analisis penerapan biaya diferensial dalam menerima atau menolak

advertisement
ANALISIS PENERAPAN BIAYA
DIFERENSIAL DALAM
MENERIMA ATAU MENOLAK
PESANAN KHUSUS PADA
TOKO KUE DAPURQ
Nama
NPM
Jurusan
Pembimbing
: Naysha Octavianda
: 26213368
:Akuntansi
: Tommy Kuncara, SE., MMSI
Keterangan
Penjualan
(300 unit * Rp 15.000)
(150 unit * Rp 13.000)
Total Penjualan
Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku
BTKL
BOP
Total Biaya Produksi
Laba Bersih
Sebelum Ada
pesanan
300 unit
Rp 4.500.000
Setelah Ada
Pesanan
450 unit
Biaya Diferensial
150 unit
Total
Perunit
Rp 4.500.000
Rp 4.500.000
Rp 1.950.000
Rp 6.450.000
Rp 1.950.000
Rp 1.950.000
Rp 13.000
Rp 13.000
Rp 1.356.000
Rp 1.500.000
Rp
810.000
Rp 3.666.000
Rp 834.000
Rp 2.034.000
Rp 2.250.000
Rp 1.215.000
Rp 5.499.000
Rp 951.000
Rp 678.000
Rp 750.000
Rp 405.000
Rp 1.833.000
Rp 117.000
Rp 4.520
Rp 5.000
Rp 2.700
Rp 12.220
Rp
780
RUMUSAN MASALAH
• Berapa laba atau rugi yang diperoleh Toko
DapurQ dengan menggunakan penerapan
biaya diferensial?
• Bagaimana keputusan yang di ambil oleh
Toko DapurQ dalam menerima atau
menolak pesanan khusus?
BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam penulisan ini
adalah penelitian hanya dilakukan dengan
menggunakan penerapan biaya diferensial
dalam menerima atau menolak pesanan
khusus.
Tujuan Penelitian
• Menganalisis laba atau rugi Toko DapurQ
dengan menggunakan penerapan biaya
diferensial.
• Menganalisis apakah keputusan yang di
ambil oleh Toko DapurQ dalam menerima
atau menolak pesanan khusus.
Hasil Penelitian
1. Biaya Bahan baku
Jenis Bahan Baku
Jumlah
Total Biaya
(Rp/Unit)
(Jumlah * 300 pcs)
Terigu
Rp
125
Rp
37.500
Telur
Rp
130
Rp
39.000
Gula
Rp
225
Rp
67.500
Susu
Rp
150
Rp
45.000
Vanilla
Rp
150
Rp
45.000
Whipped cream
Rp 1.580
Rp
474.000
Creamcheese
Rp
910
Rp
273.000
Butter
Rp 1.250
Rp
375.000
TOTAL
Rp 4.520
Rp 1.356.000
2. Biaya Tenaga Kerja langsung
Keterangan
Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah
Total Biaya
(Orang)
(Rp / Unit)
(Jumlah * 300 pcs)
1
Rp 5.000
Rp 1.500.000
Bagian Produksi
3. Biaya Overhead Pabrik
Jumlah Biaya
Overhead
Tabung gas
Jumlah
(Unit)
3
Jumlah
(Rp / Unit)
Total Biaya
(Jumlah * 300 pcs)
Rp 1.200
Rp 360.000
Listrik
Rp 1.500
Rp 450.000
TOTAL
RP 2.700
Rp 810.000
4. Harga Pokok Produksi
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik
Harga pokok produksi
Rp
Rp
Rp
Rp
1.356.000
1.500.000
810.000 +
3.666.000
Jadi, harga pokok produksi perunit adalah sebagai berikut:
HPP/unit
= Harga pokok produksi : Jumlah Produksi
HPP/unit
= Rp 3.666.000 : 300 unit
HPP/unit
= Rp 12.220/unit
5. Penetapan Harga Jual
Harga jual
Rp 15.000
Laba
Laba
= Hpp per unit + laba
= Rp 12.220 + laba
= Rp 15.000 – Rp 12.220
= Rp 2.780/unit
6. Laporan Laba Rugi Sebelum Ada Pesanan
Khusus
Laporan Laba Rugi
Sebelum Ada Pesanan Khusus
DapurQ
Penjualan
Biaya Produksi:
• Biaya Bahan Baku
• BTKL
• BOP
Total Biaya Produksi
Laba Bersih
Rp 4.500.000
Rp 1.356.000
Rp 1.500.000
Rp 810.000 +
(Rp 3.666.000)
Rp 834.000
7. INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL
Pendapatan Diferensial
Biaya Diferensial:
• Biaya Bahan Baku
• Biaya Tenaga Kerja Langsung
• Biaya Overhead Pabrik
• Laba Diferensial
Rp 1.950.000
Rp 678.000
Rp 750.000
Rp 405.000
(Rp 1.833.000)
Rp 117.000
8. Laporan Laba Rugi Setelah Ada Pesanan Khusus
Laporan Laba Rugi
Setelah Ada Pesanan Khusus
DapurQ
Penjualan
Biaya Produksi:
• Biaya Bahan Baku
• BTKL
• BOP
Total Biaya Produksi
Laba Bersih
Rp 6.450.000
Rp 2.034.000
Rp 2.250.000
Rp 1.215.000 +
(Rp 5.499.000)
Rp 951.000
KESIMPULAN
• Hasil analisis penerapan biaya diferensial dalam menerima atau
menolak pesanan khusus pada Toko DapurQ dapat memanfaatkan
kapasitas yang menganggur dan sangat berpengaruh pada
peningkatan laba perusahaan. Dengan adanya pesanan khusus
perusahaan memperoleh laba diferensial sebesar Rp 117.000.
• Keputusan yang diambil oleh perusahan dalam menerima atau
menolak pesanan khusus adalah perusahaan dapat menerima
pesanan khusus dari konsumen yang tidak tetap. Hal ini
disebabkan karena perusahaan dapat menunjukkan bahwa dari
alternatif yang diajukan mampu memberikan peningkatan laba
bagi perusahaan.
SARAN
Kapasitas produksi rutin belum mampu menutupi kapasitas produksi
normal, maka perusahaan menerima pesanan khusus. Namun disarankan agar
perusahaan lebih giat memasarkan atau mempromosikan produknya ke tempattempat yang belum dipasarkan agar kapasitas produksi secara normal dapat
dipenuhi dan disarankan dalam penentuan harga pesanan khusus tidak mendekati
harga pokok produksi, hal ini disebabkan agar perusahaan memperoleh laba yang
maksimal. Dalam pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan
khusus sebaiknya perusahaan menggunakan informasi akuntansi diferensial,
dimana dalam informasi ini perusahaan dapat mengetahui besarnya laba sebelum
dan setelah adanya pesanan khusus.
Hal ini sangat berguna bagi peruahaan dalam pengambilan keputusan,
dikarenakan perusahaan dapat membandingkan besarnya laba yang di dapat.
Sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan dengan tepat. Dengan adanya
pesanan khusus perusahaan dapat memenuhi kapasitas produk normal yang
mampu dikerjakan oleh perusahaan.
Download