Daily Fresh Juice

advertisement
Fresh JUICE ! refresh your soul
Sapaan Fresh
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr
Penasihat : Herry Respatia
Pemimpin Umum : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Herry Respatia,
Yovie
Penulis :Nathasa, Herry, Lulu, Adhi,
Martina, Agatha, Fransiska, Hanz,
Franky, Yovie, Bro.Vincent MGL,
Ardhi, Jeff, Bro. Martin MGL, Rina,
Rm. Jopeph, MGL, Bro Wenz MGL,
Sr. Linda
Langganan & Marketing Iklan :
Jeff Kristianto (HP. 081 897 7018)
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Seluruh hasil Fresh Juice akan
disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul
Sumbangan dapat disalurkan ke :
Bank BCA
A/C No. 611 033 7785
An. Flora Ida W
Harap sms / telpon
0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by :
Vol. 11/2010
www.DOJCC.com
JUICE !
Selamat berjumpa lagi,
Apa kabar semua? Semoga semua dalam
keadaan baik dan sehat…
Sekarang kita memasuki bulan Oktober,
kalau orang dulu bilang, bulan-bulan
yang berakhiran dengan “er” menandakan bulan-bulan musim hujan.
Tapi mungkin pada zaman sekarang ini,
tidak bisa dipastikan seperti itu ya…sekarang cuaca benar-benar tidak dapat
ditebak. Kadang panas, kadang hujan…
Musim hujan, mungkin menyenangkan
bagi sebagian orang, misalnya suhu
udara jadi dingin dan nyaman, serasa
di pegunungan. Dan setelah hujan mulai
berhenti, lalu muncul matahari pasti kita
bisa melihat pelangi. Pelangi itu sangat
indah…Coba bayangkan dari pantulan
sinar matahari terhadap titik-titik air hujan,
bisa muncul warna-warna yang begitu indah…Tuhan itu Maha Kuasa…
Pelangi juga seringkali diibaratkan suatu
harapan baru, setelah hujan lewat muncul pelangi. Setelah cobaan lewat muncul
harapan baru yang lebih baik.
Seperti Nabi Nuh yang melihat pelangi
setelah bencana melanda, sebagai perjanjian antara Tuhan dan manusia…kita
pun percaya bahwa setiap hal yang kita
alami dalam hidup selalu ada hikmahnya
dan selalu ada pelangi seperti yang Tuhan janjikan. Semoga Fresh Juice dapat
membantu kita semua untuk menemukan
pelangi-pelangi dalam hidup kita.
Salam Fresh Juice
Nathasa
Fresh JUICE ! 1
Jumat,1 Oktober 2010 : Memahami Kasih Allah ...
Ayb. 38 : 1. 12 – 21 ; 40 : 3 - 5
Luk. 10 : 13 - 16
Sta. Theresia dari Kanak-kanak
Yesus, Perawan dan Pelindung Karya
Misi. St. Remigius, Uskup.
Lukas 10:13-16 : “Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika
di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu,
sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Akan tetapi pada waktu penghakiman,
tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan
diturunkan sampai ke dunia orang mati! Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa
menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”
Pada umumnya ketika orang mendengarkan ada Misa Penyembuhan atau mendengar kata-kata mujizat, orang akan berbondong-bondong untuk datang. Memang bukan hal yang aneh. 100% normal. Setiap manusia berkeinginan untuk mencari mujizat
dalam hidupnya. Entah itu mujizat untuk minta disembuhkan. Mujizat untuk mendapatkan hidup yang lebih baik. Mujizat agar bisnis lancar. Atau mujizat-mujizat lainnya.
Namun yang salah adalah ketika kita terpaku pada mujizat dan pada saat kita tak
mendapatkannya lalu kita kehilangan iman kita akan Tuhan. Kita menjadi goyah apakah Tuhan benar-benar ada. Apakah Tuhan masih bekerja hingga hari ini. Dan kita pun
menjadi bimbang bahkan tak kerap meninggalkan Tuhan.
Inilah juga yang terjadi pada 3 (tiga) kota tersebut yaitu Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum. Berlimpahnya mukjizat di Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum masih belum cukup untuk bisa meyakinkan penduduknya agar bertobat. Ketiga nama kota itu mungkin
bisa menjadi simbol “nama-nama” wilayah hidup kita yang masih belum mau sungguh
percaya akan Tuhan. Ketiga kota itu mungkin menjadi gambaran perjalanan iman kita
yang kerap hanya mencari “Kehebatan” Tuhan namun kita tak mau mengenal Tuhan
lebih dalam lagi. Hanya mencari “BERKAT”-Nya namun saat kita jatuh dalam pencobaan, kita meninggalkanNya.
Beriman kepadaNYA artinya dalam segala keadaan apapun, suka dan duka, kita tetap
percaya Tuhan ‘kan tetap setia menemani kita.
Beriman kepadaNYA artinya sekalipun kita tak mengalami mujizat pun, kita tetap percaya bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk hidup kita.
Beriman kepadaNYA artinya saat dunia dan orang di sekitar mengecewakan kita, kita
tahu bahwa Yesus selalu mengasihi kita.
Beriman kepadaNYA artinya percaya bahwa sesuatu ‘kan terjadi pada hidup kita, walaupun kita belum melihatnya, namun percaya suatu saat kan indah pada waktuNYA
Yovie
2
Fresh JUICE !
Vol. 11/2010
Sabtu, 2 Oktober 2010 : 5 Why : Balita dan Bisnis
Ayb. 34 : 1 – 3. 5 - 6. 12 - 17
Mat. 18 : 1 - 5. 10
Pesta Para Malaikat Pelindung. St.
Leger/Ludger, Martir
Matius 18:1-5, 10
“Sedangkan barangsiapa merendahkan diri
dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang
terbesar dalam Kerajaan Sorga” –
Anak kecil memang menggemaskan, terutama ketika masih bayi. Orang dewasa jadi
bertingkah konyol ketika berusaha menghibur
bayi. Ketika bayi mulai membesar, ia semakin
menggemaskan dengan tingkah laku nya.
Melihat anak dibawah lima tahun memang
menyenangkan, tapi ketika mereka mulai banyak tanya, bagi saya itu kadang tidak menyenangkan. Semua ingin ditanya, dan kadang
saya berfikir pertanyaannya terlalu dibuat
buat. Sudah dijawab pertanyaannya, masih
ditanya lagi ,” Mengapa begitu?”, dijawab
dengan baik, kembali lagi ditanya “Mengapa
begitu?”, kadang lebih dari 5 kali. 5 Why. “Mengapa?”
Kadang habis kesabaran kita dan kita berteriak,”Bisa diam ngak sih ?”. Menurut psikolog
anak, hal itu tidak baik dan membuat anak menjadi frustasi, di usia 5-6 tahun memang
masa banyak bertanya. Itu adalah masa yang normal.
Tahun lalu, saya mengikuti pelatihan Manajemen Produksi “Toyota Way”. Tentang
bagaimana mengelola produksi mengikuti cara efisien Toyota. Cara ini sudah menjadi
acuan bagi dunia business dan industri. Salah satu teknik yang diajarkan adalah “5
Why”. Lima kali bertanya “Mengapa” ketika kita harus mencari akar permasalahan.
Cara ini sangat efektif untuk membongkar kesalahan produksi yang terus berulang.
Misalnya bila ketika melihat ada karyawan memotong bagian ujung dari plastik kemasan yang dikemas, ditanya,”Mengapa harus dipotong? (Why1)”, mungkin dijawab
“Karena plastik kebesaran, pak. Ditanya lagi “Mengapa beli yang kebesaran? (Why2),
mungkin dijawab lagi,”karena hanya ada ukuran ini di gudang:. “Mengapa tidak ada
ukuran yg lebih kecil (Why3), “karena bagian pembelian tidak tahu ukuran barang
yang diproduksi.”. Kembali kita tanya,”Lho, kok bisa tidak tahu?” (Why 4), dijawab “Iya
karena bagian desainer tidak memberikan ukuran yang pasti”. “Mengapa tidak ada
pemberitahuan?” (Why 5), dan selanjutnya. Dengan 5 kali bertanya kita bisa mengetahui akar masalah, dan menghemat waktu yang digunakan untuk memotong kelebihan
plastik. Juga menghemat biaya, karena plastik kecil pasti lebih murah dari plastik yang
kebesaran.
Terkadang tanpa sadar, anak kecil memberi kita pelajaran berharga. Kepolosan, kejujuran mereka, menjadi cermin bagi kita. Tanpa sadar, ada nasihat bisnis dalam pertanyaan anak anak. Dengan banyak bertanya kita akan lebih mengenal bisnis kita,
dengan banyak berkomunikasi dengan Tuhan dalam kepolosan dan kejujuran membuat kita mengenal Tuhan lebih dalam lagi.
(jeff)
Vol. 11/2010
Fresh JUICE ! 3
Minggu, 3 Oktober 2010 : “Iman yang teguh”
Ibr. 1 : 2—3 ; 2 : 2 - 4
2 Tim. 1 : 6—8. 13—14
Luk. 17 : 5—10
HARI MINGGU BIASA XXVII St. Fransiskus Borgia. St. Ewaldus bersaudara
Lukas 17:6
“Jawab Tuhan, “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu
dapat berkata kepada pohon ara ini; Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam
laut, dan ia akan taat kepadamu.”
Beberapa minggu yang lalu, aku pergi ke Rumah Sakit mengunjungi seorang Ibu yang
sakit. Dia berasal Paroki di mana aku bekerja. Ibu itu sudah berada di Rumah Sakit itu
selama lebih dari tiga bulan. Karena waktu yang begitu lama, Ibu itu sudah sangat
merindukan untuk kembali rumah tempat tinggalnya. Namun demikian, Ibu itu belum
diperbolehkan karena keadaannya yang belum pulih seratus persen. Dia begitu lemah
dan merasakan sakit di seluruh tubuhnya sampai-sampai Ibu itu tidak bisa berjalan.
Karena itu Ibu itu hanya bisa berbaring di tempat tidurnya sambil membagikan pengalamannya selama dia berada di Rumah Sakit.
Dalam sharing pengalamannya itu, Ibu itu mengatakan, “Hidup ini memang sungguh
indah sewaktu kita masih muda atau dalam keadaan yang sehat rohani dan jasmani.
Tetapi kalau sudah mengalami situasi seperti aku ini, hidup terasa hampa. Namun,
aku bersyukur karena Tuhan yang kita sembah. Hanya Dialah yang membuat segala
sesuatu menjadi mungkin. Karena itu kita harus sungguh percaya kepada Tuhan. Aku
percaya bahwa suatu saat aku akan menjadi sembuh.”
Mendengar perkataan itu aku sungguh heran dan seakan dikuatkan. Dengan melihat
keadaan Ibu itu yang sangat menderita sakit dengan badannya yang lemah tak berdaya. Namun demikian Ibu itu masih berpegang teguh pada imannya kepada Tuhan
kita. Ibu itu percaya bahwa dengan imannya itu semuanya akan terjadi. Karena bagi
Allah segala sesuatu menjadi “mungkin.” Seperti yang dikatakan Tuhan sendiri dalam
Injil hari ini, “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu berkata kepada pohon ara itu: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan
ia akan taat kepadamu.”
Marilah kita berdoa agar iman yang diberikan Tuhan semakin diperkaya dan dikuatkan
dengan Roh-Nya.
Rm. Joseph, MGL
4
Fresh JUICE !
