II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian

advertisement
6
II.
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian Djamaludin, dkk (2009) yang berjudul Analisis Kepuasan
dan Loyalitas Konsumen Jamu Gendong di Kota Sukabumi. Penelitian ini
dilaksanakan di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Pemilihan Tempat yang
digunakan adalah secara sengaja (judgement sampling). Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen dan penjual jamu
gendong yang tersebar di Kota Sukabumi. Pengambilan Data dilakukan
dengan metode snowball sampling. Responden yang diambil berjumlah
100 konsumen dan 15 penjual jamu gendong. Analisis yang digunakan
adalah analisis faktor dengan 21 variabel yang dianalisis. Penelitian ini
bertujuan
untuk
mengidentifikasi
gendong,mengidentifikasi
karakteristik
karakteristik
penjual
penjual
jamu
jamu
gendong.
Mengidentifikasi perilaku konsumsi jamu gendong, menganalisis tingkat
kepuasan konsumen jamu gendong, menganalisis loyalitas konsumen jamu
gendong, menganalisis hubungan karakteristik konsumen jamu gendong
dengan tingkat kepuasan. Menganalisis atribut-atribut yang mendasari
tingkat keputusan konsumen jamu gendong serta merumuskan saran
berdasarkan hasil penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah pada
umumnya konsumen sudah merasa puas terhadap atribut produk jamu
gendong seperti khasiat, warna, aroma, rasa, keragaman, kemudahan
memperoleh, harga, kebersihan, dan kandungan jamu gendong. Sebagian
besar konsumen sudah loyal terhadap jamu gendong namun tidak sampai
pada tahap mempromosikan kepada orang lain. Atribut-atribut yang
mendasari tingkat kepuasan konsumen terdiri dari enam faktor utama yaitu
faktor kebersihan, karakteristik produk, karakteristik penjual jamu
gendong, warna dan pelayanan penjual jamu gendong, keramahan dan
daya tanggap penjual, dan bauran pemasaran.
Penelitian dilakukan oleh Novita Prasetyawati dan Heru Irianto
(2011) dengan judul “Analisis Faktor Marketing Mix Terhadap Keputusan
6
7
Pembelian Susu Formula Balita Pada Pasar Swalayan Di Kota
Yogyakarta”. Penelitian ini menggunakan faktor bauran pemasaran yang
terdiri dari 15 variabel. Responden dalam penelitian ini adalah sebanyak
100
orang
dengan
metode
judgement
sampling
dan
dianalisis
menggunakan analisis faktor. Penelitian ini mempunyai kesimpulan bahwa
59,58% konsumen dalam membuat keputusan pembelian susu formula
balita mempertimbangkan faktor-faktor marketing mix yang diteliti, dan
sisanya sebanyak 48,42% mempertimbangkan faktor lain yang tidak
tercakup dalam variabel penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat 13 variabel yang dipertimbangkan konsumen dalam
membeli susu formula balita pada Pasar Swalayan di Kota Yogyakarta
yang diwakili oleh 5 faktor. Faktor-faktor tersebut berdasarkan
prioritasnya yaitu faktor iklan (eigen value sebesar 3,119), faktor tempat
(eigen value sebesar 1,713), faktor promosi (eigen value sebesar 1,481),
faktor kandungan gizi (eigen value sebesar 1,402), dan faktor produk
(eigen
value
sebesar
1,222).
Variabel
yang
paling
dominan
dipertimbangkan untuk faktor iklan adalah variabel gambar kemasan
(factor loading sebesar 0,764), untuk faktor tempat adalah variabel
ketersediaan susu formula balita di pasar swalayan (factor loading sebesar
0,788), untuk faktor promosi adalah variabel pemberian bonus isi (factor
loading sebesar 0,725), untuk faktor kandungan gizi adalah variabel
kandungan gizi (factor loading sebesar 0,764), dan untuk faktor produk
adalah variabel harga susu formula balita (factor loading sebesar 0,713).
Penelitian Rokhmi Ifada (2012) tentang Analisis Faktor Marketing
Mix Terhadap Keputusan Pembelian Buah Naga di Pasar Swalayan Kota
Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji faktor-faktor yang
dipertimbangkan konsumen dalam membeli buah naga dipasar swalayan
Kota Semarang dan mengkaji faktor yang paling dominan yang
dipertimbangkan konsumen. Metode analisis data yang digunakan adalah
analisis faktor. Hasil analisis faktor menunjukan bahwa ada 4 faktor yang
menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli buah naga di pasar
swalayan di Kota Semarang. Keempat faktor tersebut berdasarkan
8
prioritasnya adalah faktor produk, faktor tempat, faktor harga, dan faktor
potongan harga. variabel-variabel yang dominan dipertimbangkan
konsumen dalam membeli buah naga di pasar swalayan di Kota Semarang
untuk faktor produk adalah variabel rasa buah naga, untuk faktor tempat
adalah variabel ketersediaan buah naga di swalayan, untuk faktor harga
adalah buah naga, untuk faktor promosi adalah variabel potongan harga.
Penelitian Aulia Rahma Kautsari (2013) yang berjudul Analisis
Perilaku Konsumen dalam Pembelian Kacang Mete di Pasar Tradisional
Kabupaten Wonogiri. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
karakteristik konsumen kacang mete, persepsi dan atau penilaian
konsumen terhadap bauran pemasaran kacang mete, mengkaji faktorfaktor yang dipertimbangkan konsumen dan variabel-variabel dominan
yang
dipertimbangkan
dalam
pengambilan
keputusan
pembelian
konsumen kacang mete, dan mengetahui perilaku konsumen dalam proses
pengambilan keputusan dalam pembelian kacang mete di pasar tradisonal
kabupaten Wonogiri. Metode analisis yang digunakan adalah analisis
faktor. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi dan atau penilaian
konsumen faktor produk penting bagi konsumen, faktor harga penting bagi
konsumen. Hasil analisis faktor menunjukan ada 4 faktor yang
dipertimbangkan konsumen dalam pembelian kacang mete di pasar
tradisional Kabupaten Wonogiri, keempat faktor tersebut berdasarkan
prioritasnya adalah faktor tempat, faktor produk, faktor promosi dan faktor
harga. Variabel-variabel yang paling dominan dipertimbangkan konsumen
untuk faktor tempat adalah variabel kebersihan pasar, faktor produk adalah
variabel rasa, dan faktor harga adalah variabel harga.
