BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya ( State of the Art) Dalam melakukan penelitian, dibutuhkan referensi sebelumnya untuk dapat membedakan bagaimana hasil yang dicapai dari penelitian yang dilakukan. Dibawah ini adalah tabel 2.1 sampai tabel 2.5 penelitian sebelumnya (state of the art) yang berkaitan dengan penelitian yangdilakukan mengenai pengaruh sales promotion event gathering terhadap sikapkonsumen pada Auto2000, dengan dibuat tabel sebagaiberikut : Tabel 2.1 Penelitian I Sebelumnya (State of The Art) Judul PENGARUH JAMBORE MOTOR BIKE DAN PJTV MUSIC FESTIVAL 2007” DENGAN SIKAP PESERTA TERHADAP PJTV BANDUNG. Peneliti Gita Oktavisna Metode Kuantitatif Penelitian Tahun 2007 Persamaan dan Metode yang dilakukan yaitu kuantitatif. Peneliti ini Perbedaan dilakukan untuk meneliti faktor yang mempengaruhi kegiatan “Jambore motor bike dan PJTV music festival 2007” dengan sikap peserta terhadap PJTV. Hasil Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah kegiatan jambore ini berhasil menciptakan image positif PJTV dihadapan peserta jamboree motor bike yang selain itu terdapat hubungan antara kredibilitas pengisi acara dan isi pesan yang disampaikan oleh pembawa acara. Lembaga Fakultas publikasi Jatinangor Ilmu Komunikasi 7 Universitas Padjadjaran 8 Tabel 2.2 Penelitian II Sebelumnya (State of The Art) Judul HUBUNGAN KEGIATAN PELATIHAN “INTERNET GOES TO SCHOLL BAGI GURU”. DENGAN SIKAP PESERTA TERHADAP PERUSAHAAN Peneliti Rara Istiyani Oktrianti Metode penelitian Kuantitatif Tahun 2008 Hasil Hasil yang di dapat dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pelatihan” Internet Goes To Scholl Bagi Guru”. Dengan sikap peserta terhadap perusahaan. Hal itu tersebut mengidentifikasikan bahwa pelatihan “Internet Goes To Scholl Bagi Guru”Training ESQ memiliki hubungan dengan sikap peserta terhadap perusahaan. Lembaga publikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Jatinangor Tabel 2.3 Penelitian III Sebelumnya (State of The Art) Judul Pengaruh bauran promosi terhadap keputusan pembelian konsumen di dealer Sentral Yamaha Blitar Peneliti Saputra Satriya Model penelitian Kuantitatif Tahun 2008 Hasil Hasil penelitian ini adalah: (1) Terdapat pengaruh positif yang signifikan promosi penjualan (X1) terhadap keputusan pembelian konsumen di Dealer Sentral Yamaha Blitar Lembaga Publikasi Universitas Negeri Malang. Jurusan Manajemen 9 Tabel 2.4 Penelitian IV Sebelumnya (State of The Art) Judul HUBUNGAN ANTARA SOSIALISASI YANG DILAKUKAN HUMAS DAOP I PADA PROGRAM BEDAH LINTAS DENGAN SIKAP MASYARAKAT PEMUKIMAN KUMUH DI JALUR LINGKAR KERETA API KOTA JAKARTA Peneliti Ricky Jacob Model Penelitian Kuantitatif Tahun 2010 Hasil Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukan bahwa enam sub hipotesis yang diajukan, seluruhnya diterima. Pengujian secara keseluruhan menunjukan ada hubungan antara sosialisasi program bedah lintas dengan kepatuhan masyarakat pemukiman kumuh di jalur lingkar kereta api jakarta . Lembaga Publikasi Universitas Trisakti Tabel 2.5 Penelitian V Sebelumnya (State of The Art) Judul HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN ESQ KELAS PROFESIONAL DENGAN SIKAP PESERTA PADA LEMBAGA ESQ. Peneliti Elfira Mayasari Model Penelitian Kuantitatif Tahun 2008 Hasil Hasil dari penelitian ini adalah hubungan antara kegiatan Training ESQ kelas professional dengan sikap peserta pada lembaga. Hal tersebut mengidentifikasikan bahwa kegiatan training ESQ kelas professional memiliki hubungan dengan sikap peserta terhadap lembaga. Lembaga Publikasi Maranatha Bandung 10 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Komunikasi Komunikasi dalam kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting.Hal tersebut disebabkan karena manusia sebagai makhluk social yang membutuhkan interaksi dengan sesamanya. Baikuntuk menyampaikan informasi, perasaan, pikiran,pendapat,ataupun sikapnya. Komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, communication yang berarti pertukaran. Kata sifatnya