BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan

advertisement
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi
adalah
suatu
keadaan
dimana
terjadinya
pertambahan atau perubahan pendapatan nasional ( produksi nasional/GDP/GNP )
dalam satu tahun tertentu, tanpa memperhatikan pertumbuhan penduduk dan
aspek lainnya (Todaro:2004).
2.1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor yaitu,
faktor ekonomi dan faktor nonekonomi. Kedua faktor tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut (Todaro:2004):
1. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi terdiri dari:
a. Sumber alam
Faktor utama yag mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah sumber
alam atau tanah, yang mencakup kesuburan tanah, letak dan
susunannya, kekayaan hutan, mineral, iklim, sumber air, sumber lautan
dan sebagainya. Semakin banyak tersedianya sumber alam di suatu
Negara maka akan semakin baik bagi pertumbuhan ekonomi Negara
tersebut. Bagi negara yang kurang sumber alam maka tidak dapat
membangun negaranya dengan cepat. Selain sumber alam yang banyak
diperlukan juga pemanfaatan sumber alam secara baik dan tepat
dengan penggunaan tekhnologi yang canggih dan baik sehingga
Universitas Sumatera Utara
efisiensi dipertinggi dan sumber daya alam dapat dipergunakan dalam
jangka waktu yang lebih lama.
b. Akumulasi modal
Faktor ekonomi penting yang kedua dalam pertumbuhan ekonomi
adalah akumulasi modal. Modal berarti persediaan faktor produksi
yang secara fisik dapat direproduksi. Apabila stok modal naik dalam
jangka waktu tertentu, hal ini disebut akumulasi modal atau
pembentukan modal. Menurut Profesor Nurkse, “ makna pembentukan
modal ialah, masyarakat tidak melakukan keseluruhan kegiatannya
saat ini sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsi
yang mendesak, tetapi mengarahkan sebagian daripadanya untuk
pembuatan barang modal, alat-alat dan perlengkapan,mesin dan
fasilitas pengangkutan, pabrik dan peralatannya”. Dalam hal ini
pembentukan modal merpakan investasi dalam bentuk barang-barang
modal yang dapat menaikkan stok modal, output
nasional dan
pendapatan nasional.
Proses pembentukan modal bersifat kumulatif dan membiayai diri
sendiri serta mencakup tiga tahap yang saling berkaitan, yaitu: (a)
keberadaan tabungan nyata dan kenaikannya; (b) keberadaan lembaga
keuangan dan kredit untuk menggalakan tabungan dan menyalurkan
kejalur yang dikehendaki; (c) mempergunakan tabubgan untuk
investasi barang modal.
Universitas Sumatera Utara
Pembenukan modal merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi.
Disatu pihak ia mencerminkan permintaan efektif, dan dipihak lain ia
menciptakan efisiensi produktif bagi produksi dimasa depan.
c. Organisasi
Oganisasi merupakan bagian penting bagi pertumbuhan. Organisasi
berkaitan dengan penggunaan faktor produksi didalam kegiatan
ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi (komplemen) modal, buruh
dan membantu meningkatkan produktiftasnya. Dalam pertumbuhan
ekonomi modern, para wiraswastawan tampil sebagai organisator dan
pengambil risiko diantara ketidak pastian. Wiraswastawan bukanlah
manusia dengan kemampuan biasa ia memiliki kemampuan khusus
untuk bekerja dibandingkan orang lain. Fungsi utamanya adalah
melakukan pembaharuan (inovasi).
d. Kemajuan tekhnologi
Perubahan tekhnologi dianggap sebagai faktor paling penting didalam
proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan itu berkaitan dengan
perubahan di dalam metode produksi yang merupakan hasil
pembaharuan atau hasil dari tekhnik penelitian baru. Perubahan pada
tekhnologi telah menaikkan produktivitas buruh, modal dan faktor
produksi lainnya.
e. Pembagian kerja dan skala produksi
Spesialisasi
dan
pembagian
kerja
menimbulkan
peningkatan
produktivitas. Keduanya membawa kearah produksi skala besar yang
selanjutnya membantu perkembangan industri. Hal ini menurunkan
Universitas Sumatera Utara
laju pertumbuhan ekonomi. Adam Smith menekan arti penting
pembagian kerja bagi perkembangan ekonomi. Pembagian kerja
menghasilkan perbaikan kemampuan produksi buruh. Setiap buruh
menjadi lebih efisien dari pada sebelumnya, ia menghemat waktu. Ia
mampu menemukan mesin baru dan berbagai proses baru dalam
berproduksi. Akhirnya produksi meningkatkan berbagai hal.
2. Faktor nonekonomi
a. Faktor sosial
Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Pendidikan dan kebudayaan barat membawa kearah penalaran
(reasoning) dan skeptisisme. Ia menanamkan semangat kembara yang
menghasilkan berbagai penemuan baru dan akhirnya memunculkan
kelas pedagang baru. Kekuatan faktor ini menghasilkan perubahan
pandangan, harapan, struktur, dan nilai-nilai sosial. Orang dibiasakan
menabung dan berinvestasi dan menikmati risiko untuk memperoleh
laba. Seperti yang disebut Lewis “ hasrat untuk berhemat “.
b. Faktor manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting alam pertumbuhan
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata tergantung pada
jumlah sumber daya manusia saja, tetapi lebih menekan pada efsiensi
mereka. Penggunaan secara tepat sumberdaya manusia untuk
pembangunan ekonomi dapat dilakukan dengan cara berikut. Pertama,
harus ada pengendalian atas perkembangan penduduk. SDM dapat
dimanfaatlan dengan baik apabila jumlah penduduk dapat dikendalikan
Universitas Sumatera Utara
dan diturunkan. Ini memerlukan program keluarga berencana dan
penelitian atas penduduk untuk menurunkan angka kelahiran. Kedua,
harus ada perubaan dalam pandangan tenaga buruh. Perilaku sosial
dari tenaga buruh adalah hal yang penting didalam proses
pembangunan ekonomi. Untuk meningkatkan produktivitas dan
mobilitas buruh pandangan masyarakat harus dirubah agar mereka mau
menerima arti penting dan martabat buruh. Hal ini memerlukan
perubahan dalam faktor kelembagaan dan sosial. Perubahan semacam
ini tergantung pada penyebaran pendidikan, hanya tenaga buruh yang
terlatih dan terdidik dengan efisiensi tinggi yang dapat membawa
masyarakat kepada pertumbuhan ekonomi yang pesat.
c. Faktor politik dan administratif
Faktor
ini
juga
membantu
pertumbuhan
ekonomi
modern.