Penelitian Yesi Krista Karnasih (2014) yang berjudul Analisis
Responden Terhadap Faktor-Faktor Marketing Mix Dalam Pembelian
Produk Luwak White Koffie Di Pasar Swalayan Kota Surakarta. Metode
pengambilan sampel penelitian ini menggunakan judgment sample.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu konsumen yang membeli
produk luwak white koffie di sepuluh pasar swalayan yang ditentukan.
Penelitian ini mengambil ukuran sample sebanyak 100 responden yang
9
berasal dari 14 variabel yang dikalikan tujuh yaitu 98 yang kemudian
dibulatkan menjadi 100 responden, agar sesuai dengan syarat sampel
minimal analisis faktor. Analisis data menggunakan analisis faktor untuk
menganalisis faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam
pembelian keputusan membeli produk luwak white koffie. Analisis
variabel yang dominan dipertimbangkan dilihat dari nilai faktor loading
tertinggi dari suatu variabel. Hasil analisis faktor menunjukan faktorfaktor marketing mix yang dipertimbangkan konsumen dimulai dari yang
memberikan pengaruh paling besar adalah faktor produk, faktor aroma dan
rasa,
faktor
tempat
dan
faktor
promosi.
Faktor
harga
tidak
dipertimbangkan konsumen karena varibel penyusunnya berupa variabel
harga memiliki faktor loading kurang dari 0,5 sehingga harus dikeluarkan
dari faktor. Variabel-variabel yang dominan dipertimbangkan oleh
konsumen untuk faktor produk adalah variabel merek, faktor aroma dan
rasa adalah variabel rasa, faktor tempat adalah variabel penataan di
swalayan, dan faktor promosi adalah varibel tampilan iklan.
B. Tinjauan Pustaka
1. Teori Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/
organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan
membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi
kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa
tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah
pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan
pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap
pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada
tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan
produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk
setelah digunakan, atau kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan
jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada
persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. (Sutrisno, 2014)
10
Perilaku konsumen merupakan bagian dari manajemen pemasaran
yang berhubungan dengan manusia sebagai sasaran. Dengan demikian
riset perilaku konsumen merupakan bagian dari riset pemasaran.
Pelanggan
merupakan
komponen
lingkungan
yang
mampu
mempengaruhi pencapaian tujuan pemasaran. Prinsip pemasaran
mengatakan bahwa pencapaian tujuan organisasi tergantung seberapa
mampu organisasi tersebut memahami kebutuhan keinganan pelanggan
dan memenuhi secara lebih efisien dan efektif dibanding pesaing.
Intinya,
apabila
ingin
memberikan
yang
terbaik
bagi
para
pelanggannya, sebuah perusahaan harus memiliki informasi mengenai
siapa pelanggannya dan bagaimana karakteristik dan perilaku mereka
(simamora, 2008).
Konsumen adalah seorang pelanggan, pemakai, pengguna,
pembeli, pengambil keputusan untuk sebuah barang atau jasa. Perilaku
konsumen adalah suka menawar – membandingkan produk dan harga,
menyukai kulitas produk yang terbaik, baik itu berdasarkan merek
ataupun harga. Setiap konsumen memilik perilaku yang berbeda-beda
dalam mengambil keputusan pembelian, sesuai dengan masing-masing
individu apakah akan memilih dengan pertimbangan harga, merek,
kulitas maupun fungsinya (Sumarwan, 2011).
Tipe perilaku pembelian konsumen menurut Kotler & Amstrong
(2002), berdasarkan tingkat keterlibatan pembelian dan tingkat
perbedaan diantara merek, yaitu :
a.
Perilaku pembelian yang kompleks, adalah perilaku pembelian
konsumen dalam situasi yang bercirikan adanya keterlibatan
konsumen yang sangat tinggi dalam membeli dan adanya persepsi
yang signifikan mengenai perbedaan diantara merk.
b.
Perilaku
pembelian
pengurangan
disonansi,
terjadi
ketika
konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi dengan pembelian
yang mahal, tidak sering atau beresiko, namun melihat sedikit
perbedaan antar merk.
11
c.
Perilaku pembelian kebiasaan, terjadi dalam kondisi dimana
konsumen mempunyai keterlibatan rendah dan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antar merk.
d.
Perilaku pembelian pencari variasi, adalah situasi ketika konsumen
mempunyai
tingkat
keterlibatan
yang
rendah
tetapi
mempersepsikan adanya perbedaan merk yang signifikan
Berikut ini adalah sebuah gambar yang menggambarkan model
perilaku konsumen yang menjelaskan proses terjadinya pengambilan
keputusan oleh konsumen untuk membeli.
Gambar 1
Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Armstrong
Rangsangan Dari Luar
Pemasaran
Lingkungan
 Produk
 Ekonomi
 Harga
 Politik
 Distribusi
 Teknologi
 Promosi
 Budaya
Keputusan
Membeli
 Pemilihan
produk
 Pemilihan merek
 Pemilihan
penyalur
 Waktu
pembelian
 Jumlah
Pembeliam
Kotak Hitam Konsumen
Ciri-Ciri
Proses Keputusan
Pembeli
Pembelian
 Budaya
 Pengenalan masalah
 Sosial
 Pencarian informasi
 Individu
 Penilaian alternatif
 Psikologi
 Keputusan Pembelian
 Perilaku
pasca
pembelian
Sumber: Kotler dan Armstrong 2002
Model ini disebut juga dengan model of Buyer Behavior yang
menjelaskan proses terjadinya pengambilan keputusan oleh konsumen
untuk melakukan pembelian. Model ini diawali dengan rangsangan
pemasaran (marketing stimuli) yang terdiri dari:
a.
Produk (Product), yaitu produk apa yang secara tepat diminati oleh
konsumen, baik secara kualitas dan kuantitasnya.
b.
Harga
(Price),
pengorbanan
merupakan
konsumen
seberapa
dalam
besar
memperoleh
harga
sebagai
manfaat
yang
diinginkan.
c.
Distribusi (Place), bagaimana pendistribusian barang sehingga
produk dapat sampai ke tangan konsumen dengan mudah.
d.
Promosi (promotion), yaitu pesan-pesan yang dikomunikasikan
sehingga keunggulan produk dapat sampai kepada konsumen.
