HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL - journal-ums

advertisement
HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL
DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM
DI RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA
Rofi’atun Mahmudah*
Sulastri**
Abstract
Newborn death associated with obstetric complications and low maternal health status during
pregnancy and childbirth. The main cause of neonatal deaths are neonatal asphyxia. The
results of preliminary studies obtained that the data during period of January 1 st to December
31st, 2010 there were 1736 babies born in which 996 infants who were treated at high risk
infants room, 276 infants were treated for asphyxia. The purpose of this study was to
determine the relationship between hemoglobin levels of pregnant women with the incidence
of neonatorum asphyxia at Dr. Moewardi Hospital Surakarta. This type of research is
descriptive correlative with retrospective data collection methods. The number of samples is
100 patients. The sampling technique in this study is simple random sampling, taken from
medical records. The instrument used is a checklist that is based on secondary data from the
RM 1 (Medical Records 1) on the summary in and out of hospital. Testing research
hypotheses using a statistical test spearman rank correlation test. The results showed
pregnant women sample who have hemoglobin levels >11 g/dl as many as 96 samples
(46%), hemoglobin levels ≥11 g/dl as much as 4 samples (4%). As many as 28 infants (28%)
who were born with severe heavy asphyxia incidence in the first minute and 72 infants (72%)
small asphyxia. There is a relationship between hemoglobin levels on pregnant women with
neonatorum asphyxia incidence at Dr. Moewardi Hospital Surakarta, with r = -0.127 and p =
0.034. The conclusion of the research is hemoglobin levels of pregnant with neonatorum
asphyxsia have relationship negative which higher the degrees of hemoglobin levels, so
more softly the neonatorum asphyxia case
Key words: Hemoglobin Levels, Pregnancy, Neonatorum Asphyxia
__________________________________________________________________
* Rofi’atun Mahmudah
Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura.
**Sulastri
Dosen Jurusan Keperawatan FIK UMS Jln. Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura
__________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Kematian
bayi
baru
lahir
berhubungan
erat dengan komplikasi
obstetrik dan status kesehatan ibu yang
rendah selama kehamilan dan persalinan,
sebab kematian neonatal utama adalah
asfiksia neonatal sebesar 37% , prematuritas
34%, sepsis 12%, hipotermi 7%, kelainan
darah 6%, postmatur 3% dan kelainan
kongenital sebesar 1% (Riset kesehatan Dasar,
2007)
Insiden asfiksia neonatorum di negara
berkembang lebih kurang 4 juta bayi baru
lahir menderita asfiksia sedang atau berat dari
Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil… ( Rofi’atun dan Sulastri)
35
jumlah tersebut 20% diantaranya meninggal
dunia (Dewi, 2005). Diperkirakan 1 juta anak
yang bertahan setelah mengalami asfiksia saat
lahir kini hidup dengan morbiditas jangka
panjang seperti cerebral palsy, retardasi
mental dan gangguan belajar. (Suradi, 2008).
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Moewardi Surakarta merupakan rumah sakit
milik pemerintah propinsi Jawa Tengah
terletak di kota Surakarta, disamping itu juga
sebagai rumah sakit rujukan untuk wilayah
kotamadya Surakarta dan sekitarnya sehingga
akan didapat banyak pasien dengan kasuskasus yang berat misalnya asfiksia
neonatorum. Berdasarkan studi pendahuluan
peneliti di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
dari 10 sampel pasangan ibu dan bayi
didapatkan sampel yang mengalami asfiksia
neonatorum sebanyak 4 sampel yang
disebabkan oleh anemia, 3 diantaranya
disebabkan karena preeklamsia, dan 3 sampel
disebabkan karena ketuban pecah dini. Pada
periode 1 Januari sampai 31 Desember 2010
terdapat 1736 bayi lahir dimana terapat 996
bayi yang dirawat dikamar bayi resiko tinggi,
276 atau sebesar 16% dari bayi lahir, bayi
dirawat karena asfiksia yang disebabkan
karena kadar hemoglobin ibu yang kurang
dari 11 gr/dl sebanyak 51% (Rekam Medik
RSUD Dr. Moewardi Surakarta).