Pertumbuhan ekonomi Inggris, Jrman, Amerika Serikat, dan Perancis
merupakan hasil dari stabilitas politik dan administrasi mereka yang
kokoh sejak abd ke-19. Stuktur politik dan administrasi yang lemah
merupakan penghambat besar bagi pembangunan ekonomi Negara
terbelakang. Administrasi yang kuat, efisiensi dan tidak korup amat
penting bagi pembangunan ekonomi.
2.2 Teori Permintaan
Teori permintaan terhadap sesuatu output menerangkan bagaimana
seseorang atau bahkan banyak konsumen sebagai pembeli untuk meminta sesuatu
barang yang tesedia di pasar. Price effect terhadap jumlah barang yang diminta
menunjukkan hubungan negatif yang sekaligus mencerminkan the law of
Universitas Sumatera Utara
demand. Teori permintaan mengungkapkan bahwa pembeli cenderung dan
mengharapkan harga barang turun (expected demand) meskipun dalam
kenyataannya tidaklah demikian, justru harga barang cenderung naik dalam
perkembangannya. Mengapa expected demand pada tingkat harga turun, karena
pembeli dapat meningkatkan pembelian barang sehingga pembeli akan
mendapatkan keuntungan (Consumer Surplus) (Syahrir dkk, 2008:7).
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah
permintaan dan harga. Permintaan seseorang atau suatu masyarakat terhadap suatu
barang pada dasarnya ditentukan oleh banyak faktor, baik dari harga barang itu
sendiri maupun harga barang lain serta faktor-faktor lain seperti pendapatan, cita
rasa, jumlah penduduk, maupun ramalan mengenai masa depan. Dengan
mengetahui faktor-faktor tersebut produsen bisa tahu seberapa besar barang
tersebut akan di produksi. Namun dalam teori permintaan yang pertama kali
dianalisis adalah hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dengan harga
barang tersebut dengan anggapan faktor lain dianggap tetap ( ceteris paibus)
( Sukirno, 2005:76).
Sedangkan permintaan dalam ekonomi dapat didefenisikan sebagai suatu
skedul, kurva atau fungsi menunjukkan berbagai jumlah suatu barang yang para
konsumen inginkan dan mampu membelinya dengan tingkat harga tertentu pada
periode tertentu (Simbolon, 2007: 7).
2.3 Pemberian Kredit
2.3.1 Pengertian Kredit
Kredit merupakan salah satu dari jenis penyaluran dana dari perbankan.
Dalam pengertian ekonomi, kredit adalah salah satu penundaan pembayaran
Universitas Sumatera Utara
dalam pengertian uang atau barang yang diterima sekarang akan dikembalikan
pada waktu yang akan datang atau sesuai dengan perjanjian jangka waktu yang
telah ditentukan telebih dahulu.
Dalam bahasa latin kredit disebut credere yang artinya percaya.
Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada sipenerima kredit, bahwa kredit
yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi
sipenerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban
untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya
( Kasmir, 2002 : 101).
Sedangkan pengertian kredit menurut Undang- Undang Perbankan Nomor
10 tahun 1998 adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Begitupun kredit adalah
penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak (kreditor atau pemberi
pinjaman)
atas
dasar
kepercayaan
kepada
pihak
lain
(nasabah
atau
pengutang/borower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi
kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak (Rivai, 2007:4).
Berdasarkan pengertian diatas dapatlah disimpulkan bahwa kredit atau
pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang,
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Unsur- Unsur Kredit
Pengertian kata kredit jika dilihat secara utuh mengandung makna apa saja
sehingga jika kita bicara kredit berarti juga membicarakan unsur-unsur yang
terkandung didalamnya.
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit
adalah sebagai berikut (Kasmir, 2002:104):
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa
uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali pada masa
tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana
sebelumnya telah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik
secara interen maupun eksteren.
2. Kesepakatan
Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan sipenerima kredit.
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing
pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu
ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka
waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau
jangka panjang. Dalam unsur waktu ini terkandung pengertian nilai agio
dari uang, yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang
yang akan diterima pada masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
4. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu
risiko tidak tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu
kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko di pihak
pemberi kredit adalah risiko gagal bayar (risk of default), baik karena
kegagalan usaha (pinjaman komersial) atau ketidakmampuan membayar
(pinjaman konsumen) atau karena ketidaksediaan membayar. Risiko di
pihak nasabah adalah kecurangan dari pihak kreditor, antara lain berupa
pemberian kredit yang semula dimaksudkan oleh pemberi kredit untuk
mencaplok perusahaan yang diberi kredit atau tanah yang dijaminkan.
Pada dasarnya risiko ini menjadi tanggung jawab bank, baik risiko yang
disengaja oleh nasabah yang lalai, mapun oleh risiko yang tidak disengaja.
5. Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang
kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya
administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.