komunis yang berarti umum atau bersama-sama. Menurut Miller, komunikasi adalah situasi – situasi yang memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seseorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima (Mulyana, 2005:54). Komunikasi (intensional) merupakan suatu proses menyortir, memilih dan mngirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa denganyang dimaksud komunikator. Salah satu model komunikasi datang dari Laswell dalam Mulyana yang menyebutkan bahwa proses komunikasi, yaitu :who says what in which channel to whom with what effect. Model komunikasi ini dikemukakan oleh Laswell. Maka dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator melalui media kepada komunikannya sehingga menimbulkan timbal balik. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses terjadinya pertukaran informasi untuk menyampaikan pesan antara dua orang atau lebih sehingga menimbulkan pengertian yang sama. Proses komunikasi terdiri dari dua tahap, yakni; 1. Proses Komunikasi Secara Primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan 11 lainnya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. 2. Proses Komunikasi Secara Sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang senagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam menjalannkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak (Effendy,2007:11). Bila komunikator dan komunikan tidak memiliki pengalaman bersama maka komunikasi tidak mungkin berlangsung dan bila pengalaman sumber dan pengalaman sasaran sangat jauh berbeda maka sangat sulit untuk menyampaikan makna seseorang kepada orang lainnya 2.2.2 Special event Ruslan mengemukakan, bahwa untuk menyelenggarakan acara atau kegiatan khusus spesial event, humas tersebut harus mampu menarik perhatian dari publik terhadap perusahaan atau produk tertentu, yang ingin ditampilkan melalui aktivitas Special events itu sendiri. Dalam hal ini, maka kegiatan Special events dari Humas/PR tersebut akan mampu memuaskan bagi pihak-pihak lain yang terlibat atau terkait untuk berperan-serta dalam suatu kesempatan pada acara khusus Humas, baik untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), Kesadaran (awareness), upaya pemenuhan selera (pleasure), dan menarik simpati atau empati sehingga mampu menumbuhkan saling pengertian bagi kedua belah pihak. Pada akhirnya, kegiatan ini dapat menciptakan citra (image) positif dari masyarakat atau publik sebagai target sasarannya (Soemirat dan Ardianto, 2010:103-104). Special events ini merupakan perayaan spesifik, direncanakan dan diciptakan untuk memadai momen-momen khusus untuk mencapai tujuan sosial, budaya dan perusahaan atau organisasi. 12 2.2.2.1 Tujuan Special event Tujuan utama diadakannya Special event adalah mempromosikan produk atau perusahaan agar lebih dikenal khalayak sasaran (Pudjiastuti, 2010:20). Pelaksanaan Special event tidak semata-mata memberikan hiburan pada masyarakat, tetapi juga mempunyai tujuan lain yang ingin dicapai perusahaan, yaitu: 1) Awareness, meningkatkan pengetahuan khalayak terhadap perusahaan atau produk yang ditampilkan. 2) Memperoleh publikasi yang positif melalui komunikasi timbale balik. 3) Menunjukan niat baik dari perusahaan atau produk yang diwakilinya dan sekaligus memberikan citra positif pada masyarakat sebagai public sasaran. 4) Mempertahankan penerimaan masyarakat. 5) Memperoleh rekanan baru melalui s[ecial event yang dirancang secara menarik dan kreatif (Pudjiastuti, 2010:24-25). Menurut Philip Lesly, tujuan Special event pada dasarnya sama dengan tujuan public relations, yaitu: 1) Menciptakan citra baik atau citra positif. 2) Melakukan promosi pelayanan dan produksi. 3) Menciptakan goodwill. 4) Mencegah dan memecahkan masalah. 5) Mengatasi kesalahpahaman dan prasangka. 6) Meramalkan serangan-serangan. 7) Mampu menarik perhatian khalayak. 