dasar - dasar sosiologik pendidikan jasmani

advertisement
BAB 6
DASAR - DASAR SOSIOLOGIK
PENDIDIKAN JASMANI
Oleh :
Giri Wiarto
PE N D A H U LU A N
 Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia, kelompok manusia,
aktivitas manusia dalam kelompok dan dalam lembaga masyarakat, serta
asal mula dari satu masyarakat.
 Fungsi mempelajari sosiologi :
 mempelajari pengaruh pendidikan terhadap lembaga sosial dan terhadap kehidupan
individu dalam kelompok.
 mengkaji hubungan kemanusiaan yang terdapat dalam sekolah dan bagaimana
hubungan itu mempengaruhi kepribadian dan perilaku individu.
 mempelajari hubungan antara sekolah dengan lembaga lain dalam masyarakat.
 Sifat – sifat manusia yang tidak ada pada waktu lahir adalah kasih
sayang, benci, cemburu, tamak, dan harapan. Sedangkan sifat asli
manusia adalah tindakan reflek seperti menangis, bersin, batuk,
mengedipkan mata, menghisap/menghirup, dan gerak refleks.
 K AR AK TER IS TIK MANUS IA
Salah satu ciri manusia adalah ia dapat berpikir sehingga dia dapat mengambil keputusan,
mengontrol perilaku, dan menyesuaikan diri dengan berbagai situasi.
Sifat alami manusia bercirikan kemajuan yang progresif dari tindakan yang tidak disadari berubah
ke perilaku yang disadari dan kemudian menjadi kebiasaan.

KEBUTUHAN MANUSIA
Menurut Bucher ( 1983-372 ) kebutuhan manusia yang paling menonjol adalah kebutuhan jasmani
dan kesejahteraan. Kebutuhan lain adalah berkenaan dengan aspek fisiologik, psikologik, dan
sosiologik dari manusia.
•
~ kebutuhan fisiologik antara lain: oksigen, bebas dari situasi yang mengakibatkan rasa sakit,
seks, makan, minum, istirahat,dll.
~ kebutuhan psikologik tidak begitu jelas dan berkenaan dengan pikiran dan emosi. Termasuk
dalam keadaan ini adalah cinta, prestasi, kasih sayang, dll.
~ kebutuhan sosiologik berkenaan dengan pola bagaimana seseorangdapat menyesuaikan
dalam masyarakat. Termasuk dalam keadaan ini adalah kerjasama, berbagi dengan orang,cinta
dan suka berteman,mempertimbangkan pendapat orang lain, dll.
Menurut Maslow ( 1943:370 ) telah mengembangkan satu teori motivasi yang disusun dari kebutuhan
yang paling tidak dewasa ke yang paling dewasa, dan telah diuraikan dalam 5 bab,yaitu:
 Kebutuhan fisiologik
Pada tingkat ini, manusia berusaha untuk hidup dan kebutuhan untuk makan adalah yang paling
besar.
 Kebutuhan keamanan
Individu berusaha mencari cara untuk menghindari bahaya.
 Kebutuhan kasih sayang dan menjadi anggota dari satu kelompok
Individu membutuhkan kasih sayang, cinta persahabatan, dan ingin diterima oleh orang lain.
 Kebutuhan harga diri
Pada tingkat ini, kebutuhan penghargaan dari orang lain timbul, ingin diakui orang penting yang
menonjol.
 Aktualisasi – diri
Merupakan tingkat tertinggi dari kecerdasan seseorang. Ia berusaha mengembangkan semua
potensi yang dimilikinya dan menjadi manusia sebagaimana yang dicita-citakannya.
Menurut Bucher ( 1983:373-374 ) ada 3 cara pembelajaran sosial yang umum, yaitu :
Hadiah dan hukuman
Anak menginginkan hadiah karena akan memberikan kegembiraan dan kepuasan,
sedangkan hukuman akan memberikan rasa sakit/tidak enak yang nantinya dapat
menghadirkan efek jera, sehingga anak menghindarinya.
1.
2. Mencontoh atau meniru
Mencontoh orang lain adalah cara yang umum dalam belajar, yang dapat dilakukan
secara sadar atau tidak sadar. Hal-hal yang ditiru secara berulang-ulang pada
akhirnya menjadi tidak disadari dalam melakukannya dan menjadi suatu
kebiasaan.
3. Diajar
Bila guru menerangkan bagaimana melakukan satu tugas atau apa yang dikatakan
perilaku baik dalam suatu situasi, maka terjadilah pembelajaran. Cara
pembelajaran sosial hanya akan berhasil bila dikaitkan dengan hadiah/hukuman
atau bila pendidik/pelatih adalah orang-orang teladan yang ingin ditiru oleh anak.
Contoh memberikan pengaruh yang besar pada anak, misalnya bila si ayah
adalah seorang perokok maka si ayah akan kesulitan mungajarkan kepada
anaknya untuk tidak merokok.
BEBERAPA TEORI PERK EM BANGAN M ORAL
Makna Perkembangan moral adalah pertumbuhan dan kedewasaan dalam
perkembangan suara hati dan dalam perbuatan yang baik.
~ Teori Kay ~
Menurut Kay ( 1968 : 31-32 ) perkembangan moral berlangsung dalam beberapa
tahap.Dalam beberapa hal tertentu, perkembangan moral anak-anak berlangsung
secara kuantitatif. Umpamanya sikap terhadap tanggung jawab, altruisme (asas
yang mengutamakan kepentingan orang lain), tidak tergantung pada orang lain,
rasionalisme, timbul pada anak-anak secara pelan-pelan menjadi orang.
~ Teori Piaget ~
Asumsi Piaget berkenaan dengan sosialisasi mengandung arti ada aturan dan
kehidupan individu harus serasi dengan peraturan tersebut. Sosialisasi yang
demikian/ belajar hidup sesuai dengan peraturan itu merupakan suatu proses
perkembangan, yang terjadi pada berbagai tahap pada permulaan tahun-tahun
kehidupan.

