analisis pengendalian internal atas prosedur uang muka kegiatan

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS
PROSEDUR UANG MUKA KEGIATAN PADA
UKM CENTER FEUI
LAPORAN MAGANG
YONATHAN PARADE TUA AROEAN
1206318155
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI EKSTENSI
KEKHUSUSAN AKUNTANSI
DEPOK
FEBRUARI 2015
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS
PROSEDUR UANG MUKA KEGIATAN PADA
UKM CENTER FEUI
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
YONATHAN PARADE TUA AROEAN
1206318155
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI EKSTENSI
KEKHUSUSAN AKUNTANSI
DEPOK
FEBRUARI 2015
i
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya, Saya dapat menyelesaikan laporan magang yang berjudul “Prosedur
Uang Muka Kegiatan Pada UKM Center FEUI”. Penyusunan laporan magang ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penulis menyadari
bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik pada masa
perkuliahan maupun penyusunan laporan magang, sangatlah sulit bagi penulis
untuk menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Dengan
alasan tersebut, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa memberikan segala nikmat,
kemudahan dan kelancaran yang tidak terhitung dari hari kelahiran penulis
sampai dengan saat laporan magang ini selesai.
2.
Kedua orang tua yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian,
motivasi, serta doa yang tiada henti. Sehingga penulis mampu
menyelesaikan laporan magang guna meraih gelar sarjana yang khusus
penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta
3.
Ibu Debby Fitriasari S.E., MSM dan Ibu Vita Silvira, S.E., MBA selaku
Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis dengan sabar selama penulisan laporan magang ini.
4.
Keluarga Besar UKM Center FEUI yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melaksanakan dan menyelesaikan program magang.
5.
Sahabat yang telah membantu dan menemani penulis menyelesaikan
laporan magang ini. Diyan
6.
Sahabat – sahabat penulis yang telah membantu dan menemani penulis
semasa perkuliahan di ekstensi FEUI ini. Diyan, Fazri, David, Rizal,
Dianis, Welfrich, dan semua teman-teman ekstensi yang tidak bisa
disebutkan satu persatu
7.
Dan seluruh pihak yang berperan dalam masa perkuliahan penulis namun
tidak dapat penulis cantumkan satu per satu.
iv
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
ABSTRAK
Nama
Program Studi
Judul
: Yonathan Parade Tua Aroean
: Ekstensi Akuntansi
: Analisis Pengendalian Internal atas Uang Muka
Kegiatan pada UKM Center FEUI
Laporan magang ini menganalisis pengendalian internal atas prosedur uang muka
kegiatan pada UKM Center FEUI. UKM Center FEUI merupakan salah satu
lembaga di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dengan kegiatan utama
pemberdayaan Usaha Kecil Mikro dan pendorongan semangat kewirausahaan.
Untuk melakukan kegiatan suatu proyek, Pimpinan Kegiatan memerlukan uang
muka kegiatan sebagai set-up cost persiapan kegiatan. Analisis yang dilakukan
mencakup analisis pengendalian internal dan manajemen kas. Metode penulisan
yang digunakan penulis dalam menyusun laporan magang ini adalah studi pustaka
dan observasi. Hasil dari laporan magang ini menunjukkan bahwa pengendalian
intenal atas uang muka yang dilakukan oleh UKM Center FEUI sudah cukup baik.
Namun, pada kenyataannya masih terdapat kekurangan pada manajemen kas
UKM Center FEUI dikarenakan tidak ada standar baku mengenai batasan jumlah
pengeluaran kas terkait uang muka kegiatan.
Kata Kunci :
Uang muka kegiatan, pengendalian internal, manajemen kas, UKM Center FEUI.
vii
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
ABSTRACT
Name
Study Program
Title
: Yonathan Parade Tua Aroean
: Accountancy - Extension
: Internal Control Analysis of Activity Advances Procedure
in UKM Center FEUI
This report analyzes Internal Control of Activity Advances Procedure in UKM
Center FEUI. UKM Center FEUI is one of institute in Economy Faculty
University of Indonesia with main activity is empowering Micro Small Business
and enhancing the entrepreneurship spirit. To execute the project, Leader Activity
requires an activity advance as set-up cost of preparation activity. The analaysis
performed includes internal control and cash management analysis. The
methodology of writing used in preparing this report is literature study and
observation. The result of this report shows that the Internal Control conducted
by UKM Center FEUI in Activity Advances Procedure has been good enough.
However, in fact there is a shortfall in cash management of UKM Center FEUI
because there is no absolute standard to limit the amount of cash expenses related
to advance activities.
Key words:
Activity advances, internal control, cash management,UKM Center FEUI.
viii
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH .................................
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................
ABSTRAK...................................................................................................
ABSTRACT ................................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................
DAFTAR TABEL .......................................................................................
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................
1.1 Latar Belakang Program Magang ...............................................
1.2 Tujuan Program Magang ............................................................
1.2.1 Tujuan Umum ...................................................................
1.2.2 Tujuan Khusus ..................................................................
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................
