Daily Industry Update

advertisement
Global Markets Group
SUm
Daily Industry Update
Economic Research
11 Februari 2016
Info Industri
Penurunan pasokan dari Indonesia mendorong harga CPO bergerak naik di Bursa Malaysia pada Kamis (11/2/2016). Kontrak
berjangka CPO untuk April 2016, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka melemah 0,43% ke harga 2.556 ringgit per ton. Namun, harga
CPO berbalik menguat hingga 2.578 ringgit per ton dan diperdagangkan naik 0,31% ke harga 2.575 ringgit atau Rp8,42 juta per ton pada
pukul 10.27 WIB. Sentimen positif terhadap pergerakan harga CPO di Kuala Lumpur muncul dari penurunan suplai minyak sawit dari
Indonesia, negara produsen kelapa sawit terbesar dunia. Data Gabungan Produsen Kelapa Sawit Indonesia menunjukkan ekspor minyak
sawit turun 22% ke 1,7 juta ton pada Januari 2016 dibandingkan bulan sebelumnya, penurunan paling tajam sejak April 2014. Hasil produksi
pada Januari diestimasi mencapai 2,23 juta ton, turun dari output 2,43 juta ton pada Desember. Stok merosot dari 2,9 juta ton menjadi 2,05
juta ton pada periode yang sama. Pengaruh El Nino diprediksi membuat stok CPO di Malaysia turun 11% ke 2,33 juta ton pada Januari atau
level terendah dalam 6 bulan terakhir. Intertek memproyeksikan ekspor CPO Malaysia turun 22,7% ke 249.835 ton pada 1–10 Februari 2016
dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya.
Penurunan stok minyak mentah di Amerika Serikat tidak mampu mendongkrak harga minyak WTI yang kini berada di level US$27
per barel. Minyak WTI diperdagangkan melemah 1,75% ke US$27,45 per barel pada penutupan perdagangan Rabu (10/2/2016) atau Rabu
pagi WIB. Sedangkan Brent mampu menguat 1,72% ke US$30,84 setelah kemarin anjlok lebih dari 6%. Harga minyak di bursa komoditas
New York masih merosot meskipun laporan Badan Informasi Energi (EIA) AS menyatakan stok minyak mentah di Negeri Paman Sam turun
754.000 barel pada pekan lalu di saat pasar memperkirakan kenaikan 3,6 juta barel. Impor minyak AS merosot 14% ke 7,12 juta barel per hari
atau penurunan paling tajam sejak Desember 2014. Data lain yang dirilis EIA masih mengindikasikan kenaikan produksi minyak di AS. Stok
minyak di Cushing, hub distribusi minyak WTI, naik 523.000 barel menjadi 64,7 juta barel pada pekan lalu. Stok minyak yang melimpah
membuat BP Plc memproyeksikan harga akan bertahan rendah sepanjang semester I/2016. CEO BP Robert Dudley mengatakan harga baru
akan rebound setelah seluruh tangki minyak di dunia penuh.
Pengerjaan proyek infrastruktur jalan dan jembatan, pembangkit listrik, perumahan rakyat oleh pemerintah serta smelter oleh
swasta pada awal tahun berdampak pada peningkatan konsumsi semen sebesar 4,4% pada Januari dibandingkan tahun lalu. Widodo
Santoso, Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI), mengatakan total konsumsi semen pada bulan lalu mencapai 5,14 juta ton dengan
peningkatan konsumsi paling tajam di Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Ia merinci bahwa konsumsi semen di Sumatra mencapai 1, 09 juta ton
atau naik 15,8% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Kemudian diikuti oleh Sulawesi 424.000 ton naik 19 %, Jawa 2,87 juta ton naik
5,3%, dan Bali & Nusa Tenggara 320.000 ton naik 1,6 %. Adapun kinerja konsumsi semen di Kalimantan hanya mencapai 305.000 ton atau
anjlok 31%, Maluku & Papua hanya 115.000 ton, turun 13%. Sementara jika dibandingkan dengan konsumsi pada Desember lalu, kinerja
Januari 2016 turun 5,6% dari 5,45 juta ton. Konsumsi semen yang tinggi pada Desember lalu, lanjutnya, seiring dengan percepatan belanja
pemerintah baik pusat maupun daerah yang harus selesai pada kuartal IV/2015. Oleh karena itu, produsen berharap realisasi anggaran
pemerintah daerah, pusat, dan BUMN stabil setiap bulannya. Apalagi, ujarnya, empat pabrik semen baru yaitu Merah Putih, Jawa, Bima, dan
Conch telah beroperasi penuh dengan total kapasitas produksi mencapai 9,1 juta ton per tahun. Total produksi ini belum ditambah dengan
semen Tiga Roda dan Bosowa yang akan memproduksi 7,4 juta ton. Pada tahun ini, lanjutnya, konsumsi semen nasional diperkirakan hanya
mencapai 65 juta ton. Perhitungan ini sudah dengan potensi peningkatan konsumsi sebesar 4%-6% seiring dengan tambahan proyek
infrastruktur sebesar 20% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, lanjutnya, produsen semen dalam negeri pada tahun ini
diharapkan mulai fokus menggarap pasar ekspor potensial, seperti Bangladesh, Afrika, Australia, Filipina, Timor Leste, Sri Lanka, dan Timur
Tengah. Proyek pembangunan infrastruktur dan lainnya yang tepat waktu juga menjadi bentuk perhatian dan perlindungan pemerintah kepada
industri dalam negeri, sehingga iklim investasi tetap baik di mata internasional.
Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas telah memetakan 30 proyek infrastruktur prioritas dengan nilai total lebih dari
Rp851 triliun pada tahun ini, yang akan mendapatkan pendampingan khusus dalam persiapan proyek hingga bantuan penyelesaian
dan pendanaan bila terjadi hambatan dalam implementasi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua KPPIP Darmin
Nasution mengungkapkan KPPIP fokus mengawal pelaksanaan 225 Proyek Strategis Nasional, satu program PSN yakni pembangunan
35.000 mW, serta 30 proyek prioritas. Adapun 30 proyek prioritas pada tahun ini merupakan penambahan dari 22 proyek infrastruktur prioritas
yang telah ditetapkan sejak 2015 senilai total Rp851 triliun. KPPIP juga mengawal proyek selama project life cycle sehingga dapat mengatasi
isu-isu yang muncul selama pelaksanaan. Sampai saat ini, berbagai hasil telah dicapai namun kemudian KPPIP telah memilih proyek prioritas
yang diatur dalam Permenko Ekonomi 12 tahun 2015. Dia menambahkan 30 proyek prioritas tersebut merupakan bagian dari 225 PSN yang
ditetapkan sesuai Perpres No.3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Proyek-proyek tersebut tersebar di
berbagai daerah dan beragam sektor, di antaranya PLTU Batang, jalan tol Trans Sumatera, kereta api MakassarPare-Pare, dan masih banyak
lainnya. Proyek prioritas tersebut, ujar dia, akan mendapatkan berbagai fasilitas seperti pendampingan dalam pra studi kelayakan, prioritas
dukungan debottlenecking, dan pemberian skema insentif dan disentif untuk percepatan proyek. Selain itu, proyek prioritas yang akan dibiayai
dengan skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) akan memperoleh keutamaan dalam memperoleh project development fund dari
Kementerian Keuangan.
Pemerintah akan mengumumkan paket kebijakan ekonomi X di istana pada siang ini. Berdasarkan agenda dari Biro Pers, Media, dan
Informasi Sekretariat Presiden, disebutkan paket kebijakan tersebut akan diumumkan di Kantor Presiden pukul 14.00 WIB. Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian, Sekretaris Kabinet, Menteri Pariwisata, dan Kepala BKPM akan mengumumkan paket kebijakan ekonomi
ke-10. Paket kebijakan X akan memuat revisi aturan Daftar Negatif Investasi. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan pembahasan
DNI yang cukup panjang dan mendasar di beberapa sektor membuat pengumuman yang semula di rencanakan kemarin diundur menjadi hari
ini. Menteri Koordinator Bidang Perkonomian Darmin Nasution menga takan revisi daftar negatif investasi (DNI) telah rampung. Perubahan
terjadi hampir di seluruh jenis usaha yang diatur dalam Perpres No. 39/2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha
yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal berubah.
Pelaku usaha minuman beralkohol meminta agar penghitungan tarif masuk minuman beralkohol dapat dikembalikan ke mekanisme
penghitungan per liter atau yang disebut dengan penghitungan spesifik. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Importir dan Distributor
Minuman Impor (APIDMI) Agoes Silaban mengatakan bahwa sistem yang ditetapkan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/2015
mengenai klasifikasi produk tarif bea masuk barang impor berpotensi menimbulkan perselisihan di antara pelaku usaha dan pihak bea dan
cukai. Awal bulan ini, Kementerian Keuangan menyatakan akan mengubah regulasi importasi minuman beralkohol (minol) agar pelaku impor
ilegal mau melakukan impor secara legal, termasuk mengubah struktur fiskal. Untuk itu, Direktorat Bea dan Cukai mencari formulasi yang
tepat mengenai mekanisme maupun besaran tarif fiskal, khususnya untuk minol bergolongan C atau yang berkadar alkohol di atas 20%.