12
Rangsangan marketing tersebut, dalam hal ini dilengkapi dengan
adanya rangsangan-rangsangan yang lain, meliputi:
a. Ekonomi (Economic), dalam hal ini adalah daya beli yang tersedia
dalam suatu perekonomian yang bergantung pada pendapatan pada
tingkat dan distribusi yang berbeda-beda.
b. Teknologi (Technology), dalam hal ini menjelaskan bahwa dapat
membentuk hidup manusia serta dapat memberi dampak positif
atau negatif dalam kehidupannya.
c. Politik dan hukum (political), menjelaskan bahwa keadaan politik
dan hukum sangat mempengaruhi stabilitas dan situasi yang sangat
berpengaruh pada keputusan pembelian.
d. Budaya (cultural), meliputi keyakinan, nilai-nilai, dan norma yang
dibentuk oleh masyarakat dimana mereka dibesarkan dan dapat
bergeser mengikuti model atau trend terbaru.
Ilmu perilaku konsumen merupakan ilmu tentang bagaimana
individu mengambil suatu keputusan dalam menggunakan sumberdaya
yang dimilikinya yaitu waktu, tenaga, dan uang untuk mengkonsumsi
sesuatu, termasuk mempelajari apa, mengapa, kapan, dan dimana
seseorang membeli, serta seberapa sering seseorang membeli dan
menggunakan suatu produk dan jasa (Schiffman dan Kanuk, 1997).
Perilaku konsumen adalah disiplin ilmu yang mempelajari perilaku
individu, kelompok, atau organisasi dan proses-proses yang digunakan
konsumen untuk menyeleksi, menggunakan produk, pelayanan,
pengalaman (ide), untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen, dan masyarakat. Tindakan yang dilakukan konsumen oleh
konsumen guna mencapai dan memenuhi kebutuhan baik dalam
penggunaan, pengonsumsian maupun penghabisan barang dan jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dab yang menyusul.
Tindakan atau perilaku yang dilakukan konsumen yang dimulai dengan
merasakan adanya kebutuhan dab keinginan, kemudian berusaha
mendapatkan produk yang diinginkan, mengonsumsi produk tersebut,
13
dan berakhir dengan tindakan-tindakan pascapembelian, yaitu perasaan
puas dan tidak puas (Sangadji dan Sopiah, 2013).
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen
Pembelian biasananya dipengaruhi oleh karakteristik budaya,
sosial, pribadi dan psikologis. Biasanya pemasar tidak dapat
mengendalikan faktor-faktor semacam itu, tetapi mereka harus
memperlihatkan hitungannya. Faktor yang mempengaruhi pembelian
konsumen dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Faktor budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang sangat luas dan
mendalam pada perilaku konsumen. Budaya adalah penyebab
keinginan dan perilaku seseorang yang paling dasar. Perilaku
manusia
dipelajari
secara
luas.
Pemasar
selalu
berusaha
menemukan perubahan budaya untuk menemukan produk baru
yang mungkin diinginkan orang.
b. Faktor sosial
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen.
c. Faktor keluarga
Anggota keluarga bisa sangat mempengaruhi perilaku pembeli.
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling
penting dalam masyarakat, dan telah secara ekstensif.
d. Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
seperti usia dan tahap siklus hidup pembelian, pekerjaan, situasi
ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri.
e. Faktor psikologi
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor
psikologis
utama:
motivasi,
persepsi,
pembelajaran,
keyakinan dan sikap. (Kotler dan Armstrong, 2008)
serta
14
Unsur
penting
dalam
perilaku
konsumen
adalah
proses
pengambilan keputusan dalam pembelian. Pembelian merupakan suatu
proses di mana kegiaatan pembelian nyata hanyalah satu tahap dari
keseluruhan proses pembelian dikonsumsi. Perilaku konsumen akan
sangat menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian.
Proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen ada lima tahap
menurut Kotler dan Amstrong (2004) antara lain:
a. Pengenalan kebutuhan
Tahap pertama proses keputusan pembelian yaitu konsumen
mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembel merasa ada
suatu perbedaan antara keadaan yang nyata dengan keadaan yang
diinginkan.
b. Pencarian informasi
Tahap ini merupakan tahap dimana konsumen tergerak untuk
mencari
informasi
tambahan.
Konsumen
mungkin
sekedar
meningkatkan perhatian informasi tambahan. Konsumen mungkin
sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari
informasi secra aktif.
c. Evaluasi alternatif
Tahap berikutnya adalah proses keputusan pembelian dimana
konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai
merek alternatif di dalam serangkaian pilihan.
d. Keputusan pembelian
Proses
dimana
konsumen
benar-benar
membeli.
Pada
umumnya keputusan membeli konsumen adalah membeli merek
yang paling disukai.
e. Perilaku setelah pembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan melakukan tindakan
lebih lanjut berdasarkan pada kepuasan dan tidak puasan mereka
akan produk tersebut.
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan
keputusan dalam pembelian mereka. Proses pengambilan keputusan
15
tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang
terdiri atas lima tahap yaitu sebagai berikut: (Kotler, 2008)
a. Pengenalan Masalah. Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini
ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan
kebutuhan yang belum terpenuhi dan belum terpuaskan. Jika
kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera
memahami adanya kebutuhan yang belum segera terpenuhi atau
masih bisa ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan yang
samasama harus dipenuhi. Jadi dari tahap ini proses pembelian itu
mulai dilakukan.
b. Pencarian Informasi. Konsumen yang tergugah kebutuhannya
akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak
mengenai produk atau jasa yang ia butuhkan. Pencarian informasi
dapat bersifat aktif maupun pasif. Informasi yang bersifat aktif
dapat berupa kunjungan terhadap beberapa toko untuk membuat
perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan pencarian
informasi pasif, dengan membaca suatu pengiklanan di majalah
atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan khusus dalam
perkiraanya tentang gambaran produk yang diinginkan.
c. Evaluasi Alternatif. Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu
menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan
seleksi
terhadap
alternatif
pembelian
berdasarkan
tujuan
pembeliannya. Tujuan pembelian bagi masing-masing konsumen
tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya.
Ada konsumen yang mempunyai tujuan pembelian untuk
meningkatkan prestasi, ada yang sekedar ingin memenuhi
kebutuhan jangka pendeknya dan sebagainya.
d. Keputusan
Pembelian.
