BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu elemen penting dalam strategi pemasaran produk dan jasa. Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 62), bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Bauran pemasaran terdiri dari empat elemen yaitu: 1. Produk (Product) Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Kotler dan Keller (2009: 4) menyatakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide. 2. Harga (Price) Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. Keputusan penetapan harga dipengaruhi oleh sejumlah kekuatan perusahaan, lingkungan, dan persaingan yang kompleks. 10 Universitas Sumatera Utara 3. Tempat (Place) Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Dalam hal ini, perusahaan akan membentuk suatu saluran pemasaran, yaitu sekelompok organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan barang dan jasa yang disediakan untuk digunakan. 4. Promosi (Promotion) Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan untuk membelinya. Setelah mengembangkan produk, menetapkan harga untuk produk, dan menyediakan produk bagi pelanggan, maka perusahaan juga harus mengomunikasikan proposisi nilai mereka kepada pelanggan. 2.1.2 Fitur Produk 2.1.2.1 Tingkat Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 268), perencana produk harus berpikir tentang produk dan jasa dalam tiga tingkat. Masing-masing tingkat akan menambah lebih banyak nilai pelanggan. 1. Manfaat inti (core benefit) Yaitu layanan atau manfaat yang benar-benar dibeli pelanggan. Mula-mula, pemasar harus mendefinisikan manfaat, penyelesaian masalah yang dicari pelanggan. 11 Universitas Sumatera Utara Contoh: Pelanggan BlackBerry membeli lebih dari sekedar telepon genggam nirkabel, peralatan jelajah e-mail dan Web. Mereka membeli kebebasan dan hubungan lansung dengan orang atau sumber daya lain. 2. Produk aktual (actual poduct) Pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk aktual. Mereka harus mengembangkan fitur produk, desain, tingkat kualitas, nama merek, dan kemasan. Contoh: Smartphone BlackBerry adalah produk aktual. Nama, komponen, gaya, fitur, kemasan, dan atribut lain, semuanya telah digabungkan dengan cermat untuk menghantarkan manfaat inti. 3. Produk tambahan (augmented product) Pemasar harus membangun produk tambahan di sekitar manfaat inti dan produk aktual dengan menawarkan pelayanan dan manfaat konsumen tambahan. Contoh: BlackBerry harus menawarkan lebih dari sekedar alat komunikasi. BlackBerry harus memberikan solusi lengkap tentang masalah konektivitas mobilitas tinggi. Maka, perusahaan mungkin memberikan jaminan, instruksi penggunaan, pelayanan perbaikan yang cepat, call center, dan sebagainya. 2.1.2.2 Atribut produk Pengembangan suatu produk melibatkan pendefinisian manfaat yang akan ditawarkan produk tersebut. Manfaat ini dikomunikasikan dan dihantarkan oleh atribut produk, antara lain: 12 Universitas Sumatera Utara 1. Kualitas produk Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas memiliki dampak langsung pada kinerja produk. Oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Kualitas produk memiliki dua dimensi yaitu: a. Tingkat kualitas Dalam mengembangkan produk, pemasar mula-mula harus memilih tingkat kualitas yang mendukung positioning produk. Di sini, kualitas produk berarti kualitas kinerja, yaitu kemampuan produk untuk menjalankan fungsinya. Perusahaan sering memilih tingkat kualitas yang sesuai dengan kebutuhan pasar sasaran dan tingkat kualitas produk pesaing. b. Konsistensi kualitas Di sini, kualitas produk berarti pemastian kualitas, yaitu bebas dari kerusakan dan konsisten dalam menghantarkan tingkat kinerja yang diharapkan. 2. Fitur produk Sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur. Model dasar, model tanpa tambahan apa pun, merupakan tingkat awal. Perusahaan dapat menciptakan tingkat model yang lebih tinggi dengan menambahkan lebih banyak fitur. Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama untuk memperkenalkan fitur produk yang bernilai adalah salah satu cara paling 13 Universitas Sumatera Utara efektif untuk bersaing. Perusahaan dapat mengidentifiikasi dan memilih fitur baru yang tepat dengan mensurvei pembeli secara periodik dan kemudian menghitung perbandingan nilai pelanggan dengan biaya perusahaan untuk untuk setiap fitur potensial. Fitur yang dinilai tinggi oleh pelanggan dalam hubungan dengan biaya harus ditambahkan. Untuk menghindari “kelelahan fitur”, perusahaan juga harus cermat dalam memprioritaskan fitur-fitur yang tercakup dan menemukan cara yang jelas untuk memberikan informasi tentang bagaimana konsumen dapat menggunakan dana memanfaatkan fitur tersebut. 3. Gaya dan desain produk Cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk yang berbeda. Desain adalah konsep yang lebih besar daripada gaya. Gaya hanya menggambarkan penampilan produk. Gaya bisa menarik dan membosankan. Gaya sensasional dapat menarik perhatian dan menghasilkan estetika yang indah, namun gaya tersebut tidak benar-benar membuat kinerja produk menjadi lebih baik. Desain lebih dari sekadar kulit luar, desain adalah jantung produk. Desain yang baik tidak hanya mempunyai andil dalam penampilan produk tetapi juga dalam manfaatnya. 2.1.2.3 BlackBerry Messenger (BBM) BlackBerry Messenger, disingkat BBM, adalah aplikasi pengirim pesan instan yang disediakan untuk para pengguna perangkat BlackBerry. Aplikasi ini mengadopsi kemampuan fitur atau aktivitas yang populer di kalangan pengguna perangkat telepon genggam. BlackBerry Messenger merupakan salah satu 14 Universitas Sumatera Utara keunggulan dari penggunaan perangkat BlackBerry selain layanan Push Mail. Layanan Messenger ini dibuat khusus bagi pemilik BlackBerry dan dirancang khusus untuk berkomunikasi di antara pengguna. Cara menggunakan BlackBerry Messenger adalah dengan penghubung nomor PIN yang juga eksklusif dimiliki masing-masing perangkat BlackBerry. Melalui BBM, pengguna dapat memiliki percakapan grup di BBM, dimana ada lebih dari dua orang yang dapat berpartisipasi di dalamnya. pengguna juga dapat mengirim gambar dan audio dalam BBM, sesuatu yang awalnya hanya dapat dilakukan dalam Multimedia Messaging Service (MMS) tetapi tidak dalam Short Message Service (SMS) . Tidak seperti SMS, pengguna tidak dikenakan biaya untuk mengirim BBM. Tidak seperti pesan teks, dimana pengguna mungkin harus membayar untuk setiap pesan yang Anda kirim, BlackBerry Messenger (BBM) menggunakan paket layanan nirkabel, sehingga pengguna bisa mengirim pesan sebanyak yang diinginkan. Pengguna bisa menggunakan BBM untuk mengobrol dan membagikan file secara langsung dengan orang lain yang memiliki smartphone BlackBerry (http://docs.blackberry.com). Dari survei yang dilakukan RIM di Indonesia, ada beberapa alasan kenapa BBM disukai yaitu: 1. Fitur BBM Groups dalam BBM. Orang-orang suka berkomunitas. Membicarakan segala hal dengan teman-temannya dalam sebuah kelompok. 2. "Change Display Picture". Fitur ini kerap dimanfaatkan oleh pengguna BlackBerry dari Indonesia untuk ajang 'narsis' menunjukkan foto-foto terbaru. 15 Universitas Sumatera Utara 3. Orang Indonesia suka BBM karena bisa berkirim pesan sesuka hatinya dengan karakter panjang tanpa batas. Mereka tidak perlu khawatir terkena biaya ekstra. Karena semua sudah jadi satu paket dalam akses data. Melalui BBM, mereka juga dapat konfirmasi realtime. 2.1.3 Promosi Menurut Kotler dan Keller (2009: 172), promosi atau komunikasi pemasaran adalah sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen, secara langsung maupun tidak langsung, tentang merek yang dijual. Subagyo (2010: 129) mengemukakan bahwa promosi adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar sasaran, untuk memberi informasi tentang keistimewaan, kegunaan dan yang paling penting adalah tentang keberadaannya, untuk mengubah sikap ataupun untuk mendorong orang untuk bertindakdalam membeli suatu produk. Menurut Sutojo (2009: 265) promosi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberitahu pembeli tentang keberadaan produk di pasar atau kebijaksanaan permasaran tertentu yang baru ditetapkan perusahaan misalnya pemberian bonus pembelian atau pemotongan harga. 