Berdasarkan uraian diatas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Hubungan Antara Kadar
Hemoglobin Ibu Hamil dengan Kejadian
Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
Tujuan
penelitian
adalah
untuk
mengetahui
hubungan
antara
kadar
hemoglobin ibu hamil dengan kejadian
asfiksia neonatorum di RSUD Dr Mowardi
Surakarta
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Karakteristik sampel Ibu
Jenis pekerjaan
Hasil sampel ibu berdasarkan jenis
pekerjaan ditampilkan pada gambar 4.1
Tabel 4.1
Distribusi sampel menurut jenis pekerjaan
Jenis
n
(%)
Pekerjaan
Swasta
49
49,0
PNS
0
0
IRT
51
51,0
Total
100
100,0
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan
bahwa banyak sampel sebagai ibu rumah
tangga sebesar 51 sampel atau 51%, sampel
ibu yang bekerja di swasta sebesar 49 atau
49% sedangkan sampel sebagai PNS tidak
ditemukan dalam penelitian ini atau 0%.
Tingkat Pendidikan
Distribusi sampel menurut
tingkat
pendidikan ditampilkan dalam table 4.2
Tabel 4.2
Distribusi sampel menurut tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan
n
(%)
Tidak sekolah
3
3,0
Sekolah Dasar (SD)
22
22,0
Sekolah Menengah
45
45,0
Pertama (SMP)
Sekolah Menengah
26
26,0
Atas (SMA)
Sarjana
4
4,0
Total
100
100,0
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan
banyak sampel yang berpendidikan SMP
sebesar 45 sampel atau 45%, 26 sampel atau
26% dengan pendidikan SMP, 22 sampel atau
22% dengan pendidikan SD, 4 sampel atau
4% sampel dengan pendidikan Sarjana dan
yang paling rendah pendidikan sampel yaitu
tidak sekolah sebasar 3 sampel atau sebesar
3%.
Umur Ibu
Distribusi sampel menurut umur ibu
ditampilkan dalam tabel 4.3.
Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil… ( Rofi’atun dan Sulastri)
36
Tabel 4.3
Distribusi sampel menurut umur ibu
Umur ibu
n
(%)
< 20 tahun
7
7,0
20-30 tahun
67
67,0
> 35 tahun
26
26,0
Total
100
100,0
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan
bahwa umur sampel terbanyak masuk dalam
kelompok umur 20-35 tahun yaitu 67%, usia
>35 tahun sebesar 26 atau 26% dan umur
sampel terendah adalah usia < 20 tahun.
Graviditas
Distribusi sampel menurut graviditas
ditampilkan dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4
Distribusi sampel menurut
graviditas
Graviditas
n
(%)
Primipara
48
48,0
Multipara
52
52,0
Total
100
100,0
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sampel
banyak yang melahirkan lebih dari 1 kali,
yaitu 52 sampel atau 52% dan 48 sampel atau
sebesar 48% melahirkan pertama kali.
Karakteristik sampel bayi
Jenis kelamin bayi
Distribusi sampel yang lahir menurut
jenis kelamin ditampilkan dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5
Distribusi sampel menurut jenis kelamin bayi
Jenis kelamin
n
%
anak
Perempuan
52
52,0
Laki-laki
48
48,0
Total
100
100,0
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa banyak
sampel yang dilahirkan dengan jenis kelamin
perempuan, yaitu 52sampel atau sebesar 52%
danbayi yang berjenis kelamin laki-laki
sebesar 48 atau sebesar 48%.
Jenis persalinan
Distribusi sampel berdasarkan jenis
persalinan ditampilkan dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6.
Distribusi sampel berdasarkan jenis
persalinan
Jenis perlsalinan
n
(%)
Spontan
90
90,0
Vakum ekstrasi
10
10,0
SC
0
0
Total
100
100,0
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan
banyak sampel yang dilahirkan dengan cara
spontan, yaitu 90 atau 90%,10 sampel atau
10% dilahirkan dengan vakum ekstraksi
sedangkan cara persalinan dengan SC tidak
ditemukan dalam penelitian ini.
Analisis Univariat
Kadar hemoglobin
Data sampel mengenai kadar hemoglobin
diperoleh dari data sekunder rekam medik
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Distribusi
sampel berdasarkan kadar hemoglobin
ditampilkan dalam tabel 4.7.
Tabel 4.7
Distribusi sampel berdasarkan kadar
hemoglobin
Kadar
hemoglobi
n
>11 gr/dl
(Kadar HB
Normal)
< =11gr/dl
(Kadar HB
Anemia)
Total
Jumlah
Persentase
(%)
96
96,0
4
4,0
100
100,0
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 100
sampel, terdapat 96 sampel atau 96%
memiliki kadar hemogloblin kurang dari 11
gr/dl,
dan 4 sampel memiliki kadar
hemoglobin kurang sama dengan 11 gr/dl.
Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil… ( Rofi’atun dan Sulastri)
37
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi
baru lahir yang tidak dapat bernafas secara
spontan dan teratur dalam satu menit setelah
lahir sehinggaM dapat menurunkan oksigen
dan meningkatkan karbondioksida yang
menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan
lebih lanjut (Mansjoer, 2000).
Menurut Manuaba (2002) salah satu
penyebab terjadinya asfiksia pada bayi adalah
faktor plaseta. Plasenta merupakan akar janin
untuk menghisap nutrisi dari ibu dalam
bentuk O2, asam amino, vitamin, mineral dan
zat lainnya ke janin dan membuang sisa
metabolisme
janin dan CO2. gangguan
pertukaran gas di plasenta menyebabkan
asfiksia janin. Pertukaran gas antara ibu dan
janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi
plasenta, asfiksia janin dapat terjadi bila
terdapat gangguan mendadak pada plasenta,
misalnya perdarahan plasenta, solusio
plasenta.
Kejadian asfiksia neonatorum
Kejadian asfiksia neonatorum pada
sampel berdasarkan nilai apgar, dimana nilai
apgar 0-3 merupakan kategori asfiksia berat,
nilai apgar 4-6 merupakan kategori asfiksia
sedang, dan nilai apgar 7-10 merupakan
kategori asfiksia ringan. Distribusi sampel
berdasarkan kejadian asfiksia neonatorum
ditampilkan dalam tabel 4.8.
Tabel 4.8
Distribusi sampel berdasarkan kejadian
asfiksia neonatorum
Asfiksia
neonatorum
Asifiksia ringan
Asfiksia berat
Total
Jumlah
72
28
100
Persentase
(%)
72.0
28.0
100.0
Tabel di 4.8 menunjukkan banyak sampel
yang mengalami asfiksia ringan yaitu 72
sampel atau sebesar 72,0%, dan 28 sampel
atau 28,0% mengalami asfiksia berat.
Pada penelitian ini terdapat 72 sampel
bayi yang mengalami asfiksia ringan. Hal ini
bisa disebabkan karena dalam perawatan bayi
baru lahir cukup baik, seperti penghisapan
lendir bayi yang bersih untuk membuka jalan
nafas bayi.
Analisis Bivariat
Hipotesa penelitian yang diajukan dalam
penelitian ini adalah semakin tinggi kadar
hemoglobin ibu hamil maka kejadian asfiksia
neonatorum semakin ringan di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta. Distribusi kadar
hemoglobin ibu hamil dengan kejadian
asfiksia neonatorum ditampilkan dalam tabel
4.9
Tabel 4.9
Distribusi sampel berdasarkan kadar hemoglobin ibu hamil dengan
kejadian asfiksia neonatorum
Keadaan bayi
Kadar
hemoglobin
Asifiksia
ringan
n
%
68
70,8
>11gr/dl
(Kadar HB Normal)
<=11 gr/dl
4
(Kadar HB Anemia)
Total
72
100,0
Total
Asfiksia
berat
N
%
28 29,2
n
96
%
100
0
4
100
100
100
28
Tabel
4.9 menunjukkan
bahwa
terdapat 28 sampel dengan kadar hemoglobin
0,0

-0,127
P
Keputusan
0,034 Ho ditolak
lebih dari 11gr/dl mengalami asfiksia berat
dan tidak terdapat sampel dengan kadar
Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil… ( Rofi’atun dan Sulastri)
38
hemoglobin kurang samadengan 11 gr/dl
dengan asfiksia berat. Hal ini dapat terjadi
karena penyebab asfiksia tidak hanya
disebabkan karena kadar hemoglobin ibu yang
ringan, tetapi bisa disebabkan karena
penyebab yang lain seperti diabetes,
hipertensi, perdarahan antepartum, kematian
perinatal sebelumnya dan primigravida tua.
(Hassan&Alatas, 2005)
Hasil
uji
hipotesis
dengan
menggunakan korelasi non parametrik Rank
Spearman diperoleh nilai  = -0,127 dengan
nilai p = 0,034. keputusan yang diambil
adalah Ho ditolak, yang artinya semakin
tinggi kadar hemoglobin ibu hamil maka
kejadian asfiksia neonatorum semakin ringan
di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Hasil ini
telah sesuai dengan arah hubungan dari nilai
koefisien korelasi rho, dimana arah hubungan
negatif yang memiliki makna semakin tinggi
kadar hemoglobin ibu hamil maka kejadian
asfiksia neonatorum semakin ringan.
Suradi (2008) menyatakan bahwa bayi
dapat mengalami kesulitan sebelum lahir,
selama persalinan atau setelah lahir. Kesulitan
yang terjadi dalam kandungan, baik sebelum
atau selama persalinan, biasanya akan
menimbulkan gangguan pada aliran darah di
plasenta atau tali pusat. Tanda klinis awal
dapat berupa deselerasi frekuensi jantung
janin. Masalah yang dihadapi setelah
persalinan lebih banyak berkaitan dengan
jalan nafas dan atau paru-paru, misalnya sulit
menyingkirkan cairan atau benda asing seperti
mekonium dari alveolus, sehingga akan
menghambat udara masuk ke dalam paru
mengakibatkan hipoksia. Bradikardia akibat
hipoksia dan iskemia akan menghambat
peningkatan tekanan darah (hipotensi
sistemik).
Kadar hemoglobin pada sampel yang
rendah dan menjadikan 3 bayi sampel dalam
asfiksia berat. Menurut Hassan & Alatas
(2005), keadaan jumlah hemoglobin yang
kurang dalam darah pada kehamilan terjadi
pada keadaan kekurangan nutrisi besi, asam
folat, dan perdarahan akibat hemorrhoid atau
perdarahan saluran pencernaan. Kekurangan
nutrisi dalam kehamilan menyebabkan
hambatan dalam sintesis hemoglobin,
sehingga jumlah hemoglobin tidak bisa
mengimbangi kenaikan volume plasma.
Anemia dalam kehamilan menyebabkan
pengangkutan oksigen ke jaringan dan janin
terganggu. Gangguan ini dapat menyebabkan
hipoksia pada janin yang berada di dalam
kandungan sehingga pada waktu kelahiran
bisa menyebabkan asfiksia neonatorum.
Hasil uji rank spearman di atas,
didukung dengan hasil analisis odd ratio
dimana kelompok terbanyak dalam penelitian
ini adalah kelompok asfiksia ringan (value
sebesar 0,708). Hasil analisis perbandingan
tersebut menunjukkan asfiksia ringan 3 kali
lebih banyak dari kejadian asfiksia berat atau
peluang terjadinya asfiksia berat 1/3 (28/72)
dari asfiksia ringan.
Tingkat interval
kepercayaan 95%
Nilai
Untuk
cohort
Keadaan
bayi =
Asfiksia
ringan
(nilai
apgar 710)
N kaksus
valid
0.708
Lower
0.623
Upper
0.805
100
Penelitian
ini
berbeda
denga
penelitian yang dilakukan oleh Handini
(2010) disimpulkan bahwa secara statistik
tidak terdapat hubungan antara anemia
gravidarum pada kehamilan aterm dengan
asfiksia neonatorum. Akan tetapi secara klinis
didapatkan bahwa wanita hamil aterm dengan
anemia gravidarum mempunyai resiko 4,3
kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan
asfiksia neonatorum dibandingkan wanita
hamil aterm yang tidak ada riwayat anemia
gravidarum.
Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil… ( Rofi’atun dan Sulastri)
39
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
pada penelitian tentang hubungan kadar
hemoglobin ibu hamil dengan kejadian
asfiksia neonatorum di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta diperoleh simpulan sebagai berikut :
1. Ibu hamil yang memiliki kadar
hemoglobin di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta lebih dari 11 gr/dl sebanyak 96
sampel (96% dari seluruh sample
penelitian), dan kurang dari samadengan
11 gr/dl sebanyak 4 sampel (4%).
2. Bayi yang dilahirkan dengan kejadian
asfiksia pada menit pertama di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta terdapat sampel bayi
yang mengalami asfiksia ringan sebanyak
72 bayi (72% dari seluruh sampel
penelitian), sedangkan asfiksia berat
sebanyak 28 bayi (72% dari seluruh
sampel penelitian).
3. Terdapat
hubungan
antara
kadar
hemoglobin ibu hamil dengan kejadian
asfiksia neonatorum di RSUD Dr.
Mowardi Surakarta, dengan -0,127 dan p
=0,034. Arah hubungan adalah negatif
yang memiliki makna semakin tinggi
kadar HB semakin rendah nilai apgar,
atau semakin tinggi kadar hemoglobin
ibu hamil maka kejadian asfiksia
neonatorum semakin ringan di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.
4. Pada hasil uji Odd Ratio, diketahui
peluang kejadian asfiksia berat sepertiga
dari kejadian asfiksia ringan. Kelompok
penelitian yang paling banyak adalah
kelompok asfiksia ringan, dengan
interval tingkat kepercayaan 95%, resiko
estimate dinyatakan cukup dipercaya.
5.
Pada hasil uji Odd ratio terdapat value
0,708 atau kurang dari 1 yang artinya
bahwa secara statistik kadar hemoglobin
ibu hamil bukan merupakan faktor yang
determinan terhadap kejadian asfiksia
neonatorum
Saran
1. Bagi Ibu Hamil
a. Meningkatkan pengetahuan tentang
pentingnya pemeriksaan secara rutin
pada saat kehamilan
b. Meningkatkan pengetahuan tentang
asupan gizi selama kehamilan agar
kadar hemoglobin dalam keadaan
normal.
2. Bagi Pihak Rumah Sakit
Memiliki
protab
khusus
dalam
pentalaksanaan bayi yang mengalami
asfiksia neonatorum.
3. Bagi Perawat
Dianjurkan
untuk
meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam
mengimplementasikan penatalaksanaan
bayi
yang
mengalami
asfiksia
neonatorum karena kejadian asfiksia
neonatorum mempunyai hubungan yang
signifikan dengan kadar hemoglobin pada
ibu bayi.
4.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk dapat melakukan
penelitian selanjutnya dengan responden
yang berbe
DAFTAR PUSTAKA
Aminullah, A. (2006). Asfiksia Neonatorum. In Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Arisman, M.B. (2004). Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC.
BKKBN. (2003). Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi. Jakarta.
Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil… ( Rofi’atun dan Sulastri)
40
Cunningham, F.G., Gant, N.F., Leveno, K.J., Gilstrap, L.C., Hauth, J.C.,Wenstrom, K.D. (2005).
Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC
Desfauza, E. (2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya asfiksia Neonatorum pada bayi
baru lahir yang di rawat di RSU Dr. Pringadi medan. Dipublikasikan di http://
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6736/1/09E01322.pdf diakses tanggal 5 Maret
2011
Dewi, N dkk. (2005). Faktor Resiko Asfiksia Neonatorum Pada Bayi Cukup Bulan. Jurnal Berkala
Ilmu Kedokteran vol 37, 143-145
Dewi, V.N.L. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika
Djaja, S., Hapsari, D., Sulistyawati, N., & Lolong, B.d. (2009). Peran Faktor Sosio Ekonomi Biologi
dan Pelayanan Kesehatan terhadap Kesakitan dan Kematian Neonatal. Maj Kedokteran
Indonesia vol 59
Efriza. (2007). Determinan Kematian Neonatal Dini di RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.
Jurnal kesehatan Masyarakat NasionalVol 2 No 3.
Fahrudin. (2003). Analisis Beberapa Faktor Risiko Kejadian Afiksia Neonatorum di Kabupaten
Purworejo.
Dipublikasikan
di
http:
//
eprints.undip.ac.id/view/divisions/mag=5Fpublichealth/2003.html. diakses tanggal 5 Maret
2011
Ganong, W.F. (2003). Buku Ajar Fisiologi kedokteran Edisi 20. EGC : Jakarta
Guyton, A., & Hall. J. E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11, Jakarta: EGC
Handini, P.S.N. (2010). Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamila Aterm dengan Asfiksia
Neonatorum Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Dipubilkaikan di http://:
digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/123840108201002061.pdf diakses tanggal 5 Juni 2011
Handoyo, H.L.L. (2007). Penerapan Skala Edinburgh Sebagai Alat Deteksi Risiko Depresi Postpartum
Pada Primipara Dan Multipara. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. Vol 3. No. 3. 163171. Semarang: FKIK universitas jendral Soedirman.
Hassan,R.,& Alatas H. (2005). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Heriyanti, O. (2009). Hubungan antara Preeklamsia Berat dengan Asfiksia Perinatal di RSUD
Dr.Moewardi
Surakarta.
Dipublikasikan
di
:
http://digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/82782307200904521.pdf diakses tanggal 5 Juni
2011
Kosim, M.S. (2003). Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir untuk Bidan. Sumatera Utara: Dinas
Kesehatan Keluarga Sumatera Utara
Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil… ( Rofi’atun dan Sulastri)
41
Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga jilid kedua cetakan pertama. FKUI:
Jakarta
Manuaba. (1998). Ilmu Kebidanan penyakit kandungan dan keluarga Berencana untuk pendidikan
Bidan, Penerbit Buku kedokteran EGC
Mochtar, R. (2004). Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta: EGC
Multalazimah. (2005).Hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Kadar Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil
dengan Berat Bayi Lahir Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal Penelitian Sains &
Teknologi, Vol. 6, No. 2,
Notoatmodjo, S. (2005). Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Oxorn. (2003). Patologi dan Fisiologi Persalinan. Essentia Medika
Praktiknya, A.W. (2007). Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran & kesehatan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Prawirohardjo. (2002). Ilmu Kebidanan edisi 3. Jakarta : Tridasa Printer
Riset Kesehatan Dasar. (2007). Kondisi Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi
(AKB), Angka Kematian Balita (AKBAL), Angka Kematian Ibu (AKI) dan penyebabnya di
Indonesia.
Saria, I.M. (1993). Kesudahan Persalinan Bayi Besar di RSUP dr. Sardjito. Dipublikasikan di
http://idtesis.multiply.com/journal?&page_start=200. diakses tanggal 12 Juni 2011
SDKI. (1992 - 2010) Badan Pusat Statistik dipublikasikan di www. Infodokterku.com
Sentosa, dkk. (2010). Perbedaan Nilai apgar Bayi Menit Pertama pada Persalinan dengan
Pendampingan dan tanpa Pendampingan.Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Vol 1
No.4. 286-288
Sugiyono. (2010). Statistika Untuk penelitian. Bandung : IKAPI
Sujarwo. (2009). Hubungan Status Gizi dengan Anemia pada Ibu Hamil Trimester III di Wilayah
Kerja Puskesmas Mendenrejo Kabupaten Blora. Semarang dipublikasikan di
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4817.diakses tanggal 5 Juni 2011
Sulistyawati, A., & Nugraheny, E. (2010) Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba
medika
Suradi R.dkk. (2008). Pencegahan Dan Penatalaksanaan Asfiksia Neonatorum. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil… ( Rofi’atun dan Sulastri)
42
Syaifuddin. (2009). Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 2. Jakarta :
Salemba Medika
Varney, H. (2001). Buku Saku Bidan. Jakarta :EGC
Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil… ( Rofi’atun dan Sulastri)
43
Download