BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori sinyal (signalling theory) Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaanmempunyai dorongan untuk memberikan pihakeksternal.Dorongan perusahaan informasi untuk laporan memberikan keuangan pada informasi karena terdapatasimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapatterjadi di antara dua kondisi ekstrem yaitu perbedaan informasi yang kecilsehingga tidak mempengaruhi manajemen, atau perbedaan yang sangat signifikansehingga dapat berpengaruh terhadap manajemen dan harga saham (Sartono,1996). Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaanmemberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Perusahaan yang baikakan memberi sinyal yang jelas dan sangat bermanfaat bagi keputusan investasi,kredit dan keputusan sejenis. Sinyal yang diberikan dapat berupa good newsmaupun bad news.Sinyal good news dapat berupa kinerja perusahaan perbankanyang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sedangkan bad news dapatberupa penurunan kinerja yang semakin mengalami penurunan. Peningkatan rasiokeuangandiharapkan dapat menjadi sinyal bagi para investor dalam menentukankeputusan investasi, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap fluktuasi hargasaham perusahaan perbankan. 2.2 Efficient Market Theory (Efficient Market Hypothesis/EMH) Menurut Fama (dikutip oleh Jogiyanto 2003), Efficient market atau pasar yang efisien merupakan suatu pasar bursa dimana harga-harga sekuritas mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia dengan cepat dan akurat. Efficient Market Theory menyatakan bahwa investor selalu memasukkan faktor informasi yang tersedia dalam keputusan mereka sehingga terefleksi pada harga saham yang mereka transaksikan.Jadi, harga saham yang berlaku di pasar modal sudah mengandung faktor informasi tersebut.Karakteristik suatu pasar modal yang efisien yaitu terdapat pemodal-pemodal yang berpengetahuan luas dan informasi tersedia secara luas kepada para pemodal sehingga mereka bereaksi secara cepat atas informasi baru yang akhirnya menyebabkan harga saham menyesuaikan secara cepat dan akurat. Jogiyanto (2003:371-375) menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk dari informasi, yaitu: 1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritasnya secara penuh mencerminkan (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi.Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan random walk theory yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang.Jika pasar efisien dalam bentuk lemah, maka harga-harga masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saat ini.Hal tersebut berarti bahwa untuk pasar efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan abnormal return. 2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga-harga sekuritasnya secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available information) termasuk informasi yang berada di laporanlaporan keuangan emiten. 3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga dari sekuritasnya secara penuh mencerminkan (fully reflect) senua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat. 2.3 Pengertian dan Sifat Usaha Bank Menurut UU Nomor: 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU Nomor: 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, mendefinisikan: ”Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Sementara itu, menurut PSAK No.31 (2004;31), bank didefinisikan sebagai : Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal tersebut tampak dalam kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana. Menurut Kasmir (2000: 5) bank adalah lembaga keuangan yang usahanya menyerap dana dari kelompok masyarakat yang berkelebihan dana dan menyalurkanya kepada kelompok masyarakat yang kekurangan dan membutuhkan dana tersebut serta memenuhi persyaratan tertentu untuk diberikan bantuan dana tersebut. Bank merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya mengendalkan kepercayaan masyarakat sehingga tingkat kesehatan bank perlu dipelihara. Pemeliharaan kesehatan bank antara lain dilakukan dengan tetap menjaga likuiditasnya sehingga bank dapat memenuhi kewajiban kepada semua pihak yang menarik atau mencairkan simpanannya sewaktu-waktu. Di samping faktor likuiditas, keberhasilan usaha bank juga ditentukan oleh kesanggupan para pengelola dalam menjaga rahasia keuangan nasabah yang dipercayakan kepadanya serta keamanan atas uang atau aset lainnya yang dititipkan pada bank. Pengelola bank dalam melakukan usahanya ditutut untuk senantiasa menjaga keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan pencapaian rentabilitas yang wajar serta pemenuhan kebutuhan modal yang memadai sesuai dengan jenis penanamannya. 