BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Menurut James A.F. Stoner definisi manajemen adalah “suatu proses perencanaan, perorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.” (Stoner, A., F. and A. Sindoro, (2005) Agar proses manajemen berjalan lancar, diperlukan sistem serta struktur organisasi yang solid. Pada organisasi tersebut, seluruh aktivitasnya haruslah berorientasi pada pencapaian sasaran. Organisasi tersebut berfungsi sebagai wadah untuk menuangkan konsep, ide-ide serta pemikiran dari individu – individu yang memikul tanggung jawab manajemen.Jadi, dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan suatu rangkaian tanggung jawab yang berhubungan erat satu sama lainnya. 8 Selain itu, dalam pencapaian tujuan, terdapat beberapa fungsi manajerial lainnya yang diemban oleh pihak manajemen yakni sebagai inspirator, motivator, fasilitator, auditor, acsessor, executor dan lain – lain. Penekanan mana yang lebih penting dari fungsi – fungsi tersebut tergantung pada permasalahan yang dihadapi para manajer dalam melaksanakan tugas – tugasnya. Manajemen merupakan sebuah proses, jadi dibutuhkan masukan terhadap proses tersebut. Sebagai masukannya adalah bermacam sumber daya atau resource, yakni manusia, material, modal, mesin – mesin dan metode kerja. Pada gambar 3.1 dapat dilihat bagan proses manajemen. PROSES MASUKAN KELUARAN MANAJEMEN Gambar 2.1Bagan Proses Manajemen Selanjutnya, apabila ke dalam suatu manajemen diberikan masukan – masukan (input) secukupnya, maka diharapkan manajemen dapat menghasilkan keluaran – keluaran (output), yaitu tercapainya tujuan ataupun sasaran sebagaimana diharapkan. 2.2 Definisi Proyek Menurut J.A Bent (2010) “definisi proyek adalah kegiatan yang mempunyai ukuran, kompleksitas dan karakteristik, sedangkan ukuran proyek meliputi kecil, 9 sedang dan besar, menurut jumlah tenaga kerja yang terlibat, waktu yang diperlukan serta biaya-biaya yang digunakan.” Sebuah proyek merupakan suatu usaha / akitivitas yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi performansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sebuah proyek juga dapat diartikan sebagai upaya atau aktivitas yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan – harapan penting dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Proyek selalu melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Senantiasa dibutuhkan pemberdayan sumber daya yang tersedia, yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan penting tertentu. Aktivitas / kegiatan – kegiatan pada proyek merupakan sebuah mata rantai, yang dimulai sejak dituangkan ide, direncanakan, kemudian dilaksanakan, sampai benar – benar memberikan hasil yang sesuai dengan perencanaan semula. Akhirnya kita akan dapat melihat bahwa pelaksanaan proyek pada umumnya merupakan rangkaian mekanisme tugas dan kegiatan yang kompleks, membentuk saling ketergantungan dan secara otomatis mengandung permasalahan tersendiri. Sumber – sumber yang dipergunakan dalam pelaksanaan proyek daat berbentuk barang – barang modal, tanah bahan – bahan setengah jadi, bahan – bahan mentah , tenagan kerja dan waktu. Sumber –sumber tersebut, sebagian atau seluruhnya, dapat dianggap sebagai barang –barang konsumsi yang dikorbankan 10 dari penggunaan masa sekarang untuk memperoleh kemanfaatan yang lebih besar di masa yang akan datang. Kemanfaatan atau benefit tersebut dapat berbentuk tingkat konsumsi yang lebih besar, penambahan kesempatan kerja, perbaikan dalam tingkat pendidikan atau kesehatan dan perubahan / perbaikan dalam suatu sistem atau struktur. Suatu proyek dapat dinyatakan berakhir bila sudah atau diharapkan tidak memberikan benefit lagi. Kegiatan – kegiatan dalam suatu bentuk kesatuan berarti bahwa sumber – sumber yang dipergunakan