Ringkasan Khotbah - 18 Agustus 2013 Eksposisi Kitab 1 Petrus (seri ke-8) 1 Ptr. 1:9-12 Ev. Calvin Renata. Dalam ayat 8 Petrus berbicara tentang ‘Epistemologi iman’. Petrus mengatakan bahwa, ‘kamu tidak pernah melihat Yesus tetapi bisa percaya dan mengasihi-Nya’. Secara hukum manusia hal ini sangat aneh tetapi inilah yang disebut dengan epistemologi iman. Paulus berkata dalam Rm. 10, ‘Faith comes from hearing not by seeing.’ Iman Kristen muncul dan terjadi dalam hati manusia bukan karena melihat tetapi karena mendengar, mendengar firman Allah. Ayat 9, Petrus berbicara tentang rahasia keselamatan yang Tuhan kerjakan dalam setiap hati manusia. Tujuan akhir dari iman adalah keselamatan. Hal ini mempunyai tafsiran yang berbeda-beda. Dalam NIV: ‘You’re receiving the goal of your faith’ (kamu sedang menerima, mendapati tujuan keselamatan). Dalam bahasa Yunani ‘You’re receiving’ (kamu sedang menerima) diartikan dalam bentuk present, middle, participle. Artinya Perjanjian Baru memahami keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan dalam 3 perspektif, yaitu : 1. Keselamatan sebagai sesuatu yang sudah Tuhan kerjakan dalam hidup kita (salvation as completed action). 2. Keselamatan sebagai continuing process, yaitu proses yang sedang berjalan, sedang dialami. Setelah diterima tidak berhenti begitu saja tetapi masih terus dialami dan dijalani. 3. Keselamatan itu nanti akan disempurnakan ketika Yesus datang kedua kalinya. Petrus dalam ayat ini memberi efek kontras terhadap dosa. Paulus dalam Rm. 6 mengatakan bahwa dosa membawa hasil kematian. Petrus di ayat 9 mengatakan bahwa iman membawa hasil keselamatan jiwa. Kedua ayat ini kontras karena menggunakan 2 kata yang sama yaitu ‘Telos’. Telos artinya tujuan. Iman seperti apakah yang akan menuntun kita pada keselamatan jiwa? Iman yang dimaksud oleh Petrus yaitu iman yang mempunyai objek yang jelas (siapa yang diimani) dan konten (isi dari iman) yang beres. Orang yang mempunyai iman sejati harus memiliki 2 hal ini. Iman ada 2 yaitu strong faith (iman besar) dan true faith (iman sejati). Iman yang besar belum tentu iman yang sejati. Banyak orang yang mempunyai iman besar tetapi imannya salah. Iman harus mempunyai batasan dan kriteria agar tidak membabi buta dalam beriman kepada Kristus. Kalau iman kita salah jangan berharap iman itu dapat menuntun kita menuju keselamatan. Marthin Luther mengatakan bahwa kita dibenarkan karena iman (we’re justify by faith alone). 1/4 Ringkasan Khotbah - 18 Agustus 2013 Dalam theologia Reformed yang menyelamatkan dan menebus dosa ialah kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, bukan iman. Lalu apakah peranan dan fungsi iman? Iman adalah instrumen, sarana, media penghubung antara orang berdosa dengan Allah yang suci. Itulah fungsi, peranan, posisi iman dalam hidup kita. Bukan iman yang menyelamatkan kita. Iman hanya sebagai jembatan untuk memperoleh keselamatan dalam hidup kita. Ayat 10, keselamatan harus berhubungan dengan iman yang benar. Kita harus mengintropeksi diri apakah kita sudah mempunyai pengertian iman yang benar. Setelah di ayat 9 Petrus berbicara tentang iman yang membawa kita kepada keselamatan lalu apa artinya diselamatkan? Apakah selamat dari bahaya atau penyakit? Keselamatan yang menyangkut materi dan fisik merupakan keselamatan terendah. Petrus di sini berbicara mengenai keselamatan yang diselidiki dengan sungguh-sungguh dengan suatu kehati-hatian oleh dua golongan. Dari sini kita dapat menyimpulkan ada 2 macam kelompok pribadi yang menyelidiki rahasia keselamatan