hasil dan pembahasan

advertisement
7
homogen, cairan yang ada di dalam pipet dibuang sedikit. Selanjutnya, hasil
pengenceran diteteskan ke dalam kamar hitung dengan cara menyentuhkan ujung
pipet butir darah merah pada tepi kaca penutup hemositometer. Kemudian,
hemositometer didiamkan beberapa detik agar sel-sel darah merah mengendap
pada dasar kamar hitung. Kamar hitung yang telah terisi butir darah merah diamati
di bawah mikroskop dengan pembesaran 400 kali. Jumlah butir darah merah yang
dihitung adalah butir darah merah yang berada pada kotak butir darah merah
pojok kanan atas, pojok kanan bawah, pojok kiri atas, pojok kiri bawah, dan satu
kotak yang tepat berada di tengah. Jumlah butir darah merah ialah jumlah dari
penghitungan lima kotak tersebut dikalikan dengan 5000 per mm3.
Pembacaan nilai hematokrit atau pack cell volume (PCV) dilakukan
menggunakan international micro capillary reader. Pembacaan nilai hematokrit
dimulai dari pengambilan sampel darah dengan cara menempelkan bagian ujung
dari tabung mikro ke dalam darah. Posisi ujung tabung mikro hampir mendatar
dan bagian pangkal tabung dikosongkan kira-kira 1 cm. Setelah terisi darah,
bagian ujung tabung disumbat dengan crestaseal. Tabung mikro yang telah berisi
sampel darah disentrifuse selama 5 menit dengan kecepatan 12.000 rpm. Hasil
sentrifugasi sampel darah dibaca menggunakan international micro capillary
reader.
Pengukuran
kadar
hemoglobin
dilakukan
dengan
metode
Cyanmethemoglobin. Metode ini dilakukan dengan mencampurkan reagen
hemoglobin 2.5 mL dengan sampel darah 10 µL di dalam tabung. Hasil campuran
reagen hemoglobin dan darah dibaca pada fotometer dengan panjang gelombang
540 nm sehingga didapatkan absorban. Kadar hemoglobin diperoleh dengan cara
absorban x 36.8 g Hb/100 mL. Kadar Hemoglobin (g%)= Absorban x 36.8 g
Hb/100 mL.
Parameter yang Diamati
Parameter yang diamati dari penelitian ini ialah jumlah sel darah merah,
nilai hematokrit, dan kadar hemoglobin.
Prosedur Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan metode analisis of variance
(Anova) dan dilanjutkan dengan uji Duncan untuk melihat perbedaan
antarperlakuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ayam petelur yang digunakan untuk penelitian diaklimatisasikan selama 1
minggu. Satu hari sebelum periode aklimatisasi berakhir, dilakukan pengambilan
darah ayam petelur untuk perhitungan nilai jumlah butir darah merah, persentase
hematokrit, dan nilai hemoglobin (Hb) sebagai acuan pertama penelitian. Hasil
penelitian selama aklimatisasi menunjukkan bahwa rataan jumlah butir darah
merah ayam petelur ialah sebesar 1.960.53 juta/mm3, hematokrit sebesar
25.942.57%, dan Hb sebesar 7.800.95 g/dL.
