Ringkasan Khotbah - 08 Desember 2013 Tujuan Hidup Orang Percaya Yohanes 5:17 Pdt. Andi Halim, M.Th. Ketika kita datang ke dunia ini, kita datang tanpa tujuan apa-apa. Seakan kita dipaksa untuk hadir dalam dunia ini. Kita datang ke suatu dunia yang kita tidak tahu dunia apa, milik siapa, dan untuk apa kita hadir di sini. Ini semua adalah perenungan yang perlu dipikirkan oleh orang-orang percaya, karena hal ini adalah semata-mata pergumulan kita dengan Tuhan saat tinggal di dunia. Argumen Teleological (segala sesuatu ada tujuannya) adalah argumen yang mau membuktikan keberadaan Tuhan. Para ahli Teleological Argument menjelaskan bahwa ada arti dari semua makhluk hidup, ada tujuan yang telah ditetapkan oleh Tuhan untuk semua makhluk hidup, tidak ada kebetulan. Tetapi di dalam pemahaman atheis, semua yang terjadi adalah kebetulan. Karena teori evolusi yang mereka pahami memiliki penjelasan tentang banyak sekali kebetulan. Bumi ini terjadi secara kebetulan, sel juga berkembang secara kebetulan, akhirnya secara kebetulan sel itu berkembang menjadi hewan-hewan kecil, berkembang lagi menjadi monyet dan akhirnya menjadi manusia sekarang. Jadi pemahaman mereka ssegala sesuatu terjadi hanya karena kebetulan saja. Setelah semua kebetulan yang dipaparkan oleh kaum Atheis, mereka percaya bahwa hidup juga hanya sebuah kebetulan dan pasti tidak ada gunanya hidup selain untuk bertahan hidup. Tetapi setelah bertahan hidup, apakah tujuan mereka selajutnya? Tidak ada. Semua yang hidup akan mati, dan semua yang mati juga akan dianggap kebetulan. Suatu kenyataan yang sia-sia tertanam dalam pikiran mereka. Seorang filsuf yang bernama Albert Camus dalam teorinya yang berjudul absurditas menggambarkan bahwa manusia itu sedang naik kereta yang amat panjang dan penumpang kereta itu adalah seluruh manusia, tetapi seluruh penumpang di sana tidak tahu bahwa kereta itu akan menuju ke arah jembatan yang putus dan akan terjun ke jurang yang amat dalam, yang berarti semua orang akan mati. Hidup itu sia-sia, dan tidak jelas arah dan tujuannya. Albert Camus juga memberikan sebuah ilustrasi tentang sebuah desa kecil pada abad lampau dan seluruh penduduk desa terkena penyakit sampar. Tidak ada obat untuk penyakit itu, dan akhirnya seluruh penduduk di desa itu mati satu persatu. Tidak terkecuali bayi, maupun orang dewasa, semua mati satu persatu. Mereka semua bertanya kepada pendeta mengapa hal itu harus terjadi kepada mereka. Ironisnya pendeta-pendeta di sana hanya menjawab “Saya tidak tahu” Hal ini adalah suatu pelecehan terhadap agama. Semua musibah bisa terjadi setiap saat, tanpa terkecuali kepada orang kaya maupun miskin, tua atau pun muda, orang percaya maupun orang bukan percaya. Lalu apa tujuan hidup kita 1/3 Ringkasan Khotbah - 08 Desember 2013 jika diakhiri dengan kematian seperti itu? Apa juga artinya jika hidup diakhiri dengan kematian yang pelan-pelan? Perbedaan kita dengan Tuhan Yesus di dalam kehidupan ini adalah Dia ada sebelum kita ada. Perbedaan yang lain adalah Tuhan Yesus saat datang ke dunia sudah memiliki tujuan, tetapi kita tidak/belum menemukan tujuan hidup kita. Hal ini menunjukkan tidak ada kebetulan. Ada tujuan yang jelas dari Allah yang benar. Para psikolog atheis mengatakan bahwa sebenarnya orang beragama adalah orang-orang yang sakit jiwa. Lebih-lebih, orang yang mendirikan agama adalah orang-orang yang sangat sakit jiwa karena menciptakan konsep Allah yang bermacam-macam. Karena kaum atheis berpikir mengapa allah begitu berbeda-beda antara agama yang satu dengan yang lain. Pandangan ini ada benarnya karena manusia ketika jatuh ke dalam dosa mereka ingin mencari Allah. Tetapi karena gambaran tentang Allah itu rusak mereka mulai menggunakan pikiran juga pandangan mereka sendiri tentang Allah, maka dari itu ada orang-orang yang menyembah patung, binatang, maupun memiliki konsep allah yang bermacam-macam. Hal ini yang harusnya membuat kita sadar pentingnya kita belajar doktrin Allah, karena Allah di dalam kekristenan adalah Allah yang berbeda dengan allah dalam agama-agama lain. Kekristenan adalah agama yang paling bebeda dengan agama-agama di dunia. Agama-agama di dunia mengajarkan bahwa manusialah yang mencari Allah. Menurut pandangan mereka, allah telah hilang dan perlu dicari. Tetapi di sinilah letak perbedaan kekristenan dengan agama-agama lain di muka bumi. Kekristenan mengajarkan bahwa Allah yang mencari manusia yang telah hilang, jatuh ke dalam dosa, bukan sebaliknya. Karena ketika manusia mencari Allah, pasti salah dan berakhir dengan menciptakan konsep tentang allah yang bermacam-macam. Iman Kristen mengatakan bahwa Allah bukan hasil imaginasi manusia, tetapi Allah sendiri yang mencari manusia ketika jatuh ke dalam dosa. Tuhan Yesus mengatakan bahwa Ia datang ke dunia untuk mencari orang yang berdosa dan bukan orang yang benar. Kristus datang ke dunia dengan tujuan yang jelas, Ia datang untuk melakukan kehendak Bapa. Pengenalan akan Allah adalah sebuah anugrah melalui anak-Nya yang mati di kayu salib yaitu Kristus. Ada sebuah kepercayaan yang mengatakan bahwa tingkat tertinggi kerohanian adalah dengan diam dan tidak bergerak. Kepercayaan itu mengatakan demikian karena kepercayaan itu tidak mengenal Allah yang benar. Allah yang benar menurut mereka adalah diam dan tidak bergerak, tidak peduli dan hanya diam seperti patung. Tetapi sekali lagi, Allah seperti ini adalah Allah yang palsu, karena Allah yang benar itu kita kenal melalui Kristus yang telah datang ke dunia. 2/3 Ringkasan Khotbah - 08 Desember 2013 Allah menentukan umat pilihan-Nya untuk selamat. Allah juga menentukan setiap makhluk di dunia ini dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam kekekalan. Tidak ada rambut sehelai pun jatuh dari kepala kita tanpa Allah yang merencanakan. Yesus juga mengatakan burung di udara pun tidak akan jatuh di luar kehendak Bapa. John Calvin mengatakan “Kalau seorang beriman mendengar kata-kata rambut yang di kepalamu sudah dihitung semua” maka orang percaya akan tahu bahwa Allahlah yang berdaulat di dalam dunia ini. Marilah kita menyadari bahwa hidup ini bukan tanpa tujuan. Tujuan hidup kita telah ditetapkan oleh Tuhan supaya kita menggenapkan rencana-Nya yang kekal. Ia menghendaki agar kita mengerjakan apa yang sudah ditetapkan oleh-Nya. (Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah - KN). 3/3