Sumber: bisnis.com
PT Bank Maybank Indonesia – Global Markets Group
1
Global Markets Group
Economic Research
Indikator Konsumsi Indonesia
Indeks Harga Properti di 16 Kota Besar
Residential Property Price Index: 16 City: Small (Indonesia)
10
BI Rate (%)
Inflation (% YoY)
Core Inflation (% YoY)
7.5
Residential Property Price Index: 16 City: Medium (Indonesia)
220.0
200.0
5
Residential Property Price Index: 16 City: Large (Indonesia)
Residential Property Price Index: 16 City (Indonesia)
180.0
160.0
2.5
140.0
0
Jan-16
Jul-15
Oct-15
Apr-15
Jan-15
Jul-14
Oct-14
Apr-14
Jan-14
Jul-13
Oct-13
Apr-13
Jan-13
Jul-12
Oct-12
Apr-12
Jan-12
Jul-11
Oct-11
Apr-11
Jan-11
120.0
Sumber: CEIC
Sumber: CEIC
Data Penjualan Otomotif
Harga Komoditas
Total Penjualan Mobil (Ribu Unit)
240
Total Penjualan Motor (Ribu Unit) (Kanan)
800
210
180
600
150
120
90
400
Satuan
Harga
Minyak Brent
USD/bbl
30
CPO
MYR/ton
2,423
Batubara
(4,200 kcal)
USD/ton
Nikel 3 Bulan
USD/MT
7,880
USd/lb
201
USD/TOunce
1,208
Tembaga
60
30
Komoditas
200
Emas Dunia
31
Sumber: Bloomberg
Sumber: Bloomberg
Perkembangan Ekspor Indonesia
Sumber: CEIC
PT Bank Maybank Indonesia – Global Markets Group
2
Global Markets Group
Economic Research
Indikator Ekonomi Makro
Indicators
Inflation (%YoY)
Inflation (% avg)
Core Inflation (%YoY)
Core Inflation (% avg)
Exchange Rate Eop (Rp/US$)
Exchange Rate Avg (Rp/US$)
Curent Account (% GDP)
Fiscal Balance (% GDP)
Interest Rate
BI Rate (% p.a)
Time Deposit 3 month (% p.a)
Lending rate working capital (% p.a)
2013
2014
2015F
2016F
2017F
8.08
6.40
4.32
4.20
12189
10564
-3.19
-2.33
8.36
6.42
4.93
4.53
12440
11885
-3.09
-2.20
3.35
6.38
3.95
4.89
13795
13458
-1.94
-2.80
4.69
4.56
3.82
3.68
14500
14208
-2.45
-2.40
4.41
4.81
3.85
3.87
14000
14271
-2.64
-2.30
7.50
7.61
12.12
7.75
8.95
12.81
7.50
7.99
12.46
7.00
7.38
12.03
6.75
7.22
12.07
26.53
13.67
20.43
34.95
21.60
13.60
1.77
1230
10.18
7744
9.62
172.4
6.25
99.4
5.58
17.29
11.51
10.83
13.16
11.58
12.29
2.16
1208
-1.78
7867
1.59
160.8
5.94
111.9
5.02
11.32
10.84
8.55
13.14
10.31
8.09
2.66
1013
-16.12
6480
-17.63
290.3
6.18
105.9
4.79
14.17
11.87
11.82
15.53
12.77
11.48
2.76
1102
8.72
6900
6.47
324.5
6.00
110.6
5.20
15.64
12.78
14.06
16.54
14.35
12.94
2.70
1213
10.09
7621
10.46
n/a
5.90
115.5
5.54
Credit
Growth (% YoY)
Property Credit
Consumer credit
Working Capital Credit
Investment Credit
Total Credit
Deposit
NPL Commercial Banks (%)
Car Sales (1000 Units)
Car Sales Growth (%)
Motorcycle Sales (1000 Units)
Motorcycle Sales Growth (%)
Government Capex (Rp tn)
Unemployment Rate (%)
International Reserve (US$ bn)
GDP Growth (%)
Note : the red numbers are forecas t
Source : Maybank Indones ia Economic Res earch
MAYBANK INDONESIA ECONOMIC RESEARCH DIVISION
Sentral Senayan III, 8th Floor
Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno - Senayan
Jakarta 10270, Indonesia
Ph: +62 (021) 29228888
Fax: +62 (021) 29228849
Juniman
Chief Economist
[email protected]
Anup Kumar
Bond Analyst
[email protected]
Myrdal Gunarto
Economist
[email protected]
DISCLAIMER: The information contained has been taken from sources we deem reliable. PT Bank Maybank Indonesia and/or its affiliated
companies and/or their respective employees and/or agents disclaim any liabilities including the accuracy or completeness of the
information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions
thereof. The information contained in this report is not to be taken as any recommendation made by PT Bank Maybank Indonesia or any
other person to enter any agreement with regard to any investment mentioned in this document. This report is prepared for general
circulation. It does not have regards to the specific person who may receive this report. In considering any investments you should make
your own independent assessment and seek your own professional financial and legal advice.
ANALYST CERTIFICATION: Each contributor to this report hereby certifies that all the views expressed accurately reflect our views3about
of 3
the companies, securities and all pertinent variables. It is also certified that the biews and recommendations contained in this report are not
and will not be influenced by any part or all of our compensation.
Download