16 Universitas Sumatera Utara 2.1.3.1 Tujuan Pemberian Promosi Subagyo (2010: 133) menyatakan tujuan dari promosi adalah sebagai berikut: 1. Menginformasikan Sebagai tujuan utama dari promosi yang akan dilakukan adalah menginformasikan seluruh aspek-aspek dan kepentingan perusahaan yang berhubungan dengan konsumen dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk dapat diketahui secara jelas. Kegiatan untuk menginformasikan atas berbagai hal yang berkaitan dengan perusahaan dengan konsumen dapat berupa: a. Menginformasikan pasar mengenai produk baru b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar d. Menjelaskan cara kerja produk e. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan f. Meluruskan kesan yang salah g. Mengurangi ketakutan dan kekhawatiran pembeli. h. Membangun citra perusahaan. 2. Mempengaruhi dan membujuk pelanggan sasaran Sebagai alternatif kedua dari tujuan promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan adalah mempengaruhi dan membujuk pelanggan atau konsumen sasaran agar mau membeli atau mengalihkan pembelian terhadap produkproduk yang dihasilkan perusahaan. Tujuan utama dari kegiatan mempengaruhi dan membujuk pelanggan sasaran adalah: 17 Universitas Sumatera Utara a. Membentuk pilihan merek b. Mengalihkan pilihan ke merek lain c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk d. Mendorong pelanggan untuk belanja saat itu juga e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan salesman 3. Mengingatkan kembali konsumen sasaran Sebagai alternatif terakhir dari tujuan promosi yang akan dilakukan perusahaan adalah mengingatkan kembali konsumen sasaran yang selama ini dimiliki atas keberadaan perusahaan dan merek-merek produk yang dihasilkan yang tetap setia dan konsisten untuk melayani konsumennya dimanapun mereka berada. Kegiatan promosi yang bersifat mengingatkan dapat terdiri atas : a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang akan menjual produk perusahaan c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kegiatan kampanye iklan d. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan 2.1.3.2 Bauran Promosi Bauran promosi atau disebut juga bauran komunikasi pemasaran perusahaan merupakan paduan spesifik periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan sarana pemasaran langsung yang digunakan perusahaan untuk mengomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan 18 Universitas Sumatera Utara membangun hubungan pelanggan (Kotler dan Armstrong, 2008: 117). Bauran promosi terdiri dari lima sarana promosi utama yaitu: 1. Periklanan (advertising) Iklan adalah semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa dengan sponsor tertentu. Mohr, dkk (2010: 376) menyatakan periklanan sebagai suatu bentuk komunikasi terbayar dan nonformal yang menggunakan saluran media massa seperti radio, televisi, billboard, dan sebagainya atau pun jurnal perdagangan. Iklan bisa menjadi cara yang efektif dari segi biaya untuk mendistribusikan pesan, baik dengan tujuan membangun preferensi merek atau mendidik orang. 2. Promosi penjualan (sales promotion) Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa. Menurut Blattberg dan Neslin (dalam Lehmann dan Winer, 2005: 372), promosi penjualan merupakan sekumpulan perangkat yang ditujukan untuk menghasil respon dari konsumen yang aktif dalam jangka pendek. Promosi penjualan dapat berupa kupon, hadiah, percobaan gratis, potongan harga, dan sebagainya. 