8) Merumuskan kebijakan-kebijakan serta menyerahkan proses perubahan sedemikian rupa (Pudjiastuti, 2010: 25). Tujuan lain diadakan Special event bagi perusahaan biasanya untuk mempromosikan pelayanan dan produksi. Tidak jarang perusahaan kemudian mendapatkan rekanan baru yang tentunya akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Sama halnya Auto 2000, perusahaan ini membuat event gathering agar konsumen lebih tahu 13 mengenai perusahaan, lebih dekat dan mengetahui produk-produk yang di keluarkan oleh perusahaan, terutama produk baru. 2.2.2.2 Fungsi Special event Fungsi Special event yang dikemukakan Rosady Ruslan, antara lain sebagai berikut: 1) Memberikan informasi secara langsung (tatap muka) dan mendapatkan timbale balik yang positif dari publiknya. 2) Menjadi media komunikasi sekaligus mendapatkan publikasi sehingga pada akhirnya public sebagai target Sasaran akan memperoleh pengenalan, pengetahuan, dan pengertian mendalam. Dari Special event tersebut juga diharapkan akan tercipta citra positif perusahaan atau produk yang diwakilinya (Pudjiastuti, 2010:29). Komunikasi yang dilakukan secara langsung atau tatap muka lebih efektif dibandingkan komunikasi menggunakan media seperti telpon, email dll. Event Gathering yang diadakan Auto 2000 menjadi salah satu media komunikasi untuk bisa berhadapan langsung dengan konsumen, sehingga informasi yang diberikan bisa langsung kena sasaran tidak melenceng atau mental ke hal lain. 2.2.2.3 Elemen Special event Dalam perencanaan Special event, ada lima elemen penting yang harus diperhatiak, yaitu 5W+1H (Who, Why, When, Where, What dan How) : 1. Who Elemen ini berkaitan dengan sasaran yang akan dituju untuk dapat memenuhi kebutuhan perusahaan, contohnya: a. Siapa khalayak sasarannya? b. Bagaimana karakteristik, keinginan dan kebutuhannya? c. Siapa pengisi acaranya? 14 d. Siapa media partnernya? e. Siapa penanggung jawab dalam setiap kegiatan? 2. Why Tujuan yang ingin dicapai harus mengarah pada apa yang diinginkan dan dibutuhkan agar mendapat perhatian yang baik dari khalayak. Pelaksanaan Special event tidak hanya memberikan hiburan bagi masyarakat, tetapi juga untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan, seperti hal nya sebagai berikut: a. Apakah khalayak menyadari dan mengetahui keberadaan, kualitas dan bidang usaha perusahaan atau merek dan pproduk perusahaan? b. Apakah suatu produk telah memperoleh publikasi yang positif? c. Seberapa jauh citra yang terbentuk dimata khalayak? d. Apakah khalayak perlu melakukan promosi? e. Apakah khalayak perlu dipengaruhi agar mau menggunakan produk perusahaan? f. Bagaimana menjangkau target sasaran yang lebih luas? 3. When Merupakan elemen yang berkaitan dengan ketepatan waktu, sekiranya kapan waktu yang tepat untuk untuk memperkenalkan produk atau untuk mengadakan Special event. Dan juga berapa lama durasinya, frekuensinya dll. 4. Where Merupakan elemen yang berkaitan dengan tempat atau lokasi. Dimana lokasi tersebut sangat mendukung acara dan tempatnya tidak jauh dari jangkauan konsumen atau undangan. 5. What Elemen ini lebih mengarah pada event apa yang sekiranya tepat di adakan sebagai ajang promosi. Bisa dilihat dari tujuan event dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan event tersebut. 15 6. How Elemen ini berkaitan dengan bagaimana event tersebut dapat mengenai sasaran atau sesuai dengan tujuan. Bisa dilihat dari cara mencapai tujuan, karakteristik khalayak, publikasi, dekorasi dan hiburan (Pudjiastuti, 2010:2-5) Event gathering yang diadakan Auto 2000 dilaksanakan di cabang Bekasi Timur dengan sasarannya yaitu konsumen yang sudah menggunakan produk Auto 2000, dengan tujuan event memperkenalkan produk baru dan terobosan-terobosan terbaru yang dilakukan perusahaan, sehingga diharapkan konsumen menjadi lebih loyal dan mau bekerjasama untuk memperkenalkan atau member informasi kepada orang lain mengenai perusahaan dan produk perusahaan. 