2.3.3 Tujuan Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak
dicapai yang tentunya tergantung pada tujuan bank atau lembaga tersebut. Tujuan
pemberian kredit juga tidak akan terlepas dari misi bank atau lembaga tersebut
didirikan. Dalam prakteknya tujuan pemberian suatu kredit sabagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Mencari keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan.
Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh
bank sebagai balas jasa dan biaya adminstrasi kredit yang dibebankan pada
nasabah
2. Membantu usaha nasabah
Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal
kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan mengembangkan
dan memperluaskan usahanya.
3. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin bayak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti
adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai
sektor, terutama sektor rill.
Secara garis besar keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya
pemberian kredit oleh dunia perbankan adalah sebagai berikut:
•
Penerimaan pajak dari keutungan yang diperoleh nasabah dan bank
•
Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit
pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan
tenaga kerja baru, sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang
masih menganggur.
•
Meningkatkan jumlah barang dan jasa, sebagian besar kredit yang
disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah produksi barang dan
Universitas Sumatera Utara
jasa yang beredar di masyarakat, sehingga akhirnya mayarakat
memiliki banyak pilihan.
•
Menghemat devisa Negara, terutama untuk produk – produk yang
sebelumnya di impor maka dengan adanya fasilitas kredit yang ada
maka produk tersebut dapat diproduksi didalam negeri, sehingga
dapat menghemat devisa negara.
•
Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang
dibiayai untuk keperluan ekspor.
2.3.4 Fungsi Kredit
Disamping memiliki tujuan pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki
satu fungsi yang sangat luas. Fungsi kredit tersebut antara lain (Kasmir,2002:106):
1. Untuk meningkatkan daya guna uang.
Dengan diberikannya kredit dapat meningkatkan daya guna uang,
maksudnya jika uang hanya disimpan saja dirumah tidak akan
menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang
tersebut menjadi berguna untuk menghasilan barang atau jasa oleh
sipenerima kredit. Kemudian juga dapat memberikan penghasilan
tambahan kepada pemilik dana.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu
wilayah ke wilayah lainnya sehingga, suatu daerah yang kekurangan uang
dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh
tambahan uang dari daerah lainnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh sidebitur
untuk mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna atau
bermanfaat.
4. Meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat pula menanbah atau memperlancar arus barang dari satu
wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari
satu wilayak ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula
meningkatkan jumlah barang yang beredar.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas
ekonomi, karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah
jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat.
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Bagi sipenerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan
berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.
Dengan memperoleh kredit nasabah bergairah untuk dapat memperbesar
atau memperluas usahanya.
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama
dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk
membangun sebuah pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan
tenaga kerja sehingga, dapat mengurangi pengangguran. Disamping itu
bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat memperoleh pendapatan
Universitas Sumatera Utara
seperti gaji bagi karyawan yang bekerja di pabrik dan membuka warung
atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya bagi masyarakat yang
tinggal disekitar lokasi pabrik.
8. Untuk meningkatkan hubungan internasional
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling
membutuhkan antara sipenerima kredit dengan si pemberi kredit.
Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama dibidang
lainnya, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.
2.3.5 Jenis-Jenis Kredit
Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain
sebagai berikut (Kasmir,2002:108)
1. Dilihat dari segi kegunaan
a. Kredit investasi
Biasanya digunakan untuk perluasan usaha atau membangun proyek
atau pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi yang masa
pemakaiannya untuk satu periode relatif lama.
b. Kredit modal Kerja
Diperlukan untuk meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Misal
kredit modal kerja yang digunakan untuk biaya membeli bahan baku,
membayar gaji karyawan, atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan
dengan proses produksi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Dilihat dari segi tujuan kredit
a. Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.
b. Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit
ini tidak ada pertambahan baraang dan jasa yang dihasilkan, karena
memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseoang atau badan
usaha.
c. Kredit perdagangan
Biasanya
digunakan
untuk
membeli
barang
dagangan
yang
pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan
tersebut. Kredit ini biasanya diberikan kepada suplier atau agen-agen
perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar.
3. Dilihat dari segi jangka waktu
a. Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun
atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk modal kerja.
b. Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun,
biasanya untuk investasi.
c. Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit
ini masa pengembaliannya diatas 3 ahun atau 5 tahun. Biasanya kredit
Universitas Sumatera Utara
ini digunakan untk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet
dan kelapa sawit.
4. Dilihat dari segi jaminan
a. Kredit dengan jaminan
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan ersebut dapat
berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang.
Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi sesuai jaminan
yang diberikan si calon debitur.
b. Kredit tanpa jaminan
Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang
tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha atau
karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.
5. Dilihat dari segi sektor usaha
a. Kredit pertanian
Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau
pertanian rakyat. Dapat berupa jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Kredit peternakan
Dalam hal ini untuk jangka pendek dalah peternakan ayam dan jangka
panjang adalah peternakan kambing atau sapi.
c. Kredit industri
Yaitu kredit yang digunakan untuk pembiayaan industri kecil.
menengah atau besar.
Universitas Sumatera Utara
d. Kredit pertambangan
Jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang,
seperti tambang emas minyak atau timah.
e. Kredit pendidikan
Merupakan kredit ynag diberikan untuk membangun sarana dan
prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk mahasiswa.
f. Kredit profesi
Kredit ini diberikan kepada professional seperti dosen, dokter atau
pengacara.
g. Kredit perumahan
Yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai pembangunan atau
pembelian perumahan.
h. Dan sektor-sektor lainnya.
2.3.6 Prinsip- Prinsip Pemberian Kredit
Kriteria yang dilakukan oleh bank dalam hal menentukan nasabah yang
nantinya akan memberikan keuntungan bagi bank ditentukan dengan analisis 5 C
dan 7 P (Kasmir,2002:111).
Analisis 5 C tersebut adalah:
1. Character ( karakter )
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan
diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar
belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun
latar belakang pribadi.
