Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 3 Juni Tahun 2016 PENGARUH PERUBAHAN DIMENSI DIAMETER PULI POMPA AIR TERHADAP KERJA SISTEM PENDINGIN PADA MESIN KIJANG TIPE 5K 4 SILINDER Achmad Nurhidayat Sfaf Pengajar, Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Surakarta (UNSA) Jl. Raya Palur Km. 5, Surakarta - 57772 E-mail: [email protected]@gmail.com Inti dari eksperimen ini adalah meneliti perubahan pada suhu kerja mesin dan besaran konsumsi bahan bakar, apabila dimensi diameter puli pompa air dirubah, baik dengan pengurangan diameter puli, maupun penambahan diameter puli. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian, adalah dengan cara eksperimen, yaitu merubah diameter puli pompa airyang telah ditentukan, sesuai dengan eksperimen yang akan dilakukan. Hasil yang didapat dari penelitian ini, bahwa penggunaan dengan puli strandar, capaian suhu maksimumnya 90°C dan suhu minimumnya 85°C dan pencapaian suhu konstannya 87°C. Pada penggunaan puli diameter kecil, capain suhu maksimumnya 90°C dan suhu minimumnya 85°C dan pencapaian suhu konstannya 87°C. Sedangkan untuk penggunaan puli diameter besar, capaian suhu maksimumnya 92°C dan suhu minimumnya 85°C dan pencapaian suhu konstannya 87°C. Pengukuran tersebut dilakukan dengan asumsi putaran mesin 1000 rpm serta suhu ruang 28°C. Sedangkan untuk pengukuran konsumsi bahan bakar, jumlah pemakaian yang digunakan pada ketiga puli dengan diameter yang berbeda, adalah dengan asumsi batasan konsumsi bahan bakar yang terpakai pada saat mesin pada kondisi suhu stagnan sebesar 10 ml maka waktu yang ditempuh dalam pencapaian besaran pemakaian bahan bakar ialah untuk puli standar waktu yang ditempuh (26 detik), puli diameter kecil (24 detik) dan untuk puli besar (28 detik) sehingga asumsi pencapaian waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu kerja mesin berbeda-beda, antara penggunaan puli satu dengan yang lain. Perubahan temperatur kerja mesin akan terjadi, dengan adanya perubahan pada diameter puli pompa air. Temperatur akan tetap pada kondisi normal pengunaan puli standart (124,5 mm). Kondisi temperatur suhu kerja mesin ada kecenderungan menurun pada saat penggunaan puli dengan diameter kecil (90 mm) dan kondisi temperatur suhu kerja mesin ada kecenderungan naik, pada saat penggunaan diameter puli besar (135,5mm). Sedangkan untuk pengukuran besaran konsumsi bahan bakar yang terpakai ialah relatif sama tingkat pemakaianya. Kata kunci : Diameter puli, Sistem Pendinginan 11 Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 3 Juni Tahun 2016 I. Pada sistem ini panas yang dihasilkan dari pembakaran gas didalam ruang pembakaran dan silinder sebagai perambatan keluar dengan menggunakan sirip-sirip pendingin yang dipasang dibagian luar dari silinder dan ruang bakar. Panas ini selanjutnya diserap oleh udara luar yang temperaturnya jauh lebih rendah dari temperatur sirip pendingin. Udara yang menyerap panas dari sirip-sirip pendingin harus berbentuk aliran atau udaranya harus mengalir agar temperatur udara sekitar sirip tetap rendah, sehingga penyerapan panas tetap berlangsung secara sempurna. Aliran udara ini kecepatannya harus sebanding dengan kecepatan putar dari mesin agar temperatur ideal mesin dapat tercapai, sehingga pendinginan dapat berlangsung dengan sempurna.