Keputusan
untuk
membeli
disini
merupakan proses pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap
dimuka dilakukan maka konsumen harus mengambil keputusan
apakah membeli atau tidak. Bila konsumen memutuskan untuk
membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang
16
harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas,
waktu pembelian dan cara pembayarannya. Perusahaan perlu
mengetahui beberapa jawaban atas pertanyaan–pertanyaan yang
menyangkut perilaku konsumen dalam keputuan pembeliannya.
e. Perilaku Pasca pembelian. Setelah membeli produk, konsumen
akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan. Tugas
pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut
hingga periode pasca pembelian. Pemasar harus memantau
kepuasan pascapembelian, tindakan
pasca pembelian, dan
pemakaian produk pascapembelian.
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas
merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga membentuk
niat pembelian dan keputusan pembelian. Dua faktor tersebut
digambarkan sebagai berikut : (Kotler, 2008)
Gambar 2 Tahap antara Evaluasi dan Keputusan Pembelian
Sikap
orang lain
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
pembelian
Niat
Pembelian
Faktor
Situasi
Sumber : Kotler (2008)
Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang
lain mengurangi alternatif yang disukai oleh seseorang bergantung
pada dua hal yaitu intensitas sikap negatif orang lain terhadap
alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk
menuruti orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak
terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembeliannya.
Dalam kegiatan pemasaran proses pengambilan keputusan
merupakan hal penting yang dilakukan oleh konsumen, pada umumnya
keputusan yang diambil konsumen berkaitan dengan kebijakankebijakan yang ditawarkan perusahaan, kebijakan tersebut antara lain :
17
a.
Kebijaksanaan produk
Kebijaksanaan produk yang dimaksud adalah kebijaksanaan
dalam memproduksi produk agar laba perusahaan dapat diraih.
Produk tidak hanya berupa barang tapi juga lainnya yang dapat
dijual kepada konsumen.
b.
Kebijaksanaan harga
Kebijakan harga umumnya terkontrol dan besar/kecilnya harga
dapat diatur oleh perusahaan. Dalam pengaturan dan penetapan
harga tentu saja pengusaha mempertimbangkan berbagai hal, baik
itu komponen yang membentuk harga maupun komponen lain
yang secara langsung membentuk harga. Misalnya opini
konsumen terhadap tingginya harga yang di tawarkan. Harga ini
di pengaruhi oleh beberapa hal, antara lain : Usia produk,
Deferensiasi produk, Kemampuan membeli dari konsumen,
Saluran pemasaran, kebijaksanaan distribusi, Strategi promosi,
Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk, Iklim
ekonomi, dan Peraturan pemerintah yang berlaku.
c.
Kebijaksanaan distribusi
Kebijaksannan ditribusi pada dasarnya adalah kegiatan yang
menyangkut perencanaan dan pelaksanaan penyaluran barang dari
produsen ke konsumen. Kebijaksanaan ditribusi menjadi penting
bagi daerah yang terpencar seperti Indonesia. Pendistribusian ke
berbagai daerah memerlukan manajemen distribusi barang yang
efektif, yang berkaitan dengan efisiensi biaya (cost effectiveness).
d. Kebijaksanaan promosi
Kebijaksanaan
promosi
bukan
saja
dimaksudkan
untuk
mengenalkan produk, tetapi juga untuk meningkatkan image
konsumen terhadap penampilan perusahaan. Antara lain :
1) Perlu ditetapkanya tujuan promosi secara jelas dan terukur
2) Perlu ditetapkanya alat apa yang dipakai untuk kebijaksanaan
promosi. Seperti, televisi, radio, kunjungan rumah ke rumah,
dan sebagainya.
18
3) Perlu ditetapkanya program pelaksanaan yang jelas
4) Perlu ada pre-testing terhadap alat dan pendekan yang dipakai
dalam promosi tersebut.
5) Perlu ada kebijaksanaan pengendalian dan evaluasi.
(Soekartawi, 1993)
Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan
berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan
yang menguntungkan. Perusahaan memutuskan pelanggan mana yang
akan dilayaninya (segmentasi dan penetapan target) dan bagaimana
cara perusahaan melayaninya (deferensiasi dan positioning). Dipandu
oleh strategi pemasaran, perusahaan merancang bauran pemasaran
terintegrasi yang terdiri dari beberapa faktor dibawah kendalinya,
produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi
(promotion). Untuk menemukan strategi dan bauran pemasaran
terbaik, perusahaan melibatkan analisis, perencanaan, implementasi,
dan kendali pemasaran (Kotler dan Armstrong, 2008).
3. Proses Keputusan Pembelian
Proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap yaitu,
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian (Kotler dan
Amstrong, 2008).
Gambar 3 Tahap Proses Keputusan Pembelian
Pengenalan
Kebutuhan
Pencarian
Informasi
Sumber : Kotler 2008
Evaluasi
Alternatif
keputusan
pembelianp
embelianVV
Perilaku
pasca beli
Teori memperlihatkan konsumen melewati keseluruhan dari lima
tahap tersebut, namun pada kenyataannya konsumen menghilangkan
atau membalik urutannya. Penjelasan dari kelima tahap tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Pengenalan kebutuhan
Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan (need
recognition) yaitu, pembeli menyadari suatu masalah atau
19
kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal
ketika salah satu kebutuhan normal seseorang pada tingkat cukup
tinggi sehingga menjadi dorongan. Dalam tahap ini pemasar harus
meneliti konsumen untuk menemukan jenis kebutuhan atau
masalah apa yang timbul, apa yang menyebabkannya, dan
bagaimana masalah itu mengarah konsumen pada produk tertentu
ini.
b. Pencarian informasi
Konsumen yang tertarik mungkin mencari banyak informasi atau
mungkin tidak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang
memuaskan ada didekat konsumen itu, konsumen mungkin akan
membelinya kemudian. Jika tidak, konsumen dapat menyimpan
kebutuhan itu dalam ingatannya atau melakukan pencarian
informasi berdasarkan kebutuhan. Konsumen dapat memperoleh
informasi dari berbagai sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga,
rekan), sumber komersial (iklan, wiraniaga, situs web, penyalur,
kemasan, tampilan), sumber publik (media massa, organisasi
pemeringkat konsumen, pencarian internet), sumber pengalaman
(penanganan, pemeriksaan, pemakaian produk).
