skripsi peranan perencanaan dan pengawasan persediaan didalam

advertisement
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI
MEDAN
SKRIPSI
PERANAN PERENCANAAN DAN PENGAWASAN
PERSEDIAAN DIDALAM PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PADA PT. RAJAWALI NUSINDO
CABANG MEDAN
OLEH :
NAMA
: WILLY SUSANTO
NIM
: 050522021
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
2009
Willy Susanto : Peranan Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Didalam Proses Pengambilan Keputusan Pada PT.
Rajawali Nusindo Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
“ Peranan Perencanaan dan Pengawasan Persediaan Di Dalam Proses
Pengambilan Keputusan Pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan. “
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah
dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan
skripsi Program S-1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas,
benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh pihak Universitas.
Medan, 19 Maret 2009
Yang Membuat Pernyataan
WILLY SUSANTO
NIM. 050522021
Willy Susanto : Peranan Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Didalam Proses Pengambilan Keputusan
Pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini dengan judul “Peranan Perencanaan dan Pengawasan Persediaan
Di Dalam Proses Pengambilan Keputusan Pada PT. Rajawali Nusindo
Cabang Medan.”, memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, yang
disebabkan adanya keterbatasan kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan
penulis baik mengenai materi, teknik penyusunan, maupun analisisnya. Oleh
karenanya, dengan hati terbuka penulis menerima setiap saran dan kritik dari
pembaca untuk penyempurnaan pada masa yang akan datang.
Adapun skripsi ini dapat diselesaikan hanya dengan bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan
ini juga penulis mengucapkan terima kasih yang paling dalam kepada kedua orang
tua yang tercinta dan terkasih Ayahanda Hadiman Tandean dan Ibunda Renate
Sandra, atas dukungannya dan kasih sayang serta cintanya, memberi nasehat dan
pesan – pesan, serta doa – doanya.
Semoga papa dan mama selalu diberikan
kesehatan dan umur yang berkah untuk dapat melihat keberhasilan ananda kelak.
Amin. Juga penulis ucapkan terima kasih kepada adikku Gerry Tandean yang
telah memberikan doa dan motivasinya kepada penulis sehinga dapat
Willy Susanto : Peranan Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Didalam Proses Pengambilan Keputusan
Pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
menyelesaikan skripsi ini. Teristimewa kepada Imelda Friska “my best friend”
dan Eni Sri Melanie “teman seperjuangan”. Kalian the best deh....
Penulis juga menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak selaku Sekretaris Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Syahelmi Msi, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan memberikan sumbangan pemikirannnya dalam
mengarahkan dan membimbing penulis serta dengan sabarnya menghadapi
penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Sucipto MM, Ak. selaku Dosen Pembanding dan Penguji I yang
bersedia memberikan sumbangan saran dan pemikirannya dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Bapak Drs. Rustam Msi, Ak. selaku Dosen Pembanding dan Penguji II yang
bersedia memberikan sumbangan saran dan pemikirannya dalam penyusunan
skripsi ini.
7. Bapak Drs. Abikusno Dharsuky MM selaku Dosen Wali selama penulis
belajar di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Sumatera Utara.
8. Seluruh Staff PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan, terutama pada Bapak Edi
Saputra Hasibuan berserta rekan-rekan kerjanya yang telah bersedia
Willy Susanto : Peranan Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Didalam Proses Pengambilan Keputusan
Pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
meluangkan waktunya dan banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam
melakukan studi kasus skripsi ini.
9. Seluruh Dosen, Staff Administrasi serta seluruh Civitas Akademika Fakultas
Ekonomi Sumatera Utara.
10. Teman –teman di Jurusan Akuntansi stambuk 2005 ekstensi. Thanks ya friend,
i’ll miss you all.....
11. Temen-teman perhimpunan : Hendrik, Sarah, kak Maya, Ester, Bajik, Sandra,
Lani (jangan lama kali tamatnya) pokoknya yang kenal aku yah.
Semoga penulisan skripsi ini akan berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tidak terkira
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Medan, 19 Maret 2009
Penulis
WILLY SUSANTO
050522021
Willy Susanto : Peranan Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Didalam Proses Pengambilan Keputusan
Pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Perencanaan dan pengawasan persediaan atas aktivitas dalam perusahaan
maju ataupun yang sedang berkembang menjadi lebih rumit dengan adanya
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan perusahaan kepada
bawahannya. Perencanaan dan pengawasan persediaan diperlukan untuk
membantu didalam pengambilan keputusan tersebut. Pada saat sekarang ini, bayak
ditemukan masalah dalam penyusunan rencana dan pengawasan persediaan
karena keaadaan perekonomian yang cendrung kurang stabil. Kurang tepatnya
perencanaan dan pengawasan yang dilakukan perusahaan akan mengakibatkan
pengambilan keputusan yang kurang tepat dalam hal persediaan.
PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan adalah salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang distributor obat-obatan dan alat-alat kesehatan merupakan
Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang menyalurkan obat-obatan sering mengalami
masalah perencanaan dan pengawasan dalam hal persediaan. Ini terlihat dari
banyaknya persediaan yang menumpuk di gudang sehingga banyak modal
perusahaan yang tertanam pada persediaan dan biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan otomatis manjadi besar akibat perencanaan yang kurang tepat.
Perencanaan dan pengawasan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, untuk itu perusahaan wajib untuk melaksanakannya apabila ingin maju
dan mengurangi kerugian. Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan tepat
apabila perencanaan dan pengawasan dilakukan dengan baik.
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa persediaan yang terlihat
menumpuk karena perencanaan persediaan yang kurang memperhatikan keadaan
ekonomi masyarakat. Perusahaan mengalami kesulitan karena sering terjadi
ramalan masa depan yang tidak tepat akibat kurangnya anlisa terhadap
pengalaman masa lalu. Penulis juga melihat kendala yang dialami perusahaan
yaitu kurangnya sumber daya manusia yang ditugaskan untuk melakukan
pengawasan dan perawatan sehingga banyak persediaan yang tidak terawat dan
tidak dipergunakan lagi. Semua masalah ini merupakan masalah yang akan
dibahas diskripsi ini. Untuk mengatasi hal ini, PT. Rajawali Nusindo Cabang
Medan sebaiknya menambah kemampuan karyawan dengan mengikuti pelatihan
agar dapat membuat perencanaan yang dapat diandalkan oleh perusahaan
sehingga dapat mengurangi kerugian perusahaan. Perusahaan sebaiknya juga
menambah sumber daya manusia yang ditugaskan khusus untuk melakukan
pengawasan pada setiap bidang dalam perusahaan tersebut agar perencanaan yang
telah dibuat dengan baik dapat terlaksana dengan baik pula.
Kata
kunci
:
Perencanaan,
Keputusan
Pengawasan,
Persediaan,
Pengambilan
Willy Susanto : Peranan Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Didalam Proses Pengambilan Keputusan
Pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
The inventory planning and controlling of activities in either developed or
developing organization has been more complicated in presence of authority and
responsibility delegation from organization manager to subordinates. The
inventory planning and controlling was needed to assist with decision making.
Nowadays, there were a variety of problems encountered in inventory planning
and controlling largely due to labile economic situations. The inaccurate planning
and controlling adopted by organization would result in inappropriate decision
making especially in matter of inventory.
PT. Rajawali Nusindo, branch of Medan was a medical and health tools
distributing organization, in little distribution activity it often found some
problems of inventory planning and controlling.This was evident by accumulative
stock in warehouse requiring much investment on it and it has incurred the cost on
organization stock from innacurate planning. Planning and controlling was
intergral and supplementary, therefore organization would implement it accurately
for its improvement and progress and to minimize the loss. The decision making
could be accomplished well provided that the planning and controlling has been
carried out accurately.
The result of research indicated that the inventory has a accumulated
because the inventory planning did not consider about community conditions and
situations. The organization often suffered from difficulties becaude of
misprediction and less analyses on the previous experience. The writer also found
some another problem. The lack of human power assigned to conduct the
controlling and maintenance thus some of inventory could not be maintained and
finally useless. There all problems to be discuss in thisscription. To overcome the
problems, PT. Rajawali Nusindo, branch of Medan, should improved the
employee competence by taking the training to have the realible planning and
controlling in the organization in order to minimize the losing. Organization
should be also suggested to increase the number of human power assigned to
conduct the controlling in each aspect of the organization to make assure that
planning is implemented as required.
Keywords : Planning, Controlling, Inventory, Decision making
Willy Susanto : Peranan Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Didalam Proses Pengambilan Keputusan
Pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI SKRIPSI
Halaman
PERNYATAAN ..........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ................................................................................................
ii
ABSTRAK ..................................................................................................................
v
ABSTRACT ................................................................................................................
vi
DAFTAR ISI SKRIPSI................................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................
ix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………...
1
B. Perumusan Masalah …….………………………………………….
6
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .………………………....................
6
D. Kerangka Konseptual ………………………………….....................
8
TINJAUAN PUSTAKA
A Tinjauan Tentang Persediaan .............................................................
10
B. Perencanaan dan Pengawasan Persediaan .......................................
16
C. Faktor-faktor Yang Menentukan Besarnya Tingkat Persediaan .......
23
D. Hal-hal yang Terdapat Didalam Pengambilan Keputusan ................
24
E. Peranan Perencanaan dan Pengawasan Persediaan Di Dalam Pengambilan
Keputusan ..........................................................................................
29
Willy Susanto : Peranan Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Didalam Proses Pengambilan Keputusan Pada PT.
Rajawali Nusindo Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................................
32
B. Jenis Data yang digunakan ..................................................................
32
C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................
33
D. Metode Analisis Data ..........................................................................
34
E. Lokasi dan Jadwal Penelitian ………………………………………..
34
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan ………………………………………
35
1. Gambaran Umum dan Struktur Organisasi PT. Rajawali Nusindo
Cabang Medan ..............................................................................
35
2. Perencanaan Persediaan Pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan 49
3. Pengawasan Persediaan Pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan 51
B. Analisis Hasil Penelitian : Peranan Sistem Perencanaan dan Pengawasan
Persediaan Dalam Pengambilan Keputusan Pada PT. Rajawali Nusindo
Cabang Medan .................................................................................
56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………………………………………………………...
57
B. Saran ………....…………………………………………………….
58
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................
60
LAMPIRAN
Willy Susanto : Peranan Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Didalam Proses Pengambilan Keputusan Pada PT.
Rajawali Nusindo Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Nomor
JUDUL
Halaman
Gambar 3.1
Manfaat Memiliki Persediaan Bagi Perusahaan ….........................…
14
Gambar 3.2
Garis Waktu Masalah Keuntungan Menyangkut Persediaan .............
24
Gambar 3.3
Grafik Proses Pengambilan Keputusan ……..........................………
27
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan ………...
48
Willy Susanto : Peranan Perencanaan Dan Pengawasan Persediaan Didalam Proses Pengambilan Keputusan Pada PT.
Rajawali Nusindo Cabang Medan, 2009.
USU Repository © 2009
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan dagang memiliki tujuan yaitu untuk memperoleh laba
yang maksimum. Berdasarkan tujuan tersebut, maka manajemen perusahaan harus
berpikir keras untuk mendapatkan laba maksimum. Salah satu cara yang
digunakan manajemen agar tujuan tersebut tercapai yaitu dengan melakukan
perencanaan dan pengawasan persediaan dengan baik.
Dalam perusahaan dagang maupun perusahaan industri yang sebagian besar
dananya tertanam pada persediaan maka perencanaan dan pengawasan tersebut
wajib dilakukan. Manajemen perusahaan tentunya tidak ingin dana yang tertanam
pada persediaan menjadi penghambat didalam pelaksanaan kegiatan operasional
perusahaan. Dalam berbagai kasus banyak dijumpai masalah karena kesalahan
perencanaan dan pengawasan persediaan perusahaan sehingga perusahaan
mengalami kerugian karena terhambatnya aliran dana atau kas akibat
menumpuknya persediaan tersebut.
Tidak efektifnya perencanaan dan pengawasan terhadap persediaan akan
memberikan dampak yang tidak baik. Jumlah persediaan yang terlalu besar akan
menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi dan resiko kerusakan yang besar.
Sebaliknya jika persediaan terlalu kecil akan mengganggu kelancaran kegiatan
produksi dan tidak tersedianya barang dagang untuk dijual sesuai dengan
1
2
keinginan dan pada akhirnya ini akan menekan keuntungan yang dapat diperoleh
perusahaan.
Persediaan meliputi suatu jenis (kualitas) barang serta nilai (harga) barang
dari waktu ke waktu sehingga masing-masing jenis barang tersebut juga harus
diperincikan dan dipisahkan secara jelas yang pada umumnya barang tersebut
terdiri dari barang-barang hasil produksi (out put), bahan mentah dan bahanbahan pembantu untuk keperluan produksi. Mengingat hal itu ada kecenderungan
bahwa perusahaan akan lebih suka untuk mempunyai persediaan yang besar
karena perusahaan akan memiliki flesibilitas dalam melakukan produksi dan
penjualan. Namun perlu pula diingat bahwa mempunyai persediaan yang besar
juga akan berdampak kepada biaya yaitu biaya penyimpanan, biaya keamanan,
biaya pemesanan, dan biaya modal untuk mengadakan persediaan itu sendiri. Oleh
karena itu manajemen keuangan harus menentukan jumlah persediaan yang
seimbang antara perolehan laba dan resiko dengan berkoordinasi kepada bagian
produksi dan penjualan.
