LAMPIRAN

advertisement
LAMPIRAN
ARTIKEL PEMERINTAH MENGENAI KAMPANYE STERILISASI
HEWAN :
Artikel Indonesia tentang peranan pemerintah dalam kontrol populasi
http://kittykrafty.com/program-sterilisasi-gratis-untuk-kucing-lokal/
Program Sterilisasi Gratis Untuk Kucing Lokal
Tahukah anda, bahwa sejak Januari 2011, Pemerintah Propinsi
Jakarta mengadakan program sterilisasi gratis?
Alasan diadakannya sterilisasi gratis ini sendiri adalah untuk menekan laju
pertumbuhan kucing. Banyak pemilik kucing yang akhirnya membuang anakanak kucing yang baru dilahirkan karena hewan tersebut memang mudah
berkembang biak. “Ini membuat lingkungan kotor,” jelas Kepala Balai
Kesehatan Hewan dan Ikan DKI Jakarta, Naniek Susetijoharti.
Belum lagi ancaman rabies yang dapat ditularkan melalui gigitan hewan
berbulu ini. “DKI Jakarta sudah bebas dari hewan rabies sejak Oktober 2004,
namun dikelilingi oleh wilayah endemi rabies. Karena itu upaya pencegahan
terus dilakukan,” kata Naniek. Vaksinasi dan karantina terhadap anjing
penggigit pun masih diteruskan.
Selain kucing, Naniek mengatakan pihaknya masih tetap memberikan
layanan sterilisasi pada anjing dan kera, namun tidak gratis. “Karena tingkat
reproduksinya tidak secepat kucing,” kata Naniek.
Naniek mendorong agar masyarakat memanfaatkan kesempatan sterilisasi
gratis ini. Karena, lanjut Naniek, ada keuntungan yang diperoleh pemilik
setelah sterilisasi dilakukan selain bebas dari beban mengurus anak kucing.
“Kucingnya tambah gendut dan lucu. Tidak kalah dengan kucing anggora,”
ujarnya berpromosi.
Kucing yang akan disterilisasi ini harus memenuhi tiga syarat, yaitu bukan
kucing liar, berbadan sehat, dan berusia minimal 8 bulan.
Masyarakat dapat menghubungi nomor telepon (021) 78842364
Indonesia Peduli Kucing (IPK)
Kesempatan diberikan oleh Drh. Wywy GM untuk sterilisasi
kucing betina dan jantan dengan biaya terjangkau.
Program ini diadakan oleh Drh. Wywy GM selama 2 bulan ke depan dengan
persyaratan sebagai berikut:
- hewan dalam keadaan sehat,
- kucing betina tidak sedang hamil & berusia 6-7 bulan,
- kucing jantan minimal berusia 1 tahun,
- pemilik kucing dari keluarga menengah ke bawah.
Gagasan semangat Indonesia Pecinta Kucing (IPK)
terbentuk 7 Maret 2010. Indonesia Peduli Kucing (IPK), sebuah ajakan.
Semangat kebersamaan, untuk mengajak setiap insan Indonesia berempati
dan memiliki rasa kasih sayang terhadap kucing.
Indonesia Peduli Kucing (IPK) adalah sebuah ajakan, untuk mengajak setiap
insan Indonesia untuk lebih perhatian & menyayangi kucing jenis apapun –
dimanapun mereka berada– terutama yang terlantar/di jalanan.
Indonesia Peduli Kucing (IPK) bersifat sosial, bukan tim penyelamat yang
terjun ke lapangan, tidak berbentuk badan hukum, tidak memiliki kantor dan
pekerja, serta tidak menyediakan tempat penampungan atau penghibahan
kucing.
PDHI DKI Jakarta Sterilisasi Kucing Liar
Sriwijaya Post - Sabtu, 8 Desember 2012 17:09 WIB
http://palembang.tribunnews.com/2012/12/08/pdhi-dki-jakarta-sterilisasi-kucing-liar
SRIPOKU.COM, JAKARTA - Populasi kucing liar di Jakarta terus
meningkat. Hal ini karena tingkat perkembangbiakan kucing sangat
cepat. Dalam setahun seekor kucing betina bisa melahirkan 2-3 kali,
dengan jumlah anak 2-5 ekor.
Tingginya populasi kucing liar akan sangat mengganggu kesehatan
lingkungan. Kucing liar dapat menularkan berbagai penyakit kepada
manusia (zoonosis) seperti rabies dan toxoplasmosis.