Tahap pertama : terjadi semenjak lahir sampai kira-kira umur 2
tahun, berlangsung perkembangan neuromuskuler dengan sedikit
kesadaran pada peraturan secara naluri.

Tahap kedua : terjadi dari umur kira-kira 3-6 th, dijumpai satu
realisasi yang lebih besar dari peraturan,tetapi anak masih berpusat
pada “aku” dan sebagai akibatnya ia lebih banyak mengikuti
peraturannya sendiri.
•
Tahap ketiga : terjadi pada umur kira-kira 7-10 th, adalah yang
dapat dinamakan tahap “kerja sama” dimana anak lebih
mengindahkan peraturan, yaitu peraturan yang diyakininya yang
mutlak dan tidak dapat berubah.
•
Tahap keempat: adalah tahap terjadinya penggolongan dari peraturan
yang dipahami oleh individu, dibuat demi kebaikan bagi masyarakat
dan individu harus mematuhi peraturan, karena telah dimufakati
dalam pembuatannya. Namun, dapat diadaakan perubahan dengan
kesepakatan bersama. Dengan kata lain, pada tahap ini peraturan
telah sungguh-sungguh dipahami dan dimiliki oleh individu dan telah
menjadi bagian dari perilaku individu. ( 1981:28 )
~ Teori Kohlberg ~
Lawrence Kohlberg telah membuat satu kerangka kerja dari tahap-tahap perkembangan
moral, yang terdiri dari 3 tingkatan dan 6 tahap.
1. pada tingkat Prakonvensional,ada 2 tahap:
 Orientasi hukuman – dan – kepatuhan
menurut Kohlberg, pada tahap ini ada akibat yang ditentukan oleh perilaku yaitu baik
atau buruk.
 Orientasi instrumen – relativis
Pada tahap ini individu berkeyakinan bahwa perilaku yang baik yang akan
menghasilkan kepuasan terutama kepada kebutuhan sendiri ; hanya kadang-kadang
kebutuhan orang lain.
2. pada tigkat Konvensional,ada 2 tahap :
 Orientasi penyesuaian antar individu
Dengan kata lain, pada tahap ini berusaha berbuat hal-hal yang disukai dan disetujui
orang lain.
 Orientasi hukum dan ketertiban
Pada tahap ini individu percaya pada otoritas dan peraturan, dan mematuhinya sebagai
salah satu cara memelihara ketertiban sosial.
3. pada tingkat Pasca-Konvensional,ada 2 tahap :
 Orientasi kontak sosial dan legalistik (mematuhi hukum)
Menekan pada hak tiap individu yang telah ditetapkan oleh masyarakat.
 Orientasi asas – universal – etika
Menekankan pada peran hati nurani berdasarkan pada asas etika yang teruji yang
dipilih oleh individu, seperti HAM dan menghargai kemuliaan manusia.
NILAI
Apakah nilai itu? Bucher telah mengumpulkan beberapa pendapat / uraian tentang nilai dari
para pakar, seperti berikut :