Pengawasan persediaan merupakan hal yang paling penting untuk
diperhatikan sehingga banyak jenis persediaan yang mudah sekali untuk
diselewengkan sehingga salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melakukan
perhitungan fisik persediaan meliputi pekerjaan menghitung, menimbang dan
mengukur tiap-tiap jenis barang dalam persediaan sehingga perhitungan akan
lebih tepat hasilnya jika dilakukan pada saat tidak terjadinya penjualan atau
penerimaan barang. Maka untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam perhitungan fisik persediaan sebaiknya perusahaan menerapkan prosedur
3
pengendalian intern yang terdiri dari perhitungan harus dilakukan oleh orangorang yang tidak ditugasi untuk menyimpanan persediaan, untuk mendapat tugas
yang jelas mengenai jenis persediaan yang menjadi tanggungjawabnya, harus
digunakan kartu persediaan yang bernomor urut cetak dan kartu tersebut diawasi
pemakaiannya, harus ditunjuk seorang pengawas yang bertugas untuk menentukan
bahwa semua jenis persediaan diberi kartu dan tidak ada satu jenis persediaan pun
yang diberi lebih dari satu kartu. Perencanaan dan pengawasan persediaan
bertujuan untuk menciptakan manajemen persediaan yang dapat memberikan
manfaat bagi perusahaan dan tercapainya tujuan perusahaan tersebut. Sehingga
dalam mengukur prestasi kerja (performance) adalah efisien dan efektifitas.
Dimana efisien adalah suatu kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan
dengan benar dalam konsep input (masukan) atau output (keluaran). Sehingga
manager efisien mencapai keluaran lebih tinggi (hasil, produktifitas, prestasi
kerja) dibandingkan dengan masukan (tenaga kerja, bahan baku, uang, mesin
waktu) yang digunakan. Manager yang dapat menimbulkan biaya penggunaan
sumber daya untuk mencapai keluaran (output) disebut manager efisien dapat
memaksimumkan keluaran dengan jumlah masukan terbatas.
Untuk menuju perdagangan bebas adanya persaingan antara para perusahaan
baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil dikarenakan meningkatnya mutu
dan kwalitas dari masing-masing perusahaan sehingga menimbulkan berbagai
macam persoalan didalam mengelola dan mengembangkan perusahaan tersebut.
Dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas tersebut perusahaan dapat
menggunakan sistem manajemen yang baik dimana manajemen tersebut mampu
4
memimpin perusahaan dan mengambil ahli serta mengambil tindakan paling tepat
untuk mencapai tujuan lebih efisien dan efektif.
Disetiap perusahaan dalam melaksanakan aktivitas usahanya agar lebih
mudah dan cepat maka manajemen memerlukan suatu informasi yang sangat
terjamin kwalitasnya sehingga dapat mendukung tujuan yang telah direncanakan
oleh perusahaan tersebut dan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat
terpenuhi dengan cepat dan terjamin keabsahaannya. Dimana informasi sangat
dibutuhkan oleh perusahaan dalam pengambilan keputusan sangat berhubungan
dengan prosedur perencanaan dan pengawasan persediaan yang dilakukan
perusahaan. Dengan adanya prosedur yang tepat dalam perencanaan dan
pengawasan persediaan maka hal ini akan membantu manajer perusahaan untuk
membuat berbagai keputusan bagi perusahaan dengan tujuan untuk mencapai
tujuan dari perusahaan tersebut.
Sehingga dalam perusahaan adanya tantangan didalam bidang administrasi
atau manajerial, setiap manajer tentu akan aktif mencari cara-cara untuk dapat
meningkatkan aktivitas kerja mereka sehingga usaha dalam peningkatan prestasi
kerja ini dilakukan antara lain melalui upaya meningkatkan kemampuan untuk
membuat suatu keputusan yang lebih bermutu. Hal ini terbukti dikarenakan
perencanaan didalam meningkatkan mutu keputusan yang dibuat oleh manajer
akan memudahkannya menyakinkan orang lain tentang pengambilan keputusan
yang sistematis sehingga memberikan pengaruh positif terhadap kesejahteraan
dari karyawan dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan. Dalam pengambilan
keputusan dapat memakan waktu yang cukup panjang bagi para manajer
5
meskipun dalam pelaksanaan (implementasi) dari keputusan kebijakan yang
dibuat akan terlibat secara terus menerus dalam pembuatan suatu keputusan agar
lebih efisien dan efektif.
PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan adalah salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang distributor obat-obatan dan alat-alat kesehatan merupakan
Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang menyalurkan obat-obatan keseluruh
Sumatera Utara dan Aceh yang memiliki izin nomor 31.088/PBF/III/1991.
Dimana obat-obatan yang dipasarkan meliputi berbagai klasifikasi obat yang
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan yaitu obat keras (obat-obatan dengan
daftar O dan G), obat bebas terbatas dan obat bebas. Didalam proses pemasaran
PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan memiliki peraturan bahwa Pedagang Besar
Farmasi tidak boleh menjual langsung produknya kekonsumen akhir maka
pelanggan dari perusahaan ini adalah Pedagang Besar Farmasi (sebagai sub agen),
apotik, toko obat, laboratorium, rumah sakit, poliklinik, klinik dan praktek dokter.
Sehingga didalam pengambilan keputusan suatu perusahaan memerlukan
perencanaan dan pengawasan yang baik terhadap persediaan agar dapat
memperlancar jalannya suatu perusahaan dalam mencapai suatu tujuannya.
Didalam penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
perencanaan dan pengawasan persediaan di dalam proses pengambilan keputusan
berperan penting bagi manajemen didalam pengambilan suatu keputusan yang
bijaksana didalam mencapai suatu tujuan perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka Penulis ingin mengetahui sampai sejauh
mana perusahaan menjalankan peranan perencanaan dan pengawasan persediaan
6
di dalam pengambilan keputusan seperti yang diuraikan diatas, penulis tertarik
untuk menyusun skripsi dengan judul. Oleh karena itu penulis memilih judul
“Peranan Perencanaan dan Pengawasan Persediaan Di Dalam Pengambilan
Keputusan Pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan”.
B.
Perumusan Masalah
Didalam penulisan skripsi ini penulis memiliki batasan masalah yang
membahas Masalah Prosedur Sistem Perencanaan dan Pengawasan Persediaan
Didalam Pedoman Pengambilan Keputusan yang terdapat Pada PT. Rajawali
Nusindo Cabang Medan.
Penulis mencoba merumuskan beberapa yang masalah yang terdapat pada
objek penelitian yang terdiri dari :
1. Bagaimana Perencanaan dan Pengawasan Persediaan Pada PT. Rajawali
Nusindo Cabang Medan?
2. Bagaimana Peranan Sistem Perencanaan dan Persediaan Dalam Pengambilan
Keputusan Pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
A. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah
untuk mengetahui :
7
1. Untuk mengetahui bagaimana Perencanaan dan Pengawasan Persediaan
pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan?
2. Untuk mengetahui apa saja Peranan Perencanaan dan Pengawasan
Persediaan Dalam Pengambilan Keputusan Pada PT. Rajawali Nusindo
Cabang Medan?
B. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah
untuk mengetahui :
1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan
serta mengetahui bagaimana analisis perencanaan dan pengawasan
yang terdapat mempengaruhi manajemen didalam pengambilan
keputusan Pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan untuk menyempurnakan penerapan perencanaan dan
pengawasan didalam pengambilan keputusan suatu perusahaan.
3. Bagi pihak-pihak lain, penelitiaan ini dapat menjadi bahan referensi
dan sumber informasi dalam hal penerapan prosedur perencanaan
dan pengawasan persediaan sehingga dapat mengambil keputusan
yang tepat.
8
D. Kerangka Konseptual
PT. RAJAWALI NUSINDO
CABANG MEDAN
PERSEDIAAN
PENGAWASAN
PERENCANAAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
YANG EFEKTIF DAN
EFISIEN
Gambar 1
Kerangka Konseptual Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada PT.
Rajawali Nusindo Cabang Medan.
9
Kerangka Konseptual PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan
PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan merupakan perusahaan distributor
obat-obatan dan alat kesehatan dimana adanya peranan perencanaan dan
pengawasan dilakukan oleh perusahaan di dalam proses pengambilan keputusan
agar keputusan yang diperoleh perusahaan dapat digunakan untuk mencapai
tujuan yang telah di tetapkan atau direncanakan perusahaan. Untuk itu prosedur
perencanaan dan pengawasan persediaan harus dilakukan dengan sebaik mungkin
agar keputusan yang dibuat dapat terbukti efektif dan efisien dalam mencapai
tujuan perusahaan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Tentang Persediaan
Menurut Keown Arthur ( 2000 : 360 ), menyatakan bahwa “Persediaan
merupakan suatu barang-barang yang sudah dibeli untuk dijual kembali
yang dimana persediaan terdiri dari persediaan bahan mentah, persediaan
barang dalam proses serta persediaan barang jadi”.
Menurut PSAK (2004:142), menyatakan bahwa :
“Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual
kembali, misalnya barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual
kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual
kembali. Sehingga persediaan juga mencakupi barang jadi yang telah
diproduksi perusahaan dan termasuk bahan serta perlengkapan yang
akan digunakan dalam proses produksi”.
Menurut IAI (2004:142), menyatakan persediaan adalah aktiva yang
tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal sehingga proses produksi
atau pemberian jasa”.
Menurut Syahyunan ( 2004:70), menyatakan bahwa :
“Persediaan meliputi semua barang atau bahan yang diperlukan dalam
proses produksi dan distribusi yang menunggu untuk diproses lebih
lanjut ata dijual. Persediaan mempunyai peran penting bagi setiap
perusahaan karena erat hubungannya dengan produksi dan penjualan.
Sehingga produksi tidak akan berjalan lancar apabila persediaan
bahan baku kurang, demikian pula halnya penjualan tidak akan
berhasil apabila persediaan barang jadi kurang”.
Menurut Munandar ( 2000:281), menyatakan bahwa :
“Persediaan meliputi suatu jenis (kualitas) barang yang tersedia serta
nilai (harga) barang yang tersedia dari waktu ke waktu sehingga
masing-masing jenis barang tersebut juga harus diperincikan dan
10
11
dipisahkan secara jelas yang pada umumnya barang tersebut terdiri
dari barang-barang hasil produksi (out put), bahan mentah dan bahanbahan pembantu untuk keperluan produksi”.
Menurut Smith dan Skousen (2001:326), menyatakan bahwa “Persediaan
(inventory) menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam
kegiatan normal perusahaan manufaktur, barang-barang yang tengah
diproduksi atau ditempatkan dalam produksi”.
Mengingat hal itu ada kecenderungan bahwa perusahaan akan lebih suka
untuk mempunyai persediaan yang besar karena perusahaan akan memiliki
flesibilitas dalam melakukan produksi dan penjualan. Namun perlu pula diingat
bahwa mempunyai persediaan yang besar juga akan berdampak kepada biaya
yaitu biaya penyimpanan, biaya keamanan, biaya pemesanan, dan biaya modal
untuk mengadakan persediaan itu sendiri oleh karena itu manajemen keuangan
harus menentukan jumlah persediaan yang seimbang antara perolehan laba dan
resiko dengan berkoordinasi dengan bagian produksi dan penjualan.
Menurut Keown Arthur ( 2000:360 ), “adanya suatu tujuan persediaan
yang berguna untuk memisahkan operasi perusahaan yaitu membuat
masing-masing fungsi agar penundaan atau penghentian dalam suatu area
tidak mempengaruhi produksi dan penjualan produk akhir”.
Menurut Munandar ( 2000:284),
“Pengawasan persediaan merupakan hal yang paling penting untuk
diperhatikan sehingga banyak jenis-jenis persediaan yang mudah
sekali untuk diselewengkan sehingga salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk melakukan perhitungan fisik persediaan meliputi
pekerjaan menghitung, menimbang dan mengukur tiap-tiap jenis
barang dalam persediaan sehingga perhitungan akan lebih tepat
hasilnya jika dilakukan pada saat tidak terjadinya penjualan atau
penerimaan barang. Maka untuk memperkecil kemungkinan
12
terjadinya kesalahan dalam perhitungan fisik persediaan sebaiknya
perusahaan menerapkan prosedur pengendalian intern yang terdiri
dari perhitungan harus dilakukan oleh orang-orang yang tidak
ditugasi untuk menyimpanan persediaan, untuk mendapat tugas yang
jelas mengenai jenis persediaan yang menjadi tanggungjawabnya,
harus digunakan kartu persediaan yang bernomor urut cetak dan
kartu tersebut diawasi pemakaiannya, harus ditunjuk seorang
pengawasan yang bertugas untuk menentukan bahwa semua jenis
persediaan diberi kartu dan tidak ada satu jenis persediaan pun yang
diberi lebih dari satu kartu”.
