bab v simpulan, implikasi, dan keterbatasan

advertisement
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN
1.
Simpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:
1.
Kepuasan kerja memiliki pengaruh positif signifikan terhadap perilaku
kewargaan organisasional. Perawat yang sudah memperoleh semua yang
diinginkan dan dibutuhkan akan memberikan timbal balik kepada rumah
sakit melebihi syarat minimum yang ditentukan.
2.
Komitmen afektif memediasi secara parsial pengaruh positif kepuasan
kerja pada perilaku kewargaan organisasional. Dengan kata lain, kepuasan
kerja juga berpengaruh tidak langsung pada perilaku kewargaan
organisasional, dimediasi komitmen afektif.
2.
Implikasi
Hasil penelitian ini menyajikan implikasi-implikasi penting bagi praktik-
praktik manajemen sumber daya manusia dalam organisasi. Implikasi dalam
penelitian ini mencakup dua hal, yaitu implikasi teoritis dan praktis.
Implikasi teoritis penelitian ini untuk mendukung temuan Murphy et al.
(2002) dan Meyer et al. (1993), mengenai hubungan kepuasan kerja, komitmen
afektif, dan perilaku kewargaan organisasional. Hasil penelitian dapat
menunjukkan bahwa komitmen afektif memediasi hubungan antara kepuasan
kerja pada perilaku kewargaan organisasional. Upaya-upaya untuk meningkatkan
terjadinya perilaku kewargaan organisasional perawat saat ini dapat dimulai
dengan memperhatikan komitmen afektif yang diawali dengan memberikan
kepuasan kerja pada perawat. Kepuasan kerja perawat ini dapat dicapai dengan
memenuhi faktor-faktor pembentuk kepuasan kerja seperti gaji, pekerjaan itu
sendiri, promosi, rekan kerja, dan pengawas.
Terciptanya kepuasan kerja perawat yang tinggi, hal ini akan memacu
meningkatnya keterikatan positif antara perawat terhadap rumah sakit. Selain itu,
perilaku kewargaan organisasional juga akan muncul sebagai ungkapan adanya
keterikatan positif dan upaya balas jasa terhadap rumah sakit atas sikap baik yang
diterima.
Upaya untuk meningkatkan kepuasan kerja dapat dilakukan dengan cara
penerimaan gaji sesuai dengan beban kerja dan seimbang dengan karyawan lain,
mendapatkan kesempatan untuk belajar sesuai dengan minat serta kesempatan
untuk bertanggung jawab, mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan posisi
pada struktur organisasi, mendapatkan bantuan teknis dan dorongan sosial dari
rekan kerja, dan mendapatkan bantuan teknis dari atasan. Sedangkan, upaya untuk
meningkatkan komitmen afektif dapat dilakukan dengan cara pada saat rekrutmen,
yakni sekaligus mencocokkan nilai-nilai antara individu sama organisasi serta
melakukan sosialisasi mengenai nilai-nilai organisasi ke semua karyawan. Selain
itu, dapat dilakukan dengan cara melibatkan karyawan dalam memberlakukan
kebijakan internal rumah sakit.
Sedangkan implikasi praktis penelitian ini bagi organisasi atau rumah sakit
khususnya rumah sakit tempat penelitian ini dilakukan, yaitu Rumah Sakit Jiwa
Grhasia DIY ditunjukkan dari bukti empiris pada penelitian ini. Hasil penelitian
ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pimpinan rumah sakit dalam
melakukan upaya meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen afektif sehingga
perilaku kewargaan organisasional dapat tercipta. Setelah mengetahui arti penting
terjadinya peningkatan perilaku kewargaan organisasional, maka pimpinan
Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY dapat senantiasa mempertahankan dan
memperkuat perhatiannya pada kepuasan kerja dan komitmen afektif yang dapat
menjadi faktor pendorong perilaku kewargaan organisasional.
3.
Keterbatasan dan Saran bagi Penelitian Mendatang
Dalam pelaksanaannya, penelitian ini tidak dapat berjalan dengan
sempurna sehingga akhirnya ada beberapa hal yang menjadi faktor keterbatasan,
yaitu:
1.
Kuesioner yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja, komitmen
afektif, dan perilaku kewargaan organisasional adalah self-report, sehingga
penelitian ini tidak bebas dari common method bias. Tetapi, penelitian
telah berupaya untuk meminimalkan hal tersebut dengan tidak
memberitahukan judul penelitian dan menghilangkan nama variabel pada
kuesioner.
2.
Responden yang dijadikan target dalam penelitian ini hanya perawat serta
dilakukan non random sampling, sehingga tidak semua perawat memiliki
peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Oleh karena itu,
generalisasi hasil penelitian harus dilakukan secara hati-hati.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah terkait dengan karyawan target.
Peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian meliputi karyawan secara
keseluruhan di rumah sakit sehingga akan terlihat lebih jelas perbedaan kepuasan
kerja, komitmen organisasional, dan perilaku kewargaan organisasional masingmasing karyawan.
Download