1.4 Tempat, Waktu dan Pelaksanaan Magang .................................
1.5 Ruang Lingkup Penulisan ..........................................................
1.6 Sistematika Penulisan.................................................................
i
ii
iii
iv
vi
vii
viii
ix
xi
xii
xiii
1
1
1
1
2
2
3
3
3
BAB 2 LANDASAN TEORI .......................................................................
2.1 Kas dan Setara Kas ....................................................................
2.2 Pengendalian Internal .................................................................
2.2.1 Definisi Pengendalian Internal ...........................................
2.2.2 Tujuan dan Fungsi Pengendalian Internal ..........................
2.2.3 Kerangka Pengendalian Internal COSO .............................
2.2.4 Pengendalian Internal atas Kas ..........................................
5
5
7
7
8
10
15
BAB 3 GAMBARAN UMUM UKM CENTER FEUI ...............................
3.1 Sejarah dan Profil UKM Center FEUI ........................................
3.2 Struktur UKM Center FEUI .......................................................
3.3 Program Kerja UKM Center FEUI .............................................
3.4 Uang Muka Kegitan per 31 November 2014 ..............................
18
18
20
21
23
BAB 4 PEMBAHASAN ..............................................................................
4.1 Gambaran Umum Uang Muka Kegiatan .....................................
4.1.1 Jenis – Jenis Uang Muka Kegiatan ....................................
4.1.2 Pihak dan Dokumen Terkait ..............................................
4.1.3 Prosedur Pengeluaran Uang Muka Kegiatan ......................
4.1.4 Prosedur Pertanggungjawaban Uang Muka Kegiatan .........
4.1.5 Jurnal Pencatatan Akuntansi Uang Muka Kegiatan ............
4.2 Analisis Pengendalian Internal Prosedur Uang Muka Kegiatan ..
4.2.1 Lingkungan Pengendalian .................................................
4.2.2 Penilaian Risiko ................................................................
24
24
25
28
29
32
34
36
37
39
ix
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
4.2.3 Aktivitas Pengendalian ...................................................... 46
4.2.4 Informasi dan Komunikasi Serta Pemantauan .................... 49
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 51
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 51
5.2 Saran .......................................................................................... 52
DAFTAR REFERENSI .............................................................................. 54
x
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Penyajian Laporan Keuangan ....................................................... 6
Tabel 3.1. Uang Muka Kegiatan per 31 November 2014 ............................... 23
Tabel 4.1. Jenis-jenis Uang Muka Kegiatan .................................................. 27
xi
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. COSO Cube .............................................................................. 11
Gambar 3.1. Struktur Organisasi UKM Center FEUI .................................... 20
Gambar 4.1. Timeline kegiatan CMA 2014 ................................................... 41
xii
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. 17 Princples COSO Component ................................................ 55
Lampiran 2. Occupational Fraud and Abuse Classification System
(Fraud Tree) ............................................................................. 59
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Kegiatan ................................................. 60
Lampiran 4. Petty Cash Disbursement Voucher ............................................ 61
Lampiran 5. Bank Paymnet Voucher ............................................................. 61
Lampiran 6. Flowchart Pengeluaran Kas Pengajuan Uang Muka Kegiatan .... 62
Lampiran 7. Flowchart Pertanggungjawaban Uang Muka Kegiatan............... 63
Lampiran 8. Jurnal Uang Muka Kegiatan ...................................................... 64
xiii
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Program Magang
Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia atau disingkat
PE-FEUI menyelenggarakan pendidikan lanjutan S1 di bidang Manajemen dan
Akuntansi bagi lulusan Diploma-III, Diploma-IV, Sarjana (S1). PE-FEUI berdiri
sejak 1956 dengan perintis Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo. Pada awal
berdirinya, PE-FEUI hanya menyelenggarakan satu jurusan saja, yaitu jurusan
Manajemen di kampus Sumitro Djojohadikusumo, Universitas Indonesia,
Salemba. Sejak tahun 1993, PE-FEUI mulai membuka perkuliahan di kampus
Widjojo Nitisastro, Universitas Indonesia, Depok. Pada tahun itu pula dibuka
pertama kalinya jurusan Akuntansi. PE-FEUI selalu melakukan perbaikan
kurikulum dan silabus sesuai tuntutan pasar dan perkembangan ilmu dan
teknologi dalam era globalisasi. Dukungan pengajar dari kalangan akademisi dan
praktisi bisnis serta fasilitas belajar menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Sampai saat ini PE-FEUI telah meluluskan lebih dari 9.000-an alumni yang
tersebar di berbagai bidang pekerjaan di seluruh Indonesia.
Salah satu cara mengembangkan sumber daya manusia yang unggul, PEFEUI menempatkan kegiatan magang dalam kurikulum perkuliahan sebagai salah
satu syarat kelulusan, serta untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa PE-FEUI.
Kegiatan magang bertujuan menyiapkan lulusan PE-FEUI menjadi tenaga ahli
profesional yang menguasai kemampuan dalam bidang akuntansi. PE-FEUI
memandang bahwa sangat penting untuk menciptakan lulusan yang tidak hanya
handal dalam kemampuan teoritis tetapi juga terampil dalam praktik akuntansi
saat mereka memasuki dunia kerja.