Jadi perusahaan hendaknya memandang serius tentang pentingnya
melaksanakan pengawasan terhadap persediaan karena sangat mudah untuk
diselewengkan dan untuk melakukannya pentingnya menugaskan kepada orangorang yang berbeda sehingga dapat menghindari terjadinya kecurangan. Selain itu
pengelolaan persediaan yang baik mensyaratkan tingkat persediaan yang optimum
dengan memperhatikan semua kebutuhan untuk produksi, penjadwalan, biaya dan
keinginan pelanggan.
Menurut Syahyunan ( 2004:70), menyatakan bahwa perusahaan yang
bergerak di bidang industri (manufaktur) umumnya mempunyai tiga jenis
persediaan yaitu :
1. Persediaan Bahan Baku, yaitu barang yang dibeli oleh perusahaan
untuk digunakan dalam pembuatan barang jadi.
Barang ini meliputi baja, kayu, minyak bumi, atau bahan yang
sudah dimanufaktur seperti kawat, poros peluru atau ban yang
tidak diproduksi perusahaan sendiri. Bahan baku bertujuan untuk
memisahkan fungsi produksi dari fungsi pembeliannya sampai
membuat kedua fungsi independen dari satu sama lain agar
penundaan pengiriman bahan baku tidak menyebabkan penundaan
produksi. Jika pengiriman terlambat maka perusahaan memenuhi
kebutuhan bahan bakunya dengan mencairkan persediaannya.
2. Persediaan Barang Dalam Proses, yaitu semua barang yang ada
dalam proses produksi.
Persediaan Barang Dalam Proses terdiri dari barang setengah jadi
yang membutuhkan tambahan pekerjaan sebelum menjadi barang
13
jadi sehingga semakin kompleks dan panjang proses produksinya
dimana semakin besar investasi dalam persediaan barang dalam
proses yang memiliki tujuan untuk memisahkan berbagai operasi
dalam proses produksi agar kegagalan mesin dan penghentian
pekerjaan dalam satu operasi tidak akan mempengaruhi operasi
lainnya.
3. Persediaan Barang Jadi, yaitu semua barang yang telah selesai
diproduksi tetapi belum terjual.
Tujuan dari persediaan barang jadi adalah untuk memisahkan
fungsi produksi dan penjualan agar tidak perlu memproduksi
barang sebelum penjualan terjadi penjualan dapat dilakukan
langsung dari persediaan.
[
Menurut Witjaksono (2006:166), memiliki tujuan yaitu :
“Untuk memaksimalkan pelayanan pelanggan (dalam rangka
memaksimalkan customer satisfaction baik melalui tingkat kepuasan
pelanggan), meminimalkan investasi dalam bentuk persediaan,
memaksimalkan efisienisi
produksi atau pembelian yang
meminimalkan biaya seoptimal mungkin biaya pelayanan pelanggan,
memaksimalkan laba, meraih tingkat pengembalian investasi tertinggi,
memanfaatkan persediaan untuk mengoptimalkan keunggulan
strategik”.
Menurut Syahyunan ( 2004:71), adanya beberapa alasan mengapa
perusahaan perlu menyimpan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi
sebagai persediaan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Penyimpanan barang diperlukan agar perusahaan dapat memenuhi
pesanan pembeli dalam waktu yang cepat. Jika perusahaan tidak
memiliki persediaan barang dan tidak dapat memenuhi pesanan
pembeli akan berpindah ke perusahaan lain.
2. untuk berjaga-jaga pada saat barang di pasar sukar diperoleh,
kecuali pada saat musim panen.
3. Untuk menekan harga pokok per unit barang. Perusahaan
seringkali melakukan proses produksi dalam jumlah yang besar
untuk memanfaatkan apa yang disebut dengan economics of scale.
Konsekuensinya adalah perusahaan akan menyimpan persediaan
barang dalam jumlah yang cukup besar.
Menurut Syahyunan (2004:72), adanya manfaat persediaan yang terdapat
pada perusahaan yaitu :
14
1. Menghindari kerugiaan penjualan
Jika perusahaan tidak memiliki persediaan produk untuk dijual
maka perusahaan dapat kehilangan penjualan, sehingga pelanggan
mungkin melakukan pembelian produk kepada perusahaan lain
(pesaing) karena mereka tidak mau menunggu. Kemampuan
perusahaan untuk memberikan pelayanan dan ketepatan
pengiriman sangat tergantung pada manajemen persediaan yang
baik.
2. Memperoleh kuantiti diskon
Jika perusahaan ingin mempunyai jumlah persediaan yang besar
untuk suatu produk tertentu, maka hal ini memungkinkan
perusahaan untuk membeli produk dalam jumlah besar sehingga
perusahaan memperoleh kuantiti diskon. Dengan memanfaatkan
kuantiti diskon, perusahaan dapat meningkatkan laba sepanjang
biaya untuk pengadaan persediaan lebih kecil dari diskon yang
diperoleh.
3. Mengurangi biaya pesanan
Setiap perusahaan menempatkan pesanan maka akan terjadi
sejumlah biaya baik itu biaya variabel yang berkaitan dengan
pesanan dapat dikurangi jika frekuensi pesanan yang dilakukan
perusahaan dikurangi daripada seringkali memesan dalam jumlah
yang sangat kecil.
4. Mencapai biaya produksi yang efisien
Persediaan yang cukup dapat mengurangi kemungkinan
kekurangan barang yang dapat menggangu kegiatan proses
produksi sehingga dalam jangka panjang perusahaan dapat
mencapai produksi yang efisien.
Menghindari
penjualan
yang hilang
Pembelian
Perusahaan
memiliki
persediaan
untuk:
Memperoleh
kuantiti diskon
Produksi
Mengurangi
biaya persediaan
Marketing
Mencapai
biaya produksi
yang efisien
15
Gambar 2
Manfaat Memiliki Persediaan Bagi Perusahaan
Sumber : Syahyunan (2004:73)
Pejelasan dari gambar diatas yaitu :
- Bagian Pembelian
Bagian ini memiliki kepentingan dengan persediaan bahan baku
yang dibutuhkan oleh bagian produksi dalam jumlah yang tepat,
pada waktu yang tepat dan dengan harga yang pantas. Tanpa
pengawasan yang baik maka manajer pemeblian akan membeli
dalam jumlah yang besar dari pada yang untuk mendapatkan
potongan tunai, karena mengantisipasi kenaikan harga a.tau
menghindari kekurangan bahan baku.
- Bagian Produksi
Ditujukan pada persediaan bahan baku dan barang dalam
proses, untuk itu manajer produksi menginginkan persediaan
bahan baku yang tinggi untuk menghindari penundaan produksi
dan menginginkan persediaan barang jadi yang tinggi agar
biaya produksi perunit rendah.
- Bagian Marketing
Efektivitas bagian pemasaran seringkali dinilai atas dasar
volume penjualan yang dapat dilakukan sehingga manajer
pemasaran akan berusaha untuk mempertahankan jumlah
persediaan barang jadi yang cukup besar untuk menjamin
terpenuhinya semua permintaan terhadap produk perusahaan
dengan segera.
Dalam melakukan segala jenis usaha kita juga tidak terlepas dari suatu
pengorbanan baik segi financial maupun dari segi non financial. Dari segi
financial dapat diartikan satuan rupiah guna memperoleh barang dan jasa
sedangkan dari segi non financial akan dapat terakumulasi menjadi pengorbanan
ekonomi misalnya jasa tenaga kerja dalam mengangkut barang-barang yang
dihasilkan. Perngorbanan yang dilakukan baik dari segi financial maupun non
financial secara tidak langsung merupakan biaya dan diharapkan akan
memperoleh hasil dimasa yang akan datang.
16
Menurut Witjaksono (2006:166), adanya pengelompokkan dalam biaya
persediaan yaitu :
1. Biaya Penyimpanan (Carrying Cost), misalnya biaya tempat
penyimpanan (Storage cost), asuransi, pajak bumi dan bangunan,
biaya modal, penyusutan dan keausan/kadaluwarsa.
2. Biaya Pemesanan (Ordering Cost), misalnya biaya melakukan
pesanan, biaya angkut dan bongkar muat (shipping dan handling
cost), diskon. Besarnya biaya pemesanan sebanding dengan
frekuensi pemesanan bahan artinya semakin sering dilakukan
pemesanan barang akan semakin besar pula biaya pemesanan yang
terjadi.
3. Biaya Cadangan Pengamanan/Persediaan Besi (Safety Stock),
misalnya kerugiaan karena kehilangan kesempatan menjual (Loss
on sale), kerugiaan nama/reputasi baik pada pelanggan (Loss on
customer goodwill), gangguan pada proses produksi (disruption of
production schedule).
B. Perencanaan dan Pengawasan Persediaan
Menurut Munandar ( 2000:283), perencanaan persediaan merupakan
tidak adanya kepastian dalam permintaan konsumen sehingga permintaan
akan bahan baku atau produk lebih besar daripada yang diharapkan maka
persediaan
dapat
berfungsi
sebagai
pengadaan
yang
memberikan
perusahaan kemampuan untuk memenuhi tanggal penyerahan sehingga
membuat kepuasan konsuumen.
Perencanaan merupakan fungsi manajemen pertama yang mendasarkan pada
fungsi-fungsi manajemen lainnya, dengan tujuan agar aktivitas yang dijalankan
atau dilakukan dapat mencapai tujuan. Dalam perusahaan memiliki pemimpin
sebagai pengambil keputusan perlu menetapkan sasaran yang ingin dicapai dan
usaha apa yang dilakukan untuk pencapaian usaha tersebut. Sehingga kegiatan
yang dilakukan, waktu pelaksanaan dan pembagian kerja masing-masing pekerja.
17
Untuk program tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan yang sifatnya
terpadu dan ditentukan terlebih dahulu.
Menurut Garrison, Noreen (2000 : 3), menyatakan bahwa :
“Perencanaan meliputi pemilihan serangkaian aktivitas dan spesifikasi
bagaimana aktivitas tersebut akan dilaksanakan yang dimana
melingkupi aktivitas untuk mengidentifikasikan tujuan (Goal),
menyusun anggaran (budget), menetapkan strategi dan kebijakan
(strategy dan policy), peraturan dan prosedur (rules and procedures)
serta mengkoordinasikan seluruh aktivitas (coordinate all activities)
sehingga produk dari perencanaan adalah rencana (plan). Dimana
meliputi aktivitas seperti pengorganisasian (organizing), menggerakkan
(actuating), memimpin (leading), koordinasi (coordination), komunikasi
(communication) dan sebagainya. Sehingga untuk mencapai tujuan
haruslah dapat mengejar efektifitas organisasi kelompok dan individu
yang dimana perencanaan memiliki fungsi utama adalah untuk
menciptakan lingkungan dalam organisasi yang memungkinkan orang
atau kelompok dalam mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien
serta dapat mengantisipasi berbagai perubahan lingkungan dengan
berbagai tindakan yang terencana dengan baik”.
Adapun didalam perencanaan yang berkaitan dengan persediaan perusahaan
harus dapat membuat perencanaan usaha secara detail. Perencanaan persediaan
sangat berkaitan dengan analisa pasar karena pengadaan persediaan ataupun
penjualan serta persediaan akhir sangat berkaitan dengan pasar. Adapun analisis
yang harus dilakukan perusahaan yang berkaitan dengan persediaan yaitu
pembelanjaan total tahunan meliputi biaya-biaya yang timbul akibat persediaan
dan sifat-sifat pembelian misalnya apakah barang tahan lama, apakah produknya
dibeli pada musim tertentu.
Menurut Garrison, Noreen (2000 : 5), menyatakan bahwa :
“Perencanaan persediaan merupakan salah satu dari beberapa
perencanaan yang ada adalah suatu proses penentuan kegiatan yang
akan dilakukan terhadap persediaan pada awal kegiatan. Sehingga
pada dasarnya terdiri dari serangkaian kegiatan yang ditetapkan lebih
awal sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat diwujudkan sebagai
18
hasil kegiatan yang dimana perusahaan dapat menetapkan suatu
kebijakan pengelolaan persediaan yang gunanya sebagai untuk
menetapkan perusahaan pada posisi yang selalu siap untuk melayani
penjualan baik disaat-saat biasa maupun sudah dipesan secara
mendadak sehingga hubungan baik dengan para pelanggan perlu
dijaga karena itu persediaan barang cukup agar tidak mengecewakan
langganan, untuk membantu dicapainya kapasitas produksi yang
kontinu dan seimbang pada waktu pencapaian permintaan yang tinggi
pada perusahaan tidak perlu memaksakan diri sehingga bekerja
dengan kapasitas yang penuh sehingga waktu permintaan rendah serta
kelebihan-kelebihan produksi disimpan sebagi persediaan”.
