Annual Report 2011

advertisement
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk
Menuju Pertumbuhan
yang Gemilang
Toward Excellent Growth
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
1
Langkah dan upaya dalam
mengembangkan usaha
PT Bukit Asam (Persero)
Tbk (PTBA) secara integrasi
menghasilkan pertumbuhan
dan perkembangan dalam
kemajuan usaha Perseroan
yang terus berlanjut.
An integrated course of
action in expanding the
Company’s business results
in sustainable corporate
growth and development.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
2
Meraih Peningkatan
Kinerja secara Optimal
Optimizing Business Performance
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
3
Total pendapatan Total revenue
Rp10,6 triliun trillion
Perseroan berhasil mengoptimalkan peluang dari
kenaikan harga komoditas batubara pada tahun 2011
sehingga mampu meningkatkan total pendapatan
sebesar 33,8% menjadi sebesar Rp10,58 triliun dari
Rp7,91 triliun pada 2010.
In 2011 the Company successfully took advantage of coal
price increase and thus raised total revenue by 33.8% to
Rp10.58 trillion from Rp7.91 trillion in 2010.
Net profit
54,5%
Konsistensi PTBA dalam menggalakkan serangkaian inovasi
operasional untuk meningkatkan efisiensi, terbukti sukses
melonjakkan net profit secara tajam hingga 54,5% menjadi
Rp3,09 triliun di tahun 2011 dari Rp2,00 triliun pada tahun
sebelumnya.
PTBA’s consistency in promoting operational innovations
towards efficiency resulted in a sharp net profit increase of
54.5% to Rp3.09 trillion in 2011 from Rp2.00 trillion the
previous year.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
4
Memaksimalkan
Pendapatan melalui
Strategi Product Mix
Maximizing Revenue through
Product Mix Strategy
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
5
Total penjualan
Total sales volume
4,0%
Efektivitas Perseroan dalam menerapkan strategi
product mix berhasil meningkatkan total
pendapatan dengan persentase lebih tinggi,
kendati volume penjualan hanya meningkat 4,0%
menjadi 13,47 juta ton dari volume penjualan
2010 sebesar 12,95 juta ton.
The Company’s product mix strategy effectively
raised total revenue with a higher percentage,
although sales volume rose only 4.0% to 13.47
million tons from 2010 which totalled 12.95
million tons.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
6
Meningkatkan Efisiensi
Operasional
Enhancing Operational Efficiency
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
7
Biaya pemindahan material
per bcm
Overburden removal cost per bcm
9,2%
Langkah pengendalian biaya terus dilaksanakan secara efektif
sejalan dengan inovasi untuk peningkatan efisiensi operasional,
sehingga membuahkan hasil peningkatan volume produksi
dengan biaya per output produk yang terkendali.
Peningkatan efisiensi tersebut ditunjukkan oleh penurunan biaya
pemindahan material per bcm dalam rangka produksi batubara
swakelola di mulut tambang yang 9,2% lebih rendah dari biaya
tahun 2010.
Cost efficiency measures continued to be taken
concurrently with operational innovations, causing
production volume to increase at manageable perproduct-output cost.
Improved efficiency was reflected by declining overburden
removal cost per bcm from in house mine mouth coal
production which was 9.2% lower than 2010 cost.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
8
Terobosan untuk
Mengatasi Keterbatasan
Kapasitas Angkutan
Breakthrough in Overcoming
Transport Capacity Constraint
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
9
Menuju volume angkutan
Striving for transport volume of
82
juta ton per tahun
million tons annually
Pelaksanaan revitalisasi dan optimasi fasilitas penunjang transportasi
dan peningkatan kapasitas angkut batubara melalui jalur kereta api
eksisting bekerjasama dengan PT KAI, memungkinkan PTBA menaikkan
volume pengangkutan sebesar 9,9% menjadi sebesar 11,48 juta ton
pada 2011 dari 10,76 juta ton pada 2010.
PTBA tengah merintis tiga skenario pengangkutan batubara menjadi
82 juta ton dalam jangka panjang.
Revitalizing and optimizing transport infrastructure and upgrading coal
loading capacity by existing railway track jointly with PT KAI enabled
PTBA to step up loading volume by 9.9% to 11.83 million tons in 2011
from 10.76 million tons in 2010.
PTBA is currently working on three scenarios of enhancing coal
transport to 82 million tons in the long term.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
10
Mengembangkan
Spektrum Usaha secara
Terintegrasi
Integrated Expansion of
Business Spectrum
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
11
Cadangan CBM
Tanjung Enim
CBM reserves
Cadangan CBM
Ombilin
CBM reserves
0,8
0,4
TCF
TCF
PTBA berhasil merintis realisasi pengembangan sejumlah lini usaha baru
termasuk pemboran eksplorasi Coal Bed Methane (CBM) yang segera
dilanjutkan dengan tahap eksploitasi, pencapaian tahap commissioning
pada pembangunan PLTU skala kecil, dan penandatanganan kontrak
Engineering Procurement Construction (EPC) pada beberapa proyek
pembangunan PLTU skala menengah dan besar.
Penyelesaian program terintegrasi tersebut memberikan peluang
tambahan pendapatan dari penjualan CBM, penjualan daya listrik dan
semakin terbukanya pasar bagi cadangan batubara kalori rendah.
PTBA was able to establish a few new business lines covering Coal
Bed Methane (CBM) exploration to be soon followed by exploitation,
commissioning of small scale TPP construction, and signing
Engineering Procurement Construction (EPC) contract in relation to
several medium and large scale TPP construction projects.
Completion of such integrated programs would augment revenue from
CBM and electricity sales and open up a wider market for low calorie
coal product.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
12
Mewujudkan Komitmen
Pelestarian Lingkungan
Realizing Commitment to
Environmental Conservation
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
13
Pembangunan TAHURA Tanjung Enim seluas
Development of TAHURA Tanjung Enim of
5.394
hektar hectares
Perseroan melanjutkan pembangunan TAHURA Tanjung Enim
seluas 5.394 ha, sebagai realisasi komitmen pelestarian
lingkungan seiring penerapan prosedur pengelolaan lingkungan
terakreditasi dan pola penambangan green mining. Hasilnya: PTBA
kembali meraih predikat PROPER HIJAU tingkat nasional.
The Company proceeded with the development of TAHURA Tanjung
Enim measuring 5,394 Ha, as a realization of its commitment to
environmental conservation by implementing accredited environmental
management procedures and green mining scheme. The result: PTBA
was once again awarded National GREEN PROPER trophy.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
14
SASARAN PENGEMBANGAN PERUSAHAAN
COMPANY DEVELOPMENT GOAL
DIVERSIFIKASI PENDAPATAN
Diversification of Earnings
TUJUAN
objective
BATUBARA KALORI RENDAH
Low Calorie Coal
Pemanfaatan
sebagai bahan
bakar PLTU milik
sendiri maupun
milik IPP lain.
• Memenuhi keperluan daya listrik sendiri.
• Menjual listrik kepada PLN.
To be used as TPP
fuel for the Company
and other IPP.
• Selling electricy to PLN
• Meeting the Company’s electricity needs
Penanda tanganan
adendum perjanjian
penjualan batubara
kalori peringkat
rendah dengan PLN
2011 program
PROGRAM 2011
Signing addendum to
low-calorie coal sales
contract with PLN
long term
JANGKA PANJANG
PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA UAP
Thermal Power Plant
Utilizing economic
value of low-calorie
coal at approx.
34% of unexploited
reservest dah sebesar
kurang lebih 34
PT Bukit Asam Tbk
.
COAL BED METHANE (CBM)
• Sebagai Bahan Bakar
PLTU
• Dijual sebagai BBG
• Meningkatkan
keselamatan tambang
• To fuel TPP
• To be sold as gas fuel
• To improve mining safety
• Pembangunan PLTU Unit Tanjung Enim 3x10
MW mencapai 93,5%.
• Pembangunan PLTU Tarahan 2x8 MW
memasuki tahap pra-konstruksi.
• Tender ulang kontrak EPC dan negosiasi tarif
listrik untuk PLTU 2x10 MW Peranap, Riau.
• Ground breaking pembangunan PLTU
Banjarsari 2x110 MW.
• Mendapatkan LOI sebagai pemenang
proyek pembangunan PLTU Banko Tengah
berkapasitas 2X620 MW.
• Peserta tunggal tender pembangunan IPP PLTU
Riau berkapasitas 2x300MW.
• Ikut serta dalam tender IPP PLTU 2x200 MW
di Madura.
• Tanjung Enim Power Plant 3x10 MW - 93.5%
completed.
• Tarahan 2x8 MW – pre-construction stage.
• Peranap Riau 2x110 MW – EPC re- tender and
electricity tariff negotiation.
• Ground-breaking of Banjarsari 2x100 MW
construction.
• Declared the winner of Banko Tengah 2x620 MW
construction and obtained LOI.
• The sole bidder for Riau 2x300 MW construction.
• Participated in tender for Madura 2x200 MW
construction.
Memanfaatkan nilai
ekonomi batubara
kalori peringkat
rendah sebesar
lebih kurang 34%
dari cadangan
batubara yang
selama ini belum
dieksploitasi.
PENGEMBANGAN OPERASIONAL
Operational Development
• Membangun PLTU kecil untuk kebutuhan
sendiri di tiga lokasi.
• Membangun PLTU ukuran sedang dan besar
untuk dijual ke PLN.
• Constructing small-scale TPP for own use in three
locations.
• Constructing medium- and large-scale TPP for
sale to PLN
Laporan Tahunan 2011
CBM Tanjung Enim
• Pemboran 2 lubang
Core Hole dan 1
lubang pilot.
• Penanda tanganan
Join Operation
Agreement PTBAPertamina-Dart
Energy.
CBM Ombilin
• Pembentukan
Konsosium PTBA-PT
Lion Global Energi (PT
LGE).
• Evaluasi awal gas in
place (GIP) sekitar
0,4 TCF.
Tanjung Enim CBM
• Drilling 2 core holes
and 1 pilot hole.
• Signing Joint Operation
Agreement among
PTBA-Pertamina-Dart
Energy.
TEKNOLOGI INFORMASI
Information Technology
PERALATAN PRODUKSI
Production Equipment
• Evaluasi dan
penggantian
sistem operasional
(software) secara
berkala.
• Upgrade peralatan
hardware.
• Optimalisasi 5 unit
BWE sistem.
• Penggantian dan
Penambahan armada
truk & shovel dengan
kapasitas yang lebih
besar.
• Periodic evaluation
& replacement of
software;
• Upgrading hardware.
• Optimizing 5 BWE
system.
• Replacement and
addition with bigger
truck & shovel.
• Go-live Supply
Chain Management
System (SCMS).
• Upgrade perangkat
keras.
• Implementasi
E-Procurement.
• Implementasi
enterprise content
management
system (ECMS).
• Commissioning 2
unit BWE dan 1
Spreader di MTBU.
• Penyelesaian
perawatan rutin 2
unit BWE lain.
• Realisasi program
penambahan APU,
truck dan shovel
kapasitas lebih
besar.
• Go-live Supply Chain
Management System
(SCMS).
• Upgrade hardware
• Implement
e-procurement
• Implement Enterprise
Content Management
System (ECMS)
• Commissioning 2
BWE and 1 Spreader
at MTBU
• Regular maintenance
of 2 other BWE
• Equipment addition
with bigger truck &
shovel
Menjadikan TI
sebagai tulang
punggung operasional
Perseroan.
Meningkatkan produksi
swakelola dengan porsi
diatas 40%
Ombilin CBM
• Formation of PTBA
–PT Lion Global Energi
(PTLGE) consortium.
• Initial evaluation
discovered gas in place
(GIP) of around 0.4 TCF.
Mengembangkan potensi
ekonomi CBM di wilayah
konsesi PTBA (Tanjung
Enim, Ombilin dan
Peranap).
Developing economic
potentials of CBM in PTBA
concession areas (Tanjung
Enim, Ombilin and
Peranap)
Make IT the Company’s
operational backbone.
Boost in house
production higher than
40%.
15
INFRASTRUKTUR
Infrastructure
• Peningkatan kapasitas bongkar
muat pelabuhan dan stockpile.
• Bekerja sama dengan PT KAI
untuk meningkatkan kapasitas
angkut pada jaringan yang
sudah ada.
• Membangun jaringan KA khusus
batubara
MENINGKATKAN TATA KELOLA
Corporate Governance
Development
MENINGKATKAN SUMBER DAYA
MANUSIA
Human Resources Development
MENINGKATKAN PENGEMBANGAN
LINGKUNGAN
Environmental Development
• Melengkapi seluruh pranata
organisasi.
• Meningkatkan best practises
penerapan GCG dan evaluasi berkala
Meningkatkan kompetensi SDM melalui
pelatihan dan evaluasi secara berkala.
• Pelaksanaan Program CSR dan Pengembangan
Masyarakat.
• Pelaksanaan Revegetasi dan pembangunan
Taman Hutan Rakyat, secara bertahap di
lokasi rencana Zona Penerima.
Develop HR competence by training and
periodic evaluation.
• Equipping all organizational system.
• Enhancing GCG best practices and
periodic assessment.
• CSR and Community Development program.
• Revegetation and development of People’s Forest
Park in Receiving Zone.
• Increasing loading port &
discharging capacity and
stockpile.
• Cooperation with PT KAI to
increase existing railway transport
capacity.
• Constructing coal-transport
railway.
• Peningkatan kapasitas Coal
Handling Facilities (CHF) di
Tarahan, Kertapati dan Tanjung
Enim.
• Penyelesaian Refurbishment
dermaga Kertapati.
• Penyelesaian perbaikan fasilitas
di MTBU.
• Penanda-tanganan CTA dengan
PT KAI.
• Menyediakan fasilitas tambang
Peranap.
• Perpanjangan HOA angkutan
KA khusus batubara ke Tanjung
Api-api (Sumsel) dengan Adani
(India).
• Penyempurnaan Board Manual.
• Sosialisasi Code of Conduct (COC).
• Persiapan penerapan Sistem
Pelaporan Pelanggaran
(Whistleblowing System)
• Perbaikan implementasi Manajemen
Risiko.
• Penyelesaian career path dan
succession plan.
• Mapping kebutuhan pegawai.
• Penyiapan Perjanjian Kerja Bersama.
• Program pelatihan diikuti oleh 2.550
pegawai.
• Uji kompetensi terhadap 630 orang
pegawai.
• Peluncuran program Ayo Sekolah.
• Pelaksanaan program Musrenbang.
• Memantau lingkungan agar sesuai standar
Baku Mutu Lingkungan (BML).
• Peningkatan kualitas sumber air.
• Revegetasi lahan pasca tambang bertahap dan
berkelanjutan
• Revise Board Manual
• Socialize Code of Conduct
• Prepare implementation of whistle
blowing system
• Improve risk management
implementation
•
•
•
•
•
• ’Let’s go to school’ program
• Development plan (Musrenbang) program
• Environmental monitoring by environment
quality standard
• Improvement of water sources quality
• Gradual and sustainable revegetation of postmining area
Menjadi Good Corporate Citizen.
SDM yang memiliki kualitas internasional.
Be a Good Corporate Citizen.
Prepare world-class human resource.
• Upgrade Tarahan, Kertapati and
Tanjung Enim CHF capacity
• Finalised refurbishment of
Kertapati Pier
• Completion of MTBU facility
repair
• Signing CTA with PTKAI
• Preparing Peranap mine facility
• Signing extention of HOA with
Adani (India) for special railway
track to Tanjung Api-api (South
Sumatra)
Menunjang volume penjualan
hingga 82 juta ton/tahun.
Step up sales volume to 82
million tons per year.
Finalize career path and succession plan
Personnel requirement mapping
Draw up
Collective Labor Agreement
Training program attended by 2,550
employees
• Competence test for 630 employees
• Peningkatan kesejahteraan masyarakat
sekitar.
• Terpeliharanya lingkungan alam yang lebih
asri.
• Improve surrounding community welfare.
• Preserve surrounding environment.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
Ikhtisar Utama
16
26
36
46
70
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Main Highlights
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
(Dalam jutaan Rp)
2011
2010
6.791.291
1.180.195
644.833
242.941
8.859.260
403.083
174.824
1.140.466
929.471
2.647.844
11.507.104
5.054.075
997.178
423.678
171.022
6.645.953
266.979
187.542
921.005
701.220
2.076.746
8.722.699
122.282
1.249.680
413.217
127.244
1.912.423
1.224.815
73.156
748.235
197.836
128.501
1.147.728
959.072
204.864
1.429.679
3.342.102
8.088.259
76.743
8.165.002
11.507.104
6.946.837
174.343
308
1.133.723
2.281.451
6.366.736
74.512
6.441.248
8.722.699
5.498.225
10.581.570
(5.302.592)
5.278.978
(1.613.949)
3.665.029
396.866
(2.791)
4.059.104
(971.037)
3.088.067
(2.205)
3.085.862
7.909.154
(4.258.988)
3.650.166
(1.346.008)
2.304.158
301.057
(5.565)
2.599.650
(600.713)
1.998.937
1.422
2.000.359
3.085.836
2.231
3.088.067
2.008.891
(9.954)
1.998.937
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Piutang usaha (bersih)
Persediaan (bersih)
Aset lancar lainnya (bersih)
Jumlah Aset lancar
Investasi pada perusahaan asosiasi
Properti pertambangan (bersih)
Aset tetap (bersih)
Aset tidak lancar lainnya (bersih)
Aset tidak lancar
Jumlah aset
LIABILITAS DAN EKUITAS
IKHTISAR
KEUANGAN
FINANCIAL HIGHLIGHTS
Utang usaha
Biaya yang masih harus dibayar
Utang pajak
Liabilitas jangka pendek lainnya
Jumlah liabilitas jangka pendek
Penyisihan manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan
Penyisihan beban pengelolaan lingkungan hidup setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam satu tahun
Liabilitas jangka panjang lainnya
Liabilitas jangka panjang
Jumlah liabilitas
Ekuitas
Kepentingan Non Pengendali
Jumlah ekuitas
Jumlah liabilitas dan ekuitas
Modal kerja bersih
LAPORAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF
(Dalam jutaan Rp, kecuali laba bersih per saham)
Penjualan
Beban pokok penjualan
Laba bruto
Beban usaha
Laba usaha
Penghasilan lain-lain (bersih)
Bagian laba/(rugi) bersih dari perusahaan asosiasi
Laba sebelum pajak penghasilan
Beban pajak penghasilan (bersih)
Laba bersih untuk tahun berjalan
Pendapatan komprehensif lainnya
Jumlah pendapatan komprehensif
Laba/(rugi) bersih yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Kepentingan non-pengendali
Laba bersih
Jumlah saham beredar (juta lembar)
Laba bersih per saham yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk
EBITDA
2.304
2.304
1.339
4.134.370
872
2.669.063
Total pengeluaran usaha*
6.916.541
5.604.996
33,8
44,6
59,1
54,5
53,6
(11,6)
(24,6)
(35,1)
(26,4)
(26,4)
29,2
37,8
26,8
25,4
31,2
23,0
463,2
29,0
40,9
616,1
26,2
35,4
41
46
52.394
530.718
583.112
62.133
548.423
610.556
RASIO KEUANGAN
(dalam persen) kecuali dinyatakan lain
RASIO PERTUMBUHAN
Penjualan
Laba bruto
Laba usaha
Laba bersih
Laba bersih per saham
RENTABILITAS
Laba bersih terhadap penjualan (NPM)
Laba bersih terhadap jumlah ekuitas (ROE)
Laba bersih terhadap jumlah aktiva (ROA)
LIKUIDITAS
Aktiva lancar terhadap kewajiban lancar
Jumlah kewajiban terhadap jumlah aktiva
Jumlah kewajiban terhadap jumlah ekuitas
KOLEKTIBILITAS
Total piutang terhadap total penjualan (AR DOH), dalam hari
PENGELUARAN MODAL
(Dalam juta Rp)
Rutin
Pengembangan
Total pengeluaran modal
* Harga Pokok Penjualan + Beban Usaha - Depresiasi dan Amortisasi
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
2009
2008*
2007
4.709.104
1.505.459
409.901
158.927
6.783.391
122.620
199.063
446.754
526.750
1.295.187
8.078.578
3.041.720
1.376.624
420.040
111.133
4.949.517
125.972
199.063
383.932
447.908
1.156.875
6.106.392
2.222.819
560.508
271.482
25.541
3.080.350
83.019
360.571
455.241
898.831
3.979.181
58.097
789.369
431.230
102.212
1.380.908
759.792
69.190
644.152
562.661
76.987
1.352.990
553.779
99.137
293.352
188.055
163.870
744.414
447.347
151.266
120.848
774
911.832
2.292.740
5.701.372
84.466
5.785.838
8.078.578
5.402.483
1.116
675.743
2.028.733
3.998.132
79.527
4.077.659
6.106.392
3.596.527
17
BALANCE SHEET (In million Rp)
CURRENT ASSETS
Cash and cash Equivalents
Trade receivables (net)
Inventories (net)
Other current Assets (net)
Total Current Assets
Investment in associates
Mining properties
Fixed assets, (net)
Other non-current assets (net)
Non-current assets
Total assets
LIABILITY AND EQUITY
99.765
547.112
1.291.526
2.675.501
12.154
2.687.655
3.979.181
2.335.936
Trade payables
Accrued expenses
Taxes payable
Other current liabilities
Total current liabilities
Provision for retirement and employee benefits
Provision for environmental protection and reclamation
net of current portion
Other long term liabilities
Total Non-Currents Liabilities
Total Liabilities
Equity
Non controlling interest
Total Equity
Total Liabilities And Equity
Net - Working Capital
CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME
(In million Rp, except earnings per share)
Sales
Cost of sales
Gross profit
Operating expenses
Income from operations
Other income - (net)
Share in net loss of associate companies
Profit before income tax
Income tax expense - (net)
Net income for the year
Other comprehensive income
Total comprehensie income
8.947.854
(4.104.301)
4.843.553
(1.295.238)
3.548.315
217.039
(3.352)
3.762.002
(1.032.675)
2.729.327
2.729.327
7.216.228
(3.686.136)
3.530.092
(1.036.150)
2.493.942
56.687
1.043
2.551.672
(837.055)
1.714.617
1.714.617
4.123.855
(2.501.030)
1.622.825
(725.841)
896.984
114.514
(1.936)
1.009.562
(282.750)
726.812
726.812
2.727.734
1.593
2.729.327
1.707.771
6.846
1.714.617
726.211
601
726.812
2.304
2.304
2.304
1.184
3.844.559
741
2.622.156
315
1.082.001
Number of share (in million share)
Basic earing per share for net income attributable
to owners of the parent
EBITDA
5.399.539
4.722.286
3.226.871
Total operating expenditures*
Net income/(loss) attributable to:
Owners of the parent
Non-controlling interests
Net Income
FINANCIAL RATIO
24,0
37,2
42,3
59,2
59,8
75,0
117,5
178,0
135,9
135,2
16,7
21,6
36,6
49,5
49,3
30,5
47,1
33,8
23,7
42,7
28,0
17,6
27,1
18,3
491,2
28,4
39,6
365,7
33,2
50,8
413,8
32,5
48,3
61
70
50
46.925
81.385
128.310
57.054
354.449
411.503
24.341
170.590
194.931
(in percentage), unless stated otherways
GROWTH RATIO
Sales
Gross profit
Operating income
Net income
Earning per share
OPERATIONAL RATIO
Net income to sales
Net income to equity
Net Income to total assets
FINANCIAL RATIO
Current assets to currents liabilities
Total liabilities to total assets
Total liabilities to total equity
COLLECTIBILITY
Account receivables daily on hand (AR-DOH), in days
CAPITAL EXPENDITURES
Pendapatan usaha
Perseroan mencapai
Rp10,58 triliun, naik
33,8% dari Rp7,91
triliun pada tahun
sebelumnya.
The Company’s operating
income totalling Rp10.58
trillion or rose 33.8% from
Rp7.91 trillion in 2010.
(In million Rp)
Routine
Development
Total capital expenditures
* Cost of Sales + Operating Expenses - Depreciation and Amortization
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
Ikhtisar Utama
18
26
36
46
70
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Main Highlights
07
08
09
10
11
07
LABA USAHA (Rp miliar)
OPERATING INCOME (Billion Rp)
897
2.304
2.494
10.582
7.909
7.216
3.979
4.124
6.107
8.079
8.723
8.948
11.507
SALES (Billion Rp)
3.665
PENJUALAN (Rp miliar)
ASSETS (Billion Rp)
3.548
ASET (Rp miliar)
08
09
10
11
07
08
09
10
11
LABA BERSIH (Rp miliar)
1.708
726
The Company improved mining operating efficiency
through many ways.
07
09
PT Bukit Asam Tbk
10
.
11
Laporan Tahunan 2011
07
10
11
371
1.339
523
DIVIDEND PER SHARE (Rp)
165
741
315
08
09
DIVIDEN PER SAHAM (Rp)
872
1.184
4.134
2.669
3.845
2.622
1.082
07
EARNING PER SHARE (Rp)
08
533
LABA BERSIH PER SAHAM (Rp)
EBITDA (Billion Rp)
08
09
10
11
105
EBITDA (Rp miliar)
2.009
2.728
Perseroan dengan konsisten melakukan
berbagai upaya untuk meningkatkan
efisiensi operasional penambangan.
3.086
OPERATING INCOME (Billion Rp)
06
07
08
09
10
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
19
IKHTISAR OPERASI
OPERATIONAL HIGHLIGHTS
PRODUKSI (dalam ton)
2011
2010
2009
2008
2007
Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT)
PRODUCTION (in tons)
Tanjung Enim Mining Unit (UPT)
•AirLaya
5.403.014
6.131.218
5.280.781
5.180.968
4.487.258
•AirLaya
•MuaraTigaBesarUtara
3.492.763
3.144.728
2.630.150
2.478.649
1.637.588
•MuaraTigaBesarUtara
-
-
-
-
508.501
3.491.311
2.595.850
2.846.546
2.426.892
1.920.429
12.387.087
11.871.796
10.757.477
10.086.509
8.553.776
1.883
5.620
1.770
5.109
1.251
-
76.971
783.243
712.199
722.586
560.313
507.558
57.912
-
-
12.949.283
12.461.945
11.600.402
10.803.817
9.277.613
•MuaraTigaBesarSelatan
•BankoBarat
Jumlah Produksi UPT
Unit Pertambangan Ombilin (UPO)
PT Batubara Bukit Kendi
PT International Prima Coal
Jumlah Produksi
PEMBELIAN (dalam ton)
•MuaraTigaBesarSelatan
•BankoBarat
UPT Total Production
Ombilin Mining Unit (UPO)
PT Batubara Bukit Kendi
PT International Prima Coal
Total Production
PURCHASES (in tons)
•PTBukitAsamPrima
620.293
511.792
574.783
1.169.708
391.209
•PTInternationalPrimaCoal
133.458
8.049
-
-
-
•PTInternationalPrimaCoal
•UnitPertambanganOmbilin(UPO)
127.023
40.507
-
366.294
880.013
•OmbilinMiningUnit(UPO)
Jumlah Pembelian
880.774
560.388
574.783
1.536.002
1.271.522
13.830.057
13.022.333
12.175.185
12.339.819
10.548.835
Jumlah Produksi & Pembelian
ANGKUTAN KERETA API
•PTBukitAsamPrima
Total Purchase
Total Production & Purchase
RAILWAY TRANSPORTATION (in tons)
(dalam ton)
Tanjung Enim Ke Tarahan
9.368.000
8.712.100
8.498.150
8.388.400
6.310.400
Tanjung Enim to Tarahan
Tanjung Enim ke Kertapati
2.108.710
2.050.940
1.956.430
1.900.030
1.695.690
Tanjung Enim to Kertapati
11.476.710
10.763.640
10.454.580
10.288.430
8.006.090
Total Transportation
Jumlah Angkutan
PENJUALAN (dalam ton)
SALES (in tons)
Domestik
8.748.171
8.228.014
8.068.424
8.321.310
6.897.657
Domestic
Ekspor
4.718.061
4.722.551
4.416.312
4.476.612
3.955.077
Export
13.466.232
12.950.565
12.484.736
12.797.922
10.852.734
Jumlah Penjualan
Total Sales
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
Ikhtisar Utama
20
26
36
46
70
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Main Highlights
PENGHARGAAN
DAN SERTIFIKASI
AWARDS AND CERTIFICATION
JUNI JUNE
MEI MAY
Ranking 1 Top Performing Listed Company
dari Majalah Investor
1st Rank Top Performing Listed Company
from Investor Magazine
The Best in Building and Managing
Corporate Image perusahaan
Pertambangan Batubara dalam acara
Indonesian’s The Most Admired
Company
The Best in Building and Managing
Corporate Image in Coal Mining
Company category in Indonesia’s
The Most Admired Company program
Proper Hijau Tingkat Propinsi Sumatera
Selatan untuk keempat kalinya
Green Proper trophy awarded for
the fourth time by South Sumatera
Provincial Administration
•
Rangking - 1 Category
Energy Indonesia Best
Public Companies
•
Rangking - 7 Overall
Indonesia Best Public
Companies
dalam acara Top-100 Best
Indonesian Public Companies,
oleh Majalah Swa
•
1st Rank - Energy
Indonesia Best Public
Companies;
•
7th Rank - Overall
Indonesia Best Public
Companies
in Top-100 Best Indonesian
Public Companies event by Swa
Magazine
SERTIFIKASI CERTIFICATION
ISO 9001: 2008
ISO 14001: 2004
SMK3
Mengenai Manajemen Pengendalian Mutu Quality Control Management
Mengenai Manajemen Pengelolaan Lingkungan Environmental Conservation Management
Mengenai Manajemen Kesehatan Dan Kecelakaan Kerja
Work Health and Safety Management
Mengenai Manajeman Keselamatan Kerja Work Safety Management
Mengenai Sistem Manajeman Mutu Laboratorium Laboratory Quality Management System
OHSAS 18001: 2007
ISO/IEC 17025:2005
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
SEPTEMBER
Green Award, Penghargaan untuk
menginspirasi kelestarian lingkungan
bumi. Atas upaya pembangunan
TAHURA dan Kawasan Konservasi
di lahan bekas tambang dan
penyelamatan pohon endemik, Merbau
Sumatera yang hampir punah
Green Award, inspiring earth
conservation, a commendation
presented for developing TAHURA and
Conservation Zone in post-mining area
and preserving endemic plants, the
practically extinct Sumatera Merbau
Peringkat 1 Annual Report
Award 2011 kategori
BUMN/D Non-Keuangan
Listed Company
1st Rank Annual Report
Award 2011 in SOE/
ROE Non-Finance Listed
Company category
21
NOVEMBER
Mendapatkan berbagai penghargaan dalam
acara Anugerah Business Review, yakni:
•
Peringkat III, kategori The Best CEO of
the Year
•
Peringkat V, kategori The Best Finance
Perfomance for Non Finance Corporation
of The Year 2011
•
Peringkat III kategori The Best Human
Capital of The Year 2011
•
Peringkat V kategori The Best Corporate
of The Year 2011
•
Peringkat III kategori The Best GCG
Implementation of The Year 2011
Various commendations in Anugerah Business
Review event:
•
3rd Rank, The Best CEO of the Year;
Penghargaan ADITAMA
Pengelolaan Lingkungan
Tambang dari Kementerian ESDM
cq Dirjen Minerba
•
5th Rank, The Best Finance Perfomance for
Non-Finance Corporation of The Year 2011
•
3rd Rank, The Best Human Capital of The
Year 2011
ADITAMA Award for Mining Area
Management from EMR Ministry
cq Mineral Resources Director
General
•
5th Rank, The Best Corporate of The Year
2011
•
3rd Rank, The Best GCG Implementation of
The Year 2011
Penyelenggaran Indonesia MDGs
Award, PTBA mendapatkan :
In Indonesia MDGs Award event,
PTBA obtained:
•
GOLD untuk bidang Pendidikan 9
Tahun untuk Pemberdayaan Anak
Keluarga Miskin
•
GOLD for Nine-year Education
to Empower Underprivileged
Children
•
SILVER untuk Bidang Kelompok
Simpan Pinjam Kaum Perempuan
LKMS-BMT Almu’min
•
SILVER for LKMS-BMT Almu’min
Women’s Loan Savings Group
•
SILVER CSR Officer dan
•
SILVER for CSR Officer and
•
SILVER untuk penyediaan Air
Bersih bagi masyarakat.
•
SILVER for Clean Water
Provision for the society
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
Ikhtisar Utama
22
26
36
46
70
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Main Highlights
PERISTIWA
PENTING 2011
2011 SIGNIFICANT EVENTS
MARET MARCH
JULI JULY
23 MAR - Penandatanganan JOA CBM antara PTBA dan PT
Pertamina (Persero) serta Dart Energy Indonesia tentang
Pengembangan CBM di Tanjung Enim
29 JUL - Ground Breaking pembangunan PLTU Mulut
Tambang Banjarsari, 2x110 MW di Kabupaten Lahat,
Sumatera Selatan
23 MAR - JOA CBM between PTBA and PT Pertamina (Persero)
and Dart Energy Indonesia for CBM Development in Tanjung Enim
29 JUL - Ground-breaking of Banjarsari Mine Mouth
TPP 2x110 MW construction in Lahat Regency, South
Sumatera
JUNI JUNE
9 JUN - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Tahun Buku 2010
9 JUN - 2010 Annual General Meeting of
Shareholders
SEPTEMBER
15 SEP - Penandatanganan Perjanjian Kredit antara
PT Bukit Pembangkit Innovative dengan PT Bank BNI
(Persero)
15 SEP - Loan Agreement between PT Bukit Pembangkit
Innovative and PT Bank BNI (Persero)
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
23
NOVEMBER
DESEMBER DECEMBER
28 NOV - PTBA mengumumkan jadwal pembagian
Dividen Interim Tahun Buku 2011, sebesar Rp103,5
per lembar saham
8 – 9 DES - Mendapatkan Letter of Intent (LOI),
penetapan Konsorsium PTBA dan CHD dari Cina sebagai
pemenang proyek Pembangunan PLTU Mulut Tambang
2x620 MW di Banko Tengah
28 NOV - Announcing schedule of dividend interim
payment of Rp103.50 per share for accounting year
2011
Konsorsium PTBA dan CHD dari Cina membuat pernyataan
kesanggupan pembangunan proyek PLTU Mulut Tambang
Banko Tengah 2x620 MW
14 DES - Penandatanganan Perjanjian Tarif Angkutan
Batubara dengan Kereta Api Jangka Panjang (2012-2016),
sebagai tindak lanjut Coal Transportation Agreement (CTA)
yang ditanda-tangani pada bulan Oktober 2009
16 DES - Peresmian pembukaan areal tambang baru di
Banko Tengah, Tanjung Enim
22 Des - RUPS Luar Biasa, dengan keputusan utama
Pergantian Komisaris Utama dan Pergantian Direksi
8 – 9 DEC - Letter of Intent (LOI) issuance, confirming
PTBA and CHD China Consortium as the winner of Banko
Tengah Mine Mouth TPP 2x620 MW construction project
PTBA and CHD of China Consortium stated their readiness to
construct Banko Tengah Mine Mouth TPP 2x620 MW
14 DEC - Long Term Coal Railway Transportation
Tariff Agreement (2012-2016), as a follow-up of Coal
Transportation Agreement (CTA) signed in October 2009
16 DEC - Dedication of new mine in Banko Tengah,
Tanjung Enim
22 DEC - Extraordinary GMS, resolved to replace President
Commissioner and Board of Directors
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
24
DAFTAR ISI
INVESTORS INFORMATION
1
SEKILAS KINERJA PTBA
16
IKHTISAR UTAMA
16
Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights
26
Visi dan Misi
Visi and Mission
Riwayat Singkat
Brief History
Kegiatan Usaha
Business Activity
Lokasi Operasi
Perseroan
Operational Location
29
29
30
36
Kondisi Pasar Modal
Capital Market
Condition
Kinerja Saham PTBA
PTBA Share
Performance
39
46
122
32
Sumber Daya dan
Cadangan Batubara
Coal Resources and
Reserves
Produk Batubara
Coal Products
Akses Informasi
Access to Information
42
43
33
34
Rencana Strategis
Perseroan
Corporate Strategic Plan
Pengembangan Usaha
Business Development
Risiko dan Manajemen
Risiko
Risk and Risk Management
91
99
Kronologi Pencatatan
Saham PTBA
PTBA Share Listing
Chronology
Pemegang Saham
Shareholders Register
44
Kondisi umum
perekonomian global dan
Indonesia
General Condition of Global
and Indonesian Economy
PT Bukit Asam Tbk
.
Peristiwa Penting 2011
2011 Significant Events
Alamat Kantor
Office Addresses
Anak Perusahaan dan
Perusahaan Asosiasi
Subsidiaries and
Associated Companies
34
Lembaga Penunjang
Pasar Modal
Capital Market
Supporting Institution
Struktur Organisasi
Organization Structure
35
MANAGEMENT REPORT
Pengembangan Sumber
Daya Manusia
Human Resource
Development
Pengembangan
Teknologi Informasi
Information Technology
Development
123
Prospek permintaan
batubara
Coal Prospects
133
Laporan Kinerja Usaha
Business Review
133
Segmen Batubara
Coal Segment
145
Segmen Briket
Briquette Segment
Laporan Tahunan 2011
22
Dividen dan Kebijakan
Dividen
Dividend Policy
56
Laporan Direktur Utama
Report from the President of Directors
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
103
108
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
Kondisi Umum dan Prospek
Usaha
General Condition and
Business Prospects
Penghargaan dan
Sertifikasi
Awards and Certifications
INVESTORS INFORMATION
LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL
120
122
32
20
CORPORATE INFORMATION
Laporan Komisaris Utama
Report from the President of Commissioners
70
86
Ikhtisar Operasi
Operational Highlights
LAPORAN MANAJEMEN
46
73
31
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
MAIN HIGHLIGHTS
INFORMASI BAGI INVESTOR
38
72
19
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
PTBA PERFORMANCE HIGHLIGHTS
INFORMASI PERSEROAN
28
36
INFORMASI BAGI INVESTOR
TABLE OF CONTENTS
Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta
Perlindungan Lingkungan
(K3LL)
Work Safety, Health and
Environmental Conservation
Perlindungan Lingkungan
Environment Conservation
118
Laporan Pelaksanaan
Reklamasi dan
Rehabilitasi
Progress Report of
Reclamation and
Rehabilition Program
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
147
Tinjauan Kinerja Keuangan 157
Financial Review
Rasio-rasio Keuangan
Financial Ratios
147
161
Kebijakan Permodalan
Capitalization Policy
153
Laporan Posisi Keuangan
Balance Sheet
Laporan Laba Rugi
Komprehensif
Comprehensive Income
162
Realisasi Belanja Modal
Capital Expenditure
157
Perubahan Arus Kas
Changes in Cashflow
25
120
163
167
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
Strategi Bisnis 2012
Business Strategy in 2012
Informasi-informasi
Material
material Information
173
Reklasifikasi Akun
Reclassification of Accounts
171
Pendirian Anak Perusahaan
Establishent of Subsidiaries
174
171
Penghentian Kegiatan
Operasional Anak Perusahaan
Closure of Subsidiaries
Operation
Aset dan kewajiban
Konsistensi
Contingent Assets and
Liabilities
170
Transaksi Benturan
Kepentingan
172
Conflict of Interest Transactions
170
Transaksi Material
Material Transactions
171
Pembelian Kembali Saham
Perseroan
Shares Buy Back Program
173
193
186
Tujuan Penerapan
Objective
199
187
Asesmen Praktek GCG
Assesment of GCG Practice
191
Panduan dan Struktur Tata
Kelola
Corporate Governance Code
and Structure
268
272
274
278
282
286
305
Informasi Pihak-pihak yang
Berelasi
Related Party Transactions
178
Perubahan Kebijakan
Akuntansi dan Pengungkapan
Changes in Accounting Policy
and Disclosure
179
Standar Baru dan Revisi yang
diadopsi oleh Perseroan
New and Amended Standards
Adopted by the Company
Aset dan Liabilitas Moneter
dalam Mata Uang Asing
Monitary Assets and Liabilities
denominated in Foreign
Currencies
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Laporan Pelaksanaan
Tata Kelola
Implementation of
Corporate Governance
266
REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES
Akuisisi
Acquisition
Perjanjian-perjanjian Penting
Significant Agreements
186
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
171
167
184
184
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Rapat Umum Pemegang
Saham
General Meeting of
Shareholders
Hubungan serta
Koordinasi Dewan
Komisaris dan Direksi
Coordination between
Board of Commissioners
and Board of Directors
DATA PERSEROAN
Profil Dewan Komisaris
Board of Commissioners’
Profile
Profil Direksi
Board of Directors’ Profile
288
289
182
Persiapan dan Pelaksanaan
Konvergensi IFRS
Preparation and adoption of
IFRS Convergence
183
Kejadian Penting setelah
Tanggal Neraca
Subsequent Events
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
202
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
214
Direksi
Board of Directors
225
242
Pemenuhan Hak274
hak Karyawan dan
Penghargaan terhadap Hak
Azasi Manusia
Fulfillment of Employee
Rights & Respect for Human
Rights
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja serta
Lingkungan
Work Safety, Health &
Environment
246
256
Komite-komite dan
Laporan Komite
Committees and Committee 258
Report
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
274
Peningkatan Program
Kemitraan dan Bina
LIngkungan
Partnership and Community
Development Program
Program Bina Wilayah
Area Development Program
277
Pengelolaan Pelestarian
Lingkungan
Environmental Management
261
Sistem Pengawasan dan
Pengendalian Internal
Internal Audit and Control
System
Kode Etik Berperilaku
Code of Conduct
Pelaksanaan Prinsipprinsip Dasar GCG
Implementation of GCG
Basic Principles
Lain-lain
Others
REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES
Komitmen terhadap
Kualitas Produk dan
Perlindungan Pelangan
Commitment to Product
Quality and Consumer
Protection
276
Hubungan Harmonis
dengan Masyarakat
berlandaskan Prinsipprinsip Tata Kelola yang
Baik
Harmonious Relationship
with The Community
Based on Good Corporate
Governance Principles
Referensi Silang Daftar
Isi Dengan Peraturan
Bapepam LK. No. X.K.6
Cross Reference to
Bapepam LK Rule X.K.6
304
Pernyataan Dewan
Komisaris dan Direksi
Statement of the Board
of Commissioners and
Directors
CORPORATE DATA
Profil Sekretaris
Perusahaan dan SPI
Corporate Secretary and
Internal Audit Unit’s Profile
Profil Komite-komite
Committees’ Profile
LAPORAN KEUANGAN
266
294
FINANCIAL STATEMENTS
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
26
16
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Main Highlights
26
36
46
70
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Corporate Information
INFORMASI
PERSEROAN
CORPORATE INFORMATION
7,3
miliar ton
billion tons
Total sumber daya batubara
Total Coal Resources
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
27
90.832
hektar hectares
Luas seluruh wilayah izin
usaha pertambangan
Total mining
concession area
1,99
miliar ton billion tons
Total cadangan
tertambang*
Total mineable reserves*
*Termasuk areal Lahat yang masih dalam proses perselisihan hukum.
*Includes Lahat areas that are still in the process of legal disputes.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
26
16
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
36
46
70
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
Main Highlights
28
Operational Management Report
Corporate Information
VISI
VISI
Menjadi Perusahaan energi
berbasis batubara yang
ramah lingkungan
To become an environmentfriendly coal-based energy
company
MISI
MISSION
•
•
•
•
•
Fokus kepada core competency dan pertumbuhan
yang berkesinambungan
Memberikan tingkat pengembalian yang optimal
kepada pemegang saham
Meningkatkan budaya korporasi yang
mengutamakan kinerja
Memberikan kontribusi pengembangan ekonomi
nasional
Memberikan kontribusi yang maksimal dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
pelestarian lingkungan
•
•
•
•
•
Focus on core competency and
sustainable growth
Optimize shareholders’ return
Promote a performance-based
corporate culture
Contribute to national economic
development
Contribute to the improvement
of community welfare and the
preservation of environment
STRATEGI
STRATEGY
Perusahaan energi berbasis batubara yang ramah
lingkungan dan terkemuka di Indonesia yang menerapkan
Enam Langkah Strategis:
Indonesia’s leading environmentally friendly
coal-based energy company that adopts Six
Strategic Steps:
1.
1.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
6.
Fokus pada pertumbuhan produksi/penjualan
batubara
Fokus pada proyek-proyek dengan skala kesiapan 1
Restrukturisasi korporasi
Meningkatkan kompetensi dan regenerasi SDM serta
meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan
kinerja
Meningkatkan sistem remunerasi yang berdasarkan
kinerja (performance based reward)
Meningkatkan peringkat kinerja penataan
pengelolaan lingkungan
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
5.
6.
Focus on the growth of coal production/sales
Focus on projects with readiness scale 1
Corporate restructuring
Boost human resource competence and
regeneration as well as promote a performancebased corporate culture
Improve remuneration system based on
performance-based reward
Promote performance rating in environmental
management
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
29
BRIEF HISTORY
RIWAYAT SINGKAT
The coal mining in Tanjung Enim was initiated
by the Dutch Colonial Government in 1919 by
operating the first coal mine using open pit mining
method in Air Laya.
Sejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman
kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan
terbuka (open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang
Air Laya.
Using underground mining method, initial operation
commenced in 1923 and lasted until 1940, while
commercial production began in 1938.
Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah
tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk
kepentingan komersial dimulai pada 1938.
When the Dutch Colonial period ended in Indonesia,
the mining workers fought for the nationalization
of the mines. In 1950, the Indonesian Government
approved the establishment of State-Owned Bukit
Asam Coal Mine or Perusahaan Negara Tambang
Arang Bukit Asam (PN TABA).
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air,
para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status
tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah RI
kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang
Bukit Asam (PN TABA).
In1981, PN TABA converted its status to a limited
liability company under the name of PT Tambang
Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, further called
the Company. To develop coal industry in Indonesia,
in 1990 the Government merged Perum Tambang
Batubara with the Company.
In line with the national energy security development
program, in 1993 the Company was assigned by the
Government to develop coal briquette business.
On December 23, 2002 the Company became a
publicly listed company on the Indonesian Stock
Exchange under the code of “PTBA.”will build a coal
port in Srengsem, Lampung. Total financing is 30%
own funds and 70% borrowing.
BUSINESS ACTIVITY
Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas
dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), yang selanjutnya
disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan industri
batubara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan penggabungan
Perum Tambang Batubara dengan Perseroan.
Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada
1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha
briket batubara.
Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan
publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA.”
KEGIATAN USAHA
Sesuai Anggaran Dasar Perseroan Pasal 3, maksud dan tujuan Perseroan
ialah berusaha dalam bidang pengembangan bahan-bahan galian, terutama
pertambangan batubara sesuai dengan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku dengan menerapkan prinsip-prinsip
Perseroan Terbatas.
Pursuant to Article 3 of the Company’s Articles
of Association, the objective of the Company is
to develop mining operation, particularly coal
mining, in accordance with the prevailing laws and
regulations under the limited liability principles.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
26
16
Informasi Perseroan
Ikhtisar Utama
36
46
70
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
Main Highlights
30
Operational Management Report
Corporate Information
Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
The Company business activities are as follows:
•
•
•
•
•
•
•
Mengusahakan pertambangan yang meliputi penyelidikan umum,
eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan
perdagangan bahan-bahan galian terutama batubara.
Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil produksi bahanbahan galian terutama batubara.
Memperdagangkan hasil produksi sehubungan dengan usaha di atas,
baik hasil sendiri maupun hasil produksi pihak lain, baik di dalam
maupun luar negeri.
Mengusahakan dan mengoperasikan pelabuhan dan dermaga
khusus batubara, baik untuk keperluan sendiri maupun keperluan
pihak lain.
Mengusahakan dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap,
baik untuk keperluan sendiri maupun untuk keperluan pihak lain.
Memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang
yang terkait dengan pertambangan batubara beserta hasil-hasil
olahannya.
•
•
•
•
•
Mining operation covering general research,
exploration,
exploitation,
processing,
purifying, transporting and trading of mining
products particularly coal.
Further processing of mining products
particularly coal.
Trading products of the foregoing business
activity, either own or other parties’
production, at home and abroad.
Managing and operating ports and piers
specifically designated for coal, either for own
use or for others.
Managing and operating thermal power plant,
for own purpose or for others.
Providing consultancy services and engineering
in coal-mining-related fields and processed
mining output.
LOKASI OPERASI PERSEROAN
OPERATIONAL LOCATION
SOUTH CHINA SEA
PEKANBARU
2
1
1
SAMARINDA
PADANG
4
2
BALIKPAPAN
1
3
2
3
LAMPUNG
JAVA SEA
SURABAYA
3
INDIAN OCEAN
1. JAKARTA
Kantor Perwakilan Representative Office
1. Pabrik Briket Briquette Factory TANJUNG ENIM
Kap. 12.000 ton/tahun tons/year
2. Pabrik Briket Briquette Factory LAMPUNG
Kap. 8.000 ton/tahun tons/year
3. Pabrik Briket Briquette Factory GRESIK
Kap. 95.000 ton/tahun tons/year
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
31
COAL RESOURCES AND RESERVES
SUMBER DAYA DAN CADANGAN BATUBARA
The Company holds Mining Consession in the following
areas:
Perseroan memegang hak Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi
sebagai berikut:
Tanjung Enim coal mine of 66,414 hectares covering
Muara Enim Regency and Lahat Regency, South
Sumatera, consisting of:
•
•
•
•
•
•
•
Air Laya (751/KPTS/Dispertamben/2010, 29 Okt
2010): 7.621 Ha
Muara Tiga Besar (304/KPTS/Distamben/2010,
30 Apr 2010): 3.300 Ha
Banko Barat (390/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr
2010): 4.500 Ha
Banko-Tengah Blok Barat (391/KPTS/
Tamben/2010, 13 Apr 2010): 2.423 Ha
Banko-Tengah Blok Timur (389/KPTS/
Tamben/1010, 13 Apr 2010): 22.937 Ha
Banjarsari, Kungkilan, Bunian, Arahan
Utara, Arahan Selatan (461/KPTS/HK-KS/
Pertamben/2003): 24.751 Ha
Bukit Kendi (305/KPTS/Distamben/2010, 30
Apr 2010): 882 Ha.
Ombilin coal mine of 2,950 hectares, consisting of:
• Lembah Segar dan Talawi (05.87.Perindagkop,
30 Apr 2010): 2.950 Ha.
Tambang batubara Tanjung Enim seluas 66.414 hektar yang meliputi Kabupaten
Muara Enim dan Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, yang terdiri atas:
•
•
•
•
•
•
•
Air Laya (751/KPTS/Dispertamben/2010, 29 Okt 2010): 7.621 Ha
Muara Tiga Besar (304/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr 2010): 3.300 Ha
Banko Barat (390/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr 2010): 4.500 Ha
Banko-Tengah Blok Barat (391/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr
2010): 2.423 Ha
Banko-Tengah Blok Timur (389/KPTS/Tamben/1010, 13 Apr
2010): 22.937 Ha
Banjarsari, Kungkilan, Bunian, Arahan Utara, Arahan Selatan (461/
KPTS/HK-KS/Pertamben/2003): 24.751 Ha
Bukit Kendi (305/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr 2010): 882 Ha.
Tambang batubara Ombilin seluas 2.950 hektar, yakni:
• Lembah Segar dan Talawi (05.87.Perindagkop, 30 Apr 2010):
2.950 Ha.
1. PERANAP
Kuasa Pertambangan Mining Concession
Sumberdaya Resources
: 0,80 miliar ton billion tons
Cad tertambang Coal Reserved : 0,27 miliar ton billion tons
Sumberdaya
Cadangan Tertambang*
2. OMBILIN
Unit Pertambangan Mining Unit
Sumberdaya Resources
: 0,10 miliar ton billion tons
Cad tertambang Coal Reserved : 0,02 miliar ton billion tons
7,29 miliar ton
1,99 miliar ton
Coal Resources
Coal Reserved*
billion tons
3. TANJUNG ENIM
Pertambangan Mining Unit
Sumberdaya Resources
: 6,35 miliar ton billion tons
Cad tertambang Coal Reserved : 1,59 miliar ton billion tons
1
4. SAMARINDA - IPC
Kuasa Pertambangan Mining Concession
Sumberdaya Resources
: 0,045 miliar ton billion tons
Cad tertambang Coal Reserved : 0,01 miliar ton billion tons
Kepemilikan Perseroan Company Ownership : 51%
billion tons
1
11
1
1
(%)
1. Pelabuhan Port TELUK BAYUR
Stockpile Stockpile : 90.000 ton tons
Kapasitas Capacity : 2,5 juta ton/tahun million tons/year
Kapal Ship
: Max 40.000 DWT
18
(%)
40
87
2. Dermaga Pier KERTAPATI
Stockpile Stockpile : 50.000 ton tons
Kapasitas Capacity : 2,5 juta ton/tahun million tons/year
Kapal Ship
: Max 8.000 DWT
3. Pelabuhan Port TARAHAN
Stockpile Stockpile : 560.000 ton tons
Kapasitas Capacity : 12 juta ton/tahun million tons/year
Kapal Ship
: Max 80.000 DWT
Samarinda
Ombilin
Cerenti
Tanjung Enim
*Termasuk areal Lahat yang masih dalam proses perselisihan hukum.
*Includes Lahat areas that are still in the process of legal disputes.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
26
16
Informasi Perseroan
Ikhtisar Utama
Main Highlights
32
36
46
70
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Corporate Information
Selain IUP Operasi Produksi tersebut, Perseroan juga memegang hak IUP
Operasi Produksi dilokasi Peranap, Indragiri Hulu Riau (09/IUP/545-02/
IV/2010, 27 Apr 2010) seluas 18.230 Ha dan di lokasi kecamatan Palaran,
kota madya Samarinda (melalui anak perusahaan PT International Prima
Coal) dengan no keputusan (454/375/HK-KS/VII/2010, 19 Jul 2010)
seluas 3.238 Ha.
In addition to these Mining Concessions, the
Company also holds Mining Concession in Peranap
Indragiri Hulu Riau (KW.96PPO289) measuring
18,230 Ha, and in Palaran District, Samarinda
(through subsidiary PT International Prima Coal
measuring 3,238 Ha.
Merujuk pada hasil penilaian sumber daya (resources) dan cadangan
(reserve) oleh pihak independen yaitu “International Mining Consultant
(IMC)” pada Desember 2008, total sumber daya batubara (resources)
Perseroan mencapai 7,3 miliar ton yang tersebar di seluruh KP tersebut
di atas. Sedangkan jumlah cadangan tertambang mencapai 1,8 miliar
ton, belum termasuk cadangan tertambang pada KP yang berlokasi di
kabupaten Lahat yang berstatus sedang dalam tahap penyelesaian dengan
Pemda setempat. Apabila cadangan tertambang pada KP di Kabupaten
Lahat diperhitungkan, maka jumlah cadangan tertambang menjadi 2,0
miliar ton.
With reference to the assessment of resources
and reserves by an independent consultant,
“International Mining Consultant (IMC)” of December
2008, the Company has total coal resources of 7.3
billion tons throughout this Mining Concession
area. While total mineable reserves reached 1.8
billion tons, excluding mineable reserves in the
Mining Concession location at Lahat Regency which
is in dispute with the local Administration. If the
mineable reserves at Lahat Regency are included,
the Company has total mineable reserves of 2.0
billion tons.
PRODUK BATUBARA
COAL PRODUCTS
Perseroan memiliki beragam jenis produk batubara sesuai dengan kadar
kualitas yang terkandung di dalamnya.
The Company produces a variety of coal products
with differing quality of content.
TABEL TABLE 1.A
CV
COAL BRAND
TM
IM
Ash
VM
FC
TS
(Kcal/kg,adb)
(%,ar)
(%,adb)
(%,adb)
(%,adb)
(%,adb)
(%,adb)
IPC 53
5.300
34
15,0
8,0
39,0
40,0
0,5
BA 55
5.500
30
14,7
7,3
39,0
39,0
0,6
BA 59
5.900
28
13,1
6,0
40,4
40,5
0,6
BA 63
6.300
21
11.3
5,0
41,2
42,5
0,6
BA 67
6.700
18
7,8
5,0
41,5
45,7
0,6
BA 70
7.000
14
6,1
5,0
41,9
47,0
0,7
AKSES INFORMASI
ACCESS TO INFORMATION
Informasi untuk pemegang saham, berita terbaru dan informasi umum
tentang Perseroan dapat diperoleh melalui :
Information for Shareholders, updated news and
general information of the Company can be accessed
through:
INVESTOR RELATIONS
Menara Kadin Indonesia 15th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3
Jakarta 12950
P. +62-21-525 4014
F. +62-21-525 4002
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
www.ptba.co.id
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
KANTOR PUSAT
Head Office
33
Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim 31716
Sumatera Selatan, Indonesia
P. +62 734 451 096, 452 352
F. +62 734 451 095, 452 993
Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT)
Tanjung Enim Mining Unit
Jl. Parigi No.1
Tanjung Enim 31716
P. +62-734-451 096, 452 352
F. +62-734-451 095, 452 993
Unit Pertambangan Ombilin (UPO)
Ombilin Mining Unit
Sawahlunto
Sumatera Barat
P. +62-754-61 021
F. +62-754-61 402
Pelabuhan Teluk Bayur
Teluk Bayur Port
Jl. Tanjung Periuk No.1
Teluk Bayur, Sumatera Barat
P. +62-751-62 522, 63 522, 31 996
F. +62-751-63 533
Dermaga Kertapati
Kertapati Pier
Jl. Stasiun Kereta Api
Palembang, Sumatera Selatan
P. +62-711-512 617
F. +62-711 511 388
KANTOR PERWAKILAN JAKARTA
Jakarta Representative Office
Menara Kadin Indonesia 15th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3
Jakarta 12950
P. +62-21-525 4014
F. +62-21-525 4002
Unit Pengusahaan Briket
Briquette Business Unit
Menara Kadin Indonesia 11th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3
Jakarta 12950
P. +62-21-525 4014
F. +62-21-525 4002
Unit Usaha Serang
Serang Business Unit
Jl. Raya Bojonegara Km.7
Serang, Banten
P. +62-254-700 1236
Unit Usaha Tanjung Enim
Tanjung Enim Business Unit
Jl. Parigi No.1, Tanjung Enim
Sumatera Selatan 31716
P. +62-734-451 096, 452 352
F. +62-734-451 095, 452 993
Unit Usaha Gresik
Gresik Business Unit
Jl. Raya Manyar Km. 6 Manyar
Gresik 61151, Jawa Timur
P. +62-31-395 0288
F. +62-31-395 0601
Unit Usaha Lampung
Lampung Business Unit
Jl. Raya Natar Km. 16
Natar, Lampung Selatan
P. +62-721-783 558
F. +62-721-774 266
Pelabuhan Tarahan
Tarahan Port
Jl. Soekarno Hatta Km. 15
Tarahan, Bandar Lampung
P.+62-721-31 545, 31 686
F. +62-721-31 577
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
26
16
Informasi Perseroan
Ikhtisar Utama
Main Highlights
34
36
46
70
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Corporate Information
ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN ASOSIASI
Sejalan dengan visi Perseroan untuk menjadi perusahaan energi berbasis
batubara yang berdaya-saing dan memberikan nilai optimal bagi para
pemangku kepentingan, maka Perseroan membentuk beberapa anak
perusahaan yang bergerak sebagai sektor pendukung pencapaian target
produksi dan penjualan Perseroan, maupun untuk pengembangan berbagai
produk derivatif batubara.
SUBSIDIARIES AND ASSOCIATED
COMPANIES
In line with the corporate vision to become a
competitive coal-based energy company and
to give optimum value to its stakeholders, the
Company sets up several subsidiaries to support
the Company in reaching its production and
sales target, as well as in developing various
coal derivative products.
TABEL 1.B
NAMA
TAHUN
PENDIRIAN
PT Batubara Bukit Kendi
BIDANG USAHA
KEPEMILIKAN
OWNERSHIP
(%)
CORE BUSINESS
STATUS
1996
Penambangan batubara
Coal mining
Sudah operasi
Operational
PT Bukit Pembangkit Innovative
2005
Pembangkit listrik tenaga uap
Thermal power plant
Tahap pengembangan
Developmental stage
59,75
PT Bukit Asam Prima
2007
Perdagangan batubara
Coal trading
Sudah operasi
Operational
99,99
PT Bukit Asam Metana Ombilin
2007
Penambangan gas metana
Methane gas mining
Belum operasi
Non-operational
99,99
PT Bukit Asam Metana Enim
2007
Penambangan gas metana
Methane gas mining
Tahap pengembangan
Developmental stage
99,99
PT Bukit Asam Metana Peranap
2007
Penambangan gas metana
Methane gas mining
Belum operasi
Non-operational
99,99
PT Bukit Asam Banko
2008
Penambangan batubara
Coal mining
Belum operasi
Non-operational
65
PT Bukit Asam Transpacific Railway
2008
Angkutan batubara
Coal transporting
Belum operasi
Non-operational
10
PT International Prima Coal
2008
Penambangan batubara
Coal mining
Sudah operasi
Operational
51
NAME
ESTABLISHMENT
LEMBAGA PENUNJANG PASAR MODAL
Kantor Akuntan Publik
Public Accountant
Tanudiredja Wibisana & Rekan
PricewaterhouseCoopers (PwC)
Plaza 89
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-7 No.6
Jakarta 12940, Indonesia
P. +62 21 521 2901
F. +62 21 5290 5555/5290 5050
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
75
CAPITAL MARKET SUPPORTING
INSTITUTIONS
Biro Administrasi Efek
Share Registrar
PT Datindo Entrycom
Puri Datindo
Wisma Sudirman
Jl. Jenderal Sudirman Kav.34
Jakarta 10220
P. +62 21 570 9009
F. +62 21 570 9026
Notaris
Public Notary
Fathiah Helmi
Graha Irama Lt.6
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-1
Kav. 1 & 2
Kuningan, Jakarta Selatan 12920
P. +62 21 5290 7304-6
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
35
ORGANIZATION STRUCTURE
STRUKTUR ORGANISASI
The Company establishes a dynamic, efficient and
effective organization structure aimed at reaching
an optimum performance growth in accordance
with the industry development.
Perseroan menerapkan struktur organisasi yang dinamis, efisien dan
efektif sesuai dengan perkembangan industri serta dalam rangka mencapai
pertumbuhan kinerja yang optimal.
MILAWARMA
DIREKTUR UTAMA
President Director
HERI SUPRIYANTO
ACHMAD SUDARTO
DIREKTUR OPERASI/
PRODUKSI
Operations/
Production Director
DIREKTUR KEUANGAN
Finance Director
ANUNG DRI PRASETYA
MAIZAL GAZALI
M. JAMIL
DIREKTUR
PENGEMBANGAN USAHA
Business Development
Director
DIREKTUR SDM & UMUM
HR & General Affairs
Director
DIREKTUR NIAGA
Commerce Director
SURYO EKO HADIANTO
SUHERMAN
SM. PERENCANAAN KORPORAT
Corporate Planning
SM. AKUNTANSI DAN ANGGARAN
Accounting and Budgeting
ADIB UBAIDILLAH
DADAN RUSWANDANA
SM. PERBENDAHARAAN DAN PENDANAAN
Treasury and Funding
SM. PENGEMBANGAN KORPORAT
Corporate Development
F. KATILI
ENDANG PURNOMO
SM. SUMBER DAYA MANUSIA
Human Resources
MGR. TEKNOLOGI INFORMASI
Information Technology
ERDAWATI
SONNY H.A. HARSONO
MGR. PROGRAM KESEHATAN
Health Program
KA. RUMAH SAKIT BUKIT ASAM
Bukit Asam Hospital
HANANTO BUDI LAKSONO
M. BAGIR
SEKRETARIS PERUSAHAAN
Corporate Secretary
SM. HUKUM DAN ADMINISTRASI KORPORAT
Legal and Corporate Administration
BAMBANG SUTRISNO
M. HATTA
SM. SATUAN PENGAWASAN INTERN
Internal Auditor
SM. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERSEROAN
Corporate Social Responsibility
HUSEIN RUDIYANTO
UDJANG MULYANA
SM. SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN
Corporate Management System
MGR. SEKURITI
Security
EDY PURWANTO
SM. PEMASARAN BATUBARA
Marketing
RAKHMATULLAH
SM. ANALISA, EVALUASI DAN OPTIMASI PRODUKSI
Analysis, Evaluation and Production Optimization
NOVIAN SURI
SM. LOGISTIK
Logistics
KORPORAT Corporate
UNIT OPERASIONAL Operational Unit
MUNANDAR SS
GM. UNIT PERTAMBANGAN
TANJUNG ENIM
Tanjung Enim Mining Unit
GM: General Manager
SM: Senior Manager
ANSYORI AKHMAD
GM. UNIT
PELABUHAN TARAHAN
Tarahan Port Unit
Mgr: Manager
Ka: Kepala Head
MUZANI WAHAB
HARUN ALRASYID LUBIS
GM. UNIT
DERMAGA KERTAPATI
Kertapati Pier Unit
GM. UNIT
PERTAMBANGAN
OMBILIN
Ombilin Mining Unit
OCTAVINA
Pgs GM. UNIT
PENGUSAHAAN BRIKET
Briquette Business Unit
Pgs: Pengganti Sementara Temporary Replacement
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Main Highlights
Corporate Information
36
36
Informasi Bagi Investor
46
70
Laporan Manajemen
Laporan Pengelolaan
Operasional
Management Report
Oprational Management Report
Investors Information
INFORMASI
BAGI INVESTOR
INVESTORS INFORMATION
Harga Saham Share Price
33%
Harga Saham PTBA naik di tahun 2011
Increase of PTBA share price in 2011
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
37
IHSG
COMPOSITE PRICE INDEX (CPI)
3,2%
Kenaikan IHSG di
tahun 2011
CPI surged in 2011
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Main Highlights
Corporate Information
38
36
Informasi Bagi Investor
46
70
Laporan Manajemen
Laporan Pengelolaan
Operasional
Management Report
Oprational Management Report
Investors Information
KONDISI PASAR MODAL
CAPITAL MARKET CONDITION
Bayang-bayang krisis finansial kawasan Uni Eropa dan defisit anggaran
Amerika Serikat memegang andil besar pada melambatnya kembali
tren pemulihan ekonomi pasca krisis di awal 2009. Akibatnya, kondisi
perekonomian global di tahun 2011 kembali tertekan yang pada akhirnya
mempengaruhi kinerja bursa saham di seluruh dunia.
The European Union financial crisis and American
budget deficit that occurred in early 2009 had a
significant role in the slow post-crisis economic
recovery. Consequently, global economy in 2011
was once again under pressure which eventually
affected stock market performance worldwide.
Seiring perkembangan krisis finansial di kawasan Uni Eropa yang semakin
merebak di awal kuartal ke III, seluruh bursa utama di berbagai belahan
dunia bergejolak. Perdagangan saham pada kuartal ke III berlangsung
dengan volatilitas yang tajam dan berpola bearish. Akibatnya, secara
umum indeks bursa utama diberbagai kawasan mencatatkan loss di akhir
tahun.
The increasingly brewing financial crisis in European
Union at the onset of the third quarter had set all
major world bourses in an erratic mood. Stock
trading in the third quarter was highly volatile in
a bearish market. Consequently, overall index in
major regional bourses recorded year-end losses.
Kegiatan transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai kuartal ke 3 di
tahun 2011 juga mengalami volatilitas yang tinggi. Setelah naik 13% dari
penutupan tahun 2010 di angka 3.703 dan mencapai titik tertinggi pada
posisi 4.195, di tanggal 2 Agustus 2011, Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) kemudian mengalami koreksi dengan volatilitas yang tinggi.
Indonesia Stock Exchange trading activity turned
exceptionally volatile starting the third quarter of
2011. After moving up 13% from 2010 year-end
closing at 3,703 to stand at the highest position
of 4,195, on 2 August 2011 Composite Price Index
(CPI) was corrected on the back of volatile trading.
Pada tanggal 19 September 2011 bahkan terjadi koreksi indeks tertinggi
dalam perdagangan sehari di BEI. Dibuka pada posisi 3.843, indeks
terkoreksi sebesar -15%, turun ke angka 3.428 sebelum akhirnya ditutup
pada posisi di angka 3.426 (terkoreksi 10%). Angka indeks perdagangan
harian terendah terjadi pada tanggal 26 September, yakni pada angka
3.217,sebelum kemudian secara berangsur-angsur menguat.
On 19 September 2011 one-day trading at IDX was
marked by the highest index correction. Opened at
3,843, index was later corrected by -15%, down to
3,428 before finally settled at 3,426 (representing
a 10% correction). On 26 September daily trading
index hit the lowest, i.e. 3,217, but gradually
inched up subsequently.
Pada akhir tahun, IHSG ditutup pada posisi 3.822, atau menguat sebesar
3,2% dari angka penutupan tahun 2010, sebesar 3.703. Kinerja bursa
Indonesia tersebut termasuk tiga terbaik di dunia, dibawah Dow-Jones
dan Bursa Filipina. Adapun Rata-rata frekuensi transaksi bursa harian
adalah sebesar 117.328 kali transaksi dan rata-rata volume transaksi bursa
harian sebesar 5,30 miliar unit saham. Nilai kapitalisasi pasar seluruh
saham emiten di BEI adalah sebesar Rp3.537 triliun, naik 9% dari Rp3.247
triliun di akhir tahun 2010.
At year-end, CPI was closed at 3,822, or improved
by 3.2% from 2010 closing position of 3,703. The
performance of Indonesia’s bourse was among the
three best world stock market performers, just
below Dow-Jones and Philippines Bourse. Average
daily bourse trading frequency was 117,328 times
and average daily trading volume was 5.30 billion
shares. Market capitalization of all issuers at IDX
totalled Rp3,537 trillion, up 9% from Rp3,247
trillion at end of 2010.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Volatile stock trading caused blue-chip shares to
perform differently. A few posted an increase while
the majority experienced declining prices compared
to end of 2010.
PTBA Share Performance
The Company shares are traded at the Indonesia
Stock Exchange (IDX) under trading code PTBA
starting December 2002 when the Company
launched its Initial Public Offering (IPO). Besides
being listed at the main board, PTBA is also listed at
Jakarta Mining Index, LQ45 (45 most liquid shares
at IDX), Jakarta Islamic Index, Business Index 27
and Kompas Index 100.
Similar to bourse condition, in 2011 price
movement and trading volume of PTBA shares
sharply fluctuated, recording a difference between
the highest and the lowest price of Rp11,050. The
highest position was reached at the start of the
first quarter, i.e. Rp24,900, while the lowest was
recorded at the beginning of the fourth quarter,
which stood at Rp13,850.
At the start of the first quarter, economic recovery
euphoria witnessed PTBA shares being actively
traded and posting the highest price throughout
2011 before finally closing at Rp21,000 per share
at quarter-end. In the second quarter, PTBA
share price was relatively stable hovering from
Rp20,500 to Rp22.550, closing at Rp20,800.
Trading volume during the second quarter tended
to decline, only 59.3% of the first quarter,
totalling 153,372,500 shares.
In the third quarter, European financial crisis and
higher bourse volatility brought pressure to PTBA
share price which at one time dropped to Rp14,750
and closed at Rp16,800, while trading volume was
relatively the same as the second quarter.
In the fourth quarter, European crisis and American
compound deficit put more burden on world
stock markets. PTBA share price had another
blow that pushed it down to its lowest position
of Rp13,850, before bouncing back to Rp17,350
at bourse closing on 31 December 2011. At that
closing position, PTBA share price was corrected
by 24.4% from 2010 closing, which was Rp.22,950.
Trading volume contracted to 142,550.500 shares
or 90.8% of trading volume in the third quarter,
totalling 156,941.500 shares. PTBA share evolution
is depicted in the following stock highlight graph
and table.
39
Seiring volatilitas yang terjadi di bursa, saham-saham dalam kelompok
bluechips mencatat kinerja yang bervariasi. Sebagian kecil mencatat
kenaikan, namun lebih banyak yang mengalami penurunan harga
dibandingkan penutupan di tahun 2010 lalu.
KINERJA SAHAM PTBA
Saham Perseroan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
kode perdagangan PTBA sejak Initial Public Offering (IPO) Desember
tahun 2002. Selain tercatat di papan utama, saham PTBA tercatat sebagai
anggota dari Jakarta Mining Index, LQ45 (45 saham terlikuid di BEI),
Jakarta Islamic Index, Indeks Bisnis-27 dan Indeks Kompas 100.
Seperti halnya kondisi bursa, pada tahun 2011 perkembangan harga dan
volume transaksi saham PTBA berfluktuasi cukup tinggi dengan selisih
harga tertinggi dengan harga terendah mencapai Rp11.050. Posisi
tertinggi terjadi pada awal kuartal pertama, yakni sebesar Rp24.900 per
saham sedangkan posisi terendah terjadi pada awal kuartal ke-empat,
yakni sebesar Rp13.850 per saham.
Pada awal kuartal pertama, sejalan dengan euforia perbaikan perekonomian,
saham PTBA cukup aktif diperdagangkan dan sempat mencatat harga
tertingginya selama tahun 2011 sebelum akhirnya ditutup pada posisi
Rp21.000 per saham di akhir kuartal. Pada kuartal II, harga saham PTBA
relatif stabil pada kisaran harga Rp20.500 sampai Rp22.550 per saham,
dengan harga penutupan sebesar Rp20.800 per saham. Volume saham
yang diperdagangkan selama kuartal ke II ini cenderung turun, hanya
59,3% dari volume perdagangan di kuartal I, menjadi sebesar 153.372.500
lembar saham.
Pada kuartal III, merebaknya krisis di kawasan Eropa dan peningkatan
volatilitas bursa membuat harga saham PTBA mulai tertekan. Harga saham
PTBA di kuartal ke III ini sempat turun hingga mencapai posisi Rp14.750
sebelum akhirnya ditutup pada harga Rp16.800 persaham. Volume
perdagangan relatif sama dengan voume perdagangan di kuartal ke II.
Pada kuartal ke IV, masalah krisis Eropa dan defisit berganda Amerika
Serikat semakin menekan pasar modal di seluruh dunia. Saham PTBA
kembali tertekan hingga mencapai titik terendahnya pada posisi Rp13.850,
sebelum pada penutupan bursa di tanggal 31 Desember 2011 ditutup pada
harga Rp17.350 per saham. Dengan posisi penutupan tersebut, harga
saham PTBA terkoreksi sebesar 24,4% dari posisi penutupan tahun 2010,
yang sebesar Rp22.950 per saham. Volume perdagangan semakin mengecil,
menjadi 142.550.500 lembar saham atau 90,8% dari volume perdagangan
kuartal ke III, yang sebesar 156.941.500 lembar. Pola pergerakan saham
PTBA dapat dilihat pada grafik ikhtisar saham dan tabel berikut.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
36
16
26
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Main Highlights
Corporate Information
Informasi Bagi Investor
46
70
Laporan Manajemen
Laporan Pengelolaan
Operasional
Management Report
40
Oprational Management Report
Investors Information
KINERJA SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK INDONESIA
STOCK PERFORMANCE IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
26.000
12
24.000
22,000
10
20,000
18,000
Volume Perdagangan
Trading Volume
8
16,000
14,000
6
12,000
Harga Saham
Share Price
10,000
4
8,000
6,000
26.000
4,000
2
12
0
10
24.000
2,000
DEC
NOV
OCT
SEP
AUG
JUL
JUN
MAY
18,000
APR
FEB
JAN
20,000
MAR
022,000
8
16,000
2011
14,000
6
12,000
10,000
8,000
25
40000
6,000
Harga Saham
Share Price
2
4,000
35000
2,000
20
0
DEC
NOV
OCT
SEP
AUG
JUL
JUN
MAY
APR
FEB
MAR
0
JAN
30000
4
Volume Perdagangan
Trading Volume
25000
15
Volume Perdagangan
Trading Volume
10
Harga Saham
Share Price
20000
15000
10000
50
5000
0
DEC
NOV
OCT
SEP
AUG
JUL
JUN
MAY
APR
MAR
FEB
JAN
0
2010
HARGA DAN VOLUME TRANSAKSI SAHAM PER TRIWULAN DI BURSA EFEK INDONESIA (RUPIAH)
QUARTERLY STOCK PRICE AND TRANSACTION VOLUME AT THE INDONESIA STOCK EXCHANGE (RUPIAH)
2011
TERTINGGI
HIGHEST
TERENDAH
LOWEST
PENUTUPAN
CLOSING
VOLUME (JUMLAH SAHAM)
VOLUME (NO OF SHARES)
Kuartal Pertama
24.900
19.300
21.000
258.793.500
First Quarter
Kuartal Kedua
22.550
20.500
20.800
153.372.500
Second Quarter
Kuartal Ketiga
21.500
14.750
16.800
156.941.500
Third Quarter
Kuartal Keempat
18.800
13.850
17.350
142.550.500
Fourth Quarter
TERTINGGI
HIGHEST
TERENDAH
LOWEST
PENUTUPAN
CLOSING
VOLUME (JUMLAH SAHAM)
VOLUME (NO OF SHARES)
Kuartal Pertama
18.300
15.400
17.400
216.763.000
First Quarter
Kuartal Kedua
19.000
15.700
17.250
288.290.000
Second Quarter
Kuartal Ketiga
20.250
16.100
19.450
224.532.500
Third Quarter
Kuartal Keempat
22.950
18.700
22.950
159.664.000
Fourth Quarter
PERIODE
PERIOD
2010
PERIODE
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
PERIOD
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
41
Rp17.350
Harga Saham Penutupan
tahun 2011
Rp17,350
Closing Share Price year 2011
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Main Highlights
Corporate Information
36
Informasi Bagi Investor
42
46
70
Laporan Manajemen
Laporan Pengelolaan
Operasional
Management Report
Oprational Management Report
Investors Information
KRONOLOGI PENCATATAN SAHAM PTBA
TANGGAL SAHAM
DATE
23 Desember 2002
23 December 2002
PTBA SHARE LISTING CHRONOLOGY
TINDAKAN KORPORASI
CORPORATE
KOMPOSISI KEPEMILIKAN
OWNERSHIP COMPOSITION
Pra Initial Public Offering (IPO)
Pre Initial Public Offering
Negara:
State:
100%
Initial Public Offering
Negara:
State:
Publik:
Public:
83,74%
Negara:
State:
Publik:
Public:
70,28%
Negara:
State:
Publik:
Public:
Hasil konversi
Waran Seri I:
Result of Series I
Warant:
70,19%
Negara:
State:
Publik:
Public:
Hasil konversi
Waran Seri I:
Result of Series I
Warant:
65,02%
Negara:
State:
Publik:
Public:
65,02%
Privatisasi dengan menawarkan 346,5 juta saham Seri B milik Pemerintah
dan 31,5 juta saham baru milik Perseroan.
Privatization by offering 346.5 million series B shares oowned by the
Government and 31.5 million new shares owned by the Company.
16,26%
Pada IPO ini, Perseroan juga menerbitkan waran Seri I sebanyak 173,25
juta yang diberikan kepada pemegang saham, kecuali Negara Republik
Indonesia, yang dapat dilaksanakan hingga 22 Desember 2005.
In this IPO, the Company also issued 173.25 million Series I warrants to
the shareholders, excluding the state of Republic of Indonesia, that may be
exercised until 22 December 2005.
25 Juni 2004
25 June 2004
Divestasi Lanjutan Further Divestment
Pemerintah menawarkan sahamnya sejumlah 286,9 juta tanpa adanya
penerbitan saham baru.
The Government offered its 286.9 million without any issuance of new
shares.
31 Desember 2004
31 December 2004
22 Desember 2005
22 December 2005
Masa Konversi Waran Seri I Berakhir
Series I Warrant expire date
31 Desember 200531 Desember 2010
31 December 200531 December 2010
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
29,72%
29,68%
0,13%
27,49%
7,49%
34,98%
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
43
SHAREHOLDERS REGISTER
PEMEGANG SAHAM
The Company’s Authorized Capital consists of one
Dwi Warna Series A share at a par value of Rp500
and 7,999,999,999 Series B shares (ordinary shares)
at a par value of Rp3,999,999,999,500 totalling
Rp4,000,000,000,000 (four trillion Rupiah).
Modal Dasar Perseroan terdiri atas 1 (satu) lembar saham Seri A Dwi
Warna dengan nilai nominal Rp500 dan 7.999.999.999 lembar saham Seri
B (saham biasa) dengan nilai nominal Rp3.999.999.999.500 sehingga
total modal dasar Perseroan adalah senilai Rp4.000.000.000.000 (empat
triliun Rupiah).
Komposisi Pemegang Saham Perseroan pada Akhir Tahun 2011 DAN 2010
Composition of the Company’s Shareholders at End of the Year 2011 DAN 2010
JUMLAH SAHAM
KEPEMILIKAN
%
TOTAL SHARE
2011
2010
2011
OWNERSHIP
2010
Pemodal Nasional
Negara Republik Indonesia
Indonesian Investors
1.498.087.500
1.498.087.500
65,02
65,02
Investor Domestik
Republic of Indonesia
Domestic Investor
- Perorangan Indonesia
51.518.254
29.884.153
2,2359
1,297
- Indonesian Individual
- Pemerintah Daerah
28.261.000
28.261.000
1,2265
1,227
- Local Government
- Karyawan
25.000
26.000
0,0011
0,001
- Employee
- Koperasi
65.000
12.500
0,0028
0,001
- Cooperative
- Yayasan
3.836.500
2.406.000
0,1665
0,104
- Foundation
- Dana Pensiun
33.891.000
29.983.500
1,4709
1,301
- Pension Fund
- Asuransi
85.481.500
51.276.000
3,7099
2,225
- Insurance
-
10.000
-
0,000
- Bank
100.941.195
85.000.549
4,3809
3,689
- Limited Liability Company
70.186.094
77.474.500
3,0461
3,362
- Mutual Fund
1.872.293.043
1.802.421.702
81,26
78,23
Subtotal
- Bank
- Perseroan Terbatas
- Reksadana
Subtotal
Pemodal Asing
Foreign Investor
- Perorangan Asing
872.000
459.900
0,0378
0,020
- Foreign Individual
- Badan Usaha Asing
430.966.807
501.250.248
18,7041
21,754
- Foreign Company
Subtotal
431.838.807
501.710.148
18,74
21,77
2.304.131.850
2.304.131.850
100,00
100,00
Total
Subtotal
Total
Status Kepemilikan Saham oleh Direksi
Share Ownership by the Directors
NAMA
NAME
2011
2010
LEMBAR SAHAM
NUMBER OF SHARE
% JUMLAH SAHAM
% TOTAL SHARE
LEMBAR SAHAM
NUMBER OF SHARE
% JUMLAH SAHAM
% TOTAL SHARE
Ir. Sukrisno*
--
--
200.000
0,00868
Ir. Drs. Mahbub Iskandar*
--
--
113.000
0,00490
60.000
0,00260
60.000
0,00260
60.000
0,00260
373.000
0,01619
Ir. Milawarma, M.Eng
*) Tugas sebagai Direksi Perseroan berakhir tanggal 22 Des 2011
*) Term of office ended 22 December 2011
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Main Highlights
Corporate Information
36
Informasi Bagi Investor
46
70
Laporan Manajemen
Laporan Pengelolaan
Operasional
Management Report
44
Oprational Management Report
Investors Information
Komposisi Pemegang Saham yang Memiliki Saham <5%
Composition of Shareholders with Equity of <5%
URAIAN
2011
%
2010
%
LOKASI
DESCRIPTION
LOCATION
Domestik
374.077.543
46
304.334.202
38
Domestic
Asing
431.966.807
54
501.710.148
62
Foreign
Total
806.044.350
100
806.044.350
100
JENIS INVESTOR
Total
TYPE OF INVESTOR
Ritel
Institusi
Total
52.415.254
7
30.370.053
4
753.629.096
93
775.674.297
96
806.044.350
100
806.044.350
100
Retail
Institution
Total
DIVIDEN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN
DIVIDEND POLICY
Perseroan menetapkan kebijakan penggunaan laba bersih hasil operasional
selama satu tahun buku dan membayar dividen secara tunai atas laba
bersih setelah memperhatikan tingkat laba yang diperoleh, jumlah
cadangan yang harus disisihkan dan rencana pengembangan usaha. Hal ini
sesuai dengan isi Prospektus pada saat penawaran saham perdana, yang
menyatakan Perseroan akan membayarkan dividen minimal 30 persen dari
laba bersih, kecuali ditentukan lain oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
In accordance with the Company’s Articles of
Association, it is the Company’s policy to appropriate
net operating profit earned during the whole
accounting year to pay cash dividend after taking
into account the rate of profit earned, allowance
for reserves and business expansion program. The
amount of dividend paid to all shareholders is
determined by General Meeting of Shareholders.
Kebijakan tersebut merupakan bagian dari komitmen Perseroan untuk
menciptakan manfaat terbaik bagi para pemegang saham.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
This policy is part of the Company’s commitment to
provide optimum shareholders’ return.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
45
For accounting year 2011, PTBA paid an
interim dividend of Rp103.46 per share on 15
December 2011.
Pada tahun 2011, PTBA kembali membagikan dividen interim tahun buku
2011 sebesar Rp103,46 per saham yang sudah dilaksanakan pada tanggal
15 Desember 2011.
During the past few years, the amount of dividend
paid has always been above the minimum rate.
In 2011 along with business growth, dividend
payout ratio was 60% of 2010 profit, as shown in
the following table.
Dalam beberapa tahun terakhir, besaran dividen yang dibagikan selalu
lebih besar dari batasan rasio pembayaran tersebut diatas. Tahun 2011,
rasio pembayaran ditetapkan sebesar 60% dari laba tahun buku 2010. Hal
tersebut ditunjukkan pada tabel berikut.
TAHUN BUKU
LABA BERSIH
DIVIDEN YANG DIBAGIKAN
DIVIDEN PER SAHAM
NET INCOME
DIVIDEND PAID
DIVIDEND PER SHARE
RASIO PEMBAYARAN
DIVIDEND PAYOUT RATIO
(Juta Rp)
(Million Rp)
(Juta Rp)
(Million Rp)
(Rp)
(%)
2005
467.060
233.530
101,35
50
2006
485.670
242.835
105,39
50
2007
760.207
380.104
164,97
50
2008
1.707.770
853.885
371,05
50
2009
2.727.734
1.227.480
532,73
45
2010
2.008.891
1.205.335
523,12
60
ACCOUNTING YEAR
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
46
46
Laporan Manajemen
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Management Report
LAPORAN
KOMISARIS UTAMA
REPORT FROM THE PRESIDENT COMMISSIONERS
Pengembangan kompetensi Sumber Daya
Manusia dan peningkatan kualitas pengelolaan
risiko untuk menjamin keberhasilan
Perseroan dalam mengembangkan usaha
serta menciptakan level kinerja baru yang
berkesinambungan dalam jangka panjang.
Human resource development and risk management
enhancement for a successful venture in sustaining
corporate business development to reach a new
performance level.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
47
Patrialis Akbar, SH, MH
Komisaris Utama
President Commissioners
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
48
46
Laporan Manajemen
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Management Report
Para Pemegang Saham yang Terhormat,
Mewakili Dewan Komisaris, pertama-tama saya ingin menggunakan
kesempatan ini untuk menyampaikan ungkapan syukur kehadirat-Nya
atas pencapaian keberhasilan kinerja Perseroan selama tahun 2011
dengan baik.
Sebagaimana diketahui, perekonomian global di tahun 2011 lalu kembali
dibayangi oleh ketidakpastian dan merebaknya krisis fiskal di beberapa
negara kawasan Eropa maupun defisit ganda Amerika Serikat. Krisis
yang merebak sejak kuartal ketiga tersebut menyebabkan pertumbuhan
perekonomian global kembali melambat dan sempat membuat guncangan
di pasar modal seluruh dunia. Beruntung kawasan Asia Pasifik dengan
motor pertumbuhan China dan India juga Indonesia tetap mencatatkan
pertumbuhan perekonomian yang cukup tinggi, sehingga harga-harga
komoditas utama pertambangan, perkebunan dan industri Indonesia
relatif terjaga.
To our distinguished
shareholders,
First of all, on behalf of the the Board of Commissioners
I would like to thank God in the highest for the
Company’s success in closing 2011 with good results.
The world economy throughout 2011 was once again
marked by uncertainty and fiscal crisis in a few European
countries accompanied by double digit deficit in the
United States of America. The crisis that had started
in the third quarter inhibited global economic growth
and caused an immense shake-up in the world stock
market. Fortunately, the Asia Pacific region, motored
by China, India and Indonesia, recorded steady growth
and prices of Indonesia’s major commodity like mining,
plantation and base industry are relatively stable.
Kondisi tersebut membuat perekonomian Indonesia di tahun 2011 mampu
tumbuh dengan baik. Peningkatan konsumsi domestik dan kestabilan
makro ekonomi mendorong GDP Indonesia tumbuh sebesar 6,5% lebih
tinggi dari pertumbuhan tahun 2010, sebesar 6,1%. Stabilitas politik dan
keamanan yang terjaga dan tingkat likuiditas keuangan yang terpelihara
menyebabkan peringkat utang luar negeri Indonesia masuk kategori
investment grade, sebagaimana dilansir oleh Fitch Ratings (peringkat
BBB-) dan Moody’s Investor Service (peringkat Baa3). Banyak ekonom
meyakini hal tersebut mengindikasikan prospek perekonomian Indonesia
semakin cerah di masa mendatang, sehingga peluang pertumbuhan usaha
bagi Perseroan pun semakin terbuka.
The foregoing condition made room for Indonesia’s
economy to grow favorably. Higher domestic
consumption and macro economic stability resulted
in Indonesia’s GDP rising to 6.5%, higher than
2010 growth of 6.1%. Well-maintained political and
economic stability and manageable liquidity improved
Indonesia’s foreign loan rating to investment grade as
released by Fitch Ratings (BBB-) and Moody’s Investor
Service (Baa3). Many economists are of the opinion
that this is an indication that Indonesia’s economy will
see a bright future and consequently the Company can
expect a better opportunity for business growth.
Kondisi umum Perseroan
Overall Condition of the Company
Pada tahun 2011, produksi batubara Perseroan berhasil ditingkatkan 3,9%
menjadi sebesar 12,95 juta ton. Volume penjualan batubara juga naik
4,0% menjadi 13,47 juta ton. Perseroan mampu memanfaatkan kondisi
membaiknya harga jual batubara di pasar domestik maupun ekspor
sehingga mencatat kinerja keuangan yang baik, yaitu mencapai total nilai
penjualan meningkat menjadi sebesar Rp10,58 triliun, atau naik 33,8%
dari nilai penjualan 2010, yang sebesar Rp7,91 triliun.
In 2011, the Company’s coal production was raised
by 3.9% to 12.95 million tons and sales volume grew
4.0% to stand at 13.47 million tons. The Company
was able to capitalize on the improving coal prices
in both domestic and export markets to achieve good
financial results, posting an increase in total sales to
reach Rp10.58 trillion, or up 33.80% from 2010 sales
of Rp7.91 trillion.
Perseroan juga berhasil menjalankan efisiensi operasional sehingga
persentase peningkatan beban pokok penjualan maupun beban usaha dapat
ditekan di bawah persentase peningkatan penjualan. Perseroan meraih
laba bersih sebesar Rp3,09 triliun pada tahun 2011, naik secara signifikan
sebesar 53,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Akibatnya, laba
bersih per saham juga naik dengan persentase yang sama dari Rp872
pada 2010 menjadi Rp 1.339 pada 2011. Kenaikan laba bersih tersebut
terjadi karena adanya peningkatan pendapatan usaha yang lebih tinggi
dibandingkan kenaikan harga pokok penjualan dan beban usaha. Kenaikan
pendapatan usaha terutama dapat dicapai baik karena meningkatnya
harga jual dan maupun volume penjualan batubara pada periode tersebut
dibandingkan dengan pada periode yang sama tahun 2010.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
The Company succeeded in promoting operating
efficiency that put cost of sales and operating cost
increase below sales increase by percentage. Net
income was recorded at Rp3.09 trillion in 2011, a
significant increase of 53.6% from the previous year.
Consequently, net earning per share also improved by
the same percentage from Rp872 in 2010 to Rp 1,339
in 2011. Net income escalated because increase of
operating income was higher than increase of cost of
sales and operating cost. Operating income increase
was mainly due to higher coal selling price and sales
volume during the period compared to the same period
in the preceding year.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
In line with the encouraging financial and operating
improved performance, the Company continued to carry
through a number of development plans. Predicting
that future demand and price of mining commodity
remain promising, during the year the Company
proceeded with the construction of few facilities that
will make loading and discharging at mines and ports
more effective.
The Company has also replaced main mining equipment
with a bigger capacity and concluded the relocation of
BWE system, including trial run of its own 3x10 MW
TPP in Tanjung Enim to support BWE system operation
and to meet operating requirements at the mine sites.
The Company has intensified the joint operation with
PT KAI to constantly upgrade the loading capacity and
quality of the existing railway track.
The entire program was put into place because we aim
to reach PTBA Golden Era as constantly communicated
to all stakeholders to consistently improve performance
and preserve the Company’s positive image. However,
the evolving global and national economic, particularly
stock market, condition at end of 2011 that was not
as promising as 2010 also affected the Company’s
performance which was reflected in its share price. At
the close of 2011 bourse trading the Company’s share
price was quoted at Rp17,350.
SUPERVISION AND EVALUATION OF THE
MANAGEMENT’S PERFORMANCE
During the year, the Board of Commissioners supervised
the Board of Directors’ policy, management mechanism
and the Company’s operations and gave direction and
counsel to the Directors. The Board of Commissioners
holds regular consultative meetings with the Board
of Directors who is supported by Audit Committee,
Nomination, Remuneration and HRD Committee, GCG
Committee and Insurance, Business Risk and PostMining Committee in its day-to-day work. Based on the
evaluation of the year’s operating results, the Board of
We request the Board of
Directors to constantly innovate
to make the Company’s business
operations more efficient.
49
Sejalan dengan peningkatan kinerja keuangan dan kinerja operasional
tersebut, Perseroan terus bergerak merealisasikan berbagai rencana
pengembangan yang telah ditetapkan. Dengan perkiraan tetap baiknya
permintaan dan terjaganya harga komoditas tambang di masa-masa
mendatang, pada tahun pelaporan ini, Perseroan terus merealisasikan
rencana pembangunan berbagai fasilitas yang akan mampu mendukung
peningkatan efektifitas bongkar muat di areal tambang maupun di
pelabuhan.
Perseroan juga telah merealisasikan penggantian alat tambang utama
dengan kapasitas yang lebih besar dan juga telah menyelesaikan proses
pemindahan BWE system, termasuk menguji coba PLTU di Tanjung Enim
skala 3x10 MW milik sendiri guna mendukung operasional BWE system
maupun untuk memenuhi kebutuhan operasional di areal tambang.
Perseroan juga telah semakin mengintensifkan kerjasama dengan PT KAI
dalam upaya secara terus menerus ditingkatkannya kapasitas dan kualitas
angkut batubara melalui jalur eksisting kereta api.
Seluruh pelaksanaan program tersebut adalah bagian dari upaya
merealisasikan era PTBA Emas yang telah menjadi tekad Perusahaan
ke depan dan senantiasa dikomunikasikan kepada seluruh pemangku
kepentingan untuk menjaga agar peningkatan kinerja secara terus
menerus dan juga citra Perseroan tetap positif. Namun demikian, dengan
berkembangnya berbagai kondisi eksternal di tingkat global dan nasional,
terutama kondisi pasar modal di akhir tahun 2011 yang tidak sebaik tahun
2010, juga telah mempengaruhi kinerja Perseroan yang tercermin juga
pada harga saham Perseroan. Harga saham Perseroan di akhir perdagangan
bursa tahun 2011 ditutup pada harga Rp17.350 per saham.
PENGAWASAN DAN PENILAIAN ATAS KINERJA
MANAJEMEN
Pada tahun pelaporan, Dewan Komisaris senantiasa menjalankan tugas
pengawasan serta memberikan arahan dan nasihat kepada Direksi
terhadap kebijakan manajemen, mekanisme kepengurusan dan operasional
Perseroan yang dilaksanakan oleh Direksi. Dewan Komisaris secara rutin
melakukan rapat-rapat konsultatif dengan Direksi Perseroan yang dalam
pelaksanaan tugasnya juga didukung oleh Komite Audit, Komite Nominasi,
Remunerasi & PSDM, Komite GCG, serta Komite Asuransi, Risiko Usaha &
Pasca Tambang. Berdasarkan evaluasi atas kinerja operasional di tahun
Kami meminta Direksi untuk senantiasa
melakukan inovasi-inovasi operasional
sehingga Perseroan dapat beroperasi
dengan lebih efisien.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
50
46
Laporan Manajemen
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Management Report
pelaporan, Dewan Komisaris meminta Direksi untuk terus melakukan inovasiinovasi operasional sehingga Perseroan dapat menjaga dan meningkatkan
margin operasional maupun efisiensinya, serta meningkatkan daya saing
dalam menangkap peluang peluang baru usaha, misalnya dalam merespons
permintaan batubara kalori lebih rendah yang cenderung semakin tinggi.
Direksi diminta untuk menjaga komitmen kerjasama strategis dengan
PT KAI yang telah tertuang dalam perjanjian Coal Transport Agreement
(CTA) guna menjamin peningkatan daya angkut batubara dari areal
tambang ke pelabuhan sehingga volume penjualan dapat ditingkatkan
secara bertahap di masa mendatang. Skema CTA yang memungkinkan
dikenakannya denda pada salah satu pihak yang tidak berhasil memenuhi
komitmen harus dicermati dengan implementasi perencanaan kegiatan
penambangan yang harus semakin berkualitas.
Direksi juga diminta untuk memberi perhatian lebih pada realisasi proyekproyek pengembangan yang dapat bersinergi dengan upaya pemanfaatan
potensi sumber daya dan peningkatan efisiensi operasional yang masih
dalam kaitan pengembangan “core competency”, di antaranya seperti
pembangunan PLTU mulut tambang, baik untuk penggunaan sendiri
maupun untuk dijual kepada pihak ketiga (PLN) dan pemanfaatan potensi
CBM. Dewan Komisaris juga merekomendasikan agar Direksi melakukan
upaya-upaya yang lebih lugas dan cermat untuk mengamankan wilayahwilayah konsesi maupun dalam menjaga aset Perseroan, termasuk
dengan menggunakan ahli hukum dan tim yang kompeten di bidang
korporasi dan perizinan.
Commissioners requests the Board of Directors to make
ongoing innovations so as to enable the Company to
increase operating margin, efficiency and competitive
advantage in seizing new business opportunities in
response to higher demand for low-calorie coal.
The Board of Directors is expected to honor our
commitment to the strategic cooperation with PT KAI
as laid down in the Coal Transport Agreement (CTA) to
enhance the capacity of coal transportation from the
mine sites to the port so as to gradually increase sales
volume in the future. CTA scheme that provides for
penalty imposition on either party that fails to honor
its commitment should be taken into consideration by
making better mining plans.
The Board of Directors is also requested to pay more
attention to development projects that may produce
synergy when combined with exploiting resources
and enhancing operating efficiency in relation to
developing core competency, such as constructing
mine mouth TPP for the Company’s own purpose
or for sale to third party (PLN) and exploiting CBM
potentials. The Board of Commissioners suggests that
the Board of Directors take more assertive and prudent
actions in protecting the Company’s concession areas
and assets, and engage professional legal consultants
and teams who are conversant with corporate and
licensing matters.
The Board of Commissioners appreciates the Board of
Directors and its supporting corps for a job well done
through hard work and dedication that brought good
results in operating and financial performance as well
as long-term business development.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
51
Berdasarkan hasil yang telah dicapai baik di bidang operasional, keuangan
dan perintisan realisasi pembangunan jangka panjang, Dewan Komisaris
memberikan apresiasi atas kerja keras dan dedikasi Direksi dan seluruh
jajaran pendukung di bawahnya dalam melaksanakan tugasnya sepanjang
tahun pelaporan.
Peningkatan Kualitas Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik
Untuk lebih meningkatkan peran pengawasan dan praktik tata kelola
yang baik, Dewan Komisaris dan Direksi telah merealisasikan program
pengkajian dan perumusan kembali Board Manual. Kajian ditujukan untuk
lebih meningkatkan efektivitas pelaksanaan tata kelola perusahaan yang
baik serta memberikan nuansa keseimbangan pelaksanaan peran masingmasing, baik Dewan Komisaris di bidang pengawasan dan Direksi di bidang
operasional, sehingga akan tercipta mekanisme check and balances yang
lebih optimal.
Better Quality of Good Corporate
Governance Practice
For better quality of supervision and good corporate
governance practice, the Board of Commissioners
and the Board of Directors have reviewed and
rewritten the Board Manual. The review was made to
enhance effective implementation of good corporate
governance and emphasize the balance between the
Board of Commissioners in supervisory function and
the Board of Directors in operational function, so as to
create an optimum check and balances mechanism.
The Board of Commissioners always supports and
encourages the implementation of whistle-blowing
system to improve good corporate governance
practice from the accountability and responsibility
point of view.
Further, the Board of Commissioners with the support
of the Committees has asked the Board of Directors
to intensify socialization and internalization of various
up-dates of good corporate governance practice in the
latest GCG Manual consisting of Board Manual, Code of
Conduct, and GCG Code. Correction and improvement
of good corporate governance practice should be an
ongoing effort as the corporate value of a progressive,
professional and noble-minded company. For that
purpose, the Board of Commissioners has also reminded
the Board of Directors to make periodic evaluation
through assessment of GCG practice, either by itself or by
an independent competent consultant for a feedback in
constantly enforcing GCG best practices for sustainable
improvement in the coming years.
Dewan Komisaris juga terus mendukung dan mendorong penuntasan mekanisme
pelaporan pelanggaran (whistle-blowing system) guna meningkatkan kualitas
penerapan GCG dari sisi akuntabilitas dan responsibilitas.
Selain itu, Dewan Komisaris dengan didukung oleh Komite-Komite telah
meminta Direksi untuk semakin mengintensifkan upaya sosialisasi dan
internalisasi berbagai up date tentang ketentuan tentang tata kelola
perusahaan dalam Manual GCG terbaru yang terdiri dari Board Manual,
Code of Conduct, dan GCG Code. Perbaikan dan peningkatan penerapan
prinsip prinsip tata kelola perusahaan yang baik harus terus dibina dan
ditingkatkan agar menjadi budaya perusahaan yang maju, profesional
dan berintegritas. Untuk itu, Dewan Komisaris juga telah mengingatkan
Direksi agar secara periodik melakukan evaluasi melalui assesment
tentang penerapan GCG, baik yang dilakukan secara internal sendiri
maupun oleh konsultan indipenden yang kompeten untuk mendapatkan
masukan kembali (feedback) bagi peningkatan secara terus menerus best
practices penerapan GCG di masa mendatang melalui prinsip-prinsip
sustainable improvement.
Pelaksanaan Tanggung jawab Sosial
Perusahaan
Perseroan terus berupaya menunjukkan komitmen dan inisiatif tanggung
jawab sosial dan lingkungan melalui pelaksanaan serangkaian program
yang meliputi PKBL, Bina Wilayah, pengelolaan dan pemantauan
lingkungan, serta program-program lain yang memberikan dampak ganda
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Dengan pengawasan Dewan Komisaris, Direksi merencanakan dan
melaksanakan berbagai program tanggung jawab sosial perusahaan
(Corporate Social Responsibility/CSR) secara terintegrasi dengan melibatkan
berbagai unsur masyarakat, lingkungan dan juga internal Perseroan. Hal
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
52
46
Laporan Manajemen
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Management Report
Kami meminta Direksi agar memberi
perhatian lebih pada pembentukan
karakter dan integritas moral SDM
Perusahaan yang berjalan seiring dengan
peningkatan kompetensi maupun
pemberian remunerasi yang berbasis
kinerja.
We ask that the Board of Directors
be more concerned with the
Company’s human resource character
and moral integrity building in line
with competence upgrading and
performance-based remuneration
awarding.
ini dimaksudkan untuk lebih menjamin terciptanya keseimbangan antara
manfaat dari hasil operasional secara bisnis Perusahaan maupun secara
sosial dan ekonomi bagi kepentingan masyarakat melalui program program
CSR Perseroan. Dengan demikian keberadaan perusahaan benar benar
dapat dirasakan tidak hanya dalam hasil akhir manfaatnya tetapi juga
dalam pelaksanaannya juga dapat melibatkan partisipasi seluruh pihak
sehingga turut andil dalam mewujudkan penerapan program-program
CSR secara berkelanjutan. Dewan Komisaris mendukung upaya Direksi
yang senantiasa melakukan koordinasi intensif dengan pihak Pemerintah
Daerah dan masyarakat setempat, agar program-program CSR yang
digulirkan dapat bersinergi dengan program pemerintah dan kebutuhan
masyarakatnya secara tepat guna dan membawa manfaat terbaik bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
PERFORMANCE OF CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY
Dalam bidang lingkungan, Dewan Komisaris juga mengingatkan kepada
Direksi agar senantiasa menerapkan akuntabilitas dalam menjaga kualitas
lingkungan, serta terus melaksanakan penerapan tata kelola perusahaan
agar sesuai dengan standar dan sistem akreditasi yang terkait dengan
aspek lingkungan, seperti ISO 9001: 2000 dan ISO 14001: 2004 serta
melaksanakan praktek praktek berdasarkan prinsip green mining untuk
menjamin terlaksananya aplikasi sistem kerja yang berkualitas dan ramah
lingkungan. Dewan Komisaris memberikan apresiasi kepada jajaran Direksi
dan seluruh stafnya sehingga Perseroan kembali berhasil mempertahankan
peringkat PROPER Hijau, dari Kementerian Lingkungan Hidup.
PENINGKATAN KOMPETENSI SDM
Dewan Komisaris mendukung pengembangan dan pemanfaatan Assessment
Centre untuk mendapatkan manajemen madya maupun utama yang
kompeten dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Dewan Komisaris
juga mengapresiasi pola penyusunan rencana pengembangan tahunan
SDM yang selalu mengedepankan tiga langkah strategis, yakni: 1)
Pengembangan dan pemenuhan kompetensi Pegawai serta penyiapan
Manajemen/Pemimpin perusahaan yang profesional, 2) Penyelarasan
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
The Company never stops delivering its commitment
to and initiative for corporate social responsibility
(CSR) through a variety of programs like Partnership
and Community Development Program, Area
Development Program, environmental management
and monitoring, and other programs with multiple
benefit to the neighboring community.
Under the supervision of the Board of Commissioners,
the Board of Directors plans and conducts integrated
CSR programs, involving people from the adjacent
community and within the Company. This is
aimed at balancing the benefit of the Company’s
business results and the socio-economic advantage
to the community through the Company’s CSR
activities. This way the Company’s presence is
felt not only in its end-result but also in the
engagement of community members in realizing
the Company’s sustainable CSR program. The Board
of Commissioners is always behind the Board of
Directors in coordinating intensively with the local
Administration and community, so that the programs
launched can build synergy with government
program and prove effective and beneficial for the
community’s welfare.
In managing the environment, the Board of
Commissioners also reminds the Board of Directors
to adopt accountability principle in environmental
conservation and implement good corporate
governance practice in accordance with the
accredited system and standard in relation to
environment, such as ISO 9001: 2000 and ISO 14001:
2004 and practise green mining principle to ensure
the application of good and eco-friendly working
system. The Board of Commissioners appreciates
the Board of Directors and all its staff members for
their contribution that has enabled the Company to
maintain its GREEN PROPER rating from the Ministry
of Environment.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
HUMAN RESOURCE COMPETENCE
DEVELOPMENT
The Board of Commissioners endorses the development
and use of Assessment Centre to recruit senior and
middle management personnel who are knowledgeable
in their job and function. We also appreciate the concept
of drawing up annual human resource development
program which constantly prioritizes three strategic
steps, i.e.: 1) developing and realizing employee
potentials and preparing professional management
candidates, 2). establishing organizational alignment
and improving HR management system, and 3)
cultivating culture of excellence.
The Board of Commissioners highly values the
meaningful progress made by the Board of Directors in
managing and upgrading human resource competence.
We suggest that the Board of Directors be more
concerned with nurturing corporate culture and
ensuring personnel’s good quality and performance
that should go hand in hand with providing competence
upgrade and performance-based remuneration.
We recommend the drawing up of competencebased human recource long-term plan that should
correspond with the Company’s corporate long-term
plan. Hopefully, all the efforts towards character
building, competence upgrading and performancebased remuneration awarding can bring optimal effect
on realizing PTBA Golden Era and create a higher
performance level.
FUTURE OUTLOOK AND BUSINESS
STRATEGY
The Board of Commissioners has reminded the Board
of Directors to beware of the effects of current or
future global economic downturn on coal demand or
declining energy commodity prices that may affect the
Company’s business operations. However, we have also
advised the Board of Directors to observe any business
oppotunity and fully develop other strategic potentials
that the Company has on hand or will have in the
future. This means that when world economy is back
to normal, the Company is ready to fill the increasing
demand for commodity and the accompanying price
hike to allow optimum operating margin and rate of
return.
53
(alignment) organisasi dan Penyempurnaan Sistem Manajemen SDM dan
3) Pembentukan Budaya Unggul.
Dewan Komisaris mengapresiasi kemajuan-kemajuan berarti yang telah
dicapai Direksi dalam mengelola dan meningkatkan kompetensi sumber
daya manusia. Direksi diminta memberi perhatian lebih pada pembentukan
corporate culture yang didukung oleh kualitas dan kinerja SDMnya
yang berjalan seiring dengan peningkatan kompetensi dan pemberian
remunerasi berbasis kinerja.
Dewan Komisaris merekomendasikan penyusunan Rencana Jangka Panjang
(RJP) SDM berbasis kompetensi yang senantiasa dikaitkan dengan
penyusunan dan realisasai RJP Perseroan. Sehingga upaya pembentukan
karakter, peningkatan kompetensi dan pemberian remunerasi berbasis
kinerja tersebut memberi dampak yang optimal bagi percepatan realisasi
era PTBA Emas dan pencapaian level baru yang semakin berkualitas bagi
peningkatan kinerja Perseroan.
PROSPEK DAN STRATEGI BISNIS DI MASA DEPAN
Dewan Komisaris mengingatkan Direksi agar mewaspadai indikasi dampak
akibat pelemahan perekonomian global yang terjadi selama masa
pelaporan ataupun di masa mendatang terhadap dinamika permintaan
maupun kemungkinan terjadi penuruna harga komoditas energi
yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan pada tahun berjalan.
Namun demikian, Dewan Komisaris juga memberi arahan agar Direksi
dapat melihat peluang peluang yang ada, dan semakin intensif dalam
mengoptimalkan pengembangan potensi strategis lainnya yang dimiliki
Perseroan saat ini dan di masa mendatang. Hal ini dimaksudkan agar pada
saat perekonomian global kembali pulih, Perseroan telah siap mengisi dan
memanfaatkan peningkatan permintaan komoditas dan peningkatan harga
yang menyertainya sehingga mampu memberikan margin operasional dan
imbal hasil yang lebih optimal.
Untuk terus melanjutkan pengembangan potensi lain seperti pemanfaatan
kandungan CBM dan pembangunan PLTU, baik di mulut tambang maupun
non mulut tambang untuk memperoleh sumber pendapatan baru dan
mendapatkan efisiensi operasional, Dewan Komisaris meminta Direksi
The Board of Directors is also expected to continue
exploiting other potentials such as CBM, and
constructing mine mouth or non-mine mouth TPP
for obtaining new source of income and operating
efficiency. The Board of Commissioners encourages
the Board of Directors to observe the work progress,
particularly the impact on the surrounding environment
and community, and to anticipate anything that may
turn up.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
54
46
Laporan Manajemen
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Management Report
agar senantiasa mencermati tahapan perkembangan pelaksanaannya,
terutama dampak lingkungan dan dampak terhadap masyarakat sekitar
serta mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi.
Pergantian Anggota Dewan Komisaris dan
Direksi
Pada tahun pelaporan telah dilaksanakan pergantian anggota Dewan
Komisaris dan Direksi. Melalui RUPST yang diselenggarakan pada tanggal
9 Juni 2011, saudara Imam Apriyanto Putro telah ditetapkan dan bertugas
sebagai Komisaris Perseroan sejak penutupan RUPS dimaksud sampai
tahun ke-5 (kelima) setelah tanggal pengangkatannya.
Kemudian melalui RUPSLB yang diselenggarakan pada tanggal 22
Desember 2011, saudara Supriyadi telah diberhentikan dengan hormat
dari jabatannya sebagai Komisaris Utama Perseroan. Untuk itu, mewakili
Dewan Komisaris dan seluruh jajaran Manajemen, saya menghaturkan
ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikirannya selama masa
bakti saudara Suprijadi sebagai Komisaris Utama Perseroan. Melalui
RUPSLB tersebut, Patrialis Akbar kemudian ditetapkan untuk menjabat
sebagai Komisaris Utama sampai dengan penutupan RUPS Tahunan ke-5
(kelima) setelah tanggal pengangkatannya.
Pada RUPSLB tersebut, juga telah dilakukan pergantian kepengurusan
Direksi dimana saudara Sukrisno, diberhentikan dengan hormat sebagai
Direktur Utama Perseroan. Untuk itu, Dewan Komisaris mengucapkan
terimakasih atas sumbangan tenaga dan pikiran saudara Sukrisno dalam
menjalankan tugasnya selama menjadi Direktur Utama untuk pengelolaan
Perseroan sehari-hari. Selain itu pada saat penetapan RUPSLB juga telah
berakhir masa jabatan dua anggota Direksi lainnya, yaitu saudara Mahbub
Iskandar dan saudara Tiendas Mangeka, sehingga atas nama Dewan
Komisaris kami mengucapan mengucapkan terimakasih atas sumbangan
tenaga dan pikiran seluruh Direksi lama dalam menjalankan tugasnya
untuk pengelolaan Perseroan sehari-hari.
Melalui RUPSLB tersebut, juga telah ditetapkan susunan Direksi baru,
dimana seluruhnya merupakan kader-kader terbaik yang berasal dari
internal Perseroan. Jajaran Direksi Baru yang dipimpin/dikoordinir oleh
saudara Milawarma sebagai Direktur Utama. Dalam hal ini, Dewan Komisaris
telah ikut mengawal proses seleksi yang dilaksanakan dengan seksama
dan memberikan rekomendasi bagi terpilihnya kader-kader internal
yang terbaik dari Perseroan untuk menjamin berlangsungnya re generasi
kepemimpinan, dan yang sekaligus dapat melanjutkan peningkatan
kinerja serta menjaga kesinambungan realisasi RJP yang telah disusun
dan dilaksanakan oleh Manajemen puncak sebelumnya. Dewan Komisaris
mengucapkan selamat bertugas kepada Direksi yang baru dengan disertai
keyakinan akan semakin meningkatnya koordinasi dalam melaksanan
tugas masing-masing maupun secara Tim demi kemajuan Perseroan di
masa mendatang.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Replacement of Commissioners and
Directors
During the year, the Company replaced its
Commissioners and Directors. At the Annual General
Meeting of Shareholders (AGMS) on 9 June 2011, Mr.
Imam Apriyanto Putro was appointed Commissioner
as of the closing of the meeting until the fifth year
of his appointment.
At the Extraordinary General Meeting of Shareholders
(EGMS) held on 22 December 2011, Mr. Supriyadi
was honorably discharged from his post of President
Commissioner of the Company. On behalf of the
Board of Commissioners and Management, I wish to
thank him for contributing his thought and effort
during his term of office as the Company’s President
Commissioner. Through the EGMS, the Company
named Mr. Patrialis Akbar President Commissioner
until the closing of the fifth AGMS from his
appointment.
At the EGMS, changes were made to the Board
of Directors, and Mr. Sukrisno was honorably
discharged from his post of President Director. The
Board of Commissioners is grateful for Mr. Sukrisno’s
contribution
to
the
day-to-day
management
of the Company. At the same EGMS the term of
office of two other Directors, Mr. Mahbub Iskandar
and Mr. Tiendas Mangeka also expired and we
thank the previous members of Board of Directors
for contributing their expertise and mind to the
Company’s daily operations.
The EGMS also elected new members of the Board of
Directors, who are all the best candidates from within
the Company, and Mr. Milawarma will head the team
as President Director. The Board of Commissioners
closely kept watch on the selection process and made
recommendation for the best candidates to allow
smooth regeneration of management, performance
improvement and continuity of corporate long-term
plan that had been carried out by the previous top
management. We congratulate and welcome aboard
the new Board of Directors with our confidence that
the good team work and spirit of all Board members
will bring good results in the future.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
55
A NOTE OF THANKS
UCAPAN TERIMA KASIH
The Board of Commissioners is optimistic that with
Dewan Komisaris optimis bahwa Perseroan akan mampu meningkatkan
kinerja yang positif dengan terus bekerja keras dan menerapkan prinsip
tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan tata
kelola penambangan yang baik (good mining practices). Dewan Komisaris
meminta seluruh jajaran manajemen dan pegawai agar senantiasa
bekerjasama, bersinergis serta bersikap profesional dan berintegritas
dalam menjalankan tugas dan amanat untuk terus memajukan dan
mengembangkan Perseroan.
concerted efforts, the Company will perform well
backed by good corporate governance and good
mining practices. We encourage the Directors and
employees to work hand in hand and act professionally
with high integrity in the performance of their duty
for the benefit and growth of the Company.
On behalf of the Board of Commissioners, I would
like to thank all Directors and employees for their
cooperation, loyalty and hard work in facing past
challenges and embracing better opportunities for
the future growth of the Company. Finally, I wish to
express our appreciation to the stakeholders for their
continued patronage and trust in PT Bukit Asam
(Persero) Tbk.
Mewakili Dewan Komisaris, saya menyampaikan penghargaan kepada
seluruh jajaran Direksi dan seluruh pegawai Perseroan atas kerjasama,
loyalitas dan jerih payahnya dalam menghadapi tantangan, serta dalam
memanfaatkan peluang-peluang yang akan semakin terbuka di masamasa mendatang sebagai bekal bagi terwujudnya cita-cita pengembangan
Perseroan di masa mendatang. Akhir kata, saya juga menyampaikan
penghargaan kepada para pemangku kepentingan atas dukungan dan
kepercayaannya kepada PT Bukit Asam (Persero) Tbk selama ini.
Atas nama Dewan Komisaris,
For the Board of Commissioners,
Patrialis Akbar, SH, MH
Komisaris Utama
President Commissioner
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
56
46
Laporan Manajemen
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Management Report
LAPORAN
DIREKTUR UTAMA
REPORT FROM THE PRESIDENT DIRECTOR
Pengembangan dan implementasi
SCMS untuk mendukung efisiensi
operasional dan mendukung
percepatan pengembangan usaha
menuju perusahaan tambang batubara
terintegrasi terbesar di Indonesia.
Developing and implementing SCMS to support
operating efficiency and accelerate business
expansion towards becoming Indonesia’s largest
integrated coal mining company.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
57
Ir. Milawarma M.Eng
Direktur Utama
President Director
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
58
46
Laporan Manajemen
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Management Report
PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN YANG
TERHORMAT,
TO OUR DISTINGUISHED
SHAREHOLDERS,
Dengan mengucap syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas nama
Direksi, saya menyampaikan bahwa Perseroan telah berhasil melewati
tahun 2011 dengan menunjukkan kinerja yang semakin menjanjikan
untuk tahun-tahun mendatang. Perseroan berhasil meningkatkan kualitas
pengelolaan operasional sehingga memungkinkan diperolehnya efisiensi
biaya penambangan dan peningkatan produksi ditengah naiknya harga
BBM dan tarif listrik. Perseroan juga berhasil memanfaatkan momentum
naiknya harga jual di pasar domestik maupun di pasar internasional
melalui pasokan batubara dengan kombinasi jenis kalori yang sesuai
dengan kebutuhan pasar dan memiliki nilai jual lebih baik.
With an expression of gratitude to God the
Almighty, on behalf of the the Board of Directors
I am pleased to report that the Company closed
the year 2011 with outstanding performance which
will hopefully be even better in the coming years.
The Company was able to improve the quality of
operational management allowing for mining
cost efficiency and production boost in the midst
of escalating fuel price and electricity rate. The
Company also succeeded in capitalizing on the
momentum of higher coal selling price in domestic
as well as international markets by supplying coal
with a combination of calorie rates that satisfy
market demand with better selling value.
Sekalipun kondisi perekonomian di tahun 2011 global tidak sesuai
dengan prediksi awal tahun akibat berlarutnya krisis di kawasan Eropa,
pertumbuhan perekonomian kawasan Asia Pasifik yang tetap baik membuat
permintaan komoditas energi meningkat. Perkembangan perekonomian
kawasan tersebut juga berefek positif terhadap Indonesia melalui
terjaganya permintaan komoditas pertambangan, khususnya batubara dan
produk perkebunan. Realisasi pembangunan beberapa PLTU dalam rangka
percepatan 10.000 MW tahap pertama juga turut menunjang peningkatan
permintaan batubara di dalam negeri.
Perseroan telah merespon dengan tepat peningkatan permintaan batubara
tersebut dengan berhasil meningkatkan produksinya menjadi sebesar
12,95 juta ton, naik 3,9% dari tingkat produksi 12,46 juta ton di tahun
sebelumnya. Demikian juga volume penjualan berhasil ditingkatkan 4,0%
dari angka 12,95 juta ton menjadi 13,47 juta ton. Kenaikan penjualan
ini selaras dengan keberhasilan kerjasama dengan PT KAI yang berhasil
meningkatkan kapasitas angkut KA batubara sebesar 6,6% di tahun 2011
menjadi sebesar 11.476.710 ton dari 10.763.040 ton di tahun 2010.
Naiknya rata-rata harga batubara baik di pasar dalam negeri maupun di
pasar luar negeri membuat nilai penjualan Perseroan naik cukup tinggi,
mencapai 33,8% menjadi sejumlah Rp10,58 triliun dari posisi Rp7,91
triliun di tahun sebelumnya. Peningkatan nilai penjualan tersebut
membuat nilai EBITDA naik 54,9% menjadi sebesar Rp4,13 triliun dari
posisi Rp Rp2,66 triliun.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Although world economy throughout 2011 was not
as favorable as expected in the beginning of the
year as a repercussion of the persistent European
crisis, the stable economic growth in the Asia
Pacific region gave rise to bigger demand for energy
commodity. The regional economic development
had also affected Indonesia in a positive way by
a sustainable demand for mining commodity,
particularly coal and agricultural produce. The
completed construction of a few TPPs to speed up
the first stage of 10.000 MW was instrumental in
boosting domestic coal demand.
The Company has properly responded to the stronger
coal demand by stepping up production to 12.95
million tons, up 39% from the previous year’s
production level of 12.46 million tons. Sales volume
was raised 4.0% from 12.95 million tons to 13.47
million tons. The expansion in sales was in line
with the successful collaboration with PT KAI which
upgraded railway loading capacity by 6.6% in 2011
to reach 11,476,710 tons from 10,763,040 tons
in 2010.