dalam satu proyek maupun hasil –hasil proyek tersebut dapat dipisahkan dari sumber – sumber yang dipergunakan oleh dan hasil – hasil dari kegiatan – kegiatan yang lain. Kegiatan yang dapat direncanakan berarti bahwa, baik biaya maupun hasil hasil – hasil pokok dari proyek dapat dihitung atau diperkirakan dan kegiatan – kegiatan dapat disusun sedemikian rupa sehingga dengan penggunaan sumber – sumber yang terbatas dapat memperoleh benefit yang sebesar mungkin. Proyek merupakan aktivitas yang bersifat temporer. Selalu ada pembatasan dalam pelaksanaannya dan juga skalanya tertentu pula. Dalam kehidupan sehari – hari ada sekumpulan aktivitas yang mirip dengan proyek, tetapi diberi istilah “program”. Bila dibandingkan dengan proyek, program mempunyai jangka waktu yang lebih lama, lingkupnya lebih luas dan sumber daya yang dibutuhkan juga lebih banyak. Umtuk membedakan antara proyek dan program, maka berikut ini adalah beberapa karakteristik yang dimiliki oleh proyek, yakni: 11 1. Memiliki sebuah tujuan tertentu. 2. Memiliki titik (saat) awal dan titik akhir tertentu. 3. Melibatkan beberapa departemen dan profesi. 4. Seringkali melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. 5. Spesifik waktu, biaya dan syarat performansi. 2.2.1 Jenis - Jenis Proyek Pengelompokan proyek menjadi dua jenis, yakni proyek konstruksi dan proyek non konstruksi, yaitu : A. Proyek Kontruksi Yang termasuk proyek konstruksi adalah proyek-proyek yang diselenggarakan untuk menghasilkan prasana dan sarana seperti proyek pembangunan jalanan, gedung , fasilitas industry. B. Proyek Non-Konstruksi Yang dimaksud dengan proyek non-konstruksi adalah proyek-proyek yang dibuat atau diselenggarakan untuk menghasilkan yang tidak berupa prasarana dan sarana seperti proyrk yang menghasilkan sebuah pengembangan dari sebuah proyek yang berupa produk atau jasa tertentu, merancang sebuah proyek system informasi. 12 Terdapat berbagai jenis kegiatan proyek, yakni kegiatan – kegiatan yang terkait dengan pengkajian aspek ekonomi, masalah lingkungan, desain engineering, marketing, manufaktur dan lain – lain. Secara realita, kita tidak dapat membagi proyek – proyek kepada satu jenis tertentu saja, karena umumnya merupakan kombinasi dari beberapa jenis kegiatan sekaligus. Namun berdasarkan aktivitas yang paling dominan dilakukan pada sebuah proyek, maka jenis – jenis proyek dapat dikategorikan pada: 1. Proyek Engineering – Konstruksi, aktivitas utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstruksi. 2. Proyek Engineering Manufaktur, aktivitas proyek ini adalah untuk menghasilkan produk baru. Jadi proyek manufaktur merupakan proses untuk menghasilkan produk baru. 3. Proyek Pelayanan Manajemen, aktivitas utamanya antara lain adalah merancang sistem informasi manajemen, merancang program efisiensi dan penghematan, diversifikasi, penggabungan dan pengambilalihan, memberikan bantuan emergency untuk daerah yang terkena musibah, merancang strategi untuk mengurangi kriminalitas dan penggunaan obat – obatan terlarang dan lain – lain. 4. Proyek Penelitian dan Pengembangan, aktivitas utamanya adalah melakukan penelitian dan pengembangan suatu produk tertentu. 13 5. Proyek Kapital, biasanya digunakan oleh sebuah badan usaha atau pemerintah. Proyek kapital umumnya meliputi, pembebasan tanah, penyiapan lahan, pembelin material dan peralatan, manufaktur dan konstruksi pembangunan fasilitas produksi. 