Untuk memungkinkan tercapainya sasaran diatas maka ada beberapa faktor
yang perlu dipertimbangkan sebelum diputuskan berapa besar persediaannya,
misalnya :
a. Daya tahan dari barang yang akan disimpan.
Barang persediaan mempunyai sifat yang beraneka ragam. Barang yang
mempunyai sifat khusus membutuhkan penyimpanan yang khusus pula.
Barang yang mudah rusak atau tidak tahan lama harus mendapat
perhatian yang sungguh-sungguh.
b. Sifat penawaran
Apabila bahan mentah selalu tersedia dipasar sepanjang tahun maka
besarnya persediaan bahan mentah dapat ditetapkan. Sebaliknya bila
penawaran barang mentah bersifat musiman maka besarnya persediaan
harus disesuaikan pula.
c. Biaya-biaya yang timbul seperti :
- Sewa gedung
- Biaya asuransi
- Pajak atas barang di gudang
19
- Bunga pinjaman
Menurut Kasim (2000:13), Pengawasan merupakan suatu langkah yang
terakhir dari penyelesaian masalah sehingga harus mengetahui bahwa
sesungguhnya terjadi sesuai dengan apa yang dikehendaki dapat mengurangi
efektivitas pengawasan terhadap program-program penyelesaian”.
Menurut Garrison, Noreen (2000 : 10), menyatakan :
Perencanaan berhubungan dengan pengawasan sehingga mengelola
persediaan pengawasan perlu diperhatikan oleh perusahaan dimana
perusahaan memiliki teknik tersendiri dalam melakukan pengawasan
persediiaan yang efektif bagi perusahaan maka perlu dijabarkan dalam
sistem pengawasan yang dapat menjamin tersedianya persediaan pada
tingkat yang optimal agar produksi maupun penjualan dapat berjalan
lancar dengan biaya-biaya persediaan yang minimal. Serta dapat
menentuhkan suatu tingkat persediaan yang optimal untuk memenuhi
kebutuhan dalam jumlah, kwalitas, saat yang tepat dan biaya minimum
maka diperlukan cara pengawasan yang memadai sehingga salah satu
cara pengawasan adalah pengawasan intern. Pengawasan intern
merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh kesatuan entitas yang
terdiri dari direktur, manajemen dan personil lainnya yang dirancang
untuk menghasilkan keyakinan memadai yang berhubungan dengan
tercapainya tujuan yaitu keandalan laporan keuangan, ketaatan
terhadap praktek hukum dan peraturan, efektifitas dan efisien operasi.
Adanya pengawasan persediaan yang harus didukung oleh persyaratan
sebagai berikut :
1. Terdapat gudang yang cukup luas dan teratur dengan pengaturan
tempat bahan atau barang yang tetap dan identifikasi barang
tertentu.
2. Sistem pencatatan dan pemeriksaan atas penerimaan bahan atau
barang.
3. Pengawasan mutlak atas pengeluaran bahan atau barang.
4. Pencatatan yang cukup teliti yang menujukkan jumlah yang
dipesan sehingga dibagikan atau dikeluarkan serta tersedia dalam
gudang.
5. Pemeriksaan fisik bahan atau barang yang ada dalam persediaan
secara langsung.
6. Pengecekan untuk menjamin dapat efektifnya kegiatan rutin.
20
Menurut Garrison, Noreen (2000 : 12), adanya beberapa jenis pengawasan
persediaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam pengawasan persediaan
yaitu :
1. Pengawasan Fisik, untuk persediaan sangat penting karena
persediaan barang dagangan maupun bahan baku merupakan
barang berwujud yang sangat rawan terhadap pencurian maunpun
perusakaan yang biasanya memperkerjakan orang-orang tertentu
untuk menjaga persediaan tersebut yang memiliki fasilitas
penyimpanan yang baik untuk mengantisipasi bahaya kebakaran,
pencurian
atau
bencana
lainnya
perusahaan
biasanya
mengasuransikan persediaannya. Hal ini dilakukan dengan cara
penyediaan gudang sebagai tempat penyimpanan persediaan
dengan fasilitas pendukung seperti terjaminnya keamanan serta
terjaganya kebersihan atau pemilihan lokasi gudang yang tidak
menggangu arus keluar masuk persediaan, pemeriksaan fisik
terhadap persediaan dilakukan secara langsung dan teratur,
mengasuransikan persediaan baik terhadap kemungkinan
kebakaran atau kerugian lainnya. Sehingga mengakibatkan barang
susah untuk dicari dan mudah rusak sehingga penggunaan yang
tidak teratur akan menyulitkan pengawasan dengan adanya
kenyataan yang demikian cukup jelasnya bahwa pengawasan
gudang tidak kalah pentingnya dengan pengawasan persediaan.
2. Pengawasan Akuntansi, berkaitan dengan pengendalian intern
persediaan yang mencakup prosedur-prosedur
yang ada
hubungannya dengan persediaan, otorisasi atas transaksi dan sistem
perencanaan. Dimana pengawasan akuntansi merupakan suatu
prosedur-prosedur
serta
catatan-catatan
finansial
dan
konsekuensinya,
organisasi,
prosedur
transaksi-transaksi
dilaksanakan sesuai dengan pengesahan (otorisasi) manajemen yang
umum
dan
khusus,
transaksi-transaksi
dicatat
untuk
memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan
prinsip akuntansi yang umumnya diterima atau kriteria-kriteria
perlu
untuk
laporan-laporan
serta
menunjukkan
pertanggungjawaban atas aktiva, acces (penggunaan) aktiva hanya
diperbolehkan bila sesuai dengan otorisasi manajemen serta
tannggung jawab atas aktiva (menurut catatan) dibandingkan
dengan aktiva yang ada setiap waktu tertentu dan diambil tindakan
yang perlu bila ada perbedaan-perbedaan. Sehingga pengawasan
akuntansi berfungsi untuk menjaga keamanan harta milik
perusahaan yang disebut sebagai pengawasan dini (preventive
control) yaitu pengawasan yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti pemanipulasian
21
persediaan yang berhubungan dengan sistem prosedur intern
perusahaan meliputi :
- pemisahan fungsi :
- sistem otorisasi
- formulir,
- flowchart
- internal check.
- Pemisahan fungsi
Struktur organisasi perusahaan harus didesain sedemikian rupa agar
terdapat pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang
dibentuk untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung
jawab fungsional tersebut harus dipisahkan antara fungsi operasi yakni fungsi
yang memiliki tanggung jawab untuk menyimpan aktiva dengan fungsi akuntansi
yakni fungsi memilki wewenang untuk mencatat transaksi perusahaan.
- Sistem otorisasi
Dalam suatu organisasi yang baik, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar
dari pihak yang memilki wewenang untuk menyetujui transaksi tersebut. Hal ini
perlu untuk pengawasan intern perusahaan. Misalnya dalam suatu transaksi
pembelian, sistem otorisasi dapat diatur sebagai berikut :
1. Kepala gudang berwenang untuk mengajukan permintaan pembelian dengan
menyerahkan surat permintaan pembelian kepada bagian pembelian.
2. Kepala bagian pembelian berwenang memberi otorisasi atas surat permintaan
pembelian yang diterbitkan oleh bagian gudang.
3. Kepala bagian penerimaan barang berwenang memberikan otorisasi pada
laporan penerimaan barang yang diterbitkan oleh bagian penerimaan barang.
22
4. Kepala bagian akuntansi berwenang memberikan otorisasi pada bukti kas
keluar yang dipakai sebagai dasar pencatatan terjadinya transaksi pembelian.
Otorisasi yang dilakukan harus berdasarkan surat pesanan yang telah
diterbitkan oleh bagian pembelian.
- Formulir
Formulir adalah bukti asli yang menjadi dasar pencatatn transaksi. Dengan
adanya formulir yang lengkap mengenai arus masuk dan keluarnya persediaan,
akan mendukung sistem pencatatan yang lebih baik dan lengkap.
- Flowchart
Flowchart atau bagan arus adalah suatu model yang menggambarkan
aliran ataupun proses dalam suatu sistem. Penggunaan flowchart lebih bermanfaat
dibanding dengan uraian tertulis.
- Internal Check
Internal check adalah pengawasan tidak langsung terhadap dua orang atau lebih
yang melakukan transaksi yang sama.
Dengan demikian pengawasan akuntansi yang baik untuk persediaan harus
mencakup kelima unsur yang telah disebutkan.
3. Pengawasan Jumlah yang Dibutuhkan, jumlah persediaan yang
dibutuhkan perusahaan dalam proses produksi maupun dalam
jumlah penjualan yang tepat sesuai dengan perhitungan atau
perencanaan
sebelumnya.
Kekurangan
persediaan dapat
mengakibatkan kemacetan produksi maupun gangguan usaha
untuk memenuhi permintaan konsumen (pelanggan) sehingga
dengan membandingkan antara perencanaan dengan realisasi yang
ada dapat memungkinkan pihak manajemen untuk mengambil
langkah-langkah revisi ataupun koreksi terhadap perencanaan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga dapat mencapai target agar
setiap periode yang akan datang hal ini tidak akan terjadi lagi.
23
Dengan demikian jumlah persediaan yang ada akan diharapkan
selalu optimal untuk menghadapi permintaan pasar.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pengawasan fisik persediaan
meliputi lokasi gedung yang tidak menganggu kelancaran arus persediaan,
peralatan-peralatan yang efisien, fasilitas-fasilitas yang baik dan sistem operasi
panyimpanan yang sistematis dan pengawasan yang terus dilakukan secara
berkesinambungan agar pihak manajemen dapat terus melakukan perbaikan
terhadap perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk terjaminnya
persediaan di gudang.
C.
Faktor-faktor Yang Menentukan Besarnya Tingkat Persediaan
Menurut Syahyunan ( 2004:70), untuk menentukan kebijaksanaan btingkat
persediaan yang optimal perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhinya
adalah :
1. Lead time atau lamanya masa tunggu bahan baku yang dipesan
datang sehingga semakin lama masa tunggu, semakin besar
persediaan yang harus disediakan.
2. Frekuensi penggunaan bahan baku selama satu periode sehinga
frekuensi pembelian yang tinggi, menyebabkan jumlah persediaan
menjadi lebih kecil untuk satu periode terbatas.
3. Jumlah dana yang tersedia, sehingga dana kadang-kadang menjadi
kendala yang serius jika kebutuhan bahan baku meningkat.
Jumlah persediaan tidak bisa dipenuhi sesuai dengan standar yang
ideal jika dana yang tersedia terbatas.
4. Daya tahan bahan baku, atau barang jadi yang rendah jika tidak
diimbangi dengan teknologi penyimpanan yang tepat maka akan
menimbulkan kerusakkan kualitas bahan baku atau barang jadi
yang disimpan sehingga perusahaan tidak berani menyimpan dalam
jumlah besar.
Menurut Munandar ( 2000:282), bahwa :
“Persediaan memiliki tafsiran fungsi yang sangat penting sehingga
penafsiran haruslah lebih akurat, diperlukan data, informasi dan
pengalaman sehingga sangat berhubungan dengan unit=-unit yang
24
akan diproduksi dari mulai proses pembelian barang mentah sampai
dengan mempertimbangkan dan menentukan besar kecilnya
persediaan yang disusun sehingga butuhnya perencanaan dalam bentuk
yang akurat atau terperinci”.
Membeli
Menambah
Menjual
Menghitung
$
Bahan baku atau barang
yang dijual kembali
Nilai
Persediaan
Persediaan
Harga Pokok
barang jadi
akhir
penjualan
Gambar 1
Garis Waktu Masalah Keuntungan Menyangkut Persediaan`
Sumber : Thomson (2001:360)
D.
Hal-hal Yang Terdapat Pada Pengambilan Keputusan
Menurut Syamsi ( 2003 : 4 ), menyatakan bahwa :
“Keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan
tentang apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang dibicarakan
dalam hubungannya dengan perencanaan sehingga merupakan suatu
tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana
semula dapat dikatakan sebagai suatu hasil proses pemikiran yang
berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.”
Menurut Syamsi ( 2003 : 6 ), menyimpulkan bahwa :
“Pengambilan Keputusan adalah tindakan pimpinan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang
dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatifalternatif yang dimungkinkan yang dimana hakikatnya pembuatan
keputusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis terhadap
25
hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang paling
tepat dalam pengumpulan fakta-fakta dan data serta tindakan yang
paling tepat dalam mengambil keputusan.”
Menurut Salusu ( 2005 : 44), menyatakan bahwa :
“Pengambilan Keputusan adalah pekerjaan sehari-hari dari
manajemen sehingga kita perlu mengetahui apakah pengambilan
keputusan itu, bagaimana kita tiba pada keputusan itu bagaimana kita
tiba pada keputusan, apa keputusan itu, tingkat-tingkatnya,
klasifikasinya, dan jenis-jenisnya. Selain itu perlu perlu diketahui
teknik pengambilan keputusan, pendekatannya, metodenya, teoriteorinya, etika dalam pengambilan keputusan, peranan birokrasi dalam
pengambilan keputusan dan penyelesaian masalahnya.”