The surge in average coal price in export and
domestic markets drove the Company’s sales up by
33.8% to stand at Rp10.58 trillion from Rp7.91
trillion in the preceding year. Bigger sales value
increased EBITDA by 54.9 % to Rp4.13 trillion from
Rp2.66 trillion.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
59
The consistently applied operating efficiency
program enabled the Company to bear the soaring
fuel and electricity expenses so that net profit rose
higher than selling expenses, i.e. Rp3.09 trillion,
accounting for 53.6% of total income of 2010 which
was recorded at Rp2.00 trillion. As such, net earning
per share improved 53.6%% to stand at Rp1,339
from Rp872 one year earlier.
Program efisiensi operasional yang dijalankan secara konsisten membuat
Perseroan berhasil menahan laju naiknya harga BBM dan biaya listrik
sehingga laba bersih meningkat lebih tinggi dari peningkatan beban
penjualan, yakni mencapai Rp3,09 triliun, 53,6% dari nilai raihan
laba tahun 2010, sebesar Rp2,00 triliun. Oleh karenanya laba bersih
persaham Perseroan naik 53,6% menjadi Rp1.339 per saham dari Rp872
di tahun sebelumnya.
However, due to the less favorable stock market
condition at world as well as regional major bourses
that had persisted since the onset of the third
semester, the Company’s good financial performance
was not reflected in its share price. At the end
of bourse trading the Company’s share closed at
Rp17,350.
Namun demikian, kondisi pasar modal baik di bursa-bursa utama global
maupun bursa regional yang kurang kondusif sejak awal semester ke-tiga,
membuat peningkatan kinerja keuangan tidak tercermin pada harga saham
Perseroan. Saham Perseroan yang di akhir perdagangan bursa ditutup pada
harga Rp17.350 per saham.
ACCOMPLISHING BUSINESS
DEVELOPMENT TOWARDS NEW
PERFORMANCE LEVEL
The 2011 performance result was the Company’s
achievement in implementing a number of operating
improvement including heightened coordination at
management level; optimized mining operations
with shorter transporting distance and higher in
house production target; enhanced reliability of
production and supporting equipment; and more
efficienct supply chain by Supply Chain Management
System (SCMS), that is an information technology
system designed to integrate chains of end-to-end
business process from mining plan, production,
stock management, transportation to marketing.
The Company strives to make its future performance
even better by consistently improving operating
process, including upgrading human resource
competence. Additionally, to take the opportunity
of potential increase in coal demand at home and
in the Asia Pacific region and to optimize the use
of its own reserves, the Company, in a measured
Mining operating efficiency
program reduced overburden
removal cost per bcm for in house
production by 9.2%.
REALISASI RENCANA PENGEMBANGAN USAHA UNTUK
MENUJU LEVEL KINERJA BARU
Raihan kinerja menggembirakan di tahun 2011 tersebut adalah buah
keberhasilan Perseroan dalam menerapkan berbagai program perbaikan
operasional meliputi peningkatan koordinasi ditingkat manajemen;
optimasi operasi penambangan dengan pengaturan jarak angkut yang
lebih pendek serta peningkatan target produksi Swakelola; peningkatan
kehandalan peralatan produksi dan penunjang; serta peningkatan
efisiensi di jalur rantai pasokan melalui Supply Chain Management System
(SCMS), yakni sistem berbasis Teknologi Informasi yang didesain untuk
mengintegrasikan rangkaian proses bisnis-end-to-end dari perencanaan
tambang, produksi, pengelolaan stok, transportasi dan pemasaran.
Perseroan bertekad meningkatkan kinerja dimasa-masa mendatang dengan
terus melaksanakan perbaikan proses operasional tersebut diatas, termasuk
meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. Selain itu, untuk
memanfaatkan peluang dari potensi peningkatan permintaan batubara
di dalam negeri maupun dari kawasan Asia Pasifik serta memanfaatkan
potensi cadangan yang dimilikinya dengan lebih optimal, Perseroan secara
terukur dan terencana terus bergerak merealisasikan berbagai rencana
pengembangan usaha yang telah disusun dengan seksama.
Program efisiensi operasional
penambangan berhasil menurunkan
biaya pemindahan material per bcm
untuk produksi batubara swakelola
sebesar 9,2%.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
60
46
Laporan Manajemen
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Management Report
Di tahun 2011 Perseroan berupaya merealisasikan dan menyelesaikan
pembangunan seluruh prasarana dan sarana fisik yang diperlukan
untuk menunjang program peningkatan produksi. Berbagai sarana
penunjang yang berada didalam pengelolaan Perseroan, yakni coal
handling facilities (CHF) di areal penambangan (Tanjung Enim)
seperti fasilitas train loading station (TLS) maupun belt conveyor
system ditingkatkan kapasitas dan unjuk kerjanya. Perseroan juga
memperbaiki dan meningkatkan unjuk kerja CHF di area pelabuhan
Tarahan, meliputi perbaikan dan penambahan stasiun Rotary Car
Dumper (RCD), peningkatan kapasitas conveyor belt, peningkatan
peralatan muat (ship loader) dan pembangunan dermaga baru
sehingga dapat menangani vessel batubara ukuran capsize. Fasilitas
CHF di Kertapati juga ditingkatkan. Pada titik-titk tertentu di
stasiun muat maupun pembongkaran batubara, Perseroan memasang
peralatan Radio Frequency Identification (RFID) sebagai bagian dari
implementasi SCMS, sehingga pergerakan volume dan jenis batubara
dapat dipantau dengan akurat setiap saat.
Perseroan kemudian berupaya meningkatkan kemampuan produksi
swakelola melalui penambahan berbagai peralatan produksi dengan
kapasitas dan unjuk kerja yang lebih baik. Termasuk dalam hal ini
adalah perbaikan dan pemindahan 2 unit BWE dan 1 unit spreader ke
area MTBU. Penyelesaian pembangunan dan operasional PLTU mulut
tambang kapasitas 3x10 MW di Tanjung Enim sangat mendukung
operasional BWE system tersebut dan operasional Perseroan di
areal tambang, sehingga penggunaan listrik dapat ditekan yang
memberikan dampak penghematan biaya operasional. Selain di
Tanjung Enim, Perseroan tengah melakukan tahap prakonstruksi
pembangunan PLTU di Pelabuhan Tarahan berkapasitas 2x8 MW.
Pelaksanaan seluruh program tersebut mampu meningkatkan produksi
batubara swakelola Perseroan menjadi sebesar 5,83 juta ton naik
3,4% dari 5,64 juta ton di tahun sebelumnya. Biaya pemindahan
material per bcm untuk produksi batubara swakelola tersebut di
tahun 2011 juga berhasil diturunkan sebesar 9,2% lebih rendah dari
biaya per bcm tahun 2010.
Upaya penambahan kapasitas produksi juga dilakukan melalui
pembukaan pit tambang baru, yakni di Banko Tengah dan di
Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu, Porpinsi Riau. Pengembangan
pit tambang baru tersebut dilakukan sebagai antisipasi atas
naiknya kebutuhan batubara untuk PLTU mulut tambang maupun
naiknya permintaan pasar.
Sejalan dengan peningkatan kemampuan produksi, Perseroan terus
merealisasikan rencana peningkatan kapasitas angkut batubara,
melalui dua skenario. Pertama, melalui peningkatan kapasitas angkut
pada jalur eksisting bekerja sama dengan PT KAI, sehingga kapasitas
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
and well-designed way, continued to realize several
development projects that have been carefully
programmed.
In 2011 the Company made efforts to realize and
finalize the construction of all physical infrastructre
and facilities required to increase production.
Various facilities managed by the Company, i.e. coal
handling facilities (CHF) in Tanjung Enim mine area,
such as train loading station (TLS) or belt conveyor
system, had their capacity and performance
enhanced. The Company also repaired and enhanced
the performance of CHF at Tarahan port, covering
repair and addition of Rotary Car Dumper (RCD)
station, enhancement of conveyor belt and ship
loader capacity, and construction of new pier to
handle cap size coal vessel. Improvement was also
made to coal handling facilities (CHF) at Kertapati.
At certain points i.e. the loading and discharging
stations, the Company installed Radio Frequency
Identification (RFID) device as part of SCMS
implementation, to accurately and consistently
monitor movement of coal volume and type.
Further, the Company augmented the in house
production capacity by installing additional
production equipment with better capacity and
performance. This effort included overhaul and
relocation of two BWE and one spreader to MTBU
area. When construction is completed and the TPP
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
is operational, Tanjung Enim mine mouth TPP of
3X10 MW capacity will lend support to the BWE
system operation and the Company’s activities at
the mine site, and reduce electricity consumption
with operating cost efficiency as the result. Besides
constructing Tanjung Enim TPP, the Company is
currently at the stage of pre-construction of Tarahan
Port 2x8 MW TPP.
The accomplishment of the entire program stepped
up in house coal production to 5.83 million tons or
up 3.4% from 5.64 million tons in the preceding
year. Overbuden removal cost per bcm for in house
production in 2011 was also cut down by 9.2% from
per bcm cost of 2010.
Production capacity was upgraded by opening new
pits at Bangko Tengah and Peranap, Indragiri Hulu
Regency, Riau Province in anticipation of growing
requirement of coal for mine mouth TPPs as well as
market demand.
In line with higher production capacity, the Company
continued to realize the plan to enhance coal loading
capacity by adopting two scenarios. First, by upgrading
loading capacity of existing track in collaboration with
PT KAI, gradually raising coal transport capacity from
Tanjung Enim to reach 20 million tons to Tarahan and
2.7 million tons to Kertapati under the CTA that was
signed in October 2009.
61
Dari Kiri ke Kanan From left to right:
1. Heri Supriyanto
2. M. Jamil
3. Maizal Gazali
4. Milawarma
5. Achmad Sudarto
6. Anung Dri Prasetya
angkut batubara dari Tanjung Enim dapat ditingkatkan secara bertahap
menjadi 20 juta ton ke Tarahan dan 2,7 juta ke Kertapati sesuai dengan
CTA yang telah ditandatangani pada bulan Oktober 2009.
Di tahun 2011, rencana peningkatan kapasitas angkut melaui jalur
eksisting ini telah mencatatkan perkembangan berarti dengan dicapainya
formula tarif yang akan dikenakan. Oleh karenanya, Perseroan dan PT KAI
telah menandatangani kontrak tarif angkutan batubara jangka panjang,
yang berlaku untuk periode 2012-2016. Sehingga PT KAI dapat mulai
melakukan pembangunan jalur ganda serta melakukan penambahan
gerbong angkut maupun lokomotif melalui kerja sama erat dengan PTBA.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
62
46
Laporan Manajemen
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Management Report
Upaya kedua, membangun jalur KA baru dengan membentuk perusahaan
baru, yakni PT Bukit Asam Transpacific Railway (BATR). Jalur baru
sepanjang 307 km ini akan menghubungkan Tanjung Enim – Lampung,
dengan perkiraan daya angkut sebesar 25 juta ton per tahun. Menyusul
izin prinsip dari Pemda dan Pemerintah Pusat di tahun 2009 serta
penandatanganan Kontrak EPC (Engineering, Procurement and Construction)
dan O&M (Operator and Maintenance) selama periode 20 tahun antara
BATR dengan China Railway Group Limited di tahun 2010, proyek ini terus
mencatatkan perkembangan berarti.
Pada tahun 2011, telah ditandatangani framework agreement pendanaan
antara BATR dengan konsorsium perbankan China pada tanggal 18
November 2011. Kegiatan survei telah selesai dilaksanakan dan CREC
sebagai kontraktor EPC serta O&M telah melakukan final aligment kereta
api dan menetapkan jalur trekking. Perkembangan ini diikuti dengan
pelaksanaan pembebasan lahan untuk jalur kereta api dan areal pelabuhan
di Lampung (Srengsem) serta penyusunan AMDAL Kereta Api, AMDAL
Stockpile dan Pelabuhan, serta proses izin pembangunan pelabuhan.
Perseroan juga berpartisipasi pada pengembangan angkutan KA batubara
yang dilakukan oleh perusahaan asal India, Adani Group dengan
memasok batubara sebesar 35 ton per tahun. Rencana angkutan KA yang
dimotori oleh Pemprov Sumsel ini menempuh jalur dari lokasi TanjungEnim ke pelabuhan Tanjung Carat/Tanjung-Api-api (Sumatera Selatan),
sepanjang 270 km. Di tahun 2011 proyek ini mencatat kemajuan dengan
ditandatanginya Amendment I HoA oleh ketiga pihak.
Jika ketiga skenario angkutan batubara berjalan dengan baik, Perseroan
optimis akan mampu menjual batubara melalui angkutan kereta api hingga
sebesar 82 juta ton per tahun.
Sementara itu, upaya realisasi pembangunan PLTU berkapasitas sedang
maupun besar yakni diantaranya PLTU Mulut Tambang Banjarsari (2x110
MW), PLTU Mulut Tambang Banko Tengah (2x620 MW) maupun IPP
lainnya menunjukan perkembangan yang membesarkan hati. Untuk PLTU
Banjarsari, pada tahun 2011 telah dilaksanakan peletakan batu pertama
(groundbreaking) dengan perkiraan penyelesaian pembangunan pada
tahun 2014.
Untuk PLTU Banko Tengah, Perseroan telah mendapatkan Letter of Intent
(LOI), penetapan Konsorsium PTBA dan CHD dari Cina sebagai pemenang
proyek. Perseroan, bersama mitra konsorsium telah membuat pernyataan
kesanggupan pembangunan proyek dimaksud dan berencana memulai
tahap konstruksi pada tahun 2012-2016. Perseroan merencanakan tindak
lanjut pembebasan lahan tambang dan pembebasan lokasi PLTU.
Sementara untuk PLTU Mulut Tambang Riau yang berskema IPP, Perseroan
dengan konsorsium terdiri dari PTBA (51%), Lanco Infratech (25%) dan
PT Pamapersada Nusantara (24%), menjadi peserta tunggal dalam proses
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
In 2011, the work of upgrading existing track
loading capacity made significant progress and the
rate formula was agreed. The Company and PT KAI
have signed long-term coal loading rate contract to
be effective from 2012 to 2016. This way PT KAI
will be in a position to build a double track and
obtain additional coaches and locomotives in close
cooperation with PTBA.
Second, constructing new railway track by setting
up a new venture, i.e. PT Bukit Asam Transpacific
Railway (BATR). The 307-km new track will connect
Tanjung Enim and Lampung, at an estimated loading
capacity of 25 million tons per annum. Subsequent
to the approval in principle of the Regional
Administration and Central Government in 2009
and the execution of EPC (Engineering, Procurement
and Construction) Contract and O&M (Operator
and Maintenance) Contract for a term of 20 years
between BATR and China Railway Group Limited in
2010, the project continued to make considerable
progress.
In 2011, a financing framework agreement was
signed by BATR and China banking consortium on
18 November 2011. Survey work was completed
and CREC being the EPC and O&M contractor
made final railway alignment and designated
the trekking track. This progress was followed by
land acquisition for railway track and port area
in Lampung (Srengsem) as well as preparation of
Railway AMDAL (Environmental Impact Analysis),
Stockpile & Port AMDAL, and application for port
construction permit.
The Company also participated in developing coal
railway transport that was undertaken by Adani Group
of India by delivering coal supply of 35 tons annually.
The 270-km railway transportation that is promoted
by South Sumatera Provincial Administration will ply
the route of Tanjung-Enim - Tanjung Carat / TanjungApi-api (South Sumatera). In 2011 the project made
another progress with the signing of Amendment I to
HoA by the three parties.
If the three scenarios work as planned, the Company
is optimistic of delivering coal by train up to 82
million tons annually.
In the meantime, the progress of constructing
medium and large scale TPP such as Banjarsari
Mine Mouth TPP (2x110 MW), Banko Tengah Mine
Mouth TPP (2x620 MW) as well as other IPPs is very
encouraging. For Banjarsari TPP, ground-breaking
was carried out in 2011 and the project is expected
to complete in 2014.
For Banko Tengah TPP, the Company has obtained
Letter of Intent (LOI), confirming PTBA and CHD
of China consortium as the winner of the project
bidding. The Company and the consortium partners
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
63
declared their readiness to undertake the project
construction to be executed from 2012 to 2016.
The Company will proceed with the land acquisition
for mine and TPP sites.
lelang IPP berkapasitas 2x300 MW. Perseroan bersama dengan mitra
konsorsium sampai saat ini masih melakukan negosiasi harga jual listrik
dengan PLN.
While for Riau Mine Mouth TPP under IPP scheme, the
Company with a consortium of PTBA (51%), Lanco
Infratech (25%) and PT Pamapersada Nusantara
(24%), was the sole bidder for IPP of 2x300 MW
capacity. The Company and the consortium partners
are still negotiating the electricity rate with PLN.
Perseroan juga tengah mengembangkan potensi lain yakni pemanfaatan
kandungan CBM di Tanjung Enim dan Ombilin untuk mendapatkan sumber
pendapatan baru. Untuk memanfaatkan CBM di area Tanjung Enim,
Perseroan bekerjasama dengan PT Pertamina Hulu Energi (melalui PT PHE
Metra Enim) dan Dart Energy International Pte Ltd (melalui Dart Energy
(Tanjung Enim) Pte Ltd). Pada area ini indikasi awal menunjukan potensi
CBM adalah 0,8 TCF yang dapat dieksploitasi selama 40 tahun. Selain telah
menandatangani Join Operation Agreement, Perseroan telah menyelesaikan
pemboran 2 core hole dan 1 lubang Pilot. Perkembangan ini membuat
Perseroan semakin optimis bahwa proyek CBM di Tanjung Enim ini akan
segera terealisir dalam waktu dekat.
The Company is also developing other potentials,
i.e. exploiting CBM content in Tanjung Enim and
Ombilin as a new source of income. To exploit CBM
in Tanjung Enim, the Company works jointly with PT
Pertamina Hulu Energi (through PT PHE Metra Enim)
and Dart Energy International Pte Ltd (through Dart
Energy (Tanjung Enim) Pte Ltd). This area has an
indicated content of CBM of 0.8 TCF initially and
exploitable in 40 years. In addition to signing Joint
Operation Agreement, the Company completed the
digging of two core holes and one pilot hole. This
accomplishment made the Company more optimistic
that the CBM project in Tanjung Enim will be realized
in the near future.
Sedangkan untuk memanfaatkan CBM di Ombilin, Perseroan membentuk
konsorsium dengan PT Lion Global Energi (PT LGE). Bulan Maret 2011,
Konsorsium Perseroan tersebut telah ditunjuk sebagai pemenang Lelang
Penawaran Langsung Wilayah Kerja Gas Metana Batubara Blok GMB
Sijunjung, dengan luas area ± 1300 km2 dan indikasi Gas In Place (GIP)
hasil evaluasi bersama secara total sekitar o,4 TCF (Trillion Cubic Feet).
The construction of TPP for the
Company’s own purpose has
improved operating performance
and the accomplishment of
CBM project will increase
mining operations security and
diversify sources of income.
Penyelesaian pembangunan PLTU
untuk pemakaian sendiri akan mampu
meningkatkan kinerja operasional
dan realisasi proyek CBM akan dapat
meningkatkan operasional penambangan
dan menambah sumber pendapatan.
While to exploit CBM in Ombilin, the Company set
up a consortium with PT Lion Global Energi (PT
LGE). In March 2011, the consortium was appointed
the winner of Direct Bidding for Coal Methane Gas
Work Area of Block GMB Sijunjung, covering an area
of approx. 1,300 km2. A joint evaluation indicates
that there is Gas in Place (GIP) of around 0.4 TCF
(trillion cubic feet).
Penyelesaian seluruh rencana strategis tersebut dalam beberapa tahun
kedepan akan membuat Perseroan menjelma menjadi perusahaan tambang
batubara terbesar di Indonesia dengan level kinerja baru yang diyakini
semakin membaik.
When all the strategic plans are accomplished,
within a few years the Company will turn into the
largest coal mining company in Indonesia with a
new performance level that will continue growing.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
64
46
Laporan Manajemen
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Management Report
MENINGKATKAN KINERJA BERSAMA MITRA STRATEGIS
Pada tahun 2011 upaya peningkatan kerjasama strategis dengan PT
KAI menghasilkan kenaikan daya angkut kereta api menjadi 11,83 juta
ton atau tumbuh 9,9% dari angka tahun 2010 yang sebesar 10,76 juta
ton. Peningkatan volume angkut batubara ini merupakan hasil dari
penambahan gerbong pengangkut dan perbaikan sistem manajemen
angkutan, peningkatan intensitas keberangkatan dan penambahan
rangkaian gerbong, serta adanya koordinasi intensif dengan PT KAI.
Perseroan optimis volume angkut melalui jalur KA eksisting ini akan dapat
ditingkatkan sesuai dengan butir-butir perjanjian Coal Transportation
Agreement (CTA) yang telah disetujui dan ditanda tangani di akhir tahun
2009. Sebagai tindak lanjut dari CTA ini. PT KAI secara bertahap telah
meningkatkan kapasitas angkut dengan menambah lokomotif, gerbong,
pembangunan jalur ganda serta prasarana perkeretaapian lainnya.
Implementasi CTA ini diharapkan akan mampu meningkatkan daya angkut
batubara secara signifikan.
Perseroan telah mempersiapkan seluruh jajarannya untuk memanfaatkan
momen peningkatan permintaan batubara dan peningkatan daya angkut
kereta di tahun-tahun mendatang dengan meningkatkan kapasitas
produksi. Hal ini telah dibuktikan dengan naiknya produksi total menjadi
12,95 juta ton dari produksi 12,46 juta ton di tahun sebelumnya.
Produksi batubara Perseroan diyakini akan semakin meningkat, mengingat
perbaikan dan pemindahan 2 unit BWE dan 1 unit spreader telah selesai,
termasuk telah operasionalnya alat tambang utama baru yang diterima
Perseroan sejak pertangahan tahun 2011.
Realisasi tiga rencana peningkatan
daya angkut kereta akan membuat
Perseroan mampu memasok batubara
dari Tanjung Enim ke pasar domestik
maupun global hingga sebesar 82 juta
ton per tahun.
Komposisi penjualan menurut area pemasaran menunjukkan bahwa di
tahun 2011, dari total volume penjualan sebesar 13,47 juta ton, penjualan
domestik adalah sebanyak 8,75 juta ton (65,0%) dan ekspor sebanyak
4,72 juta ton (35,0%).
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Perseroan telah menyusun dan megimplementasikan RJP Pengelolaan
SDM yang selaras dengan RJP Perseroan. Dalam program pengelolaan SDM
tersebut, Perseroan telah mempersiapkan serangkaian program pelatihan
termasuk sertifikasi profesi untuk meningkatkan kompetensi pegawai
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
ACHIEVING BETTER PERFORMANCE
WITH STRATEGIC PARTNERS
In 2011 more intensified strategic cooperation with
PT KAI augmented railway transporting capacity to
11.83 million tons or grew 9.9% from 10.76 million
tons in 2010. The increased coal loading volume
was made possible by the presence of additional
train coaches, improved transport management
system, higher departure intensity, additional chain
of coaches, and intensive coordination with PT
KAI.
The Company feels optimistic that existing railway
transport volume will increase in accordance with
the terms of Coal Transportation Agreement (CTA)
that was approved and signed at end of 2009. As
a follow up, PT KAI has gradually upgraded the
loading capacity by having more locomotives and
coaches, building double track and other railway
infrastructure. The implementation of CTA is
expected to enhance railway transport capacity
significantly.
The Company has prepared all its personnel to
take advantage of this growing coal demand and
improving railway loading capacity in the next few
years by boosting production. This is proven by
The accomplishment of three schemes
of enhancing railway transport
capacity will enable the Company
to supply coal from Tanjung Enim to
domestic as well as export markets up
to 82 million tons annually.
higher total production that reached 12.95 million
tons from the preceding year’s production of 12.46
million tons. The Company is confident that its
coal production will continue to grow with the
finalized overhaul and relocation of two BWEs and
one spreader, and the new main mining equipment
having been in place since mid 2011.
Composition of sales by marketing area shows that
in 2011 out of total sales volume of 13.47 million
tons, domestic sales amounted to 8.75 million tons
(65.0%) and export 4.72 million tons (35.0%).
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT
The Company has devised and implemented Long
Term Human Resource Management Program that
is in tune with the Company’s Long Term Plan. In
the development program, the Company has put
into place training programs including professional
certification to improve employee competence on an
ongoing basis. The Company provides competencebased career development, and has implemented
Key Performance Indicators (KPI) and Balanced
Scorecard as tools to measure individual and work
unit competence and performance.
65
secara berkesinambungan. Perseroan melaksanakan pengembangan
karir berbasis kompetensi. Perseroan telah mengimplementasikan Key
Performance Indicators (KPI) dan Balanced Scorecard sebagai alat untuk
mengukur kompetensi kinerja individual dan satuan kerja.
Melalui pengelolaan SDM jangka panjang tersebut, Perseroan berupaya
mempersiapkan SDM agar siap mendukung dan merealisasikan berbagai
rencana besar pengembangan usaha di masa mendatang. Pelatihan tidak
hanya ditujukan pada peningkatan kompetensi semata, tapi juga pada
peningkatan kualitas mental dan spiritual guna menumbuhkan tri-logi
kecerdasan, yaitu spiritual, emosi dan intelektual. Oleh karenanya, Perseroan
The Company has devised and
realized an on going program
for enhancing employee
competence to contribute to the
corporate business development
Perseroan telah menyiapkan
dan merealisasikan program
peningkatan kompetensi SDM secara
berkesinambungan untuk mendukung
pengembangan usaha
Through the long term human resource management,
the Company has prepared personnel to be ready
to support and realize a number of major plans
of future business development. Training is not
only focused on upgrading competence but also
on building spiritual, emotional and intellectual
intelligence. Therefore, the Company also organizes
special training on the subject of implementing
code of conduct which contains ethical and moral
values that should be upheld by all personnel within
the organization.
juga menyelenggarakan pelatihan khusus mengenai implementasi code of
conduct yang berisi uraian butir-butir etika dan moral yang harus dipegang
teguh oleh segenap jajaran SDM dalam berkarya di perusahaan.
INTENSIFIED IMPLEMENTATION OF
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
As evidence of its commitment towards intensified
implementation of Good Corporate Governance
(GCG), in 2011 the Company initiated an assessment
of GCG practice through Control Self Assessment
(CSA). To be more consistent in complying with rules
and assimilating ethical conduct in dealing with
third parties, the Company introduced misconduct
reporting system known as whistle-blowing system.
The intensification efforts were intended to
complement prior implementation and dissemination
of revised and restated GCG Code and Code of Conduct.
The Company will consistently improve the functions
PENINGKATAN IMPLEMENTASI TATA KELOLA
Sebagai wujud komitmen peningkatan kualitas penerapan praktek GCG,
pada tahun 2011 Perseroan menginisiasi evaluasi kualitas penerapan
melalui Control Self Assessment (CSA). Untuk meningkatkan ketaatan pada
aturan dan menstimulus tumbuh dan berkembangnya budaya beretika
tinggi dalam melaksanakan setiap kegiatan yang berhubungan dengan
pihak ketiga, Perseroan mengintrodusir sistem pelaporan pelanggaran
(SPP) atau whistleblowing system.
Program peningkatan tersebut dilakukan sebagai kelanjutan upaya
peningkatan kualitas penerapan GCG yang dilaksanakan pada sebelumnya,
yakni implementasi dan sosialisasi Pedoman GCG maupun Code of Conduct
yang telah selesai dikaji dan disusun ulang. Perseroan akan senantiasa
melakukan improvement pada fungsi-fungsi yang mengakibatkan adanya
kelemahan pada sistem serta melakukan pemutakhiran terhadap Board
Manual. Dengan demikian kualitas penerapan GCG Perseroan akan
terus meningkat. Perseroan akan melakukan evaluasi serta asesmen
penerapan GCG secara berkala serta menindak lanjuti temuan-temuannya
untuk menjamin terjadinya peningkatan kualitas penerapan GCG secara
berkesinambungan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
66
46
Laporan Manajemen
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Management Report
KEPEDULIAN MASYARAKAT, WUJUD TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
Perseroan mulai merancang pelaksanaan program tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) yang dapat memberikan manfaat kepada kedua belah
pihak dalam jangka panjang. Tujuan pelaksanaan program ini dimasa
mendatang adalah mendukung peningkatan taraf hidup dan perekonomian
masyarakat melalui pembentukan sentra industri di lingkungan sekitar
perusahaan. Dengan demikian selain meningkatkan kesempatan kerja
bagi tenaga terampil dilingkungan masyarakat, juga akan menjadi sumber
pasokan bahan baku bagi Perseroan. Dalam melaksanakan program CSR
ini, Perseroan telah menetapkan komitmen jangka panjang, terdiri atas
enam fokus kegiatan meliputi (i) kegiatan ekonomi, (ii) lingkungan, (iii)
hak asasi manusia, (iv) praktik ketenagakerjaan dan kelaikan kerja, (v)
tanggung jawab produk dan (vi) kemasyarakatan.
Perseroan melaksanakan program CSR dalam dua program utama, yakni
Bina Wilayah serta Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
Bina Wilayah merupakan program pengembangan kemasyarakatan yang
dilaksanakan oleh Perseroan dengan cakupan yang lebih luas. Jumlah
penyaluran di tahun 2011 mencapai Rp74,09 miliar naik 229,5% dari
Rp22,49 miliar di tahun 2010.
Program Kemitraan merupakan program yang berkaitan dengan upaya
peningkatan kemandirian di bidang ekonomi. Progam yang dilaksanakan
meliputi pengembangan pola kemitraan usaha kecil dan koperasi melalui
pemberian pelatihan manajemen dan kewirausahaan serta bantuan dana
bergulir bagi usaha kecil dan koperasi yang tersebar di wilayah operasional
Perseroan, baik secara langsung maupun melalui kerjasama penyaluran.
Melalui skema ini, Perseroan di tahun 2011 menyalurkan dana sebesar
Rp98,95 miliar terdiri dari kerjasama penyaluran sebesar Rp84,81 miliar dan
dana pinjaman lunak sebesar Rp11,62 miliar terhadap 473 mitra binaan.
Perseroan juga telah melaksanakan program-program di bidang sosial
melalui bantuan bencana alam, pendidikan dan/atau pelatihan,
peningkatan kesehatan, pengembangan prasarana umum, sarana ibadah
dan pelestarian alam melalui Bina Lingkungan. Jumlah dana yang
disalurkan melalui skema BL ini adalah sebesar Rp45,72 miliar, sehingga
that have system flaws and update Board Manual. As
such, the quality of GCG implementation will further
improve.The Company will periodically assess the GCG
implementation and follow up on the assessment
results to make sure GCG implementation is wellguarded and intensified in a consistent manner.
SOCIAL CONCERN, A REFLECTION OF
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
The Company has designed a corporate social
responsibility (CSR) program that is mutually
beneficial in the long run. This program is intended
to contribute to the improvement of public welfare
and economy through the formation of industrial
centers in the surrounding area. Thus, besides
creating jobs for the neighboring skilled workers it
also provides raw material supply for the Company.
The CSR program has long-term commitment in six
areas of activities: (i) economy, (ii) environment,
(iii) human rights, (iv) employment practices and
proper work conditions, (v) product responsibility
and (vi) society.
CSR program is carried out in two major programs,
Area Development and Partnership and Community
Development Program (PKBL). Area Development
program is intended to develop the community with
a larger coverage. Total disbursement made in 2011
amounted to Rp74.09 billion or increased 229.5%
from Rp22.49 billion in 2010.
Partnership program is related to the elevation of
community economic self-reliance. The program
includes developing small-scale businesses and
cooperatives partnership by management and
entrepreneurship workshop and financial aid for
small businesses and cooperatives in the areas
adjacent to the Company’s operating sites, either
directly or via other institutions. Under this scheme,
in 2011 the Company made fund disbursement of
Rp98.95 billion, consist of Rp84.81 billion non
direct disbursement and Rp11.62 billion direct soft
loan for 473 fostered partners.
The Company also ran other social aid programs
extending natural disaster relief, education and/
or training, better health care, public utilities and
religious facilities development, and environmental
conservation through Area Development Program.
Total funds disbursed under this Area Development
scheme amounted to Rp45.72 billion, making a total
of Rp144.67 billion, or surged 58.8% from Rp91.11
billion in 2010.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
The Company believes that a well-aimed program
will help improve the welfare of people in the
neighboring area, enable the community to be more
self-sufficient and resilient and foster a harmonious
relationship with the Company.
Delivering commitment to
environmental conservation
The Company has a number of comprehensive
programs to accomplish its mission “making the
utmost contribution to the improvement of public
welfare and environmental conservation”. A series
of post-mining rehabilitation programs were devised
with the assistance of independent consultant using
accredited system ISO 14001: 2004. In 2011 the
Company continued to accomplish the development
of post-mining area measuring 5,934 hectares to be
converted into People’s Forest Park or Taman Hutan
Rakyat (TAHURA).
Accomplishment
of
Tahura
development,
implementation of accredited system and mining
practice that observe environmental conservation
reflect the Company’s commitment in adopting green
mining in the conduct of its business. The result of
delivering its environmental commitment in 2011
was the Company’s success in maintaining Green
Proper rating from the Ministry of Environment.
Future prospect and plan
Domestic economic recovery and regional economic
resilience in bracing for the uncertain global economy
posed opportunities and challenges to the Company.
The opportunities include growing domestic demand
for coal from the newly constructed TPPs within
the acelerated development scheme of 10,000 MW
TPP stage one. One of the challenges facing the
Company is the potential decrease of coal demand
in the Asia Pacific region that may result in stronger
competition affecting the Company’s export sales.
Taking into consideration the external condition, the
the Board of Directors is of the opinion that being
an institution aspiring to be the largest integrated
coal mining company in Indonesia, the Company
is in a better position to seize the opportunities
of meeting the escalating needs due to its massive
coal reserves. Higher railway transport capacity will
enable the Company to honor its contracts to supply
coal of higher volume to the domestic market.
67
total dana yang digulirkan oleh Perseroan melalui pelaksanaan program
PKBL pada tahun 2011 mencapai total Rp144,67 miliar, naik 58,8% dari
Rp91,11 miliar di tahun 2010.
Perseroan meyakini dengan pelaksanaan program yang tepat sasaran akan
memberikan dampak peningkatan kesejahtaraan masyarakat sekitar agar
lebih berdaya dan mandiri serta terpeliharanya hubungan yang harmonis
dan berkesinambungan antara perusahaan dengan masyarakat.
Mewujudkan Komitmen Pelestarian Lingkungan
Perseroan secara komprehensif menerapkan berbagai program untuk
mewujudkan salah satu misi “memberikan kontribusi yang maksimal dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan”.
Perseroan menerapkan serangkaian program rehabilitasi lingkungan purna
tambang yang dirancang bersama konsultan independen serta menggunakan
sistem terakreditasi ISO 14001: 2004. Di tahun 2011 Perseroan terus
melanjutkan realisasi pengembangan daerah pascatambang seluas 5.934
ha menjadi Taman Hutan Rakyat (TAHURA).
Realisasi pembangunan Tahura, implementasi sistem terakreditasi dan
pelaksanaan penambangan yang memperhatikan kelestarian lingkungan
merupakan wujud komitmen Perseroan dalam menerapkan green mining
dalam menjalankan usahanya. Hasil nyata yang diraih dalam hal
pelaksanaan komitmen pelestarian lingkungan di tahun 2011 adalah
keberhasilan mempertahankan peringkat Proper Hijau dari Kementerian
Lingkungan Hidup.
Prospek dan Rencana Ke Depan
Perbaikan perekonomian domestik dan ketahanan perekonomian regional
dalam menghadapi ketidak pastian kondisi perekonomian global membuka
peluang dan tantangan bagi Perseroan. Peluangnya adalah semakin
meningkatnya permintaan batubara di pasar domestik dari realisasi
pembangunan PLTU dalam skema percepatan pembangunan PLTU 10.000
MW tahap pertama. Tantangan yang harus diwaspadai adalah potensi
berkurangnya tingkat pertumbuhan permintaan batubara di kawasan
Asia Pasifik yang bisa meningkatkan persaingan dan mempengaruhi pasar
ekspor Perseroan.
Dengan memperhatikan kondisi eksternal tersebut, Direksi berpendapat
sebagai perusahaan yang berwawasan untuk menjadi perusahaan tambang
batubara terintegrasi yang terbesar di Indonesia, Perseroan berada dalam
posisi yang lebih baik untuk meraih peluang dalam memenuhi kebutuhan
yang meningkat tersebut, mengingat besarnya cadangan sumber daya yang
dimiliki. Realisasi peningkatan kapasitas angkut kereta api akan membuat
Perseroan mampu memenuhi kontrak-kontrak pengadaan batubara dalam
negeri yang volumenya telah ditingkatkan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
68
46
Laporan Manajemen
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Management Report
Untuk memastikan peningkatan produksi, Perseroan berencana menambah
beberapa peralatan tambang utama termasuk mengoperasikan dalam
skala penuh seluruh BWE system yang dimiliki dengan dukungan PLTU
mulut tambang milik sendiri yang akan segera operasional. Perseroan
juga bertekad segera merealisasikan pemanfaatan potensi CBM di wilayah
kelolaannya, serta melanjutkan pembangunan PLTU Mulut Tambang dan
merealisasikan kapasitas angkutan kereta api untuk meningkatkan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang.
Perseroan meyakini seluruh rencana pengembangan dan pemanfaatan
peluang akan mampu mengatasi tantangan yang dihadapi, mengingat
strategi pengembangan terintegrasi yang diterapkan didukung oleh SDM
dengan kompetensi yang terus ditingkatkan serta dilaksanakan dengan
kualitas implementasi GCG yang juga terus ditingkatkan.
Pergantian Direksi Perseroan
Pada tahun pelaporan telah dilaksanakan pergantian kepengurusan
Perseroan di tingkat Komisaris maupun di tingkat Direksi. Melalui RUPST
yang diselenggarakan pada tanggal 9 Juni 2011, Saudara Dono Boestami,
mengundurkan diri dari jabatannya selaku Direktur Keuangan terhitung
sejak ditutupnya Rapat.
Kemudian melalui RUPSLB yang diselenggarakan pada tanggal 22
Desember 2011, saudara Sukrisno, diberhentikan dengan hormat sebagai
Presiden Direktur Perseroan bersama dengan anggota Direksi lama lainnya.
Mewakili Manajemen Perseroan, saya mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya atas sumbangan tenaga dan pikiran seluruh Direksi lama dalam
menjalankan tugas pengelolaan Perseroan sehari-hari.
Melalui RUPSLB tersebut, Perseroan menetapkan susunan Direksi baru,
dimana seluruhnya merupakan kader-kader terbaik dari internal Perseroan.
Susunan Direksi selengkapnya adalah Milawarma, ditetapkan sebagai
Presiden Direktur. Selanjutnya Perseroan mengangkat saudara Achmad
Sudarto sebagai Direktur Keuangan, saudara Anung Dri Prasetya sebagai
Direktur Pengembangan Usaha, saudara Heri Supriyanto sebagai Direktur
Operasi/Produksi, saudara Maizal Gazali sebagai Direktur SDM & Umum,
dan saudara M. Jamil sebagai Direktur Niaga.
Mewakili Direksi yang baru, saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan
yang diberikan kepada kami. Selanjutnya kami mengajak seluruh jajaran
manajemen pelaksana untuk bersatu padu melanjutkan upaya-upaya
terbaik yang dapat diberikan bagi berlanjut dan terlaksananya seluruh
program kerja yang telah dirintis oleh Manajemen sebelumnya sehingga
Era PTBA Emas semakin cepat tercapai disertai peningkatan kinerja yang
semakin membanggakan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
To ensure production increase, the Company plans to
acquire additional major mining equipment and fully
operate the whole BWE system backed by its own
operational mine mouth TPP. The Company is also
committed to promptly exploiting CBM potentials in
its managed areas, proceeding with the construction
of mine mouth TPP and upgrading railway loading
capacity for boosting the Company’s long-term
business performance.
The Company is confident that all the development
plans will weather the challenges that lie ahead,
considering that the integrated expansion strategies
are supported by people, whose expertise is
continually improved, and GCG implementation that
is also constantly reviewed.
Replacement of the Board of
Directors
During the year, the Company replaced its Board
of Commissioners and Board of Directors. At the
Annual General Meeting of Shareholders on 9 June
2011, Mr. Dono Boestami resigned from his post of
Finance Director as of the closing of the meeting.
At the Extraordinary General Meeting of Shareholders
(EGMS) held on 22 December 2011, Mr. Sukrisno
was honorably discharged from his post of President
Director of the Company, along with other previous
directors. On behalf of the Management, I thank
most sincerely for thought and effort of previous BOD
in the day-to-day management of the Company.
Through the EGMS, the Company named the new
members of the Board of Directors, who are all the
best candidates from within the Company. The new
Board of Directors members are Milawarma - President
Director, Achmad Sudarto – Finance Director, Anung
Dri Prasetya – Business Development Director, Heri
Supriyanto – Operations/Production Director, Maizal
Gazali Human Resource & General Affairs Director,
and M. Jamil – Commerce Director.
Speaking on behalf of the new Board of Directors,
I am thankful for the trust endowed to us. Further,
we invite all executive management members to
join hands in giving the best in accomplishing the
entire work program previously established by the
previous Management to get closer to PTBA Golden
Era and to deliver praise-worthy performance.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
69
CLOSING REMARK
PENUTUP
On this occasion, on behalf of the Board of
Directors, I would like to thank the Commissioners
for their direction. We appreciate our shareholders,
customers and business partners for their patronage,
trust and cooperation. I also wish to convey the
Board’s gratitude and appreciation to al employees
for their dedication and integrity in carrying out
their assignments in the best possible manner that
have enabled the Company to perform well and to
deliver better results in the coming years.
Melalui kesempatan ini, atas nama Direksi, kami ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada Dewan Komisaris atas pengarahannya. Penghargaan
yang sama juga kami sampaikan kepada pemegang saham, pelanggan
dan mitra usaha atas dukungan, kepercayaan dan kerjasamanya. Saya
juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada seluruh
karyawan yang telah dengan penuh dedikasi dan integritas melaksanakn
tugas yang diamanatkan dengan sebaik-baiknya dan memungkinkan
Perseroan mampu meningkatkan kinerja usaha serta siap mencatatkan
level kinerja yang semakin baik dimasa mendatang.
Our appreciation also goes to all other stakeholders
of PT Bukit Asam (Persero) Tbk who never fail to
give their best cooperation for the Company’s
sustainable future business growth.
Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada seluruh pemangku
kepentingan PT Bukit Asam (Persero) Tbk lainnya yang senantiasa
memberikan kerjasama terbaik bagi kiprah dan pertumbuhan kinerja
Perseroan secara berkelanjutan.
Atas nama Direksi,
For the Board of Directors,
Ir. Milawarma M.Eng
Direktur Utama
President Director
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
70
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
LAPORAN
PENGELOLAAN
OPERASIONAL
OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT
Pengembangan usaha melalui realisasi rencana
strategis yang dilaksanakan dengan memperhitungkan
seluruh risiko yang dihadapi dengan seksama,
menerapkan green mining dalam proses penambangan
yang semakin efisien dengan dukungan aplikasi
teknologi informasi Supply Chain Management System
dan SDM yang berkompeten menuju level kinerja baru
yang gemilang.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
71
Business development by
realizing strategic plans
through careful consideration
of all risks, adopting green
mining concept in efficient
mining process with the
support of information
technology application,
Supply Chain Management
System, and competent
people towards a new and
bright performance level.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
72
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
RENCANA STRATEGIS PERSEROAN
CORPORATE STRATEGIC PLAN
Mengantisipasi peluang peningkatan kebutuhan sumber energi, terutama
peluang meningkatnya kebutuhan batubara yang semakin terbuka,
Perseroan telah menuntaskan penyusunan Rencana Strategis Perseroan.
Rencana tersebut disusun berdasarkan lanskap kondisi perekonomian
global dan makro ekonomi Indonesia pada kurun waktu 2009-2013 (Lihat
uraian MD&A: Prospek Usaha).
In anticipation of the increasing demand for energy,
particularly coal, resources, the Company has
formulated its Corporate Strategic Plan. The Plan
is based on global and Indonesian macro-economic
forecast over a period between 2009 and 2013.
(See MD&A: Business Prospect)
Rencana Strategis Perseroan terdiri dari enam strategi operasional utama,
merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Perseroan yang akan dicapai
pada kurun waktu 2009-2013 untuk menjamin pencapaian target-target
yang ditetapkan, yakni:
• Fokus pada pertumbuhan produksi dan penjualan batubara.
Strategi operasional ini dimaksudkan untuk mengatasi hambatan
transportasi, yakni keterbatasan daya angkut kereta-api sebagai
satu-satunya sarana angkut paling ekonomis. Program yang dilakukan
adalah melalui peningkatan daya angkut dari jaringan yang sudah ada
dan peningkatan kapasitas pelabuhan. Sedang peningkatan produksi
dan penjualan dilakukan melalui optimasi kinerja unit bersangkutan.
• Fokus pada proyek-proyek pengembangan.
Perseroan fokus pada pembangunan jaringan angkutan kereta api
baru dan pelabuhan, pengoperasian dan pengembangan tambang
Internasional Prima Coal (IPC), pengembangan tambang Peranap,
pengembangan tambang-tambang lainnya, pembangunan PLTU milik
sendiri, pengembangan PLTU IPP pengembangan angkutan laut
batubara serta akuisisi tambang berpotensi.
• Restrukturisasi Korporasi.
Dilakukan melalui pendirian anak-anak perusahaan yang menangani
bisnis non-core.
• Meningkatkan kompetensi dan regenerasi SDM dan menciptakan budaya
korporasi yang mengutamakan kinerja.
• Meningkatkan sistem remunerasi yang berdasarkan kinerja (performance
based reward).
• Meningkatkan peringkat kinerja penataan pengelolaan lingkungan dari
hijau menjadi emas.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Six main operating strategies of the Strategic
Plan are the elaboration of the Company’s Vision
and Mission to be accomplished in 2009-2013,
which are:
• Focus on the growh of coal production and sales
This is to overcome transporation problem that
lies in the limited loading capacity of train
being the only low-cost means of transport.
This would mean increasing the loading
capacity of existing railway system and the
port handling capacity. Stepping up production
and sales is carried out by optimizing the work
of related units.
• Focus on development projects.
The Company concentrates in constructing
new railway tracks and ports, developing
Internasional Prima Coal (IPC), Peranap and
other mines, installing own thermal power
plant, developing Independent Power Producer
(IPP) thermal power plant, developing coal sea
transport and acquiring potential mines.
• Corporate resctructuring.
This is done through setting up subsidiaries that
handle non-core business.
• Boost the competency and regeneration of human
resource as well as promote a performance-based
corporate culture.
• Promote a performance-based reward system.
• Improve performance rating in environmental
management from green to gold.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
73
Business Development
Pengembangan Usaha
During 2011 which was marked by global economic
instability towards the end of the third quarter
following the European Union financial crisis,
the Company continued to develop its business
prudently and continuously. This was in keeping
with the corporate vision of becoming a highly
competitive coal-based energy company and
maximizing stakeholders’ return, with a mediumterm target of arriving at an era of Golden PTBA,
and a long-term target of becoming the largest coal
mining company in Indonesia.
Sepanjang tahun 2011 yang ditandai dengan bergejolaknya perekonomian
global mulai akhir kuartal ke-3 sebagai dampak krisis finansial yang
merebak di kawasan Uni Eropa, Perseroan tetap merealisasikan berbagai
rencana pengembangan usahanya secara prudent dan berkesinambungan.
Hal ini dilaksanakan sesuai dengan visi “menjadi perusahaan energi
berbasis batubara yang berdaya saing dan memberikan nilai optimal
kepada para stakeholder”, dengan target jangka menengah mencapai
era PTBA Emas dan target jangka panjang menjadi perusahaan tambang
batubara terbesar di Indonesia.
To reach that target, the Company takes a series of
business development measures aiming to step up
production and sales, expand coal product marketing
area, and capitalizing on its abundant coal reserves
and resources. Various corporate actions have been
taken to overcome the long standing obstacles
that have limited the Company’s ability to increase
sales. Simultaneously, efforts continued to boost
coal production and use of other reserves and to
seize coal-related business opportunity.
Untuk mewujudkan target tersebut, Perseroan melakukan berbagai
langkah pengembangan usaha dengan sasaran meningkatkan produksi,
meningkatkan penjualan, memperluas pemasaran produk batubara serta
memanfaatkan secara optimal potensi cadangan sumber dayanya yang
berlimpah. Upaya utama dilaksanakan untuk mengatasi kendala-kendala
yang selama ini membatasi kemampuan Perseroan untuk meningkatkan
volume penjualan. Namun secara simultan tetap melakukan upaya
peningkatan produksi batubara dan mengembangkan pemanfaatan potensi
cadangan lain dan peluang bisnis yang terbuka berkaitan dengan usaha
pertambangan batubara.
The year 2011 witnessed the following corporate
actions and business development efforts that had
actually started the preceding year:
Production Capacity Upgrade
• Acquisition of Mines
A strategy implemented to increase coal
production capacity and to develop the
Company’s coal business is the acquisition of
new mines as alternative coal resources outside
the mining area of Tanjung Enim and Ombilin.
The first acquisition of Mining Concession was
accomplished in September 2008 through taking
over a 51 percent ownership of PT Internasional
Prima Coal (IPC) located in East Kalimantan at
a transaction value of US$ 17.85 million. The
Company estimates this area has coal reserves
of 45 million tons. IPC commenced operations
in 2009.
In 2011, there was no acquisition made by
the Company. However, the Company was
contemplating the acquisition of several
prospective mining companies in East
Kalimantan. One particular company, which
had conducted due diligence since 2010, was
seriously explored for possible acquisition. In
order to be more focused and efficient, especially
for medium and small-sized mines, acquisition
process will be followed up by PT Bukit Asam
Prima (BA Prima), subsidiary.
Berbagai aksi korporasi yang dilakukan sepanjang tahun 2011 sebagai
kelanjutan upaya pengembangan usaha yang telah dirintis tahun
sebelumnya adalah sebagai berikut.
Peningkatan Kapasitas Produksi
• Akuisisi Tambang
Akuisisi perusahaan tambang sebagai sumber alternatif produksi
batubara, di luar areal tambang di Tanjung Enim dan Ombilin
merupakan salah satu strategi yang dilakukan untuk meningkatkan
kapasitas produksi dan pengembangan usaha batubara Perseroan.
Akuisisi pertama KP/tambang dilakukan pada bulan September
2008, melalui kepemilikan sebesar 51 persen saham PT Internasional
Prima Coal (IPC) yang berlokasi di Kalimantan Timur dengan nilai
transaksi sebesar USD17,85 juta. Menurut taksiran Perseroan, kawasan
ini memiliki sumber daya batubara sebesar 45 juta ton. IPC telah
berproduksi sejak tahun 2009.
Di tahun 2011, tidak ada tambang potensial yang diakuisisi oleh
Perseroan. Namun demikian, hingga akhir tahun ada beberapa prospek
perusahaan tambang di Kalimantan Timur yang tengah diproses lebih
lanjut untuk di akuisisi. Salah satu prospek perusahaan ini telah
dijajaki dengan serius, termasuk pelaksanaan due diligence yang
dilaksanakan sejak tahun 2010. Agar lebih fokus dan efisien, khusus
untuk tambang-tambang ukuran sedang dan kecil, tindak lanjut upaya
akuisisinya akan dilaksanakan oleh anak perusahaan, PT Bukit Asam
Prima (BA Prima).
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
74
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
• Pembukaan tambang Banko Tengah
Untuk meningkatkan kapasitas produksi, pada tahun 2011 Perseroan
telah membuka area pit tambang Banko Tengah. Batubara dari area
tambang ini dikembangkan untuk memasok PLTU Mulut Tambang
2x620 MW di Banko Tengah dan juga memasok kebutuhan pengiriman
batubara melalui jalur kereta api baru Tanjung Enim – Lampung yang
telah direncanakan. Kapasitas produksi tambang akan dikembangkan
secara bertahap selaras dengan kemajuan proyek tersebut.
• Pengembangan Tambang Peranap – RIAU
Tambang Peranap terletak di Kabupaten Indragiri Hulu-propinsi Riau,
dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi, seluas
18.230 Ha.
Kegiatan pengembangan yang dilakukan di IUP Operasi Produksi
Peranap pada tahun 2011, adalah :
• Melanjutkan kegiatan land clearing & stripping overburden
• Penetrasi dan promosi batubara Peranap di pasar lokal &
internasional
• Pengurusan updating Izin Lingkungan Tambang
• Survey angkutan Batubara (sungai, jalan darat)
• Melanjutkan Kegiatan pembebasan untuk lahan tambang dan
infrastruktur.
Peningkatan kapasitas Coal Handling Facilities (CHF)
Untuk mendukung peningkatan aktifitas di areal tambang maupun di areal
pengangkutan, Perseroan saat ini tengah meningkatkan kapasitas coal
handling facilities (CHF) pada areal:
• CHF di Areal Tambang Tanjung Enim.
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi peningkatan kapasitas
penambangan, peningkatan kapasitas pengangkutan dari tambang ke
Stock Pile (Belt Conveyor System) dan peningkatan kapasitas pemuatan
batubara dari Stock Pile ke kereta api (Train Loading Station/TLS).
• CHF di Pelabuhan Tarahan.
Kegiatan yang dilakukan meliputi:
- Peningkatan kapasitas bongkar dari Kereta Api ke stock pile,
- Peningkatan kapasitas angkut belt conveyor di stock pile,
- Peningkatan kapasitas muat dari stok pile, dan
- Pembangunan kapasitas ship loader untuk mendukung pemuatan ke
kapal (vessel) ukuran cape size.
Melalui upaya-upaya tersebut, maka kapasitas handling batubara di
Pelabuhan Tarahan akan meningkat menjadi sebesar 25 juta ton per
tahun, dari sebesar +12,5 juta ton di tahun 2011.
• CHF di Dermaga Kertapati.
Kegiatan yang dilakukan meliputi peningkatan kapasitas bongkar dari
Kereta Api ke stock pile, peningkatan kapasitas belt conveyor di stock
pile dan peningkatan kapasitas muat ke kapal (ship loader). Melalui
upaya tersebut, maka kemampuan handling batubara di Dermaga
Kertapati akan meningkat menjadi 2,7 juta ton pertahun dari sebesar
+2,2 juta ton di tahun 2011.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
• Opening of Banko Tengah Mine
To upgrade production capacity, in 2011 the
Company opened Banko Tengah mine pit area.
Coal extracted from this mine will be processed
to supply Mine Mouth Thermal Power Plant of 2
x 620 MW in Banko Tengah and to support coal
delivery by the new Tanjung Enim - Lampung
railway as planned. Mine production capacity
will be upgraded gradually commensurate with
the progress of the project.
• Development of Peranap-Riau Mine
Peranap mine is located in Indragiri Hulu
Recency, Riau Province, operating under
Production Mining Concession with a total area
of 18,230 Ha.
In 2011 development of Peranap mine continued
with the following activities:
• Land clearing and overburden stripping
• Penetrating local and international markets
to promote Peranap coal
• Updating Mining Environment Permits
• Conducting survey on coal transport
(waterway, overland route)
• Acquiring land for mining site and
infrastructure
Coal Handling Facilities (CHF) Capacity
Upgrade
To support heightened activities at mining and
transporting area, the Company is currently
upgrading the capacity of coal handling facilities
(CHF) in the following areas:
• CHF at Tanjung Enim Mine.
Activities include upgrading mining capacity,
transport capacity from mine to stock pile (Belt
Conveyor System) and coal loading capacity
from stock pile to train loading station.
• CHF at Tarahan Port.
Activities include:
- enhancement of unloading capacity from
train to stock pile
- enhancement of loading capacity of belt
conveyor at stock pile
- enhancement of loading capacity at stock
pile, and
- establishment of ship loader capacity to
back up loading to Cape-sized vessel
Through those efforts the coal handling capacity
at Tarahan Port will increase to 25 million tons
per year from approximately 12.5 million tons
in 2011.
• CHF at Kertapati Pier
Activities include improvement of unloading
capacity from train to stock pile, belt conveyor
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
capacity at stock pile and loading capacity to
ship loader. These efforts will raise Kertapati
Pier coal handling capacity to 2.7 million tons
per year from approximately 2.2 million tons in
2011.
Increase of Coal Transport Volume
The Company’s coal mines are located relatively far
from the ports, making trains the most economical
means of transport.
Consequently, increasing
coal production and sales is always related to the
loading capacity of the railway facility, prompting
the Company to take several measures to improve
the train loading capacity.
In 2008, the Company made two major scenarios to
increase coal transport volume. First, maximizing
the loading capacity of the existing railway tracks.
Second, pioneering the construction of new railway
tracks from the mining area to the loading port that
will facilitate efficient, economical coal sales and
bring maximum return to the Company.
First effort, gradually increasing the existing railway
loading capacity from Tanjung Enim to Tarahan Port
to reach 20 million tons and from Tanjung Enim to
Kertapati to reach 2.7 million tons, making total
loading capacity of 22.7 million tons per year.
To guarantee increased railway loading volume,
in October 2009 the Company entered into Coal
Transport Agreement (CTA) with PT KAI to cover the
period from 1 January 2010 to 31 December 2029.
Under the agreement, starting 2010, PT KAI will
increase the coal loading capacity through the
existing tracks, Tanjung Enim-Tarahan and Tanjung
Enim-Kertapati, gradually to reach 22.7 million
tons by yearend 2014. The agreement also fixes and
agrees upon a certain tariff formula and enforce
“Take or Pay” system.
Further, the Company appointed an independent
consultant Mott MacDonald to formulate tariff and
‘take or pay’ scheme for long-term coal railway
transport.
In 2011, the Company and PT KAI agreed upon a
tariff formula and in December of the same year
both institutions entered into a long-term coal
transport tariff agreement to be effective from
2012 to 2016.
On the other hand, PT KAI has also initiated
the construction of double track on the existing
Tanjung Enim-Prabumulih railway in an effort
to raise loading capacity from around 15 million
tons to 22.7 million tons per year. Additionally,
through a joint effort of PTBA and PT KAI, in 2011
additional coaches and locomotives for increased
75
Peningkatan Volume Angkutan Batubara
Lokasi areal penambangan batubara Perseroan yang relatif jauh dari
pelabuhan, membuat kereta api menjadi sarana angkutan utama batubara
yang paling ekonomis. Sebagai konsekuensinya, peningkatan produksi
dan penjualan batubara Perseroan harus selalu dikaitkan dengan kapasitas
angkut produk melalui jalur kereta api. Hal ini mendorong Perseroan
melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas angkutan
kereta api.
Dimulai tahun 2008 lalu, Perseroan menjalankan dua skenario utama
peningkatan volume angkutan batubara. Pertama, melakukan optimasi
dan peningkatan daya angkut melalui jalur kereta-api yang telah ada.
Kedua, merintis pembangunan jalur kereta-api baru dari areal tambang ke
pelabuhan muat yang memungkinkan penjualan produk batubara secara
efisien, ekonomis dan memberikan hasil maksimal bagi Perseroan.
Upaya pertama, meningkatkan secara bertahap kapasitas angkut kereta
api eksisting dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan menjadi 20 juta ton
dan dari Tanjung Enim ke Kertapati menjadi 2,7 juta ton, sehingga total
kapasitas angkut menjadi 22,7 juta ton per tahun.
Untuk menjamin peningkatan volume angkutan kereta api, Perseroan pada
bulan Oktober 2009 melakukan Perjanjian Angkutan Batubara Jangka
Panjang (Coal Transport Agreement/CTA) yang berlaku mulai 1 Januari
2010 sampai dengan 31 Desember 2029.
Dalam perjanjian tersebut, mulai tahun 2010, PT KAI menyanggupi untuk
meningkatkan kapasitas angkut batubara melalu jalur yang sudah ada,
Tanjung Enim-Tarahan dan Tanjung Enim-Kertapati, secara bertahap menjadi
sebesar 22,7 juta pada akhir tahun 2014. Perjanjian tersebut mengatur
formula tarif angkutan dan memberlakukan sistem “Take or Pay”.
Sebagai tindak lanjut perjanjian tersebut, Perseroan menunjuk Konsultan
Independen Mott Macdonald untuk merumuskan formula tarif dan formula
take or pay angkutan kereta api batubara jangka panjang.
Pada tahun 2011, Perseroan dan PT KAI telah menyepakati tarif dan
formula, sehingga pada bulan Desember 2011, Perseroan dan PT KAI telah
menanda tangani tarif angkutan batubara jangka panjang, yang berlaku
untuk periode 2012-2016.
Di lain pihak, PTKAI juga telah memulai tahap pembangunan jalur
double track di jalur eksisting dari Tanjung Enim ke Prabumulih untuk
meningkatkan kapasitas angkut dari sekitar 15 juta ton saat ini menjadi
22,7 juta ton per tahun. Selain itu, melalui kerjasama erat PTBA dan
PT KAI, pada tahun 2011, tambahan gerbong dan lokomotif untuk
meningkatkan kapasitas angkut telah tiba dan siap dipergunakan. Hal ini
juga telah diikuti dengan perbaikan sarana CHF di areal kelolaan Perseroan
seperti dijelaskan di atas.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
76
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Upaya kedua, dilakukan melalui pembentukan perusahaan baru, setelah
mendapat persetujuan RUPSLB tanggal 28 Mei 2008, yakni PT Bukit Asam
Transpacific Railway (BATR), melibatkan PTBA (10%), PT Transpacific
Railway Infrastructure/TRI (80%) dan China Railway Engineering (10%),
yang akan membangun jalur KA baru. Jalur baru sepanjang 307 km ini akan
menghubungkan Tanjung Enim-Srengsem (Lampung), dengan perkiraan
daya angkut sebesar 25 juta ton per tahun.
Selain membangun jalur kereta api, perusahaan patungan ini juga akan
membangun pelabuhan khusus batubara di Srengsem, Lampung. Skema
pembiayaan 30% modal sendiri, sedang 70% lainnya dari pinjaman.
Proyek ini telah mendapatkan Izin Prinsip dari Gubernur Lampung pada
22 September 2008 dan izin prinsip dari Gubernur Sumsel tanggal 13
Oktober 2008 dan pada Oktober 2009, proyek ini juga telah memperoleh
izin prinsip pembangunan jalur Perkeretaapian Khusus dari Menteri
Perhubungan RI.
Pada bulan Maret 2010 telah dilakukan Penandatanganan Kontrak EPC
(Engineering, Procurement and Construction) senilai US$1,3 miliar dan
O&M (Operator and Maintenance) selama periode 20 tahun dengan nilai
US$3,5 miliar antara BATR (anak perusahaan PTBA) dengan China Railway
Group Limited untuk merealisasikan proyek tersebut.
Pada tahun 2011, telah ditanda tangani frame work agreement pendanaan
antara BATR dan konsorsium perbankan Cina, kegiatan survey telah selesai
dilaksanakan dan CREC sebagai kontraktor EPC serta O&M telah melakukan
final alligment kereta api dan menetapkan jalur trekking. Perkembangan
ini diikuti dengan pelaksanaan pembebasan lahan untuk jalur kereta
api dan areal pelabuhan di Lampung (Srengsem). Langkah lain yang
dilaksanakan adalah penyusunan AMDAL Kereta Api dan AMDAL Stockpile
dan Pelabuhan serta telah memproses izin pembangunan pelabuhan.
Program lain yang dilakukan secara paralel adalah pembuatan detail
desain serta penggalangan dana dari kreditur.
Selain kerjasama dengan perusahaan asal China, Perseroan juga
berpartisipasi dalam pengembangan angkutan KA batubara yang dilakukan
oleh perusahaan asal India, Adani Group dengan memasok batubara sebesar
35 juta ton per tahun. Rencana angkutan KA yang dimotori oleh Pemprov
Sumsel ini menempuh jalur dari lokasi Tanjung-Enim ke pelabuhan Tanjung
Carat/Tanjung-Api-api (Sumatera Selatan), sepanjang 270 km.
Pada bulan Januari ‘2011, proyek ini mencatat kemajuan dengan telah
dilakukannya penanda tanganan Amendment I HoA di New Delhi,
dihadapan kedua Kepala Negara. Selanjutnya pada bulan November 2011,
telah ditanda tangani perpanjangan HoA yang berlaku sampai dengan
Maret 2012.
Dengan demikian jika ketiga skenario angkutan batubara tersebut dapat
berjalan sesuai rencana, Perseroan akan mampu meningkatkan angkutan
batubara melalui kereta api hingga sebesar 82 juta ton per tahun.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
loading capacity were made available and ready for
use. This is accompanied by CHF improvement in
the Company’s managed areas as described above.
Second effort, setting up a new company, with the
approval of EGMS dated 28 May 2008, which are
PT Bukit Asam Transpacific Railway/BATR, involving
PTBA (10%), PT Transpacific Railway Infrastructure/
TRI (80%) and China Railway Engineering Company/
CREC (10%), which will build a new railway track.
The new 307-km track will connect Tanjung Enim
and Srengsem (Lampung), at an estimated loading
capacity of 25 million tons per year.
Besides building railway tracks, the joint venture
company will build a coal port in Srengsem,
Lampung. Total financing is 30% own funds and
70% borrowing.
This project was granted approval in principle by the
Governor of Lampung on 22 September 2008 and
by the Governor of South Sumatera on 13 October
2008, and in October 2009 an approval in principle
was also issued for the construction of Special
Railway Track by the Minister of Transportation.
In March 2010, EPC (Engineering, Procurement and
Construction) contract worth US$1.3 billion and
O&M (Operator and Maintenance) 20-year contract
worth US$3.5 billion were signed by BATR (PTBA
subsidiary) and China Railway Group Limited to
develop the project.
In 2011, a financing framework agreement was
signed by BATR and China banking consortium, a
survey was finalized and CREC being the EPC and O&M
contractor concluded the railway final alignment
and railway track designation. This was followed
by land acquisition for railway track and port area
in Lampung (Srengsem). AMDAL (environmental
impact assessment) for railway, stockpile and port
was written and port construction permit was
processed. Simultaneously, a detailed design and
creditors’ financing scheme were arranged.
Besides collaborating with China, the Company
also had a joint project with Adani Group, India, to
develop a 270-km railway track from Tanjung Enim
to Tanjung Carat/Tanjung Api-api (South Sumatera)
to transport coal at an annual capacity of 35 million
tons. This project was under the patronage of South
Sumatera Provincial Administration.
In January 2011, this project made a progress with
the signing of Amendment to HoA in New Delhi, in
the presence of both heads of state. In November
2011, an Extention to HoA was concluded to be
effective until March 2012.
If the three scenarios of coal transport can proceed
as planned, the Company will be in a position to
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Realizing the three scenarios of
railway track construction will
improve loading capacity to 82
million tons from the current 15
million tons.
sell its coal products by railway transport up to 82
million tons per year.
CONSTRUCTION OF MINE MOUTH THERMAL
POWER PLANT
To optimize the use of low-calorie coal for economic
benefit that will in turn maximize shareholders’
return, the Company constructed mine mouth
thermal power plants (TPP). This project is expected
to meet the electricity needs of the nation and the
Company’s operations. Categorized according to the
investment cost and the internal process, the mine
mouth TPP projects are divided into several groups:
• Projects approved by GMS
The construction of Banjarsari Mine Mouth TPP
with a capacity of 2 x 110 MW (original plan 2 x
100 MW) in Lahat Regency, South Sumatera was
approved by EGMS on 10 May 2006, projected
to meet the needs for electricity in Sumatera.
The project was built by a subsidiary that was
set up in 2007, PT Bukit Pembangkit Innovative
(BPI), with PTBA consortium, i.e. PT Navigate
Innovative Indonesia (NII) and Pembangkit
Jawa Bali (PJB).
The major part or 70% of financing was borrowed
and the remaining 30% was self-funded. After
being constrained by exchange rate fluctuation
and steel price increase, through a re-tender a
new contractor, China National Electric Equipment
Corporation, was appointed replacing Jiangxi
Electric Power Overseas Engineering Co. Ltd.
Besides increased EPC costs, cost overrun and
adjusted price of coal being TPP fuel prompted
the management of PT BPI to propose an
increase in electricity tariff to PT PLN (Persero)
which would be incorporated in Amendment to
Power Purchase Agreement (PPA) that had been
approved by the EMR Minister. So in 2011 the
Amendment to PPA was signed following the
signing of Amendment to EPC Contract on 3
December 2010.
77
Realisasi tiga skenario pembangunan
jalur angkutan kereta api akan
meningkatkan kapasitas angkut menjadi
hingga sebesar 82 juta ton dari 15 juta
ton saat ini.
PEMBANGUNAN PLTU MULUT TAMBANG
Untuk meningkatkan pemanfaatan batubara berkalori rendah dan
mendapatkan manfaat ekonomis yang berujung pada peningkatan imbal
hasil kepada pemegang saham, Perseroan membangun Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) mulut tambang. Pengembangan proyek ini selain
bertujuan mendukung pemenuhan kebutuhan listrik nasional juga untuk
memenuhi kebutuhan operasional Perseroan. Berdasarkan besaran nilai
investasi yang dibutuhkan dan proses internal yang harus dilakukan,
proyek-proyek pembangunan PLTU mulut tambang ini terbagi atas
beberapa kelompok, yakni:
• Proyek yang telah mendapat persetujuan melalui RUPS
Pembangunan PLTU Mulut Tambang Banjarsari berkapasitas 2x110 MW
(rencana sebelumnya 2x100 MW) di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan
memperoleh persetujuan RUPSLB pada 10 Mei ‘06, diproyeksikan untuk
memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera. Pelaksanaan proyek dilakukan
oleh anak perusahaan, yaitu PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI),
dibentuk tahun 2007, dengan konsorsium PTBA, yakni PT Navigate
Innovative Indonesia (NII) dan Pembangkit Jawa Bali (PJB).
Sebagian besar (70%) keperluan pendanaan pembangunan proyek
dibiayai melalui pinjaman, sisanya (30%) melalui modal sendiri.
Setelah sempat terkendala oleh fluktuasi nilai tukar dan kenaikan
harga baja, melalui proses tender ulang, diperoleh kontraktor baru,
yaitu China National Electric Equipment Corporation, menggantikan
kontraktor sebelumnya Jiangxi Electric Power Overseas Engineering
Co.Ltd.
Selain kenaikan biaya EPC, munculnya cost overrun dan revisi harga
batubara sebagai bahan bakar PLTU, membuat manajemen PT BPI
mengajukan permintaan kenaikan harga jual listrik kepada PT PLN
(Persero) untuk dituangkan dalam Amandemen Power Purchase
Agreement (PPA) yang telah disetujui oleh Menteri ESDM. Sehingga
Amandemen PPA telah ditandatangani di tahun 2011, menyusul
penanda-tanganan Amandemen Kontrak EPC PLTU pada tanggal 3
Desember 2010.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
78
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Pada tahun 2011, seluruh lahan untuk pembangunan PLTU ini termasuk
lahan untuk transmisi telah dibebaskan. Dengan telah selesainya seluruh
permasalahan administratif maupun tahapan persiapan tersebut, maka
pada bulan Juli 2011, telah dilaksanakan peletakan batu pertama
(groundbreaking) pembangunan PLTU Banjarsari berkapasitas 2x110
MW, dengan perkiraan penyelesaian pembangunan pada tahun 2014.
Total kebutuhan batubara kalori rendah yang akan dipasok PTBA untuk
keperluan proyek ini adalah berkisar 1-1,5 juta ton per tahun.
• Proyek PLTU Mulut Tambang lainnya
PLTU Mulut Tambang Banko Tengah
PLTU Mulut Tambang Banko Tengah dengan kapasitas 2x620 MW
(sebelumnya 4x600 MW) di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan
dirancang untuk memenuhi kebutuhan listrik di kawasan Sumatera dan
Jawa. Pengaliran listrik dari areal proyek ke Pulau Jawa rencananya
akan dilakukan melalui jalur transmisi listrik Sumatera-Jawa, sebagian
akan melalui kabel bawah laut.
PLTU Mulut Tambang Banko Tengah dengan kapasitas 2x620 MW ini pada
awalnya merupakan proyek kerja sama Perseroan dengan mitra strategis
dari Cina (China Huadian Corporation) dan beberapa mitra nasional
(PLN, PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk dan Pemerintah
Kabupaten Muara Enim), untuk pengembangan PLTU 4x600 MW melalui
perjanjian usaha patungan pembangunan, operasi dan pemeliharaan
PLTU yang ditandatangani pada 2006. Proposal penawaran penjualan
listrik dari PLTU ini telah diajukan kepada PLN pada 2007.
Perseroan kemudian menindak-lanjuti langkah ini dengan
melaksanakan tahapan persiapan pembebasan lahan, mempersiapkan
wilayah khusus Kuasa Pertambangan untuk pasokan batubara ke
PLTU, dengan perkiraan kebutuhan sebesar 10-12 juta ton per tahun.
Perseroan bersama-sama mitra strategis juga melakukan serangkaian
proses negosiasi tarif listrik (Purchase Power Agreement/PPA) dengan
pihak PLN dan pembahasan skema pembiayaan proyek dengan
potential lenders maupun potential insurer.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
In 2011, the whole land for constructing this TPP
and for transmission was acquired. With the
administrative and preparatory matters settled,
in July 2011 a ground-breaking was launched
for the construction of Banjarsari TPP of 2x110
MW, estimated to be completed in 2014.
Total low-calorie coal to be supplied by PTBA for
this project is estimated at 1-1.5 million tons
per annum.
• Other Mine Mouth TPP Projects
Banko Tengah Mine Mouth TPP
Banko Tengah Mine Mouth TPP of 2x620MW
(originally 4x600MW) in Muara Enim Regency,
South Sumatera was designed to meet
electricity demand in Sumatera and Java areas.
Electricity distribution from the project site
to Java Island is to be carried out through
electric transmission line Sumatera-Java, partly
through undersea cables.
This 2x620 MW Mine Mouth TPP was first a
project betwwen the Company with a strategic
partner from China (China Huadian Corporation)
and a few national partners (PLN, PT Truba
Alam Manunggal Engineering Tbk and Regental
Administration of Muara Enim), to develop TPP
4x600MW under a joint venture agreement to
build, operate and maintain TPP signed in 2006.
For selling electricity from this TPP a proposal
was submitted to PLN in 2007.
As a follow-up the Company began preparing
for land clearance, preparing Mining Concession
area for supplying coal to TPP at an estimated
volume of 10 – 12 million tons per year. Together
with its strategic partners the Company made
a series of negotiations for electricity tariff
(Purchase Power Agreement/PPA) with PLN and
discussed the project payment scheme with
potential lenders and potential insurers.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
In December 2011, the Company received a Letter
of Intent (LOI) for setting up PTBA Consortium
with CHD from China as the winning contractor
of Mine Mouth TPP 2x620 MW construction in
Banko Tengah. The Company jointly with its
consortium partner then declared their readiness
to do the project. Construction was planned to
take place from 2012 to 2016. The Company
planned to proceed with land clearance for
mining and TPP sites.
The Company took a step further by opening new
mining area in Banko Tengah, in anticipation
of supplying an estimated 5.4 million tons of
coal per year to Banko Tengah TPP, and also
increasing supply to export and domestic
market through the new track to Tarahan Port.
The production capacity of this mine will be
upgraded gradually.
Riau Mine Mouth TPP
Riau Mine Mouth TPP has a capacity of 2x300
MW, located in Peranap. In constructing this
IPP TPP, the Company set up a consortium
consisting of PTBA (51%), Lanco Infratech
(25%) and PT Pamapersada Nusantara (24%).
The Company was the sole participant in bidding
for the 2x300 MW IPP. Until today the Company
and consortium partners are still negotiating
electricity tariff with PLN.
On 9 December 2011 ESDM Director General
issued a ruling on price of coal for mine mouth
thermal power plant including coal with calorie
under 3,000 kkal/kg GAR (Peranap coal falls
under this category). Therefore, it is hoped there
will be no obstacle in coal price negotiation
with PLN.
79
Pada bulan Desember 2011, Perseroan mendapatkan Letter of Intent
(LOI), penetapan Konsorsium PTBA dan CHD dari Cina sebagai pemenang
proyek Pembangunan PLTU Mulut Tambang 2x620 MW di Banko Tengah.
Perseroan, bersama mitra konsorsium kemudian membuat pernyataan
kesanggupan pembangunan proyek dimaksud. Rencana konstruksi akan
dimulai pada tahun 2012-2016. Perseroan merencanakan tindak lanjut
pembebasan lahan tambang dan pembabasan lokasi PLTU.
Perseroan telah melangkah lebih lanjut dengan membuka areal tambang
baru di Banko Tengah. Pembukaan areal tambang tersebut selain sebagai
antisipasi untuk memasok batubara ke PLTU Banko Tengah, dengan
perkiraan kebutuhan 5,4 juta ton/tahun, juga untuk meningkatkan
pasokan ke pasar domestik maupun internasional melalui jalur kereta
api baru ke Pelabuhan Tarahan. Kapasitas produksi tambang ini akan
ditingkatkan secara bertahap.
PLTU Mulut Tambang Riau
PLTU Mulut Tambang Riau berkapasitas 2x300 MW, berlokasi di Peranap.
Dalam pembangunan PLTU berskema IPP ini, Perseroan membentuk
konsorsium terdiri dari PTBA (51%), Lanco Infratech (25%) dan PT
Pamapersada Nusantara (24%). Perseroan menjadi peserta tunggal
dalam proses lelang IPP berkapasitas 2x300 MW. Perseroan bersama
dengan mitra konsorsium sampai saat ini masih melakukan negosiasi
harga jual listrik dengan PLN.
Pada tanggal 9 Desember 2011 Dirjen Minerba telah menerbitkan
peraturan tentang penentuan harga batubara untuk pembangkit listrik
mulut tambang termasuk untuk batubara berkalori dibawah 3.000
kkal/kg GAR (dimana batubara Peranap dalam kategori ini), dengan
demikian diharapkan tidak ada kendala dalam negosiasi harga batubara
dengan PLN.
Potensi pasokan batubara ke IPP Riau ini adalah sebanyak 4,3 juta ton/
tahun selama minimal 25 tahun. Hal-hal penting yang masih memerlukan
waktu/diskusi antara PTBA dan PLN serta memerlukan persetujuan Dirjen
Minerba adalah perhitungan biaya produksi batubara Peranap.
Coal supply to Riau IPP is estimated to be
4.3 million tons/year for at least 25 years.
Pending matters to be discussed by PTBA
and PLN that require ESDM Director General’s
approval include the calculation of Peranap
coal production cost.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
80
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
• Proyek yang tidak memerlukan Persetujuan RUPS
• Projects not Requiring GMS Approval
PLTU Mulut Tambang Tanjung Enim kapasitas 3x10 MW di
Tanjung Enim
Pembangunan PLTU ini ditujukan untuk pemakaian sendiri di Unit
Pertambangan Tanjung Enim (UPT) dan kelebihan dayanya akan dipasok
ke PLN. Pada bulan Maret 2009 Perseroan menandatangani perjanjian
kontrak EPC PLTU dengan Konsorsium China Overseas Engineering Holding
Limited – Zheajiang Xizi United Engineering Co Ltd – Jiangxi Jiusheng
International Electro-Mechanical Equipment Co.Ltd di Huangzhou, China.
Selain itu diputuskan Black and Veatch International sebagai Konsultan
Supervisi Pekerjaan EPC.
Tanjung Enim Mine Mouth 3x10MW TPP
This TPP is constructed with the purpose of
meeting the needs of Tanjung Enim Mining
Unit and supplying the remainder to PLN. In
March 2009 the Company entered into a TPP
EPC contract with a consortium China Overseas
Engineering Holding Limited – Zheajiang Xizi
United Engineering Co Ltd – Jiangxi Jiusheng
International Electro-Mechanical Equipment
Co.Ltd in Huangzhou, China. Black and Veatch
International was assigned as Consultant for
supervising the EPC work.
Pada tahun 2010 rincian pekerjaan yang telah dilaksanakan mencakup:
detail desain, pondasi peralatan utama, shipment peralatan utama,
chimney, konstruksi dan erection i boiler dan ESP No.3. Sedangkan
pekerjaan yang sedang berlangsung antara lain mencakup : penyelesaian
pekerjaan Cooling Tower, Dry Coal Shed, DM Water, pondasi lainnya,
konstruksi dan erection boiler dan ESP No.2 dan Main Power House (MPH)
dan pengawasan kegiatan EPC Kontraktor.
In 2010, work accomplished included
detailed design, major equipment base, major
equipment shipment, chimney, construction
ad erection of boiler and ESP No. 3. Work
in progress included cooling tower, dry coal
shed, DM water, other foundation work,
construction and erection of boiler and ESP
No. 2 and main power house (MPH) as well as
overseeing EPC contractor work.
Di tahun 2011, progress pembangunan telah mencapai 93,5% dan
direncanakan pada pertengahan 2012 akan dapat beroperasi secara
maksimal. Kebutuhan batubara adalah 150 ribu ton per tahun.
In 2011, construction had been 93.5%
completed and the plant is expected to be fully
functional mid 2012. Coal required is 150,000
tons per year.
Penyelesaian proyek ini akan sangat mendukung program efisiensi
kegiatan penambangan batubara melalui pengalihan pemakaian energi
berbasis BBM, yang harga produknya di luar kontrol Perseroan, menjadi
berbasis listrik. PLTU ini menggunakan bahan bakar batubara limbah
yang selama ini belum termanfa’atkan.
When completed this project will support coal
mining efficiency program by shifting fuelbased to electricity-based energy consumption
as fuel price is beyond the Company’s control.
This TPP is fueled by waste coal which has
never been utilized.
PLTU Paket untuk Pelabuhan Tarahan
Pembangunan PLTU berkapasitas 2x8 MW ini juga ditujukan untuk
keperluan sendiri, terutama mendukung kebutuhan operasional Perseroan di
pelabuhan Tarahan. Namun jika ada kelebihan daya, maka akan digunakan
untuk memasok listrik ke masyarakat sekitar melalui PLN. Setelah pada
2008 menunjuk Konsultan Teknis dan mendapatkan persetujuan Dewan
Komisaris pada Agustus 2009, Perseroan telah menindak lanjuti rencana
ini dengan melakukan proses tender kontraktor EPC.
Packet TPP for Tarahan Port
This 2x8MW TPP is also designed to meet the
Company’s own needs, particularly to support
the Company’s operations in Tarahan port.
Any excess power wil be distributed to the
surrounding community through PLN. After
appointing Technical Consultant in 2008 and
obtaining the Commissioners’ approval in
August 2009, the Company invited tenders for
EPC contractor.
Kontraktor EPC Pembangunan PLTU Pelabuhan Tarahan sat ini telah
ditunjuk, dilanjutkan dengan proses CDA (Contract Discussion Agreement)
dan pembahasan kontrak. Konsultan Pengawas (Supervisi) untuk proyek
ini telah dipilih melalui proses pelelangan.
An EPC contractor was appointed and Contract
Discussion Agreement (CDA) was discussed. A
Contractor Overseer for this project was elected
through bidding.
Di tahun 2011, progress proyek berlanjut dengan pelaksanaan persiapan
prakonstruksi. Pekerjaan konstruksi maupun pemasangan instalasi dan
penyelesaian proyek diperkirakan berlangsung hingga tahun 2013.
Kebutuan batubara kalori rendah untuk PLTU ini adalah sekitar 100 ribu
ton per tahun.
In 2011, the progress of this project continues
with the implementation pre-construction
preparation. The construction, installation and
completion is expected to last until 2013. Needs
of low calorie coal for this TPP is about 100,000
tons per year.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
81
Peranap Mine Mouth 2x10MW TPP in Indragiri
Hulu Riau
The idea of building this project started in 2008
after conducting studies in TPP construction
and mine development in Peranap Mining
Concession area. The construction of TPP of this
capacity should enable the Company to make
use of low-calorie coal to meet the electricity
needs of local community. Construction will be
parallel to the development of Peranap mine.
PLTU Mulut Tambang Peranap kapasitas 2x10 MW di Kabupaten
Indragiri Hulu Riau
Gagasan pembangunan proyek ini telah dimulai sejak 2008 dengan
pelaksanaan studi pembangunan PLTU dan studi pengembangan tambang
wilayah Kuasa Pertambangan Peranap. Melalui pembangunan PLTU
berkapasitas 2x10 MW ini, diharapkan Perseroan dapat memanfaatkan
batubara kalori rendah untuk mewujudkan komitmen pemenuhan
kebutuhan listrik masyarakat setempat. Pembangunan PLTU akan
dilakukan secara paralel dengan pengembangan tambang Peranap.
Until end of 2009, the Company was still
negotiating electricity tariff with the Local
Administration of Indragiri Hulu Regency.
Sampai akhir 2009, Perseroan masih dalam proses pembahasan jual beli
listrik dengan Pemerintah Daerah Tk II Kabupaten Indragiri Hulu.
Until the end of 2010, the tender for EPC
Contractor of Peranap TPP Construction failed
as the number of participants (only two)
was below requirement.
Negotiation on
electricity price with PLN WRKR and Indragiri
Hulu Regental Administration, represented by
Indragiri Hulu Regental Company, was still in
progress.
Hingga akhir 2010, Proses Pelelangan Kontraktor EPC Pembangunan
PLTU Peranap mengalami batal tender karena tidak memenuhi syarat
jumlah peserta yang hanya diikuti oleh 2 peserta. Proses pembahasan
jual beli listrik baik dengan PLN WRKR maupun dengan Pemerintah
Daerah Tk II Kabupaten Indragiri Hulu yang diwakili oleh Perusda Inhu
juga masih berlangsung.
DEVELOPMENT OF COAL BED METHANE (CBM)
Besides various efforts to boost production and
improve mining efficiency, the Company also made
business expansion to strengthen its foundation.
The strategy adopted was business diversification
to improve added value.
PENGEMBANGAN COAl Bed MetHANe (CBM)
Selain berbagai upaya peningkatan produksi dan efisiensi proses
penambangan, Perseroan juga melakukan pengembangan usaha yang
bertujuan untuk memperkuat fondasi bisnis perusahaan. Strategi yang
diterapkan adalah dengan melakukan diversifikasi usaha guna meningkatkan
nilai tambah.
The completion of all TPP projects
will secure annual sales of 14
million tons low-calorie coal from
Tanjung Enim and Peranap areas.
Penyelesaian seluruh proyek PLTU akan
menjamin pemasaran 14 juta ton/tahun
batubara peringkat kalori rendah dari
areal sekitar Tanjung Enim dan Peranap.
Tanjung Enim CBM
One alternative of business diversification in
taking advantage of the abundant reserves was
developing Coal Bed Methane in Tanjung Enim,
in collaboration with PT Pertamina Hulu Energi
(through PT PHE Metra Enim) and Dart Energy
International Pte Ltd (through Dart Energy
Tanjung Enim Pte Ltd). Ownership composition is
PTBA 27.5% (through subsidiary, PT Bukit Asam
Metana Enim), PT PHE Metra Enim 27.5% and Dart
Energy Tanjung Enim Pte Ltd 45%.
CBM Tanjung Enim
Salah satu alternatif diversifikasi usaha dalam memanfaatkan sumber daya
Perseroan yang berlimpah adalah pengembangan Coal Bed Methane (CBM)
di wilayah Tanjung Enim, bekerjasama dengan PT Pertamina Hulu Energi
(melalui PT PHE Metra Enim) dan Dart Energy International Pte Ltd (melalui
Dart Energy Tanjung Enim Pte Ltd), dengan struktur kepemilikan PTBA, 27,5
% (melalui anak perusahaan Perseroan, PT Bukit Asam Metana Enim), PT PHE
Metra Enim, 27,5% dan Dart Energy (Tanjung Enim) Pte Ltd 45%.
In July 2008 exploration was commenced by
designating drilling site to extract CBM gas sample
in Tanjung Enim. The exploration indicated a CBM
content of around 0.8 trillion cubic feet (TCF).
Mulai Juli 2008 tahap eksplorasi telah dilaksanakan melalui penentuan
lokasi bor bagi pengambilan sample gas CBM Tanjung Enim. Indikasi awal
dari proses eksplorasi tersebut menunjukkan kandungan CBM antara 0,8
triliun cubic feet (TCF). Dengan perkiraan kapasitas produksi sebesar 50
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
82
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Kandungan CBM di Tanjung Enim
berjumlah sekitar 0,8 triliun cubic
feet (TCF).
CBM content in Tanjung Enim
is around 0.8 trillion cubic
feet (TCF).
juta kaki kubik gas per hari (50 MMSCF/day) maka kandungan CBM di areal
ini akan habis minimal dalam waktu 40 tahun.
At an estimated production of 50 million cubic
feet of gas per day (50 MMSCF/day), CBM content
in this area will be exhausted within minimum
40 years.
Penandatanganan PSC untuk proyek ini telah dilaksanakan pada tanggal
4 Agustus 2009 antara para pihak dengan Pemerintah Republik Indonesia
(RI) dengan komposisi Pihak Konsorsium 45% dan Pemerintah RI 55%,
berlaku selama 30 tahun.
Pada tahun 2011 telah dilakukan penandatanganan Join Operation
Agreement, Accounting Procedure & Cooperation Agreement antara PTBAPertamina-Dart Energy dan status saat ini telah dilakukan 2 lubang core
hole dan 1 lubang Pilot.
Produksi awal CBM dari areal ini diperkirakan sekitar 0,25 MMCFD, dan
akan ditingkatkan menjadi full production sebesar 50 MMCFD atau setara
dengan energi PLTU 200 MW. Produksi CBM dari Tanjung Enim diharapkan
dimulai pada tahun 2013.
CBM Ombilin
Selain di Tanjung Enim, Perseroan juga mengembangkan potensi gas
CBM di Daerah Ombilin (Blok Sijunjung), dimana pada tanggal 17 maret
2011, konsorsium PTBA-PT Lion Global Energi (PT LGE) telah diumumkan
secara langsung oleh Direktorat Jenderal MIGAS sebagai pemenang Lelang
Penawaran Langsung Wilayah Kerja Gas Metana Batubara Blok GMB
Sijunjung, dengan luas area ± 1.300 km2. PTBA dan PT LGE bekerjasama
untuk mengembangkan CBM di Area Izin Usaha Pertambangan (IUP) PTBAOmbilin.
Indikasi Gas In Place (GIP) hasil evaluasi bersama secara total sekitar 1
TCF (Trillion Cubic Feet), dimana sekitar 0,4 TCF berada di area Area Izin
Usaha (Formasi Sawah Lunto). Rencana Investasi untuk Eksplorasi 3 tahun
First Commitment sekitar 5 Juta US dolar
Perseroan optimis kedua proyek ini akan dapat terealisir, terlebih untuk
Tanjung Enim dimana PTBA sudah memiliki data geologi batubara yang
lengkap, PT Pertamina EP memiliki data bor dan seismik yang lengkap
sementara Dart Energy Pte sudah berpengalaman dalam pengembangan
gas CBM di Australia.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
The Production Sharing Contract (PSC) for this
project was entered into on 4 August 2009 between
the parties and the Indonesian Government
with a composition of the parties 45% and the
Government 55% to be valid for 30 years.
In 2011 PTBA, Pertamina and Dart Energy signed
Joint Operation Agreement, Accounting Procedure
& Cooperation Agreement, and to date two core
holes and one pilot hole have been made.
CBM production in this area is estimated to be
around 0.25 MMCFD initially, but will be increased
to reach full production of 50 MMCFD, or equivalent
to the energy generated by 200 MW TPP. Tanjung
Enim is expected to start producing CBM in 2013.
Ombilin CBM
In addition to Tanjung Enim site, the Company
also developed CBM gas potentials at Ombilin
(Block Sijunjung) for which on 17 March 2011
PTBA – PT Lion Global Energi (PT LGE) consortium
was announced by Oil & Gas Directorate General to
be the winner of Direct Bidding for Coal Methane
Gas Work Area of Block GMB Sijunjung, covering
an area of approx. 1,300 km2. PTBA and PT LGE
would jointly develop CBM in Licensed Mining
Area of PTBA-Ombilin.
A joint evaluation indicates that there is Gas in
Place (GIP) of around 1 TCF (trillion cubic feet)
available, 0.4 TCF of which is found in Sawah
Lunto Licensed Mining Area. Proposed investment
for the first commitment of three-year exploration
is estimated at US$ 5 million.
The Company is optimistic that this project can
be accomplished particularly for Tanjung Enim,
considering PTBA has full coal geology data, PT
Pertamina EP has full drilling and seismic data
while Dart Energy Pte Ltd is experienced in CBM
gas development in Australia.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
83
DEVELOPMENT OF COAL GASIFICATION
PENGEMBANGAN GASIFIKASI BATUBARA
This prospective business is developed in collaboration
with PT Pusri, the scenario being that all methane
gas generated by coal gasification process will be
absorbed by PT Pusri for its raw material in producing
ammonia and urea-based fertilizer.
Pengembangan prospek usaha ini dilaksanakan melalui kerjasama dengan
PT Pupuk Pusri, dengan skenario seluruh gas metana hasil proses gasifikasi
batubara akan diserap oleh PUSRI sebagai bahan baku pembuatan amonia
dan pupuk urea.
During 2011, progress made included finalization
of Pre-FS by consultants and inviting bids for
feasibility study of constructing factory to produce
ammonia and urea by coal gasification. The factory
is proposed to be built in Suban, Jeriji.
Selama tahun 2011, perkembangan yang dicapai mencakup penyelesaian
penyusunan Pre-FS oleh konsultan. Langkah ini dilanjutkan dengan
proses lelang pembuatan Feasibility Study Pembangunan Pabrik Amonia
dan Urea melalui gasifikasi batubara yang rencananya akan dibangun di
Suban, Jeriji.
DEVELOPMENT OF COAL SEA TRANSPORT
PENGEMBANGAN ANGKUTAN LAUT BATUBARA
To respond to the increasing coal demand in
domestic and overseas market, the Company made
a more comprehensive feasibility study of coal
sea transport development. The study showed
that sea transport development was “feasible and
recommended” as it would support the Company’s
performance and reduce dependence on other
companies’ transport, improve bargaining position
and facilitate coal distribution.
Dengan mempertimbangkan semakin meningkatnya permintaan batubara
domestik maupun global, Perseroan kemudian melaksanakan studi
kelayakan yang lebih komprehensif untuk mengembangan lini usaha
angkutan laut batubara. Hasilnya menunjukkan bahwa pengembangan
angkutan laut tersebut “Layak dan Direkomendasikan”, karena akan dapat
menunjang kinerja Perseroan dan mengurangi ketergantungan angkutan
pada perusahaan lain, meningkatkan posisi tawar dan mempermudah
pendistribusian batubara.
In July 2009, the Company obtained the
Commissioners’ approval to develop coal sea
transport to be followed up by preparatory
measures to establish subsidiary company in coal
sea transport, and to write up the strategic plan.
Developing coal sea transport business line will
continue in 2012.
Bulan Juli 2009, Perseroan mendapatkan persetujuan Komisaris untuk
mengembangkan angkutan laut batubara yang ditindak-lanjuti dengan
langkah-langkah persiapan bagi pendirian anak perusahaan angkutan laut
batubara dan penyusunan Rencana Strategis Pendirian anak perusahaan.
Pengembangan lini usaha Angkutan Laut batubara akan dilanjutkan pada
tahun 2012.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
70
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
84
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
MEMANFAATKAN POTENSI CBM
•
Coal Bed Methane (CBM) merupakan gas metana (CH4) yang terbentuk secara alami bersama dengan
sejumlah kecil kandungan gas hidrokarbon dan non-hidrokarbon lainnya (85-99% metana), yang
terkandung di dalam lapisan batubara sebagai hasil dari proses kimia dan fisika.
•
Dalam penambangan batubara di Indonesia, yang umumnya dilakukan secara open pit, pengupasan
over burden yang dilakukan membuat kandungan CBM ini terbuang ke atmosfir dengan percuma dan
menjadi salah satu unsur gas perusak lapisan ozon.
•
CBM umumnya diproduksi melalui lubang bor (exploitation hole), dimana air akan dipompa keluar
dari lapisan batubara melalui proses pemompaan (dewatering), sehingga tekanan hidrostatik akan
menurun, selanjutnya gas dapat keluar dari batubara melalui cleat dan rekahan untuk dialirkan ke
permukaan.
•
Pemanfaatan gas CBM umumnya digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga gas, untuk gas
perumahan serta sebagai bahan baku pembuatan pupuk urea.
•
Survey awal yang dilakukan menunjukkan areal kelolaan PTBA di Tanjung Enim memiliki kandungan
CBM sekitar 0,8 TCF, sedangkan untuk CBM Ombilin (Blok Sijunjung) indikasi Gas In Place (GIP) hasil
evaluasi bersama secara total sekitar 1 TCF (Trillion Cubic Feet), dimana sekitar 0.4 TCF berada di area
Ombilin (Formasi Sawah Lunto).
MANFAAT BAGI PTBA
•
Memberikan nilai tambah bagi Perseroan berupa terciptanya penambahan sumber pendapatan baru.
•
Meningkatkan keamanan apabila kelak Perseroan merealisasikan rencana tambang dalam.
•
Berpartisipasi pada upaya penurunan emisi gas penyumbang kerusakan lapisan ozon.
•
Eksploitasi CBM tidak mengganggu proses produksi batubara saat ini.
Proses pemompaan air keluar
dari batubara (dewatering)
akan menurunkan tekanan
hidrostatik, sehingga gas
dapat keluar dari batubara
melalui cleat dan rekahan
untuk selanjutnya mengalir ke
permukaan.
Pumping water out of coal
(dewatering) process will reduce
hydrostatic pressure and release
gas from coal through cleat
and crack to further flow to the
surface.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
85
Exploiting CBM Potentials
•
Coal Bed Methane (CBM) is methane gas (CH4) that is naturally formed together with traces of other
hydrocarbon and non-hydrocarbon gases (85%-99% methane), found in coal layer resulting from
chemical and physical processes.
•
In Indonesia’s mostly open pit coal mining, overburden scraping/stripping wastes CBM content to the
atmosphere to become a destroyer of ozone layer.
•
CBM is normally produced through exploitation hole, where water will be pumped out of coal layer
through dewatering process, thus reducing hydrostatic pressure allowing gas to seep out of coal
through cleats and cracks to flow to the surface.
•
CBM is generally used for gas-powered electric generator, domestic consumption and raw material of
urea-based fertilizer.
•
An initial survey indicates that PTBA managed area of Tanjung Enim possesses CBM content of around
0.8 TCF, while Ombilin CBM (Block Sinjunjung) has Gas in Place (GIP) of around 1 TCF (trillion cubic
feet), 0.4 TCF of which is found in Ombilin (Sawah Lunto Formation).
BENEFITS TO PTBA
• Generating added value to the Company from the creation of new source of income.
• Ensuring security if the Company realizes the deep mining operation plan.
• Contributing to the reduction of ozone depleting gas emission.
• CBM exploitation does not disrupt the existing coal production process.
Gas terperangkap di dalam
batubara akibat tekanan
hidrostatik dari air.
AMGas trapped in coal due to
water hydrostatic pressure.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
86
Operational Management Report
RISIKO DAN MANAJEMEN RISIKO
Risk and Risk Management
Manajemen Risiko
Risk Management
Perseroan mengoptimalkan peranan Manajemen Risiko untuk melakukan
identifikasi dan mitigasi atas berbagai risiko yang dihadapi dan berpotensi
menghambat pencapaian target Perseroan. Hasil identifikasi kemudian
dimitigasi dan ditindak lanjuti dengan langkah-langkah antisipatif
terhadap berbagai perkembangan kondisi lingkungan usaha yang bisa
berdampak negatif.
The Company steps up the function of Risk Management
to identify and mitigate various risks with potentials to
constrain the Company from reaching its target. Risks
identified are then mitigated and followed-up with
anticipatory measures to address detrimental business
condition.
Proses Manajemen Risiko Perseroan merupakan suatu proses terstruktur,
sistematis serta berulang untuk meningkatkan kinerja pengelolaan risiko
perusahaan yang berkelanjutan (continuous improvement). Proses ini
mengacu pada standar AS/NZ 4360: 2004 yang tercantum dalam pedoman
manajemen risiko korporat terintegrasi PTBA. Berikut proses pengelolaan
risiko yang dimaksud:
Management Risk process in the Company is a
structured, systematical and recurring process for
continuous improvement of the Company’s risk
management performance. This process is based
on AS/NZ 4360: 2004 standard provided in PTBA
integrated corporate risk management guide as
depicted in the following chart:
See Chart 5.1
GRAFIK CHART 5.1
MEMBUAT KONTEKS
Establish the Context
Analyse Risks
EVALUASI RISIKO
Monitor & Review
ANALISIS RISIKO
PEMANTAUAN & PENGKAJIAN
PENILAIAN RISIKO
Risk Assessment
Identify Risks
Communication & Consultation
KOMUNIKASI & KONSULTASI
IDENTIFIKASI RISIKO
Evaluate Risks
PENGENDALIAN RISIKO
Treat Risks
Pada tahun 2011, fokus kerja pengelolaan adalah semakin meningkatkan
intensitas dan kualitas pengelolaan risiko untuk menjamin peningkatan
kinerja Perseroan. Strategi umum yang diterapkan dalam pengelolaan
risiko ini adalah:
In 2011, risk management was focused on
intensifying work and improving quality of risk
management to support the Company’s better
performance. General strategy adopted in risk
management includes:
•
•
Mengintegrasikan proses manajemen risiko kedalam proses bisnis
Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Integrating risk management process into the
Company’s business process.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
87
Implementation of Enterprise Risk
Management under AS/NZ 4360:
2004 Standard recognizes that
risk management helps minimize
potential deterrent in achieving
corporate goal.
Penerapan enterprise Risk Management
berdasarkan Standar AS/NZ 4360: 2004, disertai
peningkatan kesadaran akan pengelolaan
risiko guna membantu meminimalkan potensi
halangan/hambatan dalam pencapaian tujuan
perusahaan.
•
•
•
•
•
•
Intensifying risk awareness process in all
components of the Company.
Consistently updating Risk Register by
continuous risk identification and monitoring.
Upgrading the competence and knowledge of
personnel responsible for Risk Management
through seminars and training classes.
Developing Business Continuity Management
backed by Business Continuity Plan.
The goal of the Company’s risk management is to:
• Mitigate/minimize risk potentials
• Minimize risk exposure/impact
• Optimize corporate goal achievement
Based on the result of continued risk identification
process since 2006, the Company has compiled a list
comprising 37 risk factors that should be regularly
and continuously monitored to be followed by
mitigating steps as follows:
See Chart 5.2
•
•
Intensifikasi risk awareness process pada seluruh Jajaran Perseroan.
Pembaruan Risk Register secara konsisten melalui identifikasi dan
pemantauan risiko secara terus menerus.
Peningkatan kompetensi dan pengetahuan personil yang bertanggung
jawab dalam pengelolaan Manajemen Risiko melalui seminar dan
pelatihan.
Pengembangan Business Continuity Management yang didukung oleh
Business Continuity Plan.
Tujuan pengelolaan risiko yang dilaksanakan oleh Perseroan adalah:
• Memperkecil/meminimalkan kemungkinan terjadinya risiko
• Meminimalkan dampak/exposure risiko
• Mengoptimalkan tercapainya tujuan perusahaan
Berdasarkan hasil identifikasi risiko yang dilakukan secara
berkesinambungan sejak 2006, Perseroan telah merumuskan daftar 37
risiko yang harus dipantau secara rutin dan berkesinambungan untuk
kemudian dilakukan langkah mitigasinya, yakni:
GRAFIK CHART 5.2
1
2
3
4
5
6
7
8
RISIKO MUTU
Quality
RISIKO ANGKUTAN KA
Railway
RISIKO HUKUM
Legal issue
RISIKO ASET
Asset
RISIKO LAHAN
Land
RISIKO POMPA
Pump
RISIKO KONTRAKTOR
Contractor
RISIKO SISTEM INFORMASI
Information System
9
10
11
12
13
14
15
16
RISIKO PERSAINGAN
Competition
RISIKO SDM
Manpower
RISIKO BBM
Fuel
RISIKO ALAT
Equipment
RISIKO CHF
CHF
RISIKO SAFETY
Safety
RISIKO LINGKUNGAN
Environment
RISIKO ANGKUTAN
TONGKANG
Barge transportation
17
18
19
20
RISIKO EKSPLORASI
Exploration
RISIKO INVESTASI
Investment
RISIKO NILAI TUKAR
Exchange rate
RISIKO KENAIKAN BIAYA
OPERASI
25
26
22
23
RISIKO DOKUMEN
Document
RISIKO PAJAK
Tax
RISIKO HUBUNGAN
INVESTOR
27
28
29
30
31
Investor relations
24
RISIKO TDL
Quality Risk
Commodity
RISIKO TRANSAKSI
STRATEGIS
33
34
Strategic transaction
Operating cost
21
RISIKO KOMODITAS
32
RISIKO PENGADAAN
Procurement
RISIKO SOSIAL
Social issue
RISIKO KREDIT (KBL)
Loan/credit
35
36
37
RISIKO DEMURRAGE
Demurrage
RISIKO PROYEK
Project
RISIKO PASAR
Market
RISIKO STRIPPING RATIO
Stripping ratio
FRAUD & CORRUPTION
Fraud and corruption
RISIKO STAKEHOLDER
Stakeholders
RISIKO KOLEKTIBILITAS
Receivables turnover
RISIKO FLUKTUASI
Cash movement
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
88
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Secara garis besar tiga puluh tujuh risiko tersebut dapat dibagi menjadi
lima kelompok, yaitu:
•
Risiko Eksternalitas, yaitu risiko yang diakibatkan oleh faktorfaktor eksternal. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini adalah
risiko hukum, risiko hubungan investor, risiko lingkungan, risiko
stakeholder dan risiko sosial.
•
Risiko Operasional, yaitu risiko yang disebabkan oleh ketidakcukupan
dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia dan
kegagalan sistem. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini antara
lain risiko mutu batubara, risiko SDM, risiko pompa, risiko kontraktor,
risiko dokumen, risiko fraud and corruption, dan lain-lain.
•
Risiko Pasar, yaitu risiko terjadinya kerugian akibat pergerakan
variabel pasar produk Perseroan. Risiko yang masuk ke dalam
kelompok ini adalah risiko pasar, risiko nilai tukar dan risiko harga
komoditas.
•
Risiko Keuangan, yaitu risiko yang ditimbulkan oleh fluktuasi target
keuangan atau ukuran moneter perusahaan, yang diakibatkan karena
gejolak beberapa variabel makro. Risiko yang masuk ke dalam
kelompok ini adalah risiko pajak, risiko kolektibilitas piutang, risiko
fluktuasi kas dan risiko kredit.
•
Risiko Strategis, yaitu risiko yang antara lain disebabkan oleh
adanya penetapan dan pelaksanaan strategi yang tidak tepat, serta
pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat. Risiko yang masuk
ke dalam kelompok ini adalah risiko proyek, risiko transaksi strategis
dan risiko investasi.
The 37 risks are classified into five groups:
•
•
External Risks caused by external factors.
Included in this category are legal, investor
relations, environment, stakeholder, and
social risks.
Operational Risks caused by inadequacy or
dysfunction of internal process, human error
and system failure. This category includes the
risks of product quality, manpower, pump,
contractor, document and fraud & corruption.
Mitigasi risiko dengan kelompok
level extreme risk dan high risk
sebagai prioritas penanganan dan
penanggulangan risiko.
Mitigation of extreme and
high risks is the priority of
risk management and control.
Perseroan kemudian membagi lagi risiko tersebut kedalam beberapa
tingkatan (level) risiko sebagai acuan dalam pengendalian risiko, sesuai
dengan peluang dan dampak yang ditimbulkannya. Level risiko tersebut
adalah: Berisiko Sangat Tinggi (Extreme Risk), Berisiko Tinggi (High Risk),
Berisiko Sedang (Medium Risk) dan Berisiko Rendah (Low Risk).
•
Market Risks caused by market variable
movement of the Company’s product. Included
in this category are market, exchange rate and
commodity price risks.
•
Financial Risks, caused by fluctuations of
the Company’s financial target or monetary
measures due to macro variable changes. This
category includes tax, receivables turnover,
cash movement and credit risks.
•
Strategic Risks, caused by unsound strategy
and business decision making. Included in
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
this category are project, strategic transaction
and investment risks.
The Company spreads the risks into several risk
level categories as guidance in risk management
according to the opportunity and effect they
impose. These risk level categories are Extreme
Risk, High Risk, Medium Risk and Low Risk.
Some of the 37 risks are high and extreme risks that
need to be prioritized. They are legal, CHF, land, market,
information system, quality, procurement, railway
transportation, project, contractor, investor relations,
fatal accident and operating cost increase risks.
The Company continued to disseminate “Integrated
Corporate Risk Management Guide” under AS/NZ
4360: 2004 standard to all functional units for
implementation. The Guide contains information
on risk management process from communication
& consultation, context establishment, risk
identification, risk analysis, risk evaluation, risk
control and monitor & review.
By using the risk mitigation guide, the entire
workforce is expected to understand the
management of risks in work units and regard it as
an early warning system to minimize risks and their
effect on the overall performance.
During 2011, the Company consistently evaluated
and mitigated all risks with detrimental potentials.
Extreme and high risks were mitigated, and their
status was changed. The following table describes
the mitigation measures and status changes of
major risks. See table 5.1
89
Dari 37 jenis risiko tersebut terdapat beberapa risiko yang sangat
memerlukan prioritas pengendalian karena memiliki level risiko sangat
tinggi (extreme) dan tinggi (high) yaitu Risiko Hukum, Risiko CHF,
Risiko Lahan, Risiko Pasar, Risiko Sistem Informasi, Risiko Mutu, Risiko
Pengadaan, Risiko Angkutan KA, Risiko Proyek, Risiko Kontraktor, Risiko
Hubungan Investor, Risiko Kecelakaan Fatal dan Risiko Kenaikan Biaya
Operasi.
Perseroan juga terus melaksanakan sosialisasi dan menerapkan aturan
“Pedoman Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi”, yang mengacu pada
standard AS/NZS 4360: 2004 keseluruh unit fungsional terkait secara
bertahap. Pedoman tersebut mencakup informasi mengenai proses
pengelolaan risiko mulai dari tahap komunikasi dan konsultasi, penetapan
konteks, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, pengendalian
risiko dan pengawasan serta pemantauan.
Melalui penerapan atas pedoman manajemen risiko tersebut, diharapkan
seluruh satuan kerja dapat memahami pengelolaan risiko yang ada di
unit-unit kerja serta menganggapnya sebagai early warning system dalam
meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko dan dampaknya terhadap
jalannya usaha Perseroan.
Sepanjang tahun 2011 Perseroan secara konsisten melakukan pengkajian
dan mitigasi atas seluruh risiko-risiko yang akan atau kemungkinan besar
memberi dampak negatif terhadap kinerja usaha. Mitigasi atas risiko
langsung dilakukan terhadap risiko-risiko yang tergolong extreme dan
high risk, sehingga terjadi perubahan status dari risiko-risiko tersebut.
Perubahan status dan upaya mitigasi atas beberapa risiko utama, disajikan
dalam tabel berikut.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
70
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
90
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
TABEL TABLE 5.1
PERUBAHAN DAN MITIGASI ATAS RISIKO
MITIGATION MEASURES AND RISK LEVEL CHANGE
JENIS RISIKO
TYPE OF RISK
DAMPAK
IMPACT
LANGKAH MITIGASI
MITIGATION MEASURES
LEVEL RISIKO
RISK LEVEL
Risiko Kontraktor
Target produksi tidak
tercapai
•Menerapkan dengan tegas sistem reward dan punishment
kepada kontraktor;
•Mengoptimalkan kinerja swakelola sebagai cadangan untuk
memenuhi kekurangan produksi dari ketidaktercapaian
produksi kontraktor.
•Routine performance evaluation
•Equipment control
Meningkat, dari risiko menengah
menjadi risiko tinggi
Improved from high to medium risk
Contractor
Lower product quality
Risiko kenaikan biaya
operasi
Higher operating costs
Terjadi peningkatan
biaya produksi (Rp/
ton)
Lower profit margin
•Melakukan efisiensi biaya operasi di semua lini.
•Meningkatkan produksi dan melakukan sinkronisasi target
produksi/persediaan, angkutan kereta api dan penjualan.
•Cost control
•Efficiency drive
Meningkat, dari risiko menengah
menjadi tinggi.
Improved from high to medium risk
Risiko kolektibilitas
Receivables turnover
Posisi kas naik,
kemampuan
membayar kewajiban
naik.
Lower cash position,
lower loan repayment
•Penagihan piutang secara intensif
•Implementasi sangsi denda dalam kontrak
•Intensive collection of receivables
•Imposing penalty sanction
Menurun, dari risiko menengah
menjadi risiko rendah
Improved from high to medium risk
Risiko angkutan KA
Stripping ratio
Terjadi peningkatan
ketidaktercapaian
angkutan KA
Higher stripping ratio,
higher production
cost per ton
•Meminimalkan jam halangan pembongkaran di Tarahan dan
Kertapati, serta meminimalkan jam halangan pemuatan di
TE.
•Menurunkan batas maksimum ketidaktercapaian angkutan
KA yang masih dapat diterima dalam kontrak (dari 10%
menjadi 5%)
Meningkat, dari risiko sedang
menjadi risiko tinggi.
Worsened from low to medium risk
•Synchronizing production and loading capacity
•Drilling according to mining sequence
•Product-driven sales
Risiko CHF
Commodity
Terjadi peningkatan
ketidakmampulaluan
batubara
Low coal selling price
•Mempercepat dilakukannya technical audit;
•Mempersiapkan persediaan sparepart vital dari RCD terutama
RCD II.
•Listing international selling price in contract
•Export selling price according to international price index
•Strict selection of prospective buyers
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Meningkat, dari risiko tinggi
menjadi risiko ekstrim.
Improved from extreme to medium
risk
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
91
Human Resource Development
Pengembangan Sumber Daya Manusia
The corporate mission in managing human resource
is “To have the best human resource and human
resource management system to support the
Company’s development”. While the corporate
vision in managing human resource is “To make
PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. human resource the
competitive advantage of the Company”. To realize
such vision and mission, the Company adopts a
series of human resource management strategic
measures to be implemented in stages.
Misi pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah “Menyediakan SDM
dan Sistem Manajemen SDM yang terbaik, untuk menunjang pengembangan
Perusahaan”. Sementara Visi Perusahaan dalam pengelolaan SDM adalah
“Menjadikan SDM PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sebagai keunggulan
kompetitif Perusahaan”. Untuk mewujudkan misi dan visi tersebut,
Perseroan menetapkan serangkaian langkah-langkah strategis pengelolaan
SDM yang implementasinya dilaksanakan dalam beberapa tahap.
The strategic plan is aimed at providing excellent
manpower and promoting the competence of
incumbents and new recruits to lead the Company
to a world class company status.
In the short term the Company will take the
following steps:
• Providing overseas study for employees with
good performance and potentials.
• Recruiting ready-for-use qualified personnel to
support higher production and new businesses
such as TPP, infrastructure and CBM.
• Devising succession plan with information
technology back-up.
• Aligning organisation and improving human
resource management system.
• Cultivating culture of excellence.
While in the medium term the following measures
will be taken:
• Implementing succession plan to competent
incumbent personnel.
• Applying career path method and remuneration
package with balanced scorecard tools and
information technology specifically designed
for human resource management.
• Exercising training system that integrates
competence upgrading with culture of
excellence understanding that upholds
corporate values.
The Company is confident that the countless
achievements and growth in the Company
performance reflect the hard work and dedication
of all personnel. This confidence leads to an
understanding that human resource is the prime
driving force of the entire business operations and
the strategic partner of the Company.
Rencana strategis tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan SDM
yang unggul dan mengembangkan kompetensi SDM yang telah ada maupun
yang akan direkrut guna menunjang pengembangan perusahaan menjadi
“world class company”. Dalam jangka pendek, Perseroan akan menempuh
beberapa langkah, mencakup:
• Tugas belajar ke luar negeri untuk karyawan berprestasi dan
berpotensi.
• Rekrutmen tenaga siap pakai yang berkualitas untuk mendukung
peningkatan produksi dan bidang-bidang usaha baru, seperti PLTU,
infrastruktur dan CBM.
• Menyiapkan succession planning dengan dukungan teknologi informasi.
• Melakukan penyelarasan (alignment) organisasi dan penyempurnaan
sistem manajemen SDM.
• Memfasilitasi pembentukan budaya unggul.
Sementara untuk jangka menengah beberapa langkah lanjutan yang
dipersiapkan meliputi:
• Implementasi succession plan bagi SDM eksisting yang berkompeten.
• Penerapan carrier path dan remuneration package dengan dukungan
balanced scorecard tools dengan dukungan penuh teknologi informasi
yang didesain khusus untuk pengelolaan SDM.
• Penerapan sistem pelatihan yang mengintegrasikan peningkatan
kompetensi dengan pemahaman budaya unggul yang menjunjung
tinggi nilai-nilai perusahaan.
Perseroan meyakini berbagai pencapaian dan pertumbuhan kinerja
yang diperoleh hingga saat ini merupakan wujud nyata dari kerja keras
dan dedikasi seluruh pegawai Perseroan. Keyakinan ini menumbuhkan
pemahaman bahwa SDM merupakan unsur penggerak terpenting dari
seluruh operasional bisnis yang dilaksanakan oleh Perseroan dan
menempatkan SDM sebagai mitra strategis perusahaan.
Sejalan dengan strategi pengelolaan SDM, Perseroan telah memiliki
struktur organisasi yang lengkap dalam pengelolaan SDM, meliputi fungsi
perencanaan, pengembangan SDM, pendidikan dan pelatihan, administrasi
kepegawaian dan hubungan industrial. Melalui berbagai fungsi tersebut,
Perseroan berupaya mewujudkan misi untuk menyediakan SDM dan sistem
manajemen SDM terbaik untuk menunjang pengembangan Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
92
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Penyusunan peta
kebutuhan pegawai
dan pelatihan
berkelanjutan
untuk mendukung
pertumbuhan usaha
jangka panjang.
Employee requirement
mapping and continued
training to support the
Company’s long-term
business development.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
In line with its human resource management
strategy, the Company has equipped itself with
a comprehensive organization structure with the
functions of human resource planning, development,
education and training, personnel administration
and industrial relations. Through these functions
the Company strives to accomplish its mission to
install the best human resource and human resource
management system in support of the Company’s
continued growth.
In 2011 a few of the human resource programs were
accomplished:
•
Selection of the most talented 19 persons for
management training and overseas special
assignments.
•
Completion of career path and succession plan.
•
Finalization of employee requirement mapping
and recruitment preparation.
•
Provision of various training classes to upgrade
personnel proficiency in accordance with the
Company’s requirement.
93
Pada tahun 2011 beberapa program bidang SDM yang telah diselesaikan
mencakup:
• Pemilihan dan pengiriman 19 orang SDM bertalenta terbaik untuk
mengikuti pelatihan manajemen termasuk penugasan khusus yang
diselenggarakan di luar negeri.
• Penyelesaian career path dan succession plan.
• Pemetaan kebutuhan pegawai dan persiapan rekrutmen SDM.
• Pelaksanaan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi SDM
sesuai kebutuhan Perseroan.
Demografi
Diakhir tahun 2011, Perseroan memiliki jumlah pegawai sebanyak 3.100
orang dengan lokasi penugasan yang tersebar di Unit Pertambangan
Tanjung Enim, Unit Pertambangan Ombilin, Unit Pengusahaan Briket
termasuk 54 orang yang diperbantukan pada anak perusahaan dan Dana
Pensiun milik Perseroan.
Demografi pegawai menunjukkan 16 orang pegawai 2011 adalah lulusan
sarjana Strata-2, 338 orang lulusan strata-1, 212 orang lulusan D-3,
1.503 orang lulusan SLTA dan 1.031 orang lulusan jenjang pendidikan
SLTP hingga SD, sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dibutuhkan pada
berbagai bidang operasional Perseroan.
Demography
At the end of 2011, the Company employed 3,100
people posted in various sites, Tanjung Enim Mining
Unit, Ombilin Mining Unit, Briquette Business
GRAFIK CHART 5.3
Demografi pegawai menurut jenjang pendidikan
Employee demography by education
Unit, and 54 people assigned in the Company’s
16
347
subsidiaries and Pension Fund.
338
214
16
212
Employee demography indicates that in 2011
1.078
the Company’s workforce consisted of 16 post-
1.031
2011
2010
graduates, 338 graduates, 212 under-graduates,
1,503 high school graduates and 1,031 junior high
and elementary school graduates, depending on
the scope of work required in various areas of the
1.503
1.546
Company’s operation.
See Chart 5.3
s/d SMP
up to Junior High School
SLTA
Senior High School
D-3
Diploma Graduate
S-1
Graduate
Under age classification, employee demography
comprises 77 persons (2.48%) aged 25<30, 42
persons (1.35%) aged 30<35, 159 persons (5.13%)
aged 35<40, 297 persons (9.58%) aged 40<45,
1,319 persons (42.6%) aged 45<50, and 1,206
persons (38.90%) aged over 50.
See Chart 5.4
Sementara berdasarkan umur pegawai, komposisi demografi Perseroan
adalah, 77 orang (2,48%) berusia 25<30 tahun, 42 orang (1,35%) berusia
30<35 tahun, 159 orang (5,13%) berusia 35<40 tahun, 297 orang (9,58%)
berusia 40<45 tahun, 1.319 orang (42,6%) berusia 45<50 tahun, dan
1.206 orang (38,90%) berusia diatas 50 tahun.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
S2
Doctoral
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
94
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
As employees aged over 45 (81%) outnumber
GRAFIK CHART 5.4
DEMOGRAFI PEGAWAI MENURUT USIA
EMPLOYEE DEMOGRAPHY BY AGE
0,2
3,2
0,5
those of younger age, the Company addressed the
situation by conducting various programs such as
competence upgrading courses, recruitment and
2,5 1,4
6,0
32,6
12,7
early retirement scheme to allow regeneration and
9,6
2010
%
2011
%
42,6
44,7
< 25
to maintain the Company’s competitive advantage.
5,1
38,9
25 < 30
30 < 35
35 < 40
40 < 45
45 < 50
> 50
Kondisi demografi diatas menunjukkan jumlah pegawai Perseroan dengan
usia diatas 45 tahun lebih dominan, yakni sampai 81%. Untuk menjaga
daya saing, kompetensi pegawai serta regenerasi Perseroan, selama tahun
2011 Perseroan menjalankan berbagai program, termasuk rekrutmen,
pensiun dini dan pelatihan berkesinambungan.