Hal itu dikemukakan Ketua Umum Perhimpunan Doker Hewan
Indonesia (PDHI) Cabang DKI Jakarta, Drh Arsentina Panggabean, dan
Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan PDHI DKI Jakarta, Drh
Amir Mahmud, dalam siaran persnya yang diterima Kompas di Jakarta,
Sabtu (8/12/2012).
Terkait meningkatnya populasi kucing liar tersebut, kata Amir, PDHI
Cabang DKI Jakarta setiap tahun secara rutin menyelenggarakan bakti
sosial berupa program sterilisasi kucing liar atau program KB bagi
kucing. Diharapkan, dengan program ini populasi kucing liar dapat
dikendalikan.
Sterilisasi kucing adalah suatu tindakan operasi pengangkat organ
reproduksi kucing, sehingga kucing tersebut tidak lagi mampu
melakukan perkawinan atau berkembang biak. Pada kucing jantan
dilakukan dengan mengangkat kedua testisnya, sedangkan pada kucing
betina dilakukan pengangkatan indung telur dan rahim melalui proses
pembedahan rongga perut.
Program bakti sosial PDHI ini, lanjut Amir, secara rutin sudah
dilaksanakan di semua wilayah DKI termasuk Kepulauan Seribu bekerja
sama dengan Suku Dinas (Sudin) Peternakan setempat.
"Menutup tahun 2012 ini, PDHI bekerja sama dengan Sudin Peternakan
Jakarta Barat menggelar bakti sosial berupa sterilisasi kucing pada
tanggal 8 dan 15 Desember 2012, dengan target 100 ekor kucing," kata
Amir.
Pelaksanaan program ini bertempat di Kantor Wali Kota Jakarta Barat,
dengan melibatkan para relawan dokter hewan anggota PDHI Cabang
DKI Jakarta. Tak kurang dari 20 orang dokter hewan ikut terlibat dalam
program ini.
Artikel dr ASPA in collaborated Indonesian Vet Assosiation
Kepercayaan bahwa semua anjing harus dikawinkan berakar begitu kuat
dalam masyarakat kita, sampai-sampai muncul mitos bahwa anjing yang
tidak dikawinkan akan menjadi "gila". Apakah anda juga mempercayai
mitos tersebut? Apakah anda berpikir untuk mengawinkan anjing anda?
Kalau ya, cobalah untuk membaca beberapa paragraf di bawah ini
Anjing dan Kucing liar akan dirazia
( KOMPAS, 28 NOV 08) Nov 29, '08 5:05 AM
http://www.kompas.com/read/xml/2008/...a.akan.dirazia
JAKARTA, JUMAT - Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
(Disnakkanla) DKI Jakarta akan melakukan razia kucing dan anjing liar
yang dianggap meresahkan dan mengganggu kenyamanan, dan
kebersihan lingkungan di wilayah Ibu Kota.
"Razia ini dilakukan terutama di beberapa tempat penting seperti rumah
sakit dan Puskesmas," kata Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan
Kelautan (Disnakkanla) DKI Jakarta Edy Setiarto, di Jakarta, Jumat
(28/11).
Ia menuturkan, pihaknya telah membentuk tim khusus untuk menangani
masalah penangkapan dan pembersihan kucing dan anjing liar yang
banyak berkeliaran. Menurut catatan Disnakkanla DKI Jakarta, jumlah
kedua jenis hewan yang berkeliaran tersebar di seluruh wilayah DKI
Jakarta pada tahun 2008 ini sudah mencapai sekitar 200 ribu ekor.
Binatang yang berkeliaran itu sering terlihat di beberapa rumah sakit,
Puskesmas, kantor instansi pemerintah, bahkan hingga kompleks Istana
Negara. "Keberadaan kedua jenis hewan yang berkeliaran bebas itu tidak
bisa didiamkan begitu saja. Harus segera ada tindakan nyata untuk
membersihkan, " kata Edy.
Disnakkanla juga sudah menyiapkan rumah observasi untuk menampung
kucing dan anjing liar yang ditangkap. Di sana kedua jenis hewan itu
terutama anjing liar akan diperiksa apakah mempunyai penyakit yang
membahayakan seperti rabies.
"Terutama sejumlah anjing liar, bila sejumlah anjing ditemukan
mempunyai penyakit rabies akan segera divaksinasi, " tutur Edy.