8
Butir Darah Merah
Jumlah butir darah merah (BDM) pada penelitian ini menunjukkan hasil
yang bervariasi. Secara keseluruhan, jumlah BDM ayam penelitian menunjukkan
nilai yang cenderung menurun setiap minggu pada semua perlakuan yang dicekok
kemangi. Jumlah BDM yang dihitung pada minggu pertama penelitian atau satu
minggu sebelum bertelur menunjukkan hasil yang secara deskriptif menurun
(P<0.05) pada perlakuan ayam petelur yang dicekok ekstrak etanol daun kemangi
3 mg/kg bb. Jumlah BDM pada perlakuan ayam petelur yang dicekok ekstrak
etanol daun kemangi 1 mg/kg bb menunjukkan hasil yang lebih baik meskipun
tidak berbeda nyata (P>0.05) dengan perlakuan ayam petelur yang dicekok
ekstrak etanol daun kemangi 2 mg/kg bb. Jumlah BDM pada minggu kedua
penelitian menunjukkan hasil yang lebih menurun (P<0.05) pada perlakuan ayam
yang dicekok ekstrak etanol daun kemangi 1 mg/kg bb. Pada minggu terakhir
penelitian, semua perlakuan menunjukkan hasil lebih menurun (P<0.05)
dibandingkan kontrol. Kisaran normal Jumlah BDM pada ayam adalah 2.5-3.5
juta/mm3 (Weiss dan Wardrop 2010). Perhitungan rataan jumlah BDM ayam
petelur selama penelitian disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Perhitungan butir darah merah (x106/mm3) ayam petelur yang dicekok
ekstrak etanol daun kemangi (mg/kg bb)
Pengambilan
darah ke1
2
3
Dosis pemberian ekstrak etanol daun kemangi (mg/kg bb)
K
P1
P2
P3
a
a
a
2.620.16
2.560.30
2.270.5
1.610.10b
2.010.35a
1. 890.24b
2.340.09a
2.570.29a
2.710.20a
1.790.29b
1.600.21b
1.740.16b
Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang
nyata pada taraf p<0.05%
Pemberian ekstrak etanol daun kemangi 1 mg/kg bb pada minggu pertama
penelitian atau satu minggu sebelum bertelur dapat mempertahankan jumlah butir
darah merah dan meningkatkan produksi telur. Pemberian ekstrak etanol daun
kemangi 1 mg/kg bb dapat mengurangi cekaman pada ayam petelur saat pertama
kali bertelur sehingga butir darah merah ayam perlakuan tidak mengalami
penurunan. Pemberian ekstrak etanol daun kemangi dengan dosis tinggi dan
waktu yang lama dapat menurunkan jumlah butir darah merah ayam petelur.
Jumlah BDM yang rendah dapat terjadi karena beberapa faktor,
diantaranya adalah adanya retensi cairan, intoksikasi, perubahan pada integritas
seluler, permeabilitas membran sel, dan trauma saat pengambilan darah. Retensi
cairan yang terjadi pada ayam bisa disebabkan karena kemampuan menyerap
protein pada ayam yang dicekok dengan ekstrak kemangi berkurang. Adanya
tannin dan saponin yang mempunyai kemampuan mengikat protein dalam ransum
dapat memengaruhi jumlah butir darah merah sehingga jumlah butir darah merah
menjadi rendah (Rosmalawati 2008). Retensi cairan dapat menyebabkan kenaikan
volume plasma darah. Selain volume plasma darah, total air tubuh juga meningkat,
9
termasuk air ekstraseluler (Podymow et al. 2010). Intoksikasi (keracunan) pada
ayam petelur juga dapat memengaruhi perubahan parameter darah karena paparan
racun yang memapar tubuh dapat memengaruhi fungsi hati dan ginjal sebagai
organ hematopoiesis (Fernandez et al.1995).
Faktor yang dapat memengaruhi pembentukan butir darah merah adalah
protein, vitamin B2, B12, dan folic acid. Protein berperan sebagai komponen sel
darah merah. Vitamin B2 berperan dalam mengaktifkan asam folat menjadi
koenzim. Vitamin B12 berperan dalam pematangan sel darah merah serta asam
folat berperan dalam sintesis DNA (Deoxyribonucleatide acid) dan pematangan
sel darah merah (Piliang dan Djojosoebagio 2006).
Sumsum tulang, hati, dan limpa berfungsi kooperatif sebagai
hematopoiesis pada hewan dewasa (Weiss dan Wardrop 2010). Menurut Choudari
dan Deshmukh (2007), perubahan pada parameter darah dapat disebabkan oleh
perubahan pada integritas seluler, permeabilitas membran sel, dan paparan racun
kimia.