c. Evaluasi alternatif
Evaluasi alternatif (alternative evaluation) adalah bagaimana
konsumen memperoleh informasi untuk sampai pada pilihan
merek. Sayangnya konsumen tidak menggunakan proses evaluasi
yang sederhanadan tunggal dalam semua situasi pembelian.
d. Keputusan pembelian
Keputusan pembelian (purchase decision) konsumen adalah
membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada
antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor yang
pertama adalah sikap orang lain, dan faktor kedua adalah faktor
situasional yang tidak diharapkan.
e. Perilaku pasca pembelian
20
Pekerjaan pemasar tidak berhenti ketika produk telah dibeli,
setelah membeli konsumen akan merasa puas atau tidak terlibat
dalam perilaku pasca pembelian (postpurchase behaviour) yang
harus diperhatikan oleh pemasar. Yang menentukan puas atau
tidaknya konsumen adalah hubungan antara ekspektasi konsumen
dan kinerja anggapan produk. Jika produk tidak memenuhi
ekspektasi konsumen kecewa, tetapi jika memenuhi ekspektasi
konsumen puas.
Keputusan
membeli
atau
mengkonsumsi
produk
menurut
Sumarwan (2003) akan dimulai dengan langkah-langkah sebagi
berikut:
a.
Pengenalan kebutuhan
Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi
suatu masalah yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan
antara kedaan yang dinginkan dan keadaan yang sebenarnya
terjadi. Kebutuhan harus diaktifkan terlebih dahulu sebelum
akhirnya dia dikenali.
b.
Waktu
Berlalunya waktu akan menyebabkan teraktifkannya kebutuhan
fisologis seseorang. Waktu juga akan mendorong pengenalan
kebutuhan lain yang diinginkan oleh seorang konsumen.
c.
Perubahan situasi
Perubahan situasi akan mengaktifkan kebutuhan.
d.
Pemilikan produk
Memiliki sebuah produk akan mengaktifkan kebutuhan akan
produk lain penunjangnya.
e.
Konsumsi Produk
Kebiasaan akan konsumsi suatu produk akan mendorong
pembelian kembali produk tersebut, sehingga mengaktifkan
kebutuhannya.
f.
Perbedaan Individu
21
Perbedaan sifat, budaya dan karakter individu menyebabkan
kebutuhan antar individu berbeda-beda.
g.
Pengaruh pemasar
Produk baru muncul hampir setiap hari, dan diiklankan atau
dikomunikasikan melalui berbagai media oleh perusahaan
pembuatnya. Program pemasar tersebut akan mempengaruhi
konsumen untuk menyadari akan kebutuhannya. Produk yang
dikomunikasikan secara menarik akan memicu seorang konsumen
untuk menyadari kebutuhannya dan melihat produk tersebut dapat
menunjang kebutuhannya.
h.
Pencarian Informasi
Pencarian
informasi
mulai
dilakukan
ketika
konsumen
memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan
membeli atau mengkonsumsi suatu produk.
i.
Pencarian internal
Informasi yang dicari meliputi berbagai produk dan merek yang
dianggap
bisa
memecahkan
masalah
atau
memenuhi
kebutuannya. Pencarian informasi internal dengan cara mengingat
informasi produk yang pernah dia dapatkan dan konsumen
berfokus pada produk atau merek yang dikenalnya.
j.
Pencarian eksternal
Konsumen mungkin akan cukup sampai pencarian internal jika
apa yang dicari telah terpenuhi. Jika tidak, konsumen akan
berlanjut ke tahap pencarian eksternal. Konsumen mungkin juga
mengkombinasikan antara pencarian internal dan eksternal agar
informasi yang diperolehnya mengenai produk dan merek
menjadi sempurna dan menyakinkan.
4. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat
pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk
menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran. Bauran
pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan
22
untuk mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan
ini dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang
disebut 4P, yaitu : product (produk), price (harga), place (tempat), dan
Promotion (promosi) (kotler dan Amstrong, 2008).
Marketing mix adalah bagian dari aktivitas pemasaran sebuah
perusahaan secara keseluruhan, marketing mix adalah elemen cara
taktik
pemasaran.
Marketing
mix
merupakan
taktik
dalam
mengintegrasikan tawaran, logistik, dan komunikasi produk jasa.
Dengan marketing mix tidak hanya perlu membuat penawaran yang
menarik,
tetapi
mendistribusikan
harus
dan
memikirkan
taktik
mempromosikan.
yang
tepat
dalam
mix
adalah
Marketing
merupakan aspek yang paling terlihat (tangibel) dari sebuah
perusahaan dalam aktivitas pemasaran. Jadi, marketing mix bisa
dikelompokkan lagi menjadi dua bagian, yaitu penawaran (offering)
yang berupa product dan price, serta akses (access) yang berupa place
dan promotion (Kartajaya, 2006).
a. Product (Produk)
Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan
perusahaan kepada sasaran. Yang termasuk kedalam kelompok
variabel produk yaitu ragam, kualitas, desain, fitur, nama merek,
kemasan, dan layanan.
Program pemasaran yang efektif
memadukan semua elemen bauran pemasaran ke dalam suatu
program pemasaran terintegrasi yang dirancang untuk mencapai
tujuan pemasaran perusahaan dengan menghantarkan nilai bagi k
onsumen. Bauran pemasaran adalah sasaran taktis
perusahaan
untuk menentukan positioning yang kuat kedalam pasar sasaran
(Kotler dan Amstrong, 2008).
Setiap produsen selalu mempunyai tujuan bahwa produk
yang dihasilkannya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen sehingga terjadi pertukaran. Pertukaran ini dapat
memberikan kontribusi yang positif bagi perusahaan yang berupa
keuntungan
dan
pelanggan
setia
yang
dapat
menjamin
23
kelangsungan usaha perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
berusaha untuk menerapkan strategi demi menghasilkan produk
yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga
akan memberikan kepuasan bagi konsumen dan perusahaan
mendapatkan keuntungan (Suwarni, 2009).
b. price (harga)
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan
untuk memperoleh produk, harga ditetapkan agar sejalan dengan
persepsi pembeli tentang nilai suatu barang/jasa yang ditawarkan.