Universitas Sumatera Utara
2. Capacity ( kapasitas )
Digunakan untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang
bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga
diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuanketentuan pemeritah. Begitu juga dengan kemampuannya dalam
menjalankan usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat
kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.
3. Capital ( modal )
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif,dilihat laporan keuangan
(neraca dan laporan laba rugi) dengan melakukan pengukuran seperti dari
segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya. Capital juga
melihat darimana saja sumber modal yang ada sekarang.
4. Collateral ( jaminan)
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang
diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi
suatu masalah maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan
secepat mungkin.
5. Condition ( kondisi )
Dalam pemberian kredit juga harus melihat kondisi ekonomi dan politik
sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta
prospek usaha dari sektor yang ia jalankan. Penilaian prospek bidang
usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik
sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan analisis penilaian dengan metode 7 P adalah sebagai berikut:
1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari kepribadianya atau tingkah lakunya sehari-hari
maupun masa lalunya. Selain itu juga mencakup sikap, emosi, tingkah
laku,dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
2. Party
Yaitu
mengklasifikasikan
nasabah
kedalam
klasifikasi
tertentu
berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya, sehingga nantinya akan
mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
3. Perpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yang diinginkan nasabah.
4. Prospect
Yaitu
untuk
menilai
usaha
nasbah
dimasa
yang
akan
datang
menguntungkan atau tidak, hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas
kredit yang dibiayai tanpa prospek, bukan hanya bank yang rugi tetapi
juga nasabah.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang
telah diambil atau dari mana saja dana yang digunakan untuk
pengembalian kredit.
Universitas Sumatera Utara
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba,
profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau
makin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperoleh.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapat
perlindungan, dapat berupa jaminan barang, orang atau asuransi.
2.4 Pendapatan
2.4.1 Pendapatan dari Suatu Perekonomian
Jika menilai kondisi ekonomi seseorang maka yang pertama kali dilihat
adalah seberapa besar pendapatannya. Seseorang yang memiliki pendapatan tinggi
relatif mudah mencukupi kebutuhan hidupnya, serta menikmati kemewahan. Jadi
orang yang berpenghasilan tinggi akan menikmati standar hidup yang lebih tinggi
pula, mulai dari perumahan yang mewah, fasilitas kesehatan yang baik, mobil
yang mewah dan lain sebagainya ( Mankiw, 2000:5).
2.4.2 Pendapatan Pribadi
Pendapatan pribadi dapat diartikan dari semua jenis pendapatan, termasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang
diterima oleh penduduk suatu Negara. Dalam pendapatan pribadi ini juga
termasuk pembayaran pindahan. Pembayaran tersebut merupakan pemberianpemberian yang dilakukan oleh pemerintah kepada berbagai golongan masyarakat
dimana para penerimanya tidak perlu memberikan suatu balas jasa atau usaha
apapun sebagai imbalannya ( Sukirno, 2004:47 ).
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Yang Tidak Termasuk dalam Pendapatan Pribadi
Pendapatan yang tidak termasuk dalam pendapatan pribadi adalah
pandapatan nasional yang tidak dimasukkan kedalam pendapatan pribadi yaitu:
1. Keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan.
2. Pajak yang dikenakan pemerintah ke atas ke untungan perusahaan.
3. Kontribusi yang dilakukan oleh perusahaan dan para pekerja kepada
Dana Pensiun.
2.5 Modal
2.5.1 Peranan Modal dalam Perekonomian
Dalam setiap perekonomian kegiatan memproduksi memerlukan barang
modal. Dalam perekonomian yang sagat premitif sekalipun, barang modal
diperlukan. Modernisasi perekonomian tidak akan berlaku tanpa barang modal
yang kompleks dan sangat tinggi produktifitasnya. Dalam perekonomian modern
perusahaan-perusahaan
harus
terus
berusaha
memperbaiki
tekhnik
memproduksinya supaya tetap dapat mempertahankan daya persaingannya dan
menjamin kelangsungan hidup usahanya ( Sukirno, 2005:376).
Untuk menjamin agar tekhnik memproduksinya tetap mengalami
kemajuan dan tetap bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain, investasi atau
penanaman modal haus selalu dilakukan oleh perusahan. Untuk melakukan
penanaman modal para pengusaha memerlukan dana. Adakalanya dana tersebut
bersumber dari tabungan perusahaan, yaitu dana yang diperoleh dari keuntungan
yang tidak dibagikan. Disamping itu banyak pula perusahaan memperoleh dana
tersebut dari meminjam dari pihak lain.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Permintaan Terhadap Dana Modal
Berbagai jenis investasi mempunyai pengembalian modal yang berbeda.
Ada yang tingkat pengembalian modalnya tinggi dan ada pula yang tingkat
pengembalian modalnya rendah. Para investor akan terlebih dahulu melakukan
investasi yang tingkat pengembalian modalnya tinggi. Baru setelah proyek
tersebut dilaksanakan mereka akan mengembangkan proyek yang tingkat
pengembaliannya rendah. Sampai dimana perusahaan akan meminta dana modal
tergantung kepada suku bunga yang berlaku dalam perekonomian saat itu.
2.5.3 Pembentukan Modal
Pembentukan modal diartikan bahwa masyarakat tidak mempergunakan
seluruh aktifitas produktifnya saat ini untuk kebutuhan-kebutuhan dan keinginan
konsumsi, tetapi menggunakan sebagian saja untuk pembuatan barang modal:
perkakas dan alat-alat, mesin dan fasilitas angkutan, pabrik dan perlengkapannya,
segala bentuk modal nyata yang dapat dengan cepat meningkatkan manfaat upaya
produktif. Inti proses itu kemudian ialah pengalihan sebagian sumberdaya yang
sekarang ada pada masyarakat ke tujuan untuk meningkatkan persediaan barang
modal begitu rupa sehingga memungkinkan perluasan output yang dapat
dikonsumsi pada masa depan ( (Jhingan, 2008:337 ).