Setelah selesai tahap vaksinasi dan dinyatakan bersih dari penyakit,
barulah dibawa ke rumah pengayoman hewan yang berada di Ragunan,
Jakarta Selatan. Sebaliknya bila penyakitnya sulit disembuhkan maka
jalan yang diambil adalah membunuh hewan tersebut agar tidak
membahayakan. "Namun, kalau masih diobati dan penyakitnya tidak bisa
disembuhkan, harus dibunuh," jelasnya
Mereka membutuhkan kontrol populasi melalui pemandulan
2011, Artikel Pribadi Dr. Susana Somali yang diterbitkan di Reader Digest
Jini, Desi dan Amel sejak lahir hidup di jalanan. Ibunda, nenek, buyut
serta saudara2nya seumur hidup tidak punya rumah tetap. Sehari-hari
mereka menggelandang bersama,
sekelompok besar berisi 10-20 anggota, mencari makanan dari tong-tong
sampah.
Kadang ada seorang yang baik, memberikan sebungkus nasi lauk yang
harus mereka bagi bersama. Lebih sering yang mereka terima adalah
makian, pukulan dan tendangan karena dianggap mengotori halaman
dengan cabikan sampah. Mereka kotor, bau dan dianggap hama. Tak ada
yang bisa mereka kerjakan selain mencari makan dan beranak pinak.
Sekelompok orang bersedia melakukan apapun demi uang. Beberapa
anggota keluarga Jini, Desi dan Amel diculik untuk dijual untuk
dikonsumsi atau dibuat berburu babi hutan … nasibnya pun tidak jelas.
Jika beruntung, orang yang membeli akan menyayangi mereka sebagai
anggota keluarga.
Kisah diatas mirip kisah manusia yang terjebak kemiskinan di ibukota.
Sebagian besar yang mendengar akan jatuh kasihan dan mengusahakan
sesuatu untuk menyelamatkan mereka. Namun, jka kami memberi tahu
bahwa kisah di atas adalah mengenai sekelompok anjing jalanan,
sebagian besar tersebut akan mengendus pergi. "Cuma anjing toh".
Hanya kita, yang menyayangi anjing kita di rumah sebesar kita
menyayangi adik sendiri yang mengerti arti sesungguhnya penderitaan
anjing jalanan, yg kelaparan, terhina dan tersiksa.
Banyak orang mempertanyakan "Kenapa kucing/anjingnya dikebiri?
kasian kan..." atau berkomentar ngotot "Anti Sterilisasi". Jika ditanyakan
kenapa berpendapat demikian, jawabannya hanya satu "Anjing/kucing
juga punya hak untuk hidup". Ya, itu yg kita perjuangkan, hak untuk
hidup, bebas dari rasa takut, lapar dan penderitaan. Berkembang biak tak
terkendali justru mengurangi kekuatan hak untuk hidup layak.
Kami tekankan, sterilisasi tidak sama dengan aborsi. Sterilisasi tidak
mengandung unsur penghilangan hak untuk hidup. Sterilisasi
memperjuangkan hidup yang lebih baik bagi anjing/kucing yang
menderita di jalanan.
Manusia bisa mengerti kalau dirinya belum mampu memberi makan bagi
keturunan, manusia akan ikut program KB. KB manusia adalah salah
satu contoh sterilisasi. Ada juga sterilisasi permanen yang bernama
vasektomi dan tubektomi, dimana manusia yang menjalaninya akan steril
seumur hidup. Dengan KB, manusia menunda/menghentikan kelahiran,
melanjutkan perjuangan memperoleh hidup yg lebih baik bagi diri
sendiri. Anjing/kucing tidak mengerti, karena itu kita
memperjuangkannya untuk mereka, dengan sterilisasi.
Dengan sterilisasi satu ekor anjing/kucing, secara tak langsung kita
menyelamatkan ribuan calon anjing/kucing dari penderitaan.
Anjing/kucing yang steril hidup lebih sehat dan bahagia. Bantulah kami
mewujudkan dunia yang lebih baik , demi anjing/kucing dan demi diri
sendiri juga.
Ribuan Anjing Ganggu Kenyamanan Wisatawan Senggigi
Selasa, 8 April 2008 | 15:25 WIB
kompas.com
oleh . Sumardi
MATARAM, SELASA - Dinas Peternakan Nusa Tenggara Barat
(NTB) mengincar ribuan ekor anjing yang berkeliaran di kawasan
wisata Senggigi karena mengganggu kenyamanan para wisatawan.