Nilai menguraikan yang dipandang, suatu factor yang dianggap penting

Nilai adalah suatu factor pendorong, suatu factor pemilih, suatu tahap untuk menghargai
yang memungkinkan seseorang untuk menentukan pilihan diantara sejumlah alternatif
tindakan.

Nilai adalah suatu yang memberikan kepuasan pada keinginan manusia dan
mengerahkan kepada perkembangan diri.

Nilai adalah keyakinan dasar tentang apa yang baik atau apa yang seharusnya yang
menjadi pedoman dalam membuat keputusan/bertindak. (bucher :1983:328 )
Frost ( 1975 :24 ) berpendapat bahwa nilai adalah keyakinan dasar yang berperan sebagai satu
pondasi yang kukuh untuk pembentukan sikap yang berpengaruh dan melakukan kontrol
terhadap perilaku.
~ Sumber nilai
Sumber dari nilai adalah :
1.
Sumber pertama adalah otoritas seperti seseorang / lembaga yang memiliki
kebijaksanaan dan kekuasaan.
2.
Sumber kedua adalah kelompok acuan yaitu kelompok orang yang terpandang dalam
masyarakat
3.
Sumber ketiga adalah pengalaman / renungan seseorang tentang apa yang telah dialami /
diamatinya dalam hidup.
~ Tahap pembentukan nilai
Menurut Krathwohl pembentukan nilai melalui 5 tahap, yaitu :
1. menerima ( receiving )
Peserta didik menjadi peka terhadap gejala/fakta dalam kelas, ruang senam/tempat
lain dalam lingkungnnya. Kepekaan tersebut mempunyai rentangan dari perhatian
pada lingkungannya secara umum sampai pada gejala tertentu dalam lingkungan.
2. bertindak ( responding )
peserta didik menaruh perhatian dan berbuat sesuatu terhadap gejala tertentu dan
mencari serta memperoleh kepuasan dengan berpartisipasi dalam aktivitas yang
dipilih.
3. menilai ( valuing )
tahap ini bercirikan perhatian terhadap objek, perilaku, atau gejala tertentu.
4. menyusun ( organization )
Nilai yang berbeda-beda diteliti dan dianalisis
5. memerankan ( characterization )
Perilaku peserta didik serasi dengan struktur nilainya.
Kendala mempelajari nilai dalam olahraga dan pendidikan jasmani adalah waktu yang
tersedia untuk melaksanakannya sangat terbatas. Factor keberhasilan mengajar nilai
terutama terletak pada pendidikannya. Nilai-nilai yang diajarkan dan dilatihkan
kepada peserta didik harus tercermin dalam perbuatan dan tindakan.
PERAN PERM AI NAN S EBAGAI K EK UATAN S OS I AL
Menurut Bucher ( 1983:382 ) perkembangan permainan sebagai salah satu
bagian penting dari masyarakat di Amerika, pada umumnya dapat disebabkan karena
industrialisasi yang mengakibatkan hari kerja dalam seminggu berkurang dan
meningkatnya jam bersantai bagi para pekerja.
Pada umumnya, semua pria dan wanita membutuhkan kesempatan untuk
berpartisipasi dalam aktivitas bermain. Kebutuhan ini terutama perlu bagi anak-anak
dan remaja, karena mengandung nilai pendidikan.
Perkembangan sosial adalah salah satu tujuan utama dari pendidikan jasmani
yang dirancang dan diselenggarakan di lembaga pendidikan. Para ahli sosiologi &
psikologi telah meneliti hubungan antara permainan dan pelaksanaan latihan anak
