juli 2014 Capai Rp 1.800 Triliun Tanggal : Media : Halaman : Wartawan : Muatan Berita : Narasumber Rubrik Kamis , 28 Agustus 2014 Indonesia Finance Today 7 Dusep Malik Positif Azhar Lubis (Deputi Koordinator Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal) , Josua Pardede : (Ekonom PT Bank Permata), Ryan Kiryanto, (Ekonom Bank BNI) : Ekonomi Makro JAKARTA - Pemerintah mengklaim sejak 2013 hingga Juli 2014 di pipeline rencana investasi yang tercatat mencapai sekitar Rp 1.800 triliun. Azhar Lubis, Deputi Pengendalian Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), mengatakan pipeline investasi tersebut telah memiliki izin prinsip. Menurut Azhar, dari izin prinsip tersebut tercatat sebanyak 55% rencana investasi berasal dari sektor industri. Diharapkan rencana investasi yang cukup besar itu dapat segera terealisasi dalam waktu dekat. Rencana investasi tersebut meningkat Rp 466 triliun atau 34,9% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 1.334 triliun. "Jika berdasarkan izin prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) yang keluar dari 2013 hingga Juli 2014 tercatat nilai rencana investasi sekitar Rp 1.800 triliun. Dari rencana itu 55% lebih terdiri dari izin sektor industri," jelasnya kepada IFT. Azhar menuturkan, rencana investasi yang relatif besar tersebut tentu tidak seluruhnya akan terealisasi tahun ini juga, sebab investor tentu masih mempertimbangkan berbagai macam masalah. Rencana investasi itu diharapkan dapat direalisasi secara bertahap sesuai dengan besar kecilnya proyek. "Untuk bisa realisasi tentu pemerintah tidak tahu kapannya, karena itu akan dilakukan secara bertahap, selain itu realisasi itu memerlukan waktji yang tidak pendek sekitar satu hingga empat tahun dan tentunya tergantung besar kecilnya suatu proyek," tegasnya. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat dengan capaian realisasi investasi kuartal II 2014 sebesar Rp 116,2 triliun, maka realisasi investasi sepanjang semester I 2014 mencapai Rp 222,8 triliun atau 48,8% dari target 2014 sebesar Rp 456,6 triliun, terdiri dari PMA sebesar Rp 150 triliun dan PMDN sebesar Rp 72,8 triliun. Josua Pardede, Ekonom PT Bank Permata Tbk (BNLI), mengatakan besarnya rencana investasi hingga Juli 2014 menandakan ken-dala klasik masih ditemui oleh para investpr, seperti birokrasi dan perizinan yang selama ini cukup rumit serta tidak transparan. Untuk itu, agar rencana investasi tersebut bisa segera terealisasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi, maka program pemerintah baru Joko Widodo harus menyasar masalah perizinan dengan cara memangkas waktu dan proses menjadi transparan. Lambatnya proses perizinan dan masalah transparansi selama ini yang menghambat investor untuk berinvestasi baik investor lokal maupun asing. Selain itu, upaya mempercepat realisasi investasi dapat dilakukan dengan cara mendorong percepatan pembangunan infrastruktur, agar biaya ekonomi menjadi optimal dan dapat menyelesaikan masalah fundamental ekonomi yang selama ini mengganggu. Ryan Kiryanto, Kepala Ekonom PT Bank BNI Tbk (BBNI), mengatakan rencana investasi yang cukuk besar tersebut sulit terealisasi dalam waktu dekat ini. Sebab, investor dipastikan masih menunggu dan meraba-raba arah kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah baru. Dengan demikian, rencana investasi tersebut diperkirakan baru akan terealisasi pada tahun depan setelah kebijakan dan arah ekonomi jelas wujudnya. "Sekaligus pemerintah baru melakukan revolusi mental, karakter dan paradigma pcmcrintahan," kata Ryan Page 1/1