Pembentukan atau pengumpulan modal dipandang sebagai salah satu
faktor dan sekaligus faktor utama didalam pembangunan ekonomi. Menurut
Nurkse, lingkaran setan kemiskinan dinegara terbelakang dapat digunting melalui
pembentukan modal.
Lebih jauh, pembentukan modal membuat pembangunan menjadi
mungkin, kendati dengan penduduk yang meningkat. Pembentukan modal juga
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi kesejahteraan ekonomi suatu bangsa. Ia membantu memenuhi
segala sesuatu yang diperlukan oleh penduduk yang makin meningkat. Kalau
pembentukan modal menggunakan sumberdaya alam secara tepat dan pendirian
berbagai jenis industri, maka tingkat pendapatan bertambah dan berbagai macam
kebutuhan rakyat terpenuhi. Mereka menikmati berbagai macam komoditi,
standar hidup meningkat, juga kesejahteraan ekonomi.
2.6 Peranan UKM dalam Perekonomian
2.6.1 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah
Di Indonesia, pengembangan sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
menduduki peran yang strategis dalam mewujudkan kebijaksanaan pemerataan
hasil-hasil pembangunan. Salah satu usaha pemerintah untuk merealisasikan hal
tersebut adalah dengan melaksanakan kebijaksanaan keuangan melalui penyaluran
berbagai kredit program, yang disebut Kebijaksanaan Kredit Kecil, dalam rangka
untuk menjamin tersedianya dana pembiayaan usaha.
Secara umum, Kebijaksanaan Kredit Kecil yang ditempuh bersifat dinamis
sesuai kondisi perekonomian, kondisi sistem perbankan serta arah dari prioritas
pembangunan. Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 usaha kecil adalah
kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana yang diatur
dalam undang-undang ini.
Adapun kriteria usaha kecil yang diatur undang-undang ini yaitu:
•
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha
Universitas Sumatera Utara
•
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 Milyar
•
Milik warga Negara Indonesia
•
Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan usaha menengah atau usaha besar
•
Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum
atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi
Menurut Keppres RI No. 99 Tahun 1998 pegertian usaha kecil adalah
kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara
mayoritas merupakan kegiatan saha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah
dari persaingan usaha yang tidak sehat.
Menurut Bank Indonesia, usaha kecil dan menengah adalah suatu
perusahaan atau perseorangan yang mempunyai total asset maksimal Rp 600 juta
tidak termasuk rumah dan tanah yang ditempati.
Menurut Departemen perindustrian dan Perdagangan, usaha kecil
menengah adalah kelompok industri kecil modern, industri tradisional, dan
industri kerajinan yang mempunyai investasi modal untuk mesin-mesin dan
peralatan sebesar Rp 70 juta kebawah dengan resiko investasi modal/tenaga kerja
Rp 625.000 kebawah dan usahanya dimiliki oleh warga Negara Indonesia.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kriteria usaha adalah sebagai
berikut:
•
Usaha kecil
: 6 – 10 orang tenaga kerja
•
Usaha menengah
: 20 – 99 orang tenaga kerja
•
Usaha besar
: 100 orang keatas tenaga kerja
Universitas Sumatera Utara
Usaha kecil yang hanya memiliki tenaga kerja 10 orang saja biasanya
pekerjaanya dilakukan masih dengan manual atau dengan menggunakan peralatan
yang masih tradisional. Pangsa pasarnyapun masih terbatas disekitar wilayah
usahanya saja.
Usaha menengah yang tenaga kerjanya mencapai 99 orang disebabkan
karena usahanyapun sudah mulai berkembang dan peralatan yang digunakan
sudah lebih maju ( mulai beralih ketekhnologi baru). Pangsa pasar usahanya sudah
lebih luas dan mulai berkembang.
Usaha besar umumnya menyerap banyak tenaga kerja karena dalam
kegiatanya sudah berskala besar dan maju. Penggunaan peralatan usahapun
cenderung menggunakan tekhnologi canggih. Pangsa pasar lebih luas dan biasa
sampai taraf internasional. Pada dasarnya UKM telah mempunyai peran penting
dalam perekonomian Indonesia, seperti yang tercermin pada kontribusinya
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang secara relatif mengalami
peningkatan, demikian pula pada kapasitasnya menyerap tenaga kerja seperti
khususnya kotribusinya pada produk ekspor.
Salah satu persoalan penting yang sering dianggap sebagai penentu
keberhasilan atau kegagalan berusaha bagi UKM adalah masalah permodalan.
Bertitik tolak pada anggapan tersebut, pemerintah Indonesia melalui Bank
Indonesia (BI) telah melancarkan beberapa kebijaksanaan perkreditan khusus
untuk membantu UKM untuk mengatasi persoalan tersebut dengan cara utamanya
mempermudah eksesibilitas pengusaha kecil dan menengah terhadap kredit
perbankan.
Universitas Sumatera Utara
2.6.2 Karakterisik UKM
Karakteristik usaha kecil dan menengah pada dasarnya memiliki ciri-ciri
yang dapat dilihat secara umum. Karakteristik tersebut yaitu:
1. Hampir setengah dari UKM hanya menggunakan kapasitas usahanya 60%
atau kurang. Penyebabnya antara lain karena kelemahan perencanaan
usaha, disebabkan terbatasnya visi pengusaha kecil disebabkan karena
kebanyakan sekedar ikut-ikutan berusaha.