2.4 Azas, Fungsi dan Manfaat Bank Asas yang melandasi bank melakukan kegiatannya dijelaskan dalam UU Nomor: 10 tahun 1998 sebagai berikut: perbankan dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Tujuan dari kegiatan perbankan Indonesia dijelaskan dalam UU Nomor: 10 tahun 1998, untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana dari masyarakat. Menurut Rindjin (2000;67), fungsi bank dapat dikategorikan menjadi dua yaitu seperti berikut ini. a. Fungsi perantara (intermediation role). Fungsi perantara adalah penyediaan kemudahaan untuk aliran dana dari mereka yang mempunyai dana nganggur atau kelebihan dana selaku penabung (saver) atau pemberi pinjaman (lender) kepada mereka yang memerlukan atau kekurangan dana untuk memenuhi berbagai kepentingan selaku peminjam (borrower). b. Fungsi transmisi (transmission role). Fungsi transmisi berkaitan dengan peranan bank dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang dengan menciptakan instrumen keuangan. 2.5 2.5.1 Pasar modal Pengertian pasar modal Pengertian pasar modal, sebagaimana pasar konvensional pada umumnya, adalah meruoakan tempat bertemunya penjual dan pembeli.Pasar (market) merupakan sarana yang mempertemukan aktivitas pembeli dan penjual untuk suatu komoditas atau jasa. Pegertian modal (capital) dapat dibedakan: 1. Barang modal (capital goods) seperti tanah, bangunan,dan mesin. 2. Modal uang (fund) yang berupa financial assets. Pasar modal (capital market) mempertemukan pemilik dana (supplier of fund) dengan pengguna dana (user of fund) untuk tujuan investasi jangka menengah (middle- term investment) dan panjang ((long-term investment). Kedua pihak melakukan jual beli modal yang berwujut efek. Pemilik dana menyerahkan sejumlah dana dan penerimaan dana (perusahaan terbuka) menyerahkan surat bukti kepemilikan berupa efek. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pengertian pasar modal adalah seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan atau merupakan aktivitas yang memperjualbelikan surat-surat berharga. UUPM pasal 1 angka 13 mendefinisikan pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. 2.5.2 Instrumen pasar modal Pasar modal merupakan tempat orang menjual atau membeli surat efek yang baru dikeluarkan. Istilah lain yang popular dipakai adalah securitas market. Arti efek menurut UUPM Pasal 1 angka 5 adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang , surat hak komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derifatir dari efek. Yang termasuk dalam kategori efek yaitu : 1. Saham Saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu perseroan terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten.Pemilik saham merupakan pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. Ada dua macam yang diperdagangkan di Indonesia adalah saham atas nama dan saham atas tunjuk. Sekarang ini saham yang diperdagangkan di Indonesia adalah saham atas nama, yaitu yang nama pemiliknya tertera diatas saham tersebut. 2. Obligasi Obligasi pada dasarnya merupaka suatu pengakuan utang atas pinjaman yang diterima oleh perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat.Jangka waktu obligasi telah ditetapkan dan disertai dengan pemberian imbalan bunga yang jumlah dan saat pembayaranya telah ditetapkan dalam perjanjian. Obligasi ini dapat diterbitkan baik oleh swasta ,pemerintah pusat atau daerah (BUMD). 3. Derivatif dari efek Yang termasuk dari derivative dari efek yaitu: 1. Right / klaim 2. Waran 3. Obligasi Convertible 4. Saham Deviden 5. Saham Bonus 6. American Depository Recept (ADR) Continental Depository Recept(CDR) 7. Sertifikat Reksadana. 2.6 Analisis Saham Dalam penilaian saham dikenal ada tiga jenis nilai, yaitu nilai buku, nilai pasar, dan nilai instrinstik saham.Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten).Nilai pasar adalah nilai saham dipasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar.Sedangkan nilai instrinstik atau yang lebih sering dikenal dengan nilai teoritis adalah nilai saham yang sebenarnya atau yang seharusnya terjadi. Meskipun semuanya dinyatakan dalam per lembar saham, ketiga jenis tersebut ditambah nilai nominal pada umumnya adalah tidak sama besarnya. Nilai nominal dan nilai buku dapat dicari didalam atau dapat dilihat dan ditentukan didalam laporan keuangan perusahaan.Nilai pasar dapat dilihat pada harga saham di bursa efek. Ada dua pendekatan untuk melakukan analisis saham yakni 1. Analisis Fundamental Analisis fundamental adalah analisis yang digunakan untuk menilai instrinstik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Secara umum untuk menganalisis perusahaan dengan menggunakan analisis fundamental terdiri dari empat langkah, yaitu: a. Menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan Kondisi ekonomi dipelajari untuk menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan di pasar saham, berkaitan dengan tingkat inflasi, suku bunga, neraca perdagangan, dan sebagainya. b. Menghitung kondisi industri secara keseluruhan Industri perusahaan secara langsung mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut.Saham yang paling baik pun dapat menghasilkan pengembalian yang tidak menguntungkan jika industri secara keseluruhan lemah. c. Menghitung kondisi perusahaan Karena pasar saham adalah pasar ekspektasi dimana seluruh pemegang saham mengharapkan perusahaannya selalu menghasilkan laba yang pada akhirnya mempengaruhi deviden maka perlu diperhitungkan kesehatan keuangan perusahaan tersebut.Menghitung kondisi keuangan perusahaan biasanya dilakukan dengan menghitung rasio-rasio keuangan. d. Menghitung nilai saham perusahaan Setelah memperhitungkan kondisi ekonomi, industri dan perusahaan selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung apakah saham suatu perusahaan over valued, under valued ataupun pas harganya. Dalam melakukan analisis perusahaan, investor harus mendasarkan kerangka pikirnya pada dua komponen utama dalam analisis fundamental, yaitu earning per share perusahaan (EPS) dan price earning ratio (PER). Ada tiga alasan yang mendasari penggunaan 2 komponen tersebut.Pertama, karena pada dasarnya kedua komponen tersebut bisa dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik suatu saham.Analisis fundamental bertujuan untuk menentukan nilai intrinstik saham perusahaan.Dalam kaitan tersebut, nilai intrinstik suatu saham bisa dihitung dengan mengalikan kedua komponen tersebut. Selanjutnya nilai intrinstik saham yang telah dihitung tersebut, jika dibandingkan dengan harga pasar saham yang bersangkutan, akan berguna untuk menentukan keputusan untuk membeli atau menjual saham. Kedua, deviden yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari earning. Ketiga, adanya hubungan antara perubahan earning dengan perubahan harga saham. Analisis perusahaan akan terkait dengan penentuan saham-saham perusahaan manakah dalam industri terpilih yang mampu menawarkan keuntungan bagi investor. Dengan kata lain, saham-saham manakah yang harga pasarnya lebih rendah dari nilai intrinsiknya (undervalued), sehingga layak untuk dibeli, serta saham-saham manakah yang harga pasarnya lebih tinggi dari nilai intrinsiknya (overvalued), sehingga menguntungkan untuk dijual. 2. Analisis Teknikal Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan volume. Penganut analisis teknikal berpendapat bahwa dalam kenyataannya harga bergerak dalam suatu tren tertentu, dan hal ini akan berulangulang. Analisis teknikal didefinisikan sebagai studi terhadap suatu sekuritas atau pasar secara keseluruhan berdasarkan permintaan dan penawaran. Salah satu prinsip dasar yang muncul dalam definisi analisis teknikal tersebut adalah bahwa sekali suatu trend baru muncul, maka diasumsikan bahwa hal tersebut akan berlanjut hingga tersedia cukup indikasi terdapat sinyal yang merupakan kebalikannya. Analisis teknikal tidak menjanjikan bahwa analis dapat mengidentifikasi titik puncak atau titik bawah, melainkan area puncak dan area bawah. 2.7 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Fluktuasi harga saham merupakan hal yang seringkali terjadi di pasar modal. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dibagi menjadi dua kelompok sudut pandang yaitu sudut pandang perusahaan (mikro) dan sudut pandang perusahaan (makro), yang meliputi:Tingkat inflasi dan bunga akan mempengaruhi investor untuk memilih antara real asset (tangible) dan asset finansial, dan antara saham ataukah sekuritas fixed income. 1. Kebijakan fiskal dan moneter, yang akan menentukan terhadap pandangan pasar modal dimasa yang akan datang. 2. Internasionalisasi, yang akan mencerminkan seberapa besar bisnis perusahaan dalam negeri dapat berkompetisi dengan perusahaan asing. Sedangkan dari sudut pandang mikro meliputi: 1. Profit, perusahaan secara konsisten mampu mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka secara empiris harga sahamnya pun akan turut mengalami kenaikan. 2. Deviden, tingkat pembagian deviden merupakan salah satu pertimbangan seorang investor dalam melakukan tindakan investasinya. 