1 BAB 1 PENDAHULUAN

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Industri telepon seluler mengalami perkembangan yang pesat dalam dua dekade
terakhir ini, baik di negara maju ataupun sedang berkembang. Di Indonesia pun telepon
seluler telah mengubah peta industri telekomunikasi secara radikal. Dimana telepon yang
dulunya merupakan barang mewah, sehingga hanya kelompok tertentu yang bisa
menikmatinya, sekarang dengan mudah mendapatkannya, murah, baik dalam sarana
telekomunikasi fixedline wireline ataupun fixedline wireless serta seluler.
Semua lapisan masyarakat memiliki akses untuk dapat menggunakan sarana
telekomunikasi untuk berbagai keperluan, baik untuk urusan bisnis, keluarga, ataupun
keperluan lainnya. Demikian juga semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai
pembantu rumah tangga dari kota besar ataupun pelosok - pelosok di seluruh Indonesia
dapat mengakses sarana telekomunikasi yang ada. Apalagi program universal service
obligation (USO) telah menjadi program pemerintah dalam beberapa tahun terakhir ini.
Sehingga pelayanan jasa telekomunikasi dibawa ke daerah-daerah terisolir.
Industri telekomunikasi terutama distribusi telepon genggam di Indonesia masih
dalam tahap perkembangan dan masih dapat tumbuh lagi. Namun persaingan bisnis yang
sudah ada dan kemungkinan ancaman pendatang baru, membuat perusahaan – perusahaan
semakin waspada
dalam
melakukan
usahanya tersebut. Perebutan pangsa pasar
menentukan siapa pemenang dalam persaingan bisnis ini dan tentunya pemenang akan
mendapat keuntungan yang besar.
Setiap perusahaan berusaha mengkomunikasikan produk yang mereka tawarkan
kepada konsumen. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan seperti hubungan
1
2
masyarakat (public relation), promosi penjualan, penjualan langsung, serta periklanan.
Dimana setiap perusahaan berusaha memaksimalkan komunikasi pemasaran mereka agar
dapat menginformasikan, mengingatkan dan salah satu cara untuk mengerti konsumen
mereka.
Inovasi produk telepon selular memiliki sirkulasi yang cepat, dimana dalam jangka
waktu satu bulan bisa terdapat 3 – 4 produk baru dari satu produsen. Namun sebanyak
apapun sebuah perusahaan produsen telepon selular memproduksi produknya, belum tentu
produk tersebut dapat terjual dengan baik di pasar. Seperti yang diungkapkan Terence A.
Shimp dalam bukunya Periklanan dan Promosi: (2000, p.11), dengan mengkomunikasikan
produk tersebut pada iklan di media ataupun menggelar event launching, konsumen akan
aware dengan keberadaan produk tersebut.
Melihat dari metode – metode komunikasi pemasaran yang lazim digunakan dan
cukup populer adalah dengan periklanan. Hal ini dikarenakan efek dan besarnya dampak
yang dapat diberikan oleh periklanan, serta biaya yang dikeluarkan sebanding dengan hasil
yang akan diperoleh. Dalam kegiatan perdagangan dan ekonomi, periklanan digunakan
perusahaan untuk mengirim stimulus ke benak konsumen yang bersifat informatif, persuasif,
dan mengingatkan. Periklanan mendorong konsumen melakukan kegiatan pembelian baik
dalam jangka waktu pendek ataupun jangka waktu panjang.
Dalam setiap kegiatan periklanan harus ada pesan yang akan menyempaikan hal
yang bermanfaat bagi perusahaan yang melakukan kegiatan periklanan, untuk itu dirancang
pesan yang efektif yang menginformasikan perusahaan atau merk, namun tetap menarik
bagi responden yang melihat atau membacanya. Maka dari itu setiap pesan pada iklan
terdapat daya tarik tersendiri yang disebut dengan daya tarik periklanan
Fenomena persaingan industri telepon selular tersebut juga telah membuat
perusahaan menyadari suatu kebutuhan untuk mengeksploitasi sepenuhnya aset - aset
3
mereka demi memaksimalkan kinerja dan mengembangkan keuntungan kompetitif yang
berkelanjutan (sustainable competitive advantage) yang berlandaskan kompetisi non harga.
Salah satu aset untuk mencapai keadaan tersebut adalah melalui merek, merek digunakan
perusahaan untuk menguasai pasar. Merek memegang peranan yang sangat penting,
karena mengembangkan suatu merek akan terkait dengan janji (promise) dan harapan
(expectation), sehingga salah satu perannya adalah menjembatani harapan konsumen pada
saat perusahaan menjanjikan sesuatu pada konsumen, merek yang prestisius dapat
dikatakan memiliki ekuitas merek (brand equity) yang kuat.
Penanganan citra merek merupakan salah satu tantangan terbesar dalam
meningkatkan ekuitas merek, karena penanganan citra merek adalah salah satu metode
dalam merumuskan positioning yang merupakan proses untuk meyakinkan konsumen bahwa
merek dapat bersaing dengan merek-merek lainnya, karena memiliki keunikan dan nilai
superior sehingga dapat masuk ke benak konsumen.