2. Bekaitan dengan masalah yang dihadapi UKM yang berbeda di setiap
tahapnya. Dimana pada tahap persiapan masalahnya adalah masalah
permodalan dan kemudahan berusaha, kemudian pada tahap pengenalan
usaha, masalah yang dihadapi adalah masalah pemasaran, permodalan dan
hubungan usaha. Sedangkan pada tahap peningkatan usaha masalah yang
dihadapi adalah masalah permodalan dan penyediaan bahan baku.
3. Sektor UKM ini biasanya sukar untuk meningkatkan pangsa pasarnya dan
bahkan cenderung mengalami penurunan usaha karena kekurangan modal,
tidak mampu memasarkan dan kurang keterampilan tekhnis dan
administrasi.
4. Tingginya tingkat ketergantungan terhadap bantuan pemerintah, berupa
permodalan, pemasaran dan penyediaan bahan atau barang baku.
5. Hampir dari 60% dari UKM menggunakan tekhnologi tradisional dan
hampir 70% dari usaha tersebut melakukan pemasaran langsung
kekonsumen.
6. Sebagian besar pengusaha sektor UKM menganggap bahwa untuk
memperoleh bantuan keuangan dari sektor perbankan merasa rumit
Universitas Sumatera Utara
terutama karena persyaratan dokumen yang harus dipersiapkan sukar
dipenuhi.
Ciri-ciri umum yang juga merupakan sebagai kelemahan-kelemahan sektor
UKM seperti yang disebutkan diatas, jika dilihat dari aspek permodalan dan
keuangannya, meliputi hal-hal berikut:
1. Umumnya sektor usaha kecil dan menengah memulai usahanya dengan
modal sedikit dan keterampilan yang kurang dari pendiri atau pemiliknya.
2. Terbatasnya sumber-sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk
membantu kelancaran usahanya, seperti dari kredit pemasok (Supplier)
dan pinjamam bank ataupun dari bank yang ingin melayani pengusaha
kecil dan menengah.
3. Kamampuan memperoleh pinjaman kredit perbankan relatif rendah.
Penyebabnya antara lain karena kekurangmampuan untuk menyediakan
jaminan dan lain sebagainya.
4. Banyak dari UKM yang belum mengerti pencatatan keuangan/akuntansi.
Tetapi bagi mereka yang telah menggunakan catatan keuangan masih
memiliki masalah penyusunan laporan keuangan, sehingga menurunkan
kemampuannya untuk mengajukan proposal permohonan kredit pada
perbankan.
5. Jadi, umumnya sektor UKM kurang mampu membina hubungan dengan
perbankan.
2.6.3 Kekuatan atau Kelebihan UKM
Kebijaksanaan pemerintah dalam pengembangan usaha kecil dan
menengah dalam jangka panjang untuk meningkatkan potensi dan partisipasi aktif
Universitas Sumatera Utara
UKM dalam proses pembangunan nasional, khususnya dalam kegiatan ekonomi.
Dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan
kerja dan meningkatkan pendapatan pengusaha menengah dan terwujudnya usaha
yang makin tangguh dan mandiri sehingga pelaku ekonomi tersebut dapat
berperan dalam perekonomian nasional, meningkatkan daya saing pengusaha
nasional dipasar dunia, serta seimbangnya penyebaran investasi antar sektor dan
antar golongan
Untuk mewujudkan hal tersebut maka harus diketahui kekuatan atau
kelebihan dari UKM, yang memiliki kekuatan potensial yang merupakan andalan
yang menjadi basis pengembangan pada masa yang akan datang. Secara garis
besar kekuatan atau kelebihan dari UKM tersebut antara lain:
1. Penyediaan lapangan kerja. Peran UKM dalam penyerapan tenaga kerja
patut diperhitungkan, diperkirakan mampu menyerap sampai dengan 50%
tenaga kerja yang tersedia.
2. Sumber wirausaha baru. Keberadaan UKM selama ini terbukti dapat
mendukung tumbuh kembangnya usaha baru.
3. Memiliki segmen pasar yang unik.
4. Melaksanakan manajemen sederhana dan fleksibel terhadap perubahan
pasar.
5. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar. UKM sebagian besar
memanfaatkan sumber daya alam yang merupakan unggulan wilayah.
6. Memiliki potensi untuk berkembang. Berbagai upaya pembinaan yang
dilaksanakan menunjukkan hasil yang menggambarkan bahwa UKM
Universitas Sumatera Utara
mampu
untuk
dikembangkan
lebih
jauh
dan
mampu
untuk
mengembangkan sektor-sektor lain yang terkait.
2.6.4 Permasalahan UKM
UKM mendapat perhatian karena tingkat perekonomian dan pengetahuan
yang kurang maju dalam berbisnis. Dengan adanya kterbatasan itu, timbul
berbagai permasalahan dimana tingkat intensitas dan sifat dari masalah tersebut
bisa berbeda tidak hanya dari Janis produk atau pasar yang dilayani tetapi juga
berbeda antar wilayah, antar jenis kegiatan, bahkan antar unit dalam kegiatan yang
sama.
Masalah umum yang biasa terjadi dalam UKM yaitu (Partomo dkk:2002):
1. Keterbatasan finansial
UKM di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam aspek financial
yaitu mobilisasi modal awal dan akses kemodal kerja serta financial
jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan demi pertumbuhan
output jangka panjang. Walaupun pada umumnya modal awal bersumber
dari modal (tabungan) sendiri atau sumber-sumber informal, namun
sumber-sumber permodalan ini sering tidak cukup untuk kegiatan produksi
apalagi untuk investasi. Walaupun begitu banyak skim-skim kredit dari
perbankan dari bantuan BUMN, sumber pendanaan dari sektor informal
masih tetap dominan dalam pembiayaan kegiatan UKM. Hal ini
disebabkan karena lokasi bank terlalu jauh bagi pengusaha yang tinggal
didaerah, persyaratan terlalu berat, urusan administrasi yang rumit, dan
kurang informasi mengenai skim-skim perkreditan yang ada beserta
Universitas Sumatera Utara
prosedurnya. Lagi pula sistem pembukuan yang belum layak secara
tekhnis perbankan menyebabkan UKM juga sulit memperoleh kredit.