REKRUTMEN PEGAWAI
Perseroan menerapkan kebijakan rekrutmen umum yang menetapkan
bahwa proses penerimaan pegawai berawal dari kebutuhan Satuan kerja
(user) dan dalam bagian akhir (wawancara) juga melibatkan user. HRD,
bertindak sebagai fasilitator dan regulator proses penerimaan. Perseroan
telah selesai menyusun peta kebutuhan SDM, termasuk kebutuhan fresh
graduate maupun reposisi eksisting SDM untuk mengisi berbagai posisi
jabatan di jenjang organisasi sesuai perkembangan Perusahaan.
RECRUITMENT OF EMPLOYEES
General recruitment policy directs that recruitment
process starts with the user and ends with the
user (during interview). The Human Resource
Department acts as facilitator and regulator of
recruitment process. The Company has completed
the mapping of manpower requirement, including
requirement for fresh graduates, and repositioning
of incumbent personnel to fill various organizational
positions according to the Company’s needs.
Recruitment is adjusted to long-term manpower
requirements (the next three years for graduates
and one year for senior high school graduates).
Selection is made involving a third party and
applicants should meet administrative requirement,
pass aptitude test, psycho test, medical check-up,
and interview. Prior to permanent employment,
a prospective employee is required to take
management trainee course, called Graduate
Development Program.
Rekrutmen pegawai baru dilakukan sesuai
hasil analisa kebutuhan jangka panjang
dengan mempertimbangkan kompetensi
pegawai yang ada.
Recruitment is adjusted
to long-term manpower
requirements by considering the
competence of the incumbents.
Pada pelaksanaannya rekrutmen dilaksanakan berdasarkan rencana
kebutuhan tenaga kerja jangka panjang (3 tahun kedepan untuk lulusan
S-1 dan 1 tahun ke depan untuk lulusan setingkat SLTA). Proses seleksi
melibatkan pihak ketiga dan dilakukan melalui pemenuhan aspek
administrasi, attitude test, psikotes, tes kesehatan, dan wawancara.
Sebelum diangkat menjadi pegawai tetap, terlebih dahulu para calon
pegawai tersebut mengikuti program management trainee, disebut
Graduate Development Program.
To fill vacant positions, new recruits are selected
by technical competence assessment for position
level IV and below, and by using an assessment
center for position level III and above.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Employee Training and Development
Employee training and development are based on
analysis of training needs to realize employees’
potentials,
fulfil
professional/certification
requirements and to comply with the laws and
regulations. Human resource development is a
long-term investment that will positively affect
the future performance of the Company. Training
programs conducted in 2011 include:
• Managerial competence development through
management development program followed
by 446 employees. Out of the total employees
participating in the management program, 19
were selected for overseas training while 427
others for local training.
• Technical competence development through
Technical Training attended by 2,104
employees.
• Technical competence test for level IV to VI
totalling 389 employees, using behavioral event
interview method.
• Non-technical
competence
test,
using
assessment center method, for level I to IV
attended by 241 employees.
See table 5.2
95
Sedangkan untuk pengisian jabatan kosong, rekrutmen dilaksanakan
dengan melakukan seleksi melalui asesmen kompetensi (teknis) untuk
jenjang Jabatan IV ke bawah dan menggunakan assessment centre untuk
Jenjang Jabatan III ke atas.
Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi Pegawai
Pelatihan dan pengembangan pegawai dilaksanakan berdasarkan analisa
kebutuhan pelatihan dalam rangka pemenuhan kompetensi, tuntutan
profesi/sertifikasi dan ketentuan perundang-undangan. Pengembangan
SDM merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan
dampak nyata bagi peningkatan kinerja Perseroan di masa mendatang.
Berbagai program pelatihan yang dilakukan Perseroan pada tahun 2011,
mencakup:
• Pemilihan dan pengiriman 19 orang SDM bertalenta terbaik untuk
mengikuti pelatihan manajemen termasuk penugasan khusus yang
diselenggarakan di luar negeri.
• Peningkatan kompetensi teknis pegawai, melalui Pelatihan Teknik
diikuti oleh 2.104 pegawai.
• Pelaksanaan Uji Kompetensi teknis dilakukan terhadap pegawai dengan
jenjang jabatan IV sampai VI sebanyak 389 orang. Uji kompetensi
teknis menggunakan metode behavioral event interview.
• Sedang uji kompetensi non teknis, menggunakan metode asesmen
center, dilakukan terhadap pegawai dengan jenjang jabatan I sampai
dengan IV sebanyak 241 pegawai.
TABEL TABLE 5.2
REKAPITULASI PENYELENGGARAAN TRAINING TAHUN 2011
2011 training programs
JENIS PELATIHAN
TYPE OF TRAINING
Manajemen Management
INTERNAL
EKSTERNAL
INTERNAL
EXTERNAL
JUMLAH
TOTAL
427
19
446
Teknik Technic
2.104
0
2.104
Jumlah Total
2.531
19
2.550
In 2011 the Company spent a total of Rp7.2 billion
for upgrading employee competence by way of
training, seminar, and workshop, averaging Rp2.8
million per employee.
Secara total, Perseroan mengeluarkan biaya sebesar Rp7,2 miliar untuk
mengembangkan kompetensi pegawai melalui pelatihan termasuk
seminar dan workshop, sepanjang tahun 2011, sehingga rata-rata biaya
pengembangan setiap pegawai adalah sebesar Rp2,8 juta per pegawai.
Equal Opportunity in Career
Development
Persamaan Kesempatan dalam Pengembangan Jenjang
Karir
The Company continued to develop and improve
the entire infrastructure in support of fair and
transparent employee competence evaluation.
This is to guarantee equal opportunity in career
development for all employees in line with the
Company’s own development. The Company
applies “Balanced Scorecard” tool to ensure
that all employees are appraised in an accurate,
Perseroan terus mengembangkan dan menyempurnakan seluruh pranata yang
mendukung penilaian kemampuan pegawai secara adil, fair dan transparan. Hal
ini dilakukan untuk menjamin persamaan kesempatan bagi seluruh Pegawai
dalam mengembangkan karir-nya sesuai dengan perkembangan perusahaan.
Perseroan menerapkan sistem tools “Balanced Scorecard” untuk mendapatkan
akurasi, kesamaan dan transparansi yang berimbang dalam menilai kompetensi
seluruh pegawai, perkembangan karir, tanggung jawab dan remunerasinya.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
96
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Perseroan kemudian memberikan kesempatan kepada seluruh pegawai
untuk memperjuangkan hak-haknya secara berimbang dan setara melalui
Serikat Pekerja Bukit Asam (SPBA). Kesepakatan yang setara antara
kewajiban maupun hak pegawai di satu pihak (baik secara pribadi maupun
melalui SPBA) dengan Perseroan dilain pihak kemudian dituangkan dalam
perjanjian kerja bersama (PKB). Melalui PKB ini pola hubungan industrial
antara Perseroan dan dukungan pegawai terhadap keberlangsungan
operasional yang kondusif lebih terjamin.
Pengembangan karir dilakukan melalui rotasi/promosi berbasis kompetensi
dan kinerja pegawai sesuai kebutuhan perusahaan. Sepanjang tahun 2011
lalu, Perseroan telah melakukan promosi terhadap 157 orang pegawai.
REMUNERASI DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI
Perseroan menindaklanjuti peningkatan kompetensi SDM dan promosi
jabatannya seimbang dengan peningkatan kompetensi dan penilaian
kinerjanya. Proses manajemen kinerja ini berlangsung melalui siklus
manajemen kinerja, mulai dari penyusunan rencana, performance review
secara kontinyu dan penilaian kinerja secara berkala.
Untuk menentukan kinerja seluruh pegawai perusahaan, Perseroan
menetapkan Key Performance Indicator (KPI) yang direncanakan dan
ditetapkan mulai level perusahaan, tingkat divisi/tim sampai dengan
tingkat individu. Selanjutnya Perseroan menetapkan proses pemantauan
atas keseluruhan capaian kinerja masing-masing individu maupun group/
kelompok. Pemantauan dilakukan melalui coaching, counseling, dan
controlling. Perseroan selanjutnya melakukan evaluasi atas kinerja seluruh
insan perusahaan, baik pada tingkat individual, team maupun pada tingkat
perusahaan secara periodik.
Hasil evaluasi ini kemudian digunakan untuk dua tujuan, yakni feedback
bagi pengembangan kompetensi SDM bersangkutan dan memberikan
penghargaan untuk yang memiliki kinerja sama atau melebihi target
sesuai kesepakatan KPI sebelumnya serta langkah pembinaan bagi yang
kurang atau tidak dapat mencapai ukuran kinerja yang ditetapkan.
equal, balanced and transparent fashion in terms
of their career development, responsibility and
remuneration.
The Company gives all employees opportunity to
fight for their equal and impartial rights through
Bukit Asam Labor Union. Equality of rights and
obligations between the employees (in person or
by representation of Bukit Asam Labor Union) and
the Company is incorporated in Collective Labor
Agreement (CLA). This Agreement ensures the
employees’ support to the Company’s continued
operations in a conducive industrial relation.
Career development is also carried out by way of
rotation/promotion based on employee competence
and performance according to the needs of the
Company. During 2011, 157 employees were
promoted.
EMPLOYEE REMUNERATION AND WELFARE
Competence development is followed by giving
employees opportunity for career development
commensurate with their competence and
performance. The process of performance
management runs through performance management
cycle that covers planning, continual and periodic
performance review.
To evaluate the performance of all personnel,
the Company applies Key Performance Indicator
(KPI) that is put in place from corporate down
to division/team and individual level. Monitoring
system is also used to evaluate overall achievement
of each individual or group. Monitoring is carried
out through coaching, counselling and controlling.
Periodic evaluation is made on all personnel,
whether as an individual, a team or a company as
a whole.
The result of this evaluation is then used for
two purposes, i.e. as feedback for developing
the employee’s competence and giving award
Pengembangan karir dilakukan melalui
rotasi/promosi berbasis kompetensi
dan kinerja pegawai sesuai kebutuhan
Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Career development is also
carried out by way of rotation/
promotion based on employee
competence and performance
according to the needs of the
Company.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
for above standard achievement in accordance
with Key Performance Indicator (KPI), and as
coaching measures for those with below standard
performance.
The Company has devised a remuneration standard
based on employee rank and position level. The
Company also seeks to formulate a competitive
remuneration standard by taking part in a
remuneration survey in similar industry. The whole
process is a means to standardize compensation
and benefit system towards motivating employees
to step up their competence and performance.
Besides giving performance-based remuneration
that is in line with industrial development, the
Company provides other benefits in the form of
holiday bonus, health insurance, pension and paidleave in accordance with the prevailing regulations.
The Company has set up Retirement Benefit
Program, Bukit Asam Pension Fund, Retirement
Savings Program and Pensiun Iuran Pasti Program
in collaboration with reputable and competent
institutions. These are all aimed at satisfying
employees’ welfare. The Company also provides
health care plans through Bukit Asam Hospital and
Inhealth Health Insurance Progam for retirees.
ORGANIZATION ALIGNMENT AND HUMAN
RESOURCE MANAGEMENT SYSTEM
IMPROVEMENT
In a bid to ensure a sustainable growth the
Company has conducted organisational assessment
and alignment in accordance with the Company’s
changing requirements.
97
Perseroan telah menerapkan standar penggajian berdasarkan pemeringkatan
pegawai dan jenjang jabatan. Untuk memberikan remunerasi yang
kompetitif, Perseroan mengikuti remuneration survey pada industri
sejenis. Proses tersebut merupakan upaya standarisasi sistem kompensasi
dan imbal jasa Perseroan yang diarahkan untuk meningkatkan motivasi
pegawai dalam meningkatkan kompetensi dan kinerjanya.
Selain remunerasi yang sejalan dengan perkembangan industri maupun
kinerja, Perseroan memberikan tunjangan lain kepada pegawai dalam
bentuk Tunjangan Hari Raya (THR), jaminan kesehatan, uang pensiun
dan hak cuti yang ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Perseroan telah melaksanakan program “Jaminan Hari Tua” (JHT), Dana
Pensiun Bukit Asam, program pensiun “Tabungan Hari Tua” dan Program
Pensiun Iuran Pasti, bekerja sama dengan lembaga yang kompeten,
sebagai bagian dari pemenuhan kesejahteraan pegawai. Perseroan juga
menyediakan jaminan layanan kesehatan melalui RSBA dan program
Asuransi Kesehatan Inhealth untuk pensiunan pegawai.
PENYELARASAN ORGANISASI DAN PENYEMPURNAAN SISTEM
MANAJEMEN SDM
Dalam rangka menunjang pertumbuhan yang berkesinambungan Perseroan
telah melakukan evaluasi dan penyelarasan organisasi sesuai dengan
dinamika perkembangan usaha perusahaan.
Langkah penting lainnya yang dilakukan adalah penyempurnaan sistem
pengembangan pegawai melalui penerapan “talent Management”
dengan tujuan diperolehnya gambaran rinci mengenai ketersediaan dan
penempatan pegawai sesuai kebutuhan organisasi. Melalui penerapan
tersebut, maka pengembangan, seleksi dan nominasi pegawai berbasis
pada kompetensi dan kinerja yang bersangkutan. Perseroan kemudian
melakukan review atas model kompetensi yang digunakan sebagai acuan,
diikuti pengembangan Assessment Center.
Another important measure taken was improving
employee development system through the
application of “Talent Management” to arrive at a
detailed picture of the availability and placement
of employees as required by the organization. By
this application, employee development, selection
and nomination will be based on the individual
employee’s competence and performance. The
Company then reviewed the competence model used
as reference and developed an Assessment Center.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
98
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Langkah-langkah tersebut kemudian berhasil menyempurnakan model
kompetensi dan menyusun panduan asesmen, setelah dilakukan review
atas katalog kompetetensi inti, manajerial, karakteristik pribadi dan
teknis, serta panduan asesmen kompetensi teknis.
These measures successfully improved competence
model and produced assessment guide, after
reviewing core competence catalogue, managerial
aptitude, personal and technical characteristics, as
well as technical competence assessment guide.
PENINGKATAN BUDAYA UNGGUL
Pembentukan dan peningkatan Budaya Unggul merupakan bagian dari
upaya memotivasi pegawai agar senantiasa berkinerja dan memberikan
kontribusi terbaik bagi Perseroan. Program pembentukan dan peningkatan
budaya unggul yang dilakukan pada tahun 2011, diantaranya:
• Pengembangan assesment center, penyempurnaan model kompetensi
dan penyempurnaan panduan asesmen.
• Sosialisasi dan Implementasi sistem penghargaan dan sanksi yang
dilakukan secara transparan dan terukur.
• Implementasi Balanced Scorecard di seluruh satuan kerja Perseroan,
melalui standarisasi sistem manajemen kinerja yang diharapkan dapat
mempercepat pembentukan budaya berbasis kinerja.
• Melakukan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PPKP), pada setiap
semester, menggunakan KPI yang ditetapkan sebelumnya, sebagai
acuan pemberian penghargaan dan pengembangan karyawan.
• Pembinaan mental dan spiritual pegawai serta mensosialisasikan nilainilai unggul Perseroan sebagai mana tertera pada buku Kode Etik
Perseroan dan Manual GCG yang telah diperbaharui.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
CULTIVATING CULTURE OF EXCELLENCE
Cultivating culture of excellense is an effort to
motivate employees to constantly give their best
performance and contribution to the Company.
Culture of excellence cultivating program conducted
in 2011 included:
• Developoment of assesment center, improvement
of competence model and assessment guide.
• Dissemination
and
implementation
of
a transparent and measured reward and
punishment system.
• Implementation
of
Balanced
Scorecard
throughout the Company by way of standardizing
performance management system expected to
expedite the establishment of performancebased culture.
• Implementation of Employee Job Performance
Rating in every semester, using pre-established
Key Performance Indicator as the basis of reward
and development of employees.
• Development of mental and spiritual aspects
of employees and dissemination of values of
excellence practiced by the Company as laid
down in the Corporate Code of Conduct and the
revised GCG Code.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Information Technology
Development
Information Technology is developed to support
the realization of the corporate vision of becoming
a highly competitive coal-based energy company
and to adopt the corporate development strategy.
Developing information technology proves to
enhance the efficiency and effectiveness of
business performance, and reflects the readiness
of the Company to offer its best services to meet
market needs and demand.
Therefore, the Company consistently invests in
the application and infrastructure of information
technology in an effort to realize its vision. The
target of investing in information technology
system is:
•
•
•
Applying IT Governance principles that cover
Strategic Alignment, Value Delivery, Risk
Management, Resource Management and
Performance Measurement.
Improving business model towards integrated
solutions.
Enhancing IT management, processing and
resources capacity.
The Company is currently using Ellipse Enterprise
Resource Planning (ERP) system that has integrated
the main operating modules such as Operation
& Maintenance, Financial, Human Resources
and Materials. The Company has completed the
following IT development program to support the
improvement of its performance:
• Integrating the entire leased-line WAN network
infrastructure between the Company and its
subsidiaries by completing the installation of
network infrastructure (leased-line WAN) to the
locations of Ombilin Mining Unit, PT Bukit Asam
Prima (PT BAP), Briquette Jakarta, Tanjung
Enim, Natar and Gersik units. The installation
99
Pengembangan Teknologi Informasi
Perseroan mengembangkan Teknologi Informasi untuk memberikan
dukungan dalam pencapaian visi menjadi perusahaan energi berbasis
batubara yang berdaya saing tinggi dan strategi pertumbuhan Perseroan.
Pengembangan teknologi informasi selama ini terbukti dapat mendukung
peningkatan efisiensi, efektivitas kinerja dan sekaligus merefleksikan
kesiapan Perseroan dalam memberikan pelayanan terbaik sesuai kebutuhan
dan permintaan pasar.
Oleh karenanya, Perseroan secara berkesinambungan melanjutkan investasi
dalam bidang aplikasi maupun infrastruktur teknologi sebagai bagian dari
upaya mewujudkan visi tersebut. Tujuan investasi bidang TI ini adalah:
•
•
•
Menerapkan prinsip-prinsip IT Governance, yakni Strategic Alignment,
Value Delivery, Risk Management, Resource Management dan
Performance Measurement.
Menyempurnakan model bisnis menuju solusi terintegrasi.
Meningkatkan kemampuan pengelolaan, proses dan sumberdaya IT.
Saat ini Perseroan menggunakan sistem Ellipse Enterprise Resource
Planning (ERP) yang telah mengintegrasikan modul-modul operasional
utama yakni modul Operation & Maintenance, Financial, Human Resources
dan Materials. Perseroan kemudian merealisasikan program pengembangan
TI guna mendukung peningkatan kinerja Perseroan, yaitu:
• Menyatukan seluruh infrastruktrur jaringan leased-line WAN antara
Perseroan dan anak perusahaan melalui penyelesaian pemasangan
instalasi infrastruktur jaringan (leased-line WAN) ke lokasi Unit
Pertambangan Ombilin, PT Bukit Asam Prima (PT BAP), unit kerja Briket
Jakarta dan Tanjung Enim, dilanjutkan ke lokasi Unit Briket Natar dan
Gresik. Pemasangan dilakukan guna mendukung implementasi laporan
keuangan konsolidasi. Tahapan ini disusul dengan peningkatan
kecepatan akses Network (WAN) sebagai berikut
TABEL TABLE 5.3
LOKASI
KONEKSI AWAL
LOCATION
INITAL CONNECTION
PENINGKATAN
UPGRADE
Tanjung Enim – Menara Kadin, Jakarta
2 Mbps
4 Mbps
Tanjung Enim – Tarahan
1 Mbps
4 Mbps
Tanjung Enim – Kertapati
1 Mbps
4 Mbps
Tanjung Enim – Ombilin
256 Kbps
2 Mbps
Tanjung Enim – BAP, Jakarta
256 Kbps
2 Mbps
Tanjung Enim – Briket Blok M
256 Kbps
2 Mbps
Tanjung Enim – Briket Natar
256 Kbps
2 Mbps
Tanjung Enim – Briket Gersik
256 Kbps
2 Mbps
Tanjung Enim – Suralaya
-
4 Mbps
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
100
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Go-live Supply
Chain Management
System (SCMS)
untuk mendukung
peningkatkan kinerja
dan pengembangan
usaha berkelanjutan.
Go-live Supply
Chain Management
System application
for enhanced
performance and
sustainable business
development.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
had a purpose of supporting the implementation
of consolidated financial statements. This stage
was followed by improving the speed to access
Network (WAN) as follows:
See table 5.3
• Developing Ellipse System with Multi-District
application for financial consolidation needs
(General Ledger), followed by implementing
Multi District Stage II (Fixed Assets and Payroll)
to speed up the process of consolidating all
subsidiaries’ financial statements.
To expedite processing, the Company increased
storage capacity of Ellipse (ERP) application from
1 Tera to 2.4 Tera, for application ECMS 18 Tera
and for SCMS application 1.25 Tera. The next step
was upgrading PC capacity to support business
processing to replace 100 PC whose rent expired
and 250 PC PIII & PIV (total 350 PC), and to rent
50 Notebooks.
Additionally, to guarantee the availability of power
supply to data center and to back up system and
application 7x24 hours, the Company acquired one
Genset 85KVA and one UPS 65KVA.
In 2011, the Company completed a new IT application,
i.e. Supply Chain Management System, Enterprise
Content Management System, e-procurement and
Integrated Health Information System.
• Supply Chain Management System (SCMS)
SCMS is a system that integrates a series of endto-end business processes from mining plan,
production, stock management, transportation
to marketing. To expedite operational and
strategic decision making, besides transaction
function SCMS is also equipped with an
application for analysing and optimizing coal
handling process and executive information
system (EIS).
To ensure SCMS reliability, this application
also makes use of RFID (Radio Frequency
Identification) technology and integrates all
equipment such as belt scale and truck scale
into SCMS.
To guarantee system reliability and to prevent
human error, the go-live system is run in several
phases: orientation and planning, installation
software and hardware, business requirement,
mine to TLS, TLS to port, marketing to invoice,
integration and finance, optimization and EIS.
In a bid to support the implementation of
the system, in 2011 the Company provided
training for users, key users and super users.
IT personnel training was focused on report
developer activity. While Administrative System
training which covered admin database (Oracle),
•
101
Mengembangkan Ellipse System dengan menerapkan Multi-District
untuk kebutuhan konsolidasi keuangan (General Ledger), dilanjutkan
dengan menerapkan implementasi Multi Distrik Tahap II (Aktiva
Tetap dan Payroll) untuk mempercepat proses konsolidasi laporan
keuangan seluruh anak perusahaan.
Perseroan telah meningkatkan kapasitas storage untuk aplikasi Ellipse
(ERP) dari 1 Tera menjadi 2,4 Tera, untuk aplikasi ECMS 18 Tera dan untuk
aplikasi SCMS 1,25 Tera untuk mendukung percepatan pemrosesan.
Selain itu, untuk menjamin ketersediaan power supply ke data center dan
mendukung ketersediaan sistem & aplikasi 7x24 Jam maka Perseroan
melakukan investasi atas 1 (satu) unit Genset 85 KVA dan 1 (satu) unit
UPS 65 KVA.
Pada tahun 2011, Perseroan melanjutkan upayanya untuk menyelesaikan
proyek aplikasi TI baru, yakni Supply Chain Management System, Enterprise
Content Management System, e-procurement dan Sistem Informasi
Kesehatan Terpadu.
• Supply Chain Management System (SCMS)
Supply Chain Management System merupakan sistem yang
mengintegrasikan rangkaian proses bisnis end-to-end dari perencanaan
tambang, produksi, pengelolaan stok, transportasi dan pemasaran.
Selain fungsi transaksi, SCMS dikembangkan untuk mendukung
percepatan pengambilan keputusan baik operasional maupun strategis,
berupa aplikasi untuk analisa dan optimasi proses penanganan
batubara serta Executive Information System (EIS).
Untuk mendukung keandalan SCMS, aplikasi ini juga menggunakan
teknologi RFID (Radio Frequency Identification) dan mengintegrasikan
semua peralatan seperti alat ukur timbangan (belt scale dan truck
scale) ke dalam SCMS.
Untuk menjamin keandalan sistem dan menghindari adanya human
error, proses go-live sistem ini dilaksanakan dalam beberapa phase yaitu
orientation and planning, installation software and hardware, business
requirement, mine to TLS, TLS to port, marketing to invoice, integration
and finance, optimization and Executive Information System.
Untuk mendukung implementasi sistem ini, pada tahun 2011,
Perseroan telah menyelesaikan pelatihan terhadap SDM yang terlibat,
yakni user, key user, super user. Pelatihan personil TI difokuskan
pada kegiatan report developer. Sedangkan pelatihan untuk System
Admin yang meliputi admin database (oracle), operating system (AIX
dan Windows), Network, hardware (blade server management) dan
backup & restore (Symantec) difokuskan untuk pengembangan dan
pemeliharaan sistem.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
102
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Perseroan melakukan peningkatan
kinerja dan investasi secara
berkesinambungan untuk
memastikan meningkatnya
kemampuan IT dalam mendukung
percepatan proses bisnis.
Pada tahun 2011, seluruh rangkain pengembangan sistem, penyedian
peralatan dan pelatihan SDM telah diselesaikan, sehingga pada bulan
November 2011 Perseroan telah menetapkan dengan resmi, sistem
SCMS ‘go live”.
• Enterprise Content Management System (ECMS)
Aplikasi ECMS adalah aplikasi yang digunakan di PTBA untuk
memendukung dan memudahkan pelaksanaan manajemen proses bisnis
dan manajemen dokumen.
ECMS terdiri dari 2 aplikasi yaitu Workflow Elektronik (BPM-Business
Process Management) dan Manajemen Arsip Elektronik (UCM-Universal
Content Management). Workflow Elektronik berfungsi untuk melakukan
manajemen prosedur kerja (work flow management), distribusi
informasi, monitoring beban kerja (load balancing) dan penelusuran
posisi dari proses (tracking of process).
Sedang Manajemen Arsip Elektronik berfungsi sebagai pusat repository
(mempercepat pencarian dan update informasi), akses kontrol
(security), manajemen dokumen (posisi penyimpanan fisik dokumen),
retensi (jadwal musnah) dan electronic document (tanpa ruang
penyimpanan/go-green dan tanpa kerusakan dokumen fisik).
Aplikasi ECMS berbasis Oracle ECM (oracle UCM + Oracle BPM). Untuk
implementasi sistem ini, Perseroan telah memenuhi seluruh kebutuhan
hardware baru yang diperlukan, seperti server aplikasi produksi,
development, database dan standby server, selain server juga diperlukan
storage, tape backup dan scanner.
Perseroan telah menyiapkan SDM dengan melakukan pelatihan terhadap
end-user dan admin aplikasi, termasuk menyelesaikan pelatihan untuk
personil TI seperti System Admin yang meliputi admin database (oracle),
operating system (AIX dan HACMP), Network, hardware (blade server
management), backup & restore (TSM-Tivoli System Management).
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
The Company continuously
improve its performance
and increase its investment
to enhance IT capacity
in accelerating business
process.
operating system (AIX and Windows), network,
hardware (blade server management) and backup & restore (Symantec) was centered around
system development and maintenance.
In 2011, the entire course of system development,
equipment procurement and personnel training
was completed, so that in November 2011 the
Company was able to officially declare SCMS
system to ‘go live’.
• Enterprise
(ECMS)
Content
Management
System
ECMS application is used by PTBA to facilitate
business
management
and
document
management.
ECMS consists of two applications, i.e. Electronic
Workflow (BPM-Business Process Management)
and Electronic File Management (UCM-Universal
Content Management). Electronic Workflow is for
workflow management, information distribution,
load balancing, and process tracking, while
Electronic File Management is for repository
(speeding up information retrieval and update),
access control (for security), document
management (the placement of physical
document), retention (disposal schedule) and
electronic document (free from storage/go-green
and free from physical document damage).
To implement Oracle-based ECMS (Oracle UCM
and Oracle BPM) application, the Company had
acquired all the necessary new hardware such
as production application server, development,
database, standby server, storage, back-up tape
and scanner.
The Company has prepared the appropriate
manpower
by
training
end-users
in
administration application and IT personnel
in administration system covering database
administration (Oracle), operating system (AIX
and HACMP), network, hardware (blade server
management) and back-up & restore (TSM-Tivoli
System Management).
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
• E-procurement
The Company also developed e-procurement
implementation with the following targets:
• Accelerating and improving goods and
services procurement
• Enhancing transparency and simplifying
procurement process
• Obtaining more competitive, quick and
accurate bids
• Reducing procurement cost and paper
work volume
• Monitoring process
• Monitoring and controlling contractor and
vendor performance
• Integrated Health Information System
This is an IT program specially designed for
handling work health program in the Company,
aimed at stimulating work productivity,
controlling and reducing health expense and
occupational hazard through preventive and
promotive measures. This IT program is run to
ensure better health care for workers to improve
their productivity. In addition, it may result
in more efficient medical cost due to reduced
sickness and accident rate.
Work Safety, Health and
Environmental Conservation
103
• E-procurement
Perseroan juga mengembangkan implementasi e-procurement, dengan
target yang ingin dicapai mencakup diantaranya:
• Mempercepat dan meningkatkan proses pengadaan barang atau jasa.
• Meningkatkan transparansi dan menyederhanakan proses pengadaan.
• Mendapatkan harga penawaran yang lebih kompetitif, cepat
dan akurat.
• Menurunkan biaya proses pengadaan dan volume pekerjaan yang
bersifat administrative.
• Melakukan proses pemantauan
• Melakukan pemantauan dan pengendalian kinerja kontrak dan
kinerja vendor.
• Sistem Informasi Kesehatan Terpadu
Merupakan program TI yang dikembangkan khusus untuk pengelolaan
program kesehatan kerja di perusahaan. Tujuan pengembangan adalah
meningkatkan produktifitas kerja dan mengendalikan serta menurunkan
biaya kesehatan dan kecelakaan kerja melalui upaya preventif dan
promotif. Penerapan program TI ini diharapkan membuat para pekerja
akan lebih terjaga kesehatannya, sehingga produktivitasnya meningkat.
Selain itu, dapat memberikan efisiensi pembiayaan kesehatan karena
angka kesakitan serta angka kecelakaan kerja menjadi turun.
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Serta Perlindungan Lingkungan (K3LL)
WORK SAFETY AND HEALTH
The Company sets a basic work safety and health
(WSH) rule: “Work safety and health are the
responsibility of all people. The Company and
related parties are determined to create a healthy,
injury-free working environment and operates by
nomal operating standards”
In a bid to meet maximum work safety and health
standard, in 2007 the Company implemented Work
Safety and Health Management Standard laid down
by the Department of Manpower and Transmigration,
and in 2008 adopted WSH standard OHSAS 18001:
2007. In July 2011, the Company integrated all
operating systems into Bukit Asam Management
System (BAMS).
The implementation of such standard was followed
by the adoption of Contractory Safety Management
System (CSMS) designed to monitor the performance
of the Company’s work units and its working
partners or third party contractors in implementing
WSH Management Standard.
According to the required implementation of WSH
standard, the Company has regularly held safety
committee meetings with work units and working
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Perseroan telah menetapkan kebijakan mendasar mengenai Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, yakni “Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
tanggung jawab semua pihak, oleh sebab itu Perseroan bersama pihak
terkait bertekad menciptakan lingkungan kerja yang sehat, bebas cidera
dan melakukan kegiatan operasional sesuai kaidah yang berlaku”.
Untuk mendapatkan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
maksimum, Perseroan sejak 2007 menerapkan perluasan Standar
Manajemen K3 (SMK3) dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
RI dan pada tahun 2008 juga menerapkan sistem standar K3 dari OHSAS
18001: 2007. Sejak Juli 2010, Perseroan telah mengintegrasikan semua
sistem operasional ini kedalam Bukit Asam Management System (BAMS).
Pemberlakuan ketentuan tersebut kemudian diikuti dengan pelaksanaan
contractory safety management system (CSMS) yang ditujukan untuk
mengetahui kinerja satuan kerja di lingkungan Perseroan dan mitra kerja
atau kontraktor pihak ketiga, dalam menerapkan SMK3.
Sesuai dengan standar penerapan K3 yang disyaratkan, Perseroan secara
rutin melaksanakan pertemuan safety committee baik dengan unit-unit
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
104
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
kerja terkait maupun dengan mitra kerja/kontraktor penambangan.
Pertemuan rutin bertujuan mengingatkan semua pihak agar tetap
melaksanakan segala ketentuan yang berkaitan dengan K3.
partners or mining contractors. Regular meetings
are meant to remind all parties to adhere to all WSH
regulations.
In 2011, to ensure the quality of WSH practice in its
operating areas, the Company took three strategic
steps in relation to WSH:
Di tahun 2011, untuk menjamin kualitas pelaksanaan K3 diwilayah
operasionalnya, Perseroan melaksanakan 3 langkah strategis terkait
dengan K3, yakni:
•
•
Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia berbasis K3; dengan
standarisasi atau sertifikasi pegawai tambang, dengan tujuan
memotivasi pegawai dalam semua jenjang manajerial (dimulai dari
lini manajemen) untuk menumbuhkan perhatian dan perilaku yang
mendahulukan aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk tahun
2011, ada tambahan 6 orang yang telah tersertifikasi, dari Ahli K3
Umum (4 orang) & Industrial Hygiene (2 orang).
Sehingga secara akumulatif, sejak tahun 2009-2011 total pegawai
yang tersertifikasi menjadi 270 orang, terdiri dari:
WSH-based human resource development
for mining employee certification aimed
at motivating employees of all managerial
levels (from line management), to encourage
awareness of WSH aspect. The outcome of the
program was 6 more people were certificated
(4 General WSH Specialists and 2 Industrial
Hygiene Specialists).
Cumulatively, from 2009 to 2011 a total of
270 employees were certificated:
See table 5.4
TABEL table 5.4
JENIS SERTIFIKASI
2009
2010
2011
TOTAL
Pengawas Operasional Utama
5
1
0
6
Pengawas Operasional Madya
33
33
0
66
Pengawas Operasional Pertama
68
74
0
142
Ahli K3 Umum
1
1
4
6
General WSH Expert
Industial Hygiene
0
0
2
2
Mine Maintenance Management
Manajemen Perawatan Tambang
0
4
0
4
Open Mine Planning
Perencanaan Tambang Terbuka
0
2
0
2
Open Mine Planning
Operasi Penambangan
0
2
0
2
Mining Operation
Inspeksi K3
CERTIFICATION
Chief Operations Supervisor
Middle Operations Supervisor
First Operations Supervisor
0
2
0
2
WSH Inspection
19
14
0
33
Loader Operator
Juru ledak kelas II
0
4
0
4
Explosives Expert Class II
Proteksi Radiasi
0
1
0
1
Radiation Protection
Operator Pesawat Angkat Angkut
Selain program sertifikasi tersebut, untuk meningkatkan kompetensi
SDM berbasis K3, Perseroan melaksanakan seminar seminar K3 di
PTBA-UPTE untuk lini manajemen keatas sebanyak 176 orang yang
diikuti baik dari karyawan PTBA maupun karyawan mitra kerja PTBA.
•
Peningkatan Kelaikan Peralatan Produksi dan Penunjang tambang,
dengan standarisasi atau sertifikasi peralatan/unit, dengan tujuan
peralatan/unit dijamin aman dipergunakan sesuai kaidah keselamatan
dan kesehatan kerja. Hasil yang dicapai sebanyak 27 unit telah
tersertifikasi; terdiri dari pesawat angkat angkut (20 unit), bejana
tekan (4 unit), instalasi listrik (3 unit); dan sebanyak ± 1.166 unit
(Dump truck & alat berat) telah diberi tanda izin operasi oleh KTT.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
In addition to the certification program,
personnel upgrading in WSH knowledge was
accomplished through WSH seminars for
line management personnel at PTBA-UPTE,
attended by 176 employees coming from PTBA
and its business partners.
•
Improving worthiness of production equipment
and mine auxiliaries for equipment certification
to guarantee that equipment are safe to use
according to WSH standard. The result was 27
units were certificated (20 loaders, 4 pressure
vessels, 3 electrical installations) and +1,166
units (dump truck and heavy equipment) were
labeled operating permit by KTT.
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
105
Penerapan sistmen
pengelolaan K3
terakreditasi untuk
menjamin keamanan,
keselamatan dan
kenyamanan kerja.
Implementing
accredited work
safety and health
management
system to create a
safe, healthy and
comfortable working
environment.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
106
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
•
Pengembangan Sistem Manajemen K3 yang lebih luas, yaitu dengan
menerapkan Contractor Safety Management System (CSMS) dengan
tujuan mengetahui kinerja kontraktor/mitra kerja pada perseroan
dalam penerapan SMK3, salah satunya dengan memasukan aspek
keselamatan dan kesehatan kerja dalam perencanaan prakualifikasi
calon kontraktor penambangan.
Untuk memastikan bahwa semua pihak terkait benar-benar melaksanakan
segala ketentuan terkait dengan K3, pada tahun 2011 Perseroan melakukan
audit eksternal Surveilance OHSAS 18001: 2007 di Unit Pertambangan
Tanjung Enim dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja oleh Badan Sertifikasi independent TUV NORD Indonesia.
Dari audit tersebut didapatkan hasil “tidak ada temuan Mayor”
•
Inserting WSH aspect in pre-qualification
process of mining contractor candidates in
implementing Contractor Safety Management
System (CSMS) to discover partners’
performance in observing WSH Management
System.
To ensure all parties concerned really observe
WSH Management Standard, in 2011 the Company
conducted external surveillance audit at Tanjung
Enim Mining Unit in cooperation with an
independent certification institution, TUV NORD
Indonesia, according to OHSAS 180001: 2007
certification. The audit did not find any major
threats.
Hasil ini sama dengan hasil pelaksanaan Audit Eksternal Sertifikasi SMK3
berbasis Permenaker 05/Men/1996 di Unit Pertambangan Tanjung Enim
yang dilaksanakan oleh Badan Sertifikasi independent PT Sucofindo di
tahun 2011 lalu, yang mendapatkan “tidak ada temuan Mayor”.
Another WSH Management Standard external audit
based on Manpower Minister Regulation No. 05/
Men/1996 was conducted at Tanjung Enim Mining
Unit by an independent certification institution, PT
Sucofindo, with the same finding which indicated
that there were no major threats.
Komitmen Perseroan dalam melaksanakan
K3 ditunjukkan dengan keberhasilan audit
pelaksanaan K3 berdasarkan sertifikasi
OHSAS 18001: 2007 maupun berdasarkan
Permenaker 05/Men/1996.
The Company’s commitment to observe
WSH standard is reflected in the
successful WSH audit based on OHSAS
18001: 2007 and Manpower Minister
Regulation No. 05/Men/1996.
Peningkatan aktifitas operasional dan rekrutmen pegawai baru baik
yang bertugas di Perseroan maupun yang bertugas di mitra kontraktor
penambangan membuat statistik kejadian kecelakaan kerja kembali
meningkat dibandingkan tahun 2010, sekalipun manajemen tetap
menerapkan kaidah K3 secara konsisten. Statistik kecelakaan kerja yang
ditunjukkan dengan indikator FSI di tahun 2011 adalah 0,259, sedangkan
di tahun 2010 adalah 0,134.
Although WSH management was consistently implemented
by the Company, in 2011 the number of work related
accidents increased as the Company’s business operation
was more active and more new recruits were hired by the
Company and mining contractors. Work related accident
statistics by FI indicator in 2011 was 0.259 while in 2010
it was 0.134.
Kecelakaan tambang yang terjadi pada tahun 2011 berjumlah 24 orang,
terdiri dari kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan hari kerja / injury
sebanyak 6 orang (2 orang kategori Fatal, 2 orang kategori kecelakaan
berat & 2 orang kategori kecelakaan ringan) dan kecelakaan yang tidak
mengakibatkan kehilangan hari kerja/non injury sebanyak 18 orang.
Mining accidents that occurred in 2011 involved
24 persons, consisting of accidents resulting in
lost workdays or causing injury to six persons
(two fatalities, two serious injuries and two minor
injuries) and accidents that caused no lost workdays
or no injury 18 persons.
Jumlah jam kerja komulatif periode tahun 2011 sebesar 16.701.033 jam
kerja dan hilang hari kerja akibat kecelakaan sebesar 12.065 hari. Untuk
tahun 2010, jumlah jam kerja adalah 15.230.077 dan hilang hari kerja
akibat kecelakaan kerja adalah 6.218 hari.
Cumulative working hours in 2011 were 16,701,033
hours and lost workdays due to accident 12,065 days.
In 2010, working hours were recorded at 15,230,077
days and lost workdays totalled 6,218 days.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
To control work accident risks and emergency
situations, the Company forms Fire and Accident
Control Team under the coordination of Work Safety
& Health and Environment Work Force of Tanjung
Enim Mining Unit. Although mainly responsible
for the Company’s internal purposes, this Team is
also available to help people outside the mining
compound as corporate social responsibility duty.
As a reflection of its concern for the local
community, in 2011 the Fire and Accident Control
Team provided assistance in the following areas:
• Evacuating drowned victims from the
surrounding community
• Controlling fire in local residential areas
In addition to work safety, the health of employees
and their family also gets the Company’s attention
as ruled by the law. In accordance with Law No.
1/1970 and Ministerial Decree No. 555.K/26/M.
PE/1995 and to protect employees from exposure
to dust, noise, vibration, unsafe working condition,
PAK/PAHK that are health threats, the Company
launched the following program of activities:
•
•
•
•
Working parameter measurement. In 2011,
working
parameter
measurement
was
conducted on 40 points, bodily vibration 40
points, UV light radiation 25 points, personal
dust 40 points, asbestos content 23 points,
quartz rate 24 points and noise intensity 103
points.
Employee medical check-up:
»» Pre-employment medical check-up to select
prospective employees with excellent health
and to request personal medical record.
»» Annual medical check-ups for employees
to monitor and care for their health while
working for PTBA. In 2011 PTBA-UPTE
ran annual medical check-ups for 1,466
employees.
»» Specific medical check-ups for employees
assigned in high-risk areas, just recovering
from lengthy sick period or approaching
retirement.
Promoting employees’s work health awareness,
through education, training, counselling to prevent
health problem, PAK/PAHK and other diseases.
Monitoring employees’ culinary hygiene and
sanitation and providing other preventive
health care.
107
Mengatasi meningkatnya risiko terjadinya Kecelakaan Kerja dan keadaan
darurat, Perseroan semakin mengaktifkan kegiatan Tim Penanggulangan
Kecelakaan dan Kebakaran yang berada di bawah koordinasi Satuan Kerja
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Unit Pertambangan
Tanjung Enim. Sekalipun pada dasarnya bertugas di lokasi tambang yang
merupakan kegiatan internal perusahaan, Tim ini juga dimungkinkan
bertugas di luar lokasi tambang Perseroan sebagai wujud kepedulian dan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Sebagai wujud kepedulian terhadap komunitas sekitar, sepanjang tahun
2011, Tim Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran telah melakukan
kegiatan antara lain :
• Evakuasi korban orang tenggelam di lingkungan penduduk sekitar
perusahaan.
• Penanggulangan kebakaran pemukiman penduduk sekitar
perusahaan
Selain Keselamatan Kerja, Perseroan juga memperhatikan kesehatan
para pegawai di lingkungan kerjanya maupun dilingkungan keluarganya
serta keluarga mereka, seperti diamanatkan peraturan perundangan yang
berlaku. Sesuai dengan peraturan UU No. 1 th 1970 dan Kepmen P & E
No. 555.K/26/M.PE/1995 dan untuk menjamin risiko terpaparnya pegawai
dari bahaya dilingkungan kerja seperti debu, kebisingan, getaran, iklim
kerja dll, yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pegawai maupun
PAK/PAHK maka dilakukan kegiatan antara lain :
•
•
•
•
Pengukuran Parameter Lingkungan kerja. Pada tahun 2011 telah
dilakukan pengukuran parameter lingiklim kerja sebanyak 40 titik,
getaran body sebanyak 40 titik, radiasi sinar UV sebanyak 25 titik,
debu personal sebanyak 40 titik, kadar asbes sebanyak 23 titik, kadar
kuarsa sebanyak 24 titik, intensitas kebisingan sebanyak 103 titik.
Pemeriksaan Kesehatan Pegawai, meliputi :
»» Pemeriksaan kesehatan prakarya, dilakukan saat rekruitmen
pegawai. Guna menyeleksi pegawai yang mempunyai kesehatan
prima, dan dapat ditempatkan sesuai kondisi kesehatannya, serta
didapatkan data riwayat kesehatan sebelum bekerja di PTBA.
»» Pemeriksaan kesehatan berkala (PKB), dilakukan secara
berkala minimal 1 tahun sekali. Guna memelihara dan
mempertahankan derajat kesehatan pegawai selama bekerja
di PTBA. Pada tahun 2011 PTBA-UPTE telah melakukan PKB
sebanyak 1.466 pegawai.
»» Pemeriksaan kesehatan khusus, dilakukan pada pegawai: yang
menjalani rotasi ke lingkungan kerja dengan beban risiko lebih
tinggi, baru sembuh sakit yang lama dan menjelang masa pensiun.
Promosi kesehatan pegawai, dengan melakukan peningkatan kesadaran
akan kesehatan kerja pegawai, yaitu: memberikan pendidikan,
pelatihan, konseling, penyuluhan untuk mencegah gangguan
kesehatan pegawai maupun PAK/PAHK serta penyakit umum.
Pemantauan higienitas dan sanitasi jasa boga pegawai serta layanan
kesehatan preventif lainnya.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
108
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Perseroan melakukan layanan kesehatan preventif terhadap pegawai
dan keluarga pegawai, meliputi: pemeriksaan kesehatan dan layanan
kesehatan preventif lainnya yang dilakukan oleh RS Bukit Asam. Selain
itu RS Bukit Asam juga melakukan layanan kuratif serta pengobatan
kepada pegawai dan keluarga pegawai atas tanggungan perusahaan dan
layanan kesehatan dan pengobatan masyarakat sekitar dengan biaya yang
disubsidi oleh perusahaan.
Atas usaha-usaha/ kinerja dalam pengelolaan keselamatan dan kesehatan
kerja di perusahaan maka pada tahun 2011, unit pertambangan Tanjung
Enim menerima penghargaan :
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan dengan Katagori
“Pratama” yaitu perusahaan yang baik dalam pengelolaan keselamatan
dan kesehatan kerja dilingkungan perusahaan pertambangan yang
mempunyai pegawai diatas 1.000 orang.
(Uraian lebih lengkap Mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja ada
pada Laporan Keberlanjutan PTBA 2011, dengan judul bab sama)
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
Perseroan menjalankan kegiatan operasional dengan kepatuhan penuh
terhadap standar-standar manajemen pengelolaan lingkungan yang
berlaku secara universal. Perseroan menjalankan amanah peraturan
sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Lingkungan No.32
tahun 2009 mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Oleh karena itu setiap langkah operasional di lapangan senantiasa
dilaksanakan dengan memperhatikan butir-butir sebagai mana tercantum
dalam dokumen AMDAL, UKL dan UPL yang merupakan prasyarat sekaligus
parameter yang disepakati bersama instansi terkait sebelum adanya
kegiatan operasional.
Komitmen Perseroan terhadap perlindungan lingkungan, dituangkan dalam
Kebijakan Lingkungan yakni: ”Dalam menjalankan kegiatan usahanya,
Perseroan senantiasa peduli terhadap lingkungan baik secara fisik
maupun sosial sehingga menjadi bagian integral dari lingkungan global
dalam melakukan pencegahan, pemulihan, pelestarian dan perlindungan
lingkungan, aktif dalam penaatan peraturan perundangan lingkungan dan
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Preventive health care is also provided for employees
and family members by Bukit Asam Hospital. The
hospital also extends company-paid curative health
care to employees and their family, as well as
subsidized medical care to the local community.
For its effort in managing work safety and health,
in 2011 the Company through Tanjung Enim Mining
Unit was awarded with:
• Pratama Award for Mining Work Safety and
Health, signifying successful WSH management
in a mining company employing more than
1,000 people.
(Further discussion on WSH is provided in PTBA
2011 Sustainability Report under the same title)
ENVIRONMENTAL CONSERVATION
The Company operates in full compliance with the
universally applied environmental management
standards. The Company also observes the provisions
of Law No. 32/2009 regarding environmental
protection and management. Therefore, every step
taken in the field is guided by the provisions of
AMDAL (Environmental Impact Analysis), UKL
(Environmental Management Action) and UPL
(Environmental Monitoring Action) documents
which are the pre-requisites and parameter
established in the pre-operating period.
The Company’s commitment to protect the
environment is elaborated in its Environmental
Policy: ”The Company takes care of the physical
and social environment in which it operates by
preventing, restoring, conserving and protecting
the environment. The Company complies with
environmental regulations and implements
a consistent, integrated, documented, and
continued environmental management system,
and continuously improves its system to reach a
maximum result.”
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
109
Adopting Green Mining practice
by continuously managing,
monitoring, developing and
rehabilitating the surrounding
environment to contribute
to public welfare and
environmental conservation
Penerapan Green Mining yang mencakup
pelaksanaan program-program pengelolaan,
pemantauan, pengembangan dan rehabilitasi
lingkungan secara berkelanjutan untuk
memberikan kontribusi yang maksimal dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
pelestarian lingkungan
ENVIRONMENTAL MANAGEMENT
CERTIFICATION
persyaratan lainnya, serta menerapkan sistem manajemen lingkungan
secara konsisten, terpadu, terdokumentasikan, terpelihara dan selalu
melaksanakan perbaikan secara berkelanjutan untuk memperoleh hasil
yang maksimal”.
The Company adopts accredited ISO 14001: 2004
system to ensure an effective environmental
management covering management system, audit,
performance evaluation of the environment and
study of basic living cycle.
Based on the system, the Company designed and
executed various programs associated with environment,
grouped into two major programs: Environmental
Management and Environmental Monitoring. The
success of these programs implementation is measured
by meeting a series of Environment Quality Standard
(BML) parameters adjusted to the central/local
government regulations or accreditation standards
applied. The measuring process was conducted by
competent independent parties.
The Company has finalized mining closure plan
and five-year reclamation plan as the principal
reclamation documents to be included in the
Company’s annual work program. The preparation
of this document is to comply with Energy and
Mineral Resources (EMR) Minister Regulation No.
18/2008 and Government Regulation No. 10/2011.
The environmental protection program launched by
the Company includes:
ENVIRONMENTAL MANAGEMENT
The Company consistently manages the environment
to reduce the impact of mining activity to the
community and environment which is line with
the Company’s mission, that is ”To give the
utmost contribution to community welfare and
environmental conservation”. To measure the
effectiveness of environmental management, the
SERTIFIKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Perseroan menjalankan sistem manajemen terakreditasi ISO 14001: 2004
untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pengelolaan lingkungan yang
mencakup sistem manajemen lingkungan, audit lingkungan, evaluasi
kinerja lingkungan dan kajian daur hidup pokok.
Berdasarkan sistem tersebut Perseroan kemudian mendesain dan
melaksanakan berbagai program terkait dengan lingkungan yang terbagi
atas 2 program utama, yakni Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan
Lingkungan. Keberhasilan pelaksanaan program-program tersebut
diukur melalui pemenuhan terhadap serangkaian parameter Baku Mutu
Lingkungan (BML) yang ditetapkan sesuai dengan peraturan daerah
setempat/pemerintah pusat atau standar akreditasi yang digunakan
dan pengukurannya dilaksanakan oleh pihak-pihak independen yang
kompeten.
Perseroan telah menyelesaikan dokumen rencana penutupan tambang
(RPT) dan rencana reklamasi lima tahunan (Jamrek) sebagai suatu
dokumen utama pelaksanaan reklamasi yang kelak akan dijabarkan dalam
rencana kegiatan tahunan. Penyelesaian penyusunan dokumen tersebut
sebagai implementasi atas Permen no 18 tahun 2008 dan PP no 10 tahun
2010 dari ESDM. Gambaran umum program perlindungan lingkungan yang
dilakukan oleh Perseroan adalah sebagai berikut.
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Perseroan melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan secara
berkelanjutan untuk mengurangi dampak kegiatan pertambangan
terhadap lingkungan dan masyarakat, sesuai dengan salah satu misi
perusahaan, yakni “Memberikan kontribusi yang maksimal dalam
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
110
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan”.
Untuk mengukur efektivitas pengelolaan lingkungan, setiap tahun
Perseroan menetapkan parameter indikator sasaran lingkungan sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Indikator tersebut mengacu ketentuan
Pemda setempat (Pergub Sumsel No.17 dan No.18 tahun 2005) mengenai
pemenuhan baku mutu lingkungan untuk pemeriksaan beberapa indikator
baku mutu lingkungan (BML).
Company sets a parameter of environment target
indicators on a yearly basis in accordance with the
law. The indicators are set based on South Sumatera
Governor Regulation No. 17 and No. 18/2005
regarding Environment Quality Standard (BML).
The implementation of every environmental
management program is monitored and evaluated
by using the parameter taking into account the
major effects arising from mining activities. In
accordance with ISO 14001: 2004 standards
evaluation of the environment target indicators
is discussed annually on a routine basis in
environmental management forum. This is an effort
to reach full compliance with the requirements so
as to control the environmental impact of mining
operations.
Setiap program pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang dijalankan
kemudian dipantau dan dievaluasi dengan menggunakan parameter yang
telah mempertimbangkan penilaian terhadap dampak utama yang muncul
akibat kegiatan penambangan. Evaluasi terhadap indikator sasaran
lingkungan tersebut kemudian dibahas secara rutin setiap tahun pada
forum manajemen lingkungan, sesuai sistem terakreditasi ISO 14001:
2004, sebagai bagian upaya perbaikan terus menerus, sehingga dampak
lingkungan dari operasional kegiatan tambang dapat dikendalikan.
The Company with the help of a qualified third
party measured and monitored major indicators
in Air Laya, Muara Tiga Besar and Bangko Barat
mines. The findings of measuring major pollutant
indicators showed that all areas’ indicators were
below BML. See table 5.5
Dalam rangka pengelolaan lingkungan tersebut Perseroan melakukan
pengukuran dan pemantauan indikator utama pada areal lokasi kegiatan
operasional di Tambang Air Laya, Muara Tiga Besar dan Banko Barat.
Pengukuran dilakukan oleh pihak ke-3 yang kompeten. Hasil pengukuran
atas indikator cemaran utama pada tabel berikut menunjukkan, seluruh
areal menunjukkan indikator berada dibawah BML yang dipersyaratkan.
TABEL TABLE 5.5
HASIL PENGUKURAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN ATAS PARAMETER INDIKATOR BML UNTUK TAHUN 2011
THE FOLLOWING IS THE RESULT OF ENVIRONMENTAL MONITORING ON BML INDICATOR PARAMETER IN 2011
NO.
PARAMETER
PARAMETER
SATUAN
UNITS
MAKS
MAX LEVEL
AKTUAL
ACTUAL
I
Menjamin Keluaran Air dari tambang memenuhi Baku Mutu Lingkungan (BML) sesuai Per Gub Sumsel No. 18 Th 2005.
Ensuring released water from the mines fulfills standards of environmental quality in compliance with the Governor of South
Sumatra Regulation no.18 of 2005.
1
pH
-
6-9
2
Residu tersuspensi
mg/l
< 300
4 – 56
3
Besi (Fe) total
mg/l
<7
0,0108 - 3,91
4
Mangan (Mn) total
mg/l
<4
0,0119 - 3,6
II
Menjamin Kualitas Udara Ambien dan Emisi Udara di Area Tambang dan Sekitarnya memenuhi Baku Mutu Lingkungan (BML)
sesuai Per Gub Sumsel No. 17 Th 2005.
Ensuring the quality of air ambience & air emission within the area and its surrounding fulfills standard of environment quality in
compliance with the Governor of South Sumatra Regulation no.17 of 2005.
III
6 - 8,2
SO2
µg
< 900
79,9 - 567
CO
µg
< 30.000
154 -5.705
NO2
µg
< 400
8,62 - 391
O3
µg
< 235
0,20 – 34,2
Debu
µg
Pemenuhan Provisi Lingkungan Rp/ton
Fulfillment for Rp/tonnes environmental provision
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
< 230
5,4 – 165
Rencana
Plan
Aktual
Actual
Rp4.267/ton
Rp 4.150 /ton
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
111
The Company’s mining environment
quality, which is far below the
acceptable threshold, is an evidence
of its commitment to environmental
management.
Hasil pengukuran kualitas lingkungan
pertambangan berada jauh dibawah ambang
batas menunjukkan bukti komitmen
Perseroan terhadap pengelolaan lingkungan.
The Company runs the following environmental
management programs:
• Monitoring converted land area
• Land clearance and reclamation of used
mining sites
• Plants maintenance
• Draining mud out of sedimentation pool
• Making sedimentation pool
• Cultivating and planting seedlings
• Management of top soil
• Management of mine acid water
• Management of erosion
• Reserach and development
• Emissions, effluent and waste control
• Partnership and community development
program.
Perseroan menjalankan program-program pengelolaan lingkungan
diantaranya melalui:
• Pemantauan luas lahan terubah
• Pembukaan Lahan dan Reklamasi Lahan Bekas Tambang seusai
peraturan yang berlaku
• Pemeliharaan tanaman
• Pengurasan lumpur di kolam pengendap
• Pembuatan kolam pengendap lumpur
• Pembibitan dan penanaman
• Pengelolaan tanah pucuk
• Penanggulangan air asam tambang (AAT)
• Penanggulangan erosi
• Penelitian dan pengembangan
• Penanganan limbah B3, Emisi dan Effluent
• Program kemitraan dan bina lingkungan
The management of emissions, effluent and waste is
based on the standardized parameters as prescribed
in the Governor of South Sumatera Regulation No.
15 of 15 May 2005 concerning Emissions from NonMoving Sources.
Air quality control is carried out in a number of
ways which are:
• Maintaining and spraying mine roads with
water tanks.
• Planting trees in buffer zone locations and
final mining locations.
• Regularly spraying dust using dust suppression
system in stockpile locations and monitoring
emissions from gensets and incinerators.
The Company also controls regular general waste,
hazardous and toxic waste In addition to air
emissions.
Waste control is carried out in the following ways:
• General waste originating from residential and
mining areas is discharged into Desa Darmo
dumping site. By involving local community,
organic waste is processed by turning it into
Bokashi fertilizer which is subsequently bought
by the Company for land revegetation.
Perseroan menggunakan standar parameter yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 15 tanggal 15 Mei 2005
mengenai Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak (STB) untuk mengelola
emisi, effluent dan limbah.
Pengelolaan kualitas udara dilakukan melalui diantaranya:
• Pemeliharaan dan penyiraman jalan tambang dengan truk tangki air.
• Penanaman pohon di lokasi buffer zone dan lokasi yang final tambang.
• Melakukan penyemprotan debu (dust suppression system) di
lokasi stockpile secara reguler dan pemantauan emisi genset serta
incenerator.
Selain emisi udara, Perseroan mengelola limbah umum dan limbah bahan
berbahaya dan beracun.
Adapun langkah pengelolaan selengkapnya adalah sebagai berikut:
•
Limbah umum, yang berasal dari area perumahan dan area penambangan
Perseroan, dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Darmo.
Untuk limbah yang bersifat organik, pengelolaannya melibatkan
masyarakat sekitar, yakni dijadikan pupuk Bokashi yang kemudian
dibeli oleh Perseroan untuk digunakan saat revegetasi lahan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
112
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Selain evaluasi emisi, Perseroan
secara berkelanjutan mengelola
limbah B3 secara hati-hati sesuai
peraturan perundangan yang
berlaku.
The Company consistently
evaluates and controls
hazardous and toxic wastes in
concert with the prevailing laws
and regulations.
•
•
Limbah B3, yang berasal dari unit kerja (bengkel), antara lain seperti
oli bekas, batere bekas dan filter oli bekas, pengelolaannya dilakukan
sesuai PP No. 18 jo No.85 Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah
B3. Selain melakukan daur ulang limbah B3 bekerjasama dengan mitra
yang telah mempunyai izin KLH, Perseroan melakukan pembakaran
limbah B3 dengan incenerator dan melaksanaan proses bioremediasi
untuk material yang tercemar hydrocarbon.
PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Perseroan melakukan pemantauan secara rutin terhadap kondisi
lingkungan di sekitar area penambangan dengan tujuan meminimalisir
kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi, sekaligus sebagai bagian dari
upaya mitigasi risiko lingkungan. Kegiatan pemantauan lingkungan yang
dilakukan meliputi antara lain pemantauan kualitas air, kualitas udara,
kualitas tanah, pencemaran tanah, erosi hingga satwa liar dan biota air
yang hidup di sekitar area pertambangan.
Pada tahun 2011, Perseroan melakukan aktifitas pemantauan rutin sebagai
berikut:
Hazardous waste, originating from work
units (workshops), such as used oil, used
batteries and used oil filters, is processed in
accordance with Government Regulation No.
18 jo No.85/1999 regarding management of
hazardous waste. Waste management efforts
carried out by the Company jointly with
licensed partners include recycling hazardous
waste, burning hazardous waste using
incinerators and using bioremediation process
for hydocarbon-contaminated materials.
ENVIRONMENTAL MONITORING
The Company regularly monitors the environmental
condition of the surrounding mining area to
minimize environmental damage, and at the
same time to mitigate risks to the environment.
Environmental monitoring activities include
monitoring water quality, air quality, soil quality,
soil contamination, erosion as well as wildlife and
aquatic organisms living around the mining area.
Routine monitoring activities In 2011 included the
following:
See table5.6
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
113
TABEL TABLE 5.6
JENIS PEMANTAUAN
OBJECT OF MONITORING
1
Kualitas Air
JUMLAH TITIK
PANTAU
MONITORING
POINTS
38
Water quality
FREKWENSI PEMANTAUAN DILAKUKAN PIHAK INDEPENDEN
MONITORING FREQUENCY BY INDEPENDENT PARTIES
Dua kali sebulan (oleh Pihak 3 dan Lab PTBA),
Untuk pH dan debit air dilakukan setiap hari *)
Twice a month (by third party and PTBA Lab),
Daily for pH water debit *)
2
Kualitas Udara Ambient
10
Ambient air quality
3
Emisi Udara (sumber tidak bergerak)
Once a month
7
Air emissions (non-moving sources)
4
Kebisingan
Kualitas Tanah
10
Revegetasi
9
Lingkungan kerja
10
Tanah Pucuk
19
Swa bakar
11
Erosi
10
Infeksi Saluran Pernafasan Akhir
(ISPA)
Kontinyu*)
Continuous *)
9
Erosion
11
Sekali sebulan*)
Once a month *)
Spontaneous combustion
10
Sekali sebulan*)
Once a month *)
Top soil
9
Dua kali setahun
Twice a year
Working environment
8
Dua kali setahun
Twice a year
Revegetation
7
Setiap Triwulan
Every quarter
Soil quality
6
Setiap Triwulan
Every quarter
Noise
5
Sekali sebulan
Sekali sebulan*)
Once a month *)
3
Dua kali setahun
Twice a year
Upper Respiratory Tract Infection
12
Satwa Liar
10
Wildlife
13
Biota Air
Twice a year
7
Water biota
14
Sosial, Ekonomi dan Budaya
Social, Economy and Culture
Dua kali setahun
Dua kali setahun
Twice a year
10
Sekali setahun
Once a year
*Dilakukan oleh PTBA Done by PTBA
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
114
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
Dari hasil kegiatan pemantauan secara rutin tersebut, selain menunjukkan
bahwa seluruh indikator cemaran yang diukur mememenuhi ketentuan BML,
Perseroan mendapatkan berbagai kemajuan dari sisi kualitas lingkungan
hidup sekitar area kelolaan, sebagai berikut:
•
•
•
•
Pemantauan keanekaragaman hayati (Plankton, Benthos dan Nekton)
di badan perairan sekitar lokasi kegiatan PT Bukit Asam (Persero)
Tbk Tanjung Enim Sumatera Selatan oleh pihak ke-3 (PPLH Unsri) ,
menunjukan secara umum cukup baik dan masih dapat mendukung
kehidupan biota perairan.
Pemantauan satwa liar menunjukan bahwa lahan-lahan lokasi bekas
penimbunan yang telah direhabilitasi dan direvegetasi telah mampu
untuk mendukung kehidupan satwa liar. Pada beberapa lokasi bahkan
berhasil ditemui jenis-jenis burung yang termasuk jenis langka dan
dilindungi oleh peraturan seperti Elang, Raja udang meninting dan
Cekakak.
Pemantauan revegetasi menunjukan bahwa secara keseluruhan,
kegiatan penanaman sudah berjalan dengan baik sementara kegiatan
perawatan perlu lebih ditingkatkan
Pemantauan Sosial Ekonomi dan Budaya menunjukan bahwa secara
keseluruhan pelaksanaan pengelolaan lingkungan dan pemantauan
lingkungan telah sesuai dengan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan yang tertuang dalam dokumen AMDAL. Penyaluran
bantuan perusahaan kepada masyarakat di sekitar wilayah tambang
pada khususnya dan masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan pada
umumnya sudah sesuai dengan dokumen RKL dan RPL.
Regular monitoring not only disclosed that all
contamination indicators had met environment
quality standard, but it also helped the Company
improve the environmental quality of its surrounding
areas:
•
Penelitian dan Pengembangan Lingkungan
Untuk menjaga lingkungan di areal kegiatannya, Perseroan melakukan
sejumlah kajian dan penelitian yang sekaligus merupakan bagian proses
evaluasi kondisi lingkungan area pertambangan dan sekitarnya, serta
pengembangan potensi lingkungan di masa mendatang. Beberapa kegiatan
penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2011 adalah :
• Implementasi & pengembangan Mikoriza untuk medukung revegetasi
lahan bekas tambang.
• Melakukan konservasi tanaman lokal
• Melakukan revegetasi dengan tanaman sawit dan uji coba revegetasi
secara direct.
• Kajian dan pemanfaatan oli bekas untuk peledakan (pencampuran
ANFO).
• Melakukan pelatihan pengelolaan sampah terhadap masyarakat
sekitar perusahaan
• Mengembangkan pembibitan dengan metode kultur jaringan
•
•
•
Monitoring of biodiversity (plankton, benthos
and nekton) in the body of water surrounding
PTBA Tanjung Enim, South Sumatera by third
party (PPLH Unsri) indicated that the general
condition was good and conducive to water
biota life.
Wildlife monitoring showed that rehabilitated
and revegetated used mining areas were
suitable for wild animals to live in. At several
sites some birds of rare species that are
protected by the law were found, such as
eagle, ’raja udang meninting’ and ’cekakak’.
Revegetation monitoring disclosed that
revegetation had proceeded well but
maintenance should be intensified.
Social, economic and cultural monitoring
revealed
that
overall
environmental
management and monitoring were in tune
with the environmental management and
monitoring plans written in AMDAL document.
Financial aid disbursed to the neighboring
community in particular and the public at large
in South Sumatera Province was in accordance
with the RKL (Environmental Management
Plan) and RPL (Environmental Monitoring
Plan) documents.
Environmental Research and
Development
To preserve the surrounding environment, the
Company conducts various studies and researches
to evaluate the condition of mining area and its
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
surrounding, and to develop environment potentials
in the future. Several research activities conducted
in 2011 were:
• Implementation & development of Mikoriza to
support revegetation of used mining areas
• Conservation of local plants
• Revegetation with oil palms and direct trialrun revegetation
• Study and use of used oil for explosives (ANFO
compound)
• Training local community in waste
management
• Cultivating seedlings by tissue culture
method
The Company adopts Green Mining practice by
planting trees outside the mining area and releasing
fish in the rivers together with the community
members. In 2011, revegetation in connection with
green mining was done by launching Green Friday
and Clean Friday activities inside and outside the
mining sites, distributing seeds to schools and
government agencies with a total of 42,590 plants,
9,520 kg bokashi, 7 Ea biopori and 10 kg hydrogel.
115
Selain melaksanakan langkah-langkah Perlindungan tersebut, Perseroan
mengimplementasikan pola Green Mining dengan melakukan penanaman
pohon-pohon di luar areal tambang dan penebaran ikan di badan sungai
bersama masyarakat. Pada tahun 2011, kegiatan penghijuan dalam rangka
implementasi green mining dilaksanakan kegiatan Jumat Hijau dan Jumat
bersih di dalam dan di luar lokasi tambang, mendistribusikan bibit ke
sekolah-sekolah dan instansi dengan total bibit sebanyak 42.590 batang,
9.520 kg bokashi, 7 Ea Biopori dan 10 kg hidrogel.
Perseroan juga melakukan sosialisasi lingkungan melalui pelatihan
lingkungan, spanduk, baliho, study banding (bench marking), buku dan
majalah lingkungan, poster, dan presentasi lingkungan. Sebagai wujud
komitmen manajemen terhadap lingkungan dan pascatambang, sesuai
standar akuntansi keuangan (PSAK 33), Perseroan menyusun dokumen
provisi lingkungan.
Keseluruhan hasil pemantauan dan hasil evaluasi yang kemudian dilakukan
sesuai dengan standar yang ditetapkan menunjukan bahwa semua
parameter lingkungan telah memenuhi BML.
To socialize with the local community the Company
organizes training programs, puts up banners,
posters and billboards, uses bench marking,
distributes books and magazines, and gives
presentation on the subject of environment. As
a reflection of its commitment to environmental
and post-mining management and in accordance
with financial accounting standards (SFAS 33), the
Company prepares an environmental commission
document.
The overall result of monitoring and evaluation
performed in accordance with established standards
showed that all environmental parameters met
Environment Quality Standard.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
116
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
BIAYA DAN PENGHARGAAN UNTUK PENGELOLAAN DAN
PELESTARIAN LINGKUNGAN
Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, Perseroan telah
menyisihkan dana untuk kegiatan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan yang jumlahnya ditetapkan sebagai provisi atas tiap satuan
berat batubara yang diproduksi. Seiring dengan peningkatan, produksi
dan komitmen Perseroan terhadap kelestarian lingkungan, pada tahun
2011, jumlah provisi yang disisihkan untuk kegiatan ini adalah sebesar
Rp4.150/ton, atau total sejumlah Rp204,86 miliar. Jumlah dana tersebut
meningkat 17,5% dari tahun lalu, yakni total sebesar Rp174,34 miliar.
Jumlah dana yang telah dikeluarkan untuk pengelolaan dan pemantauan
lingkungan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp29,81 miliar. Biaya
pengelolaan dan pemantauan lingkungan tersebut meningkat 2,4% dari
tahun lalu, yakni sebesar Rp29,12 miliar.
COST AND COMMENDATION FOR
ENVIRONMENTAL MANAGEMENT AND
CONSERVATION
In compliance with the law, the Company allocated
funds for environmental management and
conservation program at an amount to be based
on the weight of coal produced. With increased
production and the Company’s commitment to
environmental conservation, in 2011 the funds
allocated for this activity was Rp4,150/ton or a
total of Rp204.86 billion, or increased 17.5% from
Rp174.34 billion in 2010.
Total funds disbursed for environmental
management and conservation in 2011 totalled
Rp29.81 billion, or went up 2.4% from Rp29.12
billion the preceding year.
Atas berbagai upaya-upaya perlindungan lingkungan tersebut Perseroan
kemudian meraih beberapa penghargaan dalam pengelolaan lingkungan,
yaitu:
For its continued efforts in environmental
conservation the Company received several
environmental management awards:
•
•
•
Peringkat Hijau untuk PROPER Tingkat Nasional dari Kementrian
Lingkungan Hidup maupun Tingkat Propinsi dari Gubernur Provinsi
Sumsel
Peringkat Aditama untuk kategori Enviro Award dari Kementrian
ESDM
(Uraian lebih lengkap mengenai Perlindungan Lingkungan ada pada
Laporan Keberlanjutan PTBA 2011)
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
•
Green PROPER Rating from Environment
Ministry and South Sumatera Governor
Aditama Rating in Enviro Award from EMR
Ministry
(Further elaboration on Environmental Conservation
is provided in PTBA Sustainability Report 2011,
under the same title)
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
117
Perseroan
mengimplementasikan
pola Green Mining
secara terpadu dalam
kegiatan penambangan.
The Company adopts
Green Mining
practice in its
mining operations.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
118
70
Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report
LAPORAN PELAKSANAAN REKLAMASI DAN
REHABILITASI
PROGRESS REPORT OF RECLAMATION
AND REHABILITATION PROGRAM
Pembukaan lahan dan proses reklamasi areal tambang Perseroan telah
dilaksanakan sesuai dengan butir-butir ketentuan pada UU No. 4 Tahun
2009 dan Permen No. 18 tahun 2008 mengenai Reklamasi dan penutupan
Tambang yang menegaskan bahwa:
• Pembukaan lahan dilakukan bertahap.
• Ada proses pembentukan Slope & Back Slope.
• Membuat saluran, check dam, Rip Rap.
• Melakukan penanaman Cover Crop.
• Menggunakan Incenerator untuk limbah.
• Melaksanaan Bioremidiasi, pengapuran, wetland untuk limbah cair dan
• Mebuat kolam pengendap.
Seluruh ketentuan tersebut telah dipenuhi oleh Perseroan seperti diuraikan
pada bagian “Perlindungan Lingkungan” diatas.
Land clearance and mining area reclamation have
been carried out pursuant to the provision of Law
No. 4/2009 and Minister Regulation No. 18/2008
concerning Reclamation and Mine Closure which
required the following: i. Gradual land clearance;
ii. Slope & back slope; iii. Canal, check dam, rip
rap; iv. Cover crop; v. Incinerator for hazardous
waste; vi Bioremediation, calcification, and
wetland for liquid waste; vii. Sedimentation
pool. All the requirements were met by the
Company as described in the preceding section of
“Environmental Protection”.
Perseroan melanjutkan kepeloporan dalam pelestarian lingkungan dan
rehabilitasi pasca tambang dengan menetapkan serta merancang daerah
pascatambang seluas 5.934 ha menjadi Taman Hutan Raya (TAHURA).
Pelaksanaan program reklamasi dan rehabilitasi lahan pascatambang
mengacu pada Rencana Induk Wilayah Pertambangan (RIWP) yang telah
dibuat sejak tahun 1994 serta Master Plan pemanfaatan lahan bekas
tambang batubara sebagai Tahura Enim. Rencana ini kemudian dikukuhkan
untuk dilaksanakan melalui program jangka panjang, secara bertahap dan
berkelanjutan, dalam bentuk Perda.
The Company took a step further and pioneered
in environmental conservation and post-mining
rehabilitation by designating and designing a
post-mining area of 5,934 hectares to serve as
Grand Forest Park. The implementation of postmining reclamation and rehabilitation program
was in keeping with Mining Area Master Plan
devised in 1994 and master plan for utilizing postmining area as Tanjung Enim Grand Forest Park
(TAHURA Enim). A regional government regulation
confirmed this plan to be a long-term, gradual and
ongoing program.
Perseroan kemudian melaksanakan program pembangunan Tahura Enim
sesuai dengan Perda Kabupaten Muara Enim No. 4 tahun 2004 tentang
Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Batubara PT Tambang Batubara Bukit
Asam (Persero) Tbk di Kabupaten Muara Enim, dengan membagi area
pascatambang menjadi beberapa zona, yaitu:
1. Zona Penerima/Rekreasi
2. Zona Sarana Prasarana
3. Zona Hutan Tanaman
4. Zona Kebun Koleksi
5. Zona Kebun Buah
6. Zona Peternakan
7. Zona Wisata Air
8. Zona Penelitian Produktif
9. Zona Pertanian/Agroforestry
The Company continued with the construction
of TAHURA Enim in accordance with Muara Enim
Regional Government Regulation No. 4/2004
concerning Converting Used Coal Mining Area of
PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk in
Muara Enim Regency, dividing the post-mining area
into several zones:
1. Receiving/Recreational Zone
2. Utility Zone
3. Plantation Forest Zone
4. Collection Garden Zone
5. Fruit Garden Zone
6. Cattle Breeding Zone
7. Water Recreation Zone
8. Productive Research Zone
9. Agro-forestry Zone
Realisasi pengembangan Tahura
Tanjung Enim sebagai wujud
komitmen Perseroan terhadap
pelestarian lingkungan.
Realizing the development of
Tanjung Enim People’s Forest
Park reflects the Company’s
commitment to environmental
conservation.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
119
10. Fishery Zone
11. Camping Zone
12. Animal Zone
10. Zona Perikanan
11. Zona Bumi Perkemahan
12. Zona Satwa
In 2011, post-mining reclamation program for
TAHURA Enim included the completion of:
Pada tahun 2011, program reklamasi lahan pascatambang sebagai Tahura
Enim yang telah dilaksanakan adalah:
• In Receiving Zone:
» Setting up tissue culture laboratory to
cultivate prime seedlings such as rubber, oil
palm, etc.
» Relocating community members and TPP to
convert the area to TAHURA buffer zone, and
preparing new TPP site.
» Finishing the construction of sportshall,
bowling alley, jogging track and futsal
court.
• In Utility Zone:
» Setting up an integrated office of WSH work
unit and BWE system.
• Pada Zona Penerima:
» Pembuatan laboratorium Kultur Jaringan untuk mengembangkan
jenis-jenis bibit yang unggul seperti karet, sawit, dan lain-lain.
» Proses pelaksanaan relokasi penduduk dan TPU untuk dijadikan
buffer zone Tahura (jalur hijau). Perseroan juga menyiapkan lahan
TPU yang baru.
» Menyelesaikan pembangunan Gedung olah raga, sarana olah raga
Bowling, jogging track dan Futsal.
• Pada Zona Sarana dan Prasarana
Melanjutkan rencana pembuatan kantor terpadu untuk Satker K3L dan
BWE Sistem.
• In Productive Research Zone:
» Conducting field survey jointly with Bengkulu
University.
» Conducting research on intercrop plants
jointly with UNSRI at Banko Barat
• Pada Zona Penelitian Produktif
» Melakukan kerjasama penelitian lapangan dengan Universitas
Bengkulu.
» Melakukan kerjasama penelitian jenis-jenis tanaman jarak dengan
UNSRI di IUP Banko Barat.
• In Plantation Forest Zone, Performing plant
enrichment with local plants having high
economic value in Air Laya and Banko Barat.
Replacing pioneer plants (acasia) with teak,
sengon, puspa, durian, etc.
• Pada zona Hutan Tanaman, Perseroan melakukan pengkayaan tanaman
dengan jenis tanaman lokal yang bernilai ekonomis tinggi, baik di
Airlaya maupun di Banko Barat. Perseroan mengganti tanaman pioneer
(Akasia) dengan Jati, Sengon, Puspa, tanaman durian dan lain-lain.
• Reviewing TAHURA Enim master plan
» Synchronizing TAHURA location with
productive forest zone under permit to use
productive forest zone.
• Melakukan review master plan TAHURA ENIM.
» Dalam review ini Perseroan melakukan sinkronisasi lokasi rencana
TAHURA dengan kawasan hutan produksi dengan kewajiban izin
pakai kawasan hutan produksi.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
120
Operational Management Report
PEMBAHASAN
DAN ANALISIS
MANAJEMEN
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
Penambahan peralatan produksi, peningkatan
kehandalan prasarana pendukung produksi dan
transportasi untuk menyambut peluang dan
menjamin peningkatan kinerja berkelanjutan di
masa mendatang.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
121
Management Discussion & Analysis
Additional production
equipment, enhanced
reliability of production
supporting infrastructure
and transportation in
anticipation of business
opportunity and sustainable
future growth.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
122
Operational Management Report
KONDISI UMUM DAN PROSPEK USAHA
GENERAL CONDITION AND BUSINESS
PROSPECTS
KONDISI UMUM PEREKONOMIAN GLOBAL DAN INDONESIA
GENERAL CONDITION OF GLOBAL AND
INDONESIAN ECONOMY
Pemulihan perekonomian global pasca krisis 2008 terhambat oleh
merebaknya krisis keuangan kawasan Eropa sejak awal kuartal ke tiga
2011 dan kondisi defisit berganda negara Amerika Serikat. Akibatnya
laju pertumbuhan perekonomian global di tahun 2011 kembali
melambat. Namun demikian perekonomian kawasan Asia Pasifik dengan
motor pertumbuhan China dan India yang mencatat kenaikan GDP
masing-masing sebesar sebesar 9,2% dan 8,1% tetap menunjukkan
perkembangan yang baik.
The global economic recovery following the 2008
crisis was deterred by the European financial
crisis at the onset of the third quarter 2011 and
the American double digit deficit. Consequently,
world economic growth in 2011 was once again
stunted. However, the Asia Pacific regional
economy driven mostly by China and India with
a GDP growth of 9.2% and 8.1% respectively
showed a promising future.
Bertahannya perekonomian kawasan Asia Pasifik dari pengaruh krisis
kawasan Eropa membuat harga-harga komoditas pertambangan Indonesia,
terutama batubara dan kelapa sawit, relatif terjaga. Kuatnya konsumsi
domestik, meningkatnya kegiatan investasi dan perbaikan kinerja ekspor
membuat GDP Indonesia tetap meningkat sebesar 6,5%, lebih tinggi dari
angka tahun 2010 yang sebesar 6,1%.
The Asia Pacific economy survived the European
crisis and helped sustain the price of Indonesia’s
mining commodities, especially coal and palm
oil. The strong domestic consumption, increased
investments and exports spurred Indonesia’s GDP
to 6.5%, higher than 6.1% in 2010.
Kinerja ekspor dan peningkatan investasi membuat cadangan devisa
meningkat mencapai angka USD110,1 miliar dan nilai tukar rupiah yang
hanya melemah 0,9% menjadi Rp 9.086/USD dari posisi Rp8.991/USD di
akhir tahun 2010. Tingkat inflasi juga berhasil diturunkan menjadi 3,69%
dari angka 6,94%, sehingga suku bunga rujukan BI di akhir tahun 2011
turun menjadi 6,0%.
Higher exports and investments raised foreign
exchange reserves to US$110.1 billion, and
Rupiah exchange rate slightly weakened by 0.9%
to Rp9,086/US$ from Rp8,991 at end of 2010.
Inflation dropped to 3.69% from 6.94% in 2010,
decreasing Bank Indonesia benchmark rate to 6.0%
at yearend.
Kinerja perekonomian Indonesia tersebut membuat peringkat utang
luar negeri Indonesia kembali naik, kini masuk kelompok investment
grade, sebagaimana di lansir oleh lembaga pemeringkat Internasional,
yakni Fitch Ratings (peringkat BBB-) dan Moody’s Investor Service
(peringkat Baa3).
On the face of the encouraging economic
performance, Indonesia improved its foreign
loan rating, now classifed invetment grade as
indicated by international rating agencies,
i.e. Fitch Ratings (BBB-) and Moody’s Investor
Service (Baa3).
Dengan demikian, secara keseluruhan indikator ekonomi makro
menunjukkan perekonomian Indonesia berada pada kondisi yang mantap
dan siap melanjutkan perkembangan pada beberapa tahun mendatang.
Perkembangan positif perekonomian tersebut, diperkirakan akan
membuat permintaan komoditas utama Indonesia, termasuk sumber
energi, kembali meningkat.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Overall, macro economic indicators prove that
Indonesia’s economy is stable and ready to develop
further in the years to come. With this promising
development, demand for primary commodities
including energy sources is expected to see an
upward trend.
120
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
123
Management Discussion & Analysis
Coal Prospects
Prospek Permintaan Batubara
Perkembangan Konsumsi Batubara Dunia
Growth of World Coal Consumption
According to BP Statistical Review of World
Energy, June 2011, coal remained the second chief
global energy source after crude oil. In 2010 coal
contribution reached 29.6% of total energy source
consumption.
Sesuai dengan data BP Statistical Review of World Energy, Juni 2011,
batubara tetap menduduki peringkat kedua sumber energi global utama
setelah minyak bumi. Di tahun 2010 kontribusi batubara sebagai sumber
energi mencapai 29,6% dari total penggunaan sumber energi.
The same data indicated that during the 2010 world
economic recovery, energy source consumption
(including coal) in most industrialized countries
rose, with Asia Pacific region recording the highest
percentage as shown in the following table:
Data yang sama menunjukkan bahwa tahun di 2010, saat pemulihan
ekonomi global berlangsung, konsumsi sumber energi, (termasuk batubara)
di hampir seluruh kawasan negara industri utama dunia mengalami
peningkatan, dengan persentase terbesar terjadi di kawasan Asia Pasifik,
seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
See table 6.1
TABEL TABLE 6.1
Realisasi konsumsi batubara global (dalam ton setara minyak)
ACTUAL GLOBAL COAL DEMAND (IN MILLION TONS OF OIL EQUIVALENT)
KAWASAN
REGION
2006
2007
2008
2009
A
2010
B
%
A:B
% TOTAL
2010
Amerika Utara North America
606,1
614,7
599,9
528,1
556,3
5,3
15,6
Amerika Tengah dan Selatan
Central and South America
21,0
22,6
24,2
22,9
23,8
3,9
0,7
527,2
528,3
517,8
466,4
486,8
4,4
13,7
Eropa dan Eurasia Europe and Eurasia
Timur Tengah Middle East
9,1
9,3
8,7
8,8
8,8
0,0
0,2
92,6
93,1
92,7
94,1
95,3
1,3
2,7
Asia Pasifik Asia Pacific
1.908,6
2.037,5
2.098,4
2.185,3
2.384,7
9,1
67,1
Konsumsi Batubara Global
Total World Coal Consumption
3.164,6
3.305,5
3.341,7
3.305,6
3.555,7
7,6
100,0
Afrika Africa
Sumber: BP Statistical Review of World Energy, Juni 2011, Konversi 1 ton setara minyak = 1,43 ton batubara
Source: BP Statistical Review of World Energy, June 2011, 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal
In the Asia Pacific region, coal is the main energy
source and the major part is used for TPP fuel.
China and India have been the biggest consumers
for the past few years, respectively at 71.9% and
11.6% of total coal consumption in the region.
During the world economic recovery in 2010, these
two countries stood fast with higher growth of
economy and coal consumption.
Japan’s coal consumption in 2010 increased by
13.7%. Other major consumers of coal in this region
such as South Korea and Taiwan also increased
their consumption. Overall, total consumption in
Asia Pacific region in 2010 rose to 9.1% from 6.3%
previously as shown in the following table.
See table 6.2
Di kawasan Asia Pasifik, batubara adalah sumber energi utama,
dengan mayoritas penggunaan sebagai bahan bakar PLTU. Dari
total penggunaan batubara di kawasan Asia Pasifik, China dan India
adalah konsumen utama sejak beberapa tahun terakhir, masingmasing sebesar 71,9% dan 11,6% total konsumsi batubara Asia
Pasifik. Saat pemulihan perekonomian global berlangsung selama
tahun 2010 dan perekonomian kedua negara meningkat lebih
cepat, konsumsi batubara di kedua negara tersebut juga meningkat
semakin cepat.
Konsumsi batubara Jepang di tahun 2010 juga kembali meningkat
sebesar 13,7%. Beberapa negara konsumen batubara besar di
kawasan ini, seperti Korea Selatan dan Taiwan juga mengalami
peningkatan. Sehingga secara keseluruhan, konsumsi batubara
kawasan Asia Pasifik di tahun 2010 meningkat lebih tinggi, 9,1%
dibandingkan peningkatan sebelumnya, 6,3%. Hal tersebut tampak
pada tabel berikut.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
124
Operational Management Report
Tabel table 6.2
Realisasi Produksi Batubara ASIA PASIFIK (dalam juta ton setara minyak)
ACTUAL ASIA PASIFIC COAL CONSUMPTION (IN MILLION TONS OF OIL EQUIVALENT)
NEGARA
2006
2007
2008
2009
%
% TOTAL
A
55,6
54,2
51,8
51,7
B
A:B
2010
43,4
-16,1
1,8
China
1.343,9
1.4384
1.479,3
1.556,8
India
195,4
210,3
230,4
250,6
1.713,5
10,1
71,9
277,6
10,8
30,1
37,8
30,1
11,6
34,6t
39,4
13,9
1,7
119,1
125,3
54.8
59,7
128,7
108,8
123,7
13,7
5,2
66,1
68,6
76,0
10,8
3,2
COUNTRY
Australia
Indonesia
Jepang Japan
Korea Selatan South Korea
2010
Taiwan
39,6
41,8
40,2
38,7
40,3
4,1
17
Thailand
12,4
14,1
15,3
14,5
14,8
2,1
0,6
Lainnya Others
30,9
28,1
29,7
36,1
326
-9,7
1,4
1.908,5
2.037,3
2.098,4
2.185,4
2.384,8
9,1
100,0
Total Konsumsi Asia Pasifik
Total Consumption Asia Pasific
Sumber: BP Statistical Review of World Energy, Juni 2011, Konversi 1 ton setara minyak = 1,43 ton batubara
Source: BP Statistical Review of World Energy, June 2011, 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal
Growth and Projection of World Coal
Production
Perkembangan dan Proyeksi Produksi Batubara Dunia
Mengingat biaya transportasi yang cukup besar, kebutuhan batubara
dipenuhi dari kawasan terdekat. Pemulihan perekonomian global membuat
seluruh kawasan mencatatkan peningkatan produksi batubara. Namun
demikian, kawasan Pasifik mencatatkan pertumbuhan produksi batubara
paling besar selama tahun 2010, yakni 8,4%. Hal ini tampak pada tabel
berikut.
Considering the high cost of transportation, coal
demand is met by the closest countries in the
region. World economic recovery resulted in an
improvement in the region’s coal production.
However, the Pacific region recorded the highest
growth in 2010 coal production at 8.4%, as shown
in the following table.
See table 6.3
Tabel table 6.3
Realisasi Produksi Batubara Global dalam juta ton setara minyak
ACTUAL WORLD COAL PRODUCTION (in million tons of oil equivalent)
KAWASAN
REGION
2006
2007
2008
2009
A
2010
B
%
A:B
% Total
2010
Amerika Utara North America
634,5
629,7
637,5
578,5
591,6
2,3
15,9
Amerika Tengah dan Selatan
Central and South America
50,8
53,6
55,2
52,4
53,8
2,7
1,4
444,9
446,3
452,6
422,1
430,9
2,1
11,5
0,9
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
0,0
Eropa dan Eurasia Europe and Euroasia
Timur Tengah Middle East
Afrika Africa
Asia Pasifik Asia Pacific
Produksi Batubara Global
Global Coal Production
140,3
141,8
144,2
143,1
144,9
1,3
3,9
1.965,6
2.090,2
2.180,1
2.314,8
2.509,4
8,4
67,2
3.237,0
3.362,6
3.470,6
3.511,9
3.731,6
6,3
Sumber :BP Statistical Review of World Energy, Juni 2011, Konversi 1 ton setara minyak = 1,43 ton batubara
Source: BP Statistical Review of World Energy, June 2011, 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal
China sebagai konsumen terbesar batubara di dunia, memenuhi sebagian
kebutuhannya melalui kegiatan penambangan dalam negeri. Sehingga selain
sebagai konsumen, China adalah produsen batubara terbesar di dunia. Demikian
juga India, sebagai konsumen batubara kedua terbesar, berusaha memenuhi
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
China being the biggest consumer of coal in the
world meets the major part of its demand by
domestic mining. Not only is China a consumer,
but it is also the largest coal producer in the world.
India, the second largest coal consumer, strives
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
125
Management Discussion & Analysis
to be self-sufficient, but due to its insufficient
production, it has to rely on import.
kebutuhannya sendiri. Namun demikian produksi batubara India masih belum
mencukupi, sehingga kekurangannya harus dipenuhi lewat impor.
In recent years Indonesia and Australia have met
world coal demand (particularly in the Pacific region),
as both countries are in a position to produce coal
in excess of their domestic consumption. According
to BP Statistical Review of World Energy, June 2011,
since 2006 Indonesia’s coal production has grown
at a higher rate than that of Australia. Indonesia is
now in competition with Australia to be the world
largest coal supplier.
Indonesia dan Australia, sejak beberapa tahun terakhir merupakan negara
pemasok batubara di pasar global (terutama wilayah Pasifik), mengingat
keduanya mampu memproduksi batubara dalam jumlah melebihi
kebutuhan domestik. Data BP Statistical Review of World Energy, Juni
2011, menunjukkan bahwa laju pertumbuhan produksi batubara Indonesia
sejak tahun 2006 berkembang lebih cepat dari pertumbuhan produksi
Australia. Indonesia kini bersaing dengan Australia sebagai pemasok
batubara terbesar di pasar global.
See table 6.4
TABEL TABLE 6.4
REALISASI PRODUKSI BATUBARA ASIA PASIFIK (dalam juta ton setara minyak)
ACTUAL PACIFIC COAL PRODUCTION (IN MILLION TONS OF OIL EQUIVALENT)
NEGARA
COUNTRY
2006
2007
2008
2009
A
2010
B
%
A:B
% TOTAL
2010
Australia
210,3
217,2
220,7
228,8
235,4
2,9
9,4
China
1.406,4
1.501,1
1.557,1
1.652,1
1.800,4
9,0
71 ,7
India
170,2
181,0
195,6
210,8
216,1
2,5
8,6
Indonesia
119,2
133,4
147,8
157,6
188,1
19,4
7,5
Vietnam
21,8
22,4
23,0
252
24,7
-2,0
1,0
Lainnya Others
25,1
23,3
24,3
292
44,6
52,7
1,8
1.965,5
2.090,2
2.180,2
2.315,2
2.509,3
62
Total Produksi Asia Pasifik
Sumber : BP Statistical Review of World Energy, Juni 2011. Konversi 1 ton setara minyak = 1,43 ton batubara
Source: BP Statistical Review of World Energy, June 2011, 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal
A study by Wood Mackenzie “Coal Market Service,
December 2011” estimates world coal supply will
increase from 790.5 million tons in 2011 to 2.08
billion tons in 2025 as world economy bounces
back and demand increases. Countries in the Asia
Pacific region, mainly Indonesia and Australia,
will dominate coal supply, contributing 57%. The
following illustration depicts the estimate.
Kajian Wood Mackenzie, dalam “Coal Market Service, Dec 2011”
memprakirakan, peningkatan suplai batubara di pasar global dari angka
790,5 juta ton di tahun 2011 menjadi 2,08 miliar ton di tahun 2025
seiring membaiknya perekonomian global dan meningkatnya permintaan.
Negara-negara di kawasan Asia Pasifik, terutama Indonesia dan Australia
akan mendominasi pasokan, dengan kontribusi berkisar sebesar 57%. Hal
tersebut ditunjukkan pada illustrasi berikut.
See chart 6.1
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
126
Operational Management Report
GRAFIK CHART 6.1
BATUBARA MELALUI LAUT MENURUT ASAL NEGARA
SEABORNE THERMAL COAL SUPPLY BY COUNTRY
800
700
600
Mt
500
400
300
200
100
0
2011
2013
2015
2017
2019
2021
Australia
Colombia
Indonesia
Rusia
South Africa
USA
2023
2025
2027
2029
Mozambique
Source: Wood Mackenzie Coal Market Sevice
Indonesia, menurut kajian tersebut, hingga tahun 2025 akan menjadi
pemasok batubara utama di pasar global, terutama di kawasan Asia
Pasifik. Penyebabnya adalah, selain cadangan yang memadai dan tingkat
konsumsi yang relatif rendah, biaya produksi batubara Indonesia tetap
bersaing. Sekalipun proyek PLTU berbahan bakar batubara dengan daya
10.000 MW tahap 1 dan tahap 2 telah beroperasi, Indonesia diproyeksikan
mampu memenuhi kebutuhan batubara, sekaligus meningkatkan pasokan
ke pasar ekspor.
Biaya produksi batubara di Indonesia sangat bersaing karena di Kalimantan
menggunakan sarana angkut melalui sungai yang sangat bersaing dan
di Sumatera menggunakan kereta api yang cukup ekonomis. Kondisi
tersebut membuat suplai batubara Indonesia ke pasar global akan tetap
mendominasi hingga tahun 2025.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
According to the study, until 2025 Indonesia will
retain its role as the major coal supplier in the world
market especially in the Asia Pacific region. This is
because Indonesia, with its abundant reserves and
relatively low consumption, enjoys low production
costs. Even after the coal-fired 10,000 MW TPP
phase 1 and phase 2 are operational, Indonesia is
projected to be in a position to meet domestic coal
demand and to step up its export supply.
Coal production costs in Indonesia are very low as
Kalimantan makes use of river transport and Sumatra
railway transport which are both economically
competitive. Therefore, Indonesia will continue
to dominate the world market with its coal supply
until 2025.
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
127
Management Discussion & Analysis
Projected World Coal Consumption
Proyeksi Konsumsi Batubara Dunia
A study by Goldman Sachs indicates that global
economic growth in 2011 will slow down to 4.1%
from 4.7% in 2010. However, the Asia Pacific region
motored by China and India will remain strong,
in line with Bloomberg report that China will grow
9.1% and India 8.4%, bringing an effect of higher
coal demand in the region.
Kajian dari Goldman Sach mengindikasikan pertumbuhan perekonomian
global di tahun 2011 kembali melambat menjadi 4,1% setelah tahun
2010 tumbuh 4,7%. Namun demikian perekonomian Asia Pasifik dengan
motor pertumbuhan China dan India tetap mencatatkan pertumbuhan
yang tinggi. Hal ini sejalan dengan catatan Bloomberg yang menyebutkan
ekonomi China tumbuh sebesar 9,1% dan India sebesar 8,4%. Dampaknya
adalah permintaan batubara di kawasan ini meningkat dengan cepat.
Wood Mackenzie in its study “Coal Market Service,
Dec 2011” predicts that China’s and India’s GDP
strong growth will cause coal demand in the Pacific
region to dominate the total world coal demand. On
the other hand, the Atlantic region (North, South
America and Europe) will not increase their coal
consumption as they are turning to nuclear and gas
as energy sources.
Biro Wood Mackenzie dalam kajian “Coal Market Service, Dec 2011”
memprediksi, dengan pertumbuhan GDP China dan India yang besar tersebut,
pertumbuhan permintaan batubara di kawasan Pasifik akan mendominasi
pertumbuhan total permintaan batubara global. Sebaliknya, kawasan Atlantik
(Amerika Utara, Selatan dan Eropa) tidak akan mencatat pertumbuhan
konsumsi batubara, karena peningkatan penggunaan energi nuklir dan gas.
Wood Mackenzie study estimates world coal market
will increase from 858 million tons in 2011 to 2.2
billion tons in 2025, Asia Pacific region being the
major consumer, from 606 million tons in 2011 to
1.9 billion tons in 2025. This region is predicted to
control 85% of world coal trading by sea at end of
2025, as shown in the following graphs.
Menurut kajian Wood Mackenzie tersebut, pertumbuhan pasar batubara
global akan meningkat dari angka sebesar 858 juta ton di tahun 2011
menjadi 2,2 miliar ton di tahun 2025, dengan kontribusi permintaan
terbesar dari kawasan Asia Pasifik, yakni tumbuh dari angka 606 juta
ton di tahun 2011 menjadi 1,9 miliar ton di tahun 2025. Di akhir 2025,
kawasan ini diperkirakan menguasai 85% perdagangan batubara global
melalui laut. Hal ini ditunjukkan pada grafik-grafik berikut.
See chart 6.2 & 6.3
GRAFIK CHART 6.2
Permintaan batubara menurut benua
Coal Demand by continent
3000,0
2500,0
Mt
2000,0
1500,0
1000,0
500,0
0
2000
2003
2006
2009
2012
Pacific Basin
2015
2018
2021
2024
2027
2030
Atlantic Basin
Source: Wood Mackenzie Coal Market Service
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
128
Operational Management Report
GRAFIK CHART 6.3
Permintaan batubara menurut NEGARA
Coal Demand by coUNTRY
3000,0
2500,0
Mt
2000,0
1500,0
1000,0
500,0
0
2000
2003
2006
2009
Rest of the World
2012
2015
2018
India
2021
2024
2027
2030
China
Source: Wood Mackenzie Coal Market Service
Notes: satuan juta ton
Di kawasan Asia Pasifik, posisi Jepang sebagai salah satu importer batubara
besar akan terus tergeser oleh China dan India. China sekalipun merupakan
konsumen batubara terbesar, relatif mampu memenuhi kebutuhannya dari
produksi tambang-tambang dalam negeri. Sedang India dengan jumlah
cadangan dan produksi yang lebih terbatas membuatnya berpotensi
menjadi importir batubara utama dalam dekade mendatang. Indonesia,
walaupun banyak membangun proyek PLTU serupa, namun akan mampu
memenuhi kebutuhan batubara dari dalam negeri.
In the Asia Pacific region, Japan will be replaced by
China and India as major coal importers. Despite
being the largest coal consumer, China is able to
satisfy its own needs with domestic mine products.
In the meantime India with its limited reserves and
output is more likely to become the biggest coal
importer in the coming decades. While Indonesia,
in spite of having many TPPs of similar nature,
remains in a position to satisfy its own domestic
needs.
Kajian US Energy Information Administration dalam Annual Energy Oulook
2011, juga menunjukkan kesimpulan senada, yakni dalam jangka lebih
panjang kebutuhan batubara di negara-negara OECD (mayoritas berada
di kawasan Atlantik), tidak mengalami pertumbuhan, terkompensasi oleh
penggunaan gas dan energi nuklir. Sedang negara-negara Non-OECD,
terutama China dan India tingkat konsumsi batubara meningkat dengan
laju masing-masing sebesar 3% pertahun dan 2% pertahun 2035.
A report by US Energy Information Administration
in “Annual Energy Outlook 2011” has the same
conclusion, i.e. in the longer term coal requirements
of OECD countries (the majority is in the Atlantic
region) will not increase as they are compensated
by gas and nuclear sources. While Non-OECD
countries particularly China and India will increase
their consumption respectively at an annual rate of
3% and 2% until 2035.
Proyeksi Harga Batubara di Kawasan Pasifik dan di
Indonesia
Projected Coal Price in Pacific Region
and Indonesia
Seiring dengan proyeksi meningkatnya permintaan batubara di pasar
Pasifik, riset Wood Mackenzie menunjukkan bahwa harga patokan
batubara di kawasan Pasifik cenderung meningkat dalam beberapa
tahun mendatang. Hal yang patut di cermati adalah kecenderungan
peningkatan harga batubara kalori rendah dimasa mendatang, mengingat
cukup banyaknya PLTU berbahan bakar batubara kalori rendah yang
saat ini tengah dibangun dikawasan Pasifik, terutama di India dan
Indonesia. Kecenderungan peningkatan harga batubara di kawasan
Pasifik diperlihatkan pada grafik berikut.
See chart 6.4
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
In line with the projected higher coal demand
in the Pacific region, Wood Mackenzie research
reveals that benchmark price in this region tends
to increase in the coming few years. It should be
noted that low-calorie coal will enjoy better price
in the future, as more and more TPPs using lowcalorie coal are being built in the Pacific region,
particularly in India and Indonesia. The rising trend
of coal price in the Pacific region is shown in the
following table.
120
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
129
Management Discussion & Analysis
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
For the past three years, global spot price has
been volatile, the highest occurred in July 2008 at
US$194.79/Mt. Afterwards, spot price dropped to
its lowest US$60.12/Mt in March 2009, when the
world financial crisis was at its peak. In 2010 spot
price moved upward between US$80 per ton as the
year started and US$120 per ton at year-end. At the
start of 2011, global spot price was flat, ranging
from US$110 to US$ 128 per ton. But in the early
fourth quarter, price tended to decline as the effect
of economic cooling down particularly in China
being the prime consumer. Global price as quoted
by Newcastle index dropped from US$124.32 in
September to US$115.4 per ton in November 2011
as depicted in the following two graphs.
See chart 6.5 & 6.6
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
98,00
70,00
55,65
52,25
53,00
45,00
26,75
31,85
34,50
28,75
29,95
34,50
37,65
40,30
US$/Mt
40,30
125,00
129,85
GRAFIK CHART 6.4
HISTORICAL japan thermal price trend 6,322gar
2010
2011
Harga patokan batubara global dalam tiga tahun terakhir di pasar spot
berfluktuasi, dengan harga patokan tertinggi terjadi pada bulan Juli
2008, yang sempat menyentuh angka US$194,79/Mt. Setelah itu, harga
spot batubara global sempat turun, dengan titik terendah ada pada harga
US$60,12/Mt, terjadi pada bulan Maret 2009, saat puncak krisis finansial
global melanda. Di tahun 2010 harga pasar spot batubara cenderung
meningkat dari kisaran US$80 per ton diawal tahun menjadi US$120 per
ton di akhir tahun. Di periode awal tahun 2011 harga pasar spot batubara
global cenderung datar, dengan kisaran harga antara US$110-128 per
ton. Namun memasuki kuartal ke empat, harga batubara cenderung turun
sebagai efek terjadinya “pendinginan” pertumbuhan perekonomian,
terutama China sebagai konsumen utama. Harga batu bara global seperti
ditunjukan pada indeks Newcastle, turun dari US124,32 di bulan September
menjadi 115,4/ton di bulan November 2011.
GRAFIK CHART 6.5
HISTORICAL GLOBAL COAL INDEX THERMAL COAL 6,322 GAR
150
140
130
120
110
90
80
70
60
31-Dec
7 - Jan
GC 2011
14 - Jan
21 - Jan
GC 2010
28 - Jan
GC 2009
4 - Feb
11 - Feb
GC 2008
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
130
Operational Management Report
GRAFIK CHART 6.6
HARGA BARUBARA (INDEX NEWCASTLE)
9 Sep
16
23
30
7 Okt
21
28
4 Nov
115,4
117,89
118,1
120,79
14
116,94
average: usd. 120,4/ton
121,14
122,54
123,42
123,57
124,32
in USD/Mton
11
Source: Global Coal
PRELIMINARIES
Index Newcastle: USD. 115,4/ton
Index Richards Bay: USD. 106, 94/ton
Perkembangan Produksi dan Konsumsi Batubara Indonesia
Di Indonesia, produksi batubara terus menunjukkan trend yang meningkat.
Seperti ditunjukkan oleh data publikasi “Indonesian Coal dan Power” (ICP)
dari Energy Publishing Pty Ltd, produksi batubara Indonesia tahun 2011,
mencapai total 264,3 juta ton, naik 11,2% dari produksi tahun 2010 yang
sebesar 237,7 juta ton. Produksi batubara sebesar itu, berasal dari PTBA
dan perusahaan tambang lainnya.
Sebagian besar produksi batubara Indonesia dipasok ke pasar global.
Sisanya digunakan untuk kebutuhan domestik, mayoritas digunakan
sebagai bahan bakar PLTU milik PLN maupun IPP. Dimasa mendatang,
permintaan pasokan batubara di dalam negeri diproyeksikan terus
meningkat. Selain terkait dengan proyek PLTU 10.000 MW tahap
pertama dan kedua, kebutuhan batubara untuk sektor industri lain juga
diperkirakan terus meningkat. Gambaran realisasi produksi, konsumsi dan
ekspor batubara Indonesia adalah sebagai berikut.
Indonesian Coal Production and
Consumption
Indonesia’s coal output continued on the upward
trend as reported by Energy Publishing Pty. Ltd.
in its publication “Indonesian Coal and Power”. In
2011 Indonesia’s coal production reached 264.3
million tons, or up 11.2% from 2010 that stood at
237.7 million tons. That considerable output came
from PTBA and other private mining companies.
The major part of Indonesia’s coal was delivered
to global market, and the rest for domestic
consumption, mostly used by TPPs belonging
to PLN and other IPPs. Domestic coal demand is
expected to continue rising in the future. Besides
the use by 10,000 MW TPP phase 1 and 2, other
industries’ coal demand is also predicted to rise.
The following table shows actual production, export
and consumption of coal in Indonesia.
See table 6.5
TABEL TABLE 6.5
Perkembangan Produksi, Ekspor dan Kebutuhan Domestik Batubara Indonesia 2007-2010 (dalam ribu ton)
Production, Export and Consumption of Coal in Indonesia 2007-2010 (in thousand tons)
TAHUN
YEAR
PRODUKSI
PRODUCTION
EKSPOR
EXPORT
DOMESTIK
DOMESTIC
2007
193.556
163.488
39.148
2008
204.234
158.012
47.797
2009
215.936
176.386
47.456
2010
237.689
191.033
50.866
2011
264.257
206.725
53.654
Sumber Source: Inonesian Coal and Power
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
131
Management Discussion & Analysis
On the domestic side, TPPs tend to switch to lowcalorie coal because of its abundant reserves and
more secured supply.
Assuming the construction of coal-fired TPP runs
well, total future domestic requirement is projected
to increase significantly. Based on projected coal
requirement of 40.8 million tons in 2010, the
increase will be more than 100% to 95.3 million
tons in 2014. In 2014, around 46% will be lowcalorie coal with calorie level of 4,200 Kcal/kg AR.
See table 6.6
Untuk konsumsi domestik dalam negeri, jenis batubara yang digunakan
untuk PLTU cenderung semakin bergeser ke arah batubara kalori rendah.
Hal ini terjadi karena sumberdaya dan cadangan batubara kalori rendah
yang berlimpah sehingga pasokan lebih terjamin.
Dengan asumsi pembangunan PLTU berbahan bakar batubara berjalan
lancar, total kebutuhan batubara domestik pada masa-masa mendatang
akan meningkat cukup signifikan. Dari perkiraan realisasi kebutuhan
batubara sebesar 40,8 juta ton di tahun 2010, kebutuhan batubara ini
akan meningkat lebih dari 100% menjadi 95,3 juta ton di tahun 2014.
Di tahun 2014, sekitar 46% jenis batubara yang akan digunakan adalah
batubara kalori rendah dengan nilai kalori sebesar 4.200 (Kcal/kg AR).
TABEL TABLE 6.6
PROYEKSI KEBUTUHAN BATUBARA PLN, 2010-2014 (KCAL/KG AR)
PROJECTED COAL REQUIREMENT OF PLN, 2010-2014 CALORIE RATE (KCAL/KG AR)
Nilai Kalori (kcal/kg AR)
2010
2011
2012
2013
2014
4200
8,2
25,8
32,2
35,4
44,3
5100
27,7
28,7
36,9
43,2
42,1
6100
4,9
49
8,9
8,9
8,9
Total
40,8
59,4
78
87,5
95,3
Sumber Source ESDM
Various factors as depicted above will create
opportunities and at the same time pose challenges
for the Company to devise its long-term business
strategy. As the domestic demand for low-calorie
coal continues to rise, the Company has devised
general strategy, covering improved efficiency in
production process to earn good margin.
Berbagai faktor seperti tergambar dari uraian mengenai permintaan
batubara tersebut diatas menciptakan peluang sekaligus tantangan
bagi Perseroan dalam menentukan strategi bisnis jangka panjang.
Dengan kecenderungan permintaan dalam negeri yang semakin banyak
membutuhkan batubara kalori rendah, Perseroan telah mempersiapkan
strategi umum, diantaranya melakukan proses produksi yang lebih effisien,
sehingga dapat mempertahankan marjin.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
132
Operational Management Report
Pembangunan PLTU
Mulut Tambang di
Tanjung Enim 3x10
MW akan mendukung
peningkatan efisiensi
operasi.
The construction of
Tanjung Enim Mine
Mouth 3x10 MW TPP
will boost operating
efficiency.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
133
Management Discussion & Analysis
BUSINESS REVIEW
LAPORAN KINERJA USAHA
COAL SEGMENT
SEGMEN BATUBARA
The Company aimed to step up its coal production
in 2011 to keep up with railway bigger loading
capacity. To reach the production target, the
Company consistently implemented an integrated
production strategy focused on operating efficiency,
production capacity, product quality and coal
availability while preserving the environment and
ensuring work health and safety.
Perseroan menetapkan target peningkatan produksi batubara pada 2011,
agar sejalan dengan upaya peningkatan kapasitas angkut kereta api.
Untuk mencapai target produksi tersebut, Perseroan secara konsisten
menerapkan strategi produksi terintegrasi, yang berfokus pada peningkatan
kemampuan produksi, efisiensi operasional, kualitas produksi dan jaminan
ketersediaan batubara dengan tetap menjaga aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan.
Peningkatan Kemampuan Produksi Swakelola
Enhancement of In-house Production
Capacity
The Company increased in-house production
capacity by installing additional main mining
equipment with higher capacity, opening new pits
and relocating personnel from other mines. The
addition of main mining equipment started at end
of 2011, and by mid 2011 all the machinery ordered
were in place.
Having additional main equipment and enhanced
personnel expertise on site, the Company was
able to increase in-house production material
to 28,145,146 bcm, up 32.2% from 21,295,404
bcm in 2010. The Company plans to balance inhouse production with third parties’ production
by persistently enhancing in-house production
capacity.
Perseroan meningkatkan kemampuan produksi swakelola melalui
penambahan peralatan Alat Tambang Utama dengan kapasitas yang lebih
besar, membuka pit baru dan realokasi SDM dari areal penambangan
lain yang dikelola Perseroan. Penambahan ATU diupayakan sejak
akhir tahun 2010 dan seluruh peralatan yang dipesan tersedia pada
pertengahan 2011.
Melalui penyediaan ATU tersebut dan peningkatan kompetensi SDM di
lapangan, Perseroan berhasil meningkatkan total material dalam proses
produksi batubara swakelola, yakni mencapai 28.145.146 bcm, naik 32,2%
dari volume material tahun 2010 sebesar 21.295.404 bcm. Perseroan
berencana menyeimbangkan porsi volume produksi batubara swakelola
dengan porsi volume produksi dari pihak ke tiga, dengan meningkatkan
secara bertahap kemampuan produksi batubara swakelola.
Peningkatan Efisiensi Operasional
Perseroan
dengan
konsisten
melakukan
berbagai
upaya
untuk
meningkatkan efisiensi operasional penambangan. Upaya-upaya tersebut
Improvement of Operating Efficiency
ditujukan untuk mencapai 2 (dua) sasaran utama yakni mengendalikan
The Company improved mining operating efficiency
through many ways to serve two purposes, i.e.
controlling production cost and improving operating
efficiency.
Untuk pengendalian biaya produksi, Perseroan melaksanakan beberapa
To control production cost, the Company launched
several programs including saving fuel, ensuring
production equipment and facilities reliability,
maximizing in-house coal production by optimum
use of BWE (Bucket Wheel Excavator) system and
optimizing inside dump to shorten transporting
distance.
biaya produksi dan meningkatkan efisiensi operasional.
program, diantaranya mencakup: melakukan penghematan konsumsi
BBM, meningkatkan kehandalan peralatan produksi dan peralatan
penunjang; memaksimalkan produksi batubara secara swakelola
dengan optimalisasi penggunaan BWE system dan optimasi operasi
penambangan dengan pengaturan jarak angkut yang lebih pendek
melalui optimalisasi inside dump.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
134
Operational Management Report
Untuk meningkatkan efisiensi operasional, Perseroan melaksanakan
beberapa program, meliputi 3 kelompok upaya, yakni:
Operating efficiency was improved by conducting
various programs covering the following three
groups of activity:
• Perbaikan sistem kerja, yakni melakukan inovasi dan perbaikan
menyangkut sistem kerja dengan dukungan Teknologi Informasi,
yakni:
»» Menerapkan sistem operasional terintegrasi yang dilaksanakan
dengan dukungan Teknologi Informasi. Dalam hal ini Perseroan
telah selesai merancang, menstandarkan sistem operasi maupun
dokumentasi, menyelaraskan sistem pelaporan dan memadukan
seluruh input dan output data kedalam suatu sistem terintegrasi
yang disebut SCMS (lihat kembali uraian Pengembangan Teknologi
Informasi).
»» Dengan dukungan sistem yang go live di bulan November 2011
tersebut Perseroan dapat mengontrol tingkat persediaan agar
berada dalam jumlah yang memadai dan menentukan rencana
penambangan yang lebih sesuai dengan permintaan pasar, termasuk
besaran volume maupun kualitasnya sehingga penambangan dapat
berjalan dengan lebih efisien.
»» Melakukan perawatan terencana (condition base maintenance)
peralatan utama.
»» Melaksanakan manajemen stockpile maupun stock opname dan
monitoring persediaan barang dan suku cadang secara kontinyu.
»» Melakukan pengendalian stripping ratio sesuai rencana, termasuk
blasting tanah penutup dengan terukur dan terencana.
»» Pengelolaan lumpur dengan sistem gravitasi untuk menggantikan
metode konvensional yang menggunakan pompa atau metode truck
& shovel.
• Work system improvement and innovation:
»» Integrated operating system backed by
information technology. The Company has
designed, standardized operating system
and documentation, synchronized reporting
system and combined data input and output
into an integrated system called SCMS (see
Information Technology Development).
»» Backed by a system that went live in
November 2011, inventories were managed
at optimum level, mining activity was more
efficient and planned according to market
requirement, in terms of volume and quality.
»» Condition-based maintenance of main
equipment.
»» Stock-pile management or stock-taking
and continuous monitoring of supplies
and spareparts.
»» Scheduled
stripping
ratio
control,
including measured and well-planned
cover soil blasting.
»» Mud handling with gravitation system to
replace conventional method that uses
• Perbaikan sarana dan prasarana:
Selain ditujukan untuk meningkatkan efisiensi operasional pada
tahun 2011 lalu, program ini juga ditujukan untuk mendukung dan
mengantisipasi peningkatan kegiatan penambangan Perseroan di
masa mendatang. Prasarana yang diperbaiki adalah coal handling
facility (CHF) baik di area tambang, titik angkutan maupun di areal
pengangkutan/pemuatan di pelabuhan. Kegiatan yang dilakukan
dalam hal ini menyangkut diantaranya:
»» Memperbesar kapasitas tampung temporary stockpile dan persiapan
pembangunan TLS baru.
»» Modifikasi, perbaikan dan persiapan penambahan peralatan rotary
car dumper (RCD) dan sejenisnya.
»» Persiapan peningkatan kapasitas stock pile dan conveyor system
untuk mendukung peningkatan kapasitas di pelabuhanTarahan.
»» Persiapan peningkatan kapasitas sandar pelabuhan Tarahan agar
mampu melayani vessel berukuran capsize.
»» Modifikasi dan perbaikan sistem conveyor belt, melalui penggantian
pulley secara teratur disertai pemasangan sensor infra merah.
»» Membuat program Conveyor Information System yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat kerusakan (stadium) belt conveyor secara
bertahap sehingga dapat merencanakan pekerjaan penggantian belt
secara lebih baik untuk mengurangi jam breakdown mesin.
»» Peningkatan unjuk kerja fasilitas TLS dan ship loader.
• Facilities and infrastructure improvement
This program was designed not only to improve
operating efficiency, but also to support and
anticipate higher mining activity in the future.
Infrastructure such as coal handling facility
(CHF) improvement was done in mining, piling
and port loading areas. Such activities include:
»» Increasing storage capacity of temporary
stock, and preparing construction of new
train loading station (TLS).
»» Modifying, repairing and adding rotary car
dumper (RCD) and the like.
»» Upgrading stock pile and conveyor system
to support Tarahan port bigger capacity.
»» Enhancing Tarahan port mooring capacity
to accommodate cap sized vessels.
»» Modifying and repairing conveyor belt,
by regular replacement of pulley and
installation of infra red censor.
»» Implementing
Conveyor
Information
System to detect belt conveyor damages
by stage, allowing more efficient belt
replacement schedule and reducing
machine breakdown hours.
»» Improving the performance of train
loading station and ship loader.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
pumps or trucks & shovels.
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
135
Management Discussion & Analysis
• Replacement and addition of production
machinery
» » This program aimed to increase operating
efficiency and production in 2011 and
the ensuing years. The program included
replacement and addition of shovel &
truck with bigger capacity of over 50 tons
at in-house mining area.
• Penggantian dan Penambahan Alat Produksi:
»» Program ini selain ditujukan untuk meningkatkan efisiensi
operasional juga mampu mendukung program peningkatan produksi
di tahun 2011 maupun di masa mendatang. Program yang dilakukan
adalah penggantian dan penambahan alat produksi Shovel & Truck
menjadi berkapasitas 50 ton keatas pada areal penambangan
swakelola.
Repair and Relocation of BWE System
Perbaikan dan Pemindahan BWE System
In 2011, the Company concluded the overhaul and
relocation of BWE system consisting of two BWE
and one spreader to Muara Tiga Besar Utara (MTBU)
mine. After the overhaul, their operating life is
extended with another 15 years.
Pada tahun 2011, Perseroan telah menyelesaikan program perbaikan besar
(overhaul) dan relokasi BWE system, berupa 2 unit BWE dan 1 unit spreader
ke lokasi Tambang Muara Tiga Besar Utara (MTBU). Melalui program
overhaul tersebut, maka umur operasi BWE system dapat diperpanjang
hingga 15 tahun kedepan dari umur operasi normal.
Concurrently with optimizing BWE system, the
Company is finalizing the construction of its own
3x10 MW TPP in Tanjung Enim. When completed,
this TPP will reduce PLN electricity consumption for
head office and BWE operations. Using waste coal
that has never been used in TPP operation will give
another benefit, which is bigger operating margin.
Seiring dengan optimalisasi BWE system tersebut, Perseroan tengah
berupaya menyelesaikan pembangunan PLTU mulut tambang 3x10 MW
di Tanjung Enim milik sendiri. Penyelesaian PLTU ini akan memberikan
pengaruh positif berupa berkurangnya pemakaian listrik dari PLN untuk
operasional BWE maupun untuk kebutuhan operasional kantor pusat.
Penggunaan batubara limbah yang selama ini tidak dimanfaatkan dalam
operasi PLTU tersebut juga memberikan manfaat lain, yakni meningkatnya
marjin usaha.
By revitalizing BWE system and constructing its
own 3x10 MW TPP, the Company gained an added
value:
• Mining operation will be more cost-efficient.
• BWE equipment can operate for another 15
years.
• BWE equipment that has zero book value is
re-utilized.
• Existing skilled laborer can be employed.
• Supporting government energy conservation
drive.
Production
In 2011, the Company increased its coal production
to 12.95 million tons, up 3.9 % from 2010 which
totalled 12.46 million tons. This production increase
was mainly derived from Tanjung Enim Mining Unit,
i.e. Air Laya, Muara Tiga Besar Utara, Bangko Barat,
and PT International Prima Coal, subsidiary.
Total material from in-house production rose to
28,145,146 bcm or increased 32.2% from 2010
which was 21,295,404 bcm. The Company plans
to gradually upgrade the capacity of in-house
production, and improve employees’ competence in
mine management.
See table 6.7
Pelaksanaan program revitalisasi BWE sytem dan Pembangunan PLTU 3x10
MW milik sendiri memberikan berbagai nilai tambah, mencakup:
• Peningkatan efisiensi biaya operasi penambangan.
• Alat Produksi BWE system dapat dioperasikan dengan baik hingga
selama 15 tahun kedepan.
• Perseroan berhasil memanfaatkan kembali alat BWE system yang sudah
habis nilai bukunya.
• Memanfaatkan tenaga kerja terampil yang telah ada.
• Mendukung program penghematan energi yang digalakan Pemerintah
Perkembangan Produksi
Pada tahun 2011, Perseroan kembali berhasil meningkatkan volume
produksi batubara menjadi 12,95 juta ton, naik 3,9% dibandingkan volume
produksi tahun 2010 yang berjumlah 12,46 juta ton. Peningkatan produksi
batubara tersebut terutama berasal dari Unit Pertambangan Tanjung Enim
(UPT), yaitu dari Tambang Air Laya (TAL), Muara Tiga Besar Utara, Banko
Barat, dan dari anak perusahaan, PT Internasional Prima Coal.