Menurut Salusu ( 2005 : 46), bahwa kewajiban memutuskan keseluruhan
perusahaan administratif sama jauhnya dengan apa yang dilakukan oleh
kewajiban yang bertindak sehingga kewajiban memutuskan itu terikat
secara intergal dengan kewajiban bertindak agar harus dapat mencakup
prinsip-prinsip suatu perusahaan yang menjamin diambilnya keputusan
yang benar dan dilakukannya tindakan yang efektif.
Menurut Salusu ( 2005 : 44), adanya tingkat-tingkat dalam pengambilan
keputusan yaitu :
1. Keputusan Otomatis (automatic decisions), yang dibuat berdasarkan
atas keserhanaan yang dimana informasi dapat menghasilkan suatu
keputusan.
2. Keputusan Berdasarkan Informasi Yang Diharapkan (Expected
Information decisions), dimana tingkat informasi yang di mulai
sedikit kompleks yang artinya informasi yang ada sudah memberi
suatu perencanaan untuk menghasilkan suatu keputusan sehingga
keputusan ini berbentuk suatu keputusan belum segera dibuat, serta
yang masih harus dipelajari bersifat langsung atau otomatis.
3. Keputusan Berdasarkan Berbagai Pertimbangan (Factor Weight
decisions), jenis keputusan ini lebih kompleks sehingga lebih
banyak informasi yang diperlukan serta harus dikumpulkan dan
dianalisis, sehingga antara informasi yang satu dengan yang lainnya
dapat dibandingkan kemudian dicari tahu informasi yang paling
banyak memberikan keuntungan atau kesenangan.
26
4. Keputusan Berdasarkan Ketidakpastian Ganda (Dual-Uncertainty
decisions), suatu keputusan yang jemlah informasi yang diperlukan
semakin bertambah banyak sehingga masih akan diharapkan
terhadap ketidakpastiannya sehingga informasi yang dibutuhkan
jauh lebih banyak ketidakpastiannya sering mengandung resiko
yang jauh lebih besar daripada keputusan-keputusan tingkat
dibawahnya.
Dengan mengetahui tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan hal
ini akan membantu pihak manajemen dalam memberikan keputusan yang efektif
dan efisien sesuai dengan kebutuhan.
Menurut Syamsi (2003 :27), adanya faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1. Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang
emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam
pengambilan keputusan ;
2. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk
mencapai tujuan organisasi ;
3. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi,
tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi ;
4. Jarang sekali ada satu pilihan yang memuaskan (oleh karena itu
selalu buatlah alternatif-alternatif tanding) ;
5. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang
cukup lama ;
6. Pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik ;
7. Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar dapat diketahui
apakah keputusan yang diambil itu benar atau salah ;
8. Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari
serangkaian mata rantai kegiatan berikutnya.
27
DEFINISI MASALAH
PENGUMPULAN DATA
ANALISA DATA
PENENTUAN ALTERNATIF
PEMILIHAN ALTERNATIF
YANG BAIK
PUTUSKAN
IMPLEMENTASI DAN
MONITOR HASIL
EVALUASI
Grafik Proses Pengambilan Keputusan
Sumber : Syamsi (2003 :27)
Menurut Salusu (2005 : 63), adanya teknik-teknik pengambilan keputusan
yaitu :
1. Keputusan Terprogram, terbagi atas :
- Tradisional yaitu pada kebiasaan, pekerjaan rutin sehari-hari,
prosedur operasional yang baku, struktur organisasi yang
28
dimana ada harapan dengan menggunakan saluran informasi
yang terumus dengan jelas.
- Modern yaitu riset operasional, analisis matematik, modelmodel, simulasi kumputer dan proses data elekronik.
2. Keputusan Tidak Terprogram, terbagi atas :
- Tradisonal, terbagi atas : Heuristic yaitu mendorong seseorang
untuk mencari dan menemukan sendiri intuisi serta kreativitas,
Ruleof thums yaitu suatu prosedur praktis yang tidak menjamin
penyelesaian optimal, dengan seleksi dan latihan baagi para
eksekutif.
- Modern yaitu menyelenggarakan pelatihan bagi para pengambil
keputusan dan dengan menciptakan program-program
komputer.
Menurut Salusu (2005 : 63), adanya teori-teori tentang pengambilan
keputusan yaitu :
a. Aliran Birokratik (Bureaucratic School), teori memberi tekanan
yang cukup besar pada arus dan jalannya pekerjaan dalam struktur
organisasi sehingga dari para karyawan memiliki tugas melaporkan
masalah, memberi informasi, meyiapakan fakta dan keteranganketerangan lain kepada atasan dengan menggunakan segala
pengetahuan, keterampilan dan kemampuannya, atasan tadi
membuat keputusan apabila sudah mempelajari informasi tersebut
sehingga keputusan tersebut bergantung pada kemampuannya
sendiri dan pada lengkap tidaknya informasi apakah dapat
dipercaya sehingga apakah memiliki kelemahan.
b. Aliran Manajemen Saintifik (Scientific Management School), teori
ini menekankan pada pandangan terhadap tugas-tugas yang dimana
manajemen sendiri memiliki kemampuan untuk menganalisis dan
menyelesaikan suatu masalah.
c. Aliraan Hubungan Kemanusian (Human Relations School), dimana
dalam teori ini perhatian diberikan kepaada manusia sehingga
menimbulkan kepuasaan kerja, peran serta dalam pengambilan
keputusan, melakukan organisasi sebagai suatu kelompok sosial
yang mempunyai tujuan sehingga kebutuhan dan keingginan
anggota selalu dipertimbangkan dalam membuat keputusan
bertindak.
d. Aliran Rasionalitas Ekonomi (Economic Rationality School), suatu
unit ekonomi yang mengkonversi masukan (input) menjadi luaran
(output), dan yang harus dilakukan dengan cara yang paling efisien
sehingga suatu langkah akan terus berlangsung sepanjang itu
mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada biayanya.
e. Aliran Satisficing, mengharapkan suatu keputusan yang sempurna
serta manajer selalu dipenuhi suatu masalah mampu membuat
29
suatu keputusan yang cukup rasional tetapi bukan karena
keterbatasan koqnitif, ketidakpastian, dan keterbatasan waktu,
memaksa mereka mengambil keputusan dalam kondisi rasionalitas
terbatas.
f. Aliran Analisis Sistem, dimana setiap masalah berada dalam suatu
sistem yang terdiri dari berbagai subsistem yang keseluruhannya
merupakan suatu kesatuan yang dapat ditebak setiap kata-katanya
memiliki kaitan satu sama lainnya.
E.
Peranan
Perencanaan
dan
Pengawasan
Persediaan
Di
Dalam
Pengambilan Keputusan
Didalam perencanaan dan pengawasan persediaan perusahaan bertujuan
untuk menciptakan manajemen persediaan yang dapat memberikan manfaat bagi
perusahaan dan tercapainya tujuan perusahaan tersebut.
Sehingga dalam
mengukur prestasi kerja (performance) adalah efisien dan efektifitas.
Yang
dimana efisien adalah suatu kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan dengan
benar dalam konsep input (masukan) atau output (keluaran). Sehingga manager
efisien yang mencapai keluaran yang lebih tinggi (hasil, produktifitas, prestasi
kerja) dibandingkan dengan masukan (tenaga kerja, bahan baku, uang, mesin
waktu) yang digunakan. Manager yang dapat menimbulkan biaya penggunaan
sumber daya untuk mencapai keluaran (output) yang ditentukan disebut manager
efisien dapat memaksimumkan keluaran dengan jumlah masukan yang terbatas.
Efektifitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau
peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Persediaan yang
dikelola dengan baik dapat menghasilkan informasi bagi manajemen dalam
pengambilan keputusan. Persediaan merupakan salah satu harta yang terutama
30
untuk perusahaan dagang dan industri sehingga mengalami kesulitan didalam
pengelolaannya.
Pengambilan keputusan adalah setiap orang yang melaksanakan fungsifungsi dari perencanaan, mengorganisir, memimpin dan mengawasi sumber daya
manusia, keuangan dan sumber informasi dalam mencapai tujuan perusahaan.
Dimana sebagai seorang yang memiliki tanggungjawab untuk suatu usaha dari
sekelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama sehingga manager dapat
mengelola informasi tentang persediaan yang dapat memberikan keputusan
manajemen yang dapat menguntungkan perusahaan.
Informasi yang didapat dari pengelolaan persediaan baik itu perencanaan
dan pengawasan akan memberikan masukan bagi manager untuk membuat
kebijakan
yang
digunakan
masa
mendatang
dan
dapat
meprediksikan
kemungkinan yang terjadi dimasa akan datang berdasarkan pengalaman dan
informasi tersebut. Maka pentingnya perencanaan dan pengawasan persediaan
yang baik untuk dapat memberikan informasi bagi manager dalam proses
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang sangat berkaitan dengan
persediaan yaitu menentukan jadwal pembelian perusahaan, berapa stock
persediaan yang harus disiapkan agar dapat memenuhi permintaan konsumen,
kapan persediaan yang harus diadakan, efisien biaya-biaya yang berhubungan
dengan
persediaan
seperti
penyimpanan,
perawatan/pemeliharaan,
mutu
persediaan, keamanan persediaan, penyusunan stock persediaan, perencanaan
tempat penyimpanan persediaan. Metode penilaian persediaan sampai saat pada
pencatatan sistematis yang harus dilakukan oleh persediaan untuk memudahkan
31
dalam pengalokasian biaya persediaan. Sehingga persediaan didalam perusahaan
akan banyak dirugikan atau bahkan karena kesalahan perhitungan maka akan
mengakibatkan laporan keuangan yang disajikan akan salah juga nilainya.
Sehingga mengakibatkan kesalahan dalam penyajian persediaan pada laporan
keuangan yang memiliki akibat yang sangat buruk dalam pengambilan keputusan.
Dimana perencanaan yang salah akan berakibat salah bagi penyajian nilai
persediaan di dalam laporan keuangan.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Sugiyono ( 2004:6 ), “Menyatakan bahwa penelitian itu bermacam-
macam jenisnya dan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, metode,
tingkat eksplanasi, dan analisis dan jenis data”.
Dalam hal ini penelitian yang dilaksanakan adalah berupa penelitian yang
berbentuk deskriptif.
Metode Deskriptif yaitu metode dimana penulis
mengumpulkan data penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dan literaturliteratur lainnya kemudian menguraikan secara rinci untuk mengetahui
permasalahan penelitian dan mencari penyelesaiannnya.
B.
Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari :
1.
Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik yang
individu maupun lembaga atau institusi yang masih membutuhkan pengelolaan
yang lebih lanjut. Data primer yang penulis kumpulkan adalah hasil wawancara
berupa tanya jawab dengan bagian penjualan dan keuangan.
Contoh pertanyaannya :
-
Bagaimana sistem prosedur perencanaan dan pengawasan persediaan yang
dilakukan oleh PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan?
32
33
-
Apakah prosedur perencanaan dan pengawasan persediaan pada PT. Rajawali
Nusindo Cabang Medan?
2.
Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pelengkap bagi data primer yang diperoleh
dalam bentuk hasil pengolahan yang sudah jadi, baik berupa publikasi, maupun
data perusahaan.
Data sekunder yang penulis kumpulkan dari pihak internal
perusahaan antara lain berupa struktur organisasi perusahaan, sejarah singkat
perusahaan dan prosedur perencanaan dan pengawasan persediaan yang terdapat
pada perusahaan.
C.
Teknik Pengumpulan Data
1.
Teknik Dokumentasi
Mengumpulkan data sekunder yang telah terdokumentasi baik data
keuangan maupun non keuangan. Data ini bersumber dari perusahaan dan buku
literatur yang ada. Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data
sekunder, sedangkan wawancara merupakan teknik pengumpulan data primer.
2.
Teknik Wawancara
Dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan pihak
perusahaan, khususnya pada bagian yang berkaitan dengan penelitian. Seperti
wawancara kepada Bagian Keuangan yaitu Bapak Edi Saputra Hasibuan dan
Bagian Gudang yang ada di PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan.
Sugiyono ( 2004 : 130 ), “Mengatakan bahwa “Wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi
34
pendahuluan untuk menemukan masalah yang akan diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.”
D.
Metode Penganalisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan metode :
1.
Metode Analisis
Yakni dengan terlebih dahulu mengumpulkan data, mengklasifikasikan,
menganalisis dan mentafsirkan data sehingga data dapat memberikan gambaran
mengenai permasalahan yang diteliti.
2. Metode Deskriptif.
Sugiyono ( 2004 : 11 ), ”Mendefinisikan metode deskriptif sebagai
“Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan dengan variabel yang lain.”
E. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan yang
beralamat di JL. Jend. Gatot Subroto No. 144 Medan dan waktu penelitian
dimulai dari 22 Agustus 2007 sampai dengan bulan Maret 2009.
35
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Analisis Data Penelitian
1. Gambaran Umum dan Struktur Organisasi PT. Rajawali Nusindo
Cabang Medan
PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan beralamat di Jalan Binjai KM No. 146
Medan 20123 adalah salah satu dari tujuh belas kantor cabang dari anak
perusahaan PT. PIE Rajawali Nusindo (Persero) yang berkantor pusat di Jakarta.
Induk perusahaan juga berpusat di Jakarta dengan nama PT. Rajawali Nusindo
(RNI Group) Jalan Denpasar Raya Kav. D III Kuningan. Perusahaan induk tidak
melakukan kegiatan usaha (non operating). Kegiatan usaha dilakukan oleh anakanak perusahaan sesuai dengan anggaran dasar masing-masing dengan bidang
usaha seperti : industri gula, perdagangan umum, farmasi dan asuransi, budidaya
karet, apotik, pergudangan, kulit, pengelolaan dan pengusahaan persil dan
investasi.
PT. Rajawali Nusindo merupakan badan usaha milik Negara (BUMN)
didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1974 pada tanggal 21
Mei 1976 dengan bentuk badan hukum Perusahaan Perseroan (Persero) dan telah
mendapat pengesahaan menteri kehakiman No. C 24260-HT01-04 tahun 1983
tanggal 3 Juni 1983. PT. Rajawali Nusindo memiliki 9 anak perusahaan dimana
100% saham anak perusahaan PT. Phapros Semarang saham dikuasai oleh induk
hanya 49%.
Kebijakan umum dari anak perusahaan ditentukan oleh Direksi
35
36
Perusahaan induk sedangkan kebijakan usaha yang memiliki otoritas operasional
dan administrasi sebagai badan hokum yang berdiri sendiri.
PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan dibentuk berdasarkan keputusan
Direksi No. KEP : 1200.PKP/WPI:024/KI/811/1985 dan surat izin dari
Departemen Perdagangan SIUP 35/051-UPD.1/Cab/IX/1998, dengan bidang
usaha distributor obat-obatan dan alat-alat kesehatan dengan izin operasional
sebagai Pedagang Besar Farmasi (PBT) yang menyalurkan obat-obatan keseluruh
Sumatera Utara yang memiliki izin nomor 31. 088/PBF/III/1991. Dengan daerah
pemasaran PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan adalah Sumatera Utara dan
Aceh.
Obat-obatan yang dipasarkan meliputi berbagai klasifikasi obat yang
ditetapkan Departemen Kesehatan yaitu obat keras (obat-obatan daftar O), obat
daftar G, obat bebas terbatas dan obat bebas. Obat daftar O merupakan obat keras
yang diperjual belikan Pedagang Besar Farmasi (PBF) atau apotik tertentu. Obatobatan ini hanya disalurkan ke rumah sakit dan Pedagang Besar Farmasi (PBF)
atau apotik tertentu.
Obat-obatan ini hanya disalurkan ke rumah sakit dan
Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang telah mendapat izin khusus dari Departemen
Kesehatan. Obat daftar G adalah obat yang pembeliannya harus menggunakan
resep dokter dan pemakaiannya sesuai petunjuk dokter. Obat bebas terbatas dapat
dibeli tanpa menggunakan resep dokter juga dapat disalurkan oleh semua
Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan dapat diperjual belikan ke apotik dan toko
obat.
Pada pembungkusannya dicantumkan “awas obat keras” dan aturan
pemakaiannya. Sedangkan obat bebas dapat diperjual belikan tanpa resep dokter.
37
Perusahaan mengkelompokkan produk obat-obatan dan alat kesehatan ke
dalam 5 kelempok besar yaitu :
a. Obat Generik
Obat Generik adalah obat-obatan yang diproduksi dalam rangka usaha
menunjang program pemerintah tentang peningkatan pelayanan kesehatan
masyarakat.
Obat-obatan
ini
diproduksi
secara
masal
dan
disubsidi
pembayarannya oleh pemerintah melalui APBN, dikemas dalam kemasan
sederhana namun aman sehingga harga jual relatife murah dibandingkan dengan
obat patent. Ada beberapa jenis yang dipasarkan perusahaan antara lain :
-
Acetosal 100 mg 100’s, berbentuk tablet yang digunakan untuk
menghilangkan rasa nyeri.
-
Amphisilline 500 mg 100’s, berbentuk tablet yang digunakan sebagai
anti biotik.
-
Diazepam 5 mg 100’s, berbentuk tablet sebagai obat penenang.
-
Tetracycline 250 mg 100’s, berbentuk capsul sebagai anti biotik.
-
Thiamine 100 mg 10 amp, merupakan vitamin B1.
b. LDT (Lek, Dental, Trophy)
Lek adalah produk obat-obatan, Dental merupakan produk kesehatan
gigi sedangkan Trophy adalah peralatan atau alat rontgen gigi. Produk-produk
tersebut antara lain :
-
Dermazim Cream 50 mg, berbentuk cream untuk mengobati luka
bakar.
-
Elkrip, berbentuk tablet untuk mengobati infeksilitas.
38
-
Linco biotik caps, berbentuk capsul sebagai anti biotik.
-
Nife card, berbentuk tablet untuk mengobati penyakit jantung.
-
Polin tablet 400 mg, sebagai anti biotik.
c. Phapros
Phapros adalah anak perusahaan dari PT. Rajawali Nusindo yang
merupakan pabrik obat-obatan yang berpusat di Semarang. Dalam hal ini PT.
Rajawali Nusindo Cabang Medan bertindak sebagai distributor tunggal untuk
daerah pemasaran yang ada di wilayah Sumatera Utara terutama didaerah Aceh,
sehingga adanya produk-produk antara lain:
-
Antimo, sebagai obat anti mabuk.
-
Liuron B Plex, merupakan vitamin penambah darah.
-
Pehatifen syrup, sebagai obat asma.
-
Nitriton 60 ml, sirup obat batuk.
d. Lederle
Lederle memproduksi obat-obatan yang diolah dari pabrik Phapros dan
mendapat lisensi dari USA. Adanya produk-produk tersebut antara lain :
-
Antane tablet, untuk pengobatan penyakit Parkinson.
-
Incremin sirup, digunakan sebagai suplemen vitamin dan mineral
untuk anak.
-
Myambutal, digunakan sebagai obat anti TBC.
-
Diamox, digunakan sebagai diuretic yaitu untuk melancarkan air seni
penderita hipertensi.
39
e.
BM (Boechringer Maunheim GMBH, Germany)
Merupakan produk impor dari Jerman dan di Indonesia terbagi atas tiga
bagian yaitu :
1. DD (Dycentralized Dignostika)
Digunakan sebagai alat dan regensia untuk kimia klinik, khusus
digunakan dalam praktek dokter.
2. CD (Cebtral Dignostika)
Merupakan alat dan regensia untuk kimia klinik serta untuk
memeriksa darah pasien.
Selain itu juga digunakan pada
laboratorium rumah sakit sebagai sistem wet chemistry.
3. Therapentic
Merupakan produk obat-obatan yang telah mendapatkan lisensi dari
Jerman, antara lain :
-
Anti Hyperlipicemia, obat anti kegemukan.
-
Anti Hypervicemia, mencegah penumpukkan asam urat di
tulang.
-
Anti Diabetic agent, digunakan untuk penderita diabetes.
-
Cerebrovasculer
Sesuai dengan peraturan yang ada bahwa PBF tidak boleh menjual
langsung produknya ke konsumen akhir, maka pelanggan perusahaan adalah
PBF (sebagai sub agen), apotik, toko obat, laboratorium, rumah sakit, poliklinik,
klinik dan dokter.
40
PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan sebagai distributor obat-obatan
memakai strategi differensial marketing dimana dalam aktifitasnya perusahaan
berhadapan dengan tiga pasar yaitu :
a.
Pasar Produsen
Pasar produsen adalah pasar dimana pembeli produk untuk diolah kembali.
Yang termasuk pasar produsen adalah apotik.
Apotik merupakan sasaran
perusahaan dalam memasarkan obat-obatan daftar G maupun obat bebas. Disini
apotik membeli obat-obatan dari perusahaan kemudian mengolahnya sesuai
dengan kebutuhan konsumen atau menurut resep dokter. Penjualan ke apotik
merupakan kegiatan rutin, sehingga para salesmen dari perusahaan selalu
memeriksa daftar obat-obatan yang akan menawarkan obat-obatan dari
perusahaan kalau disetujui maka perusahaan akan mengirimkan secepatnya ke
apotik. Disamping itu apotik juga dapat melakukan pemesanan langsung ke
perusahaan.
b.
Pasar Penjual
Yaitu pasar yang membeli obat-obatan kepada perusahaan kemudian
menjual kepada konsumen yang termasuk ke dalam pasar penjual adalah toko
obat atau apotik. Penjualan ke toko obat merupakan kegiatan rutin melalui
pemesanan langsung ke perusahaan. Biasanya yang dibeli oleh toko obat adalah
obat-obatan yang telah dikenal oleh masyarakat dan tidak memerlukan resep
dokter.
41
c.
Pasar Pemerintah
Yang termasuk pasar pemerintah di sini adalah rumah sakit dan proyek-
proyek pengadaan obat-obatan dan alat kesehatan yang dibiayai dari dana
APBN maupun APBD. Perusahaan menyalurkan produknya biasanya setelah
ditunjuk sebagai pemenang tender pengadaan obat oleh kepala rumah sakit atau
pemimpin proyek. Dimana penjualan biasanya dilakukan dibawah harga pasar
hal ini dapat dilakukan karena penjualan terjadi dalam jumlah besar atau tinggi.
Struktur organisasi PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan dikelompokkan
atas bagian dan divisi sesuai dengan fungsinya seperti yang dilihat pada gambar
1. Tugas dari masing-masing bagian dari divisi tersebut sebagai berikut :
a. Pimpinan Cabang mempunyai tugas :
1. Memimpin dan mengkoordinir serta bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan perusahaan serta menjaga hubungan baik dengan relasi dan
pejabat setempat.
2. Mengawasi dan mengevaluasi hasil pekerjaan bawahan.
3. Membina, mengarahkan serta dapat memotivasi karyawan sehingga
diperoleh hasil kerja yang efektif dan efisien.
4. Menyusun, melaksanakan dan mempertanggung jawabkan anggaran
serta melaporkannya kepada atasan.
5. Menyampaikan usul dan
saran perbaikan
perusahaan kepada atasan.
b. Bagian Piutang mempunyai tugas :
serta pengembangan
42
1. Menyimpan dan bertanggung jawab atas kebenaran faktur-faktur yang
disimpan.
2. Menyiapkan dan membuat daftar tagihan atas faktur yang jatuh tempo
untuk ditagih.
3. Mengerjakan administrasi yang berkaitan dengan penyimpanan faktur.
4. Meneliti dan melaporkan adanya faktur-faktur lama kepada atasan.
5. Menerima kembali dan meneliti faktur-faktur yang tidak tertagih.
6. Memonitor semua faktur, Surat Pesanan Barang (SPB) dan Nota Kredit
(NKR) yang diterbitkan.
c. Bagian Pembukuan mempunyai tugas :
1. Vertifikasi atas bukti-bukti keuangan dan membuat bukti-bukti
memorial.
2. Membuat laporan rekening koran bank antar cabang.
3. Membuat laporan keuangan berkala.
4. Menyusun bahan-bahan rencana anggaran pendapatan dan belanja.
5. Melaksanakan administrasi investasi, biaya pemeliharaan kendaraan dan
uang muka perjalanan dinas.
6. Memeriksa hasil print out komputer untuk sub piutang.
7. Menyelesaikan masalah perpajakan (pemungutan, penyetoran dan
pelaporan).
d. Bagian Kas mempunyai tugas :
1. Menyimpan dan bertanggung jawab atas kebenaran uang kas sesuai
dengan catatannya.
43
2. Menerima dan mengeluarkan uang sesuai dengan bukti masuk dan
keluar setelah disetujui pimpinan.
3. Bertanggung jawab atas pelaksanaan penagihan dalam kota.
4. Mengerjakan daftar perubahan kas.
5. Mengerjakan daftar perubahan bank.
6. Mengerjakan administrasi atau giro valuta mundur
e. Bagian Inkasso mempunyai tugas :
1. Melaksanakan penagihan dalam kota.
2. Membuat bukti masuk kas atas penagihan.
3. Menyetor uang hasil tagihan cek atau giro ke kasir dan mengembalikan
faktur yang tak tertagih ke bagian piutang setiap selesai penagihan.
4. Membuat bukti masuk kas atas penerimaan tagihan dan bukti kas keluar
atas pembayaran Nota Kredit (NKR).
f. Bagian Pesanan mempunyai tugas :
1. Menerima pesanan penjualan lewat pesawat telepon atau secara lisan
maupun tulisan petugas lapangan (salesman dan detailer).