"Para wisatawan mulai merasa tidak nyaman dengan kehadiran sekitar
1.500 ekor anjing yang diidentifikasi berkeliaran di kawasan wisata
Senggigi, sehingga kami lakukan aksi lapangan," kata Kasubdin
Pengembangan Agribis Peternakan Dinas Peternakan NTB, Erni
Wahyuing WA, di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan aksi lapangan yang dimaksud yakni pengurangan
populasi anjing melalui program kastrasi (kebiri) bagi anjing jantan dan
sterilisasi bagi anjing betina, karena tindakan pemusnahan anjing tanpa
alasan mendasar seperti penyebaran wabah penyakit tidak diizinkan
lagi.
Dinas Peternakan NTB bekerja sama dengan dosen dan mahasiswa
peternakan Universitas NTB (UNTB) melaksanakan aksi penangkapan
anjing untuk dikastrasi dan disterilisasi.
Anjing yang berkeliaran di kawasan wisata Senggigi ditangkap dengan
jaring kemudian dibius dan dikastrasi/sterilisasi agar tidak bisa
menghasilkan keturunan.
"Aksi itu baru dimulai Sabtu (5/4) pekan lalu dan kami berhasil
menjaring 50 ekor anjing. Mahasiswa jurusan peternakan UNTB masih
terus menjaring anjing di kawasan wisata Senggigi itu sekaligus praktek
lapangan penanganan anjing," ujar Wahyuning.
Menurut dia, anjing yang menjadi sasaran penangkapan diprioritaskan
pada jenis kelamin betina agar upaya penekanan populasi tercapai.
Target akhir adalah berkurangnya populasi anjing di kawasan wisata
Senggigi karena tidak bisa berkembang biak lagi. Anjing yang telanjur
ada dipastikan berkurang di masa mendatang dan kenyamanan para
wisatawan tetap terjaga.
"Sementara ini diupayakan populasi anjing di kawasan wisata Senggigi
tidak bertambah, namun akan terus berkurang seiring dengan
perputaran waktu. Nantinya yang mungkin tersisa hanya anjing
peliharaan yang diikat atau tidak berkeliaran hingga mengganggu
aktivitas wisata," ujarnya.
Wahyuning menambahkan, upaya menekan populasi anjing itu juga
dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit
rabies yang tertular melalui gigitan anjing pengidap rabies.
"NTB masih bebas rabies tetapi tidak salah jika langkah antisipasi
penyebaran rabies dilakukan sejak dini. Apalagi di kawasan wisata
andalan NTB yang sering dikunjungi banyak wisatawan asing maupun
domestik," ujarnya.
Secara administrasi, kawasan wisata Senggigi berada dalam wilayah
Kabupaten Lombok Barat. Letaknya sekitar 10 kilometer sebelah utara
Kota Mataram.
Senggigi dengan pesona alam dan panorama pantai merupakan kawasan
wisata yang telah didukung oleh infrastuktur yang memadai. Di lokasi
itu bertebaran hotel berbintang yang sering dijadikan wadah pertemuan
nasional dan internasional. (ANT)
Kastrasi/Kebiri (Neuter) pada Kucing + PROSES STERILISASI BETINA
Sebenarnya istilah neuter berarti umum, dapat digunakan pada hewan
jantan dan betina. Kastrasi ini dilakukan pada hewan dalam keadaan
tidak sadar (terbius umum).
Kapan Waktunya Kebiri ? Kucing yang akan dikebiri harus dalam
keadaan sehat. Sebagian besar kucing dikebiri ketika berumur sekitar 58 bulan. Para ahli perilaku hewan menyarankan mengkebiri kucing
sebelum memasuki masa puber, karena dapat mencegah munculnya
sifat/perilaku kucing yang tidak dinginkan. Beberapa organisasi yang
peduli dengan overpopulasi kucing di Amerika bahkan melakukan
kebiri lebih awal pada kucing. Kucing-kucing tersebut telah dikebiri
pada umur 6 - 14 minggu. Kebiri tidak mempengaruhi pertumbuhan
badan kucing-kucing tersebut.
Kebiri juga bisa dilakukan pada kucing-kucing yang lebih tua.
Tergantung umur kucing, beberapa tes seperti X-ray, tes darah & urin
bisa dilakukan untuk memastikan seekor kucing layak dioperasi atau
tidak.