Perseroan berhasil meningkatkan pemindahan total material dalam
proses produksi batubara swakelola, yakni mencapai 28.145.146 bcm,
naik 32,2% dari volume material tahun 2010 sebesar 21.295.404 bcm
di tahun 2010. Secara bertahap, Perseroan berencana menaikkan
kapasitas produksi swakelola. Dengan peningkatan secara bertahap,
maka kompetensi SDM Perseroan dalam mengelola tambang secara
penuh juga akan semakin meningkat.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
136
Operational Management Report
TABEL TABLE 6.7
Produksi dan Pembelian Batubara (ton)
COAL PRODUCTION and PURCHASE (TONS)
URAIAN DESCRIPTION
2011
2010
%
Produksi (dalam ton) Production (in tons)
Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT)
• Air Laya
5.403.014
6.131.218
-11,9
• Muara Tiga Besar Utara
3.492.763
3.144.728
11,1
• Banko Barat
3.491.311
2.595.850
34,5
12.387.088
11.871.796
4,3
Jumlah Produksi Total Production UPT
Unit Pertambangan Ombilin (UPO)
PT Batubara Bukit Kendi
PT Internasional Prima Coal
Jumlah Produksi Total Production
1.883
5.620
-66,5
-
76.971
-100,0
560.313
507.558
10,4
12.949.283
12.461.945
3,9
Pembelian Purchases
• PT Bukit Asam Prima
620.293
511.792
21,2
• PT International Prima Coal
133.458
8.049
1558,1
• PT Bukit Asam (Persero) Tbk (UP Ombilin)
127.023
40.547
213,3
880.774
560.388
57,2
13.830.057
13.022.332
6,2
Jumlah Pembelian Total Purchase
Jumlah Produksi & Pembelian Total Production & Purchase
Seiring dengan kenaikan produksi, volume kapasitas angkut kereta api
meningkat dari 10,76 juta ton menjadi 11,83 juta ton atau naik 9,9%. Guna
menjaga keamanan pasokan kepada para konsumen, Perseroan mendirikan
anak perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli batubara, yaitu PT
Bukit Asam Prima (BA Prima) pada 2007 dan juga memperoleh 51% saham
PT International Prima Coal di 2008.
Penanganan Batubara
Pada tahun 2011 Perseroan mulai mengimplementasikan Supply Chain
Management System (SCMS) yang terdiri dari dalam 5 tahap. Tahap
pertama adalah Phase Mine to Train Loading Station (TLS), yaitu untuk
menangani material /batubara mulai area tambang hingga Stock Pile/TLS.
Tahap kedua, Phase TLS to Port, yaitu untuk menangani batubara mulai dari
TLS sampai dengan Pelabuhan. Tahap ketiga, Marketing dan Penagihan,
yaitu pengelolaan pemasaran dan penjualan batubara serta proses
penagihan. Tahap keempat, Integrasi dan Keuangan, yaitu tahapan untuk
mengintegrasikan SCMS dengan sistem lainnya yang ada di PTBA termasuk
dengan sistem keuangan. Tahap kelima, Optimasi dan EIS, yaitu tahapan
untuk mengimplementasikan modul optimasi dan Executive Information
System (EIS). Seluruh tahapan tersebut go-live mulai November 2011.
(lebih detail lihat uraian “Pengembangan Teknologi Informasi”)
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Larger production was accompanied by a 6.6%
rise in railway loading volume from 10.76 million
tons to 11.48 million tons. To secure supply to
consumers, the Company set up a subsidiary that is
engaged in coal trading, i.e. PT Bukit Asam Prima
(BA Prima) in 2007, and acquired 51% holding in
PT International Prima Coal in 2009.
Coal Handling
In 2011 the Company started implementing Supply
Chain Management System (SCMS) in five phases.
Phase 1 is Mine to Train Loading Station (TLS), to
handle coal from mining area to stock pile/TLS.
Phase 2 is TLS to Port, to handle coal from TLS to
Port. Phase 3 is Marketing and Billing, to manage
marketing, sales and billing. Phase 4 is Integration
and Finance, to integrate SCMS and other systems
including financial system. Phase 5 is Optimization
and EIS, to implement optimization module and
Executive Information System (EIS). All these
phases went live in November 2011 (see elaboration
in ”Information Technology Development”).
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
137
Management Discussion & Analysis
The Company applies Quality
Management System ISO 9001:
2008 to guarantee the high
quality of its coal product.
Perseroan menerapkan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 untuk
menjamin kualitas produk batubara
yang dihasilkannya.
The Company handles coal in accordance with the
standards of ISO 9001: 2008 Quality Management
System to control product quality and supply to the
consumers, which cover:
• Stockpile Management
Management of coal stockpile from production
and blending process is conducted according
to the classification of its calorie quality. The
Company has an additional Hopper Blender
facility to support coal blending process. This
measure is accompanied by performing general
overhaul of stacker reclaimer at stockpile to
speed up coal handling process.
Perseroan melakukan penanganan batubara sesuai standar Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 untuk menjamin kualitas dan pasokan
batubara kepada konsumen, yang mencakup:
•
Quality Control
The Company strictly controls product quality
on every production stage according to
Quality Management System ISO 9001: 2008.
As dictated by the system, the Company runs
sampling tests to control the quality of coal to
be excavated. Quality tests are then performed
in the mine and mining stock-pile area before
loading and delivery to customers by railway.
For delivery by sea, testing is done on port
stock-pile prior to loading to ships.
SCMS program that went live at the end of
2011 is an integrated system to control
quality.
Coal quality analysis is performed by the
Company’s laboratory that has Laboratory
Quality
Management
System
ISO/IEC
17025: 2005 certification from the National
Accreditation Committee. This laboratory
is also responsible for testing the quality
of waste water from the mines to ensure
compliance with the Environmental Quality
Standard.
• Pelaksanaan Manajemen Stockpile
Pengaturan tumpukan batubara hasil produksi dan proses blending
dilakukan sesuai dengan klasifikasi kualitas kalori sesuai kualifikasi
Perseroan. Perseroan telah melakukan penambahan fasilitas Hopper
Blender untuk mendukung proses blending batubara. Langkah tersebut
diikuti dengan melakukan general overhaul stacker reclaimer di stockpile
untuk mempercepat proses penanganan batubara.
• Pengendalian kualitas
Perseroan menjaga kualitas produksi melalui mekanisme quality control
yang ketat pada setiap tahapan produksi. Proses pengendalian kualitas
ini berpedoman pada standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:
2008. Dengan sistem tersebut, Perseroan melakukan uji sampling
untuk memastikan kualitas batubara yang akan ditambang. Pengujian
kualitas batubara kemudian dilakukan di areal tambang, stockpile di
daerah penambangan sebelum pemuatan ke kereta api atau dikirim
ke konsumen, diikuti dengan pengujian di areal stockpile pelabuhan
sebelum pemuatan ke kapal.
Program SCMS yang telah go-live di akhir tahun 2011 lalu
dimaksudkan juga untuk mendukung program penjagaan kualitas
secara terintegrasi.
Analisis kualitas batubara dilakukan oleh Unit laboratorium
Perseroan yang telah menerima sertifikat Sistem Manajemen Mutu
Laboratorium ISO/IEC 17025: 2005 dari Komite Akreditasi Nasional
(KAN). Laboratorium ini juga bertanggung jawab melakukan pengujian
kualitas air buangan tambang untuk menjaga terpenuhinya Standar
Baku Mutu Lingkungan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
138
Operational Management Report
Unit Laboratorium Perseroan
memiliki sertifikat akreditasi Sistem
Manajemen Mutu Laboratorium yang
dikeluarkan oleh KAN.
Our laboratory is accredited
by the National Accreditation
Committee with Laboratory
Quality Management System
certification.
• Pengangkutan
Perseroan bekerjasama secara intensif dengan PT Kereta Api Indonesia
(PT KAI) dalam proses pengangkutan batubara dari Tanjung Enim ke
Pelabuhan Tarahan (Lampung) dan Dermaga Kertapati (Palembang).
Proses yang dilalui dalam pengangkutan batubara meliputi:
» Pengaturan jumlah dan kualitas muatan batubara yang akan
diangkut oleh masing-masing gerbong kereta api melalui Train
Loading Station (TLS).
» Pengawasan dan pencatatan distribusi batubara menuju Pelabuhan
atau Dermaga.
» Pelaksanaan bongkar muat batubara dari gerbong kereta-api
menggunakan Rotary Car Dumper (RCD) di Pelabuhan Tarahan dan
Apron Feeder (AF) di Dermaga Kertapati.
•
Pada tahun 2011, total volume angkutan batubara melalui kereta api
ke Pelabuhan Tarahan dan Dermaga Kertapati mencapai 11,83 juta ton
atau meningkat 9,9% dari volume tahun 2010 sebesar 10,76 juta ton.
Volume angkutan batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan
mengalami peningkatan 10,3% dari 8,71 juta ton pada 2010, menjadi
9,61 juta ton pada 2011. Sedang dari Tanjung Enim ke dermaga
Kertapati, naik 8,2% dari 2,05 juta ton menjadi 2,22 juta ton.
Transportation
In transporting coal from Tanjung Enim to
Tarahan Port (Lampung) and Kertapati Pier
(Palembang), the Company works in close
cooperation with PT Kereta Api Indonesia
(PT KAI). The process of coal transporation
entails:
» Arranging the volume and quality of coal
to be transported by each train coach from
Train Loading Station (TLS).
» Supervising and recording coal distribution
to ports or piers.
» Unloading coal shipment from train
coaches using Rotary Car Dumper (RCD)
at Tarahan Port and Apron Feeder (AF) at
Kertapati Pier.
In 2011, total volume of coal shipment by train
to Tarahan Port and Kertapati Pier reached 11.83
million tons or increased 9.9% from 2010 volume
of 10.76 million tons. Coal shipment volume from
Tanjung Enim to Tarahan Port rose 10.3% from 8.71
million tons in 2010 to 9.61 million tons in 2011.
TABEL TABLE 6.8
ANGKUTAN KERETA API (DALAM TON)
RAILWAY TRANSPORTATION (IN TONS)
URAIAN DESCRIPTION
2011
2010
%
Tanjung Enim Ke Tarahan Tanjung Enim to Tarahan
9.368.000
8.712.100
7,5
Tanjung Enim ke Kertapati Tanjung Enim to Kertapati
2.108.710
2.050.940
2,8
11.476.710
10.763.040
6,6
Jumlah Angkutan Total Transportation
Peningkatan volume angkut batubara ini merupakan hasil dari perbaikan
sistem manajemen angkutan serta adanya koordinasi intensif antara
Perseroan dengan PT KAI. Perseroan juga berperan langsung mendukung
peningkatan kapasitas angkutan batubara, melalui perbaikan rail-loop
dan perawatan rutin di fasilitas muat dan bongkar milik Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
While from Tanjung Enim to Kertapati increased
8.2% from 2.05 million tons to 2.22 million tons.
See table 6.8
The larger coal shipment volume was made possible
by improved transportation management system and
intensive cooordination between the Company and
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
139
Management Discussion & Analysis
Di akhir tahun 2011 Perseroan bersama-sama dengan PT KAI telah
menanda tangani kontrak tarif angkutan batubara jangka panjang
yang berlaku sampai dengan 2016 sebagai tindak lanjut dari Coal
Transportation Agreement (CTA) yang telah ditandatangi pada
tahun 2009.
PT KAI. The Company also directly supported the
improvement of coal loading capacity by reparing
rail-loop and routinely maintaining its own loading
and unloading facilities.
At end of 2011, the Company and PT KAI signed
a contract for long-term coal loading rate
arrangement to be effective until 2016 as a follow
up of Coal Transportation Agreement (CTA) that
was signed in 2009.
The Company also went ahead with the
construction of new railway tracks to step up coal
loading capacity either by its own effort through
subsidiaries or third parties’ similar projects.
(See discussion on “Business Development”). The
bigger loading capacity is believed to address the
Company’s handicap in substantially increasing
sales from Tanjung Enim mine.
Marketing Strategy
In an effort to secure future sales amidst the
increasing tendency of coal demand, the Company
adopted the following marketing strategy that
included:
• Commitment to Product Quality
Commitment to quality is very important
because not only does it affect the
consumers’ business operations but it also
plays a decisive factor of consumers’ trust
in the coal product of the Company. The
Company, therefore, is committed to ensuring
the quality of coal delivered to consumers is
in accordance with the quality agreed upon
in the contract. Quality is controlled by
implementing quality management based on
accredited analysis process.
• Commitment to Customer Service
The Company gives priority to transparency
and responsibility principles in serving
its customers to prove its commitment
to providing the best customer service.
The Company promptly responds to
various demands and complaints from the
customers.
The Company strongly believes that the best
customer service will assist the Company to
reach its increased sales target. To support
its customer service the Company sets up
a customer center to handle complaints by
telephone, e-mail or letter.
Perseroan juga terus melangkah untuk merealisasikan program
pembangunan jalur KA khusus batubara yang baru untuk meningkatkan
kapasitas angkut batubara baik dilaksanakan sendiri melalui anak
usaha, maupun dalam rangka mendukung pelaksanaan proyek sejenis
milik pihak ketiga. (Lihat bahasan “Pengembangan Usaha”). Program
pengembangan angkutan tersebut diyakini akan mampu mengatasi
kendala Perseroan dalam meningkatkan jumlah penjualan batubara
secara substansial dari lokasi tambang Tanjung Enim.
Strategi Pemasaran
Untuk menjamin berlangsungnya peningkatan penjualan dimasamasa mendatang di tengah kecenderungan permintaan batubara yang
meningkat, Perseroan menjalankan strategi pemasaran meliputi:
• Komitmen jaminan kualitas produk
Jaminan kualitas ini sangat penting karena selain mempengaruhi
kelancaran operasional bisnis konsumen juga merupakan faktor penentu
tingkat kepercayaan konsumen agar terus menggunakan batubara
hasil produksi Perseroan. Oleh karena itu Perseroan selalu memberikan
jaminan bahwa kualitas batubara yang diterima konsumen telah
sesuai dengan kesepakatan kontrak terkait. Jaminan kualitas dikontrol
melalui penerapan manajemen mutu yang melibatkan pelaksanaan
proses analisis terakreditasi.
• Pelayanan pelanggan
Perseroan selalu mengutamakan prinsip transparansi dan responsibilitas
dalam memberikan layanan kepada konsumen demi memenuhi
komitmen layanan terbaik kepada konsumen. Perseroan memberikan
tanggapan yang cepat terhadap berbagai permintaan dan keluhan
konsumen sebagai bagian dari komitmen pelayanan Perseroan.
Perseroan meyakini penerapan komitmen pelayanan terbaik akan
mampu mendukung target peningkatan penjualan Perseroan di masa
mendatang. Untuk menjamin pelayanan pada pelanggan, Perseroan
membuka layanan pengaduan dengan menyediakan saluran telpon,
email maupun surat kepada pelanggan.
Selama tahun 2011 Perseroan menerima 2 (dua) kali pengaduan dari
pelanggan. Perseroan telah menindak lanjuti keluhan pelanggan
tersebut, sehingga permasalahan dengan konsumen dimaksud telah
diselesaikan.
In 2011, two complaints from the customers
were attended to and settled by the Company.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
140
Operational Management Report
• Koordinasi
Manajemen Perseroan menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor)
yang melibatkan seluruh mata rantai produksi dan penjualan (supply
chain) secara rutin. Rakor membahas perkembangan kondisi pasar
batubara, permintaan konsumen hingga kendala produksi di lapangan
maupun proses pengangkutan yang dapat mempengaruhi volume
penjualan. Hasil diskusi kemudian digunakan sebagai dasar penentuan
strategi produksi maupun penjualan yang paling sesuai untuk periode
tiga bulan ke depan guna mendukung pencapaian target penjualan
yang telah ditentukan.
• Implementasi Supply Chain Management System
Perseroan mulai menerapkan Suply Chain Management System (SCMS)
secara penuh sejak penambangan hingga aspek keuangan, yakni status
tagihan dan inventori di stockpile pelanggan utama. Penerapan SCMS
akan membuat koordinasi pengambilan keputusan semakin cepat,
karena didukung oleh data akurat, real-time dan reliable sehingga
Perseroan akan mampu memenuhi komitmen kepada pembeli dengan
kualitas dan kuantitas yang sesuai.
Metode Penjualan dan Perkembangan Harga
Perseroan menjual batubara ke pasar domestik maupun ekspor dengan
harga yang memberikan tingkat pengembalian terbaik. Perseroan
melakukan penjualan batubara dalam bentuk kontrak penjualan jangka
panjang maupun melalui pasar spot, sedangkan harga penjualan selalu
mengacu pada harga pasar batubara thermal internasional.
Untuk menjamin kontinuitas pasokan dan pendapatan, Perseroan
memberlakukan kontrak-kontrak jangka panjang untuk pelanggan
utama dengan ketentuan yang dapat ditinjau sesuai perkembangan dan
kesepakatan kedua belah pihak.
Trend rata-rata harga jual batubara Perseroan dalam beberapa tahun
terakhir cenderung meningkat, mengikuti peningkatan harga jual di
pasaran, seperti tercermin dalam tabel berikut.
• Coordination
The Management regularly holds coordination
meetings involving all production and supply
chains. The meetings discuss development
in coal market condition, consumer demand
and production problems on site and in
transporting process that may affect sales
volume. Findings are used as a basis of
formulating production and sales strategy
that is the most appropriate for the next
three months to enable the Company to meet
sales target.
• Supply Chain Management System
The Company started the full implementation
of Supply Chain Management System (SCMS)
from mining to financial aspects, i.e. billing
status and major customers’ stockpile
inventory. SCMS application will speed up
decision making as it is backed by accurate,
real-time and reliable data, enabling the
Company to meet customers’ orders in
appropriate quality and quantity.
Selling Method and Price Trend
The Company sells coal to domestic and export
markets at prices that will earn maximum return.
Sales is made under long-term sales contract and
through spot market, while selling price is always
based on international thermal coal prices.
To guarantee supply and revenue continuity, the
Company concludes long-term contracts with major
customers on mutually agreeed terms, reviewable
as things develop.
Average selling price of the Company’s coal over
the past few years was on an upwared trend in line
with the rising market prices, as reflected in the
following table.
See table 6.9
TABEL TABLE 6.9
PERKEMBANGAN RATA-RATA HARGA JUAL BATUBARA PERSEROAN
AVERAGE COAL SELLING PRICE OF THE COMPANY
TAHUN
YEAR
DOMESTIK (Rp/TON)
DOMESTIC (Rp/TONS)
EKSPOR (US$/TON)
EXPORT (US$/TONS)
2006
330.697
44,50
2007
345.645
47,50
2008
506.900
68,73
2009
746.240
64,59
2010
613.342
67,01
2011
755.220
101,04
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
141
Management Discussion & Analysis
The Asia Pacific economy was relatively resilient
against global economic downswing and massive
flood in Queensland at the end of 2010 that had
disturbed coal supply from Australia and caused a
surge in average coal prices worldwide in 2011. This
situation had a positive effect on the Company’s
export selling price which surged 50.08% to average
US$101.4/ton compared to US$67.01/ton in 2010.
Kondisi perekonomian Asia Pasifik yang relatif mampu bertahan dari
pengaruh negatif perekonomian global dan kejadian banjir besar di
Queensland di penghujung tahun 2010 yang sempat membuat terganggunya
pasokan batubara dari Australia membuat harga rata-rata batubara di
pasar global tahun 2011 meningkat. Hal ini berdampak positif pada
perolehan harga jual batubara Perseroan di pasar ekspor yang meningkat
50,08% menjadi rata-rata senilai US$101,04 per ton dibandingkan angka
US$67,01/ton di tahun 2010.
The world coal market condition increased the
Company’s average domestic price by 23.1% to
Rp755,220/ton from average Rp613,342/ton in
2010. Higher average selling price increased the
Company’s profitability along with the growing
sales volume during the year under review. (See
discussion on “Financial Review”)
Kondisi pasar batubara global tersebut membuat rata-rata harga jual
batubara Perseroan di pasar domestik juga meningkat 23,1% menjadi
sebesar Rp.755.220/ton dibandingkan rata-rata sebesar Rp613,342/
ton ditahun 2010. Peningkatan harga jual rata-rata tersebut membuat
profitabilitas Perseroan meningkat, sejalan dengan peningkatan volume
penjualan. (Lihat bahasan “Kinerja Keuangan”).
Kinerja dan Distribusi Penjualan
Performance and Distribution of Sales
In 2011 the Company recorded a total sales volume
of 13.47 million tons, up 4.0% from the preceding
year’s sales of 12.95 million tons. Sales comprised
domestic sales of 8.75 million tons and export of
4.72 million tons. Therefore, distribution of sales
consisted of domestic market 65.0%, up from
63.5% and export 35.0%, down from 36.5% the
previous year.
Of the total sales, domestic sales rose 6.3% from
8.23 million tons in 2010 to 8.75 million tons in
2011. At this rate of domestic sales the Company
has complied with the DMO (Domestic Market
Obligation) regulation.
The major part of the sales was intended to fulfill
long-term supply contract with Thermal Power
Plants (TPP), i.e. Suralaya TPP, Bukit Asam TPP,
Tarahan TPP and Accelerated 10,000MW TPP. Total
sales of this segment contributed 88% to domestic
sales in 2011.
Tahun 2011 Perseroan mencatat volume penjualan total sebesar juta 13,47
ton, naik 4,0% dari volume penjualan tahun 2010, sebesar 12,95 juta ton.
Penjualan ini terdiri atas penjualan domestik sebanyak 8,75 juta ton dan
ekspor sebanyak 4,72 juta ton. Dengan demikian, distribusi penjualan
domestik menjadi 65,0% naik dari angka 63,5% di tahun sebelumnya,
sedangkan pasar ekspor menjadi 35,0%, turun dari angka sebesar 36,5%
di tahun sebelumnya.
Volume penjualan domestik meningkat 6,3% dari 8,23 juta ton pada 2010
menjadi 8,75 juta ton pada 2011 dan dengan jumlah penjualan ke pasar
domestik tersebut Perseroan telah memenuhi kewajiban Domestic Market
Obligation (DMO).
Sebagian besar dari volume penjualan tersebut untuk memenuhi kontrak
jangka panjang pasokan ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yaitu
PLTU Suralaya, PLTU Bukit Asam, PLTU Tarahan dan PLTU Percepatan
10.000 MW Total penjualan untuk segmen PLTU ini memberikan kontribusi
sebesar 88% dari penjualan domestik 2011.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
142
Operational Management Report
Seiring dengan tingginya peningkatan kegiatan industri semen di tahun
2011, penjualan batubara untuk industri semen mengalami peningkatan
5% dari tahun 2010.
As cement industry developed, the Company’s sales
to this industry increased 5% from 2010.
Export sales volume in 2011 was relatively stagnant
Volume penjualan ekspor ditahun 2011 relatif stagnan, yakni berada
pada kisaran volume sebesar 4,72 juta ton dengan mayoritas negara
tujuan ekspor adalah China, Jepang, Malaysia, Vietnam, Taiwan dan
Thailand. Sesuai dengan kajian prospek pemasaran batubara, Perseroan
kini lebih memfokuskan tujuan pemasaran luar negeri batubara
produknya ke kawasan Pasifik selain ke pasar dalam negeri. Perseroan
lebih memprioritaskan pola penjualan dalam jangka panjang. (Lihat
bahasan ”Prospek Permintaan Batubara”)
at 4.72 million tons mainly to Japan, China,
Malaysia, Vietnam, Taiwan and Thailand. In line
with a research on coal market prospects, the
Company is focusing more on the Pacific region and
domestic market, and prioritizing long-term sales
contracts for its sales (See ”Coal Prospects”)
See chart 6.7 & 6.8
In 2011, the Company increased export sales of
GRAFIK CHART 6.7
Distribusi Penjualan Batubara Domestik Menurut Jenis Industri
DISTRIBUTION OF DOMESTIC SALES BY INDUSTRY
5
10
79
16
high-calorie coal with better prices. High-calorie
coal type BA-70 was exported to Japan, which
increased in volume by 35.2% to reach 1,256,137
tons. Coal with low-calorie rates (BA-59 and BA-
2
63) dropped in sales by around 11%.
88
In the domestic market, low-calorie coal type BA(%)
(%)
2010
2011
59 was gaining popularity and thus increasing
sales volume to 8.15 million tons or up 12.2%
from 7.26 million tons in 2010. The major part of
total sales of BA-59 type was derived from Suralaya
TPP 4.8 million tons, followed by other domestic
PLTU
Power Plant
Lain-lain
Other Industry
industrial consumers 2.8 million tons, Accelerated
Semen
Cement Industry
10,000 MW TPP, Bukit Asam TPP and Tarahan TPP,
reaching 1.6 million tons, 0.7 million tons and 0.5
million tons respectively.
GRAFIK CHART 6.8
Distribusi Penjualan Batubara Ekspor Menurut Negara Tujuan
DISTRIBUTION OF EXPORT SALES BY DESTINATION
12
the Company’s profitability.
8
A shift in coal sales composition also changed the
28
3
Company’s profitability.
8
(%)
15
(%)
2010
2011
8
22
14
17
1
China
Malaysia
Taiwan
Vietnam
Jepang
India
PT Bukit Asam Tbk
.
in Indonesia was not favorable to the Company
because the lower price of that coal type reduced
24
46
The rising trend of low-calorie coal consumption
Laporan Tahunan 2011
Thailand
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
143
Management Discussion & Analysis
TABEL TABLE 6.10
DISTRIBUSI PENJUALAN MENURUT JENIS PRODUK
DISTRIBUTION OF SALES BY PRODUCT
URAIAN
2011
2010
%
DESCRIPTION
DOMESTIK
• BA-59 (PLTU Bukit Asam)
• BA-59 (PLTU Tarahan)
• BA-59 Domestik lainnya
• BA-59 (PLTU Suralaya)
• BA-59 Domestik lainnya
• BA-63 PT Semen Baturaja
• BA-63 Domestik lainnya
• BA-67 Domestik lainnya
• Batubara Antrasit
• Batubara Ombilin
• UP Briket
• Batubara PT Bukit Asam Prima
• Batubara PT Internasional Prima Coal
Jumlah Domestik
725.678
513.011
1.676.123
4.781.578
452.451
135.964
60.380
14.827
130.882
60.636
23.011
173.629
8.748.171
853.790
518.172
138.251
4.990.392
760.507
121.524
130.864
15.587
70.630
61.501
269.097
297.700
8.228.014
-15,0
-1,0
1112,4
-4,2
-40,5
11,9
-53,9
0,0
-4,9
85,3
-1,4
-91,4
-41,7
6,3
DOMESTIC
• BA-59 TPP Bukit Asam
• BA-59 TPP Tarahan
• BA-59 Other Domestic
• BA-59 TPP Suralaya
• BA-59 Other Domestic
• BA-63 PT Semen Baturaja
• BA-63 Other Domestic
• BA-67 Other Domestic
• Antrasit Coal
• Ombilin Coal
• UP Briquette
• PT Bukit Asam Prima Coal
• PT International Prima Coal
Total Domestic
EKSPOR
• BA-59
• BA-63
• BA-67
• BA-70
• Batubara PT Bukit Asam Prima
• Batubara PT Internasional Prima Coal
Jumlah Ekspor
Total Penjualan
1.199.840
1.613.844
64.558
1.256.137
104.215
479.467
4.718.061
13.466.232
1.282.170
1.955.031
283.809
928.833
70.907
201.801
4.722.551
12.950.565
-6,4
-17,5
-87,3
35,2
47
137,6
100,1
4,0
EXPORT
• BA-59
• BA-63
• BA-67
• BA-70
• PT Bukit Asam Prima Coal
• PT International Prima Coal
Total Export
Total Sales
Pada tahun 2011 Perseroan berhasil meningkatkan penjualan batubara
ekspor kalori lebih tinggi dengan harga jual lebih tinggi. Batubara kalori
tinggi tersebut dari jenis BA-70 dengan negara tujuan ekspor adalah
Jepang, yang mengalami peningkatan volume sebesar 35,2% mencapai
1.256.137 ton. Sementara batubara kalori lain dengan kandungan kalori
lebih rendah (BA-59 dan BA-63), volume penjualannya rata-rata turun
dengan kisaran 11%.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
144
Operational Management Report
Di pasar dalam negeri, batubara kalori rendah dari jenis BA-59 semakin
diminati, sehingga volume penjualannya terus meningkat mencapai 8,15
juta ton, naik 12,2% dari volume penjualan sebesar 7,26 juta ton di tahun
2010. Dari total penjualan batubara jenis BA-59 tersebut, PLTU Suralaya
mendominasi dengan jumlah sebesar 4,8 juta ton, diikuti oleh konsumen
industri domestik lainnya yang melonjak mencapai 2,8 juta ton, diikuti
oleh PLTU Percepatan 10.000 MW, PLTU Bukit Asam dan PLTU Tarahan,
masing-masing sebesar 1,6 juta ton, 0,7 juta ton dan 0,5 juta ton.
Peningkatan penggunaan batubara kalori peringkat rendah di Indonesia
memberi konsekuensi yang kurang bagus bagi Perseroan, mengingat harga
batubara jenis ini yang lebih rendah, sehingga tingkat profitabilitas relatif
lebih kecil dibandingkan batubara kalori lebih tinggi.
Perubahan komposisi penjualan batubara tersebut membuat profitabilitas
penjualan batubara berubah.
Profitabilitas
Perseroan mencatatkan profitabilitas batubara sebesar 34,8% naik dari
nilai profitabilitas tahun sebelumnya yang sebesar 29,3%. Hasil ini
menggambarkan dampak positif naiknya rata-rata harga jual batubara
Perseroan dipasar domestik maupun di pasar ekspor, masing-masing
sebesar 23,1% dan 50,1%.
Sekalipun harga jual meningkat, Perseroan secara konsekuen tetap
melakukan berbagai langkah penghematan melalui program efisiensi
produksi. Program efisiensi biaya produksi dilaksanakan mengingat
Perseroan hanya dapat mengendalikan pengeluaran pada komponen biaya
produksi. Harga jual, tercipta melalui mekanisme pasar.
Program efisiensi produksi tersebut memberikan hasil nyata, berupa
penurunan biaya pemindahan material per bcm dalam rangka produksi
batubara swakelola di tahun 2011 yang 9,2% lebih rendah dari biaya per
bcm tahun 2010. Pengendalian biaya produksi ini membuat laba bersih
Perseroan meningkat lebih tinggi dari pada peningkatan beban produksi
dan beban usaha. (Pembahasan lihat lebih jelas ada pada sub-bab “Kinerja
Keuangan”).
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Profitability
The Company recorded a profitability of 34.8%
compared to 29.3% the year before. This reflected
the positive effect of a surge in the Company’s
average coal selling prices in both domestic and
export markets, i.e. 23.5% and 39.0% respectively.
Although selling prices increased, the Company
remained consequent in adopting several efficiency
measures to cut production costs. Efficiency
program is undertaken because reduction in
expenditures is only possible on production side
as selling price is fixed by market mechanism.
The production efficiency program went well and
reduced material removal cost per bcm in relation
to in-house coal production by 9.2% compared
to 2010. Production cost efficiency resulted in
a higher increase in net income compared to
increase in production cost and operating cost
(See “Financial Review”).
Watching the world and domestic economic condition
in 2011, the Company believes that the year 2012
will witness declining or slow-moving coal prices in
the market. As coal supply from Australia is back to
its normal level, global economic uncertainty may
affect cross continental trade as well as Chinese
and Indian industrial activities. A slump in both
countries’ economy, which is the driving force of
Asia Pacific economic growth, will affect demand
for energy sources, as discussed in “Coal Prospects”
section.
However, the completion of several big-scale
electric power plants in the country will also have
an effect on the demand and price of coal in the
domestic market.
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
145
Management Discussion & Analysis
Memperhatikan kondisi perekonomian global maupun nasional sepanjang
tahun 2011, Perseroan meyakini bahwa harga batubara akan cenderung
turun atau mendatar di tahun 2012. Selain karena mulai pulihnya pasokan
dari Australia, ketidak pastian perekonomian global dapat mempengaruhi
kegiatan perdagangan lintas benua dan mempengaruhi kegiatan industri
di China dan India. Penurunan kegiatan ekonomi kedua negara yang
merupakan motor pertumbuhan perekonomian kawasan Asia Pasifik
tersebut akan berpengaruh pada permintaan sumber energi, seperti
disinggung pada bahasan “Prospek permintaan batubara”.
Namun demikian penyelesaian beberapa pembangkit listrik skala besar
di dalam negeri akan mempengaruhi permintaan dan harga batubara di
pasar domestik.
For that reason, the Company has taken several
steps in anticipation of the coming business
opportunities. Some of the anticipatory steps taken
were increasing in-house production capacity,
improving auxiliary facilities and amenities,
intensifying production efficiency and increasing
railway loading capacity (see also “Business
Strategy in 2012”)
BRIQUETTE SEGMENT
The Company’s briquette business started in 1993
after Coal Briquette Development Project was set
up. After investment was made, the Company
developed several production units in Tanjung
Enim, Gresik and Natar (Lampung). The briquette
is produced in two types, Carbonized Briquette and
Non-carbonized Briquette.
The Company is the only producer of carbonized
briquette in Indonesia. This type of briquette has
superior qualities like lower volatile matter, sulphur
and water content compared to non-carbonized
briquette, enabling faster and easier burning
process, generating stable and eco-friendly heat
(odorless and smoke free). Carbonized briquette
is produced in Tanjung Enim factory, while
non-carbonized briquette is produced in Natar
(Lampung) and Gresik.
Production and Sales
In 2011, the Company only produced 18,507 tons of
briquette, down 1% from 2010 production level of
18,690 tons. Production plunged mainly because of
lower production at Lampung factory. Sales volume
also dropped to 15,265 tons or declined 9.7% from
16,712 tons in 2010.
Oleh karena itu Perseroan telah menyiapkan beberapa langkah antisipasi
menyambut peluang yang terbuka. Beberapa langkah yang telah
dilakukan diantaranya adalah peningkatan kapasitas produksi swakelola,
memperbaiki sarana penunjang, meningkatkan intensitas pelaksanaan
efisiensi produksi dan berupaya mendukung upaya peningkatan kapasitas
angkut batubara melalui kereta (lihat juga bahasan “Strategi Bisnis
2012”).
SEGMEN BRIKET
Pada 1993 Perseroan memulai usaha briket dengan membentuk Proyek
Pengembangan Briket Batubara (P2B2), dilanjutkan dengan kegiatan
investasi dan mengembangkan beberapa unit produksi di Tanjung Enim,
Gresik dan Natar (Lampung). Jenis briket yang diproduksi oleh Perseroan
terdiri dari Briket Karbonisasi dan Briket Non-Karbonisasi.
Perseroan merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang mampu
memproduksi briket karbonisasi. Jenis briket ini memiliki kelebihan berupa
volatile matter, sulphur dan kadar air yang lebih rendah dibandingkan
briket non-karbonisasi sehingga proses pembakaran berlangsung lebih
cepat dan mudah, panas yang dihasilkan stabil serta ramah lingkungan
(tidak berbau dan tidak berasap). Produksi briket karbonisasi dilakukan
di Pabrik Tanjung Enim. Sedangkan briket non-karbonisasi diproduksi di
Pabrik Briket Natar (Lampung) dan Gresik.
Produksi dan Penjualan
Tahun 2011, Perseroan hanya berhasil memproduksi briket sebesar
18.507ton, turun 1% dari tingkat produksi tahun 2010 yang sebesar
18.690 ton. Penurunan volume produksi briket terutama disebabkan oleh
penurunan produksi briket unit pabrik Lampung. Volume penjualan briket
juga mengalami penurunan, menjadi 15.265 ton atau turun 8,7% dari
penjualan tahun 2010 sebesar 16.712 ton.
See table 6.11 & 6.12
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
146
Operational Management Report
TABEL TABLE 6.11
PRODUKSI BRIKET (DALAM TON)
BRIQUETTE PRODUCTION (IN TONS)
2011
2010
%
(A)
(B)
(A:B)
Pabrik Tanjung Enim
1.600
411
389
Tanjung Enim Plant
Pabrik Lampung
9.360
12.615
74,2
Lampung Plant
Pabrik Gresik
7.548
5.664
133,3
18.507
18.690
99,0
2011
2010
%
(A)
(B)
(A:B)
Pabrik Tanjung Enim
1.269
88
1.442,1
Pabrik Lampung
8.434
11.602
72,7
Pabrik Gresik
5.562
5.022
110,8
15.265
16.712
91,3
URAIAN
Jumlah Produksi
DESCRIPTION
Gresik Plant
Total Production
TABEL TABLE 6.12
PENJUALAN BRIKET (DALAM TON)
BRIQUETTE SALES (IN TONS)
URAIAN
Jumlah Penjualan
DESCRIPTION
Tanjung Enim Plant
Lampung Plant
Gresik Plant
Total Sales ction
Peningkatan penggunaan energi alternatif sebagai pengganti minyak
tanah pada sejumlah industri kecil dan menengah tampaknya masih belum
mendorong peningkatan penggunaan briket secara maksimal. Peningkatan
penggunaan energi gas, sebagai pengganti minyak tanah justru lebih
cepat berkembang, mengingat sebagian gas yang beredar di pasaran juga
mendapatkan subsidi.
Bigger use of alternative energy to replace kerosene
in small to medium-scale industry did not seem
to significantly push the use of briquette. The
use of gas in replacement of kerosene grew at a
faster pace because gas sold to the public was also
subsidized.
Namun demikian, seiring dengan peningkatan konsumsi ayam dalam negeri,
diharapkan konsumen tradisional briket Perseroan, yakni peternakan DOC
semakin berkembang dan meningkatkan permintaan briket. Selain itu
peningkatan kegiatan pengolahan tembakau di Jawa Timur dan Lombok
diharapkan membuka pasar baru bagi pemasaran produk briket Perseroan.
But still, as chicken consumption increased in
the domestic market, traditional consumers of the
Company’s briquette, i.e. DOC farms, continued to
grow and increase demand for briquette. A larger
scale of tobacco processing in East Java and
Lombok is expected to open new markets for the
Company’s briquette product.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
147
Management Discussion & Analysis
FINANCIAL REVIEW
TINJAUAN KINERJA KEUANGAN
FINANCIAL POSITION
LAPORAN POSISI KEUANGAN
As presented in the financial highlight, total
assets of the Company as of 31 December 2011
totalled Rp11.51 trillion, or grew by 31.9% from
the previous year position of Rp8.72 trillion. Total
liabilities increased by 46.5% to Rp3.34 trillion
from Rp 2.28 trillion in 2011. With higher profit,
shareholders’ equity rose 26.8% to become Rp8.17
trillion from Rp6.44 trillion the preceding year.
Description of major balance sheet accounts that
caused the changes is presented below:
Seperti tampak pada laporan posisi keuangan, total aset Perseroan per 31
Desember 2011 mencapai Rp11,51 triliun, naik 31,9% dari posisi Rp8,72
triliun di tahun sebelumnya. Total Liabilitas Perseroan naik 46,5% menjadi
Rp3,34 triliun dari nilai sebesar Rp2,28 triliun di tahun 2010. Sebagai
akibat kenaikan laba, ekuitas Perseroan naik 26,8% menjadi Rp8,17 triliun
dari posisi Rp6,44 triliun di tahun sebelumnya. Penjelasan atas pos-pos
laporan posisi keuangan yang menyebabkan perubahan tersebut adalah:
Assets
Aset
Aset Lancar
Current Assets
Total current assets was recorded at Rp8.86 trillion
or 77% of total assets. This condition reflected that
the Company’s liquidity was still on the safe level
considering that previous year position was Rp6.65
trillion or 76.2% of total assets. The largest portions
of current assets were cash and cash equivalents
Pada tahun 2011, jumlah aset lancar Perseroan mencapai Rp8,86 triliun
atau 77,0% dari jumlah keseluruhan aset. Kondisi ini menggambarkan
likuiditas Perseroan yang tetap terpelihara, mengingat nilai aset lancar
tahun sebelumnya adalah sebesar Rp6,65 triliun atau 76,2 % dari total
nilai aset. Komposisi terbesar aset lancar adalah kas dan setara kas
sebesar 76,6%, diikuti piutang usaha 13,4%,persediaan sebesar 7,3% dan
aset lancar 2,7% dari jumlah keseluruhan aset lancar.
TABEL TABLE 6.13
ASET LANCAR (DALAM RP JUTA)
CURRENT ASSETS (IN MILLION RP)
2011
2010
%
Kas dan setara kas
URAIAN
6.791.291
5.054.075
34,4
Piutang usaha (bersih)
DESCRIPTION
Cash and cash equivalents
1.180.195
997.178
18,4
Trade receivables
Persediaan (bersih)
644.833
423.678
52,2
Inventories
Aset lancar lainnya (bersih)
242.941
171.022
42,1
Other current assets
8.859.260
6.645.953
33,3
Total current assets
Aset lancar
76.6%, trade payables 13.4%, inventories 7.3% and
current assets 2.7% of total current assets.
See table 6.13
Cah and cash equivalents
Cash and cash equivalents in 2011 rose Rp1.74
trillion to Rp6.79 trillion or posting an increase
of 34.4% from the previous year position that was
recorded at Rp5.05 trillion. This increase came
mainly from 2011 operating results.
Net cash generated from operating activities in
2011 totalled Rp3.6 trillion, up 35.0% from the year
before. Cash used for investing activities amounted
to Rp505.0 billion, down 36.8% from the preceding
year and for financing activities totalled Rp1,357.2
billion, up 0.9% from previous year position.
Kas dan Setara Kas
Posisi kas dan setara kas pada tahun 2011 naik sebesar Rp1,74 triliun
menjadi Rp6,79 triliun atau meningkat sebesar 34,4% dari posisi tahun
sebelumnya sebesar Rp5,05 triliun. Kenaikan kas dan setara kas tersebut
terutama berasal dari hasil operasional tahun 2011.
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi selama tahun 2011
mencapai Rp3,6 triliun, naik 35,0% dari posisi tahun sebelumnya.
Sedangkan kas yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar Rp505,0
miliar, turun 36,8% dari tahun sebelumnya, sedangkan jumlah kas yang
digunakan untuk aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp1.357,2 miliar,
naik 0,9% tahun sebelumnya.
Peningkatan kas dari aktivitas operasi terutama disebabkan naiknya
penerimaan dari pelanggan, sedangkan penurunan penggunaan dana
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
148
Operational Management Report
untuk investasi disebabkan oleh turunnya kebutuhan dana untuk realisasi
beberapa kegiatan pengembangan yang telah direncanakan (lihat
“Pengembangan Usaha”). Peningkatan penggunaan kas untuk aktivitas
pendanaan disebabkan kenaikan persentase pembagian laba atau dividend
pay out ratio atas laba tahun buku 2010. (Lihat juga penjelasan/Tabel
Perubahan Arus Kas)
Posisi kas pada tahun 2011 terdiri dari kas di tangan sebesar Rp217 juta,
ditempatkan di rekening giro sebesar Rp181,8 miliar atau 2,7% dari jumlah
keseluruhan kas dan setara kas, serta deposito berjangka sebesar Rp6,61
triliun atau sebesar 97,3% dari jumlah keseluruhan kas dan setara kas. Kas
dan setara kas Perseroan dalam bentuk deposito, ditempatkan di PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,
Bank Sumsel Babel serta Bank Kaltim.
Jumlah deposito dalam Dolar AS sebesar ekivalen Rp136,02 miliar atau
sekitar 2,1% dari jumlah keseluruhan deposito, dengan tingkat bunga
antara 0,50%-2,75%. Sedangkan jumlah deposito dalam Rupiah adalah
sebesar Rp6,47 triliun atau sekitar 97,9 % dari jumlah keseluruhan deposito
dengan tingkat bunga antara 6,50%-8,25%. Dengan pola penempatan
tersebut, pendapatan bunga dari penempatan dana di deposito adalah
sebesar Rp303,63 miliar.
Selain itu Perseroan memperoleh pendapatan bunga yang berasal dari
penempatan dana di giro dan surat berharga (aset keuangan yang tersedia
untuk dijual) sebesar Rp21,26 miliar. Sehingga secara keseluruhan, total
pendapatan bunga adalah sebesar Rp324,89 miliar.
Piutang Usaha
Piutang usaha Perseroan pada tahun 2011 tercatat sebesar Rp1,18 triliun,
naik 18,4% dari posisi di tahun 2010 sebesar Rp0,99 triliun, yang terdiri
dari piutang ke pihak ketiga sebesar Rp335,85 miliar turun 12,3% dari
Rp382,9 miliar pada tahun 2010 dan piutang usaha ke pihak-pihak
yang berelasi sebesar Rp844,35 miliar, naik 37,5% dari Rp614,26 miliar
pada 2010. (Lihat juga Tabel Tingkat Kolektibilitas Piutang dan bahasan
Perubahan Arus Kas).
Persediaan
Posisi nilai persediaan bersih pada akhir tahun 2011 adalah Rp644,83
miliar atau naik 52,2% dibandingkan posisi tahun sebelumnya sebesar
Rp423,68 miliar, terdiri dari persediaan batubara sebesar Rp578,20 miliar
sedangkan sisanya sebesar Rp108,28 miliar berupa perlengkapan dan
suku cadang. Persediaan tersebut telah dikurangkan dengan penyisihan
persediaan usang sebesar Rp41,64 miliar.
Kenaikan posisi persediaan batubara, perlengkapan dan suku cadang
adalah akibat dari meningkatnya kegiatan penambangan swakelola dan
meningkatnya biaya produksi batubara Perseroan dan volume produksi.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Cash increase from operating activities was mainly
due to bigger cash receipts from customers, while
declining amount of cash for investing activities
was caused by less fund required for realizing
several business development projects (see
Business Development). Cash used for financing
activities increased due to bigger dividend payout
for 2011 financial year. (See also Changes in Cash
Flow elaboration/table)
Cash position in 2011 consisted of cash on hand
Rp217 million, current accounts Rp181.8 billion
or 2.7% of total cash and cash equivalents, and
time deposits Rp6.61 trillion or 97.3% of total
cash and cash equivalents. The Company’s cash and
cash equivalents were placed in PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT BPD
Sumatera Selatan & Bangka Belitung and PT BPD
Kalimantan Timur.
Total US Dollar deposits amounted to Rp136.02
billion equivalent or approximately 2.1% of total
deposits, bearing interest rates of 0.50% – 2.75%.
Rupiah denominated deposits were in the amount
of Rp6.47 trillion or approximately 97.9% of total
deposits bearing interest rates between 6.50%
and 8.25%. With this composition of placement,
interest receipts from deposited funds totalled
Rp303.63 billion.
Additionally, interest receipts from cash in current
accounts and commercial papers (financial assets
for sale) amounted to Rp21.26 billion. Overall
interest receipts totalled Rp324.89 billion.
Trade Receivables
In 2011 the Company had trade receivables of Rp1.18
trillion, went up 18.4% from 2010 figure of Rp0.99
trillion, consisting of third party receivables Rp335.85
billion which dropped by 12.3% from Rp382.9 billion
in 2010 and trade receivables from related parties
Rp844.35 billion, up 37.5% from Rp614.26 billion in
2010. (See also Table of Receivables Turnover and
discussion on Changes in Cash Flows).
Inventories
Net inventories at year-end of 2011 were Rp644.83
billion or rose 52.2% compared to the previous
year position of Rp423.68 billion, comprising coal
inventories Rp578.20 billion, sparepart and other
material inventories Rp108.28 billion. Sparepart
inventories were offset by provision for obsolete
inventories amounting to Rp41.64 billion.
The increase in coal and material inventories was
attributable to higher in house mining activity, and
production volume and costs.
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
149
Management Discussion & Analysis
To minimize loss, the Company insured coal
inventories in transit and spareparts and materials
stored in the warehouses.
Non-current Assets
At yearend 2011 non-current assets of the Company
totalled Rp2.65 trillion or increased 27.5% compared
to the previous year amount of Rp2.08 trillion.
Major non-current assets are net fixed assets 43.1%,
deferred exploration and development expenditure
18.6%, deferred tax assets 14.6%, investment in
associates 15.2%, and mining properties 6.6%.
Composition of non-current assets is shown in the
following table.
See table 6.14
Untuk meminimalkan terjadinya risiko kerugian, Perseroan mengasuransikan
persediaan batubara dalam perjalanan serta persediaan perlengkapan dan
suku cadang yang ditempatkan di gudang.
Aset Tidak Lancar
Jumlah aset tidak lancar Perseroan pada akhir tahun 2011 mencapai
Rp2,65 triliun atau naik 27,5% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar
Rp2,08 triliun. Komposisi terbesar aset tidak lancar pada tahun 2011
terdiri atas aset tetap bersih sebesar 43,1%, diikuti beban eksplorasi dan
pengembangan tangguhan sebesar 18,6%, aset pajak tangguhan sebesar
14,6%, investasi pada perusahaan asosiasi sebesar 15,2% dan properti
pertambangan 6,6%. Komposisi aset tidak lancar seperti tercantum pada
tabel berikut.
TABEL TABLE 6.14
ASET TIDAK LANCAR (DALAM RP JUTA)
CURRENT ASSETS (IN MILLION RP)
URAIAN
2011
2010
%
DESCRIPTION
Investasi pada perusahaan asosiasi
403.083
266.979
51,0
Investment in associates
Properti pertambangan (bersih)
174.824
187.542
-6,8
Mining properties (net)
Aset tetap (bersih)
1.140.466
921.005
23,8
Fixed assets (net)
Beban eksplorasi dan pengembangan
tangguhan (bersih)
491.820
327.560
50,1
Deferred exploration and development
expenditures (net)
Aset pajak tangguhan (bersih)
386.702
316.072
22,3
Deferred tax assets (net)
50.949
57.588
-11,5
Other non-current assets
2.647.844
2.076.746
27,5
Non-current assets
Aset tidak lancar lainnya
Aset Tidak Lancar
Fixed Assets
Aset Tetap
Net fixed assets of the Company at end of 2011
stood at Rp1,140.50 billion or grew by 23.8% from
the previous year position of Rp921.00 billion.
The increase was caused by fixed assets increase
in 2011 of Rp268.03 billion, while accumulated
depreciation increased only by Rp47.9 billion.
The growth of fixed assets was made possible by
the realization of several business development
projects including:
Construction of 2x110 MW TPP in Banjarsari
Construction of 3x10 MW TPP in Tanjung Enim.
Overhaul and relocation of BWE system to
MTBU area.
Construction of MTBU production facilities.
Construction of Peranap production facilities.
Renovation of production infrastructure and port.
Aset tetap bersih yang dimiliki Perseroan pada akhir tahun 2011 tercatat
sebesar Rp1.140,5 miliar atau naik 23,8% dari tahun sebelumnya yang
mencapai Rp921,00 miliar. Kenaikan terjadi karena adanya penambahan
aset tetap tahun 2011 sebesar Rp268,03 miliar, sedangkan akumulasi
penyusutan bertambah hanya sejumlah Rp47,9 miliar. Kenaikan terutama
disebabkan penambahan dari realisasi proyek pengembangan Perseroan
yang meliputi:
• Pembangunan PLTU 2x110 di Banjarsari.
• Pembangunan PLTU 3X10 MW di Tanjung Enim.
• Overhaul dan pemindahan BWE system ke areal MTBU.
• Pembangunan sarana produksi di MTBU.
• Pembangunan sarana produksi di Peranap.
• Perbaikan prasarana produksi dan pelabuhan.
The Company insured certain fixed assets in various
locations.
Perseroan telah mengasuransikan aset tetap tertentu di berbagai lokasi
perusahaan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
150
Operational Management Report
Beban Eksplorasi dan Pengembangan Tangguhan
Deferred Exploration and Development Expenditure
Jumlah beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan setelah dikurangi
amortisasi pada akhir tahun 2011 tercatat sebesar Rp491,82 miliar atau
naik sebesar 50,1% dari jumlah tahun sebelumnya yang sebesar Rp327,56
miliar. Beban tersebut merupakan biaya eksplorasi dan pengembangan
tambang, baik yang masih dalam tahap eksplorasi dan pengembangan
maupun yang telah memasuki masa produksi, seperti persiapan produksi
di MTBU untuk operasional tambang swakelola menggunakan BWE system
dengan nilai investasi sebesar Rp24,9 miliar, persiapan produksi di Banko
Tengah Rp118,0 miliar, pembangunan sarana produksi di Peranap Rp16,9
miliar dan pengembangan tambang Palaran (IPC) di Kalimantan sebesar
Rp16,2 miliar.
Total deferred exploration and development
expenditure less amortisation at end of 2011 was
recorded at Rp491.82 billion or rose 50.1% from
the previous year amount of Rp327.56 billion.
This expenditure was the cost of exploration and
development of new mines, either in exploration
and development stage or in operating stage, such
as preparation of MTBU in house operation with
BWE system at costing Rp24.9 billion, preparation
of Banko Tengah production Rp118.00 billion,
construction of Peranap production facilities Rp16.9
billion and development of Palaran (IPC) mine in
Kalimantan of Rp16.2 billion.
Properti Pertambangan
Properti pertambangan pada tahun 2011 tercatat sebesar Rp174,82 miliar,
turun dari posisi sebesar Rp187,54 miliar di tahun sebelumnya, karena
Perseroan telah membebankan biaya amortisasi berdasarkan nilai produksi
batubara dari IPC yang diakuisisi sejak September tahun 2008.
Liabilitas
Jumlah total liabilitas Perseroan pada tahun 2011 menjadi Rp3,34 triliun
atau naik 46,5% dari Rp2,28 triliun pada tahun sebelumnya. Jumlah
liabilitas jangka pendek adalah sebesar Rp1,91 triliun atau 57,2% dari
jumlah keseluruhan liabilitas. Sedangkan jumlah liabilitas jangka panjang
sebesar Rp1,43 triliun atau 42,8% dari jumlah keseluruhan liabilitas. Rincian
posisi liabilitas Perseroan per 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut.
Liabilitas jangka pendek
Liabilitas jangka pendek Perseroan pada tahun 2011 naik 66,6% menjadi
sebesar Rp1,91 triliun dari posisi Rp1,15 triliun di tahun 2010. Komposisi
terbesar liabilitas jangka pendek adalah biaya yang masih harus dibayar
sebesar 65,3%, diikuti utang pajak sebesar 21,6%, utang usaha sebesar
6,4%, penyisihan imbalan kerja 3,6% dan penyisihan untuk pengelolaan
lingkungan hidup sebesar 1,9%.
Mining Property
Mining property in 2011 recorded an amount of
Rp174.82 billion, declined from Rp187.54 billion in
the preceding year, because the Company booked
amortization expense based on coal production
value of IPC which was acquired in September
2008.
Liabilities
Total liabilities of the Company in 2011 rose 46.5%
to Rp3.34 trillion from Rp 2.28 trillion the year
before. Total current liabilities stood at Rp1.91
trillion or 57.2% of total liabilities. Total noncurrent liabilities amounted to Rp1.43 trillion,
accounting for 42.8% of total liabilities. Breakdown
of liabilities as at 31 December 2011 is as follows:
Current Liabilities
In 2011 current liabilities increased 66.6% standing
at Rp1.91 trillion from Rp1.15 trillion in 2010. The
major part of this account consisted of accrued
expenses 65.3%, taxes payable 21.6%, trade
payables 6.4%, provision for employee benefits 3.6%
and provision for environmental management 1.9%.
See table 6.15
Nilai persediaan bersih pada
akhir tahun 2011 adalah
Rp644,83 miliar atau naik
52,2%.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Net inventories at year-end
of 2011 were Rp644.83
billion or rose 52.2%.
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
151
Management Discussion & Analysis
TABEL TABLE 6.15
KEWAJIBAN DAN EKUITAS (DALAM RP JUTA)
LIABILITIES AND EQUITY (IN MILLION RP)
URAIAN
2011
Utang usaha
Biaya yang masih harus dibayar
Utang pajak
Pinjaman bank jangka pendek
Bagian kewajiban jangka panjang yang akan
jatuh tempo dalam waktu satu tahun
- Penyisihan reklamasi lingkungan dan
penutupan tambang
- Penyisihan imbalan kerja
Utang jangka pendek Lainnya
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi
bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu
satu tahun
- Penyisihan manfaat pensiun dan
kesejahteraan karyawan
- Penyisihan beban pengelolaan
lingkungan hidup
-
%
DESCRIPTION
122.282
73.156
67,2
Trade payable
1.249.680
748.235
67,0
Accrued expenses
413.217
197.836
108,9
18.155
13.294
36,6
36.319
37.521
-3,2
68.575
69.858
-1,8
4.195
8.136
-48,4
1.912.423
1.148.036
66,6
Taxes payable
Short-term bank loan
Current maturities of longterm
liabilities
- Provision for environmental
reclamation and mine closure
- Provision for employee benefits
Other current liabilities
Current Liabilities
Longterm liabilities net of current
portion
Lainnya
1.224.815
959.072
27,7
- Provision for employee benefits
204.864
174.343
17,5
- Provision for environmental
reclamation and mine closure
-
-
1.429.679
1.133.415
26,1
Long-term liabilities
3.342.102
2.281.451
46,5
Total Liabilities
8.088.259
6.366.736
27,0
76.743
74.512
3,0
Equity attributable to owners of the
parent
Non controling interest
8.165.002
6.441.248
26,8
Equity
11.507.104
8.722.699
31,9
Total Liabilities and Equity
Liabilitas jangka panjang
Jumlah Liabilitas
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Kepentingan non pengendali
Jumlah Ekuitas
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
2010
- Others
Accrued Expenses
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
In 2011 accrued expenses were recorded at
Rp1,249.68 billion, or increased 67.0% from
Rp748.24 billion the previous year. This account
comprised production fee, third party services,
railway services, shipping and freight, heavy
equipment rent, coal handling at port, and employee
expenses and tantiem for 2011 financial year.
Biaya masih harus dibayar pada tahun 2011 tercatat sebesar Rp1.249,68
miliar, naik 67,0% dari Rp748,24 miliar pada tahun sebelumnya. Kewajiban
tersebut terdiri dari kewajiban yang timbul atas iuran produksi, jasa pihak
ketiga, jasa angkutan kereta api, jasa angkutan kapal laut, sewa alat
berat, jasa dermaga, serta bonus pegawai dan tantiem tahun buku 2011.
The increase was attributable to higher third
party services, railway services, employee benefits
(bonus and tantiem), and heavy equipment rent,
while decrease was due to lower production fee and
shipping and freight.
Taxes Payable
Taxes payable (PPh 29) in 2011 rose 108.9%
amounting to Rp413.2 billion from Rp197.84
billion in 2010 as actual profit was higher than tax
assessment for the year.
Kenaikan disebabkan peningkatan biaya jasa pihak ketiga, biaya angkut
kereta api dan bonus dan tantiem pegawai, sewa alat berat dan jasa
angkutan laut, sedang yang mengalami penurunan adalah iuran produksi
dan jasa angkutan kapal.
Utang Pajak
Jumlah utang pajak 2011 naik 108,9%% menjadi sebesar Rp413,2 miliar
dibandingkan tahun 2010 yang sebesar sebesar Rp197,84 miliar. Kenaikan
utang pajak (PPh-29) karena realisasi laba tahun 2011 yang lebih besar
dari proyeksi perhitungan penetapan angsuran pajak tahun 2011.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
152
Operational Management Report
Utang Usaha
Trade Payables
Utang Usaha merupakan kewajiban yang timbul karena adanya pembelian
barang dan jasa kepada pihak ketiga dalam rangka menjalankan operasional
perusahaan. Jumlah utang usaha pada tahun 2011 naik 67,2% menjadi
Rp122,3 miliar dibandingkan Rp73,16 miliar di tahun sebelumnya.
Kenaikan terjadi karena adanya peningkatan aktifitas produksi.
Trade payables are payables incurred due to
purchase of third party goods and services in the
normal course of business operations. Total trade
payables in 2011 rose 67.2% to Rp122.30 billion
from Rp73.160 billion in the previous year due to
higher production activity.
Liabilitas Jangka Panjang
Pada tahun 2011 liabilitas jangka panjang meningkat 26,1% dibandingkan
tahun sebelumnya, menjadi Rp1,43 triliun dengan komposisi Penyisihan
untuk Imbalan Kerja sebesar 85,7% dan Penyisihan Reklamasi Lingkungan
dan Penutupan Tambang sebesar 14,3% dari total liabilitas jangka panjang.
Penyisihan Imbalan Kerja
Perseroan menerapkan PSAK Nomor 24 (revisi 2010) tentang Imbalan Kerja
dalam memperhitungkan manfaat karyawan. Jumlah penyisihan untuk
manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan pada tahun ini naik 27,7%
menjadi Rp1.224,82 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang
sebesar Rp959,07 miliar.
Penyisihan Reklamasi Lingkungan dan Penutupan Tambang
Jumlah penyisihan untuk reklamasi lingkungan dan penutupan tambang
pada tahun ini naik menjadi Rp204,86 miliar atau naik 17,5% dari Rp174,34
miliar pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh
kenaikan produksi sebesar 3,9% dari tahun sebelumnya, kenaikan tarif
biaya restorasi, rehabilitasi dan penutupan tambang lainnya yang semula
Rp4.100 menjadi Rp4.150 per ton batubara.
Ekuitas
Pada tahun 2011 terjadi peningkatan total ekuitas sebesar 31,9%
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp6,37 triliun menjadi sebesar
Rp8,09 triliun. Kenaikan ini disebabkan penambahan cadangan umum dan
realisasi laba bersih tahun berjalan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Non-current Liabilities
This year non-current liabilities increased 26.1%
from 2010 to reach Rp1.43 trillion, with provision
for employee benefits accounting for 85.7% and
provision for environmental reclamation and mine
closure 14.3% of total non-current liabilities.
Provision for Employee Benefits
The Company calculates employee benefits according
to accounting standard SFAS No. 24 (revised 2004)
on Employee Benefits. Total provision for retirement
benefits and employee benefits this year increased
27.7% to Rp1,224.82 billion compared to the
preceding year amount of Rp959.07 billion.
Provision for Environmental Reclamation and Mine
Closure
Total provision for environmental reclamation and
mine closure in 2011 rose to Rp204.86 billion or
up 17.5% from Rp174.34 billion in 2010. This
increase was mainly due to production increase of
3.9% from the previous year, higher other costs of
restoration, rehabilitation and mine closure from
Rp4,100 to Rp4,150 per ton of coal.
Equity
In 2011 total equity increased 31.9% to Rp8.09
trillion from Rp6.37 trillion the previous year.
This growth was contributed by additional general
reserves and actual net income of the year.
120
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
153
Management Discussion & Analysis
comprehensive INCOME
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
TABEL TABLE 6.16
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
(DLM RP JUTA KECUALI LABA BERSIH PER SAHAM)
COMPREHENSIVE INCOME
Penjualan
10.581.570
7.909.154
33,8
Sales
Harga Pokok Penjualan
(5.302.592)
(4.258.988)
24,5
Cost of goods sold
Laba Kotor
2011
2010
%
(IN RP MIO, EXCEPT EARNINGS PER SHARE)
5.278.978
3.650.166
44,6
Gross profit
Beban Umum dan administrasi
(908.563)
(663.529)
36,9
General & Administrative expenses
Beban penjualan dan pemasaran
(675.962)
(659.526)
2,5
(29.424)
(22.953)
28,2
Exploration expenses
394.075
295.492
33,4
Other income (expenses)
Beban eksplorasi
Pendapatan (Beban lain-lain)
Selling and marketing expenses
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
4.059.104
2.599.650
56,1
Income before income tax
Beban Pajak Penghasilan (bersih)
(971.037)
(600.713)
61,6
Income tax expense (net)
3.088.067
1.998.937
54,5
Net income for the year
Laba bersih untuk tahun berjalan
Pendapatan komprehensif lainnya
(2.005)
1.422
-241,0
Jumlah pendapatan komprehensif
3.086.062
2.000.359
54,3
3.085.836
2.008.891
53,6
2.231
(9.954)
-122,4
Laba/(rugi) bersih yang dapat diatribusikan
kepada:
Other Comprehensif income
Total Comprehensif Income
Net Income / (Loss) attributable to:
Pemilik etintas induk
Kepentingan non-pengendali
3.088.067
1.998.937
54,5
Jumlah saham beredar (juta lembar)
Laba bersih
2.304
2.304
0,0
Laba bersih per saham yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk
1.339
872
53,6
Owners of the parent
Non - controlling interests
Net income
number of share (in million share)
Basic earning per share for net income
attributable to owners of the parent
Operating Income
Penjualan
The Company’s operating income in 2011 was
earned from sales of coal and briquette totalling
Rp10.58 trillion or rose 33.8% from Rp7.91 trillion
in 2010. Higher income was due to sales volume
increase of 4.0% from 12.95 million tons to 13.45
million tons and average selling price hike. During
the period, average price of coal increased 28.8%
from average Rp609.1 thousand per ton in 2010 to
Rp784.3 thousand per ton in the current year, as
shown in the following table.
Pendapatan usaha Perseroan yang terdiri dari penjualan batubara dan
briket batubara pada tahun 2011 mencapai Rp10,58 triliun, naik 33,8%
dari Rp7,91 triliun pada tahun sebelumnya. Meningkatnya pendapatan
adalah hasil dari kenaikan volume penjualan sebesar 4,0% dari 12,95 juta
ton menjadi 13,45 juta ton di tahun 2011 dan kenaikan rata-rata harga
jual. Pada periode tersebut, harga jual rata-rata batubara Perseroan naik
sebesar 28,8% dari rata-rata Rp609,1 ribu per ton pada 2010, menjadi
sebesar Rp784,3 ribu per ton, seperti terlihat pada tabel berikut.
See table 6.17
TABEL TABLE 6.17
Pendapatan DAN Harga Jual Rata-rata Batubara
INCOME AND AVERAGE SELLING PRICE OF COAL
2011
URAIAN
Domestik
Ekspor
Jumlah/Rata-rata
2010
PENDAPATAN
(JUTA RP)
HARGA JUAL RATA-RATA
(RIBU RP/TON)
PENDAPATAN
(JUTA RP)
HARGA JUAL RATA-RATA
(RIBU RP/TON)
INCOME (Rp million)
Average Selling Price
(Rp thousand ton)
INCOME (Rp million)
Average Selling Price
(Rp thousand ton)
%
A
B
C
D
A/C
6.606.795
3.954.831
10.561.627
755,2
838,2
784,3
5.046.585
2.841.475
7.888.060
613,3
601,7
609,1
30,9
39,2
33,9
DESCRIPTION
B/D
23,1 Domestic
39,3 Export
28,8 Total/Average
Cost of Sales
Beban Pokok Penjualan
During the period cost of sales was recorded at
Rp5.30 trillion, posting a growth of 24.5% from
Rp4.26 trillion in 2010. The largest portions of
Beban pokok penjualan pada periode 2011 mencapai nilai Rp5,30
triliun naik sebesar 24,5% dari Rp4,26 triliun pada tahun sebelumnya.
Komposisi terbesar beban pokok penjualan adalah jasa angkutan kereta
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
154
Operational Management Report
api sebesar 32,3%, jasa penambangan sebesar 19,1%, diikuti gaji, upah
dan kesejahteraan karyawan sebesar 12,9%, royalti 12,3%, sewa alat
berat 10,9% dan pembelian batubara 7,8% dari total keseluruhan beban
pokok penjualan.
GRAFIK CHART 6.9
KOMPOSISI BEBAN POKOK PENJUALAN
COST OF SALES COMPOSITION
7.4
7.8
3.7
3.2 1.4
6.0
33.4
7.6
32.3
10.9
(%)
(%)
2010
2011
12.3
11.0
18.3
12.5
12.9
Angkutan KA
Jasa tambang
Railway services
Gaji dan upah lainnya
Mining fee
Salary and wages
Sewa alat
Pembelian batu bara
BBM dan pelumas
Equipment rent
Coal purchase
Fuel and lubricants
19.1
Royalti
Lainnya
Others
Tarif angkutan kereta api dari Tanjung Enim ke Tarahan pada tahun
2010 adalah Rp305 per ton km tidak termasuk PPN. Untuk tahun 2011
naik 12,7% menjadi Rp344 per ton km tidak termasuk PPN.
Sedangkan dari Tanjung Enim ke Kertapati pada tahun 2010 adalah
Rp420 per ton km tidak termasuk PPN. Sedangkan pada tahun 2011,
naik 12,4% menjadi Rp472 per ton km tidak termasuk PPN.
Perseroan tidak bisa melakukan kontrol penuh atas biaya ini, kecuali
melalui proses negosiasi yang cukup ketat dengan pihak PT KAI.
••Jasa penambangan naik 30,0% menjadi sebesar Rp1,02 triliun terutama
karena adanya peningkatan total material galian yang dipindahkan
oleh kontraktor penambangan. Selain itu ada pengaruh penguatan
nilai tukar rupiah terhadap US dollar. Sebagian tarif jasa penambangan
ditetapkan dalam mata uang US dollar.
••Beban royalti dan retribusi naik menjadi Rp654,25 miliar, meningkat
39,1% dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp470,47 miliar. Hal ini
diakibatkan oleh adanya kenaikan volume penjualan 4,0% dan
.
Laporan Tahunan 2011
Increase of cost of sales mainly occured in the
following:
• Cost of railway services rose to Rp1,715.36
billion, representing an increase of 20.6%
compared to 2010 figure of Rp1,422.85 billion,
contributed by two increases, i.e. increase
in transport volume of 6.6% and increase in
transport tariff.
While from Tanjung Enim to Kertapati increased
12.4% from Rp420 per ton km in 2010 to Rp472
per ton km excluding VAT.
Royalty
• Beban angkutan kereta api menjadi Rp1.715,36 miliar, naik 20,6% dari
biaya tahun 2010 yang sebesar Rp1.422,85 miliar, karena peningkatan
volume angkutan sebesar 6,6% dan kenaikan tarif angkutan.
PT Bukit Asam Tbk
See chart 6.9
Tariff of railway transport from Tanjung Enim to
Tarahan increased 12.7% from Rp305 to Rp344
per ton km excluding VAT.
Kenaikan beban pokok penjualan terutama terjadi pada:
this account are railway services 32.3%, mining
fee 19.1%, employee salaries, wages and welfare
12,.9%, royalty 12.3%, heavy equipment rent 10.9%
and coal purchase 7.8% of total cost of sales.
The Company was not in a position to exercise
full control over these tariffs except by holding
intensive negotiations with PTKAI.
• Mining fee increased 30.0% to Rp1.02 trillion
due to bigger volume of overburden removal
by mining contractor. Additionally, there was
some effect of strengthening rupiah exchange
rate against US dollar. Part of mining fee was
denominated in US dollar.
• Royalty and retribution rose to Rp654.25
billion, or a 39.1% increase from 2010 amount
of Rp470.47 billion. This was due to a 4.0%
increase in production and a change in royalty
calculation to observe EMR Ministry Circular
No. 32.E/35/DJB/2009.
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
155
Management Discussion & Analysis
• Rent of heavy machinery, vehicles and
equipment rose to Rp579.64 billion, posting
an increase of 79.8% from 2010 that stood
at Rp322.34 billion, because more equipment
were rented as a consequence of bigger volume
of overburden removal.
• Fuel and lubricant rose 6.3% from Rp157.1
billion to Rp167.1 billion. Increase of fuel cost
was small because the Company already used
BWE system at MTBU and installed new main
mining equipment with bigger capacity.
• Coal purchase went up 61.3% from Rp257.03
billion to Rp414.6 billion resulting from bigger
volume of coal purchased by BAP, Ombilin Mine
and PT IPC in addition to average coal price
increase.
Impact of Efficiency Program to Cost of Sales
The Company consistently conducts efficiency
program to address rising prices of auxiliary
components of its operating activities, such as fuel,
transportation, heavy equipment rent and electricity
expenses, which are all beyond its control.
To maintain profitability, the Company carries out
efficiency drive to cut operating expenses which are
within its control. The efficiency program includes
efforts to increase volume of in house mining to
balance it with third party mining operations (See
”Operating Efficiency Improvement”).
In 2011, total overburden removal from in house
production was 28,551,451 bcm, rising 33.9% from
21,319,869 tons in 2010. While cost of overburden
removal in 2011 amounted to Rp2.16 trillion or
grew 20.0% from Rp1.80 trillion in 2010.
perubahan perhitungan dasar pengenaan tarif royalti sesuai Surat
Edaran No 32.E/35/DJB/2009 dari ESDM.
••Beban sewa alat berat, kendaraan dan peralatan menjadi Rp579,64
miliar naik 79,8% dibandingkan dengan tahun 2010 yang tercatat
sebesar Rp322,34 miliar, akibat bertambahnya jumlah peralatan yang
disewa karena peningkatan total material yang dipindahkan.
••Beban bahan bakar dan pelumas meningkat 6,3% dari sebesar Rp157,1
miliar menjadi sebesar Rp167,1 miliar. Rendahnya tingkat kenaikan
biaya BBM ini adalah karena Perseroan mulai mengoperasikan BWE
System di MTBU dan penggantian ATU yang baru dan berkapasitas
lebih besar.
••Beban pembelian batubara meningkat 61,3% dari Rp257,03 miliar
menjadi sebesar Rp414,6 miliar akibat naiknya volume pembelian
batubara oleh PT BAP, UP Ombilin maupun PT IPC, selain karena adanya
kenaikan rata-rata harga batubara.
Pengaruh program efisiensi terhadap beban pokok penjualan
Perseroan secara konsisten melaksanakan program efisiensi untuk menekan
dampak peningkatan harga berbagai komponen penunjang kegiatan
operasional perusahaan, seperti harga BBM, biaya angkutan, biaya sewa
alat berat dan biaya listrik yang berada di luar kendali-nya.
Agar dapat menjaga tingkat profitabilitas operasional, Perseroan
melaksanakan program efisiensi yang secara umum ditujukan untuk
pengendalian biaya operasional yang berada dalam kendalinya.
Termasuk dalam program efisiensi tersebut, adalah upaya Perseroan
untuk meningkatkan porsi volume penambangan swakelola agar lebih
seimbang dengan volume penambangan pihak ke-3. (Lihat kembali bagian
”Peningkatan Efisiensi Operasional”).
Pada tahun 2011, total material yang dipindahkan dalam proses produksi
batubara swakelola Perseroan adalah sebesar 28.551.451 bcm, naik 33,9%
dari volume material tahun 2010 sebesar 21.319.869 bcm di tahun 2010.
Sedangkan biaya pemindahan material swakelola tahun 2011 adalah
sebesar Rp2,16 triliun, naik 20,0% dari biaya tahun 2010, sebesar Rp1,80
triliun.
Therefore, total cost of overburden removal per bcm
for in house production in 2011 was recorded at
Rp75,555/bcm, or 10.4% lower than Rp84,338/
bcm in 2010.
Dengan demikian biaya pemindahan material per bcm untuk produksi
batubara swakelola di tahun 2011 adalah sebesar Rp75.555/bcm, 10,4%
lebih rendah dari biaya per bcm tahun 2010, sebesar Rp84.338/bcm.
Several accounts in the Company’s books showed
the impact of efficiency program, including:
Beberapa akun dalam pembukuan Perseroan yang menunjukkan pengaruh
pelaksanaan program effisiensi yang dijalankan diantaranya mencakup:
• Sparepart and material cost increased 1.8% from
Rp114.4 billion to Rp116.39 billion as a result
of the implementation of integrated routine
maintenance system and the completion of
BWE system overhaul in the previous year.
••Peningkatan biaya suku cadang dan bahan turun berhasil ditekan pada
kisaran 1,8% dari Rp114,4 miliar menjadi sebesar Rp116,39 miliar,
sebagai hasil penerapan sistem perawatan rutin terintegrasi dan
selesainya pelaksanaan overhaul BWE System pada tahun sebelumnya.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
156
Operational Management Report
••Biaya pemakaian BBM berhasil ditekan, hanya mengalami kenaikan
sebesar 6,3%, sedangkan rata-rata harga BBM industri meningkat
44,02% dan volume pemindahan material swakelola naik 32,2%.
••Biaya lain-lain (penyusutan, listrik, lingkungan dan PBB) hanya
meningkat 5,4% menjadi sebesar Rp234,74 miliar.
Efisiensi operasional melalui perbaikan sistem kerja (diantaranya:
optimalisasi pelaksanaan back filling, pelaksanaan inside dump, perawatan
terencana peralatan produksi utama) turut mambantu menekan konsumsi
BBM. Kegiatan penambangan swakelola yang semakin efisien membuat
Perseroan berencana meningkatkan perannya dalam memenuhi permintaan
batubara dari para pelanggan.
Beban Usaha
Beban Usaha yang terdiri beban umum dan administrasi, beban penjualan dan
pemasaran dan beban eksplorasi pada tahun 2011 meningkat 19,9% menjadi
Rp1,61 triliun, dari Rp1,35 triliun pada tahun 2010.
Beban Umum dan Administrasi pada tahun 2011 naik 36,9% menjadi
Rp908,6 miliar dari sebesar Rp663,5 miliar di tahun 2010. Peningkatan
tersebut berasal dari kenaikan gaji dan upah pegawai, peningkatan
sumbangan dalam rangka pelaksanaan program PKBL, biaya surveyor dan
dermaga serta biaya jasa pihak ketiga.
GRAFIK CHART 6.10
KOMPOSISI BEBAN USAHA (DALAM RP MILIAR)
OPERATING EXPENSES COMPOSITION (IN BILLION RP)
1.346,0
Penjualan & Pemasaran
Sales & Marketing
Umum & Administrasi
General & Administrative
Eksplorasi
Exploration
Beban penjualan dan pemasaran meningkat sebesar 2,5% menjadi
Rp675,96 miliar dari nilai sebesar Rp659,53 miliar di tahun sebelumnya.
Penyebabnya adalah naiknya biaya jasa angkutan kapal, biaya gaji dan upah
karyawan serta kenaikan pada jasa pihak ketiga. Kenaikan jasa angkutan
selain disebabkan peningkatan volume penjualan juga disebabkan naiknya
tarif jasa sebagai dampak perubahan hraga BBM.
Pendapatan (Beban) Lain-lain
Pendapatan lain-lain (net) pada tahun 2011 naik 31,8% menjadi
Rp396,87 miliar dari Rp301,06 miliar pada tahun 2010. Peningkatan
tersebut disebabkan oleh: naiknya pendapatan bunga atas penempatan
dana hingga menjadi sebesar Rp324,89 miliar, pendapatan sewa fasilitas
dermaga Teluk Bayur sebesar Rp39,48 miliar dan keuntungan selisih kurs
sebesar Rp24,6 miliar.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Operating efficiency through improved work
system (among others optimizing back filling,
operating inside dump, scheduling maintenance
of main production machinery) helped reduce fuel
consumption. The more efficient in house mining
enabled the Company to plan a more active role in
meeting customers’ demand for coal.
Operating Expenses
Operating expenses that consist of general and
administrative expenses, sales and marketing expenses,
and exploration expenses in 2011 increased 19.9% to
Rp1.61 trillion from Rp1.35 trillion in 2010.
General and administrative expenses rose 36.9% to
Rp908.6 billion from Rp663.5 billion the previous
year. The increase was attributable to increase in
employee salaries, wages and welfare, contribution
to Partnership and Community Development
Program (PKBL), surveyor and pier costs, and third
party services.
See Chart 6.10
659.5
0
10
23.0
11
29.2
2
5
659.5
6
676.0
676.0
1.613,8
• Fuel cost was managed at a low level, and only
increased 6.3%, while industrial average fuel
price rose 44.02%, and in house overburden
removal went up 32.2%.
• Other expenses (depreciation, electricity,
environment and land & property tax) increased
slightly by 5.4% to Rp234.74 billion.
Selling and marketing expenses increased 2.5%
to Rp675.96 billion from Rp659.53 billion a year
earlier. This increase was caused by a surge in
shipping and freight, employee salaries, wages and
welfare, and third party services. Shipping and
freight increase was caused by bigger sales volume
and higher cost of services as the effect of fuel
increase hike.
Other Income (Expenses)
Other income (net) in 2011 surged 31.8% to
Rp396.87 billion from Rp301.06 billion in 2010.
The surge was due to bigger interest receipt from
fund placement totalling Rp324.89 billion, rent
of Teluk Bayur pier of Rp39.48 billion, and foreign
exchange gain amounting to Rp24.6 billion.
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
157
Management Discussion & Analysis
Profit
Average coal selling price increase in both export
and domestic markets and the successful efficiency
program had an effect on the Company’s net
income. The previous elaboration shows that the
Company succeeded in controlling the increase of
cost of sales and operating expenses to stay below
the increase of sales by percentage.
Laba
This is reflected in the percentage of gross profit
increase of 44.6% compared to percentage of sales
growth of 33.8%. Gross profit for 2011 was posted
at Rp5.28 trillion, while for 2010 it amounted to
Rp3.65 trillion.
Hal tersebut tampak dari besarnya persentase kenaikan laba bruto perseroan
yang meningkat sebesar 44,6% dibandingkan persentase kenaikan penjualan
yang sebesar 33,8%. Nilai laba bruto tahun 2011 adalah sebesar RP5,28
triliun, sedangkan tahun 2010 lalu adalah sebesar Rp3,65 triliun.
Net profit net of non-controlling interest reached Rp3.09
trillion, up 53.7% from Rp 1.99 trillion in 2010.
Sehingga laba bersih Perseroan setelah memperhitungkan kepentingan
non-pengendali menjadi sebesar Rp3,09 triliun, naik 53,7% dari laba
bersih di tahun 2010 yang sebesar Rp1,99 triliun.
Net earning per share attributable to parent entity
rose by 53.6% to Rp1,339 from Rp872 per share
in 2010.
The Company is confident that in the coming
years the cost reduction program that has been
launched will have a positive effect on its financial
performance. This confidence is supported by the
construction of the Company’s own mine mouth 3x10
MW TPP that is expected to be fully operational in
2012 to cut down electricity expenses.
CHANGES IN CASH FLOW
Peningkatan harga jual rata-rata batubara baik di pasar domestik maupun ke
pasar ekspor dan keberhasilan pelaksanaan program efisiensi mempengaruhi
laba bersih Perseroan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Perseroan
berhasil menjaga persentase kenaikan beban pokok dan beban usaha
berada dibawah persentase kenaikan nilai penjualan. Sehingga laba bersih
Perseroan meningkat lebih tinggi dari persentase kenaikan penjualan.
Laba bersih per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada entitas induk
juga mengalami peningkatan sebesar 53,6% menjadi senilai Rp1.339 dari
angka sebesar Rp872 per lembar saham di tahun sebelumnya
Untuk tahun-tahun mendatang, Perseroan berkeyakinan bahwa program
efisiensi (cost reduction program) yang telah dicanangkan akan memberikan
dampak positif semakin nyata terhadap kinerja keuangan. Keyakinan ini
didukung oleh progres pembangunan PLTU 3x10 MW di mulut tambang
untuk penggunaan sendiri yang akan segera beroperasi di tahun 2012
yang akan menurunkan biaya listrik.
PERUBAHAN ARUS KAS
TABEL TABLE 6.18
ARUS KAS (DALAM RP JUTA)
CASH FLOW (IN MILLION RP)
URAIAN
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI:
2011
Penerimaan dari pelanggan
Penerimaan operasional lainnya
Pembayaran royalti
Pembayaran kepada pemasok dan karyawan
Pembayaran pajak
Penerimaaan klaim pajak
Penerimaan bunga
10.346.420
83.790
(670.685)
(5.555.563)
(928.203)
324.890
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas
operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI:
Perolehan aset tetap
Pembayaran atas beban eksplorasi dan
pengembangan tangguhan
Penerimaan dari penjualan aset tetap
Perolehan aset keuangan yang tersedia
untuk dijual
Penerimaan dari pelepasan aset keuangan
yang tersedia untuk dijual
2010
8.371.694
130.283
(581.742)
(4.800.514)
(874.235)
244.308
3.600.649
% DESCRIPTION
23,6
-35,7
15,3
15,7
6,2
33,0
2.489.794
(489.871)
(176.189)
-
(91.223)
1.858
(460.000)
(70.000)
505.334
-
Cash receipt from customers
Cash receipt from other operations
Payment of royalties
Cash paid to suppliers and employees
Payment for taxes
Tax refund
Interest receipt
44,6 Net cash from operating activities
(235.253)
CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES:
CASH FLOW FROM INVESTING ACTIVITIES:
-52,0 Payment for fixed assets
Payment of deferred exploration and
93,1 development expenditures
-100,0 Proceeds from sale of fixed assets
Payments for available for sale financial
557,1 assets
Proceeds from disposal of available for
100 sale financial assets
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
158
Operational Management Report
URAIAN
Penambahan investasi kepada perusahaan
asosiasi
2011
2010
(138.895)
(149.924)
Kas bersih yang diperoleh dari
(digunakan untuk) aktivitas investasi
(505.003)
(799.160)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN:
Pembayaran dividen kepada pemegang saham
Penerimaan pinjaman bank
Pelunasan pinjaman bank
Pembayaran atas program kemitraan dan
bina lingkungan
(1.281.752)
99.549 (94.682) (1.235.841)
(80.356)
(109.108)
(1.357.241)
1.738.405
(1.189)
(1.344.949)
345.685
(714)
Kas dan setara kas awal tahun
5.054.075
4.709.104
Kas dan setara kas akhir tahun
6.791.291
5.054.075
Kas bersih yang diperoleh dari
(digunakan untuk) aktivitas pendanaan
Kenaikan bersih kas dan setara kas
Dampak selisih kurs
% DESCRIPTION
Acquisition of shares in associated
-7,4 companies
-36,8 Net cash used in investing activities
CASH FLOW FROM FINANCING
ACTIVITIES:
3,7 Payment of dividends to shareholders
100 Proceeds from bank loan
100 Repayments of bank loan
-26,4 Payment for partnership program
0,9 Net cash used in financing activities
402,9 Net increase in cash and cash equivalents
66,5 Effect of exchange rate
Cash and cash equivalents at the
7,3 beginning of the year
Cash and cash equivalents at the end
34,4 of the year
Perseroan membukukan kenaikan arus pada tahun 2011, sebesar
Rp1.738,41 miliar, dengan penjelasan sebagai berikut.
The Company recorded a bigger cash flow in 2011,
amounting to Rp1,738.41 trillion, as explained
below.
Dari kegiatan operasi Perseroan diperoleh arus kas masuk bersih Rp3.600,65
miliar, berasal dari pendapatan penjualan batubara sebesar Rp10.346,4 miliar
(Lihat catatan “Pendapatan”), penerimaan operasional lain sebesar Rp83,79
miliar dan penerimaan bunga Rp324,89 miliar (Lihat catatan penempatan
dana pada “Posisi Kas” diatas). Pengeluaran kas untuk kegiatan operasional
terbesar berasal dari pembayaran kepada pemasok dan karyawan, sebesar
Rp5.555,56 miliar, naik 15,7% dari tahun 2010 dan pembayaran pajak
sebesar Rp928,20 miliar, naik 6,2% dari jumlah Rp874,24 miliar di tahun
sebelumnya. Selanjutnya adalah pembayaran royalti sebesar Rp670,69
miliar, naik 15,3% dari angka Rp581,74 miliar pada 2010.
Net cash from operating activities amounted to
Rp3,600.65 billion, derived from coal sales of
Rp10,346.4 billion (See note “Income”), other
operating income Rp83.79 billion and interest receipt
Rp324.89 billion (See note on fund placement “Cash
Position” above). The biggest cash expenditure for
operating activities was suppliers and employees
expenses totalling Rp5,555.56 billion or up 15.7%
from 2010, and tax payment of Rp928.20 billion
which increased 6.2% from Rp874.24 billion in
2010. Payment of royalty totalled Rp670.69 billion,
increasing 15.3% from Rp581.74 billion in 2010
Kas yang digunakan untuk kegiatan investasi menurun 36,8% menjadi
sebesar Rp505,00 miliar dari Rp799,2 miliar tahun 2010. Turunnya
kebutuhan kas untuk investasi disebabkan pembangunan proyek-proyek
yang memerlukan dana cukup besar seperti pembangunan PLTU 3x10 MW di
Tanjung Enim semakin mendekati penyelesaian begitu juga proses overhaul
dan pemindahan 2 unit BWE system dan 1 unit spreader dari lokasi TAL ke
MTBU telah selesai. (lihat juga “Realisasi Belanja Modal”). Perseroan tidak
menggunakan dana pinjaman dalam seluruh investasinya di tahun 2011.
Cash flow for investing activities dropped 36.8% to
Rp505.00 billion from Rp799.2 billion in 2010. Cash
flow for investing activities was smaller because
large projects that require substantial funding
such as 3x10 MW TPP in Tanjung Enim was nearing
completion, and the overhaul and relocation of
two BWEs and one spreader from TAL to MTBU site
was completed (see also “Capital Expenditure”).
The Company did not use borrowed funds in all its
investment in 2011.
Dari sisi pendanaan, Perseroan mengeluarkan sejumlah dana untuk
membayar dividen hingga sebesar Rp1.281,75 miliar. Perseroan juga
menyisihkan sejumlah dana untuk program PKBL sesuai dengan keputusan
RUPS, yakni sebesar Rp80,36 miliar, turun 26,4% dari dana PKBL tahun
sebelumnya sebesar Rp109,11 miliar. Selain itu Perseroan menerima
pinjaman bank jangka pendek melalui anak perusahaan, namun juga
melakukan pembayaran pinjaman bank sehingga net penerimaan pinjaman
bank adalah sebesar Rp4,87 miliar. (Lihat juga uraian “Kebijakan Dividen”,
dan “Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”).
On the financing side, the Company recorded an
expenditure as the Company paid out dividend up
to Rp1,281.75 billion. The Company also allocated
funds for Partnership and Community Development
Program (PKBL) activities in accordance with
GMS resolution amounting to Rp80.36 billion or
decreased 26.4% from Rp Rp109.11 billion in 2010.
Additionally, the Company obtained short-term bank
borrowings through subsidiaries, but made payment
for bank borrowings making net bank borrowings to
stand at Rp4.87 billion (See “Dividend Policy” and
“Corporate Social Responsibility”).
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
159
Management Discussion & Analysis
FINANCIAL RATIOS
RASIO – RASIO KEUANGAN
TABEL TABLE 6.19
RASIO-RASIO KEUANGAN (dalam %)
FINANCIAL RATIO (in %)
RASIO KEUANGAN
2011
2010
33,8
(11,6)
RASIO PERTUMBUHAN
Penjualan
FINANCIAL RATIO
GROWTH RATIO
Laba bruto
49,5
3,4
Laba usaha
59,1
(35,1)
Sales
Gross profit
Operating income
Laba bersih
54,5
(26,8)
Net income
Laba bersih per saham
53,6
(26,4)
Earning per share
RENTABILITAS
OPERATIONAL RATIO
Laba bersih terhadap penjualan (NPM)
29,2
25,4
Net income to sales
Laba bersih terhadap jumlah ekuitas (ROE)
37,8
31,2
Net income to equity
Laba bersih terhadap jumlah aset (ROA)
26,8
23,0
Net income to total assets
463,2
579,1
LIKUIDITAS
Aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek
FINANCIAL RATIO
Current assets to currents liabilities
Jumlah liabilitas terhadap jumlah aset
29,0
26,2
Total liabilities to total assets
Jumlah liabilitas terhadap jumlah ekuitas
40,9
35,4
Total liabilities to total equity
KOLEKTIBILITAS
TURNOVER
Total piutang terhadap total penjualan
(AR D0H), dalam hari
Account receivables daily on hand (AR-DOH),
in days
41
46
Liquidity
Likuiditas
This ratio shows the Company’s ability to meet its
maturing short term liabilities. It is calculated by
dividing current assets with current liabilities. In
2011 the Company had a liquidity ratio of 463.2%,
proving that it was highly capable of settling its
short term liabilities.
Rasio ini menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas
jangka pendeknya yang akan jatuh tempo, dihitung dengan mambagi
aset lancar dengan liabilitas jangka pendek. Tahun 2011 rasio likuiditas
Perseroan adalah sebesar 463,2%. Hal ini menunjukkan sangat kuatnya
kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendeknya.
Turnover
Turnover is calculated by comparing total receivables
with total sales. Based on this calculation the
Company’s turnover was 41 days in 2011, showing
an improvement from 46 days in 2010. One of the
causes of improved turnover was faster settlement
of receivables by PLN. The implementation of
SCMS is expected to further improve receivables
management considering the maturity of receivables
can be monitored automatically on a daily basis.
Kolektibilitas Piutang
Tingkat kolektibilitas piutang dihitung dengan membandingkan total
piutang terhadap total hasil penjualan. Dengan perhitungan tersebut
tingkat kolektibilitas piutang (AR DOH) Perseroan adalah sebesar 41 hari,
membaik dari angka 46 hari di tahun 2010. Salah satu penyebab membaiknya
tingkat kolektibilitas ini adalah membaiknya termin pembayaran piutang
usaha oleh PT PLN. Implementasi SCMS diyakini membuat pengelolaan
piutang Perseroan akan semakin membaik, mengingat umur tagihan akan
langsung dapat dimonitor setiap hari secara otomatis. Adapun tabel
lengkap piutang perseroan adalah sebagai berikut:
The following table shows the Company’s receivables
turnover.
See table 6.20
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
160
Operational Management Report
TABEL TABLE 6.20
KOLEKTIBILITAS PIUTANG PERSEROAN, 31 DESEMBER 2011 (DALAM RP JUTA)
TURNOVER AS OF 31 DECEMBER 2011 (IN MILLION RP)
KATEGORI
JUMLAH TOTAL
Lancar
CATEGORY
1.080.842
Jatuh tempo 1 - 30 hari
Jatuh tempo 30-150 hari
1.128
Jatuh tempo > 150 hari
72.207
Jumlah
Current
86.230
Maturing 1- 30 days
Maturing 30 –150 days
Maturing >150
1.240.407
Penyisihan piutang tak tertagih
Jumlah Piutang Usaha (bersih)
Total
(60.212)
Provision for doubtul accounts
1.180.195
Total Trade Receivables (Net)
Solvabilitas
Solvency
Menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka
pendek maupun jangka panjang yang akan jatuh tempo. Rasio solvabilitas
dihitung dengan membandingkan total aset terhadap total liabilitas.
Kenaikan aset yang leih tinggi dari kenaikan liabilitas pada tahun 2011
menyebabkan solvabilitas Perseroan menjadi 344,3% turun dari 382,3%
ditahun 2010, menunjukkan kemampuan Perseroan yang tetap tinggi
dalam memenuhi liabilitasnya.
This ratio shows the Company’s ability to meet
its maturing short term and long term liabilities.
Solvency ratio is calculated by comparing total
assets with
total liabilities. Higher increase
in assets than liabilities in 2011 pushed the
Company’s solvency to 344.3% or dropped from
382.3% in 2010, maintaining its ability to fulfill
its obligations.
Rentabilitas
Return
Rasio ini menunjukkan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba
bersih dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. Kenaikan laba
bersih Perseroan sebesar 53,6% di tahun 2011, membuat rentabilitas
This ratio reflects the Company’s ability to generate
net profit by using resources it has on hand. An
increase of 53.6% in 2011 net profit raised Net
Profit Margin to 29.2% from 25.4% in 2010.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
161
Management Discussion & Analysis
terhadap penjualan (Net Profit Margin) juga meningkat menjadi 29,2%
dari angka sebesar 25,4% di tahun 2010.
Rentabilitas terhadap ekuitas (Return On Equity) menjadi 37,2% naik dari
angka 31,6% pada 2010.
Rentabilitas terhadap aset (Return on Asset) juga mengalami kenaikan
yaitu menjadi 26,8% dari angka sebesar 23,0% di tahun 2010.
KEBIJAKAN PERMODALAN
Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal sendiri
dengan pinjaman/utang yang terdiri dari utang jangka pendek dan utang
jangka panjang. Struktur modal dengan minimum biaya penggunaan
dana (Weighted Average Cost of Capital/WACC) dapat mengakibatkan
peningkatan nilai saham perusahaan, tetapi tidak berarti meningkatkan
laba bersih persaham (EPS). Leverage yang besar dapat meningkatkan
EPS, namun sekaligus meningkatkan risiko. Oleh karena itu Perseroan
menetapkan kebijakan struktur permodalan yang dapat ditempuh agar
dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Kebijakan struktur permodalan
Perseroan, tujuan dan langkah yang dapat ditempuh adalah:
Return on Equity went up to 37.2% from 31.6%
in 2010.
Return on Asset also increased from 23.0% in 2010
to 26.8%.
CAPITALIZATION POLICY
Capital structure is a balance between shareholders’
equity and borrowed funds consisting of short term
and long term borrowings. Capital with minimum
cost of funds (Weighted Average Cost of Capital /
WACC) may increase the value of shares but does
not increase net earning per share (EPS). A high
leverage may increase EPS, but also increase risks.
Therefore, the Company devises a capitalization
policy to maximize its corporate value. The policy
and its implementation are elaborated below:
•
•
Setting optimum capital structure target
»» Using bigger borrowing proportion (than
equity) if business risk is smaller.
»» Taking into account the effect of borrowing
composition changes on share price.
Taking into consideration the balance between
financial risks and rate of return in order to
improve corporate value.
»» By considering the use of borrowing that
causes financial liabilities (interest rate) and
affecting the Company’s liquidity.
»» By optimizing economic rate of return and return
on equity that increases earning per share.
•• Menetapkan target strukur modal yang optimal.
»» Penggunaan proporsi utang yang lebih besar (dari ekuitas) dapat
dilakukan bila risiko usaha lebih kecil
»» Dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh perubahan
komposisi utang yang berdampak pada harga saham.
•• Struktur modal senantiasa mempertimbangkan keseimbangan antara
risiko keuangan dan tingkat pengembalian dalam upaya meningkatkan
nilai perusahaan.
»» Dilakukan dengan memperhitungkan penggunaan utang yang
menimbulkan liabilitas keuangan (tingkat bunga) dan mempengaruhi
kondisi likuiditas perusahaan.
»» Mengoptimalkan rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri
yang menghasilkan peningkatan laba per saham.
•• Struktur modal ditinjau dengan melakukan evaluasi hubungan antara
financial leverage, nilai perusahaan dan biaya modal.
•• Struktur modal dupayakan optimal dengan mengatur kombinasi
utang dan modal sendiri (ekuitas) yang dapat memaksimalkan nilai
Perseroan.
•• Kombinasi struktur modal ditetapkan setelah melakukan analisa
sensitivitas dengan berbagai variasi asumsi inti yang paling mungkin
dihadapi oleh Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
162
Operational Management Report
Modal Kerja Bersih
•
Peningkatan kegiatan Perseroan membuat modal kerja meningkat hingga
sebesar Rp1,45 triliun. Pada tahun 2011 modal kerja Perseroan adalah sebesar
Rp6,95 triliun, naik dari modal kerja di tahun 2010 yang sebesar Rp5,50 triliun.
Seluruh modal kerja Perseroan ini dapat dipenuhi dari hasil operasional.
•
REALISASI BELANJA MODAL
Investasi Rutin
Merupakan investasi yang dilaksanakan oleh Perseroan dalam rangka
mempertahankan tingkat produksi dan efisiensi operasi, termasuk antara
lain perbaikan dan penambahan fasilitas operasional rutin. Jumlah
investasi rutin yang dilakukan pada tahun 2011 mencapai Rp110,1 miliar
atau naik 77,3% dari investasi rutin pada tahun 2010, sebesar Rp62,1
miliar. Pengembangan sarana Pelabuhan Tarahan, sarana produksi di
Tanjung-Enim dan pembangunan prasarana Kantor Pusat di Tanjung Enim
mendominasi kebutuhan investasi rutin.
•
Capital structure is reviewed by evaluating the
connection of financial leverage, corporate
value and capital expenditure.
Capital structure is optimized by arranging an
optimum combination of borrowing and equity
to boost corporate value.
Capital structure combination is fixed after
performing sensitivity analysis with various
core assumptions that are most likely to be
envisaged by the Company.
Net Working Capital
The Company’s growing activities caused working
capital to increase by Rp1.45 trillion. In 2011
working capital was recorded at Rp6.95 trillion,
posting an increase from Rp5.50 trillion in 2010.
The Company is self-sufficient in meeting all of its
working capital requirements.
CAPITAL EXPENDITURE
Investasi Pengembangan
Routine Investment
Investasi pengembangan dilakukan dengan tujuan mengembangkan bisnis
Perseroan. Jumlah investasi pengembangan pada tahun 2011 mencapai
Rp472,97 miliar turun 13,8% dari realisasi investasi pengembangan pada
tahun 2010 yang sebesar Rp548,4 miliar. Realisasi beberapa pengembangan
Perseroan, di tahun 2011 adalah sebagai berikut.
This is an investment made by the Company in an
effort to maintain its production level and operating
efficiency which included repair and addition of
routine operating facilities. Routine investment
made in 2011 totalled Rp110.1 billion or rose
77.3% from routine investment in 2010 which stood
at Rp62.1 billion. Development of Tarahan Port
infrastructure, Tanjung-Enim production facilities
and construction of Tanjung Enim Head Office made
up the major part of routine investment.
•• Pembangunan PLTU 3x10 MW di Banko Barat (Tanjung Enim).
Pembangunan PLTU ini dimaksudkan untuk penggunaan sendiri,
sisanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Total dana
yang dikeluarkan selama tahun 2011 adalah sebesar Rp44,11 miliar,
sehingga akumulasi biaya hingga 31 Desember 2011 adalah sebesar
Rp368,52 miliar. Persentase penyelesaian pada akhir tahun pelaporan
adalah 93,5%. Proyek ini ditargetkan selesai pada tahun 2012.
•• Relokasi 2 unit BWE system dan 1 spreader dari area TAL ke MTBU.
Proyek relokasi ini telah persiapkan sejak tahun 2009. Setelah proses
overhaul unit BWE selesai, proses pemindahan saat ini tengah
dilaksanakan. Total dana yang dikeluarkan oleh Perseroan untuk proyek
ini pada tahun 2011 adalah sebesar Rp73,00 miliar, sehingga akumulasi
dana yang telah dikeluarkan hingga 31 Desember 2011 adalah sebesar
Rp238,47 miliar. Progres penyelesaian pada akhir tahun pelaporan adalah
98,0%. Pada saat penyusunan laporan ini, kedua unit BWE tersebut telah
beroperasi.
Selain investasi tersebut diatas, pada tahun 2011, Perseroan telah
melaksanakan beberapa rencana pengembangan lain, misalkan proyek
pemanfaatan kandungan CBM, yang telah memasuki tahap pemboran
eksplorasi dan pilot project, penambahan setoran modal pada perusahaan
asosiasi (PT BPI).
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Development Investment
Investment for development is made with the
purpose of expanding the Company’s business.
In 2011 development investment totalled
Rp472.97 billion or decreased 13.8% from realized
development investment in 2010 which was posted
at Rp548.4 billion. In 2011 the Company carried
out the following development projects:
•• Constructing 3x10 MW TPP in Banko Barat
(Tanjung Enim).
This TPP will be used mainly for the Company’s
own purpose, and any excess power will be
distributed to the surrounding community.
Total investment in 2011 was Rp44.11 billion,
increasing total expenditure as of 31 December
2011 to Rp368.52 billion. This project was 93.5%
finished at the end of the year, and projected for
completion in 2012.
•• Relocating 2 BWEs and 1 spreader from TAL to
MTBU site.
This relocation project has been prepared since
2009. Following the completion of BWE unit
overhaul, relocation is currently in progress.
Total fund spent by the Company for this
project in 2011 totaled Rp73.00 billion, so
that cumulative fund disbursement until 31
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
163
Management Discussion & Analysis
December 2011 amounted to Rp238.47 billion.
At year-end, the project was 98.0% completed.
At the time of writing this report, both BWE
units were operational.
In addition to the above listed investment, in 2011
the Company carried out other development projects,
such as CBM project, which is currently at the stage of
exploration and pilot project, and injecting additional
capital funds in associated company (PT BPI).
BUSINESS STRATEGY IN 2012
As described in ”Coal Prospects” sub-chapter, coal
demand in the world market, particularly the Pacific
region, is projected to slow down in the short
term but expected to move back up in the long
term as global economy is predicted to drag for a
short while. In the short term, coal supply from
Queensland, Australia that is already back on track
will intensify competiton and thus put pressure on
the global coal price as shown by declining spot
price in the fourth quarter of 2011.
Meanwhile, domestic coal consumption continues
rising along with the accelerated construction of
10,000 MW TPP stage one and two.
In anticipation of the marketing condition in 2012,
the Company has formulated a set of business
strateges covering production, sales, transportation
and business development. Business strategy and
work program for 2012 is part of an integrated
Corporate Strategic Plan for 2009-2013 leading
to PTBA Golden Era. Several established business
strategies are described briefly in the following
sections.
On the operations side, the Company seeks to step
up production and efficiency to increase income
and profit margin. This strategy is carried out in
response to projected higher domestic demand for
low-calorie coal at low selling prices, as hapened in
2011. The production efficiency drive is expected to
yield higher profit margin.
The Company is finalizing the construction of its
own mine mouth 3x10MW TPP in Tanjung Enim
that is nearing completion. At end of 2011, 93.5%
of the construction was completed when one unit
underwent first firing test in November 2011. The
Company is confident this project will be completed
on schedule. This project will improve production
efficiency because the power it generates will cover
all electricity requirement that has so far been
supplied by PLN. The plant is designed to make use
of waste coal that cannot be sold, so it will add a
considerable economic value to the Company.
STRATEGI BISNIS 2012
Sesuai dengan uraian pada sub-bab “Prospek permintaan batubara”,
laju pertumbuhan batubara di pasar global, khususnya kawasan Pasifik,
diperkirakan melambat untuk jangka pendek, namun secara keseluruhan
meningkat dalam jangka panjang, selaras dengan prakiraan kondisi
perekonomian global yang sedikit melambat dalam jangka pendek.
Pemulihan pasokan batubara dari wilayah Queensland, Australia
diprakirakan membuat persaingan meningkat,sehingga harga batubara di
pasar global dalam jangka pendek akan tertekan, seperti ditunjukkan oleh
penurunan harga jual di pasar spot di kuartal ke empat tahun 2011.
Sementara itu, untuk konsumsi domestik, kebutuhan batubara akan semakin
meningkat, seiring dengan realisasai pembangunan percepatan kebutuhun
listrik 10.000 MW tahap pertama maupun 10.000 MW tahap kedua.
Mengantisipasi kondisi pemasaran batubara di tahun 2012 tersebut
Perseroan menyiapkan berbagai strategi usaha, yang mencakup
aspek produksi, penjualan, pengangkutan dan pengembangan usaha.
Keseluruhan strategi dan program kerja tahun 2012 ini merupakan bagian
dari implementasi Rencana Strategis Perseroan terintegrasi untuk periode
2009-2013 dengan target menuju era PTBA Emas. Beberapa strategi usaha
yang telah dipersiapkan diuraikan secara ringkas sebagai berikut.
Di bidang operasional, Perseroan mentargetkan peningkatan produksi
dan melanjutkan program peningkatan efisiensi produksi dengan sasaran
meningkatkan pendapatan dan marjin laba. Strategi ini akan dijalankan
dengan seksama, sebagai respon atas prakiraan semakin banyaknya
permintaan batubara dengan kalori lebih rendah dengan harga jual yang
juga lebih rendah, seperti terjadi di tahu 2011 untuk permintaan batubara
domestik. Melalui program peningkatan efisiensi produksi, marjin
keuntungan akan dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan.
Perseroan terus melanjutkan pembangunan PLTU 3x10 MW mulut tambang
di Tanjung Enim yang kini semakin mendekati tahap penyelesaian. Dengan
kemajuan pembangunan pada akhir tahun 2011 yang mencapai 93,5%,
dimana satu unit telah dilakukan tahap first firing di bulan November 2011
sehingga Perseroan meyakini proyek ini akan selesai sesuai dengan jadwal
yang ditetapkan. Penyelesaian proyek ini akan mampu meningkatkan
efisiensi produksi mengingat listrik yang dihasilkannya akan mencukupi
seluruh kebutuhan tenaga listrik perusahaan di areal pertambangan
yang selama ini disuplai oleh PLN. Bahan bakar PLTU ini rencananya
menggunakan batubara limbah yang selama ini tidak termanfaatkan,
sehingga mampu memberi tambahan nilai ekonomi bagi Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
164
Operational Management Report
Bersamaan dengan penyelesaian pembangunan PLTU tersebut, proses
overhaul dan pemindahan dua unit BWE system dan 1 unit spreader ke areal
MTBU telah diselesaikan. Pada akhir tahun 2011 peralatan ATU tersebut
tengah menjalani masa comissioning atau produksi percobaan. Pada saat
penyusunan laporan ini, kedua unit BWE tersebut telah beroperasi.
Dengan demikian Perseroan diharapkan mulai kuartal pertama tahun 2012
dapat mengoperasikan seluruh 5 (lima) BWE system yang dimilikinya
secara penuh dan akan segera mendapatkan dukungan suplai listrik dari
PLTU milik sendiri. Selain itu, Perseroan juga telah dan akan melanjutkan
program penggantian dan penambahan alat tambang utama sistem
konvensional, shovel & truck, dengan kapasitas lebih besar, sehingga
peningkatan produksi yang ditargetkan akan bisa terpenuhi.
Perseroan juga menargetkan peningkatan produksi dari beberapa
anak perusahaannya, seperti IPC dan BBK yang diharapkan dapat
beroperasi kembali, sekaligus peningkatan aktivitas jual beli batubara
oleh BA Prima.
Seluruh peningkatan aktifitas produksi tersebut akan didukung penuh
oleh aplikasi teknologi informasi yakni Supply Chain Management System
(SCMS), sehingga Perseroan dapat memonitor pergerakan produksi
batubara dan kondisi persediaannya pada setiap areal stockpile milik
sendiri maupun milik pelanggan utama, menentukan jadwal pengapalan
dan bongkar muat serta memonitor status penagihan. Dengan dukungan
sistem tersebut, Perseroan akan dapat menjaga tingkat persediaan pada
kondisi yang paling ekonomis, namun mampu memenuhi permintaan
pelanggan dengan akurat.
Coinciding with the completion of Tanjung Enim
TPP, the Company concluded the overhaul and
relocation of two BWEs and one spreader to MTBU
site. At end of 2011, the main mining equipment
was in commissioning or trial production stage. At
the time of writing this report, both units of BWE
are fully functioning.
Beginning the first quarter of 2012 the Company
can operate all the five BWEs in its possession with
electricy generated by its own TPP. Additionally,
the Company will replace conventional mining
equipment, shovel and truck, with higher-capacity
equipment with an expectation to reach production
target.
The Company has a target of improving production
of several subsidiaries, like IPC and BBK which is
expected to resume operation, simultaneously
increasing sale and purchase of coal by BA Prima.
The production increase work will be fully supported
by information technology application of Supply
Chain Management System (SCMS), that will enable
the Company to monitor production and inventories
in each stockpile belonging to the Company or its
major customers, to schedule shipment, loading
and discharging and to monitor billing status.
Using this system, inventories can be maintained
at optimum level, while still meeting customers’
orders appropriately.
Dibidang angkutan, penanda tanganan perjanjian tarif angkutan batubara
jangka panjang yang berlaku pada bulan Desember tahun 2012 pada jalur
KA eksisting sebagai tindak lanjut Coal Transport Agreement (CTA) yang
ditanda tangani Oktober 2009 akan membuat Perseroan memiliki jaminan
ketersediaan sarana angkut yang lebih jelas. Dengan demikian Perseroan
dapat lebih memfokuskan perhatian pada kemampuan merencanakan dan
merealisasikan produksi batubara di areal kelolaan agar sesuai dengan
volume angkutan yang telah tersedia.
In transportation, with the signing of long term
transport rate agreement to be applicable to the
existing railway track in December 2012 being
the follow up of Coal Transport Agreement (CTA),
which was signed in October 2009, the Company
will have more guaranteed transportation means.
Consequently, the Company can concentrate more
in planning coal production in its managed areas
to be commensurate with the loading capacity
available.
Perseroan telah mengantisipasi peningkatan kapasitas angkut dengan
perbaikan fasilitas bongkar muat di pelabuhan Tarahan, Dermaga
Kertapati maupun di stockpile areal penambangan. Perbaikan fasilitas
CHF tersebut meliputi sarana conveyor, reclaimer, train loading station
(TLS), rotary car dumper (RCD) dan rail loop. Perseroan berencena
meningkatkan dan menjaga unjuk kerja seluruh fasilitas penunjang yang
berada dalam pengelolaannya untuk mendukung peningkatan aktivitas
angkutan batubara.
The Company supports the program of increasing
loading capacity by improving coal handling
facilities such as loading and discharging at Tarahan
Port, Kertapati Pier and stockpile area. Improvement
was also made to conveyor, reclaimer, train loading
station (TLS), rotary car dumper (RCD) and rail loop.
To enhance coal transporting activity, the Company
will safeguard and improve the performance of all
auxiliary facilities in its managed areas.
Selain kerjasama dengan PT KAI, Perseroan akan semakin
mengintensifkan kegiatan anak perusahaan, PT Bukit Asam Transpacific
Besides collaborating with PT KAI, the Company will
activate its subsidiary, PT Bukitasam Transpacific
Railway (BATR), to build railway track from Tanjung
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
165
Management Discussion & Analysis
Enim to Lampung at a transport capacity of 25
million tons of coal per year.
The Company will continue the construction
of Banjarsari Mine Mouth 2x110 MW TPP to be
managed by PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI).
In addition, the construction of large scale 2x620
MW TPP at Bangko Tengah will be intensified
following the issue of LOI by PLN, confirming PTBA
and CHD as the winner of the project tender. The
Company plans to proceed with building Riau Mine
Mouth 2x300 MW TPP under IPP scheme.
In addition to building TPP, the Company is pressing
on with the exploitation of Coal Bed Methane (CBM)
found in Tanjung Enim and Ombilin mine sites.
To support the production increase and business
diversification, human resource competence
will continue to be enhanced through more
focused training courses to cover the technical
skills and managerial qualifications. Good
corporate governance will also be intensified
through continuous improvement of work and
management systems.
The Company continues to honor its commitment
to community development, environmental
conservation and work safety.
The whole
program is carried out to achieve the Company’s
operating target.
Railway (BATR), agar dapat merealisasikan pembangunan jalur kereta
api khusus batubara dari Tanjung Enim ke Lampung yang berkapasitas
angkut 25 juta ton per tahun.
Perseroan akan terus mengawal realisasi pembangunan PLTU Mulut
Tambang Banjarsari berkapasitas 2x110 MW yang dikelola oleh anak
perusahaan PT Bukit Pembangkit Inovative (BPI). Selain PLTU Banjarsari,
Perseroan akan semakin intensif merealisasikan pembangunan PLTU skala
besar di Banko Tengah, kapasitas 2x620 MW menyusul diperolehnya
LOI dari PLN yang menetapkan konsorsium PTBA dengan CHD sebagai
pemenang tender proyek tersebut. Perseroan juga akan menindak lanjuti
rencana pembangunan PLTU Mulut Tambang Riau berkapasitas 2x300 MW
dalam skema IPP.
Selain pembangunan PLTU Perseroan juga akan semakin mengintensifkan
upaya pengembangan usaha eksploitasi Coal Bed Methane (CBM) yang
terkandung di dalam areal penambangan Tanjung Enim maupun Ombilin.
Untuk mendukung rencana peningkatan kegiatan operasional
dan pengembangan usaha tersebut, Perseroan telah menetapkan
dan melaksanakan rencana peningkatn kompetensi SDM melalui
penyelenggaraan program pelatihan yang terarah, baik dari sisi
kemampuan teknis maupun kemampuan manajerial. Selain itu Perseroan
mentargetkan peningkatan kualitas tata kelola melalui upaya perbaikan
berkesinambungan baik dari sistem kerja maupun sistem manajemen.
Dalam rangka mengimbangi proyeksi peningkatan kegiatan operasional,
Perseroan juga menyiapkan peningkatan program pengembangan
komunitas, kelestarian lingkungan dan keselamatan kerja. Keseluruhan
program ini dilakukan untuk menjamin tercapainya target operasional
yang telah ditetapkan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
166
Operational Management Report
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
167
Management Discussion & Analysis
MATERIAL INFORMATION
INFORMASI - INFORMASI MATERIAL
Significant Agreements
PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING
During 2011 the Company entered into several
significant agreements with business partners to
safeguard its operations as described in detail in
Note 31 to the Company’s Audited Consolidated
Financial Statement. Some of the significant
agreements are summarized below:
Sepanjang tahun 2011 Perseroan melakukan berbagai perjanjianperjanjian penting dengan mitra kerja untuk mengamankan transaksi
operasional perusahaan, dengan rincian perjanjian selengkapnya terdapat
pada Catatan 31 Laporan Keuangan Audit Konsolidasian Perseroan.
Ringkasan beberapa perjanjian penting yang dilakukan oleh Perseroan
meliputi diantaranya:
•
Coal sales agreement
The agreement was entered into with PT
Indonesia Power – Unit Bisnis Pembangkitan
Suralaya (”UBPS”) 1-4 on 2 October 2002
regarding a ten-year coal sales from 1 January
2003 to 21 December 2012. The agreement
was for coal supply to UBPS in volume and
quality to be determined once a year. Selling
price would also be reviewed every certain
period of supply, effective for one year of
supply and negotiated separately based on
normal benchmark price.
On 11 February 2011, the Company signed
a coal sales agreement with UBPS for 2011
supply of 6,100,000 tons at an average price
of Rp815,000 per ton.
Besides with PT Indonesia Power, the Company
also renewed coal sales agreement with PT PLN
to supply 9,860,000 tons to Bukit Asam TPP
from 1 January 2004 until 31 December 2013.
The ageement was signed 21 May 2004. The
important clause stipulated shipment volume
and selling price to be fixed periodically, based
on normal benchmark price.
•• Perjanjian jual-beli batubara
Perseroan menandatangani perjanjian jual beli batubara dengan PT
Indonesia Power-Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya (”UBPS”) 1-4
pada tanggal 2 Oktober 2002 mengenai penjualan batubara berjangka
waktu 10 tahun, sejak tanggal 1 Januari 2003 sampai dengan tanggal
21 Desember 2012. Pokok perjanjian menyangkut pemasokan batubara
ke UBPS dengan volume dan kualitas yang akan ditetapkan setiap 1
tahun sekali. Harga jual pasokan tersebut juga akan ditinjau setiap
periode pasokan tertentu, berlaku untuk masa satu tahun pasokan dan
ditetapkan berdasarkan perundingan tersendiri dengan mengacu pada
harga patokan yang lazim.
Pada tanggal 11 Pebruari 2011, Perusahaan menandatangani kesepakatan
penjualan batubara ke UBPS tahun 2011 untuk mengirimkan batubara
sebanyak 6.100.000 ton, dengan harga rata-rata sebesar Rp815.000
per ton.
Selain dengan PT Indonesia Power, Perseroan telah memperbaharui
perjanjian jual beli batubara dengan PT PLN untuk PLTU Bukit Asam
untuk memasok batubara sebanyak 9.860.000 ton mulai 1 Januari
2004 sampai dengan 31 Desember 2013. Perjanjian ini ditandatangani tanggal 21 Mei 2004. Klausul perjanjian yang penting adalah
volume pengiriman dan harga jual akan ditetapkan pada setiap periode
tertentu, mengacu pada harga patokan yang lazim.
The Company also renewed coal sales
agreement with PT PLN for Tarahan TPP on 9
October 2007. The agreement stipulated that
the Company will supply 17,132,000 tons of
coal to Tarahan TPP from 1 April 2007 to 31
December 2031. Shipment volume and selling
price will be determined periodically, based on
normal benchmark price.
Perseroan juga telah memperbaharui perjanjian jual beli batubara
dengan PT PLN untuk PLTU Tarahan pada tanggal 9 Oktober 2007. Isi
perjanjian, Perseroan akan memasok batubara untuk PLTU Tarahan
sebanyak 17.132.000 ton mulai 1 April 2007 sampai dengan 31
Desember 2031. Volume pengiriman akan disesuaikan setiap periode
tertentu dan harga jual ditetapkan untuk setiap periode, mengacu
pada harga patokan yang lazim.
On 22 September 2010, the Company signed
coal sales agreement with PT PLN to supply
300,000 tons to 15 TPPs in Indonesia from
1 October 2010 to 31 March 2011. The
agreement was incorporated in Coal Sales &
Purchase Interim Agreement (PIJBB).
Tanggal 22 September 2010, Perseroan menanda-tangani perjanjian
pengiriman batubara dengan PLN untuk 15 PLTU di Indonesia,
sebanyak 300.000 ton untuk periode 1 Oktober 2010 sampai dengan
31 Maret 2011. Perjanjian dituangkan dalam Perjanjian Interim Jual
Beli Batubara (“PIJBB”).
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
168
Operational Management Report
Tanggal 21 April 2011 Perseroan menandatangani addendum II atas
PIJBB tersebut dan sepakat untuk menyediakan dan menyerahkan
batubara sebanyak ± 1.550.000 ton untuk periode 1 Oktober 2010
sampai dengan 31 Desember 2011. Untuk periode 1 Januari 2012
sampai dengan 31 Desember 2030, disepakati sebanyak ± 262.600.000
ton batubara yang kemudian akan diatur dalam Perjanjian Jual Beli
Batubara (“PJBB”) yang akan diselesaikan sebelum berakhirnya masa
berlaku PIJBB. Volume pengiriman dan harga pada setiap periode
pengiriman akan ditinjau dan disesuaikan mengacu pada harga pasar.
•• Perjanjian jasa penambangan
Perseroan melakukan perjanjian jasa penambangan dengan PT Sumber
Mitra Jaya (PT SMJ) di tambang Banko Barat untuk periode 1 Juli
2008 sampai dengan 30 Juni 2013. Selain itu Perseroan melakukan
perjanjian jasa penambangan dengan PT Pamapersada Nusantara
(Pama) di wilayah MTBU, MTBS, Tambang Air Laya dan lokasi lainnya
dalam wilayah IUP Proses Produksi Perseroan (Paket 06-007) untuk
periode 1 April sampai dengan 31 Maret 2012. Jumlah batubara yang
diproduksi, volume tanah yang dipindahkan, jarak pemindahan pada
masing-masing perjanjian telah ditetapkan, sementara tarif jasa
penambangan ditetapkan pada setiap periode produksi berdasarkan
perundingan dan kesepakatan bersama.
Sesuai dengan adendum III Paket 06-007 tertanggal 8 Juli 2011,
target produksi ditingkatkan ± 10% dari kontrak sebelumnya menjadi
sebesar ± 99.000.000 BCM total material dan periode pelaksanaan
diubah menjadi 1 April 2007 hingga 31 Juli 2011.