2. Menyiapkan dokumen surat pesanan intern (SP).
3. Bertanggung jawab atas faktur dan surat pengiriman barang (SPB) yang
diterbitkan.
4. Membuat laporan penjualan, laporan Nota Kredit (NKR), laporan bonus
pada setiap akhir bulan.
44
5. Membuat nota kredit atas tambahan potongan harga Nota Kredit (NKR),
nota kredit barang (NKB), nota bonus dan Surat Pengiriman (SPB)
bonus.
6. Membuat kontrak jual beli sewa.
g. Bagian Gudang mempunyai tugas :
1. Menyediakan dan meneliti barang-barang yang akan dikirimkan ke
pelanggan.
2. Membuka, menghitung dan meneliti barang-barang yang diterima.
3. Mengatur dan mengawasi persediaan barang di gudang.
4. Melaksanakan administrasi persediaan barang di gudang.
5. Menyampaikan laporan tentang keadaan persediaan barang mingguan.
6. Membuat PPB dan berita acara penerimaan barang.
7. Memantau Surat Pesanan Barang (SPB) yang dibuat oleh bagian
pesanan.
h. Bagian Umum mempunyai tugas :
1. Menyelenggarakan administrasi karyawan dan persuratan atau agenda
surat masuk atau keluar.
2. Melakukan pemeliharaan gedung kantor, kendaraan dinas, rumah dinas
dan investasi.
3. Menyelenggarakan pengadaan alat tulis kantor.
4. Melayani urusan keprotokolan dan humas.
5. Membuat daftar gaji, membayar dan memungut PPh pasal 21 atau
karyawan menyetorkan ke kas Negara dan membuat pelaporan pajak
45
(Surat Pajak Tahunan Massa dan Surat Pajak Tahunan atau atas
Penghasilan Karyawan).
i.
Divisi Penjualan mempunyai tugas :
1. Mencari order penjualan dan canvassing.
2. Melakukan kunjungan langsung secara rutin kepada relasi.
3. Mengantar barang ke pelanggan.
4. Membantu melaksanakan penagihan.
Sedangkan Divisi lainnya seperti : Divisi Phapros, Divisi BM Thera, Divisi
Lederle, Divisi LD Thera, Divisi BM-Lab System, Divisi-ABU (POC), Divisi
BM-DC, Divisi, D&G, Divisi Trophy, Divisi Generik atau Inpres atau Skifa.
Melaksanakan tugas detailing dan promosi sehingga masing-masing divisi terdiri
dari beberapa detailer. Divisi penjualan terdiri dari para salesman yang bertugas
ke perusahaan dan rumah sakit untuk memasarkan produknya, sehingga salesman
juga bertugas mengunjungi daerah pemasaran dalam jangka waktu tertentu untuk
mendapatkan order dan canvassing agar tercapai target penjualannya.
Detailer bertugas menerangkan dan menyakinkan dokter mengenai obatobat yang dipromosikannya menyangkut tentang khasiat, komposisi dan efek
samping penggunaan obat-obatan serta harga obat, bonus dan diskonnya.
Biasanya seorang detailer diwajibkan mengunjungi sepuluh dokter dalam sehari.
Disamping itu detailerman juga membantu penagihan piutang yang jatuh tempo
kepada pelanggan. Setiap bagian terdiri dari beberapa petugas yang jumlahnya
sesuai dengan volume kerja dan kebutuhan masing-masing bagian.
46
Struktur organisasi pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan secara
keseluruhan telah menggambarkan fungsi- fungsi otorisasi, operasional,
penyimpanan, pencatatan dan pemeriksaan intern yang terdapat pada bagianbagian divisi yang masing-masing melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung
jawabnya terhadap pelaksanaan, serta fungsi lainnya yang berkaitan dengan
kegiatan perusahaan.
Dengan adanya pemisahan fungsi tersebut tidak satu
bagianpun yang dapat melaksanakan suatu transaksi dari awal sampai akhir dan
masing-masing bagian yang terlibat dalam transaksi tersebut akan saling
mengawasi satu sama lain sehingga penyelewengan dan penggelapan dapat
diminimalkan.
Didalam suatu stuktur organisasi yang telah dibentuk oleh PT. Rajawali
Nusindo Cabang Medan telah melakukan pemisahaan terhadap fungsi-fungsi
sehingga transaksi yang ada didalamnya dapat diproses melalui beberapa bagian
agar tidak terjadinya kecurangan disetiap bagian.
Dimana fungsi otorisasi
dilaksanakan oleh Kepala Cabang, fungsi operasional penyerahan barang oleh
bagian gudang, fungsi penyimpanan (faktur baru, faktur yang gagal serta cek atau
inkasso) dilaksanakan oleh bagian piutang. Fungsi pencatatan dilakukan oleh
bagian pembukuan atau bagian akuntansi.
Sedangkan fungsi operasional
penagihan oleh bagian inkasso dan pemeriksaan intern dilaksanakan oleh Satuan
Pengawasan Intern (SPI).
Adanya kelemahan yang terjadi pada bagian divisi yang dimana adanya
duplikasi dalam melaksanakan penagihan yang dilakukan oleh kasir, Inkasso dan
salesman sama-sama diberi tugas didalam penagihan kredit. Seharusnya dengan
47
dibentuknya bagian penagihan kredit maka aktivitas penagihan menjadi
wewenang dan tanggung jawab bagian penagihan.
Didalam pelaksanaan
penagihan yang dilakukan oleh ketiga bagian tersebut secara fungsional harus
terpisah agar tidak terjadinya kecurangan dan ketidakjelasan siapa yang
bertanggung jawab jika terjadi permasalahan dalam penagihan kredit.
PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan agar dapat meningkatkan efektivitas
suatu penagihan yang bertanggung jawab serta yang berwewenang dalam
penagihan adalah bagian Inkasso (penagihan) sehingga kasir tidak perlu
melakukan tugas dan tanggung jawab dalam penagihan kredit. Yang dimana kasir
hanya bertugas sebagai penerima hasil penagihan, mencocokkan daftar penagihan
dengan uang tunai atau cek atau giro dan faktur gagal pada saat penagih
menyerahkan hasil penagihannya tersebut kepada kasir. Serta menetapkan batas
maksimal uang yang ada pada kasir untuk menghindari penggunaan uang dari
keperluan-keperluan yang tidak relevansi bagi perusahaan.
48
Gambar 1
STRUKTUR ORGANISASI
PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan (Persero)
Pemimpin
Cabang
Bagian
Bagian
Bagian
Bagian
Bagian
Bagian
Piutang
Pembukuan
Kas
Pesanan
Gudang
Umum
Bagian
Divisi
Divisi
Divisi
Divisi
Divisi
Inkasso
Penjualan
Phapros
BM Thera
Lederle
LD Thera
Divisi
Divisi
Divisi
Divisi
Divisi
Divisi
BM-Labsis
BM-ABU/POC
BM-DC
D&G
Throphy
Gen/In/Skifa
Sumber : PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan (Persero)
49
2. Perencanaan Persediaan Pada Rajawali Nusindo Cabang Medan.
Perencanaan persediaan merupakan suatu kegiatan yang mendasar karena
apabila perusahaan tidak menetapkan suatu rencana persediaan yang mantap maka
hal ini dapat menghambat proses penjualan untuk memenuhi
permintaan
konsumen yang akhirnya mengakibatkan kerugiaan bagi perusahaan. PT. Rajawali
Nusindo Cabang Medan merupakan suatu perusahaan distributor alat-alat
kesehatan dan obat-obatan yang dimana sistem perencanaan persediaan dapat
diperhatikan berdasarkan kebutuhan pelanggan seperti kualitas, jenis dan tipe
yang diinginkan oleh pelanggan.
Perencanaan persediaan dilakukan bertujuan untuk meminimalkan biaya dan
menentukan keuntungan melalui pencapaian tingkat efisien tertentu. Perencanaan
dalam pelaksanakannya harus dapat memperlancar proses produksi dengan tujuan
diperolehnya barang dagang yang dibutuhkan dalam jumlah dan waktu yang
sesuai dengan rencana penjualan. Melalui anggaran persediaan barang dagang
mencakup perencanaan dari awal sampai akhir, hal ini memiliki periode 1 tahun.
Dengan adanya penyusunan anggaran persediaan akan mengurangi kerugian
perusahaan dalam persediaan.
Dalam melakukan perencanaan persediaan
perusahaan memperhatikan nilai kurs rupiah terhadap dollar atau nilai mata uang
karena barang-barang yang diperdagangkan banyak yang dibeli dengan
menggunakan sistem pemesanan secara lisan maupun tulisan. Bahkan ada
beberapa barang yang dibeli apabila ada pesanan dari konsumen menginggat
barang tersebut harganya cukup mahal dan permintaannya hanya untuk konsumen
yang melakukan pemesanan terhadap barang tersebut.
50
PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan melakukan perencanaan persediaan
melalui penetapan standar terhadap stock minimum persediaan barang yang siap
untuk dijual. Ada beberapa produk yang susah untuk dilakukan pemesanan di
karenakan produk tersebut jarang ada penggunanya serta memiliki nilai jual yang
sangat tinggi. Masalah yang dihadapi oleh PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan
dalam melakukan perencanaan dan pengawasaan persediaan pada saat ekonomi
yang lagi stabil yang diakibatkan barang-barang yang memiliki kwalitas yang
biasa saja itulah yang mengalami penjualan yang sangat meningkat sedangkan
produk yang memiliki kwalitas dan harga yang sangat tinggi mengalami
penurunan terhadap penjualan.
Dalam pembuatan sistem perencanaan persediaan PT. Rajawali Nusindo
Cabang Medan membuat prediksi atau ramalan masa depan sehingga dalam
mengambil keputusan yang tepat dan dapat mengurangi kerugian yang mungkin
dapat dialami oleh perusahaan tersebut. PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan
juga haruslah memperhatikan tempat penyimpanan persediaan yang dikarenakan
tempat untuk menyimpan persediaan sangatlah terbatas sehingga memperhatikan
stock minimum yang ada digudang.
Perencanaan juga direncanakan dengan
matang mengingat barang-barang tersebut sangat sensitif dan sangat perlu
perhatian serta perawatan dikarenakan bernilai sangat tinggi terutama alat-alat
kesehatan dan obat-obatan yang mahal memiliki tempat khusus agar dalam
keadaan baik dan tidak menimbulkan reaksi kimia lainnya yang dapat
membahayakan produk tersebut. Sistem perencanaan yang ada pada PT. Rajawali
Nusindo Cabang Medan dapat digunakan data-data sebelumnya untuk dapat
51
menyusun anggaran persediaan yang berdasarkan stock akhir bulan sebelumnya
dan perencanaan penjualan sehingga anggaran pembelian dapat dibuat di awal
bulan.
PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan adanya perencanaan persediaan yang
dilakukan pada saat ekonomi yang lagi tidak stabil dikarenakan minat masyarakat
untuk membeli sangat rendah dan harga barang yang sangat cepat berubah.
Sehingga PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan untuk melakukan perencanaan
persediaan dengan membeli atau memesan barang sesuai dengan permintaan pada
saat ini agar dapat meminimumkan biaya persediaan ataupun resiko kerusakan
barang sehingga keuntungan dari biaya persediaan ataupun resiko kerusakan
terhadap barang sehingga yang menjadi keuntungan bagi perusahaan dapat
menekan investasi modal dalam persediaan ada tingkat yang minimum. Karena
apabila persediaan banyak menumpuk maka akan banyak modal yang tertanam
pada persediaan yang disebabkan ramalan penjualan yang dibuat tidak sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan yang dibutuhkan oleh konsumen.
3. Pengawasan Persediaan Pada Rajawali Nusindo Cabang Medan.
Suatu perencanaan harus didukung adanya pengawasan yang baik agar dapat
tercapainya tujuan dari perusahaan. Pengawasan persediaan dilakukan untuk
menggambarkan persediaan sehingga terhindar dari kerugian yang diakibatkan
oleh kecurangan kelalaian yang mungkin terjadi, pemborosan dan sebagainya.
Dimana pengawasan ditujukan untuk mengevaluasikan seluruh kebijakan atas
persediaan dengan membandingkan antara perencanaan persediaan dengan
52
realisasi yang terjadi maupun pekerjaan yang sedang berlangsung sehingga dapat
diperoleh jumlah optimal persediaan yang ada digudang.
Pengawasan persediaan yang dilakukan oleh PT. Rajawali Nusindo Cabang
Medan adalah sebagai berikut :
a. Pengawasan Fisik
Pengawasan fisik terhadap persediaan alat-alat kesehatan dan obat-obatan
merupakan suatu hal yang sangat penting dikarenakan merupakan benda-benda
fisik yang membutuhkan tempat penyimpanan dan penjagaan yang memadai.