(Toyota step 1, 1992) 2. Sistem pendinginan air Pada hal ini panas dari hasil pembakaran gas dalam ruang bakar dan silinder sebagian diserap oleh air pendingin setelah melalui dinding silinder dan ruang bakar. Karena dibagian luar dari dinding silinder dan ruang bakar dibuat mantel-mantel air pendingin atau water jacket. Panas yang diserap oleh air pendingin pada mantel-mantel air selanjutnya akan menyebabkan naiknya temperatur air pendingin tersebut. Apabila air pendingin tersebut tetap berada pada mantel-mantel pendingin, maka air akan cenderung mendidih dan menguap. Hal ini dapat dihindari dengan jalan mengganti air tersebut dengan air yang masih dingin sedangkan air yang telah panas harus dialirkan keluar dari mantelnya dengan kata lain air harus bersirkulasi. Sirkulasi air pendingin ini adabeberapa macam cara antara lain : PENDAHULUAN Mekanisme sistem pendingin pada kerja mesin berfungsi sebagai pelindung mesin, cara menyerap panas. Panas mesin dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dalam silinder. Panas dari pembakaran gas dalam silinder pada sistem pendingin air sebagian di serap oleh air pendingin. Secara prinsip dapat di katakan bahwa sistem ini bekerja berdasarkan prinsip pertukaran panas. Panas hasil pembakaran akan di serap oleh air pendingin yang bersirkulasi. Pada sirkulasi air pendingin pada mobil akan melewati sebuah komponen sistem pendingin, komponen sistem pendingin ini salah satunya adalah pompa air (water pump). Di dalam sistem pendingin fungsi atau kerja dari pompa air ialah untuk mensirkulasikan fluida atau air pendingin dengan debit air yang tinggi. Karena adanya dorongan ataupun tekanan pada putaran pompa air itu sendiri sehingga tingkat pendinginannya akan jauh lebih efektif dari pada mobil yang menggunakan sistem pendinginan sirkulasi alam (Toyota New step 2, 1997) Pompa air (water pump)biasanya akan selalu berhubungan dengan puli penggerak. Puli water pump merupakan komponen penting di karenakan kedudukan pulipompa air ini mempunyai fungsi sebagai penggerak atau pemutar pompa air, yang putarannya akan berkesinambungan dengan putaran puli inti atau puli mesin dengan perantara tali sabuk(v-belt). Kenyataan di lapangan para pengguna atau bengkel kurang memperhatikan waktu merubah atau mengganti puli pompa air, tanpa menghitungkan besar kecilnya diameter dari puli standart dan akan berakibat penurunan kinerja mesin di kemudian hari (Bob Mehlhoff 2003). Dari situasi inilah, penulis ingin mengadakan penelitian tentang besarnya perubahan temperatur mesin dan banyaknya konsumsi bahan bakar yang digunakan, apabila puli pompa air dirubah, baik itu diperkecil atau diperbesar diameternya. 1. Sirkulasi alam (natural circulation ) Sistem pendingin jenis ini terjadi dengan diakibatkan oleh perbedaan berat jenis air panas dengan yang masih dingin, air yang telah panas berat jenisnya akan lebih rendah dari pada air yang telah dingin. Pada saat air dalam tangki dipanaskan, maka air yang telah panas akan menempati bagian atas dari tangki dan mendesak air yang ada diatasnya untuk segera mengalir ke pipa, air yang mengalir melalui bagian bawah dari tangki dimana setelah air dipanaskan akan mengalir keatas. Air yang ada didalam tangki pada mesin disamakan pada air yang berada pada mantelmantel air. Panas diambil dari panas II. KERANGKA TEORISTIS Dalam sistem pendinginan mesin ada dua metode pendinginan, menggunakan sistem pendinginan udara dan sistem pendinginan air 1. Sistem pendinginan udara 12 Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 3 Juni Tahun 2016 pembakaran, sedangkan radiator berfungsi untuk merubah air yang telah panas menjadi dingin. Air panas yang berada dalam mantelmantel air dipanaskan oleh panas pembakaran didalam ruang bakar dan silinder, sehingga air tadi akan menyerap panas dan temperaturnya akan naik mengakibatkan turunnya berat jenis. Air panas akan didesak oleh air yang masih dingin dari radiator, sehingga akan mengalir kebagian atas radiator yang selanjutnya akan turun panasnya karena sebagian telah dibuang pada radiator. Pada saat yang bersamaan dengan turunnya air pada radiator terjadi pembuangan panas yang besar sehingga mempercepat turunnya air radiator.