Berdasarkan adendum IV tanggal 16 Desember 2011, jangka waktu
pelaksanaan Paket 06-007 diperpanjang hingga 31 Mei 2012 dengan
target produksi 16.339.000 BCM total material untuk periode 1 Agustus
2011 sampai dengan 31 Mei 2012.
Pada tanggal 17 Nopember 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian
baru untuk jasa pemindahan tanah penutup dan sewa unit alat berat
dan dump truck pada wilayah penggalian dan pengangkutan batubara
di TAL dan Muara Tiga Besar (“MTB”) (Paket 10-200.R.2) dengan Pama
melalui perjanjian No. 077/PJJ/EKS/0500/HK.03/2011 untuk periode
1 Agustus 2011 sampai dengan 31 Juli 2016. Target produksi yang
harus dicapai adalah sebesar 145.987.500 BCM untuk tanah dengan
jarak angkut rata-rata 4,5 km dan 39.850.000 ton untuk batubara
dengan jarak angkut 3.0 km. Jumlah biaya penambangan adalah USD
282,92 juta dan Rp 3.160,43 miliar (termasuk PPN).
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
On 21 April 2011 the Company signed
Addendum II to PIJBB and agreed to supply
and deliver 1,550,000 tons of coal from 1
October 2010 to 31 December 2011. For the
period of 1 January 2012 to 31 December
2030, an agreement was reached for approx.
262,600,000 tons of coal to be further laid
down in Coal Sales & Purchase Agreement
(PJBB) to be finalized before the expiration
of PIJBB.
•
Mining service agreement
A mining service agreement was signed with
PT Sumber Mitra Jaya (PT SMJ) for Banko
Barat mine during 1 July 2008 - 30 June
2013. The Company also entered into similar
agrement with PT Pamapersada Nusantara
(Pama) for MTBU, MTBS, TAL (Tambang Air
Laya) and other sites within the Company’s
mining concession area during 1 April –
31 March 2012.
Coal volume, overburden
removal volume and distance were determined
in each agreement, while mining fee was fixed
every period of production by negotiation and
mutual agreement.
In accordance with Addendum III Package 06007 dated 8 July 2011, production target was
raised by +10% from previous contract to be
+99,000,000 BCM of total material and service
period was altered to 1 April 2007 – 31 July
2011.
Pursuant to Addendum IV of 16 December
2011, service period of Package 06-007 was
lengthened to 31 May 2012 at a targetted
product level of 16,339,000 BCM of total
material for 1 August 2011 – 31 May 2012.
On 17 November 2011, the Company and Pama
concluded Agreement No. 077/PJJ/EKS/0500/
HK.03/2011 for overburden removal and
heavy equipment and dump truck lease in
coal exploitation and loading area in TAL and
Muara Tiga Besar (MTB) (Package 10-200.R.2)
during the period of 1 August 2011 - 31 July
2016. Projected production is 145,987,500
BCM of soil at an average loading distance
of 4.5 km and 39,850,000 tons of coal at a
loading distance of 3.0 km. Total mining cost
is USD 282.92 million and Rp 3,160.43 billion
(including VAT).
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
169
Management Discussion & Analysis
Pama is expected to pledge to the Company a
commercial bank performance bond at 5% of
total cost of work (including VAT) or USD 2.83
million and Rp 31.61 billion.
•
Coal transport agreement
The Company entered into coal transport
agreement with PT Kereta Api Indonesia
(Persero) (PTKAI) to transport coal from
Tanjung Enim Loading Station to Tarahan Port,
Lampung, and to Kertapati Pier, Palembang.
Transport charges for each destination are
negotiated and reviewed periodically.
•
Coal shipment agreement
The Company signed a coal shipment agreement
with PT Arpeni Pratama Ocoean Line (Arpeni)
and PT Pelayaran Bahtera Adiguna (Bahtera)
from Tarahan Port to Suralaya Port. Under
Package 09-147 dated 12 October 2009 with
Arpeni, transport volume from 1 July 2009
to 30 June 2012 would be 3,600,000 tons at
periodically reviewable charges.
While with Bahtera (Package 11-019) an
agreement was signed on 9 February 2011 at
periodically reviewable tariff.
A similar agreement was also entered into
on 22 December 2010 with Bahtera Bestari
Shipping (BBS) to ship coal from Kertapati
Pier, Palembang to Suralaya Port. Shipment
volume is 1,200,000 tons from October 2010
to September 2012 at periodically reviewable
charges.
•
Pama wajib menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada Perusahaan yang
dikeluarkan oleh bank umum sebesar 5% dari total biaya pekerjaan
(termasuk PPN) atau sebesar USD 2,83 juta dan Rp 31,61 miliar.
•• Perjanjian jasa pengangkutan batubara
Perseroan mengadakan perjanjian pengangkutan batubara dari
Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan dengan PT Kereta Api Indonesia
(Persero) (“PT KAI”), dimana PT KAI menyetujui untuk mengangkut
batubara Perseroan dari stasiun pemuatan batubara di Tanjung Enim ke
pelabuhan batubara di Tarahan, Lampung serta ke dermaga Kertapati,
Palembang. Tarif angkutan untuk masing-masing tujuan pengiriman
ditetapkan melalui kesepakatan kedua pihak dan ditinjau setiap
periode waktu tertentu.
•• Perjanjian jasa pengapalan batubara
Perseroan melakukan perjanjian jasa pengapalan batubara dengan
PT Arpeni Pratama Ocean Line (Arpeni) dan PT Pelayaran Bahtera
Adiguna (Bahtera) dari pelabuhan Tarahan ke Pelabuhan PLTU
Suralaya. Sesuai isi perjanjian paket 09-147 tertanggal 12 Oktober
2009 dengan Arpeni, volume angkutan batubara mulai 1 Juli 2009
sampai 30 Juni 2012 adalah 3.600.000 ton dengan tarif yang akan
ditinjau secara periodik.
Sedang dengan Bahtera, (paket 11-019) perjanjian ditanda tangani
pada tanggal 9 Februari 2011 dan dengan tarif angkutan akan ditinjau
secara periodik.
Perseroan juga melakukan perjanjian pengangkutan batubara dengan
Bahtera Bestari Shipping (BBS) dari dermaga Kertapati, Palembang
ke pelabuhan PLTU Suralaya. Sesuai dengan perjanjian dengan BBS
tertanggal 22 Desember 2010, volume angkutan adalah sebesar
1.200.000 ton terhitung sejak Oktober 2010 sampai September 2012,
dengan tarif angkut yang akan ditinjau secara periodik.
Coal loading & discharging ageement
A coal loading & discharging agreement was
signed with Arpeni to ply between PTBA
Loading Terminal Tarahan and PTBA Anchorage
Loading Port Tarahan. In accordance with
Package 09-086 dated 21 October 2009,
loading and discharging volume with floating
crane and barge would be 3,600,000 tons per
annum for three years from 1 July 2009 to 30
June 2012 at Rp33,550 per ton.
•• Perjanjian jasa bongkar muat batubara dengan Arpeni
Perseroan juga melakukan perjanjian jasa bongkar-muat batubara
dengan Arpeni dari Terminal Muat Batubara PTBA Tarahan ke Anchorage
Pelabuhan Muat PTBA Tarahan. Sesuai perjanjian Paket 09-086
tertanggal 21 Oktober 2009, volume bongkar muat dengan floating
crane dan tongkang sebanyak 3.600.000 ton batubara per tahun
selama tiga tahun, mulai 1 Juli 2009 sampai 30 Juni 2012, dengan
tarif Rp33.550 per ton.
In accordance with Addendum I dated 21
September 2010, charges of loading and
discharging from non-Arpeni barge was Rp
15,000 (full rate) per MT (1,000 kg).
Sesuai Adendum I perjanjian tersebut tertanggal 21 September 2010,
apabila dilakukan bongkar muat batubara dari tongkang non-Arpeni,
maka tarif jasa per MT (1MT = 1000 kg) untuk pekerjaan tersebut
adalah sebesar Rp 15.000 (nilai penuh).
Addendum II dated 26 January 2011 stipulated
that minimum monthly capacity utilization
by floating crane was reduced from 300,000
metric ton to 175,000 metric ton per month,
Sementara Adendum II Perjanjian tersebut tertanggal 26 Januari
2011, penggunaan kapasitas minimum per bulan untuk floating crane
menurun dari 300,000 metrik ton per bulan menjadi 175.000 metrik
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
170
Operational Management Report
ton per bulan, dan penghitungan masa penggunaan kapasitas minimum
berubah dari enam bulan menjadi satu tahun masa penghitungan.
Perubahan ini menyebabkan Perusahaan tidak terbebani biaya pinalti
penggunaan kapal kurang dari kapasitas minimum untuk tahun 2010.
and minimum capacity utilization period was
changed from six months to one year. These
changes relieved the Company from underutilization penalty during 2010.
Adendum III stated that due to floating crane
repair, between August 2011 and September
2011 loading would be undertaken by
substitute floating crane, i.e. Tekko floating
crane, at loading rate of 15,000 metric ton
per day and loading charge of Rp 31,153 per
metric ton (including VAT).
Adendum III Perjanjian tersebut sehubungan dengan perbaikan
floating crane, maka untuk periode Agustus 2011 hingga September
2011, loading dilakukan oleh floating crane pengganti yaitu floating
crane Tekko dengan loading rate 15.000 metric ton per hari dan tarif
Rp 31.153 per metric ton (sudah termasuk PPN).
•• Pembayaran Sumbangan Pihak Ketiga dengan Pemerintah Daerah
Berdasarkan perjanjian SP3D dengan tiga Pemerintah Daerah, yakni
Pemda Sumsel, Pemda Lahat dan Pemda Muara Enim, Perseroan
membayarkan dana SP3D untuk tahun 2011 masing-masing sebesar
Rp14,5 miliar, Rp4,6 miliar dan Rp16 miliar. Mulai tahun 2011, untuk
Propinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Muara Enim Sp3D telah
diganti menjadi Peran Serta Peningkatan Pembangunan Daerah.
Detail dari masing-masing perjanjian tersebut dapat dilihat pada Catatan
31 Laporan Keuangan Audit Konsolidasian Perseroan untuk periode yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
TRANSAKSI BENTURAN KEPENTINGAN
Pada tahun 2011 tidak ada Transaksi Benturan Kepentingan yang dilakukan
Perseroan.
TRANSAKSI MATERIAL
Pada tahun 2011 tidak ada Transaksi Material yang dilakukan Perseroan.
Definisi Transaksi Material disini adalah sesuai dengan bunyi aturan pada
Ketentuan Bapepam-LK no IX.E.2 tanggal 25 Nov 2009 (Kep-413/BL/2009)
tentang ”Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama”.
PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PERSEROAN
Sesuai hasil RUPSLB yang dilaksanakan pada tanggal 22 Des 2011,
Perseroan berencana melaksanakan program Buy-back saham perusahaan
dengan ketentuan:
••Jumlah maksimal saham adalah banyaknya 115.206.592 (seratus lima
belas juta dua ratus enam ribu lima ratus sembilan puluh dua) saham
seri B atau sebanyak-banyaknya 5% (lima perseratus) dari seluruh
saham yang dikeluarkan dalam Perseroan.
••Alokasi dana yang dianggarkan adalah sebesar Rp. 2.044.917.016.875,(dua trilliun empat puluh empat miliar sembilan ratus tujuh belas juta
enam belas ribu delapan ratus tujuh puluh lima rupiah), berasal dari
laba yang belum ditentukan penggunaannya.
••Periode pelaksanaan adalah maksimal 18 bulan sejak tanggal RUPSLB
dan dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sampai tanggal 31 Desember 2011, program pembelian kembali saham
Perseroan belum direalisasikan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
•
Payment of Third Party Contribution to
Regional Administration
Pursuant to SP3D agreement with three Regional
Administrations, i.e. South Sumatera, Lahat and
Muara Enim, the Company paid SP3D fund of
Rp14.5 billion, Rp4.6 billion and Rp16 billion
respectively for 2011. Starting in 2011, SP3D for
South Sumatera and Muara Enim has benn changed
into Participation of Regional Development.
Details of each agreement are given in Note
31 to the Company’s Audited Consolidated
Financial Statements for the year ending 31
December 2011.
Conflict of Interest Transactions
In 2011 there were no transactions involving
conflict of interest made by the Company.
Material Transactions
In 2011 there were no material transactions made
by the Company. Material Transaction is defined
by Bapepam-LK Regulation No. IX.E.2 dated 25
November 2009 (Kep-413/BL/2009) on ”Material
Transactions and Core Business Changes”.
Shares Buy Back Program
Pursuant to EGMS resolution of 22 December 2011,
the Company intends to buy back its shares under
the following terms:
• Total shares should not exceed 115,206,592
(one hundred fifteen million two hundred six
thousand five hundred ninety two) series B
shares or maximum 5% (five percent) ot total
issued shares.
• Fund
allocation
should
amount
to
Rp2,044,917,016,875 (two trillion forty four
billion nine hundred seventeen million sixteen
thousand eight hundred seventy five rupiah),
derived from retained earning.
• Execution period should be maximum 18
months of EGMS date subject to the prevailing
laws and regulations.
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
171
Management Discussion & Analysis
As of 31 December 2011, share buy-back program
was still pending and unrealized.
ACQUISITION
The Company conducted due diligence on a number
of mines to be acquired. Out of five companies
reviewed, the Company made bids for three mining
companies with adequate potentials, while the
other two were dropped as they failed to meet
the minimum requirements, whether for reason
of long transporting distance, coal quality or legal
problems.
Out of three bids, one was not carried through for
failure to agree on business scheme and value.
Two bids are still being evaluated by prospective
parties. Therefore, there was no new acquisition
in 2011.
AKUISISI
Perseroan telah melakukan proses Due diligence atas sejumlah tambang
yang akan diakuisisi. Dari total 5 perusahaan yang diteliti, Perseroan
melakukan penawaran atas 3 perusahaan tambang prospek dengan
potensi yang memadai, sementara 2 lainnya tidak dilanjutkan karena
tidak memenuhi syarat potensi minimal yang diterapkan, baik karena jarak
angkut yang terlalu jauh, kualitas batubara yang tidak memadai maupun
masalah legal.
Dari tiga penawaran, satu diantaranya tidak berlanjut karena tidak dicapai
kesepakatan skema bisnis maupun nilai. Dua penawaran masih dalam
tahap evaluasi dari pihak prospek.
Sehingga dengan demikian tidak ada realisasi akuisisi baru di tahun 2011.
PENDIRIAN ANAK PERUSAHAAN
Tidak Ada Pendirian anak Perusahaan baru di tahun 2011.
ESTABLISHMENT OF SUBSIDIARIES
PENGHENTIAN KEGIATAN OPERASIONAL ANAK PERUSAHAAN
No subsidiary company was set up in 2011.
Pada bulan Pebruari 2010, Kepolisian Republik Indonesia menghentikan
operasi BBK karena izin pinjam pakai kawasan hutan yang menjadi wilayah
pertambangan BBK belum dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.
CLOSURE OF SUBSIDIARY’S OPERATIONS
In February 2010, the Indonesian Police closed the
operations of BBK pending the issuance of licence
to use forest area where BBK had its mine.
Muara Enim District Court pronounced BBK President
Director guilty, and confiscated BBK inventories
worth Rp14.8 billion (a full provision was made
on 31 December 2010) and fixed assets consisting
of four units of heavy equipment which were fully
depreciated on 31 December 2010.
On 28 February 2011, Palembang High Court by
verdict No. 024/PID/2011/PT.PLG overruled Muara
Enim District Court ruling. Palembang High Court
ruled that all permits or agreements for mining
in forest area that existed prior to the enactment
of Law No. 41/1999 remained in force until the
permits or agreements expire.
Sehubungan dengan kasus tersebut, Pengadilan Negeri (“PN”) Muara Enim
telah menjatuhkan keputusan bersalah kepada Direktur Utama BBK. PN
Muara Enim juga menyita persediaan milik BBK senilai Rp 14,8 miliar
(telah diprovisikan penuh pada tanggal 31 Desember 2010) dan aset tetap
berupa empat alat berat yang telah disusutkan penuh pada tanggal 31
Desember 2010.
Pada tanggal 28 Pebruari 2011, Pengadilan Tinggi Palembang melalui
keputusannya No. 024/PID/2011/PT.PLG membatalkan putusan Pengadilan
Negeri Muara Enim. Menurut keputusan Pengadilan Tinggi Palembang,
semua perizinan atau perjanjian di bidang pertambangan di kawasan
hutan yang telah ada sebelum berlakunya Undang-Undang No. 41/1999
dinyatakan tetap berlaku sampai berakhirnya perizinan atau perjanjian
yang dimaksud.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
172
Operational Management Report
Sampai dengan tanggal laporan konsolidasian ini, kasus hukum di atas
masih dalam tahap pemeriksaan tingkat kasasi di Mahkamah Agung.
Izin Prinsip untuk Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (“IPPKH”) telah
dikeluarkan Menteri Kehutanan pada tanggal 14 Juni 2011, dengan Surat
Keputusan No. S.283/Menhut-VII/2011 dengan luas lahan yang disetujui
seluas 443 Ha, berkurang 228 Ha dari usulan semula seluas 671 Ha. BBK
masih dalam proses untuk mendapatkan IPPKH dari Menteri Kehutanan.
Perseroan mengharapkan operasi BBK akan berjalan kembali dalam waktu
dekat dan mengharapkan pemberhentian ini tidak akan mempengaruhi
operasi atau posisi keuangan Perseroan secara signifikan. Jumlah produksi
BBK di tahun 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar nihil dan 76
ribu ton atau 0% dan 0,64% dari jumlah produksi Perseroan sebesar 12,4
juta ton dan 11,8 juta ton.
Jumlah aset BBK di tahun 2011 dan 2010 adalah Rp 21 miliar dan Rp
36 miliar atau 0,18% dan 0,42% dari jumlah aset Perseroan sebesar Rp
11.507 miliar dan Rp 8.723 miliar.
INFORMASI PIHAK-PIHAK YANG BERELASI
Sebagai BUMN dengan mayoritas saham dimiliki Pemerintah, Perseroan
melakukan berbagai transaksi dengan sesama BUMN dapat dikategorikan
sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi karena berada
di bawah entitas pengendali yang sama. Transaksi-transaksi tersebut
meliputi: transaksi penjualan produk, pembelian barang/jasa, pendapatan
keuangan dan penyaluran iuran dana pensiun. Informasi selengkapnya
mengenai Transaksi Dengan Pihak-Pihak yang Berelasi ini tercantum pada
Catatan 33 Laporan Keuangan Audited Konsolidasian.
Akibat transaksi berelasi tersebut, Perseroan memiliki aset maupun
liabilitas yang dicatat dalam rangka transaksi dan dicatat dalam akunakun: kas dan setara kas, piutang usaha, liabilitas dan biaya yang masih
harus dibayar.
Dalam melakukan transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan
istimewa tersebut, Perseroan memiliki kebijakan sebagai berikut.
• Penjualan batubara ke pihak yang memiliki hubungan istimewa
ditetapkan berdasarkan kontrak-kontrak penjualan, yang pada
umumnya menggunakan indeks internasional yang setara sebagai
perbandingan dan disesuaikan dengan spesifikasi dari batubara dan
lokasi pengiriman.
• Pengapalan dan pengangkutan batubara oleh pihak yang memiliki
hubungan istimewa ditetapkan berdasarkan kontrak pengangkutan yang
disepakati bersama berdasarkan hasil negosiasi dengan memperhatikan
unsur-unsur biaya yang ada ditambah dengan marjin tertentu.
• Penempatan dana dilakukan berdasarkan kebutuhan dan perjanjian
yang saling menguntungkan dan memberikan benefit optimal pada
Perseroan.
Adapun sifat transaksi dengan pihak berelasi yang dilakukan Perseroan
sepanjang tahun 2011 adalah sebagaimana tercantum dalam tabel
berikut.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
As of the date of this consolidated financial report,
the foregoing legal cases were still under review at
the cassation stage by the Supreme Court. Approval
in principle for Forest Use Permit (IPPKH) was issued
by Forestry Minister on 14 June 2011, by Decision
No. S.283/Menhut-VII/2011 with an authorized
aera of 443 Ha, or less 228 Ha from the original
proposal of 671 Ha. BBK is still in the process of
obtaining IPPKH from the Forestry Minister.
The Company expects BBK operations to resume in
the near future and that this suspension will not
significantly affect the Company’s operations. BBK’s
total production in 2011 and 2010 was recorded at
nil and 76 thousand tons respectively or 0% and
0.64% of the Company’s total production of 12.4
million tons and 11.8 million tons.
In 2011 and 2010, BBK’s total assets stood at Rp21
billion and Rp36 billion or 0.18% and 0.42% of
the Company’s total assets of Rp11,507 billion and
Rp8,723 billion.
Related Party Transactions
As a state-owned enterprise (SOE) with majority
shareholding owned by the State, transactions made
by the Company with other SOEs may be classified
as transactions with related parties being under the
same controlling entity. Such transactions include
sales of product, purchase of goods/services,
financial earning, payment of insurance premium.
Further information on related party transactions is
given in Note 33 to Audited Consolidated Financial
Statements.
As a consequence of these related party transactions,
the Company has assets and liabilities which are
recorded in the following accounts: cash and cash
equivalents, trade receivables, deferred liabilities
and charges.
In making transactions with related parties, the
Company adopts the following policy:
• Sales of coal to related parties is based on
sales contract which generally uses equivalent
international index as a reference and adjusted
to coal specification and shipping location.
• Shipment and transportation of coal by related
parties are governed by mutually agreeed
transportation contract taking into account
cost items plus certain margin.
• Placement of funds is based on requirements
and under mutually beneficial agreement to
provide optimum benefit for the Company.
Related party transactions made by the Company in
2011 are listed below:
See table 6.21
120
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
173
Management Discussion & Analysis
TABEL TABLE 6.21
NAMA PIHAK
PARTY
SIFAT HUBUNGAN
NATURE OF RELATIONSHIP
TRANSAKSI
TRANSACTION
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali
Under the same controlling entity
Penempatan dana
Fund placement
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali
Under the same controlling entity
Penempatan dana
Fund placement
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali
Under the same controlling entity
Penempatan dana
Fund placement
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali
Under the same controlling entity
Penempatan dana
Fund placement
PT Bank Kaltim
Perusahaan di bawah entitas sepengendali
Under the same controlling entity
Penempatan dana
Fund placement
PT Bank Sumsel Babel
Perusahaan di bawah entitas sepengendali
Under the same controlling entity
Penempatan dana
Fund placement
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali
Under the same controlling entity
Pengangkutan batubara
Coal transportation
PT Indonesia Power
Perusahaan di bawah entitas sepengendali
Under the same controlling entity
Penjualan batubara
Coal sales
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali
Under the same controlling entity
Penjualan batubara dan pemakaian listrik
Coal sales and electricity supply
PT Semen Padang (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali
Under the same controlling entity
Penjualan batubara
Coal sales
Dana Pensiun Bukit Asam
Perusahaan di bawah entitas sepengendali
Under the same controlling entity
Pengelolaan dana pensiun
Pension fund management
PT Semen Baturaja (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali
Under the same controlling entity
Penjualan batubara
Coal sales
PT Timah (Persero) Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali
Under the same controlling entity
Penjualan batubara
Coal sales
PT Bahtera Adhiguna (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali
Under the same controlling entity
Pengapalan batubara
Coal shipment
PT Antam (Persero), Tbk
Perusahaan di bawah entitas sepengendali
Under the same controlling entity
Pembelian Emas
Gold purchase
PT Pindad (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali
Under the same controlling entity
Pembelian bahan peledak
Explosives purchase
PT Pertamina (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali
Under the same controlling entity
Pembelian bahan bakar
Fuel purchase
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali
Under the same controlling entity
Premi asuransi
Insurance premium
PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
Perusahaan di bawah entitas sepengendali
Under the same controlling entity
Dana Pensiun
Pension fund
Monetary Assets and Liabilities
Denominated in Foreign Currencies
At 31 December 2011 monetary assets and
liabilities denominated in foreign currencies had
been translated into rupiah using an exchange
rate of USD1 = Rp9,068 and EUR1 = Rp11,739 (full
amount) based on Bank Indonesia middle rate.
Net value of total monetary assets and lilabilities
in foreign currencies were equivalent to Rp450.23
billion. Details of such assets and liabilities are
given in Note 38 to Audited Consolidated Financial
Statements.
Reclassification of Accounts
ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING
Perseroan memiliki aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing
pada 31 Desember 2011 telah dikonversikan ke dalam mata uang Rupiah
dengan menggunakan kurs USD1 = Rp 9.068 dan EUR1 = Rp 11.739 (nilai
penuh) berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia. Nilai net dari seluruh
aset dan liabilitas dalam mata uang aset adalah sebesar ekivalen Rp
450,23 miliar. Rincian aset dan liabilitas tersebut tercantum pada Catatan
38 Laporan Keuangan Audit Konsolidasian Perseroan.
REKLASIFIKASI AKUN
Perseroan telah melakukan reklasifikasi beberapa akun pada laporan
keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2010 agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan
The Company has reclassified several accounts in its
consolidated financial statement for the year ending
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
174
Operational Management Report
konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
Akun yang mengalami reklasifikasi adalah:
• Utang non-operasional lainnya disajikan sebagai “Utang jangka pendek
lainnya”
• Utang non-operasional lainnya disajikan sebagai “Utang jangka
panjang lainnya”
• “Lainnya, bersih” disajikan sebagai “(Penyisihan)/pemulihan
penurunan nilai piutang”
• Pemulihan penurunan nilai piutang disajikan sebagai bagian dari
“Lainnya, bersih”
• Kepentingan non-pengendali yang sebelumnya dicatat dalam pos
diantara kewajiban dan ekuitas
• Kepentingan non-pengendali yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas
Perhitungan pengaruh reklasifikasi akun ini tercantum pada Catatan 40
Laporan Keuangan Audit Konsolidasian Perseroan.
ASET DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI
Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009
Pada tanggal 16 Desember 2008, Dewan Perwakilan Rakyat meloloskan
Undang-Undang (“UU”) Pertambangan Mineral dan Batubara, yang telah
disetujui oleh Presiden pada 12 Januari 2009 menjadi UU No.4/2009.
Setelah keluarnya Undang-Undang tersebut, Direktur Jenderal Mineral,
Batubara dan Panas Bumi (“DJMBP”) menerbitkan Surat Keputusan (“SK”)
No. 03.E/31/DJB/2009 sehubungan dengan Kuasa Pertambangan (“KP”)
yang menjadi dasar operasi Pemerintah. Beberapa diantaranya adalah:
• KP yang ada pada saat diberlakukannya Undang-Undang masih berlaku
hingga jangka waktu berakhirnya KP tetapi wajib dikonversi menjadi
IUP sesuai dengan Undang-Undang, paling lambat 11 Januari 2010.
• Tata cara penerbitan IUP akan diterbitkan oleh DJMBP (diasumsikan
melalui peraturan pelaksana Undang-Undang No. 4/2009).
• Semua pemilik KP eksplorasi dan eksploitasi diwajibkan untuk
menyerahkan rencana aktivitas seluruh KP hingga berakhirnya jangka
waktu KP, paling lambat enam bulan setelah disahkannya UndangUndang, yaitu 11 Juli 2009.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
31 Decmeber 2010 to conform to the presentation
of consolidated financial statement for the year
ending 31 December 2011.
Reclassified accounts are:
• Other non-operational liabilites presented as
“Other current liabilities”
• Other non-operational liabilites presented as
“Other non-current liabilities”
• “Others, net” presented as “(Provision)/
recovery of impairment of trade receivables”
• Recovery of impairment of trade receivables
presented as a part of “Others, net”
• Non-controlling interest which has been
previously recorded as a mezzanine between
liabilities and equity
• Non-controlling interest presented as a part
of equity
The implication of this account reclassification
is provided in Note 40 to Audited Consolidated
Financial Statements.
CONTINGENT ASSETS AND LIABILITIES
Mining Law No. 4/2009
On 16 December 2008, the Indonesian Parliament
passed Mineral and Coal Mining Law which was
endorsed by the President on 12 January 2009 to
become Law No. 4/2009.
Following the Law, the Director General of Mineral,
Coal and Geothermal (DGMCG) issued Decision
No. 03.E/31/DJB/2009 with respect to Mining
Concessions (KP) under which the Company
operates. The Decision states that, among others:
• KP in force at the time the law was enacted
will remain in force until the expiration of the
KP but must be converted to an IUP (Mining
Business Licence) under the Law by 11 January
2010 at the latest.
• The procedures for IUP issuance will be issued
by the DGMCG (presumably through the
implementation regulations of the Law).
• All exploration and exploitation KP holders are
required to deliver an activities plan for the
whole KP area covering the period until the
expiration of the KP term, at the latest within
six months of the enactment of the Law, i.e.
11 July 2009.
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
175
Management Discussion & Analysis
In February 2010, the Government of Indonesia
released two implementation regulations for Mining
Law No. 4/2009, i.e. Government Regulation No.
22/2010 and No. 23/2010 (PP No. 22 and PP No.
23). PP No. 22 deals with the establishment of
mining areas under the new IUP. PP No. 23 also
requires that KP be converted to IUP within three
months of the issue of PP No. 23, but the procedures
had yet to be specified by the Government.
Pada bulan Pebruari 2010, Pemerintah Indonesia mengeluarkan dua
peraturan pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah No. 22/2010 dan
23/2010 (“PP No. 22” dan “PP No. 23”), sehubungan dengan penerapan
Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009. PP No. 22 mengatur tentang
pembentukan area pertambangan dengan menggunakan izin usaha
pertambangan yang baru. PP No. 23 juga mewajibkan agar KP diubah
menjadi IUP dalam jangka waktu tiga bulan sejak diterbitkannya PP No.
23, akan tetapi tata laksananya masih perlu diperjelas oleh pemerintah.
The Company closely monitors the progress of the
implementation regulations and will consider the
impact on its business operations, if any, once the
implementation regulations are issued. As presented
in the consolidatted financial statements, as of the
date of these financial statements the Company
has obtained IUP for most of its exploitation/
development areas.
Perusahaan terus memonitor perkembangan peraturan pelaksana UndangUndang tersebut secara ketat dan akan mempertimbangkan dampak
terhadap operasi Perusahaan, jika ada, pada saat peraturan-peraturan
pelaksana ini diterbitkan. Seperti yang telah disajikan pada laporan
keuangan konsolidasian, sampai pada tanggal laporan tahunan ini
diterbitkan Perusahaan telah memperoleh IUP untuk sebagian besar area
eksploitasi/pengembangan yang dimiliki.
Ministerial Regulation No. 34/2009
In December 2009, EMR Minister issued Ministerial
Regulation No. 34/2009 which obligated mining
companies to sell a portion of its production output
to domestic customers (Domestic Market Obligation
or DMO). According to EMR Ministerial Decree
No. 2360/K/30/MEM/2010, the minimum DMO
percentage for 2011 was 24.17% (2010: 24.75%).
This Ministerial Regulation provides ”cap and trade”
system where mining companies exceeding DMO
requirements may sell/transfer their DMO credit
to other mining companies unable to meet the
requirement. Price fixing mechanism for DMO credit
will be based on commercial practice. Trading
mechanism for DMO credit is clarified in Circular No.
DJMBP 5055/30/DJB/2010 of 29 November 2010,
which rules that DMO credit may be transferred
to other mining companies with the approval of
Directorate General of Mineral, Coal and Geothermal,
including traders’ credit secured under any mining
company name.
Mine Reclamation and Mine Closure
On 20 December 2010, the Indonesian Government
released an implementation guideline for Mining
Law No. 4/2009, i.e. Government Regulation No.
78/2010 (PP No. 78) that deals with reclamation
and post-mining activities for Exploration Mining
Concession and Production Mining Concession
holders. This regulation confirms EMR Ministerial
Regulation No. 18/2008 dated 29 May 2008.
Exploration Mining Concession holders, among
other requirements, must include a reclamation
plan in their exploration work program and budget
and provide a reclamation bond in the form of state
bank time deposit.
Keputusan Menteri No. 34/2009
Pada bulan Desember 2009, Menteri ESDM mengeluarkan Peraturan Menteri
No. 34/2009 yang mewajibkan perusahaan pertambangan untuk menjual
sebagian hasil produksinya kepada pelanggan domestik (“Domestic Market
Obligation” atau “DMO”). Sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM No.
2360/K/30/MEM/2010, persentase batas minimal DMO untuk tahun 2011
adalah 24,17% (2010: 24,75%).
Peraturan Menteri ini menyediakan sistem „cap and trade’ dimana
perusahaan pertambangan yang melebihi kewajiban DMO dapat menjual/
mentransfer kredit DMO untuk perusahaan pertambangan lain yang tidak
dapat memenuhi komitmen DMO. Mekanisme penetapan harga untuk
kredit DMO akan ditentukan berdasarkan ketentuan komersial. Mekanisme
perdagangan kredit DMO telah diklarifikasi dalam Surat Edaran No. DJMBP
5055/30/DJB/2010 tanggal 29 November 2010, yang mengatur bahwa
kredit DMO dapat ditransfer antar perusahaan pertambangan dengan
persetujuan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, termasuk kredit
yang dimiliki oleh pedagang atas nama perusahaan pertambangan
Reklamasi Tambang dan Penutupan Tambang
Pada tanggal 20 Desember 2010, Pemerintah Indonesia mengeluarkan
peraturan implementasi atas Undang-Undang Mineral No. 4/2009, yaitu
Peraturan Pemerintah No. 78/2010 (“PP No. 78”) yang mengatur aktivitas
reklamasi dan pascatambang untuk pemegang IUP-Eksplorasi dan IUPOperasi Produksi. Peraturan ini mengukuhkan keberlakuan Peraturan
Menteri No. 18/2008 yang dikeluarkan oleh Menteri ESDM pada tanggal
29 Mei 2008.
Pemegang IUP-Eksplorasi, ketentuannya antara lain, harus memuat
rencana eksplorasi didalam rencana kerja dan anggaran biaya ekplorasinya
dan menyediakan jaminan reklamasi berupa deposito berjangka yang
ditempatkan pada bank pemerintah.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
176
Operational Management Report
Pemegang IUP-Operasi Produksi, ketentuannya antara lain, harus
menyiapkan (1) rencana reklamasi lima tahunan; (2) rencana pasca
tambang; (3) menyediakan jaminan reklamasi yang dapat berupa
rekening bersama atau deposito berjangka yang ditempatkan pada bank
pemerintah, bank garansi, atau cadangan akuntansi (bila diizinkan), dan
(4) menyediakan jaminan pasca tambang berupa deposito berjangka yang
ditempatkan di bank pemerintah.
Holders of Production Mining Concession, among
other requirements, should make available (1) a
five-year reclamation plan, (2) a post-mining plan,
(3) a reclamation bond in the form of joint account
or state bank time deposit, bank guarantee,
or accounting reserves (if permitted), and (4)
post-mining bond in the form of state bank time
deposit.
Penempatan jaminan reklamasi dan jaminan pasca tambang tidak
menghilangkan kewajiban pemegang IUP dari ketentuan untuk
melaksanakan aktivitas reklamasi dan pasca tambang.
The placement of reclamation and post-mining
bonds does not waive the Concession holders’
obligation to perform reclamation and post-mining
activities.
Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, Perseroan telah
menempatkan jaminan reklamasi tambang dalam bentuk cadangan
akuntansi (lihat Catatan 18) dan akan melakukan penempatan deposito
untuk penyisihan penutupan tambang. Berdasarkan peraturan ini
Perseroan telah mengirimkan rencana penutupan tambangnya ke Gubernur
Sumatera Selatan dan diharapkan untuk disetujui pada tahun 2012 dan
penempatan deposito baru akan dilakukan pada tahun 2015, tiga tahun
setelah dokumen rencana penutupan tambang disetujui oleh Gubernur
Sumatera Selatan dan Bupati Muara Enim.
Keputusan Menteri No.17/2010
Pada tanggal 23 September 2010, Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral mengeluarkan Peraturan Menteri No. 17/2010 yang menjelaskan
mekanisme untuk menentukan harga patokan batubara, sebagai salah satu
peraturan pelaksana UU No. 4/2009. Peraturan ini berlaku efektif pada
tanggal 23 September 2010.
Peraturan Menteri No. 17/2010 mengatur antara lain:
•• penggunaan harga rata-rata mineral/batubara dari indeks pasar
internasional dan penggunaan free-on-board (“FOB”), kapal pengangkut
sebagai titik penjualan untuk menentukan harga patokan;
•• penerimaan beban tertentu sebagai penyesuaian untuk harga
patokan (jika titik penjualan FOB yang sebenarnya bukan kapal
pengangkut);dan
•• penggunaan pendekatan harga dasar (yaitu harga jual harga patokanvs
harga jual aktual, mana yang lebih tinggi, untuk perhitungan
Penerimaan Negara (contoh: royalti atau biaya eksploitasi).
Peraturan ini juga mengharuskan perusahaan pertambangan untuk:
•• menggunakan kapal/perahu berbendera Indonesia untuk mengangkut
mineral/batubara;
•• mengutamakan penggunaan perusahaan asuransi nasional dimana
syarat adopsi CIF digunakan; dan
•• menggunakan surveyor yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Mineral,
dan Batubara.
Royalti dan iuran eksploitasi akan dihitung berdasarkan harga jual aktual
dibandingkan dengan Indonesian Minerals and Coal Benchmark Price
(IMCBP), mana yang lebih tinggi seperti yang dijelaskan lebih lanjut
dalam Peraturan Menteri No. 17/2010.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
As at the date of these consolidated financial
statements, the Group had placed reclamation bond
in the form of accounting reserves (see Note 18)
and will place deposits for mine closure provision.
In accordance with this regulation, the Group has
submitted its mine closure plan to the Governor of
South Sumatera and it is expected to be approved
in 2012 and deposit placement will only be made
in 2015, three years after the mine closure plan
is approved by the South Sumatera Governor and
Muara Enim Regent.
Ministerial Regulation No. 17/2010
On 23 September 2010 EMR Ministerial Regulation
No. 17/2010 was issued explaining the mechanism
of determining coal benchmark price (IMCBP),
as one of the implementation guidelines of Law
No. 4/2009. This Regulation took effect on 23
September 2010.
The Ministerial Regulation No. 17/2010 determines
among others:
• Mineral/coal average price based on
international market index, free-on-board
(FOB) term, and mother ship as selling point
to determine benchmark price.
• Certain expense as adjustment to benchmark
price (if FOB selling point is not mother
ship).
• Basic price approach i.e. benchmark selling
price vs actual selling price, whichever is
higher, to assess state revenues (example:
royalty or exploitation retribution).
The Regulation also requires mining companies to:
• Use boat/ship carrying Indonesian flag to
transport mineral/coal.
• Give priority to national insurance companies
using CIF term.
• Use surveyors appointed by Directorate General
of Mineral, Coal and Geothermal.
Royalty and exploitation retribution will be assessed
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
177
Management Discussion & Analysis
according to the actual selling price compared to
IMCBP, whichever is higher, as explained further in
Ministerial Regulation No. 17/2010.
Ministerial Regulation No. 17/2010 allows a
transitional period until 22 March 2011 to amend
spot contract and 22 September 2011 for long term
sales contract.
On 3 March 2011, EMR Minister issued Ministerial
Decree No. 0617 K/32/MEM/2011 on Coal
Benchmark Price for PLN in TPP Operation, stating
among others:
• Coal selling price for PLN in TPP operation
is the benchmark price fixed at the time
an agreement was reached between PLN
and PKP2B company or Production Mining
Concession holder;
• The agreed coal selling price is to be reviewed
every year (12 months) in accordance with
the benchmark price effective at the time of
adjustment; and
• Benchmark price will be regulated further
by the Director General of Mineral, Coal and
Geothermal regulation.
On 24 March 2011, the Director General of Mineral,
Coal and Geothermal released Regulation No.
515.K/32/DJB/2011 on Coal Benchmark Price
Formula, stipulating among others:
• Coal benchmark price will be set every month
following a formula based on the average of
several coal price indices;
• Coal benchmark price should be used as a
reference in coal sales transaction; and
• For coal sales on a term basis, price should
be based on the average of the three last
benchmark prices in the month when the price
was agreed.
On 26 August 2011, the Director General of
Mineral, Coal and Geothermal issued Regulation No.
999.K/30/DJB/2011 on Procedures for Fixing Coal
Benchmark Price Adjustment.
The management is confident that all short term
coal sales contracts made by the Group has used
IMCBP-based selling prices. For long term contracts,
selling prices will be adjusted every year to IMCBP
of the corresponding year.
Royalty is assessed based on the selling prices
according to the calorie content of each sale.
Outstanding court cases still in progress
In 2003, the Company was given a KP (Mining
Concession) to exploit Lahat area. In 2004, the
authority to grant KP was transferred by the
Peraturan Menteri No. 17/2010 memberikan masa transisi untuk merubah
kontrak spot penjualan sampai dengan 22 Maret 2011 dan kontrak
penjualan jangka panjang sampai dengan 22 September 2011.
Pada tanggal 3 Maret 2011, Menteri Energi dan Sumber Data Mineral
mengeluarkan Keputusan Menteri No. 0617 K/32/MEM/2011 tentang
Harga Batubara untuk PLN Dalam Rangka Pengoperasian Pembangkit
Listrik Tenaga Uap, yang antara lain mengatur:
• Harga pembelian batubara oleh PLN dalam rangka pengoperasian
pembangkit listrik tenaga uap adalah sebesar harga patokan batubara
pada saat tercapainya kesepakatan antara PLN dengan perusahaan
PKP2B atau IUP Operasi Produksi Batubara;
• Harga kesepakatan pembelian batubara wajib disesuaikan setiap 12
bulan sekali dengan harga pembelian batubara sesuai dengan harga
patokan batubara yang berlaku pada saat penyesuaian; dan
• Harga patokan batubara akan diatur lebih lanjut oleh peraturan
Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi.
Pada tanggal 24 Maret 2011, Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas
Bumi mengeluarkan Peraturan Direktur Jenderal No.515.K/32/DJB/2011
tentang Formula untuk Penetapan Harga Patokan Batubara, yang antara
lain mengatur:
• Menetapkan harga patokan batubara setiap bulan berdasarkan formula
yang mengacu pada rata-rata beberapa indeks harga batubara;
• Harga patokan batubara wajib digunakan sebagai acuan dalam
penjualan batubara; dan
• Untuk penjualan batubara yang dilakukan secara jangka tertentu
(term), harga batubara mengacu pada rata-rata tiga harga patokan
terakhir pada bulan dimana dilakukan kesepakatan harga.
Pada tanggal 26 Agustus 2011, Direktur Jendral Mineral dan Batubara
mengeluarkan Peraturan Direktur Jenderal No. 999.K/30/DJB/2011
mengenai Tata Cara Penetapan Besaran Biaya Penyesuaian Harga
Batubara.
Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh kontrak penjualan batubara
jangka pendek yang dilakukan oleh Perseroan telah menggunakan harga
jual yang sesuai dengan IMCBP. Untuk kontrak penjualan jangka panjang,
harga yang ditetapkan akan disesuaikan setiap tahunnya berdasarkan
harga IMCBP tahun tersebut.
Dalam melakukan perhitungan royalti, Perseroan juga telah menyesuaikan
harga penjualan yang digunakan untuk menghitung royalti berdasarkan
kalori dari masing-masing penjualan.
Perkara-Perkara Dalam Proses Di Pengadilan
Pada tahun 2003, Perusahaan diberikan KP untuk mengeksploitasi
daerah Lahat. Pada tahun 2004, otoritas untuk memberikan KP dialihkan
pengurusannya oleh Gubernur Sumatera Selatan ke Bupati Lahat pada
tahun 2004. Pada tanggal 29 Agustus 2005 melalui Pengadilan Tata
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
178
Operational Management Report
Usaha Negara (“PTUN”) Palembang, Perusahaan mengajukan gugatan
kepada Bupati Lahat sehubungan dengan penerbitan beberapa KP kepada
beberapa perusahaan swasta atas wilayah yang sama yang dimiliki oleh
Perusahaan. Atas upaya hukum tersebut, PTUN Palembang menolak
gugatan Perusahaan.
Proses hukum atas perkara ini telah berjalan hingga tingkat pengajuan PK
ke Mahakamah Agung, dengan ringkasan perkembangan selama dua tahun
terakhir sebagai berikut:
Tanggal 28 Januari 2010 Mahkamah Agung RI, telah menerbitkan Putusan
Kasasi dengan Amar Putusan Menolak Permohonan Kasasi para tergugat
(Bupati Lahat dkk), yang relas pemberitahuannya diterima perusahaan
tanggal 01 Desember 2010.
Para terguat mengajukan Peninjauan Kembali (“PK”) Perdata ke Mahkamah
Agung RI. Perusahaan telah membuat tanggapan atas PK tersebut pada
tanggal 20 Mei 2011 yang diserahkan kepada Mahkamah Agung RI melalui
PN Lahat. Status perkara ini dalam proses PK di Mahkamah Agung RI.
Bupati Lahat pada tanggal 20 Juni 2011 mengajukan PK terhadap perkara
KP di PTUN Palembang dan saat ini Perseroan sedang membuat tanggapan
ke Mahkamah Agung melalui PTUN Palembang.
Pada tangal 11 Oktober 2011, Mahkamah Agung menerbitkan Putusan
PK Tata Usaha Negara (“TUN”) No. 109.KP/PTUN/2011 dalam Amar
putusannya menerima PK TUN Bupati Lahat. Dengan demikian, perkara di
PTUN Palembang, Perseroan berada di pihak yang dikalahkan.
Tanggal 29 Nopember 2011, Perusahaan mengajukan PK TUN kepada
Mahkamah Agung RI melalui PTUN Palembang atas Putusan Kasasi TUN
Mahkamah Agung RI No. 326K/TUN/2006 tanggal 10 Mei 2007.
Tanggal 16 Desember 2011, Ketua PTUN Palembang mengeluarkan
Penetapan dimana permohonan PK TUN Perseroan dinyatakan tidak dapat
diterima.
Tanggal 11 Januari 2012, Perusahaan mengajukan Kasasi atas Penetapan
Ketua PTUN Palembang mengenai permohonan PK TUN Perusahaan
dinyatakan tidak dapat diterima.
Untuk PK Perkara Perdata di PN Lahat, sampai saat ini masih dalam proses
PK di Mahkamah Agung RI.
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PENGUNGKAPAN
Perseroan telah melakukan beberapa perubahan kebijakan akuntansi dan
pengungkapan agar lebih sesuai dengan revisi PSAK yang diterbitkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia. Penjelasan ringkas atas kebijakan tersebut
diuraikan pada bahasan berikut, sementara penjelasan lebih lengkap dapat
dilihat pada Catatan 3 Laporan Keuangan Audit Konsolidasian Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
South Sumatera Governor to to the Lahat Regency
Administration. On 29 August 2005 through
Palembang State Administrative Court (PTUN
Palembang), the Company filed a lawsuit to Lahat
Regency Administration due to several overlapping
KPs with other companies. PTUN Palembang refused
to process the Company’s claim.
The process of this lawsuit has proceeded to the stage
of civil reconsideration (PK) at the Supreme Court, and
the last two years’ progress is summarized below:
On 28 January 2010 the Indonesian Supreme Court
issued a cassation decision rejecting the petition
of the defendant (Lahat Regency Government), for
which notice was received by the Company on 1
December 2010.
The defendant filed an appeal for civil reconsideration
(PK) to the Supreme Court. The Company made a
counter response to the PK on 20 May 2011 which
was submitted to the Supreme Court through Lahat
District Court (PN Lahat). This case is still under PK
process at the Supreme Court.
On 20 June 2011 Lahat Regency Administration
filed an appeal for PK of IP case at PTUN Palembang
and the Company is currently preparing a response
to the Supreme Court through PTUN Palembang.
On 11 October 2011, the Supreme Court handed
down PK Administrative (TUN) Decision No. 109.
KP/PTUN/2011 approving PK TUN of Lahat Regency
Administration. Therefore, in the case of PTUN
Palembang, the Company is on the losing side.
On 29 November 2011, the Company filed an appeal
of PK TUN to the Supreme Court through PTUN
Palembang for the Supreme Court’s TUN Cassation
Decision No. 326K/TUN/2006 dated 10 May 2007.
On 16 December 2011, Head of PTUN Palembang
issued a stipulation whereby the Company’s appeal
was declared unacceptable.
On 11 January 2012, the Company filed a cassation
appeal against the stipulation of Head of PTUN
Palembang which declared the Company’s appeal
unacceptable.
As of the date of this report, the PK for civil case at
PN Lahat is still in PK process at the Supreme Court.
CHANGES IN ACCOUNTING POLICY AND
DISCLOSURE
The Company has made several changes in
accounting policy and disclosure to conform to
the revised Statement of Financial Accounting
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
179
Management Discussion & Analysis
Standards (SFAS) issued by the Indonesian Institute
of Public Accountants (IAI). A brief description of
this policy is provided below, while more detailed
explanation may be found in Note 3 to the Audited
Consolidated Financial Statement.
New and amended standards adopted by
the Company
The following amendments to standards are
mandatory for the first time for financial year
beginning on 1 January 2011.
•
Statement of Financial Accounting Standards
(SFAS) No. 1 (Revised 2009), “Presentation of
Financial Statements”
The revised standard prohibits the presentation
of items of income and expenses (that is, nonowner changes in equity) in the statement
of changes in equity, requiring non-owner
changes in equity to be presented separate
from owner changes in equity. All non-owner
changes in equity will be required to be shown
in a performance statement, but entities can
choose whether to present one performance
statement (the statement of comprehensive
income) or two statements (the statement
of income and statement of comprehensive
income).
•
SFAS No. 3 (Revised 2010) “Interim Financial
Reporting”
The standard requires the interim financial
report to contain a statement of income for
the current interim period and cumulatively
for the current financial year to date, with
comparative statements of income for the
comparative interim periods (current and year
to date of the preceding financial year) as
either one statement or two statements. The
statements of financial position are presented
with a comparative as at the end of the
immediately preceding financial year.
•
SFAS No.4 (Revised 2009), “Consolidated and
Separate Financial Statements”
The revised standard prohibits a parent
company from failing to consolidate its
controlled subsidiaries. Control is presumed
to exist when the parent owns, directly and
indirectly through subsidiaries, more than half
of the voting power of an entity, unless, in
exceptional circumstances, it can be clearly
demonstrated that such ownership does not
constitute control.
Standar baru dan revisi yang diadopsi oleh Perseroan
Berikut adalah perubahan atas standar yang wajib diterapkan untuk pertama
kali untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011.
••Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi
2009), “Penyajian Laporan Keuangan”
Standar yang direvisi tersebut tidak memperbolehkan penyajian
pos penghasilan dan beban (yaitu, perubahan ekuitas non
pemilik) dalam laporan perubahan ekuitas, mengharuskan
perubahan ekuitas non pemilik disajikan terpisah dari perubahan
ekuitas pemilik. Perubahan ekuitas non-pemilik diharuskan untuk
diungkapkan dalam laporan hasil usaha, dimana entitas dapat
memilih untuk menyajikan satu laporan hasil usaha (laporan labarugi komprehensif) atau dua laporan hasil usaha (laporan laba-rugi
dan laporan laba-rugi komprehensif).
••PSAK No. 3 (Revisi 2010) “Laporan Keuangan Interim”
Standar mensyaratkan laporan keuangan interim mencakup laporan
laba-rugi untuk periode interim berjalan dan secara akumulatif
untuk tahun buku berjalan sampai tanggal interim, dengan laporan
laba-rugi komprehensif komparatif untuk periode interim yang
dapat dibandingkan (periode berjalan dan awal tahun buku sampai
tanggal pelaporan) dari tahun buku sebelumnya, yang disajikan
dalam satu laporan atau dua laporan. Laporan posisi keuangan
disajikan dengan komparatif per akhir tahun buku sebelumnya.
••PSAK No.4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan
Laporan Keuangan Tersendiri”
Standar yang direvisi tidak memperbolehkan perusahaan induk
tidak mengkonsolidasi entitas anak yang dibawah pengendaliannya.
Pengendalian dianggap ada ketika entitas induk memiliki secara
langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari
setengah kekuasaan suara suatu entitas, kecuali dalam keadaan
yang jarang, dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan
tersebut tidak diikuti dengan pengendalian.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
180
Operational Management Report
••PSAK No.5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”
Standar yang direvisi mensyaratkan suatu pendekatan manajemen,
dimana informasi segmen disajikan dengan dasar yang sama
dengan yang digunakan untuk keperluan pelaporan internal. Karena
itu, pelaporan segmen konsisten dengan pelaporan internal kepada
pengambil keputusan operasional. Hal tersebut tidak menghasilkan
tambahan pelaporan segmen yang telah disajikan.
••PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak Berelasi”
Standar memperjelas pedoman pengungkapan pihak berelasi,
transaksi dan saldo, termasuk komitmen dengan pihak berelasi.
Standar mewajibkan pengungkapan atas transaksi dan saldo terkait
dengan entitas yang berelasi dengan Pemerintah. Standar juga
menjelaskan bahwa personil manajemen kunci merupakan pihak
berelasi, yang mewajibkan pengungkapan jumlah dan kategori
remunerasi dan kompensasi kepada personil manajemen kunci.
Perseroan telah melakukan evaluasi ulang mengenai pihak berelasi
sesuai dengan standar ini dan memastikan laporan keuangan telah
disusun berdasarkan ketentuan pengungkapan yang direvisi.
•
SFAS No.5 (Revised 2009), “Operating
Segments”
The revised standard requires a “management
approach”, under which segment information
is presented on the same basis as that used
for internal reporting purposes. As such, the
segments are reported in a manner that is
more consistent with the internal reporting
provided to the chief operating decisionmaker. This has not resulted in additional
reportable segments being presented.
•
SFAS No. 7 (Revised 2010), “Related Party
Disclosures”
The standard enhances the guidance of
disclosure of related party relationships,
transactions and outstanding balances,
including commitments. The standard requires
disclosures of transactions with governmentrelated entities and outstanding balances
with those entities. It also makes clear that
a member of the key management personnel
is a related party, which in turn requires the
disclosure of each category of remuneration
and compensation of the key management
personnel. The Group has re-evaluated its
related party relationships in accordance
with this standard and ensured the financial
statements have been prepared under the
revised disclosure requirements.
•
SFAS No. 8 (Revised 2010), “Events after the
Reporting Period”
There have been no significant changes from
the previous standard. As such, the adoption
of this revised standard will not have any
effect on the Group’s current consolidated
financial statemtns.
•
SFAS No. 15 (Revised 2009), “Investments in
Associates”
This standard does not apply to investments
in associates held by venture capital
organisations or mutual funds, unit trusts
and similar entities including investmentlinked insurance funds that are measured at
fair value through profit or loss in accordance
with SFAS No. 55 (Revised 2006), “Financial
Instruments: Recognition and Measurement”.
The existence and effect of potential voting
rights that are currently exercisable or
convertible, including potential voting rights
held by other entities, are considered when
assessing whether an entity has significant
influence.
••PSAK No. 8 (Revisi 2010), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”
Tidak terdapat perubahan signifikan dari standar sebelumnya. Karena
itu, penerapan standar yang direvisi ini tidak akan berdampak pada
laporan keuangan konsolidasian Perseroan saat ini.
••PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi pada Perusahaan Asosiasi”
Standar ini tidak diterapkan untuk investasi dalam entitas asosiasi
yang dimiliki oleh organisasi modal ventura atau reksa dana, unit
perwalian, dan entitas sejenis termasuk dana asuransi terhubunginvestasi, yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi,
sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran”. Keberadaan dan dampak dari hak suara
potensial yang saat ini dapat dieksekusi atau dikonversi, termasuk
hak suara potensial yang dimiliki oleh entitas lain, dipertimbangkan
ketika menilai apakah suatu entitas memiliki pengaruh signifikan.
••PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tak Berwujud”
Standar ini mengatur perlakuan akuntansi untuk aset tak berwujud
yang tidak diatur secara khusus dalam standar lainnya. Aset tak
berwujud diakui, jika dan hanya jika, kemungkinan besar entitas
akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut
dan biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
••PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”
Tidak ada perubahan signifikan dalam standar ini. Standar
memberikan contoh ilustrasi yang bukan merupakan bagian dari
PSAK No. 23. Oleh karena itu, adopsi atas PSAK yang direvisi ini
tidak akan memiliki dampak signifikan pada laporan keuangan
konsolidasian Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
181
Management Discussion & Analysis
•
SFAS No. 19 (Revised 2010), “Intangible
Assets”
This standard deals with the accounting
treatment for intangible assets that are not
dealt with specifically in another standard.
Intangible assets can be recognised, if and
only if, it is probable that the expected future
economic benefits that are attributable to the
assets will flow to the entity and the cost of
the asset can be measured reliably.
••PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”
Standar ini memberikan pedoman mengenai bagaimana memilih dan
menerapkan kebijakan akuntansi dan perubahan kebijakan akuntansi,
yang sebelumnya diatur dalam PSAK No. 1. Standar ini juga
menghilangkan istilah “kesalahan mendasar” dan mempertimbangkan
kesalahan termasuk kesalahan material dan kesalahan tidak material
yang disengaja untuk mencapai suatu penyajian laporan posisi
keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas tertentu.
•
SFAS No. 23 (Revised 2010), “Revenue”
There is no significant change in this standard.
The standard provides illustrative examples
which are not part of SFAS No. 23. As such,
the adoption of this revised SFAS will not
have any significant effect on the Group’s
consolidated financial statements.
••PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”
Standar yang direvisi memberikan pedoman yang memperjelas
mengenai prosedur yang harus diterapkan entitas agar jumlah
tercatat asetnya tidak melebihi jumlah terpulihkan.
Manajemen telah mengadopsi standar ini ketika melakukan
pengujian penurunan nilai tahunan.
•
SFAS No. 25 (Revised 2009), “Accounting
Policies, Changes in Accounting Estimates and
Errors”
This standard provides guidance on how to
select and apply accounting policies and
accounting for changes in accounting policies
which was previously described in SFAS No.
1. This standard also eliminates the term
“fundamental error” and considers errors to
include both material errors and immaterial
errors made deliberately to achieve a particular
presentation of an entity’s financial position,
financial performance, or cash flows.
••PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan
Aset Kontinjensi”
Tidak terdapat perubahan signifikan dibandingkan dengan versi
sebelumnya dari standar ini, kecuali standar yang direvisi ini
memberikan pedoman yang lebih jelas mengenai transaksi tertentu.
Oleh karena itu, perubahan atas standar ini tidak akan memiliki
dampak pada laporan keuangan konsolidasian Perseroan.
•
SFAS No. 48 (Revised 2009), “Impairment of
Assets”
The revised standard provides enhanced
guidance on the procedures that an entity
should apply to ensure that its assets are
carried at no more than their recoverable
amount. The management has adopted
this standard when performing the annual
impairment testing.
•
SFAS No. 57 (Revised 2009), “Provision,
Contingent Liabilities and Contingent Assets”
There have been no significant changes from
the previous version of this standard, except
that this revised standard provides clearer
guidance on certain transactions. As such,
the standard will not have any impact to the
Group’s consolidated financial statements.
•
The adoption of these new and revised
standards and interpretations did not result in
substantial changes to the Group’s accounting
policies and had no material effect on the
consolidated financial statements.
••Penerapan dari standar, interpretasi baru/revisi standar berikut,
tidak menimbulkan perubahan besar terhadap kebijakan
akuntansi Perseroan dan efek material terhadap laporan keuangan
konsolidasian.
••Standar akuntansi berikut telah diterbitkan dan wajib diterapkan
pada atau setelah tanggal 1 Jan 2011, namun Perseroan belum
mengadopsi karena tidak relevan tehadap Perseroan. Standar
tersebut meliputi:
••PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”
••PSAK No. 12 (Revisi 2009), “Bagian Partisipasi dalam Ventura
Bersama”
••PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”
••PSAK No. 58 (Revisi 2009), “Aset Tidak Lancar, Yang Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”
••Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) No. 7,
“Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
••ISAK No. 9, “Perubahan atas Liabilitas, Aktivitas Purnaoperasi,
Restorasi dan Liabilitas Serupa”
••ISAK No. 10, “Program Loyalitas Pelanggan”
••ISAK No. 11, “Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik”
••ISAK No. 12, “Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer”
••ISAK No. 14, “Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web”
••ISAK No. 17, “Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai”
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
182
Operational Management Report
••Perseroan melakukan pencabutan standar dan interpretasi tertentu
seusai peraturan, namun pencabutan tersebut tidak menyebabkan
perubahan signifikan terhadap kebijakan akuntansi Perseroan dan
tidak material atas jumlah yang dilaporkan atas tahun berjalan atau
tahun sebelumnya, yakni standar:
••PSAK No. 6, “Akuntansi dan Pelaporan untuk Entitas Tahap
Pengembangan”;
••PSAK No. 21, “Akuntansi Ekuitas”
••PSAK No. 40, “Akuntansi Perubahan Ekuitas Entitas Anak atau
Asosiasi”;
••ISAK No. 1, “Penentuan Harga Pasar Dividen”;
••ISAK No. 2, “Penyajian Modal dalam Neraca dan Piutang kepada
Pemegang Saham”; dan
••ISAK No. 3, “Akuntansi atas Pemberian Sumbangan atau
Bantuan”.
•
The following new accounting standards
have been published and are mandatory for
implementation on or after 1 January 2011,
but the Company has not adopted them since
they are not currently relevant to its business.
Those standards are:
••SFAS No. 2 (Revised 2009), “Statements of
Cash Flows”
••SFAS No. 12 (Revised 2009), “Interests in
Joint Ventures”
••SFAS No. 22 (Revised 2010), “Business
Combination”
••SFAS No. 58 (Revised 2009), “Non-current
Assets, Held for Sale and Discontinued
Operations”
••Interpretation of Financial Accounting
Standards (“IFAS”) No. 7, “Consolidation of
Special Purpose Entities”
••IFAS No. 9, “Changes in Existing
Decommissioning, Restoration and Similar
Liabilities”
••IFAS No. 10, “Customer Loyalty Programs”
••IFAS No. 11, “Distribution of Non-cash
Assets to Owners”
••IFAS No. 12, “Jointly Controlled Entities:
Non-monetary Contributions by Venturers”
••IFAS No. 14, “Intangible Assets – Website
Costs”
••IFAS No. 17, “Interim Financial Reporting
and Impairment”
•
The Company withdrew certain standards and
interpretations, but such withdrawal did not
result in significant changes to the Group’s
accounting policies and had no material effect
on the amounts reported for the current or
prior financial year, which are:
••SFAS No. 6, “Accounting and reporting for
Development-Stage Entities”;
••SFAS No. 21, “Accounting for Equity”
••SFAS No. 40, “Accounting for Changes in
Equity of Subsidiaries or Associates”;
••IFAS No. 1, “Determining Market Price of
Dividend”;
••IFAS No. 2, “Presentation of Capital
in the Balance Sheet and Subscription
Receivables”; and
••IFAS No. 3, “Accounting for Donation or
Endowment”.
Pada saat penerbitan laporan keuangan konsolidasian, Manajemen masih
mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar dan
interpretasi baru yang telah diterbitkan, tetapi belum berlaku efektif
untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari
2012 dan tidak diterapkan lebih awal, serta pengaruhnya pada laporan
keuangan konsolidasian Perseroan.
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN KONVERGENSI IFRS
Perseroan telah mengantisipasi pelaksanaan konvergensi IFRS yang
memiliki dampak dalam laporan keuangan. Sesuai dengan surat edaran
Kementrian BUMN Nomor: SE05/MBU/2009 tanggal 2 April 2009
menginstruksikan Direksi BUMN untuk:
••Aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan Ikatan Akuntan Indonesia
yang berhubungan dengan rencana penerapan IFRS seperti public
hearing, konsultasi publik, sosialisasi dan sebagainya.
••Aktif memberikan tanggapan dan masukan tertulis kepada DSAK IAI
mengenai dampak signifikan bagi masing masing BUMN sehubungan
dengan penerapan IFRS tersebut, dan
••Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan terkait rencana
penerapan IFRS tersebut sebaik-baiknya.
As of the date of issuance of the consolidated
financial statements, the Management was still
evaluating the impact of these revised standards
and interpretations, but not effective for the
financial year beginning on or after 1 January 2012
and not earlier adopted, and their effect on the
Company’s consolidated financial statements.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
184
266
278
305
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
183
Management Discussion & Analysis
PREPARATION AND ADOPTION OF IFRS
CONVERGENCE
The Company has anticipated the adoption of IFRS
convergence that will have effects on financial
reporting. The SOE Ministry Circular No. SE05/
MBU/2009 dated 2 April 2009 instructed SOEs to:
• Actively participate in the events organized
by the Indonesian Institute of Public
Accountants (IAI) in relation to the planned
adoption of IFRS, such as public hearing,
public consultancy, socialization and others.
• Provide written response and input to DSAK
IAI on the significant effects of the adoption
of IFRS to each SOE, and
• Prepare anything necessary for the proposed
adoption of IFRS.
In preparing the adoption of IFRS convergence
(Revised SFAS) and its implementation, the Company
has appointed its consultant, KAP Purwantono,
Suherman & Surja (affiliate of Ernst & Young), with
the following scope of assignment:
• Review the Company’s accounting policy and
financial policy.
• Provide training on Revised SFAS for the
Company’s relevant personnel.
• Provide support in the adoption of Revised
SFAS in Audited Consolidated Financial
Statements for Financial Year 2011.
Dalam persiapan untuk melaksanakan konvergensi IFRS (PSAK Revisi)
tersebut Perseroan telah menunjuk konsultan pendamping dalam
implementasinya, yakni KAP Purwantono, Suherman & Surja (afiliasi Ernst
& Young), dengan lingkup pekerjaan antara lain:
••Review kebijakan akuntansi dan kebijakan keuangan Perseroan.
••Memberikan pelatihan PSAK Revisi kepada pegawai Perseroan yang
terkait.
••Mendampingi penerapan PSAK Revisi pada Laporan Keuangan Audit
Konsolidasi Tahun Buku 2011.
Dengan demikian Perseroan telah menerapkan semua PSAK Revisi yang
berlaku sejak 1 Januari 2011 sebagaimana diatur dalam Standar Akuntansi
Keuangan. Adapun detail PSAK maupun ISAK yang telah diterapkan oleh
Perseroan dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian yang
telah diaudit oleh KAP Tanudireja, Wibisana dan Rekan (afiliasi PWC)
sebagaimana tersebut diatas.
KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA
Tidak ada kejadian material setelah berakhirnya periode laporan yang
tercatat pada Laporan Audit Konsolidasian Perseroan.
As such, the Company has applied all Revised SFAS
effective 1 January 2011 as required by Financial
Accounting Standards. Details of SFAS and IFAS that
have been applied by the Company in presenting
Consolidated Financial Statements as audited by
KAP Tanudireja, Wibisana dan Rekan (affiliate of
PWC) are described above.
SUBSEQUENT EVENTS
There were no significant events subsequent to the
audited consolidated financial statements date.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
184
Operational Management Report
LAPORAN
TATA KELOLA
PERUSAHAAN
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
Komitmen dalam menerapkan praktek tata
kelola perusahaan yang baik, berimbang
dan bersamaan disertai dengan peningkatan
integritas karyawan mendorong pertumbuhan
dan peningkatan kinerja perusahaan secara
berkelanjutan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
185
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
Committed to
implementing balanced
good corporate
governance practice and
upholding employee
integrity for better
corporate performance
and sustainable
business growth.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
186
Operational Management Report
LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
Implementation of Corporate
Governance
Tujuan Penerapan
Objective
Menindaklanjuti penyelesaian, penerbitan dan sosialisasi penerapan
Panduan Implementasi GCG yang berisi mekanisme kerja antar Organ
Perusahaan, Kebijakan Pokok Perseroan (GCG Code) dan Kebijakankebijakan lain terkait GCG, Perseroan melakukan implementasi prinsipprinsip tatakelola yang baik sebagaimana terkandung dalam butir-butir
panduan tersebut. Berdasarkan buku panduan yang ditujukan sebagai
pedoman, setiap level operasional, baik kini dan ke depan Perseroan
bertekad menjalankan GCG secara konsisten dan sebaik mungkin.
Hal tersebut dilaksanakandalam upaya untuk menindaklanjuti Peraturan
Menteri Negara BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan
Praktek GCG pada BUMN, maupun dalam rangka memantapkan keyakinan
Perseroan akan manfaat positif dari penerapan praktek GCG. Tujuan
Penerapan GCG di Perseroan adalah:
• Mengendalikan dan mengarahkan hubungan antara Pemegang Saham,
Dewan Komisaris, Direksi, karyawan, pelanggan, mitra kerja, serta
masyarakat dan lingkungan.
• Mendorong dan mendukung pengembangan Perseroan.
• Mengelola sumber daya secara lebih amanah.
• Mengelola risiko secara lebih baik.
• Meningkatkan pertanggungjawaban kepada stakeholders.
• Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan Perseroan.
• Memperbaiki budaya kerja Perseroan.
• Meningkatkan citra Perseroan (image) menjadi semakin baik.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Perseroan senantiasa berusaha
menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, mencakup azas
transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness,
secara seimbang dengan pembangunan nilai-nilai dan budaya
perusahaan yang tertuang dalam rumusan kode etik serta budaya
perusahaan dan dengan membangun integritas yang tinggi melalui
nilai-nilai budaya tersebut diyakini akan semakin memberikan hasil
maksimal pada mutu penerapan GCG dan kinerja Perseroan.
Mutu penerapan GCG yang baik dan konsisten akan mendukung peningkatan
kinerja Perseroan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang
lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan pelayanan
kepada stakeholders yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan
corporate value. Selain itu, stakeholder satisfaction juga akan meningkat
karena terjadinya perbaikan kinerja keuangan serta berkurangnya
keputusan investasi yang mengandung benturan kepentingan, sehingga
membuat kepercayaan investor juga meningkat.
Komitmen, konsistensi serta keberhasilan Perseroan dalam menerapkan
tata kelola yang baik juga telah membuahkan berbagai bentuk
penghargaan yang diterima dari lembaga independen dari berbagai
perspektif, seperti:
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Following the completion, issue and socialization
of GCG implementation guide on working mechanism
among corporate organs (GCG Code) and other GCG
policies, the Company has implemented the GCG
principles as incorporated in GCG Code. Based on
the Code, each level of operations will continue to
consistently implement GCG practice in the best
possible manner.
Such is aimed at acting on the State Minister for
State-Owned Enterprises (SOE) Regulation No. PER01/MBU/2011 concerning Implementation of GCG
Practices in SOEs, and also at affirming the Company’s
belief in the advantage of practising GCG principles.
The goal of implementing GCG throughout the
Company is to allow:
• Directing and managing the relationship among
shareholders, Board of Commissioners, Board
of Directors, employees, customers, partners,
community and environment.
• Promoting and supporting the Company’s
growth.
• Managing resources discreetly.
• Managing risks more responsibly.
• Treating stakeholders more responsibly.
• Preventing irregularity in the management of
the Company.
• Promoting work ethos.
• Enhancing the Company’s good image.
To attain that goal, the Company consistently
implements
good
corporate
governance
(GCG) principles which include transparency,
accountability,
responsibility,
independency
and fairness, corresponding to the promotion of
corporate values and culture which are reflected
in the corporate code of conduct and culture, and
cultivates high integrity through such cultural
values to maximize GCG implementation and the
Company’s business.
Good and consistent implementation of GCG will
support the Company’s operations as it allows better
decision making, improved operating efficiency and
stakeholders’ return and, eventually, corporate
value. Likewise, stakeholders’ satisfaction will be
guaranteed by maximizing financial achievement
and minimizing investment risk, preventing conflict
of interest and boosting investors’ trust.
The Company’s commitment, consistency and
success in implementing good corporate governance
practice have also earned the Company several
awards and commendations from independent
institutions in varied perspectives, which are:
184
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
187
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
• The Best in Building and Managing Corporate
Image, coal mining company category during
Indonesia’s The Most Admired Company event.
• 1st Rank Annual Report Award 2011, SOE/ROE
Non-Financial Listed Company category
• 3rd Rank The Best Human Capital of The Year
2011 presented in Business Review Award
program
• 3rd Rank The Best GCG Implementation of The
Year 2011 presented during Business Review
Award event.
Assesment of GCG Practice
The last assessment of the Company’s GCG
implementation was made in 2008 by an independent
assessor, SODIQ, PURWOKO & ASSOCIATES. Findings
showed that the Company obtained a total score
of 89.75 and termed Good Implementation of GCG.
The score of the assessment is shown below.
See Table 7.1
• The Best in Building and Managing Corporate Image perusahaan
Pertambangan Batubara dalam acara Indonesian’s The Most Admired
Company
• Peringkat 1 Annual Report Award 2011 kategori BUMN/D NonKeuangan Listed Company
• Peringkat III kategori The Best Human Capital of The Year 2011,
dalam acara Anugerah Business Review
• Peringkat III kategori The Best GCG Implementation of The Year
2011, dalam acara Anugerah Business Review.
Asesmen Praktek GCG
Perseroan terakhir kali melakukan asesmen Praktek GCG pada tahun 2008,
dilaksanakan oleh asesor independent Sodiq, Purwoko & Associates.
Menurut hasil asesmen tersebut, Perseroan mendapatkan total score
89,75, dengan kesimpulan kualitas penerapan GCG Baik. Adapun tabel
score hasil asesmen adalah sebagai berikut.
TABEL TABLE 7.1
ASPEK
BOBOT
SKOR
% CAPAIAN
ASPECT
Weight
Score
Achievement
A
B
B/A x 100
I
Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham/RUPS
Shareholders’ right and responsibility/GMS
9,00
7,49
83,27
II
Kebijakan Good Corporate Governance
Good Corporate Governance policy
8,00
6,03
75,31
III
Penerapan Good Corporate Governance
Good Corporate Governance implementation
66,00
61,80
93,64
A. Komisaris Board of Commissioners
27,00
24,33
90,11
6,00
5,92
98,67
27,00
25,66
95,02
D. Satuan Pengawasan Intern Internal Audit Unit
3,00
2,90
96,58
E. Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
3,00
3,00
100,00
IV
Pengungkapan Informasi Disclosure
7,00
6,43
91,79
V
Komitmen Commitment
10,00
8,00
80,00
100,00
89,75
89,75
B. Komite Komisaris Board of Commissioners Committee
C. Direksi Board of Directors
Skor Keseluruhan Total Score
Peringkat Kualitas Penerapan GCG Quality Rating of GCG Implementation
BAIK GOOD
Based on the assessment result, the assessor
recommended a series of actions to be taken by
the Company to improve the rules of implementing
GCG. Some of the recommended measures are:
Dari hasil assesment tersebut, Assesor merekomendasikan berbagai
perbaikan aturan dan peningkatan kualitas pelaksanaan praktek GCG
yang sebaiknya dilakukan oleh Perseroan. Beberapa rekomendasi yang
disampaikan adalah:
• Draw up and develop Code of Conduct as a
separate document and enclose compliance
sheets to be signed by all employees.
• Menyusun dan menyempurnakan Pedoman Perilaku (Code of Conduct)
sebagai sebuah dokumen tersendiri secara terpisah termasuk
menyertakan didalamnya lembar kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku
yang harus ditandatangani oleh setiap Pegawai.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
188
Operational Management Report
• Melengkapi dalam GCG Code uraian terkait dengan hak, wewenang dan
tanggung jawab Pemegang Saham/RUPS secara jelas.
Dalam upaya meningkatkan kualitas penerapan GCG, pada tahun 2011
Perseroan melanjutkan berbagai program penyempurnaan tata laksana,
sosialisasi aturan-aturan internal baru maupun pembentukan perangkat
organisasi pelaksana dengan mengacu pada perkembangan best practises
GCG terkini maupun mempertimbangkan rekomendasi-rekomendasi
tersebut. Program-program pokok yang dilakukan di tahun 2011 sebagai
kelanjutan pelaksanaan program tahun sebelumnya dalam rangka
meningkatkan kualitas penerapan GCG, diantaranya mencakup:
• Penyempurnaan Board Of Manual
Board Manual disusun sesuai prinsip-prinsip hukum korporasi, ketentuan
Anggaran Dasar, Peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan
arahan Pemegang Saham yang mengatur tata kerja Komisaris dan
Direksi serta praktik-praktik terbaik Tata Kelola yang Baik (Good
Corporate Governance). Tahun 2010, Perseroan telah menyelesaikan
penyusunan draft final Board Manual dan dibantu oleh konsultan.
Pada bulan April 2011 Perseroan melakukan evaluasi terhadap Board
Manual tersebut, melakukan konsinyering bersama komite GCG dan
lintas Komite dibawah Dewan Komisaris, Direksi dan satker Hukum
dan Administrasi Korporat untuk melaksanakan addendum dan revisi
terhadap beberapa hal-hal yang krusial, agar lebih sesuai dengan
praktik-praktik terbaik (best practices) Good Corporate Governance
terakhir. Pada bulan November 2011 Perseroan bersama dengan
konsultan kemudian melakukan revisi menyeluruh atas beberapa
ketentuan dalam Board Manual yang kurang sesuai dengan regulasi
yang berlaku saat ini.
• Insert in the GCG Code a clear description
of right, authority and responsibility of
shareholders/GMS.
Considering the Company’s needs for better GCG
implementation, in 2011 the Company made some
improvement on operating procedures, socialization
of new internal rules and formation of organizational
infrastructure based on those recommendations and
with reference to the latest GCG best practices.
The main programs run in 2011 were intended to
continue preceding year’s program of improving
GCG practice, covering:
• Board Manual Review
Board Manual is drawn up in accordance
with corporate law principles, the Company’s
articles of association, prevailing laws and
regulations, and shareholders’ recommendation
concerning the working mechanism of Board
of Commissioners and Directors as well Good
Corporate Governance best practices. With
the aid of a consultant, the Company finalized
writing up Board Manual In 2010.
In April 2011, Board Manual was evaluated by
intensive meetings of GCG Committee and other
Committees under Board of Commissioners,
Directors, and Corporate Law and Administration
task force to draft an addendum and revise a
few crucial points to conform to the latest GCG
best practices. In November 2011, the Company
and the consultant revised several provisions of
Board Manual that were seen as inconsistent
with the current rules and regulations.
• Sosialisasi Code of Conduct (CoC)
Menyusul selesainya peninjauan dan penyusunan ulang buku Pedoman
CoC, Perseroan telah melakukan sosialisasi butir-butir ketentuan yang
terkandung di dalamnya. Pedoman CoC ini menjelaskan beberapa
hal pokok mengenai aturan yang berkaitan dengan etika, mancakup
diantaranya:
- Kebijakan tentang Benturan Kepentingan
- Kebijakan tentang Larangan Pemberian dan Penerimaan Hadiah,
Suap dan sejenisnya.
- Kebijakan tentang Pengadaan Barang dan Jasa.
- Tata Laksana Sistem Pelaporan Pelanggaran
- Distribusi lembar kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku yang harus
ditandatangani oleh setiap Pegawai.
• Code of Conduct (CoC) Socialization
After having been reviewed and rewritten, CoC
was socialized to employees in order to explain
major points related to ethical conduct, such as:
- Conflict of interest policy
- Restriction of giving and receiving gift,
bribe, and the like
- Goods and services procurement policy
- Procedure of reporting misconduct (whistleblowing system)
- Code of conduct compliance sheets to be
signed by all employees
Sosialisasi Pedoman CoC dan peningkatan komitmen pegawai dalam
pelaksanaan etika kerja dan etika bisnis sesuai dengan prinsip tata
kelola perusahaan yang baik telah diperkuat dengan penandatanganan
lembar kepatuhan seluruh pegawai Perseroan maupun Anak Perusahaan
yang dimulai sejak tahun 2010 dan telah selesai dilaksanakan pada
tahun 2011.
Socializing CoC and bolstering employees’
commitment towards work ethics and business
ethics according to GCG principles was affirmed
by signing compliance sheets by all employees
of the Company and subsidiaries which were
initiated in 2010 and completed in 2011.
Mengingat Pedoman CoC disusun untuk menjadi acuan Etika Kerja
dan Etika Bisnis bagi seluruh jajaran peusahaan, maka Perseroan
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
As CoC is written to provide guidance to Work
Ethics and Business Ethics for all personnel, the
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
189
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
Company thinks that all stakeholders should be
familiar with the content. Consequently, in
2011 the Company began disseminating the
main points of CoC to external stakeholders
in Tanjung Enim, Palembang and Jakarta.
Initially it was directed to business partners
and vendors being the stakeholders who have
the most contact with the Company in the
course of business.
• Establishment and Application of PTBA
Corporate Management System
The Company reinforced its accredited
operations management system by establishing
and applying PTBA Corporate Management
System, by adopting several accredited
operations management systems, which during
a system audit proved to be closely related.
Further to integrating the management
system, the Management improved the manual
and procedure and socialized them to the
management members and work units related
to the system.
• Implementation of Whistle-blowing System
According to the recommendations of several
institutions like Organization for Economic
Cooperation and Development (OECD),
Association of Certified Fraud Examiner (ACFE)
and Global Economic Crime Survey (GECS),
one of the effective ways to prevent and
combat corruption, bribery or other fraudulent
practices which are against GCG principles is
the establishment and implementation of
whistle-blowing system.
The effectiveness of this mechnism is shown
by the number of cases detected early and
relatively short time spent, and a bigger
opportunity for the company to handle the
fraud internally before it becomes public and
tarnish the organization’s reputation. The
existence of this reporting system is expected
to prevent fraudulent acts and thus promote the
Company’s accountability and performance.
memandang seluruh pemangku kepentingan wajib mengetahuinya.
Oleh karenanya di tahun 2011, Perseroan mulai melakukan sosialisasi
butir-butir Pedoman CoC ini kepada stakeholder eksternal di Tanjung
Enim, Palembang dan Jakarta. Sosialisasi awal dilakukan kepada mitra
bisnis dan rekanan sebagai pemangku kepentingan yang paling sering
bersinggungan dan berhubungan dengan Perseroan dalam kegiatan
operasionalnya.
• Pembentukan dan Pemberlakuan Sistem Manajemen Perusahaan
(PT BA Tbk)
Perseroan memperkuat sistem pengelolaan operasional terakreditasi
dengan membentuk dan memberlakukan Sistem Manajemen
Perusahaan, melalui adopsi atas beberapa sistem operasional
terakreditasi yang dalam proses audit sistemnya saling bersinggungan
secara erat.
Dalam rangka menindaklanjuti upaya Integrasi SM BA tersebut,
Manajemen melakukan penyempurnaan pedoman dan prosedur serta
mensosialisasikannya kepada seluruh jajaran manajemen maupun
seluruh Satuan Kerja di Lingkup SM BA.
• Persiapan Penerapan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing
System)
Sesuai dengan hasil rekomendasi kajian berbagai institusi, seperti
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD),
Association of Certified Fraud Examiner (ACFE) dan Global Economic
Crime Survey (GECS), salah satu cara yang paling efektif untuk
mencegah dan memerangi praktik korupsi, suap, ataupun praktikpraktik kecurangan lainnya yang bertentangan dengan kaidah GCG
diantaranya perlu dibangun sistem penerapan mekanisme pelaporan
pelanggaran (whistleblowing system).
Efektivitas mekanisme ini dapat dilihat dari jumlah kecurangan yang
berhasil dideteksi secara dini dan juga waktu penindakannya yang
relatif lebih singkat serta kesempatan yang lebih besar bagi perusahaan
untuk mengatasi permasalahan-permasalahan pelanggaran yang
terjadi secara internal sebelum merebak ke ruang publik yang dapat
mempengaruhi reputasi organisasi. Dan dengan adanya mekanisme
pelaporan pelanggaran, diharapkan juga dapat dicegah kecenderungan
terjadinya berbagai pelanggaran sehingga meningkatkan akuntabilitas
dan kinerja prusahaan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
190
Operational Management Report
Mempertimbangkan hal di atas, dan menindak lanjuti proses penyusunan
mekanisme whistleblowing system di PTBA di tahun 2010, pada bulan
Maret ‘2011 Perseroan telah melakukan studi banding dalam rangka
benchmarking terhadap sistem tersebut di empat perusahaan lainnya
yaitu: PT Pertamina (Persero), PT Telkom (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Tindak lanjut dari
proses benchmarking adalah penyusunan proposal pembentukan Unit
Sistem Pelaporan Pelanggaran, Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran
dan Tatacara Kerja Sistem Pelaporan Pelanggaran kepada Manajemen
untuk kemudian dibahas dan akan ditetapkan melalui Surat Keputusan
Penerapan Sistem Pelaporan Pelanggaran (whistleblowing system).
• Penerapan Manajemen Risiko
- Untuk membudayakan manajemen risiko di seluruh lini, serta
mereview kembali risiko-risiko yang ada di seluruh unit kerja juga
untuk menginternalisasikan mitigasi risiko dalam proses bisnis
perusahaan, pada awal tahun 2011 Perseroan melaksanakan
kegiatan yang ditujukan untuk peningkatan awareness dan
konsultansi implementasi manajemen risiko kepada seluruh pejabat
di jenjang I, II dan III (owner risk) serta kepada PIC masing-masing
satuan kerja di lingkup Entreprise Risk Management.
- Disamping melakukan monitoring dan pengendalian risiko atas 37
kategori risiko korporat,Perseroan juga melakukan kajian analisis
risiko terhadap proyek-proyek (investasi maupun pengembangan
usaha) yang sudah dan akan berjalan untuk mendukung
pengambilan keputusan Dewan Komisaris dan Direksi. Proyek
dimaksud meliputi rencana pemandirian Rumah Sakit Bukit Asam
(RSBA), penempatan dana melalui Reksa Dana Penyertaan Terbatas
(RDPT) dan pembukaan Tambang Peranap.
- Perseroan juga telah menyusun konsep pengembangan manajemen
risiko berbasis IT untuk meningkatkan efektivitas implementasi
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
In light of the above and to continue setting
up the whistle-blowing mechanism that started
in 2010, in March 2011 the Company made a
benchmarking study of the system at four other
companies, i.e. PT Pertamina (Persero), PT
Telkom (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk and PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. The
bench-marking study was followed by drafting a
proposal to the Management for the formation
of Whistle Blower Unit, and the write-up of
Whistle-Blowing Manual and Work Procedures
to be discussed and further enforced by way
of Decision to Implement Whistle-Blowing
System.
• Risk Management Implementation
- To implement risk management in
all lines, review the risks in all work
units and internalize risk mitigation in
business operations, at the beginning of
2011 the Company gave consultancy to
promote awareness of risk management
implementation to personnel in level
I, II and III (Owner’s Risk) and PIC of
each task force related to Enterprise Risk
Management.
- Besides monitoring and handling the 37
corporate risks, the Company also made
risk analysis of investment or business
development projects either completed
or current, to assist the Board of
Commissioners and Directors in decision
making. The projects include turning
Bukit Asam Hospital into an independent
entity, making fund placement in Limited
Participation Mutual Funds and opening
Peranap mine.
- The Company has developed an ITbased risk management system to make
risk management implementation more
effective. The required fund has been
allocated and the improvement program is
scheduled to finish in 2012.
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
191
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
- With reference to SOE Ministerial Regulation
No. PER-01/MBU/2011 on GCG Practice in
SOEs, in December 2011 the Company’s Risk
Management Work Unit/Task Force agreed
to expand the scope of work and issued a
risk analysis paper as an attachment to the
Board of Directors’ proposal to the Board
of Commissioners. In 2011 there were 19
corporate action proposals that should go
through risk analysis process.
Efforts taken to enhance the implementation of
GCG principle in 2011 are elaborated further in the
next sections.
manajemen risiko. Perseroan telah mengalokasikan anggaran yang
diperlukan dan berencana merealisasikan pengembangan program
ini di tahun 2012.
- Merujuk pada Permen BUMN No. Per-01/MBU/2011 tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) pada Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), maka pada bulan Desember 2011
Satuan Kerja Manajemen Risiko telah menyepakati perluasan lingkup
pekerjaan dengan menerbitkan dokumen analisis risiko sebagai
salah satu kelengkapan dokumen yang harus dilampirkan pada saat
Direksi mengajukan usulan persetujuan kepada Dewan Komisaris.
Selama tahun 2011 terdapat 19 usulan aktivitas korporasi yang
harus melalui analisis risiko.
Penjelasan lebih lanjut dari kegiatan yang dilakukan dalam rangka
peningkatan kualitas penerapan GCG sepanjang tahun 2011 tersebut
diatas, diuraikan dalam bagian-bagian berikut.
GCG Code is the crystallization of all
rules that guide the implementation
of GCG best practices, cultural values,
vision and mission.
Panduan Tata Kelola Perusahaan merupakan
kristalisasi seluruh aturan yang menjadi
pedoman bagi tata kelola perusahaan,
nilai-nilai budaya, visi dan misi Perseroan
serta praktek terbaik GCG.
CORPORATE GOVERNANCE CODE AND
STRUCTURE
PANDUAN DAN STRUKTUR TATA KELOLA
With the issuance of Corporate Law (UU PT), SOE
Law, recommendation after GCG assessment, and
the latest GCG practice, the Company issued and
implemented the latest GCG Soft Structure consisting
of Board Manual, GCG Code, Code of Conduct, and
Supplementary Policies, which are reported in the
corporate governance section.
GCG Code is the crystallization of all rules that
guide the implementation of GCG best practices,
cultural values, vision and mission.
GCG Code
must be used as reference by shareholders, Board of
Commissioners, Board of Directors, employees, and
other stakeholders in dealing with the Company.
GCG Code contains corporate governance principles
which are further elaborated in various policies and
technical implementation rules.
Given the dynamic and expansive nature of business
environment, GCG Code will continue to be adjusted
to internal and external condition. Review and
adjustment will be an ongoing process that is
required to reach the effective and best standard of
GCG implementation for the sake of the Company’s
performance.
Menindak lanjuti implementasi Undang-undang Perseroan Terbatas (UU
PT), Undang-Undang BUMN, rekomendasi hasil assesment praktek GCG,
serta perkembangan praktek GCG terkini, Perseroan menerbitkan dan
kemudian mengimpelementasikan Soft Structure GCG terbaru yang terdiri
dari Board Manual, GCG Code (Panduan Tata Kelola), Code of Conduct, serta
Kebijakan-kebijakan Tambahan, yang dilaporkan pada bagian tata kelola
perusahaan.
Panduan Tata Kelola Perusahaan merupakan kristalisasi seluruh aturan
yang menjadi pedoman bagi tata kelola perusahaan, nilai-nilai budaya
yang dianut, visi dan misi serta praktek-praktek terbaik (best practices)
GCG. Panduan GCG yang telah disusun menjadi acuan bagi Pemegang
Saham, Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai, termasuk stakeholder lainnya
dalam berhubungan dengan Perseroan.
Panduan Tata Kelola Perusahaan tersebut berisikan prinsip-prinsip
pengelolaan perusahaan yang selanjutnya dijabarkan dalam berbagai
kebijakan serta peraturan petunjuk teknis pelaksanaan.
Mengingat lingkungan bisnis bersifat dinamis dan berkembang, maka
Panduan Tata Kelola Perusahaan (GCG Code) tersebut akan selalu
disesuaikan dengan kondisi internal maupun eksternal. Pengkajian dan
penyesuaian secara berkesinambungan diperlukan untuk mencapai standar
penerapan GCG yang terbaik dan efektif bagi kinerja Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
192
Operational Management Report
Struktur Tata Kelola di Perseroan
Corporate Governance Structure
PEMEGANG SAHAM
SHAREHOLDERS
DEWAN KOMISARIS
BOARD OF COMMISSIONERS
KOMITE GCG
GCG Comittee
KOMITE ASURANSI, RISIKO USAHA &
PASCATAMBANG
KOMITE NOMINASI, REMUNERASI &
PSDM
Insurance, Business Risk and Post-mining
Committee
Committee of Nomination, Remuneration & HCD
KOMITE AUDIT
Audit Committee
DIREKTUR UTAMA
PRESIDENT DIRECTOR
DIREKSI
DIRECTORS
SEKRETARIS
PERUSAHAAAN
SISTEM MANAJEMEN
PERUSAHAAN
Corporate Secretary
Corporate Management System
GENERAL MANAGER/SENIOR MANAGER
GENERAL MANAGERS/SENIOR MANAGERS
SISTEM PENGAWASAN
INTERN
Internal Audit Unit
Keterangan Description :
PELANGGAN
PEGAWAI
KOMUNITAS
Customers
Employees
Community
Garis Koordinasi
Coordination Line
Garis Komando
Commando Line
Organ Perusahaan
Corporate Organ
Bagan struktur tata kelola perusahaan menunjukkan Organ Perusahaan
terdiri atas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan
Direksi yang masing-masing mempunyai peran penting dalam pelaksanaan
GCG secara efektif. Organ Perseroan ini menjalankan fungsinya berdasarkan
prinsip bahwa masing-masing organ berdiri secara independen dan
menjalankan tugas, fungsi dan tanggung-jawabnya semata-mata untuk
kepentingan Perseroan.
As outlined in corporate governance structure, the
Company’s organ is composed of General Meeting
of Shareholders, Board of Commissioners and Board
of Directors and each has its own vital role in the
implementation of GCG. The three corporate organs
operate independently in their respective function,
task and responsibility for the sole purpose of the
Company.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
193
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
General Meeting of Shareholders (GMS) is the
highest body within the Company, a forum for the
shareholders to act on an equal footing for adopting
important resolutions associated with the capital
invested in the Company. However, GMS cannot
intervene in the day-to-day decision making by the
Board of Commissioners and Board of Directors.
Board of Commissioners is a corporate organ whose
function is to supervise in a general as well as
specific sense, and give counsel to the Board of
Directors. While Board of Directors is an organ
fully authorized and responsible for the day-to-day
management of the Company in keeping with its
purpose and objective.
For day-to-day operations, the Board of
Commissioners and Board of Directors set up suborgans according to the Company’s needs to provide
assistance and input to support and safeguard the
Company operations. Sub-organs are set up for
clear division of authority to effectively implement
GCG principles.
General Meeting of Shareholders
(GMS)
Being the highest body within the Company,
General Meeting of Shareholders (GMS) has the
authority that is not conferred upon the Board
of Commissioners or Board of Directors under
the provisions of Articles of Association and the
prevailing laws and regulations. Such authority
covers the right to ask Board of Commissioners
and Board of Directors to give their accountability
reports on the management of the Company, amend
articles of association, elect and terminate members
of Board of Commissioners and Board of Directors,
divide duty and authority among directors, etc.
There are two types of General Meeting of
Shareholders (GMS) depending on the time they are
convened: Annual General Meeting of Shareholders
(AGMS), a routine annual agenda held at least once
a year within six months of the accounting yearend;
and Extraordinary General Meeting of Shareholders
(EGMS), that may be convened any time outside
the time of AGMS.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan instansi tertinggi dalam
Perseroan, wadah para pemegang saham untuk bertindak secara setara
dalam mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan modal yang
ditanam dalam Perseroan, namun tidak dapat mengintervensi keputusan
operasional yang menjadi wewenang Dewan Komisaris dan Direksi.
Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum atau khusus, serta memberikan nasihat kepada
Direksi. Sedangkan Direksi merupakan Organ Perseroan yang berwenang
dan bertanggung-jawab penuh atas kepengurusan Perseroan sehari-hari
dan bertindak semata-mata untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan
maksud dan tujuan Perseroan.
Dalam kegiatan operasional, Dewan Komisaris dan Direksi membentuk suborgan Perseroan yang sesuai dengan kebutuhan, membantu kelancaran
operasional serta memberi masukan yang diperlukan untuk mengamankan
kelancaran operasional Perseroan. Pembentukan sub-organ ini dilakukan
sebagai bagian dari pembagian wewenang yang jelas untuk menerapkan
prinsip-prinsip dasar GCG secara efektif.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai instansi tertinggi dalam
Perseroan, mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Dewan
Komisaris atau Direksi dalam batas yang ditentukan dalam Anggaran
Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Wewenang
tersebut mencakup meminta pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan
Direksi terkait dengan pengelolaan Perseroan, mengubah anggaran dasar,
mengangkat dan memberhentikan Direktur dan Anggota Dewan Komisaris,
memutuskan pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara
Direktur dan lain-lain.
RUPS sesuai dengan penyelenggaraan-nya terbagi atas: Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan (RUPST), diselenggarakan minimal satu kali
dan dilakukan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun buku
Perseroan berakhir; dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB), yang waktu penyelenggaraannya bisa terjadi di luar waktu
RUPST.
Agenda of AGMS covers: i. Performance report
delivered by Board of Directors; ii. Appropriation
of profit; iii. Appointment of Certified Public
Accountant; iv. Appointment to Board of Directors
and Board of Commissioners, and v. Other
agenda items in accordance with the Articles of
Association.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
194
Operational Management Report
Umumnya, agenda rapat RUPST mencakup: i. Laporan atas kinerja
perusahaan yang disampaikan oleh Direksi; ii. Penetapan penggunaan
laba; iii. Penunjukan Kantor Akuntan Publik terdaftar; iv. Pengisian jabatan
anggota Direksi dan atau Anggota Dewan Komisaris, serta v. Agenda lain
sesuai ketentuan anggaran dasar Perseroan.
Any resolution adopted by GMS is solely for the
benefit of the Company. Therefore, in order that
every GMS resolution is adopted by thorough
deliberation, the Company guarantees that it will
provide GMS with any information pertaining to
the Company, as long as it does not contradict the
Company’s interest and the law.
Dalam RUPS, seluruh pemegang
saham mempunyai hak yang setara
untuk memutuskan hal-hal penting
yang berkaitan dan didasarkan pada
keberlanjutan usaha.
At GMS, all shareholders have equal
rights to resolve important matters
related to and aimed at business
continuity.
Keputusan yang diambil dalam RUPS didasarkan semata-mata demi
kepentingan Perseroan. Oleh karena itu, agar setiap keputusan yang
diambil dalam RUPS didasari pertimbangan yang mendalam dan matang,
Perseroan menjamin untuk memberikan segala keterangan yang berkaitan
dengan Perseroan kepada RUPS, sepanjang tidak bertentangan dengan
kepentingan Perseroan dan peraturan perundang-undangan.
Some important resolutions that must be made
before the AGMS, and in accordance with the
Company’s Articles of Association and Corporate
Policy, may be adopted at EGMS. EGMS is held when
the following actions are required:
• Replacing members of Board of Commissioners
and Board of Directors before the end of their
term of office, either due to resignation or
other reasons.
• Proposing plans for material transactions
with respect to acquisition of the Company or
closure of business unit.
• Proposing plans for conflict of interest
transactions.
• Proposing material corporate plans, such as
shares buy-back, stock split, and rights issue.
Beberapa keputusan penting tertentu menyangkut perusahaan yang
tidak bisa menunggu terselenggaranya RUPST, sesuai AD dan ART
Perseroan, dapat diambil dalam RUPSLB. Kondisi yang menyebabkan
harus dilaksanakannya RUPSLB mencakup diantaranya:
• Penggantian Dewan Komisaris dan Wakil Direksi sebelum masa
tugasnya berakhir, baik karena pengunduran diri dan/atau sebabsebab lainnya.
• Adanya rencana transaksi material seperti pengambil-alihan
perusahaan maupun penutupan unit usaha.
• Adanya rencana transaksi yang mengandung benturan
kepentingan.
• Rencana korporasi lain yang bersifat material, seperti pembelian
kembali saham Perseroan yang beredar, stock split, dan right issue.
Pemanggilan dan penyelenggaraan RUPSLB dilakukan melalui permintaan
tertulis dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan disertai
alasannya baik dari Dewan Komisaris atau dari Pemegang Saham Seri A
Dwiwarna atau dari 1 (satu) Pemegang Saham atau lebih yang memiliki
sedikitnya 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah. Adapun tatacara RUPS harus sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Proposal to convene EGMS should be made in
writing with agenda items to be discussed at the
meeting and backed by the reasons. Proposal may
be made by Board of Commissioners or holders of
Series A Dwiwarna shares, or by one shareholder
or more owning at least 1/10 (one tenth) of total
legal voting shares. The meeting procedures must
conform to the existing laws and regulations.
Pursuant to Coporate Law No. 40/2007 Article 78
clause 2, in 2011 the Company conducted AGMS on
9 June 2011. In keeping with the law, invitation
and notice of meeting agenda was published in
Bisnis Indonesia, Investor Daily and Sriwijaya
Post newspapers on 25 May 2011. The meeting
was attended by 84.03% of total issued shares,
including Series A Dwiwarna shares.
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
195
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
At the AGMS, the following resolutions were
adopted:
• Approving Board of Directors’ Annual Report
on the Company’s condition and performance
during 2010 accounting year, and Annual
Report on Partnership and Community
Development Program of the same year.
- Ratifying the Company’s 2010 Financial
Statements audited by the office of Certified
Public Accountant according to its report
No. A110228005/DC2/HSH/III/2011 dated
28 February 2011 with “fair in all material
respects” opinion.
- Giving full release and discharge (volledig
acquit et de charge) to Board of Directors
and Board of Commissioners of the Company
for their management and supervision
actions throughout 2010 accounting year,
as long as those actions were reported in
the books of the Company and were not in
contradiction to the provisions of the law.
- Ratifying the 2010 Annual Report of
Partnership and Community Development
Program inluding the Financial Statements
audited by the office of Certified Public
Accountant according to its report No.
A110325010/DC2/HSH/I/2011
dated
25 March 2011, stating that actual fund
disbursed was 86% and credit turnover
was 73%.
- Giving full release and discharge (volledig
acquit et de charge) to Board of Directors
and Board of Commissioners of the Company
for their management and supervision of
Partnership and Community Development
Program throughout 2010 accounting year,
as long as those actions were reported in
the books of the Company and were not in
contradiction to the provisions of the law.
• Approving the appropriation of net income
of the Company in 2010 accounting year
ending 31 December 2010, with the following
breakdown:
- Final dividend payout amounting to
Rp1,205.33 billion or Rp523.12 per share,
or 60% of net income. An interim dividend
totalling Rp153.80 billion or Rp66.75 per
share was paid out on 29 December 2010.
Remaining dividend still to be distributed
totalled Rp1,051.50 billion or Rp456.37
per share.
Sesuai UU no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 78
ayat 2, selama tahun 2011, Perseroan menyelenggarakan satu kali
RUPST, diselenggarakan pada tanggal 9 Juni 2011. Undangan dan
pemberitahuan agenda rapat sebelumnya dimuat pada tanggal 25 Mei
2011 di surat kabar “Bisnis Indonesia”, “Investor Daily” dan “Sriwijaya
Post”, sesuai peraturan yang berlaku. RUPS Tahunan tersebut dihadiri
oleh 84,03% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan, termasuk
saham seri A Dwiwarna.
Berbagai keputusan yang dihasilkan dalam RUPST tersebut mencakup:
• Menyetujui Laporan Tahunan Direksi mengenai keadaaan dan
jalannya Perseroan selama tahun buku 2010 dan Laporan Tahunan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tahun buku 2010 .
- Mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan tahun buku 2010
yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik sesuai laporannya
No. A110228005/DC2/HSH/III/2011 Tanggal 28 Pebruari 2011
dengan pendapat “wajar dalam semua hal yang material”.
- Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab
sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi dan
Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan
yang telah dijalankan selama tahun buku 2010, sepanjang
tindakan tersebut tercatat pada buku Perseroan dan tidak
bertentangan dengan ketentuan dan peraturan perundangan.
- Mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan Tahun Buku 2010 termasuk laporan keuangan yang
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik sesuai dengan Laporan
No. A110325010/DC2/HSH/I/2011 tanggal 25 Maret 2011
dengan penilaian kinerja efektivitas penyaluran dana 86% dan
tingkat kolektibilitas pinjaman 73%.
- Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab
sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi dan
Dewan Komisaris Perseroan atas pengurusan dan pengawasan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang telah dijalankan
selama Tahun Buku 2010, sepanjang tindakan tersebut tercatat
pada buku-buku Perseroan dan tidak bertentangan dengan
ketentuan dan peraturan perundangan.
• Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2010
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, dengan rincian:
- Dibagikan sebagai dividen final sebesar Rp1.205,33 miliar
yang berarti Rp523,12 per saham, atau 60% laba bersih. Atas
dividen final tersebut telah dibagikan sejumlah Rp153,8 miliar,
atau Rp66,75 per saham sebagai dividen interim yang telah
dibagikan pada tanggal 29 Desember 2010. Sehingga total sisa
dividen yang akan dibagikan adalah sejumlah Rp1.051,5 miliar,
atau Rp456,37 per saham.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
196
Operational Management Report
- Dividen diberikan pada pemegang saham yang tercatat dalam
Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 07 Juli 2011,
jam 16.00 WIB dan dibayarkan pada tanggal 21 Juli 2011;
- Sebesar 2% (dua persen) laba bersih atau sejumlah Rp40,2 miliar
dialokasikan untuk Program Kemitraan tahun 2011;
- Sebesar 2% (dua persen) laba bersih atau sejumlah Rp40,2 miliar
dialokasikan untuk Program Bina Lingkungan tahun 2011; dan
- Sebesar 36% (tiga puluh enam persen) laba atau senilai Rp723,2
miliar digunakan untuk cadangan wajib maupun cadangan
lainnya dalam rangka pengembangan Perseroan.
- Memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk
melaksanakan pembayaran dividen sesuai ketentuan dan
peraturan perundangan.
RUPST tahun 2011 menetapkan
dividend pay out ratio sebesar 60%
dari laba Perseroan di tahun 2010.
• Melimpahkan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan
untuk menetapkan tantiem untuk Direksi dan Dewan Komisaris
Perseroan Tahun Buku 2010 dan gaji/honorarium berikut fasilitas
dan tunjangan tahun buku 2011 setelah terlebih dahulu mendapat
persetujuan pemegang saham Seri A Dwiwarna.
• RUPS melimpahkan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk
menunjuk akuntan publik, yakni: KAP Tanudiredja, Wibisana &
Rekan, member Firm dari PricewaterhouseCoopers untuk melakukan
general audit laporan keuangan konsolidasian Perseroan tahun
buku 2011 dan laporan keuangan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan tahun buku 2011, termasuk menetapkan kondisi syaratsyarat penunjukkan termasuk namun tidak terbatas pada biaya
pelaksanaan audit dimaksud.
• Mengangkat Imam Apriyanto Putro selaku anggota Komisaris
Perseroan sejak ditutupnya Rapat ini sampai dengan penutupan
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ke-5 (kelima) setelah tanggal
pengangkatannya, sehingga susunan Dewan Komisaris Perseroan sejak
ditutupnya Rapat ini menjadi:
Komisaris Utama
: Dr. Supriyadi
Komisaris
: Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc
Komisaris
: Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME
Komisaris
: Drs. Imam Apriyanto Putro, MM
Komisaris Independen
: Suranto Soemarsono, SE, MA
Komisaris Independen
: Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
- Dividend was to be paid out to the
shareholders recorded in the Company’s
Shareholders Register on 7 July 2011 at
16.00 West Indonesia Time and payment
was made on 21 July 2011;
- Two percent (2%) of net income amounting
to Rp40.2 billion allocated to Partnership
Program of 2011;
- Two percent (2%) of net income amounting
to Rp40.2 billion allocated to Community
Development Program of 2011;
- Thirty six percent (36%) of net income
worth Rp723.2 billion for the purpose of
statutory reserve and other reserves for the
Company’s business development.
AGMS of 2011 declared a 60%
dividend pay out ratio of the
Company’s 2010 income.
- Empowering the Board of Directors of the
Company to act on dividend payment in
accordance with the provisions of the laws
and regulations.
• Authorizing Board of Commissioners to fix the
amount of tantiem/bonus for Directors and
Commissioners for 2010 and salary/remuneration,
facilities and allowances for 2011 with the consent
of Series A Dwiwarna shareholders.
• Authorizing
Board
of
Commissioners
to appoint Certified Public Accountant
Tanudiredja, Wibisana & Partners, member firm
of PricewaterhouseCoopers to perform general
audit of the Company’s consolidated financial
statements for 2011, and 2011 financial
statement of Partnership and Community
Development Program, and fixing the terms
and conditions of appointment including but
not limited to the audit fee.
• Appointing Mr. Imam Apriyanto Putro as
Commissioner as of the closing of this meeting
until the closing of the fifth AGMS after his
appointment, so that the composition of
Board of Commissioners as of the closing of
meeting is as follows:
President Commissioner : Dr. Supriyadi
Commissioner : Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc
Commissioner : Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME
Commissioner : Drs. Imam Apriyanto Putro, MM
Independent Commissioner : Suranto Soemarsono,
SE, MA
Independent Commissioner : Ir. Abdul Latief Baky,
SH, MHum, MSc, FIQ
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
197
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
• Accepting Dono Boestami’s resignation
as Finance Director as of the closing of
this meeting and thanking him with the
highest appreciation for his past dedication.
Authorizing Board of Commissioners to elect
any Director as Finance Director.
• Empowering Board of Directors to act on AGMS
resolutions according to the law.
Pursuant to Bapepam Regulation No.IX.I.1 on
Planning and Convening General Meeting of
Shareholders, the Company submitted the results
of AGMS on 13 June 2011 to Bapepam and IDX and
advertised a notice in Bisnis Indonesia, Sriwijaya
Post, and Investor Daily newspapers.
In addition to the AGMS, the Company convened an
Extraordinary GMS on 22 December 2011. Notice of
the meeting was published on 26 December 2011
in Bisnis Indonesia, Investor Daily and Sriwijaya
Post as required by the law. Important resolutions
adopted at the EGMS were:
• Approving the Company’s share buy-back
program on condition that:
- Total shares not exceeding 115,206,592
(one hundred fifteen million two hundred
six thousand five hundred ninety two)
series B shares or a maximum of 5% (five
percent) of total issued shares.
- Funds
to
be
allocated
up
to
Rp2,044,917,016,875 (two trillion forty
four billion nine hundred seventeen
million sixteen thousand eight hundred
seventy five rupiah), derived from retained
earning.
- Execution period not to exceed 18 months
of EGMS date subject to the laws and
regulations.
• Approving the changes in Board of Directors
composition, i.e.:
- Honorably discharged with a note of thanks
for past contribution as of the closing of
this meeting:
- Ir. Sukrisno : President Director
- Ir. Heri Supriyanto : Business
Development Director
- Ir. Milawarma, M.Eng : Operations/
Production Director
- Ir. Drs. Mahbub Iskandar : HR & General
Affairs Director
- Ir. Tiendas Mangeka : Commerce Director
• Menerima pengunduran diri Dono Boestami dari jabatannya selaku
Direktur Keuangan terhitung sejak ditutupnya Rapat ini dan
menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang setinggitingginya atas pengabdiannya. Melimpahkan wewenang kepada
Dewan Komisaris untuk menunjuk salah seorang anggota Direksi
yang menjalankan tugas selaku Direktur Keuangan Perseroan.
• Memberi kuasa kepada Direksi Perseroan untuk menindak lanjuti
seluruh keputusan RUPS sesuai peraturan perundangan.
Sesuai dengan Peraturan Bapepam No.IX.I.1 tentang Rencana dan
Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham, Perseroan menyampaikan
hasil RUPS pada tanggal 13 Juni 2011 ke Bapepam dan BEI serta memasang
iklan pemberitahuan melalui surat kabar Bisnis Indonesia, Sriwijaya Post,
dan Investor Daily.
Selain RUPST tersebut, Perseroan menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPSLB,
pada tanggal 22 Desember 2011. Pengumuman rencana RUPSLB dimuat
pada tanggal 26 Desember ’11 di surat kabar Bisnis Indonesia, Investor
Daily dan Sriwijaya Post sesuai peraturan yang berlaku. Keputusan penting
yang diambil melalui RUPSLB tersebut adalah:
• Menyetujui pelaksanaan program buy-back saham Perseroan dengan
ketentuan:
- Jumlah maksimal saham adalah banyaknya 115.206.592 (seratus
lima belas juta dua ratus enam ribu lima ratus sembilan puluh dua)
saham seri B atau sebanyak-banyaknya 5% (lima perseratus) dari
seluruh saham yang dikeluarkan dalam Perseroan.
- Alokasi dana yang dianggarkan adalah sebesar Rp2.044.917.016.875,(dua trilliun empat puluh empat miliar sembilan ratus tujuh belas
juta enam belas ribu delapan ratus tujuh puluh lima rupiah), berasal
dari laba yang belum ditentukan penggunaanya.
- Periode pelaksanaan adalah maksimal 18 bulan sejak tanggal
RUPSLB dan dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
• Menyetujui pergantian susunan Direksi Perseroan, yakni:
- Memberhentikan dengan hormat sejak ditutupnya rapat disertai
ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikirannya
terhadap:
- Ir. Sukrisno
: Direktur Utama
- Ir. Heri Supriyanto : Direktur Pengembangan Usaha
- Ir. Milawarma, M.Eng
: Direktur Operasi/Produksi
- Ir. Drs. Mahbub Iskandar : Direktur SDM dan Umum
- Ir. Tiendas Mangeka
: Direktur Niaga
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
198
Operational Management Report
- Mengangkat dan atau menugaskan kembali:
- Ir. Milawarma, M.Eng
: Direktur Utama
- Achmad Sudarto, SE, MM, Ak
: Direktur Keuangan
- Ir. Anung Dri Prasetya, M.App.Sc : Direktur Pengembangan
Usaha
- Ir. Heri Supriyanto
: Direktur Operasi/Produksi
- Ir. Maizal Gazali, MM
: Direktur SDM & Umum
- M. Jamil, SE, MM, Ak
: Direktur Niaga
• Menyetujui pergantian susunan Dewan Komisaris Perseroan, yakni:
- Menyetujui memberhentikan dengan hormat Tuan Supriyadi sebagai
Komisaris Utama Perseroan terhitung sejak ditutupnya Rapat ini
dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikirannya
selama masa bakti sebagai Komisaris Utama Perseroan.
- Mengangkat Tuan Patrialis Akbar sebagai Komisaris Utama Perseroan
yang berlaku efektif terhitung sejak ditutupnya Rapat ini sampai
dengan penutupan RUPS Tahunan ke-5 (kelima) setelah tanggal
pengangkatannya, sehingga susunan Dewan Komisaris Perseroan
sejak penutupan RUPSLB ini menjadi:
- Patrialis Akbar, SH, MH
: Komisaris Utama
- Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc : Komisaris
- Dr. Ir. Thamrin Sihite,ME
: Komisaris
- Drs.Imam Apriyanto Putro, MM
: Komisaris
- Suranto Soemarsono, SE, MA
: Komisaris Independen
- Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ: Komisaris
Independen
Perseroan telah menyampaikan hasil RUPSLB tersebut pada tanggal 26
Desember 2011 ke Bapepam dan BEI serta memasang iklan pemberitahuan
melalui surat kabar Bisnis Indonesia, Sriwijaya Post, dan Investor Daily.
HUBUNGAN SERTA KOORDINASI DEWAN KOMISARIS
DAN DIREKSI
Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi sebagai dua
organ perusahaan yang menjalankan operasional secara harian berbeda.
Tugas utama Dewan Komisaris adalah sebagai pengawas dan pemberi
saran, sedangkan tugas utama Direksi melaksanakan keputusan RUPS,
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
- Appointed and/or re-appointed:
- Ir. Milawarma, M.Eng: President Director
- Achmad Sudarto, SE, MM, Ak: Finance
Director
- Ir. Anung Dri Prasetya, M.App.Sc:
Business Development Director
- Ir. Heri Supriyanto: Operations/
Production Director
- Ir. Maizal Gazali, MM: HR & General
Affairs Director
- M. Jamil, SE, MM, Ak: Commerce Director
• Approving the changes in Board of
Commissioners composition, i.e.:
- Honorably discharged Mr. Supriyadi with a
note of thanks for his past contribution as
President Commissioner.
- Appointed Mr. Patrialis Akbar as President
Commissioner effective as of the closing
of this meeting until the closing of the
5th AGMS following his appointment,
so that the composition of Board of
Commissioners as of the closing of this
EGMS is as follows:
- Patrialis Akbar, SH, MH: President
Commissioner
- Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc:
Commissioner
- Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME: Commissioner
- Drs. Imam Apriyanto Putro, MM:
Commissioner
- Suranto Soemarsono, SE, MA:
Independent Commissioner
- Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc,
FIQ: Independent Commissioner
The Company submitted the results of EGMS on 26
December 2011 to Bapepam and IDX and advertised
a notice in Bisnis Indonesia, Sriwijaya Post, and
Investor Daily newspapers.
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
199
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
AGMS results were sent to Bapepam and IDX on
25 June 2011 and advertised in Bisnis Indonesia,
Sriwijaya Post and Investor Daily, in accordance
with Bapepam Regulation No. IX.I.1 on Planning
and Convening GMS.
arahan dari Dewan Komisaris dan mengelola operasional perusahan.
Namun demikian, keduanya harus senantiasa berkoordinasi dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan dan kesinambungan usaha perusahaan dalam
jangka panjang.
COORDINATION BETWEEN BOARD
OF COMMISSIONERS AND BOARD OF
DIRECTORS
Oleh karenanya Dewan Komisaris dan Direksi harus senantiasa saling
menghormati tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing
sesuai peraturan perundangundangan dan anggaran dasar. Selain itu,
keduanya harus memiliki kesamaan pandangan atas visi, misi, nilai-nilai
dan strategi Perseroan.
Board of Commissioners and Board of Directors are
two corporate organs responsible for the day-today management of the Company with differing
duty and responsibility. The main duty of Board
of Commissioners is to supervise and the Board
of Directors to carry out GMS resolutions and
manage the Company’s operations, but both should
coordinate and work together to reach the corporate
goal and long-term business continuity.
As such, Board of Commissioners and Board of
Directors should mutually respect each other’s duty,
responsibility and authority in accordance with the
law. In addition, both organs should share the
same vision, mission, values and strategy of the
Company.
To synchronize views and decisions over important
matters associated with the Company’s operations
and business growth, Board of Commissioners and
Board of Directors hold regular, periodic meetings.
At these meetings they discuss business plans,
opportunities and strategic issues that need the
Commissioners’ consent. These meetings also
serve as a forum for the Commissioners to review
Untuk menyatukan pandangan dan memutuskan suatu persoalan penting
menyangkut kelangsungan usaha dan operasional perusahaan, Dewan
Komisaris dan Direksi mengagendakan pertemuan berkala. Penyelenggara
rapat berkala ini adalah Dewan Komisaris guna membahas berbagai
agenda menyangkut rencana kerja, operasional, peluang usaha, serta
isu-isu strategis yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. Rapat
ini adalah sebagai bentuk koordinasi dalam rangka membahas laporanlaporan periodik Direksi dan memberikan tanggapan, catatan dan nasihat
yang dituangkan dalam risalah rapat.
Dewan Komisaris dan Direksi hendaknya bersepakat dalam menjadikan
beberapa sasaran pokok sebagai tolok ukur kinerja bersama, mencakup :
pelaksanaan kontrol internal dan manajemen risiko dengan baik, pencapaian
imbal hasil (return) yang optimal bagi pemegang saham dan perlindungan
kepentingan pemangku kepentingan secara wajar. Kesepakatan penetapan
tolok ukur ini untuk menjaga agar tanggung jawab bersama dalam menjaga
kesinambungan usaha Perseroan dapat terpenuhi sesuai azas akuntabilitas
dan pertanggungjawaban dalam penerapan GCG.
Strategic and material issues requiring
Board of Commissioners’ approval
are discussed at joint meetings of
Board of Commissioners and Board of
Directors.
Isu-isu strategis dan substantial
bagi Perseroan yang memerlukan
persetujuan Dewan Komisaris
dibahas pada Rapat Gabungan Dewan
Komisaris dan Direksi.
Directors’ periodic reports, give their feedback and
advice that are all recorded in minutes of meeting.
Board of Commissioners and Board of Directors agree
to make several targets serve as the yardstick by
which concerted efforts are measured: enforcement
of internal control and risk management,
achievement of optimum shareholders return and
reasonable protection of stakeholders interest. The
yardstick is establlished to ensure that sustainable
business development is reached in accordance
with accountability and responsibility principles
within GCG standards.
Keputusan rapat dibuat berdasarkan azas musyawarah untuk mufakat
atau diambil berdasarkan suara terbanyak serta mengikat untuk
dilaksanakan tindak lanjutnya. Pada proses pengambilan suara, jika
ada anggota Komisaris yang memiliki benturan kepentingan, tidak
boleh ikut memberikan suara dan keterangan mengenai hal ini dicatat
pada risalah rapat.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
200
Operational Management Report
Seluruh tata cara, pedoman kerja dan hubungan antara Dewan Komisaris
dan Direksi telah ditetapkan dalam Board Manual. Pedoman ini mengikat
setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan mencantumkan antara
lain tanggung jawab, kewajiban, wewenang, hak, etika Dewan Komisaris
dan Direksi, serta pengaturan rapat dan tata cara hubungan kerja antara
Dewan Komisaris dan Direksi.
Sepanjang tahun 2011, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan
mengadakan Rapat Gabungan sebanyak 14 (empat belas) kali, dengan
pokok-pokok bahasan sebagaimana diuraikan pada Laporan Dewan
Komisaris. Sedangkan tingkat kehadiran Dewan Komisaris dan Direksi
dapat dilihat pada rekapitulasi kehadiran rapat sebagai berikut.
Decisions of meetings are binding and made by
deliberation to reach consensus or by majority
votes. During voting, any Commissioner who has
conflict of interest should refrain from voting
and this condition is recorded in the minutes of
meeting.
All procedures, working guide and relationship
between Board of Commissioners and Board of
Directors are laid down in Board Manual. This
Manual binds all members of Board of Commissioners
and Board of Directors, specifying among others
the responsibility, duty, authority, right and
code of conduct of Board of Commissioners and
TABLE TABLE 7.2
Daftar Kehadiran Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi
Attendance at Joint Meetings of Board of Commissioners and Board of Directors
NAMA
NAME
JABATAN
POSITION
JUMLAH RAPAT
NO. OF MEETING
(A)
KEHADIRAN
ATTENDANCE
(B)
Dr. Supriyadi
(B:A)
Komisaris Utama
President Commissioner
14
14
100
Patrialis Akbar, SH, MH*
Komisaris Utama
President Commissioner
-
-
-
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc
Komisaris
Commissioner
14
14
100
Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME
Komisaris
Commissioner
14
13
93
Suranto Soemarsono, SE, MA
Komisaris Independen
Independent Commissioner
14
14
100
Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ
Komisaris Independen
Independent Commissioner
14
14
100
Drs. Imam Apriyanto Putro, MM**
Komisaris
Commissioner
7
7
100
Ir. Sukrisno
Direktur Utama
President Director
14
14
100
Dono Boestami, MSc***
Direktur Director
7
7
100
Ir. Milawarma, M.Eng
Direktur Director
14
13
93
Ir. Tiendas Mangeka
Direktur Director
14
13
93
Ir. Drs. Mahbub Iskandar
Direktur Director
14
13
93
Ir. Heri Supriyanto
Direktur Director
14
14
100
Keterangan :
*) Mulai bertugas pada tanggal 22 Desember 2011 Commencing 22 December 2011
**) Mulai bertugas Juni 2011 Commencing June 2011
***) Mengundurkan diri Juni 2011 Resigned June 2011
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
%
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
201
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
Board of Directors, as well as meeting procedures
and coordination of work between Board of
Commissioners and Board of Directors.