Pengawasan fisik bertujuan untuk menghindari persediaan dari sasaran kehilangan
sehingga perlu dibuat tempat penyimpanan yang aman dari kehilangan sehingga
dapat memperkerjakan orang-orang tertentu yang bertanggung jawab terhadap
keamanan barang-barang agar dapat menghindari terjadinya kehilangan,
kerusakan, kebakaran dan sebagainya.
Usaha-usaha yang dilakukan oleh PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan
dalam menghindari kehilangan, kerusakan, kebakaran dan sebagainya :
1. Memisahkan persediaan yang sensitive atau yang bernilai jual tinggi serta
daya kekuatannya sangat lemah agar tidak terjadi kerusakan terhadap barang
tersebut.
2. Membuat tempat penyimpanan yang berbeda untuk alat-alat yang sensitive
maupun yang tidak.
3. Memperkerjakan orang yang khusus menangani persediaan di gudang yang
sudah dibekali dengan cara untuk memperlakukan persediaan tersebut dan
mengelola segala sesuatu yang berhubungan dengan persediaan di gudang.
53
4. Meningkatkan kerjasama yang baik dengan aparat keamanan setempat.
Pengawasan fisik yang dilakukan oleh PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan
dengan melakukan stock opname fisik secara berkala. Hal ini dilakukan oleh
orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan pengelola gudang sehingga
dapat dihasilkan data fisik yang ada dan kemudiaan disesuaikan dengan catatan
kartu persediaan apakah terjadi kesalahan perhitungan, tetapi apabila tidak ada
kesalahan dalam pencatatan maka yang bertanggung jawab atas ketidaksesuaian
fisik adalah bagian gudang maka pimpinan akan meminta pertanggung jawaban
pengelola gudang yang akan dilakukan setiap akhir bulan.
Stock opname
mendadak juga dilakukan apabila ada permintaan dari pimpinan untuk melakukan
evaluasi pekerjaan apakah yang melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan
berhati-hati.
b. Pengawasan Akuntansi Persediaan
Pengawasan Akuntansi Persediaan yang dilakukan oleh PT. Rajawali
Nusindo Cabang Medan dengan melaksanakan pemisahan tugas antara bagian
penerimaan barang, bagian pengiriman dan bagian pembukuan. Pengawasan yang
efektif apabila perusahaan telah menerapkan teknik, metode serta prosedur yang
berhubungan dengan persediaan barang dalam sistem akuntansi perusahaan pada
PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan dalam melakukan pengawasan akuntansi
belum menggunakan sistem yang terkomputerisasi sehingga perlu ketelitian dan
perhatian yang lebih cermat untuk melakukan pengawasan tersebut.
Bagian dari penerimaan kartu persediaan atas barang yang diterima dan
menerbitkan surat tanda terima atas barang.
Dimana surat tanda terima atas
54
barang tersebut diterbitkan oleh bagian gudang berdasarkan formulir permintaan
barang yang diterimanya. Surat tanda terima atas barang ada tiga rangkap dengan
warna yang berbeda yaitu warna putih, biru dan kuning. Lembaran warna putih
dan biru diserahkan kepada pelanggan untuk ditanda tangani dan lembar putih
dibawa kembali untuk diarsipkan oleh bagian order penjualan dan lembar warna
biru diserahkan kepada pelanggan untuk ditandatanggani dan lembar warna biru
untuk pelanggan. Sedangkan lembar warna kuning digunakan untuk pencatatan
ke kartu persediaan oleh bagian gudang, setelah dicatat oleh bagian gudang maka
akan membuat rekapitulasi stock barang dagangan dan diberikan kepada bagian
pembukuan sehingga bagian pembukuan juga dapat melakukan pengawasan atas
barang yang diterima.
Laporan yang diberikan ke bagian akuntansi dapat
mencocokkan dengan order penjualan barang.
Demikianlah pengawasan akuntansi persediaan yang dilakukan untuk barang
yang dijual, berdasarkan order penjualan dari bagian penjualan maka bagian
penjualan langsung mencatat order penjualan ke dalam Formulir Permintaan
Barang (FPB) dua rangkap. Dokumen asli diserahkan ke bagian gudang dan
bagian gudang membuat tanda terima atas barang pada rangkap tiga yang dimana
lembaran terakhir dijadikan arsip yang sebelumnya dicatat kedalam kartu
persediaan. Sehingga bagian gudang menyiapkan barang sesuai dengan tanda
terima atas barang kepada bagian penvgiriman. Didalam proses pencatatannya
dilakukan oleh PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan dengan menggunakan
sistem persediaan periodik yang dimana persediaan akhir atas barang diketahui
setiap akhir bulan. Walaupun menggunakan sistem periodik setiap terjadinya
55
transaksi digudang dicatat dan melakukan perhitungan fisik persediaan setiap hari
, hal ini dilakukan agar dapat mengetahui kondisi fisik barang jadi apakah sesuai
dengan yang tercantum di dalam catatan dan apabila ada permintaan pimpinan
mengenai stock barang di gudang akan lebih cepat diketahui.
[
c. Pengawasan Jumlah Yang Dibutuhkan
PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan melakukan pengawasan jumlah yang
dibutuhkan dilakukan dengan pertimbangan yang cermat serta memperhitungkan
pesanan pelanggan dengan persediaan barang di gudang yang dapat memenuhi
pesanan dari pelanggan tetapi mempertimbangkan besarnya biaya penyimpanan
dan
resiko
kerusakan
barang.
Penumpukkan
persediaan
yang
akan
mengakibatkan biaya yang besar, tetapi kekurangan persediaan atau tidak dapat
memenuhi pesanan pelanggan mengakibatkan proses penjualan terganggu,
kehilangan kesempatan memperoleh laba dan keperecayaan konsumen akan
berkurang.
PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan berdasarkan atas anggaran
perencanaan yang telah disunsun oleh pimpinan perusahaan yang berdasarkan atas
data-data pengalaman masa lalu juga ada informasi dari bagian penjualan
berdasarkan pengamatan dilapangan.
Dalam situasi yang sekarang tidak
menentuhkan stabilnya permintaan konsumen atau flukuasi terhadap permintaan
barang yang sangat tidak menentu. Sehingga anggaran yang dengan berdasarkan
stock minimum adalah batas terendah dari persediaan yang setiap hari harus
bersedia buntuk menjamin kelancaran produksi atau penjualan, agar dapat
menetapkan persediaan minimum perlu diperhatikan faktor-faktor yaitu :
56
1. Meminimum Consumption (pemakaian / penjualan terendah) tiap hari, tiap
minggu atau tiap bulan.
2. Lead time (waktu antara pesanan diadakan sampai bahan atau barang yang
dipesan diterima gudang).
B.
Peranan Perencanaan dan Pengawasan Persediaan Di Dalam
Pengambilan Keputusan Pada Rajawali Nusindo Cabang Medan.
PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan memiliki peranan penting untuk
mengambil keputusan dalam menentukan jumlah, tipe dan kualitas barang yang
dibeli sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Pengambilan keputusan sangat
sulit untuk dilakukan tanpa adanya perencanaan yang matang dari perusahaan
apalagi dalam keadaan ekonomi yang sulit pada saat sekarang. Kesalahan dalam
pengambilan keputusan dapat mengakibatkan kerugian yang besar sehingga
mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah terutama dalam persediaan.
Hal ini dapat dilihat dari barang dagang yang banyak menumpuk di gudang
sehingga banyak modal perusahaan yang tertanam pada persediaan, ini terjadi
diakibatkan apabila perusahaan lebih cermat dalam menentukan pembelian
persediaan dan kebijakan mengenai persediaan yang harus diperhatikan.
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
F.
Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan analisa hasil penelitian pada bab sebelumnya
maka penulis akan memberikan beberapa kesimpulan dan saran dari uraian-uraian
yang terdapat pada bab-bab sebelumnya. Beberapa kesimpulan yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan dan pengawasan pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan
secara umum telah memenuhi kebutuhan pada perusahaan tersebut
sehingga dapat bermanfaat didalam pengambilan keputusan tetapi masih
perlu diupayakan untuk terus mencari dan mengembangkan teknik-teknik
perencanaan dan pengawasan persediaan lainnya sehingga akan mampu
meminimalkan biaya persediaan tersebut.
2. Teknik perencanaan persediaan pada PT. Rajawali Nusindo Cabang
Medan yaitu menggunakan anggaran pada perekonomian Indonesia
cendrung stabil serta menggunakan teknik pemesanan persediaan setelah
ada permintaan dari konsumen pada saat perekonomian cendrung tidak
stabil
3. Kebijakan akuntansi persediaan pada PT. Rajawali Nusindo Cabang
Medan menggunakan sistem periodicalyang dilakukan tiap bulan
meskipun demikian perusahaan tetap melakukan perhitungan fisik
57
58
terhadap persediaan tiap hari yang
dimuat dalam kartu persediaan di
gudang
4. Realisasi yang lebih besar daripada anggaran persediaan akibat dari kurang
akuratnya data dalam perencanaan persediaan merupakan hal yang harus
diperhatikan perusahaan agar dapat mengurangi kerugian perusahaan
5. Prosedur pengawasan persediaan pada PT. Rajawali Nusindo Cabang
Medan pada umumnya telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan walaupun terdapat beberapa
kelemahan yang disebabkan oleh kurangnya personil yang ditugaskan
pada bagian tersebut sehingga pemeliharaan barang tersebut kurang
diperhatikan.
Namun demikian perusahaan berusaha untuk mengendalikan perencanaan dan
pengawasan persediaan untuk dapat mengambil keputusan yang tepat walaupun
kurangnya personil yang ditugaskan dalam pengelolaan persediaan yaitu dengan
memberlakukan jam lembur bagi petugas yang mengawasi persediaan sehingga
pemeliharaan dan pengelolaan persediaan dapat terus berjalan sesuai dengan
kebijakan perusahaan.
G.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang dijabarkan diatas maka penulis dapat
memberikan saran yang berguna bagi perusahaan yaitu :
1. Penambahan
personil
yang
ditugaskan
dalam
pemeliharaan
dan
pengelolaan persediaan karena persediaan merupakan harta perusahaan
59
yang terbesar. Apabila pemberian tugas yang berlebihan pada petugas
walaupun diberlakukan jam lembur tidak akan efektif hasilnya karena
kemampuan petugas tersebut terbatas.
2. Dalam
penyusunan
anggaran
persediaan
hendaknya
perusahaan
melakukan perhitungan yang lebih teliti lagi dengan lebih meningkatkan
kinerja bagian pemasaran dalam memberikan ramalan penjualan yang
lebih akurat mengingat keadaan perekonomian
yang tidak menentu
sehingga realisasi anggaran tidak terlalu menyimpang
3. Sebaiknya perusahaan memiliki bagian penerimaan barang yang khusus
menangani penerimaan barang untuk mempermudah pengawasan intern
terhadap persediaan.
4. Realisasi yang lebih besar dari rencana anggaran persediaan dikarenakan
kurang akuratnya dalam penentuan anggaran dan perencanaan yang
ditetapkan untuk itu perlu tenaga
terampil dan pengalaman dalam
merencanakan anggaran disamping data yang diperlukan lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Keown Arthur, 2000, Akuntansi Intermediate, Edisi Kedelapan, Terjemahan Erlangga,
Jilid Satu, Jakarta
Baridwan, Zaki, 2005, Sistem Prosedur dan Metode, BFTE, Yoyakarta.
C. Kasim, Azhar, 2000, Teori Pembuatan Keputusan, Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta.
Garrison, Ray, Noreen, Eric, 2000, Akuntansi Manajerial,Jilid Dua, Edisi Pertama,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Horngren, Charles, 2004, Akuntansi Di Indonesia, Terjemahan Salemba Empat, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan (per 1 September 2004),
Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Bagian Penerbitan STIE YKPN,
Yogyakarta.
Munandar, 2000, Budgeting, Edisi Ketigabelas, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Reeve Fess, Warren, 2005, Pengantar Akuntansi, Edisi Dua Puluh Satu, Terjemahan
Salemba Empat, Jakarta.
Salusu, 2005, Pengambilan Keputusan Stratejik, Edisi Kedelapan, Penerbit PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Smith. M and Skousen, Fred, 2001, Akuntansi Intermediate, Edisi Kesembilan,
Terjemahan Erlangga, Jilid Satu, Jakarta.
Soemarso SR, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Empat, Rineke Cipta, Yogyakarta.
Subroto, Bambang, 2003, Dasar-dasar Akuntansi, Edisi Kedua, Libert, Yogyakarta.
Syamsi, Ibnu, 2003. Pengambilan Keputusan (Decision Making), Penerbit Bina Aksara,
Jakarta.
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ketujuh, CV. Alfabeta, Bandung.
Thomson, 2005, Pengantar Akuntansi, Terjemahan Salemba Empat, Edisi Dua Puluh
Satu, Jakarta.
________, 2004, Intermediate Accounting (Akuntansi Intermediate), Terjemahan
Salemba Empat,Edisi Lima Belas, Jakarta.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Departemen Akuntansi, 2004, Buku
Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.
Download