3. Hubungan masyarakat (public relations) Hubungan masyarakat dimaksudkan untuk membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan untuk mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menanggapi rumor, berita, dan kejadian tidak menyenangkan. Hubungan masyarakat dapat memberikan 19 Universitas Sumatera Utara pengaruh kuat terhadap kesadaran publik dengan biaya yang lebih rendah daripada periklanan. 4. Penjualan personal (personal selling) Penjualan personal adalah presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk tujuan menghasilkan penjualan dan membangun hubungan pelanggan. Penjualan personal meliputi komunikasi dua arah dan pribadi antara tenaga penjual dan pelanggan individu, secara tatap mka, melalui telepon, konferensi video, atau dengan cara lainnya. Kini perusahaan menghabiskan banyak biaya untuk melatih wiraniaga dan mengubah mereka dari pengambil pesanan pasif menjadi pengambil pesanan aktif. 5. Pemasaran langsung (direct marketing) Pemasaran langsung merupakan hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respon segera dan membangun hubungan pelanggan yang abadi. Pemasar berkomunikasi secara langsung dengan pelanggan, sering dengan satu-satu, berbasis interaktif. Pemasaran langsung dapat membuat penawaran dan strategi pemasar langsung kurang dapat dilihat oleh pesaing. Menurut Mohr, dkk (2010: 375), dalam pasar untuk produk teknologi tinggi, selain menggunakan sarana komunikasi pemasaran yang tradisional, pemasar semakin meningkatkan strategi promosi mereka dengan menggunakan media yang baru (new media). Media yang baru tersebut meliputi berbagai sarana atau alat pemasaran berbasis internet, antara lain: 20 Universitas Sumatera Utara 1. Iklan tampilan online (online display ads) Iklan tampilan termasuk grafis serta teks, ditempatkan berdampingan dengan isi editorial dalam sebuah halaman Web, dan ketika diklik, akan membawa pengguna ke website pengiklan. Iklan tampilan dapat bersifat statis atau melibatkan media seperti animasi, audio, atau video. Penelitian menunjukkan bahwa iklan tampilan meningkatkan kesadaran akan iklan, kesadaran merek, dan minat beli konsumen. 2. Iklan pencari (search ads) Iklan pencari disajikan berdasarkan kata kunci yang dimasukkan pengguna internet ke dalam sebuah mesin pencari. Setelah pengguna memasukkan kata kunci untuk informasi yang dicari, kata kunci tersebut akan dicocokkan dengan isi/konten halaman dalam database dan suatu daftar halaman-halaman akan dihasilkan. 3. Teknologi Web 2.0 Web 2.0 merujuk pada kumpulan perangkat lunak berbasis internet yang biasa disebut juga media sosial (social media). Media sosial meliputi situs jaringan sosial (social networking sites), blog, podcast, situs video (video sites). Semua teknologi Web 2.0 memiliki potensial untuk memasukkan iklan tampilan atau iklan pencari yang sukses untuk menarik pemirsa yang banyak. 4. Pemasaran mobile (mobile marketing) Pemasaran mobile menggunakan telepon seluler sebagai sarana promosi. Bentuk periklanan mobile yang paling lazim digunakan adalah mengirimkan 21 Universitas Sumatera Utara pesan, langsung kepada telepon seluler individu sasaran. Pemasar juga dapat mengirimkan kupon kepada konsumen melalui telepon seluler. 2.1.3.3 Promosi Pesaing Lehmann dan Winer (2005: 104) menyatakan bahwa pesaing, baik kecil maupun besar, secara konstan menyediakan informasi kepada pasar sasaran, yang oleh para ekonom dianggap sebagai suatu sinyal atau isyarat. Periklanan memberikan perangsang dan pendorong bagi konsumen untuk berpindah merek, dan menyatakan bahwa konsumen dengan tingkat persepsi periklanan yang berbeda mempunyai berbagai macam kemungkinan untuk berpindah merek. Jadi, iklan pesaing yang lebih efektif akan mungkin semakin mendorong konsumen untuk membeli produk pesaing. Konsumen dapat terus memperhatikan harga, periklanan, serta elemen bauran pemasaran lainnya dari para pesaing. Terdapat beberapa pertanyaan yang harus diperhatikan mengenai strategi promosi pesaing yaitu: 1. Dalam hal manajemen penjualan, jenis pendekatan penjualan seperti apa yang digunakan oleh pesaing? 