3. Aliran kas, aliran menggambarkan alur kas masuk dan keluar dari suatu perusahaan. 4. Perubahan fundamental industri atau perusahaan. Hal ini dapat diukur dari kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari perhitungan rasio-rasio keuangannya. 2.8 Analisis Kinerja Keuangan Bank Menurut Abdullah (2005 : 120) kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik yang menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dan yang biasanya diukur dengan indicator solvabilitas (kecukupan modal), solvabilitas dan profitabilitas. Adapun tujuan dari analisis kinerja keuangan bank adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya. b. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua harta yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efesien. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dan dinilai berdasarkan analisis laporan keuangan maupun analisis rasio keuangan perusahaan yang bersangkutan.Laporan keuangan mengambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan kinerja keuangan mengambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan kinerja keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.Secara umum laporan keuangan bank terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memproleh informasi mengenai posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Menurut Kasmir (2004 : 240). Bertujuan pembuatan laporan keuangan bank adalah sebagai berikut : a. Memberikan informasi mengenai jumlah dan aktivitas yang dimiliki. b. Memberikan informasi mengenai jumlah dan jenis kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang. c. Memberikan informasi mengenai jumlah dan jenis modal pada waktu tertentu. d. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dalam jumlah pendapatan dan sumbernya. e. Member informasi mengenai biaya yang dikeluarkan. f. Memberikan informasi mengenai perubahan aktiva, kewajiban dan modal suatu bank. g. Memberikan informasi mengenai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu yang tersaji dalam laporan keuangan. 2.9 Analisis Laporan Keuangan rasio keuangan adalah angka yang diproleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio ini hanya menyederhanakan informasi yang mengembarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat nilai secara cepat hubungan antapa pos tadi dan dapat membandingkan dengan rasio lain sehingga kita dapat memproleh informasi dan memberikan penilaian. Perbedaan jenis perusahaan dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasio yang penting.Misalnya rasio ideal mengenai likuiditas untuk bank tidak sama dengan rasio perusahaan industri,perdagangan, atau jasa. Oleh karenanya, di dalam laporan mengenai average industry ratio di amerika perusahaan yang menerbitkannya membagi-bagi rasio menurut jenis perusahaanbahkan sub-sub yang lebih terperinci. Analisis rasio ini memiliki kaunggulan disbanding dengan teknik analisis lainnya. Keuanggulan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Rasio merupakan angka-angka atau iktisar statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industry lain. 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-Score). 5. Menstandarisir ukuran (size) perusahaan. 6. Lebih mudah meperbandingkan perusahaan dengan perusahaanlain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau “time series” 7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan dating. Teknik analisis rasio disamping memiliki keunggulan, juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari ketiga penggunaannya, adapun keterbatasan analisis rasio itu adalah sebagai berikut : 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. 2. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik seperti : a) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai biasa atau subjektif. b) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan bukan harga pasar. c) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. d) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda. 3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan untuk menghitung rasio. 4. Sulit jika data yang tersedia tidak sesuai. 5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan. 2.10 Rasio Keuangan Perbankan a. Capital Adequancy Ratio(CAR) Rasio ini menunjukkan kecukupan modal yang ditetapkan lembaga pengaturan yang khusus berlaku bagi industri – industri yang berada dibawah pengawasan pemerintah misalnya Bank, dan Asuransi.Rasio ini dimasuksudkan untuk menilai keamanan dan kesehatan perusahaan dari sisi modal pemiliknya. Di indonesia standar CAR adalah 9 – 12%. Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank utuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Perhitungan CAR diperoleh dari perbandingan modal sendiri dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) yang dihitung bank bersangkutan. Rasio modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) ini berlaku di Bank. Penentuan ATMR ini ditentukan Bank Indonesia. Rasio ini menunjukkan sejauhmana modal pemilik saham dapat menutupi aktiva berisiko. Rasio dihitung dengan rumus: ππππππππππ ππππππππ CAR= π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄ ππππππππππππππππππππ ππππππ π’π’π’π’π’π’π’π’ π π π π π π π π π π π π X 100% b. Return On Risked Asset (RORA) Rasio Return On Risked Asset (RORA), merupakan rasio antara laba sebelum pajak dengan risked assets. RORA mengukur kemampuan bank dalam berusaha mengoptimalkan penanaman aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba.Semakin tinggi RORA berarti semakin baik.Rasio ini dirumuskan sebagai berikut. (Payamta, 2001;89) ππππππππ ππππππππππππππ ππππππππππ RORA = π π π π π π π π π π π π π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄ x 100% Laba sebelum pajak merupakan laba yang diperoleh bank baik dari aktivitas operasi maupun non operasi sebelum dikurangi dengan pajak penghasilan. Risked assets terdiri dari kredit yang diberikan dan penempatan pada surat berharga. c. Return On Asset (ROA) Return on Assets (ROA) adalah rasio yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan selama periode tertentu (Dendawijaya, 2001;120). Rasio ini juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya.ROA dihitung berdasarkan perbandingan laba bersih dan rata-rata total asset. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Sawir, 2005 : 33). ROA = πΏπΏπΏπΏπΏπΏπΏπΏ π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅ β ππππππππππ π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄ x 100% d. Loand To Deposit Ratio (LDR) Loans to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank (Dendawijaya, 2001;118). LDR merupakan suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permodalan pinjaman (loan request) nasabannya.Rasio ini mengambarkan sejauh simpanan digunakan untuk pemberian pinjaman. Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank, rasio yang tinggi menunjukkan bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dana atau relative tidak likuid. Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan (Dendawijaya, 2001;117). Menurut Sawir (2005;28) suatu bank dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembal suatu depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukannya tanpa terjadi penangguhan. Rasio ini mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Berdasarkan kebijakan bank Indonesia, ketentuan LDR bank berkisar antara 85%-110% (Dendawijaya, 2001 : 117). LDR = π½π½π½π½π½π½π½π½π½π½ β πΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎ ππππππππ π·π·π·π·π·π·π·π·π·π·π·π·π·π·π·π·π·π· ππππππππππ π·π·π·π·π·π·π·π· ππππβππππ πΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎ −πΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎ−ππππππππππ πΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌ x100% 2.11 Kerangka Konseptual Kinerja keuangan H1 Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1) H2 Return On Risked Asset (RORA) Harga (X2) Saham H5 H3 Return On Assets (ROA) Perbankan (X3) (Y) to Deposit Ratio (LDR) HLoans 4 (X4) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Perubahan Harga Saham Aspek Capital yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio) merupakan rasioperbandingan modal sendiri bank dengan kebutuhan modal yang tersedia setelahdihitung margin risk pertumbuhan risiko) dari akibat yang berisiko (ATMR)(Siamat, 1993;84). CAR dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan permodalanyang ada untuk menutup kemungkinan kerugian di dalam kegiatan perkreditandan perdagangan surat-surat berharga.Menurut SK BI No. 30/11/KEP/DIR/Tgl.30 April 1997, nilai CAR perusahaan perbankan tidak boleh kurang dari 8%. Pengaruh CAR terhadap perubahan harga saham dapat dijelaskan dengan signaling theory dan efficient market theory.Signalling theory menjelaskan alasan mengapa perusahaan memiliki insentif untuk melaporkan secara sukarela informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal, yaitu untuk mengurangi asimetri informasi.Efficient Market Theory merupakan teori dasar dari karakteristik suatu pasar modal yang efisien dimana