2.2.2 Siklus Proyek Apa pun motivasinya, setiap proyek pasti melalui enam tahapan sebagaimana dapat dilihat dalam gambar. IDENTIFIKASI I EVALUASI VI FORMULASI II OPERASI V ANALISIS III IMPLEMENTASI IV Gambar 2.2.2 Siklus Suatu Proyek Tahap Pertama : Identifikasi Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi, yaitu menentukkan calon – calon proyek yang perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan. 14 Tahap Kedua : Formulasi Tahap selanjutnya adalah formulasi, yaitu mengadakan persiapan dengan melakukan prastudi kelayakan dengan meneliti sejauh mana calon – calon proyek tersebut dapat dilaksanakan menurut aspek –aspek teknis, institusional, sosial dan eksternalitas. Setelah mempertimbangkan aspek – aspek tersebut, barulah disusun studi kelayakan proyek yang ideal akan berisi laporan perihal: Ringkasan Proyek Studi Teknis Studi Pemasaran Studi Manajemen / Organisasi Studi Finansial Studi Sosial Ekonomi Tahap Ketiga : Analisis Tahap selanjutnya adalah analisis, yaitu mengadakan apprasial atau evaluasi terhadap laporan – laporan studi kelayakan yang ada. Studi kelayakan proyek tadi dianalisis untuk memilih yang terbaik diantara berbagai alternatif proyek yang ada, berdasarkan suatu ukuran tertentu. Tahap Keempat : Implementasi Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan proyek tersebut. Dalam tahap ini tanggung jawab utama dari para perencana serta penilai proyek adalah 15 mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan fisik proyek agar sesuai dengan final design-nya. Tahap Kelima : Operasi Tahap berikutnya adalah operasi proyek. Pada tahap ini, perlu dipertimbangkan metode – metode pembuatan laporan atas pelaksanaan operasinya. Laporan – laporan tersebut diperlukan untuk tahap selanjutnya. Tahap keenam : Evaluasi Tahap terakhir adalah evaluasi proyek. Pada tahap ini, perlu dilakukan sebuah kegiatan evaluasi dari operas proyek yang sudah dikerjakan. Berjalan atau tidak sesuai dengan perencanaan awal dan sesuai atau tidak dengan tujuan awal. Dari sini lah kita bisa melihat hal-hal apa sajakah yang kurang dalam operasi proyek 2.3 Manajemen Proyek Manajemen proyek dapat diartikan sebagai penataan serta pengorganisasian atas faktor – faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan proyek. Dengan perkataan lain, manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu pula. Manajemen proyek sangat cocok untuk suatu lingkungan bisnis yang menuntut kemampuan akuntansi, fleksibilitas, inovasi kecepatan dan perbaikan berkelanjutan. Dari definisi tersebut terlihat bahwa konsep manajemen proye mangandung hal – hal pokok sebagai berikut: 16 Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan yang berupa manusia, dana dan material. Kegiatan yang dikelola berjangka pendek, dengan sasaran yang telah digariskan secara spesifik. Ini memerlukan teknik dan metode pengolahan yang khusus, terutama aspek perencanaan dan pengendalian. Memakai pendekatan sistem (System Approach To Management). Mempunyai hierarki (arus kegiatan) horisontal di samping hierarki vertikal. Manajemen proyek kini merupakan sebuah manajemen yang dibutuhkan secara khusus. Masa mendatang manjanjikan satu peningkatan peran manajemen proyek dalam mendukung organisasi – organisasi kearah strategis. 2.3.1 Fase Manajemen Proyek Penjadwalan proyek adalah tantangan yang sulit bagi seorang manajer. Resiko pada manajemen proyek yang sangat tinggi, kelebihan biaya dana keterlanbatan yang tidak diperlukan terjadi, karena penjadwalan dan pengendalian yang buruk. Proyek biasanya memakan waktu yang lama bahkan sampai tahunan dan dikembangkan diluar sistem produksi normal. Manajemen proyek dilakukan dalam tiga fase, yaitu: 17 1. Perencanaan Fase ini mencakup tentang penetapan sasaran, mendefinisikan proyek dan organisasi timnya. 2. Penjadwalan Fase ini menghubungkan orang, uang dan bahan untuk kegiatan khusus dan menghubungkan masing – masing kegiatan satu dengan yang lainnya. 