BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengobatan pada hewan sakit akibat bakteri selama ini banyak menggunakan antibiotik, terutama ampisilin. Ampisilin adalah semisintetik penisilin dengan penambahan cincin amino pada molekul penisilin yang bergolongan antibiotik betalaktam dan merupakan bagian dari famili aminopenisilin (Singh, 2013). Ampisilin digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri strain E.coli, Klebsiella sp. dan Haemophilus sp. (Plumb, 2008). Beberapa waktu terakhir diketahui bahwa plasma protein yang mengikat telah diteliti sebagai faktor tambahan yang mempengaruhi farmakokinetik dari agen antimikroba (Vanstraelen, et al., 2014) akan tetapi informasi jumlah obat yang terikat dengan protein plasma (bound drug) sangat sedikit meskipun menurut Plumb (2008) ampisilin memiliki ikatan plasma sekitar 20% pada hewan utamanya pada albumin. Albumin adalah salah satu protein plasma yang mampu berikatan dengan obat (bound drug). Ikatan protein plasma dengan obat (bound drugs) adalah obat yang inaktif; hanya yang bebas (unbound drugs) yang bisa bekerja pada sel target, membuat respon biologik, dan mampu untuk dieliminasi (Finkel, et al., 2009). Banyaknya ikatan protein plasma dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor penyakit hipoalbuminemia sekunder akibat penyakit hati atau ginjal, faktor konsentrasi obat, dan faktor afinitas (Brunton, et al., 2006). 1 2 Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan kadar albumin pada anjing sakit untuk mengetahui banyaknya obat (ampisilin) bebas yang mampu menuju ke sel target. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar albumin dengan ikatan albumin-ampisilin pada anjing sakit, sehingga dapat diketahui kadar obat bebas dalam darah. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam: 1. Dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk mengetahui kadar ampisilin yang beredar di dalam darah pada anjing sakit. 2. Mengetahui kadar ampisilin yang terdistribusi dalam darah anjing dengan keadaan fisiologis yang berbeda 3. Dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk perbaikan manajemen terapi pada anjing menggunakan ampisilin