Yang termasuk kedalam variabel harga adalah daftar harga, diskon,
potongan harga, periode pembayaran, persyaratan kredit (Kotler
dan Amstrong, 2008).
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau
mungkin)
yang
dibutuhkan
untuk
mendapatkan
sejumlah
kombinasi dari produk dan pelayanan, Harga adalah sesuatu yang
merupakan permasalahan dalam dunia usaha. Oleh karena itu
penetapan
harga
harus
memperhatikan
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya baik secara langsung maupun tidak langsung.
Faktor yang mempengaruhi harga secara langsung adalah bahan
baku, biaya produksi, biaya pemasaran. Sedangkan faktor yang
mempengaruhi harga secara tidak langsung dalah harga jual produk
yang sejenis yang ditawarkan oleh pesaing dan potongan untuk
para penyalur dan konsumen (Dharmmesta dan Irawan, 2001).
c. place (tempat)
Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk
tersedia bagi pelanggan sasaran, yang termasuk kedalam variabel
tempat adalah saluran, cakupan, pemilihan lokasi, persediaan,
transportasi logistik (Kotler dan Amstrong, 2008).
Dalam kaitannya dengan strategi saluran distribusi terdapat
tiga aspek pokok yang berkaitan dengan strategi distribusi yaitu, 1)
sistem transportasi perusahaan, 2) sistem penyimpanan, 3) sistem
pemilihan saluran distribusi. Sistem trasportasi berkaitan dengan
24
kegiatan membawa produk agar sampai ketangan konsumen,
sedangkan sistem penyimpanan berkaitan dengan bagaimana
caranya agar barang atau produk tidak rusak sewaktu disimpan
sebelum
dipasarkan.
Berkaitan
dengan
siapa
yang
akan
menyampaikan produk tersebut kepada konsumen diperlukan
adanya sistem pemilihan distribusi (Cravens dan Piercy, 2006).
d. Promotion (promosi)
Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat
produk dan membujuk pelanggan membelinya, yang termasuk
kedalam variabel promosi adalah iklan, penjualan pribadi, promosi
penjualan, dan hubungan masyarakat (Kotler dan Amstrong, 2008).
Institute of sales promotion memberikan definisi bahwa
promosi penjualan adalah terdiri dari serangkaian teknik yang
digunakan untuk mencapai sasaran-sasaran penjualan/pemasaran
dengan penggunaan biaya yang efektif, dengan memberikan nilai
tambah pada produk atau jasa baik kepada para perantara maupun
pemakai langsung, biasanya tidak dibatasi dalam jangka waktu
tertentu. Promosi merupakan unsur keempat dalam bauran
pemasaran, pada umumnya dibagi menjadi lima alat yang
berlainan, tetapi semua berkontribusi pada pencapaian sasaran
pemasaran. Alat-alat ini adalah :
1) Iklan, merupakan waktu atau naskah yang dibeli untuk
mempromosikan produk atau jasa.
2) Promosi penjualan, adalah intensif dan tawaran yang
mendorong orang untuk membeli produk atau jasa.
3) Publisitas, adalah berita dan informasi tentang produk atau jasa
yang tidak dibayar secara langsung.
4) Penjualan secara personal, merupakan penyampaian secara
pribadi produk atau jasa kepada calon pelanggan
5) Pemasaran langsung, adalah penyampaian kepada calon
pelanggan tidak secara pribadi , tetapi mereka dapat langsung
memberikan tanggapan (Cummins, 1990)
25
5. Kopi
Tanaman kopi merupakan tanaman berkeping dua (dikotil) dan
memiliki akar tunggang. Pada akar tunggang, ada beberapa akar kecil
yang tumbuh ke samping (melebar) yang disebut akar lebar. Pada akar
lebar ini tumbuh akar rambut, bulu-bulu akar, dan tudung akar
berfungsi untuk melindungi akar ketika mengisap unsur hara dari tanah
(Panggabean, 2011).
Dalam dunia kedokteran, kafein sering digunakan sebagai
perangsang kerja jantung dan meningkatkan produksi urin. Dalam
dosis yang rendah kafein dapat berfungsi sebagai bahan pembangkit
stamina dan penghilang rasa sakit. Mekanisme kerja kafein dalam
tubuh adalah menyaingi fungsi adenosin (salah satu senyawa yang
dalam sel otak bisa membuat orang cepat tertidur). Dimana kafein itu
tidak memperlambat gerak sel-sel tubuh, melainkan kafein akan
membalikkan semua kerja adenosin sehingga tubuh tidak lagi
mengantuk, tetapi muncul perasaan segar, sedikit gembira, mata
terbuka lebar, jantung berdetak lebih kencang, tekanan darah naik,
otot-otot berkontraksi dan hati akan melepas gula ke aliran darah yang
akan membentuk energi ekstra (Utami, 2011).
Kopi merupakan salah satu minuman yang banyak digemari
masyarakat, karena kopi telah dikonsumsi dari generasi ke generasi.
Hingga saat ini, para lanjut usia bahkan muda-mudi memilih kopi
bubuk dibandingkan kopi jenis lain karena rasanya yang khas. Oleh
sebab itu banyak terdapat warung kopi di pinggiran jalan yang menjual
kopi bubuk buatan lokal. Oleh sebab itu banyak terdapat warung kopi
di pinggiran jalan yang menjual kopi bubuk buatan lokal. Penikmat
kopi biasanya minum kopi 3-4 cangkir setiap hari. Hal ini
menyebabkan seseorang dapat
ketergantungan minuman kopi.
Ketergantungan tersebut disebabkan oleh kandungan kafein dalam
26
kopi. Kadar kafein yang terdapat dalam 1 g kopi bubuk rata-rata adalah
13,9 mg, dan jumlah maksimum kopi bubuk yang dapat dikonsumsi
masyakat dalam 1 hari berdasarkan SNI (Standar Nasional Indonesia)
adalah sebanyak 9 g kopi bubuk (Maramis dkk, 2013).