2. Apakah tenaga penjualan pesaing bersikap agresif untuk memperoleh pelanggan baru? 3. Media periklanan apa yang digunakan? 4. Jenis promosi penjualan seperti apa yang digunakan dan seberapa sering dilakukan? 22 Universitas Sumatera Utara 2.1.4 Strategi Pertumbuhan Perusahaan Seperti produk, pasar juga berevolusi melalui empat tahap, yaitu kemunculan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan (Kotler dan Keller, 2009: 314). Hal ini mengindikasikan bahwa pasar yang memiliki pertumbuhan tinggi akan menuju tahap kedewasaan dari waktu ke waktu, dan pasar yang berada pada tahap kedewasaan dengan tingkat keuntungan yang tinggi akan menurun juga. Oleh karena itu, perusahaan harus memutuskan strategi apa yang harus diterapkan untuk memandu perkembangan perusahaan. Walker, Jr. dan Mullins, (2011: 41) menyatakan bahwa pada dasarnya, perusahaan dapat menuju pada dua arah utama dalam mencari pertumbuhan di masa depan, yaitu melaksanakan ekspansi atas bisnis dan aktivitas perusahaan sekarang atau melakukan diversifikasi kepada bisnis baru, apakah melalui perkembangan bisnis internal atau melakukan akuisisi. Empat alternatif strategi pertumbuhan perusahaan antara lain: 1. Penetrasi pasar Merupakan strategi pertumbuhan perusahaan dengan meningkatkan penjualan produk-produk terkini pada segmen pasar saat ini tanpa mengubah produk. Strategi yang dapat dilakukan perusahaan antara lain: a. Meningkatkan pangsa pasar b. Meningkatkan penggunaan produk c. Meningkatkan frekuensi konsumsi d. Meningkatkan jumlah produk yang digunakan e. Mengidentifikasi aplikasi baru dan berbeda 23 Universitas Sumatera Utara 2. Pengembangan pasar Merupakan strategi pertumbuhan perusahaan dengan menggali dan mengembangkan segmen pasar baru untuk produk terkini pemasar dapat mencari pengguna baru dalam dua kelompok, yaitu: a. Kelompok yang belum pernah menggunakan produk (strategi segmen pasar baru) b. Kelompok yang tinggal di tempat lain (strategi ekspansi geografis) 3. Pengembangan produk Merupakan strategi pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk modifikasi atau produk baru pada segmen pasar terkini. Strategi ini menekankan pada perkenalan untuk perluasan lini produk, perbaikan/penyempurnaan produk, serta produk baru atau penawaran pelayanan baru kepada segmen pasar terkini. 4. Diversifikasi Merupakan strategi pertumbuhan perusahaan melalui pendirian atau akuisisi bisnis di luar produk dan pasar perusahaan yang terbaru. Strategi ini lebih berisiko daripada strategi ekspansi yang lain karena harus mempelajari operasi baru dan melayani konsumen yang masih asing. Produk yang sudah ada Produk baru Pasar yang sudah ada Penetrasi Pasar Pengembangan Produk Pasar baru Pengembangan Pasar Diversifikasi Sumber: Kotler dan Armstrong (2008) Gambar 2.1 Kisi-Kisi Ekspansi Produk/Pasar 24 Universitas Sumatera Utara 2.1.5 Keputusan Konsumen untuk Berhenti Menggunakan Keputusan konsumen untuk berhenti menggunakan suatu produk dapat disebut juga sebagai perilaku perpindahan (switching behavior) (Ndubisi dan Tam, 2007: 4). Istilah berhenti dan perpindahan dapat dipertukarkan satu sama lain. Keputusan untuk berhenti didefinisikan sebagai perilaku di mana konsumen mengabaikan suatu produk demi produk lainnya. Konsumen memutuskan untuk tidak membeli lagi produk tersebut. Menurut Colgate dan Hedge (dalam Ndubisi dan Tam, 2007: 4), keputusan untuk berhenti merupakan keputusan konsumen untuk berhenti membeli suatu jasa atau berhenti berlangganan dengan perusahaan tertentu, di mana hal ini merupakan pemutusan hubungan secara bertahap karena masalah yang dihadapi sepanjang waktu . Menurut Supranto dan Limakrisna (2011: 230), setelah membeli, menggunakan, dan melakukan evaluasi, konsumen yang merasa puas akan memiliki komitmen terhadap produk dan membeli berkali-kali, atau konsumen juga dapat merasa kecewa sehingga beralih pada merek lain atau tidak mau lagi menggunakan produk tersebut. Apabila produk tidak dapat memenuhi harapan konsumen, evaluasi negatif akan terjadi. Evaluasi negatif dapat menghasilkan keputusan untuk tidak lagi membeli merek tersebut. Ketidakpuasan konsumen merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya perpindahan merek karena pelanggan yang tidak puas akan mencari informasi pilihan produk lain dan mereka mungkin akan berhenti membeli produk atau mempengaruhi orang lain untuk tidak membeli. 