2.2.2.4 Event Gathering Gathering merupakan eventlain yang paling sering dilakukan perusahaan. Khalayak bisa dari public internal (karyawan, pemegang saham, atau investor) dan bisa juga dari public eksternal (distributor, media, pemerintah, konsumen, supplier, dan sebagainya). Ajang ini biasanya diranvang dalam bentuk hiburan, ramah-tamah, atau diskusi ringan mengenai sesuatu. Tujuannya lebih untuk mengakrabkan hubungan antar peserta. Karakteristik ajang ini antara lain: 1. Dikemas secara informal yang biasanya sarat dengan hiburan. 2. Khalayaknya tertentu dan terbatas, misalnya karyawan saja, media saja, investor saja, dan seterusnya. 3. Gathering dapat dilaksanakan indoor (aula, restoran, hotel, auditorium) atau outdoor (taman, tempat rekreasi, pantai). 4. Tujuan diadakan gathering adalah untuk menjalin hubungan baik antara perusahaan dan segenap stakeholders-nya. 16 5. Waktu pelaksanaan bisa hari libur atau hari biasa sesuai dengan waktu yang paling tepat bagi stakeholders. Untuk investor mungkin lebih tepat jika acaranya diadakan pada hari libur agar tidak mengganggu jam kerja mereka, apalagi jika acara itu menyertakan anggota keluarga (Pudjiastuti, 2010:171-172). Pada penelitian ini event gathering yang dilaksankan oleh Auto 2000 Bekasi Timur bukan hanya memberikan suatu pertunjukan, penampilan atau perayaan, tapi disini merkea memberikan informasi mengnai produk yang akan diperkanalkan oleh konsumen. 2.2.3 Public Relations Public Relations pada hakekatnya adalah kegiatan komunikasi, kendati agak lain dengan kegiatan komunikasi lainnya, karena ciri hakiki dari komunikasi Public Relations adalah two way communications (komunikasi dua arah/timbal balik). Arus komunikasi timbal balik ini yang harus dilakukan dalam kegiatan Public Relations, sehingga terciptanya umpan balik yang merupakan prinsip pokok dalam Public Relations. Public Relations disebut sebagai salah satu bidang ilmu komunikasi praktis, yaitu penerapan ilmu komunikasi pada suatu organisasi/perusahaan dalam melaksanakan fungsi manajemen. (Soemirat danArdianto, 2009 : 11) Public Relations pada intinya berfungsi untuk menumbuhkan baik antara segenap komponen pada suatu lembaga/perusahaan dalam pemberian pengertian, menumbuhkan motivasi serta partisipasi. Semuanya bertujuan untuk menumbuhkembangkan kemauan baik dan memperoleh opini publik yang menguntungkan. Inti dari Public Relations senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul perubahan yang berdampak positif. Dengan demikian, Public Relations merupakan suatu bentuk komunikasi yang berlaku untuk semua jenis organisasi, baik bersifat komersial maupun nonkomersial di sektor publik (pemerintah) maupun privat (pihak swasta). 17 Sebagai fungsi manajemen, Public Relations bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan reputasi perusahaan. Sebagai fungsi manajemen, Public Relations mengembangkan komunikasi antara perusahaan dan publik yang dianggap penting untuk menciptakan dan mempertahankan goodwill dan mutual understandingpublik terhadap tujuan, kebijakan, dan kegiatan perusahaan. (Nova, 2011 : 47). Public Relations dapat dikatakan secara umum sebagai kegiatan untuk meningkatkan reputasi baik perusahaan dan mempertahankan reputasi baik tersebut agar tetap stabil. Dengan fungsinya, Public Relations harus mengembangkan komunikasi antara perusahaan dan publik sebaik-baiknya dan sebaliknya. Karena komunikasi yang baik tersebut mampu menciptakan dan mempertahankan kemauan baik serta hubungan yang mampu mengerti satu sama lain. Public Relations menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial maupun yang non-komersial. Kehadirannya tidak bisa dicegah, telepas dari kita menyukainya atau tidak. Anda tidak bisa memutuskan untuk menghadirkan atau sebaliknya meniadakan Public Relations. Sebenarnya, Public Relations terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya. Setiap orang pada dasarnya juga selalu mengalami Public Relations, kecuali jika ia terisolasi dan tidak menjalin kontak dengan manusia yang lainnya. (Frank Jefkins, 2004 : 9) Dalam hal ini event gathering merupakan salah satu kegiatan Public Relations dengan tujuan untuk menaikan provit cabang, agar lebih dikenal oleh masyarakat di daerah sekitar, dan membuat perusahaan lebih dekat dengan masyarakat. 