Fresh JUICE ! refresh your soul Sapaan Fresh Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasihat : Herry Respatia Pemimpin Umum : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Herry Respatia, Yovie Penulis :Nathasa, Herry, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Bro.Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Bro. Martin MGL, Rina, Rm. Jopeph, MGL, Bro Wenz MGL, Sr. Linda Langganan & Marketing Iklan : Jeff Kristianto (HP. 081 897 7018) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. Fresh JUICE ! managed by : Vol. 11/2010 www.DOJCC.com JUICE ! Selamat berjumpa lagi, Apa kabar semua? Semoga semua dalam keadaan baik dan sehat… Sekarang kita memasuki bulan Oktober, kalau orang dulu bilang, bulan-bulan yang berakhiran dengan “er” menandakan bulan-bulan musim hujan. Tapi mungkin pada zaman sekarang ini, tidak bisa dipastikan seperti itu ya…sekarang cuaca benar-benar tidak dapat ditebak. Kadang panas, kadang hujan… Musim hujan, mungkin menyenangkan bagi sebagian orang, misalnya suhu udara jadi dingin dan nyaman, serasa di pegunungan. Dan setelah hujan mulai berhenti, lalu muncul matahari pasti kita bisa melihat pelangi. Pelangi itu sangat indah…Coba bayangkan dari pantulan sinar matahari terhadap titik-titik air hujan, bisa muncul warna-warna yang begitu indah…Tuhan itu Maha Kuasa… Pelangi juga seringkali diibaratkan suatu harapan baru, setelah hujan lewat muncul pelangi. Setelah cobaan lewat muncul harapan baru yang lebih baik. Seperti Nabi Nuh yang melihat pelangi setelah bencana melanda, sebagai perjanjian antara Tuhan dan manusia…kita pun percaya bahwa setiap hal yang kita alami dalam hidup selalu ada hikmahnya dan selalu ada pelangi seperti yang Tuhan janjikan. Semoga Fresh Juice dapat membantu kita semua untuk menemukan pelangi-pelangi dalam hidup kita. Salam Fresh Juice Nathasa Fresh JUICE ! 1 Jumat,1 Oktober 2010 : Memahami Kasih Allah ... Ayb. 38 : 1. 12 – 21 ; 40 : 3 - 5 Luk. 10 : 13 - 16 Sta. Theresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan dan Pelindung Karya Misi. St. Remigius, Uskup. Lukas 10:13-16 : “Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Akan tetapi pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.” Pada umumnya ketika orang mendengarkan ada Misa Penyembuhan atau mendengar kata-kata mujizat, orang akan berbondong-bondong untuk datang. Memang bukan hal yang aneh. 100% normal. Setiap manusia berkeinginan untuk mencari mujizat dalam hidupnya. Entah itu mujizat untuk minta disembuhkan. Mujizat untuk mendapatkan hidup yang lebih baik. Mujizat agar bisnis lancar. Atau mujizat-mujizat lainnya. Namun yang salah adalah ketika kita terpaku pada mujizat dan pada saat kita tak mendapatkannya lalu kita kehilangan iman kita akan Tuhan. Kita menjadi goyah apakah Tuhan benar-benar ada. Apakah Tuhan masih bekerja hingga hari ini. Dan kita pun menjadi bimbang bahkan tak kerap meninggalkan Tuhan. Inilah juga yang terjadi pada 3 (tiga) kota tersebut yaitu Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum. Berlimpahnya mukjizat di Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum masih belum cukup untuk bisa meyakinkan penduduknya agar bertobat. Ketiga nama kota itu mungkin bisa menjadi simbol “nama-nama” wilayah hidup kita yang masih belum mau sungguh percaya akan Tuhan. Ketiga kota itu mungkin menjadi gambaran perjalanan iman kita yang kerap hanya mencari “Kehebatan” Tuhan namun kita tak mau mengenal Tuhan lebih dalam lagi. Hanya mencari “BERKAT”-Nya namun saat kita jatuh dalam pencobaan, kita meninggalkanNya. Beriman kepadaNYA artinya dalam segala keadaan apapun, suka dan duka, kita tetap percaya Tuhan ‘kan tetap setia menemani kita. Beriman kepadaNYA artinya sekalipun kita tak mengalami mujizat pun, kita tetap percaya bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk hidup kita. Beriman kepadaNYA artinya saat dunia dan orang di sekitar mengecewakan kita, kita tahu bahwa Yesus selalu mengasihi kita. Beriman kepadaNYA artinya percaya bahwa sesuatu ‘kan terjadi pada hidup kita, walaupun kita belum melihatnya, namun percaya suatu saat kan indah pada waktuNYA Yovie 2 Fresh JUICE ! Vol. 11/2010 Sabtu, 2 Oktober 2010 : 5 Why : Balita dan Bisnis Ayb. 34 : 1 – 3. 5 - 6. 12 - 17 Mat. 18 : 1 - 5. 10 Pesta Para Malaikat Pelindung. St. Leger/Ludger, Martir Matius 18:1-5, 10 “Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga” – Anak kecil memang menggemaskan, terutama ketika masih bayi. Orang dewasa jadi bertingkah konyol ketika berusaha menghibur bayi. Ketika bayi mulai membesar, ia semakin menggemaskan dengan tingkah laku nya. Melihat anak dibawah lima tahun memang menyenangkan, tapi ketika mereka mulai banyak tanya, bagi saya itu kadang tidak menyenangkan. Semua ingin ditanya, dan kadang saya berfikir pertanyaannya terlalu dibuat buat. Sudah dijawab pertanyaannya, masih ditanya lagi ,” Mengapa begitu?”, dijawab dengan baik, kembali lagi ditanya “Mengapa begitu?”, kadang lebih dari 5 kali. 5 Why. “Mengapa?” Kadang habis kesabaran kita dan kita berteriak,”Bisa diam ngak sih ?”. Menurut psikolog anak, hal itu tidak baik dan membuat anak menjadi frustasi, di usia 5-6 tahun memang masa banyak bertanya. Itu adalah masa yang normal. Tahun lalu, saya mengikuti pelatihan Manajemen Produksi “Toyota Way”. Tentang bagaimana mengelola produksi mengikuti cara efisien Toyota. Cara ini sudah menjadi acuan bagi dunia business dan industri. Salah satu teknik yang diajarkan adalah “5 Why”. Lima kali bertanya “Mengapa” ketika kita harus mencari akar permasalahan. Cara ini sangat efektif untuk membongkar kesalahan produksi yang terus berulang. Misalnya bila ketika melihat ada karyawan memotong bagian ujung dari plastik kemasan yang dikemas, ditanya,”Mengapa harus dipotong? (Why1)”, mungkin dijawab “Karena plastik kebesaran, pak. Ditanya lagi “Mengapa beli yang kebesaran? (Why2), mungkin dijawab lagi,”karena hanya ada ukuran ini di gudang:. “Mengapa tidak ada ukuran yg lebih kecil (Why3), “karena bagian pembelian tidak tahu ukuran barang yang diproduksi.”. Kembali kita tanya,”Lho, kok bisa tidak tahu?” (Why 4), dijawab “Iya karena bagian desainer tidak memberikan ukuran yang pasti”. “Mengapa tidak ada pemberitahuan?” (Why 5), dan selanjutnya. Dengan 5 kali bertanya kita bisa mengetahui akar masalah, dan menghemat waktu yang digunakan untuk memotong kelebihan plastik. Juga menghemat biaya, karena plastik kecil pasti lebih murah dari plastik yang kebesaran. Terkadang tanpa sadar, anak kecil memberi kita pelajaran berharga. Kepolosan, kejujuran mereka, menjadi cermin bagi kita. Tanpa sadar, ada nasihat bisnis dalam pertanyaan anak anak. Dengan banyak bertanya kita akan lebih mengenal bisnis kita, dengan banyak berkomunikasi dengan Tuhan dalam kepolosan dan kejujuran membuat kita mengenal Tuhan lebih dalam lagi. (jeff) Vol. 11/2010 Fresh JUICE ! 3 Minggu, 3 Oktober 2010 : “Iman yang teguh” Ibr. 1 : 2—3 ; 2 : 2 - 4 2 Tim. 1 : 6—8. 13—14 Luk. 17 : 5—10 HARI MINGGU BIASA XXVII St. Fransiskus Borgia. St. Ewaldus bersaudara Lukas 17:6 “Jawab Tuhan, “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini; Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.” Beberapa minggu yang lalu, aku pergi ke Rumah Sakit mengunjungi seorang Ibu yang sakit. Dia berasal Paroki di mana aku bekerja. Ibu itu sudah berada di Rumah Sakit itu selama lebih dari tiga bulan. Karena waktu yang begitu lama, Ibu itu sudah sangat merindukan untuk kembali rumah tempat tinggalnya. Namun demikian, Ibu itu belum diperbolehkan karena keadaannya yang belum pulih seratus persen. Dia begitu lemah dan merasakan sakit di seluruh tubuhnya sampai-sampai Ibu itu tidak bisa berjalan. Karena itu Ibu itu hanya bisa berbaring di tempat tidurnya sambil membagikan pengalamannya selama dia berada di Rumah Sakit. Dalam sharing pengalamannya itu, Ibu itu mengatakan, “Hidup ini memang sungguh indah sewaktu kita masih muda atau dalam keadaan yang sehat rohani dan jasmani. Tetapi kalau sudah mengalami situasi seperti aku ini, hidup terasa hampa. Namun, aku bersyukur karena Tuhan yang kita sembah. Hanya Dialah yang membuat segala sesuatu menjadi mungkin. Karena itu kita harus sungguh percaya kepada Tuhan. Aku percaya bahwa suatu saat aku akan menjadi sembuh.” Mendengar perkataan itu aku sungguh heran dan seakan dikuatkan. Dengan melihat keadaan Ibu itu yang sangat menderita sakit dengan badannya yang lemah tak berdaya. Namun demikian Ibu itu masih berpegang teguh pada imannya kepada Tuhan kita. Ibu itu percaya bahwa dengan imannya itu semuanya akan terjadi. Karena bagi Allah segala sesuatu menjadi “mungkin.” Seperti yang dikatakan Tuhan sendiri dalam Injil hari ini, “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu berkata kepada pohon ara itu: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.” Marilah kita berdoa agar iman yang diberikan Tuhan semakin diperkaya dan dikuatkan dengan Roh-Nya. Rm. Joseph, MGL 4 Fresh JUICE ! Vol. 11/2010 Senin, 4 Oktober 2010 : Kepedulian pada Sesama Gal. 1 : 6 – 12 Luk. 10 : 25 - 37 St. Fransiskus Asisi. St. Kuintinus, Martir Luk 10 : 27 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri Hari ini kita memperingati pesta Santo Fransiskus Asisi, salah seorang yang hebat yang pernah dimiliki Gereja. Beliau adalah pendiri ordo Fransiskan dan merupakan santo pelindung hewan, pedagang dan lingkungan. Fransiskus dilahirkan di kota Asisi, Italia, tahun 1181. Orang tua Fransiskus adalah orang berada saat itu. Ayahnya adalah pedagang kain yang sukses. Masa muda Fransiskus dihabiskan dengan berfoya-foya menghabiskan harta ayahnya ketimbang belajar. Titik balik hidupnya saat ia menyaksikan bangunan gereja kecil yang rusak. Ia dengar Yesus berkata kepadanya, “Fransiskus, perbaikilah Gereja-Ku yang rusak !” Ia pergi menjual kain-kain yang dimiliki ayahnya, lalu uang yang diperoleh digunakan untuk membangun gereja yang rusak. Sang ayah marah besar ketika mengetahui hal tsb dan mengurungnya dalam kamar. Dengan bantuan ibunya, Fransiskus berhasil melarikan diri, dan menemui Uskup Guido, di kota Roma, dan ia pun menjadi biarawan. Fransiskus bersedia meninggalkan segala kemapanan dan harta yang dimilikinya untuk mengikuti Yesus yang hina dina. Semangatnya untuk berkorban bagi orang banyak ini pun diikuti oleh banyak pengikutnya yang sampai sekarang tergabung dalam ordo Fransiskan (OFM). Semangat berkorban ini pun dapat kita lihat pada kisah orang Samaria yang baik hati. Ia bertemu dengan orang yang terluka parah di pinggir jalan. Orang Samaria ini tentu nya juga sedang melakukan perjalanan. Namun alih-alih buru-buru pergi agar pekerjaannya cepat selesai, ia malah berhenti dan berusaha memberi pertolongan pertama lalu membawanya ke penginapan. Bukan hanya memberi tenaga, ia pun turut memberi hartanya bagi pengobatan sang korban, dan berusaha memastikan agar pemilik penginapan memberi perawatan yang terbaik baginya. Bagaimanakah sikap hidup kita selama ini ? Sudahkah kita memiliki belas kasih seperti Santo Fransiskus dan orang Samaria tsb ? Sudahkah kita memiliki empati dan kepedulian kepada sesama ? Saat ada yang membutuhkan bantuan, tergerakkah hati kita untuk membantu atau hanya bersikap acuh tak acuh ? Saat ada sahabat yang dilanda kesedihan, sudahkah kita bersedia mendengarkan keluh kesahnya ? Agatha Vol. 11/2010 Fresh JUICE ! 5 Selasa, 5 Oktober 2010 : Pilihan Yang Terbaik Gal. 1 : 13 – 24 Luk. 10 : 38 - 42 Sta. Anna Maria Gallo Luk. 10: 41-42 Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” Seringkali kita mendengar kisah Maria dan Marta. Kadangkala kita terjebak ke dalam tafsir murahan. Contohnya adalah yang menafsirkan Marta yang terlalu sibuk dengan urusan-urusan duniawi dan lupa berdoa. Sedangkan Maria lebih suka berdoa dengan duduk di kaki Yesus dan mendengarkan firmanNya. Tafsiran di atas sangatlah dangkal. Kalau kita merenungkan lebih dalam, Tuhan mau berbicara lebih melalui perikop tersebut. Darimana kita tahu kalau Marta tidak berdoa dan hanya sibuk dengan pelayanan? Hal tersebut tidak dikatakan dalam Injil. Darimana kita tahu kalau Maria hanya berdoa dan tidak sibuk melakukan pelayanan? Yang menjadi titik permenungan hari ini adalah tentang pilihan. Maria memilih yang terbaik dan apa yang dipilihnya tidak akan diambil daripadanya, alias Tuhan Yesus merestui pilihannya tersebut. Maria memilih untuk duduk di kaki Yesus dan mendengarkan setiap perkataan yang keluar dari mulut Yesus. Ini membuat hati Maria begitu bahagia dan damai. Tidak dikatakan juga bahwa Maria tidak melakukan pelayanan. Bunda Maria juga tahu bahwa apa yang telah dipilihnya adalah tepat. Bunda Maria tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ketika Tuhan datang mengunjunginya. Mungkin kesempatan lain tidak akan datang lagi. Kalau kita melihat dan merenungkan seluruh Injil, Maria selalu tahu memilih yang terbaik karena dia dekat dengan Yesus, anakNya sendiri. Contohnya banyak, seperti mukjizat air menjadi anggur di pernikahan di Kana, Yesus membangkitkan Lazarus, Yesus menyembuhkan ibu Petrus dan lain sebagainya. Dalam kehidupan sehari-sehari kita sering dihadapkan kepada pilihan. Injil hari ini mengajak kita untuk memilih yang terbaik. Pilihan yang tebaik selalu dibawa dalam doa dan Tuhan pasti akan merestui pilihan kita. Berdoa dan pelayanan sama-sama baiknya. Berdoa sebelum pelayanan sangatlah penting. Pelayanan adalah buah dari doa yang kusuk dengan Tuhan. Jadi, janganlah sia-siakan kesempatan ketika Tuhan hadir dan datang di dalam Ekaristi ataupun di dalam Sakramen MahaKudus. Setelah kita memilih, marilah kita serahkan pilihan kita kepada Tuhan, entah itu memilih untuk melakukan kegiatan berdoa ataupun pelayanan. Fr. Vincent,MGL 6 Fresh JUICE ! Vol. 11/2010 Rabu, 6 Oktober 2010: Menyapa Tuhan . Gal. 2 : 1 – 2. 7 - 14 Luk. 11 : 1 - 4 St. Bruna Luk 11:2 Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu. Rupanya cara atau gaya doa Yesus menarik perhatian orang. Sampai-sampai seorang muridNya meminta Dia untuk mengajar berdoa. Dalam teks memang tidak disebutkan secara detail. Saya membayangkan Yesus berdoa seperti orang bercakap-cakap dengan teman akrab. Mungkin cara yang tidak biasa digunakan saat itu. Orang belum mengenal Tuhan sebagai Bapa yang dekat. Sehingga bingung harus bagaimana berdoa. Namun ternyata sampai sekarang, perkataan itu masih ditanyakan orang. Bagaimana saya harus berdoa? Apa yang harus saya katakan. Berdoa kepada Bapa atau kepada Yesus atau Roh Kudus? Banyak orang belum mengenal Bapanya yang di surga. Sehingga untuk bercakapcakap dengan Bapa, serasa akan bertemu dengan tamu agung yang tidak kita kenal. Kita bingung mau bilang apa, enggan, sungkan, terlalu bertele-tele, dan lain lain. Jadi, bagaimana harus berdoa? Saat berdoa bayangkan kita akan bertemu Bapa yang baik, yang ingin agar kita menyapaNya. Mungkin seperti saat kita berjumpa teman yang sudah lama tidak bertemu, tentu ada banyak hal yang ingin kita sampaikan. Yesus mengajarkan doa yang sederhana dan to the point namun tidak meninggalkan rasa hormat pada Bapa. Bayak hal bisa dipelajari dari doa Bapa kami ini. Tuhan Yesus tidak tanpa maksud mengajarkannya pada kita. Siska Vol. 11/2010 Fresh JUICE ! 7 Kamis, 7 Oktober 2010 : Mintalah, carilah dan ketoklah Gal. 3 : 1 – 5 Luk. 11 : 5 - 13 Sta. Perawan Maria Ratu Rosario Luk. 11:9b. “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengajarkan dan memberi kita jalan menuju kesuksesan, kesejahteraan dan kemakmuran. Kita diajarkan untuk berusaha dan bertindak, bukan hanya menunggu atau menanti belas kasihan orang lain. Ada tiga hal penting yang mesti kita jalankan seperti yang diajarkan oleh Yesus dalam bacaan Injil hari ini, yakni; mintalah, carilah dan ketoklah (Luk.11:9b). Ketiga hal yang ajarkan Yesus ini harus diaktulisasikan dalam tindakan nyata. Bila kita serius menjalankan ketiga hal ini, dijamin kita akan sukses karena Tuhan tidak pernah menyia-nyiakan terhadap apa yang kita lakukan atau usahakan. Asalkan kita berdoa, percaya dan bergantung pada-NYA serta mentaati perintah-perintah-NYA. Tuhan selalu menghargai setiap perjuangan kita seperti apa yang disabdakan oleh Yesus dalam bacaan Injil hari ini, yakni “jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di Sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-NYA” (Luk. 11:13). Tuhan tahu benar apa yang diharapkan dan dibutuhkan oleh setiap anak-anak-NYA. Ia tidak pernah membatalkan apa yang Ia janjikan kepada kita. Segala apa yang diberikannya tepat pada waktunya. Namun banyak anak Tuhan yang kurang percaya dan meremehkan serta kecewa terhadap apa yang Tuhan janjikan. Dan akhirnya mereka pun hanya mengikuti kata hatinya dan bahkan pergi meninggalkan Tuhan. Dan Kisah tentang seorang anak muda yang mengharapkan kado istimewa dari seorang ayah pada hari wisudanya, selalu diperdengarkan kepada kita. Dimana, anak muda itu sangat kecewa dan sakit hati terhadap apa yang diberikan ayahnya, yang walaupun dia tidak tahu isi dibalik kado Alkitab tersebut. Padahal dibalik Alkitab tersebut ada kunci mobil yang sangat dia idamkan. Lalu bagaimana dengan kisah kita? Apakah kita kecewa dengan apa yang Tuhan berikan kepada kita? Sadarkah kita bahwa Tuhan memberikan segala sesuatu kepada kita dengan cuma-cuma alias gratis? Sejauh manakah kita mengenal Tuhan? Perlu kita ketahui bahwa kita tidak bisa menebak pikiran Tuhan. Namun yang pasti bahwa Ia sudah merancang kita sebelum kita berada dalam kandungan ibu. Tugas kita adalah percaya dan mentaati perintah-perintahNYA. Hanz 8 Fresh JUICE ! Vol. 11/2010 Jumat, 8 Oktober 2010 : Kuasa Yesus Gal. 3 : 7 – 14 Luk. 11 : 15 -26 Simeon Tokoh Israel Sejati. St. Sergius dan Bakhus, Martir Luk 11:23 “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.” Seringkali ketika kita sudah berusaha sekuat tenaga untuk berbuat baik pada orang, atau bekerja sebaik mungkin atau membuat karya amal dan seterusnya, masih ada saja kritik yang menyakitkan. Sebagai manusia, Yesus pun menerima kritik seperti ini. Bayangkan saja, sudah capek-capek keliling daerah Galilea, jalan kaki, kepanasan dan kehausan, menyembuhkan orang, tetapi yang diterima malah kritik dan disepelekan. Yesus dituduh menggunakan ilmu hitam untuk untuk mengusir setan. Yesus disamakan dengan dukun. Jadi sangat masuk akal kalau Yesus tersinggung dan marah. Kemarahan Yesus bukan hanya karena ia dituduh sebagai dukun, tetapi lebih karena mereka masih tidak memiliki iman akan kuasa Allah. Saya bertemu dengan seorang ibu yang dalam waktu yang lama dibesarkan dalam ketakutan akan santet dan ilmu hitam. Dia berceritera bahwa hampir separuh hidupnya dihabiskan untuk pindah dari dukun yang satu ke dukun yang lain untuk mencari peruntungan dan perlindungan. Dia tidak berasal dari keluarga Katholik, dia tidak punya pengalaman iman akan Allah. Dia berceritera, sebelum mengenal Kristus, dia dibesarkan dengan ritus-ritus untuk melindungi diri dan harus membawa minyak ini itu atau jimat ini itu di dalam tas, di leher, di cincin. Semuanya bertujuan untuk melindungi diri dan keluarga. Sebelum mandi harus nyebut macam-macam, kalau mau keluar rumah harus bawa jimat-jimat. Singkatnya, hidupnya tidak bebas, ketakutan, cemas, tidak tenang, lalu dia mulai mencurigai semua orang. Ketika dia mengenal Kristus dan dibaptis menjadi anggota Gereja Katholik, dia menikmati apa yang namanya kebebasan spiritual. Dia tidak perlu lagi tergantung dengan jimat dan jampi-jampi. Dia tidak perlu lagi mencari dukun yang lebih sakti untuk perlindungan dan peruntungan. Di tasnya sekarang yang ada hanya Rosario dan Kitab Suci. Di lehernya tergantung salib kecil sederhana. Dia benar-benar dibebaskan dari kuasa “setan” dengan iman kepada Kristus. Sambil menikmati cappuchino kegemaranku, saya bersyukur atas anugerah iman yang membebaskan, kini saya mengerti apa artinya “dibebaskan oleh Yesus dari kuasa setan.” Fr. Wenz, MGL Vol. 11/2010 Fresh JUICE ! 9 Sabtu, 9 Oktober 2010 : Persahabatan yang membahagiakan. Gal. 3 : 22 – 29 Luk. 11 : 27 - 28 Abraham, Bapa Bangsa. St. Yohanes Leonardi. St. Louis Bertrand, St. Dennis, Rostkus dan Eleutrius, Martir Galatia 3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.” Hari ini saya teringat sebuah peristiwa sewaktu kuliah. Saya dan teman-teman sedang berada di sebuah tempat. Lonceng gereja terdengar dari kejauhan. Salah satu teman, Sastra, nyeletuk, ’Eh, lonceng gereja. Anak-anak TK disuruh kumpul. Tina, kamu Katolik kan? Mau ibadah koq pakai lonceng, kayak ngumpulin anak-anak sekolah. Ha ha ha.. kami terbahak-bahak. Puas tertawa, spontan saya menjawab, ‘Yah, karena bagi Allah, semua manusia adalah anak-anak. Entah itu orang tua, orang muda, pejabat, orang miskin, anak-anak bahkan bayi, di mata Tuhan sama. Kita semua adalah anakanakNya.’ Seketika kami terdiam. Saya juga kaget dengan jawaban yang keluar dari mulut sendiri. Lalu teman saya yang lain berkata, ‘Iya, yaa. Kalau berurusan dengan Tuhan, semua manusia sama!” Santa Teresa dari Calcuta, suatu ketika membantu seorang bapak tua yang dipungut dari tong sampah, Setelah dimandikan dan tersadar, bapak tua itu bertanya, ‘Mengapa engkau peduli padaku, Memsadra?’ Santa Teresa menjawab, ‘Karena engkau anak Allah. Engkau dikasihi Allah.’ Orang itu heran, tetapi tersenyum, menutup matanya dan menghembuskan nafas terakhir dengan senyum masih di bibirnya. Dalam Bacaan pertama hari ini, rasul Paulus menyadarkan kita (Gal 3:23-26) dan dengan tegas mengungkapkan rahasia bahwa hanya orang yang beriman kepada Kristus sajalah yang berhak disebut anak-anak Allah. Kelihatannya tidak adil bagi mereka yang tidak percaya kepada Kristus, bukan? Tetapi suka tidak suka, itulah kebenarannya. Yesus bersabda, ‘Akulah jalan, kebenaran dan hidup.” Nah lhoo, bagaimana dengan mereka yang tidak percaya kepada Kristus? Suatu hari saya pernah memikirkan hal itu. Terbayang dalam ingatan saya, bahwa sejak kecil, bila saya punya sahabat atau teman baik, kami akan saling mengenalkan ke orang tua masing-masing. Hampir dipastikan orang tua kami masing-masing akan menyayangi kami seperti anaknya. Sampai sekarang di Bali pun saya mengalami hal yang sama. Begitu juga, Yesus adalah Putera Allah. Karena percaya kepada Kristus Yesus, kita disebut anak-anak Allah. Maka pergunakanlah hak waris Anda untuk bermurah hati kepada orang-orang di sekitar kita yang belum mengenal Kristus agar mereka pun menjadi anak-anak Allah. Bersahabatlah dengan mereka, bawalah mereka dalam doa-doamu, persembahkanlah mereka kepada hati Yesus dan Bunda Maria. Maka oleh karena kasih sayangmu itu, Bapa di surga akan berbelaskasihan kepada mereka dan menjadikan mereka anak-anakNya seperti contoh Bunda Teresa di atas. ‘Jadikanlah semua bangsa murid-Ku, sabda Yesus Dunia pun akan damai karena dipenuhi oleh anak-anak Allah yang berbahagia dan diberkati. ‘Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.’ (Luk. 11:28). Narita 10 Fresh JUICE ! Vol. 11/2010 Minggu, 10 Oktober 2010 : “Nilai dari suatu pertolongan” 2 Raj. 5 : 14—17 2 Tim. 2 : 8—13 Lukas 17:11-19 Lukas 17:17 “Lalu Yesus berkata. “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?” Seorang teman datang untuk mensharingkan pengalamannya. Temanku begitu marah dan menangis karena temannya tidak menolongnya ketika dia sungguh membutuhkan suatu pertolongan. Dia mengatakan dia selalu menolong mereka di saat mereka mengalami kesulitan. Namun menyataannya terbalik, dia tidak memperoleh balasan jasa dari temannya itu. Dia mengatakan bahwa dia tidak memaksakan mereka untuk membantu, namun dia mengharapkan suatu pengertian dari temannya itu. Kalau kita memikirkannya bahwa kita mengalami kenyataan ini, sekiranya sungguh menyakitkan kalau kita memikirkannya. Hal ini memang tidak adil, karena kita sungguh berbuat baik. Namun perbuatan baik itu, bagaikan dicuri dan dibawa lari saja. Pengalaman in juga sering terjadi dalam kehidupan kita setiap hari sebagai seorang Katolik. Kita tahu semua bahwa kewajiban kita adalah menjalin hubungan kita dengan Allah kita. Kita menjalin hubungan itu lewat doa dan kurban kita setiap saat. Namun sering kali, kita berdoa ketika kita sungguh membutuhkan Tuhan, Kita berdoa karena kita mengalami sakit. Kita berdoa ketika kita gagal dalam hal apa saja. Kita berdoa kalau kita hendak mengikuti ujian atau bepergian. Kita akan berdoa kalau kita sedih dan frustrasi. Dan kenyataannya sering kali kita lupa kalau kita dalam keadaan yang sehat, bahagia dan mengalami kedamaian. Hari ini kita diingatkan oleh Yesus lewat sabdaNya yang kita dengarkan di dalam Injil. Di sana diceriterakan tentang sepuluh orang kusta yang mengalami kesembuhan. Namun hanya seorang yang datang dan mengucapkan syukur kepada Tuhan. Yesus berkata, “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Dimanakah yang sembilan orang itu?” Pertanyaan ini Yesus juga tujukan kepada kita sekalian. Bukankah kamu telah mendapatkan berkatKu? Bukankan kamu telah memperoleh rahmat yang diminta? Rm. Joseph, MGL Vol. 11/2010 Fresh JUICE ! 11 Senin, 11 Oktober s 2010 : Pertobatan Gal. 4 : 22 – 24. 26 - 27. 31 - 5 : 1 Luk. 11 : 29 -32 Luk 11 : 32 Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada disini lebih daripada Yunus Beberapa waktu lalu,saya sedang melakukan perjalanan pulang ke rumah, dari salah satu swalayan, untuk membeli beberapa kebutuhan. Ketika hampir melewati traffic light, karena sedang lampu kuning, saya melambatkan kendaraan. Namun tiba-tiba, dari arah belakang, ada pengendara sepeda motor dengan kencangnya menerobos lampu kuning, sementara dari arah berlawanan, lampu hijau sudah nyala dan kendaraan pun mulai bergerak. Akibatnya, tabrakan tak dapat dihindari. Pengendara sepeda motor itu pun terjatuh. Puji Tuhan, dia tidak mengalami luka yang serius. Ketidaktaan pada rambu-rambu lalu lintas seperti ini sering sekali terjadi. Rambu/tanda yang mestinya digunakan untuk membuat perjalanan kita lancar, aman dan tiba tujuan dengan selamat, malah diabaikan dan membahayakan diri sendiri. Nabi Yunus merupakan tanda kehadiran Tuhan bagi penduduk Niniwe, dia diutus untuk menyelamatkan penduduk kota tsb. Walau awalnya nabi Yunus menolak dan melarikan diri dari tugas tsb, namun setelah mengalami keajaiban Tuhan, tinggal dalam perut ikan 3 hari 3 malam dan tetap selamat, Yunus pun melaksanakan tugasnya dan berangkat ke Niniwe. Setelah mendengarkan dan memahami perkataan Yunus, seisi kota, dari raja sampai ternaknya bertobat sungguh-sungguh, dan memohon belas kasihan dari Allah. Tuhan mengampuni dan mereka pun diselamatkan. Dalam perziarahan hidup ini Tuhan pun banyak memberi tanda kepada kita, agar hidup kita kembali lurus, bertobat dan berjalan kembali menuju Tuhan, awal dan tujuan hidup kita. Namun sebagai manusia kita kadang tak mengenali tanda tsb, dan tetap berjalan dalam kegelapan dosa kita. Yesus adalah tanda dari Tuhan buat kita, Dia datang untuk menyelamatkan kita, agar kita bertobat dan kembali pada Tuhan. Sudahkah kita berlaku seperti penduduk Niniwe mendengarkan ajaran Yesus dengan seksama, bertobat dan memohon pengampunan, meninggalkan kehidupan kita yang lama ? Ataukah kita masih berkelakuan seperti pengguna jalan raya yang acuh tak acuh, melanggar rambu-rambu yang ada dan membahayakan diri sendiri ? Agatha 12 Fresh JUICE ! Vol. 11/2010 Selasa, 12 Oktober 2010 : BERSIH LUAR DALAM Gal. 5:1-6 Luk. 11:37-41 St. Wilfridus, Uskup Luk 11: 39-40 Tetapi Tuhan berkata kepadanya: “Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Kalau musim panas tiba, saya bisa mandi tiga kali sehari karena badan berkeringat. Tapi kalau musim dingin cukup sekali saja karena dinginnya luar biasa, yang lainnya cukup pakai minyak wangi. Membersihkan badan adalah hal yang wajar dan normal supaya badan kita tetap sehat dan orang lain pun jadi tidak sungkan ataupun menutupi hidungnya karena badan kita bau karena jarang mandi. Tapi ada saja orang yang malas mandi apalagi kalau musim dingin. Cukup pakai parfum saja, katanya. Tetapi yang namanya badan manusia harus tetapi dibasahi dengan air kalau tidak, tetap akan bau walaupun sudah disemprot minyak wangi atau deodorant. Nah, hari ini Yesus kembali menegur orang-orang Farisi dengan mengumpamakan mereka seperti orang yang membersihkan bagian luar saja, tetapi tidak membersihkan badannya. Mereka sering memakai baju-baju kebesaran, tetapi “badannya bau karena tidak mandi”. Hati mereka jarang “dicuci” dengan “air bersih” Firman Tuhan. Mereka tetap menjalankan peraturan-peraturan yang kerapkali bertentangan dengan Kasih Allah. Hidup mereka seperti menjalankan peraturan demi peraturan itu sendiri. Padahal Tuhan melihat luar dan dalam hati manusia karena dia yang menciptakan kita, jadi Dia tahu luar dan dalamnya hati kita. Orang kerapkali menggunakan kata “munafik”. Kata ini dilontarkan ketika seseorang bertindak tidak sesuai dengan apa yang dikatakannya. Contoh kecil dikatakan janganlah menghina orang, tetapi dia sering mencerca dan menggosip orang lain. Jadi antara perkataan dan perbuatan tidak klop. Inilah yang mau ditegur oleh Yesus. Kita sendiripun harus sering-sering ditegur dengan Firman Tuhan tersebut karena kadangkadang kita lupa. Kita diajak untuk terbuka dan mau diingatkan kembali sehingga antara hati dan perbuatan yang dilihat orang dari luar itu klop. Fr. Vincent, MGL Vol. 11/2010 Fresh JUICE ! 13 Rabu, 13 Oktober 2010 : Doing Good Gal. 5 : 18 – 25 Luk. 11 : 42 - 46 St. Eduardus, Raja Inggris. St. Eustokia OSB Gal. 5 : 24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Setiap perbuatan baik, pasti mendapat balasan yang baik pula. Apakah Anda setuju? Apa definisi baik menurut Anda? Orang disebut baik umumnya bila suka menolong, perhatian, berjiwa sosial, ucapannya menghibur, dan lain lain. Bagaimana dengan Yesus dalam Injil hari ini? Apakah Dia berbuat sedang baik kepada orang Farisi dan ahli-ahli Taurat? Bila saya diposisi orang Farisi yang mengundang Yesus, reaksi pertama saya adalah marah dan jengkel atas perkataan Yesus yang tajam. Saya tidak akan mengundang Dia untuk makan di rumah saya lagi. Saya akan merasa perbuatan baik saya tidak dihargai dan dibalas dengan pantas. Kasih, perbuatan yang Yesus lakukan, lain dari yang biasanya. Ia tidak menyembuhkan, tidak memberi makan, tidak menghidupkan orang mati. Ia menunjukkan kesalahan. Ia menegur dengan keras. Meski resikonya Ia menjadi tidak disukai dan orang merencanakan yang buruk atas Dia. Perbuatan baikNya tidak mandapat balasan yang baik. Ia ingin membuka kemunafikan orang Farisi dan ahli Taurat agar orang mengerti tabiat mereka dan tidak mencontoh mereka. Satu saat kita perlu merenungkan perbuatan baik kita. Apakah kita melakukannya agar dipuji orang atau murni karena kasih? Apa yang kita lakukan membawa kebaikan pada orang atau menjerumuskan orang pada kemalasan dan kebodohan? Bila kebaikan kita dibalas sesuatu yang tidak sesuai harapan, bagaimana reaksi kita? Stop melakukannya, melakukan setengah hati, atau tetap maju tak gentar?? Siska 14 Fresh JUICE ! Vol. 11/2010 Kamis, 14 Oktober 2010 : Bukan sekedar kotbah ... Ef 1:1-10 Mzm 98:1-6 Luk 11:47-54 St. Kallistus, Paus dan Martir “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan. Kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha masuk ke dalam kamu halang – halangi…” Di kantor saya dahulu, saya mengenal seorang supplier yang sering datang ke kantor menawarkan setiap kebutuhan untuk produksi. Pertama saya sangat simpati, karena Pak Andi (nama supplier itu) orangnya sangat sopan dan cerdas. Tiap saya butuh sesuatu yang di kantornya tidak ada dijual di selalu membantu saya atau mengenalkan ke supplier-supplier temannya yang menjual barang yg dibutuhkan oleh kantor saya. Begitu baiknya saya menjadi sangat simpati dengannya. Pada suatu hari dia mengajak saya makan siang bersama di suatu food court yang ada di denpasar, akhirnya kami makan siang bersama. Ternyata sambil makan siang dia mulai bicara-bicara tentang alkitab karena ternyata kebetulan dia seorang penginjil yg biasa disebut “Hamba Tuhan”. Dia terus menerus membahas ayat-ayat, dan memberi contoh tentang hidup dirinya dari tidak punya apa-apa beberapa bulan lalu hingga dia diberi rumah dan mobil. Itu membuat saya mulai tidak suka dan merasa dia terlalu berlebihan, masa Tuhan bisa instant memberi rumah dan mobil dari langit. Setelah kejadian tersebut, tiap ke kantor dia selalu berkotbah dulu bahkan bukan ke saya saja namun ke setiap teman-teman kantor saya yang tidak menganut agama kristiani. Suatu saat dia mengajukan proposal pengajuan barang-barang produksi tapi atasan saya tidak setuju memakai dia sebagai supplier karena dinilai harga-harga sangat mahal di banding supplier lainnya. Lalu pada kesempatan saya coba menerangkan ke dia bahwa perusahaan tidak bisa menerima pengajuan harga barang-barang darinya. Dia sangat kecewa, karena nilai purchase order dari perusahaan lumayan besar. Karena kecewanya dia berkata-kata kasar dan membentak-bentak saya. Tentu saya sangat terkejut mendengarkan kata-kata yang begitu kasar. Bahkan dia sampai mengeluarkan sumpah-sumpah serapah yang tidaj layak didengar. Saya berpikir bagaimana dia mewartakan isi kitab suci tetapi bibirnya bisa mengeluarkan kata-kata kasar sama orang yang tidak bersalah, sama sekali tidak ada kasih. Dalam perikop hari ini kita mengingat kembali saat Yesus dengan keras mengeritik dan mengecam para Ahli Taurat yang piawai mengutip dan menganalisis ayat-ayat Kitab Suci. Dan Yesus melihat penyalahgunaan keahlian yang mereka miliki. Keahlian itu harusnya menguduskan orang lain bukan hanya menguduskan diri sendiri. Pengetahuan Teologi dan Kitab Suci dan tema-tema iman lainnya haruslah dipergunakan untuk mengembangkan iman umat. Maka dari itu setiap mau memahami sebuah perikop berusahalah minta Roh Kudus untuk membimbing kita maksud dari isi dan Tuhan mau berbicara apa kepada kita. Bukan asal menafsirkan, dan haruslah semua dimulai dari pribadi sendiri sebelum menyebarkan ke orang lain. (Rina) Vol. 11/2010 Fresh JUICE ! 15 Jumat, 15 Oktober 2010 : Sang Penolong Ef. 1 : 11 – 14 Luk. 12 : 1 - 7 Sta. Theresia dari Avila, Perawan Ef 1:13 “Di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikannya itu …” Luk 12:7 “Jangan takut, karena kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit.” Setiap ada Seminar Hidup Baru dalam Roh, saya selalu kebagian materi untuk berbicara tentang karunia Roh Kudus. Bukan karena saya ahlinya, tetapi memang kebetulan sejak pertama kali diminta untuk memberi materi pengajaran, saya kebagian materi Roh Kudus karena memang itu yang satu-satunya materi yang tersisa, maka saya iyakan saja. Biasanya saya selalu memulai dengan ajakan untuk membayangkan diri sebagai Yesus sendiri ketika baru dibaptis. Saat itu, dikisahkan, ada roh seperti burung merpati turun ke atas Yesus dan ada suara berkata; “Inilah anakku yang kukasihi, dengarkanlah dia.” Kenyataannya memang, karena rahmat pembaptisan membuat kita terhitung sebagai anak-anak Allah sendiri. Karena itu kita punya alasan kuat untuk tidak takut. Karena Allah sendiri mendampingi kita masing-masing dalam hidup. Kita hanya perlu menyadarinya saja. Kita selalu memerlukan bantuan Roh Kudus dalam hidup berkeluarga atau pun hidup membiara. Ada banyak alasan yang membuat kita tidak siap untuk menjalani berbagai tantangan dan misteri hidup yang seringkali di luar jangkauan logika pikir kita sebagai manusia. Fr Ken yang sudah bertahun-tahun memimpin rumah formasi MGL untuk pendidikan calon imam seringkali dikejutkan oleh karya Roh Kudus yang bekerja dalam tiap calon imam yang akan ditahbiskan. Sebagai pembimbing dia tahu kepribadian calon yang akan ditahbiskan luar dalam dan ketika ditanya oleh Uskup pentahbis tentang layak tidaknya calon imam itu ditahbiskan, ia ingin sekali berteriak “tidak layak” tetapi dia menyerahkan semuanya pada karya Roh Kudus yang akan membimbing si imam baru kelak. Demikian pun dalam hidup berkeluarga, tidak jarang kalau mau jujur kedua pasangan boleh dikatakan belum siap untuk hidup berkeluaga dengan berbagai alasan. Tetapi jika mereka menyerahkan diri pada karya Roh Kudus niscaya mereka akan menghidupi hidup perkawinan secara penuh dan berahmat. Apa yang Roh Kudus buat dalam hidup kita? Hari ini Injil Lukas mengungkap salah satu bentuk karya itu, yaitu rahmat untuk “tidak takut.” Dengan Roh Kudus kita diajak untuk tidak usah takut bahwa Allah akan selalu memelihara kita. Kita sadar sebagai manusia lemah kita seringkali jatuh dalam pola dosa yang sama dan biasanya kalau sudah demikian kita menjadi tidak bersemangat, menyalahkan diri, menganggap diri tidak layak dan kemudian takut untuk mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidup kita. Kita kadang terlalu banyak menimbang-nimbang, bukan karena kita tahu betul akan apa yang terjadi, tetapi lebih karena kita “tidak tahu” betul akan apa yang terjadi dalam dua atau tiga menit ke depan dalam hidup kita. Sebagai pengikut Kristus kita dianugerahkan oleh Roh Kudus, sang penolong, yang terus menerus meyakinkan kita bahwa kita adalah anak-anak Tuhan sendiri yang dikasihi lebih dari banyak burung pipit. Fr. Wenz, MGL 16 Fresh JUICE ! Vol. 11/2010 Sabtu, 16 Oktober 2010 : Santet Ef. 1 : 11 – 14 Luk. 12 : 1 - 7 Sta. Theresia dari Avila, Perawan Luk 12: 1-7 “Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabatKu, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa apa lagi” – Di dalam bisnis, kadang banyak hal yang diluar akal sehat bisa terjadi. Saya menjalankan beberapa bisnis sejak beberapa tahun lalu, salah satunya export kerajinan tangan. Usaha ini begitu bagus, sehingga membuat saya bisa memiliki mobil dan rumah sendiri. Tapi bisnis tidak selamanya ada di atas angin, semenjak kejadian bom bali 1 dan 2, gempa yogja, krisis ekonomi, perlahan lahan bisnis saya mulai goyang. Perlahan lahan suplier suplier terbaik saya mulai membuat ulah. Kalau dulu mereka berkomitmen untuk menjaga desain saya agar tidak terjual ke orang lain, kini mereka mulai nakal. Waktu produksi yang biasanya tepat waktu, mulai molor, sehingga membuat konsumen saya di luar negri marah. Kualitas juga semakin lama semakin menurun. Dalam bisnis, bergantung dengan satu supplier adalah bunuh diri. Maka itu, ketika melihat gejala ini, saya mulai mencari alternatif supplier yang bisa memproduksi desain saya. Order mulai perlahan lahan beralih ke supplier baru, dan produksi kembali lancar. Tapi kemudian supplier lama saya mengetahui hal ini, dan dia sangat marah. Dia merasa dikhianati karena saya tidak lagi memesan pada perusahaannya, tapi pada pesaing yang dia benci. Bagi saya itu adalah hal yang wajar, sebagai konsumen saya punya hak untuk memilih supplier, dan kepada siapa saya mau menghabiskan uang saya. Saat itu dia mulai mengancam saya, dia menelfon saya dan mengatakan kalau saya harus kembali order padanya, bila tidak bisnis saya akan hancur, atau saya akan mati dengan cara disantet. Saya baru sadar kalau supplier saya ini jadi berantakan kerjanya karena ikut kelompok keagamaan garis keras yang menghalalkan segala cara. Saat itu saya sempat gentar, iman saya yang sebiji sawi bergetar. Jujur saya takut sekali saat itu, walaupun saya tahu kalau saya tidak salah, dan saya punya Tuhan Yesus yang menjaga saya, tapi sebagai manusia biasa saya lemah. Saya memutuskan untuk datang ke gereja dan mau berkonsultasi dengan romo Hadi, tapi saat itu Romo sedang sibuk menerima tamu, akhirnya saya memutuskan untuk datang ke ruang Adorasi dan berdoa disana, minta perlindunganNya. Saya bukan orang yang rajin datang ke ruang adorasi, tapi saat itu saya betul betul merasa Tuhan memberi kekuatan bagi saya. Injil hari ini menguatkan saya pada hal itu, seandainya saya membaca injil ini saat itu, saya yakin, saya akan tambah percaya, bahwa Tuhan lah pelindung kita, walau iman kita padanya baru sebesar biji sesawi. Jeff Vol. 11/2010 Fresh JUICE ! 17 Minggu, 17 Oktober 2010 : “Berdoa dengan tidak jemu-jemu” Kel. 17 : 8—13 2 Tim. 3 : 14—4 : 2 Luk. 18 : 1—8 HARI MINGGU BIASA XXIX St. Ignasius dari Antiokia, Uskup dan Martir Lukas 18:6b-7a “Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Ketika pertama kali aku bergabung dengan Missionaries Of God’s Love di Australia, aku mengalami banyak sekali tantangan. Aku berhadapan dengan situasi dan kondisi yang serba baru dan sulit. Kalau aku membayangkan saat itu, aku harus selalu berbahasa Inggris dengan saudara-saudaraku setiap saat. Namun aku berbekalkan Bahasa Inggris yang sangat minim. Apalagi waktu itu, belum ada frater dari Indonesia atau tidak ada yang bisa berbahasa Indonesia. Selain itu aku berhadapan dengan budaya yang sangat berbeda, iklim yang sangat berbeda dengan tempat di mana aku berasal. Aku selalu saja mengeluh. Karena semakin aku bertekun menghadapi kenyataan ini, semakin banyak pula kesulitan yang aku hadapi. Aku sering berpikir, “Kapan aku bisa melewati masa ini?” Karena setiap kali memasuki hari yang baru, aku selalu dihadapkan dengan kenyataan ini. Suatu ketika aku sedang berdoa sambil mengeluh dan hampir putus harapan, aku merasakan sesuatu kekuatan dari dalam diriku. Aku percaya Tuhan telah memberikan aku kekuatan itu untuk terus berusaha dan beretekun. Sering kita begitu mudah untuk menyerah kepada kenyataan yang kita hadapi setiap hari. Ketika kita dihadapkan dengan tantangan dan cobaan, kita begitu mudah dipengaruhi untuk menyerah. Hari ini kita diingatkan oleh Yesus lewat perumpamaan tentang hakim dan janda itu. Kita harus sungguh percaya kepada Tuhan seperti janda itu. Kita harus selalu berbalik kepada Allah dan terus-menerus meminta pertolonganNya. Walau sering kita berpikir bahwa Tuhan selalu menunda untuk memberikan jawaban atas permintaan kita. Walaupun sering kali kita tidak memperoleh hasil yang memuaskan. Karena dengan ketekunan kita dalam doa dan kurban kita, pada waktunya Tuhan akan mengabulkan permohonan kita. Pada waktunya Tuhan akan mengaruniakan berkat yang kita inginkan. Marilah kita bersama datang di hadapan Tuhan kita dengan penuh iman meminta pertolongan dan berkatNya bagi hidup kita. “Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Rm. Joseph, MGL 18 Fresh JUICE ! Vol. 11/2010 Senin, 18 Oktober 2010 : Persiapan Yang Terbaik 2 Tim. 4 : 10 – 17b Luk. 10 : 1 – 9 St. Lukas, Pengarang Injil Luk 10:9 Kerajaan Allah sudah dekat padamu Saya teringat pengalaman masa kecil saya, saat Bapak Presiden (waktu itu masih Presiden Soeharto) berkunjung ke daerah saya. Berbagai persiapan dilakukan untuk menyambut Presiden. Antara lain, kami, murid-murid SD diberi instruksi untuk berdiri di pinggir jalan dan siap melambaikan bendera kecil di tangan kami, saat kendaraan beliau melintas. Sejam sebelum waktu kedatangan, kami sudah harus standby, walau di tengah terik matahari. Dari segi keamanan, pasukan keamanan telah mensterilkan jalanan sebelumnya. Yang bertugas untuk dekorasi, mempersiapkan dengan indah. Media juga memberitakan beberapa hari sebelumnya rencana kedatangan ini. Segala sesuatunya dipersiapkan dengan sebaik mungkin sebelum Presiden tiba. Dalam injil hari ini, dikisahkan Yesus akan mengunjungi beberapa kota dan tempat. Namun sebelum Dia datang, Yesus mengutus murid-muridNya, pergi berduadua, mendahuluiNya mengunjungi kota tsb. Ya, para murid pergi dengan tugas mempersiapkan jalan bagi Yesus, untuk memperkenalkan Yesus, bukan untuk memperkenalkan diri mereka sendiri. Yesus memberi gambaran pada ayat 3, bahwa tugas yang diberikan bukanlah mudah, mereka diutus ke tengah serigala. Banyak rintangan yang akan menghadang, kemungkinan akan mengalami berbagai penolakan. Tugas perutusan yang diberikan Yesus 2000 tahun lalu, juga berlaku untuk kita pada masa sekarang. Menjadi tugas kita untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan,memperkenalkan Yesus bagi siapa saja yang kita temui, membawa nilai-nilai Kristiani dan semangat kasih dalam keseharian kita, agar lebih banyak orang tahu mengenal Yesus dan boleh membawa lebih banyak orang percaya pada-Nya. Mungkin kita akan mendapat berbagai tantangan, tidak diterima dengan baik, diremehkan, namun jangan gentar, karena Yesus memberi peneguhan pada Mat 28:20, “Aku akan menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”. Untuk kedatangan seorang pejabat saja, kita mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, apalagi untuk Yesus, Sang Penyelamat yang telah lebih dulu mencintai kita, mari memberi yang terbaik untuk-Nya. Agatha Vol. 11/2010 Fresh JUICE ! 19 Selasa, 19 Oktober 2010 : TERTATA RAPI Ef. 2 : 12 – 22 Luk. 12 : 35 - 38 St. Paulus dari Salib. Kedelapan Martir Kanada. St. Petrus dari Alkantara Ef. 2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Setiap bangun tidur, aku selalu berusaha mengatur kamar tidurku dengan merapikan seprei, selimut, dan bantal. Kadang-kadang ada godaan, “Yah, atur tempat tidur bentar aja deh.” Apalagi kalau kita sudah terlambat untuk sekolah ataupun pergi ke tempat kerja. Jadi merapikan kamar tidur menjadi kegiatan yang tertunda. Dengan tertundanya proses merapikan tersebut, kamar menjadi tidak enak dilihat karena acak-acakan. Orang banyak menilai kepribadian orang melalui kamar tidurnya. Secara psikologis kalau kamarnya acak-acakan, berarti situasi hatinya sedang acak-acakan. Pada umumnya ada benarnya. Hari ini Santo Paulus mengingatkan umatnya di Efesus dengan menegaskan kembali sikap hati kepada Tuhan dan sesama. Hati seperti bait Allah yang kudus dan tersusun rapi karena memang Tuhan itu hadir dalam hati kita. Dikatakan bahwa hati kita ini Bait Allah. Jadi, hati kita seperti kamar tidur kita sendiri. Tentu kita tidak mau orang lain melihat kamar kita acak-acakan bukan? Tentu kita merasa malu kalau menyambut Tuhan dengan hati yang semrawutan. Yesus sendiri memberikan contoh yang nyata di dalam Injil Matius yang mengatakan bahwa ketika kamu mempersembahkan persembahan kepada Allah tetapi hatimu ada sesuatu yang tidak baik terhadap saudaramu, berhentilah dan berdamailah dahulu dengan saudaramu itu. Itulah yang dimaksud dengan “merapikan” hati kita dengan sesama sebelum menerima Tuhan, khususnya dalam menerima Yesus di dalam sakramen Ekaristi. Dengan rapi-nya hati kita, tentu kita semakin bertumbuh dengan baik di dalam Tuhan. Gereja menyediakan sakramen pertobatan dimana kita bisa “merapikan” hati kita supaya hidup kita semakin dekat dengan Tuhan dan sesama. Jadi ingatlah, ketika kita kamar kita berantakan, meja belajar kita awut-awutan, ruang kantor kita gak teratur, mungkin Tuhan berbicara dengan kita dengan memberikan tanda supaya kita “merapikan” hati kita. Hanya Tuhan dan kita sendiri yang tahu bagaimana rapi dan bersihnya hati kita. Fr. Vincent, MGL 20 Fresh JUICE ! Vol. 11/2010 Rabu, 20 Oktober 2010 : Hendaklah pelitamu tetap menyala Ef. 3 : 2 – 12 Luk. 12 : 39 - 48 Sta. Maria Bertilla Boskardin, Sta. Irene dari Portugal, Martir. Maria— Theresia Sou Biran Luk. 12 : 40 Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.” Seorang anak kecil duduk bersama ibunya. Si anak membuat tugas sekolahnya, sementara ibunya membaca buku. Mendadak telepon berdering. Ibunya keluar ruangan untuk menerima telepon dan ngobrol dengan si penelpon. Melihat ada kesempatan, sang anak segera membalik bukunya, tersenyum memandang komik dibawah buku dan mulai membuka halaman pertama. Cerita lain di waktu dan tempat yang berbeda, ada seorang cewek, sebut saja Nita, sedang duduk di depan komputer kantornya, menyelesaikan tugas-tugasnya. Saat managernya keluar ruangan, segera ia mengeluarkan benda berbentuk kotak, seukuran tangan, dengan layar menyala dan tombol berbentuk bola ditengah. Dengan antusias ia membaca pesan dan berita di telepon canggihnya. Itulah manusia. Saya dan Anda pasti pernah melakukan hal semacam ini.. Kesetiaan dan ketekunan kita biasanya bersyarat. Manusia bisa ditipu, tapi siapa bisa melakukannya pada Tuhan? Bapa menginginkan kesetiaan yang berbeda. Ia ingin kita SELALU setia, mencari dan menantikan Dia setiap waktu. Bukan hanya pada saat kita tidak sibuk, saat senang atau susah saja. Ia ingin kita menjadi saluran terangNya dimanapun kita berada. Bukan disaat kita merasa mampu saja, tapi juga saat kita merasa tidak mampu dan tidak layak. Bukan untuk kepentingan orang lain saja, tetapi untuk kita juga. Karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan. siska Vol. 11/2010 Fresh JUICE ! 21 Kamis, 21 Oktober 2010 : Pelangi di atas awan Ef. 3 : 14 – 21 Luk. 12 : 49 - 53 St. Hilarion dari Gatza, Abbas. Sta. Ursula dkk, Perawan dan Martir Mazmur 33:5, ‘Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia Tuhan.’ Membaca kedua bacaan Injil dan Mazmur di atas, saya menemukan 3 ayat yang menarik. Mazmur 33: 5 ‘Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setianya.’ Efesus 3:18, ‘……, Betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,….’ Lukas 12:49, ‘Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!’ Dalam Injil (Luk 12:49-53), Yesus melemparkan tantangan kepada pengikut-Nya. Mengikuti Yesus bukan berarti bebas merdeka dari segala permasalahan. Salib hidup tetap kita pikul, masing-masing sesuai dengan kemampuan. Yesus ingin agar setiap permasalahan yang kita alami, setiap salib yang kita pikul mendewasakan alam pikiran kita. segala sesuatu yang idealis, yang sejak kecil ampe remaja kita pertahankan, perlahan runtuh. Kita belajar sabar menanti janji Tuhan. Belajar sabar untuk tetap percaya bahwa kasih setia Tuhan panjang, lebar dan dalam seperti samudra, sekali pun yang kita hadapi saat ini adalah kekecewaan, kekacauan atau penyelewengan yang menyakitkan. Seorang teman menceritakan kekacauan dan ketakutan yang dialaminya bersama keluarga dalam kerusuhan di Lombok beberapa tahun lalu. Ketika sedang memeluk mamanya yang gemetaran karena shock, tiba-tiba ia teringat ayat-ayat Kitab Suci ini. Dibisikkan ke telinga mamanya dan ia berkata, ‘Ma.. ini sudah pernah Yesus katakan dalam Kitab Suci. Jangan takut, Ma.. akan ada waktunya semua kekacauan ini berlalu dan kita bisa hidup tenang lagi. Mama ingatkan, banyak ayat dalam Kitab Suci dimana Yesus mengingatkan kita sebagai pengikut-Nya untuk tetap percaya kepada-Nya terutama dalam menghadapi situasi yang kacau seperti ini.’ Sekarang, mereka sekeluarga tinggal tenang di pulau Bali. setelah melalui masa pemulihan yang juga cukup berat. Suatu hari ia menulis dalam catatan hariannya,’Dari sana aku dan mama belajar, selalu ada pelangi di atas awan setelah kita sanggup melewati segala permasalahan hidup dengan tetap berpegang pada Tuhan.” Begitu juga dengan kita, setiap kali jatuh dalam permasalahan hidup, berjuanglah dan tetap teguh sambil membayangkan pelangi di atas awan, yang merupakan janji Tuhan untuk sebuah pemulihan. Bila Anda tidak sanggup berharap karena beratnya beban, mintalah Bunda Maria menjadi pelangi di atas awan bagi Anda dan orang-orang yang Anda cintai, lewat doa-doa Rosario atau Novena. Allah akan memandang Bunda Maria sebagai pelangi dan teringat akan janji-Nya, untuk memenuhi bumi, termasuk di dalamnya Hidup Anda dengan kasih setia-Nya. Narita 22 Fresh JUICE ! Vol. 11/2010 Jumat, 22 Oktober 2010 : Pengikut Kristus Ef. 4 : 1 – 6 Luk. 12 : 54 - 59 Sta. Salome, Wanita Pelayan Yesus. St. Contarrdo Ferrini, St. Filippos, Hermes dan Serverus, Uskup Ef 4:2 “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu.” Luk 12:56 “Mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?” Mungkin kita sering mendengar celaan bahwa ajaran iman Katholik itu tidak flexible, tidak luwes, tidak sesuai dengan arus zaman dan kaku. Kesan umum tentang ajaran iman Katholik adalah, iman yang berdasarkan pada teori thelogis melulu, tidak berdasar pada kenyataan praktis, dan karena itu tidak ada gunanya dalam hidup harian. Benarkan demikian? Kalau mau kita lihat ke belakang, ajaran iman Katholik adalah hasil dari pergaulan antara para rasul dan Yesus sendiri. Mereka hidup bersama Yesus kurang lebih tiga tahun, mengikuti Yesus ke mana pun Ia pergi berkeliling. Mereka makan tidur bersama Yesus. Mereka mendengar apa yang Yesus ajarkan dan melihat dekat tindak tanduk Yesus. Setelah Yesus menderita dan wafat di salib mereka memang sempat takut dan berpencar, tetapi kemudian dengan bantuan Roh Kudus yang turun ke atas mereka masingmasing, mereka mulai berbuat sesuatu. Apa yang mereka buat selanjutnya? Mereka membentuk kelompok yang namanya Kristiani. Kelompok ini unik, karena mereka mengasihi satu sama lain, mereka menjual harta mereka dan saling berbagi di antara mereka, jadi hidup merata, tidak ada yang kaya raya, tetapi juga tidak ada yang melarat. Kalau menghadapai masalah dalam hidup, mereka kemudian mencoba mengingat kembali kalau-kalau Yesus pernah berkata dan bertindak sesuatu ketika menghadapi masalah yang sama atau mereka berefleksi tentang apa yang seandainya Yesus akan buat kalau menghadapai masalah seperti yang mereka hadapi kala itu. Itulah kira-kira garis besar hidup sebagai pengikut Kristus, mencoba berpikir dan bertindak seperti Kristus dalam hidup sehari-hari. Pengikut Kristus bukan kumpulan orang yang tidak sesuai dengan arus zaman. Bahkan sebaliknya, sejarah membuktikan bahwa iman kita sebenarnya berasal dari kontak langsung antara manusia dan Allah yang menjadi manusia. Iman Katholik adalah ajaran untuk menghayati hidup sesuai dengan contoh yang telah diberikan oleh Yesus, Sang Allah-Manusia, tentang bagaimana seharusnya kita hidup di dunia dalam hubungan dengan sesama dan Allah. Lukas menampilkan Yesus sedikit kecewa karena murid-murid-Nya gagal menilai zaman, gagal mengikuti ajaran yang benar. Yesus ingin agar pengikutnya untuk memilih ajaran yang benar sebelum terlambat, sebelum maut menjemput. Berbuatlah baik, rendah hati, sabar dan saling membantu, jangan ditunda-tunda. Jangan tunggu sampai kita dewasa atau tua. Berbuatlah baik selagi kita muda dan sehat. Aktif di Gereja dan rajin berdoa selagi kita muda dan sehat, jangan tunggu sampai kita sakit dan ditimpa kesusahan. Sabda Yesus; “sedialah payung sebelum hujan, berbuat baik, lemah lembut, sabar, rendah hati dan mengasihi sesama sebelum ajal menjemput.” Amin. Fr. Wenz, MGL Vol. 11/2010 Fresh JUICE ! 23 Sabtu, 23 Oktober 2010 : Teguh…. Ef. 4 : 7 – 16 Luk. 13 : 1 - 9 St. Yohanes Capistrano Ef 4:15 Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh didalam segala hal ke arah Dia, Kristus yang adalah Kepala. Tak terasa 5 tahun sudah saya bergabung dengan komunitas DOJCC ini Teringat dalam ingatan saya sewaktu hendak covenant, awalnya saya takut khawatir nanti kalau saya terkena masalah dikemudian hari. Jujur saja seribu satu macam pertanyaan berkecamuk dalam hati saya. Bergumul selama 1 bulan penuh selama bulan september. Disaat saya bergumul banyak sekali beban pikiran entah itu beban pekerjaan yang saat itu beberapa project yang saya tangani sedang bermasalah, masalah keluarga , masalah hubungan pribadi, beban pelayanan seakan beban salib saya semakin berat. Disaat saya merasa tidak sanggup, seorang teman memberikan penguatan pada saya, “jangan kamu mundur untuk tidak covenant, walaupun beban masalahmu saat ini belum semua terselesaikan, tetapi berpeganglah teguhlah pada kasih Kristus, mempraktekkan imanmu, Tuhan membawa kamu kepada pengalaman baru dalam pertumbuhan iman” jangan sampai pola pikirmu yang hanya sebatas otak dikepala membatasi kuasa Allah dalam hidupmu.Maju terus jangan takut, ingatlah bukankah Petrus ketika dia dipanggil Tuhan untuk menggembalakan umatnya adalah orang yang sama yang telah menyangkal Yesus 3 kali?! Jadi jangan sampai karena kamu merasa tidak layak karena berdosa justru semakin menjauhkanmu dari karya Allah dalam hidupmu.Ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang layak ketika dipanggil untuk melayani Tuhan, tapi karena kasihNya kita dilayakkan. Mendengar hal itu menangislah saya.. Mari saudara dengan teguh kita berpegang kepada kebenaran Kristus dan semakin bertumbuh didalam DIA. Dengan pertolongan Roh Kudus yang akan selalu membimbing kita.amin Tuhan memberkati. Lulu 24 Fresh JUICE ! Vol. 11/2010 Minggu, 24 Oktober 2010 : “Come as you are” Sir. 35 : 12—14. 16—18 2 Tim. 4 : 6—8. 16—18 Luk. 18 : 9—14 HARI MINGGU BIASA XXX St. Antonius Maria Claret, Uskup Lukas 18:14 “… barang siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barang siapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” Di dalam Injil hari ini, kita dihadapkan dengan perumpamaan tentang seorang Farisi dan pemungut cukai. Kita tahu bahwa orang-orang Farisi adalah orang-orang yang selalu menganggap diri mereka lebih dari orang lain. Mereka selalu menganggap rendah orang lain apa lagi para pemungut cukai. Kenyataan bahwa pemungut cukai adalah orang-orang yang selalu memeras orang lain. Suatu ketika Orang Farisi in pergi berdoa. Ketika dia memasuki Sinagoga, dia sadar bahwa sang pemungut cukai itu berada di dalam Sinagoga itu. Orang Farisi itu langsung menuju ke depan altar. Penuh percaya diri berdoa, “Allah aku mengucap syukur kepadaMu. Karena aku tidak seperti orang lain apalagi seperti sang Pemungut cukai ini. Orang ini memeras orang lain dan sangat berdosa. Orang ini tidak melakukan kewajiban agamanya. Namun saya ini lebih baik darinya. Aku tidak berdosa, aku berpuasa selalu. Namun sebaliknya sang Pemungut Cukai itu berlutut dan dari jauh dia memukul dirinya dan berkata, “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Yesus mengatakan bahwa jikalau orang meninggikan dirinya, maka akan direndahkan. Sebaliknya, jikalau orang merendahkan dirinya, maka akan ditinggikan. Sang Pemungut Cukai mengakui dirinya sebagai manusia yang lemah, berdosa dan tidak berdaya, datang kepada Tuhan dan mengakui dirinya. Dia mengakui dirnya apa adanya. Namun Sang Farisi itu lupa akan dirinya yang sebenarnya. Orang Farisi itu lupa karena dia tidak tahu siapa dirinya. Dia tidak tahu karena dia tidak meluangkan waktu untuk masuk ke dalam dirinya dan melihat dirinya. Dia lebih memfokuskan diri untuk orang lain di luar dirinya. Sedangkan sang Pemungut Cukai itu tahu dirinya karena dia sungguh masuk dan melihat diri dan keadaannya. Kita sering kali lebih gampang menilai dan menganggap rendah orang lain. Namun sayangnya kita tidak tahu diri kita. Kita tidak berani untuk masuk ke dalam diri kita dan berbenah diri. Hari ini kita diundang Yesus untuk berlefleksi diri dan merendahkan diri di hadapan Allah dan orang lain. Rm. Joseph, MGL Vol. 11/2010 Fresh JUICE ! 25 Senin, 25 Oktober 2010 : Menjadi Terang Ef. 4 : 32 – 5 : 8 Luk. 13 : 10 - 17 St. Gaudensius, Uskup. St. Krisantus dan Daria, Martir. Sta. Margaretha, Martir Ef 5:8 Hiduplah sebagai anak-anak terang Hari ini Yesus memberi teguran bagi orang munafik (Luk 13:15). Menurut Wikipedia, kata munafik merujuk pada mereka yang berpura-pura mengikuti ajaran agama namun sebenarnya tidak mengakuinya dalam hatinya. Orang Farisi dan ahli Taurat yang semestinya lebih menguasai ajaran agama dan bisa menjadi orang yang berbelas kasih pada sesama, malah memanfaatkan hukum Taurat untuk menindas sesamanya. Orang yang sakit di hadapan mereka, tak boleh disembuhkan karena terhalang oleh aturan hari Sabat. Mesti menunggu Sabat berlalu dulu, baru boleh diobati. Yesus datang merubah cara berpikir dan sikap yang kaku seperti ini. Aturan yang ada semestinya lebih mensejahterahkan manusia, mengarahkan pada keselamatan, dan bukan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Aturan-aturan yang ada semestinya dijalankan berdasarkan kasih. Keselamatan manusia berada jauh di atas hukum dan aturan yang berlaku. Dengan alasan menegakkan aturan, sekelompak ormas dengan santainya mengobrak abrik warung makan pedagang kecil yang berjualan pada bulan puasa. Dengan dalih melaksanakan aturan yang ada, dengan gampangnya tindak kekerasan dan penganiayaan dilakukan pada umat yang ingin beribadah pada gereja HKBP yang sedang bersengketa. Sungguh menyedihkan. Rasul Paulus menasehati kita untuk hidup sebagai anak-anak terang. Sumber terang itu adalah Tuhan sendiri. Yesus datang membawa perubahan bagi kita, hidup kita berubah dari gelapnya dosa menjadi terang kembali. Hendaknya hidup kita pun mengalami perubahan, memancarkan terang bagi sekitar, dan menjauhkan sifat munafik dari kehidupan kita. Tidak perlu jauh-jauh, kita bisa memulainya dari keseharian kita. Berani mengungkapkan kebenaran, berpihak pada yang lemah, menjadi saluran berkat bagi sesama lewat tindakan, perbuatan dan ucapan kita. Buah terang itu adalah kebaikan, keadilan dan kebenaran (Ef 5:9). Agatha 26 Fresh JUICE ! Vol. 11/2010 Selasa, 26 Oktober 2010 : KECIL KECIL CABE RAWIT Ef. 5 : 21 – 33 Luk. 13 : 18 -21 St. Lucianus dan Marcianus, Martir Maka kata Yesus: “Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya.” Kebanyakan orang yang saya kenal suka makan pedas. Karena banyaknya orang yang suka makan pedas, peluang bisnis pun bermunculan seperti ada rumah makan Nasi Hot, ada Nasi Pedas dan lain sebagainya. Makanan pedas bukan saja dari merica tapi bersumber dari cabe rawit yang kecil dan mungil tapi pedasnya luar biasa. Bahkan ada orang yang tidak bisa makan nasi kalau tidak ada sambel atau cabe. Barangnya kecil, tapi efeknya luar biasa. Tidaklah heran, harga cabe rawit semakin melambung apalagi mendekati hari-hari raya. Kalau pada hari ini Yesus di dalam FirmanNya mengumpamakan Kerajaan Allah seperti biji sesawi yang kecil tapi setelah tumbuh menjadi pohon besar dimana burung-burung udara bisa bersarang di cabang-cabangnya, saya mengumpakan Kerajaan Allah seperti cabe rawit. Apa alasannya? Cabe rawit itu kecil tapi dampaknya luar biasa. Cabe rawit bisa membuat nafsu makan bertambah dan lahap. Makan cabe rawit membuat badan menjadi hangat dengan pedasnya, apalagi kalau di kala musim dingin. Nah, yang mau saya tekankan adalah efek yang besar dari sesuatu yang kecil. Efek dari sesuatu yang hampir tak kelihatan bisa memberikan pengaruh yang besar. Kerajaan Allah bisa dilihat orang lain dengan melihat iman kita melalui perbuatan-perbuatan nyata kita. Kesaksian iman dalam tindakan konkrit adalah seperti cabe rawit yang memberi warna dalam kehidupan kita. Ini bukan berarti mengumpamakan cabe rawit seperti memberikan kata-kata “pedas” kepada orang lain. Bukan! Tetapi seperti contoh di atas, orang yang sudah merasakan hadirnya “Kerajaan Allah” di dalam hidupnya, seperti orang yang sudah tahu enaknya makan makanan pedas di rumah makan tertentu, mereka akan mempromosikannya kepada orang lain. Demikian juga kita diajak untuk “mempromosikan” atau mewartakan Kerajaan Allah kepada orang lain karena kita sudah tahu dan merasakan betapa damainya kita “tinggal” di dalamnya walaupun iman kita hanya kecil seperti cabe rawit ataupun biji sesawi. Fr. Vincent, MGL Vol. 11/2010 Fresh JUICE ! 27 Rabu, 27 Oktober 2010 : Berjuang … Ef. 6 : 1 – 9 Luk. 13 : 22 -30 St. Frumensius, Uskup Luk 13:24 Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang penuh sesak itu! Setiap hari, kita bangun pagi, kita akan menghadapi hal-hal yang baru. Mungkin kita akan tetap berhadapan dengan orang-orang yang sama, misalnya teman kerja, orang tua, anak-anak. Tetapi pasti selalu ada hal baru yang akan kita temui setiap harinya. Mungkin kita tidak pernah menyadarinya, dan merasa bahwa kita akan menemui halhal yang sama saja pada hari yang baru. Saya pernah membaca suatu renungan yang penuh motivasi, kita bisa memprogram pikiran kita. Setiap pagi kita bangun, berpikir dan berkatalah, “Hari ini akan menjadi hari yang luar biasa. Tuhan akan menuntun setiap langkahku. Tuhan akan melindungiku. Kebaikan dan kasih Tuhan akan melingkupiku. Dan saya sangat bersemangat sekali hari ini. Tapi dalam menjalani hari mungkin terlintas dalam pikiran kita, “ahhh…saya tidak akan berhasil hari ini.” Kita perlu berani untuk menentang hal itu dan percaya bahwa Tuhan menginginkan yang terbaik untuk kita. Kalau yang terlintas dalam pikiran adalah “Ahhh….saya punya banyak sekali masalah. Usaha saya dalam goncangan. Kesehatan saya tidak baik. Bagaimana kita bisa mengharapkan sesuatu yang baik terjadi?? Dalam injil hari ini, saat Yesus ditanya, sedikit sajakah orang yang diselamatkan? Yesus tidak mengatakan, “Ya, makanya tidak ada harapan untukmu.” Tetapi Yesus berkata, “Berjuanglah….”. Berarti kita punya harapan untuk diselamatkan, asal kita mau berjuang…asal kita mau berusaha. Kita punya harapan setiap hari….harapan yang baru setiap pagi adalah anugerah yang Tuhan berikan untuk kita “berjuang” dalam hidup kita…Dan semua terserah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mengisi hari baru dengan pikiran-pikiran positif, dengan harapan-harapan baru dalam Tuhan….atau kita jalani hari dengan pikiranpikiran negatif. Mari kita mengisi hidup kita dengan pikiran-pikiran yang positif, agar kita bisa memandang setiap hari sebagai hari baru yang penuh harapan dan “berjuang” dalam pertolonganNya. Nathasa 28 Fresh JUICE ! Vol. 11/2010 Kamis, 28 Oktober 2010 : Kamu adalah saudaraku !! Ef. 2 : 19 – 22 Luk. 6 : 12 - 16 St. Simon dan Yudas, Rasul Ef. 2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah. Senang plus terharu, itu perasaan yang aku alami pada tahun 2001 - ketika aku bisa di terima di salah satu SMA favorit di Jawa Tengah. Senang karena bisa diterima dari sekian banyak teman lain yang daftar, terharu karena waktu itu aku hanya daftar satu sekolah itu saja, dan pada akhirnya doaku terkabul. Pertama kali masuk SMA itu, ternyata aku bertemu dengan beberapa teman lain dari berbagai provinsii di Indonesia – dari yang ngomongnya loe..loe…guwe…guwe sampai yang medok jawanya masih kentel banget. Komplit dach semua, kaya miniatur mini dari Indonesia. Nach, karena sekolah itu mewajibkan semua muridnya tinggal di asrama – sempat muncul rasa khawatir juga dalam diri aku. Wah, gimana ntar harus cuci sendiri; makan makanan asrama yang mungkin gak aku sukain, terus bangun pagi-pagi, pokoknya semua dah teratur programnya!! Apalagi waktu itu aku orangnya pemalu, minder, pokoknya takut untuk bersosialisasi (kalau sekarang, udah gak sich ..he..he..!!). Seiring berjalannya waktu, ternyata dugaanku meleset jauh. Melalui hidup bersama dalam asrama, aku jadi merasa sebagai satu saudara dengan mereka – udah kaya keluarga sendiri. Makan berenam satu meja, dengan menu yang sudah disediakan dan harus di bagi rata, tidur bareng dalam satu unit (1 ruangan – 20 orang), belajar bareng pada jam yang sudah ditentukan, sampe cabut bareng-bareng dari asrama (oh, kalau yang ini jangan ditiru y??) – membuat perbedaan itu semakin tidak kelihatan. Teman dari Papua, Batak, Jakarta, Jawa, dsb sekarang melebur jadi keluarga besar SMA PL van Lith. Aku sendiri juga akhirnya gak merasa terasing lagi, seperti seorang pendatang yang datang dari desa. Dalam bacaan hari ini, Yesus mengatakan bahwa kita bukan lagi orang asing dan pendatang. Kita semua sudah dikumpulkan sebagai satu kawanan anggota keluarga Allah. Dia mengumpulkan kita sebagai satu saudara seiman dalam kasih persaudaraan. Jika selama ini kita masih merasa asing, karena kita harus berkumpul dengan orangorang baru yang bukan berasal dari satu daerah atau latar belakang – it’s big mistake ! Tuhan kita adalah Tuhan yang luar biasa – bayangin aja Dia bisa mengumpulkan kita dari berbagai daerah dan latar belakang untuk datang kepada-Nya. Tidak ada istilah lagi, bahwa kita merasa terasing di komunitas ini, perkumpulan doa itu, atau kelompokkelompok kategorial lain dalam gerejaNya. Asal fokus utama kita adalah melayani Dia dan turut perintahNya, maka segala hal yang menghambat kita untuk bersatu akan dipatahkan dalam kuasa namaNya. Seperti pengalaman aku pada cerita di atas, jika fokusku hanya tertuju bagaimana aku nanti bisa bersosialisasi dengan teman-teman yang baru, bagaimana kalau aku yang paling pendiam di antara mereka, dsb – maka aku tidak akan bertumbuh dan tetap jadi orang yang merasa minder terus. Tapi, kalau fokusku untuk study sungguh-sungguh, maka Tuhan sendiri yang akan melengkapi hal-hal lainnya yang aku perlukan dan mendukung hidupku di sekolah dan asrama tersebut. Jadi, percayakan Dia untuk “merangkai” perjalanan hidup anda !! Jangan takut ketika anda harus berada di suatu lingkungan yang baru, karena Dia akan bekerja dengan caraNya sehingga anda merasa nyaman berada di lingkungan tersebut. Kita bukan lagi membawa status sebagai seorang pendatang, melainkan Dia telah ubah status kita menjadi satu keluarga kudus di dalam kerajaan-Nya !! So, come to Him …!! Kris Vol. 11/2010 Fresh JUICE ! 