2 2 TINJAUAN PUSTAKA Yoghurt Yoghurt merupakan hasil olahan dari fermentasi susu dengan menggunakan bakteri Lactobacillus delbrueckii subsp. Bulgaricus (Lactobacillus bulgaricus) dan Streptococcus salivarius subsp thermophilus (Streptococcus thermophilus) dan atau BAL lain yang sesuai, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan (Badan Standarisasi Nasional 2009). Yoghurt memiliki tekstur yang kental dengan rasa asam (dari akumulasi asam laktat) dan flavor yang khas (dari komponen asetaldehida, sejumlah kecil diasetil dan aseton) merupakan hasil dari aktivitas starter BAL melalui proses fermentasi susu. Streptococcus thermophillus Menurut Ray (2003) Streptococcus thermophillus termasuk gram positif, homofermentatif aerob, memproduksi L (+) laktat, asetildehida, dan diasetil dari laktosa. Pertumbuhan tidak dijumpai pada 15 oC, tetapi kebanyakan strain mampu tumbuh pada 50 oC dan memerlukan vitamin B dan beberapa asam amino untuk meningkatkan laju pertumbuhannya. Streptococcus thermophilus berbentuk bulat dengan diameter ≤ 1μm dan membentuk rantai. Nilai pH optimum pertumbuhannya adalah 6.5. Pertumbuhan bakteri ini dapat terhenti pada pH 4.2 sampai 4.4 (Buchanan 1987). Lactobacillus bulgaricus Lactobacillus bulgaricus merupakan bakteri Gram positif berbentuk batang, bersifat katalase negatif, dan tidak berspora. Pada pH optimumnya yaitu 5.5 bakteri ini dapat tumbuh sangat baik namun pertumbuhannya dapat terhenti pada pH 3.5 sampai 3.8 (Jay 1978). Lactobacillus bulgaricus bersifat homofermentatif dan dapat tumbuh pada suhu 15°C atau lebih menurut (Fardiaz 1992). Produk metabolik utama dari bakteri ini adalah asam laktat dan komponen aroma seperti asetildehid dan diasetil (Ray, 2003). Probiotik Food and Agriculture Organization (FAO) (2002) mendefinisikan bakteri probiotik sebagai mikroorganisme hidup yang bila diberikan dalam jumlah yang cukup akan memberikan manfaat kesehatan bagi penggunanya. Suatu bakteri dapat dikatakan sebagai bakteri probiotik apabila memenuhi beberapa kriteria, diantaranya 1) bersifat nonpatogenik dan mewakili mikrobiota normal usus dari inang tertentu, 2) mampu tumbuh dan melakukan metabolisme dengan cepat dan terdapat dalam jumlah yang banyak dalam usus, 3) dapat mengkolonisasi beberapa bagian dari saluran usus untuk sementara, 4) dapat memproduksi asamasam organik secara efisien dan memiliki sifat antimikroba terhadap bakteri merugikan, 5) mudah diproduksi, mampu tumbuh dalam sistem produksi skala besar dan hidup selama kondisi penyimpanan (Salminen et al. 2004), serta memiliki ketahanan terhadap antibiotik (Widodo 2003). 3 Bifidobacterium lactis Bifidobacterium. lactis ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada usus besar. B. lactis membantu mencegah kolonisasi bakteri patogen dengan cara menempel pada dinding usus dan mendesak bakteri jahat keluar. Bakteri ini menghasilkan asam laktat, asam asetat sehingga menurunkan pH usus dan menghalangi bakteri yang tidak diinginkan. B. lactis termasuk ke dalam bakteri gram positif, katalase negatif, non motil, tidak membentuk spora, bersifat anaerobik, dan berbentuk batang (Wahyudi dan Samsundari 2008). Lactobacillus acidophilus Menurut Gomes dan Malcata (1999) Lactobacillus acidophilus merupakan bakteri gram positif yang berbentuk batang dengan ujung berbentuk bulat. Bakteri ini dapat sebagai sel tunggal maupun berpasangan dalam rantai pendek. Ukuran panjang dari L. acidophilus adalah 1.5-6.0 µm dan lebar adalah 0.6-0.9 µm. Bakteri ini tidak bergerak, non motil, tidak berspora, dan toleran terhadap garam. Pertumbuhan L. acidophilus dapat terjadi pada suhu tinggi seperti 45 oC, optimal pada suhu 35-40 oC. Toleransi asam bervariasi dari 0.3% hingga 1.9%, dengan pH optimum pada nilai 5.5-6.0. Berdasarkan penelitian Riwayati (2012), L. acidophilus terbukti dapat menghambat pertumbuhan S. enteriditis bahkan mampu menyebabkan kematian Salmonella spp. L. acidophilus memiliki kemampuan untuk mencegah perlekatan, perkembangbiakan, dan penurunan patogenitas bakteri enterogen. Selain itu bakteri ini juga dapat memproduksi rantai pendek asam lemak terbang sehingga akan menurunkan pH lumen usus, yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan bakteri enteropatogen, menghasilkan substansi yang bersifat menghambat metabolit yang diperlukan oleh bakteri patogen dan memproduksi senyawa spesifik seperti bakteriosin yang bersifat bakterisidal. Selvia (2010) menambahkan bahwa bakteri ini mampu bertahan dalam kondisi 0.5% garam empedu dan merupakan salah satu bakteri asam laktat yang dapat menghasilkan senyawa antimikroba berupa asam organik, bakteriosin, dan hidrogen peroksida. Minuman Berkarbonasi Minuman berkarbonasi adalah minuman yang mengandung gas CO2 murni. Minuman ini diproses dengan cara penyerapan CO2 oleh air atau larutan didalam sebuah tangki dengan temperatur rendah yang bertujuan untuk memberikan rasa segar, mengembangkan aroma, dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme didalam minuman tersebut, selain itu CO2 merupakan gas yang bersifat mulia,aman karena tidak mudah bereaksi dengan zat yang lainnya untuk membentuk zat-zat yang berbahaya,sehingga merupakan zat pengawet yang aman untuk dikonsumsi (Varnam dan Sutherland 1994). Penambahan gas CO2 untuk produk minuman pada umumnya berkisar 1% - 3% atau 10 000 ppm – 30 000 ppm, penambahan lebih dari 50 000 ppm dapat menganggu metabolisme makhluk hidup (Karagul 2001).