25 Universitas Sumatera Utara Alasan dasar bagi suatu perusahaan untuk mempedulikan kepuasan pelanggan adalah bahwa kepuasan mengarah pada retensi pelanggan. Namun, Lehmann dan Winer (2005: 163) menyatakan bahwa konsumen yang merasa puas juga mungkin tidak akan melakukan pembelian ulang karena faktor-faktor lain seperti persediaan/pasokan produk yang kurang, perilaku mencari variasi, ketersediaan beragam pilihan, dan penawaran promosi dari pesaing yang menarik. Menurut Oliver (dalam Kotler dan Keller, 2009: 138), loyalitas merupakan komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa yang disukai di masa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih. Loyalitas merek mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek produk (Situmorang, 2012: 198). Kotler dan Keller (2009: 245) menyatakan bahwa loyalitas konsumen berdasarkan status loyalitas merek dapat dibagi menjadi empat yaitu: 1. Loyalitas berat: konsumen yang hanya membeli satu merek sepanjang waktu. Pola pembeliannya adalah X, X, X, X, yaitu setia pada merek X tanpa syarat. 2. Loyalitas yang terbagi: konsumen yang loyal kepada dua atau tiga merek. Pola pembeliannya adalah X, X, Y, Y, X, Y. 3. Loyalitas yang bergeser: konsumen yang beralih loyalitas dari satu merek ke merek lain. Pola pembeliannya adalah X, X, X, Y, Y. 4. Orang yang suka berpindah: konsumen yang tidak memperlihatkan loyalitas kepada merek apapun. Pola pembeliannya adalah X, Y, Z, S, Z. 26 Universitas Sumatera Utara Menurut Situmorang (2012, 202), loyalitas merek terbagi menjadi lima tingkatan yaitu: 1. Switcher (berpindah-pindah) Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek lain mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal pada merek tersebut. 2. Habitual Buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan) Pembeli yang puas dengan merek produk yang digunakannya dan setidaknya tidak mengalami ketidakpuasan. 3. Satisfied Buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan) Untuk menarik pembeli pada kategori ini, para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus ditanggung pembeli dengan menawarkan berbagai manfaat yang cukup besar sebagai kompensasinya (switching cost loyal). 4. Likes The Brand (menyukai merek) Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman, dan penggunaan sebelumnya, atau pun yang disebabkan oleh perceived quality yang tinggi. 5. Committed Buyer (pembeli yang komit) Pada tingkatan ini, aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan dengan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut pada pihak lain. 27 Universitas Sumatera Utara 2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Daulay, Muhammad Azmi (2011) Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen Dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Handphone GSM Dari Sony Ericsson Ke Blackberry Pada Siswa SMA Swasta Harapan-I Medan Ketidakpuasan Konsumen, Kebutuhan Mencari Variasi, dan Keputusan Perpindahan Merek Wulandari, Tlasih (2014) Pengaruh Ketidakpuasan Ketidakpuasan Konsumen, Konsumen, Kebutuhan Kebutuhan Mencari Mencari Variasi Variasi Produk, Harga Produk, Harga Produk dan Produk, Iklan Iklan Produk Produk Pesaing Pesaing, dan terhadap Perpindahan Perpindahan Merek Merek (Studi pada Pengguna Handphone di Kabupaten Purworejo) Sumber: Daulay (2011), Wulandari (2014) Metode Penelitian Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Regresi Linier Berganda Hasil Penelitian Ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi secara simultan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek. Secara parsial, kebutuhan mencari variasi merupakan variabel paling dominan dalam perpindahan merek. Ketidakpuasan konsumen, kebutuhan mencari variasi produk, harga produk dan iklan produk pesaing secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap perilaku perpindahan merek. 