In 2011, Board of Commissioners and Board of
Directors held 14 joint meetings, with topics
of discussion as described in the Board of
Commissioners’ Report. Attendance of Board of
Commissioners and Board of Directors at the
meetings is shown below.
See table 7.2
Conclusion made and decision taken at joint
meetings of Board of Commissioners and Board of
Directors covered:
• Management
- Intensify production efficiency program to
increase profit margin in spite of esclating
coal prices, considering the increasingly
dominant sales of low-calorie coal .
- Monitor and ensure the commissioning of
Tanjung Enim 3x10 MW TPP went well to
meet future electricity requirement and
cut down production costs caused by
substantial electricity consumption.
- Follow up application for permit for PT BBK
to use production forest area, settle legal
and internal cases to enable PT BBK to
resume operation.
- Discussed and agreed to discontinue Ombilin
mining operations, relocate personnel to
other work units and determine future
maintenance work.
- Monitor Lahat lawsuit, follow up with
intensive communication with government
agencies, judiciary as well as executive
(ministry).
- Protect PTBA’s asset/land by processing
land title certificates in accordance with
Asset Management Law (UUPA).
- Re-examine
the
establishment
of
subsidiaries in relation to transfer of
Mining Business License (IUP) so that the
business scheme is in compliance with the
law, particularly Mining Law No. 4/2009
which provides for IUP holder’s rights and
obligations.
- Intensify BATR activities in constructing
the new railway track to meet the deadline
so as to support PTBA’s operations.
- Approved the main points of Work Program
and Budget 2012, concerning percentage
increase of net income and production
volume.
• Governance
- Agreed with the agenda and date of AGMS
and EGMS, including agenda item of share
buy-back program.
- Appointed Public Accountant Purwantono,
Suherman and Surja (E&Y) as consultant
in preparing the implementation of
International Financial Reporting Standard
Beberapa kesimpulan maupun keputusan yang ditetapkan melalui rapat
gabungan Direksi dan Komisaris, mencakup diantaranya:
• Bidang Pengelolaan Perusahaan
- Intensifikasi program efisiensi produksi untuk meningkatkan profit
margin sekalipun harga jual batubara sedang membaik mengingat
penjualan batubara kalori lebih rendah akan semakin dominan.
- Memonitor dan memastikan tahapan comissioning PLTU Tanjung
Enim 3x10 MW berjalan dengan baik sehingga pada tahun mendatang
dukungan pasokan daya listrik teralisir sesuai rencana sehingga
mampu menekan beban produksi yang berasal dari konsumsi listrik
secara substansial.
- Perolehan izin pinjam pakai wilayah hutan produksi oleh PT BBK
agar segera ditindak lanjuti dengan penyelesaian masalah hukum
maupun masalah internal sehingga BBK dapat segera beroperasi
kembali.
- Pembahasan dan persetujuan penghentian operasi produksi tambang
UPO (Ombilin), diikuti realokasi SDM ke unit kerja lain dan langkah
perawatan yang ditempuh dimasa mendatang.
- Pemantauan kasus hukum Lahat yang harus ditindak lanjuti dengan
komukasi intensif lintas Kelembagaan Negara, baik dari bidang
Hukum maupun Kementrian.
- Pelaksanaan kerjasama pemanfaatan aset tanah kelolaan PTBA
harus disertai dengan upaya pengurusan surat-surat hak atas tanah
dimaksud sesuai UUPA.
- Pendirian anak usaha yang terkait erat dengan upaya pengalihan
IUP dalam rangka pengembangan usaha harus ditinjau ulang
hingga mencakup skema bisnis yang harus lebih memperhatikan
ketentuan peraturan perundangan, terutama UU Minerba no4-2009
yang mengatur mengenai hak dan kewajiban pemilik IUP.
- Intensifikasi kegiatan BATR agar proyek pembangunan jalur KA
baru dapat terealisir sesuai skedul dan dapat menunjang kegiatan
PTBA.
- Persetujuan butir-butir utama dalam RKAP 2012, yakni menyangkut
persentase peningkatan laba bersih dan volume produksi.
• Bidang Tata Kelola
- Kesepakatan mengenai agenda RUPS dan tanggal pelaksanaan RUPS
maupun RUPSLB, termasuk agenda program pembelian kembali
saham Perseroan.
- Menunjuk KAP Purwantono, Suherman dan Surja (E&Y) sebagai
kosultan persiapan implementasi International Financial Reporting
Standard (IFRS), termasuk dalam penyelenggaraan seminar-seminar
pada seluruh pihak terkait PTBA, tidak hanya sebatas personel
keuangan dan anggaran, mengenai IFRS dan implikasinya dalam
pelaksanaan pencatatan transaksi dan aspek operasional terkait
lainnya.
- Pembahasan dan pengesahan hasil kajian dan peninjauan atas Board
Manual serta penyelesaian Corrective Action Committee (CAC).
- Pembahasan
dan
persetujuan
restrukturisasi
Organisasi
Perusahaan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
202
Operational Management Report
- Pembahasan dan persetujuan long-list hingga menjadi short-list
kandidat Direksi PTBA yang akan diajukan ke Kementrian BUMN.
Proses seleksi disetujui melibatkan konsultan independen yang
kompeten dengan melalui tahapan penelusuran kompetensi,
wawancara dan presentasi.
- Peningkatan kegiatan dalam rangka implementasi ”Kebijakan
Pelaporan Pelanggaran.”
- Pembentukan Tim Pelaksana Pelaporan Pelanggaran setelah
memperhatikan studi kasus di beberapa perusahaan BUMN
rujukan.
- Persetujuan untuk mencari dan menunjuk konsultan independen
untuk mereview seluruh ketentuan internal dan praktek asesmen
penerapan GCG sehubungan dengan keluarnya Permen BUMN no.01/
MBU/2011 tahun 2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang “Penerapan
Tata Kelola yang Baik (GCG) pada Badan Usaha Milik Negara”.
- Persetujuan pengajuan Faktor Penyesuaian Industri (FPI) ke
Kementrian BUMN pada kisaran angka 320-340 untuk menetapkan
besaran remunerasi Direksi dan Komisaris. Persetujuan perhitungan
IPK bagi pegawai untuk digunakan sebagai dasar penentuan
tantiem pegawai.
-
-
-
-
-
-
-
Dewan Komisaris
Tugas utama Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan secara umum
atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar terhadap jalannya pelaksanaan
tugas operasional serta memberikan nasihat atas kebijakan Direksi dalam
menjalankan kepengurusan Perseroan. Namun demikian, Dewan Komisaris
tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional yang
merupakan tugas Direksi.
Kinerja Komisaris dievaluasi secara berkala minimal setahun sekali
berdasarkan kriteria evaluasi kinerja yang diajukan oleh Komite Nominasi
dan Remunerasi kepada Dewan Komisaris. Evaluasi Kinerja Komisaris
dilakukan oleh Pemegang Saham dalam RUPS. Hasil evaluasi kinerja
Anggota Dewan Komisaris akan digunakan oleh RUPS untuk memberikan
rekomendasi remunerasi serta sebagai salah satu indikator dalam
pengangkatan kembali dan pemberhentian Anggota Dewan Komisaris yang
bersangkutan.
Komposisi Dewan Komisaris Perseroan sesuai keputuran RUPSLB tanggal
22 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
(IFRS), in holding seminars for all of PTBA’s
related parties, not limited to finance and
budget personnel, implication of IFRS in
recording transactions and other relevant
operating aspects.
Discussed and ratified Board Manual review
and CAC finalization.
Discussed and approved the restructuring
of the Company’s organisation.
Discussed and approved short-listed
Director candidates to be proposed to SOE
Ministry. Agreed to involve a qualified
independent consultant in the selection
process through competence test, interview
and presentation.
Intensify implementation of whistleblowing policy.
Set up whistle-blowing team after
examining the case study undertaken with
other referral SOEs.
Find and assign independent consultant to
review all internal rules and assessment of
GCG practice in relation to SOE Ministerial
Regulation No.01/MBU/2011 dated 1 August
2011 on “Good Corporate Governance
Practice in State-Owned Enterprises”.
Submit to SOE Ministry, Industrial Adjustment
Factor (FPI) at a range of 320-340 for
determining remuneration of Commissioners and
Directors. Approved the employee Performance
Index (IPK) as a basis of calculating employee
tantiem/bonus.
Board of Commissioners
The primary duty of Board of Commissioners is
to supervise in a general and specific sense in
accordance with the Articles of Association and
give counsel to the Board of Directors in running
the Company. Board of Commissioners is not to
intervene in Board of Directors’ duty of making
decisions over operational matters.
The performance of Board of Commissioners is
appraised periodically, minimum annually, by
GMS according to performance appraisal criteria
established by Nomination and Remuneration
TABEL TABLE 7.3
KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS PERSEROAN
THE COMPOSITION OF BOARD OF COMMISSIONERS
JABATAN POSITION
NAMA NAME
Komisaris Utama President Commissioner
Patrialis Akbar, SH, MH
Komisaris Commissioner
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc.
Komisaris Commissioner
Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME
Komisaris Commissioner
Drs. Imam Apriyanto Putro, MM
Komisaris Independen Independent Commissioner
Suranto Soemarsono, SE, MA
Komisaris Independen Independent Commissioner
Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
203
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
Besaran remunerasi Dewan
Komisaris dan Direksi
diusulkan oleh Konarba dan
PSDM dan diputuskan dalam
RUPS.
Remuneration of Board
of Commissioners and
Board of Directors is
proposed by Nomination
and Remuneration and HRD
Committee and resolved by
GMS.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
204
Operational Management Report
Independensi Komisaris Independen
Jumlah Komisaris Independen Perseroan adalah dua orang, dari total
6 orang anggota komisaris, atau 33%, yang berarti telah memenuhi
peraturan perundangan yang berlaku. Keputusan Bursa Efek Indonesia No
Kep-05/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor I-A Tentang Pencatatan
Saham Dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh
Perusahaan Tercatat, dimana setiap perusahaan publik harus memiliki
Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% dari jumlah seluruh
anggota Dewan Komisaris
Komisaris Independen Perseroan tidak pernah memiliki hubungan usaha
apapun maupun hubungan afiliasi dengan Perseroan dan tidak bekerja
pada Pemerintah termasuk departemen, lembaga non departemen
dan kemiliteran dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir. Komisaris
Independen tidak memiliki hubungan keluarga dengan seluruh anggota
Direksi maupun anggota Komisaris sampai derajat ketiga. Salah seorang
anggota Komisaris Independen memiliki latar belakang pendidikan di
bidang keuangan, untuk menjamin kompetensi pengawasan bidang
keuangan Perseroan. Adapun Komisaris Independen kedua mempunyai
latar belakang Pertambangan Administrasi dan Hukum untuk menunjang
tugas-tugas Dewan Komisaris.
Committee. The evaluation result will be used as
indicators by GMS in remunerating, appointing and
terminating members of Board of Commissioners.
The current composition of Board of Commissioners
by virtue of EGMS of 22 Decmeber 2011 is as
follows:
See table 7.3
Independency of Independent
Commissioner
Two of the Company’s six Commissioners are
Independent Commissioners, representing 33%
of the total members of Board of Commissioners,
in accordance with the requirements of the law.
Indonesia Stock Exchange Decision No. Kep-05/
BEJ/07-2004 regarding Regulation No. I-A on
Share and Equity Securities Listing by Listed
Companies requires that every public company have
Independent Commissioners representing at least
30% of total number of Commissioners.
Independent Commissioners have no business
association or affiliation with the Company and do
not work for any of the state ministry, non-ministry
Untuk menjamin Independensi,
Komisaris Independen Perseroan
tidak pernah memiliki hubungan
usaha maupun hubungan afiliasi
dengan Perseroan.
To ensure independency, Independent
Commissioners do not have either
business nor affiliation relationship
with the Company.
Dengan dipenuhinya seluruh syarat dasar tersebut Perseroan meyakini
anggota komisaris independen akan mampu memberikan masukan dan
pengawasan yang independen.
or military within the past three years. Nor do
they have family relationship with other members
of Board of Commissioners or Board of Directors
down to the third level. One of the Independent
Commissioners has a financial education
background and competence to supervise the
finances of the Company. The second Independent
Commissioner is knowledgable in mining business,
administration and law to support the work of
Board of Commissioners.
Pemilihan Dewan Komisaris
Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS melalui proses
yang transparan. Proses pemilihan dilakukan setiap 5 (lima) tahun
sekali. Untuk menjamin profesionalisme dan integritas calon komisaris,
diselenggarakan fit and proper test yang seksama. Proses fit and proper
test dilakukan secara terbuka, guna menjamin calon komisaris yang
bersangkutan bebas dari afiliasi maupun benturan kepentingan lainnya,
dan terpenuhinya kepentingan pemegang saham minoritas secara wajar.
Having complied with all the basic requirements, the
Company believes the Independent Commissioners
are capable of acting independently in their
counselling and supervising function.
Nomination of Board of Commissioners
Members of Board of Commissioners are nominated
and terminated by GMS through a transparent
process. Nomination takes place once in every
five years. To make sure of the candidates’
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
205
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
professionalism and integrity, a thorough fit and
proper test is conducted openly, to see to it that the
candidates are free from any affiliation or conflict
of interest, and that the minority shareholders’
interests are honored.
Duty and Responsibility of Board of
Commissioners
The Board of Commissioners has the following
primary task and responsibility:
• Supervising the policy and function of
managing the Company by Board of Directors
and giving counsel to the Board of Directors.
• Monitoring and directing the Board of
Directors in complying with Corporate Long
Term Plan, Work Program & Budget, provisions
of Articles of Association, resolutions of GMS,
and the prevailing laws and regulations, and
in concert with the purpose and objective of
the Company.
• Examining, reviewing, signing and approving or
ratifying Work Program & Budget prepared by
Board of Directors, no later than 60 (sixty) days
prior to the beginning of new accounting year.
• Examining and reviewing periodic and annual
reports, and signing annual reports prepared
by Board of Directors.
• Submitting report on performance of its
supervisory duty to GMS.
• Performing other supervising and counselling
duties, provided they are in keeping with
the law, Articles of Association and GMS
resolutions.
Authority of Board of Commissioners
In the discharge of its duty, the Board of
Commissioners is authorized to:
• Examine books, letters, and other papers, check and
verify cash and other commercial instruments, and
other property of the Company.
• Request explanation from Board of Directors or
other officials concerning any and all matters
concerning the management of the Company.
• Be informed of the policy and actions of Board
of Directors, request Board of Directors and
other officials under the Board of Directors
and with the knowledge of Board of Directors
to attend Board of Commissioners meetings.
• Suspend members(s) of Board of Directors in
accordance with the Articles of Association.
• Manage the Company under specific
circumstances for a certain period of time as
ruled by the Articles of Association.
• Employ experts for certain purposes and for a
certain period of time in accordance with the
Articles of Association.
Tugas dan Tanggung Jawab Komisaris
Komisaris Perseroan memiliki tugas dan tanggung-jawab utama yang
meliputi:
• Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya
pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan maupun usaha
Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat
kepada Direksi.
• Melakukan pengawasan dan memberi nasihat yang diperlukan terhadap
pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP), Rencana
Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) serta ketentuan anggaran dasar
Perseroan dan keputusan RUPS, serta peraturan perundang-undangan
yang berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud
dan tujuan Perseroan.
• Meneliti, menelaah dan menandatangani serta memberikan persetujuan
atau pengesahan terhadap RKAP yang disiapkan Direksi, selambatlambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum dimulainya tahun anggaran.
• Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang
disiapkan Direksi serta menandatangani laporan tahunan.
• Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas pengawasan yang telah
dilakukan kepada RUPS.
• Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan
pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan keputusan RUPS.
Wewenang Dewan Komisaris.
Dalam menjalankan tugas-tugas seperti tersebut diatas, Dewan Komisaris
memiliki wewenang diantaranya:
• Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya,
memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga
dan memeriksa kekayaan Perseroan.
• Meminta penjelasan dari Direksi atau pejabat lain mengenai segala
persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan
• Mengetahui kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan
Direksi serta meminta Direksi dan pejabat lain di bawah Direksi dengan
sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris.
• Memberhentikan sementara Anggota Direksi sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar.
• Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu
untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran
Dasar.
• Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
206
Operational Management Report
Rapat Dewan Komisaris
Board of Commissioners Meeting
Proses pengawasan terhadap kegiatan operasional Perseroan dilakukan
melalui rapat-rapat, evaluasi laporan operasional bulanan dan diskusi
dengan komite-komite yang terkait sesuai dengan masalah yang perlu
mendapat perhatian.
Supervision of the Company’s operations is done
through meetings, evaluation of monthly operating
reports and discussion with relevant committees
according to the problems to be attended to.
Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan dengan ketentuan, diantaranya
sebagai berikut:
• Rapat Dewan Komisaris sah dan berhak mengambil keputusan yang
mengikat hanya jika dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) dari
jumlah Anggota Dewan Komisaris atau diwakili dalam rapat tersebut.
• Keputusan rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan
musyawarah untuk mufakat. Apabila hal ini tidak tercapai, maka
keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (setengah)
dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat. Setiap
Anggota Dewan Komisaris berhak mengeluarkan 1 (satu) suara. Untuk
pengambilan keputusan yang mengandung benturan kepentingan,
anggota Komisaris yang memiliki benturan kepentingan (jika ada)
dilarang memberikan suara.
• Salinan risalah rapat Dewan Komisaris, termasuk dissenting opinion
(jika ada) yang telah ditanda-tangani oleh seluruh peserta rapat yang
hadir, wajib segera didistribusikan kepada seluruh Anggota Dewan
Komisaris dan asli risalah dan daftar hadir rapat Dewan Komisaris,
disimpan oleh Sekretaris Dewan Komisaris.
• Dewan Komisaris memiliki kewenangan untuk menanyakan tindak
lanjut atas rekomendasi yang disampaikan dari hasil rapat-rapat yang
diselenggarakan oleh Dewan Komisaris dan rapat gabungan Dewan
Komisaris-Direksi.
Prosedur Penetapan dan Remunerasi Dewan Komisaris
Besaran remunerasi anggota Dewan Komisaris diusulkan dalam RUPS,
didasarkan atas capaian kinerja Dewan Komisaris seusai hasil analisa
dan rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia (Konarba dan PSDM). Untuk menyusun dasar
penetapan dan rekomendasi besaran remunerasi yang kredibel, Konarba
dan PSDM selalu memperhatikan rekomendasi konsultan independen.
Dengan dukungan database yang kuat dari survey pasar pada perusahaan
Proses pengawasan terhadap kegiatan
operasional Perseroan dilakukan melalui
rapat-rapat, evaluasi laporan operasional
bulanan dan diskusi dengan komite-komite
yang terkait sesuai dengan masalah yang
perlu mendapat perhatian.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Board of Commissioners meeting is held under the
following terms:
• Board of Commissioners meeting is valid and
authorized to make binding decisions only
if attended by at least one half (½) of total
members of Board of Commissioners or their
proxies.
• Board of Commissioners meeting must make
decisions by deliberation to reach consensus.
If no consensus is reached, decisions are
made by votes in favor of more than one half
(½) of total votes validly cast at the meeting.
Each member of Board of Commissioners
is entitled to cast one vote. When making
decision over conflict of interest transactions,
any Commissioner who has conflict of interest
is not permitted to take part in the decision
making process.
• Copies of minutes of Board of Commissioners
meeting, including dissenting opinion (if
any), that have been signed by all members
present at the meeting, must be immediately
distributed to all members of Board of
Commissioners and the original copy of
minutes and attendance list are kept by the
Secretary to Board of Commissioners.
• Board of Commissioners is authorized to
question the follow-up of the recommendations
made at the Board of Commissioners meetings
and joint meetings of Board of Commissioners
and Board of Directors.
Determination of Board of
Commissioners’ Remuneration
The sum of Board of Commissioners’ remuneration
is determined annually at GMS, after taking into
consideration the Board’s performance measured
according to the analysis and recommendation of
Nomination and Remuneration Committee. To fix
a reasonable amount and make recommendation,
NR Committee seeks the advise of an independent
Supervision of the Company’s
operations is done through meetings,
evaluation of monthly operating
reports and discussion with relevant
committees according to the problems
to be attended to.
184
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
207
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
consultant. With the back-up of a reliable database,
market survey in other companies of similar nature
and equal level, and NR Committee recommendation,
the independent consultant compile several major
factors as a reference in fixing the amount of
remuneration.
sejenis dan sekelas Perseroan dan mempetimbangkan kajian Konarba dan
PSDM dan hasil studi konsultan independen menyusun beberapa faktor
utama dalam mengusulkan besaran remunerasi Komisaris. Gambaran
singkat prosedur penetapan Remunerasi Dewan Komisaris dapat dilihat
pada bagan berikut.
The following graph shows the procedure of fixing
Board of Commissioners’ remuneration:
See Chart 7.1
BAGAN CHART 7.1
Konarba dan PSDM
Nomination & Remuneration and HRD Committee
Memperhatikan rekomendasi Konsultan Independen
dalam menetapkan dasar penentuan remunerasi
Consider independent consultant’s recommendation for
fixing remuneration formula
Rekomendasi Konsultan Independen
Independent consultant’s recommendation
Konarba dan PSDM
Nomination & Remuneration and HRD Committee
Mengusulkan dasar dan besaran remunerasi
Recommending formula and amount of remuneration
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Membahas usulan Konarba dan PSDM
dan mengusulkan besaran remunerasi kepada Pemegang
Saham Seri A Dwi Warna
Discuss NR & HRD Committee’s recommendation and
propose amount of remuneration to holders of Dwi
Warna Series A shares
Menetapkan dasar dan pertimbangan
remunerasi mencakup:
- PerMen BUMN no PER-07/MBU/ 2010
tgl 27 Des 2010 pasal 5
- Hasil survey remunerasi
- Keberhasilan memitigasi risiko
- Ketersediaan waktu
- Kompetensi dan pengalaman
Fixing remuneration formula and
consideration:
- SOE Minister Reg No. PER-07/MBU/2010
of 27 Dec 2010 article 5
- Remuneration survey findings
- Risk mitigation success
- Time devoted
- Competence and experience
Rapat Umum Pemegang Saham
General Meeting of Shareholders
Melimpahkan pelaksanaan ketentuan besaran
honor dan tantiem Kepada Dewan Komisaris
setelah mendapat persetujuan Pemegang Saham
Seri A Dwi Warna
Authorize Board of Commissioners to determine
honorarium & tantiem of Board of Commissioners with
the approval of holders of Dwi Warna Series A shares
Honor dan Tantiem Dewan Komisaris
Honorarium and tantiem of Board of Commissioners
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
208
Operational Management Report
Besaran Remunerasi
Amount of Remuneration
Dewan Komisaris menerima remunerasi tetap dan tidak tetap yang terdiri
atas honorarium, asuransi, tantiem serta fasilitas dan tunjangan lainnya.
Remunerasi untuk Komisaris dapat berbeda sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab setiap Komisaris.
Board of Commissioners receives routine and
incidental remuneration consisting of honorarium,
insurance, tantiem and other facilities and
allowances. Remuneration paid to Commissioners
may differ among them depending on their
respective duty and responsibility.
Besaran Remunerasi anggota Dewan
Komisaris dan Direksi diusulkan oleh
Konarba dan PSDM dan diajukan kepada
Pemegang Saham Seri A.
Remuneration of Board of
Commissioners and Directors is
proposed by NR and HRD Committee
and submitted to holders of Series A
shares.
Sesuai hasil RUPS tertanggal 9 Juni 2011, Komisaris Utama mendapat
honorarium sebesar 50% dari gaji Direktur Utama, yakni sebesar Rp50
juta per bulan. Anggota Dewan Komisaris lainnya mendapat honorarium
sebesar 40% dari gaji Direktur Utama, yaitu sebesar Rp40 juta perbulan
dan tunjangan.
Pursuant to the resolutions of GMS held on 9 June
2011, President Commissioner’s honorarium is 50%
of President Directors’s salary, i.e. Rp 50 million
per month. Other Commissioners receives 40% of
President Director’s salary, i.e. Rp 40 million per
month plus allowances.
Tunjangan yang diberikan oleh Perseroan kepada Komisaris Utama dan
anggota komisaris meliputi asuransi purna-jabatan, cuti, tunjangan hari
raya, pengobatan, dan tunjangan PPh-21.
Allowances for President Commissioner and other
Commissioners include retirement insurance, leave,
holiday bonus, medical care, and income tax
allowance.
Dengan jumlah Komisaris Utama adalah satu dan anggota Komisaris ada 5
(lima, sebelumnya empat) maka total remunerasi untuk Dewan Komisaris
yang dialokasikan oleh Perseroan pada tahun buku 2011 adalah sebesar
Rp9,12 miliar. Pajak atas remunerasi Dewan Komisaris menjadi tanggungan
masing-masing anggota Komisaris. Adapun gambaran total remunerasi
anggota Dewan Komisaris per tahun untuk tahun buku 2010 dan 2011
adalah sebagai berikut.
With one President Commissioner and five
Commissioners, total remuneration for Board of
Commissioners allocated for 2011 totalled Rp 9.12
billion. Taxes will be borne by each Commissioner
individually. Total remuneration for 2010 and 2011
is given below:
See table 7.4
TABLE TABLE 7.4
REMUNERASI DEWAN KOMISARIS TAHUN 2010 DAN 2011
REMUNERATION THE BOARD OF COMMISSIONER 2010 AND 2011
URAIAN
ORANG
GAJI (RP)
2011
TUNJANGAN (RP)
PERSON
HONORARIUM
Komisaris Utama
1
600.000.000
678.656.228
745.252.568
Komisaris
5
2.189.333.333
2.221.920.314
2.682.909.243
Jumlah Komisaris
6
2.789.333.333
2.900.576.542
3.428.161.811
GAJI (RP)
2010
TUNJANGAN (RP)
URAIAN
ORANG
ALLOWANCE
DESCRIPTION
TANTIEM (RP)
ALLOWANCE
PERSON
HONORARIUM
1
600.000.000
395.594.600
1.269.230.769
Komisaris
4
1.920.000.000
1.270.964.339
4.061.538.462
Jumlah Komisaris
5
2.520.000.000
1.666.558.939
5.330.769.231
Catatan Note :
- Semua remunerasi tersebut belum termasuk pajak All remuneration is subject to tax
- Terhitung sejak tanggal 09 Juni 2011 jumlah Komisaris menjadi 6 orang termasuk 1 orang Komisaris Utama
As of 9 June 2011 total Commissioners was six including one President Commissioner
.
Laporan Tahunan 2011
2.023.908.796 President Commissioner
7.094.162.890 Commissioner
9.118.071.686 Total Commissioner
DESCRIPTION
TANTIEM (RP)
Komisaris Utama
PT Bukit Asam Tbk
TOTAL (RP)
TOTAL (RP)
2.264.825.369 President Commissioner
7.252.502.801 Commissioner
9.517.328.170 Total Commissioner
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
209
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
Performance of Board of Commissioners
Duty
In 2011 Board of Commissioners held 35 meetings,
which were 21 internal Commissioners meetings
Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris
Selama tahun 2011 Dewan Komisaris menyelenggarakan total 35
pertemuan, terdiri atas 21 kali pertemuan internal Dewan Komisaris dan
14 kali rapat gabungan dengan Direksi, dengan tingkat kehadiran masingmasing sebagai berikut.
TABLE TABLE 7.5
RAPAT DAN KEHADIRAN DALAM RAPAT DEWAN KOMISARIS 2011
Attendance at Board of Commissioners Meetings in 2011
NAMA
NAME
JABATAN
POSITION
Dr. Supriyadi (1)
Patrialis Akbar, SH, MH (2)
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc
Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME
JUMLAH RAPAT
NO. OF MEETING
(A)
KEHADIRAN
ATTENDANCE
(B)
(B:A)
Komisaris Utama President Commissioner
21
21
100
Komisaris Utama President Commissioner
-
-
-
Komisaris Commissioner
21
20
95
Komisaris Commissioner
21
20
95
Drs.Imam Apriyanto Putro, MM (3)
Komisaris Commissioner
13
11
85
Suranto Soemarsono, SE, MA
Komisaris Independen Independent Commissioner
21
21
100
Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ
Komisaris Independen Independent Commissioner
21
21
100
Keterangan Notes :
(1) Masa tugas berakhir tanggal 22 Desember 2011 Term of office ended 22 December 2011
(2) Mulai bertugas pada tanggal 22 Desember 2011 Term of office commenced 22 December 2011
(3) Mulai bertugas pada tanggal 9 Juni 2011 Term of office commenced 9 June 2011
and 14 joint meetings with the Directors, with the
following attendance rate:
See table 7.5
Throughout 2011 besides giving advice and direction
to the Board of Directors, the Board of Commissioners
also offered their views and recommendations in
various areas of the Company’s operations and other
matters according to their job and responsibility as
described below:
Board of Commissioners Recommendation
Finance
• Board of Directors was requested to pay special
attention to subsidiaries whose performance was
mediocre in 2011, in consideration of the current
favorable coal price.
• To step up profitability, Board of Directors was
advised to focus on improving the Company’s
business performance.
• Board of Directors was reminded to maintain a
good cash position and to make fund placements
in safe and promising instruments.
• Board of Commissioners assigned Business
Development Director to perform the duties of
Finance Director who had resigned.
Production
• To promote production level, Board of Directors
was advised to upgrade personnel competence
to make in-house coal production match up
with other mining contractors’ production to
Sepanjang tahun 2011 selain memberikan nasihat dan arahan dalam
bentuk surat-menyurat kepada Direksi, Dewan Komisaris memberikan
pandangan serta berbagai rekomendasi mencakup pengelolaan
operasional maupun hal-hal lain sesuai tugas dan kewajibannya
sebagaimana diuraikan sebagai berikut:
Rekomendasi Dewan Komisaris
Bidang Keuangan
• Direksi diminta untuk lebih memperhatikan investasinya di beberapa
anak-anak perusahaan yang berkinerja kurang baik, mengingat harga
komoditas batubara sedang baik di tahun 2011 ini.
• Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, Direksi diminta memfokuskan
upaya efisiensi operasional agar margin laba semakin meningkat.
• Direksi diingatkan untuk menjaga arus kas Perseroan agar senantiasa
dalam posisi yang baik, dan melakukan penempatan dana pada
instrument keuangan yang baik dan aman bagi Perseroan.
• Komisaris memutuskan menunjuk Direktur Pengembangan Usaha untuk
menjalankan tugas-tugas Direktur Keuangan yang mengundurkan diri.
Produksi
• Dalam upaya peningkatan kinerja produksi, Dewan Komisaris meminta
agar kompetensi SDM terus ditingkatkan sehingga poporsi produksi
batubara swakelola lebih seimbang dengan produksi mitra kontraktor
penambangan sesuai target yang telah ditetapkan dalam Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2011, mengingat tambahan
peralatan alat produksi utama telah ada.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
210
Operational Management Report
• Peningkatan daya angkut kereta api dari jalur eksisting pada tahun 2011
yang relatif rendah (hanya naik 6,6%) harus dicermati. Kesepakatan
Coal Transportation Agreement (CTA) harus dikawal dengan baik melalui
komunikasi dyang semakin intensif dengan PT KAI, agar peningkatan
Perseroan dapat memetik hasil maksimal dari realisasi peningkatan
kapasitas angkut kereta api di tahun-tahun mendatang.
• Direksi diminta mewaspadai indikasi pelemahan harga batubara di
akhir tahun 2011.
• Dewan Komisaris merekomendasikan pengawasan yang lebih intensif
dalam pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana penunjang
produksi dan transportasi. Hal ini mengingat potensi peningkatan pasar
dalam negeri maupun ekspor yang semakin besar, sementara kinerja
Perseroan masih terkendala oleh masalah peningkatan kemampuan
produksi dan kapasitas angkutan.
• Direksi diminta untuk memanfaatkan potensi efisiensi biaya dan
optimalisasi profitabilitas dari pengembangan sistem pengelolaan
terintegrasi dengan dukungan teknologi (SCMS) yang telah
dikembangkan dan go-live di penghujung tahun 2011.
Pemasaran
• Direksi diminta lebih meningkatkan kegiatan pemasaran dan perluasan
target market, baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri.
• Dewan Komisaris mendukung dan dapat memahami strategi
pemasaran yang mengedepankan pelaksanaan kontrak jangka
panjang, namun juga tetap mengingatkan agar dalam kontrak
penjualan tersebut, dicantumkan klausul peninjauan harga jual
secara periodik dengan acuan harga sesuai praktek praktek yang
lazim dan sesuai peraturan perundangan.
Pengelolaan Risiko
• Menindak lanjuti amanat RUPS, Dewan Komisaris meminta Direksi segera
menyerahkan laporan audit Kinerja pada seluruh anak perusahaan dan
proyek kerjasama, termasuk laporan berkala kegiatan Corrective Action
Committee (CAC) dan kompilasi laporan lengkap CAC menjelang RUPS.
• Laporan CAC tersebut hendaknya “dievaluasi” terlebih dahulu yang
dilaksanakan oleh Satker SMP.
• Dewan Komisaris juga meminta Direksi meningkatkan pengelolaan
risiko mengingat perkembangan Perusahaan di masa mendatang
yang membutuhkan pengenalan, pengelolaan dan mitigasi risiko
dengan akurat.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
•
•
•
•
the level targetted in 2011 Work Program and
Budget, now that additional main production
equipment is in place.
Considering the 2011 small increase (6.6%)
of existing railway loading capacity, Board
of Directors had to communicate more
intensively with PT Kereta Api Indonesia (PT
KAI) to allow bigger increase in the coming
years in accordance with Coal Transportation
Agreement (CTA).
Board of Directors had to watch the weakening
coal prices at at the end of 2011.
It was recommended that the construction
and development of production facilities and
infrastructure be more closely supervised,
in consideration of potentially growing
domestic and export market demand vis-avis the Company’s inadequate production and
transportation capacity.
Board of Directors was advised to capitalize
on potential cost efficiency and profitability
growth resulting from the integrated
management system using SCMS that went
live at the end of 2011.
Marketing
• Board of Directors was requested to boost
marketing and expand target market, both
domestic and export markets.
• Board of Commissioners supported a marketing
strategy that prioritized long-term sales
contracts. It was suggested to insert a clause
on periodic review of selling price in accordance
with common practice and the law.
Risk Management
• In line with GMS recommendation, Board of
Commissioners advised Board of Directors to
promptly submit performance audit report of
all subsidiaries and joint venture projects,
periodic activity report of Corrective Action
Committee (CAC) and compilation of CAC
reports prior to GMS.
• CAC reports should first be evaluated by
Corporate Management System task force.
• Risk management should be enhanced as
the Company’s future business will require
accurate identification, management and
mitigation of risks.
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
211
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
Human Resource
• Board of Commissioners recommended that
Corporate Long Term Plan be finalized and
implemented, and that human resource
development be adjusted to this long term plan.
• Board of Commissioners reminded Board of
Directors to devise a human resource grand
design and development strategy, particularly
in terms of competence upgrade, performancebased remuneration package that should be
accompanied by appropriate performance
management policy.
Business Development
• Board of Commissioners recommended a retender for Peranap 2x10MW TPP to obtain
a scheme with construction costs that are
closer to owner’s estimate (OE) and to ensure
financial feasibility and legal compliance.
• With regard to new product development,
i.e. coal gasification, Board of Directors was
requested to monitor the making of feasibility
study by a third party who should be fully
conversant with the technical and commercial
aspects as the technological realibility was
still questionable.
• In
connection
with
the
Company’s
appointment as the winner of tender for
constructing Independent Power Plant in Riau
and Mine Mouth TPP in Banko Tengah, it was
recommended that common business practices
be observed in further actions.
• Board of Commissioners requested Board of
Directors to make a more in-depth study of
the Company’s involvement in supplying coal
product to Tanjung Api-Api joint project,
considering this would involve considerable
amount of investment in the Company’s
production and port facilities.
• Board of Commissioners asked Board of Directors
to closely follow up PT KAI’s commitment to
increase railway loading capacity. CTA should
be instrumental in stepping up the Company’s
production and ensuring the transportation
of product to customers.
• Board of Commissioners endorsed the
exploitation of CBM in Tanjung Enim and
Ombilin. It was recommended that the
realization of this project correspond with
the Company’s long-term mining plans.
• It was recommended to use the best legal
consultant in handling and settling Lahat
Mining Concession lawsuit.
Performance and Management of Subsidiaries
• Board of Commissioners was of the opinion
that the performance of subsidiaries and
business units could be enhanced. Therefore,
Board of Commissioners recommended specific
measure for each subsidiary as follows:
Sumber Daya Manusia
• Dewan Komisaris merekomendasikan penuntasan dan implementasi
RJPP untuk pengembangan SDM Perseroan yang selaras dengan
penerapan RJPP pengembangan Perseroan.
• Dewan Komisaris mengingatkan Direksi untuk memberikan perhatian
lebih pada penyusunan grand design dan strategi pengembangan SDM,
terutama berkaitan dengan peningkatan kompetensi dan kebijakan
remunerasi yang harus berlandaskan kinerja yang harus didukung
dengan implementasi pengelolaan kebijakan kinerja yang tepat.
• Dewan Komisaris merekomendasikan IKP pegawai untuk tahun bukun
2010, dengan faktor pengali “X” sebesar 9,5%.
Pengembangan Usaha
• Dewan Komisaris merekomendasikan pengulangan tender PLTU Peranap
2x10 MW agar diperoleh skema pembangunan dengan biaya yang
semakin dekat dengan owner estimate (OE) sehingga kelayakannya
secara finansial dan hukum tetap terjamin.
• Untuk pengembangan produk baru coal gasification, Dewan Komisaris
meminta Direksi untuk mencermati pelaksanaan studi kelayakan
oleh pihak ketiga yang betul-betul memahami aspek teknis maupun
komersial mengingat keandalan teknologinya belum terjamin.
• Sehubungan dengan telah ditunjuknya Perseroan sebagai pemenang
dalam tender IPP di Riau serta Pembangunan PLTU Mulut Tambang
Banko Tengah, Dewan Komisaris merekomendasikan pelaksanaan tidak
lanjut dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah bisnis yang berlaku.
• Sehubungan dengan upaya realisasi kerjasama Proyek Tanjung Api-Api,
Dewan Komisaris meminta Direksi agar melakukan kajian komprehensif
atas keterlibatan PTBA dalam menjamin pasokan batubara sebagai titik
kritis realisasi pembangunan jalur baru tersebut. Mengingat hal ini
akan berarti adanya investasi internal PTBA dalam peralatan produksi
dan sarana pelabuhan yang memadai.
• Dewan Komisaris juga meminta agar Direksi betul-betul memperhatikan
komitmen peningkatan angkutan batubara dengan kereta dari PT KAI.
Momen penanda tanganan CTA harus dijadikan pijakan bagi kepastian
peningkatan kemampuan produksi PTBA dan lebih terjaminnya
kepastian pengangkutan hasil produksi sesuai pesanan pelanggan.
• Dewan Komisaris mendukung realisasi pemanfaatan CBM di Tanjung Enim
dan Ombilin. Dewan Komisaris merekomendasikan realisasi ekspolitasi
CBM tersebut agar diselaraskan dengan rencana penambangan jangka
panjang Perseroan.
• Dewan Komisaris merekomendasikan penggunaan jasa Konsultan
Hukum terbaik dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan KP
Lahat tersebut.
Kinerja dan Pengelolaan Anak Perusahaan
• Dewan Komisaris menilai bahwa kinerja anak-anak perusahaan dan unit
usaha PT BA harus ditingkatkan dan merekomendasikan kepada Direksi
agar untuk masing-masing anak usaha dilakukan langkah penanganan
spesifik, yaitu:
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
212
Operational Management Report
- Mendukung penghentian operasi UP Ombilin, mengingat produksinya
yang kecil (500 ton), dan mendukung realokasi SDM ke unit usaha
yang lain. Area Ombilin sebaiknya dikembangkan dalam rangka
pemanfaatan potensi lainnya, yakni CBM.
- Sekalipun BAP dan IPC sudah dapat mencatatkan laba, Dewan
Komisaris merekomendasikan peningkatan profitabilasnya baik
melalui kenaikan volume penjualan dan/atau produksi maupun
melalui efisiensi operasional.
- Berkaitan dengan unit usaha Briket yang produksinya belum bisa
mencapai skala ekonomis (BEP) yakni di atas volume produksi
minimal sebesar 9.000 ton, Dewan Komisaris merekomendasikan
perluasan pasar ke areal baru, seperti Lombok, selain melanjutkan
relokasi pabrik.
Tata Kelola
• Dewan Komisaris meminta Direksi melakukan peninjauan atas
kelengkapan aturan internal terkait GCG sehubungan dengan keluarnya
PerMen BUMN no PER-01/MBU/2011 tentang “Penerapan Tata Keloal
Perusahaan yang Baik (GCG) pada BUMN. Dewan Komisaris berpendapat
pengukuhan aturan tersebut harus dilakukan melalui RUPS.
• Sehubungan dengan keluarnya peraturan tersebut, Dewan Komisaris
mengamanatkan peningkatan kualitas pengelolaan Risiko Perseroan
yang dilaksanakan oleh Satker SMP, dibawah supervisi langsung dari
Direktur Utama.
• Dewan Komisaris meminta peninjauan kembali Ketentuan Fasilitas/
Tunjangan Direksi dan Komisaris PTBA yang harus berpedoman Permen
BUMN No. 07/MBU/2010 tertanggal 27 Desember 2010.
• Dalam rangka mempersiapkan pergantian Direksi, Dewan Komisaris
membentuk Tim Seleksi, yang kemudian bertugas menyusun Persyaratan
Calon, Menseleksi Calon, termasuk menyusun long list dan menseleksi
kandidat menjadi shor list yang akan diajukan ke Kementrian BUMN,
dengan bantuan Konsultan yang kompeten.
• Dewan Komisaris mendukung penyelesaian kajian Board Manual terbaru
yang disusun dengan bantuan konsultan. Dewan Komisaris sangat
memperhatikan terciptanya keseimbangan antara hak dan kewajiban
Dekom dengan Direksi dalam Board Manual baru tersebut.
• Dalam kaitan BM tersebut, Dewan Komisaris mendukung pelaksanaan
tahapan sosialisasi dalam proses kajian maupun implementasinya
agar terbangun komitmen kuat di tingkat Komisaris, Direksi maupun
Komite-komite.
• Dewan Komisaris merekomendasikan sosialisasi penerapan IFRS kepada
seluruh jajajaran pelaksana terkait, tidak hanya terbatas pada satker
anggaran dan keungan. Sosialisasi tersebut akan dilaksanakan oleh
konsultan IFRS yang telah terpilih, KAP Purwantono, Suherman dan
Surja (E&Y).
• Dewan Komisaris juga merekomendasikan pelaksanaan penyeragaman
butir-butir panyajian Piagam Komite ditingkat Komisaris dengan tidak
merubah substansi tugas, kewenangan dan tanggung jawab Komite
bersangkutan.
• Dewan Komisaris mendukung penyempurnaan draft SPP (whistelblowing
policy), dalam hal prinsip-prinsip utama yang harus dituangkan dalam
penyusunan Pedoman SPP sesuai rujukan KKG maupun peraturan dan
ketentuan perundangan lain.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
- Discontinue the operation of Ombilin
Mining Unit, considering its low production
output (500 tons), and relocate personnel
to other business units. Ombilin area
should be developed for other purpose, i.e.
CBM exploitation.
- Although BAP and IPC had made profit,
Board of Commissioners recommended
that their profitability be increased either
through bigger sales/production volume or
operating efficiency.
- In relation to Briquette Business Unit (BU)
whose production had not reached economy
of scale, i.e. over minimum production
of 9,000 tons, Board of Commissioners
recommended expansion to a new area,
such as Lombok, and factory relocation.
Governance
• Board of Directors was asked to review internal
GCG rules in relation to SOE Ministerial
Regulation No. PER-01/MBU/2011 on GCG
Practice in SOEs. Board of Commissioners
was of the opinion that such rules should be
ratified by GMS.
• Further to the ministerial regulation, Board
of Commissioners advised that Corporate
Management System task force enhance risk
management under the direct supervision of
President Director.
• Board of Commissioners asked for a review
of Commissioners and Directors’ Facilities/
Allowances that should be based on SOE
Ministerial Regulation No. 07/MBU/2010 of
27 December 2010.
• In preparing Board of Directors changes,
Board of Commissioners formed a Selection
Team to be in charge of establishing candidate
requirements and selecting short-listed
candidates out of a long list, to be forwarded
to SOE Ministry, with the aid of a qualified
consultant.
• Board of Commissioners endorsed the
revision of Board Manual with the help of a
consultant. Board of Commissioners is very
concerned with the creation of a balance
between Commissioners and Directors’ rights
and responsibilities in the new Board Manual.
• With regard to Board Manual, Board of
Commissioners supported the socialization
process in the review as well as implementation
to
strengthen
the
commitment
of
Commissioners, Directors and Committees.
• Board of Commissioners recommended the
dissemination of IFRS implementation to all
related users, not only finance and budget
work unit personnel.
The dissemination
should be carried out by the chosen IFRS
consultant, KAP Purwantono, Suherman and
Surja (E&Y).
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
213
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
• Board of Commissioners also recommended
that Committee Charter points be standardized
at the Commissioners level without altering
the duty, authority and responsibility of the
Committee concerned.
• Board of Commissioners endorsed the revised
main principles of whistle-blowing policy
draft according to KKG? reference and other
laws and regulations.
Corporate Social Responsibility
• Board of Commissioners advised that
Partnership and Community Development
Program (PKBL) funds be managed jointly
with several competent institutions and
Partnership Program funds be channelled in
close cooperation with Estate and Agriculture
SOEs.
• It was also recommended that the structure of
PKBL and CSR executive organs be improved
to ensure better channelling of funds.
• For optimum results, Board of Directors should
involve the prospective recipients of PKBL and
CSR funds when devising and executing the
programs.
Others
• In connection with the transfer (BOT) of the
Company’s assets in Tanjung Enim, Board
of Commissioners deemed it necessary to
take the legal advise to process land title
certificates. Board of Directors was reminded
that the agreement should be within BOT
corridor without any assignment of ownership
title.
• It was recommended to write-off certain nonproductive assets having book value of Rp0,
and to use the land for other more productive
purposes.
• Board of Commissioners participated in
preparing for GMS and finalizing 2010 Annual
Report.
• Further to performance audit report of
subsidiaries and joint projects, and the
formation of Corrective Action Committee
(CAC) under the Board of Directors, Board of
Commissioners asked for a full report of CAC
activities.
• Board of Commissioners approved the 2012
Work Program and Budget with a few notes.
• Board of Commissioners endorsed the
Company’s share buy-back program as long as
EGMS approved such plan.
• Board of Commissioners was involved in
compiling the agenda and the convening
of AGMS on 9 June 2011 and EGMS on 22
Deember 2011.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
• Dewan Komisaris mengamanatkan pengelolaan dana PKBL bekerja
sama dengan beberapa lembaga yang kompeten termasuk menggalang
kerjasama dengan BUMN Perkebunan dan Pertanian dalam menyalurkan
dana PK.
• Dewan Komisaris juga merekomendasikan perbaikan struktur pengelola
PKBL dan Program CSR agar penyaluran dana kegiatan semakin baik.
• Direksi diminta semakin melibatkan para pihak, terutama masyarakat
calon penerima program PKBL maupun CSR dalam menyusun dan
melaksanakan program dimaksud agar dampak pelaksanaan program
PKBL semakin optimal.
Lain-lain
• Sehubungan dengan permintaan BOT atas aset tanah kelolaan
Perseroan di Tanjung Enim, Dewan Komisaris memandang perlu
diperhatikannya pendapat hukum yang menyarankan pengurusan hak
atas tanah dimaksud. Kemudian Direksi diingatkan bahwa kerangka
perjanjian harus tetap berada pada koridor BOT tanpa melibatkan
peralihan kepemilikan.
• Dewan Komisaris merekomendasikan pemberian disposisi atas
penghapusan aset non-produktif tertentu, mengingat nilai bukunya
sudah Rp0, dan lahan yang tersedia dapat digunakan untuk kepentingan
lain yang lebih produktif.
• Dewan Komisaris turut mendukung persiapan RUPS termasuk membantu
penyelesaian penyusunan laporan Tahunan 2010.
• Sebagai tindak lanjut audit kinerja atas anak perusahaan dan proyek
kerjasama yang diikuti pembentukan Corrective Action Committee (CAC)
dengan diketuai anggota Direksi, Dewan Komisaris meminta laporan
lengkap realisasi kegiatan CAC.
• Dewan Komisaris menyetujui RKAP 2012 dengan beberapa catatan.
• Dewan Komisaris mendukung langkah buy-back saham, sepanjang
RUPSLB menyetujui usulan dimaksud.
• Dewan Komisaris terlibat aktif dalam merumuskan agenda,
mempersiapkan dan mensukseskan pelaksanaan RUPS yang
diselenggarakan pada 9 Juni 2011 dan RUPSLB pada tanggal 22
Desember 2011.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
214
Operational Management Report
Direksi
Board of Directors
Direksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam mengelola
Perseroan agar seluruh sumber daya berfungsi secara maksimal,
profitabilitas operasional meningkat dengan hasil akhir naiknya nilai
Perseroan secara berkesinambungan. Masing-masing anggota Direksi
melaksanakan tugas dan mengambi keputusan sesuai dengan pembagian
tugas dan wewenangnya, namun pelaksanaan tugas oleh masing-masing
anggota Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama.
Board of Directors is collectively in charge of and
responsible for managing the Company to ensure
all resources are employed to the maximum,
profitability is increased and corporate value is
enhanced. Board of Directors members perform and
make decisions according to their respective duty
and authority but the performance of each member
remains the Board’s collective responsibility.
Masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama memiliki kedudukan
setara dengan tugas Direktur Utama adalah mengkordinasikan kegiatan
seluruh kegiatan anggota Direksi. Anggota Direksi dipilih dan diangkat
melalui RUPS, untuk masa jabatan 5 tahun. Untuk memastikan integritas
dan profesionalitas di bidangnya, seluruh calon Direksi menjalani fit and
proper test secara terbuka. Komposisi Direksi saat ini, sesuai keputusan
RUPSLB tanggal 22 Desember 2011 terdiri atas seorang Direktur Utama dan
5 (lima) orang Direktur dengan susunan sebagai berikut:
Members of Board of Directors including President
Director are on an equal footing. The duty of
President Director is coordinating all members
in the performance of their duty. Members are
elected and nominated by GMS for a term of five
years. To ensure they have the approriate integrity
and qualification for their respective fields, all
candidates must take fit and proper tests openly.
By resolution of EGMS on 22 December 2011, the
TABLE TABLE 7.6
JABATAN POSITION
NAMA NAME
Direktur Utama President Director
Ir. Milawarma, M.Eng
Direktur Keuangan Finance Director
Achmad Sudarto, SE, MM, Ak
Direktur Operasi/Produksi Operations/Production Director
Ir. Heri Supriyanto
Direktur Pengembangan Usaha Business Development Director
Ir. Anung Dri Prasetya, M.App.Sc
Direktur Niaga Commerce Director
M. Jamil, SE, MM, Ak
Direktur SDM & Umum HR & General Affairs Director
Ir. Maizal Gazali, MM
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
215
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
Independensi Direksi
Komposisi Direksi Perseroan ditetapkan dengan seksama agar senantiasa
dapat melakukan pengambilan keputusan secara cepat, tepat, efektif,
responsif pada setiap kondisi operasional dan mempertimbangkan segala
risiko dan situasi secara independen. Sikap dan tindakan independen
mengandung arti tidak ada kepentingan ataupun benturan kepentingan
yang mungkin dapat mengganggu kemampuan setiap anggota Direksi
untuk melaksanakan tugasnya secara mendiri dan memikirkan setiap
langkah secara kritis.
Direksi Perseroan menjalankan tugas secara independen juga berarti tidak ada
campur tangan pihak manapun yang mempengaruhi pertimbangan operasional
Direksi yang bertentangan dengan peraturan perundangan dan Anggaran
Dasar PTBA. Untuk menjaga independensi tersebut, Antar seluruh anggota
Direksi dan anggota Dewan Komisaris tidak ada hubungan kekeluargaan
hingga tingkat ke tiga, baik secara garis lurus maupun kesamping.
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
current Board of Directors is composed of one
President Director and five Directors as follows:
See table 7.6
Independency of Board of Directors
Composition of Board of Directors is carefully set
up to ensure timely, correct, effective, responsive
decisions are taken in any situation, and the
risks and conditions are weighed independently.
Independent attitude and action suggest there
is no conflict of interest that may interfere with
the Directors’ ability to act independently and be
critical in considering every step they take.
Performing independently means there is no outside
intervention influencing the Board’s judgement
that may sway them from the law and Articles of
Association. To maintain their independency Board
of Commissioners and Board of Directors have
no family relationship down to the third level,
vertically as well as horizontally.
Duty and Responsibility of Board of
Directors
The duty and responsibility of Board of Directors
are managing the Company to achieve the main
objective of the Company in an effetive and
efficient manner to maximize stakeholders’ return.
The duty and responsibility include the following
activities:
Tugas dan tanggung jawab utama Direksi adalah mengelola Perseroan
demi mencapai tujuan pendirian perusahaan dengan efektif, efisien dan
memberikan nilai optimal kepada para pemangku kepentingan. Rincian
tugas dan tanggung jawab Direksi meliputi:
• Menyusun visi, misi dan nilai-nilai perusahaan, program jangka pendek
maupun panjang, mengendalikan sumber daya secara efektif dan
efisien, memperhatikan kepentingan minority shareholder secara wajar
dan memiliki tata kerja dan pedoman kerja (charter) yang jelas.
• Menyiapkan pada waktunya RKAP dan perubahannya kepada Dewan
Komisaris untuk mendapatkan pengesahan pada rapat Dewan
Komisaris selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum tahun
anggaran dimulai.
• Menyusun dan melaksanakan manajemen risiko yang mencakup seluruh
aspek operasional Perseroan.
• Menyusun satuan pengendalian internal, memastikan kelancaran
komunikasi internal atau antar bagian dan eksternal dengan pemangku
kepentingan serta menyusun dan melaksanakan kegiatan tanggung
jawab sosial perusahaan.
• Memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau yang
diminta Anggota Dewan Komisaris.
• Membuat laporan tahunan sebagai wujud pertanggung-jawaban
atas kepengurusan Perseroan, lengkap dengan seluruh dokumendokumen yang menyertai-nya termasuk dokumen keuangan Perseroan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang dokumen
Perusahaan.
Sedangkan tugas dan tanggung jawab masing-masing Direktur secara
spesifik adalah sebagai berikut:
Direktur Utama
• Bertugas untuk mengkordinir anggota Direksi lainnya, agar seluruh
kegiatan berjalan sesuai visi, misi, sasaran usaha, strategi, kebijakan
dan program kerja yang ditetapkan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
216
Operational Management Report
Independensi Direksi diwujudkan melalui
pengambilan keputusan operasional
tanpa campur tangan dan pengaruh
pihak manapun juga sesuai peraturan
perundangan dan Anggaran Dasar
Perseroan.
The independent stance of Board of
Directors means there is no outside
intervention that may influence their
judgement as required by the law and
Articles of Association.
• Bertanggung jawab untuk menyelaraskan seluruh inisiatif internal
Perseroan dan memastikan terjadinya peningkatan kemampuan
bersaing Perseroan, mengkordinasikan tugas operasional di bidang
audit internal, komunikasi, memastikan kepatuhan terhadap hukum
dan regulasi serta mengkordinir manajemen risiko dan pengembangan
perusahaan.
• Mengarahkan, mengembangkan dan menetapkan strategi pengelolaan
Perseroan secara menyeluruh.
• Menyiapkan Rencana Jangka Panjang (RJP) yang ditandatangani
bersama dengan Komisaris untuk disahkan RUPS. Menyiapkan Rencana
Kerja Anggaran Perusahaan yang merupakan penjabaran tahunan dari
Rencana Jangka Panjang.
• Menyiapkan kebijakan umum Sistem Pengendalian Internal dan
mengambil langkah-langkah yang diperlukan atas laporan hasil
pemeriksaan yang dibuat oleh Satuan Pengawasan Internal.
• Formulation of corporate vision, mission
and values, short and long term programs,
managing resources effectively and efficiently,
caring for minority shareholders’ fair interest
and possessing clear work system and work
charter.
• Timely preparation of Work Program and Budget
and its revisions for Board of Commissioners’
approval in Board of Commissioners meeting
no later than 60 days before the beginning of
new accounting year.
• Write-up and implementation of risk
management covering all aspects of the
Company’s operations.
• Formation of internal audit unit, ensuring
smooth internal or inter-departmental and
external communication with stakeholders,
as well as write-up and implementation of
corporate social responsibility program.
• Explanation
of
anything
questioned
or requested by members of Board of
Commissioners.
• Writing annual report that serves as
accountability report of their performance
in managing the Company, accompanied by
all supporting documents including financial
reports as set forth in the Law concerning
Corporate Documents.
Direktur Keuangan
• Bertanggung jawab untuk mengkordinasikan, mengendalikan dan
mengevaluasi tugas operasional di bidang keuangan, anggaran,
akuntansi, sekaligus memastikan penyediaan pendanaan bagi
pengembangan perusahaan.
• Bertanggung jawab dalam meningkatkan nilai Perseroan (corporate
value) melalui pengelolaan dana dan manajemen risiko.
• Melakukan pembinaan terhadap Satuan Kerja Akuntansi dan Anggaran,
Perbendaharaan dan Pendanaan serta Teknologi Informasi.
• Melakukan pembinaan dan bertanggung jawab dalam peningkatan dan
pengimplementasian program kesehatan pensiunan.
Direktur Operasi/Produksi
• Bertanggung jawab untuk mengkordinasikan, mengendalikan dan
mengevaluasi pelaksanaan tugas operasional bidang penambangan
batubara, bidang teknik, keselamatan kerja, lingkungan serta
mengembangkan program efisiensi proses penambangan maupun
produksi secara berkelanjutan.
• Melakukan pembinaan terhadap Satuan Kerja Analisis Evaluasi Optimasi
Produksi.
• Melakukan pembinaan unit-unit operasional yang terdiri dari Unit
Pertambangan Tanjung Enim, Unit Pelabuhan Tarahan, Unit Dermaga
Kertapati dan Unit Pertambangan Ombilin.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
While the duty and responsibility of each Director
specifically are as follows:
President Director
• Coordinating all other members of Board of
Directors, in order that all activities are in line
with the Company’s vision, mission, business
target, strategy, policy and work program.
• Aligning all internal initiatives of the Company
and ascertaining the Company’s improved
competitiveness, coordinating all functions
of internal audit, communication, ensuring
compliance with the laws and regulations and
coordinating risk management and business
development.
• Directing, developing and devising overall
management strategy.
• Writing up Long Term Plan to be signed jointly
with Commissioners and ratified by GMS.
Preparing Work Program & Budget being the
annual elaboration of Long Term Plan.
• Setting general policy of Internal Control
System and taking further action in response
to audit findings reported by Internal Audit
Unit.
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
217
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
Finance Director
• Coordinating, controlling and evaluating the
work of the Finance, Budget and Accounting
Divisions, at the same time securing funds
required for business development.
• Promoting corporate value through fund
management and risk management.
• Providing guidance to Accounting, Budget,
Treasury, Funding and Information Technology
Work Units.
• Responsible for guiding, improving and
implementing retirees’ healthcare program.
Operations/Production Director
• Coordinating, controlling and evaluating
the work of Coal Mining, Engineering, Work
Safety, Environment Units, and developing
mining and production efficiency program.
• Providing guidance to Production Optimization
Evaluation Analysis Work Unit and Coal
Handling and Transporting Work Unit.
• Developing operating units which are Tanjung
Enim Mining Unit, Tarahan Port Unit, Kertapati
Pier Unit and Ombilin Mining Unit.
Business Development Director
• Responsible for the sustainable growth
and
development
of
the
Company’s
business and improved product long term
competitiveness.
• Responsible for nurturing Corporate Planning
and Developemt Work Unit.
Commerce Director
• Responsible for the sustainable growth and
development of the Company’s business and
improved product long term competitiveness.
• Responsible for Sales, Distribution and
Transportation
Units,
and
marketing
development, income growth, efficiency of
coal supply management and transportation,
as well as optimum purchase of goods.
• Responsible for the development and expansion
of product marketing and for maximizing the
profitability of business units.
• Fostering Coal Marketing and Logistics Work Units.
• Nurturing Briquette Business Unit.
Human Resource and General Affairs Director
• Responsible for recruitment, counselling and
development of human resource management
strategy.
• Responsible for CSR activities and developing
PKBL to enhance corporate added value.
• Responsible for legal and licensing matters,
and ensuring the Company’s compliance with
the prevailing laws and regulations.
• Counselling the work units within HR,
Corporate Legal & Administration, CSR and
Bukit Asam Hospital.
Determination of Board of Directors’
Remuneration
The Company determines the amount of Board
of Directors’ remuneration commensurate with
their duty, responsibility and performance. Brief
procedure of fixing Board of Directors’ remuneration
is as follows:
Direktur Pengembangan Usaha
• Bertanggung jawab atas tumbuh dan berkembangnya usaha Perseroan
secara berkelanjutan serta meningkatnya daya saing produk dalam
jangka panjang.
• Bertanggung-jawab untuk melakukan pembinaan terhadap Satuan
Kerja Perencanaan Korporat dan Pengembangan.
Direktur Niaga
• Bertanggung jawab atas tumbuh dan berkembangnya usaha Perseroan
secara berkelanjutan serta meningkatnya daya saing produk dalam
jangka panjang.
• Bertanggung jawab atas bidang penjualan, distribusi dan transportasi
serta pengembangan pemasaran, pertumbuhan pendapatan yang
berkelanjutan, efisiensi pengelolaan persediaan batubara dan angkutan,
serta transaksi pembelian barang yang optimal bagi perusahaan.
• Bertanggung jawab atas pengembangan dan perluasan pemasaran produk
Perseroan termasuk melakukan upaya profitisasi unit-unit bisnis.
• Melakukan pembinaan terhadap Satuan - satuan Kerja Pemasaran
Batubara dan Logistik
• Melakukan pembinaan terhadap Unit Pengusahaan Briket
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
• Bertanggung jawab atas proses penerimaan, pembinaan dan
pegembangan serta strategi pengelolaan SDM.
• Bertanggung jawab atas bidang hukum, perizinan dan mengupayakan
perseroan beroperasi sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku.
• Bertanggung jawab atas bidang umum, CSR dan pengembangan
PKBL.
• Melakukan pembinaan terhadap satuan-satuan kerja SDM, umum,
hukum & administrasi korporat, CSR, Rumah Sakit Bukit Asam dan
keamanan.
Prosedur Penetapan dan Remunerasi Direksi
Perseroan menetapkan besaran remunerasi anggota Direksi berdasarkan
keseimbangan antara tugas dan tanggung-jawab serta kinerja. Prosedur
ringkas penetapan remunerasi Direksi adalah sebagai berikut:
a. Komite Remunerasi dan Nominasi meminta konsultan independen
melakukan kajian remunerasi bagi anggota Direksi.
b. Konsultan Independen, menyusun kriteria dasar penetapan
honorarium, melakukan survey remunerasi pada industri sejenis,
menyusun rekomendasi usulan remunerasi lengkap dengan dasar
pertimbangannya.
c. Komite Remunerasi dan Nominasi menyusun rekomendasi remunerasi
bagi anggota Direksi, lengkap dengan dasar pertimbangannya, kepada
Dewan Komisaris.
d. Dewan Komisaris membahas usulan Komite Remunerasi, Nominasi dan
PSDM, menetapkan beberapa usulan termasuk dasar pertimbangan,
untuk dimintakan persetujuan dari Pemegang Saham Serie A.
e. RUPS melimpahkan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk
melaksanakan keputusan mengenai fasilitas dan/atau tunjangan
anggota Direksi, sesuai keputusan Pemegang Saham Serie A
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
218
Operational Management Report
Bagan ringkas prosedur penetapan remunerasi Direksi adalah sebagai
berikut.
BAGAN CHART 7.2
Konarba dan PSDM
Nomination & Remuneration and HRD Committee
Memperhatikan rekomendasi Konsultan Independen
dalam menetapkan dasar penentuan remunerasi
Consider independent consultant’s recommendation for
fixing remuneration formula
Rekomendasi Konsultan Independen
Independent consultant’s recommendation
Konarba dan PSDM
Nomination & Remuneration and HRD Committee
Mengusulkan dasar dan besaran remunerasi
Recommending formula and amount of remuneration
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Membahas usulan Konarba dan PSDM dan mengusulkan
besaran remunerasi kepada Pemegang Saham Serie A
Discuss NR & HRD Committee’s recommendation and
propose amount of remuneration to holders of Series A
shares
Rapat Umum Pemegang Saham
Menetapkan dasar dan pertimbangkan
remunerasi mencakup:
- PerMen BUMN No. PER-07/MBU/ 2010
tgl 27 Des 2010 Pasal 5
- Hasil survei remunerasi
- Tugas dan tanggung jawab
- KPI Direksi
Fixing remuneration formula and
consideration:
- SOE Minister Reg No. PER-07/MBU/2010
of 27 Dec 2010; article 5
- Remuneration survey findings
- Duty and responsibility
- Directors’ KPI
General Meeting of Shareholders
Melimpahkan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk
melaksanakan ketentuan besaran gaji dan tantiem
Direksi sesuai arahan Pemegang Saham Serie A
Authorize Board of Commissioners to determine salary &
tantiem of Board of Directors with the approval of holders
of Series A share
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Menjalankan ketentuan besaran gaji dan tantiem
anggota Direksi sesuai mandat.
Pay Board of Directors’ salary and tantiem as
instructed
Gaji dan Tantiem Anggota Direksi
Salary and tantiem of Board of Directors
Direksi menerima remunerasi tetap dan tidak tetap yang terdiri atas
annual gross base salary (honorarium untuk Dewan Komisaris), total cash,
total earnings dan total remuneration serta fasilitas dan tunjangan lain
yang jumlahnya direkomendasikan oleh Konarba dan PSDM. Remunerasi
Direksi dapat berbeda sesuai dengan tugas dan tanggung jawab setiap
anggota Direksi.
a.
b.
c.
d.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
NR Committee consults an independent
consultant for making remuneration analysis.
Independent consultant works out remuneration
formula, conducts survey in similar industry,
recommends remuneration package and
consideration.
NR Committee recommends remuneration
package and consideration to Board of
Commissioners.
Board of Commissioners discusses NR and
HR Committee’s proposal to be subsequently
submitted to holders of Series A shares.
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
219
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
Remunerasi Anggota
Direksi ditetapkan
berdasarkan keseimbangan
antara besarnya tugas dan
tanggung jawab.
Remuneration of Board of
Directors is commensurate
with their respective duty
and responsibility.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
220
Operational Management Report
Sesuai hasil RUPS tetanggal 9 Juni 2011, Direktur Utama mendapat gaji
sebesar Rp101,0 juta per bulan, sedangkan gaji Direktur lainnya ratarata sebesar 90% dari gaji Direktur Utama, yaitu sebesar Rp91,0 juta per
bulan.
e.
GMS authorizes Board of Commissioners to
execute GMS resolution regarding Board of
Directors’ remuneration, facilities/allowances
as approved by holders of Series A shares.
The following graph shows the procedure of fixing
Board of Directors’ remuneration:
See Chart 7.1
Selain gaji, untuk tahun buku 2011, Direktur Utama dan anggota Direksi
juga menerima berbagai fasilitas dan tunjangan. Besaran fasilitas dan
tunjangan Direksi ditetapkan oleh Dewan Komisaris atas usulan Direksi.
Board of Directors receives regular and incidental
remuneration consisting of annual gross base salary
(honorarium for Board of Commissioners), total cash,
total earnings and total remuneration, plus other
facilities and allowances as recommended by NR and
HR Committee. Remuneration paid to Directors may
differ among them depending on their respective
duty and responsibility.
Tunjangan yang diberikan oleh Perseroan kepada Direksi meliputi asuransi
purnajabatan, cuti, tunjangan hari raya, pengobatan, dan tunjangan PPh21. Selain gaji dan tunjangan Direksi mendapatkan tantiem yang besarnya
ditetapkan melalui RUPS, sesuai dengan kemampuan Perseroan.
GMS held on 9 June 2011 decided that President
Director’s salary was Rp101 million per month, and
other Directors received 90% of President Director’s
salary, i.e. Rp91 million per month.
Sejak tanggal 9 Juni 2011, jumlah Direksi terdiri dari satu orang
Direktur Utama dan empat orang Direktur. Total Remunerasi Direksi yang
dialokasikan oleh Perseroan untuk tahun buku 2011 adalah sebesar Rp23,2
miliar, belum termasuk pajak. Jumlah total remunerasi yang diterima oleh
anggota Direksi dilaporkan oleh Perseroan dalam RUPS.
In addition to salary, for accounting year 2011
President Director and other Directors also received
a range of facilities and allowances. The amount
TABLE TABLE 7.7
Remunerasi Dewan DIREKSI Tahun 2010 dan 2011
REMUNERATION THE BOARD OF DIRECTORS 2010 AND 2011
URAIAN
ORANG
PERSON
Direktur Utama
1
GAJI (RP)
2011
TUNJANGAN (RP)
1.212.000.000
1.303.952.128
HONORARIUM
DESCRIPTION
TANTIEM (RP)
ALLOWANCE
1.863.131.419
Direktur
5
4.908.600.000
5.525.924.053
8.384.091.385
Jumlah Direksi
6
6.120.600.000
6.829.876.181
10.247.222.804
GAJI (RP)
2010
TUNJANGAN (RP)
URAIAN
ORANG
PERSON
HONORARIUM
TOTAL (RP)
4.379.083.547 President Director
18.818.615.438 Director
23.197.698.986 Total Director
DESCRIPTION
TANTIEM (RP)
ALLOWANCE
Direktur Utama
1
1.204.440.000
835.035.722
2.538.461.538
Direktur
5
5.419.800.000
3.537.590.024
11.423.076.923
Jumlah Direksi
6
6.624.240.000
4.372.625.746
13.961.538.462
TOTAL (RP)
4.577.937.260 President Director
20.380.466.947 Director
24.958.404.208 Total Director
Catatan Notes:
- Semua remunerasi tersebut belum termasuk pajak All remuneration is subject to tax
- Terhitung sejak tanggal 09 Juni 2011 jumlah Direksi menjadi 5 orang termasuk 1 orang Direktur Utama
As of 9 June 2011 total Directors was five including one President Director
Rapat dan Risalah Rapat Direksi
Rapat Direksi diselenggarakan dengan ketentuan, diantaranya
sebagai berikut:
• Rapat Direksi diadakan secara berkala sekurang-kurangnya sebulan
sekali atau setiap waktu bila diperlukan.
• Rapat Direksi sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat
hanya jika dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) dari jumlah
Anggota Direksi atau diwakili secara sah dalam rapat tersebut.
• Keputusan rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk
mufakat. Apabila hal ini tidak tercapai, maka keputusan diambil
of facilities and allowances is determined by Board
of Commissioners based on Board of Directors’
proposal.
Allowances for Board of Directors include retirement
insurance, leave, holiday bonus, medical care and
income tax allowance. In addition to salary and
allowances, the Company pays tantiem/bonus at
an amount to be decided by GMS, as the Company’s
financial condition permits.
Starting 9 June 2011, Board of Directors consists
of one President Director and four Directors. Total
remuneration for Board of Directors allocated for
2011 totalled Rp 23.2 billion. Taxes will be borne by
each Director individually. Total remuneration paid
to Board of Directors is reported at GMS.
Total remuneration of Board of Directors for 2011
and 2010 is given below:
See table 7.7
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
221
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
Board of Directors Meeting and Minutes
Board of Directors meeting is held under the
following terms:
• Board of Directors meeting is held periodically
at least once a month or anytime required.
• Board of Directors meeting is valid and
authorized to make binding decisions only
if attended by at least one half (½) of
total members of Board of Directors or their
proxies.
• Board of Directors meeting must make
decisions by deliberation to reach consensus.
If no consensus is reached, decisions are made
by votes in favor of more than one half (½) of
total votes legally cast at the meeting. Each
member of Board of Directors is entitled to
cast one vote.
• Copies of minutes of Board of Directors
meeting must be submitted to Board of
Commissioners no later than the next workday
after the meeting is held.
The rules of making other decisions in Board of
Directors meeting are basically the same as those
applied to Board of Commissioners meeting.
berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (setengah) dari jumlah suara
yang sah yang dikeluarkan dalam rapat. Setiap Anggota Direksi berhak
mengeluarkan 1 (satu) suara.
• Salinan dari risalah rapat Direksi disampaikan kepada Dewan Komisaris
selambat-lambatnya pada hari kerja berikutnya setelah Rapat Direksi
diselenggarakan.
Aturan pengambilan keputusan lainnya pada Rapat Direksi pada dasarnya
sama dengan aturan pada Rapat Dewan Komisaris.
Selama tahun 2011, rapat Direksi diselenggarakan sebanyak 19 (sembilan
belas) kali, membahas berbagai masalah pengelolaan Perseroan. Beberapa
masalah yang dibahas dan diputuskan bersama dalam Rapat Direksi di
antaranya meliputi:
In 2011, Board of Directors held 21 meetings, to
discuss various things pertaining to the management
of the Company. Some of the topics discussed and
decided upon in Board of Directors meeting were
related to:
Bidang Pengelolaan Operasional
• Keuangan
- Pemantauan realisasi anggaran dan arus kas yang harus terjaga
dengan baik.
- Evaluasi posisi kas dan efektivitas penempatan kas dalam
rangka menjaga likuiditas dan menunjang kegiatan operasional
Perseroan.
- Evaluasi terhadap kinerja keuangan untuk masing-masing unit
kerja dan anak perusahaan.
Operational Management
•
Produksi
- Evaluasi pelaksanaan program efisiensi dengan pengaturan jarak
angkut dan pemindahan material.
- Peningkatan kapasitas produksi seiring dengan peningkatan
kapasitas angkut kereta api.
- Percepatan dan pengawasan pelaksanaan perbaikan sarana dan
prasarana produksi.
- Peningkatan kompetensi SDM dalam mengelola tambang
swakelola.
- Monitoring efektifitas implementasi SCMS pada setiap titik
perpindahan batubara.
- Penetapan realokasi SDM UP Ombilin.
- Perumusan usulan restrukutrisasi organisasi UP Ombilin.
•
Pemasaran
- Peningkatan kegiatan penetrasi pasar-pasar baru.
- Peningkatan volume penjualan seiring dengan peningkatan
produksi dan angkutan.
•
Bidang Manajemen Risiko
- Melakukan identifikasi risiko, pengelolaan risiko, mitigasi risiko
terkait dengan pembukaan lahan tambang baru.
- Evaluasi dan finalisasi draft CAC untuk dimintakan persetujuan
Dewan Komisaris
•
•
•
Finance
- Monitor
budget
and
cash
flow
management.
- Evaluate cash position and cash placement
to maintain liquidity and support the
Company’s business operations.
- Evaluate financial performance of each
work unit and subsidiary.
Production
- Evaluate efficiency program by arranging
transportation distance and material
removal.
- Upgrade production capacity and train
loading capacity.
- Accelerate and monitor improvement of
production facilities and infrastructure.
- Improve personnel competence in
managing in-house mine.
- Monitor implementation of Supply Chain
Management System (SCMS) at every
loading point.
- Relocate personnel of Ombilin Mining Unit
(MU).
- Restructure Ombilin MU organization.
Marketing
- Intensify new market penetration.
- Increase sales and boost production and
transporting capacity.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
222
Operational Management Report
•
•
Pengelolaan dan Kesejahteraan SDM
- Evaluasi implementasi RJP untuk SDM, program peningkatan
kompetensi dan pengembangan karir.
- Finalisasi usulan besaran kenaikan remunerasi dan insentif kinerja
pegawai (IKP) sesuai KPI pegawai.
- Basis perhitungan Balance Scorecard dalam penetapan KPI
Pegawai
- Evaluasi peningkatan manfaat pensiun karyawan.
Pengembangan Usaha
- Evaluasi rencana pelaksanaan FS dalam pengembangan usaha coal
gasifikasi.
- Penetapan perhitungan owner estimate (OE) untuk pembangunan
PLTU Peranap
- Persiapan tindak lanjut ditetapkannya Perseroan sebagai Pemenang
Tender PLTU Mulut Tambang Banko Tengah dan sebagai perserta
tunggal lelang IPP di Riau.
- Implikasi CTA bagi perencanaan produksi dan pengembangan
tambang baru di Banko Tengah.
- Penentuan skema jaminan pasokan batubara dari areal Banko
Tengah untuk proyek jalan KA khusus batubara Tanjung EnimTanjung Api-api.
- Persiapan akhir draft Somasi terhadap Adaro atas pengambil alihan
saham perusahaan yang tengah bersengketa dengan PTBA di Lahat
dengan Konsultan Hukum.
- Konsultasi skema pemanfaatan dan pengembangan CBM di Tanjung
Enim dan di Ombilin.
- Rencana belanja modal.
- Evaluasi realisasi belanja modal dan penetapan anggaran
belanja modal untuk tahun 2011 bersama-sama dengan evaluasi
pelaksanaan rencana pengembangan usaha.
•
Anak Perusahaan
- Evaluasi kinerja BAP, IPC serta perumusan solusi pemecahan
permasalahan BBK.
- Pencarian pasar baru produk Briket.
•
Bidang GCG
- Evaluasi dan sosialisasi GCG, yang meliputi Board Manual, GCG Code
dan Code of Conduct/Kode Etik dan Kebijakan Pokok Perseroan.
- Evaluasi implementasi Ketentuan PerMen BUMN PER-01/
MBU/2011 mengenai GCG di pada BUMN khususnya pelaksanaan
Self Assessment oleh pihak ketiga.
- Percepatan rencana penerapan sistem Pengaduan (Whistleblower).
- Pembuatan Daftar Long-list Calon Direksi untuk diajukan ke
Komisaris termasuk tata-cara pendaftaran, persyaratan dan
mekanisme pengujian.
- Usulan revisi Board Manual pada poin-poin kritis menyangkut
kewajiban dan tanggung jawab Organ Perusahaan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
•
Risk Management
- Identify, manage, mitigate risks in relation
to opening new mines.
- Evaluate and finalize CAC draft for Board of
Commissioners’ approval
•
Human Resource Management and Welfare
- Evaluate
implementation of longterm corporate and human resource
plan, personnel upgrading and career
development.
- Finalize remuneration increase and
incentives proposal, according to employee
Key Performance Indicator (KPI).
- Apply Balanced Score-card tool in
calculating employee KPI.
- Evaluate increase of employee retirement
benefit.
•
Business Development
- Assess FS implementation in coal
gasification project.
- Fix calculation of owner’s estimate (OE) for
constructing Peranap TPP.
- Act on the Company’s appointment as
the winner in tender for Banko Tengah
Mine Mouth TPP and as the sole bidder
for Riau IPP.
- Check implication of CTA to the planned
production and development of new mine
in Banko Tengah.
- Devise a scheme of guaranteed coal supply
from Banko Tengah for coal railway track
Tanjung Enim – Tanjung Api-api.
- Together with legal consultant finalize draft
summons for Adaro over acquisition of a
company in dispute with PTBA in Lahat.
- Seek legal counsel for exploiting and
developing CBM in Tanjung Enim and
Ombilin.
- Capital expenditure
- Scrutinize actual capital expenditure,
determine capital expenditure budget for
2011 and examine accomplished business
development plans.
•
Subsidiaries
- Appraise the performance of BAP and IPC,
and propose course of action to solve BBK
problem.
- Search new market for briquette products.
•
GCG
- Assess and socialize GCG, consisting of
Board Manual, GCG Code, Code of Conduct
and General Policy.
- Assess compliance with SOE Ministerial
Regulation No. PER-01/MBU/2011 on GCG
Practice in SOEs, particularly self assessment
by third party
- Speed up adoption of whistle-blowing
system.
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
223
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
- Propose long-listed director candidates to
Board of Commissioners, plus registration
procedures, testing requirements and
mechanism.
- Propose revision of pivotal points in Board
Manual concerning duty and responsibility
of Corporate Organ.
•
CSR
- Propose joint efforts with other SOEs in
distributing PKBL funds, conduct emergency
response team training, evacuate PKBL partners
and intensify environmental social drive.
•
Bidang CSR
- Usulan kerjasama dalam pengelolaan penyaluran PKBL dengan
pihak Ketiga BUMN, peningkatan pelatihan emergency response
team, evaluasi terhadap mitra PKBL dan peningkatan kegiatan
kepedulian terhadap lingkungan.
(Tindak lanjut dari hasil-hasil rapat ini dapat dilihat pada materi “Analisis dan
Pembahasan Manajemen, Laporan Manajemen dan Laporan Tanggung Jawab Sosial).
Adapun frekuensi rapat dan tingkat kehadiran anggota Direksi dalam
Rapat Direksi adalah sebagai berikut:
TABEL TABLE 7.8
RAPAT DAN KEHADIRAN DALAM RAPAT DIREKSI 2011
ATTENDANCE AT BOARD OF DIRECTORS MEETINGS IN 2011
Sebelum RUPSLB Before EGMS
NAMA
NAME
JABATAN
POSITION
JUMLAH RAPAT
NO. OF MEETING
(A)
KEHADIRAN
ATTENDANCE
(B)
%
(B:A)
Ir. Sukrisno (1)
Direktur Utama President Director
18
18
100
Dono Boestami, M.Sc (2)
Direktur Director
10
10
100
Ir. Milawarma, M.Eng (1)
Direktur Director
18
18
100
Ir. Heri Supriyanto (1)
Direktur Director
18
18
100
Ir. Tiendas Mangeka (1)
Direktur Director
18
16
88
Ir. Drs. Mahbub Iskandar (1)
Direktur Director
18
17
94
Keterangan Notes:
(1) Masa tugas berakhir tanggal 22 Desember 2011 Term of office ended 22 December 2011
(2) Masa tugas berakhir sejak 9 Juni 2011 Term of office ended 9 June 2011
(Follow-up actions of these decisions of meeting are
presented in “Management Discussion and Analysis”,
“Management Report” and “Corporate Social
Responsibility Report”)
Pelatihan Direksi
Untuk meningkatkan kompetensi Direksi dalam menjalankan tugasnya,
Direksi Perseroan secara rutin mengikuti berbagai pelatihan dan seminar
baik di dalam maupun di luar negeri.
The frequency of meetings and rate of attendance
at Board of Directors meetings are shown in the
following table:
See table 7.8
Board of Directors Training
To improve Directors’ competence in carrying out
their duty, local as well as overseas seminars and
workshops are regularly provided for and attended
by the Directors.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
224
Operational Management Report
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
225
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
Share Ownership by Directors and
Commissioners
Share ownership by members of Board of Directors
is only for long-term investment in accordance with
disclosure principle and in an amount permitted
by relevant regulations. In 2011, only one Director
owned a small number of shares of the Company,
i.e. Mr. Milawarma totalling 60,000 shares. (See
“Information to Investors”)
See table 7.9
Kepemilikan Saham Direksi dan Komisaris
Direksi Perseroan memiliki saham Perseroan hanya dalam rangka
investasi jangka panjang, hal ini sesuai dengan asas keterbukaan.
Jumlah yang dimiliki hanya sebatas yang diizinkan sesuai peraturan
tersebut. Pada tahun 2011, tercatat ada 1 orang dari jajaran Direksi
yang memiliki saham dalam jumlah minimal, yakni Bapak Milawarma
sejumlah 60.000 lembar. (Lihat juga “Informasi bagi Investor”)
TABLE TABLE 7.9
NAMA DIREKTUR DIRECTOR’S NAME
JUMLAH SAHAM
Ir. Sukrisno *
Ir. Milawarma, M.Eng
Drs. Ir. Mahbub Iskandar *
NUMBER OF SHARES
2010
2011
200.000
0
60.000
60.000
113.000
0
Keterangan : *) Tugas sebagai Direksi Perseroan berakhir tanggal 22 Des 2011
Remark: *) Term of office ended 22 December 2011
Committees and Committee Report
Komite-Komite dan Laporan Komite
In order to ensure accountability in overseeing and
reviewing all operating plans of the Company and
to give quality counsel and suggestion, Board of
Commissioners set up functional Committees under
its authority. Until end of 2011 the Company had
four Committees to assist Board of Commissioners,
whose function, personnel and activitity are as
follows: See Chart 7.3
Dewan Komisaris membentuk komite-komite fungsional di bawah Dewan
Komisaris untuk menjaga akuntabilitas pengawasan dan penelaahan atas
segala rencana operasional Perseroan dan agar dapat memberikan nasehat
dan saran yang berkualitas. Hingga akhir tahun 2011 terdapat 4 (empat)
komite yang membantu Dewan Komisaris, dengan penjelasan fungsi,
personil dan kegiatan sebagai berikut:
BAGAN CHART 7.3
Komite-Komite di bawah
Dewan Komisaris
Committees under Board
of Commissioners
Komite Audit
Audit Committee
Ketua Head
Anggota Member : Suranto Sumarsono, SE, MA
: Helmi Mahfud, SE, Ak
Nuhindro Priagung Widodo, ST, MT, Dr.
Komite Good Corporate
Governance
Good Corporate Governance
Committee
Ketua Head
Anggota Member
: Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc
: Ir. Bambang Adi Winarso, Ph.D
Ir. Antonaria, MA
Komite Nominasi
Remunerasi dan PSDM
Nomination, Remuneration
and HRD Committee
Komite Asuransi, Risiko
Usaha dan Pascatambang
Insurance, Business Risk
and Post-Mining Committee
Ketua Head
Anggota Member
: Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ
: Noeroso L. Wahyudi SE, MA
Dr. Sumarhadi, SE, MM
Ketua Head : Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME
Wakil Ketua Deputy Head: Drs. Imam Apriyanto Putro, MM
Anggota Member
: Ir. Faridha, MSi
Andi Novianto, Ph.D
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
226
Operational Management Report
Komite Audit
Audit Committee
Tujuan
Objective
Komite Audit dibentuk dalam rangka membantu tugas Dewan Komisaris
untuk mendorong diterapkannya tata kelola perusahaan yang baik,
terbentuknya struktur pengendalian internal yang memadai, meningkatkan
kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan, serta mengkaji ruang
lingkup, ketepatan, kemandirian dan obyektifitas akuntan publik.
Audit Committee is formed to assist Board of
Commissioners to implement good corporate
governance, form adequate internal control structure,
enhance disclosure practice and financial reporting,
as well as review the scope, accuracy, independency
and objectivity of public accountant.
Pembentukan Komite Audit dilakukan berpedoman kepada:
• Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara PER — 01/MBU/2011
tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate
Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara, tanggal 1 Agustus 2011.
• Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-29/PM/2004 tentang
Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit tanggal
29 September 2004.
• Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2006
tentang Komite Audit bagi Badan Usaha Milik Negara, tanggal 20
Desember 2006.
Sasaran pembentukan Komite Audit adalah: (i) memastikan kewajaran
laporan keuangan perusahaan yang disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku, (ii) dilaksanakannya struktur pengendalian
internal perusahaan dengan baik, (iii) memastikan audit internal dan
eksternal dilakukan sesuai standar audit yang berlaku, dan (iv) adanya
tindak lanjut temuan audit dilaksanakan oleh manajemen.
The formation of Audit Committee is pursuant to:
• SOE Ministerial Regulation No. PER-01/
MBU/2011 on Good Corporate Governance
Practice in SOE, August 1, 2011.
• Bapepam Chairman Decision No. Kep-29/
PM/2004 dated 29 September 2004 regarding
Formation and Performance of Audit
Committee.
• SOE Ministerial Regulation No. PER-05/
MBU/2006 dated 20 December 2006 on Audit
Committee of SOE.
The objective of setting up Audit Committee is
to make sure that (i) financial statements are
presented fairly in accordance with the generally
applied accounting principles, (ii) internal
control function is well fulfilled, (iii) internal and
Komite Audit melaksanakan tugas dan
memberikan opini secara independen
serta profesional, sesuai peraturan yang
berlaku.
Audit Committee works and
gives opinion independently and
professionally in keeping with the
law.
Komite Audit bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam
pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung
jawab kepada Dewan Komisaris. Semua anggota komite audit adalah
independen terhadap Direksi dan auditor eksteren, dan secara kolektif
mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang akuntansi, keuangan,
dan bisnis tambang batubara.
external audit is performed in accordance with the
established audit standards, and (iv) management
takes action to follow up audit findings.
Tugas, kewajiban dan wewenang Komite Audit selengkapnya tertuang
pada Piagam (Charter) Komite Audit Perseroan melalui Keputusan Dewan
Komisaris No. 19/SK/PTBA-DEKOM/2010 tanggal 29 Desember 2010
tentang Penetapan Komite Audit.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Audit Committee is independent in its work and
report, set up by and accountable to Board of
Commissioners. All Audit Committee members are
not related to any director or external auditor,
and collectively experienced and knowledgable in
accounting, finance, and coal mining business.
The duty, obligation and authority of Audit
Committee are fully laid out in Audit Committee
Charter under Board of Commissioners Decision No.
19/SK/PTBA-DEKOM/2010 of 29 December 2010
regarding Audit Committee Formation.
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
227
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
Audit Committee is responsible for giving input
to Board of Commissioners regarding any report
or information submitted by Board of Directors,
identifying matters requiring the Commissioners’
attention, and doing any other assignment related
to the Commissioners’ work. The vision, mission,
job description and authority of Audit Committee
are provided below.
Vision and Mission of Audit Committee
Vision:
- Be an independent and professional partner in
supporting Board of Commissioners’ work and
function to practice Good Corporate Governance.
Mission:
- encourage and ensure an effective conduct of
internal control system, and external and internal
audit performance.
- encourage business progress and accountability to
optimize corporate value.
Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah memberikan pendapat
kepada Dewan Komisaris terhadap Laporan atau hal-hal yang disampaikan
oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang
memerlukan perhatian Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas
lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris. Adapun statement
visi, misi, uraian tugas dan tanggung jawab serta wewenang Komite Audit
dijelaskan pada bahasan berikut.
Visi dan Misi Komite Audit
Visi: Menjadi mitra kerja yang independen dan profesional bagi
Dewan Komisaris PTBA dalam rangka menunjang tugas dan
fungsi Dewan Komisaris untuk menciptakan terlaksananya Tata
Kelola Perusahaan yang baik.
Misi: Mendorong dan memastikan efektivitas sistem pengendalian
interen dan efektivitas pelaksanaan tugas eksternal dan internal
auditor;
mendorong adanya peningkatan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas perusahaan, guna meningkatkan nilai tambah
perusahaan.
Duty and Responsibility of Audit Committee
• To monitor and emphasize that accounting
and financial records are made in accordance
with accounting principles generally applied in
Indonesia and other relevant regulations.
• To monitor the management effort to maintain
internal control system and to evaluate Internal
Audit Charter and work program.
• To monitor compliance with the capital market
laws and regulations and other regulations
related to the Company’s business operations.
• To ensure the existence and observance of
Corporate Code of Conduct.
• To make sure that analysis, evaluation,
recommendation and information presented to
Board of Commissioners are made properly and
professionally.
• To keep confidential all documents, data and
information of the Company and not to use
them for personal gain.
Authority of Audit Committee
• To have full and free access to any record or
information pertaining to employees, funds,
assets, and other property, including making
periodic site visits as deemed appopriate;
• To communicate and coordinate with
corresponding internal parties in the discharge
of its duty and authority.
Tugas dan tanggung-jawab Komite Audit
• Memonitor dan menekankan bahwa proses pencatatan akuntansi dan
keuangan Perseroan telah dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan Indonesia dan peraturan lain yang berlaku.
• Memonitor kecukupan usaha manajemen dalam menjaga sistem
pengendalian internal, termasuk mengevaluasi Piagam SPI (Internal
Audit Charter) dan rencana kerja SPI.
• Memonitor ketaatan pada peraturan perundang-undangan di bidang
pasar modal dan di bidang lainnya yang terkait dengan kegiatan
Perseroan.
• Memastikan terdapat dan diterapkannya Kode Etik Perusahaan.
• Bertanggung-jawab bahwa analisa, penilaian, rekomendasi, dan
informasi yang disampaikan kepada Komisaris telah dilakukan secara
baik dan profesional.
• Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan dan
tidak memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi.
Wewenang Komite Audit
• Mengakses secara penuh dan bebas atas catatan atau informasi
tentang karyawan, dana, aset, serta sumberdaya perusahaan lainnya,
termasuk melakukan kunjungan lapangan lapangan secara berkala
sesuai kebutuhan;
• Berkomunikasi dan berkordinasi dengan pihak-pihak internal terkait
dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya tersebut diatas.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
228
Operational Management Report
Independensi dan Susunan Komite Audit
Sesuai dengan pedoman umum GCG di Indonesia, Komite Audit Perseroan
saat ini terdiri atas tiga anggota, salah satunya adalah Komisaris
Independen yang sekaligus bertindak sebagai ketua Komite Audit, yaitu
Suranto Soemarsono. Salah seorang anggota Komite Audit memiliki latar
belakang pendidikan ekonomi dan keuangan sementara anggota lainnya
memiliki latar belakang pendidikan bidang pertambangan sehingga dapat
diyakini kompetensinya.
Seluruh anggota Komite Audit tidak memiliki afiliasi dengan Direktur,
Komisaris lainnya maupun pemegang saham pengendali PTBA, bukan
merupakan pemegang saham, Komisaris, Direktur maupun karyawan dari
perusahaan yang memiliki afiliasi maupun bisnis dengan PTBA. Anggota
Komite Audit tidak memiliki wewenang untuk merancang, memimpin
maupun mengendalikan PTBA sebelum menjabat dan bukan merupakan
mantan pimpinan maupun pegawai Kantor Akuntan Publik. Dengan
demikian seluruh persyaratan independensi anggota Komite Audit sesuai
dengan peraturan dan kaidah praktek GCG, telah dipenuhi.
Perseroan telah memenuhi persyaratan
independensi anggota Komite Audit
sesuai dengan peraturan dan kaidah
praktek GCG.
Adapun susunan personalia Komite Audit Perseroan saat ini terdiri dari
Suranto Soemarsono sebagai Ketua, serta Azhar Zainuri, Ridho Kresna
Wattimena dan Helmi Mahfud sebagai anggota pada Triwulan I dan II
2011. Untuk Triwulan III dan IV 2011, Azhar Zainuri dan Ridho Kresna
Wattimena digantikan oleh Helmi Mahfud dan Nuhindro Priagung Widodo.
Profil Komite Audit Perseroan selengkapnya dapat dilihat pada bagian
“Data Perseroan”.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Independency and Composition of Audit
Committee
In accordance with general guidelines of GCG in
Indonesia, Audit Committee of the Company is
currently composed of three members, one of them
is Independent Commissioner concurrently Head
of Audit Committee, i.e. Mr. Suranto Soemarsono.
A member of Audit Committee is educated in
economic and financial science and the other
two are knowledgable in mining business so their
competence is guaranteed.
All members of Audit Committee are not affiliated
with the directors or other commissioners,
or controlling shareholders of PTBA. They are
not shareholders, commissioners, directors or
employees of companies that have affiliation or
business relation with PTBA. Members of Audit
Committee are not authorized to conceive, manage
or control PTBA before taking office and are not
The Company has complied with GCG
rules and norms with respect to the
independency of Audit Committee
members.
former management members or employees of a
public accountant office. Therefore, all the criteria
of independency of Audit Committee members as
stipulated by GCG rules and principles are complied
with.
In quarter I and II of 2011 the Company’s Audit
Committee consisted of Suranto Soemarsono as
Head, Azhar Zainuri, Ridho Kresna Wattimena and
Helmi Mahfud as members. In quarter III and IV
of 2011, Azhar Zainuri and Ridho Kresna Wattimena
were replaced by Helmi Mahfud and Nuhindro
Priagung Widodo. The profile of Audit Committee
members is provided in “Corporate Data” section.
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
229
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
Audit Committee Report
Audit Committee performs in accordance with Audit
Committee Charter, in terms of internal meetings,
meetings with related parties, site visits, education
and training. In 2011, Audit Committee held 36
meetings with the following attendance rate:
See table 7.10
Laporan Komite Audit
Komite Audit telah melaksanakan tugas sesuai Piagam Komite Audit,
yaitu berupa rapat interen, rapat dengan pihak terkait, kunjungan kerja
lapangan, serta pendidikan dan pelatihan berkelanjutan. Selama tahun
2011, Komite Audit telah melaksanakan 36 (tiga puluh enam) kali rapat
berkala, dengan tingkat kehadiran anggotanya sebagai berikut:
TABLE TABLE 7.10
NAMA NAME
JABATAN POSITION
JUMLAH RAPAT
NO. OF MEETING
KEHADIRAN
ATTENDANCE
%
Suranto Soemarsono, SE, MA
Ketua Head
36
36
100
Azhar Zainuri, SE, MM
Anggota Member*
14
13
92
Ridho Kresna Wattimena, Ir, MT, Ph.D
Anggota Member*
14
12
85
Helmi Mahfud, SE, Ak
Anggota Member**
30
30
100
Nuhindro Priagung Widodo, ST, MT, Dr
Anggota Member***
17
17
100
JUMLAH RAPAT
NO. OF MEETING
KEHADIRAN
ATTENDANCE
%
Keterangan Remark :
*
Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 04/SK/PTBA-KOM/2010 tanggal 3 Juni 2010
Board of Commissioners Decree No. 04/SK/PTBA-KOM/2010 of 3 June 2010
** Bersasarkan SK Dewan Komisaris No. 01/SK/PTBA-KOM//II/ tanggal 1 Februari 2011
Board of Commissioners Decree No. 01/SK/PTBA-KOM//II/ of 1 February 2011
*** Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 05/SK/PTBA-KOM//VIII/2011 tanggal 1 Agustus 2011
Board of Commissioners Decree No. 05/SK/PTBA-KOM//VIII/2011 of 1 August 2011
NAMA NAME
JABATAN POSITION
Suranto Soemarsono, SE, MA
Ketua Head
36
36
100
Helmi Mahfud, SE, Ak
Anggota Member**
30
30
100
Nuhindro Priagung Widodo, ST, MT, Dr
Anggota Member***
17
17
100
Keterangan Remark :
** Bersasarkan SK Dewan Komisaris No. 01/SK/PTBA-KOM//II/ tanggal 1 Februari 2011
Board of Commissioners Decree No. 01/SK/PTBA-KOM//II/ of 1 February 2011
*** Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 05/SK/PTBA-KOM//VIII/2011 tanggal 1 Agustus 2011
Board of Commissioners Decree No. 05/SK/PTBA-KOM//VIII/2011 of 1 August 2011
Audit Committee accomplished the following in
2011:
1. Reviewing quarterly financial statements to be
issued by the Company, advising on correction
and ensuring the financial statements are
presented fairly in accordance with the
accounting principles generally applied in
Indonesia. With respect to general and
performance audit for 2011 accounting year
and implementation of International Financial
Reporting Standard (IFRS), Audit Committee
held intensive discussions on various matters
with public accountant and the management.
2.
Selecting and appointing Certified Public
Accountant who would audit the Company’s
2011 operating results and implementation of
IFRS, through a fair ‘beauty contest’ by CPA
Selection Team with clearly defined terms of
reference at competitive costs.
Kegiatan Komite Audit tahun 2011 meliputi:
1. Penelaahan ulang atas laporan keuangan triwulanan yang akan
dikeluarkan oleh perusahaan, termasuk memberikan saran perbaikan
dan memastikan Laporan Keuangan yang disajikan telah mematuhi
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Berkenaan
dengan pelaksanaan audit umum tahun buku 2011 dan implementasi
International Financial Reporting Standard (IFRS), Komite Audit telah
secara aktif melakukan diskusi dan masukan dengan akuntan publik
dan manajemen mengenai berbagai persoalan.
2. Melaksanakan proses pemilihan dan penetapan Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang akan melakukan audit umum tahun buku 2011 dan
implementasi IFRS, melalui suatu proses beauty contest yang adil oleh
Tim Pemilihan KAP berdasarkan kerangka acuan kerja yang jelas dan
transparan, serta pada harga yang kompetitif.
3. Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan KAP
Tanudiredja, Wibisana & Rekan. Member firm PricewaterhouseCoopers
untuk melaksanakan audit umum terhadap Laporan Keuangan
Konsolidasi PTBA dan Laporan Keuangan PKBL tahun buku 2011.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
230
Operational Management Report
4. Mendampingi Manajemen dalam proses pemilihan konsultan
pendamping Manajemen dalam pelaksanaan dan implementasi IFRS
yang kemudian memilih dan menetapkan KAP Purwantono, Suherman
dan Surja (Ernst & Young).
5. Melakukan pemantauan pelaksanaan audit umum tahun buku 2011
serta implementasi IFRS yang akan mulai diberlakukan pada tahun
buku 2011.
6. Melakukan evaluasi mengenai pelaksanaan pemeriksaan oleh Satuan
Pengawas Interen dan Tindak Lanjut hasil temuan oleh Manajemen.
Termasuk dalam evaluasi tersebut adalah meminta SPI untuk melakukan
berbagai kegiatan meliputi:
• Mencermati kesinambungan usaha PT. BBK, antara lain dengan
membuat analisa kemampuan sumberdaya perusahaan untuk
melaksanakan rencana revitalisasi PT. BBK;
• Memantau perkembangan kinerja IPC sehubungan dengan adanya
penurunan cadangan di area Eagle 1, dan adanya potensi baru
sebagi pengganti di area Eagle 3;
• Mendorong SPI untuk lebih meningkatkan pengawasan atas
beberapa temuan audit BPK terutama terhadap metodologi alat
pengukuran tonase batubara di lokasi RCD Tarahan dan Kertapati;
• Memantau dan melaporkan tindak lanjut atas hasil audit dari
ekternal auditor kepada Komite Audit;
• Menindak lanjuti hasil audit kinerja UPO tahun 2010 dengan
memberikan advis kepada Manajemen untuk kepastian pelaksanaan
implementasi performance audit atas operasional UPO;
• Memberikan perhatian untuk setiap penempatan dana dengan
mengikuti kaidah business yang sehat, dan turut melibatkan
Management Risiko untuk melakukan analisa yang komprehensif,
serta memastikan adanya pembatasan wewenang dalam penempatan
dana;
• Memberikan masukan kepada Direksi agar diadakan review mengenai
aspek hukum atas proyek-proyek dan perjanjian-perjanjian bisnis
yang akan/sedang berjalan;
• Melakukan review mengenai kepemilikan/legalitas aset-aset
perusahaan beserta beserta memastikan agar pencatatannya telah
dicatat dengan memadai.
7. Melaksanakan beberapa tugas khusus yang diberikan oleh Dewan
Komisaris, diantaranya mencakup:
• Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris dengan melakukan
analisa kinerja operasi perusahaan secara bulanan;
• Memberikan berbagai masukan pada Dewan Komisaris dalam
menyusun tanggapan Dewan Komisaris atas Laporan Keuangan
Konsolidasi Triwulanan kepada Kementrian BUMN dan Draft RKAP
2012;
• Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris dalam menyusun
tanggapan Dewan Komisaris kepada Kementrian Negara BUMN atas
Key Performance Indicator (KPI) Manajemen Tahun 2011 khususnya
yang berhubungan dengan kinerja keuangan;
• Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris dalam menyusun
tanggapan Dewan Komisaris atas permohonan Direksi PTBA untuk
penghapusan dan pembongkaran terhadap aktiva non produktif;
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
3.
4.
5.
6.
Recommending to Board of Commissioners to
appoint CPA Tanudiredja, Wibisana & Partners,
member firm of PricewaterhouseCoopers to
perform general audit on PTBA Consolidated
Financial Statement and Partnership and
Community Development Program Financial
Statement for 2011.
Assisting the Management to select consultant
in implementing IFRS and appointing CPA
Purwantono, Suherman and Surja (Ernst & Young).
Monitoring the execution of general audit for
2011 accounting year and IFRS implementation
that will be effective in 2011.
Evaluating the work of Internal Audit Unit and
the follow-up action on audit findings by the
Management. Requesting Internal Audit Unit
to do the following:
• Scrutinize the business continuity of PT
Batubara Bukit Kendi (BBK) through analysis
of the Company’s resources capacity to
revitalize BBK.
• Monitor the performance of IPC due to
declining reserves in Eagle 1 area and the
existence of new potential replacement in
Eagle 3 area.
• Encourage SPI to escalate supervision over
several state auditor’s findings particularly
the methodology of coal tonnage measuring
device at RCD Tarahan and Kertapati.
• Monitor and report the follow-up of audit
results and external auditor’s findings to
Audit Committee.
• Follow up performance audit results of Ombilin
MU in 2010 by advising the Management to
ensure the conduct of performance audit of
Ombilin MU operations.
• Ensure that fund placements are covered
by fair business practices, involve Risk
Management team for a comprehensive
analysis and see to it that investment
authority is limited.
• Give input to Board of Directors to review
the legal aspect of current or future business
projects and agreements.
• Review and properly document the ownership/
legality of the Company’s assets.
7.
Performing several specific assignments given
by Board of Commissioners, including:
• Giving input to Board of Commissioners
through monhtly analysis of the Company’s
business performance.
• Giving input to Board of Commissioners
in reporting its comments on quarterly
consolidated financial reports to SOE
Ministry, and draft work program and budget
for 2012.
• Giving input to Board of Commissioners in
making its comments on the Management Key
Performance Index (KPI) in 2011, particularly
in relation to financial performance, to SOE
Ministry.
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
231
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
• Giving input to Board of Commissioners in
responding to Board of Directors’ proposal to
write-off and remove non-productive assets.
• Giving input to Board of Commissioners in
commenting on audit report of subsidiaries’
performance results.
8.
9.
Making two site visits to Tarahan Port,
Tanjung Enim Mining Unit and Kertapati Pier,
and reporting important findings to Board of
Commissioners.
Attending two Cross Committee Business
Meetings.
10. Attending education and training sessions.
To enhance their proficiency, in 2011 Head
and member of Audit Committee attended
various conferences, panel discussions
and professional meetings to keep abreast
of scientific advancement and on-the-job
practice.
Good Corporate Governance (GCG)
Committee
Objective, Vision and Mission
Good Corporate Governance Committee (GCG
Committee) is set up to assist Board of
Commissioners to oversee the practice of GCG by
the Company. GCG Committee was set up on 30
July 2011 under Board of Commissioners Decision
No. 07/SK/PTBA-KOM/VII/2010.
The vision of GCG Committee is “Successfully
implementing GCG principle and best practices
in accordance with the law to realize the vision,
mission and objective of the Company”.
While its mission is to give professional input
to Board of Commissioners in performing its
oversight responsibilities and giving counsel to
Board of Directors with regard to GCG principles
implementation.
To accomplish its mission, GCG Committee puts in
place GCG soft structure as a guide in implementing
GCG principles by the Company. The Committee also
encourages better enforcement of GCG principles
and practices.
GCG Committee is established pursuant to the
prevailing laws and regulations, and the latest Articles
of Association drawn up before Notary Fathiah Helmi,
SH, Deed No. 24 dated 21 April 2011.
• Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris dalam menyusun
tanggapan Dewan Komisaris atas Laporan Audit Kinerja Anak
Perusahaan PTBA.
8. Melakukan 2 (dua) kali Kunjungan Kerja Lapangan di Pelabuhan Tarahan,
Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPTE), dan Dermaga Kertapati, dan
temuan-temuan penting telah dilaporkan kepada Dewan Komisaris.
9. Mengikuti 2 (dua) kali Rapat Kerja Lintas Komite.
10.Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan, dimana untuk meningkatkan
kompetensinya, pada tahun 2011 Ketua dan Anggota Komite Audit
telah mengikuti berbagai konferensi, diskusi panel, dan temu profesi
sebagai upaya untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
praktik lapangan.
Komite Good Corporate Governance (GCG)
Tujuan, Visi dan Misi
Komite Good Corporate Governance, selanjutnya disebut Komite GCG
bertugas membantu Dewan Komisaris dalam rangka meningkatkan
penerapan praktek GCG oleh Perseroan. Komite GCG dibentuk pada
tanggal 30 Juli 2010 melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor
07/SK/PTBA-KOM/VII/2010.
Visi Komite GCG adalah terlaksananya penerapan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG) yang berlandaskan peraturan perundang-undangan dan best
practices dalam upaya pencapaian visi misi maupun sasaran dari Perusahaan.
Sedangkan misinya adalah memberikan masukan kepada Dewan Komisaris
secara profesional untuk terlaksananya pengawasan dan pemberian
nasihat kepada Direksi dalam bidang penerapan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance (GCG).
Untuk tercapainya misi tersebut, Komite GCG mendorong tersedianya soft
structure GCG sebagai pedoman dalam penerapan prinsip-prinsip GCG oleh
Perusahaan dan mendorong terciptanya pelaksanaan prinsip-prinsip dan
praktek GCG yang lebih baik.
Komite GCG dibentuk dengan berpedoman kepada Anggaran Dasar
Perusahaan terakhir yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi, SH tanggal
21 April 2010 Nomor 24 dan peraturan perundangan yang berlaku.
Independensi dan Susunan Komite GCG
Komite GCG bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam
pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung
jawab kepada Dewan Komisaris. Semua anggota komite ini adalah
independen terhadap Direksi, dan secara kolektif mempunyai kompetensi
dan pengalaman di bidang tata kelola perusahaan yang baik.
Independency and Composition of GCG
Committee
GCG Committee works independently, set up by and
accountable to Board of Commissioners. All GCG
Committee members are not related to any director
or external auditor, collectively experienced and
knowledgable in good corporate governance
practice.
See table 7.11
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
232
Operational Management Report
TABLE TABLE 7.11
JABATAN POSITION
NAMA NAME
Ketua Head
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc. merangkap sebagai Komisaris cum Commissioner
Anggota Member
Ir. Bambang Adi Winarso, Ph.D
Ir. Antonaria, MA
Tugas dan Tanggung-jawab
Duty and Responsibility of GCG Committee
Tugas Komite GCG selengkapnya tertuang dalam Piagam (Charter) Komite
GCG Perseroan dengan beberapa uraian diantaranya adalah sebagai
berikut.
• Memberikan pendapat profesional dan independen kepada Dewan
Komisaris terhadap hal-hal yang berhubungan dengan Good Corporate
Governance;
• Melakukan penelaahan tingkat kepatuhan perusahaan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip
GCG (Transparansi, Akuntabilitas, Responsible, Independen, dan
Fairness);
• Mengidentifikasi instrumen GCG antara lain dokumen soft structure GCG
dan telaah deskripsi potret penerapan GCG;
• Pemantauan dan efektivitas praktek GCG dan menganalisa serta
mengevaluasi kondisi penerapan GCG dan hasil pemantauan dan unsurunsur GCG yang telah dilakukan melalui komite-komite;
• Menyusun dan menyampaikan program kerja tahunan kepada Dewan
Komisaris setiap akhir tahun berjalan, untuk mendapatkan penetapan.
The duty of GCG Committee is fully described in GCG
Committee Charter, among others:
• Providing Board of Commissioners with
professional and independent opinion regarding
GCG issues.
• Assessing how far GCG principles (transparency,
accountablity, responsibility, independency,
fairness) are implemented in the Company.
• Identifying GCG instruments among others GCG
soft structure documents and description of GCG
implementation.
• Monitoring the effectiveness of GCG practice,
analysing and assessing the condition of GCG
implementation and monitoring findings and GCG
elements enforced through Committees.
• Writing up annual work program for submission
to Board of Commissioners at year-end for its
approval.
GCG Committee Activity Report
Laporan Kegiatan Komite GCG
Komite GCG telah melaksanakan tugas sesuai Piagam Komite GCG, yaitu
berupa rapat interen, rapat dengan pihak terkait, kunjungan kerja
lapangan, serta pendidikan dan pelatihan berkelanjutan. Selama tahun
2011, Komite GCG mengadakan 32 (tiga puluh dua) kali rapat berkala yang
dihadiri para anggota, yaitu:
GCG Committee performs in accordance with GCG
Committee Charter, in terms of internal meetings,
meetings with related parties, site visits, education
and training. In 2011, GCG Committee held 32
meetings with the following attendance rate:
See Table 7.12
TABLE TABLE 7.12
NAMA
NAME
JABATAN
POSITION
JUMLAH RAPAT
NO. OF MEETING
KEHADIRAN
attendance
%
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc *
Ketua merangkap Anggota
Head cum member
32
32
100
Bambang Adi Winarso, Ph.D*
Anggota Member
32
32
100
Ir. Antonaria, MA *
Anggota Member
32
32
100
Keterangan Note:
* ) Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 07/SK/PTBA-KOM/VII/2010 tanggal 30 Juli 2010
By Board of Commissioners Decision No. 07/SK/PTBA-KOM/VII/2010 of 30 July 2010
Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh Komite GCG pada tahun 2011
secara garis besar terdiri atas (dua) kegiatan utama, yakni: i) melakukan
kegiatan yang ada di rencana kerja dan ii) melakukan tugas khusus dari
Dewan Komisaris. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai
dengan tugas-tugas tersebut diantaranya mencakup:
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
In 2011 GCG Committee had two major activities,
namely i) those written in work program and ii)
those assigned by Board of Commissioners. Some of
the assignments accomplished were:
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
233
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
1.
Formulation of GCG Soft Structure
GCG implementation instrument, i.e. GCG soft
structure, consists of GCG Code and Code of
Conduct. These two instruments were made
official with the signing by President Director
and President Commissioner.
Revising Board Manual to elaborate on the
relationship between Board of Commissioners
and Directors as provided for in the Amendment
to Articles of Association, among other things
conformation to few capital market rules
issued by Bapepam-LK.
In 2011, Wistle-Blowing System (WBS) Manual
was completed for signing by President
Commissioner and President Director. The
Manual will be used as a guide in devising Work
Procedure and System for the implementation
of the WBS to be further stipulated by Board
of Directors.
2.
3.
4.
Monitoring GCG implementation
By holding periodic meetings with Corporate
Information System Work Unit being the unit
responsible for coordinating the GCG practice.
At such meetings, progress and constraint will
be noted and improvements will be suggested
for better results in the future. One indicator
of this improvement is better assessment
results by independent parties.
GCG practice in investment and business
development projects
Attending the invitation of Risk Management
and Post-Mining Committee to evaluate
few investment and business development
projects, particularly in relation to CFC
practice to be used in making flow chart for
Board of Commissioners’ approval as required
by Board Manual.
Doing other assignments given by Board of
Commissioners
• Being an observer in bench-marking study
of few companies that had adopted WBS.
• Preparing Board of Commissioners report
to SOE Ministry regarding Corrective
Action Committee (CAC) as a follow-up to
performance audit by consultant.
• Giving input to Board of Commissioners for
preparing its comments on draft 2012 Work
Program and Budget.
1) Penyusunan Soft Structure GCG
Dalam rangka penerapan prinsip-prinsip GCG telah disusun instrumen
implementasi GCG yaitu soft structure GCG yang terdiri dari Panduan
Tata Kelola Perusahaan Yang Baik di PT Bukit Asam (GCG Code) dan
Panduan Berprilaku bagi Seluruh Jajaran di PT Bukit Asam (Code of
Conduct). Kedua instrumen implementasi GCG tersebut telah disahkan
melalui penandatatangan oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama.
Melakukan revisi dan penyempurnaan Panduan Hubungan Kerja antara
Dewan Komisaris dengan Direksi (Board Manual). Revisi dilakukan
pada susunan isi Board Manual untuk memperjelas hubungan Dewan
Komisaris dan Direksi secara seimbang sesuai perubahan Anggaran
Dasar Perusahaan, antara lain melakukan penyesuaian terhadap
beberapa aturan pasar modal yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK.
Pada tahun 2011 juga dilaksanakan penyusunan Pedoman Sistem
Pelaporan Pelanggaran (SPP) / Whistle Blowing System yang rencananya
akan ditandatangani bersama oleh Komisaris Utama dan Direktur
Utama. Pedoman SPP/WBS tersebut nantinya akan dipakai sebagai
pedoman dalam menyusun Tata Laksana dan Tata Cara Kerja sebagai
landasan operasional penerapan SPP/WBS yang akan diatur lebih
lanjut oleh Direksi.
2) Pemantauan Penerapan Prinsip-prinsip GCG
Memantau penerapan prinsip-prinsip GCG dengan melakukan rapatrapat berkala dengan Satuan Kerja Sistem Manajemen Perusahaan
(SMP) sebagai unit kerja yang mempunyai tugas mengkoordinasikan
penerapan prinsip-prinsip GCG di Perusahaan. Dari hasil rapat berkala
tersebut dapat ditemukenali kemajuan dan hambatan yang dihadapi
dan diupayakan agar penerapan prinsip-prinsip GCG lebih baik hasilnya
dari tahun-tahun sebelumnya, salah satunya indikatornya adalah
meningkatnya nilai assessment penerapan GCG yang dilakukan oleh
pihak independen.
3) Penerapan GCG dalam Proyek Investasi dan Pengembangan Usaha
Menghadiri undangan Komite Risiko Usaha dan Pasca Tambang
dalam melakukan evaluasi terhadap beberapa proyek investasi dan
pengembangan usaha. Pelaksanaan evaluasi tersebut terutama dalam
aspek penerapan GCG tersebut akan digunakan dalam penyusunan flowchart proses persetujuan oleh Dewan Komisaris yang merupakan bagian
dari Board Manual.
4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris :
• Sebagai observer pada saat Perusahaan melakukan studi banding
(bench marking) terhadap beberapa perusahaan yang sudah
menerapkan sistem pelaporan pelanggaan (SPP) / Whistle Blowing
System (WBS)
• Menyiapkan laporan Dewan Komisaris kepada Kementerian BUMN
terhadap pelaksanaan Corrective Action Commintte (CAC) sebagai
tindak lanjut terhadap temuan audit kinerja yang dilakukan oleh
konsultan.
• Memberikan laporan berupa masukan kepada Dewan Komisaris dalam
menyusun tanggapan Dewan Komisaris atas Drat RKAP Tahun 2012.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
234
Operational Management Report
5) Melakukan Kunjungan Kerja Lapangan
Kunjungan Kerja Lapangan ke UP Tanjung Enim dilaksanakan bersamasama dengan Komite Risiko Usaha dan Pasca Tambang pada tanggal
6-8 Mei 2011 dengan melakukan kunjungan lapangan tersebut ke
beberapa lokasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang
dibina oleh PTBA. Selanjutnya pada bulan Desember 2011 dilakukan
kunjungan kerja ke Unit Pelabuhan Tarahan di Lampung, dan juga
dilakukan kunjungan kerja ke Unit Produksi Ombilin di Sawahlunto dan
Unit Pelabuhan Teluk Bayur di Sumatera Barat.
5.
Making site visits
Site visit to Tanjung Enim UP carried out
together with the Business Risk Committee and
the Post-Mining on 6 to 8 May 2011 with field
trips to several locations of the Partnership
and Community Development (PKBL) that
are fostered by PTBA. Later in the month of
December 2011 Unit conducted a working visit
to Tarahan harbour unit in Lampung, and also
conducted a working visit to the Production
Unit and Unit Ombilin in Sawahlunto and
Teluk Bayur Harbour unit in West Sumatra.
6.
Attending two Cross Committee Business
Meetings.
6) Mengikuti 2 (dua) kali Rapat Kerja Lintas Komite
Komite Nominasi, Remunerasi dan PSDM
Tujuan, Visi dan Misi
Komite Nominasi, Remunerasi dan Pengembangan Sumberdaya atau
Konarba dan PSDM dibentuk dalam rangka membantu tugas Dewan
Komisaris untuk mendorong diterapkannya tata kelola perusahaan yang
baik, terpilihnya calon Direksi dan Pejabat satu tingkat di bawah Direksi,
Tersusunnya besaran Gaji/Honorarium dan Tantiem yang memadai bagi
Direksi dan Komisaris, serta Insentif Kinerja Pegawai (IKP) berdasarkan
Kinerja dan Tingkat Kesehatan Perusahaan, serta mengkaji pengembangan
sumber daya manusia berdasarkan rencana strategis perusahaan.
Pembentukan Konarba dan PSDM dilakukan berpedoman kepada:
a. Permen Meneg BUMN NOMOR : PER — 01 /MBU/2011 tentang Penerapan
Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada
Badan Usaha Milik Negara, Pasal 18, menyatakan bahwa:
(1) Organ pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, terdiri dari:
a. Sekretariat Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, jika diperlukan;
b. Komite Audit;
c. Komite Lainnya, jika diperlukan.
(2) Komite Lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
terdiri dari namun tidak terbatas pada Komite Pemantau Manajemen
Risiko, Komite Nominasi dan Remunerasi, dan Komite Pengembangan
Usaha.
b. Anggaran Dasar PTBA No : AHU-50395.AH.01.02 Tahun 2010 Pasal 18
ayat (8) dalam huruf (j); yang menyatakan bahwa perbuatan-perbuatan
Direksi yang harus mendapat persetujuan tertulis Dewan Komisaris
antara lain adalah menetapkan dan menyesuaikan struktur organisasi
1 (satu) tingkat di bawah Direksi.
c. Peraturan Bapepam-LK No.X.K.6 tahun 2006 tentang Kewajiban
Penyampaian laporan tahunan bagi Emiten dan Perusahaan Publik
yang di dalamnya perlu trasparansi tentang perhitungan remunerasi
Anggota Komisaris dan Direksi.
Sasaran pembentukan Konarba dan PSDM adalah: (i) mengkaji usulan
nominasi Direksi yang berasal dari pejabat jenjang 1 internal perusahaan,
(ii) mengkaji usulan besaran nilai remunerasi bagi Direksi, Komisaris dan
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Nomination, Remuneration and HRD
Committee
Objective, Vision and Mission
Nomination, Remuneration and Human Resource
Development Committee, further to be referred to
as NR & HRD Committee, is in charge of assisting
Board of Commissioners in matters pertaining to GCG
implementation, selection of director and officer
candidates, reasonable remuneration package for
Commissioners and Directors, employee incentives
based on their performance and the Company’s
business results, and human resource development
in accordance with corporate strategic plan.
This Committee is established pursuant to:
a. SOE Ministerial Regulation No. PER-01/
MBU/2011 on GCG Practice in SOE, Article 18,
which stipulates:
1. Supporting
Organ
of
Board
of
Commissioners/Supervisors consists of
a. Secretariat of Board of Commissioners/
Supervisors
b. Audit Committee
c. Other Committees, if necessary
2.
Other Committes referred to in clause
1.c. consists of, but not limited to, Risk
Management
Monitoring
Committee,
Nomination and Remuneration Committee
and Business Development Committee.
b. PTBA Articles of Assocation No. AHU-50395.