2.2.3.1 Special event dan Public Relations Special event merupakan salah satu tools public relations (PR) disamping kegiatan lain, seperti identitas perusahaan, publisitas, website, dan sebagainya. Salah satu peran utama PR yaitu sebagai 18 komunikator perusahaan, lembaga atau perorangan untuk mecapai informasi tentang perusahaan, lembaga atau perorangan yang diwakilinya kepada publiknya, baik internal maupun eksternal. Berikut adalah gambar kegiatan PR: Gambar 2.1 Kegiatan Public Relations (Sumber: Pudjiastuti, 2010:31) Gambar 2.1 dapat terlihat bahwa Special event masuk dalam kategori salah satu kegiatan PR. PR sendiri dapat berinteraksi langsung dengan publiknya sehingga dapat lebih mampu meyakinkan public berkaitan dengan informasi yang disampaikan. Begitu juga dengan Auto 2000, dimana event gathering yang di adakan merupakan salah satu bentuk kegiatan PR perusahaan untuk memberikan informasi dan meningkatkan penjualan produk perusahaan. 2.2.3.2 Manajemen Special event dari Public Relations Special event membutuhkan manajemen yang baik agar pelaksanaannya dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Special event merupakan salah satu tools PR yang banyak dilakukan. Menurut 19 Cutlip ada empat tahap yang harus dilakukan PR dalam manajemen PR. Keempat tahap itu adalah: 1) Defining the problem (or opportunity) Tahap untuk mendapatkan data dan fakta berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan, baik opinion research maupun motivation research, atau melalui metode penelitian yang lain. 2) Planning and programming Tahap perencanaan seperti membuat proposal perusahaan. Proposal yang disusun harus berpijak pada data dan fakta yang diperoleh pada saat penelitian dan perlu dipikirkan dengan matang karena perencanaan ini natinya akan menjadi pedoman pada saat pelaksanaan. 3) Taking action and communicating Tahap pelaksanaan dari perencanaan yang telah disusun. Tahap ini sering juga disebut tahap komunikasi karena sebagian aktivitas yang dilakukan hamper selalu berkaitan dengan komunikasi. 4) Evaluating the program Tahap ini diperlukan untuk mengetahui apakah kegiatan dilaksanakan berdasarkan pada perencanaan yang telah dibuat dan untuk melihat seberapa jauh tujuan program dapat dicapai (Pudjiastuti, 2010:38). Tahapan-tahapan tersebut juga menjadi tolak ukur bagi setiap event yang dilaksanakan oleh Auto 2000. Dimana event ini dilakukan untuk mensurvey pasar atau konsumen, apakah produk mereka makin diminati atau tidak. Dan apakah konsumen masih loyal pada produk yang dikeluarkan Auto 2000 atau tidak. Semua akan dibahas di akhir evaluasi setelah diadakannya event gathering. 20 2.3 Sikap Seseorang akan merubah sikapnya terhadap suatu objek, pesan atau peristiwa apabila orang yang akan merubah sikap seseorang/individu mampu mempersuasifkan pesannya dengan baik dan menarik sehingga timbul penambahan kognisi (pengetahuan), afeksi (perasaan senang), konasi (perubahan tindakan) dari individu tersebut. Herbert Spencer membagi sikap ke dalam aspek kognisi, afeksi, dan konasi.Tiga komponen sikap tersebut merupakan struktur dari sikap dalam penelitian ini. Ketiga komponen sikap tersebut adalah : 1. Komponen Kognisi berasal dari perkataan latincognition/cognitive yang berarti proses mengetahui persepsi, sesuatu yang diketahui (process of knowing, perception, something known or perceived) aspek kognisi merupakan aspek penggerak perubahan karena informasi yang diterima menentukan perasaan dan kemauan untuk berbuat. 2. Komponen Afeksi berasal dari perkataan lain affection yang merupakn istilah umum bagi aspek perasaan dan emosional dari suatu pengalaman, selanjutnya aspek afeksi menjawab tentang apa yang dirasakan (senang/tidak senang, suka/ tidak suka) terhadap suatu objek.. 3. Komponen Konasi juga berasal dari perkataan latin yaitu conatio, yang secara harfiah berarti “Perjuangan atau Upaya”. Komponen konasi yang menentukan kesediaan/kesiapan jawaban berupa tindakan terhadap objek.