7 Prasyarat dan Tantangan Pelaksanaan Redenominasi Rupiah

advertisement
Topik Pembahasan
2
1. Latar Belakang
2. Implikasi dari Denominasi Rupiah Dewasa Ini
3. Redenominasi
4. Motivasi Redenominasi Rupiah
5. Tantangan Redenominasi Rupiah
6. Simpulan dan Rekomendasi Kebijakan
Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya perekonomian, jumlah digit
mata uang Rupiah yg digunakan dlm transaksi dan pencatatan
data statistik akan semakin bertambah. Saat ini, digit mata uang
Rupiah merupakan yang terbesar kedua di dunia. Kebutuhan mata
uang berdenominasi lebih besar akan meningkat sejalan dengan
kegiatan ekonomi yang semakin tumbuh dan berkembang. Kondisi
tersebut akan mengakibatkan inefisiensi dalam perekonomian,
ketidaknyamanan dalam menggunakan uang Rupiah, serta
kendala teknis dalam transaksi pembayaran non-tunai dan
kegiatan ekonomi pada umumnya. Hal-hal tersebut menjadi dasar
pertimbangan perlunya dilakukan redenominasi Rupiah.
3
Definisi Redenominasi
Redenominasi mata uang Rupiah adalah proses
menyederhanakan penyebutan / penulisan denominasi
(pecahan) Rupiah dengan cara menghilangkan sejumlah
angka nol tanpa mengurangi daya beli atau nilai mata uang
tersebut.
Redenominasi berbeda dengan sanering
Sanering adalah pemotongan daya beli masyarakat melalui
pemotongan nilai uang karena harga-harga barang tidak mengalami
perubahan, sehingga daya beli efektif masyarakat menurun.
Sanering pernah dilakukan Indonesia tahun 1959, nilai uang kertas
diturunkan dari Rp 1.000,- menjadi Rp100,- dan dari Rp500,- menjadi Rp 50,sehingga harga-harga barang mengalami kenaikan yang tajam. Kebijakan
sanering saat itu ditujukan untuk mengurangi jumlah uang beredar akibat
melonjaknya harga-harga barang dan jasa.
4
Implikasi Denominasi Rp Saat ini
Inefisiensi perekonomian, terutama
sebagai akibat:
1. Waktu dan biaya transaksi cukup besar.
2. Kebutuhan pengembangan infrastruktur
untuk sistem pembayaran non-tunai dimasa
mendatang dengan biaya yang cukup
signifikan.
3. Meningkatnya biaya pengadaan uang baru
dgn pecahan yg lebih besar untuk
mengakomodasi kebutuhan pembayaran
tunai yang semakin meningkat.
Aspek psikologis, terutama sebagai akibat:
1. Nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing
termasuk yang terendah diantara negara
ASEAN.
2. Nilai riil uang rupiah sangat rendah diukur dari
transaksi untuk membiayai keperluan
masyarakat sehari-hari.
5
Banyaknya digit angka menimbulkan kendala
teknis, terutama pada
1. alat transaksi yang digunakan sehari-hari
seperti: argo taxi dan pompa bensin, mesin
kasir.
2. beban penyimpanan, pengolahan dan
pelaporan data.
Kendala penyajian data secara angka penuh
a.l. data PDB mencapai 16 digit.
3. penyesuaian sistem aplikasi dari waktu
kewaktu.
Terdapat transaksi dengan jumlah digit
melebihi maksimal 14 digit yg tersedia dalam
aplikasi sehingga harus dilakukan pemecahan
transaksi.
Motivasi Pelaksanaan Redenominasi Rupiah
Untuk mengatasi tantangan dan kendala teknis, meningkatkan efisiensi
perekonomian, serta memupuk kebanggan nasional akan mata uang rupiah maka
diperlukan kebijakan redenominasi mata uang Rupiah.
Efisiensi perekonomian terjadi pada
banyak aspek, a.l: sistem pembayaran
lebih efisien, harga-harga yang
tercantum lebih sederhana, proses
pencatatan, penyimpanan, pengelolaan,
dan pelaporan data dalam laporan
keuangan/ statistik lebih pendek, cepat,
dan dapat disajikan dalam angka penuh,
dan dalam aspek Teknologi Informasi,
redenominasi akan mengurangi
penyesuaian software dan hardware
yang diperlukan terkait keterbatasan
software dan hardware tersebut dalam
mengakomodir digit angka yang semakin
besar.
Berkurangnya hambatan / kendala teknis
berupa risiko kemungkinan kesalahan manusia
dalam proses pembukuan transaksi atau
kegiatan statistik lainnya.
Persepsi/kepercayaan masyarakat lebih
tinggi terhadap uang Rupiah:
• harga berubah pada kisaran yang lebih
sempit
• mendukung upaya mengarahkan ekspektasi
inflasi ke level yang lebih rendah,
• mengurangi risiko currency substitution. Hal
ini mendukung nilai Rupiah yang lebih stabil,
• Mendukung kesetaraan ekonomi dg kawasan
dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
6
Prasyarat dan Tantangan Pelaksanaan
Redenominasi Rupiah
Kunci keberhasilan program redenominasi:
1. Stabilitas makroekonomi.
2. Dukungan yang penuh dari seluruh lapisan masyarakat termasuk
pemerintah, parlemen, otoritas terkait, dan pelaku bisnis.
3. Tersedianya landasan hukum yang cukup kuat yang mengatur
redenominasi.
4. Sosialisasi kepada publik dan edukasi yang intensif agar :
tidak terjadi kenaikan harga-harga secara berlebihan akibat tindakan
pelaku ekonomi yang memanfaatkan struktur pasar oligopolistik
untuk sejumlah barang kebutuhan pokok masyarakat.
program redenominasi tidak dianggap sebagai program sanering,
seperti yang pernah dilakukan Indonesia pada 1965.
5. Pemilihan waktu pelaksanaan yang tepat
Redenominasi dilakukan apabila seluruh prasyarat yang diperlukan
bagi keberhasilan program redenominasi telah terpenuhi.
7
Mekanisme Pelaksanaan Redenominasi
• Pada prinsipnya akan dilakukan penggantian mata uang Rupiah lama
dengan Rupiah baru. Seluruh aset dan kewajiban dalam Rupiah lama
(termasuk tabungan di bank), harga-harga jual beli, sewa, dan kontrak
(termasuk upah dan gaji) akan di redenominasikan dengan
menghilangkan angka nol misalnya sebanyak 3 buah.
Pada masa transisi harga-harga akan dinyatakan dalam 2 pecahan mata uang Rupiah
lama dan Rupiah batu dan setiap orang dapat menentukan akan membayar dalam uang
Rupiah lama atau Rupiah baru.
8
Ilustrasi Penyederhanaan Nominal Rupiah
Rupiah Lama
Rp 100.000,Rp 50.000,Rp 20.000,Rp 10.000,Rp 5.000,Rp 2.000,Rp 1.000,-(Koin maupun
Kertas)
Rp 500,- (Koin maupun
Kertas)
Rp 200,- (Koin maupun
Kertas)
Rp 100,- (Koin maupun
Kertas)
Nilai Rupiah akan setara
dengan
9
1 angka 0
Rp 10.000,Rp 5.000,Rp 2.000,Rp 1.000,Rp 500,Rp 200,Rp 100,-
Rupiah Baru
Jika disederhanakan penulisan/penyebutan
2 angka 0
3 angka 0
4 angka 0
Rp 1.000,Rp 100,Rp 10,Rp 500,Rp 50,Rp 5,Rp 200,Rp 20,Rp 2,Rp 100,Rp 10,Rp 1,Rp 50,Rp 5,50 Sen
Rp 20,Rp 2,20 Sen
Rp 10,Rp 1,10 Sen
Rp 50,-
Rp 5,-
50 Sen
5 Sen
Rp 20,-
Rp 2,-
20 Sen
2 Sen
Rp 10,-
Rp 1,-
10 Sen
1 Sen
Won Korea
Yen Jepang
Yuan China dan
Dolar Hong Kong
Euro dan Dolar AS
Ilustrasi Kesetaraan Harga
10
Komoditas/Jasa
Harga dalam Rupiah
Lama
Bahan Bakar Premium per liter
Beras per Kg
Tarif Transjakarta
Nilai Tukar Rupiah terhadap
USD
Harga Saham X per lembar
Gaji /Upah
Rp 4.500
Rp 6.000
Rp 3.500
Rp 9.000
Harga dalam Rupiah Baru
(jika penyederhanaan
3 angka nol)
Rp 4 dan 50 Sen
Rp 6
Rp 3 dan 50 Sen
Rp 9
Rp 370
Rp 8.500.000
37 Sen
Rp 8.500
Tahapan kebijakan redenominasi
Secara garis besar, pengalaman beberapa negara yang telah melaksanakan
redenominasi menempuh beberapa tahapan yang dibagi dalam 4 (empat)
tahapan besar, yaitu:
•
•
•
•
Tahap penyiapan a.l. penyusunan blue print langkah-langkah pelaksanaan, dasar
hukum yg kuat (dapat berupa UU) atau produk hukum lainnya untuk pelaksanaan
program redenominasi, evaluasi atas sistem pembayaran, sistem akuntansi dan TI.