terdapat pemodal-pemodal yang berpengetahuan luas dan informasi tersedia secara luas kepada para pemodal sehingga mereka bereaksi secara cepat atas informasi baru yang akhirnya menyebabkan harga saham menyesesuaikan secara cepat dan akurat. Good news berupa peningkatan CAR bank dari tahun ke tahun diharapkan dapat merevisi kepercayaan investor terhadap perusahaan. CAR yang semakin meningkat menunjukkan kemampuan bank yang semakin baik dalam mengelola modalnya untuk mendapatkan laba. Kepercayaan tersebut akan dapat merubah permintaan dan atau penawaran harga saham perbankan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kenaikan harga saham yang bersangkutan. Hasil penelitian penelitian terdahulu bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa investor cenderung memperhatikan aspek permodalan (CAR) dalam menentukan dan membeli harga saham perbankan.Berdasarkan landasan teori, kerangka pemikiran dan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 : Terdapat pengaruh positif Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Pengaruh Return On Risk Asset (RORA) Terhadap Perubahan HargaSaham Aspek kualitas aktiva produktif, yaitu RORA (Return on Risk Asset) merupakan rasio yang membandingkan antara pendapatan operasional dengan besarnya risked asset (total loans dan invesments) yang dimiliki. RORA mengukur kemampuan bank dalam usahanya mengoptimalkan penanaman aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba. Menurut peraturan Bank Indonesia, nilai RORA yang sehat berada di atas 7,85%. Pengaruh rasio RORA terhadap perubahan harga saham dapat dijelaskan dengan signalling theory dan efficient market theory.Signalling theory menjelaskan alasan mengapa perusahaan memiliki insentif untuk melaporkan secara sukarela informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal, yaitu untuk mengurangi asimetri informasi.Efficient Market Theory merupakan teori dasar dari karakteristik suatu pasar modal yang efisien dimana terdapat pemodal yang berpengetahuan luas dan informasi tersedia secara luas kepada para pemodal sehingga mereka bereaksi secara cepat atas informasi baru yang akhirnya menyebabkan harga saham menyesesuaikan secara cepat dan akurat. Good news berupa peningkatan rasio RORA bank dari tahun ke tahun diharapkan dapat merevisi kepercayaan investor terhadap perusahaan. Rasio RORA yang semakin meningkat menunjukkan kemampuan bank yang semakin baik dalam mengoptimalkan aktivanya untuk mendapatkan laba. Kepercayaan tersebut dapat merubah permintaan dan atau penawaran harga saham perbankan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kenaikan harga saham yang bersangkutan. Dari penelitina terdahulu dapat disimpulkan investor cenderung memperhatikan kualitas aktiva produktif dalam menentukan dan membeli saham. Berdasarkan landasan teori, kerangka pemikiran dan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H2 : Terdapat pengaruh positif Return on Risked Asset (RORA) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Perubahan Harga Saham Aspek earning yaitu Return On Assets (ROA), menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengukur efektivitas kinerja perusahaan dalam memperoleh laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Bank Indonesia mengisyaratkan tingkat ROA yang baik diatas 1,22%. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Pengaruh rasio Return On Assets (ROA) terhadap perubahan harga saham dapat dijelaskan dengan signalling theory dan efficient market theory. Signallingtheory menjelaskan alasan mengapa perusahaan memiliki insentif untuk melaporkan secara sukarela informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal, yaitu untuk mengurangi asimetri informasi.Efficient Market Theory merupakan teori dasar dari karakteristik suatu pasar modal yang efisien dimana terdapat pemodal-pemodal yang berpengetahuan luas dan informasi tersedia secara luas kepada para pemodal sehingga mereka bereaksi secara cepat atas informasi baru yang akhirnya menyebabkan harga saham menyesesuaikan secara cepat dan akurat. Good news berupa peningkatan rasio ROA bank dari tahun ke tahun diharapkan dapat merevisi kepercayaan investor terhadap perusahaan. Rasio ROA yang semakin meningkat menunjukkan posisi bank yang semakin baik dari segi penggunaan aset untuk mendapatkan laba. Kepercayaan tersebut akan dapat merubah permintaan dan atau penawaran harga saham perbankan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kenaikan harga saham yang bersangkutan. Berdasarkan penelitian terdahulu Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan ROA yang tinggi berarti rasio profitabilitas juga tinggi. Berdasarkan landasan teori, kerangka pemikiran dan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H3: Terdapat pengaruh positif Return on Asset (ROA) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). 4. Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Perubahan HargaSaham Aspek likuiditas yaitu LDR (Loan to Deposit ratio).Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditas. Semakin tinggi rasio LDR semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank (Siamat, 1993). LDR yang tinggi berarti resiko dalam berinvestasi menjadi tinggi. Dengan likuiditas bank yang rendah maka hal tersebut akan berdampak pada hilangnya kepercayaan konsumen pada bank tersebut. Menurut Kasmir (2003:272) batas aman LDR menurut peraturan pemerintah adalah sebesar 110 %.Pengaruh rasio Loan to Deposit ratio (LDR) terhadap perubahan harga saham dapat dijelaskan dengan signalling theory dan efficient market theory.Signalling theory menjelaskan alasan mengapa perusahaan memiliki insentif untuk melaporkan secara sukarela informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal, yaitu untuk mengurangi asimetri informasi.Efficient Market Theory merupakan teori dasar dari karakteristik suatu pasar modal yang efisien dimana terdapat pemodal-pemodal yang berpengetahuan luas dan informasi tersedia secara luas kepada para pemodal sehingga mereka bereaksi secara cepat atas informasi baru yang akhirnya menyebabkan harga saham menyesesuaikan secara cepat dan akurat. Bad news berupa peningkatan LDR bank dari tahun ke tahun dapat merevisi kepercayaan investor terhadap perusahaan.Loan to Deposit ratio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan perbankan memiliki tingkat likuiditas yang rendah sehingga resiko dalam berinvestasi menjadi tinggi.Dengan nilai LDR yang tinggi, dapat berdampak pada hilangnya kepercayaan pada bank yang bersangkutan. Hal tersebut akan dapat merubah permintaan dan atau penawaran harga saham perbankan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap penurunan harga saham yang bersangkutan. Dari Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa LDR mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Berdasarkan landasan teori, kerangka pemikiran dan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H4: Terdapat pengaruh negatif Loan to Deposits Ratio (LDR) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang go public Bursa Efek Indonesia (BEI). 2.12 Peneliti Terdahulu Yuli Cristian (2009), dengan judul “Analisis perbedaan kinerja keuangan bank pemerintah dengan bank umum swasta nasional dengan menggunakan rasio keuangan periode 2003-2007. dari hasil penelitiannya secara parsial bahwa variable RORA, NPM, ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham, tetapi LDR dan CAR tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan hasil uji secara simultan bahwa variabel RORA, NPM, ROA, LDR dan CAR berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Muharni Oktaviani Matondang (2009), dengan judul “pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perbankan di Bursa efek Indonesia. hasil penelitiannya yaitu hasil uji secara parsial menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial tidak berpengaruh terhadap pada harga saham tetapi Return On Asset (ROA) Secara parsial berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan hasil uji secara simultan variabel CAR, LDR dan ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Firdayanti (2006) melakukan penelitian degan judul “Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Saham Industri Makanan Di Indonesia”, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan, Capital Adequacy Rasio (CAR), Return On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Rasio (LDR), Non Perfornig Asset to Earning Asset (NPATEA) dan Earning Per Share (EPS) mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Secara parsial hampir semua variabel babas berpengaruh signifikan terhadap harga saham kecuali ROA, LDR dan NPATEA. 2.13 Hipotesis Berdasarkan penjelasan-penjelasan dari peneliti terdahulu, maka hipotesis dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR)secara simultan dan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham H2 : Return On Risked Asset (RORA) secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham H3 : Return on Assets (ROA) secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham H4 : Load to Deposit Ratio (LDR) secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham