6. Penutup

advertisement
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011
POKJA AMPL
6. P e n u t u p
6.1
Kesimpulan
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar Tahun 2011 ini merupakan paparan tentang kondisi sanitasi
Kota Makassar. Dari paparan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
Kota Makassar telah mempunyai program sanitasi yang sebagian besar dikelola oleh Dinas
Pekerjaan Umum (Air Limbah dan drainase) serta Dinas Pertamanan dan Kebersihan
(persampahan). Di tingkat masyarakat pengelolaannya lewat program pemberdayaan
masyarakat melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan Badan Keswadayaan
Masyarakat (BKM).
Bahwa penanganan masalah sanitasi selama ini pengelolaan dan implemantasinya
dilakukan secara terpisah, sendiri-sendiri sesuai tupoksi masing-masing dinas. Belum ada
satu rencana pembangunan sanitasi yang terintegrasi dan menyuluruh untuk skala Kota.
Kondisi penanganan air limbah domestik masih belum memadai, hal ini ditandai dengan
belum adanya data dasar dan master plan tentang air limbah domestik (Tahun 2011 yang
saat ini masih pada tahap penyusunan Rencana Investasi Air Limbah : Paket I Kota
Makassar .
Demikian pula dengan persampahan, timbulan sampah terus bertambah setiap tahun.
Upaya pengelolaan lewat TPA Tamangapa dan TPST 3R belum maksimal. Belum ada
master plan /grand strategi bidang persampahan yang bisa memberikan arah solusi
jangka panjang yang berkelanjutan.
Pengelolaan drainase lingkungan belum menjadi fokus. Bahwa master plan drainase Kota
perlu dijabarkan dalam recana detail yang memberikan fokus dan arahan yang jelas dalam
aspek drainase lingkungan.
Pengelolaan Air Bersih masih menjadi tantangan saat ini. Keberadaan Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) masih belum dapat memberikan pelayanan yang optimal. Kuantitas
dan ketersediaan air bersih yang disalurkan lewat PDAM masih belum sapenuhnya
memenuhi kriteria layak minum.
Pengelolaan sanitasi merupakan bagian tidak terpisahkan dari pembangunan lingkungan
hidup sebagai basis dari pembangunan berkelanjutan.
Pemerintah Kota Makassar memilih alternatif mencegah daripada mengobati untuk
urusan sanitasi, karena akan diperlukan biaya yang lebih besar dan waktu yang panjang
untuk dapat memulihkan lingkungan yang terlanjur rusak.
Kesadaran tentang pengelolaan sanitasi perlu dikembangkan pada semua unsur
pemangku kepentingan sehingga pada urusan pengelolaan sanitasi menjadi sebuah
prioritas utama dalam setiap perencanaaan pembangunan daerah
Pengembangan pola hidup sehat yang berbasis pada kesadaran tentang pengelolaan
sanitasi yang sehat perlu dikembangkan pada semua unsur pemangku kepentingan
(pemerintah, masyarakat, dan swasta). Secara umum permasalahan sanitasi yang dialami
oleh Kota Makassar adalah berikut:
Bab VI - Halaman 1
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011
POKJA AMPL
Tabel 6.1 Permasalahan Sanitasi di Kota Makassar
No.
1.
2.
Masalah Utama Yang Dihadapi
Sampah
- Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara
kebersihan lingkungan, khususnya dalam hal kebiasaan
membuang sampah pada tempatnya.
- Sarana dan prasarana angkutan dan alat berat sudah banyak
yang rusak dan kurang efektifnya fungsi prasarana bidang
persampahan yang telah terbangun.
- Belum optimalnya kontrol terhadap pengolahan akhir
sampah, baik dari kualitaspengolahan, maupun dampak
terhadap kualitas lingkungan.
- Keterbatasan lokasi untuk TPA (Tempat Pemprosesan
Sampah Akhir) dan tanah untuk teknis pengolahan misalnya
sebagai penutup lahan TPA.
- Adanya sampah B3 yang berasal dari RS dan industri kecil
yang belum tertangani dengan baik dan rentan untuk masuk
dalam sistem pengelolaan sampah domestik.
- Belum adanya penanganan terhadap lindi di area sekitar
TPS,khususnya untuk TPS yang berupa container.
- Kurangnya jumlah armada atau prasarana pengangkutan
mengakibatkan sampah yang terlambat diangkut, sehingga
menimbulkan bau dan lindi di TPS dan TPST.
Air Limbah
- Banyaknya sumur gali masyarakat dan sumber air telah
tercemar oleh bakteri e.colli (lebih-kurang 50%), yang
merupakan indikator bahwa sumur tersebut telah tercemar
oleh limbah tinja.
- Belum ada data yang valid tentang berapa besar
penanganan air limbah domestik atau rumah tangga yang
telah memenuhi atau belum memenuhi standar teknis dan
kesehatan.
- Belum ada perda yang mengatur tentang pengolahan air
limbah rumah tangga atau domestik.
- Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pengolahan air limbah domestik atau rumah tangga,
sehingga masih banyak masyarakat yang membuang grey
water langsung ke saluran drainase tanpa mengalami
pengolahan terlebih dahulu.
- Lumpur tinja yang dibuang ke alam tanpa melalui
pengolahan terlebih dahulu dan belum stabil kandungannya
akan dapat menyebabkan masalah berupa penyakit, bau,
dan mengundang lalat.
Bab VI - Halaman 2
Lokasi
Menyebar di
wilayah Kota
Makassar
Menyebar di
wilayah Kota
Makassar
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011
No.
3.
4.
6.2
POKJA AMPL
Masalah Utama Yang Dihadapi
Drainase
- Banyaknya masyarakat yang membuang air limbah
domestik, khususnya grey water ke saluran drainase pada
musim kemarau menyebabkan ter jadinya sedimentasi pada
dasar saluran, sehingga mempengaruhi kapasitas saluran.
- Meningkatnya jumlah permukiman di perkotaan berdampak
kepadamenyusutnya daerah terbuka hijau dan area resapan
air, menyebabkan timbulnya daerah-daerah genangan air di
wilayah Kota Makassar yang belum tertangani dengan baik.
- Perencanaan sistem drainase yang kurang baik ,
menyebabkan berbagai permasalahan dari segi teknis
(contoh: letak saluran air atau tanggul saluran lebih tinggi
dari bahu jalan, dimensi saluran yang tidak mencukupi)
memerlukan analisa dan perencanaan ulang yang lebih
matang.
- Masih adanya daerah atau wilayah yang belum terlayani
oleh saluran drainase. Kota Makassar
Limbah Non Industri
- Pencemaran air
- Pencemaran udara, yakni timbul bau tidak sedap
- Turunnya kualitas lingkungan
- Pencemaran air tanah
Lokasi
Menyebar di
wilayah Kota
Makassar
Menyebar di
wilayah Kota
Makassar
REKOMENDASI
Berikut ini adalah beberapa rekomendasi umum yang perlu diperhatikan:

Perlu segera disusun rencana pembangunan sanitasi baik jangka panjang, menengah
maupun rencana operasional dan pemeliharaannya;

Perlu diterbitkan produk hukum daerah yang mengatur tentang pengelolaan sanitasi
Kota Makassar;

Perlu kesepakatan yang didukung oleh Perda tentang institusi yang akan merencanakan,
membangun, dan mengoperasikan serta memelihara sistem sanitasi skala kota;

Perlu dilakukan validasi dan akurasi buku ini secara rutin maksimal 3 tahun sekali yang
sekaligus dipergunakan sebagai bahan revisi perencanaan pembangunan sanitasi.
Bab VI - Halaman 3
Download