3. Pengendalian Fase ini akan mengawasi sumber daya, biaya, kuaitas dan anggaran. Perusahaan juga merevisi atau mengubah rencana dan menggeser atau mengelola kembali sumber daya agar dapat memenuhi kebutuhan waktu dan biaya. Perencanaan Proyek Proyek dapat didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkana kepada suatu hasil utama. Organisasi proyek adalah sebuah organisasi yang dibentuk untuk memastikan bahwa program (proyek) mendapatkan manajemen dan perhatian yang semestinya. Organisasi proyek dibentuk untuk memastikan program yang telah ada tetap berjalan dengan lancar. Penjadwalan Proyek Penjadwalan proyek meliputi pengurutan dan pemabagian waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Manajer memutuskan beberapa lama tiap kegiatan 18 memerlukan waktu dan menghitung berapa banyak orang serta bahan yang diperlukan pada tiap tahapnya. Satu pendekatan penjadwalan proyek yang populer adalah diagram gantt. Diagram gantt adalah diagram perencanaan yang digunakan untuk penjadwalan sumber daya dan alokasi waktu. Pengendalian Proyek Pengendalian proyek besar melibatkan pengawasan ketat pada sumber daya, biaya, kualitas dan anggaran. Pengendalian juga berarti penggunaan loop umpna balik untuk merevisi rencana proyek dan pengaturan sumber daya. Pengendalian proyek dapat dilakukan dengan menggunakan program yang sudah populer, seperti Primavera, Mac Project, VisiSchedule, Time Line atau Microsoft Project. 2.4 Teknik Manajemen Proyek Perencanaan sangat penting di dalam pelaksanaan proyek karena nanti akan menentukkan penggunaan metode yang tepat digunakan dalam kegiatan tersebut. Perencanaan yang tidak sesuai akan mengakibatkan kesulitn di dalam pelaksanaan. Oleh sebab itu, perencanaan proyek harus sesuai dengan batasan yang dimiliki (biaya, jadwal, performansi) dan tujuan yang ingin dicapai. Pada sebuah perencanaan proyek, juga digunakan alat – alat bantu sebagai berikut: 1. Work Breakdown Structure (WBS) Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi pekerjaan – pekerjaan yang ada dalam pelaksanaan proyek. 19 2. Matriks Tanggung jawab Matriks ini dipakai untuk menentukkan organisasi proyek, personil – personil kunci dan tanggungjawab pekerjaanya. 3. Gantt Chart Peta ini menggambarkan jadwal induk proyek dan jadwal pekerjaan secara detail. 4. Jaringan Kerja (Network) Jaringan kerja digunakan untuk memperlihatkan urutan pelaksanaan pekerjaan dari awal hingga akhir. 2.4.1 Jaringan Kerja Metode jaringan kerja diperkenalkan menjelang akhir dekade 1950-an, oleh suatu tim engineer dan ahli matematika dari perusahaan Du-Pont bekerja sama dengan Rand Corporation, dalam usaha mengembangkan suatu sistem kontrol manajemen. Sistem ini dimaksudkan untuk merencanakan dan mengendalikan sejumlah uang besar kegiatan yang memiliki hubungan ketergantungan yang kompleks dalam masalah desain engineering, konstruksi dan pemeliharaan. Usaha-usaha ditekankan untuk mencari metode yang dapat meminimalkan biaya, dalam hubungannya dengan kurun waktu penyelesaian suatu kegiatan. Sistem tersebut kemudian dikenal sebagai metode jalur lintasan kritis, (Critical Path Method-CPM) 20 Proses menyusun jaringan kerja oleh beberapa kepustakaan (literature) sering diasosiasikan dengan metodologi manajemen proyek, terutama dalam aspek perencanaan dan pengendalian. Pendapat ini disebabkan karena luasnya jangkauan dalam proses menyusun jaringan kerja, yaitu dati mengkaji dan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan lingkup proyek, menguraikan menjadi komponen-komponen, sampai kepada menyusun kembali menjadi ururtan yang didasarkan atas logika ketergantungan, sehingga semua ini memerlukan pengetahuan akan seluk beluk lingkup proyek yang sedang dihadapi. 