(Marleev, 2003) Metode yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian, adalah dengan cara eksperimen, yaitu merubah diameter puli pompa airyang telah ditentukan, sesuai dengan eksperimen yang akan dilakukan. Data pengujian perubahan puli pompa air, serta efek yang timbul, pada saat perubahan diameter puli terjadi, baik pada temperatur suhu kerja mesin, capaian waktu temperatur kerja mesin serta besarnya konsumsi bahan bakar. 2. Sirkulasi dengan tekanan ( forced circulation ) Sirkulasi jenis ini hampir sama dengan sirkulasi jenis aliran, hanya ditambahkan pompa air untuk mempercepat sirkulasi air pendingin. Pompa ini ada yang ditempatkan antara radiator dengan mesin dimana air mengalir ditekan oleh pompa, ada juga yang ditempatkan antara mesin dan radiator.Sirkulasi jenis ini karena dapat berlangsung dengan sempurna dan air yang berada didalam mantel-mantel air tetap dalam keadan penuh tanpa adanya gelembunggelembung udara. Sirkulasi jenis ini kecenderungan untuk air mendidih sangat kecil sekali karena tekanan atmosfir yang berarti titik didihnya berada dibawah 100°C (Otomega smk, 2005) Percepatan Putaran Puli Pembahasan ini akan menerangkan tentang perhitungan perbandingan diameter puli pompa air (driven gear) dengan puli poros engkol (drive gear). Pada dasar teori sudah dijabarkan mengenai persamaan perbandingan diameter puli pompa air dan puli poros engkol, yang kemudian akan terjawab apakah puli tersebut (driven gear) dipercepat atau diperlambat pada ketiga dimensi yang berbeda. untuk keterangan menuju keperhitungan menggunakan rumusan sebagai berikut: da = Diameter Puli a (Poros Engkol) db = Diameter puli b (Pompa Air) na = Putaran Puli a (Poros Engkol) nb = Putaran Puli b (Pompa Air) pada penelitian ini menggunakan variable bebas yaitu puli pompa air yang dengan ukuran diameter masing-masing puli sebagai berikut: db1 : 124,5 mm (puli standar) db2 : 90 mm ( puli kecil) db3 : 135 mm (puli besar) III. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan jenis eksperimen. Eksperimen adalah penelitian terhadap suatu variabel yang sengaja dilakukan, yaitu mengadakan percobaan secara langsung di laboratorium, tentang pengujian pengaruh perubahan dimensi diameter puli pompa air, terhadap kerja mesin. Dibawah ini bagan pelaksanaan penelitian : Perhitungan putaran untuk diameter puli standar persamaan db1 . nb1=da.na 13 Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 3 Juni Tahun 2016 124.5 mm . nb1 = 141.5mm . 1000 rpm nb1 = 141.5mm . 1000 rpm 124.5 mm IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Besarnya capaian suhu kerja mesin dan catatan waktu yang ditempuh serta besarnya konsumsi bahan bakar. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat data-data dari table hasil pengukuran perbandingan antara suhu kerja dengan waktu dan table perbandingan antara junlah konsumsi bahan bakar dengan pencapaian waktu yang ditempuh. = 1136.5 rpm Perhitungan putaran untuk diameter puli kecil persamaan db2 . nb2=da.na 90 mm . nb2 = 141.5mm . 1000 rpm nb2 = 141.5mm . 1000 rpm 90 mm Tabel perbandingan suhu dengan waktu = 1561 rpm Perhitungan putaran untuk diameter puli besar persamaan db3 . nb3=da.na 135.5 mm . nb3 = 141.5mm . 1000 rpm nb3 = 141.5mm . 1000 rpm 135.5 mm = 1044 rpm dan kondisi temperatur suhu kerja mesin ada kecenderungan naik, pada saat penggunaan diameter puli besar (135,5 mm). Karena terjadi sekat atau lamanya waktu yang ditempuh untuk mencapai tingkat pendinginan dan panas yang maksimal, maka perbedaan banyaknya konsumsi bahan bakar yang digunakanpun akan berubah, sesuai kondisi penggunaan puli, baik dengan diameter puli standart (124,5 mm). Konsumsi bahan bakar rata-rata akan normal, namun jika menggunakan diameter puli kecil (90 mm), maka kecenderungan penggunaan bahan bakar akan lebih sedikit. Penggunaan diameter puli besar (135,5mm), mempunyai kecenderungan konsumsi bahan bakar akan lebih banyak. Pada dasarnya besar konsumsi yang digunakan adalah sama. Tetapi saat pengambilan data waktu akan berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar, karena penelitian puli satu dengan puli yang lain, akan memakan waktu yang berbeda-beda. Akibatnya apabila pengambilan data akan lebih lama (puli besar), dan penggunaan konsumsi bahan bakarpun akan lebih banyak, selain itu apabila pengambilan data yang waktunya lebih cepat (puli kecil) dan penggunaan konsumsi bahan bakar pun akan lebih sedikit. 14 Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 3 Juni Tahun 2016 Daftar table perbandingan konsumsi bahan bakar dengan waktu. Pada grafik diatas dapat kita lihat untuk puli dengan diameter standar (warna biru) pada saat kondisi suhu mesin pada posisi stagnan/tetap dan pada konsumsi bahan bakar disediakan sebesar 10 ml maka waktu yang ditempuh sebesar 26 detik. Sedangkan untuk jenis puli dengan diameter kecil (warna merah), pada saat kondisi suhu mesin pada posisi stagnan/tetap dan pada konsumsi bahan bakar disediakan sebesar 10 ml maka waktu yang ditempuh sebesar 24 detik. Dan untuk jenis puli dengan diameter besar (warna hijau), pada saat kondisi suhu mesin pada posisi stagnan/tetap dan pada konsumsi bahan bakar disediakan sebesar 10 ml maka waktu yang ditempuh sebesar 28 detik. Dari rekapitulasi data hasil pengujian diatas dapat disimpulkan, hubungan perubahan diameter puli pompa air pada kendaraan dengan putaran mesin (1000 rpm), waktu dan capaian suhu yang terjadi, dapat dilihat pada grafik dibawah ini. V. PENUTUP Dengan perhitungan rumus diatas maka diperoleh kesimpulan bahwa putaran puli pompa air dengan diameter kecil, maka putarannya akan lebih cepat daripada puli dengan diameter standard maupun puli berdiameter besar. Perubahan temperatur kerja mesin akan terjadi, dengan adanya perubahan pada diameter puli pompa air. Temperatur akan tetap pada kondisi normal pengunaan puli standart (124,5mm). Kondisi temperatur suhu kerja mesin ada kecenderungan menurun pada saat pengunaan puli dengan diameter kecil (90 mm) Grafik perbandingan suhu dengan waktu Pada grafik diatasperbandingan antara kenaikan suhu dan waktu dengan penambahn waktu dihitung secara berjangka yaitu dengan kenaikan waktu 1 menit. Sehingga penelitian yang akan dilakukan, praktis hanya akan berorentasi pada kenaikan suhu, dalam skala penambahan waktu yang telah ditentukan yaitu penambahan waktu per 1 menit. DAFTAR PUSTAKA Maleev, V.L. Internal combustion engine.Jepang: McGraw-Hil Book Company, Inc: 2003. Mehlhoff :B Artikel pengaruh perubahan debit air pada mesinwww.kinibalublogspot.com 2009 Sharma R.P and Mathur, M.L., Internal Combustion Engine . New Delhi, india. Hanpat rai and Sons: 1980. Toyota. Materi Pelajaran Engine GroupNew Step 1. PT. Toyota Astra Motor. Indonesia Toyota. Materi Pembelajaran Engine Group New Step 2.PT Toyota Astra Motor Indonesia Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar dengan waktu 15