2. Kesulitan pemasaran
Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang kritis bagi
perkembangan UKM. Dari hasil studi yang dilakkan James dan Akrasanee
(1988) di sejumlah Negara ASEAN, menyimpulkan jika UKM tidak
melakukan perbaikan yang cukup disemua aspek yang terkait dengan
pemasaran seperti kualitas produk dan kegiatan promosi maka sulit sekali
bagi UKM untuk turut berpartisipasi dalam era perdagangan bebas.
Masalah pemasaran yang dialami yaitu tekanan persaingan baik di pasar
domestic dari produk yang serupa buatan sendiri dan impor maupun
dipasar internasional dan kekurangan informasi yang akurat serta up to
date mengenai peluang pasar didalam maupun luar negeri.
3. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)
Keterbatasan SDM juga merupakan salah satu kendala yang serius bagi
banyak UKM di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek entrepreneurship,
manajamen, tekhnik produksi, pengembangan produk, engineering design,
quality control, organisasi bisnis, akuntansi, data processing, tekhnik
pemasaran,dan penelitian pasar. Semua keahlian ini sangat dibutuhkan
untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan
efisiensi dan produktifitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan
menembus pasar barang.
Universitas Sumatera Utara
4. Masalah bahan baku
Keterbatasan bahan baku dan kesulitan mendapatkannya kerena harganya
yang mahal menjadi salah satu kendala yang serius bagi pertumbuhan
output atau kelangsungan produksi bagi banyak UKM di Indonesia.
Banyak pengusaha yang terpaksa menghentikan usahanya dan berpindah
profesi kepada kegiatan ekonomi lainnya misalnya menjadi pedagang.
5. Keterbatasan tekhnologi
UKM di Indonesia pada umumnya masih menggunakan tekhnologi lama /
tradisional dalam bentuk mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang
sifatnya manual. Hal ini membuat produksi rendah, efesiensi kurang, dan
kualitas produk juga rendah.
2.6.5 Kendala dan Arah Kebijaksaaan Keuangan untuk Sektor UKM
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 telah menetapkan arah
perencanaan jangka panjang tahap II (PJPT II), antara lain bahwa pertumbuhan
ekonomi harus diarahkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta
mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial. Dalam hal ini
pemerintah
telah
memberikan
perhatian
lebih
konhkrit
lagi
terhadap
pengembangan usaha kecil dan tradisional serta golongan ekonomi lemah pada
umumnya. Untuk itu, peranan perbankan diharapkan menjadi semakin penting.
Namun pada kenyataannya, sektor perbankan mengalami beberapa
kendala utama dalam pemberian kredit kecil dan koperasi. Kendala tersebut antara
lain:
1. Sulitnya memperoleh nasabah usaha kecil yang layak dibiayai karena
terbatasnya jaringan kantor cabang.
Universitas Sumatera Utara
2. Relatif tingginya biaya transaksi dan risiko pemberian kredit kepada
UKM.
3. Keterbatasan perangkat organisasi dan personalia yang menangani UKM.
2.7 Kredit pada PNPM Mandiri
2.7.1 Sejarah Perkembangan PNPM Mandiri
PNPM Mandiri pada hakekatnya adalah program nasional yang dijalankan
oleh semua kalangan untuk menanggulangi kemiskinan dan perlusan kesempatan
kerja melalui upaya-upaya pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan
keberdayaan dan kemandiriannya dalam tujuan peningkatan kualitas hidup dan
tingkat kesejahteraan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan pendekatan dari PNPM Mandiri
dengan tujuan untuk menciptakan dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam
menjalankan proses pembangunan dari,oleh dan untuk masyarakat dengan
didukung oleh berbagai kalangan atau pemangku kepentingan lainnya. Pelaku
utama pembangunan adalah masyarakat sendiri.
Pemerintah mendorong program nasional ini melalui pengembangan
sistem dan disain program, penyediaan pendampingan serta pendanaan stimulan
dalam wadah PNPM Mandiri yang akan mendorong prakarsa dan inovasi
masyarakat dalam menjalankan upaya penanggulangan kemiskinan dan perluasan
kesempatan kerja secara berkelanjutan.
PNPM Mandiri ini adalah sebagai wadah program yang disempurnakan
khususnya pada (Tim Koordinasi PNPM Mandiri):
1.
Unifikasi system dan mekanisme,
Universitas Sumatera Utara
2.
Perbaikan disain program,
3.
Penetapan target secara nasional,
4.
Perbaikan dalam mekanisme penyaluran pendanaan,
1. Peningkatan besaran Bantuan Langsung Masyarakat (BLM).
PNPM Mandiri juga merupakan instrument program untuk percepatan
pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) sehingga program ini sejalan
dengan agenda pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)
Oleh karena itu, pada tahun 2007 pemerintah Indonesia mencanangkan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari
PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri
wilayah khusus dan desa tertinggal.
PNPM
Mandiri
Perdesaan
adalah
program
untuk
mempercepat
penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM
Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan
Kecamatan (PKK), yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PKK
adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi sekelompok rakyat
isiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan
partisipasi masyarakat.
Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya
kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri
untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungan, mampu mengakses
sumber daya diluar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk
mengatasi masalah kemiskinan.
Universitas Sumatera Utara
Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah:
1. Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya.
2. Pelembagaan sistem pembangunan partisipatif.
3. Pengefektifan fungsi dan peran pemerintah lokal.
4. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan
ekonomi masyarakat.
5. Pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.
Dalam rangka mencapai visi dan misi PNPM Mandiri Perdesaan, strategi
yang dikembangkan PNPM Mandiri Perdesaan yaitu menjadikan masyarakat
miskin sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan partisipatif,
serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa. Melalui PNPM
Mandiri
Perdesaan
diharapkan
masyarakat
dapat
menuntaskan
tahapan
pemberdayaan yaitu tercapainya kemandirian dan berkelanjutan, setelah tahapan
pembelajaran dlakukan melalui Program Pengembangan Kecamatan (PKK).
2.7.2 Tujuan PNPM Mandiri
Tujuan umum PNPM Mandiri adalah meningkatkan kesejahteraan dan
kesempatan kerja masyarakat miskin dipedesaan dengan mendorong kemandirian
dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Sedangkan tujuan
khusus yang akan dicapai adalah:
1. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat
miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil, dan kelompok
masyarakat lainnya yang belum dilibatkan secara optimal dalam proses
pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
pelestarian pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar,
representative, dan akuntabel.
3. Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan
penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (proo-poor
budgeting).
4. Meningkatkan sinergi masyarakat, pemerintah daerah dan kelompok
peduli (swasta, asosiasi, perguruan tinggi, media, LSM, dll) untuk lebih
mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
5. Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat serta pemerintah
daerah serta kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan
di wilayahnya.
6. Meningkatkan modal sosial masyarakat yang berkembang ssesuai dengan
potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan local.
7. Meningkatkan inovasi dan pemanfaatan tekhnologi tepat guan, informasi
dan komunikasidalam pemberdayaan masyarakat.
2.7.3 Strategi PNPM Mandiri
Strategi dasar dari PNPM Mandiri adalah:
1. Menerapkan pendekatan pemberdayaan untuk mewujudkan kemandirian
masyarakat.
2. Menjalin kemitraan yang seluas-luasnya dengan berbagai pihak untuk
bersama-sama mewujudkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat.
3. Menerapkan
keterpaduan
dan
sinergi
pendekatan
pembangunan
kewilayahan, dan pembangunan partisipatif.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan strategi opersional PNPM Mandiri adalah:
1. Mengoptimalkan seluruh potensi dan
sumberdaya
yang
dimiliki
masyarakat, pemerintah daerah, dan kelompok peduli lainnya (swasta,
asosiasi, perguruan tinggi, LSM, dll) secara sinergis.
2. Menguatkan peran pemerintah kota/kabupaten sebagai pengelola programprogram penanggulangan kemiskinan di wilayahnya.
3. Mengembangkan kelembagaan masyarakat yang dipercaya, mengakar dan
akuntabel.
4. Mengoptimalkan peran sektor dalam penyediaan pelayanan dan kegiatan
pembangunan secara terpadu ditingkat komunitas.
5. Meningkatkan kemampuan pembelajaran di masyarakat dalam memahami
kbutuhan dan potensinya serta memecahkan berbagai masalah yang
dihadapi.
6. Menerapkan konsep pembangunan partisipatif secara konsisten dan
dinamis.
2.7.4 Prinsip Dasar PNPM Mandiri
PNPM Mandiri menekankan prnsip-prinsip dasar berikut ini:
1. Bertumpu pada pembangunan manusia
Pelaksanaan PNPM Mandiri senantiasa bertumpu pada peningkatan harkat
dan martabat manusia seutuhnya.
2. Otonomi
Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri, masyarakat memiliki kewenangan
secara mandiri dan partisipatif untuk menentukan dan mengelola kegiatan
pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
3. Desentralisasi
Kewenangan
pengelolaan
kegiatan
pembangunan
sektoral
dan
kewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah dan masyarakat
sesuai dengan kapasitasnya
4. Berorientasi pada masyarakat miskin
Semua kegiatan yang dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan
kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung.
5. Partisipasi
Masyarakat terlibat secara aktif pada setiap proses pengambilan keputusan
pembangnan dan secara gotong royong menjalankan pembangunan.
6. Kesetaraan dan keadilan gender
Laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang adil dan setara
dalam setiap tahap pembangunan serta dalam menikmati hasil-hasil
pembangunan.
7. Demokratis
Setiap
pengambilan
keputusan
pembangunan
dilakukan
secara
musyawarah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada kepentingan
masyarakat miskin.
8. Transparansi dan Akuntabel
Masyarakat harus diberikan akses yang memadai terhadap segala
informasi dan proses pengambilan keputusan.
Universitas Sumatera Utara
9. Prioritas
Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan pemenuhan kebutuhan
untuk pengentasan kemiskinan dengan mendayagunakan berbagai
sumberdaya yang terbatas secara optimal.
10. Kolaborasi
Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan kemiskinan,
didorong untuk mewujudkan kerjasama kemitraan antar pemangku
kepentingan dalam mengentaskan kemiskinan.
11. Keberlanjutan
Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kepentingan
peningkatan kesejahteraan masyarakat saat ini dan juga dimasa depan serta
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
12. Sederhana
Semua aturan, mekanisme dan prosedur dalam pelaksanaan PNPM
Mandiri harus sederhana, fleksibel, mudah dipahami, dan mudah dikelola
oleh masyarakat.
2.7.5 Pendekatan PNPM Mandiri
Pendekatan yang digunakan dalam mewujudkan tujuan PNPM Mandiri
adalah pembangunan yang berbasis masyarakat dengan:
1. Menggunakan basis kecamatan sebagai satuan dan area/lokus program.
2. Memposisikan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan.
3. Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam proses
pembangunan partisipatif.
Universitas Sumatera Utara
4. Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan
karakteristik sosial dan geografis.
5. Melalui
proses
pemberdayaan
yang
terdiri
dari
pembelajaran,
pelembagaan, dan keberlanjutan.
Universitas Sumatera Utara
Download