Ada banyak cara dalam mengolah minuman kopi, dari cara yang
tradisional hingga yang modern menggunakan teknologi. Pada awal
jaman ditemukannya kopi, kopi dikonsumsi dengan cara dimakan
bersama lemak hewan dan anggur. Setelah kopi sampai didaratan arab
pengolahan kopi mulai berubah, pada saat itu orang-orang arab
mengkonsumsinya dengan cara merebusnya terlebih dahulu lalu
diminum. Ada dua cara penyajian kopi yang umum yaitu sebagai
berikut :
a. Kopi Seduh atau yang kita lebih kenal dengan kopi tubruk
merupakan jenis pengolahan yang paling umum digunakan dalam
mengolah minuman kopi. Cara membuat kopi tubruk sangatlah
mudah dan semua orang dapat melakukannya, hanya dengan
menuangkan bubuk kopi kedalam gelas lalu diseduh dengan air
panas. Sisi negatif dalam membuat kopi tubruk adalah dengan
ampasnya, dimana setelah kita olah tidak dapat langsung
dikonsumsi dan harus menunggu sampai ampasnya turun. Tapi
kopi tubruk juga dapat disajikan dengan gelas presser yang
berguna untuk menyaring ampas kopi tersebut.
b. Espresso Brewing merupakan sebuah jenis pengolahan kopi
menggunakan mesin bertekanan tinggi yang mengekstraksi kopi
yang menghasilkan intisari kopi dan crema. Jenis pengolahan ini
sering kita jumpai apabila kita datang ke sebuah cafe ataupun
coffee shop dimana pengolahannya menggunakan mesin espresso.
Espresso juga memiliki cita rasa serta kualitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kopi tubruk dan tidak memiliki ampas
(Anonim, 2012).
Kopi merupakan salah satu minuman yang terkenal di kalangan
masyarakat indonesia. Kopi banyak digemari karena memiliki citarasa
27
dan aroma yang khas. Selain karena citrasanya, kopi juga memiliki
manfaat dalam merangsang kinerja otak serta sebagai antioksidan.
Selain terdapat zat yang menguntungkan kopi juga mengandung
kafein yang dapat mengganggu kesehatan (Kristiyanto, dkk 2013).
C. Kerangka Teori dan Pendekatan Masalah
Pondok Kopi Savier Sarangan, merupakan kedai kopi yang terletak
di Sarangan Magetan Jawa Timur. Kedai Kopi Savier baru berdiri kurang
lebih 3 tahun yang lalu, walaupun baru berdiri tempat ini sudah ramai
pengunjung. Terletak di jalan raya tawangmangu-sarangan jawa timur,
tempat ini tak luput dari perhatian konsumennya.
Dalam pembelian kopi di Pondok Kopi Savier Sarangan ini
konsumen memiliki pertimbangan yang berbeda-beda. Pertimbangan
konsumen ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor-faktor inilah yang
akan mempengruhi konsumen kopi dalam pengambilan keputusan
pembelian. Untuk produsen atau seseorang yang ingin berwirausaha dalam
bidang ini harus mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan
konsumen dalam melakukan pembelian. Alasan konsumen dalam membeli
suatu produk merupakan sumber informasi yang penting bagi produsen
agar sasaran pemasarannya tepat dan sesuai keinginan konsumen. Salah
satu cara mengidentifikasi keinginan konsumen adalah dengan cara
mengamati faktor-faktor (dalam hal ini bauran pemasaran) yang
dipertimbangkan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian kopi
di Pondok Kopi Savier Sarangan, Magetan, Jawa Timur
Bauran pemasaran adalah empat faktor pokok yang mempengaruhi
pemasaran yaitu, produk, harga, promosi dan tempat. Faktor-faktor
tersebut dipertimbangkan oleh konsumen dan akan mempengaruhi
perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembeliannya.
Faktor bauran pemasaran diteliti karena dari penelitian terdahulu
menunjukan bahwa faktor bauran pemasaran merupakan faktor yang
dipertimbangkan konsumen dalam membeli produk. Dalam penelitian ini,
faktor-faktor yang terbentuk nanti merupakan faktor bauran pemasaran
28
yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian produk kopi
di Pondok Kopi Savier, Sarangan.
Faktor Bauran
Pemasaran
1. Faktor Produk
X1: Rasa
X2: Penyajian
X3: kualitas
X4: Ragam
2. Faktor Harga
X5 : Harga
X6: Kesesuaian
harga
3. Faktor Promosi
X7 :keefektifan
Promosi
X8: Media
cetak
X9: Media sosial
X10: Penjualan
langsung
4. Faktor Distribusi
X11 : Lokasi
Penjualan
X12 : Kemudahan
akses
X13: Kenyamanan
lokasi
X14: Pelayanan
Penjualan
X15: Kebersihan
X16: Keamanan
Gambar 4 Kerangka Pemikiran
Proses Pengambilan
keputusan
pembelian
Keputusan Pembelian
Konsumen Pondok
Kopi Savier, Sarangan
29
D. Hipotesis
1. Diduga faktor-faktor bauran pemasaran faktor produk, faktor harga,
faktor promosi dan faktor distribusi
merupakan faktor
yang
dipertimbangkan konsumen dalam membeli kopi di Pondok Kopi
Savier, Sarangan, Magetan, Jawa Timur.
E. Asumsi Dasar
1. Responden bersifat rasional dengan mengevaluasi variabel-variabel
yang dipertimbangkan
2. Responden
bertindak
dan
bersikap
secara
rasional
dalam
membelanjakan uang yang dimilikinya
3. Responden merupakan pengambil keputusan terakhir pembelian
4. Selera responden dianggap tetap selama periode penelitian. Penelitian
dilakukan selama 1 bulan yaitu pada bulan maret.
5. Variabel dapat langsung diukur dimana pengukuran variabel
disesuaikan dengan persepsi konsumen.
F. Pembatasan Masalah
1. Penelitian mengenai faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen
dalam pembelian kopi di Pondok Kopi Savier, Sarangan, Magetan,
Jawa Timur adalah dengan menganalisis faktor bauran pemasaran
kopi, yaitu faktor produk kopi yang ditawarkan dan disajikan, faktor
harga kopi, faktor promosi penjualan kopi, dan faktor tempat yang
dipilih untuk mendirikan Pondok Kopi Savier, dan juga menganalisis
variabel yang dominan dipertimbangkan dalam pembelian kopi.
2. Penelitian ini terbatas pada konsumen Pondok Kopi Savier yang
membeli menu kopi disana.
3. Konsumen yang diteliti adalah konsumen akhir, yang tidak berniat
menjual kembali, hanya untuk dikonsumsi sendiri.