Flavonoid yang terkandung dalam ekstrak etanol daun kemangi
memengaruhi rendahnya jumlah butir darah merah yang teramati. Menurut Zhou
et al. (2012), total flavonoid dapat menurunkan jumlah sel darah merah,
hemoglobin, hematokrit, mean corpuscular hemoglobin (MCH), jangkauan
pergerakan elektroporesis sel darah merah, indeks agregasi sel darah merah,
viskositas plasma, jumlah viskositas darah, meningkatkan indeks perubahan
bentuk sel darah merah, dan level eritropoietin di serum. Flavonoid juga
meningkatkan pH, pO2, SpO2, pCO2 di arteri darah, Na, HCO3-, Cl-, tetapi
flavonoid menurunkan konsentrasi K. Total flavonoid meningkatkan tekanan
arteri rata-rata, tekanan sistolik ventrikel kiri, tekanan akhir diastolik, menurunkan
denyut jantung, dan melindungi morfologi ventrikel kanan (Zhou et al. 2012).
Hematokrit
Hematokrit merupakan persentase volume darah yang mengandung butir
darah merah. Pengukuran primer butir darah merah yang memberikan penilaian
dasar dari ukuran eritron yang beredar adalah hematokrit atau packed cell volume
(PCV). Hal ini merupakan sebuah pengukuran fraksi dari volume darah yang
ditempati oleh butir darah merah dan dinyatakan sebagai persentase (Kerr 2002).
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan ayam yang dicekok kemangi
tidak dapat memengaruhi nilai hematokrit ayam petelur. Hal ini berarti pemberian
ekstrak etanol daun kemangi relatif tidak mengganggu nilai hematokrit.
Selanjutnya, nilai rataan hematokrit ayam petelur selama penelitian disajikan pada
Tabel 2.
10
Tabel 2 Perhitungan PCV (%)ayam petelur yang dicekok ekstrak etanol daun
kemangi (mg/kg bb)
Pengambilan
Dosis pemberian ekstrak etanol daun kemangi (mg/kg bb)
darah keK
P1
P2
P3
a
a
a
1
28.334.06 27.085.20
28.172.02
27.672.98a
a
a
a
2
24.174.62 25.671.04
23.831.26
24.581.91a
3
24.080.88a 23.332.89a
23.421.38a
22.580.80a
Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang
nyata pada taraf p<0.05%
Nilai hematokrit darah ayam petelur dapat dipengaruhi oleh pakan yang
dikonsumsi. Penambahan probiotik pada pakan ayam petelur dapat meningkatkan
bobot badan, PCV, konsentrasi hemoglobin, jumlah total leukosit, dan total
absolut limfosit (Ezema et al. 2012). Zat aktif ekstrak etanol daun kemangi berupa
flavonoid secara deskriptif tidak mengganggu nilai hematokrit ayam petelur. Nilai
hematokrit hasil penelitian ini masih berada pada kisaran normal. Menurut Weiss
dan Wardrop (2010), nilai hematokrit normal pada ayam berkisar antara 22-35%.
Menurut Olanrewaju et al. (2011), kenaikan tekanan dan jumlah oksigen dalam
darah tidak memengaruhi jumlah hematokrit darah.
Hemoglobin
Hemoglobin berkaitan erat dengan butir darah merah dan hematokrit.