dalam masyarakat. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut :
1. Permainan berhubungan dengan latihan kepatuhan dan disiplin
2. permainan berkaitan dengan tugas-tugas rutin & latihan tanggung
jawab
3. permainan biasa berhubungan dengan latihan pencapaian tujuan /
sasaran & menguasai lingkungan dimana ia berada.
TEORI K EM UDAHAN S OS I AL
Zajonic ( 1965:274 ) membuat sebuah teori yang dinamakannya “kemudahan
sosial” (social fasititation), yang membicarakan pengaruh penonton serta
mempelajari pengaruh kehadiran orang lain terhadap perilaku individu.
Zajone menemukan bahwa kehadiran orang lain merupakan satu sumber
rangsang untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya repon yang dominan.
Zajonic juga membuat perbedaan yang penting antara pembelajaran dan unjuk
kerja. Bila seseorang belajar, respon yang dominan adalah sesuatu yang salah,
tetapi bila seseorang melakukan unjuk kerja yang telah dipelajari, respon yang
dominan adalah sesuatu yang betul.
Ahli psikologi sosial & guru pendidikan jasmani berusaha untuk menentukan
apakah kemudahan sosial mempengaruhi semua kelompok umur dengan cara yang
sama. Missiuro menemukan bahwa anak-anak yang berumur dari 6tahun keatas
menunjukkan perbaikan dalam unjuk kerja bila diamati oleh penonton, tetapi anakanak yang berumur di bawah 6 tahun tidak menunjukkan perbaikan. Kecenderungan
ini mendukung – pendapat dari banyak pendidik bahwa anak-anak mengembangkan
dan meningkatkan kesadaran sosial pada umur 6 tahun dan umur di atasnya. (1968 :
231)
K ELOM POK – K ELOM POK SOSI AL
Satu kelompok terdiri dari 2 orang / lebih. Batasan sebuah
kelompok sosial menurut Ulrich adalah “dua orang atau lebih
yang berinteraksi satu dengan yang lain secara terus-menerus ;
yang menyadari bahwa masing-masing memiliki anggota dari
satu kelompok ; yang mampu berkomunikasi secaraefektif satu
sama lain dengan cara yang dapat diterima dan yang telah
menetapkan satu struktur antar personal yang memungkinkan
mereka berbagi satu tujuan yang sama”. ( 1964:43 ).
PENGGOLONGAN K ELOM POK SOSI AL
Para ahli sosiologi menggolongkan kelompok sosial dalam beberapa
kategori, tetapi penggolongan yang bermakna bagi mahasiswa
pendidikan jasmani terdiri dari kelompok utama dan kelompok
kedua.
1. kelompok utama
terbentuk berdasarkan pada hubungan yang intim seperti keluarga,
kelompok bermain, tetangga dan perkumpulan. Kelompok ini
bercirikan mempunyai tujuan yang sama, perasaan bersatu dan
rasa kebersamaan.
2. kelompok kedua
kelompok kedua cenderung lebih formal & hubungan antar satu
dengan yang lain tidak begitu intim seperti pada kelompok
utama.karakteristik dari kelompok kedua ini adalah partisipasi
sukarela, mempunyai tujuan yang jelas, aktivitas yang menentang
dan sering tidak ada sanksi dan kurang stabil. Kelompok kedua ini
dibentuk oleh asosiasi-asosiasi, misalnya agama, ekonomi ,
pendidikan dan rekreasi,dll.
Sekian
Download