Keuntungan Kebiri
Banyak keuntungan dari tindakan mengkebiri kucing jantan lebih awal
(sebelum masa puber). Resikonya timbulnya berbagai penyakit yang
berhubungan dengan hormon testosteron yang dihasilkan testis dapat
diperkecil dengan tindakan kebiri.
Mencegah Kelahiran Anak Kucing Yang Tidak Diinginkan
Salah satu keuntungan mengkebiri kucing adalah mencegah kelahiran
anak kucing yang tidak diinginkan. Selain menjaga populasi kucing
tetap terkendalikan, tindakan ini juga memungkinkan pemilik kucing
bisa merawat kucing-kucingnya dengan maksimal.
Kurang Agresif Terhadap Kucing Lain.
Testosteron adalah hormon kelamin jantan. Hormon ini mempengaruhi
banyak pola-pola perilaku pada kucing jantan. Salah satu perilaku yang
banyak dipengaruhi hormon testosteron adalah perilaku agresi. Setelah
kebiri, perilaku ini cenderung berkurang banyak.
Spraying/Urine marking
Spraying/urine marking adalah salah satu perilaku alami kucing jantan
yang tidak di kebiri. Sebagian besar perilaku ini hilang setelah kucing
di kebiri.
Tidak Suka Berkeliaran
Kucing betina yang sedang birahi mengeluarkan feromon yang dapat
menyebar melalui udara. Feromon ini dapat mencapai daerah yang
cukup jauh. Kucing jantan dapat mengetahui dimana letak kucing
betina yang sedang birahi melalui feromon ini, lalu kemudian mencari
dan mendatangi sang betina meskipun jaraknya cukup jauh. Kucing
jantan yang telah dikebiri cenderung tidak bereaksi terhadap feromon
ini dan lebih suka diam di dalam rumah.
Lebih Jarang Terluka
Keuntungan medis lain dari kebiri adalah jarangnya kucing terluka
akibat berkelahi dengan kucing lain. Semakin jarang terluka semakin
kecil juga kemungkinan terkena penyakit yang dapat menular melalui
luka/kontak.
Peningkatan Genetik
Beberapa kucing dikebiri karena mempunyai/membawa cacat genetik.
Diharapkan kucing-kucing cacat tersebut tidak dapat lagi berkembang
biak, sehingga jumlah kucing-kucing cacat dapat dikurangi.
Mengurangi Resiko Tumor & Gangguan Prostat
Tumor dan gangguan prostat lebih sering terjadi pada anjing, pada
kucing jarang sekali terjadi. Sebagian besar gangguan pada prostat
berhubungan dengan hormon testosteron yang dihasilkan oleh testis.
Tindakan kebiri menyebabkan hewan tidak lagi menghasilkan hormon
tersebut, sehingga resiko tumor dan gangguan pada prostat dapat
dikurangi.
Cenderung Lebih Manja
Sebagian besar perilaku agresif pada kucing jantan dipengaruhi hormon
testosteron. Kucing yang dikebiri cenderung tidak agresif dan lebih
manja.
Fakta:
- seekor anjing betina dapat menghasilkan 67.000 anak dalam 6 tahun
- seekor kucing betina dapat menghasilkan 379.192 anak dalam 6 tahun
- di Bali saja, diperkirakan 600.000 s/d 1 juta anjing jalanan
menghadapi penyakit, kecelakaan , dan disantap oleh manusia.
- Rabies tersebar di Indonesia dengan perkiraan 16.000 kasus gigitan /
tahun karena jumlah anjing jalanan.
- Pembunuhan anjing jalanan di Sukabumi (2005) membunuh sebanyak
108 anjing dengan racun.
Mengapa sterilisasi?
• Sterilisasi Baik Untuk Anjing/kucing
• Sterilisasi membantu anjing hidup lebih sehat dan hidup 2.-3 tahun
lebih lama.
• Sterilisasi menghindari resiko anjing/kucing betina terkena kanker
rahim/indung telur/payudara apabila disteril sebelum berumur 6 bulan
dan menghapuskan resiko kematian karena melahirkan.
• Kastrasi pada anjing/kucing jantan sebelum berumur 6 bulan
mengurangi resiko kanker testis, masalah prostat dan hernia
Sterilisasi & Kastrasi Baik Untuk Anda
• Kastrasi mengurangi kecenderungan anjing jantan untuk kencing
dimana-mana.