28 Universitas Sumatera Utara 2.3 Kerangka Konseptual Promosi merupakan usaha dari pemasar untuk dalam menginformasikan serta mempengaruhi konsumen atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk dan jasa yang dipasarkannya. Promosi juga berfungsi untuk mengingatkan para konsumen untuk terus membeli suatu produk manakala mereka melihat promosi yang mengingatkan mereka tentang produk itu. Menurut Lehmann dan Winer (2005: 163), konsumen yang puas bisa saja beralih pada merek lain karena faktor-faktor lain seperti ketersediaan beragam pilihan dan penawaran promosi dari pesaing yang menarik. Persaingan dalam dunia periklanan membuka peluang bagi iklan pesaing untuk memberikan pesanpesan yang efektif yang dapat mempengaruhi konsumen yang loyal terhadap sebuah merek untuk berpindah merek (Kotler dan Armstrong, 2008: 157). Apabila iklan pesaing lebih mudah diingat, promosi pesaing lebih menarik dan membuat konsumen merasa ingin mencoba produk tersebut maka promosi tersebut dapat membuat konsumen berhenti menggunakan produk yang lama dan berpindah merek. Oyeniyi, dkk (2011: 68) menyatakan bahwa promosi penjualan juga mempengaruhi berbagai aspek dari keputusan membeli konsumen seperti pilihan merek, waktu pembelian, kuantitas serta keputusan untuk beralih pada merek lain. Promosi penjualan dapat mengakibatkan penurunan yang signifikan pada loyalitas merek. Promosi penjualan dalam bentuk promosi harga dapat menarik perhatian konsumen dan mendorong konsumen untuk beralih pada merek lain, meningkatkan sensivitas harga, serta membuat aspek kualitas menjadi kurang 29 Universitas Sumatera Utara penting. Promosi dari pesaing dapat membuat konsumen berpikir untuk beralih pada merek lain. Pesaing akan menggunakan berbagai cara untuk membuat konsumen percaya bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan ekstra apabila mereka beralih pada merek lain (Afzal, dkk, 2013: 300). Kotler dan Armstrong (2008: 163) menyatakan bahwa penjualan dan laba suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti fitur produk, harga, dan ketersediaan. Fitur produk merupakan salah satu sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing. Melalui diferensiasi pada penawaran produk mereka, suatu perusahaan dapat meraih dan mempertahankan keunggulan kompetitif (Walker, Jr. dan Mullins, 2011: 236). Keunggulan kompetitif hadir ketika suatu perusahaan memiliki sumber daya dan kompetensi yang langka, bernilai, dan sulit ditiru pesaing. Kehilangan diferensiasi sebagai keunggulan kompetitif akan membuat konsumen berhenti menggunakan produk tersebut dan beralih pada produk lain yang lebih unggul. Atas dasar telaah pustaka yang telah dikembangkan diatas, maka dapat disajikan kerangka konseptual untuk menggambarkan hubungan dari variabel independen (X), dalam hal ini adalah promosi pesaing dan ketersediaan fitur produk perusahaan pada produk pesaing, terhadap variabel dependen yaitu keputusan berhenti menggunakan suatu produk (Y). 30 Universitas Sumatera Utara Promosi Pesaing (X1) Ketersediaan Fitur BBM pada Platform Lain (X2) Sumber: diolah oleh peneliti Keputusan Berhenti Menggunakan BlackBerry (Y) Gambar 2.2 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: “Promosi produk pesaing dan ketersediaan fitur BlackBerry Messenger (BBM) pada platform lain berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan untuk berhenti menggunakan smartphone BlackBerry (studi kasus mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis USU)”. 31 Universitas Sumatera Utara