(Azwar, 2011:23-27) 2.4 Teori Integrasi Informasi Penilitian ini dilandasi oleh Teori Penggabungan Informasi (Information- Integration Theory) yang dikemukakan oleh Martin Feishbein.Teori tentang pengorganisasian pesan atau informasi. Teori ini berasumsi bahwa bagi pelau komunikasi berpusat pada cara kita mengakumulasikan dan mengatur informasi tentang semua orang, objek, situasi, dan gagasanyang membentuk sikap atau kecenderungan untuk bertindak dengan cara yang positif atau negatif terhadap beberapa objek (Little John, 2009:111). Feishbein dalam Little John kemudian mengemukakan bahwa merujuk pada teori ini semua informasi mempunyai kekuatan potensial yang dapat mempengaruhi 21 orang untuk memiliki sikap tertentu. Besar tidaknya pengaruh tersebut tergantung kepada dua variabel yaitu valensi dan bobot penilaian. 1. Valensi atau tujuan, yang berarti mengacu pada apakah informasi mendukung keyakinan seseorang atau menyangkalnya. Ketika informasi mendukung keyakinan seseorang, maka informasi tersebut mempunyai valence positif. Namun ketika informasi tidak mendukung keyakinan seseorang, maka informasi tersebut mempunyai valence positif. 2. Bobot penilaian, yang memengaruhi dampak dari informasi. Bobot yaitu sebuah kegunaan dari kredibilitas informasi. Jika seseorang berpikir bahwa informasi tersebut adalah benar, maka seseorang akan memberikan bobot yang lebih tinggi pada informasi tersebut. Jika tidak, maka seseorang akan memberikan bobot yang lebih rendah. Semakin besar bobotnya, maka semakin besar pula dampak dari informasi tersebut pada sistem keyakinan seseorang. (Littlejohn, 2009 : 111) Secara singkat dapat dijelaskan bahwa Valensi berkaitan dengan bagaimana informasi dipengaruhi sikap seseorang, sedangkan Bobot Penilaian berkaitan dengan sejauhmana informasi tersebut mempengaruhi sikap seseorang. Dengan demikian, walaupun suatu informasi memiliki tingkat valensi yang tinggi, apabila tidak didukung oleh bobot penilaian yang tinggi pula, akan menghasilkan efek yang kecil pada sikap seseorang. Selanjutnya, pendekatan integrasi informasi memusatkan pada cara-cara orang mengakumulasikan dan mengorganisasikan informasi tentang orang, objek, situasi atau gagasan tertentu untuk membentuk sikap terhadap sebuah konsep. Sikap sudah menjadi sebuah satuan penting dalam penelitian tentang persuasi karena arti pentingnya dalam perubahan sikap. Sebuah sikap adalah sebuah predisposisi untuk bertindak dengan suatu cara yang positif atau negatif terdapat sesuatu. Sebuah sikap merupakan sebuah akumulasi dari informasi tentang sesuatu, objek, orang, situasi atau pengalaman. Perubahan sikap terjadi karena informasi baru memberikan tambahan pada sikap. Sikap mempunyai korelasi dengan keyakinan dan menyebabkan seseorang memiliki perilaku tertentu terhadap objek sikap. 22 Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa akumulasi informasi yang diterima oleh seseorang memungkinkan untuk terjadinya hal-hal sebagai berikut : 1. Informasi dapat mengubah derajat kepercayaan seseorang terhadap suatu objek 2. Informasi dapat mengubah valensi/arah dari kepercayaan yang telah dimiliki seseorang terhadap suatu ohjek. 3. Informasi dapat menambah kepercayaan baru yang telah ada dalam struktur sikap. Teori Integrasi Informasi terdiri dari tiga komponen yaitu information (informasi).Person (orang) dan attitude (sikap). Teori tersebut kemudian disederhanakan menjadi sebuah model yang akan diaplikasikan ke dalam penelitian. Information Person Attitude Gambar 2.2 Model Information Integration Theory (Littlejhon, 2009:111). Agar mudah mengubah perilaku konsumen terhadap Auto2000, dibutuhkan komunikator yang berbobot serta sejauhmana suatu informasi mendukung apa yang sudah menjadi kepercayaan seseorang.Oleh karena itu teori integrasi informasi digunakan oleh peneliti untuk melihat bagaimana bobot komunikator dan tujuan informasi dalam event gathering dengan sikap konsumen terhadap perusahaan. 