• Kastrasi membuat anjing/kucing jantan lebih tenang, mengurangi
keinginan mereka untuk kabur dan berkelahi serta mengurangi
kegelisahan selama musim kimpoi.
• Sterilisasi menghilangkan siklus haid anjing betina sehingga anda
terbebas dari bercak-bercak darah di rumah anda. Bila tidak dilakukan
sterilisasi, anjing betina dapat menggonggong dan menangis terus
menerus ketika sedang haid, bersikap tidak tenang, dan menarik
perhatian pejantan.
• Sterilisasi mengurangi kemungkinan pengeluaran biaya ekstra untuk
operasi caesar dan biaya perawatan penyakit (seperti kanker rahim,
kanker prostat dst ) serta keterpaksaan untuk memberikan anak
anjing/kucing kepada orang lain dan resiko perkembangbiakan tak
terkendali di rumah anda.
• Sterilisasi & Kastrasi mengurangi agresivitas anjing (behavior &
temperament issues) dan resiko mereka menggigit orang atau anjing
lain.
Sterilisasi & Kastrasi Baik Untuk Lingkungan
• Sterilisasi mengontrol populasi anjing & kucing
Dengan sterilisasi kita tidak perlu membuang anak anjing/kucing yang
tidak mendapat pemilik baru atau resiko pemilik baru yang kurang
bertanggung jawab dengan membuang anak anjing/kucing yang sudah
kita berikan tersebut.
• Sterilisasi mencegah wabah rabies dan penyebaran penyakit lain.
• Sterilisasi mengurangi pemandangan tidak enak seeperti anjing/kucing
liar yang mengorek-ngorek sampah, buang air di jalan umum, dan
tertabrak mobil.
• Sterilisasi & Kastrasi mengurangi jumlah anjing/kucing tak bersalah
yang dilempar batu, disiram air panas, ditendang dan ditembak/diracun
orang yang merasa terganggu atas kehadiran mereka karena KITA
MEMBIARKAN induk anjing/kucing beranak.
Apakah anda masih ragu- ragu untuk mensteril anjing/kucing
anda?
Apakah anda mendengar bahwa:
Sterilisasi kejam, tidak berkeperihewanan dan berbahaya.
Hewan tidak memiliki identitas seksual seperti manusia yang merasa
bahwa mereka harus memiliki organ/pengalaman tertentu untuk
menjadi sesuatu (misalnya harus mengalami proses kelahiran untuk
menjadi ibu). Hewan bahkan tidak memiliki keinginan untuk menjadi
ibu. Sikap keibuan yang ditunjukkan hewan adalah naluri / efek dari
hormon oksitisin yang dihasilkan ketika hewan melahirkan. Sterilisasi
adalah operasi yang biasa dilakukan oleh dokter hewan dan sembuh
dengan cepat.
Sterilisasi akan mengubah kepribadian anjing.
Kalaupun ada, perubahan kepribadian bersifat positif. Sterilisasi akan
menekan keinginan anjing untuk kimpoi sehingga anjing lebih tenang,
tidak mencari-cari masalah untuk berkelahi ataupun berkeliaran
mencari pasangan.
Anjing/kucing yang disteril menjadi gemuk
Memang ada kecenderungan menjadi gemuk, namun hal ini dapat
dicegah dengan mengimbangi kalori yang masuk dengan olahraga yang
cukup. Anjing/kucing yang tidak disteril dan makan berlebihan tanpa
olahraga yang cukup tetap akan menjadi gemuk tanpa disteril.
Anjing/kucing saya adalah ras murni yang mengagumkan, saya ingin
anak anjing/kucing yang seperti dia.
Sifat-sifat yang ada pada anjing/kucing tidak menjamin anak-anaknya
menjadi serupa seperti induknya. Bahkan pembiak profesional
seringkali harus mengklasifikasi anak anjing/kucing pada kualitas-
kualitas tertentu dimana selalu ada anak anjing/kucing kualitas buruk
walaupun dibiakkan dari indukan yang baik. Kecuali anda pembiak
profesional yang mempelajari tentang pembiakan anjing/kucing,
kualitas dan standarisasi serta prestasi anjing/kucing, sebaiknya anda
tidak membiakkan anjing/kucing anda. Anjing/kucing ras maupun
mixed breed yang jatuh ke tangan pemilik yang tidak bertanggung
jawab dengan alasan bosan, kurang waktu dan sebagainya akan hidup
sengsara.