Allah yaitu malaikat dan nabi-nabi. Perbedaan nabi-nabi dengan malaikat dalam menyelidiki rahasia keselamatan Allah, yaitu: Pertama, Allah menitipkan wahyu-Nya kepada nabi-nabi-Nya bukan kepada malaikat karena Tuhan tidak pernah mempunyai rencana untuk menyelamatkan dan menebus malaikat. Ketika malaikat jatuh dalam dosa, Tuhan tidak berniat memberi keselamatan dalam kekekalan maupun membocorkan sedikit rahasia keselamatan-Nya kepada malaikat. Sebab itulah Tuhan tidak pernah menyampaikan firman-Nya kepada malaikat. Sebaliknya ketika manusia jatuh dalam dosa, sebelum dunia ini dijadikan Tuhan sudah berencana menyelamatkan manusia dengan menitipkan wahyu-wahyu-Nya kepada nabi-nabi-Nya untuk diberitakan sepanjang zaman dengan perantaraan Roh Kudus. Kedua, Motivasi yang dimiliki. Motivasi nabi-nabi dalam menyelidiki keselamatan yaitu untuk kepentingan manusia di zaman yang akan datang. Itulah sebabnya Petrus mengatakan bahwa dia tidak melayani diri mereka sendiri tetapi melayani kamu. Sedangkan malaikat menyelidiki rahasia keselamatan hanya sekedar ingin tahu. Tuhan memberikan nabi-nabi tugas yang berat. Tuhan berfirman kepada mereka dan mereka mewartakan-Nya. Sambil mewartakan mereka juga menyelidiki rahasia keselamatan yang akan Tuhan kerjakan. Menyelidiki bukan berarti nabi-nabi mempunyai pemahaman dan pengertian yang jelas seperti kita. Itulah sebabnya Petrus mengatakan, ‘Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu (1 Ptr. 1:11).’ Seluruh kitab di Perjanjian Lama menubuatkan sesuatu hal yang akan terjadi dalam diri Kristus baik kematian maupun kebangkitan-Nya. Inilah hal unik dalam Perjanjian Lama yang diteliti oleh nabi-nabi. Dalam membaca Perjanjian Lama kita perlu menemukan fokus dan grand design-nya supaya dapat mengerti. Seluruh Perjanjian Lama berbicara tentang satu Pribadi yaitu Yesus. Mengenai tempat kelahiran Yesus sudah ditulis oleh nabi Mikha, mengenai Yesus dijual 300 perak sudah ditulis oleh Zakharia, mengenai Yesus mati di kayu salib ditulis dalam Mazmur 22, 2/4 Ringkasan Khotbah - 18 Agustus 2013 mengenai kelahiran Yesus dari anak dara sudah ditulis oleh nabi Yesaya. Setelah mengerti akan hal ini maka membaca Perjanjian Lama menjadi hal yang menyenangkan dan akan membawa kita kepada pengertian rahasia keselamatan Tuhan. Nabi pertama yang bernubuat tentang Kristus adalah Musa. Musa meletakkan fondasi penting dalam seluruh theologi kekristenan. Dia berani bertanya kepada Tuhan ‘siapakah nama-Mu?’. Maka muncul ‘I AM WHO I AM’ (YHWH). Musa juga nabi pertama yang berbicara tentang Kristologi yaitu tentang kedatangan Tuhan Yesus yang pertama: ‘Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya: keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya (Kej. 3:15).’ Nabi terakhir dalam seluruh Perjanjian Lama yang menulis semua tentang Yesus yaitu Yohanes pembaptis. Yohanes pembaptis memang muncul di kitab Injil tetapi dia tetap nabi di Perjanjian Lama karena dia adalah nabi terakhir yang mereduksikan seluruh Perjanjian Lama dengan satu kalimat: ‘Lihatlah anak domba Allah (behold the lamb of God).’ Dari Musa sampai Yohanes Pembaptis banyak yang sudah diungkapkan. Ketika nabi – nabi Perjanjian Lama menyelidiki dan meneliti kitab yang lebih tua terjadi progressive revelation (pewahyuan bertahap, makin lama makin jelas dan kuat). Musa ketika menuliskan kitab Pentateukh tidak begitu jelas dibandingkan orang yang di depannya seperti Yesaya. Yesaya juga tidak terlalu jelas ketika menulis kitabnya sendiri dan masih lebih jelas Yohanes ketika membaca kitab Yesaya. Sekarang kita lebih mengerti lagi rahasia keselamatan melebihi nabi-nabi karena semuanya sudah diungkapkan oleh Tuhan. Kenapa Tuhan bekerja dengan cara bertahap (progressive revelation)? Kenapa Tuhan tidak langsung mengatakannya kepada Adam tetapi baru ribuan tahun mengungkapkan nama-Nya lewat perkataan Gabriel kepada Maria, ‘Engkau akan punya anak dan menamai-Nya Yesus yang berarti Imanuel’? Karena jika Tuhan langsung mengungkapkan semua pada Adam di taman Eden, Adam pasti tidak mengerti. Dalam hidup, kita sering mengadopsi konsep progressive revelation. Dalam dunia pendidikan kita belajar secara bertahap, dari dasar, tidak langsung ilmu yang tingkat tinggi. Ada 3 hal yang diteliti oleh nabi-nabi, yaitu : 1. Siapakah Mesias yang akan datang. Nabi-nabi mengetahui bahwa Tuhan akan mengutus satu Juruselamat, tetapi masih samar-samar. Sepanjang sejarah Israel bangsa Yahudi sering menebak-nebak Juruselamat tersebut. Pernah diduga Yudas Makabeus. Yudas Makabeus adalah pemberontak dari keluarga Makabe. Kisah pemberontakan Yudas Makabeus hanya ada di Alkitab orang Katolik (Apokrifa) yang bisa ditemukan dalam 1 dan 2 Makabe. Ketika Yudas Makabeus berperang bangsa Yahudi menebak mungkin dialah Juruselamat. Namun Yudas Makabeus akhirnya gagal. Lalu bangsa Israel berpikir mungkin bukan Yudas tetapi Bar Kokhba. Bar Kokhba berperang besar-besaran namun gagal juga. Orang-orang pada masa itu masih menantikan Juruselamat yang dijanjikan hingga Gabriel menemui Maria dan memberitahu bahwa Juruselamat itu namanya Yesus. Barulah identitas Mesias itu dibukakan. Tetapi orang Yahudi banyak yang tidak percaya dan mereka tetap menangis dan menanti Juruselamat di tembok ratapan. Kenapa? Karena Orang Yahudi tidak menerima cara Tuhan menyelamatkan manusia. 3/4 Ringkasan Khotbah - 18 Agustus 2013 2. Kapan Juruselamat datang? Seluruh nabi Perjanjian Lama juga tidak tahu hal ini. Tuhan tidak pernah memberitahu kapan Mesias akan datang. Tuhan hanya menjanjikan bahwa Ia pasti menggenapi janji-Nya (Gal. 4:4). Ketika sudah genap waktunya itu adalah waktu terbaiknya Tuhan. 3. Bagaimana cara Allah menyelamatkan manusia? Cara Tuhan pun tidak pernah dipikirkan manusia. Murid-murid Tuhan yang sudah 3 tahun bersama-sama dengan-Nya dan diajar oleh Tuhan sendiri pun tidak mengerti bahwa Yesus harus mati dikayu salib. Meskipun mereka dididik secara khusus dan diulang-ulang mereka tetap tidak mengerti. Itulah sebabnya orang Yahudi tidak menerima Yesus. Mesias dianggap tidak boleh mati, tidak boleh kalah. Mesias dalam iman Kristen mati disalib, maka bangsa Yahudi meminta Mesias yang lain. Tuhan bekerja di luar pemikiran manusia. Ia membereskan masalah dosa dengan cara yang tidak pernah terpikir oleh setiap agama. Dengan amal usaha, dosa kita tidak bisa diampuni. Tuhan harus mati supaya dosa bisa dipatahkan. 3 hal inilah yang diselidiki oleh nabi-nabi dan jawabannya tidak begitu jelas. Jawaban yang jelas adalah yang kita dapat sekarang. Kita mengerti melampaui nabi-nabi Perjanjian Lama. Kalau kita tidak menghargai keselamatan dan mengertinya dengan benar berarti kita kurang ajar. Tugas kita sekarang bukan menyelidiki lagi tetapi memberitahukan rahasia keselamatan kepada orang-orang yang mencari keselamatan. Apa yang dicari agama-agama sudah digenapi oleh Tuhan kita Yesus Kristus. Apakah kita mau menerima atau tidak? Semua hal itu seharusnya mendorong kita semakin kagum akan Tuhan yang sudah merencanakan keselamatan dengan begitu detailnya. (Transkrip ini belum diperiksa oleh pengkhotbah, AF) 4/4