2.5 Penerapan Teori Integrasi Informasi sebagau Teori Utama dalam Penelitian Penelitian ini membahas bagaimana event gathering terhadap sikap konsumen Auto2000.Event ini dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap Auto2000 Bekasi Timur, jika terlebih dahulu pesan tersebut masuk pikiran mereka, asumsi tersebut mendasari teori integrasi informasi dalam penelitian ini. Teori tersebut berasumsi bahwa semua informasi memiliki potensial untuk mempengaruhi sikap seseorang.Informasi yang didapat dari event gathering dapat merubah sikap 23 konsumen terhadap Auto2000 Bekasi Timur. Informasi akan mempengaruhi konsumen apabila informasi atau pesan yang diberikan oleh komunikator pada event gathering dipandang mendukung keyakinan para pesertanya, maka peserta akan memandang gagasan dari komunikator positif atau sebaliknya apabila informasi atau gagasan-gagasan dari komunikator dipandang negatif. Hal tersebut dikatakan sebagai valensi.Valensi adalah tingkatan dimana informasi dipandang mendukung keyakinan seseorang atau tidak (Littlejohn, 2009:111). Kedua, yang akan mempengaruhi dampak informasi yaitu bobot. Bobot adalah sebuah fungsi dari kehandalan. Jika konsumen berpendapat bahwa informasi dari komunikator itu benar, bobot yang lebih besar akan diberikan pada informasi tersebut; jika tidak, informasi dari komunikator akan diberi bobot yang lebih kecil. Valensi mempengaruhi bagaimana informasi mempengaruhi sikap; bobot mempengaruhi seberapa besar pengaruh tersebut. Bila konsumen memberikan bobot yang rendah pada informasi yang terdapat pada event gathering, maka informasi itu akan membawa pengaruh yang kecil, walau bagaimanapun valensinya. Peserta akan menganggap bahwa informasi yang diberikan oleh komunikator tidak benar karena menurut para konsumen bahwa komunikator pada event gathering itu tidak handal. Informasi yang diberikan oleh komunikator melalui event gathering ini dapat menambah wawasan konsumenakan pentingnya segala informasi mengenai Auto2000. Sebagaimana dikatakan bahwa sebuah sikap dianggap sebagai akumulasi dan informasi tentang objek, orang, situasi atau pengalaman.Pemahaman konsumen terhadap perusahaan terjadi karena adanya informasi baru memberikan tambahan pada sikap konsumen atau merubah bobot atau valensi dari informasi lain. dalam hal ini konsumen akan menemukan pengetahuan baru segala sesuatu tentang perusahaan atau sedikit memahami dari tujuan eventtersebut sehingga dapat merubah sikap konsumen terhadap perusahaan. 2.6 Kerangka Pemikiran Variabel pada penelitian ini meliputi event gatheringAuto 2000 dan sikap konsumen. Berdasarkan uraian variabel yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dimensi – dimensi penelitian pada kerangka pemikiran dapat dibuat sebagai berikut : 24 Gambar 2.3 Kerangka Penelitian Informasi sebagai setiap pemasukan bagi seseorang dalam suatu sistem komunikasi. Komponen informationyang di dapat dalam penelitian ini adalah event gathering Auto2000.Komponen person dalam penelitian ini diartikan sebagai konsumen yang menghadiri event gathering. Sebuah sikap merupakan sebuah kecenderungan untuk bertindak dalam cara yang positif atau negatif terhadap suatu objek. Komponen attitude dalam penelitian yaitu berupa sikap konsumenyang akan merubah minat koumen setelah mengetahui event gathering Auto2000 dari aspek opini, persepsi, dan afektif. Berdasarkan penjelasan komponen-komponen tersebut, maka variabel utama dalam penelitian ini adalah event gathering Auto2000dan minat konsumen terhadap event yang di timbulkan dari sikap konsumen itu sendiri.Event gathering Auto2000sebagai komponen information pada dasarnya merupakan bentuk publikasi untuk meningkatkan pengetahuan konsumen mengenai perusahaan. Proses event gathering Auto2000dilakukan melalui proses penyampaian informasi oleh komunikator dan penerimaan informasi oleh konsumen. Proses pengembangan ini akan berjalan dengan baik apabila proses penyampaian informasi yang dilakukan oleh komunikator bisa diterima dengan baik oleh konsumen. Proses penyampaian informasi pada dasarnya adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan.