Pengelolaan panen dan pasca panen stroberi

advertisement
3
TINJAUAN PUSTAKA
Morfologi Stroberi
Stroberi merupakan tanaman herba tahunan. Batang utama tanaman ini
sangat pendek. Daun stroberi merupakan daun majemuk beranak daun tiga
(trifoliate) dengan tepi daunnya bergerigi. Daun-daun terbentuk di setiap buku.
Pada ketiak daun terdapat pucuk aksilar. Tanaman tampak seperti rumpun tanpa
batang. Batang utama dan daun yang tersusun rapat tersebut disebut crown. Dalam
masa pertumbuhan vegetatif, meristem apikal membentuk daun-daun baru setiap
8 - 12 hari pada suhu rata-rata 22 0C. Daunnya dapat bertahan selama 1 - 3 bulan,
kemudian kering (Gunawan, 1996).
Tanaman stroberi dewasa umumnya mempunyai 20 - 30 akar primer dengan
panjang akar sekitar 40 cm. Akar primer dapat bertahan lebih dari satu tahun
(Gunawan, 1996). Akar-akar baru yang menggantikan akar primer tumbuh dari
ruas yang paling dekat dengan akar primer.
Bunga tanaman stroberi memiliki lima sepal (kelopak bunga), lima petal
(daun mahkota), 20 - 35 stamen dan ratusan putik yang menempel pada dasar
receptacle (dasar bunga) (Gunawan, 1996). Bunga yang pertama kali mekar
adalah bunga primer, kemudian disusul oleh bunga sekunder, tersier dan
kuartener.
Buah stroberi berwarna merah dimana pigmen warna merah tersebut berasal
dari anthosianin (Ashari, 2006). Buah stroberi yang biasa dikenal adalah buah
semu yang sebenarnya merupakan receptacle yang membesar. Buah sejati yang
berasal dari ovul telah terserbuki berkembang menjadi buah kering dengan biji
keras. Struktur buah keras ini disebut achene (Gunawan, 1996). Buah ini
berukuran kecil dan menempel pada receptacle yang membesar.
Bentuk buah stroberi sangat bervariasi. Bentuk-bentuk ini ditentukan oleh
sifat genetik. Terdapat delapan bentuk buah yang umum pada stroberi, yaitu
oblate, globose, globose conic, conic, long conic, necked, long wedge dan short
wedge (USDA dalam Budiman dan Saraswati , 2008) (Gambar 1).
4
Gambar 1. Bentuk Stroberi Menurut United State Departement of Agriculture
(USDA)1
Syarat Tumbuh
Tanaman stroberi banyak dibudidayakan di daerah beriklim temperate dan
beberapa negara subtropis. Di daerah tropis, tanaman stroberi dapat tumbuh di
dataran tinggi (Sukumalanandana dan Verheij, 1997). Ketinggian tempat yang
memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1 000 - 1 500 mdpl. Tanaman stroberi
umumnya dapat tumbuh pada semua jenis tanah (Childers, 1973). Tanaman
stroberi dapat tumbuh baik di daerah dengan curah hujan 600 - 700 mm/tahun.
Stroberi sangat menyukai suhu udara relatif dingin dengan sinar matahari tidak
terlalu kuat (Budiman dan Saraswati, 2008). Kelembaban udara yang baik adalah
antara 80 – 90 %. Lama penyinaran matahari yang dibutuhkan untuk
pertumbuhannya adalah 8 - 10 jam/hari.
Panen
Pemanenan adalah tahap terakhir dari pertumbuhan buah (Sukumalanandana
(Sukumalanandana
dan Verheij, 1997). Stroberi memerlukan waktu lima bulan untuk dapat dipanen.
Ciri–ciri buah yang siap panen adalah kulit buah didominasi warna merah, hijau
1
Brintmontgomery.blogspot.com/2007/12/strawberry. [1 Februari 2010]
5
kemerahan, hingga kuning kemerahan. Stroberi merupakan buah non klimaterik
dan dipanen ketika sudah tua (berwarna merah) (Olias et al., 2001). Menurut
Budiman dan Saraswati (2008) buah stroberi yang dipanen ketika masih berwarna
hijau keputih-putihan rasanya
rasanya akan asam meskipun warnanya telah berubah
menjadi merah.
Menurut Schwab dan Raab (2004) kurva pertumbuhan stroberi berbentuk
kurva sigmoid. Pertumbuhan tanaman stroberi sangat cepat dan mencapai
maksimal kira-kira 30 hari setelah anthesis, bergantung kondisi lingkungan.
Waktu yang diperlukan untuk matang penuh bergantung
bergantung suhu dan sangat
bervariasi antara 20 - 60 hari mulai dari berbunga. Gambar 2 menunjukkan tingkat
kematangan pada buah stroberi berdasarkan warna buah.
1
2
3
4
5
Gambar 2.Tingkat Kematangan Stroberi2
Keterangan: 1) Buah berwarna putih, 2) 25 % bagian buah berwarna merah, 3) 50 % bagian
buah berwarna merah, 4) 75 % bagian buah berwarna merah, 5) 100 % bagian
buah berwarna merah.
Pasca Panen
Stroberi merupakan buah yang mudah rusak (perishable). Stroberi harus
segera dipanen ketika matang penuh untuk memperoleh kualitas yang baik yang
meliputi: penampilan visual (kesegaran,
(kesegaran, warna dan kerusakan karena busuk atau
2
http://postharvest.ucdavis.edu/produce/ProduceFacts/Fruit/Strawberry.shtml. [2 Februari 2010]
6
kerusakan fisik), tekstur (kekerasan dan kandungan air), flavour dan nilai gizi
(vitamin, mineral, serat) (Hernandez, et al., 2008). Stroberi memiliki periode
panen yang pendek sehingga harus segera ditangani agar kualitasnya terjaga.
Proses penanganan pasca panen pada stroberi meliputi penyortiran, grading,
pengemasan, penyimpanan, dan pengolahan.
Stroberi yang telah dipetik disortir berdasarkan bobot buah dikelompokkan
berdasarkan kelasnya. Menurut Gunawan (1996) terdapat tiga kelas kualitas buah
stroberi (Tabel 1).
Tabel 1. Pengkelasan Stroberi
Kelas
Ekstra
Diameter (cm)
>3.0
Keterangan
Utuh, sehat (bebas dari patogen, penyakit pestisida)
dan seragam (bentuk, warna, dan tingkat kematangan)
I
2.0-3.0
Utuh, sehat (bebas dari patogen, penyakit, pestisida),
bentuk dan warna tidak terlalu diperhatikan
II
<2.0
Termasuk buah sisa seleksi kelas ekstra dan kelas I.
Akan tetapi, masih layak untuk dikonsumsi segar atau
untuk tujuan pengolahan.
Sumber: Gunawan (1996)
Stroberi biasanya dikemas menggunakan wadah plastik transparan atau
putih. Menurut Paulis (1990) pengemasan menggunakan plastik PVC dapat
mengurangi indeks serangan Botrytis dan menjaga kualitas buah tetap baik.
Pembungkusan ini berfungsi untuk menaikkan kadar CO2 sebesar 10.5 % untuk
mengontrol kerusakan akibat jamur.
Buah stroberi dapat disimpan sampai enam hari pada suhu antara 0 – 4 0C.
Setelah enam hari, buah akan kehilangan komponen aroma, rasa dan karakteristik
penting lainnya (De Souza et al., 1999). Penyimpanan pada suhu rendah serta
modifikasi
atmosfer
dengan
meningkatkan
kadar
CO2
dapat
menekan
pertumbuhan jamur, senescence, serta memperpanjang masa simpan buah
(Manning, 1996). Kadar CO2 yang tinggi dapat menyebabkan off-flavour (Ke,
Zou, dan Kader, 1994).
7
Klasifikasi
Sifat dan ketahanan buah stroberi berbeda-beda sesuai dengan varietasnya.
Hal ini mengakibatkan perbedaan waktu panen dan kekerasan buah tidak sama
(Budiman dan Saraswati, 2008) (Tabel 2).
Tabel 2. Sifat dan Ketahanan Buah Stroberi pada Varietas yang Beredar di
Indonesia.
Varietas
Musim
Camarosa
Early
season
Early mid
season
Early
season
Early
season
Early mid
season
Early
season
Chandler
Earlibrite
Oso
Grande
Strawberry
Festival
Sweet
Charlie
Ukuran
Buah
Besar
Rasa
Baik
Kesegaran
Buah
Baik
Medium
besar
Besar
Baik
Baik
Baik
Besar
Baik
Kurang
baik
Baik
Besar
Sangat baik -
Besar
Baik
Kurang
baik
Kekerasan
Buah
Sangat
keras
Keras
Medium
Keras
Sangat
keras
Keras
Sumber
: Budiman dan Saraswati, 2008
Keterangan : Early season (berbuah pada awal tahun), Early mid season (berbuah pada
pertengahan tahun)
8
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Vin’s Berry Park, Cisarua, Lembang,
Jawa Barat. Kegiatan magang berlangsung mulai dari tanggal 15 Februari sampai
15 Juni 2010.
Metode Pelaksanaan
Metode magang yang digunakan adalah metode langsung dan metode tidak
langsung. Metode langsung dilaksanakan melalui praktik kerja langsung di
lapangan dengan turut aktif dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan di lapangan dan
pengamatan terhadap objek kegiatan di lapangan. Metode tidak langsung
dilakukan dengan cara pengumpulan data sekunder (laporan mingguan dan
bulanan), serta dokumentasi kebun.
Penulis mengikuti seluruh kegiatan yang ada di Vin’s Berry Park selama
kegiatan magang yang meliputi: budidaya stroberi, pemasaran dan bagian
agrowisata. Penulis mengikuti seluruh kegiatan budidaya stroberi yang meliputi:
pemeliharaan (pemupukan, pewiwilan/pemangkasan, pengendalian hama dan
penyakit), pemanenan, pengemasan serta pengisian jurnal harian selama di bagian
budidaya stroberi. Kegiatan selama di bagian pemasaran adalah membantu
menjual buah stroberi maupun hasil olahan stroberi. Penulis bekerja sebagai
pemandu yang bertugas mengantar pengunjung berkeliling kebun serta
memberikan penjelasan mengenai budidaya tanaman stroberi selama di bagian
agrowisata.
Penulis juga melakukan observasi untuk membandingkan sistem budidaya
di Vin’s Berry Park dengan sistem budidaya stroberi secara konvensional.
Kegiatan observasi dilakukan di Kampung Langkop, Desa Alam Endah,
Kecamatan Rancabali, Bandung Selatan pada tiga orang petani sekaligus
pengumpul stroberi di Kampung Langkop.
9
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan, wawancara dan diskusi dengan
pekerja kebun baik aspek manajerial maupun aspek teknik budidayanya. Data
sekunder yang diperoleh merupakan data yang telah ada di perusahaan yang
meliputi: data keadaan lingkungan tumbuh, kondisi tanaman, tenaga kerja sarana
dan prasarana pendukung yang ada.
Selama kegiatan pemanenan dan pasca panen, dilakukan pengamatan
terhadap dua varietas stroberi, yaitu Earlibrite dan Festival. Stroberi ditanam di
dalam greenhouse dengan populasi sekitar 1 600 – 2 000 polybag per greenhouse.
Tanaman contoh diambil secara acak dari setiap greenhouse masing-masing
sebanyak 30 tanaman dengan jumlah greenhouse sebanyak empat buah sehingga
total tanaman contoh yang diamati adalah 120 tanaman. Pengamatan dilakukan
satu minggu sekali dan peubah yang diamati adalah:
1. Jumlah bunga.
2. Persentase bunga gugur.
3. Umur berbunga – panen.
4. Jumlah buah per tanaman contoh per panen.
5. Bobot buah per tanaman contoh per panen.
6. Bobot/buah panen.
7. Diameter buah panen.
Analisis Data
Data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder diolah
menggunakan metode statistik sederhana, yaitu penjumlahan, rataan dan
persentase. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji t-student pada
taraf 5 %.
Download