Biaya steril mahal
Biaya steril tidak sebanding dengan nilai nyawa yang tidak perlu tersiasia di jalan, pada rantai dan kandang-kandang kotor; karena
meningkatnya jumlah populasi anjing/kucing dan sedikitnya jumlah
pemilik yang bertanggungjawab.
PENCEGAHAN PERKEMBANGBIAKAN ANJING/KUCING
Apa Yang Terjadi Setelah Anjing/Kucing Saya Melahirkan??
Dalam kurun waktu 7 tahun, seekor anjing betina dan keturunannya
dapat menghasilkan 67.000 ekor anak anjing dan seekor kucing betina
dapat menghasilkan 379.192 anak kucing.
Mungkin hanya 10% anak anjing/kucing dari jumlah itu akan
mendapatkan pemilik yang bertanggung jawab. Sisanya akan
berkeliaran di jalan, tertabrak mobil, mati kelaparan, ditendang dan
dilempari batu, ditembak, diracun, dijadikan lawan aduan bagi anjing
lain, disembelih dan jatuh ke tangan pemilik yang salah untuk disiksa
dan ditelantarkan.
Sedangkan anjing betina dewasa yang dibiarkan bereproduksi terus
menerus kemungkinan besar akan menderita kanker rahim akibat efek
hamil dan melahirkan yang tanpa henti. Banyak juga anjing jantan
dewasa menderita kanker prostat, yang seharusnya bisa dihindari
dengan melakukan kastrasi ketika mereka berusia 6 bulan.
Dengan mencegah anjing/kucing kita untuk bereproduksi terus
menerus, kita telah menjadi pemilik yang bertanggung jawab.
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk menjaga populasi anjing/kucing
kita pun mudah, yaitu:
1.Memisahkan anjing/kucing betina dewasa dari anjing/kucing jantan
ketika betina sedang haid.
2. Mengenakan Sanitary Panty (berbentuk celana, dapat dibeli di
petshop) pada anjing betina ketika sedang haid untuk menghalangi
perkimpoian.
Melakukan sterilisasi dan kastrasi pada anjing/kucing dewasa.
Jadi apa yang dapat terjadi setelah anjing/kucing anda melahirkan?
Yang mungkin terjadi adalah sebagian besar dari keturunannya akan
hidup menderita dan mati sia-sia.
Sumber: icarecatsanddogs.multiply.com
10 ALASAN TERBURUK MENGAPA TIDAK MAU MENSTERILKAN
HEWAN PELIHATAAN ANDA
Saya akan mensterilnya setelah dia melahirkan sekali
(Penelitian membuktikan bahwa hampir seluruh jumlah kelebihan populasi
berakar dari semboyan " melahirkan sekali saja")
Kucing/Anjingku tidak dilepas, maka tidak perlu disteril.
(Tanyakan kepada anjing/kucing anda, apakah benar mereka tidak pernah
kabur?)
Kami selalu dapat menemukan keluarga baru untuk semua cucu kami.
( Yang sama banyaknya dengan puppies/kitten di penampungan/jalan yang
akan mati karena berkurangnya jumlah keluarga/rumah yang membutuhkan
mereka)
Kami ingin anak kami menyaksikan keajaiban proses melahirkan.
(Sewalah video.)
Anjing/kucing kami sangat istimewa, kami ingin penerusnya.
( Penampungan dan jalanan penuh dengan anjing/kucing yang istimewa dan
kebanyakan hanya punya kesempatan hidup beberapa hari lagi.)
Sterilisasi tidak alami
( Memangnya ada yang alami sejak manusia menciptakan berbagai ras
anjing/kucing?)
Bagaimana saya tega menatap matanya setelah saya mensteril dia?
( Hati-hati, anda mulai bersikap seperti kucing/anjing anda.)
Anjing/kucing betina harus hamil sekali untuk alasan kesehatan
( Jelas dapat disanggah secara medis, fakta dan etis.)
Mensteril anjing/kucing menjadikannya gemuk dan malas
( Yang membuat anjing/kucing gemuk adalah kebanyakan makan dan kurang
olahraga.)
Sterilisasi akan mengubah sifatnya
( Yang menentukan sifat seekor anjing/kucing adalah kasih sayang dan
perhatian yang mereka terima.)
Download