AH.01.02.Th.2010 Article 18 clause (8) point
(j) which stipulates that Board of Directors’
actions requiring Board of Commissioners’
written approval are determining and adjusting
the organization structure of one level below
Board of Directors.
c. Bapepam-LK Regulation No. X.K.6 of 2006
regarding Listed Companies’ Obligation to
Submit Annual Report which demonstrates
transparency in calculating Commissioners and
Directors’ remuneration.
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
235
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
NR & HRD Committee is set up to serve the purpose
of reviewing (i) proposed Director nominees from
level 1 incumbents, (ii) proposed remuneration
of Commissioners, Directors and employees, and
ensuring (iii) establishment of a well-structured
organization, and (iv) implementation of welldevised human resource development strategy.
NR and HRD Committee is independent in its work
and report, set up by and accountable to Board of
Commissioners. All Committee members are not
related to any director, collectively experienced
and knowledgable in human resource nomination,
remuneration and development.
The duty, obligation and authority of NR and
HRD Committee are fully laid out in NR and HRD
Committee Charter under Board of Commissioners
Decision No. 19/SK/PTBA-KOM/XII/2010 of 29
December 2010.
NR and HRD Committee is responsible for giving
input to Board of Commissioners regarding
any report or information submitted by Board
of Directors, identifying matters requiring the
Commissioners’ attention, and doing any other
assignment related to the Commissioners’ work.
The vision, mission, job description and authority
of NR and HRD Committee are provided below.
Vision and Mission
NR and HRD Committee is guided by the following
vision:
• Building synergy among Commissioners,
Directors and employees through human resource
nomination, remuneration and development
which are based on competence and performance
in accordance with the Company’s requirements
and strength.
To realize the Vision, NR and HRD Committee has a
Mission to facilitate the creation of :
• Fair nomination system to motative work;
• Reasonable and appropriate remuneration system;
• Human resource development system in concert
with Good Corporate Governance principle.
Duty of NR and HRD Committee
The task of NR & HRD Committee is fully incorporated
in NR & HRD Charter covering:
• Give independent, professional opinion and
recommendation to Board of Commissioners
in matters pertaining to HR nomination,
remuneration and development.
• Assess the Company’s compliance with laws
and regulations that govern HR nomination,
remuneration and development.
Pegawai, (iii) dilaksanakannya struktur oragnisasi perusahaan dengan
baik, dan (iv) memastikan penerapan strategi pengembangan Sumber
Daya Manusia dengan baik.
Konarba dan PSDM bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas
maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta
bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Semua anggota Konarba
dan PSDM adalah independen terhadap Direksi, dan secara kolektif
mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang nominasi, remunerasi
dan pengembangan SDM.
Tugas, kewajiban dan wewenang Konarba dan PSDM selengkapnya
tertuang pada Piagam (Charter) Konarba dan PSDM Perseroan melalui
Keputusan Dewan Komisaris No. 19 /SK/PTBA-KOM/XII/2010 tanggal 29
Desember 2010.
Tugas dan tanggung jawab Konarba dan PSDM adalah memberikan
pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap Laporan atau hal-hal yang
disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal
yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, dan mendukung kelancaran
tugas dan fungsi Komisaris. Beberapa uraian tugas dan tanggung jawab
Konarba dan PSDM diantaranya tercakup pada uraian berikut.
Visi dan Misi
Konarba dan PSDM mempunyai Visi :
• Terciptanya sinergi antara Komisaris, Direksi dan Pegawai di lingkungan
PTBA melalui sistem nominasi, remunerasi dan pengembangan SDM
yang berlandaskan kompetensi dan kinerja, sesuai kebutuhan dan
kemampuan Perusahaan.
Untuk mencapai Visi tersebut, Konarba dan PSDM mempunyai Misi :
• mendorong terciptanya sistem nominasi yang fair untuk mendorong
peningkatan motivasi kerja;
• mendorong terciptanya sistem remunerasi yang layak dan memadai;
• mendorong terciptanya sistem pengembangan SDM selaras dengan
prinsip dan praktek Good Corporate Governance yang lebih baik.
Tugas dan tanggung jawab Konarba dan PSDM
Tugas dan tanggung jawab Konarba dan PSDM mencakup antara lain :
• memberikan pendapat independen dan profesional serta rekomendasi
kepada Dewan Komisaris PTBA terhadap permasalahan yang
berhubungan dengan nominasi, remunerasi dan pengembangan SDM;
• melakukan penelaahan atas tingkat kepatuhan perusahaan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan nominasi,
remunerasi dan pengembangan SDM;
• menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi bagi anggota Dewan
Komisaris dan Direksi di lingkungan PTBA dan anak perusahaan yang
laporan keuangannya terkonsolidasi, serta membuat sistem penilaian
dan pemberian rekomendasi tentang jumlah anggota Dewan Komisaris
dan Direksi di lingkungan PTBA;
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
236
Operational Management Report
• melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi tentang penerapan
sistem penggajian dan pemberian tunjangan bagi anggota Dewan
Komisaris dan Direksi di lingkungan PTBA;
• melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi tentang penerapan
sistem penggajian dan pemberian tunjangan bagi seluruh pegawai di
lingkungan PTBA;
• memberikan rekomendasi tentang opsi yang diberikan, sistem pensiun
dan sistem kompensasi serta manfaat lainnya dalam hal pengurangan
pegawai (redundansi);
• memberikan rekomendasi tentang perhitungan tantiem bagi anggota
Dewan Komisaris dan Direksi, bonus dan tunjangan hari raya (THR)
bagi pegawai termasuk anggota Komite di lingkungan PTBA;
• menggali informasi mengenai kondisi nominasi, remunerasi dan
pengembangan SDM dari Pegawai PTBA melalui Direksi;
• melakukan peninjauan lapangan untuk mengetahui penerapan
peraturan perundang-undangan terkait dengan remunerasi, nominasi
dan pengembangan SDM;
• pada akhir tahun berjalan, Konarba dan PSDM wajib menyusun dan
menyampaikan program kerja tahunan kepada Dewan Komisaris PTBA
untuk ditetapkan;
• Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris
PTBA.
Tanggung Jawab Konarba dan PSDM
• Konarba dan PSDM bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris PTBA.
• Konarba dan PSDM bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan
dokumen data dan informasi perusahaan dan tidak memanfaatkan
untuk kepentingan pribadi.
• Pertanggungjawaban Konarba dan PSDM disampaikan kepada Dewan
Komisaris PTBA dalam bentuk laporan tertulis, yang terdiri atas:
- Laporan tiga bulanan pelaksanaan kegiatan Konarba dan PSDM;
- Laporan untuk setiap pelaksanaan tugas Konarba dan PSDM yang
antara lain berisikan fakta di lapangan, analisa, kesimpulan dan
saran.
• Establish selection criteria and nomination
procedure for Commissioners and Directors of
PTBA and subsidiaries whose financial reports
are consolidated, devise appraisal system and
recommend total number of Commissioners and
Directors within PTBA.
• Evaluate and recommend the implementation
of salary and allowance payment system for
Commissioners and Directors of PTBA.
• Evaluate and recommend the implementation
of salary and allowance payment system for
employees of PTBA.
• Recommend to give options, retirement and
compensation scheme in case of personnel
retrenchment.
• Recommend calculation of tantiem for
Commissioners and Directors, bonus and holiday
allowance (THR) for employees and Committee
members of PTBA.
• Through Board of Directors seek information from
PTBA’s employees concerning the condition of HR
nomination, remuneration and development.
• Make on-the-spot checking on compliance
with the law pertaining to HR nomination,
remuneration and development.
• At year-end, write up and submit annual work
program to Board of Commissioners for its
approval.
• Perform any other assignment from Board of
Commissioners.
Responsibility of NR and HRD Committee
• Accountable to Board of Commissioners.
• Responsible for keeping the confidentiality of
corporate documents, data and information and
not to use them for personal gain.
• Responsible for making written reports to Board
of Commissioners, consisting of:
- quarterly activity reports;
- incidental progress reports covering
field report, analysis, conclusion and
recommendation.
Authority of NR and HRD Committee
• Have full and free access to corporate and
employee records, funds, assets and other
resources in relation to its work.
• Seek information, input and explanation from
Board of Directors.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
237
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
• Obtain information, input and explanation from
employees and other related parties.
• Through Board of Directors request professional
opinion from other people within the organization,
and third parties such as consultants and legal
professionalts.
• Through Board of Directors invite Directors,
executives, employees and consultants to NR and
HRD Committee meetings.
• Seek professional independent input at the
Company’s expense.
Independency and Composition of NR and HRD
Committee
Wewenang Konarba dan PSDM
• mengakses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap catatan
perusahaan, karyawan, dana, aset serta sumber daya perusahaan
lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya;
• memperoleh informasi, masukan, penjelasan yang dibutuhkan dari
Direksi PTBA;
• meminta dan memperoleh informasi, masukan, penjelasan dari pegawai
dan pihak lain yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan;
• meminta pendapat profesional dari pihak internal PTBA melalui Direksi
PTBA maupun pihak ketiga, antara lain konsultan, dan ahli hukum;
• mengundang Direksi, jajaran eksekutif dan pegawai PTBA melalui
Direksi PTBA, atau konsultan dalam rapat Konarba dan PSDM;
• memperoleh masukan dari pihak eksternal/independen yang profesional
apabila diperlukan, atas biaya perusahaan.
In accordance with general guidelines of GCG in
Indonesia, NR and HRD Committee of the Company
Independensi dan Konarba dan PSDM
is currently composed of three members, one of
Sesuai dengan pedoman umum GCG di Indonesia, Konarba dan PSDM
Perseroan saat ini terdiri atas tiga anggota, salah satunya adalah
Komisaris Independen yang sekaligus bertindak sebagai ketua Konarba dan
PSDM, yaitu Abdul Latief Baky. Salah seorang anggota Konarba dan PSDM
memiliki latar belakang pendidikan ekonomi dan keuangan sementara
anggota lainnya memiliki latar belakang pendidikan bidang sumber daya
manusia.
whom is Independent Commissioner concurrently
Head of NR and HRD Committee, i.e. Mr. Abdul
Latief Baky. A member of NR and HRD Committee is
educated in economic and financial science and the
other is knowledgable in human resource field.
All members of NR and HRD Committee are not
affiliated with the directors or other commissioners,
or controlling shareholders of PTBA.
They are
not shareholders, commissioners, directors or
employees of companies that have affiliation or
business relation with PTBA.
Members of NR and
HRD Committee are not authorized to conceive,
manage or control PTBA before taking office.
Seluruh anggota Konarba dan PSDM tidak memiliki afiliasi dengan Direktur,
Komisaris lainnya maupun pemegang saham pengendali PTBA dan bukan
merupakan pemegang saham, Komisaris, Direktur maupun karyawan dari
perusahaan yang memiliki afiliasi maupun bisnis dengan PTBA. Anggota
Konarba dan PSDM tidak memiliki wewenang untuk merancang, memimpin
maupun mengendalikan PTBA sebelum menjabat. Dengan demikian seluruh
persyaratan independensi anggota Konarba dan PSDM sesuai dengan
peraturan dan kaidah praktek GCG, telah dipenuhi.
Therefore, all the criteria of independency of NR
and HRD Committee members as stipulated by GCG
rules and principles are complied with.
NR and HRD Committee consists of Abdul Latief Baky
Komposisi Konarba dan PSDM pada saat ini adalah Abdul Latief Baky
selaku Ketua, Noeroso Loeloes Wahyudi dan Sumarhadi selaku anggota.
Profil Konarba dan PSDM Perseroan selengkapnya dapat dilihat pada
bagian “Data Perseroan”.
as Head, Noeroso Loeloes Wahyudi and Sumarhadi
as members. The profile of NR and HRD Committee
members is provided in “Corporate Data” section.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
238
Operational Management Report
Laporan Kegiatan Konarba dan PSDM
NR & HRD Committee Activity Report
Konarba dan PSDM telah melaksanakan tugas sesuai Piagam Konarba dan
PSDM, yaitu berupa rapat intern, rapat dengan pihak terkait, kunjungan
kerja lapangan, serta pendidikan dan pelatihan berkelanjutan. Selama
tahun 2011, Konarba dan PSDM telah melakukan rapat sebanyak 23 kali
yang dihadiri oleh para anggota sebagai berikut:
NR and HRD Committee performs in accordance
with NR and HRD Committee Charter, in terms of
internal meetings, meetings with related parties,
site visits, education and training. In 2011, NR &
HRD Committee held 23 meetings with the following
attendance rate: See table 7.13
TABEL TABLE 7.13
NAMA NAME
JABATAN
POSITION
JUMLAH RAPAT (A)
NO. OF MEETING
KEHADIRAN (B)
ATTENDANCE
%
(B:A)
Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ
Noeroso L. Wahyudi, MA *)
Ketua Head
23
23
100%
Anggota Member
23
23
Dr. Sumarhadi **)
100%
Anggota Member
23
23
100%
Keterangan :
* ) Berdasarkan SK Dekom No. 08A /SK/PTBA-DEKOM/VIII/2011 , Berdasarkan SK Dekom No. 06 /SK/PTBA-DEKOM/VIII/2011
**) Berdasarkan SK Dekom No. 14/SK/PTBA-DEKOM/X/2010, Berdasarkan SK Dekom No. 14/SK/PTBA-DEKOM/X/2011
Note:
*) Board of Commissioners Decree No. 08A/SK/PTBA-DEKOM/VIII/2011 and No. 06/SK/PTBA-DEKOM/VIII/2011
**) Board of Commissioners Decree No. 14/SK/PTBA-DEKOM/X/2010 and No. 14/SK/PTBA-DEKOM/X/2011
Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh Konarba dan PSDM pada tahun
2011 secara garis besar terdiri atas 2 (dua) kegiatan utama, yakni: i)
melakukan kegiatan yang ada di rencana kerja dan ii) melakukan tugas
lain dari Dewan Komisaris. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan
sesuai dengan tugas-tugas tersebut diantaranya mencakup:
• Merekomendasikan kepada Direksi agar segera merencanakan dan
melakukan kaderisasi tenaga kerja berusia 51-54 tahun yang jumlahnya
telah cukup banyak, yakni lebih dari 1000 orang. Hal ini mendesak
untuk segera dilaksanakan demi terjaminnya proses alih pengetahuan
dan ketrampilan dikemudian hari.
• Merekomendasikan besaran remunerasi bagi Dewan Komisaris dan
Direksi serta Pegawai.
• Menyusun Tanggapan berdasarkan kajian strategis tentang
Pengembangan SDM 2009-2013.
• Memberikan persetujuan usulan Nominasi Komisaris dan Direksi di
anak perusahaan PTBA.
• Selain itu Konarba merekomendasikan pentingnya memperhatikan
status pegawai tidak tetap untuk diperjelas mengenai pengertian dan
kebijakan pemakaian tenaga kerjanya.
Kegiatan Konarba dan PSDM tahun 2011 meliputi:
• Melaksanakan beberapa tugas khusus yang diberikan oleh Dewan
Komisaris, diantaranya mencakup:
- Memberikan berbagai masukan pada Dewan Komisaris dalam
menyusun tanggapan Dewan Komisaris atas Jaminan Kesehatan
bagi Mantan anggota Komisaris dan Mantan Direksi;
- Menyusun dan melaksanakan mekanisme seleksi calon Direksi PTBA
periode tahun 2011-2016.
• Melakukan 4 (dua) kali Kunjungan Kerja Lapangan di Unit Pertambangan
Tanjung Enim (UPTE, Unit Pertambangan Ombilin (UPO) dan Dermaga
Teluk bayur, Pelabuhan Tarahan dan Natar, dan anak perusahaan di
Kaltimsel, dan temuan-temuan penting telah dilaporkan kepada Dewan
Komisaris.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
NR and HRD Committee’s activities in 2011 can be
divided into two groups: i) carrying out assignment
stated in work program and ii) performing other
work assigned by Board of Commissioners.
Accomplished work includes:
• Recommendation to Board of Directors to plan
cadre formation for replacing a substantial
number (>1,000) of employees aged 51-54, a
pressing requirement to facilitate smooth transfer
of know-how in the future.
• Recommendation of remuneration package for
Commissioners, Directors and employees.
• Response to strategic study of HR Development
2009-2013.
• Approval
of
proposed
nomination
of
Commissioners and Directors of subsidiaries.
• Scrutiny of non-permanent employees’ status to
have a clearer interpretation of their employment
policy.
Activities in 2011 include:
• Performed other work assigned by Board of
Commissioners:
»» Gave input for writing Board of Commissioners’
response to Health Care for Commissioner and
Director Retirees.
»» Drew up selection mechanism and selected
Director candidates for 2011-2016.
• Made four site visits to Tanjung Enim Mining Unit,
Ombilin Mining Unit, Teluk Bayur Pier, Tarahan
and Natar Ports, subsidiaries in East and South
Kalimantan. Important findings were reported to
Board of Commissioners.
• Attended two Cross Committee Business
Meetings.
• Participated in forensic audit socialization.
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
239
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
Insurance, Business Risk and PostMining Committee
Insurance, Business Risk and Post-Mining
Committee, further referred to as BR Committee,
is set up to give independent and professional
viewpoint to Board of Commissioners with regard
to business risks with potential significant losses,
insurance, environment and post-mining area
management.
BR Committee consistently recommends that all
high and extreme business risks in investment and
business development projects be identified and
mitigated.
The vision and mission of BR Committee as
stipulated in BR Committee Charter issued on 29
December 2010 are:
Vision:
To be professional and independent Insurance,
Business Risk and Post-Mining Committee to realize
the corporate vision and mission.
Mission:
To give comprehensive input with the purpose of:
a. Minimizing risks that may arise in business
development, production and marketing.
b. Minimizing negative impact of the Company’s
activities on the environment.
• Mengikuti 2 (dua) kali Rapat Kerja Lintas Komite.
• Mengikuti sosialisasi audit forensic.
Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pascatambang (KRU)
Komite Asuransi, Risiko Usaha, dan Pascatambang, selanjutnya disebut
Komite Risiko Usaha bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan
pendapat profesional dan independen sesuai kewenangannya kepada
Dewan Komisaris terkait dengan pengelolaan perusahaan yang berkaitan
dengan risiko usaha yang berpotensi menimbulkan kerugian signifikan,
termasuk asuransi, pengelolaan lingkungan dan pasca tambang.
Visi dan Misi Komite Risiko Usaha sebagaimana dituangkan dalam Charter
Komite Risiko Usaha PT Bukit Asam, yang diterbitkan pada 29 Desember
2010, adalah sebagai berikut:
1. Visi Komite Risiko Usaha :
Menjadi Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pasca Tambang yang
profesional dan independen untuk mendukung pencapaian visi dan
misi perusahaan.
2. Misi Komite Risiko Usaha :
Memberikan masukan secara komprehensif dalam rangka:
a. Meminimalkan risiko perusahaan yang mungkin terjadi di bidang
pengembangan usaha, operasi produksi dan pemasaran
b. Meminimalkan dampak negatif dari kegiatan perusahaan terhadap
lingkungan
Tugas dan Tanggung jawab
Duty and Responsibility
BR Committee is responsible for giving
independent and professional viewpoint to Board
of Commissioners with regard to business risks with
potential significant losses, insurance, environment
and post-mining area management.
The duty, responsibility and authority of BR
Committee are elaborated in BR Committee Charter.
Independency and Composition of BR
Committee
BR Committee is independent in working and
reporting, set up by and accountable to Board of
Commissioners. All Committee members are not
related to any director, collectively experienced and
knowledgable in their respective fields.
Komite Risiko Usaha bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan
pendapat profesional dan independen sesuai kewenangannya kepada
Dewan Komisaris terkait dengan pengelolaan perusahaan yang berkaitan
dengan risiko usaha yang berpotensi menimbulkan kerugian signifikan,
termasuk asuransi, pengelolaan lingkungan dan pasca tambang.
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang dari Komite Risiko Usaha dijabarkan
secara rinci dalam piagam Komite Risiko Usaha (KRU Charter).
Independensi KRU dan Susunan Anggota Komite
KRU bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam
pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung
jawab kepada Dewan Komisaris. Semua anggota komite ini adalah
independen terhadap Direksi, dan secara kolektif mempunyai kompetensi
dan pengalaman di bidangnya.
TABEL TABLE 7.14
SUSUNAN KRU PER 31 DESEMBER 2011
composition of BR Committee as of 31 December 2011
NAMA NAME
JABATAN POSITION
Ketua Head
Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME, merangkap sebagai Komisaris cum Commissioner
Wakil Ketua Deputy Head
Drs. Imam Apriyanto Putro, MM, merangkap sebagai Komisaris* cum Commissioner*
Anggota Member
Ir. Faridha, MSi
Anggota Member
Andi Novianto, Ph.D
*) Menjadi Wakil Ketua sejak 9 Juni 2011 Appointed on 9 June 2011
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
240
Operational Management Report
Laporan Kegiatan Komite Asuransi, Risiko dan Pascatambang
Selama tahun 2011, KRU telah menyelenggarakan rapat 23 kali dengan
tingkat kehadiran anggota sebagai berikut:
BR Committee Activity Report
In 2011 the Committee held 23 meetings with the
following attendance rate:
See table 7.15
TABEL TABLE 7.15
NAMA
NAME
JABATAN
POSITION
JUMLAH RAPAT
NUMBER OF MEETING
KEHADIRAN
ATTENDANCE
Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME
Drs. Imam Apriyanto Putro, MM
%
Ketua Head*
23
21
91%
Wakil Ketua Deputy Head**
13
13
100%
Ir. Faridha, MSi
Anggota Member***
23
23
100%
Ir. Andi Novianto, Ph.D
Anggota Member***
23
23
100%
Keterangan:
* Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 04/SK/PTBA-KOM/VI/2010 tanggal 3 Juni 2010
** Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 12/SK/PTBA-KOM//VII/ tanggal 28 Juli 2011
*** Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 05/SK/PTBA-KOM//VIII/2011 tanggal 1 Agustus 2011
Note:
* Board of Commissioners Decree No. 04/SK/PTBA-KOM/VI/2010 of 3 June 2010
** Board of Commissioners Decree No. 12/SK/PTBA-KOM/VII/2011 of 28 July 2011
*** Board of Commissioners Decree No. 05/SK/PTBA-KOM/VIII/2011 of 1 August 2011
Adapun tugas dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Komite Risiko
Usaha dan Pascatambang sepanjang tahun 2011 meliputi:
• Evaluasi atas Laporan-laporan yang dikeluarkan Perusahaan untuk
melihat faktor-faktor risiko yang dihadapi oleh Perseroan, terutama
berkaitan dengan kondisi lokal perusahaan, regional, dan global,
termasuk terhadap upaya PTBA dalam pengelolaan lingkungan secara
fisik maupun sosial dan ekonomi serta pengelolaan pasca tambang. KRU
berpendapat bahwa proyek-proyek pengembangan usaha yang sedang
dilakukan masih perlu dipercepat realisasinya. Untuk meningkatkan
produksi dan penjualan batubara maka pengembangan angkutan kereta
api eksisting yang merupakan kerjasama antara PTBA dan PTKAI, dan
rencana pengembangan lainnya agar dapat segera dipacu.
• Telaahan dan kajian terhadap:
- Rencana Pendirian Anak Perusahaan PT Banko Bara Utama, yang
perlu dikaji secara matang dan mengacu pada peraturan dan
ketentuan yang berlaku, serta prospek kedepannya.
- Pengalihan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang pada prinsipnya
bahwa berdasarkan Pasal 93 UU No. 4/2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara IUP PTBA tidak dapat dipindahkan ke
perusahaan lain, dan yang dapat dialihkan adalah kepemilikan
sahamnya. Oleh karena itu pengalihan IUP PTBA perlu dicari skema
bisnis yang lain.
- Pengalihan Izin Prinsip Pembangunan Perkeretaapian Khusus,
yaitu bahwa Kewenangan Pengalihan Izin Prinsip Pembangunan
Perkeretaapian Khusus berada di tangan Kementerian Perhubungan,
dan oleh karena itu diperlukan konsultasi lebih lanjut dengan
Kementerian tersebut terkait dengan peraturan dan ketentuan yang
berlaku. Mengingat pembangunan perkeretaapian khusus akan
membutuhkan pengadaan lahan yang sangat besar, maka perlu
pertimbangan risiko kepastian lahan untuk pembangunan prasarana
perkeretaapian tersebut.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
In 2011 BR Committee accomplished the following
assignments:
• Evaluation of Company Reports to detect risks in
local, regional and global term, in environment
and post-mining area management (physical,
social, economic). The Committee is of the
opinion that business development projects
should be accelerated. To increase production
and sales of coal, cooperation between PTBA and
PT KAI should proceed to enhance the existing
railway capacity.
• Review and study of:
»» Proposed formation of PT Banko Bara Utama,
that should be thoroughly scrutinized subject
to the prevailing laws and regulations,
weighing its future prospects.
»» Assignment of Mining Business License (IUP).
In principle, under Article 93 of Law No. 4/2009
on Mineral and Coal Mining, the Company’s
IUP is not transferable to any other company,
and only its share ownership is transferable.
Therefore, assignment of PTBA’s IUP requires
another business scheme.
»» Transferring Approval-in-Principle of Special
Railway Construction. This matter is under
the authority of Ministry of Transportation,
and therefore requires further consultation
with the Ministry regarding the current laws
and regulations. As the construction of this
specific railway requires a vast area of land,
it is recommended to consider the availability
of land for the railway infrastructure
construction.
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
241
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
BR Committee constantly remind and
recommend treatment and mitigation
of all risks categorized as high and
extreme risk, especially in investment
and business development.
Komite KRU senantiasa mengingatkan dan
merekomendasikan penanganan dan mitigasi
atas seluruh risiko yang masuk kategori high
dan extreme risk terutama dalam investasi dan
pengembangan usaha Perusahaan.
» Delay in building Tanjung Enim 3x10MW TPP.
It is recommended to scrutinize the terms of
agreements with contractors. For instance, the
Company should be allowed to terminate work
contract with a non-performing contractor and
find a replacement without incurring any loss.
» New investment projects. Proposals should be
accompanied by business activity scheme, full data,
and risk analysis of business development projects.
- Terhadap keterlambatan pembangunan PLTU Tanjung Enim 3x10 MW,
maka telah disarankan untuk kedepannya perlu memperhatikan halhal yang dimasukkan dalam kontrak dengan kontraktor, misalnya
apabila harus memutuskan kontrak kerja dengan kontraktor karena
mempunyai kinerja yang rendah, maka perusahaan bisa mengganti
kontraktor tanpa mengalami kerugian.
- Dalam mengajukan investasi-investasi baru, disarankan sebaiknya
agar mencantumkan rencana skema bisnis kegiatan tersebut,
dan didukung dengan kelengkapan data, antara lain kajian risiko
terhadap proyek-proyek pengembangan usaha.
• Evaluation and input to Board of Commissioners
for activities outside business development
projects:
» Restructuring Briquette Business. BR Committee
suggests to make briquette long-term business
analysis, as briquette is an alternative source
of energy in lieu of oil, and substitution of gas
(LPG) for micro and small-scale businesses, and
to make an economic analysis.
» Using PTBA land under Build Operate and
Transfer (BOT) scheme for Bank Sumsel Babel.
It is recommended to refer to PTBA’s previous
BOT arrangement with Bank Mandiri and Bank
BNI. In relation to ex-beheersterrein land title,
application for the title should be promptly
processed pursuant to Land Act (UUPA) No 5 of
1960, considering the high economic value of the
area, it should be turned into productive assets
in accordance with Muara Enim Spatial Plan.
» Procurement of goods and services with
substantial value above US$1 million for (i)
investment procurement (CAPEX) and (ii)
routine goods/services procurement (OPEX). It
has been suggested for the Board of Directors
to amend Board Decision regarding Guide to
Procurement of Goods and Services at PT Bukit
Asam (Persero) Tbk, among other things that
deals with reporting, and the result should be
reported to Board of Commissioners within 14
days after procurement.
» Share buy-back and stock split plan. It is
recommended to weigh the pros and cons of
share buy-back, not only the EPS dan ROE, but
also the opportunity loss in the appropriation
of retained earnings that can actually be
used for building infrastructure. For stock
split, it is recommended to closely watch the
declining trend of liquidity and share price,
• Evaluasi dan masukan kepada Komisaris untuk kegiatan di luar proyek
pengembangan usaha, yaitu:
- Restrukturisasi Pengusahaan Briket Batubara, KRU berpendapat
agar dalam restrukturisasi UP Briket agar mempertimbangkan
analisa perkembangan bisnis briket dalam jangka panjang, terkait
briket batubara merupakan energi alternatif pengganti minyak
bumi, serta substitusi dengan gas (LPG) untuk UMKM dan IKM, dan
memperhitungkan analisa keekonomiannya.
- Penggunaan tanah PTBA secara Build Operate and Transfer (BOT)
untuk Bank Sumsel Babel, dan telah direkomendasikan agar dalam
pelaksanaannya mengacu kepada pelaksanaan BOT yang pernah
dilakukan PTBA sebelumnya seperti dengan Bank Mandiri dan
Bank BNI. Terkait hak atas tanah ex-beheersterrein agar segera
memproses permohonan hak atas tanah tersebut yang telah
diatur dalam Undang-undang No 5 tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA). Mengingat kawasan tersebut
berada pada kawasan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, dan
menjadikannya aset produktif perusahaan yang keberadaannya
disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Kabupaten Muara Enim.
- Pengadaan Barang dan Jasa yang bersifat substansial yang nilainya
di atas US$1 juta untuk keperluan: (i) Pengadaan Investasi (CAPEX)
dan (ii) Pengadaan Barang/Jasa Rutin (OPEX), dan untuk itu telah
disarankan agar Direksi menyempurnakan SK Direksi yang mengatur
mengenai Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa PT Bukit Asam
(Persero) Tbk, antara lain mengenai bahwa pelaporan proses dan
hasilnya harus disampaikan ke Dewan Komisaris paling lambat 14
hari setelah proses pengadaan.
- Rencana Buyback dan Stock Split Saham, agar terhadap rencana
buyback dikaji dengan cermat manfaatnya, tidak hanya terhadap
EPS dan ROE, tetapi juga dengan mempertimbangkan faktor
‘opportunity loss’ dalam pemanfaatan saldo laba yang sebenarnya
dapat dimanfaatkan Perseroan untuk pembangunan infrastruktur;
dan terhadap rencana stock split agar memperhatikan adanya trend
penurunan likuiditas dan penurunan harga saham, serta antisipasi
penurunan harga saham, setelah pengumuman (post split).
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
242
Operational Management Report
- Memberikan masukan terhadap RKAP PTBA Tahun 2012, dan KRU
menyampaikan agar dalam kurun waktu 1 (satu) tahun dilakukan
evaluasi kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, dan RKAP
harus bersifat stratejik, mengacu pada RJP, serta tidak disampaikan
secara Business as Usual (BAU).
• Melakukan Kunjungan Kerja Lapangan, yakni ke Sumatera Selatan (Unit
Pertambangan Tanjung Enim, Proyek PLTU Tanjung Enim 3x10 MW, Coal
Bed Methane, dan Dermaga Kertapati), dan Ke Sumatera Barat (Unit
Penambangan Ombillin dan Pelabuhan Teluk Bayur). Temuan-temuan
penting telah dilaporkan kepada Dewan Komisaris.
• Mengikuti Rapat Kerja Lintas Komite untuk Rapat Kerja Antar Komite,
pembahasan revisi Board Manual, Whistle Blowing, Piagam Komite,
dan sosialisasi Fraud Control Plan (FCP) dan Control Assessment (CSA)
Perseroan.
SEKRETARIS PERUSAHAAN
Sekretaris Perusahaan berperan besar dalam memperlancar hubungan
antar Organ Perseroan, hubungan antara Perseroan dengan stakeholders
serta dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pembinaan hubungan baik dengan stakeholder strategis,
khususnya pemegang saham, akan sangat mendukung kelancaran bisnis
dan pengembangan usaha Perseroan. Selain itu, sebagai perusahaan
publik, Perseroan juga wajib memiliki tata laksana dokumen dan informasi
yang baik untuk membantu memastikan kepatuhan Perseroan terhadap
perundang-undangan dan peraturan pasar modal serta untuk mendukung
akuntabilitasi pelaporan kinerja dan tanggung jawab Perseroan kepada
stakeholder.
Perseroan menetapkan fungsi Sekretaris Perusahaan yang bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Utama. Perseroan menetapkan kualifikasi
khusus untuk pejabat Sekretaris Perusahaan, memberikan wewenang
dan sumber daya yang memadai dan melakukan evaluasi berkala atas
pelaksanaan tugasnya. Fungsi utama Sekretaris Perusahaan ada tiga,
yakni: sebagai liason officer, compliance officer serta investor relations.
Sesuai dengan fungsinya, Sekretaris Perusahaan menjamin ketersediaan
informasi terkini, tepat waktu dan akurat mengenai Perseroan kepada para
pemegang saham, analis, media massa dan masyarakat umum, yang juga
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
and anticipated share price decline following
public announcement (post split).
» Feedback for 2012 work program and budget.
BR Committee suggests to make an annual
assessment of activities performed during
the year, work program and budget should be
strategic corresponding with corporate longterm plan, and not to be treated as Business
as Usual (BAU).
• Made site visits to South Sumatera (Tanjung Enim
Mining Unit, Tanjung Enim 3x10MW TPP, Coal
Bed Methane project, and Kertapati Pier), and to
West Sumatera (Ombillin Mining Unit and Teluk
Bayur Port). Important findings were reported to
Board of Commissioners.
• Attended Cross Committee Business Meetings,
discussed revisions of Board Manual, Whistle
Blowing System, Committee Charter, and
socialized Fraud Control Plan (FCP) and Control
Assessment (CSA) of the Company.
CORPORATE SECRETARY
The Corporate Secretary plays a major role in
facilitating communication among the corporate
organs, relationship between the Company and its
stakeholders, and compliance with the prevailing
laws and regulations. Favorable relationship with
strategic stakeholders, particularly the shareholders,
will promote the smooth operations and growth of
the Company. As a public company, the Company
must have reliable document and information
management system to ensure compliance with
capital market laws and regulations, and guarantee
the accountability of the Company’s performance
report to stakeholders.
For this reason, the Company establishes the
function of Corporate Secretary who is directly
accountable to President Director. The Company
requires certain qualification of Corporate Secretary,
giving appropriate authority and resources, and
periodically evaluating the performance of his/her
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
243
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
duty. Corporate Secretary has triple main function:
as liason officer, compliance officer and investor
relations officer.
As the function requires, Corporate Secretary ensures
that the most current, punctual and accurate
information regarding the Company is available for
the shareholders, analysts, mass media and general
public. The information includes quarterly and
annual financial reports. In general, the duty of
Corporate Secretary is as follows:
•
•
•
•
Keeping abreast of capital market development
and rules, and providing information for
investors (investor relations)
Providing information for other stakeholders
Giving input to Board of Directors in complying
with capital market rules and regulations
Acting as liaison officer among the Company,
Bapepam-LK and the public, and fostering good
relationship with all other stakeholders besides
shareholders, among others the Government,
mass media, partners and public.
meliputi penyediaan Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan. Secara umum
tugas Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut:
• Mengikuti perkembangan dan peraturan-peraturan pasar modal serta
memberikan pelayanan atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal
(investor relations).
• Memberikan pelayanan atas setiap informasi yang dibutuhkan oleh
setiap pemangku Kepentingan
• Memberi masukan kepada Direksi untuk mematuhi peraturan yang
berhubungan dengan pasar modal
• Bertindak sebagai penghubung antara Perseroan dengan BapepamLK serta masyarakat, serta membina hubungan baik dengan seluruh
stakeholder lain di luar pemegang saham, yaitu antara lain Pemerintah,
media, mitra Perseroan dan masyarakat.
Sekretaris Perusahaan kemudian dibantu oleh fungsi-fungsi lain di
bawah koordinasinya, yaitu Hubungan Investor, Komunikasi Perusahaan
dan Kantor Perwakilan. Mulai tanggal 30 Desember 2011, Sekretaris
Perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk dijabat oleh Drs. Hananto Budi
Laksono, MT.
Corporate Secretary has triple main
function, as liason officer, compliance
officer and investor relations officer.
Fungsi utama Sekretaris Perseroan
mencakup tiga bidang, yaitu sebagai liason
officer, compliance officer serta investor
relations.
Corporate Secretary is assisted by other functions
under his/her coordination, i.e. Investor Relations,
Corporate Communication and Representative
Office. Since 30 December 2011, Hananto Budi
Laksono, MT. has been the Corporate Secretary of
PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
Perseroan telah mengeluarkan suatu kebijakan “Keterbukaan dan
Kerahasiaan Informasi serta informasi orang dalam” dan kebijakan
“Pengelolaan Dokumen/Arsip Perseroan”, dalam rangka memenuhi
persyaratan azas keterbukaan dan pelaksanaan GCG. Tujuan dari penetapan
kebijakan tersebut adalah untuk memastikan bahwa pengungkapan
informasi Perseroan harus akurat serta dicatat, diolah, dirangkum dan
dilaporkan dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan ketentuan
keterbukaan informasi yang berlaku.
The Company has set a policy on “Information
Disclosure and Confidentiality, and Insider
Information” and “Document/File Management”
in an effort to abide by the transparency principle
and GCG practice. The objective of setting this
policy is to make sure that information regarding
the Company is accurately disclosed, recorded,
processed, compiled and reported over certain
periods, in accordance with the rules on disclosure
of information.
Sepanjang tahun 2011, Perseroan telah mengadakan 8 (delapan) kali
conference call, 89 (delapan puluh sembilan) kali one on one meeting,
1 (satu) kali non-deal roadshow serta 4 (empat) kali kegiatan yang
melibatkan wartawan. Rincian Press Release yang pernah dilaksanakan
oleh Perseroan, diantaranya adalah:
In 2011, the Company conducted 8 conference calls,
89 one-on-one meetings, one non-deal roadshow
and four involving the journalists.
Information disclosure events launched by the
Company in 2011:
See table 7.16
Press Release issued in 2011:
See table 7.17
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
244
Operational Management Report
TABEL TABLE 7.16
Kegiatan keterbukaan informasi yang dilaksanakan oleh Perseroan, tahun 2011
Information disclosure events launched by the Company in 2011
BULAN
MONTH
KEGIATAN
ACTIVITY
PARA PIHAK
PARTIES
Januari
January
- Konfirmasi mengenai pemberitaaan media di harian Bisnis Indonesia dengan judul berita “Bukit Asam
cari US$272 juta” dan di harian Investor Daily dengan judul berita “Bukit Asam Bakal Tambah Saham
BATR Rp432 miliar”.
- Konfirmasi pemberitaan media di harian Investor Daily dengan judul berita “PTBA Dikerek ke Rp30 ribu”.
- Confirmation of Bisnis Indonesia article “Bukit Asam is seeking US$272 million” and Investor Daily article
“Bukit Asam will add BATR shares worth Rp432 billion”.
- Confirmation of Investor Daily article “PTBA was hoisted up to Rp30 thousand”.
Konfirmasi pemberitaan media di harian Kontan dengan judul berita “PTBA kerek kapasitas 3 dermaga
batubara” dan di harian Bisnis Indonesia dengan judul berita “PTBA genjot angkutan batubara”.
Confirmation of Kontan newspaper article “PTBA boosted 3 coal piers’ capacity” and Bisnis Indonesia article “PTBA
increased coal transportation”.
Pernyataan tidak melakukan aktivitas eksplorasi periode Maret 2011-September 2011
Statement that no exploration will be made during March-Sept 2011.
- Penyampaian press release PTBA mengenai Coal Bed Methane di Tanjung Enim dan Ombilin
- Laporan keuangan triwulan I (Unaudited) PTBA tahun Buku 2011 berikut Revisinya.
- Penyampaian press release PTBA mengenai “PTBA mencetak laba bersih Rp.760,33 milliar naik signifikan
104% pada Triwulan I-2011”
- Press release regarding Coal Bed Methane projects in Tanjung Enim and Ombilin.
- PTBA unaudited financial statement and revision for Quarter I - 2011.
- Press release on ”PTBA gained net income of Rp760.33 billion, significant increase of 104% in Quarter I – 2011”
- Pemberitahuan kepada para pemegang saham mengenai akan diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan.
- Panggilan Rapat Umum Pemegang Saham.
- Notice to shareholders regarding plan to convene Annual General Meeting of Shareholders.
- Invitation to General Meeting of Shareholders.
- Hasil Rapat Umum Pemegang Saham.
- Jadwal pembagian dividen tunai final.
- Results of General Meeting of Shareholders.
- Schedule of final cash dividend payment.
- Penjelasan tentang BATR.
- Penyampaian Laporan Keuangan per 30 Juni 2011 & 2010 (Unaudited).
- Penyampaian informasi mengenai groundbreaking PLTU Banjarsari 2x110 MW.
- Explanation on BATR.
- Financial statement as at 30 June 2011 & 2010 (unaudited)
- Information on ground-breaking of Banjarsari 2x110MW TPP.
- Perubahan susunan komite audit.
- Informasi mengenai pemegang saham tertentu, (Penjelasan mengenai pembelian saham direksi PTBA).
- Changes in Audit Committee composition.
- Information on certain shareholders (share purchase by PTBA directors).
- Informasi mengenai “Anak perusahaan PTBA tandatangani perjanjian kredit dengan Bank BNI untuk
Pembangunan PLTU Banjarsari 2x110 MW”
- Pernyataan tidak melakukan aktivitas eksplorasi periode Oktober 2011- Maret 2012
- Pemakaian IDXnet (e-Reporting)
- Penyelenggaraan Public Expose Tahun 2011
- Information on ”PTBA subsidiary signed credit agreement with Bank BNI for Banjarsari 2x110MW TPP
construction”.
- Statement that no exploration will be made October 2011-March 2012.
- Application of IDXnet (e-Reporting).
- Public expose plan for 2011.
- Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu (pembelian saham oleh Direksi PTBA)
- Klarifikasi dan Posisi Kasus a.n. PT. Mustika Indah Permai.
- Penyampaian laporan keuangan interim yang tidak diaudit
- Information on certain shareholders (share purchase by PTBA directors)
- Clarification on PT Mustika Indah Permai case.
- Unaudited interim financial statement.
- Rencana penyelenggaraan dan penyampaian materi dan realisasi pelaksanaan public expose tahun 2011.
- Iklan mengenai jadwal pembayaran dividen interim Tahun Buku 2011 dan revisi jadwal dimaksud.
- Informasi mengenai rencana Pembelian Kembali (Buyback) Saham.
- Submission of material and result of public expose 2011.
- Advertisement regarding schedule and revised schedule of interim dividend payment for 2011 financial year.
- Information on share buy-back program.
- Panggilan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan hasil RUPSLB.
- Konfirmasi berita “Konsorsium PTBA dan CHD Menangkan Tender PLTU Mulut Tambang Bangko Tengah 2x620 MW
(Sumsel 8)”
- Invitation to Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS) and the meeting results.
- Confirmation of article “Consortium of PTBA and CHD won tender for Banko Tengah mine mouth 2x620MW TPP
(Sumsel 8)”.
BEI IDX
Februari
February
Maret
March
April
Mei
May
Juni
June
Juli July
Agustus
August
September
Oktober
October
November
Desember
December
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX
BEI IDX
184
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
245
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
TABEL TABLE 7.17
PENERBITAN PRESS RELEASE, tahun 2011
PRESS RELEASE, 2011
BULAN
MONTH
TOPIK / SUBJEK
TOPIC/SUBJECT
MEDIA
Januari
January
- Volume penjualan PTBA naik 12% hingga Triwulan III Tahun 2010
- PTBA sales volume increased 12% until Quarter III – 2010
Website Perseroan
Company website
Februari
February
- PTBA targetkan produksi 17.6 Juta ton Batubara pada 2011
- PTBA targetting coal production of 17.6 million tons in 2011
Surat Kabar,
Website Perseroan
Company website, newspaper
Maret
March
- Volume penjualan batubara PTBA naik 4% pada FY10 (audited)
- PTBA coal sales volume increased 4% in 2010 financial year (audited)
Surat Kabar,
Website Perseroan
Company website, newspaper
April
- Progres proyek Coal Bed Methane di Tanjung Enim dan Ombilin
- PTBA mencetak laba bersih Rp760,33 milliar naik signifikan 104% pada Triwulan
I-2011
- Progress of Coal Bed Methane project in Tanjung Enim and Ombilin.
- PTBA earned net income Rp760.33 billion, a significant increase of 104% in Quarter
I – 2011
Surat Kabar,
Website Perseroan
Company website, newspaper
Juni
June
- PTBA targetkan produksi dan pembelian th. 2011 sebesar 17.88 juta ton
- PTBA targetting production and purchase of 17.88 million tons in 2011
Surat Kabar,
Website Perseroan
Company website, newspaper
Juli
July
- Laba bersih periode Januari – Juni 2011 naik 77% menjadi Rp. 1.610 milliar (tidak
diaudit)
- Groundbreaking PLTU Banjarsari 2x110 MW
- Net income January – June 2011 went up 77% to Rp1,610 billion (unaudited)
- Ground-breaking of Banjarsari 2x110 MW TPP
Surat Kabar,
Website Perseroan
Company website, newspaper
September
- PTBA berlakukan sistem pengadaan barang dan jasa dengan e-procurement
- Anak perusahaan PTBA tandatangani perjanjian kredit dengan BNI untuk
pembangunan PLTU Banjarsari 2x110 MW
- PTBA applied goods and services e-procurement system
- PTBA subsidiary signed credit agreement with BNI for Banjarsari 2x110 MW TPP
construction
Surat Kabar,
Website Perseroan
Company website, newspaper
Oktober
October
- PTBA optimis capai Rp3 triliun target laba bersih tahun 2011
- Laba Bersih periode Januari-September 2011 naik 69% menjadi Rp. 2.326,49 Milliar
(tidak diaudit)
- PTBA optimistic to reach projected net income Rp3 trillion in 2011
- Net income January – September 2011 increased 69% to Rp2,326.49 billion
(unaudited)
Surat Kabar,
Website Perseroan
Company website, newspaper
November
- PTBA yakin tembus angka Rp3 trilliun laba bersih tahun buku 2011
- PTBA confident to reach net income Rp3 trillion for financial year 2011
Surat Kabar,
Website Perseroan
Company website, newspaper
Desember
December
- Konsorsium PTBA dan CHD menangkan tender PLTU mulut tambang Banko Tengah
2x620 MW (Sumsel 8)
- Milawarma sebagai Direktu Utama PTBA gantikan Sukrisno
- Consortium PTBA and CHD won tender for Banko Tengah mine mouth 2x620MW TPP
(Sumsel 8)
- Milawarma was appointed President Director of PTBA replacing Sukrisno
Surat Kabar,
Website Perseroan
Company website, newspaper
Each year the Company’s financial statements are
published bilingually, in Indonesian and English,
to provide information on the Company’s business
performance. Annual Report and other information
may be obtained from the office of Corporate
Secretary in the Head Office or Representative
Offices.
Selain itu, setiap tahun Perseroan menerbitkan laporan tahunan dalam dua
bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, yang menyediakan
informasi mengenai kinerja Perseroan. Laporan Tahunan Perseroan dan
informasi lainnya dapat diperoleh di Sekretariat Perusahaan di Kantor
Pusat atau Perwakilan Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
246
Operational Management Report
www.ptba.co.id
Pemegang saham dan masyarakat umum juga dapat memperoleh informasi
mengenai perkembangan Perseroan melalui situs http://www.ptba.co.id
Sistem Pengawasan dan Pengendalian Internal
Manajemen mengembangkan sistem pengawasan dan pengendalian
internal agar dapat berfungsi secara efektif untuk mengamankan investasi
dan aset Perseroan. Upaya pengembangan sistem pengawasan dan
pengendalian yang dilakukan meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
Peningkatan lingkungan pengendalian internal yang disiplin dan
terstruktur.
Pelaksanaan kajian dan pengelolaan risiko usaha, meliputi proses
untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko
usaha yang relevan secara berkesinambungan.
Melakukan aktivitas pengendalian pada setiap tingkat dan unit dalam
struktur organisasi Perseroan, antara lain mengenai kewenangan,
otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja,
pembagian tugas dan keamanan aset Perseroan.
Meningkatkan dan mengembangkan sistem informasi dan komunikasi
yang meliputi proses penyajian laporan mengenai kegiatan
operasional, finansial dan ketaatan atas ketentuan dan peraturan
yang berlaku.
Melakukan pemantauan yaitu proses penilaian terhadap kualitas
sistem pengendalian internal termasuk pelibatan fungsi internal
audit pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi Perseroan.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Shareholders and the general public are welcome to
visit our website http://www.ptba.co.id for further
information on the Company.
Internal Audit and Control
System
The Management develops an effective internal
audit and control system to safeguard the Company’s
investment and assets. The system development
includes:
a.
b.
c.
d.
e.
Establishing a disciplined and structured
internal control environment.
Reviewing, identifying, analysing and
managing business risk continuously.
Exercising control over every level and unit
within the organization, associated with
power, authority, verification, reconciliation,
performance appraisal, job division and
security of the Company’s assets.
Developing information and communication
system covering the process of reporting of
operating activities, financial condition and
compliance with the law.
Monitoring and evaluating the quality of
internal control system and the involvement
of internal audit function at every level and
unit within the Company.
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
247
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
Activities under point b and c are carried out
by Corporate Management System Work Unit,
elaborated in Risk Management System (see Risk
Management System), Quality Management System,
Environmental Management System and Work Safety
and Health Management System (see Bukit Asam
Management System). Activities under point c, d
and e are done with the involvement of Internal
Audit Unit (IAU)
Internal Auditor
Internal Auditor serves as Internal Audit Unit (IAU).
Under IAU Charter signed by Board of Directors
and Board of Commissioners, IAU is described as
follows:
a. IAU is a work unit that exercises internal audit
and control function to assist the management
and other work units to perform their duty,
providing them with analysis, evaluation,
recommendation, consultancy and information
through the Management.
b. IAU has access to documents and records
of company property in all work units, to
relevant data and information associated with
audit work, including those of subsidiaries.
c. To perform efficiently IAU has to coordinate
with Audit Committee. As a working partner
of External Auditor, IAU coordinates with IAU
of the Company’s affiliates, subsidiaries and
foundation in performing audit and providing
technical assistance.
d. The scope of IAU covers internal audit
work, evaluating the effectiveness of GCG
implementation and risk management.
e. IAU Auditor should abide by the Code of
Conduct in performing audit to reflect his/her
professionalism.
IAU works in accordance with Annual Audit Plan
authorized by President Director, and based on
Internal Audit Manual and Internal Audit Charter.
Kegiatan yang meliputi butir b dan c tersebut diatas dilaksanakan oleh
satuan kerja Sistem Manajemen Perusahaan (SMP), dijabarkan masingmasing melalui pengembangan sistem diantaranya Sistem Manajemen
Risiko (lihat uraian ”Sistem Manajemen Risiko”), Sistem Manajemen Mutu,
Sistem Manajemen Lingkungan dan Sistem Manajemen K3 (Lihat uraian
”Sistem Manajemen Bukit Asam”). Sedangkan pelaksanaan kegiatan untuk
butir c, d dan e tersebut diatas, dilaksanakan dengan melibatkan aktivitas
Satuan Pengawasan Internal (SPI).
Auditor Internal
Auditor Internal bertindak sebagai Satuan Pengawasan Internal. Sesuai
Ikhtisar Piagam SPI (SPI Charter) PTBA yang ditandatangani bersama
Direksi dan Komisaris PTBA, maka SPI:
• SPI merupakan unit kerja yang menjalankan fungsi pengendalian/
pengawasan internal untuk membantu Manajemen dan Satuan Kerja
lainnya didalam pencapaian pelaksanaan tugas dan kewajibannya,
dengan memberikan bantuan berupa analisa, penilaian, rekomendasi,
konsultansi dan informasi mengenai aktivitas Satuan Kerja melalui
Pimpinan Perusahaan;
• SPI mempunyai wewenang memperoleh akses terhadap dokumen,
pencatatan personal dan fisik kekayaan perusahaan di seluruh unit kerja
perusahaan, untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas audit, termasuk anak perusahaan;
• Untuk kelancaran tugas, SPI harus berkoordinasi dengan Komite Audit.
SPI merupakan mitra kerja dari Auditor Eksternal. SPI juga mempunyai
hubungan dengan SPI Perusahaan Afiliasi, SPI Anak Perusahaan dan
Yayasan Milik Perusahaan dalam bentuk koordinasi pelaksanaan audit
dan bantuan teknis;
• Ruang lingkup SPI meliputi Pengendalian Internal, evaluasi efektifitas
implementasi prinsip-prinsip GCG dan evaluasi efektifitas Manajemen
Risiko;
• Auditor SPI harus mematuhi Kode Etik yang merupakan panduan
peilaku dalam melaksanakan tugas audit yang mencerminkan tingkat
profesionalisme auditor yang bersangkutan.
SPI melaksanakan tugas sesuai Rencana Audit Tahunan (RAT) yang
ditetapkan oleh Direktur Utama dan berdasarkan Pedoman Audit SPI, serta
Piagam SPI (SPI Charter).
IAU ensures all elements of the
Company work and act according
to established duties and
responsibilities, and act on IAU
findings and recommendations.
Esensi SPI memastikan bahwa seluruh
elemen Perseroan berperan dan bertindak
sesuai tugas dan kewajibannya serta
menindak lanjuti rekomendasi dari hasil
temuan SPI.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
248
Operational Management Report
Pada tahun 2011, SPI melaksanakan berbagai kegiatan sesuai RAT,
mencakup:
• Melakukan audit operasional sebanyak 10 (sepuluh) Satuan Kerja atau
45,45% dari jumlah satuan kerja yang ada di perusahaan;
• Melakukan audit khusus atas pengelolaan keuangan Unit Pengusahaan
Briket;
• Melakukan pendampingan pelaksanaan stock opname persediaan
barang gudang;
• Menyelesaikan tindak lanjut temuan eksternal auditor;
• Menyiapkan MoU Electronic Audit (E-Audit) antara BPK RI dengan
PTBA;
• Menyusun pedoman evaluasi Internal Control/Control Self Assessment
(CSA) Perusahaan;
• Melaksanakan pelatihan berkelanjutan untuk sertifikasi Internal
Audit;
• Mengikuti pembentukan System Pelaporan Pelanggaran (SPP);
Selama tahun 2011, dari berbagai kegiatan tersebut SPI memberikan
rekomendasi sebanyak 125 butir. Jumlah yang sudah ditindak lanjuti
adalah 79 rekomendasi atau 63,20%, sisanya sebanyak 46 rekomendasi
belum ditindak lanjuti karena belum jatuh tempo dan masih dalam proses
tindak lanjut.
Auditor Eksternal
Eksternal Auditor yang memeriksa laporan keuangan Perseroan tahun
buku 2010 ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
berdasarkan rekomendasi dari Komisaris dan Komite Audit. Untuk
menjamin independensi dan kualitas hasil pemeriksaan, Eksternal Auditor
yang ditunjuk tidak boleh memiliki benturan kepentingan dengan setiap
level pejabat Perseroan.
Untuk menjaga profesionalitas Perseroan melakukan pemilihan Eksternal
Auditor setiap tahun, dengan ketentuan satu KAP hanya boleh melakukan
audit secara berurutan maksimal 3 tahun. Eksternal Auditor yang ditunjuk
bertanggung jawab untuk menyampaikan opininya atas ketaatan laporan
keuangan yang diaudit terhadap standar laporan keuangan yang berlaku.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Juni 2010 memutuskan menunjuk
Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan, member Firm dari
PricewaterhouseCoopers, untuk memeriksa dan menyatakan opininya atas
laporan keuangan Perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
Periode Penunjukan dan Honorarium
Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan, Dewan Komisaris telah menetapkan jumlah biaya Auditor
Eksternal sebesar Rp1.150.000.000 (Satu Miliar Seratus Lima Puluh
Juta Rupiah) belum termasuk Out of Pocket Expenses (OPE) dan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) untuk jasa audit umum (general audit) atas
laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir
tanggal 31 Desember 2011 termasuk untuk audit laporan keuangan PKBL.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
In 2011 IAU carried out the following activities in
accordance with Annual Audit Plan:
• Performed operating audit on 10 Work Units or
45.45% of the Company’s total work units.
• Conducted special audit on financial
management of Briquette Business Unit.
• Accompanied inventory taking of warehouse
stock of goods.
• Acted on external auditor’s findings.
• Prepared MoU of Electronic Audit (E-Audit)
between State Auditor and PTBA.
• Drew up evaluation guidance for Internal
Control/Control Self Assessment (CSA).
• Organized training for Internal Audit
Certification.
• Participated in devising Whistle-Blowing
System.
In 2011, further to those activities, IAU made 125
points of recommendation, out of which 79 points
or 63.20% were acted on, and the remaining 46 are
still pending as they are not due yet and still in
follow-up process.
External Auditor
The external auditor who audited the Company’s
2011 financial statements was appointed by AGMS by
the recommendation of Board of Commissioners and
Audit Committee. To guarantee the independency
and quality of audit, the appointed external auditor
must have no conflicting interest with each level of
the Company’s organ.
To keep its professionalism, the Company selects
external auditor every year, on condition that
one public accountant office performs audit only
for three years in a row. The appointed external
auditor must give its opinion on the compliance of
audited financial statements with the accounting
standards generally applied.
AGMS in June 2011 resolved to appoint the Office of
Public Accountant Tanudiredja, Wibisana & Partners,
member firm of PricewaterhouseCoopers, to audit
and give its opinion on the Company’s financial
statements for the year ending 31 December 2011.
Appointment Term and Fee
With the power conferred by AGMS, the Board of
Commissioners fixed an audit fee of Rp1,150,000,000
(one billion one hundred fifty million rupiah)
plus out of pocket expenses and value added tax
(VAT) for general audit of consolidated financial
statements of the Company for the year ending 31
December 2011, and Partnership and Community
Development Program financial report.
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
249
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
The year 2011 was the second year for the Office of
Public Accountant Tanudiredja, Wibisana & Partners
to audit the Company’s financial statements.
Corporate Management System Work Unit
To strengthen internal audit and control system, the
Management set up Corporate Management System
Work Unit (CMS Work Unit). In the organization
structure, CMS Work Unit, IAU and Corporate
Secretary are directly accountable to President
Director.
The vision of CMS Work Unit is to become a reliable
work unit in managing the Company’s business
process by consistently implementing GCG principles
to enhance corporate value.
The mission of CMS Work Unit is realized by:
• Improving the quality of governance according
to GCG principles for increased shareholder
value and other stakeholders’ interest.
• Creating work best practices of international
and national standards under GCG principles.
• Cultivating corporate culture.
The strategies adopted by CMS Work Unit are:
• Building communication with Board of
Directors and all Work Unit Heads to obtain
the necessary information.
• Working in cooperation with HR Work Unit
for employee development and proficiency
certification (especially Auditor) and optimal
number of personnel.
• Enhancing objectivity, independency, quality
and time efficiency in performing audit.
• Continually improving CMS.internal business
process.
CMS Work Unit is in charge of assisting President
Director in developing, directing and controlling
all management systems applied in the Company
including but not limited to:
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Quality Management System (SMM)
Environment Management System (SML)
Work Safety & Health Management System
(SMK3)
Laboratory Quality Management System (SMM
Lab)
Risk Management System (SMR)
Corporate Social Responsibility Management
System (SMCSR)
Port Security Management System (SMKP)
Performance Management System (SMK)
Correspondence & Filing Management System
In enhancing the implementation of GCG principles,
CMS jointly with would-be users first prepares GCG
Tahun 2011 tersebut merupakan periode ke-2 (dua) KAP Tanudiredja,
Wibisana & Rekan melakukan audit atas laporan keuangan Perseroan.
Satuan Kerja Sistem Manajemen Perusahaan
Dalam rangka memperkuat sistem pengawasan dan pengendalian internal
di Perseroan, Manajemen membentuk Satuan Kerja Sistem Manajemen
Perusahaan (SMP). Dalam struktur organisasi perusahaan, SMP bersamasama dengan SPI dan Sekretaris Perusahaan langsung berada di bawah
kendali Direktur Utama.
Visi dari Satuan Kerja SMP adalah : Menjadi Satuan Kerja yang terpercaya
dalam mengelola proses bisinis Perusahaan dengan menerapkan prinsipprinsip GCG secara konsisten, sehingga dapat meningkatkan nilai
Perusahaan.
Sedangkan Misi Satuan Kerja SMP adalah :
• Meningkatkan kualitas tatakelola Perusahaan agar sesuai dengan
prinsip-prinsip GCG untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan
bagi Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan kepentingan
stakeholders lainnya.
• Mendorong terciptanya Kebijakan dan best practices/ standar kerja yang
lazim berlaku baik secara nasional maupun internasional di Perusahaan
yang sesuai dengan Prinsip-prinsip GCG.
• Meningkatkan budaya korporasi.
Strategi Satuan Kerja SMP adalah :
• Meningkatkan komunikasi dengan BOD dan Seluruh Kepala Unit/ Kepala
Satuan Kerja untuk mendapatkan data informasi yang diperlukan.
• Bekerjasama dengan Satuan kerja SDM untuk meningkatkan kompetensi
Pegawai dan mendapatkan sertifikasi keahlian (khususnya Auditor)
yang diperlukan serta jumlah personil yang optimal.
• Meningkatkan objektifitas, independensi, kualitas dan waktu
penyelesaian pekerjaan/audit.
• Senantiasa melakukan improvement proses bisnis internal SMP.
Tugas dari SMP adalah membantu Direktur Utama dalam mengembangkan,
mengarahkan, dan mengendalikan seluruh sistem manajemen yang
diterapkan di perusahaan yang meliputi dan tidak terbatas pada:
• Sistem Manajemen Mutu (SMM)
• Sistem Manajemen Lingkungan (SML)
• Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)
• Sistem Manajemen Mutu Laboratorium (SMM Lab)
• Sistem Manajemen Risiko (SMR)
• Sistem Manajemen Corporate Social Responsibility (SM CSR)
• Sistem Manajemen Keamanan Pelabuhan (SMKP)
• Sistem Manajemen Kinerja (SMK)
• Sistem Manajemen Surat & Kearsipan
Peranan SMP dalam peningkatan implementasi GCG adalah pertama
menyiapkan/menyusun soft structure GCG bersama-sama dengan unit yang
akan melaksanakan, yang kemudian disahkan menjadi pedoman. Kemudian
SMP melakukan pemantauan dan melaksanakan audit/evaluasi kinerja dari
masing-masing unit, terutama dari sisi keandalan sistem yang diterapkan
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
250
Operational Management Report
dan hubungannya dengan kinerja. Secara periodik, SMP akan melakukan
perbaikan pada sistem operasional yang diterapkan pada masing-masing
unit tersebut.
Pada tahun 2010, SMP telah selesai melakukan pengembangan dan
integrasi SMM ISO 9001: 2008, SML ISO 14001: 2004, dan SMK3 OHSAS
18001: 2007 ke dalam satu Sistem Manajemen yang terintegrasi yang
dinamakan Sistem Manajemen Bukit Asam (SMBA). SMP juga kemudian
melakukan review atas seluruh soft structure GCG di Perusahaan.
Menindak lanjuti seluruh rangkaian kegiatan di tahun 2010 tersebut,
selama tahun 2011, SMP menyelesaikan maupun memfasilitasi berbagai
kegiatan yang dirangkum dalam uraian sebagai berikut:
• Sehubungan dengan akan selesainya pengembangan Supply Chain
Management System (SCMS), maka improvement program SMBA
dilaksanakan secara simultan dengan melakukan integrasi SCMS ke
dalam SMBA. Improvement program dilaksanakan mulai tanggal 22
Maret s.d. 16 Mei 2011.
• Untuk memastikan implementasi SMBA, Perseroan melakukan kegiatan
re-audit dan surveillance audit, yang dilaksanakan oleh PT. AFAQ Ascert
International Indonesia. Bulan Juni 2011, Perusahaan kemudian
menerima Sertifikat ISO 9001: 2008 dan ISO 14001: 2004.
• Untuk menjamin kualitas pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu
Laboratorium ISO 17025: 2004 maka SMP memfasilitasi kegiatan
surveillance audit Laboratorium Penguji Batubara oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN) di Tanjung Enim dan Dermaga Kertapati.
• SMP juga memfasilitasi pelaksanaan kegiatan Drill & Exercise minimal
setahun sekali, dimana pada tahun ini telah dilakukan pada bulan
November di Dermaga Teluk Bayur, bulan Desember di Pelabuhan
Tarahan dan Dermaga Kertapati. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka
penerapan sistem manajemen keamanan pelabuhan (ISPS Code) di
Pelabuhan dan Dermaga.
• Pelaksanaan prosedur operasional terakreditasi.
- SMK3
Sesuai UU Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2004 dan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No. PER.05/MEN/1996 mengenai penerapan SMK3 di
perusahaan, maka seluruh tempat kerja di lingkup PT Bukit Asam
(Persero) Tbk secara konsisten menerapkan prosedur SMK3 tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada tanggal 20 Mei 2011
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
soft structure, which is subsequently formalized
as guide. Next, CMS monitors and evaluates the
performance of each unit, particularly in terms
of system reliability and its association with
performance. Periodically, CMS improves the
operating system applied in each unit.
In 2010, CMS completed the development and
integration of SMM ISO 9001: 2008, SML ISO 14001:
2004, and SMK3 OHSAS 18001: 2007 into one
management system called Bukit Asam Management
System (BAMS). CMS also reviewed the entire GCG
soft structure.
Further to those activities, in 2011 CMS facilitated
various activities which are summed up as follows:
• As the development of Supply Chain
Management System (SCMS) was nearing
completion, improvement of BASM was done
simultaneously by integrating SCMS into
BAMS from 22 March to 16 May 2011.
• To ensure BAMS implementation, the Company
had a re-audit and surveillance audit conducted
by PT AFAQ Ascert International Indonesia. In
June 2011, the Company received ISO 9001:
2008 and ISO 14001: 2004 Certificates.
• To guarantee the quality of SMM Lab (Laboratory
Quality Management System) implementation
under ISO 17025: 2004, CMS facilitated
surveillance audit of Coal Testing Laboratory
by National Accreditation Committee/Komite
Akreditasi Nasional (KAN) in Tanjung Enim
and Kertapati Pier.
• CMS also facilitated Drill & Exercise program at
least once a year, and in 2011 it was launched
in November at Teluk Bayur Pier, December
at Tarahan Port and Kertapati Pier. This
program is aimed at implementing port safety
management system (ISPS Code) at ports and
piers.
• Accredited operating procedures.
» SMK3 (Work Safety & Health Management
System)
Pursuant to Manpower Law No. 13/2004 and
Manpower Ministerial Regulation No. PER.05/
MEN/1996 on implementation of SMK3 in
companies, all work places within PT Bukit
Asam (Persero) Tbk consistently implement
SMK3 procedure. Hence, on 20 May 2011 the
Company renewed the SMK3 as dictated by Law
No.13/2004 in all its Work Units. The renewal
was effected by Sucofindo Audit Firm, who was
appointed by the Ministry of Manpower and
Transmigration, in six work places, i.e.:
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
251
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
-
-
-
-
-
-
-
Gresik Briquette Business Unit
Natar Lampung Briquette Business Unit
Tanjung Enim Briquette Business Unit
Kertapati Pier
Tarahan Port
Tanjung Enim Corporate and Mining Unit
The result indicated that all areas examined
were still rated Gold in implementing SMK3.
»» OHSAS 18001: 2007
With the expiry of OHSAS 18001:2007
certification on 4 December 2011, which
was accredited by Certification Agency TUV
Nord, and in accordance with the integrated
BAMS, OHSAS 18001:2007 certification will
be accredited by Certification Agency PT AAI
Indonesia.
Besides the foregoing activities, CMS Work
Unit is also actively involved in enhancing GCG
implementation, as described in programs related
to GCG best practices at the beginning of this
Governance Report, such as improving Board
Manual, preparing whistle-blowing system, risk
management system and other matters pertaining
to the Company’s work procedure and system.
Code of Conduct
The Company has finalized reviewing and revising
the Code of Conduct, readjusting its provisions with
GCG Code and the most current common practices.
In 2010, the revised Code of Conduct was enacted
by a Board of Directors decision, accompanied by
all employees’ signed statement of commitment to
observe and put into practice the Code of Conduct.
Code of Conduct is one of the Company’s tools to
enhance everybody’s integrity so as to apply GCG
best practices to the utmost level. We believe that
GCG best practices, high integrity and good moral
will save the Company from the risk of corporate
failure. This was proven by the global financial crisis
in 2008 that was triggered by “moral hazard” within
global scale financial companies in the USA.
Perusahaan melakukan renewal Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) yang bersifat mandatory sesuai dengan UU
No.13/2004 disemua Unit Usaha Perusahaan. Pelaksana renewal
adalah Badan Audit Sucofindo yang ditunjuk oleh Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, serta dilakukan
pada 6 (enam) lokasi kerja, yaitu :
- Unit Usaha Briket Gresik,
- Unit Usaha Briket Natar Lampung,
- Unit Usaha Briket Tanjung Enim,
- Dermaga Kertapati,
- Pelabuhan Tarahan
- Korporat & Unit Pertambangan Tanjung Enim
Hasilnya, seluruh area yang diperiksa masih menyandang Predikat
Emas dalam penerapan SMK3.
- OHSAS 18001: 2007
Dengan telah berakhirnya masa berlaku sertifikasi OHSAS 18001:
2007 pada tanggal 4 Desember 2011 yang akreditasinya dilakukan
Badan Sertifikasi TUV Nord, dan sesuai dengan Sistem Manajemen
Bukit Asam yang terintegrasi maka akreditasi OHSAS 18001: 2007
tersebut, selanjutnya akan dilakukan oleh Badan Sertifikasi PT AAI
Indonesia.
Selain kegiatan-kegiatan tersebut, SMP juga aktif terlibat dalam upaya
yang dilakukan Perseroan untuk memperbaiki kualitas penerapan
GCG, seperti diuraikan pada program-program berkaitan dengan
peningkatan best-practises GCG diawal Laporan Tata Kelola ini, seperti:
penyempurnaan Board Manual, persiapan penerapan sistem pelaporan
pelanggaran (whistleblowing system), persiapan penerapan sistem
manajemen risiko dan hal-hal lain yang berkaitan dengan sistem tata
laksana/tata kerja Perseroan.
Kode Etik Berperilaku
Perseroan telah selesai melakukan kajian dan penyusunan kembali
butir-butir ketentuan dalam Pedoman Kode Etik Perusahaan yang telah
ada, menyesuaikan kembali aturan di dalamnya dengan Pedoman
GCG dan praktek-praktek lazim terkini. Tahun 2010, Pedoman Kode
Etik Perusahaan hasil kajian ulang tersebut telah diberlakukan dan
disosialisasikan. Pemberlakuan dilakukan melalui penerbitan SK Direksi,
disertai pananda-tanganan lembar pernyataan seluruh pegawai untuk
mentaati dan melaksakan butir-butir ketentuan yang terkandung dalam
Code of Conduct tersebut.
Pedoman Kode Etik merupakan salah satu tools Perseroan dalam
meningkatkan integritas insan perseroan di setiap level, agar penerapan
best practices GCG menjadi maksimal. Perseroan berkeyakinan penerapan
best practices GCG secara seimbang peningkatan integritas serta landasan
moral yang tinggi akan lebih menjamin Perseroan agar terhindar dari
risiko-risiko yang mengarah pada kegagalan korporasi. Hal ini telah
dibuktikan dengan terjadinya krisis finansial global tahun 2008 lalu, yang
pemicunya adalah “moral hazard” pada perusahaan finansial skala global
di Amerika Serikat.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
252
Operational Management Report
Pokok-pokok Isi Kode Etik
Main Points of Code of Conduct
Pada dasarnya Pedoman Kode Etik Perseroan mengatur hal-hal yang
menjadi tanggung jawab Perseroan, individu jajaran Perseroan maupun
pihak lain yang melakukan bisnis dengan Perseroan, yang meliputi:
Basically, the Company’s Code of Conduct regulates
all matters under the responsibility of the Company,
individuals of the organization and other parties
doing business with the Company, covering:
• Etika Bisnis Perseroan.
Etika Bisnis Perseroan merupakan penjelasan tentang bagaimana sikap
dan perilaku Perseroan sebagai suatu entitas bisnis bersikap, beretika
dan bertindak dalam upaya menyeimbangkan kepentingan Perseroan
dengan kepentingan stakeholder sesuai dengan prinsip-prinsip GCG dan
nilai-nilai korporasi yang sehat. •
Business Code of Conduct
The Company’s Business Code of Conduct gives
directives as to how the Company should
conduct its business with good ethics the way a
business entity should, to balance the interest
of the Company and that of the stakeholders
in accordance with GCG principles and sound
corporate values.
• Etika Perilaku Individu.
Etika Perilaku Individu merupakan penjelasan tentang bagaimana
individu Jajaran Perseroan dalam berhubungan, bersikap, beretika dan
bertindak sesuai kaidah-kaidah dan ketentuan yang berlaku.
•
Individual Code of Conduct
This is an explanation as to how individuals
in the Company should act in communicating
with others and behave in accordance with
good ethics and common moral values.
•
Disseminating Code of Conduct and Reporting
Violation
Disseminating Code of Conduct and procedures
of reporting misconduct, and violation of Code
of Conduct, Company Regulations, other laws
and regulations, and imposition of penalty
should be done effectively to all levels of
the organization and stakeholders of the
Company.
•
Statement of Compliance with Code of
Conduct.
This is a statement of understanding and
readiness of all personnel to observe the Code
of Conduct and respect any party assigned
by the Company to be in charge of the
implementation.
• Sosialisasi dan Pelaporan atas Pelanggaran.
Sosialisasi Code of Conduct dan tata cara pelaporan atas ketidaksesuaian
perilaku, penyimpangan atas Code of Conduct, Peraturan Perseroan,
peraturan perundangan lainnya dan sanksi yang diterapkan, dilakukan
secara efektif dan menyeluruh kepada Jajaran Perseroan dan
stakeholder.
• Pernyataan Kepatuhan Code of Conduct.
Merupakan lembar pernyataan mengenai pemahaman dan kesediaan
Jajaran Perseroan untuk mematuhi Code of Conduct Perseroan dan
pihak yang bertanggung jawab atas implementasinya.
Aturan pokok yang tercakup pada Etika Bisnis Perseroan yang memiliki
aspek kritis terhadap jalannya operasional perusahaan antara lain:
(i) Target yang harus dicapai oleh jajaran Manajemen dan Pegawai;
(ii). Internal Control Perseroan; (iii) Kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan; iv) Pemberian donasi; (v) Pemberian dan
penerimaan hadiah (vi) Lingkungan; (vii) Ketenagakerjaan; (viii) Etika
hubungan dengan Stakeholders; (ix) Etika hubungan kerja.
Sedangkan Etika Kerja yang harus dipenuhi oleh individu jajaran
Perseroan, meliputi antara lain: (i) Integritas dan komitmen; (ii).
Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;
iii). Kerahasiaan informasi; (iv). Benturan kepentingan (conflict of
interest); (v) Insider Trading; (vi) Menjaga keselamatan, kesehatan
kerja dan lingkungan hidup; (vii) Citra perseroan; (viii) Keterlibatan
dalam aktivitas politik dan (ix) Pemberian dan penerimaan hadiah.
Sosialiasi Kode Etik
Sosialisasi merupakan tahapan penting dari penerapan Code of Conduct.
Perseroan berkomitmen untuk melaksanakan sosialisasi secara efektif dan
menyeluruh dengan langkah-langkah sebagai berikut :
• Melakukan sosialiasi Code of Conduct kepada seluruh Jajaran Perseroan,
Pelanggan dan Mitra Kerja dan melakukan penyegaran secara berkala
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
The main rules contained in Business Code
of Conduct are critical of the conduct of
the Company’s business, among others: (i)
Target to be achieved by the management
and employees; (ii). Internal control of the
Company; (iii) Compliance with laws and
regulations; iv) Donating fund; (v) Giving
and receiving gifts (vi) Environment; (vii)
Employment; (viii) Ethics of stakeholder
relation; (ix) Ethics of working relation.
Work Ethics that should be upheld by every
individual in the Company include: (i)
Integrity and commitment; (ii). Compliance
with the laws and regulations; iii). Information
confidentiality; (iv). Conflict of interest; (v)
Insider trading; (vi) Work safety, health and
environment; (vii) Corporate image; (viii)
Political involvement and (ix) Giving and
receiving gifts.
Socialization of Code of Conduct
Socialization is an important phase of upholding
Code of Conduct. The Company is committed to
effectively disseminating Code of Conduct by taking
the following steps:
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
253
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
Implementation and socialization of
Code of Conduct and Corporate Culture
are tools in nurturing high integrity
and good moral of people at every
level in the organization.
Penerapan dan Sosialisasi Kode Etik
dan Budaya Perusahaan sebagai
salah satu tools dalam meningkatkan
integritas dan moral insan pada setiap
level Perseroan.
•
• Melakukan evaluasi atas pencapaian atau pemahaman kepada Jajaran
Perseroan, baik pada masa orientasi maupun masa bekerja.
• Pengkajian secara berkala butir-butir aturan Code of Conduct dalam
rangka pengembangan Code of Conduct lebih lanjut. Jika diperlukan,
maka hasil kajian dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai kebijakan dan
peraturan Perseroan.
•
•
Disseminating Code of Conduct to all
personnel, customers and partners, and giving
periodic refresher course.
Evaluating
the
accomplishment
or
understanding of the personnel, either during
orientation or operating hours.
Periodically reviewing the provisions of
Code of Conduct for further improvement.
If required, findings from the review will be
further embodied in rules and regulations of
the Company.
Socialization is conducted by Corporate Management
System Work Unit (CMS Work Unit) being the unit
responsible for GCG implementation, in coordination
with Human Resource Work Unit.
Dissemination is then followed by implementation,
and imposition of sanction in case of violation.
To stimulate people to practice good ethics,
employee performance appraisal at every level that
affects promotion and remuneration will take into
account employees’ track record in observing Code
of Conduct. The Company complements Code of
Conduct with procedures of reporting and imposing
sanction on violation of Code of Conduct.
Corporate Culture
The Company has a value system that is adopted
and implemented to build corporate culture. The
basic philosophy in building the value system is
work ethos of Trusting, Open, Positive, Rational and
Conscious of Cost & Environment (TOPRC). These
values are elaborated in work culture of Synergy,
Professionalism and Faith.
TOPRC can be elaborated as follows:
• Trusting
Trusting one another either between
management and employees or among
colleagues so as to foster sense of togetherness
and sense of belonging.
Penyelenggaraan sosialisasi ini dilakukan oleh Satuan Kerja Sistem
Manajemen Perusahaan, selaku penanggung jawab implementasi GCG,
berkordinasi dengan Satuan Kerja Sumber Daya Manusia (SDM).
Langkah sosialisasi kemudian diikuti dengan implementasi yang disertai
penerapan sangsi bagi pelanggaran yang dilakukan. Sebagai insentif
bagi penerapan kode etik yang baik, maka penilaian kinerja pegawai
di setiap level, yang berpengaruh terhadap promosi dan remunerasi,
akan mempertimbangkan pula penilaian atas rekam jejak pegawai atas
ketaatannya terhadap kode etik. Perseroan melengkapi Panduan Kode
Etik dengan Prosedur Pelaporan Pelanggan dan penerapan sangsi atas
pelanggaran kode etik.
Budaya Perusahaan
Perseroan memiliki sistem nilai yang dianut dan dijalankan guna
membangun budaya perusahaan. Filosofi dasar dalam membangun sistem
nilai tersebut adalah sikap kerja “PTPRS”, yaitu Percaya, Terbuka, Positif,
Rasional dan Sadar Biaya & Lingkungan. Nilai-nilai tersebut dijabarkan
dalam budaya kerja “SiPrima” – Sinergi, Profesional, Beriman.
PTPRS dapat diuraikan sebagai berikut:
• Percaya
Sikap saling mempercayai satu sama lain baik antara pimpinan dengan
bawahan dan juga dengan sesama rekan kerja, agar tercipta rasa
kebersamaan dan memiliki di antara seluruh Pegawai.
• Terbuka
Sikap yang menganggap Pegawai sebagai rekan kerja untuk saling
terbuka, saling memahami agar mampu bersinergi yang diwujudkan
dalam 3 (tiga) tindakan pokok yaitu aktif memberikan dan menerima
informasi yang benar dan bertanggung jawab, bersikap saling
mengingatkan, dan bersikap satria.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
254
Operational Management Report
• Positif
Sikap selalu berpikir dan bertindak positif dalam melihat sesuatu hal
untuk meraih hasil yang lebih optimal. Dengan berpikir POSITIF, insan
Perseroan akan lebih bijaksana karena dapat menyelesaikan masalah
dengan pandangan yang lebih jernih serta tetap memiliki semangat
untuk selalu memperbaiki apapun demi kepentingan perusahaan.
•
Open
All personnel are colleagues who should be
understanding and open to one another in order
to work synergically, through three principal
deeds: actively taking and giving truthful
and accountable information, reminding one
another and acting gentlemanly.
• Rasional
Mampu memilah antara kenyataan dan perkiraan dalam membawa
persoalan pada tempatnya. Ini berarti setiap rencana, tindakan dan
pengendalian berlandaskan pada pola pikir yang objektif dan adil.
•
Positive
Always think and act positive in judging things
to reach optimum result. By thinking positive,
everybody in the Company will be wiser and
able to solve problems with a clearer mind and
remain enthusistic in every situation to act for
the Company’s benefit.
•
Rational
Able to distinguish between fact and
assumption in handling things. This means
every plan, action and management are
based on objective and unprejudiced way of
thinking.
•
Conscious of Cost and Environment
Appreciating every effort made by everyone
for efficiency in every line, and to be
conscious of environment conservation as our
commitment to think of the future and not
just the present.
• Sadar Biaya dan Sadar Lingkungan
Menghargai setiap usaha yang dilakukan setiap individu untuk
membantu melakukan efisiensi di semua lini serta menyadari apa yang
dilakukan bukan hanya untuk kepentingan saat ini. Menjaga kelestarian
lingkungan adalah komitmen kita bersama.
Sedangkan Landasan Budaya kerja “SiPrima” diuraikan sebagai berikut:
• Bekerja Keras :
Pegawai senantiasa bekerja dengan penuh semangat dan membina
kerjasama yang baik sehingga terciptanya sinergi dalam bekerja
• Bekerja Cerdas
Pegawai bekerja secara profesional dan secara terus menerus
melakukan perbaikan untuk mencapai operational excellence
• Bekerja Ikhlas
Pegawai menyadari bahwa bekerja bukanlah tujuan melainkan hanya
sarana untuk beribadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu dalam
bekerja harus selalu ikhlas dan dilandasi iman yang kuat. Hal tersebut
akan mencegah terjadinya praktek-praktek kecurangan dalam bekerja.
Whereas the culture of Synergy, Professionalism and
Faith can be described as follows:
•
Work Hard:
Employees always work enthusiastically
and foster good teamwork spirit to create
synergy.
•
Work Smart
Employees work with professionalism and
constantly improve work to reach operational
excellence.
•
Work Willingly
Employees realize that working is not a
purpose but a means to worship God. Therefore,
employees should work willingly and guided
by a strong faith. This will prevent fraudulent
practices from occurring at work.
Kebijakan Pokok Perseroan
Sebagai pelengkap dan bagian atas Panduan GCG, Perseroan telah menyusun
dan menetapkan serangkaian aturan kebijakan pokok operasional, untuk
menunjang penerapan tata-kelola perusahaan yang baik, mencakup di
antaranya:
Aturan dan Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblower
Policy)
Perseroan telah memberlakukan kebijakan serta Tatalaksana Sistem
Pelaporan Pelanggaran (Whistleblower Policy) untuk berbagai tujuan,
diantaranya:
• Menciptakan iklim kondusif dan mendorong pelaporan pelanggaran
yang dapat menimbulkan kerugian finansial maupun non finansial (halhal yang dapat merusak citra Perusahaan);
• Mengurangi kerugian yang terjadi akibat pelanggaran melalui deteksi
dini; dan
• Mempersiapkan mekanisme deteksi dini (early warning system) atas
kemungkinan terjadinya masalah akibat suatu pelanggaran.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Standard Policy
The Company has compiled and formulated a series
of standard operating policy to complement GCG
Code, which cover the following:
Rules and Procedures of Whistle Blowing Policy
The Company sets a Whistle Blowing Policy for
various purposes, including:
• Creating a conducive climate to encourage
people to report any misconduct that may
result in financial or non-financial losses (that
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
255
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
may tarnish the Company’s image);
inimizing losses as a result of misconduct
through early warning system; and
Designing early warning system mechanism
to anticipate any problem arising from
misconduct.
Demi menjamin efektivitas pengawasan pelanggaran dan deteksi dini
tersebut, Perseroan kemudian menetapkan hal-hal pokok yang terkait,
termasuk diantaranya: menyediakan media pelaporan pelanggaran (hot
line, email, kotak pos khusus), menetapkan prosedur pelaporan dan
menetapkan dengan jelas jenis-jenis pelanggaran yang dapat dilaporkan.
To ensure the effectiveness of misconduct control
and early warning system, the Company took the
necessary measures including providing misconduct
reporting media (hotline, email, special mailbox),
Untuk mendorong keberanian saksi pelapor, maka Perseroan menetapkan
prosedur yang mampu menjamin kerahasiaan identitas pelapor dan
petugas investigasinya.
•
•
To ensure the effectiveness
of whistle blowing policy, the
Company establishes easy and
simple procedures but protective
of the identity of witnesses and
investigators.
setting reporting procedures and defining types of
misconduct that may be reported.
To encourage people to report, the Company
establishes procedures that will protect the identity
of the witnesses and investigating officers.
Risk Management
The Company establishes an integrated risk
management system at the corporate level involving
every work unit. The system is continually developed
to anticipate possible risk and to mitigate existing
risk. Developing risk management system is part of
the Company’s long term strategy by forming special
work unit to handle this matter systematically in
accordance with the risk management system. (Full
description of risk management is presented in Risk
Management section)
Conflict of Interest Transactions
In an effort to prevent conflict of interest, the
Company adopts the following policy:
•
•
•
Members of Board of Commissioners and Board
of Directors must disclose their shareholding
in the Company or other companies in a
special register as required by the law.
Every member of the Company must not take
advantage of their position for personal gain
or othes’ benefit that may harm the interest
of the Company.
Every member of the Company must not use
material and confidential information for
personal gain or others’ benefit that may harm
the Company.
Untuk menjamin efektifitas Pelaporan
Pelanggaran, Perseroan menetapkan
prosedur yang mudah dan simpel tetapi
melindungi kerahasiaan identitas pelapor
maupun investigator.
Pengelolaan Risiko
Perseroan telah mengembangkan sistem pengelolaan risiko secara
terintegrasi di tingkat korporasi dengan melibatkan masing-masing
satuan kerja. Sistem Manajemen Risiko yang ada selalu dikembangkan
untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya risiko dan mengeliminasi
risiko yang ada untuk mencapai tujuan Perseroan. Pengembangan
tersebut merupakan bagian dari strategi jangka panjang Perseroan,
dengan membentuk unit kerja khusus yang menangani hal tersebut serta
dilaksanakan secara sistematis sesuai dengan standar manajemen risiko
yang menjadi acuan. (Uraian Pengelolaan Risiko selengkapnya ada pada
bagian Manajemen Risiko).
Transaksi Benturan Kepentingan
Untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan, Perseroan
menetapkan prinsip-prinsip kebijakan sebagai berikut :
• Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi harus mengungkapkan
kepemilikan saham di Perseroan atau di perusahaan lain dalam daftar
khusus sebagaimana dipersyaratkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
• Setiap individu Jajaran Perseroan dilarang memanfaatkan jabatan
untuk kepentingan pribadi atau untuk kepentingan orang lain atau
pihak lain yang merugikan kepentingan Perseroan.
• Setiap individu Jajaran Perseroan dilarang menggunakan informasi
penting dan rahasia bagi kepentingan pribadi atau untuk kepentingan
orang lain atau pihak lain yang merugikan kepentingan Perseroan.
• Setiap individu Jajaran Perseroan sebaiknya menghindari kepentingan
ekonomi dalam perusahaan yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan ekonomi.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
256
Operational Management Report
Dengan demikian seluruh elemen Perseroan dapat terhindar dari dominasi
oleh satu pihak terhadap pihak lainnya, bebas dari segala pengaruh dan
tekanan pihak lain sehingga pengambilan keputusan mengenai transaksi
yang mengandung benturan kepentingan dapat dilakukan secara obyektif.
Transaksi orang dalam
Aturan mengenai transaksi orang dalam diatur dalam Panduan Kode Etik.
Aturan tersebut menyatakan bahwa Perseroan memegang teguh peraturan
perundang-undangan yang berlaku mengenai informasi orang dalam
khususnya dalam hal akses informasi yang sensitif dan bersifat rahasia.
Sesuai Panduan Kode Etik, individu jajaran Perseroan yang memiliki
akses informasi material yang belum dipublikasikan secara luas dilarang
menyalahgunakan jabatan dan kewenangannya dengan mengungkapkan
informasi dimaksud kepada pihak tertentu untuk digunakan sebagai dasar
membeli, menjual atau menahan saham Perseroan.
Manajemen Kinerja
Perseroan menerapkan sistem manajemen kinerja yang dikembangkan
berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi serta
kewajaran. Sistem penilaian kinerja diupayakan agar:
• Transparan, yang berarti semua karyawan dapat mengetahui ukuran
apa saja yang dinilai sehingga yang bersangkutan secara mandiri dapat
memperkirakan hasil penilaian kinerjanya dan dapat dibandingkan
dengan hasil penilaian kinerja oleh Perseroan.
• Akuntabilitas, yang berarti manajemen kinerja dijalankan oleh unit
kerja yang mampu melaksanakan dengan baik dan didasarkan pada
ukuran-ukuran yang jelas/terukur;
• Independen, yakni penilaian terhadap manajemen kinerja dilakukan
secara objektif dan didasarkan pada ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak manapun.
• Wajar, yang berarti manajemen kinerja dikembangkan berdasarkan
target kinerja yang dapat dicapai.
Pelaksanaan manajemen kinerja ini didukung oleh penerapan tools
Balanced Scorecard dan pengukuran Key Performance Indicator (KPI) yang
dilakukan setiap triwulan dan tahunan.
•
Every member of the Company must avoid
economic interest in the Company that may
cause financial conflict of interest.
This way, all elements of the Company may be free
from domination by others, free from any influence
and pressure by others to allow objective decision
making when it comes to transactions with conflict
of interest.
Insider Trading
The Company has set the rules on insider trading
as stipulated in Code of Conduct. It stipulates
that the Company abides by the prevailing laws
and regulations regarding insider information
particularly with respect to access to delicate and
confidential information.
According to the Code of Conduct, anyone within
the organization who has access to undisclosed
material information should not abuse his/her
position and authority to divulge such information
to any party for the purpose of buying, selling or
retaining the Company shares.
Performance Management
The Company implements performance management
system which is based on principles of transparency,
accountability, independency and fairness. The
performance management should be
• Transparent, allowing employees to know
what aspects are appraised so they can
independently appraise their performance
and compare it with the appraisal made by
the Company.
• Accountable, which means performance
management is handled by work units that
are able to handle it well based on measured
criteria.
• Independent, allowing performance management
to be objectively appraised and according to
established criteria without any influence or
pressure.
• Fair, meaning performance management is
developed based on reachable performance
target.
The performance management is backed up by
Balanced Scorecard and measured by Key Performance
Indicator (KPI) quarterly and annually.
Manajemen Kinerja diterapkan dengan
dukungan tools Balanced Scorecard dan
pengukuran Key Performance indicator yang
dilakukan secara periodik.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
The performance management is
backed up by Balanced Scorecard
and measured by Key Performance
Indicator (KPI) periodically.
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
257
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
Quality Management
Manajemen Mutu
The Company establishes an integrated quality
management system for product and services quality
control. High quality of product and services is
achieved as production process is in accordance
with international standards applied in every stage
of coal-based energy business, starting from general
research, transporting and trading, post-mining
down to energy generating activities.
Perseroan menerapkan sistem manajemen mutu terpadu tentang
pengendalian kualitas produk dan jasa yang dihasilkan oleh Perseroan.
Jaminan kualitas produk dan jasa merupakan hasil dari serangkaian
kegiatan proses produksi yang sesuai dengan standar internasional yang
dilakukan pada setiap kegiatan Usaha Energi berbasis Batubara, mulai
dari tahap penyelidikan umum, kegiatan pengangkutan dan perdagangan,
kegiatan pascatambang hingga pengusahaan pembangkitan energi.
Affiliated Transactions
Transactions with affiliated parties are always made
on arm’s length relationship principle so as to
protect the interests of the Company and minority
shareholders.
The Company always fairly discloses affiliated
transactions in accordance with the law.
Giving and Receiving Gifts
Gift is defined as any form of present given by the
Company and its personnel to certain parties with
a purpose of influencing such parties to benefit the
Company unfairly. Receiving gift is defined as any
form of receipt by the Company and its personnel
from certain parties to influence the decision of the
Company to favor the present giver.
Transaksi Afiliasi
Transaksi dengan pihak-pihak terafiliasi tersebut akan selalu dilakukan
berdasarkan prinsip kesetaraan (arms length relationship) sehingga tidak
merugikan kepentingan pemegang saham minoritas serta Perseroan.
Perseroan selalu mengungkapkan transaksi dengan pihak-pihak terafiliasi
secara wajar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pemberian dan Penerimaan Hadiah
Pemberian hadiah didefinisikan sebagai segala macam bentuk pemberian
oleh jajaran Perseroan kepada pihak-pihak tertentu dengan maksud
mempengaruhi pihak-pihak tersebut agar dapat menguntungkan Perseroan
di luar batas-batas kewajaran. Penerimaan hadiah didefinisikan sebagai
segala macam bentuk penerimaan oleh Jajaran Perseroan dari pihak-pihak
yang berkepentingan dengan maksud mempengaruhi keputusan Jajaran
Perseroan yang menguntungkan si pemberi hadiah.
Giving or receiving gifts is prohibited
so as not to influence decision making
by the personnel.
Agar proses pengambilan keputusan Jajaran
Perseroan tidak terpengaruh, pemberian
maupun penerimaan hadiah dilarang.
In principle, giving or receiving presents are
prohibited by the Company, except when done in
accordance with specific rules set by the Company
or with the prevailing laws and regulations.
Pada prinsipnya pemberian maupun penerimaan hadiah dilarang oleh
Perseroan, kecuali jika pelaksanaannya sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan secara khusus oleh Perseroan atau peraturan perundangundangan yang berlaku.
Goods/Services Procurement
Pengadaan Barang/Jasa
Goods and services procurement is carried out by
fair competition as governed by the law and in a
manner that is effective, efficient, transparent,
competitive, fair/indiscriminative and accountable.
E-procurement and e-auction system has been
installed to support procurement in the spirit of
good corporate governance.
Proses pengadaan barang dan jasa diupayakan melalui persaingan yang
sehat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
dengan menjunjung prinsip-prinsip efektif dan efisien, terbuka dan bersaing,
transparan, adil/tidak diskriminatif serta akuntabel. Pengembangan sistem
pengadaan melalui sistem e-procurement dan e-auction dikembangkan dalam
rangka mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
258
Operational Management Report
Langkah kebijakan yang dilakukan:
• Diimplementasikan secara konsisten ;
• Dikaji secara berkala mengenai kecukupan sistem pengadaan yang
ada agar terpenuhi prinsip-prinsip efektif dan efisien, terbuka dan
bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif serta akuntabel ;
• Kewajiban untuk menghindari transaksi benturan kepentingan dan
transaksi afiliasi oleh segenap Jajaran Perseroan dalam sistem
pengadaan barang dan jasa.
Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi serta Informasi Orang Dalam
Perseroan menyediakan dan memberitahukan informasi-informasi yang
harus segera disampaikan kepada shareholder maupun stakeholder lainnya
dalam rangka proses pengambilan keputusan yang cepat. Sedang informasi
yang bersifat rahasia tidak boleh disampaikan, kecuali melalui otoritas
khusus oleh Dewan Komisaris dan Direksi. Pengaturan mengenai informasi
yang sensitif dan rahasia diatur lebih lanjut dalam kebijakan Tata Laksana
Surat dan Kearsipan. Salah satu media untuk melaksanakan keterbukaan
informasi Perseroan ini adalah melalui official website Perseroan. Kebijakankebijakan tersebut melandasi akivitas Sekretaris Perusahaan.
Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Dasar GCG
Perseroan senantiasa berupaya menerapkan prinsip-prinsip dasar GCG
secara konsekuen dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Hal ini
dapat dijelaskan pada uraian singkat mengenai penerapan prinsip-prinsip
dasar sebagai berikut.
Penerapan asas Transparansi
Perseroan menjamin pengungkapan informasi materil dan relevan
mengenai kinerja, kondisi keuangan dan informasi lainnya secara jelas,
memadai, akurat, dapat dibandingkan dan tepat waktu serta mudah
diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip keterbukaan ini
tidak mengurangi kewajiban untuk melindungi informasi rahasia mengenai
Perseroan dan Pelanggan serta Mitra Kerja sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Perseroan memberi kewenangan
kepada Sekretaris Perusahaan beserta jajarannya untuk menjalankan tugas
dan perananya menerapkan asas Transparansi ini.
Contoh: Laporan Keuangan & Laporan Kinerja Triwulanan dan Tahunan
(Audited) yang disampaikan kepada Publik, penyampaian rencana
pengembangan Perseroan yang material.
Penerarapan asas Akuntabilitas
Perseroan menjamin kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
setiap level jajaran Perseroan yang memungkinkan pengelolaan Perseroan
terlaksana secara efektif. Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban
seseorang atau organ kerja Peraseroan yang berkaitan dengan pelaksanaan
wewenang yang dimilikinya dan/ atau pelaksanaan tanggung jawab yang
dibebankan oleh Perseroan kepadanya. Perseroan memperkenalkan 3 (tiga)
tingkatan akuntabilitas kepada jajarannya, yakni:
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
The system should be:
• Implemented consistently;
• Assessed periodically with respect to system
adequacy to ensure compliance with effective,
efficient, transparent, competitive, fair/
indiscriminative and accountable principles;
• Able to prevent conflict of interest and
affiliated transactions by the personnel in
procuring goods and services.
Disclosure, Confidentiality and Insider
Information
The Company promptly disseminates information
to shareholders and other stakeholders in order
to make quick decision. Confidential information
should not be disclosed, except by specific authority
given by the Commissioners and Directors. Delicate
and confidential information is regulated further in
Letters and Files Handling Procedures. One of the
media for exercising disclosure is the Company’s
official website. These policy guidelines are the
basic rule for the Corporate Secretary’s activities.
Implementation of GCG Basic
Principles
The Company is always consequent in implementing
GCG basic principles throughout its business
operations. The following describes briefly the
implementation of GCG basic principles.
Implementation of Transparency Principle
The Company ensures clear, adequate, accurate,
comparable, and timely disclosure of material and
relevant information regarding business performance,
financial condition and other
particulars of
the Company accessible to stakeholders. This
transparency principle does not prejudice the
Company’s obligation to protect the confidentiality
of information pertaining the Company, customers
and work partners as stipulated by the law. The
Company gives mandate to Corporate Secretary and
his/her staff to uphold this transparency principle.
Example: Publicizing quarterly and audited annual
financial report & performane report, and disclosing
material business expansion plan.
Implementation of Accountability Principle
The Company ensures the clarity of every level
function,
performance and accountability to
allow effective management of the Company.
Accountability refers to the obligation of an
individual or a work unit which is related to the
exercise of authority and/or performance of duty
mandated by the Company.
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
259
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
The Company introduces
accountability, which are:
•
•
•
three
levels
of
Individual Accountability
This accountability is associated with the
reciprocal relationship between management
and subordinates.
Example: Employee performance appraisal
made every semester.
Group Accountability
This is a collective accountability that is
attached to a group for its performance and
achievement.
Example: Balanced Scorecard Performance
Management System is implemented in the
Company, and work unit performance measured
with Key Performance Indicator quarterly and
annually.
Corporate Accountability
Accountability that is inherent in the Company
as a whole in conducting its business activities
according to the Articles of Association.
Example: Balanced Scorecard Performance
Management System is implemented in the
Company, and corporate performance measured
with Key Performance Indicator quarterly and
annually.
Implementation of Responsibility Principle
Responsibility principle is applied through
consistent compliance with laws and regulations,
good management of post-mining area, performance
of reciprocal obligation with business partners, as
well as devising and carrying out corporate social
responsibility program. Responsibility towards
employees as the Company’s major strategic partners
is carried out through guiding, developing and
providing performance-based remuneration package.
Implementation of Independency Principle
Independency principle is applied by writing up
and enforcing Code of Conduct, and regulating all
transactions and investment plans with potential
conflict of interest. By regulating these aspects it is
believed that all corporate organs will function well
and put great emphasis on independency, objectivity,
mutual respect for the right, obligation, duty, authority
and responsibility of respective parties.
Implementation of Fairness Principle
The Company applies equality principle by giving
equal treatment to all stakeholders with respect to
their right and obligation. The Company provides
access to information for all stakeholders to allow
them to give suggestion for the benefit of the
• Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas yang melekat kepada hubungan antara pimpinan dengan
bawahan dan berlaku kepada kedua belah pihak.
Contoh: Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai yang dilaksanakan
setiap semester.
• Akuntabilitas Kelompok
Akuntabilitas yang melekat kepada kelompok yang harus ditanggung
bersama atas kondisi dan kinerja yang tercapai
Contoh: Pelaksanaan Sistem Manajemen Kinerja Balance Scorecard
di
Perseroan, terdapat pengukuran kinerja (KPI) satuan kerja yang
dilakukan pengukuran per triwulan dan tahunan.
• Akuntabilitas Korporat
Akuntabilitas yang melekat kepada Perseroan secara menyeluruh dalam
menjalankan aktivitas bisnisnya sesuai Anggaran Dasar Perseroan.
Contoh: Pelaksanaan Sistem Manajemen Kinerja Balance Scorecard
di Perseroan, pengukuran kinerja (KPI) untuk kinerja Korporat yang
dilakukan per triwulan dan tahunan.
Penerapan asas Responsibilitas
Prinsip pertanggung-jawaban diterapkan dengan senantiasa menerapkan
dan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku, mengelola lingkungan
bekas tambang dengan baik, melaksanakan kewajiban timbal-balik
terhadap para mitra bisnis dan merancang serta melaksanakan program
tanggung-sosial perusahaan. Tanggung-jawab terhadap karyawan, sebagai
mitra strategis utama perseroan, dilaksanakan melalui pembinaan,
peningkatan kompetensi dan pemberian paket remunerasi yang sebanding
dengan kinerjanya.
Penerapan asas Independensi
Prinsip independensi ini diterapkan dengan penyusunan dan penerapan
code of conduct, termasuk pengaturan seluruh transaksi maupun rencana
investasi yang mengandung atau berpotensi mengandung benturan
kepentingan (conflict of interest). Dengan pengaturan ini diyakini
seluruh bagian Organ Perseroan akan melaksanakan fungsi dan tugasnya
dengan mengutamakan independensi dan obyektifitas serta saling
menghormati hak, kewajiban, tugas, wewenang serta tanggung jawab
masing-masing pihak.
Penerapan asas Kewajaran / Fairness
Perseroan menerapkan asas kesetaraan dengan memperlakukan seluruh
stakeholder secara berimbang antara hak dan kewajiban (equal treatment)
yang diberikan kepada dan oleh Perseroan. Perseroan membuka akses
informasi kepada seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan
sumbang-saran bagi kemajuan Perseroan. Selain itu dalam pelaksanaan
prinsip kesetaraan, Perusahaan memberikan kesempatan yang sama
dalam penerimaan pegawai, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara
profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan
kondisi fisik.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
260
Operational Management Report
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
261
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
Company. In addition, in implementing equality
principle, the Company gives equal opportunity in
recruitment, career development and performance
regardless of ethnicity, religion, race, group, gender
and physical condition.
OTHERS
Plans Relevant to GCG Practice
In relation to GCG implementation in 2010, to
improve GCG practice in the future the Company
will take further actions in 2011.
The Company plans to conduct bench marking of
Code of Conduct practice in the Company with
the same practice in overseas as well as domestic
counterparts.
Following the completion of Whistle Blowing
System (WBS), the Company will set up WBS Team
and the organization structure, job description and
personnel specification.
For an effective performance of this unit, not only
will the Company carefully select the candidates,
but it will also equip the personnel of this unit
with basic to advanced training, and adequate
infrastructure. The Company will establish soft
structure, i.e. a set of rules and policies to ensure
the unit functions in a fair, transparent and
accountable manner.
After conducting workshops for General Manager,
Senior Manager and Manager, and employee
refresher courses on GCG and Code of Conduct
practice, the Company will embark on internalizing
and socializing GCG to all stakeholders, internally
as well as externally. For internalization and
socialization to be effective, the Company plans to
involve external independent media in publicizing
the program.
LAIN-LAIN
Rencana- Rencana Terkait Praktek GCG
Menindaklanjuti program kerja terkait penerapan praktek GCG yang telah
dilaksanakan tahun 2010, untuk meningkatkan penerapan praktek GCG,
maka Perseroan menetapkan serangkaian langkah-langkah lanjutan di
tahun 2011 sebagai berikut.
Perseroan berencana melakukan bench-marking atas pelaksanaan Code of
Conduct yang telah disosialisasikan kepada seluruh jajaran perusahaan
dengan praktek serupa di berbagai perusahaan yang setara baik di dalam
maupun diluar negeri.
Menindak lanjuti telah selesainya penyusunan ”Tatalaksana Sistem
Pelaporan Pelanggaran” (Whistle Blowing System), Perseroan akan segera
membentuk unit pelaksana berupa Tim Sistem Pelaporan Pelanggaran
(SPP)/Whistle Blowing System (WBS), lengkap dengan organisasi, uraian
tugas dan spesifikasi personil unit SPP/WBS.
Untuk menjamin efektifitas pelaksanaan tugasnya, selain seleksi kandidat
petugas yang dilakukan dengan hati-hati Perseroan akan membekali
personel di unit ini dengan serangkaian pelatihan dasar maupun lanjutan
dan menyediakan prasarana yang memadai. Perseroan juga akan melengkapi
unit ini dengan soft structure, yakni serangkaian peraturan dan kebijakan
yang menjamin efektifitas pelaksanaan tugasnya secara adil, transparan
dan akuntable.
Setelah menyelenggarakan workshop untuk General Manager, Senior Manager
dan Manager serta melakukan sosialisasi praktek GCG maupun kepatuhan
terhadap code-of-conduct untuk semua Pegawai (refreshment). Perseroan
akan memulai langkah internalisasi dan sosialisasi GCG kepada seluruh
stakeholder, baik internal maupun eksternal. Agar proses internalisasi
dan sosialisasi kepada seluruh stakeholder ini berjalan efektif, Perseroan
berencana melibatkan kerjasama dengan media luar yang independen
dalam memberitakan program dimaksud.
To get feedback for future GCG practice improvement,
the Company will regularly monitor, report, review
and assess GCG implementation in the Company.
For this purpose, the Company plans to carry out
GCG self-assessment training. Later, GCG selfassessment will be exercised by people within the
organization.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
262
Operational Management Report
Untuk mendapatkan feed-back bagi perbaikan praktek GCG di tahun-tahun
mendatang, Perseroan akan melakukan monitoring, pelaporan secara reguler
dan review atas penerapan GCG serta melakukan assessment implementasi
GCG di PTBA. Untuk maksud tersebut, Perseroan berencana melaksanakan
pelatihan self assesment GCG. Langkah ini akan ditindak lanjuti dengan
pelaksanaan self assessment praktek GCG oleh pihak internal Perseroan.
Untuk mendapatkan bench-marking dan second opinion atas penilaian
penerapan praktek GCG, Perseroan juga berencana memfasilitasi
dilakukannya evaluasi implementasi praktek GCG oleh pihak eksternal
yang berkompeten dibidangnya.
Sistem Manajemen Bukit Asam Terintegrasi
PTBA telah menerapkan Sistem Manajemen Bukit Asam Terintegrasi,
dinamakan SMBA. Sistem manajemen hadir dengan latar belakang
adanya kesejajaran dalam implementasi standar operasi terakreditasi
Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 dengan Sitem Manajemen
Lingkungan (SML) ISO 14001: 2004 dan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Kecelakaan Kerja (SMK3) OHSAS 18001: 2007. Selain itu perkembangan
lingkungan usaha dan lingkup kegiatan Perseroan yang dinamis membuat
perusahaan harus mencari dan mengembangkan sistem operasional yang
effisien, efektif dan diakui secara internasional.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Perusahaan memandang perlu
untuk mengintegrasikan SMM ISO 9001: 2008, SML ISO 14001: 2004,
dan SMK3 OHSAS 18001: 2007 ke dalam satu Sistem Manajemen yang
terintegrasi yang dinamakan Sistem Manajemen Bukit Asam (SMBA).
Bagi Perseroan, dengan menerapkan SMBA, ada banyak manfaat yang
dapat diperoleh, melingkupi diantaranya: peta bisnis yang terkait aspek
mutu, lingkungan, dan K3 lebih simpel; hilangnya duplikasi dokumentasi;
mengurangi jumlah audit; peningkatan produktivitas sistem; menghindari
potensi terjadinya konflik dalam penerapan sistem dan potensi
penghematan biaya karena penggunaan sumber daya yang lebih efisien.
Pengembangan SMBA telah melalui berbagai tahapan, dan dipersiapkan
sejak tahun 2009. Penyusunan sistem dilakukan dengan melibatkan
konsultan yang kompeten diikuti dengan proses pelatihan dan sosialisasi
sitem dengan tenggat waktu yang memadai, untuk meyakinkan sistem
dapat diimplementasikan tanpa hambatan dan tanpa resitensi yang berarti.
Perseroan juga melakukan proses bench-marking terhadap perusahaan
sekelas yang menerapkan sistem sejenis. Adapun gambaran interaksi
SMBA dengan sistem manajemen operasional terakreditasi sebelumnya
dan peraturan perundangan yang berlaku adalah sebagai berikut.
For getting benchmarking and second opinion on
GCG implementation, the Company will facilitate
the evaluation of GCG practice by external qualified
parties.
Bukit Asam Integrated Management System
PTBA has implemented Bukit Asam Integrated
Management System (BAMS). The system is on a
par with the accredited SMM ISO 9001:2008, SML
ISO 14001: 2004 and SMK3 OHSAS 18001: 2007.
Additionally, the expanding business environment
and scope have prompted the Company to seek
and develop an international standard efficient and
effective operating system.
Against this backdrop, the Company deemed it
necessary to integrate SMM ISO 9001:2008, SML
ISO 14001:2004 and SMK3 OHSAS 18001:2007 into
one single management system, called Bukit Asam
Management System (BAMS). The Company has
benefitted from BAMS in many ways, including less
complicated business process in relation to quality,
environment, work safety and health, elimination of
document duplication, reduction of audit frequency,
improvement of system productivity, prevention of
conflict in system application, and reduction of
cost due to more efficient usage of resources.
BAMS development has gone through various stages
since 2009. The system was built up with the aid of
a competent consultant, accompanied by training
and socialization with ample time to make sure the
system can be implemented without significant
obstacle and resistance. A benchmarking was
also done with the Company’s equals who use the
same system. BAMS interaction with the previous
accredited operations management system and the
prevailing laws and regulations is as follows:
See Chart 7.4
Interaction of Bukit Asam Management System
Matrix of effects of management system alteration
before and after BAMS application is given below:
See table 7.18
The advantages of an integrated management
system are:
• less complicated business process in relation to
quality, environment, work safety and health;
• elimination of document duplication;
• reduction of internal as well as external audit
frequency;
• prevention of conflict in system application;
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
263
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
•
•
•
More effective system application will result in:
improvement of system productivity;
reduction of cost due to more efficient usage
of resources.
To ensure the success of BAMS application, the
Company decided that it was essential to guarantee
product quality as a key to achieving business
sustainability. In addition, to boost productivity,
the safety and well-being of employees and assets
should be taken care of to prevent injuries, damages
and losses.
The Company is committed to exercising good mining
practice in an effort to prevent environmental
polution and to maintain a harmonious relationship
with the surrounding community through community
development program. For this purpose the
management and all employees are determined to
implement BAMS to cultivate quality, environment
and WSH culture in reaching corporate goal.
BAGAN CHART 7.4
UNDANG-UNDANG
LAWS
ISO 9001: 2008
PERATURAN PEMERINTAH
GOVERNMENT REGULATIONS
ISO 14001: 2004
KEPUTUSAN MENTERI
MINISTER DECREES
OHSAS 18001: 2007
PERATURAN GUBERNUR
GOVERNOR REGULATIONS
PERATURAN BUPATI
REGENT REGULATIONS
SMK3
Tiga Standar mempunyai persyaratan/
klausul yang sama
3 standards with similar terms/clauses
SML
SMM
Interaksi Acuan Sistem Manajemen Bukit Asam
Adapun matriks efek perubahan sistem manajemen sebelum penerapan
SMBA dengan setelah penerapan adalah sebagai berikut:
TABEL TABLE 7.18
KONDISI SAAT INI
CURRENT CONDITION
PERUBAHAN
ALTERATION
SMM, SML, SMK3
SMM, SML, SMK3
Sistem Manajemen disatukan
Management System is integrated
Badan Sertifikasi masing-masing
Individual certification agency
Badan Sertifikasi menjadi satu
Certification Agencies are merged
Sertifikat masing-masing
Individual certificate
Tetap/tidak berubah
No change
Pedoman di masing-masing sistem
Manual in each individual system
Pedoman disatukan
Policies are integrated
Kebijakan di masing-masing sistem
Policy in each individual system
Kebijakan disatukan
Policies are integrated
Sasaran di masing-masing sistem
Target in each individual system
Tetap/tidak berubah
No change
Prosedur di masing-masing sistem
Procedures in each individual system
Prosedur Manajemen disatukan
Management procedures are integrated
Prosedur operasional
Operating procedures
Tetap/tidak berubah
No change
Manfaat dari penerapan Sistem Manajemen yang terintegrasi adalah:
• Proses bisnis yang terkait aspek mutu, lingkungan, dan K3 lebih
sederhana
• Hilangnya duplikasi dokumentasi
• Mengurangi jumlah audit baik audit internal maupun audit eksternal
• Menghindari potensi terjadinya konflik dalam penerapan sistem
• Berdasarkan efektivitas implementasi system yang semakin meningkat
maka hal ini akan berpengaruh kepada:
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
264
Operational Management Report
• Peningkatan produktivitas sistem
• Potensi penghematan biaya karena penggunaan sumber daya yang
lebih efisien
Cases Involving the Company
Untuk menjamin suksesnya integrasi system operasional yang dikembangkan
melalui SMBA, Perseroan menetapkan bahwa Mutu Produk adalah salah satu
kinerja utama yang harus dicapai yang merupakan penentu kesinambungan
bisnis perusahaan. Selain itu, untuk meningkatkan produktivitas, masalah
K3 dari Pegawai dan Peralatan/Aset merupakan salah satu kebutuhan
utama dan wajib diadakan oleh Perusahaan untuk mencegah kerusakan
dan kerugian.
Overlapping Concession Area
Perseroan berkomitmen melaksanakan good mining practice guna
mencegah pencemaran lingkungan dan menjaga hubungan harmonis
dengan masyarakat sekitar melalui community development. Untuk
mencapai tiga hal pokok tersebut, seluruh pimpinan dan pegawai sadar
dan berkomitmen menjalankan SMBA sehingga menjamin terciptanya
Budaya Mutu, Lingkungan, dan K3 yang akan memberi pengaruh besar
terhadap tercapainya tujuan dan sasaran Perseroan.
Chronology and proceeding of the legal cases facing
the Company in relation to area management in
Lahat, are as follows:
Until year-end the Company was still facing one
lawsuit related to overlapping concession area.
The lawsuit involving the Company is associated
with overlapping concession area in Lahat regency.
The Company is unable to explore and exploit this
area that was once given coal mining concession.
The Company faces the threat of losing prospective
economic potentials in the form of coal resources
in the disputed area.
•
In 2003, the Company was given a KP to exploit
the Lahat area. In 2004, the authority to grant
KP was transferred by the Governor of South
Sumatera to the Lahat Regency Government.
On 29 August 2005, through Palembang
Administrative Court (“PTUN”), the Company
filed a lawsuit against the Lahat Regency
Government due to several overlapping KPs
with other companies. Palembang PTUN
refused to process the Company’s claim.
•
On 14 December 2005, the Company filed
an appeal with the Medan Administrative
HighCourt (“PTTUN”). PTTUN rejected the
Company’s appeal.
•
On 30 June 2006, the Supreme Court received
the Company’s cassation. On 10 May 2007, the
Supreme Court announced the cancellation of
PTTUN, and refused both the exception of the
defendant and the Company’s cassation.
•
On 31 January 2008, still in relation to the
KP overlapping above, the Company filed a
civil suit with PN Lahat due to commercial
losses from KP overlapping with other parties.
The suit is addressed to several parties which
include the Lahat Regency Government as first
defendant.
•
On 12 August 2008, PN Lahat announced
its refusal to process the suit, on which the
Company further appeal.
•
On 16 December 2008, PT Palembang issued
a decision letter approving the Company’s
appeal and ordered PN Lahat to process the
suit.
•
On 29 November 2011, the Company filed an
appeal of PK TUN to the Supreme Court through
PTUN Palembang for the Supreme Court’s TUN
Cassation Decision No. 326K/TUN/2006 dated
10 May 2007.
Perkara yang melibatkan Perseroan
Hingga akhir tahun 2011 Perseroan menghadapi 1 (satu) perkara hukum,
yakni menyangkut tumpang tindih lahan.
Tumpang Tindih Lahan
Perkara hukum terkait tumpang-tindih hak pengelolaan lahan dihadapi
Perseroan di kabupaten Lahat. Kawasan yang sebelumnya telah
mendapatkan izin Kuasa Penambangan batubara, kini tidak dapat
ditindak lanjuti ke-arah eksplorasi maupun eksploitasi batubara oleh
Perseroan. Perseroan terancam kehilangan prospek potensi ekonomi
cukup besar berupa kandungan sumberdaya batubara di daerah yang
dipersengketakan.
Kronologi dan jalannya perkara yang dihadapi oleh Perseroan terkait
pengelolaan lahan di Lahat, adalah sebagai berikut.
• Pada tahun 2003, Perusahaan diberikan KP untukmengeksploitasi
daerah Lahat. KP ini dialihkan pengurusannya oleh Gubernur Sumatera
Selatan ke Bupati Lahat pada tahun 2004. Pada tanggal 29 Agustus
2005 melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (“PTUN“) Palembang,
Perusahaan mengajukan gugatan kepada Bupati Lahat sehubungan
dengan penerbitan beberapa KP kepada beberapa perusahaan swasta
atas wilayah yang sama yang dimiliki oleh Perusahaan. Atas upaya
hukum tersebut, PTUN Palembang menolak gugatan Perusahaan.
• Pada tanggal 14 Desember 2005, Perusahaan mengajukan upaya hukum
banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (“PTTUN“) Medan.
PTTUN menolak upaya hukum banding Perusahaan.
• Pada tanggal 30 Juni 2006, Mahkamah Agung telah menerima upaya
hukum kasasi dari Perusahaan. Pada tanggal 10 Mei 2007, Mahkamah
Agung memutuskan untuk membatalkan putusan PTTUN Medan,
menolak eksepsi tergugat tetapi juga menyatakan gugatan Perusahaan
tidak dapat diterima.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
184
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
266
278
305
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
265
Corporate Social Responsibilities
Corporate Governance Report
•
On 16 December 2011, Head of PTUN
Palembang issued a stipulation whereby the
Company’s appeal was declared unacceptable.
With the PT Palembang decision, the defendent
appealed to the Indonesian Supreme Court.
•
On 9 July 2009, PN Lahat sent the cassation
files to the Indonesian Supreme Court.
•
On 2 November 2009, the cassation files were
received by the Indonesian Supreme Court and
as at the date of this report, the case was still
in progress.
•
On 28 January 2010, the Indonesian Supreme
Court issued a cassation decision rejecting
the petition of the defendants (Lahat Regency
Government), for which notice was received
by the Company on 1 December 2010.
The defendant filed on appeal for a civil
reconsideration (“PK”) to the Indonesian
Supreme Court. The Company has made a
counter response to the PK on 20 May 2011,
which was sent to the Indonesian Supreme
Court through PN Lahat. Status of the case
is in PK progress at the Indonesian Supreme
Court.
•
On 20 June 2011, the Lahat Regency
Government filed an appeal for PK of KP case
at PTUN Palembang. At the moment, the
Company is still on progress of preparing a
response to the Indonesian Supreme Court
through PTUN Palembang.
•
On 11 October 2011, the Supreme Court
issued a PK Administrative (“TUN”) decision
letter No. 109.KP/PTUN/2011 approving PK
TUN from the Lahat Regency Government.
Therefore, for the case in PTUN Palembang,
the Company was not successful.
•
On 29 November 2011, the Company filed an
appeal of PK TUN to the Indonesian Supreme
Court through PTUN Palembang for TUN
decision letter No. 326K/TUN/2006 dated 10
May 2007 issued by the Indonesia Supreme
Court.
•
On 16 December 2011, Head of PTUN
Palembang issued a stipulation where the
Company’s appeal was stated not acceptable.
•
On 11 January 2012, the Company filed a Head
of PTUN Palembang regarding the Company’s
appeal was stated not acceptable.
The PK for civil case in PN Lahat, until the date of
this report, is still on PK process in the Indonesia
Supreme Court.
• Pada tanggal 31 Januari 2008, masih terkait dengan kasus di atas,
Perusahaan mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri (“PN“)
Lahat atas kerugian materil akibat pemberian KP kepada pihak lain.
Gugatan dilayangkan kepada beberapa pihak termasuk Bupati Lahat
sebagai tergugat pertama.
• Tanggal 12 Agustus 2008 PN Lahat mengeluarkan Putusan Sela,
bahwa PN Lahat tidak berwenang mengadili perkara tersebut, dengan
putusan Sela tersebut Perusahaan mengajukan upaya hukum banding
ke Pengadilan Tinggi (“PT“) Palembang.
• Tanggal 16 Desember 2008 PT Palembang mengeluarkan Putusan
Sela, menerima banding Perusahaan, membatalkan Putusan Sela PN
Lahat serta memerintahkan PN Lahat untuk memeriksa dan mengadili
perkara tersebut.
Dengan putusan sela PT Palembang tersebut para tergugat mengajukan
upaya hukum Kasasi ke Mahkamah Agung RI.
• Tertanggal 9 Juli 2009 PN Lahat telah mengirimkan berkas perkara
Kasasi ke Mahkamah Agung RI, saat ini perkara dalam proses Mahkamah
Agung RI.
• Pada tanggal 02 November 2009 berkas perkara telah diterima
Mahkamah Agung RI, dan sampai dengan tanggal laporan keuangan
ini, perkara tersebut masih dalam proses di Mahkamah Agung RI.