Penyusunan strategi komunikasi & sosialisasi kepada Pemerintah & stakeholders serta
edukasi kepada masyarakat luas. Rencana pencetakan uang & strategi distribusinya. dll.
Tahap pemantapan a.l. meliputi: pelaksanaan komunikasi & koordinasi dg
Pemerintah, sosialisasi kepada stakeholders & edukasi kepada masyarakat luas.
Penyesuaian infrastruktur sistem pembayaran, akuntansi & TI. Dll
Tahap implementasi dan transisi: penerbitan uang baru bersama-sama dg tetap
berlakunya uang lama (dual circulation); penerapan dual price tagging serta penarikan
uang lama secara bertahap sesuai kebutuhan perekonomian. penerapan dual book
entry/pelaporan apabila diperlukan dll.
Tahap phasing out a.l.: penarikan uang lama dan pernyataan tidak berlakunya uang
lama serta penggunaan uang baru sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah.
Agar tahapan ini berjalan lancar, kegiatan ini merupakan satu kesatuan dg
kegiatan Pemerintah yang dikoordinasikan dg erat serta mendapat
dukungan dari seluruh lapisan masyarakat.
11
Kesimpulan
1. Kita membutuhkan Redenominasi. Dengan proyeksi perekonomian
Indonesia yang tumbuh pesat, banyaknya jumlah digit denominasi
Rupiah dalam jangka panjang akan menyebabkan kegiatan ekonomi yg
kurang efisien, ketidaknyamanan secara psikologis bagi masyarakat
dalam melakukan transaksi tunai, dan menimbulkan kendala teknis.
Kebijakan redenominasi merupakan salah satu alternatif untuk
meningkatkan efisiensi perekonomian, meningkatkan kebanggaan nasional
akan mata uang rupiah, dan mengatasi berbagai kendala teknis.
2. Saat ini waktu yang tepat. Dari sisi makroekonomi, perkiraan kondisi
makroekonomi yg terjaga hingga tahun 2014, khususnya path inflasi
yang menurun dan pertumbuhan yang meningkat, memberikan ruang
yang kondusif dan timing yang tepat untuk pelaksanaan redenominasi
mata uang Rupiah.
3. Risiko-risiko harus di mitigasi. Terutama risiko ketidakpastian
ekonomi global maupun kondisi sosial politik di dalam negeri dan
utamanya dukungan penuh dari masyarakat
12
Rekomendasi
1. Redenominasi menjadi Komitmen Nasional. Koordinasi yg baik dg
Pemerintah diperlukan untuk menyusun program stabilisasi
makroekonomi yang terpadu shg stabilitas perekonomian dapat terjaga
s.d. 2014 sehingga kondusif bagi pelaksanaan redenominasi Rupiah.
Selain itu, dukungan politis dari DPR juga perlu digalang utk
menciptakan kondisi sosial politik yg kondusif selain dukungan dari
masyarakat luas. Persiapan yang matang serta penanganan mitigasi
risiko yang komprehensif juga perlu dilakukan untuk mendukung
keberhasilan program redenominasi.
2. Masih perlu dilakukan kajian lanjutan yang lebih mendalam dengan
dukungan data dan informasi yang lebih komprehensif, termasuk melalui
survei terhadap masyarakat luas, perbankan dan sektor keuangan, serta
lembaga terkait lainnya.
3. Komunikasi dan Sosialisasi intensif kepada seluruh lapisan
masyarakat.
13
Download