4. Penelitian ini dilakukan 1 bulan pada bulan Maret 2016
30
G. Definisi Operasional
1. Perilaku
konsumen
adalah
kegiatan
individu
dalam
proses
pengambilan keputusan yang termasuk didalamnya persiapan dalam
pembelian suatu produk.
2. Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan skala likert,
dimana responden diminta mengisi daftar pertanyaan dan semua
jawaban responden dihitung menggunakan skor dengan contoh
jawaban sebagai berikut: tidak setuju (1), kurang setuju (2), cukup
setuju (3), setuju (4), sangat setuju (5).
3. Rasa adalah tanggapan atau penilaian konsumen terhadap rasa kopi
yang di beli pada kedai kopi Pondok Kopi Savier, Sarangan, apakah
rasa sesuai dengan selera konsumen atau tidak. Variabel rasa diukur
melalui pendapat konsumen yaitu tidak setuju, kurang setuju, cukup
setuju, setuju, sangat setuju.
4. Penyajian adalah tanggapan atau penilaian konsumen terhadap cara
penyajian kopi yang di beli di Pondok Kopi Savier, Sarangan, apakah
menarik konsumen untuk membeli atau tidak. Variabel penyajian
diukur melalui pendapat konsumen yaitu tidak setuju, kurang setuju,
cukup setuju, setuju, sangat setuju.
5. Kualitas adalah tanggapan atau penilaian konsumen terhadap kualitas
olahan kopi yang ada di Pondok Kopi Savier, Sarangan. Variabel
kualitas diukur melalui pendapat konsumen yaitu tidak baik, kurang
baik, cukup baik, baik, sangat baik.
6. Ragam adalah tanggapan atau penilaian konsumen terhadap variasi
menu yang ditawarkan di Pondok Kopi Savier, Sarangan. Variabel
ragam diukur melalui pendapat konsumen yaitu tidak beragam, kurang
beragam, cukup beragam, beragam, sangat beragam.
7. Harga adalah tanggapan atau penilaian konsumen terhadap besarnya
uang yang digunakan untuk membeli kopi di kedai kopi Pondok Kopi
Savier Sarangan. Harga diukur dari pendapat konsumen terhadap harga
kopi, apakah sangat murah, murah, cukup mahal, mahal, sangat mahal
31
8. Kesesuain harga adalah tanggapan atau penilaian konsumen terhadap
kesesuaian harga dengan rasa dan tampilan kopi di kedai kopi Pondok
Kopi Savier Sarangan. Variabel kesesuaian harga diukur melalui
pendapat konsumen terhadap kesesuaian harga yaitu tidak sesuai,
kurang sesuai, cukup sesuai, sesuai, sangat sesuai.
9. Keefektifan promosi adalah tanggapan atau penilaian konsumen
terhadap bagian dari sistem pemasaran yang memberikan informasi
kepada konsumen kopi. Variabel keefektifan promosi diukur melalui
pendapat konsumen terhadap promosi yaitu tidak efektif, kurang
efektif, cukup efektif, efektif, sangat efektif.
10. Media cetak adalah tanggapan atau penilaian konsumen terhadap
bagian dari pengenalan produk yang tersebar pada media yang dicetak.
Diukur melalui pendapat konsumen tentang pengaruh promosi melalui
media cetak yaitu tidak berpengaruh, kurang berpengaruh, cukup
berpengaruh, berpengaruh, sangat berpengaruh.
11. Penjualan langsung adalah tanggapan atau penilaian konsumen
terhadap cara penjualan yang dilakukan langsung di Pondok Kopi
Savier Sarangan. Diukur melalui pendapat konsumen mengenai
pengaruh
pemasaran
langsung
terhadap
promosi
yaitu
tidak
berpengaruh, kurang berpengaruh, cukup berpengaruh, berpengaruh,
sangat berpengaruh.
12. Media Sosial adalah tanggapan atau penilaian konsumen terhadap
bagian dari pengenalan produk yang tersebar pada media sosial.
Diukur melalui pendapat konsumen mengenai pengaruh media sosial
terhadap promosi yaitu tidak berpengaruh, kurang berpengaruh, cukup
berpengaruh, berpengaruh, sangat berpengaruh.
13. Lokasi adalah tanggapan atau penilaian konsumen terhadap lokasi
tempat kedai kopi Pondok Kopi Savier Sarangan itu berada. Variabel
lokasi diukur dengan pendapat konsumen mengenai lokasi yaitu tidak
strategis, kurang strategis, cukup strategis, strategis, sangat strategis.
14. Kemudahan akses adalah tanggapan konsumen terhadap kemudahan
akses jalan menuju lokasi penjualan. Variabel kemudahan akses diukur
32
oleh pendapat konsumen apakah tempat tersebut mudah diakses yaitu
sangat sulit, agak sulit, cukup sulit, mudah, sangat mudah.
15. Kenyamanan lokasi adalah tanggapan atau penilaian konsumen
terhadap perasaan aman dan nyaman yang diperoleh selama berada di
Pondok Kopi Savier, Sarangan. Variabel kenyamanan lokasi diukur
oleh pendapat konsumen mengenai kenyamanan yaitu tidak nyaman,
kurang nyaman, cukup nyaman, nyaman, sangat nyaman.
16. Pelayanan penjualan adalah tanggapan atau penilaian konsumen
terhadap pelayanan yang diberikan oleh pelayan di Pondok Kopi
Savier Sarangan. Variabel pelayanan diukur dengan pendapat
konsumen mengenai pelayanan yaitu tidak memuaskan, kurang
memuaskan, cukup memuaskan, memuaskan, sangat memuaskan.
17. Kebersihan adalah tanggapan atau penilaian konsumen terhadap
kebersihan tempat di Pondok Kopi Savier Sarangan. Variabel
kebersihan diukur melalui pendapat konsumen mengenai kebersihan
lokasi yaitu tidak bersih, kurang bersih, cukup bersih, bersih, sangat
bersih.
18. Keamanan adalah tanggapan atau penilaian konsumen terhadap rasa
aman yang diperoleh saat berada di Pondok Kopi Savier, Sarangan.
Variabel keamanan diukur dengan pendapat konsumen mengenai
keamanan lokasi yaitu tidak aman, kurang aman, cukup aman, aman,
sangat aman.
33
Download