• Tanggal 28 Januari 2010 Mahkamah Agung RI, telah menerbitkan
Putusan Kasasi dengan Amar Putusan Menolak Permohonan Kasasi para
tergugat (Bupati Lahat dkk), yang relas pemberitahuannya diterima
perusahaan tanggal 01 Desember 2010.
• Tanggal 20 Mei 2011, Para terguat mengajukan Peninjauan Kembali
(“PK”) Perdata ke Mahkamah Agung RI. Perusahaan telah membuat
tanggapan atas PK tersebut pada tanggal 20 Mei 2011 yang diserahkan
kepada Mahkamah Agung RI melalui PN Lahat. Status perkara ini dalam
proses PK di Mahkamah Agung RI.
• Tanggal 20 Juni 2011, Bupati Lahat pada tanggal 20 Juni 2011
mengajukan PK terhadap perkara KP di PTUN Palembang dan saat ini
Perusahaan sedang membuat tanggapan ke Mahkamah Agung melalui
PTUN Palembang.
• Pada tangal 11 Oktober 2011, Mahkamah Agung menerbitkan Putusan
PK Tata Usaha Negara (“TUN”) No. 109.KP/PTUN/2011 dalam Amar
putusannya menerima PK TUN Bupati Lahat. Dengan demikian, perkara
di PTUN Palembang, Perusahaan berada di pihak yang dikalahkan.
• Tanggal 29 Nopember 2011, Perusahaan mengajukan PK TUN kepada
Mahkamah Agung RI melalui PTUN Palembang atas Putusan Kasasi TUN
Mahkamah Agung RI No. 326K/TUN/2006 tanggal 10 Mei 2007.
• Tanggal 16 Desember 2011, Ketua PTUN Palembang mengeluarkan
Penetapan dimana permohonan PK TUN Perusahaan dinyatakan tidak
dapat diterima.
• Tanggal 11 Januari 2012, Perusahaan mengajukan Kasasi atas
Penetapan Ketua PTUN Palembang mengenai permohonan PK TUN
Perusahaan dinyatakan tidak dapat diterima.
Untuk PK Perkara Perdata di PN Lahat, sampai saat ini masih dalam proses
PK di Mahkamah Agung RI.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
266
Operational Management Report
LAPORAN TANGGUNG
JAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN
REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Pelibatan para pemangku kepentingan dalam
merancang, melaksanakan dan mengevaluasi
pelaksanaan tanggung jawab perusahaan untuk
meningkatkan kualitas penyaluran dana PKBL
serta Bina Wilayah sebagai wujud komitmen
kepedulian Perseroan dalam membantu
mensejahterakan masyarakat sekitar dan
menjaga kelestarian alam.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
266
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
267
Corporate Social Responsibilities
Engaging the stakeholders
in designing, executing
and evaluating the
Company’s corporate
social responsibility (CSR)
program to enhance the
effectiveness and quality
of fund disbursement in
the context of Partnership
& Community Development
and Area Development
programs as a proof of its
commitment to continually
improve the neighboring
community welfare and
natural conservation.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
268
Operational Management Report
Perseroan telah merumuskan pola kebijakan jangka panjang dalam
pelaksanaan tanggung jawab perusahaan yang terintegrasi dalam
bentuk “Pedoman CSR PTBA” yang mencakup enam fokus kegiatan, yaitu
bidang: (1) ekonomi, (2) lingkungan, (3) hak azasi manusia, (4) praktik
ketenagakerjaan dan kelaikan kerja, (5) tanggung jawab produk, dan (6)
kemasyarakatan.
The Company formulated a long-term integrated
policy in the form of PTBA CSR Guidelines that focus
on six main areas: (1) economy, (2) environment, (3)
human rights, (4) employment practices and proper
working conditions, (5) product responsibility, and
(6) society.
Keenam fokus kegiatan tersebut mengacu kepada kaidah internasional
mengenai keberhasilan implementasi CSR yang ditetapkan oleh Global
Reporting Initiatives (GRI), yang dirumuskan dalam strategi implementasi
yang dilandasi oleh etika/norma bisnis yang berlaku, meliputi:
• Pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat secara
berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas lokal
serta masyarakat secara luas.
• Peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup, termasuk restorasi
lahan pasca tambang.
• Jaminan pelaksanaan non diskriminasi dan penghargaan hak azasi
manusia.
• Penerapan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja serta upaya
peningkatan kesejahteraan karyawan.
• Penerapan jaminan keamanan penggunaan produk dan kepuasan
pelanggan.
• Menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat yang dilandasi
dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik.
These six focus activities are in line with
international standards of CSR implementations
as set by Global Reporting Initiatives (GRI), and
formulated in the implementation strategy based
on business ethics/norms generally applied:
• Sustaining economic development and
community empowerment to improve the
welfare of local community and public at large.
• Showing
concern
for
environmental
conservation, including restoration of postmining areas.
• Guaranteeing non-discrimination and respect
for human rights.
• Ensuring good health care and work safety as
well as employee welfare improvement.
• Ensuring product safety and consumer
satisfaction.
• Nurturing a harmonious relationship with
local community by applying good corporate
governance principles.
Untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan terciptanya
keseimbangan hasil kegiatan operasional dari sisi kinerja ekonomi,
sosial dan lingkungan, Perseroan telah melaksanakan berbagai macam
kegiatan dibidang sosial, ekonomi dan lingkungan. Kegiatan tersebut
juga merupakan salah satu bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
terhadap masyarakat terutama Ring I sekitar perusahaan dalam rangka
peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi untuk dapat meningkatkan
taraf hidup masyarakat maupun pelestarian lingkungan.
Melalui program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) serta bina
wilayah, Perseroan menggulirkan serangkaian kegiatan yang bertujuan
memberdayakan potensi sosial ekonomi dan penciptaan kualitas hidup
yang lebih baik bagi masyarakat dan lingkungan di sekitar daerah
operasionalnya. Pelaksanaan PKBL tersebut berpedoman pada Peraturan
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI No. PER-05/
MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan
Program Bina Lingkungan sesuai Surat Edaran No. SE-07/MBU/2008
tentang pelaksanaan PKBL. Sedangkan program bina wilayah merupakan
perwujuan Penerapan Pasal 74 Undang- Undang No.40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
Peningkatan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan
Sasaran yang dituju Program Kemitraan PTBA adalah peningkatan
kemampuan usaha kecil dan koperasi di sekitar wilayah operasi Perseroan
With an aim of creating equitable economic, social
and environmental development and welfare, the
Company carries out a number of social, economic
and environmental activities. These activities
are intended to exercise the Company’s corporate
social and environmental responsibility towards
neighboring community members particularly
within the Ring I area, with an aim of improving
their socio-economic welfare and environmental
conservation.
Through Partnership and Community Development
Program (PKBL) and Area Development Program
the Company carries out activities to empower
the community socio-economic potentials and to
improve the living standard of the surrounding
community in compliance with the State-Owned
Enterprises Minister Regulation No. PER-05/
MBU/2007 on SOE Partnership with Small-Scale
Businesses and Community Development Program
pursuant to SOE Minister Circular No. SE-07/
MBU/2008 on the implementation of Partnership
and Community Development Program. While Area
Development Program is the implementation of
Article 74 of Corporate Law No. 40/2007.
Partnership and Community
Development Program
The objective of Partnership Program is elevating
the resilience and self-reliance of small-scale
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
266
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
269
Corporate Social Responsibilities
businesses and cooperatives in the surrounding
area through financial aid from the Company’s
profit. Community Development Program is aimed
at improving the community living standard by
giving them natural disaster relief, education and
training, healthcare, public facilities and amenities,
religious facilities and natural conservation.
agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian
laba Perseroan. Sedangkan sasaran dari kegiatan Bina Lingkungan sesuai
amanat Peraturan Menteri Negara, berorientasi pada pemberdayaan
sosial masyarakat melalui pemberian bantuan untuk korban bencana
alam, pendidikan dan pelatihan, peningkatan kesehatan masyarakat,
pengembangan sarana dan prasarana umum, sarana ibadah maupun
bantuan untuk pelestarian alam.
Further to similar programs launched previously,
the Company is determined to enhance the quantity
and quality of its Partnership and Community
Development Program efforts.
Melanjutkan pelaksanaan program serupa sebelumnya, Perseroan bertekad
meningkatkan kuantitas dan kualitas pelaksanaan Program Kemitraan
maupun Bina Lingkungan.
For Partnership Program, the Company strives to
improve the independence of its fostered partners
and expand the market of their products particularly
in the Company’s operating areas which cover South
Sumatera, Lampung, West Sumatera, Greater Jakarta,
Banten, West Java, Central Java and East Java. The
Company aims to achieve this target in cooperation
with several competent parties in channeling
partnership as well community development funds
in order to get something in return in the form of
better quality of the fostered partners and higher
rate of success of the programs.
In 2011, the Company encouraged and engaged
the surrounding community in designing, executing
and monitoring the socio-economic empowerment
program. The construction of public, educational
and religious facilities is accomplished through
“Musrenbang” Program.
From planning to
execution the Company involves the Regional
Administration and local community members in
order that the construction is effective and wellfocused according to the people’s needs. To speed
up the community self-reliance, the Company gave
priority to educational activities in the Community
Development program, and invited community
members to build the facilities and amenities they
required. The Company also initiated “Ayo Sekolah
= Let’s Go to School” campaign by giving financial
aid to less fortunate students of elementary, junior
high and senior high schools in the Ring 1 area to
enable them to further their studies to senior high
schools.
Untuk Program Kemitraan, Perseroan mentargetkan peningkatan
kemandirian mitra binaan seraya membantu perluasan penjualan produk
mitra binaan terutama di wilayah operasional Perseroan yang mencakup
Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Peningkatan kualitas dilaksanakan
melalui kerja sama penyaluran dana PK maupun BL dengan beberapa pihak
yang kompeten, agar diperoleh umpan balik berupa peningkatan kualitas
mitra binaan dan peningkatan persentase keberhasilan program.
Pada tahun 2011 Perseroan semakin aktif mengajak dan melibatkan
peran-serta masyarakat secara langsung dalam proses perencanaan,
pelaksanaan maupun monitoring program pemberdayaan sosial ekonomi
masyarakat di lingkar tambang. Khususnya pelaksanaan pembangunan
sarana umum, sarana pendidikan dan sarana ibadah dilaksanakan melalui
pola “Musrenbang”. Melalui pola tersebut mulai dari tahap perenacanaan
hingga pelaksanaan secara penuh bersinergi dan melibatkan Pemerintah
Daerah serta masyarakat, sehingga pembangunannya tepat sasaran
dan sesuai kebutuhan masyarakat. Guna mempercepat kemandirian
masyarakat, Perseroan menjadikan pelaksanan kegiatan Bina Lingkungan
bidang pendidikan menjadi prioritas, bersama-sama dengan pelaksanaan
pembangunan sarana dan prasarana yang diperlukan. Perseroan
menginisiasi pelaksanaan program “Ayo Sekolah”, yakni program pemberian
bantun biaya pendidikan tingkat SD, SMP dan SLTA bagi siswa kurang
mampu di ring 1 dengan sasaran siswa bersangkutan dapat menyelesaikan
pendidikan hingga setingkat SLTA.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
270
Operational Management Report
Melalui program PKBL dan Bina Wilayah yang dirancang dan dilaksanakan
dengan seksama, Perseroan meyakini tumbuhnya kesejahtaraan sosial dan
ekonomi masyarakat sekitar menjadi lebih berdaya, lebih mandiri, sehingga
mendorong menciptakan hubungan yang harmonis dan berkesinambungan
antara perusahaan dengan masyarakat.
Through these two programs the Company is
confident it is able to improve the socio-economic
wellbeing of the community and enhance their
self-reliance and competence, and to preserve a
harmonious relationship between the Company and
the community.
Sepanjang tahun 2011, Perseroan telah merealisasikan penyaluran dana
untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan berjumlah Rp145,20 miliar
(tidak termasuk biaya operasional), naik 55,4% dari penyaluran total dana
PKBL tahun 2010, sebesar Rp93,42 miliar.
In 2011 the Company disbursed funds for
Partnership and Community Development Program
amounting to Rp145.20 billion (excluding
operating costs), up 55.4% from 2010 which
amounted to Rp93.42 billion.
PROGRAM KEMITRAAN
Melanjutkan komitmen pemberdayaan potensi ekonomi masyarakat,
Perseroan terus berupaya meningkatkan kemandirian mitra binaan sekaligus
membantu memperluas penjualan produk mitra binaan. Penyaluran Dana
Kemitraan dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan kondisi
yang dimiliki oleh calon mitra binaan, yang meliputi karakter, jiwa
kewirausahaan yang dimiliki, kondisi sosial dan budaya masyarakat sekitar
serta prospek pasar dari komoditas yang dihasilkan.
Sedangkan jenis komoditas calon mitra binaan yang diprioritaskan
untuk mendapatkan bantuan pembinaan meliputi komoditas yang dapat
menunjang kelancaran operasional Perseroan, seperti:
• Komoditas yang menjadi andalan daerah.
• Komoditas tradisional yang potensial untuk dikembangkan.
• Komoditas yang berpeluang ekspor atau berorientasi ekspor.
• Komoditas yang dapat menyerap tenaga kerja / padat karya.
Pada tahun 2011, Perseroan telah merealisasikan dana Program Kemitraan
sebesar Rp98.95 miliar dari rencana anggaran sebesar Rp96,11 miliar yang
bersumber dari saldo dana tahun sebelumnya serta penerimaan angsuran
pokok dan jasa administrasi pinjaman dari dana yang disalurkan pada
tahun-tahun sebelumnya. Dana yang disalurkan tersebut meliputi :
• Dana pinjaman lunak kepada Usaha Kecil Menengah sebesar Rp11,62
miliar,
• Kerjasama dengan BUMN Penyalur sebanyak 6 (enam) Perusahaan/
Lembaga penyalur total nilai sebesar Rp84,81 miliar dan
• Dana pembinaan sebesar Rp2,51 miliar.
Perseroan telah meningkatkan penyaluran
Dana Kemitraan hingga sebesar 46% dari
realisasi tahun 2010, sehingga mencapai
angka Rp98,9 miliar.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
PARTNERSHIP PROGRAM
To continue empowering community economic
potentials the Company focused on strengthening
fostered partners’ self-sufficiency and promoting
the sales of their products. The Company is
very selective in distributing partnership funds
taking into consideration the conditions of
prospective partners, evaluating their character,
entrepreneurship, socio-cultural condition of the
neighboring community and market prospects of
the commodity.
Priority is given to commodity that supports the
Company’s operations, such as:
• Commodity that the area relies upon.
• Traditional commodity with development
potentials.
• Commodity with export potentials or
orientation.
• Labor intensive commodity.
During the year, the Company disbursed Rp98,95
billion to Partnership Program compared to the
budgeted Rp96.11 billion which was derived from
previous year’s balance and installment of principal
and administrative charges on loans extended in
the preceding years. The funds disbursed included:
• Soft loans to medium and small businesses
amounting to Rp11.62 billion.
• Through six SOE disbursing agents a total of
Rp84.81 billion.
• Development funds amounting to Rp2.51
billion
Partnership Funds increased 46%
from 2010 to reach Rp98.9 billion.
120
184
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
266
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
271
Corporate Social Responsibilities
Fund disbursed to Partnership Program in 2011
increased 45.9% from actual disbursement in
2010 which totaled Rp67.73 billion along with the
booming economy and new businesses of the local
community.
Penyaluran dana Program Kemitraan yang direalisasikan pada tahun 2011
meningkat 45,9% dari realisasi tahun 2010 sebesar Rp67,73 miliar, seiring
dengan peningkatan kegairahan ekonomi dengan tumbuhnya usaha-usaha
baru masyarakat khususnya di sekitar wilayah operasional perusahaan.
The effectiveness of fund disbursement to
Partnership Program in 2011 reached 85%, while
turnover ratio was 79%.
Efektivitas penyaluran dana Program Kemitraan tahun 2011 sebesar 85%,
sedangkan tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman mencapai 79%.
Soft loans were distributed to 473 small businesses
and cooperatives of varied industrial sectors in five
areas. The Company will increase its efforts and
professionalism in disbursing the funds according
to the targets’ needs and effectiveness, and improve
turnover ratio of the loans extended in relation to
Partnership Program.
Dana pinjaman lunak tersebut disalurkan kepada 473 (empat ratus tujuh
puluh tiga) mitra binaan/Usaha kecil dan koperasi yang tersebar di 5
(lima) wilayah yang mencakup berbagai sektor usaha. Sesuai dengan
perkembangan kebutuhan dan efektivitas sasaran, Perseroan akan
meningkatkan upaya sinergi dan profesionalitas dalam kegiatan penyaluran
dan berupaya meningkatkan tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman
dana Program Kemitraan.
Full report on realized activities and disbursed
funds in Partnership Program is presented in 2011
Financial Statement of Partnership and Community
Development Program. See table 8.1
Uraian selengkapnya mengenai realiasi kegiatan dan biaya Program
Kemitraan dapat dilihat pada buku Laporan Keuangan PKBL tahun 2011.
TABEL TABLE 8.1
TABEL REALISASI PROGRAM KEMITRAAN (DALAM RP JUTA)
REALIZED PARTNERSHIP PROGRAM (IN MILLION RP)
2010
REALISASI S/D DES 2011
DISBURSEMENT TO
DECEMBER 2011
• Industri
1.565
660
• Perdagangan
8.292
6.650
• Trading
• Agriculture
URAIAN
A. PINJAMAN
• Pertanian
A. LOAN
-
2.770
• Peternakan
235
15
• Perkebunan
-
185
• Perikanan
-
15
3.320
1.330
667
-
• Jasa
• Lainnya
DESCRIPTION
• Industry
• Cattle breeding
• Plantation
• Fishery
• Services
• Others
51.348
84.812
• Joint venture
65.427
96.437
Total
1.232
1.450
340
564
• Pertanian
57
6
• Agriculture
• Peternakan
36
-
• Cattle breeding
• Perkebunan
12
411
• Perikanan
26
-
• Jasa
140
77
• Lainnya
463
-
2.304
2.508
67.731
98.945
• Kerjasama
Jumlah
B. PEMBINAAN
• Industri
• Perdagangan
Jumlah
Jumlah Penyaluran Program
Kemitraan
B. DEVELOPMENT FUND
• Industry
• Trading
• Plantation
• Fishery
• Services
• Others
Total
Total Disbursement of
Partnership Funds
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
272
Operational Management Report
Program Bina Lingkungan
Community Development Program
Program Bina Lingkungan PTBA dielaborasi dalam enam fokus kegiatan,
yaitu Program Pendidikan, Program Pengembangan Prasarana dan Sarana
umum, Program Perbaikan Sarana Ibadah, Program Peningkatan Kesehatan,
Program Pelestarian Alam dan Program Bantuan Bencana.
PTBA Community Development Program is focused
on six main activities, which are Education, Public
Facilities and Amenities Development, Religious
Facilities Development, Community Health
Improvement, Natural Conservation and Natural
Disaster Relief.
Tujuan yang hendak diraih adalah peningkatan standar hidup dan
kesejahteraan masyarakat.
Seiring dengan peningkatan kegiatan Bina Lingkungan Perseroan, total
dana yang disalurkan melalui pelaksanaan Program Bina Lingkungan,
mengalami peningkatan sebesar 76,9% dari Rp25,7 miliar di tahun 2010
menjadi Rp45,3 miliar di tahun 2011, termasuk partisipasi dalam Program
BUMN Peduli, sebesar Rp3,0 miliar. Dana tersebut disalurkan untuk
berbagai program kegiatan, seperti pada tabel berikut.
This program is designed to improve the living
standard and welfare of the community.
Along with the Company’s growing Community
Development Program activities, funds for this
Program increased by 76.9% from Rp25.7 billion
in 2010 to Rp45.3 billion in 2011, excluding
participation in “BUMN Peduli” program to the
amount of Rp3.00 billion. The funds were disbursed
to finance various activities as shown in the
following table. See table 8.2
TABEL TABLE 8.2
DANA PROGRAM BINA LINGKUNGAN (DALAM RP JUTA)
COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM FUNDS (IN MILLION RP)
BIDANG BANTUAN
Bantuan Bencana Alam
Bantuan Pendidikan & Pelatihan
Bantuan Kesehatan Masyarakat
Bantuan Sarana & Prasarana Umum
Bantuan Sarana Ibadah
Bantuan Pelestarian Alam
BUMN Peduli (sembako murah)
Jumlah
2011
(A)
2010
(B)
106
868
12
14.596
8.457
173
1.993
194
Community health improvement
10.173
197
Facilities and amenities development
4.177
4.082
102
Religious facilities assistance
431
114
378
Natural Conservation
180
Total
3.000
-
46.257
25.687
Di samping pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang
mengacu kepada ketentuan Kementerian Negara BUMN, Perseroan juga
secara proaktif telah menjalankan Program Bina Wilayah sebagai salah
satu bentuk kepatuhan terhadap ketentuan pasal 74 Undang-Undang No.
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Program tersebut bertujuan
untuk memberdayakan potensi ekonomi masyarakat sekaligus mewujudkan
Laporan Tahunan 2011
Natural Disaster Relief
Education of neighboring Community
3.864
Program Bina Wilayah
.
PROGRAM
20.083
Semua bantuan dalam rangka pelaksanaan program Bina Lingkungan
disalurkan melalui empat wilayah kerja mencakup Unit pertambangan
Tanjung Enim, Unit Pertambangan Ombilin, Pelabuhan Tarahan dan
Dermaga Kertapati.
PT Bukit Asam Tbk
%
BUMN Peduli (cheap basic commodities)
All relief and assistance in connection with Community
Development are extended to four working areas, i.e.
Tanjung Enim Mining Unit, Ombilin Mining Unit,
Tarahan Port and Kertapati Pier.
Area Development Program
In
addition
to
Partnership
and
Community
Development Program in compliance with the
SOE Minister regulations, the Company is also
proactively managing Area Development Program in
compliance with article 74 of Corporate Law No.
40/2007. The program is aimed at empowering the
120
184
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
266
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
273
Corporate Social Responsibilities
community economic potentials simultaneously
honoring the Company’s commitment to improve
their living standard. In this program the Company
extends physical and non-physical aid to a wider
komitmen Perseroan untuk bersama-sama menciptakan kualitas hidup
yang lebih baik bagi masyarakat. Program Bina Wilayah dilaksanakan
berupa pemberian bantuan fisik maupun non-fisik dengan jangkauan
wilayah yang lebih luas.
extended area.
In 2011, Area Development Program was directed to
cater to the community’s needs, such as education
and sports, and to directly participate in local
development through Regional Administration.
Participation in local development was made by
donating Regional Development Participation Fund
at a specified rate. For 2011 the Company donated
Participation Fund totaling Rp38.60 billion to
South Sumatera Provincial Administration, Lampung
Regency, Muara Enim Regency and Lahat Regency
Administraion, which represented an increase of
125.4% from the preceding year.
The Company also participated in the construction
of sports facilities, i.e. tennis building as part of
SEA Games arena in Palembang. In addition to
Pada tahun 2011, pelaksanaan Program Bina Wilayah Perseroan banyak
menyentuh kepentingan masyarakat, baik dalam rangka mendukung
peningkatan kualitas pendidikan, prestasi keolahragaan maupun partisipasi
langsung pada pembangunan daerah sekitar aktifitas operasional yang
disalurkan melalui Pemerintah Daerah.
Partisipasi pembangunan tersebut disalurkan dalam bentuk dana
Peran Serta Pembangunan Daerah dengan besaran yang ditetapkan
dengan perhitungan tertentu. Untuk tahun 2011 Perseroan
menyalurkan dana Peran Serta kepada Pemprov SumSel, Lampung,
Pem Kab Muara Enim dan Lahat sebesar total Rp38,6 miliar meningkat
125,4% dari tahun sebelumnya.
Perseroan juga berpartisipasi dalam kegiatan keolahragaan, melalui
penyelesaian pembangunan sarana olah raga berupa gedung tenis dalam
rangka penyelenggaraan SEA GAMES di Palembang. Selain pembangunan
sarana olah raga, Perseroan juga berpartisipasi dalam kegiatan keolahragan
melalui penyaluran dana pengembangan kegiatan olahraga seperti
kegiatan sepakbola di tingkat nasional maupun ditingkat lokal.
sports facilities, the Company participated in sports
activities by donating funds for football tournament
on national and local levels.
Secara keseluruhan, total dana yang disalurkan melalui Program Bina
Wilayah di tahun 2011 mencapai Rp 74,09 miliar, naik 229,5% dari nilai
sebesar Rp22,49 miliar di tahun 2010.
Total funds disbursed through Area Development
Program in 2011 amounted to Rp74.09 billion, or up
229.5% from Rp22.49 billion in 2010.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
274
Operational Management Report
Pengelolaan Pelestarian Lingkungan
Environmental Management
Misi Perseroan dalam bidang pengelolaan lingkungan diwujudkan melalui
penerapan program-program pengelolaan, pemantauan, pengembangan
dan rehabilitasi lingkungan secara berkelanjutan.
The Company’s mission in environmental management
is realized through continuously managing,
monitoring, developing and rehabilitating the
environment.
Laporan selengkapnya mengenai program pengelolaan lingkungan dapat
dibaca pada bagian “Perlindungan Lingkungan” pada halaman 108 Laporan
Tahunan ini.
Pemenuhan Hak-Hak Karyawan dan
Penghargaan terhadap Hak Azasi Manusia
Bagi Perseroan, selain menjadi salah satu pemangku kepentingan,
karyawan merupakan aset yang menentukan di dalam keberhasilan
Perseroan untuk mewujudkan tujuan dan mencapai target usahanya.
Perseroan sangat menyadari makna penting dari terciptanya hubungan
kerja sama yang serasi antara manajemen dan seluruh karyawan Perseroan.
Oleh karenanya dalam setiap kegiatan organisasi, Perseroan menjalankan
praktik atau perlakuan yang sama terhadap semua karyawan dengan
tidak memandang suku, ras, agama, jender dan haluan politiknya, begitu
pula semua karyawan memiliki kebebasan berserikat dan melaksanakan
Perjanjian Kerja Bersama.
Laporan selengkapnya mengenai hal tersebut dapat dibaca pada Bab:
Laporan Manajemen “Pengelolaan Sumber Daya Manusia” pada halaman
91 Laporan Tahunan ini.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta
Lingkungan
Perseroan telah menerapkan serangkaian kebijakan terkait serta penyediaan
sarana dan prasarana bagi setiap karyawan yang memungkinkan dicapainya
standar kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan yang tinggi
dalam industrinya. Dalam implementasi K3, Perseroan telah memperoleh
sertifikasi Sistem Manajemen K3 (SMK3) dari Depnakertrans RI.
Laporan selengkapnya mengenai masalah tersebut dapat dibaca pada Bab:
Laporan Manajemen “Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan”
pada halaman 103 Laporan Tahunan ini.
Full report on environmental management program
is presented in Environmental Conservation page
108 of this Annual Report.
Fulfillment of Employee Rights
and Respect for Human Rights
In the eyes of the Company, employees are not
only stakeholders but also assets who determine
its success in achieving corporate objective and
business target. The Company is fully aware of
the importance of creating a harmonious working
relationship between the management and all
employees. The Company treats every individual
equally regardless of ethnicity, race, religion,
gender and political inclination. Likewise, the
employees are free to unite and have a Collective
Labor Agreement.
Full report on this aspect may be found in
Management Report on “Human Resource
Management” page 91 of this Annual Report.
Work Safety, Health and
Environment
A set of policy, facilities and amenities are in place
for all employees so as to meet the industry high
standards of work safety, health and environment.
The Company has a certification in Work Safety and
Health Management System from the Department of
Manpower and Transmigration.
Full report is provided in Management Report on
“Work Safety, Health and Environment” page 103 of
this Annual Report.
Komitmen terhadap Kualitas Produk dan
Perlindungan Pelanggan
Commitment to Product Quality
and Consumer Protection
Perseroan menyadari makna penting dan manfaat dari pemenuhan standar
kualitas serta perlindungan konsumen terhadap setiap produk yang
dihasilkan, mengingat keduanya mempunyai pengaruh yang signifikan bagi
pertumbuhan kinerja usaha secara berkelanjutan. Perseroan menetapkan
dan memberlakukan kriteria yang ketat dalam proses dan output produksi
maupun pengawasan kualitas setiap produknya.
The Company is fully aware of the importance and
advantage of meeting product quality standard and
ensuring consumer protection. Both aspects have
a significant effect on the continued growth of the
Company. For this reason the Company sets very
stringent criteria in production process and output
as well as in quality control.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
266
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
275
Corporate Social Responsibilities
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
276
Operational Management Report
Wujud dari komitmen Perseroan serta uraian lengkap tentang kualitas produk
dan perlindungan pelanggan dapat dibaca pada Bab: Laporan Manajemen,
Bidang “Pemasaran”, pada halaman 139 Laporan Tahunan ini.
Report on realization of the Company’s commitment
and full description of product quality and consumer
protection are given in Management Report,
“Marketing” page 139 of this Annual Report.
Hubungan Harmonis dengan Masyarakat
berlandaskan Prinsip-Prinsip Tata Kelola yang
Baik
Harmonious Relationship with
the Community Based on Good
Corporate Governance Principles
Perseroan telah merumuskan program Tanggung Jawab Jawab Sosial
Perusahaan dalam sebuah pola yang terpadu, untuk mewujudkan visi
memberikan nilai optimal bagi para pemangku kepentingan Perseroan
termasuk masyarakat.
Turning its vision into reality to maximize
stakeholders’ return, the Company has formulated
an integrated Corporate Social Responsibility
program.
Melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), serta Program
Bina Wilayah, Perseroan secara sistematis telah melaksanakan serangkaian
kegiatan dengan melibatkan masyarakat, baik dalam tahap perencanaan
maupun pelaksanaan program-program yang terkait. Sesuai dengan prinsip
transparansi, Perseroan juga membuka akses dan menjalin komunikasi
timbal balik dengan masyarakat dan pihak-pihak yang terkait.
Laporan selengkapnya mengenai Tata Kelola yang baik dapat dibaca pada
Bab Laporan Manajemen tentang “Good Corporate Governance” pada
halaman 184 Laporan Tahunan ini.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Through Partnership and Community Development
Program and Area Development Program, the
Company systematically conducted activity programs
involving the community either in planning or
in executing such programs. In accordance with
transparency principle, the Company makes itself
accessible and fosters reciprocal communication
with the community and other relevant parties.
120
184
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
266
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
277
Corporate Social Responsibilities
Full report on this subject is contained in
Management Report, “Good Corporate Governance”
page 184 of this Annual Report.
Sustainability Report
The Company issues Sustainability Report which is
integral to this Annual Report. The Report provides
all stakeholders with a full accountability report
of the Company’s professional, transparent and
measured performance in meeting its corporate
social responsibility.
Laporan Keberkelanjutan
Perseroan menerbitkan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Tahunan ini. Laporan
yang membuktikan komitmen pelaksanaan program tanggung jawab
sosial secara profesional, transparan dan terukur tersebut merupakan
pertanggungjawaban menyeluruh bagi seluruh pemangku kepentingan
Perseroan mengenai pengelolaan dan realisasi program CSR.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
278
Operational Management Report
DATA
PERSEROAN
CORPORATE DATA
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
278
Data Perseroan
305
Laporan Keuangan
Financial Statements
279
Corporate Data
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
280
Operational Management Report
DEWAN
KOMISARIS
BOARD OF COMMISSIONERS
Drs. Imam Apriyanto Putro, MM
Komisaris
Commissioner
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ
Komisaris Independen
Independent Commmissioner
120
184
266
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
278
Data Perseroan
305
Laporan Keuangan
Financial Statements
281
Corporate Data
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc
Komisaris
Commissioner
Patrialis Akbar, SH, MH
Komisaris Utama
President Commissioner
Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME
Komisaris
Commissioner
PT Bukit Asam Tbk
Suranto Soemarsono, SE, MA
Komisaris Independen
Independent Commmissioner
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
282
Operational Management Report
PROFIL DEWAN KOMISARIS
BOARD OF COMMISSIONERS PROFILE
Patrialis Akbar, SH, MH
Komisaris Utama President Commissioner
Menjabat sebagai Komisaris Utama sejak tanggal 22 Desember 2011. Mantan Menteri Hukum dan HAM RI selama
2 (dua) tahun (Oktober 2009 s/d Oktober 2011), sebagai Anggota DPR-RI/MPR-RI (1999 s/d tahun 2009) dari
Partai Amanat Nasional. Memulai karir sebagai sebagai pengacara (1984 s/d 1999). Dosen pada Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dua kali menjadi ketua panitia seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) periode (2010-2014) dan (2011-2015). Pendidikan S-1 di Universitas Muhammadiyah Jakarta, S-2 di
Universitas Gajah Mada dan sekarang sudah lulus Kandidat Doktor di Universitas Padjadjaran Bandung. Terlahir dari
darah Pejuang dari Ibu yang berpangkat Mayor TNI.
Appointed President Commissioner on 22 December 2011. Previously Minister of Law and Human Rights
(October 2009-October 2011), member of House of Representatives/People’s Consultative Assembly (1999-2009)
representing National Mandate Party. Mr. Akbar began his career as a lawyer (1984-1999). Lecturer of School of Law,
Muhammadiyah University, Jakarta. Twice head of selection committee for Management Candidates of Corruption
Eradication Commission (2010-2014) and (2011-2015). A graduate of Muhammadiyah University, Jakarta, postgraduate of Gajah Mada University and Doctor Candidate of Padjadjaran University, Bandung. Born to a family with
‘combatant’ spirit, his mother was an army major.
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc
Komisaris Commissioners
Menjabat Komisaris Perseroan sejak 2008, serta menjabat Staf Ahli Menteri Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan
Hidup dan Perubahan Iklim, di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas sejak November 2010.
Meraih gelar S-1 bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung (1987), Master of Science bidang Kebijakan
Ekonomi di University of Illinois at Urbana-Campaign, Amerika Serikat (1994). Perjalanan karir sebelumnya meliputi:
menjabat Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (2007-2010), Direktur Transportasi (20052007), Kasubdit Transportasi Darat, Direktorat Transportasi (2002-2005), Pj. Kepala Bagian Transportasi Kereta
Api, Penyeberangan, Meteorologi dan Geofisika (2000-2002), Pjs Kepala Bagian Transportasi Darat (1995-2000) di
Kementerian PPN/Bappenas.
Has held the post of Commissioner since 2008, concurrently Expert Staff to National Development Planning Minister,
Natural Resources, Environment and Climate Change Division, Bappenas (National Development Planning Board)
since November 2010. She earned a graduate degree in Civil Engineering from Bandung Institute of Technology
(1987), Master of Science in Economic Policy from University of Illinois at Urbanna Campaign – the United States
of America (1994). Her previous career posted her as Deputy of Natural Resources and Environment Division (20072010), Director of Transportation (2005-2007), Head of Sub Directorate of Land Transportation, Directorate of
Transportation (2002-2005), and Acting Division Head of Railway Transportation, Ferry and Inland Waterways,
Metereology and Geophysics (2000-2002), Acting Division Head of Land Transportation (1995-2000) at National
Development Planning Ministry/Bappenas.
Dr. Ir. Thamrin Sihite, M.E.
Komisaris Commissioner
Menjabat Komisaris Perseroan sejak 2008, serta menjadi Dirjen Minerba Departemen ESDM sejak 2011. Meraih gelar
S-1 Jurusan Teknik Pertambangan Umum di Institut Teknologi Bandung (1979), Master of Engineering (1987), dan
Doctor of Engineering (1990) di Institute of Mineral Dressing and Metallurgy, Tohoku University- Sendai, Jepang.
Perjalanan karir sebelumnya meliputi menjadi Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen ESDM (20092011), Staf Ahli Menteri Bidang Kemasyarakatan dan Kelembagaan Kementerian ESDM (2007-2009), Kepala Biro
Perencanaan dan Kerjasama Kementerian ESDM (2001-2007), Kepala Biro Lingkungan dan Teknologi Departemen
Pertambangan dan Energi (DPE) tahun 2000. Ketua Komisi Amdal Pusat DPE (2000-2001), Kepala Bagian Pengelolaan
Lingkungan dan Tata Ruang DPE (1993-2000), Indonesian Expert Technical Manager pada proyek kerjasama Biro
Lingkungan dan Teknologi dengan The Office of Surface Mining USA, yang dibiayai World Bank (1995-1997).
Appointed Commissioner in 2008, concurrently Director General of Mineral Resources, Ministry of Energy and Mineral
Resources (MEMR) since 2011. Dr. Sihite holds a degree in General Mining Engineering from Bandung Institute of
Technology (1979), Master of Engineering (1987), and Doctor of Engineering (1990) from Institute of Mineral Dressing
and Metallurgy, University of Tohoku-Sendai, Japan. His previous posts include Head of Education and Training Bureau,
MEMR (2009-20011), Expert Staff to Minister of Society and Institution, MEMR (2007-2009), Head of Planning and
Cooperation Bureau, MEMR (2001-2007), Head of Environment and Technology Bureau, Ministry of Mines and Energy
(MME) (2000), Head of Central AMDAL (Analysis of Environmental Impact) Commission, MME (2000-2001), Head of
Environmental Management and Spatial Zone Division, MME (1993-2000), Indonesian Expert Technical Manager of joint
venture projects at Bureau of Environment and Technology with the Office of Surface Mining USA, financed by World
Bank (1995-1997).
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Financial Statements
283
Corporate Data
Drs. Imam Apriyanto Putro, MM
Komisaris Commissioner
Menjabat Komisaris Perseroan sejak 2011 sekaligus menjabat Asisten Deputi Bidang Riset dan Informasi Kementerian
BUMN dan menjabat sebagai Dewan Komisaris PT Petrokimia Gresik (2010-sekarang). Meraih gelar S-1 Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi di Universitas Diponegoro (1982), gelar S-2 Magister Manajemen di Institut Bisnis
Indonesia (IBI) tahun 2004 dengan konsentrasi Manajemen Keuangan. Perjalanan karir di Kementerian BUMN
sebelumnya mencakup Kepala Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementrian BUMN (2008-2010),
Kepala Bagian Perencanaan Sekretariat Kementrian Negara BUMN (2005-2008). Sedangkan di BUMN sebagai
Sekretaris Dewan Komisaris PT Askes (2000-2010), Sekretaris Dewan Komisaris PT PANN Multi Finance (20042010) dan Komisaris PT PNM Invesment Manajemen, anak perusahaan PT PNM yang bergerak di bidang manajemen
investasi (2006-2011).
Appointed Commissioner in 2011, concurrently Assistant Deputy Research and Information, Ministry of State Owned
Enterprises (MSOE) and Commissioner, PT Petrokimia Gresik (2010-date). A graduate in management science from
School of Economics, Diponegoro University (1982), obtained master’s degree in management from Institut Bisnis
Indonesia (IBI) (2004) majoring in Financial Management. Previous positions at MSOE are Head of Restructuring
and Strategic Planning (2008-2010), Head of Planning, Secretariat of MSOE (2005-2008). Experience in SOEs
includes Secretary to Board of Commissioners, PT Askes (2000-2010), Secretary to Board of Commissioners, PT
PANN Multi Finance (2004-2010) and Commissioner PT PNM Invesment Manajemen, subsidiary of PT PNM dealing in
investment management (2006-2011).
Suranto Soemarsono, SE, MA
Komisaris Independen Independent Commissioner
Menjabat Komisaris Independen Perseroan sejak 2008, dan Penasehat Direktur Utama PT Dinamika Usaha Jaya
sejak 2005. Meraih gelar S-1 Jurusan Ekonomi di Universitas Gadjah Mada (1983) dan Master of Art in Economics
& Finance di Western Illinois University, USA (1992). Perjalanan karir sebelumnya mencakup VP Coporate Finance
PT PDFCI Securitas (1999-2000), Direktur Keuangan PT Barkatel Utama (2001-2006), dan Komisaris PT Mega Global
Triartha Optima (2001-2004). Aktif sebagai dosen program S-1 dan S-2 di “Asian Banking Finance and Informatics
Institute of Perbanas” 1998 – sampai sekarang.
Mr. Soemarsono was appointed Independent Commissioner of the Company in 2008, and Adviser to President Director
of PT Dinamika Usaha Jaya in 2005. He is a holder of graduate degree in Economics from University of Gadjah Mada
(1983) and Master of Art in Economics & Finance from Western Illinois University, USA (1992). Previously he was
posted as VP Corporate Finance, PT PDFCI Sekuritas (1999-2000), Finance Director of PT Barkatel Utama (2001-2006),
and Commissioner of PT Mega Global Triartha Optima (2001-2004). He has been lecturing for graduate and postgraduate programs in Asian Banking Finance and Informatics Institute of Perbanas since 1998.
Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ
Komisaris Independen Independent Commissioner
Menjabat Komisaris Independen Perseroan sejak 2008, sekaligus menjabat Komisaris Utama PT Citta Trahindo
Pratama sejak 2007, dan Managing Partner LAGR & Associates – Law Firm sejak 2006. Meraih gelar S-1 Jurusan
Teknik Pertambangan di Institut Teknologi Bandung (1977), gelar S-1 jurusan Hukum di Universitas Bung Karno,
gelar S-2 Magister Sains Ilmu Administrasi Bisnis Internasional Universitas Indonesia (2004), gelar S-2 Magister
Humaniora Ilmu Hukum Bisnis Universitas Gajah Mada (2007) dan Fellows Institute of Quarrying, UK (1996).
Perjalanan k arir sebelumnya mencakup Ketua Komite Pencatatan Bursa Efek Surabaya (2005-2007), Komisaris
PT Karimun Indoco Pratama (2003-2005), Direktur Utama Perusda Karimun BUMD-Holding (2001-2005), Direktur
Utama PT Bhumi Artha Khatulistiwa (1999-2001), Direktur Adminsitrasi, Direktur Pemasaran dan Direktur Operasi
PT Karimun Granite (1990-1999).
Kegiatan di dalam organisasi Profesi menjabat sebagai Ketua Umum Perhapi (Perhimpunan Ahli Pertambangan
Indonesia) untuk 2 periode: 2001-2003, 2003-2006 dan saat ini bertindak sebagai Dewan Penasihat Perhapi.
Sedangkan kegiatan di dalam organisasi Korporasi di Kadin ( Kamar Dagang dan Industri ) Indonesia sebagai Ketua
Komite Tetap Batubara dan Panas Bumi (2008-2010), KomiteTetap , Mineral dan Bahan Galian Industri (2010-2013),
dan di APBI (Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia) sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Hukum dan PerundangUndangan (2010-2013).
He has been an Independent Commissioner of the Company since 2008, concurrently President Commissioner of
PT Citta Trahindo Pratama since 2007, and Managing Partner of LAGR & Associates – Law Firm since 2006. He
has a graduate degree in Mine Engineering from Bandung Institute of Technology (1977), graduate degree of Law
from Bung Karno University, Master of Science, International Business Administration from University of Indonesia
(2004), Master of Human Studies, Business Law Science, University of Gajah Mada (2007) and Fellows Institute
of Quarrying, UK (1996). In his previous career he held various posts including Chairman of Listing Committee,
Surabaya Stock Exchange (2005-2007), Commissioner of PT Karimun Indoco Pratama (2003-2005), President Director
of Perusda Karimun BUMD-Holding (2001-2005), President Director of PT Bhumi Artha Khatulistiwa (1999-2001),
Administrative Affairs Director, Marketing Director and Operations Director of PT Karimun Granite (1990-1999).
Experience in professional organizations: Chairman of Indonesian Mining Experts Association (Perhapi) for two
periods, 2001-2003, 2003-2006, and currently member of Perhapi Advisory Council. In business organizations:
Indonesian Chamber of Commerce, Chairman of Coal Mining and Geothermal Committee (2008-2010), Mining,
Mineral and Industrial Quarrying Committee (2010-2013), Indonesian Coal Mining Association, Deputy Chairman of
Legal and Regulation Division (2010-2013).
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
284
Operational Management Report
DIREKSI
BOARD OF DIRECTORS
Ir. Anung Dri Prasetya, M.App.Sc
Direktur Pengembangan Usaha
Business Development Director
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Ir. Heri Supriyanto
Direktur Operasi/Produksi
Operations/Production Director
278
120
184
266
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Financial Statements
285
Corporate Data
Achmad Sudarto, SE, MM, Ak
Direktur Keuangan
Finance Director
Ir. Milawarma, M.Eng
Direktur Utama
President Director
M. Jamil, SE, MM, Ak
Direktur Niaga
Commerce Director
Ir. Maizal Gazali, MM
Direktur SDM & Umum
HR & General Affairs Director
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
286
Operational Management Report
PROFIL DIREKSI
BOARD OF DIRECTORS PROFILE
Ir. Milawarma, M.Eng
Menjabat Direktur Utama sejak 2011. Sebelumnya menjabat Direktur Operasi/Produksi Perseroan (2006). Meraih gelar
S-1 Jurusan Tambang di UPN Veteran, Yogyakarta (1987) dan Magister Engineering di University of Wollongong,
Australia (1995). Perjalanan karir sebelumnya di Perseroan meliputi jabatan Sekretaris Perusahaan (2003-2006),
Analis Bisnis/Profesional Senior Pengembangan Usaha (1999-2003), Kepala Diversifikasi Usaha (1997-1999), dan
Kepala Dinas Perencanaan Tambang Jangka Panjang (1995-1996).
Direktur Utama
President Director
Appointed President Director in 2011, previously Operations/Production Director of the Company from 2006. A
holder of graduate degree in Mining from UPN Veteran, Yogyakarta (1987) and Master of Engineering degree from
University of Wollongong, Australia (1995). Previous posts with the Company include Corporate Secretary (20032006), Senior Business Analyst /Professional of Business Development (1999-2003), Head of Business Diversification
(1997-1999), and Head of Long Term Mine Planning Unit (1995-1996).
Achmad Sudarto, SE, MM, Ak
Menjabat sebagai Direktur Keuangan Perseroan sejak tahun 2011. Meraih gelar S-1 Jurusan Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, di Universitas Sriwijaya, Palembang (1992) dan S-2 Magister Management (2009) dari Universitas Sriwijaya.
Mulai berkarir di PTBA sejak 1992, sebelum akhirnya menjabat sebagai Corporate Secretary (2009-2011) adalah
Senior Manajer Perbendaharaan dan Pendanaan PTBA, tahun 2009 dan Manajer Akuntansi di PTBA, tahun 2007.
Direktur Keuangan
Finance Director
Appointed Finance Director in 2011. His academic studies earned him a graduate degree in Accounting from School
of Economics, Sriwijaya University, Palembang (1992) and a master’s degree in Management (2009) from Sriwijaya
University. He joined PTBA in 1992, prior to holding the post of Corporate Secretary (2009-2011) he was Senior
Manager of Treasury and Funding in 2009 and Accounting Manager in 2007.
Ir. Anung Dri Prasetya, M.App.Sc
Menjabat Direktur Pengembangan Usaha sejak 2011. Menyelesaikan pendidikan S-1 Jurusan Tambang dari Institut
Teknologi Bandung (1987) dan Magister Engineering dari University of New South Walse (1996). Sebelumnya
menjabat sebagai Direktur Utama salah satu anak perusahaan yaitu PT. Bukit Pembangkit Innovative, Senior
Manager SDM (2005-2007), Senior Manager Penambangan (2004-2005), Senior Manager Pengembangan Usaha
(2002-2004), dan sebagai Sekretaris Perusahaan (2000-2002). Bergabung dengan Perseroan pada tahun 1987 dan
pernah menjabat berbagai posisi, mencakup diantaranya Kepala Pengembangan Usaha (1997-1997) dan Kepala
Eksplorasi/Pengembangan Tambang (1998-2000).
Appointed Business Development Director in 2011. A graduate of Bandung Institute of Technology, Mining Department
(1987) and Master of Engineering, University of New South Wales (1996). Previous posts in the Company include
President Director of subsidiary, PT Bukit Pembangkit Innovative, Senior Manager of HRD (2005-2007), Senior Manager
of Mining (2004-2005), Senior Manager of Business Development (2002-2004), and Corporate Secretary (2000-2002).
Joined the Company in 1987 holding several positions, including Head of Business Development (1997-1998) and Head
of Mine Exploration/Development (1998-2000).
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Direktur Pengembangan Usaha
Business Development Director
120
184
266
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Financial Statements
287
Corporate Data
Ir. Heri Supriyanto
Menjabat Direktur Operasi/Produksi sejak tahun 2011, setelah sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pengembangan
Usaha Perseroan (2006-2011). Meraih gelar S-1 Jurusan Teknik Industri di Institut Teknologi Bandung (1981).
Perjalanan karir sebelumnya di Perseroan mencakup jabatan Dirketur Uama PT Bukit Pembangkit Innovative (2006),
Senior Manajer Logistik Perseroan (2005-2006), General Manager Pengusahaan Briket (2001-2005), Pimpinan Proyek
Pengembangan Briket Batubara (1993-2001) dan Kepala Divisi Pengembangan Keteknikan (1991-1993).
Direktur Operasi/Produksi
Operations/Production Director
Appointed Operations/Production Director in 2011, previously Director of Business Development of the Company
(2006-2011). A graduate of Bandung Institute of Technology with a degree in Industrial Engineering (1981).
Previous posts with the Company are President Director of PT Bukit Pembangkit Innovative (2006), Senior Manager
of Logistics of the Company (2005-2006), General Manager of Briquette Business (2001-2005), Project Officer of
Coal Briquette Business Expansion (1993-2001) and Head of Engineering Development Division (1991-1993).
Ir. Maizal Gazali, MM
Menjabat Direktur SDM & Umum Perseroan sejak 2011. Meraih gelar S-1 jurusan teknologi industri dari Universitas
Sumatera Utara dan S-2 Magister Management Administration Technology dari Institut Teknologi Bandung.
Sebelumnya menjabat sebagai Senior Manajer Sistem Manajemen Perusahaan (2011), Senior Manajer SDM (20072011), Manajer Kajian Operasi dan Teknik (2006-2007), Manajer Kontrak dan Pengadaan (2005-2006) serta berbagai
jabatan madya lain. Pergabung dengan Perseroan pada tahun 1987 dan pernah menjabat sebagai Kabag Personalia
UPO(1991-1995), Kepala Bagian Pembelian Barang Tambang Utama (1997-1999) dan Manajer Pengadaan Barang
Rutin (1999-2002).
Direktur SDM & Umum
HR & General Affairs Director
Appointed Human Resource & General Affairs Director in 2011. Graduated from North Sumatera University and
post-graduate of Magister Management Administration Technology from Bandung Institute of Technology. Previous
positions in the Company are Senior Manager of Corporate Management System (2011), Senior Manager of HRD
(2007-2011), Manager of Operations and Technical Study (2006-2007), Manager of Contracts and Procurement
(2005-2006) and various middle management posts. Joined the Company in 1987 and posted as Head of Personnel
Division UPO(1991-1995), Head of Main Mining Property Purchasing (1997-1999) and Manager of Routine Material
Procurement (1999-2002).
M. Jamil, SE, MM, Ak
Menjabat Direktur Niaga Perseroan sejak 2011. Meraih gelar S-1 Bidang Akuntansi dari Universitas Sriwijaya
(1990) selanjutnya menyelesaikan Pendidikan Pasca Sarjana di Universitas Sriwijaya (2007). Sebelumnya
menjabat sebagai Senior Manajer Logistik (2009-2011), Senior Manajer Akuntansi dan Anggaran (2007-2009),
Manajer Perencanaan dan Kendali Keuangan (2002-2007) dan Kepala Akuntansi Manajemen (1999-2002). Mulai
bergabung di Perseroan tahun 1991 dan pernah menjabat sebagai Sekretaris Tim Renstra (1994) serta Kepala
Akuntansi Biaya (1997-1999).
Direktur Niaga
Commerce Director
Appointed Commerce Director in 2011. Graduated from Sriwijaya University, Accounting Department (1990) and
Post-graduate Program (2007). Prior to his current post, he was Senior Manager of Logistics (2009-2011), Senior
Manager of Accounting and Budget (2007-2009), Manager of Financial Planning and Control (2002-2007) and Head
of Management Accounting (1999-2002). Joined the Company in 1991 and held the posts of Secretary of Strategic
Planning Team (1994) and Head of Cost Accounting (1997-1999).
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
288
Operational Management Report
PROFIL SEKRETARIS PERUSAHAN DAN SPI
CORPORATE SECRETARY AND INTERNAL AUDIT UNIT PROFILE
Drs. Hananto Budi Laksono, MT
Menjabat sebagai Corporate Secretary sejak Desember 2011. Meraih gelar S-1 Fakultas Ekonomi
Universitas Katholik Parahyangan Bandung, (1986) dan S2 Magister Teknik, Program Teknik dan
Manajemen Industri dari Institut Teknologi Bandung (1992). Mulai berkarir di PTBA sejak 1986,
sebelum akhirnya menjabat sebagai Corporate Secretary adalah Senior Manajer Perbendaharaan dan
Pendanaan PTBA (2009-2011), dan Manajer Kantor Perwakilan Jakarta (2007-2009).
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Has held the post of Corporate Secretary since December 2011. A graduate of Catholic University of
Parahyangan Bandung, School of Economics (1986) and Master of Engineering of Bandung Institute
of Technology, Industrial Engineering and Management Program (1992). Has been with PTBA since
1986, and prior to being appointed Corporate Secretary he was Senior Manager of Treasury and
Funding (2009-2011), and Manager of Jakarta Representative Office (2007-2009).
Bambang Sutrisno
Menjabat sebagai Kepala Satuan Pengawas Internal sejak tahun 2009, setelah sebelumnya menjabat
sebagai Pemeriksa Utama (2007-2009) dan sebagai Manajer Kelayakan dan Kendali Investasi (20052007). Bergabung dengan PTBA sejak 1984, setelah sebelumnya bekerja pada PT Bumi Langoan,
Jakarta, sebagai Supervisor Akuntansi.
Appointed Head of Internal Audit Unit in 2009, previously Chief Auditor (2007-2009) and Manager
of Investment Feasibility and Control (2005-2007). He has been with PTBA since 1984, following his
employment with PT Bumi Langoan, Jakarta, as Accounting Supervisor.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Kepala Satuan Pengawas Internal
Head of Internal Audit Unit
120
184
266
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Financial Statements
289
Corporate Data
PROFIL KOMITE AUDIT
AUDIT COMMITTEE PROFILE
Helmi Mahfud,SE,Ak.
Menjabat anggota Komite Audit sejak Februari 2011. Meraih gelar sarjana Ekonomi Akuntansi di Universitas
Padjadjaran (1987). Perjalanan karir dimulai sejak 1988 di Kantor Akuntan Publik SGV Utomo, kemudian dilanjutkan
ke industri perbankan sebagai manajer di Financial Services PT Bank Merincorp, dan Merchant Banking PT Bank
Universal Tbk, dan saat ini aktif sebagai General Manajer di sebuah perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro
di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Anggota Komite Audit
Member of Audit Committee
A member of Audit Committee since February 2011. He has a graduate degree in Economic Accounting from
Padjadjaran University (1987). Professional experience started in 1988 at the Office of Public Accountant SGV
Utomo, then in banking industry as Manager of Financial Services, PT Bank Merincorp, and Merchant Banking, PT
Bank Universal Tbk, and currently General Manager of a minihydro electric power operator in Lebak Regency, Banten
Province.
Nuhindro Priagung Widodo, ST., MT., Dr.
Menjabat sebagai Anggota Komite Audit sejak Agustus 2011. Meraih gelar Sarjana Teknik Pertambangan dari Institut
Teknologi Bandung (1999), Magister Teknik dalam Geomekanika dari Institut Teknologi Bandung (2002), serta
Doktor dalam bidang ventilasi tambang bawah tanah dari Kyushu University, Jepang (2007). Menjadi pengajar pada
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB sejak tahun 2006. Selain
itu aktif melakukan berbagai macam penelitian dalam bidang teknik pertambangan sejak tahun 2000.
Anggota Komite Audit
Member of Audit Committee
He has been a member of Audit Committee since August 2011. He graduated as Mining Engineer from Bandung Institute
of Technology (1999), Master of Geomechanical Engineering from Bandung Institute of Technology (2002), and has
a doctorate degree in underground mining ventilation from Kyushu University, Japan (2007). Has been teaching at
Mine Engineering Study Program, Oil and Mine Engineering Faculty, Bandung Institute of Technology since 2006, and
conducting studies in mine engineering since 2000.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
290
Operational Management Report
PROFIL KOMITE NOMINASI, REMUNERASI DAN
PENGEMBANGAN SUMBERDAYA
NOMINATION, REMUNERATION AND HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT COMMITTEE PROFILE
Noeroso L. Wahyudi, SE, MA
Menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sejak tahun 2008. Mendapat Gelar
Sarjana Ekonomi Perusahaan tahun 1985 di Jakarta. Mendapat Gelar Master of Arts (1990) di Ball
State University, Muncie, Indiana, USA. Mengikuti kursus Environmental Economic Policy Analysis
di Harvard University, Boston, USA (1993) selama satu bulan. Peneliti Madya pada Badan Kebijakan
Fiskal, Kementerian Keuangan (sejak 2008). Aktif dalam mengikuti isu perubahan iklim di tingkat
nasional maupun internasional sejak tahun 2008.
Anggota Komite Nominasi dan
Remunerasi dan PSDM
Member of Nomination and
Remuneration and HRD Committee
Has been a member of Nomination, Remuneration and GCG Committee since 2008. He received a
graduate degree in Corporate Economics in Jakarta (1985), Master of Arts degree in Economics
from Ball State University, Muncie, Indiana, USA (1990). Took one-month training in Environmental
Economic Policy Analysis in Harvard University, Boston, USA (1993). Serving as Middle Researcher
at Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance since 2008 while actively observing climate change
issues at the national and international level.
Dr. Sumarhadi, SE, MM
Menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan PSDM sejak bulan Nopember 2010.
Pendidikan S-1 Manajemen tahun 1983 dari Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta; S-2
Manajemen tahun 1996 dari Institut Pengembangan Wiraswasta Indonesia; dan S-3 Manajemen
Pendidikan tahun 2002 dari Universitas Negeri Jakarta. Selain itu sejak 1979 – saat ini telah mengikuti
seminar nasional dan internasional tentang hubungan industrial.
Appointed member of Nomination, Remuneration and HRD Committee in November 2010. Holds a
graduate degree in Management (1983) from University of Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta,
master’s degree in Management (1996) from Indonesian Tourism Development Institute and doctorate
degree in Education Management (2002) from Universitas Negeri Jakarta. Participating in national and
international seminars on industrial relations since 1979.
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Anggota Komite Nominasi dan
Remunerasi dan PSDM
Member of Nomination and
Remuneration and HRD Committee
120
184
266
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
278
305
Data Perseroan
Laporan Keuangan
Financial Statements
291
Corporate Data
PROFIL KOMITE GOOD CORPORATE
GOVERNANCE
GOOD CORPORATE GOVERNANCE COMMITTEE PROFILE
Bambang Adi Winarso, Ph.D
Menjabat anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan GCG sejak 1 Oktober 2009 dan sejak 30 Juli 2010
diangkat menjadi anggota Komite GCG. Menyelesaikan pendidikan S-1 bidang Agribisnis dari Institut Pertanian
Bogor, tahun 1983, kemudian menyelesaikan program Master bidang International Economics dari University of
Kentucky, Lexington USA tahun 1989 dan menyelesaikan Program Doktor bidang Economics (Industrial Organization,
International Finance, International Trade) dari universitas yang sama tahun 1993.
Anggota Komite GCG
Member of GCG Committee
Menjabat sebagai Asisten Deputi Urusan Energi dan Ketenagalistrikan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
selain menjabat sebagai Komisaris di PT Indonesia Comnet Plus, setelah sebelumnya menjabat sebagai Kepala
Bidang Ketenagalistrikan, Kedeputian III Bidang Koordinasi Energi, Sumberdaya Mineral dan Kehutanan, Kementrian
Bidang Koordinasi Perekonomian. Selain itu mengajar sebagai Dosen Tamu pada program Master maupun Strata 1 di
berbagai universitas dalam maupun luar negeri.
Appointed member of Nomination, Remuneration and GCG Committee on October 1, 2009, and member of GCG
Committee on July 30, 2010. Completed his graduate studies in Agribusiness at Bogor Institute of Agriculture in
1983, master program in International Economics at University of Kentucky, Lexington USA in 1989 and doctorate
program in Economics (Industrial Organization, International Finance, International Trade) at the same university
in 1993.
He is Assistant to Deputy Head of Energy and Electricity, Coordinating Ministry of Economy in addition to his
assignment as Commissioner of PT Indonesia Comnet Plus, following his previous posts as Head of Electricity
Division, Energy Coordination, Mineral Resources and Forestry, Coordinating Ministry of Economy. Mr. Winarso is
also a guest lecturer in graduate and master programs at various universities at home and abroad.
Ir. Antonaria, MA
Menjabat anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan GCG sejak 1 Oktober 2009 dan sejak 30 Juli 2010 diangkat
menjadi anggota Komite GCG. Menyelesaikan pendidikan S-1 Jurusan Teknik Sipil bidang Manajemen Konstruksi dari
Institut Teknologi Bandung, tahun 1990, kemudian menyelesaikan program Master of Arts in Development Studies
(Studi Pembangunan) dari Murdoch University, Perth, Australia tahun 1999, selain mengikuti berbagai seminar dan
training di dalam maupun di luar negeri.
Anggota Komite GCG
Member of GCG Committee
Menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Sumber Daya Energi dan Kelembagaan, Direktorat Sumber Daya Energi,
Mineral dan Pertambangan, Bappenas, setelah sebelumnya menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Iklim dan
Cuaca, Direktorat Lingkungan Hidup (2006-2008), dan menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Lingkungan Usaha
Pertambangan Rakyat, Direktorat Sumberdaya Mineral dan Pertambangan, Bappenas (2002-2006). Sebelum berkarir
di Bappenas, pernah bekerja pada Hutama Prima Joint Operation, kontraktor pembangunan jalan dan PT Tripatra
Engineering, perusahaan konsultan.
Mr. Antonaria was appointed member of Nomination, Remuneration and GCG Committee on October 1, 2009 and
member of GCG Committee on July 30, 2010. He completed his graduate studies in Civil Engineering, Construction
Management at Bandung Institute of Technology in 1990, and master program in Development Studies at Murdoch
University, Perth, Australia in 1999. In addition, he has participated in various domestic and overseas seminars and
training sessions.
He was Sub-directorate Head of Energy Resources and Institutions, Directorate of Energy, Mineral Resources and Mining,
Bappenas, after his assignment as Head of Climate and Weather Sub-directorate, Directorate of Environment, Bappenas
(2006-2008). From 2002 to 2006 he was posted as Head of Small Scale Mining Business Sub-directorate, Directorate
of Mineral Resources and Mining, Bappenas. Prior to his career with Bappenas, he was employed by Hutama Prima
Joint Operation, a road construction contractor, and PT Tripatra Engineering, a consulting firm.
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
292
Operational Management Report
PROFIL KOMITE RISIKO USAHA, ASURANSI
DAN PASCA TAMBANG
BUSINESS RISK, INSURANCE AND POST-MINING COMMITTEE PROFILE
Andi Novianto, Ph.D
Menjadi anggota Komite Asuransi, Risiko Usaha, dan Pasca Tambang sejak 16 Mei 2009. Menyelesaikan
program doctoral pada Tohoku University, Jepang tahun 2001 di bidang Agriculture and Resource
Economics. Saat ini menjabat sebagai Asisten Deputi Urusan Kehutanan pada Deputi Bidang
Energi, Sumber Daya Mineral, dan Kehutanan-Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Aktif
mengikuti pertemuan di tingkat nasional maupun internasional dalam bidang energi terbarukan,
lingkungan, dan perubahan iklim.
Anggota Komite Risiko Usaha, Asuransi
dan Pasca Tambang
Member of the Business Risk, Insurance
and Post-Mining Committee
On May 16, 2009 Mr. Novianto was appointed member of Business Risk, Insurance and Post-Mining
Committee. Completed his doctorate program in Agriculture and Resource Economics at Tohoku
University, Japan (2001). Currently he is Assistant Deputy of Forestry at the office of Energy,
Mineral Resources and Forestry, Coordinating Ministry for Economy. Actively attending national
and international conferences on renewable energy, environment and climate change issues.
Ir. Faridha, M.Si
Menjadi Anggota Komite Risiko Usaha, Asuransi dan Pascatambang sejak 16 Maret 2009. Menyelesaikan
pendidikan Teknik Kimia dari Universitas Syiah Kuala (1993), menyelesaikan program Magister bidang
Ilmu Lingkungan dari Universitas Indonesia (2004). Saat ini sebagai Peneliti di bidang Lingkungan
(2004-sekarang). Sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala SubBagian Pengelolaan Lingkungan Bid.
Pertambangan Umum-Biro Lingkungan dan Teknologi (1999-2002), Kepala SubBidang Dokumentasi dan
Informasi-Puslitbangtek Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan (2002-2004).
She has been a member of Business Risk, Insurance and Post-Mining Committee since March 16, 2009.
Graduated from University of Syiah Kuala with a degree in Chemistry Engineering (1993) and further
completed her master program in Environmental Sciences at University of Indonesia (2004). Has been an
Environment Researcher since 2004. She was posted as Head of Environmental Management Sub-division,
General Mining Division, Environment and Technology Bureau (1999-2002), Head of Documentation and
Information Sub-division, Technological Research and Development Center for Electricity and Renewed
Energy (2002-2004).
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
Anggota Komite Risiko Usaha, Asuransi dan
Pasca Tambang
Member of the Business Risk, Insurance and
Post-Mining Committee
120
184
266
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
278
Data Perseroan
305
Laporan Keuangan
Financial Statements
293
Corporate Data
DAFTAR
Daftar ALAMAT
alamat ANAK
anak PERUSAHAAN
Perusahaan DAN
Dan
PERUSAHAAN
Perusahaan ASOSIASI
asosiasi
SUBSIDIARIES AND ASSOCIATES COMPANY
PT BATUBARA BUKIT KENDI
Jl. Jurang Parigi Dalam No.5
Tanjung Enim 31716
Sumatera Selatan, Indonesia
Phone +62-734-453 038
Fax
+62-734-451 037
PT BUKIT ASAM BANKO
Jl. Parigi No. 1 Tanjung enim 31716
Sumatera Selatan, Indonesia
Phone +62-734-451 096, 452353
Fax
+62-734-451 095, 452 993
PT BUKIT PEMBANGKIT INNOVATIVE
Setiabudi Atrium Lantai 2 Ruang 207
Jl. HR Rasuna Said Kav. 62
Jakarta 12920
Phone +62-21- 521 2463, 521 2470
Fax
+62-21-521 0725
PT BUKIT ASAM TRANSPACIFIC RAILWAY
Menara Rajawali Lantai 22
Mega Kuningan Lot 5.1,
Kawasan Mega Kuningan
Jakarta 12950
Phone +62-21-576 1688
Fax
+62-21-576 1687
PT BUKIT ASAM PRIMA
Menara Karya Lantai 19
Jl. HR Rasuna Said Blok X-5 Kav.1-2
Jakarta 12950
Phone +62-21-525 4014
Fax
+62-21-579 44517
PT BUKIT ASAM METANA PERANAP
Menara Kadin Indonesia Lantai 15
Jl. HR Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3
Jakarta 12950
Phone +62-21-525 4014
Fax
+62-21-525 4002
PT BUKIT ASAM METANA OMBILIN
Menara Kadin Indonesia Lantai 15
Jl. HR Rasuna Said Blok X-5 Kav.2-3
Jakarta 12950
Phone +62-21-525 4014
Fax
+62-21-525 4002
PT BUKIT ASAM METANA ENIM
Menara Kadin Indonesia Lantai 15
Jl. HR Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3
Jakarta 12950
Phone +62-21-525 4014
Fax
+62-21-525 4002
PT INTERNATIONAL PRIMA COAL
Menara Rajawali Lantai 24
Mega Kuningan Lot 5.1,
Kawasan Mega Kuningan
Jakarta 12950
Phone +62-21-576 1669
Fax
+62-21-576 1657
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
294
REFERENSI SILANG PERATURAN BAPEPAMLK NO. X.K.6
CROSS REFERENCE TO BAPEPAM-LK RULE X.K.6
NO.
KRITERIA
PENJELASAN
HALAMAN
PAGE
CRITERIA
DESCRIPTION
I
UMUM
1
Laporan tahunan disajikan dalam
bahasa Indonesia yang baik dan
benar dan dianjurkan menyajikan
juga dalam bahasa Inggris.
√
Written in good and correct
Indonesian, and it is recommended
to present the report in English
as well.
2
Laporan tahunan dicetak pada
kertas yang berwarna terang agar
mudah dibaca dan jelas.
√
Printed with good quality, using
readable type and size of font.
3
Laporan tahunan mencantumkan
identitas perusahaan dengan jelas
√
Corporate identity should be stated
clearly.
4
Laporan Tahunan ditampilkan di
website Perusahaan
√
Posted in the Company’s website
II
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
1
Informasi hasil usaha perusahaan
dalam bentuk perbandingan selama
5 (lima) tahun buku atau sejak
memulai usahanya jika perusahaan
tersebut menjalankan kegiatan
usahanya selama kurang dari 5
(lima) tahun
Informasi memuat antara lain:
1. Penjualan/pendapatan usaha
2. Laba (rugi)
3. Total laba (rugi) komprehensif
4. Laba (rugi) per saham
16-17
Financial information in
comparative form over a period
of five financial years or since
operation commence date if
company has been operational less
than five years.
Information covers at least:
1. Sales/operating income
2. Profit (loss)
3. Comprehensive total profit (loss)
4. Profit (loss) per share
2
Informasi posisi keuangan
perusahaan dalam bentuk
perbandingan selama 5 (lima)
tahun buku atau sejak memulai
usahanya jika perusahaan tersebut
menjalankan kegiatan usahanya
selama kurang dari 5 (lima) tahun
Informasi memuat antara lain:
1. Modal kerja bersih
2. Jumlah investasi
3. Jumlah aset
4. Jumlah kewajiban
5. Jumlah ekuitas
16-17
Financial information in
comparative form over a period
of five financial years or since
operation commencement date if
company has been operational less
than five years.
Information includes:
1. Net working capital
2. Total investment in other entities
3. Total assets
4. Total liabilities
5. Total equity
3
Rasio keuangan dalam bentuk
perbandingan selama 5 (lima)
tahun buku atau sejak memulai
usahanya jika perusahaan tersebut
menjalankan kegiatan usahanya
selama kurang dari 5 (lima) tahun
Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan
yang umum dan relevan dengan industri
perusahaan.
Financial ratios in comparative
form over a period of five
financial years or since operation
commencement date if company
has been operational less than
five years.
Information includes five general ratios that
are relevant to company’s business.
4
Laporan Tahunan wajib memuat
informasi harga saham dalam
bentuk tabel dan grafik.
Informasi harga saham sebelum
perubahan permodalan terakhir
wajib disesuaikan dalam hal terjadi
antara lain karena pemecahan
saham, dividen saham, dan saham
bonus
Informasi dalam bentuk tabel dan grafik yang
memuat:
1. Harga saham tertinggi,
2. Harga saham terendah,
3. Harga saham penutupan,
4. Volume saham yang diperdagangkan
untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua)
tahun buku terakhir (jika ada).
40
Information on share prices in
tables and graphs.
Information in tables and graphs depicts:
1. Highest share price
2. Lowest share price
3. Closing share price
4. Share transaction volume
for every quarter in the last two financial
years (if any).
5
Laporan Tahunan wajib memuat
informasi dalam 2 (dua) tahun
buku terakhir mengenai obligasi,
sukuk atau obligasi konvertibel
yang diterbitkan
Informasi memuat:
1. Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi
yang beredar
2. Tingkat bunga/imbalan
3. Tanggal jatuh tempo
4. Peringkat obligasi/sukuk
n.a
Information on total bonds, sukuk
or convertible bonds outstanding
in the last two financial years.
Information describes:
1. Total outstanding bonds/sukuk/convertible
bonds
2. Coupon rate
3. Maturity date
4. Bond/sukuk rating
III
LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
1
Laporan Dewan Komisaris
PT Bukit Asam Tbk
GENERAL
Nama Perusahaan dan Tahun Annual Report
ditampilkan di:
1. Sampul muka;
2. Samping;
3. Sampul belakang; dan
4. Setiap halaman
FINANCIAL HIGHLIGHTS
Memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Penilaian kinerja direksi mengenai
pengelolaan perusahaan
2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan
yang disusun oleh direksi.
3. Komite-komite yang berada dibawah
pengawasan dewan komisaris.
4. Perubahan komposisi dewan komisaris (jika
ada)
.
Company name and year of annual report on:
1. Front cover
2. Side cover
3. Back cover
4. Every page
Laporan Tahunan 2011
16-17, 159
BOARD OF COMMISSIONERS AND DIRECTORS REPORT
46-55
Board of Commissioners Report
Information includes:
1. Evaluation of Board of Directors
performance
2. Review of business prospects stated by
Board of Directors
3. Committees under Board of Commissioners
4. Changes in Board of Commissioners
composition (if any)
295
NO.
KRITERIA
PENJELASAN
2
Laporan Direksi
Memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Kinerja perusahaan mencakup antara
lain kebijakan strategis, perbandingan
antara hasil yang dicapai dengan yang
ditargetkan, dan kendala-kendala yang
dihadapi perusahaan.
2. Prospek usaha
3. Penerapan tata kelola perusahaan yang
baik yang telah dilaksanakan oleh
perusahaan
4. Perubahan komposisi dewan direksi (jika
ada)
3
Tanda tangan anggota direksi dan
anggota dewan komisaris
Memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran
tersendiri
2. Pernyataan bahwa direksi dan dewan
komisaris bertanggung jawab penuh atas
kebenaran isi laporan tahunan.
3. Ditandatangani seluruh anggota dewan
komisaris dan anggota direksi dengan
menyebutkan nama dan jabatannya
4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri
dari yang bersangkutan dalam hal terdapat
anggota Dewan Komisaris atau direksi
yang tidak menandatangani laporan
tahunan, atau:
penjelasan tertulis dalam surat tersendiri
dari anggota yang lain dalam hal tidak
terdapat penjelasan tertulis dari yang
bersangkutan.
IV
PROFIL PERUSAHAAN
1
Nama dan alamat lengkap
perusahaan
Informasi memuat antara lain nama dan
alamat, kode pos, no. Telp, no. Fax, email,
dan website
2
Riwayat singkat perusahaan
Mencakup antara lain: tanggal/tahun
pendirian, nama, dan perubahan nama
perusahaan (jika ada).
3
Bidang usaha
Uraian mengenai antara lain:
1. bidang usaha yang dijalankan sesuai
dengan anggaran dasar yang telah
ditetapkan; dan
2. penjelasan mengenai produk dan atau jasa
yang dihasilkan
4
Struktur Organisasi
Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan
jabatan
5
Visi dan Misi Perusahaan
6
7
HALAMAN
PAGE
56-69
304
CRITERIA
DESCRIPTION
Board of Directors Report
Contains the following information:
1. Analysis of company performance:
strategic policy, comparison of result and
target, problems facing the company
2. Business prospects
3. Good corporate governance practice
4. Changes in Board of Directors composition
(if any)
Signatures of Board of
Commissioners and Board of
Directors members
Provides the following information:
1. Signatures are printed on a separate sheet
2. Statement of Board of Commissioners
and Board of Directors that they are fully
responsible for the validity of annual
report
3. Signatures, names and positions of all
members of Board of Commissioners and
Board of Directors
4. Separate written statement of any
member of Board of Commissioners or
Board of Directors not signing the report,
or separate written statement of other
members in case there is no explanation
from the member who does not sign the
report.
CORPORATE PROFILE
33, halaman
belakang
back cover
Name and address
Information includes name, address, postal
code, telephone and/or fax number(s), e-mail
and website
Brief history
Description includes date of establishment,
name and change of name (if any)
Line of business
Description regarding:
1. Line of business in accordance with
articles of association
2. Products or services provided
35
Organization structure
In the form of chart, depicting names and
positions
Mencakup:
1. Visi dan misi perusahaan; dan
2. Keterangan bahwa visi dan misi tersebut
telah disetujui oleh Direksi/Dewan
Komisaris
28
Vision and mission
Elaborates on:
1. Corporate vision and mission
2. Statement that corporate vision and
mission are approved by Board of
Directors/Board of Commissioners
Identitas dan riwayat hidup singkat
anggota Dewan Komisaris
Informasi memuat antara lain:
1. Nama
2. Jabatan (termasuk jabatan pada
perusahaan atau lembaga lain)
3. Umur
4. Pendidikan
5. Pengalaman kerja
6. Tanggal penunjukan pertama kali sebagai
anggota Dewan Komisaris
282-283
Identity and brief curriculum.
vitae of Board of Commissioners
members
Information includes:
1. Name
2. Position (incl. position in any other
company or institution)
3. Age
4. Education
5. Working experience
6. Date of first appointment as member of
Board of Commssioners
Identitas dan riwayat hidup singkat
anggota Direksi
Informasi memuat antara lain:
1. Nama
2. Jabatan (termasuk jabatan pada
perusahaan atau lembaga lain)
3. Umur
4. Pendidikan
5. Pengalaman kerja
6. Tanggal penunjukan pertama kali sebagai
anggota Direksi
286-287
Identity and brief curriculum.vitae
of Board of Directors members
Information includes:
1. Name
2. Position (incl. position in any other
company or institution)
3. Age
4. Education
5. Working experience
6. Date of first appointment as member of
Board of Directors
29
29-31
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
296
NO.
KRITERIA
PENJELASAN
8
Jumlah Karyawan (komparatif
2 tahun) dan deskripsi
pengembangan kompetensinya
(misal: aspek pendidikan dan
pelatihan karyawan)
Informasi memuat antara lain:
1. Jumlah karyawan untuk masing-masing
level organisasi
2. Jumlah karyawan untuk masing-masing
tingkat pendidikan
3. Pelatihan karyawan yang telah dilakukan
dengan mencerminkan adanya persamaan
kesempatan kepada seluruh karyawan
4. Biaya yang telah dikeluarkan
9
Komposisi Pemegang Saham
10
HALAMAN
PAGE
CRITERIA
DESCRIPTION
93-95
Total employees (two-year
comparison) and description
of potential development (e.g.
education and training)
Information describes:
1. Number of employees in each organization
level
2. Number of employees in each education
level
3. Accomplished training reflecting equal
opportunity for all employees
4. Total costs incurred
Mencakup antara lain:
1. Nama pemegang saham yang memiliki 5%
atau lebih saham
2. Nama direktur dan komisaris yang memiliki
saham
3. Kelompok pemegang saham masyarakat
dengan kepemilikan saham masingmasing kurang dari 5%, dan persentase
kepemilikannya
43-45
Shareholding composition
Information includes among other things:
1. Name of shareholders owning 5% or more
ownership
2. Directors and Commissioners owning
shares
3. Public shareholders each owning less than
5% and the percentage of their ownership
Daftar Anak Perusahaan dan atau
Perusahaan Asosiasi
Informasi memuat antara lain :
1. Nama Anak Perusahaan/Perusahaan
Asosiasi
2. % Kepemilikan saham
3. Keterangan tentang bidang usaha anak
perusahaan atau perusahaan asosiasi
4. Keterangan status operasi perusahaan anak
atau perusahaan asosiasi (telah beroperasi
atau belum beroperasi)
34
Subsidiaries and/or affiliates
Information contains at least:
1. Name of subsidiaries/affiliates
2. Percentage of share ownership
3. Core business of subsidiaries/affiliates
4. Operating status of subsidiaries/affiliates
(operational or non-operational)
11
Kronologis pencatatan saham
Mencakup antara lain:
1. Kronologis pencatatan saham
2. Jenis tindakan korporasi (corporate action)
yang menyebabkan perubahan jumlah
saham
3. Perubahan jumlah saham dari awal
pencatatan sampai dengan akhir tahun
buku
4. Nama bursa dimana saham perusahaan
dicatatkan
42
Share listing chronology
Information describes at least:
1. Share listing chronology
2. Corporate action affecting total number
of shares
3. Changes of share total number from initial
listing to end of financial year
4. Name of bourse(s) where company shares
are listed
12
Kronologis pencatatan Efek lainnya
Mencakup antara lain:
1. Kronologis pencatatan efek lainnya
2. Jenis tindakan korporasi (corporate action)
yang menyebabkan perubahan jumlah
efek lainnya
3. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal
pencatatan sampai dengan akhir tahun
buku
4. Nama Bursa dimana efek lainnya
perusahaan dicatatkan
5. Peringkat efek
n.a
Other securities listing chronology
Description includes among other things:
1. Other securities listing chronology
2. Corporate action affecting total number of
other securities
3. Changes of securities total number from
initial listing to end of financial year
4. Name of bourse(s) where securities are
listed
5. Securities rating
13
Nama dan alamat lembaga dan
atau profesi penunjang pasar
modal
Informasi memuat antara lain:
1. Nama dan alamat BAE
2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik
3. Nama dan alamat perusahaan pemeringkat
efek
34
Name & address of capital market
institutions and professionals
Information with regard to:
1. Name & address of Share Registrar
2. Name & address of Public Accountant
Office
3. Name & address of Rating Agency
14
Akuntan Perseroan
Informasi memuat antara lain:
1. Jumlah periode akuntan telah melakukan
audit laporan keuangan tahunan
perusahaan
2. Jumlah periode Kantor Akuntan Publik
telah melakukan audit laporan keuangan
tahunan perusahaan
3. Besarnya fee audit
4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain
jasa financial audit
248
Corporate Accountant
Information includes:
1. Name of awards and/or certifications
2. Year of awards and/or certifications
presentation
3. Name of institution presenting awards
and/or certifications
4. Validity period (for certifications)
15
Penghargaan dan atau sertifikasi
yang diterima perusahaan baik
yang berskala nasional maupun
internasional
16
Nama dan alamat anak perusahaan
dan atau kantor cabang atau
kantor perwakilan (jika ada)
V
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
1
Tinjauan operasi per segmen usaha
PT Bukit Asam Tbk
.
Memuat uraian mengenai:
1. Produksi/kegiatan usaha;
2. Peningkatan/penurunan kapasitas
produksi;
3. Penjualan/pendapatan usaha;
4. Profitabilitas
untuk masing-masing segmen usaha yang
diungkapkan dalam laporan keuangan
(jika ada)
Laporan Tahunan 2011
20-21
Awards and/or certifications
received by company at national
and international level
33, 295
Name and address of subsidiaries
or branches or representative
offices (if any)
133-146
Review of business operations per
business segment
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
Contains information on:
1. Production or business activity
2. Increase/decrease of production capacity
3. Sales/operating income
4. Profitability
of each business segment presented in
financial statement, if any
297
NO.
2
KRITERIA
PENJELASAN
Uraian atas kinerja keuangan
Perusahaan
Analisis kinerja keuangan yang mencakup
perbandingan antara kinerja keuangan tahun
yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya
(dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain
mengenai:
1. Aset lancar, aset tidak lancar, dan jumlah
aset;
2. Kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar,
dan jumlah kewajiban;
3. Penjualan/pendapatan usaha;
4. Beban usaha;
5. Laba/Rugi bersih
HALAMAN
PAGE
CRITERIA
DESCRIPTION
Description of financial
performance
Comparative financial analysis of current
and previous years (in narration and table),
covering:
1. Current assets, non-current assets, total
assets
2. Current liabilities, non-current liabilities,
total liabilities
3. Sales/operating income, expenses and
profit (loss)
4. Other comprehensive income, and total
comprehensive profit (loss)
5. Net Profit
Discussion and analysis of debt
service ratio and turnover rate
Explanation on:
1. Long-term or short-term debt service ratio
2. Loan turnover rate
147-149
150-152
153
156
157
3
Bahasan dan analisis tentang
kemampuan membayar utang dan
tingkat kolektibilitas piutang
Perseroan
Penjelasan tentang :
1. Kemampuan membayar utang
2. Tingkat kolektibilitas piutang
159-160
4
Bahasan tentang struktur modal
(capital structure), dan kebijakan
manajemen atas struktur modal
(capital structure policy)
Penjelasan atas:
1. Struktur modal (capital structure),
2. Kebijakan manajemen atas struktur modal
(capital structure policy),
161
Discussion of capital structure and
capital structure policy
Explanation on:
1. Capital structure
2. Capital structure policy
5
Bahasan mengenai ikatan yang
material untuk investasi barang
modal
Penjelasan tentang:
1. Tujuan dari ikatan tersebut
2. Sumber dana yang diharapkan untuk
memenuhi ikatan-ikatan tersebut
3. Mata uang yang menjadi denominasi
4. Langkah-langkah yang direncanakan
perusahaan untuk melindungi risiko dari
posisi mata uang asing yang terkait
n.a.
Material commitment in capital
expenditure
Description of:
1. Purpose of commitment
2. Funding sources to honor commitment
3. Currency
4. Action plans to hedge foreign currency
risks
Note: if company has no commitment in
capital expenditure, it should be stated
143
If financial statement discloses
material increase or decrease in
net sales/income, discussion of the
extent of such changes if related
to total goods or services sold,
and whether or not there are new
goods or services.
Explanation on:
1. Amount of increase/decrease of net sales/
income
2. Causes of material increase/decrease of
net sales/income related to total goods/
services sold, and
140-141
Discussion of effect of price
changes on net sales/income and
profit for two years or since the
company’s commencement date if
company has been operational less
than two years.
State whether or not there is such information
disclosure.
183
Material information and fact
subsequent to date of accountant
report
Description of significant events subsequent
to accountant report including the effects on
company’s future performance and business
risk.
Note: if there is no significant event
subsequent to accountant report, state so.
Catatan: apabila perusahaan tidak mempunyai
ikatan terkait investasi barang modal, agar
diungkapkan
6
Jika laporan keuangan
mengungkapkan peningkatan atau
penurunan yang material dari
penjualan/pendapatan bersih,
maka berikan bahasan tentang
sejauh mana perubahan tersebut
dapat dikaitkan dengan jumlah
barang atau jasa yang dijual, dan
atau adanya produk atau jasa baru
Penjelasan mengenai:
1. Besaran peningkatan/penurunan penjualan
atau pendapatan bersih
2. Faktor penyebab peningkatan/penurunan
material dari penjualan atau pendapatan
bersih yang dikaitkan dengan jumlah barang
atau jasa yang dijual, dan atau adanya
produksi atau jasa baru
7
Bahasan tentang dampak
perubahan harga terhadap
penjualan/ pendapatan bersih
perusahaan serta laba perusahaan
selama 2 (dua) tahun atau sejak
perusahaan memulai usahanya, jika
baru memulai usahanya kurang dari
2 (dua) tahun
Ada atau tidak ada pengungkapan
8
Informasi dan fakta material yang
terjadi setelah tanggal laporan
akuntan
Uraian kejadian penting setelah tanggal
laporan akuntan termasuk dampaknya
terhadap kinerja dan risiko usaha di masa
mendatang.
Catatan: apabila tidak ada kejadian penting
setelah tanggal laporan akuntan, agar
diungkapkan
9
Uraian tentang prospek usaha
perusahaan
Uraian mengenai prospek perusahaan
dikaitkan dengan industri dan ekonomi secara
umum disertai data pendukung kuantitatif
dari sumber data yang layak dipercaya
122-131
Description of company business
prospects
Description of business prospects in relation
to industry and general economic condition,
with supporting quantitative data from
reliable sources
10
Uraian tentang aspek pemasaran
Uraian tentang aspek pemasaran atas produk
dan/atau jasa perusahaan, antara lain strategi
pemasaran dan pangsa pasar
139-143
Description of marketing aspect
Description of marketing of products and/
or services, covering marketing strategy and
market share of the company
11
Uraian mengenai kebijakan dividen
dan jumlah dividen kas per saham
dan jumlah dividen per tahun yang
diumumkan atau dibayar selama 2
(dua) tahun buku terakhir
Memuat uraian mengenai:
1. Jumlah dividen
2. Jumlah dividen per saham
3. Payout ratio
untuk masing-masing tahun
Catatan: apabila tidak ada pembagian dividen,
agar diungkapkan alasannya
44-45
Description of dividend policy,
total cash dividend per share and
total dividend per year declared
and paid for the past two financial
years
Description includes:
1. Total dividend
2. Total dividend per share
2. Payout ratio
for each year
Note: if no dividend is paid, state the reason.
12
Realisasi penggunaan dana hasil
penawaran umum (dalam hal
perusahaan masih diwajibkan
menyampaikan laporan realisasi
penggunaan dana)
Memuat uraian mengenai:
1. Total perolehan dana,
2. Rencana penggunaan dana,
3. Rincian penggunaan dana,
4. Saldo dana, dan
5. Tanggal persetujuan RUPS atas perubahan
penggunaan dana (jika ada)
Application of public offering
proceeds (if company is still
required to make such report)
Description of the following:
1. Total fund acquired
2. Proposed application of fund
3. Detail of fund application
4. Balance of fund
5. Date of GMS approval for revised fund
application, if any
n.a
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
298
NO.
KRITERIA
PENJELASAN
13
Informasi material mengenai
investasi, ekspansi, divestasi,
akuisisi atau restrukturisasi utang/
modal.
Memuat uraian mengenai:
1. Tujuan dilakukannya transaksi;
2. Nilai transaksi atau jumlah yg
direstrukturisasi;
3. Sumber dana.
Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi
dimaksud, agar diungkapkan
14
Informasi transaksi material yang
mengandung benturan kepentingan
dan/atau transaksi dengan pihak
afiliasi.
15
HALAMAN
PAGE
CRITERIA
DESCRIPTION
171
Material information on
investment, expansion,
divestment, acquisition or debt/
capital restructuring
Information on the following:
1. Purpose of transaction
2. Value of transaction or restructuring
3. Source(s) of fund
Note: if there is no such transaction, state
so.
Memuat uraian mengenai:
1. Nama pihak yang bertransaksi dan sifat
hubungan afiliasi;
2. Penjelasan mengenai kewajaran transaksi;
3. Alasan dilakukannya transaksi;
4. Realisasi transaksi pada periode berjalan;
5. Kebijakan perusahaan terkait dengan
mekanisme review atas transaksi;
6. Pemenuhan peraturan dan ketentuan terkait
Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi
dimaksud, agar diungkapkan
170,
172-173
Information on material
transaction involving conflict of
interest and/or transaction with
affiliated parties
Description of the following:
1. Name of party making transaction and
nature of affiliation
2. Explanation on transaction fairness
3. Reason for making transaction
4. Realized transaction in current period
5. Company policy in relation to mechanism
of transaction review
6. Compliance with related rules and
regulations
Note: if there is no such transaction, state so
Uraian mengenai perubahan
peraturan perundang-undangan
yang berpengaruh signifikan
terhadap perusahaan
Uraian memuat antara lain: perubahan
peraturan perundang-undangan dan
dampaknya terhadap perusahaan
Catatan: apabila tidak terdapat perubahan
peraturan perundang-undangan yang
berpengaruh signifikan, agar diungkapkan
174-177
Description of changes in laws and
regulations significantly affecting
the company
Describe changes in government policy and
the effects on the company
Note: if there are no significant changes in
laws and regulations, state so
16
Uraian mengenai perubahan
kebijakan akuntansi
Uraian memuat antara lain: perubahan
kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya
terhadap laporan keuangan
178-183
Description of changes in
accounting policies
Describe changes in accounting policies,
reasons and effects on financial statement
VI
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
1
Uraian Dewan Komisaris
2
CORPORATE GOVERNANCE
Uraian memuat antara lain:
1. Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris
2. Pengungkapan prosedur penetapan
remunerasi
3. Besarnya remunerasi untuk setiap anggota
dewan komisaris.
4. Frekuensi pertemuan
5. Tingkat kehadiran dewan komisaris dalam
pertemuan
Uraian Direksi
Uraian memuat antara lain:
1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung
jawab masing-masing anggota Direksi.
2. Frekuensi pertemuan
3. Tingkat kehadiran anggota Direksi dalam
pertemuan
4. Program pelatihan dalam rangka
meningkatkan kompetensi Direksi
209
207
Description of Board of
Commissioners
Description contains:
1. Board of Commissioners responsibility
2. Procedures of fixing remuneration
3. Remuneration structure showing
remuneration components and nominal
amount per component for each member of
Board of Commissioners
4. Frequency and attendance rate of Board of
Commissioners meeting
5. Training program for enhancing Board of
Commissioners’ competence
Description of Board of Directors
Description include:
1. Scope of duty and responsibility of each
member of Board of Directors
2. Frequency of Board of Directors meeting
3. Attendance rate of Board of Directors
meeting
4. Training program for enhancing Board of
Directors’ competence
208
209-213
215-217
223-224
224
3
Assessment terhadap anggota
Dewan Komisaris dan/atau Direksi
Uraian mengenai:
1. Proses pelaksanaan assessment atas kinerja
anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi
2. Kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan
assessment atas kinerja anggota Dewan
Komisaris dan/atau Direksi
3. Pihak yang melakukan assessment
204-206
Assessment of members of Board
of Commissioners and Board of
Directors
Description with regard to:
1.Assessment process of Board of
Commissioners and Board of Directors
performance
2.Assessment criteria of Board of
Commissioners and Board of Directors
performance
3.Name of party making the assessment
4
Uraian mengenai kebijakan
remunerasi bagi Direksi
Mencakup antara lain:
1. Pengungkapan prosedur penetapan
remunerasi
2. Struktur remunerasi yang menunjukkan
jenis dan jumlah imbalan jangka pendek dan
jangka panjang/pasca kerja untuk setiap
anggota Direksi
3. Indikator kinerja untuk mengukur
performance Direksi
217-218
220
Description of remuneration policy
for Board of Directors
Description includes:
1. Procedures of fixing remuneration
2. Remuneration structure showing type
and amount of short-term, long-term and
post-employment benefits for each member of
Board of Directors
3. Performance indicator of Board of Directors
5
Komite Audit
Mencakup antara lain:
1. Nama dan jabatan anggota komite audit
2. Kualifikasi pendidikan dan pengalaman
kerja anggota komite audit
3. Independensi anggota komite audit
4. Uraian tugas dan tanggung jawab
5. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan
komite audit
6. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran
komite audit
Audit Committee
Information includes:
1. Name and position of members
2. Qualification and experience of members
3. Independence of members
4. Duty and responsibility
5. Activity report
6. Audit Committee meeting frequency and
attendance rate
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
229
291
228
227
229-231
229
299
NO.
KRITERIA
PENJELASAN
6
Komite GCG
Mencakup antara lain:
1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat
anggota komite GCG
2. Independensi anggota komite GCG
3. Uraian tugas dan tanggung jawab
4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite GCG
5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran
komite GCG
7
8
9
Komite Nominasi, Remunerasi dan
PSDM (Konarba dan PSDM)
Mencakup antara lain:
1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat
anggota komite Konarba dan PSDM
2. Independensi anggota komite Konarba
dan PSDM
3. Uraian tugas dan tanggung jawab
4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite
Konarba dan PSDM
5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran
komite Konarba dan PSDM
Komite-komite lain di bawah
Dewan Komisaris yang dimiliki
oleh perusahaan (Komite asuransi,
risiko usaha dan pasca tambang)
Mencakup antara lain:
1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat
anggota komite lain
2. Independensi anggota komite lain
3. Uraian tugas dan tanggung jawab.
4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain
5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran
komite lain
Uraian tugas dan fungsi Sekretaris
Perusahaan
Mencakup antara lain:
1. Nama dan riwayat jabatan singkat
sekretaris perusahaan
2. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris
perusahaan
10
Uraian mengenai unit audit
internal
Mencakup antara lain:
1. Nama ketua unit audit internal
2. Jumlah pegawai pada unit audit internal
3. Kualifikasi/sertifikasi sebagai profesi audit
internal
4. Struktur atau kedudukan unit audit internal
5. Uraian pelaksanaan tugas
6. Pihak yang mengangkat/memberhentikan
ketua unit audit internal
11
Akuntan Perseroan
Informasi memuat antara lain:
1. Jumlah periode akuntan telah melakukan
audit laporan keuangan tahunan
perusahaan
2. Jumlah periode Kantor Akuntan Publik
telah melakukan audit laporan keuangan
tahunan perusahaan
3. Besarnya fee audit dan jasa atestasi
lainnya (dalam hal akuntan memberikan
jasa atestasi lainnya bersamaan dengan
audit)
4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain
jasa financial audit
12
13
Uraian mengenai manajemen risiko
perusahaan
Uraian mengenai sistem
pengendalian intern
Mencakup antara lain:
1. Penjelasan mengenai sistem manajemen
risiko
2. Penjelasan mengenai evaluasi yang
dilakukan atas efektivitas sistem manajemen
risiko
3. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang
dihadapi perusahaan
4. Upaya untuk mengelola risiko tersebut
Mencakup antara lain:
1. Penjelasan singkat mengenai sistem
pengendalian intern
2. Penjelasan mengenai evaluasi yang
dilakukan atas efektivitas sistem
pengendalian intern
HALAMAN
PAGE
CRITERIA
DESCRIPTION
GCG Committee
Description includes:
1. Name, position, brief curriculum vitae of
members
2. Independence of members
3. Duty and responsibility
4. Activity report
5. GCG Committee meeting frequency and
attendance rate
Remuneration Committee
Description includes:
1. Name, position, brief curriculum vitae of
members
2. Independence of members
3. Duty and responsibility
4. Activity report
5. Meeting frequency and attendance rate
Other Committees under Board of
Commissioners
Information covers at least:
1. Name, position, brief curriculum vitae of
members
2. Independence of members
3. Duty and responsibility
4. Activity report
5. Other Committees meeting frequency and
attendance rate
Job and function of Corporate
Secretary
Description includes:
1. Name and brief curriculum vitae of
Corporate Secretary
2. Activity report
Internal Audit Unit
Description of:
1. Name of head of internal audit unit
2. Total employees of internal audit unit
3. Professional internal audit qualification/
certification
4. Structure and position of internal audit
unit
5. Activity report
6. Party appointing/terminating head of
internal audit unit
Accountant
Information on:
1. Number of periods accountant has audited
company’s annual financial statements
2. Number of periods public accountant
office has audited company’s annual financial
statements
3. Amount of audit fee and other attestation
fees (if accountant provides attestation
concurrently with audit)
4. Other accountant services besides financial
audit
Description of company’s risk
management
Description includes:
1. Risk management system
2. Evaluation of effectiveness of risk
management system
3. Risks facing the company
4. Efforts to manage such risks
Description of internal control
system
Information includes:
1. Brief report on internal control system
2. Evaluation of effectiveness of internal
control system
231
232
232-234
232
237
236-237
238-239
238
240, 292
240
239
240
240
288
242-244
288
247-248
248
249
248
86
86
87-88
90
246
263-264
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
300
NO.
14
KRITERIA
PENJELASAN
Uraian mengenai corporate social
responsibility yang terkait dengan
lingkungan hidup
Mencakup antara lain informasi tentang:
1. Kebijakan,
2. Kegiatan yang dilakukan, dan
3. Dampak keuangan dari kegiatan
terkait program lingkungan hidup, seperti
penggunaan material dan energi yang ramah
lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem
pengolahan limbah perusahaan, dan lain-lain
4. Sertifikasi di bidang lingkungan yang
dimiliki
15
Uraian mengenai corporate social
responsibility yang terkait dengan
ketenagakerjaan, kesehatan dan
keselamatan kerja
Mencakup antara lain informasi tentang:
1. Kebijakan,
2. Kegiatan yang dilakukan dan
3. Dampak keuangan dari kegiatan
terkait praktik ketenagakerjaan, kesehatan,
dan keselamatan kerja, seperti kesetaraan
gender dan kesempatan kerja, sarana dan
keselamatan kerja, tingkat turnover karyawan,
tingkat kecelakaan kerja, pelatihan, dan
lain-lain
16
Uraian mengenai corporate
social responsibility yang terkait
dengan pengembangan sosial dan
kemasyarakatan
Mencakup antara lain informasi tentang:
1. Kebijakan,
2. Kegiatan yang dilakukan, dan
3. Dampak keuangan dari kegiatan
terkait pengembangan sosial dan
kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga
kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar
perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana
sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain
17
Uraian mengenai corporate social
responsibility yang terkait dengan
tanggung jawab kepada konsumen
Mencakup antara lain informasi tentang:
1. Kebijakan,
2. Kegiatan yang dilakukan, dan
3. Dampak keuangan dari kegiatan
terkait tanggung jawab produk, seperti
kesehatan dan keselamatan konsumen,
informasi produk, sarana, jumlah dan
penanggulangan atas pengaduan
konsumen, dan lain-lain
18
Perkara penting yang sedang
dihadapi oleh perusahaan, entitas
anak, anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris yang
menjabat pada periode laporan
tahunan
Mencakup antara lain:
1. Pokok perkara/gugatan
2. Status penyelesaian perkara/gugatan
3. Pengaruhnya terhadap kondisi keuangan
perusahaan
Catatan: dalam hal tidak berperkara, agar
diungkapkan
19
Akses informasi dan data
perusahaan
Uraian mengenai tersedianya akses informasi
dan data perusahaan kepada publik,
misalnya melalui website, media massa,
mailing list, buletin, pertemuan dengan
analis, dan sebagainya
20
Bahasan mengenai kode etik
Memuat uraian antara lain:
1. Keberadaan kode etik
2. Isi kode etik
3. Pengungkapan bahwa kode etik berlaku
bagi seluruh level organisasi
4. Upaya dalam penerapan dan penegakannya
5. Pernyataan mengenai budaya perusahaan
(corporate culture) yang dimiliki
perusahaan
21
VII
Pengungkapan mengenai
whistleblowing system
Memuat uraian tentang mekanisme
whistleblowing system antara lain:
1. Penyampaian laporan pelanggaran
2. Perlindungan bagi whistleblower
3. Penanganan pengaduan
4. Pihak yang mengelola pengaduan.
HALAMAN
PAGE
CRITERIA
DESCRIPTION
Description of corporate
social responsibility related to
environment
Description includes information on:
1. Policy
2. Activities
3. Financial effect of environmental program
activities, such as usage of recyclable material
and eco-friendly energy, waste treatment
system, etc.
4. Environmental certification owned by the
Company
Description of corporate
social responsibility related to
employment, work safety and
health
Information includes:
1.Policy
2.Activities
3.Financial effect of these activities in
relation to employment, work safety and
health, gender equality and equal opportunity,
working facilities, employee turnover, workrelated accident rate, training, etc.
Description of corporate social
responsibility related to social and
community development
Information includes:
1.Policy
2.Activities
3.Financial effect of these activities, such as
hiring local people, empowering neighboring
community, improving social facilities and
infrastructure, making financial contribution,
etc.
Description of corporate social
responsibility in relation to
customer
nformation covers:
1.Policy
2.Activities
3.Financial effect of these activities in
relation to customer’s safety and health,
product information, means of handling
customer complaints, total number of
customer complaints settled, etc.
Description of significant
cases faced by the company,
subsidiaries, incumbent members
of Board of Directors and Board of
Commissioners
Description includes:
1. Subject of cases/claims
2. Status of cases/claims settlement
3. Effects on company’s financial condition
Note: if there is no significant case, state so
Public access to corporate data and
information
Elaboration on availability of public access
to corporate data and information, through
website, mass media, mailing list, bulletin,
analyst meeting, etc.
Discussion of code of conduct
Discussion includes:
1. The establishment of code of conduct
2. Content of code of conduct
3. Statement that code of conduct is
applicable to all organization levels
4. Efforts to implement and enforce code of
conduct
5. Statement of corporate culture
254-255
Elaboration on whistle-blowing
system
Elaboration on whistle-blowing mechanism:
1.Method of reporting
2.Protection of whistle-blower
3.Handling of reports
4.Party that handles reports
304
Statement of Board of Directors
regarding its responsibility of
financial statement
108
109-115
116
109
103
104-109
268
268-277
137
138
138-139
264-265
32, 243-245
251
252-253
254
253
253-254
INFORMASI KEUANGAN
Financial Information
1
Surat Pernyataan Direksi tentang
Tanggung Jawab Direksi atas
Laporan Keuangan
2
Opini Auditor Independen atas
laporan keuangan
3
Deskripsi Auditor Independen di
Opini
PT Bukit Asam Tbk
.
Kesesuaian dengan peraturan Bapepam-LK No.
VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi
atas Laporan Keuangan
Deskripsi memuat tentang:
1. Nama & tanda tangan
2. Tanggal Laporan Audit
3. No. izin KAP dan nomor izin Akuntan Publik
Laporan Tahunan 2011
310-311
Independent auditor’s opinion on
financial statement
310
Description of independent auditor
in opinion
In conformity with Bapepam-LK regulation
No. VIII.G.11 on Board of Directors
Responsibility of Financial Statement
Description contains:
1. Name and signature
2. Date of audited report
3. License number of Public Accountant
Office and license number of Public
Accountant
301
NO.
4
KRITERIA
PENJELASAN
Laporan keuangan yang lengkap
Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan
keuangan:
1. Laporan posisi keuangan (neraca)
2. Laporan laba rugi komprehensif
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan keuangan
6. Laporan posisi keuangan pada awal periode
komparatif yang disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara
retrospektif atau membuat penyajian kembali
pos-pos laporan keuangan, atau ketika
entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangannya (jika relevan)
HALAMAN
PAGE
CRITERIA
DESCRIPTION
Full financial statement
Contains all financial statement elements:
1. Balance sheet
2. Comprehensive income statement
3. Changes in equity report
4. Cash flow report
5. Notes to financial statement
6. Financial statement at the beginning
of comparative periods when the company
implements accounting policy retrospectively
or restates financial statement accounts, or
reclassifies financial statement accounts (if
applicable).
312-318
319-448
5
Pengungkapan dalam catatan atas
laporan keuangan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan
akuntansi secara retrospektif atau
membuat penyajian kembali pospos laporan keuangan, atau ketika
entitas mereklasifikasi pos-pos
dalam laporan keuangannya
Ada atau tidak ada pengungkapan sesuai
dengan PSAK
178-182
356-371
Disclosure in notes to financial
statement when the company
implements accounting policy
retrospectively or restates financial
statement accounts, or reclassifies
financial statement accounts
State whether or not there is disclosure
according to SFAS
6
Perbandingan tingkat profitabilitas
Perbandingan laba (rugi) tahun berjalan
dengan tahun sebelumnya
315-316,
157
Comparison of profitability ratio
Comparison of current and previous year
profit (loss)
7
Laporan arus kas
Memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Pengelompokan dalam tiga kategori
aktivitas: operasi, investasi, dan pendanaan
2. Penggunaan metode langsung (direct
method) untuk melaporkan arus kas dari
aktivitas operasi
3. Pemisahan penyajian antara penerimaan
kas dan atau pengeluaran kas selama tahun
berjalan pada aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan
4. Pengungkapan transaksi non kas dalam
catatan atas laporan keuangan
Presentation of cash flow report
In compliance with the following:
1. Classification of activities in three
categories: operating, investing and financing
activities
2. Usage of direct method in reporting cash
flow from operating activities
3. Separate presentation of cash income/
expense in current year in operating,
investing and financing activities
4. Disclosure of non-cash activities in notes
to financial statement
Description of accounting policy
Description contains at least:
1. Statement of compliance with SFAS
2. Basis of financial statement measurement
and presentation
3. Recognition of income and expense
4. Fixed assets
5. Financial instruments
Disclosure of related-party
transactions
Items to be disclosed include:
1. Name of related parties, nature of
relationship to related parties
2. Value of transactions and percentage to
relevant total income and expense
3. Transaction balance and percentage to
total assets or liabilities
4. Terms and conditions of related-party
transactions
Disclosure of tax obligations
Items to be disclosed include:
1. Relation between tax expense (income)
and accounting profit
2. Reconciliation between fiscal and current
tax assessment
3. Statement that reconciled taxable profit is
the basis of making corporate annual income
tax return
4. Breakdown of deferred tax assets and
liabilities recognized in balance sheet for
each period and total deferred tax expense
(income) recognized in income statement if
such amount is not shown in total deferred
tax assets or liabilities recognized in
financial statement
5. Statement whether or not there is any
tax dispute
8
Ikhtisar kebijakan akuntansi
Meliputi sekurang-kurangnya:
1. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK
2. Dasar pengukuran dan penyusunan laporan
keuangan
3. Pengakuan pendapatan dan beban
4. Aset Tetap
5. Instrumen Keuangan
9
Pengungkapan transaksi pihak
berelasi
Hal-hal yang diungkapkan antara lain:
1. Nama pihak berelasi, serta sifat dan
hubungan dengan pihak berelasi
2. Nilai transaksi beserta persentasenya
terhadap total pendapatan dan beban terkait
3. Jumlah saldo beserta persentasenya
terhadap total aset atau liabilitas
4. Syarat dan ketentuan transaksi dengan
pihak berelasi
10
Pengungkapan yang berhubungan
dengan Perpajakan
Hal-hal yang harus diungkapkan:
1. Penjelasan hubungan antara beban
(penghasilan) pajak dan laba akuntansi
2. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban
pajak kini
3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP)
hasil rekonsiliasi dijadikan dasar dalam
pengisian SPT Tahunan PPh Badan.
4. Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan
yang diakui pada laporan posisi keuangan
untuk setiap periode penyajian, dan jumlah
beban (penghasilan) pajak tangguhan yang
diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah
tersebut tidak terlihat dari jumlah aset atau
liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada
laporan posisi keuangan.
5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa
pajak
318
328-355
328
328-329
349-350
346-348
334-343
394-395
395
394
395-397
397
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
302
NO.
11
12
11
12
KRITERIA
PENJELASAN
Pengungkapan yang berhubungan
dengan Aset Tetap
Hal-hal yang harus diungkapkan:
1. Metode penyusutan yang digunakan
2. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang
dipilih antara model nilai wajar dan model
biaya
3. Metode dan asumsi signifikan yang
digunakan dalam mengestimasi nilai
wajar aset tetap (model revaluasi) atau
pengungkapan nilai wajar aset tetap (model
biaya)
4. Rekonsiliasi jumlah tercatat bruto dan
akumulasi penyusutan aset tetap pada awal
dan akhir periode dengan menunjukkan:
penambahan, pengurangan dan reklasifikasi.
Perkembangan Terakhir Standar
Akuntansi Keuangan dan Peraturan
Lainnya
Uraian mengenai SAK/peraturan yang telah
diterbitkan tetapi belum berlaku efektif, yang
belum diterapkan oleh perusahaan, dengan
mengungkapkan:
1. Jenis dan tanggal efektif SAK/peraturan
baru tersebut;
2. Sifat dari perubahan yang belum berlaku
efektif atau perubahan kebijakan akuntansi;
dan
3. Dampak penerapan awal SAK dan peraturan
baru tersebut atas laporan keuangan.
Pengungkapan yang berhubungan
dengan Instrumen Keuangan
Hal-hal yang harus diungkapkan:
1. Persyaratan, kondisi dan kebijakan
akuntansi untuk setiap kelompok instrumen
keuangan
2. Klasifikasi instrumen keuangan
3. Nilai wajar tiap kelompok instrumen
keuangan
4. Penjelasan risiko yang terkait dengan
instrumen keuangan: risiko pasar, risiko kredit
dan risiko likuiditas
5. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko
keuangannya
Penerbitan laporan keuangan
PT Bukit Asam Tbk
Hal-hal yang diungkapkan antara lain:
1. Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk
terbit; dan
2. Pihak yang bertanggung jawab
mengotorisasi laporan keuangan
.
Laporan Tahunan 2011
HALAMAN
PAGE
346-348
347
CRITERIA
DESCRIPTION
Disclosure of fixed assets
Items to be disclosed:
1. Depreciation method applied
2. Description of accounting policy adopted
between fair value model and cost model
3. Significant method and assumption
adopted in estimating fair value of fixed
assets (revaluation model) or disclosure of fair
value of fixed assets (cost model)
4. Reconciliation of recorded gross amount
and cumulative depreciation of fixed assets
at beginning and at end of period by showing
addition, reduction and reclassification
The latest financial accounting
standards (FAS) and other
regulations
Description of issued but not effective FAS
or regulations that are not applied by the
company, disclosing:
1. Type and effective date of the new FAS or
regulations
2. Nature of the ineffective changes of
accounting policy
3. Effect of initial implementation of the new
FAS or regulations on financial statement
Disclosure of financial instruments
Items to be disclosed include:
1. Accounting requirements, conditions
and policies for each group of financial
instruments
2. Classification of financial instruments
3. Fair value of each group of financial
instruments
4. Risks related to financial instruments:
market risks, credit risks and liquidity risks
5. Purpose and policy of financial risk
management
Publication of financial statement
Items to be disclosed include:
1. Date of authorization for financial
statement publication
2. Party responsible for authorizing financial
statement
363-364
385-388
369-371
336-342
338, 433
433-434,
440
437-440
437
308-309
303
PERNYATAAN
DEWAN KOMISARIS
DAN DIREKSI
STATEMENT OF THE BOARD OF COMMISSIONERS
AND DIRECTORS
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
304
PERNYATAAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
STATEMENT OF THE BOARD OF COMMISSIONERS AND DIRECTORS
Sesuai dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
pasal 67 dan Peraturan Bapepam No.X.K.6 tentang Kewajiban Penyampaian
Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik, dengan ini kami, Dewan
Komisaris dan Direksi PT Bukit Asam (Persero) Tbk, menyatakan telah menyetujui
dan bertanggung-jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perseroan
tahun buku 2011.
Laporan Tahunan ini juga memuat Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris
dan Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
In accordance with Corporate Law No. 40/2007, Chapter
67, and Capital Market Supervisory Board Regulation No.
X.K.6 on Annual Report Submission Requirements for
Public Companies, we, the Board of Commissioners and
Directors of PT Bukit Asam (Persero) Tbk, hereby state
that we have approved and are fully responsible for the
validity of the Company’s 2011 Annual Report.
The Company’s Annual Report contains the Board of
Commissioners’ Monitoring Report and Consolidated
Financial Statement for the years ending 31 December
2011 and 2010.
DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS
Patrialis Akbar, SH, MH
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc
Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME
Komsiaris Utama
President Commissioner
Komisaris
Commissioner
Komisaris
Commissioner
Drs. Imam Apriyanto Putro, MM
Suranto Soemarsono, SE, MA
Ir. Abdul Latief Baky, SH, MHum, MSc, FIQ
Komisaris
Commissioner
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Komisaris Independen
Independent Commissioner
DIREKSI BOARD OF DIRECTORS
Ir. Milawarma, M.Eng
Achmad Sudarto, SE, MM, Ak
M. Jamil, SE, MM, Ak
Direktur Utama
President Director
Direktur Keuangan
Finance Director
Direktur Niaga
Commerce Director
Ir. Heri Supriyanto
Ir. Maizal Gazali, MM
Ir. Anung Dri Prasetya, M.App.Sc
Direktur Operasi/Produksi
Operational/Production Director
Direktur SDM & Umum
General Affairs and HRD Director
Direktur Pengembangan Usaha
Business Development Director
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
305
LAPORAN
KEUANGAN
FINANCIAL STATEMENTS
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
306
Operational Management Report
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
307
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
308
Operational Management Report
PT Bukit Asam Tbk
.
Laporan Tahunan 2011
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
309
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
310
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 1/1 Schedule
LAPORAN POSISI KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2011 DAN 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali nilai nominal dan data saham)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF
FINANCIAL POSITION
AS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,
except par value and share data)
Catatan/
Notes
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Piutang usaha (setelah
dikurangi penyisihan
penurunan nilai sebesar
Rp 60.212 pada
tahun 2011 dan
Rp 37.083 pada
tahun 2010)
- Pihak ketiga
- Pihak yang berelasi
Persediaan, bersih
Aset keuangan yang
tersedia untuk dijual
Aset lancar lainnya
2a,6
Jumlah aset tidak lancar
JUMLAH ASET
6,791,291
.
Laporan Tahunan 2011
5,054,075
CURRENT ASSETS
Cash and cash equivalents
2d,7
2d,7,33
2e,8
335,847
844,348
644,833
382,920
614,258
423,678
2f,9
10
39,217
203,724
71,422
99,600
8,859,260
6,645,953
Total current assets
NON-CURRENT ASSETS
2h,11
403,083
266,979
Investments in associates
2o,12
174,824
187,542
Mining properties, net
2l,13
1,140,466
921,005
2j,14
491,820
327,560
Fixed assets (net of
accumulated depreciation
of Rp 1,132,691 in 2011
and Rp 1,088,723 in 2010)
Deferred exploration and
development
expenditures, net
2q,17d
386,702
50,949
316,072
57,588
Deferred tax assets, net
Other non-current assets
2,647,844
2,076,746
Total non-current assets
11,507,104
8,722,699
TOTAL ASSETS
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
PT Bukit Asam Tbk
2010
Trade receivables (net of
provision for impairment
of Rp 60,212 in 2011
and Rp 37,083 in 2010)
Third parties Related parties Inventories, net
Available for sale
financial assets
Other current assets
Jumlah aset lancar
ASET TIDAK LANCAR
Investasi pada perusahaan
asosiasi
Properti pertambangan,
bersih
Aset tetap (setelah
dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar
Rp 1.132.691 pada
tahun 2011 dan
Rp 1.088.723
pada tahun 2010)
Beban eksplorasi dan
pengembangan
tangguhan, bersih
Aset pajak tangguhan,
bersih
Aset tidak lancar lainnya
2011
The accompanying notes form an integral
part of these consolidated financial statements
305
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 1/2 Schedule
LAPORAN POSISI KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2011 DAN 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali nilai nominal dan data saham)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF
FINANCIAL POSITION
AS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,
except par value and share data)
Catatan/
Notes
2011
2010
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA
PENDEK
Utang usaha
- Pihak ketiga
- Pihak yang berelasi
Biaya yang masih harus
dibayar
Utang pajak
Pinjaman bank jangka
pendek
Bagian liabilitas jangka
panjang yang akan
jatuh tempo dalam waktu
satu tahun
- Penyisihan reklamasi
lingkungan dan
penutupan tambang
- Penyisihan imbalan
kerja
Utang jangka pendek
lainnya
LIABILITIES AND EQUITY
2n,15
2n,15,33
2p,16
2q,17b
20
70,063
3,093
1,249,680
413,217
748,235
197,836
Accrued expenses
Taxes payable
18,155
13,294
Short-term bank loan
2k,18
36,319
37,521
2r,19
68,575
69,858
Current maturities of
long-term liabilities
Provision for environmental reclamation and
mine closure
Provision for employee benefits
4,195
8,136
Other current liabilities
1,912,423
1,148,036
Total current liabilities
Jumlah liabilitas jangka
pendek
LIABILITAS JANGKA
PANJANG
Liabilitas jangka panjang
setelah dikurangi
bagian yang akan jatuh
tempo dalam waktu
satu tahun
- Penyisihan reklamasi
lingkungan dan
penutupan tambang
- Penyisihan imbalan
kerja
111,834
10,448
CURRENT LIABILITIES
Trade payables
Third parties Related parties -
NON-CURRENT
LIABILITIES
2k,18
204,864
174,343
2r,19
1,224,815
959,072
Long-term liabilities
net of current portion
Provision for environmental reclamation and
mine closure
Provision for employee benefits
Jumlah liabilitas jangka
panjang
1,429,679
1,133,415
Total non-current liabilities
JUMLAH LIABILITAS
3,342,102
2,281,451
TOTAL LIABILITIES
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
The accompanying notes form an integral
part of these consolidated financial statements
PT Bukit Asam Tbk
. 2011 Annual Report
311
16
26
36
46
70
Ikhtisar Utama
Informasi Perseroan
Informasi Bagi Investor
Laporan Manajemen
Main Highlights
Corporate Information
Investors Information
Management Report
Laporan Pengelolaan
Operasional
312
Operational Management Report
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 1/3 Schedule
LAPORAN POSISI KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2011 DAN 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali nilai nominal dan data saham)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF
FINANCIAL POSITION
AS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,
except par value and share data)
Catatan/
Notes
Ekuitas yang dapat
diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Modal saham
Modal dasar 1 lembar
saham preferen dan
7.999.999.999 lembar
saham biasa pada
tahun 2011 dan 2010,
modal ditempatkan
dan disetor penuh
1 lembar saham
preferen dan
2.304.131.849 lembar
saham biasa pada
tahun 2011 dan 2010,
dengan nilai nominal
Rp 500 per lembar
saham pada tahun
2011 dan 2010
Tambahan modal disetor,
bersih
(Kerugian)/keuntungan yang
belum direalisasi dari aset
keuangan yang tersedia
untuk dijual
Saldo laba
- Telah ditentukan
penggunaannya
- Belum ditentukan
penggunaannya
Kepentingan
Non - pengendali
Jumlah ekuitas
JUMLAH LIABILITAS
DAN EKUITAS
2011
Equity attributable to
owners of the parent
22
1,152,066
1,152,066
23
30,485
30,485
9
25
2b,21a
(783)
.
Laporan Tahunan 2011
1,422
Share capital
Authorised 1 preferred
share and 7,999,999,999
ordinary shares in
2011 and 2010, issued
and fully paid
1 preferred share
and 2,304,131,849
ordinary shares
in 2011 and 2010,
with par value of
Rp 500 per share
in 2011 and 2010
Additional paid-in
capital, net
Unrealised (loss)/gain from
available for
sale financial assets
Retained earnings
4,059,041
3,335,840
Appropriated -
2,847,450
1,846,923
Unappropriated -
8,088,259
6,366,736
76,743
74,512
Non - controlling
interests
8,165,002
6,441,248
Total equity
11,507,104
8,722,699
TOTAL LIABILITIES
AND EQUITY
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
PT Bukit Asam Tbk
2010
The accompanying notes form an integral
part of these consolidated financial statements
120
184
266
278
Pembahasan dan Analisis
Manajemen
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
Laporan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Data Perseroan
Management Discussion & Analysis
Corporate Governance Report
Corporate Social Responsibilities
305
Laporan Keuangan
Corporate Data
Financial Statements
PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk
DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 2/1 Schedule
LAPORAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF
KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2011 DAN 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali laba bersih per saham)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF
COMPREHENSIVE INCOME
FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,
except earnings per share)
2011
Catatan/
Notes
Penjualan
10,581,570
Beban pokok penjualan
(5,302,592) 2p,27
Laba bruto
Beban umum dan administrasi
Beban penjualan dan pemasaran
Pendapatan keuangan
Pendapatan sewa
Beban eksplorasi
Keuntungan/(kerugian) selisih kurs,
bersih
(Penyisihan)/pemulihan penurunan
nilai piutang
Bagian rugi bersih dari
perusahaan asosiasi
Penyisihan persediaan usang
Lainnya, bersih
Laba sebelum pajak penghasilan
Beban pajak penghasilan
Laba bersih untuk tahun berjalan
Pendapatan komprehensif lainnya
(Kerugian)/keuntungan yang belum
direalisasi dari ase
Download