2.4.2 Terminologi dan Kaidah Dasar Dalam menyiapkan jaringan kerja proyek secara lengkap, dalam arti siap pakai untuk tuga –tugas perencanaan, menyusun jadwal pekerjaan dan tolak ukur pengendalian, dibutuhkan proses yang panjang dan bertingkat– tingkat. Hal ini diawali dengan teknik membuat jaringan kerja dan diakhiri dengan meningkatkan kualitasnya dengan memasukkan faktor–faktor seperti hasil analisis biaya yang ekonomis, pemerataan penggunaan sumber daya dan lain-lain. Mengetahui terminologi dan kaidah dasar jaringan kerja diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan anan panah, atau activity on arrow (AOA). Dalam kegiatan proyek digambarkan sebagai anak panah yang menghubungkan dua lingkaran yang mewakili dua peristiwa. Ekor anak panah merupakan awal dan ujungnya sebagai akhir kegiatan. 21 Nama dan kurun waktu kegiatan berturut-turut ditulis di atas dan di bawah anak panah. 2. Kegiatan dituis di dalam kotak atau lingkaran, yang disebut activity on node (AON). Anak panah hanya menjelaskan hubungan ketergantungan di antara kegiatan-kegiatan. KEGIATAN i j Gambar 2.4.2 Activity On Arrow Metode CPM dan PERT termasuk dalam klasifikasi AOA sedangkan PDM adalah AON. Atribut kegiatan antara lain adalah kurun waktu, tanggal mulai dan akhir. Nila kegiatan tersebut dijumlahkan kembali akan menjadi lingkup proyek keseluruhan. 2.4.3 Critical Path Method (CPM) Pada metode CPM dikenal dengan adanya jalur kritis yaitu jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegaitan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat,. Jadi, jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai kegiatan terakhir proyek. Makna jalur kritis penting bagi pelaksana proyek, karena pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaanya terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Kadangkadang dijumpai lebih dari satu jalur. 22 Critical path method (CPM) merupakan upaya meningkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian proyek , dan CPM juga memperkirakan waktu komponen kegiatan proyek dengan pendekatan deterministik satu angka yang mencerminkan adanya kepastian. CPM lebih berorientasi terhadap kegiatan (activity oriented) dan CPM lebih menekankan keterangan perihal pelaksanaan kegiatan dan berapa lama yang dibutuhkan dalam sebuah kegiatan proyek. Dalam proses identifikasi jalur kritis, dikenal beberapa terminologi dan rumus-rumus perhitungan sebagai berikut: TE = E Waktu paling awal peristiwa (node/event) dapat terjadi (earliest time of occurance), yang berarti waktu paling awal suatu kegiatan. TL = L Waktu paling akhir peristiwa boleh terjadi (latest allowable event/occurance time), yang berarti waktu paling lambat yang masih diperbolehkan. ES Waktu paling awal suatu kegiatan (earliest start time). Bila waktu kegiatan dinyatakan atau berlangsung dalam jam, maka waktu ini adalah paling wal kegiatan dimulai. EF Waktu selesai paling awal suatu kegiatan (earliest finish time). Bila hanya ada satu kegiatan terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu merupakan ES kegiatan berikutnya. 23 LS Waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai (latest allowable start time), yaitu waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara keseluruhan. LF Waktu paling akhir kegiatan boleh selesai (latest allowable finish time) tanpa meperlambat penyelesaian proyek. D Kurun waktu suatu kegiatan. Umumnya dengan satuan waktu hari, minggu, bulan dan lain-lain. Bentuk node yang umum digunakan dalam diagram CPM adalah sebagai berikut : Gambar 2.4.3.1 Gambar Node Kejadian 24 Gambar 2.4.3.2 Gambar Antar Kejadian 2.4.4 Float Float dapat didefinisikan sebagai sejumlah waktu yang tersedia dalam suatu kegiatan sehingga memungkinkan penundaan atau perlambatan kegiatan tersebut secara sengaja atau tidak sengaja, tetapi penundaan tersebut tidak menyebabkan proyek menjadi terlambat dalam penyelesaiannya. Namun jika ada perhitungan Float maka sudah pasti kegiatan tersebut bukanlah kegiatan yang menjadi jalur kritis. 25