1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Umat muslim

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Umat muslim di seluruh dunia diperkirakan berjumlah sekitar 1,6 milyar
atau 23% dari total penduduk di dunia. Indonesia merupakan negara dengan
jumlah penduduk muslim terbanyak, yaitu sekitar 209 juta atau sekitar 87,2%
dari total penduduk Indonesia. Kemudian diikuti oleh India dengan total
penduduk muslim 176 juta atau 14,4% dari total penduduknya (The Pew Forum
on Religion and Public Life, 2011). Masyarakat mengonsumsi makanan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Makanan berkaitan erat dengan faktor sosial,
agama, dan sejarah (Hasnah, 2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumsi makanan diantaranya faktor ekonomi (misalnya harga), sosial,
budaya, atau agama (Madanijah, 2004).
Delener (1994) dalam Bonne et al. (2007) menunjukkan bahwa agama
merupakan salah satu kekuatan budaya yang berpengaruh pada perilaku
konsumen, diantaranya dalam keputusan pembelian makanan dan kebiasaan
makan. Pengaruh agama tersebut tergantung pada sejauh mana individu
menafsirkan dan mengikuti ajaran agama mereka. Menurut Griffin dan Ebert
(2003) dalam Safitri (2013) terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi
perilaku konsumen yaitu pengaruh psikologis (motivasi, persepsi, kemampuan
belajar, dan sikap perseorangan), pengaruh pribadi/individu (gaya hidup, usia,
kepribadian, dan status ekonomi), serta pengaruh lingkungan yang terbagi atas
pengaruh sosial (keluarga, teman, rekan kerja) dan pengaruh budaya (termasuk
agama).
1
Dalam agama Islam, umat muslim diwajibkan makan makanan yang halal
(Riaz dan Chaudry, 2004). Konsumsi makanan halal dipengaruhi oleh faktor
kesehatan, higienitas, cita rasa, keramahan lingkungan, respect for animals’
welfare, dan isu sosial (Bonne et al., 2007). Kebutuhan mengonsumsi makanan
halal berkontribusi pada perkembangan pelabelan halal pada makanan yang
bertujuan memuaskan konsumen muslim (El-Bassiouny, 2014). Pada mulanya,
penentuan status kehalalan makanan ditentukan oleh Komisi Fatwa MUI.
Namun, sejak dikeluarkannya UU No. 33 tahun 2004, sertifikasi dan labelisasi
halal dilakukan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh persepsi sebagai salah satu faktor
psikologis seseorang. Penelitian di beberapa negara menunjukkan masyarakat
masih belum terlalu sadar pentingnya mengonsumsi makanan halal. Persepsi
mereka mengenai makanan yang tidak halal adalah makanan yang
mengandung babi (pork) dan alkohol beserta produk olahannya. Mereka kurang
memperhatikan mengenai label halal. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi purchase decision masyarakat diantaranya adanya logo halal,
sertifikat halal, latar belakang produsen, dan asal makanan (country of origin)
(Siddiqui, 2011; Ali, 2014; Wachidah, 2007).
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan persepsi terhadap
makanan halal pada masyarakat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
DIY dipilih karena dapat merepresentasikan Indonesia. Menurut Zudianto
(2008), Yogyakarta layaknya Indonesia mini karena terdapat sekitar 30 asrama
mahasiswa daerah menurut data Dikpora (2013) atau sekitar 54 asrama yang
2
tersebar di Sleman maupun Kota Yogyakarta menurut data Jogja Directory
(2013).
B. Perumusan Masalah
Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dengan persepsi terhadap
makanan halal pada masyarakat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY)?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
hubungan tingkat pengetahuan dengan persepsi terhadap makanan
halal pada masyarakat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui tingkat pengetahuan mengenai makanan halal pada
masyarakat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
b) Mengetahui persepsi terhadap makanan halal pada masyarakat
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
c) Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan persepsi
terhadap makanan halal pada masyarakat Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY).
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Menambah bahan kajian tentang hubungan tingkat pengetahuan
dengan persepsi terhadap makanan halal pada masyarakat Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
3
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman dan keterampilan dalam melakukan
penelitian. Peneliti juga dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat
untuk menerapkan konsep produksi dan konsumsi makanan halal
dalam kehidupan sehari-hari.
b) Bagi Pemerintah
Sebagai pertimbangan dalam membuat kebijakan mengenai
produksi, sertifikasi, atau labelisasi makanan halal.
c) Bagi Masyarakat
Sebagai pertimbangan dalam melakukan produksi atau konsumsi
makanan halal.
E.
Keaslian Penelitian
1. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku terkait
dengan Makanan Halal dan Pengolahannya pada Pengolah Makanan
di Kantin Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (Radhiya, 2013).
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
hubungan
tingkat
pengetahuan dan sikap dengan perilaku terkait dengan makanan
halal dan pengolahannya pada pengolah makanan di kantin-kantin
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Hasil penelitian ini adalah
terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku
terkait makanan halal dan pengolahannya memiliki nilai p=0.201.
Hubungan antara sikap dengan perilaku terkait makanan halal dan
pengolahannya memiliki nilai p=0.386. Tidak terdapat hubungan
antara antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku terkait
4
makanan halal dan pengolahannya. Persamaan penelitian ini adalah
mengkaji
mengenai
makanan
halal,
penggunaan
variabel
pengetahuan, dan desain cross sectional pada penelitian kuantitatif.
Perbedaan penelitian ini adalah penggunaan variabel sikap, subjek
penelitian yaitu pengolah makanan, dan adanya penelitian kualitatif.
2. Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Norma Subjektif, dan Persepsi Kontrol
Perilaku terhadap Perilaku Mahasiswa Muslim tentang Konsumsi
Makanan Halal di Yogyakarta (Siagian, 2012). Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui pengaruh pengetahuan, sikap, norma subjektif,
dan persepsi
muslim
kontrol
perilaku
terhadap
perilaku
mahasiswa
tentang makanan halal di Yogyakarta. Hasil penelitian ini
adalah pengetahuan berpengaruh secara bermakna terhadap perilaku
mahasiswa muslim tentang makanan halal (p=0,030 dan r=0,168).
Sikap berpengaruh secara bermakna terhadap perilaku mahasiswa
muslim tentang makanan halal (p= 0,000 dan r=0,382). Persepsi
kontrol perilaku berpengaruh secara bermakna terhadap perilaku
mahasiswa muslim tentang makanan halal (p=0,015 dan r=0,187).
Tidak ada pengaruh yang bermakna antara norma subjektif terhadap
perilaku mahasiswa muslim tentang makanan halal (p=0,062 dan
r=0,144). Persamaan penelitian ini adalah mengkaji mengenai
makanan halal, subjeknya yaitu konsumen makanan halal, variabel
pengetahuan, dan desain cross sectional pada penelitian kuantitatif.
Perbedaan penelitian ini adalah variabel yang digunakan yaitu sikap,
norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, dan perilaku, serta adanya
penelitian kualitatif.
5
Download