Vol. 11/2010
Senin, 4 Oktober 2010 : Kepedulian pada Sesama
Gal. 1 : 6 – 12
Luk. 10 : 25 - 37
St. Fransiskus Asisi. St. Kuintinus, Martir
Luk 10 : 27
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu
dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri
Hari ini kita memperingati pesta Santo Fransiskus Asisi, salah seorang yang hebat yang
pernah dimiliki Gereja. Beliau adalah pendiri ordo Fransiskan dan merupakan santo
pelindung hewan, pedagang dan lingkungan. Fransiskus dilahirkan di kota Asisi, Italia,
tahun 1181. Orang tua Fransiskus adalah orang berada saat itu. Ayahnya adalah pedagang kain yang sukses. Masa muda Fransiskus dihabiskan dengan berfoya-foya menghabiskan harta ayahnya ketimbang belajar. Titik balik hidupnya saat ia menyaksikan
bangunan gereja kecil yang rusak. Ia dengar Yesus berkata kepadanya, “Fransiskus,
perbaikilah Gereja-Ku yang rusak !”
Ia pergi menjual kain-kain yang dimiliki ayahnya, lalu uang yang diperoleh digunakan
untuk membangun gereja yang rusak. Sang ayah marah besar ketika mengetahui hal
tsb dan mengurungnya dalam kamar. Dengan bantuan ibunya, Fransiskus berhasil melarikan diri, dan menemui Uskup Guido, di kota Roma, dan ia pun menjadi biarawan.
Fransiskus bersedia meninggalkan segala kemapanan dan harta yang dimilikinya untuk
mengikuti Yesus yang hina dina. Semangatnya untuk berkorban bagi orang banyak ini
pun diikuti oleh banyak pengikutnya yang sampai sekarang tergabung dalam ordo
Fransiskan (OFM).
Semangat berkorban ini pun dapat kita lihat pada kisah orang Samaria yang baik hati.
Ia bertemu dengan orang yang terluka parah di pinggir jalan. Orang Samaria ini tentu
nya juga sedang melakukan perjalanan. Namun alih-alih buru-buru pergi agar pekerjaannya cepat selesai, ia malah berhenti dan berusaha memberi pertolongan pertama
lalu membawanya ke penginapan. Bukan hanya memberi tenaga, ia pun turut memberi hartanya bagi pengobatan sang korban, dan berusaha memastikan agar pemilik
penginapan memberi perawatan yang terbaik baginya.
Bagaimanakah sikap hidup kita selama ini ? Sudahkah kita memiliki belas kasih seperti
Santo Fransiskus dan orang Samaria tsb ? Sudahkah kita memiliki empati dan kepedulian
kepada sesama ? Saat ada yang membutuhkan bantuan, tergerakkah hati kita untuk
membantu atau hanya bersikap acuh tak acuh ? Saat ada sahabat yang dilanda kesedihan, sudahkah kita bersedia mendengarkan keluh kesahnya ?
Agatha
Vol. 11/2010
Fresh JUICE ! 5
Selasa, 5 Oktober 2010 : Pilihan Yang Terbaik
Gal. 1 : 13 – 24
Luk. 10 : 38 - 42
Sta. Anna Maria Gallo
Luk. 10: 41-42
Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri
dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
Seringkali kita mendengar kisah Maria dan Marta. Kadangkala kita terjebak ke dalam
tafsir murahan. Contohnya adalah yang menafsirkan Marta yang terlalu sibuk dengan
urusan-urusan duniawi dan lupa berdoa. Sedangkan Maria lebih suka berdoa dengan
duduk di kaki Yesus dan mendengarkan firmanNya. Tafsiran di atas sangatlah dangkal.
Kalau kita merenungkan lebih dalam, Tuhan mau berbicara lebih melalui perikop tersebut.
Darimana kita tahu kalau Marta tidak berdoa dan hanya sibuk dengan pelayanan? Hal
tersebut tidak dikatakan dalam Injil. Darimana kita tahu kalau Maria hanya berdoa dan
tidak sibuk melakukan pelayanan?
Yang menjadi titik permenungan hari ini adalah tentang pilihan. Maria memilih yang terbaik dan apa yang dipilihnya tidak akan diambil daripadanya, alias Tuhan Yesus merestui pilihannya tersebut. Maria memilih untuk duduk di kaki Yesus dan mendengarkan
setiap perkataan yang keluar dari mulut Yesus. Ini membuat hati Maria begitu bahagia
dan damai. Tidak dikatakan juga bahwa Maria tidak melakukan pelayanan.
Bunda Maria juga tahu bahwa apa yang telah dipilihnya adalah tepat. Bunda Maria tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ketika Tuhan datang mengunjunginya. Mungkin
kesempatan lain tidak akan datang lagi. Kalau kita melihat dan merenungkan seluruh
Injil, Maria selalu tahu memilih yang terbaik karena dia dekat dengan Yesus, anakNya
sendiri. Contohnya banyak, seperti mukjizat air menjadi anggur di pernikahan di Kana,
Yesus membangkitkan Lazarus, Yesus menyembuhkan ibu Petrus dan lain sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-sehari kita sering dihadapkan kepada pilihan. Injil hari ini
mengajak kita untuk memilih yang terbaik. Pilihan yang tebaik selalu dibawa dalam
doa dan Tuhan pasti akan merestui pilihan kita. Berdoa dan pelayanan sama-sama
baiknya. Berdoa sebelum pelayanan sangatlah penting. Pelayanan adalah buah dari
doa yang kusuk dengan Tuhan. Jadi, janganlah sia-siakan kesempatan ketika Tuhan
hadir dan datang di dalam Ekaristi ataupun di dalam Sakramen MahaKudus.
Setelah kita memilih, marilah kita serahkan pilihan kita kepada Tuhan, entah itu memilih
untuk melakukan kegiatan berdoa ataupun pelayanan.
Fr. Vincent,MGL
6
Fresh JUICE !
Vol. 11/2010
Rabu, 6 Oktober 2010: Menyapa Tuhan .
Gal. 2 : 1 – 2. 7 - 14
Luk. 11 : 1 - 4
St. Bruna
Luk 11:2
Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu.
Rupanya cara atau gaya doa Yesus menarik perhatian orang. Sampai-sampai seorang
muridNya meminta Dia untuk mengajar berdoa. Dalam teks memang tidak disebutkan secara detail. Saya membayangkan Yesus berdoa seperti orang bercakap-cakap
dengan teman akrab. Mungkin cara yang tidak biasa digunakan saat itu. Orang belum mengenal Tuhan sebagai Bapa yang dekat. Sehingga bingung harus bagaimana
berdoa.
Namun ternyata sampai sekarang, perkataan itu masih ditanyakan orang. Bagaimana
saya harus berdoa? Apa yang harus saya katakan. Berdoa kepada Bapa atau kepada
Yesus atau Roh Kudus?
Banyak orang belum mengenal Bapanya yang di surga. Sehingga untuk bercakapcakap dengan Bapa, serasa akan bertemu dengan tamu agung yang tidak kita kenal.
Kita bingung mau bilang apa, enggan, sungkan, terlalu bertele-tele, dan lain lain.
Jadi, bagaimana harus berdoa? Saat berdoa bayangkan kita
akan bertemu Bapa yang baik, yang ingin agar kita menyapaNya. Mungkin seperti saat kita berjumpa teman yang sudah
lama tidak bertemu, tentu ada banyak hal yang ingin kita sampaikan.
Yesus mengajarkan doa yang sederhana dan to the point namun tidak meninggalkan rasa hormat pada Bapa. Bayak hal
bisa dipelajari dari doa Bapa kami ini. Tuhan Yesus tidak tanpa
maksud mengajarkannya pada kita.
Siska
Vol. 11/2010
Fresh JUICE ! 7
Kamis, 7 Oktober 2010 : Mintalah, carilah dan ketoklah
Gal. 3 : 1 – 5
Luk. 11 : 5 - 13
Sta. Perawan Maria Ratu Rosario
Luk. 11:9b.
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengajarkan dan memberi kita jalan menuju kesuksesan, kesejahteraan dan kemakmuran. Kita diajarkan untuk berusaha dan bertindak,
bukan hanya menunggu atau menanti belas kasihan orang lain. Ada tiga hal penting
yang mesti kita jalankan seperti yang diajarkan oleh Yesus dalam bacaan Injil hari ini,
yakni; mintalah, carilah dan ketoklah (Luk.11:9b). Ketiga hal yang ajarkan Yesus ini harus diaktulisasikan dalam tindakan nyata. Bila kita serius menjalankan ketiga hal ini, dijamin kita akan sukses karena Tuhan tidak pernah menyia-nyiakan terhadap apa yang
kita lakukan atau usahakan. Asalkan kita berdoa, percaya dan bergantung pada-NYA
serta mentaati perintah-perintah-NYA. Tuhan selalu menghargai setiap perjuangan kita
seperti apa yang disabdakan oleh Yesus dalam bacaan Injil hari ini, yakni “jika kamu
yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di Sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta
kepada-NYA” (Luk. 11:13).
Tuhan tahu benar apa yang diharapkan dan dibutuhkan oleh setiap anak-anak-NYA. Ia
tidak pernah membatalkan apa yang Ia janjikan kepada kita. Segala apa yang diberikannya tepat pada waktunya. Namun banyak anak Tuhan yang kurang percaya dan
meremehkan serta kecewa terhadap apa yang Tuhan janjikan. Dan akhirnya mereka
pun hanya mengikuti kata hatinya dan bahkan pergi meninggalkan Tuhan. Dan Kisah
tentang seorang anak muda yang mengharapkan kado istimewa dari seorang ayah
pada hari wisudanya, selalu diperdengarkan kepada kita. Dimana, anak muda itu sangat kecewa dan sakit hati terhadap apa yang diberikan ayahnya, yang walaupun dia
tidak tahu isi dibalik kado Alkitab tersebut. Padahal dibalik Alkitab tersebut ada kunci
mobil yang sangat dia idamkan. Lalu bagaimana dengan kisah kita? Apakah kita kecewa dengan apa yang Tuhan berikan kepada kita? Sadarkah kita bahwa Tuhan memberikan segala sesuatu kepada kita dengan cuma-cuma alias gratis? Sejauh manakah
kita mengenal Tuhan? Perlu kita ketahui bahwa kita tidak bisa menebak pikiran Tuhan. Namun yang pasti bahwa Ia sudah merancang kita sebelum kita berada dalam
kandungan ibu. Tugas kita adalah percaya dan mentaati perintah-perintahNYA.
Hanz
8
Fresh JUICE !
Vol. 11/2010
Jumat, 8 Oktober 2010 : Kuasa Yesus
Gal. 3 : 7 – 14
Luk. 11 : 15 -26
Simeon Tokoh Israel Sejati. St.
Sergius dan Bakhus, Martir
Luk 11:23
“Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama
Aku, ia mencerai-beraikan.”
Seringkali ketika kita sudah berusaha sekuat tenaga untuk berbuat baik pada orang,
atau bekerja sebaik mungkin atau membuat karya amal dan seterusnya, masih ada
saja kritik yang menyakitkan. Sebagai manusia, Yesus pun menerima kritik seperti ini.
Bayangkan saja, sudah capek-capek keliling daerah Galilea, jalan kaki, kepanasan dan
kehausan, menyembuhkan orang, tetapi yang diterima malah kritik dan disepelekan.
Yesus dituduh menggunakan ilmu hitam untuk untuk mengusir setan. Yesus disamakan
dengan dukun. Jadi sangat masuk akal kalau Yesus tersinggung dan marah. Kemarahan
Yesus bukan hanya karena ia dituduh sebagai dukun, tetapi lebih karena mereka masih
tidak memiliki iman akan kuasa Allah.
Saya bertemu dengan seorang ibu yang dalam waktu yang lama dibesarkan dalam
ketakutan akan santet dan ilmu hitam. Dia berceritera bahwa hampir separuh hidupnya
dihabiskan untuk pindah dari dukun yang satu ke dukun yang lain untuk mencari peruntungan dan perlindungan. Dia tidak berasal dari keluarga Katholik, dia tidak punya
pengalaman iman akan Allah. Dia berceritera, sebelum mengenal Kristus, dia dibesarkan dengan ritus-ritus untuk melindungi diri dan harus membawa minyak ini itu atau jimat
ini itu di dalam tas, di leher, di cincin. Semuanya bertujuan untuk melindungi diri dan
keluarga. Sebelum mandi harus nyebut macam-macam, kalau mau keluar rumah harus
bawa jimat-jimat. Singkatnya, hidupnya tidak bebas, ketakutan, cemas, tidak tenang,
lalu dia mulai mencurigai semua orang.
Ketika dia mengenal Kristus dan dibaptis menjadi anggota Gereja Katholik, dia menikmati apa yang namanya kebebasan spiritual. Dia tidak perlu lagi tergantung dengan
jimat dan jampi-jampi. Dia tidak perlu lagi mencari dukun yang lebih sakti untuk perlindungan dan peruntungan. Di tasnya sekarang yang ada hanya Rosario dan Kitab Suci.
Di lehernya tergantung salib kecil sederhana. Dia benar-benar dibebaskan dari kuasa
“setan” dengan iman kepada Kristus. Sambil menikmati cappuchino kegemaranku, saya
bersyukur atas anugerah iman yang membebaskan, kini saya mengerti apa artinya “dibebaskan oleh Yesus dari kuasa setan.”
Fr. Wenz, MGL
Vol. 11/2010
Fresh JUICE ! 9
Sabtu, 9 Oktober 2010 : Persahabatan yang membahagiakan.
Gal. 3 : 22 – 29
Luk. 11 : 27 - 28
Abraham, Bapa Bangsa.
St. Yohanes Leonardi. St. Louis Bertrand, St. Dennis, Rostkus dan Eleutrius, Martir
Galatia 3:26
Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.”
Hari ini saya teringat sebuah peristiwa sewaktu kuliah. Saya dan teman-teman sedang
berada di sebuah tempat. Lonceng gereja terdengar dari kejauhan. Salah satu teman,
Sastra, nyeletuk, ’Eh, lonceng gereja. Anak-anak TK disuruh kumpul. Tina, kamu Katolik kan? Mau ibadah koq pakai lonceng, kayak ngumpulin anak-anak sekolah. Ha ha
ha.. kami terbahak-bahak. Puas tertawa, spontan saya menjawab, ‘Yah, karena bagi
Allah, semua manusia adalah anak-anak. Entah itu orang tua, orang muda, pejabat,
orang miskin, anak-anak bahkan bayi, di mata Tuhan sama. Kita semua adalah anakanakNya.’ Seketika kami terdiam. Saya juga kaget dengan jawaban yang keluar dari
mulut sendiri. Lalu teman saya yang lain berkata, ‘Iya, yaa. Kalau berurusan dengan
Tuhan, semua manusia sama!”
Santa Teresa dari Calcuta, suatu ketika membantu seorang bapak tua yang dipungut
dari tong sampah, Setelah dimandikan dan tersadar, bapak tua itu bertanya, ‘Mengapa engkau peduli padaku, Memsadra?’ Santa Teresa menjawab, ‘Karena engkau anak
Allah. Engkau dikasihi Allah.’ Orang itu heran, tetapi tersenyum, menutup matanya dan
menghembuskan nafas terakhir dengan senyum masih di bibirnya.
Dalam Bacaan pertama hari ini, rasul Paulus menyadarkan kita (Gal 3:23-26) dan dengan tegas mengungkapkan rahasia bahwa hanya orang yang beriman kepada Kristus sajalah yang berhak disebut anak-anak Allah. Kelihatannya tidak adil bagi mereka
yang tidak percaya kepada Kristus, bukan? Tetapi suka tidak suka, itulah kebenarannya.
Yesus bersabda, ‘Akulah jalan, kebenaran dan hidup.”
Nah lhoo, bagaimana dengan mereka yang tidak percaya kepada Kristus? Suatu hari
saya pernah memikirkan hal itu. Terbayang dalam ingatan saya, bahwa sejak kecil, bila
saya punya sahabat atau teman baik, kami akan saling mengenalkan ke orang tua
masing-masing. Hampir dipastikan orang tua kami masing-masing akan menyayangi
kami seperti anaknya. Sampai sekarang di Bali pun saya mengalami hal yang sama.
Begitu juga, Yesus adalah Putera Allah. Karena percaya kepada Kristus Yesus, kita disebut anak-anak Allah. Maka pergunakanlah hak waris Anda untuk bermurah hati kepada
orang-orang di sekitar kita yang belum mengenal Kristus agar mereka pun menjadi
anak-anak Allah. Bersahabatlah dengan mereka, bawalah mereka dalam doa-doamu,
persembahkanlah mereka kepada hati Yesus dan Bunda Maria. Maka oleh karena kasih
sayangmu itu, Bapa di surga akan berbelaskasihan kepada mereka dan menjadikan
mereka anak-anakNya seperti contoh Bunda Teresa di atas. ‘Jadikanlah semua bangsa
murid-Ku, sabda Yesus
Dunia pun akan damai karena dipenuhi oleh anak-anak Allah yang berbahagia dan
diberkati. ‘Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan
melakukannya.’ (Luk. 11:28).
Narita
10
Fresh JUICE !
Vol. 11/2010
Minggu, 10 Oktober 2010 : “Nilai dari suatu pertolongan”
2 Raj. 5 : 14—17
2 Tim. 2 : 8—13
Lukas 17:11-19
Lukas 17:17 “Lalu Yesus berkata. “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?”
Seorang teman datang untuk mensharingkan pengalamannya. Temanku begitu marah
dan menangis karena temannya tidak menolongnya ketika dia sungguh membutuhkan suatu pertolongan. Dia mengatakan dia selalu menolong mereka di saat mereka
mengalami kesulitan. Namun menyataannya terbalik, dia tidak memperoleh balasan
jasa dari temannya itu. Dia mengatakan bahwa dia tidak memaksakan mereka untuk
membantu, namun dia mengharapkan suatu pengertian dari temannya itu.
Kalau kita memikirkannya bahwa kita mengalami kenyataan ini, sekiranya sungguh menyakitkan kalau kita memikirkannya. Hal ini memang tidak adil, karena kita sungguh
berbuat baik. Namun perbuatan baik itu, bagaikan dicuri dan dibawa lari saja.
Pengalaman in juga sering terjadi dalam kehidupan kita setiap hari sebagai seorang
Katolik. Kita tahu semua bahwa kewajiban kita adalah menjalin hubungan kita dengan
Allah kita. Kita menjalin hubungan itu lewat doa dan kurban kita setiap saat. Namun
sering kali, kita berdoa ketika kita sungguh membutuhkan Tuhan, Kita berdoa karena
kita mengalami sakit. Kita berdoa ketika kita gagal dalam hal apa saja. Kita berdoa kalau kita hendak mengikuti ujian atau bepergian. Kita akan berdoa kalau kita sedih dan
frustrasi. Dan kenyataannya sering kali kita lupa kalau kita dalam keadaan yang sehat,
bahagia dan mengalami kedamaian.
Hari ini kita diingatkan oleh Yesus lewat sabdaNya yang kita dengarkan di dalam Injil. Di
sana diceriterakan tentang sepuluh orang kusta yang mengalami kesembuhan. Namun
hanya seorang yang datang dan mengucapkan syukur kepada Tuhan. Yesus berkata,
“Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Dimanakah yang sembilan orang itu?”
Pertanyaan ini Yesus juga tujukan kepada kita sekalian. Bukankah kamu telah mendapatkan berkatKu? Bukankan kamu telah memperoleh rahmat yang diminta?
Rm. Joseph, MGL
Vol. 11/2010
Fresh JUICE ! 11
Senin, 11 Oktober s 2010 : Pertobatan
Gal. 4 : 22 – 24. 26 - 27. 31 - 5 : 1
Luk. 11 : 29 -32
Luk 11 : 32
Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada disini lebih daripada Yunus
Beberapa waktu lalu,saya sedang melakukan perjalanan pulang ke rumah, dari salah
satu swalayan, untuk membeli beberapa kebutuhan. Ketika hampir melewati traffic light,
karena sedang lampu kuning, saya melambatkan kendaraan. Namun tiba-tiba, dari
arah belakang, ada pengendara sepeda motor dengan kencangnya menerobos lampu kuning, sementara dari arah berlawanan, lampu hijau sudah nyala dan kendaraan
pun mulai bergerak. Akibatnya, tabrakan tak dapat dihindari. Pengendara sepeda motor itu pun terjatuh. Puji Tuhan, dia tidak mengalami luka yang serius.
Ketidaktaan pada rambu-rambu lalu lintas seperti ini sering sekali terjadi. Rambu/tanda
yang mestinya digunakan untuk membuat perjalanan kita lancar, aman dan tiba tujuan
dengan selamat, malah diabaikan dan membahayakan diri sendiri.
Nabi Yunus merupakan tanda kehadiran Tuhan bagi penduduk Niniwe, dia diutus untuk
menyelamatkan penduduk kota tsb. Walau awalnya nabi Yunus menolak dan melarikan
diri dari tugas tsb, namun setelah mengalami keajaiban Tuhan, tinggal dalam perut ikan
3 hari 3 malam dan tetap selamat, Yunus pun melaksanakan tugasnya dan berangkat
ke Niniwe. Setelah mendengarkan dan memahami perkataan Yunus, seisi kota, dari raja
sampai ternaknya bertobat sungguh-sungguh, dan memohon belas kasihan dari Allah.
Tuhan mengampuni dan mereka pun diselamatkan.
Dalam perziarahan hidup ini Tuhan pun banyak memberi tanda kepada kita, agar hidup kita kembali lurus, bertobat dan berjalan kembali menuju Tuhan, awal dan tujuan
hidup kita. Namun sebagai manusia kita kadang tak mengenali tanda tsb, dan tetap
berjalan dalam kegelapan dosa kita.
Yesus adalah tanda dari Tuhan buat kita, Dia datang untuk menyelamatkan kita, agar
kita bertobat dan kembali pada Tuhan. Sudahkah kita berlaku seperti penduduk Niniwe
mendengarkan ajaran Yesus dengan seksama, bertobat dan memohon pengampunan, meninggalkan kehidupan kita yang lama ? Ataukah kita masih berkelakuan seperti
pengguna jalan raya yang acuh tak acuh, melanggar rambu-rambu yang ada dan
membahayakan diri sendiri ?
Agatha
12
Fresh JUICE !
Vol. 11/2010
Selasa, 12 Oktober 2010 : BERSIH LUAR DALAM
Gal. 5:1-6
Luk. 11:37-41
St. Wilfridus, Uskup
Luk 11: 39-40
Tetapi Tuhan berkata kepadanya: “Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga
yang menjadikan bagian dalam?
Kalau musim panas tiba, saya bisa mandi tiga kali sehari karena badan berkeringat.
Tapi kalau musim dingin cukup sekali saja karena dinginnya luar biasa, yang lainnya
cukup pakai minyak wangi.
Membersihkan badan adalah hal yang wajar dan normal supaya badan kita tetap sehat dan orang lain pun jadi tidak sungkan ataupun menutupi hidungnya karena badan
kita bau karena jarang mandi. Tapi ada saja orang yang malas mandi apalagi kalau
musim dingin. Cukup pakai parfum saja, katanya. Tetapi yang namanya badan manusia harus tetapi dibasahi dengan air kalau tidak, tetap akan bau walaupun sudah
disemprot minyak wangi atau deodorant.
Nah, hari ini Yesus kembali menegur orang-orang Farisi dengan mengumpamakan
mereka seperti orang yang membersihkan bagian luar saja, tetapi tidak membersihkan badannya. Mereka sering memakai baju-baju kebesaran, tetapi “badannya bau
karena tidak mandi”.
Hati mereka jarang “dicuci” dengan “air bersih” Firman Tuhan. Mereka tetap menjalankan peraturan-peraturan yang kerapkali bertentangan dengan Kasih Allah. Hidup mereka seperti menjalankan peraturan demi peraturan itu sendiri. Padahal Tuhan melihat
luar dan dalam hati manusia karena dia yang menciptakan kita, jadi Dia tahu luar dan
dalamnya hati kita.
Orang kerapkali menggunakan kata “munafik”. Kata ini dilontarkan ketika seseorang
bertindak tidak sesuai dengan apa yang dikatakannya. Contoh kecil dikatakan janganlah menghina orang, tetapi dia sering mencerca dan menggosip orang lain. Jadi
antara perkataan dan perbuatan tidak klop. Inilah yang mau ditegur oleh Yesus.
Kita sendiripun harus sering-sering ditegur dengan Firman Tuhan tersebut karena kadangkadang kita lupa. Kita diajak untuk terbuka dan mau diingatkan kembali sehingga antara hati dan perbuatan yang dilihat orang dari luar itu klop.
Fr. Vincent, MGL
Vol. 11/2010
Fresh JUICE ! 13
Rabu, 13 Oktober 2010 : Doing Good
Gal. 5 : 18 – 25
Luk. 11 : 42 - 46
St. Eduardus, Raja Inggris. St. Eustokia OSB
Gal. 5 : 24
Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Setiap perbuatan baik, pasti mendapat balasan yang baik pula. Apakah Anda
setuju? Apa definisi baik menurut Anda? Orang disebut baik umumnya bila suka
menolong, perhatian, berjiwa sosial, ucapannya menghibur, dan lain lain.
Bagaimana dengan Yesus dalam Injil hari ini? Apakah Dia berbuat sedang baik kepada orang Farisi dan ahli-ahli Taurat? Bila saya diposisi orang Farisi yang mengundang Yesus, reaksi pertama saya adalah marah dan jengkel atas perkataan Yesus
yang tajam. Saya tidak akan mengundang Dia untuk makan di rumah saya lagi.
Saya akan merasa perbuatan baik saya tidak dihargai dan dibalas dengan pantas.
Kasih, perbuatan yang Yesus lakukan, lain dari yang biasanya. Ia tidak menyembuhkan, tidak memberi makan, tidak menghidupkan orang mati. Ia menunjukkan
kesalahan. Ia menegur dengan keras. Meski resikonya Ia menjadi tidak disukai dan
orang merencanakan yang buruk atas Dia. Perbuatan baikNya tidak mandapat
balasan yang baik. Ia ingin membuka kemunafikan orang Farisi dan ahli Taurat agar
orang mengerti tabiat mereka dan tidak mencontoh mereka.
Satu saat kita perlu merenungkan perbuatan baik kita. Apakah kita melakukannya
agar dipuji orang atau murni karena kasih? Apa yang kita lakukan membawa kebaikan pada orang atau menjerumuskan orang pada kemalasan dan kebodohan?
Bila kebaikan kita dibalas sesuatu yang tidak sesuai harapan, bagaimana reaksi
kita? Stop melakukannya, melakukan setengah hati, atau tetap maju tak gentar??
Siska
14
Fresh JUICE !
Vol. 11/2010
Kamis, 14 Oktober 2010 : Bukan sekedar kotbah ...
Ef 1:1-10
Mzm 98:1-6
Luk 11:47-54
St. Kallistus, Paus dan Martir
“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan. Kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha masuk ke dalam
kamu halang – halangi…”
Di kantor saya dahulu, saya mengenal seorang supplier yang sering datang ke kantor menawarkan setiap kebutuhan untuk produksi. Pertama saya sangat simpati, karena Pak Andi (nama supplier itu) orangnya sangat sopan dan cerdas. Tiap saya butuh
sesuatu yang di kantornya tidak ada dijual di selalu membantu saya atau mengenalkan
ke supplier-supplier temannya yang menjual barang yg dibutuhkan oleh kantor saya.
Begitu baiknya saya menjadi sangat simpati dengannya.
Pada suatu hari dia mengajak saya makan siang bersama di suatu food court yang ada
di denpasar, akhirnya kami makan siang bersama. Ternyata sambil makan siang dia
mulai bicara-bicara tentang alkitab karena ternyata kebetulan dia seorang penginjil yg
biasa disebut “Hamba Tuhan”.
Dia terus menerus membahas ayat-ayat, dan memberi contoh tentang hidup dirinya
dari tidak punya apa-apa beberapa bulan lalu hingga dia diberi rumah dan mobil. Itu
membuat saya mulai tidak suka dan merasa dia terlalu berlebihan, masa Tuhan bisa
instant memberi rumah dan mobil dari langit.
Setelah kejadian tersebut, tiap ke kantor dia selalu berkotbah dulu bahkan bukan ke
saya saja namun ke setiap teman-teman kantor saya yang tidak menganut agama
kristiani. Suatu saat dia mengajukan proposal pengajuan barang-barang produksi tapi
atasan saya tidak setuju memakai dia sebagai supplier karena dinilai harga-harga sangat mahal di banding supplier lainnya. Lalu pada kesempatan saya coba menerangkan ke dia bahwa perusahaan tidak bisa menerima pengajuan harga barang-barang
darinya. Dia sangat kecewa, karena nilai purchase order dari perusahaan lumayan
besar. Karena kecewanya dia berkata-kata kasar dan membentak-bentak saya. Tentu
saya sangat terkejut mendengarkan kata-kata yang begitu kasar. Bahkan dia sampai mengeluarkan sumpah-sumpah serapah yang tidaj layak didengar. Saya berpikir
bagaimana dia mewartakan isi kitab suci tetapi bibirnya bisa mengeluarkan kata-kata
kasar sama orang yang tidak bersalah, sama sekali tidak ada kasih.
Dalam perikop hari ini kita mengingat kembali saat Yesus dengan keras mengeritik dan
mengecam para Ahli Taurat yang piawai mengutip dan menganalisis ayat-ayat Kitab
Suci. Dan Yesus melihat penyalahgunaan keahlian yang mereka miliki. Keahlian itu harusnya menguduskan orang lain bukan hanya menguduskan diri sendiri.
Pengetahuan Teologi dan Kitab Suci dan tema-tema iman lainnya haruslah dipergunakan untuk mengembangkan iman umat. Maka dari itu setiap mau memahami sebuah
perikop berusahalah minta Roh Kudus untuk membimbing kita maksud dari isi dan Tuhan
mau berbicara apa kepada kita. Bukan asal menafsirkan, dan haruslah semua dimulai
dari pribadi sendiri sebelum menyebarkan ke orang lain.
(Rina)
Vol. 11/2010
Fresh JUICE ! 15
Jumat, 15 Oktober 2010 : Sang Penolong
Ef. 1 : 11 – 14
Luk. 12 : 1 - 7
Sta. Theresia dari Avila, Perawan
Ef 1:13
“Di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang
dijanjikannya itu …”
Luk 12:7
“Jangan takut, karena kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit.”
Setiap ada Seminar Hidup Baru dalam Roh, saya selalu kebagian materi untuk berbicara tentang karunia Roh Kudus. Bukan karena saya ahlinya, tetapi memang
kebetulan sejak pertama kali diminta untuk memberi materi pengajaran, saya kebagian
materi Roh Kudus karena memang itu yang satu-satunya materi yang tersisa, maka saya
iyakan saja. Biasanya saya selalu memulai dengan ajakan untuk membayangkan diri
sebagai Yesus sendiri ketika baru dibaptis. Saat itu, dikisahkan, ada roh seperti burung
merpati turun ke atas Yesus dan ada suara berkata; “Inilah anakku yang kukasihi, dengarkanlah dia.” Kenyataannya memang, karena rahmat pembaptisan membuat kita
terhitung sebagai anak-anak Allah sendiri. Karena itu kita punya alasan kuat untuk tidak
takut. Karena Allah sendiri mendampingi kita masing-masing dalam hidup. Kita hanya
perlu menyadarinya saja.
Kita selalu memerlukan bantuan Roh Kudus dalam hidup berkeluarga atau pun hidup
membiara. Ada banyak alasan yang membuat kita tidak siap untuk menjalani berbagai
tantangan dan misteri hidup yang seringkali di luar jangkauan logika pikir kita sebagai
manusia. Fr Ken yang sudah bertahun-tahun memimpin rumah formasi MGL untuk pendidikan calon imam seringkali dikejutkan oleh karya Roh Kudus yang bekerja dalam tiap
calon imam yang akan ditahbiskan. Sebagai pembimbing dia tahu kepribadian calon
yang akan ditahbiskan luar dalam dan ketika ditanya oleh Uskup pentahbis tentang
layak tidaknya calon imam itu ditahbiskan, ia ingin sekali berteriak “tidak layak” tetapi
dia menyerahkan semuanya pada karya Roh Kudus yang akan membimbing si imam
baru kelak. Demikian pun dalam hidup berkeluarga, tidak jarang kalau mau jujur kedua
pasangan boleh dikatakan belum siap untuk hidup berkeluaga dengan berbagai alasan. Tetapi jika mereka menyerahkan diri pada karya Roh Kudus niscaya mereka akan
menghidupi hidup perkawinan secara penuh dan berahmat.
Apa yang Roh Kudus buat dalam hidup kita? Hari ini Injil Lukas mengungkap salah satu
bentuk karya itu, yaitu rahmat untuk “tidak takut.” Dengan Roh Kudus kita diajak untuk
tidak usah takut bahwa Allah akan selalu memelihara kita. Kita sadar sebagai manusia
lemah kita seringkali jatuh dalam pola dosa yang sama dan biasanya kalau sudah
demikian kita menjadi tidak bersemangat, menyalahkan diri, menganggap diri tidak
layak dan kemudian takut untuk mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidup
kita. Kita kadang terlalu banyak menimbang-nimbang, bukan karena kita tahu betul
akan apa yang terjadi, tetapi lebih karena kita “tidak tahu” betul akan apa yang terjadi
dalam dua atau tiga menit ke depan dalam hidup kita. Sebagai pengikut Kristus kita
dianugerahkan oleh Roh Kudus, sang penolong, yang terus menerus meyakinkan kita
bahwa kita adalah anak-anak Tuhan sendiri yang dikasihi lebih dari banyak burung
pipit.
Fr. Wenz, MGL
16
Fresh JUICE !
Vol. 11/2010
Sabtu, 16 Oktober 2010 : Santet
Ef. 1 : 11 – 14
Luk. 12 : 1 - 7
Sta. Theresia dari Avila, Perawan
Luk 12: 1-7
“Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabatKu, janganlah kamu takut terhadap
mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa apa
lagi” –
Di dalam bisnis, kadang banyak hal yang diluar akal sehat bisa terjadi. Saya menjalankan beberapa bisnis sejak beberapa tahun lalu, salah satunya export kerajinan tangan.
Usaha ini begitu bagus, sehingga membuat saya bisa memiliki mobil dan rumah sendiri.
Tapi bisnis tidak selamanya ada di atas angin, semenjak kejadian bom bali 1 dan 2,
gempa yogja, krisis ekonomi, perlahan lahan bisnis saya mulai goyang. Perlahan lahan
suplier suplier terbaik saya mulai membuat ulah. Kalau dulu mereka berkomitmen untuk
menjaga desain saya agar tidak terjual ke orang lain, kini mereka mulai nakal. Waktu
produksi yang biasanya tepat waktu, mulai molor, sehingga membuat konsumen saya
di luar negri marah. Kualitas juga semakin lama semakin menurun.
Dalam bisnis, bergantung dengan satu supplier adalah bunuh diri. Maka itu, ketika melihat gejala ini, saya mulai mencari alternatif supplier yang bisa memproduksi desain
saya. Order mulai perlahan lahan beralih ke supplier baru, dan produksi kembali lancar.
Tapi kemudian supplier lama saya mengetahui hal ini, dan dia sangat marah. Dia merasa dikhianati karena saya tidak lagi memesan pada perusahaannya, tapi pada pesaing yang dia benci. Bagi saya itu adalah hal yang wajar, sebagai konsumen saya punya hak untuk memilih supplier, dan kepada siapa saya mau menghabiskan uang saya.
Saat itu dia mulai mengancam saya, dia menelfon saya dan mengatakan kalau saya
harus kembali order padanya, bila tidak bisnis saya akan hancur, atau saya akan mati
dengan cara disantet. Saya baru sadar kalau supplier saya ini jadi berantakan kerjanya
karena ikut kelompok keagamaan garis keras yang menghalalkan segala cara.
Saat itu saya sempat gentar, iman saya yang sebiji sawi bergetar. Jujur saya takut sekali
saat itu, walaupun saya tahu kalau saya tidak salah, dan saya punya Tuhan Yesus yang
menjaga saya, tapi sebagai manusia biasa saya lemah.
Saya memutuskan untuk datang ke gereja dan mau berkonsultasi dengan romo Hadi,
tapi saat itu Romo sedang sibuk menerima tamu, akhirnya saya memutuskan untuk
datang ke ruang Adorasi dan berdoa disana, minta perlindunganNya.
Saya bukan orang yang rajin datang ke ruang adorasi, tapi saat itu saya betul betul
merasa Tuhan memberi kekuatan bagi saya.
Injil hari ini menguatkan saya pada hal itu, seandainya saya membaca injil ini saat itu,
saya yakin, saya akan tambah percaya, bahwa Tuhan lah pelindung kita, walau iman
kita padanya baru sebesar biji sesawi.
Jeff
Vol. 11/2010
Fresh JUICE ! 17
Minggu, 17 Oktober 2010 : “Berdoa dengan tidak jemu-jemu”
Kel. 17 : 8—13
2 Tim. 3 : 14—4 : 2
Luk. 18 : 1—8
HARI MINGGU BIASA XXIX St. Ignasius dari Antiokia, Uskup dan Martir
Lukas 18:6b-7a
“Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya?
Ketika pertama kali aku bergabung dengan Missionaries Of God’s Love di Australia,
aku mengalami banyak sekali tantangan. Aku berhadapan dengan situasi dan kondisi yang serba baru dan sulit. Kalau aku membayangkan saat itu, aku harus selalu
berbahasa Inggris dengan saudara-saudaraku setiap saat. Namun aku berbekalkan Bahasa Inggris yang sangat minim. Apalagi waktu itu, belum ada frater dari Indonesia atau tidak ada yang bisa berbahasa Indonesia. Selain itu aku berhadapan
dengan budaya yang sangat berbeda, iklim yang sangat berbeda dengan tempat di mana aku berasal. Aku selalu saja mengeluh. Karena semakin aku bertekun
menghadapi kenyataan ini, semakin banyak pula kesulitan yang aku hadapi. Aku
sering berpikir, “Kapan aku bisa melewati masa ini?” Karena setiap kali memasuki
hari yang baru, aku selalu dihadapkan dengan kenyataan ini.
Suatu ketika aku sedang berdoa sambil mengeluh dan hampir putus harapan, aku
merasakan sesuatu kekuatan dari dalam diriku. Aku percaya Tuhan telah memberikan aku kekuatan itu untuk terus berusaha dan beretekun.
Sering kita begitu mudah untuk menyerah kepada kenyataan yang kita hadapi
setiap hari. Ketika kita dihadapkan dengan tantangan dan cobaan, kita begitu
mudah dipengaruhi untuk menyerah. Hari ini kita diingatkan oleh Yesus lewat perumpamaan tentang hakim dan janda itu. Kita harus sungguh percaya kepada Tuhan seperti janda itu. Kita harus selalu berbalik kepada Allah dan terus-menerus
meminta pertolonganNya. Walau sering kita berpikir bahwa Tuhan selalu menunda
untuk memberikan jawaban atas permintaan kita. Walaupun sering kali kita tidak
memperoleh hasil yang memuaskan. Karena dengan ketekunan kita dalam doa
dan kurban kita, pada waktunya Tuhan akan mengabulkan permohonan kita. Pada
waktunya Tuhan akan mengaruniakan berkat yang kita inginkan.
Marilah kita bersama datang di hadapan Tuhan kita dengan penuh iman meminta
pertolongan dan berkatNya bagi hidup kita. “Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang
siang malam berseru kepadaNya?
Rm. Joseph, MGL
18
Fresh JUICE !
Vol. 11/2010
Senin, 18 Oktober 2010 : Persiapan Yang Terbaik
2 Tim. 4 : 10 – 17b
Luk. 10 : 1 – 9
St. Lukas, Pengarang Injil
Luk 10:9
Kerajaan Allah sudah dekat padamu
Saya teringat pengalaman masa kecil saya, saat Bapak Presiden (waktu itu masih Presiden Soeharto) berkunjung ke daerah saya. Berbagai persiapan dilakukan
untuk menyambut Presiden. Antara lain, kami, murid-murid SD diberi instruksi untuk
berdiri di pinggir jalan dan siap melambaikan bendera kecil di tangan kami, saat
kendaraan beliau melintas. Sejam sebelum waktu kedatangan, kami sudah harus
standby, walau di tengah terik matahari. Dari segi keamanan, pasukan keamanan
telah mensterilkan jalanan sebelumnya. Yang bertugas untuk dekorasi, mempersiapkan dengan indah. Media juga memberitakan beberapa hari sebelumnya
rencana kedatangan ini. Segala sesuatunya dipersiapkan dengan sebaik mungkin
sebelum Presiden tiba.
Dalam injil hari ini, dikisahkan Yesus akan mengunjungi beberapa kota dan tempat. Namun sebelum Dia datang, Yesus mengutus murid-muridNya, pergi berduadua, mendahuluiNya mengunjungi kota tsb. Ya, para murid pergi dengan tugas
mempersiapkan jalan bagi Yesus, untuk memperkenalkan Yesus, bukan untuk memperkenalkan diri mereka sendiri.
Yesus memberi gambaran pada ayat 3, bahwa tugas yang diberikan bukanlah
mudah, mereka diutus ke tengah serigala. Banyak rintangan yang akan menghadang, kemungkinan akan mengalami berbagai penolakan.
Tugas perutusan yang diberikan Yesus 2000 tahun lalu, juga berlaku untuk kita
pada masa sekarang. Menjadi tugas kita untuk mempersiapkan jalan bagi
Tuhan,memperkenalkan Yesus bagi siapa saja yang kita temui, membawa nilai-nilai
Kristiani dan semangat kasih dalam keseharian kita, agar lebih banyak orang tahu
mengenal Yesus dan boleh membawa lebih banyak orang percaya pada-Nya.
Mungkin kita akan mendapat berbagai tantangan, tidak diterima dengan baik,
diremehkan, namun jangan gentar, karena Yesus memberi peneguhan pada Mat
28:20, “Aku akan menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”.
Untuk kedatangan seorang pejabat saja, kita mempersiapkan segala sesuatunya
dengan baik, apalagi untuk Yesus, Sang Penyelamat yang telah lebih dulu mencintai kita, mari memberi yang terbaik untuk-Nya.
Agatha
Vol. 11/2010
Fresh JUICE ! 19
Selasa, 19 Oktober 2010 : TERTATA RAPI
Ef. 2 : 12 – 22
Luk. 12 : 35 - 38
St. Paulus dari Salib. Kedelapan Martir Kanada. St. Petrus dari Alkantara
Ef. 2:21
Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus,
di dalam Tuhan.
Setiap bangun tidur, aku selalu berusaha mengatur kamar tidurku dengan merapikan
seprei, selimut, dan bantal. Kadang-kadang ada godaan, “Yah, atur tempat tidur bentar aja deh.” Apalagi kalau kita sudah terlambat untuk sekolah ataupun pergi ke tempat
kerja. Jadi merapikan kamar tidur menjadi kegiatan yang tertunda. Dengan tertundanya proses merapikan tersebut, kamar menjadi tidak enak dilihat karena acak-acakan.
Orang banyak menilai kepribadian orang melalui kamar tidurnya. Secara psikologis
kalau kamarnya acak-acakan, berarti situasi hatinya sedang acak-acakan. Pada umumnya ada benarnya.
Hari ini Santo Paulus mengingatkan umatnya di Efesus dengan menegaskan kembali
sikap hati kepada Tuhan dan sesama. Hati seperti bait Allah yang kudus dan tersusun
rapi karena memang Tuhan itu hadir dalam hati kita. Dikatakan bahwa hati kita ini Bait
Allah. Jadi, hati kita seperti kamar tidur kita sendiri. Tentu kita tidak mau orang lain melihat kamar kita acak-acakan bukan? Tentu kita merasa malu kalau menyambut Tuhan
dengan hati yang semrawutan.
Yesus sendiri memberikan contoh yang nyata di dalam Injil Matius yang mengatakan
bahwa ketika kamu mempersembahkan persembahan kepada Allah tetapi hatimu ada
sesuatu yang tidak baik terhadap saudaramu, berhentilah dan berdamailah dahulu
dengan saudaramu itu. Itulah yang dimaksud dengan “merapikan” hati kita dengan
sesama sebelum menerima Tuhan, khususnya dalam menerima Yesus di dalam sakramen Ekaristi.
Dengan rapi-nya hati kita, tentu kita semakin bertumbuh dengan baik di dalam Tuhan.
Gereja menyediakan sakramen pertobatan dimana kita bisa “merapikan” hati kita supaya hidup kita semakin dekat dengan Tuhan dan sesama.
Jadi ingatlah, ketika kita kamar kita berantakan, meja belajar kita awut-awutan, ruang
kantor kita gak teratur, mungkin Tuhan berbicara dengan kita dengan memberikan tanda supaya kita “merapikan” hati kita. Hanya Tuhan dan kita sendiri yang tahu bagaimana rapi dan bersihnya hati kita.
Fr. Vincent, MGL
20
Fresh JUICE !
Vol. 11/2010
Rabu, 20 Oktober 2010 : Hendaklah pelitamu tetap menyala
Ef. 3 : 2 – 12
Luk. 12 : 39 - 48
Sta. Maria Bertilla Boskardin,
Sta. Irene dari Portugal, Martir. Maria— Theresia Sou Biran
Luk. 12 : 40
Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang
tidak kamu sangkakan.”
Seorang anak kecil duduk bersama ibunya. Si anak membuat tugas sekolahnya,
sementara ibunya membaca buku. Mendadak telepon berdering. Ibunya keluar
ruangan untuk menerima telepon dan ngobrol dengan si penelpon. Melihat ada
kesempatan, sang anak segera membalik bukunya, tersenyum memandang komik
dibawah buku dan mulai membuka halaman pertama. Cerita lain di waktu dan
tempat yang berbeda, ada seorang cewek, sebut saja Nita, sedang duduk di depan komputer kantornya, menyelesaikan tugas-tugasnya. Saat managernya keluar
ruangan, segera ia mengeluarkan benda berbentuk kotak, seukuran tangan, dengan layar menyala dan tombol berbentuk bola ditengah. Dengan antusias ia membaca pesan dan berita di telepon canggihnya.
Itulah manusia. Saya dan Anda pasti pernah melakukan hal semacam ini..
Kesetiaan dan ketekunan kita biasanya bersyarat.
Manusia bisa ditipu, tapi siapa bisa melakukannya pada Tuhan? Bapa menginginkan kesetiaan yang berbeda. Ia ingin kita SELALU setia, mencari dan menantikan Dia
setiap waktu. Bukan hanya pada saat kita tidak sibuk, saat senang atau susah saja.