Konsumen juga memiliki beberapa pertimbangan internal yang harus diperhatikan
oleh perusahaan. Salah satunya adalah pengalaman konsumen. Jika pengalaman konsumen
tentang produk atau merk sudah positif maka akan melakukan tindakan pembelian dan bila
puas akan apa yang dibelinya, kemungkinan akan terjadi pembelian ulang. Sebaliknya jika
pengalaman sudah negatif maka tidak akan melakukan pembelian bahkan untuk datang lagi
ke toko tersebut. Demikian pentingnya pengalaman tersebut dibenak konsumen, sehingga
bermacam-macam strategi dirancang perusahaan agar dapat membentuk pengalaman yang
positif dari produk atau jasa yang ditawarkannya.
Dalam persaingan distributor telepon selular, PT Erafone Artha Retailindo
(atau
lebih dikenal dengan Erafone) merupakan salah satu dari 4 agen distribusi handphone
ternama di Indonesia, bersama dengan Trikomsel, Bima Sakti dan Para Star yang samasama memberi kontribusi dalam perkembangan produk handphone di Indonesia. Menjadi
4
salah satu agen distribusi handphone yang memberikan pengaruh besar di pasaran, Erafone
sudah menjadi nama yang tidak asing lagi di kalangan pelanggan setia telepon selular. .
Erafone menjual produkl resmi seperti Nokia, Sony Erickson, dan Blackberry, bergaransi asli
dari produsen. Outlet – outlet Erafone sebanyak kurang lebih 200 outlet tersebar di berbagai
propinsi di Indonesia, sehingga konsumen memiliki akses yang mudah.
Namun karena dinamisnya perilaku konsumen saat ini, Erafone harus dapat
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumennya yang selalu berubah. Konsumen ingin
selalu merasa puas dan diperhatikan oleh perusahaan menyebabkan perusahaan lebih
responsif. Untuk mencapai tahap penjualan sangatlah sulit bagi konsumen yang belum akrab
akan Erafone dan adanya alternatif – alternatif lain yang tidak lain adalah pesaing dari
Erafone.
Berdasarkan uraian – uraian yang disampaikan di atas, penulis merasa tertarik untuk
meneliti hal – hal tersebut yang terangkum dalam judul: “ANALISIS PENGARUH CITRA
MERK DAN KREATIVITAS PERIKLANAN UNTUK MENCIPTAKAN PENGALAMAN
KONSUMEN YANG BERDAMPAK PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN
(STUDI KASUS:PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO)”.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, dapat diambil suatu
perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh yang antara citra merk dengan pengalaman
konsumen pada Erafone?
2. Apakah terdapat pengaruh antara kreativitas periklanan dengan pengealaman
konsumen pada Erafone?
5
3. Apakah terdapat pengaruh antara pengalaman konsumen dengan keputusan
pembelian pada Erafone?
4. Apakah terdapat pengaruh citra merk dengan keputusan pembelian pada
Erafone?
5. Apakah terdapat pengaruh kreativitas periklanan dengan keputusan pembelian
pada Erafone?
6. Apakah terdapat pengaruh citra merk dan kreativitas periklanan secara simultan
terhadap pengalaman konsumen Erafone?
7. Apakah terdapat pengaruh citra merk dan kreativitas periklanan secara simultan
serta
pengalaman
konsumen
terhadap
keputusan
pembelian
konsumen
Erafone?
1.3
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara citra merk dengan
pengalaman konsumen pada Erafone.
2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara kreativitas periklanan
dengan pengalaman konsumen pada Erafone.
3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara pengalaman konsumen
dengan keputusan pembelian pada Erafone.
4. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara citra merk dengan
keputusan pembelian.
5. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara kreativitas periklanan
dengan keputusan pembelian.
6. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh citra merk dan kreativitas
periklanan secara simultan terhadap pengalaman konsumen Erafone.
6
7. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh citra merk dan kreativitas
periklanan serta pengalaman konsumen secara simultan terhadap keputusan
pembelian konsumen Erafone.
1.4
Manfaat Penelitian
a) Bagi Perusahaan
1. Sebagai acuan dan informasi tambahan mengenai merk, komunikasi
pemasaran, dan perilaku konsumen
2. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi divisi pemasaran dalam
melakukan strategi pemasaran
b) Bagi Peneliti
1. Memperluas wawasan penulis mengenai materi merk, periklanan dan
perilaku konsumen
2. Kesempatan untuk mengembangkan dan mengaplikasikan pengetahuan
teorits yang dipelajari di bangku kuliah
c) Bagi Pengembangan ilmu
1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam menambah
pengetahuan bagi pihak – pihak yang tertarik dengan bidang ini
2. Memperkaya wawasan pembaca dalam bidang periklanan dan perilaku
konsumen
3. Menjadi bahan referensi, khususnya bagi pihak lain yang mengadakan
penelitan pada fokus kajian yang sama
Download