29 Jumat, 29 Oktober 2010 : Daftar Belanja Flp. 1 : 1 – 11 Luk. 14 : 1—6 Luk 14:6 “Mereka tidak sanggup membantahnya.” Biasanya kami bergiliran untuk pergi belanja mingguan dan biasanya akan makan waktu lebih dari tiga jam. Bukan karena banyaknya barang dan kebutuhan mingguan yang harus dibeli tetapi lebih karena banyaknya waktu yang dihabiskan untuk memilih. Mau beli beras ada puluhan merek beras dengan berbagai ukuran kemasan, demikian pun kalau mau beli sabun mandi, sabun cuci, shampoo, keju, susu dan lain lain. Karena itu, supaya jangan menghabiskan waktu terlalu lama dalam kebingungan, kita harus siapkan daftar belanja dan berusaha untuk tidak tergoda untuk membeli barang lain di luar daftar belanja. Daftar belanja menjadi panduan mutlak, mungkin hampir setara dengan Kitab Suci, kalau diikuti pasti tidak akan membingungkan tapi kalau tidak diikuti niscaya kita akan kebingungan, seperti tersesat. Hari ini kita mendengar Yesus yang mendebat orang-orang Farisi dan ahli taurat. Farisi dan ahli Taurat adalah dua kelompok yang cukup unik dalam mempraketkkan ajaran iman Yahudi. Kelompok Farisi adalah kelompok religious yang mempraktekkan adat istiadat saleh Yahudi yang tidak tertulis; contohnya ritus mencuci tangan sebelum makan, membasuh kaki sebelum masuk rumah orang, pantang dan puasa dan lainlain. Sedangkan kelompok ahli Taurat adalah golongan Brahma-nya orang Yahudi, atau dikenal dengan sebutan kaum Suku Levi yang dengan sangat ketat mentaati Hukum Musa yang tertulis dalam Lima Kitab Musa. Kedua kelompok ini sangat taat mengikuti apa yang mereka imani, sampai-sampai lupa akan dasar utama iman mereka yaitu “pengetahuan akan Allah.” Mereka lupa terhadap fungsi hukum dan aturan sebagai alat untuk membantu agar kita dapat mengasihi Allah dan manusia secara benar. Ketika Yesus menyembuhkan orang sakit pada Hari Sabat, orang Farisi dan ahli Taurat, tidak bisa melarang atau membantahnya karena apa yang Yesus buat adalah cerminan pengetahuannya akan kasih Allah untuk manusia. Yesus tahu apa yang ia buat akan membuat orang Farisi dan ahli Taurat protes, tetapi apa yang Yesus buat tidak bisa dibantah karena dia tahu betul apa yang diperbuat-Nya. Apa aplikasinya untuk kita? Kembali ke contoh berbelanja tadi. Kita hidup di dunia yang menawarkan banyak pilihan, maksud saya adalah tentang pilihan untuk mencapai hidup sukese, bahagia dan masuk surga. Ada banyak agama, banyak dukun di sana sini, peramal nasib, feng-shui, macam-macam. Seringkali kita sebagai pengikut Kristus menjadi bingung, situasinya seperti di Shopping Centre, banyak tawaran yang bagus-bagus. Sebagai pengkikut Kristus, kita sudah dibekali dengan Kitab Suci dan Magisterium Gereja. Kita adalah Israel baru yang bukan hanya hidup mengikuti Kitab Suci seperti ahli Taurat dulu tetapi juga mengikuti tradisi yang diajarkan Magisterium Gereja seperti orang Farisi di zaman Yesus. Setialah kepada keduanya, tidak ada ajaran lain selengkap ajaran iman kita ini, niscaya kita bisa lebih tenang dan pasti menhayati hidup sesuai dengan ajaran Kasih Tuhan. Fr. Wenz, MGL 30 Fresh JUICE ! Vol. 11/2010 Sabtu, 30 Oktober 2010 : “Merendah itu indah” Flp. 1 : 18b – 26 Luk. 14 : 1. 7 - 11 St. Marcellus, Martir Luk 14:11 Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” Di pertengahan tahun 2010 ini, bangsa Indonesia kehilangan salah seorang putra terbaiknya – yang juga mantan presiden RI yang ke-4. Ya, siapa lagi kalo bukan KH. Abdurahman Wahid atau yang akrab disapa dengan Gus Dur. Berita kepergian beliau tidak hanya membuat kaget dan sedih bangsa Indonesia saja lho, para kerabat serta kolega – kolega Gus Dur dari berbagai dunia pun merasakan kehilangan sosok pemimpin yang nasionalis, murah senyum, serta apa adanya ini. Walaupun dalam kondisi yang tidak sempurna di salah satu bagian tubuhnya, Gus Dur mampu membawa perubahan yang berarti dalam sistem reformasi di Indonesia. Salah satu yang dirasakan hingga saat ini adalah, penetapan hari raya Imlek (tahun baru Cina) sebagai hari libur nasional. Sekarang, warga tionghoa sudah tidak takut lagi untuk menampilkan jati diri serta kesenian khas dari China seperti barongsai, lampion, dll. Gus Dur membawa suatu perubahan dalam hal rasa saling toleransi antar keanekaragaman suku, agama, dan budaya yang ada di Indonesia. Nah, salah satu kalimat yang pasti masing sering terlintas di pikiran kita yaitu, “Gitu aja kok repot !!” Sebuah slogan yang nyeleneh, tapi membawa makna yang dalam sekali bagi beberapa orang. Gus Dur mengajak kita supaya gak usah neka-neko alias muluk-muluk dalam menghadapi suatu persoalan. Kalau masalah itu dapat diselesaikan dengan cepat, tanpa panjang lebar – ngapain harus dibuat lama, - kurang lebih itu yang ingin disampaikan Gus Dur lewat slogannya tersebut. Dalam kapasitas beliau sebagai presiden, ia juga tidak malu atau minder ketika harus menemui wartawan atau bahkan orang penting dengan hanya mengenakan celana pendek. Ada cerita juga yang menyebutkan, bahwa ketika ia hendak ke luar negeri, Gus Dur membawa buah tangan/oleh – oleh yang dibungkus dengan kardus ala kadarnya (seperti bawaan orang mudik). Sebagai rakyat biasa, kadang kita berpikir “ada juga Presiden yang nyeleneh kaya dia ini!” Melalui kisah di atas, dalam hidup keseharian kita sebagai anak-anak Tuhan hendaknya kita pun meneladani sikap rendah hati yang ada pada sosok seorang Gus Dur tersebut. Sebagai kepala Negara, ia tidak harus merasa diperlakukan secara spesial. Ia tampil seperti rakyat pada umumnya, sehingga ia bisa merasakan juga apa yang dialami oleh rakyatnya. Dalam hal melayani Tuhan, apakah kita sudah belajar untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan dan sesama kita ?? Apakah kita masih menganggap bahwa akulah yang membuat persekutuan doa malam ini berjalan meriah, karena lagu-lagu yang aku bawakan ? Atau mungkin kita merasa lebih hebat dari sesama kita, dengan talenta yang mungkin Tuhan kasih amat sangat terlalu banyak untuk kita ?? Jika jawabannya belum, mari dari hari ke hari kita belajar kepada sang Guru Kebijaksanaan sejati. Karena barangsiapa yang merendahkan diri dan berserah kepadaNya, maka Ia sendiri yang akan meninggikan dan melengkapi kita semua dengan talenta dan berkat yang tak pernah berkesudahan. SEMOGA !! Kris Vol. 11/2010 Fresh JUICE ! 31 Minggu, 31 Oktober 2010 : Panjatlah Pohon… Keb. 11 : 22—12 : 2 2 Tes. 1 : 11—2 : 2 Luk. 19 : 1—10 HARI MINGGU BIASA XXXI St. Bruder Alfonsus Rodriguez Luk 19:1-10 “Putera Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” Tidak mudah membuat manusia mengerti betapa besar kasih Allah kepadanya, tetapi orang yang di dalam hatinya memiliki rasa haus akan kedamaian akan dituntun untuk menemukan Allah dan beroleh pengenalan akan kebesaran kasihNya. Ketika Yesus berjalan melintasi kota Yerikho, bukan tanpa sengaja Ia melewati tempat dimana ada Zakheus, karena pandangan kasih Tuhan selalu tertuju pada jiwa-jiwa yang hilang. Dalam kelimpahan harta duniawi, Zakheus yang tampak bahagia sebenarnya hilang dari kasih Allah yang mendamaikan hatinya. Di tengah saudara sebangsanya ia dimusuhi dan dijauhi sebagai orang berdosa. Hidup Zakheus semakin menyedihkan tanpa kasih persaudaraan dari sesamanya. Lalu ketika Zakheus ingin melihat Yesus, siapa yang peduli dan iba hati untuk membantunya karena tubuhnya pendek? Tidak seorangpun. Tetapi Yesus melihatnya. Bukan saja saat ia memanjat pohon, tapi sampai ke lubuk hatinya. Yesus melihat kerinduan Zakheus yang besar untuk bertemu dengan-Nya. Tanpa menunggu lebih lama, Yesus memanggil nama Zakheus, menyuruh ia datang pada Yesus untuk membawa Yesus tinggal di rumahnya. Kebahagiaan yang Zakheus rasakan saat itu, siapa yang bisa mengukurnya? Sehingga ia pun jadinya tidak segansegan berjanji pada Yesus untuk memberikan sebagian besar dari hartanya kepada orang miskin dan orang yang pernah ia peras. Zakheus lalu mengerti bahwa kehadiran Tuhan dalam rumahnya adalah harta yang sesungguhnya. Tuhan yang ia rindukan telah datang, memanggil namanya, bertemu dengannya dan menumpang di rumahnya. Sekarang ia memiliki gambaran yang jelas akan besarnya kasih Tuhan kepadanya. Memang benar Zakheus yang bersusah payah memanjat pohon untuk melihat Yesus, tetapi Yesus yang terlebih dulu melihatnya; ia yang mencari Tuhan, tetapi ia yang telah ditemukan kembali. Banyak orang yang tampaknya bahagia dengan hidupnya tetapi ternyata sebaliknya. Dalam kesibukan melakukan aktivitas Gerejawi, tidak sedikit orang yang merasakan kekeringan. Ketika kedamaian hilang dari hati anda, saatnya untuk mengambil waktu sejenak untuk “memanjat pohon”. Biarkan diri anda ditemukan kembali oleh Yesus, karena Ia tidak pernah berlambat. Sr. Linda 32 Fresh JUICE ! Vol. 11/2010