Ia ingin kita menjadi saluran terangNya dimanapun kita berada. Bukan disaat kita
merasa mampu saja, tapi juga saat kita merasa tidak mampu dan tidak layak. Bukan untuk kepentingan orang lain saja, tetapi untuk kita juga. Karena Anak Manusia
datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.
siska
Vol. 11/2010
Fresh JUICE ! 21
Kamis, 21 Oktober 2010 : Pelangi di atas awan
Ef. 3 : 14 – 21
Luk. 12 : 49 - 53
St. Hilarion dari Gatza, Abbas. Sta.
Ursula dkk, Perawan dan Martir
Mazmur 33:5,
‘Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia Tuhan.’
Membaca kedua bacaan Injil dan Mazmur di atas, saya menemukan 3 ayat yang
menarik. Mazmur 33: 5 ‘Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan
kasih setianya.’ Efesus 3:18, ‘……, Betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan
dalamnya kasih Kristus,….’ Lukas 12:49, ‘Aku datang untuk melemparkan api ke bumi
dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!’
Dalam Injil (Luk 12:49-53), Yesus melemparkan tantangan kepada pengikut-Nya. Mengikuti Yesus bukan berarti bebas merdeka dari segala permasalahan. Salib hidup tetap
kita pikul, masing-masing sesuai dengan kemampuan. Yesus ingin agar setiap permasalahan yang kita alami, setiap salib yang kita pikul mendewasakan alam pikiran kita.
segala sesuatu yang idealis, yang sejak kecil ampe remaja kita pertahankan, perlahan
runtuh. Kita belajar sabar menanti janji Tuhan. Belajar sabar untuk tetap percaya bahwa
kasih setia Tuhan panjang, lebar dan dalam seperti samudra, sekali pun yang kita hadapi saat ini adalah kekecewaan, kekacauan atau penyelewengan yang menyakitkan.
Seorang teman menceritakan kekacauan dan ketakutan yang dialaminya bersama
keluarga dalam kerusuhan di Lombok beberapa tahun lalu. Ketika sedang memeluk
mamanya yang gemetaran karena shock, tiba-tiba ia teringat ayat-ayat Kitab Suci ini.
Dibisikkan ke telinga mamanya dan ia berkata, ‘Ma.. ini sudah pernah Yesus katakan
dalam Kitab Suci. Jangan takut, Ma.. akan ada waktunya semua kekacauan ini berlalu
dan kita bisa hidup tenang lagi. Mama ingatkan, banyak ayat dalam Kitab Suci dimana
Yesus mengingatkan kita sebagai pengikut-Nya untuk tetap percaya kepada-Nya terutama dalam menghadapi situasi yang kacau seperti ini.’
Sekarang, mereka sekeluarga tinggal tenang di pulau Bali. setelah melalui masa pemulihan yang juga cukup berat. Suatu hari ia menulis dalam catatan hariannya,’Dari sana
aku dan mama belajar, selalu ada pelangi di atas awan setelah kita sanggup melewati
segala permasalahan hidup dengan tetap berpegang pada Tuhan.”
Begitu juga dengan kita, setiap kali jatuh dalam permasalahan hidup, berjuanglah dan
tetap teguh sambil membayangkan pelangi di atas awan, yang merupakan janji Tuhan
untuk sebuah pemulihan. Bila Anda tidak sanggup berharap karena beratnya beban,
mintalah Bunda Maria menjadi pelangi di atas awan bagi Anda dan orang-orang yang
Anda cintai, lewat doa-doa Rosario atau Novena. Allah akan memandang Bunda Maria sebagai pelangi dan teringat akan janji-Nya, untuk memenuhi bumi, termasuk di
dalamnya Hidup Anda dengan kasih setia-Nya.
Narita
22
Fresh JUICE !
Vol. 11/2010
Jumat, 22 Oktober 2010 : Pengikut Kristus
Ef. 4 : 1 – 6
Luk. 12 : 54 - 59
Sta. Salome, Wanita Pelayan Yesus. St. Contarrdo Ferrini, St. Filippos, Hermes dan Serverus, Uskup
Ef 4:2
“Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu
dalam saling membantu.”
Luk 12:56
“Mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?”
Mungkin kita sering mendengar celaan bahwa ajaran iman Katholik itu tidak flexible,
tidak luwes, tidak sesuai dengan arus zaman dan kaku. Kesan umum tentang ajaran
iman Katholik adalah, iman yang berdasarkan pada teori thelogis melulu, tidak berdasar pada kenyataan praktis, dan karena itu tidak ada gunanya dalam hidup harian.
Benarkan demikian?
Kalau mau kita lihat ke belakang, ajaran iman Katholik adalah hasil dari pergaulan antara para rasul dan Yesus sendiri. Mereka hidup bersama Yesus kurang lebih tiga tahun,
mengikuti Yesus ke mana pun Ia pergi berkeliling. Mereka makan tidur bersama Yesus.
Mereka mendengar apa yang Yesus ajarkan dan melihat dekat tindak tanduk Yesus.
Setelah Yesus menderita dan wafat di salib mereka memang sempat takut dan berpencar, tetapi kemudian dengan bantuan Roh Kudus yang turun ke atas mereka masingmasing, mereka mulai berbuat sesuatu. Apa yang mereka buat selanjutnya? Mereka
membentuk kelompok yang namanya Kristiani. Kelompok ini unik, karena mereka mengasihi satu sama lain, mereka menjual harta mereka dan saling berbagi di antara mereka, jadi hidup merata, tidak ada yang kaya raya, tetapi juga tidak ada yang melarat.
Kalau menghadapai masalah dalam hidup, mereka kemudian mencoba mengingat
kembali kalau-kalau Yesus pernah berkata dan bertindak sesuatu ketika menghadapi
masalah yang sama atau mereka berefleksi tentang apa yang seandainya Yesus akan
buat kalau menghadapai masalah seperti yang mereka hadapi kala itu. Itulah kira-kira
garis besar hidup sebagai pengikut Kristus, mencoba berpikir dan bertindak seperti Kristus dalam hidup sehari-hari.
Pengikut Kristus bukan kumpulan orang yang tidak sesuai dengan arus zaman. Bahkan sebaliknya, sejarah membuktikan bahwa iman kita sebenarnya berasal dari kontak langsung antara manusia dan Allah yang menjadi manusia. Iman Katholik adalah
ajaran untuk menghayati hidup sesuai dengan contoh yang telah diberikan oleh Yesus,
Sang Allah-Manusia, tentang bagaimana seharusnya kita hidup di dunia dalam hubungan dengan sesama dan Allah.
Lukas menampilkan Yesus sedikit kecewa karena murid-murid-Nya gagal menilai zaman,
gagal mengikuti ajaran yang benar. Yesus ingin agar pengikutnya untuk memilih ajaran
yang benar sebelum terlambat, sebelum maut menjemput. Berbuatlah baik, rendah
hati, sabar dan saling membantu, jangan ditunda-tunda. Jangan tunggu sampai kita
dewasa atau tua. Berbuatlah baik selagi kita muda dan sehat. Aktif di Gereja dan rajin
berdoa selagi kita muda dan sehat, jangan tunggu sampai kita sakit dan ditimpa kesusahan. Sabda Yesus; “sedialah payung sebelum hujan, berbuat baik, lemah lembut,
sabar, rendah hati dan mengasihi sesama sebelum ajal menjemput.” Amin.
Fr. Wenz, MGL
Vol. 11/2010
Fresh JUICE ! 23
Sabtu, 23 Oktober 2010 : Teguh….
Ef. 4 : 7 – 16
Luk. 13 : 1 - 9
St. Yohanes Capistrano
Ef 4:15
Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh
didalam segala hal ke arah Dia, Kristus yang adalah Kepala.
Tak terasa 5 tahun sudah saya bergabung dengan komunitas DOJCC ini Teringat
dalam ingatan saya sewaktu hendak covenant, awalnya saya takut khawatir nanti
kalau saya terkena masalah dikemudian hari. Jujur saja seribu satu macam pertanyaan berkecamuk dalam hati saya. Bergumul selama 1 bulan penuh selama bulan
september. Disaat saya bergumul banyak sekali beban pikiran entah itu beban pekerjaan yang saat itu beberapa project yang saya tangani sedang bermasalah,
masalah keluarga , masalah hubungan pribadi, beban pelayanan seakan beban
salib saya semakin berat.
Disaat saya merasa tidak sanggup, seorang teman memberikan penguatan pada
saya, “jangan kamu mundur untuk tidak covenant, walaupun beban masalahmu
saat ini belum semua terselesaikan, tetapi berpeganglah teguhlah pada kasih Kristus, mempraktekkan imanmu, Tuhan membawa kamu kepada pengalaman baru
dalam pertumbuhan iman” jangan sampai pola pikirmu yang hanya sebatas otak
dikepala membatasi kuasa Allah dalam hidupmu.Maju terus jangan takut, ingatlah bukankah Petrus ketika dia dipanggil Tuhan untuk menggembalakan umatnya
adalah orang yang sama yang telah menyangkal Yesus 3 kali?! Jadi jangan sampai
karena kamu merasa tidak layak karena berdosa justru semakin menjauhkanmu
dari karya Allah dalam hidupmu.Ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang layak
ketika dipanggil untuk melayani Tuhan, tapi karena kasihNya kita dilayakkan.
Mendengar hal itu menangislah saya..
Mari saudara dengan teguh kita berpegang kepada kebenaran Kristus dan semakin bertumbuh didalam DIA.
Dengan pertolongan Roh Kudus yang akan selalu membimbing kita.amin
Tuhan memberkati.
Lulu
24
Fresh JUICE !
Vol. 11/2010
Minggu, 24 Oktober 2010 : “Come as you are”
Sir. 35 : 12—14. 16—18
2 Tim. 4 : 6—8. 16—18
Luk. 18 : 9—14
HARI MINGGU BIASA XXX
St. Antonius Maria Claret, Uskup
Lukas 18:14
“… barang siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barang siapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Di dalam Injil hari ini, kita dihadapkan dengan perumpamaan tentang seorang Farisi
dan pemungut cukai. Kita tahu bahwa orang-orang Farisi adalah orang-orang yang
selalu menganggap diri mereka lebih dari orang lain. Mereka selalu menganggap rendah orang lain apa lagi para pemungut cukai. Kenyataan bahwa pemungut cukai
adalah orang-orang yang selalu memeras orang lain.
Suatu ketika Orang Farisi in pergi berdoa. Ketika dia memasuki Sinagoga, dia sadar
bahwa sang pemungut cukai itu berada di dalam Sinagoga itu. Orang Farisi itu langsung menuju ke depan altar. Penuh percaya diri berdoa, “Allah aku mengucap syukur
kepadaMu. Karena aku tidak seperti orang lain apalagi seperti sang Pemungut cukai
ini. Orang ini memeras orang lain dan sangat berdosa. Orang ini tidak melakukan kewajiban agamanya. Namun saya ini lebih baik darinya. Aku tidak berdosa, aku berpuasa
selalu.
Namun sebaliknya sang Pemungut Cukai itu berlutut dan dari jauh dia memukul dirinya
dan berkata, “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
Yesus mengatakan bahwa jikalau orang meninggikan dirinya, maka akan direndahkan.
Sebaliknya, jikalau orang merendahkan dirinya, maka akan ditinggikan. Sang Pemungut Cukai mengakui dirinya sebagai manusia yang lemah, berdosa dan tidak berdaya,
datang kepada Tuhan dan mengakui dirinya. Dia mengakui dirnya apa adanya. Namun Sang Farisi itu lupa akan dirinya yang sebenarnya. Orang Farisi itu lupa karena dia
tidak tahu siapa dirinya. Dia tidak tahu karena dia tidak meluangkan waktu untuk masuk
ke dalam dirinya dan melihat dirinya. Dia lebih memfokuskan diri untuk orang lain di luar
dirinya. Sedangkan sang Pemungut Cukai itu tahu dirinya karena dia sungguh masuk
dan melihat diri dan keadaannya.
Kita sering kali lebih gampang menilai dan menganggap rendah orang lain. Namun
sayangnya kita tidak tahu diri kita. Kita tidak berani untuk masuk ke dalam diri kita dan
berbenah diri. Hari ini kita diundang Yesus untuk berlefleksi diri dan merendahkan diri di
hadapan Allah dan orang lain.
Rm. Joseph, MGL
Vol. 11/2010
Fresh JUICE ! 25
Senin, 25 Oktober 2010 : Menjadi Terang
Ef. 4 : 32 – 5 : 8
Luk. 13 : 10 - 17
St. Gaudensius, Uskup. St. Krisantus dan Daria, Martir. Sta. Margaretha, Martir
Ef 5:8
Hiduplah sebagai anak-anak terang
Hari ini Yesus memberi teguran bagi orang munafik (Luk 13:15). Menurut Wikipedia, kata
munafik merujuk pada mereka yang berpura-pura mengikuti ajaran agama namun
sebenarnya tidak mengakuinya dalam hatinya. Orang Farisi dan ahli Taurat yang semestinya lebih menguasai ajaran agama dan bisa menjadi orang yang berbelas kasih
pada sesama, malah memanfaatkan hukum Taurat untuk menindas sesamanya. Orang
yang sakit di hadapan mereka, tak boleh disembuhkan karena terhalang oleh aturan
hari Sabat. Mesti menunggu Sabat berlalu dulu, baru boleh diobati.
Yesus datang merubah cara berpikir dan sikap yang kaku seperti ini. Aturan yang ada
semestinya lebih mensejahterahkan manusia, mengarahkan pada keselamatan, dan
bukan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Aturan-aturan yang ada semestinya
dijalankan berdasarkan kasih. Keselamatan manusia berada jauh di atas hukum dan
aturan yang berlaku.
Dengan alasan menegakkan aturan, sekelompak ormas dengan santainya mengobrak
abrik warung makan pedagang kecil yang berjualan pada bulan puasa. Dengan dalih
melaksanakan aturan yang ada, dengan gampangnya tindak kekerasan dan penganiayaan dilakukan pada umat yang ingin beribadah pada gereja HKBP yang sedang
bersengketa. Sungguh menyedihkan.
Rasul Paulus menasehati kita untuk hidup sebagai anak-anak terang. Sumber terang itu
adalah Tuhan sendiri. Yesus datang membawa perubahan bagi kita, hidup kita berubah
dari gelapnya dosa menjadi terang kembali. Hendaknya hidup kita pun mengalami
perubahan, memancarkan terang bagi sekitar, dan menjauhkan sifat munafik dari kehidupan kita. Tidak perlu jauh-jauh, kita bisa memulainya dari keseharian kita. Berani
mengungkapkan kebenaran, berpihak pada yang lemah, menjadi saluran berkat bagi
sesama lewat tindakan, perbuatan dan ucapan kita. Buah terang itu adalah kebaikan,
keadilan dan kebenaran (Ef 5:9).
Agatha
26
Fresh JUICE !
Vol. 11/2010
Selasa, 26 Oktober 2010 : KECIL KECIL CABE RAWIT
Ef. 5 : 21 – 33
Luk. 13 : 18 -21
St. Lucianus dan Marcianus, Martir
Maka kata Yesus: “Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku
akan mengumpamakannya? Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan
orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara
bersarang pada cabang-cabangnya.”
Kebanyakan orang yang saya kenal suka makan pedas. Karena banyaknya orang
yang suka makan pedas, peluang bisnis pun bermunculan seperti ada rumah makan
Nasi Hot, ada Nasi Pedas dan lain sebagainya. Makanan pedas bukan saja dari merica
tapi bersumber dari cabe rawit yang kecil dan mungil tapi pedasnya luar biasa. Bahkan
ada orang yang tidak bisa makan nasi kalau tidak ada sambel atau cabe. Barangnya
kecil, tapi efeknya luar biasa. Tidaklah heran, harga cabe rawit semakin melambung
apalagi mendekati hari-hari raya.
Kalau pada hari ini Yesus di dalam FirmanNya mengumpamakan Kerajaan Allah seperti
biji sesawi yang kecil tapi setelah tumbuh menjadi pohon besar dimana burung-burung
udara bisa bersarang di cabang-cabangnya, saya mengumpakan Kerajaan Allah
seperti cabe rawit. Apa alasannya?
Cabe rawit itu kecil tapi dampaknya luar biasa. Cabe rawit bisa membuat nafsu makan
bertambah dan lahap. Makan cabe rawit membuat badan menjadi hangat dengan
pedasnya, apalagi kalau di kala musim dingin.
Nah, yang mau saya tekankan adalah efek yang besar dari sesuatu yang kecil. Efek
dari sesuatu yang hampir tak kelihatan bisa memberikan pengaruh yang besar. Kerajaan Allah bisa dilihat orang lain dengan melihat iman kita melalui perbuatan-perbuatan nyata kita. Kesaksian iman dalam tindakan konkrit adalah seperti cabe rawit yang
memberi warna dalam kehidupan kita.
Ini bukan berarti mengumpamakan cabe rawit seperti memberikan kata-kata “pedas”
kepada orang lain. Bukan! Tetapi seperti contoh di atas, orang yang sudah merasakan
hadirnya “Kerajaan Allah” di dalam hidupnya, seperti orang yang sudah tahu enaknya
makan makanan pedas di rumah makan tertentu, mereka akan mempromosikannya
kepada orang lain.
Demikian juga kita diajak untuk “mempromosikan” atau mewartakan Kerajaan Allah
kepada orang lain karena kita sudah tahu dan merasakan betapa damainya kita “tinggal” di dalamnya walaupun iman kita hanya kecil seperti cabe rawit ataupun biji sesawi.
Fr. Vincent, MGL
Vol. 11/2010
Fresh JUICE ! 27
Rabu, 27 Oktober 2010 : Berjuang …
Ef. 6 : 1 – 9
Luk. 13 : 22 -30
St. Frumensius, Uskup
Luk 13:24
Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang penuh sesak itu!
Setiap hari, kita bangun pagi, kita akan menghadapi hal-hal yang baru. Mungkin kita
akan tetap berhadapan dengan orang-orang yang sama, misalnya teman kerja, orang
tua, anak-anak. Tetapi pasti selalu ada hal baru yang akan kita temui setiap harinya.
Mungkin kita tidak pernah menyadarinya, dan merasa bahwa kita akan menemui halhal yang sama saja pada hari yang baru.
Saya pernah membaca suatu renungan yang penuh motivasi, kita bisa memprogram
pikiran kita. Setiap pagi kita bangun, berpikir dan berkatalah, “Hari ini akan menjadi hari
yang luar biasa. Tuhan akan menuntun setiap langkahku. Tuhan akan melindungiku. Kebaikan dan kasih Tuhan akan melingkupiku. Dan saya sangat bersemangat sekali hari
ini. Tapi dalam menjalani hari mungkin terlintas dalam pikiran kita, “ahhh…saya tidak
akan berhasil hari ini.” Kita perlu berani untuk menentang hal itu dan percaya bahwa
Tuhan menginginkan yang terbaik untuk kita.
Kalau yang terlintas dalam pikiran adalah “Ahhh….saya punya banyak sekali masalah.
Usaha saya dalam goncangan. Kesehatan saya tidak baik. Bagaimana kita bisa mengharapkan sesuatu yang baik terjadi??
Dalam injil hari ini, saat Yesus ditanya, sedikit sajakah orang yang diselamatkan? Yesus
tidak mengatakan, “Ya, makanya tidak ada harapan untukmu.” Tetapi Yesus berkata,
“Berjuanglah….”. Berarti kita punya harapan untuk diselamatkan, asal kita mau berjuang…asal kita mau berusaha.
Kita punya harapan setiap hari….harapan yang baru setiap pagi adalah anugerah
yang Tuhan berikan untuk kita “berjuang” dalam hidup kita…Dan semua terserah
pada diri kita sendiri, apakah kita akan mengisi hari baru dengan pikiran-pikiran positif,
dengan harapan-harapan baru dalam Tuhan….atau kita jalani hari dengan pikiranpikiran negatif.
Mari kita mengisi hidup kita dengan pikiran-pikiran yang positif, agar kita bisa memandang setiap hari sebagai hari baru yang penuh harapan dan “berjuang” dalam pertolonganNya.
Nathasa
28
Fresh JUICE !
Vol. 11/2010
Kamis, 28 Oktober 2010 : Kamu adalah saudaraku !!
Ef. 2 : 19 – 22
Luk. 6 : 12 - 16
St. Simon dan Yudas, Rasul
Ef. 2:19
Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga
dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah.
Senang plus terharu, itu perasaan yang aku alami pada tahun 2001 - ketika aku bisa
di terima di salah satu SMA favorit di Jawa Tengah. Senang karena bisa diterima dari
sekian banyak teman lain yang daftar, terharu karena waktu itu aku hanya daftar satu
sekolah itu saja, dan pada akhirnya doaku terkabul. Pertama kali masuk SMA itu, ternyata aku bertemu dengan beberapa teman lain dari berbagai provinsii di Indonesia – dari
yang ngomongnya loe..loe…guwe…guwe sampai yang medok jawanya masih kentel
banget. Komplit dach semua, kaya miniatur mini dari Indonesia. Nach, karena sekolah itu mewajibkan semua muridnya tinggal di asrama – sempat muncul rasa khawatir
juga dalam diri aku. Wah, gimana ntar harus cuci sendiri; makan makanan asrama
yang mungkin gak aku sukain, terus bangun pagi-pagi, pokoknya semua dah teratur
programnya!! Apalagi waktu itu aku orangnya pemalu, minder, pokoknya takut untuk
bersosialisasi (kalau sekarang, udah gak sich ..he..he..!!). Seiring berjalannya waktu,
ternyata dugaanku meleset jauh. Melalui hidup bersama dalam asrama, aku jadi merasa sebagai satu saudara dengan mereka – udah kaya keluarga sendiri. Makan berenam satu meja, dengan menu yang sudah disediakan dan harus di bagi rata, tidur
bareng dalam satu unit (1 ruangan – 20 orang), belajar bareng pada jam yang sudah
ditentukan, sampe cabut bareng-bareng dari asrama (oh, kalau yang ini jangan ditiru
y??) – membuat perbedaan itu semakin tidak kelihatan. Teman dari Papua, Batak, Jakarta, Jawa, dsb sekarang melebur jadi keluarga besar SMA PL van Lith. Aku sendiri juga
akhirnya gak merasa terasing lagi, seperti seorang pendatang yang datang dari desa.
Dalam bacaan hari ini, Yesus mengatakan bahwa kita bukan lagi orang asing dan
pendatang. Kita semua sudah dikumpulkan sebagai satu kawanan anggota keluarga
Allah. Dia mengumpulkan kita sebagai satu saudara seiman dalam kasih persaudaraan.
Jika selama ini kita masih merasa asing, karena kita harus berkumpul dengan orangorang baru yang bukan berasal dari satu daerah atau latar belakang – it’s big mistake
! Tuhan kita adalah Tuhan yang luar biasa – bayangin aja Dia bisa mengumpulkan kita
dari berbagai daerah dan latar belakang untuk datang kepada-Nya. Tidak ada istilah
lagi, bahwa kita merasa terasing di komunitas ini, perkumpulan doa itu, atau kelompokkelompok kategorial lain dalam gerejaNya. Asal fokus utama kita adalah melayani Dia
dan turut perintahNya, maka segala hal yang menghambat kita untuk bersatu akan
dipatahkan dalam kuasa namaNya. Seperti pengalaman aku pada cerita di atas, jika
fokusku hanya tertuju bagaimana aku nanti bisa bersosialisasi dengan teman-teman
yang baru, bagaimana kalau aku yang paling pendiam di antara mereka, dsb – maka
aku tidak akan bertumbuh dan tetap jadi orang yang merasa minder terus. Tapi, kalau fokusku untuk study sungguh-sungguh, maka Tuhan sendiri yang akan melengkapi
hal-hal lainnya yang aku perlukan dan mendukung hidupku di sekolah dan asrama
tersebut.
Jadi, percayakan Dia untuk “merangkai” perjalanan hidup anda !! Jangan takut ketika
anda harus berada di suatu lingkungan yang baru, karena Dia akan bekerja dengan
caraNya sehingga anda merasa nyaman berada di lingkungan tersebut. Kita bukan
lagi membawa status sebagai seorang pendatang, melainkan Dia telah ubah status
kita menjadi satu keluarga kudus di dalam kerajaan-Nya !! So, come to Him …!!
Kris
Vol. 11/2010
Fresh JUICE ! 29
Jumat, 29 Oktober 2010 : Daftar Belanja
Flp. 1 : 1 – 11
Luk. 14 : 1—6
Luk 14:6
“Mereka tidak sanggup membantahnya.”
Biasanya kami bergiliran untuk pergi belanja mingguan dan biasanya akan makan
waktu lebih dari tiga jam. Bukan karena banyaknya barang dan kebutuhan mingguan
yang harus dibeli tetapi lebih karena banyaknya waktu yang dihabiskan untuk memilih.
Mau beli beras ada puluhan merek beras dengan berbagai ukuran kemasan, demikian
pun kalau mau beli sabun mandi, sabun cuci, shampoo, keju, susu dan lain lain. Karena
itu, supaya jangan menghabiskan waktu terlalu lama dalam kebingungan, kita harus
siapkan daftar belanja dan berusaha untuk tidak tergoda untuk membeli barang lain
di luar daftar belanja. Daftar belanja menjadi panduan mutlak, mungkin hampir setara
dengan Kitab Suci, kalau diikuti pasti tidak akan membingungkan tapi kalau tidak diikuti
niscaya kita akan kebingungan, seperti tersesat.
Hari ini kita mendengar Yesus yang mendebat orang-orang Farisi dan ahli taurat. Farisi
dan ahli Taurat adalah dua kelompok yang cukup unik dalam mempraketkkan ajaran
iman Yahudi. Kelompok Farisi adalah kelompok religious yang mempraktekkan adat
istiadat saleh Yahudi yang tidak tertulis; contohnya ritus mencuci tangan sebelum
makan, membasuh kaki sebelum masuk rumah orang, pantang dan puasa dan lainlain. Sedangkan kelompok ahli Taurat adalah golongan Brahma-nya orang Yahudi, atau
dikenal dengan sebutan kaum Suku Levi yang dengan sangat ketat mentaati Hukum
Musa yang tertulis dalam Lima Kitab Musa. Kedua kelompok ini sangat taat mengikuti
apa yang mereka imani, sampai-sampai lupa akan dasar utama iman mereka yaitu
“pengetahuan akan Allah.” Mereka lupa terhadap fungsi hukum dan aturan sebagai
alat untuk membantu agar kita dapat mengasihi Allah dan manusia secara benar.
Ketika Yesus menyembuhkan orang sakit pada Hari Sabat, orang Farisi dan ahli Taurat,
tidak bisa melarang atau membantahnya karena apa yang Yesus buat adalah cerminan pengetahuannya akan kasih Allah untuk manusia. Yesus tahu apa yang ia buat
akan membuat orang Farisi dan ahli Taurat protes, tetapi apa yang Yesus buat tidak bisa
dibantah karena dia tahu betul apa yang diperbuat-Nya. Apa aplikasinya untuk kita?
Kembali ke contoh berbelanja tadi. Kita hidup di dunia yang menawarkan banyak pilihan, maksud saya adalah tentang pilihan untuk mencapai hidup sukese, bahagia dan
masuk surga. Ada banyak agama, banyak dukun di sana sini, peramal nasib, feng-shui,
macam-macam. Seringkali kita sebagai pengikut Kristus menjadi bingung, situasinya
seperti di Shopping Centre, banyak tawaran yang bagus-bagus. Sebagai pengkikut
Kristus, kita sudah dibekali dengan Kitab Suci dan Magisterium Gereja. Kita adalah Israel baru yang bukan hanya hidup mengikuti Kitab Suci seperti ahli Taurat dulu tetapi
juga mengikuti tradisi yang diajarkan Magisterium Gereja seperti orang Farisi di zaman
Yesus. Setialah kepada keduanya, tidak ada ajaran lain selengkap ajaran iman kita ini,
niscaya kita bisa lebih tenang dan pasti menhayati hidup sesuai dengan ajaran Kasih
Tuhan.
Fr. Wenz, MGL
30
Fresh JUICE !
Vol. 11/2010
Sabtu, 30 Oktober 2010 : “Merendah itu indah”
Flp. 1 : 18b – 26
Luk. 14 : 1. 7 - 11
St. Marcellus, Martir
Luk 14:11
Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Di pertengahan tahun 2010 ini, bangsa Indonesia kehilangan salah seorang putra
terbaiknya – yang juga mantan presiden RI yang ke-4. Ya, siapa lagi kalo bukan KH.
Abdurahman Wahid atau yang akrab disapa dengan Gus Dur. Berita kepergian beliau
tidak hanya membuat kaget dan sedih bangsa Indonesia saja lho, para kerabat serta
kolega – kolega Gus Dur dari berbagai dunia pun merasakan kehilangan sosok pemimpin yang nasionalis, murah senyum, serta apa adanya ini. Walaupun dalam kondisi
yang tidak sempurna di salah satu bagian tubuhnya, Gus Dur mampu membawa perubahan yang berarti dalam sistem reformasi di Indonesia. Salah satu yang dirasakan
hingga saat ini adalah, penetapan hari raya Imlek (tahun baru Cina) sebagai hari libur
nasional. Sekarang, warga tionghoa sudah tidak takut lagi untuk menampilkan jati diri
serta kesenian khas dari China seperti barongsai, lampion, dll. Gus Dur membawa suatu
perubahan dalam hal rasa saling toleransi antar keanekaragaman suku, agama, dan
budaya yang ada di Indonesia.
Nah, salah satu kalimat yang pasti masing sering terlintas di pikiran kita yaitu, “Gitu aja
kok repot !!” Sebuah slogan yang nyeleneh, tapi membawa makna yang dalam sekali
bagi beberapa orang. Gus Dur mengajak kita supaya gak usah neka-neko alias muluk-muluk dalam menghadapi suatu persoalan. Kalau masalah itu dapat diselesaikan
dengan cepat, tanpa panjang lebar – ngapain harus dibuat lama, - kurang lebih itu
yang ingin disampaikan Gus Dur lewat slogannya tersebut. Dalam kapasitas beliau sebagai presiden, ia juga tidak malu atau minder ketika harus menemui wartawan atau
bahkan orang penting dengan hanya mengenakan celana pendek. Ada cerita juga
yang menyebutkan, bahwa ketika ia hendak ke luar negeri, Gus Dur membawa buah
tangan/oleh – oleh yang dibungkus dengan kardus ala kadarnya (seperti bawaan
orang mudik). Sebagai rakyat biasa, kadang kita berpikir “ada juga Presiden yang nyeleneh kaya dia ini!”
Melalui kisah di atas, dalam hidup keseharian kita sebagai anak-anak Tuhan hendaknya kita pun meneladani sikap rendah hati yang ada pada sosok seorang Gus Dur
tersebut. Sebagai kepala Negara, ia tidak harus merasa diperlakukan secara spesial.
Ia tampil seperti rakyat pada umumnya, sehingga ia bisa merasakan juga apa yang
dialami oleh rakyatnya.
Dalam hal melayani Tuhan, apakah kita sudah belajar untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan dan sesama kita ?? Apakah kita masih menganggap bahwa akulah yang
membuat persekutuan doa malam ini berjalan meriah, karena lagu-lagu yang aku
bawakan ? Atau mungkin kita merasa lebih hebat dari sesama kita, dengan talenta
yang mungkin Tuhan kasih amat sangat terlalu banyak untuk kita ??
Jika jawabannya belum, mari dari hari ke hari kita belajar kepada sang Guru Kebijaksanaan sejati. Karena barangsiapa yang merendahkan diri dan berserah kepadaNya,
maka Ia sendiri yang akan meninggikan dan melengkapi kita semua dengan talenta
dan berkat yang tak pernah berkesudahan. SEMOGA !!
Kris
Vol. 11/2010
Fresh JUICE ! 31
Minggu, 31 Oktober 2010 : Panjatlah Pohon…
Keb. 11 : 22—12 : 2
2 Tes. 1 : 11—2 : 2
Luk. 19 : 1—10
HARI MINGGU BIASA XXXI
St. Bruder Alfonsus Rodriguez
Luk 19:1-10
“Putera Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
Tidak mudah membuat manusia mengerti betapa besar kasih Allah kepadanya, tetapi
orang yang di dalam hatinya memiliki rasa haus akan kedamaian akan dituntun untuk
menemukan Allah dan beroleh pengenalan akan kebesaran kasihNya.
Ketika Yesus berjalan melintasi kota Yerikho, bukan tanpa sengaja Ia melewati tempat
dimana ada Zakheus, karena pandangan kasih Tuhan selalu tertuju pada jiwa-jiwa yang
hilang. Dalam kelimpahan harta duniawi, Zakheus yang tampak bahagia sebenarnya
hilang dari kasih Allah yang mendamaikan hatinya. Di tengah saudara sebangsanya
ia dimusuhi dan dijauhi sebagai orang berdosa. Hidup Zakheus semakin menyedihkan
tanpa kasih persaudaraan dari sesamanya.
Lalu ketika Zakheus ingin melihat Yesus, siapa yang peduli dan iba hati untuk membantunya karena tubuhnya pendek? Tidak seorangpun. Tetapi Yesus melihatnya. Bukan
saja saat ia memanjat pohon, tapi sampai ke lubuk hatinya. Yesus melihat kerinduan
Zakheus yang besar untuk bertemu dengan-Nya.
Tanpa menunggu lebih lama, Yesus memanggil nama Zakheus, menyuruh ia datang
pada Yesus untuk membawa Yesus tinggal di rumahnya. Kebahagiaan yang Zakheus
rasakan saat itu, siapa yang bisa mengukurnya? Sehingga ia pun jadinya tidak segansegan berjanji pada Yesus untuk memberikan sebagian besar dari hartanya kepada
orang miskin dan orang yang pernah ia peras.
Zakheus lalu mengerti bahwa kehadiran Tuhan dalam rumahnya adalah harta yang
sesungguhnya. Tuhan yang ia rindukan telah datang, memanggil namanya, bertemu
dengannya dan menumpang di rumahnya. Sekarang ia memiliki gambaran yang jelas
akan besarnya kasih Tuhan kepadanya. Memang benar Zakheus yang bersusah payah
memanjat pohon untuk melihat Yesus, tetapi Yesus yang terlebih dulu melihatnya; ia
yang mencari Tuhan, tetapi ia yang telah ditemukan kembali.
Banyak orang yang tampaknya bahagia dengan hidupnya tetapi ternyata sebaliknya.
Dalam kesibukan melakukan aktivitas Gerejawi, tidak sedikit orang yang merasakan
kekeringan. Ketika kedamaian hilang dari hati anda, saatnya untuk mengambil waktu
sejenak untuk “memanjat pohon”. Biarkan diri anda ditemukan kembali oleh Yesus, karena Ia tidak pernah berlambat.
Sr. Linda
32
Fresh JUICE !
Vol. 11/2010
Download