BAB V KONSEP V.1 Konsep Lingkungan Secara keseluruhan konsep lingkungan dan bangunan pada bangunan Mal dan Apartemen akan menerapkan tema Arsitektur Nusantara yang dicirikan melalui penerapan unsur-unsur Arsitektur Tropis yang menunjukkan identitas Indonesia. Proses analisis tapak menghasilkan orientasi bangunan ke arah utara dan selatan dengan pertimbangan faktor radiasi matahari sebagai prioritas mengingat bangunan apartemen yang akan dibangun akan menggunakan penghawaan alami sehingga faktor iklim dan penciptaan iklim mikro menjadi sangat penting. Gubahan massa bangunan terdiri dari 1 massa dengan 2 fungsi yaitu bangunan mal dan apartemen. Bentuk massa bangunan apartemen dibagi dua dengan orientasi utara selatan untuk menghasilkan bentukan massa yang tipis sehingga mempermudah pencahayaan dan pengudaraan alami. Faktor pertimbangan lainnya adalah bentuk memanjang lebih efisien sehingga dapat memuat jumlah unit kamar yang lebih banyak. Sirkulasi antar unit kamar merupakan sirkulasi double loaded sehingga untuk menarik angin bangunan diberi bolong/rongga untuk menciptakan ventilasi silang dalam bangunan. Kedua massa dihubungkan dengan core berupa lift yang diletakkan di tengah untuk efisiensi lahan bangunan. 144 UNIT KAMAR CORE UNIT KAMAR SIRKULASI DOUBLE LOADED MAL U LUBANG UDARA Gambar 5.1 Bentuk gubahan massa Penempatan gubahan massa pada tapak memiliki dua konsep. Untuk bangunan mal perletakan massa mengikuti alur sirkulasi sehingga letak bangunan berada di tengah-tengah tapak akibat sirkulasi yang mengelilingi tapak sedangkan untuk bangunan apartemen mengikuti orientasi utara-selatan. Mal-diletakkan di tengah tapak Apartemen-orientasi Utara-Selatan APAR TEMENPRIVAT MALPUBLIK APAR TEMENPRIVAT Sirkulasi mengelilingi bangunan U Gambar 5.2 Penempatan gubahan massa pada tapak 145 Zoning tapak terdiri dari 3 bagian: 1. Area publik Area publik terdiri dari bangunan mal. Area depan dan belakang tapak diberi penghijauan seperti konsep serambi depan dan serambi belakang pada rumah tradisional Indonesia. 2. Area privat Area privat adalah bangunan apartemen 3. Area service Area service diletakkan di belakang tapak. SERVICE SERAMBI BELAKANG IN-PARKIR MALL IN-PARKIR APARTEMEN OUT APAR TEMENPRIVAT MALPUBLIK APAR TEMENPRIVAT CROSS SERAMBI DEPAN – IN MAL SERVICE APARTEMEN PEJALAN KAKI Gambar 5.3 Tata ruang luar, orientasi dan sirkulasi dalam tapak 146 U Zoning tapak menghasilkan sirkulasi dalam tapak. Sirkulasi tapak dibagi menjadi 3 yaitu sirkulasi pejalan kaki, kendaraan dan service. Sirkulasi pejalan kaki melalui area tapak yang dekat dengan halte sedangkan sirkulasi kendaraan dipecah menjadi 3 yaitu sirkulasi pengunjung mal,sirkulasi penghuni apartemen dan sirkulasi service. Letak pintu masuk dan sirkulasi kendaraan bersilangan dengan sirkulasi pejalan kaki sehingga diperlukan solusi perancangan untuk memecahkan masalah tersebut. V.2 Konsep Bangunan V.2.1 Entrance Bangunan ENTRANCE SEMIBASEMENT ENTRANCE MAL UNTUK PEJALAN KAKI SERVICE OUT MAL- APAR PUBLIK TEMENPRIVAT APAR TEMENPRIVAT Perbedaan pola lantai ENTRANCE BASEMENT ENTRANCE MAL UNTUK PEJALAN KAKI DROP-OFF MALL Perbedaan pola lantai IN MAL SERVICE APARTEMEN PEJALAN KAKI Gambar 5.4 Konsep entrance bangunan 147 Pada analisis lingkungan ditemukan permasalahan sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan yang saling bersilangan. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu diadakan perbedaan antara sirkulasi manusia dan kendaraan, salah satunya adalah dengan membuat perbedaan pola lantai V.2.2 Zoning Bangunan Pada bangunan apartemen, area fasilitas ditempatkan di bagian podium yang terdiri dari swimming pool, fitness center, laundry, penitipan anak, playground, dan poliklinik. LAUNDRY PENI TIPAN ANAK CORE PENGE LOLA APT UNIT KAMAR PLAY GROUND PENUN JANG SWIMMING POOL R.KO MUNAL SWIMMING POOL UNIT KAMAR FITNESS CENTER Gambar 5.5 Zoning bangunan apartemen-lantai podium 3 BDR 1, 2 BDR CORE 1, 2 BDR 3 BDR 1, 2 BDR 1, 2 BDR 3 BDR 3 BDR Gambar 5.6 Zoning lantai tipikal bangunan apartemen 148 Zoning unit kamar menggunakan filosofis denah rumah tradisional Indonesia. Serambi belakang Teras Pem bantu Kamar KM Kamar R.MakanR.Keluarga Dapur Foyer Serambi depan R.Tamu Gambar 5.7 Zoning unit kamar apartemen Pada bangunan mal, zoning massa dibagi menjadi 4 bagian yaitu area penerima, area retail, anchor tenant, dan pengelola. Area mall tersebar dalam 2 lapis bangunan di mana pada lantai pertama terdiri dari anchor tenantas seperti department store dan minimarket. Lantai dua dijadikan sebagai area makanan untuk foodcourt dan restoran. SERVICE ENTRANCE SERVICE SERVICE CORE ANCHOR TENANT ANCHOR TENANT RETAILS ATRIUM RETAILS ENTRANCE MALL 2 ANCHOR TENANT ANCHOR TENANT ENTRANCE MALL 1 Gambar 5.8 Zoning bangunan mal lantai 1 149 SERVICE MARKETING APT CORE RESTORAN FOODCOURT VOID RESTORAN FOODCOURT Gambar 5.9 Zoning bangunan mal lantai 2 Lt 12 Core Lt 11 Lt 10 Apartemen 10 lantai Lt 9 Lt 8 Mal 2 lantai Lt 7 Lt 6 Lt 5 Lt 4 Lt Podium Lt 3 Lt 2 Parkir Mal Lt 1 Semi Basement Basement 1 Basement 2 Basement 3 Skema 5.1 Zoning vertikal bangunan 150 Parkir Apartemen V.2.3 Kebutuhan ruang Berdasarkan analisis yang dilakukan, bangunan apartemen terdiri dari 3 tipe yaitu - 1 Bedroom (31,6 m2) - 86 unit - 2 Bedrooms (55,5 m2) - 72 unit - 3 Bedrooms (75,8 m2) - 67 unit. Luas bangunan total adalah 26.000 m2 dan terdiri dari bangunan apartemen dengan luas 13.400,02 m2 dan mal dengan luas 12.599,8 m2. Jumlah unit kamar per lantai adalah 24 unit. Luas podium untuk fasilitas apartemen adalah 2.859,91 m2 dan fasilitas yang disediakan adalah swimming pool, fitness center ,children playground, laundry, dan penitipan anak. Total parkir dalam untuk apartemen adalah 292 unit dengan basement sebanyak 3 lantai dan parkir bangunan mal dengan kapasitas 147 unit. V.2.4 Hubungan, Organisasi dan Sirkulasi Bangunan APAR TEMEN MAL APAR TEMEN Skema 5.2 Bangunan mal dan apartemen terdiri dari satu massa bangunan yang berhubungan pada lantai podium 151 Pada bangunan mal dan apartemen terdapat ruang-ruang yang berulang, mirip dalam hal ukuran, bentuk dan fungsi seperti ruang-ruang retail dan unit-unit kamar apartemen. Karakter ruang tersebut mencirikan suatu organisasi ruang linier yaitu organisasi ruang yang terdiri dari sederetan ruang dan biasanya menunjukkan suatu arah, menggambarkan gerak, pemekaran dan pertumbuhan. Ruang-ruang unit apartemen diikat oleh ruang komunal di antaranya sedangkan ruang retails diikat oleh anchor tenant. Bangunan apartemen memiliki sirkulasi double loaded sedangkan bangunan mal memiliki pola sirkulasi linier. SERVICE ANCHOR TENANT SER VICE CORE SER VICE ANCHOR TENANT RETAILS Gambar 5.10 Sirkulasi double loaded pada bangunan apartemen ATRIUM ENTRANCE MALL 2 ANCHOR TENANT RETAILS ANCHOR TENANT ENTRANCE MALL 1 Gambar 5.11 Sirkulasi linier pada bangunan mal V.2.5 Sistem dan Modul Struktur Bangunan Sistem struktur bangunan apartemen akan menggunakan sistem struktur rangka sedangkan pada bangunan mal akan menggunakan sistem struktur portal. Kontruksi yang digunakan adalah konstruksi beton.Pondasi yang akan digunakan adalah pondasi tiang pancang. 152 Penentuan modul struktur berhubungan dengan modul parkir pada lantai basement. Modul parkir untuk 1 mobil adalah 2.3 m x 5 m. 80 230 500 780 500 690 780 Gambar 5.12 Modul struktur bangunan, 7,8 m x 7,8 m V.2.6 Material dan Fasad Bangunan Material yang akan digunakan pada bangunan adalah material yang umum digunakan pada rumah tradisional Indonesia untuk mendukung konsep Arsitektur Nusantara pada bangunan. Material-material ini akan diterapkan pada dinding eksterior dan interior, lantai dan plafon bangunan. Untuk mendapatkan nuansa tropis tanpa menguras sumber daya alam kita maka digunankan material-material alternatif yang nantinya akan ditempeli dengan motif-motif bernuansa kayu dan batu alam. Material lantai akan menggunakan material lantai vinyl bermotif kayu. Material dinding menggunakan bata ringan hebel dan material plafond menggunakan gypsum. 153 Penampilan bangunan akan menggabungkan unsur arsitektur tropis dengan ciri-ciri khas Nusantara. Penerapan Arsitektur Nusantara dilakukan pada sistem rumah panggung, serambi-serambi, tritisan yang lebar, adanya ruang-ruang komunal dan interaksi yang erat dengan alam pada bangunan. Salah satu ciri khas budaya Indonesia yang akan diadaptasi pada bangunan mal dan apartemen yang akan dibangun adalah bentuk Candi Bentar yang merupakan bangunan gapura melambangkan simbol dari “Bad Spirit” dan “Good Spirit” yang berarti siapapun yang ingin memasuki Pura ini harus menanggalkan / mengesampingkan sifat-sifat yang tidak baik dan hanya boleh membawa serta sifat-sifat yang baik dalam pikirannya. Dengan filosofi ini diharapkan bahwa bangunan mal dan apartemen ini nantinya bisa menjadi simbol kebaikan bagi para penghuninya. . Gambar 5.13 Penerapan konsep Candi Bentar pada bentuk bangunan mal dan apartemen. V.2.7 Utilitas Bangunan 154 Konsep utilitas bangunan mal dan apartemen adalah sebagai berikut. Tabel 5.1 Konsep utilitas bangunan No. Utilitas 1 Air bersih Keterangan Air bersih akan diperoleh dari PDAM. Sistem pasokan air bersih akan menggunakan sistem pasokan ke bawah (down feed). Total kebutuhan air bersih = 337.141,5 liter 2 Air kotor Air kotor yang dihasilkan oleh suatu bangunan ditampung dalam septic tank dalam unit pengolahan limbah (SPT). Jumlah septic tank yang dibutuhkan adalah 2 buah dengan volume septic tank = 32 m3 dan ukuran septic tank = 2,5 x 7 x 2,1 m. Volume SPT Total = 418,19 m3 Jumlah lift pada bangunan apartemen adalah 3 lift penumpang dengan kapasitas 12 orang dan 1 lift barang. Jenis eskalator yang akan digunakan adalah eskalator dengan tata letak sejajar sehingga pengunjung diarahkan untuk mengitari semua retail terlebih dahulu. 3 Lift 4 Eskalator 5 Tata udara Luasan ruang AHU = 40,9 m2 Pasokan air untuk menara pendingin = 0,05 liter Sistem tata udara yang digunakan adalah indirect cooling dan sistem zona ganda. 6 Listrik Kebutuhan daya listrik total = 2.759,89 kW Kebutuhan daya listrik untuk keadaan darurat (genset) = 689,97 kW 155 7 Instalasi telepon Dari Telkom Æ MDF (Main Distribution Frame) Æ DC (Distribution Cable) Æ JB (Junction Box) Æ Pesawat telepon 8 Tata Suara Sistem tata diintergrasikan suara dengan biasanya sistem tanda bahaya, sehingga bila terjadi kondisi darurat (kebakaran), sistem tanda bahaya mendapatkan prioritas sinyal dari sistem tata suara untuk membunyikan tanda bahaya atau program panduan evakuasi ke seluruh bangunan. 9 Proteksi kebakaran Jumlah hidran = 65 unit dengan Volume air Hidran = 780.000 liter. Jumlah sprinkler = 1.040 unit dengan Volume air sprinkler = 561.600 liter. Total volume air kebakaran = 1.341.600 liter 10 Sistem tanda bahaya (alarm system) 156 11 Sistem penangkal petir Sistem Faraday 12 Sampah Sistem pembuangan sampah pada bangunan apartemen adalah melalui lubang penyaluran sampah di tiap lantainya dan masuk ke area service pada tapak. Sampah ini akan diangkut setiap harinya oleh kendaraan service yang nantinya akan dibawa ke TPS terdekat. 157