Hemoglobin merupakan protein sederhana, pemberi warna merah pada butir darah
merah, dan berfungsi dalam mengikat oksigen. Rataan hemoglobin ayam petelur
penelitian disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan analisis ragam, cenderung tidak
ada pengaruh nyata kadar hemoglobin antarperlakuan. Hal ini menunjukkan
bahwa secara statistik penambahan ekstrak etanol daun kemangi cenderung tidak
memengaruhi nilai hemoglobin ayam. Kadar hemoglobin ayam setiap perlakuan
berkisar antara 8.971.13 sampai 15.472.85 g/dL. Menurut Weiss dan Wardrop
(2010), kadar hemoglobin normal adalah 7-13 g/dL. Kadar hemoglobin ayam
yang dicekok dengan ekstrak etanol daun kemangi 1 mg/kg bb di minggu pertama
penelitian secara deskriptif terdapat nilai hemoglobin yang relatif tinggi pada
pecobaan meski tidak berbeda secara statistik. Rataan kadar hemoglobin ayam
penelitian disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Perhitungan Hb(g/dL)ayam petelur yang dicekok ekstrak etanol daun
kemangi (mg/kgbb)
Pengambilan
darah ke1
2
3
Dosis pemberian ekstrak etanol daun kemangi (mg/kg bb)
0
1
2
3
a
a
a
11.741.44
15.472.85
11.601.69
15.153.79a
10.311.53a
10.500.87a
9.370.59a
9.940.45a
9.510.45a
8.971.13a
10.623.72a
9.561.34a
Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaanyang
nyata pada taraf p<0.05%
11
Penggunaan ekstrak etanol daun kemangi dosis 1 mg/kg bb tidak mampu
mempertahankan kadar hemoglobin dalam kondisi normal, meskipun tidak
berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Pencekokan ekstrak etanol daun
kemangi pada ayam penelitian mengganggu kadar hemoglobin karena kandungan
flavonoid yang terkandung dalam ekstrak etanol daun kemangi. Pemberian
ekstrak etanol daun kemangi 1 mg/kg bb menyebabkan jumlah butir darah merah
yang tinggi sehingga hemoglobinnya juga tinggi. Ayam yang mempunyai butir
darah merah dan hemoglobin tinggi mempunyai metabolisme dalam tubuh yang
cepat dan meningkatkan suhu tubuh sehingga oksigen dalam darah dibutuhkan
lebih banyak karena karbondioksida dalam jaringan hasil sisa metabolisme
meningkat. Menurut Guyton dan Hall (2006), kondisi darah yang mengandung
oksigen sedikit menyebabkan kenaikan produksi hemoglobin.
Menurut Piliang dan Djojosoebagio (2006) bahwa asam pantotenat
berperan dalam mensintesis porphyrin untuk pembentukan hemoglobin.
Hemoglobin yang tinggi diduga karena ekstrak daun kemangi mengandung
saponin yang berada diatas batas toleransi. Saponin memiliki kemampuan
berikatan dengan atom ion bervalensi 2, dalam hal ini ion Fe2+ membentuk
senyawa kompleks (Francis et al. 2002). Saponin membentuk senyawa kompleks
dengan Fe2+ menyebabkan ketersediaan Fe2+ menjadi berkurang sehingga
mengakibatkan kadar Hb rendah. Selain itu, adanya tannin yang mampu berikatan
dengan protein juga dapat mengganggu pembentukan hemoglobin.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pemberian ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum) dosis 1
mg/kg bb dapat meningkatkan status fisiologis ayam petelur pada minggu pertama
perlakuan. Jumlah butir darah merah, nilai hematokrit, dan kadar hemoglobin
ayam yang diberi ekstrak kemangi 1 mg/kg bb tidak mengalami gangguan
gambaran darah merahnya. Flavonoid yang terdapat pada ekstrak etanol daun
kemangi dimungkinkan bekerja dalam memperbaiki kondisi fisiologis ayam
petelur.
Saran
Penelitian ini merupakan penelitian dasar sehingga perlu lebih banyak lagi
penelitian yang melanjutkan dari penemuan ini, yaitu penelitian yang lebih
komprehensif dimulai dari DOC sampai akhir masa produksi dan analisis secara
mendetail tentang kandungan ekstrak etanol kemangi yang dapat memengaruhi
gambaran darah merah.
Download