1.2
Tujuan Program Magang
1.2.1 Tujuan Umum
Secara umum, program magang bertujuan untuk membantu mahasiswa
mendapatkan
pengalaman
praktik
dan
mengajarkan
mahasiswa
untuk
berkomunikasi dengan baik, manajemen waktu, kepemimpinan, serta tanggung
Universitas Indonesia
1
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
2
jawab dalam menyelesaikan tugas sesuai waktu yang telah ditentukan. Sehingga
mahasiswa memiliki gambaran dan pengalaman sebelum benar – benar memasuki
dunia kerja seutuhnya. Selain itu, program magang dapat menciptakan keselarasan
antara teori akuntansi yang didapat pada masa lingkungan perkuliahan dengan
praktik akuntansi pada kenyataannya.
1.2.2 Tujuan Khusus
Secara khusus, program magang ini bertujuan agar:
1. Mahasiswa dapat memahami penerapan ilmu yang telah dipelajari selama
masa perkuliahan pada perusahaan.
2. Mahasiswa dapat mengasah kemampuan penyelesaian masalah yang dihadapi
dengan ilmu yang telah dipelajari pada masa perkuliahan.
3. Membiasakan mahasiswa untuk cepat beradaptasi dengan lingkungan baru,
yaitu lingkungan pekerjaan yang berbeda dengan lingkungan perkuliahan
dimana lingkungan tersebut mengharuskan mahasiswa untuk melakukan
manajemen waktu, memiliki keterampilan, memiliki komunikasi yang efektif,
melakukan kerja sama dalam tim, menghadapi tekanan, serta mampu
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
4. Membina hubungan yang baik antara FEUI dengan perusahaan tempat
magang dan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan tempat magang.
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan yang akan disajikan dalam laporan magang ini meliputi
analisis pengendalian internal atas prosedur uang muka kegiatan pada UKM
Center FEUI. Secara spesifik, masalah yang akan dibahas antara lain:
1. Bagaimana prosedur uang muka kegiatan pada UKM Center FEUI?
2. Apakah pengeluaran uang muka kegiatan pada UKM Center FEUI sudah
memenuhi tujuan pengendalian internal menurut lima komponen pengendalian
internal COSO?
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
3
1.4
Tempat, Waktu dan Pelaksanaan Magang
Penulis telah menjalani program magang di UKM Center FEUI yang
berlokasi di lantai dasar gedung perpustakaan FEUI Depok selama kurang-lebih 5
bulan (Juli 2014 – November 2014). Selama program magang berlangsung,
penulis ditempatkan di Divisi Akuntansi dan Keuangan untuk membantu
melakukan aktivitas pencatatan akuntansi. Divisi Akuntansi dan Keuangan UKM
Center FEUI dilengkapi dengan aplikasi akuntansi berbasis excel untuk
menunjang kinerja stafnya sehingga laporan keuangan akan terbentuk sendiri dari
jurnal yang diinput kecuali Catatan Laporan Atas Laporan Keuangan.
Aktivitas akuntansi yang penulis kerjakan selama program magang, antara
lain:
1. Menerima dan mendokumentasikan semua bukti transaksi dari Staf Keuangan.
2. Melakukan pencatatan jurnal akuntansi dari bukti-bukti transaksi termasuk
pengeluaran kas atas uang muka kegiatan dan pertanggungjawabannya.
3. Melakukan pencatatan jurnal penyusutan atas aset tetap lembaga.
4. Membuat Catatan Atas Laporan Keuangan Lembaga.
1.5
Ruang Lingkup Penulisan
Setiap mahasiswa Ektensi FEUI yang telah menyelesaikan program
magangnya diwajibkan untuk membuat Laporan Magang sebagai karya akhir dan
juga prasyarat kelulusan bagi mahasiswa yang bersangkutan. Adapun laporan
magang ini berisi tentang kegiatan-kegiatan penulis selama melaksanakan
program magang seperti yang telah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya.
Ruang lingkup penulisan dalam laporan magang ini adalah terbatas
mengenai akun uang muka kegiatan pada UKM Center FEUI.
1.6
Sistematika Penulisan
Penulis membagi penulisan laporan magang ini menjadi 5 (lima) bab,
dengan tujuan untuk mempermudah penulis dalam penyajian laporan magang
serta mempermudah pembaca untuk menjelaskan isi dari laporan magang ini.
Penulisan laporan ini terdiri atas rincian sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
4
BAB I: Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang dilaksanakannya program magang dan
tujuan pelaksanaan magang, tujuan penulisan, tempat dan waktu serta kegiatan
yang dilakukan penulis selama melaksanakan program magang, ruang lingkup
penulisan laporan dan juga sistematika penulisan laporan magang.
BAB II: Landasan Teori
Bab ini mencakup landasan teori yang mendukung tema laporan yang terdiri dari
pengertian kas dan setara kas serta biaya dibayar dimuka, pengklasifikasian dan
penyajian aset lancar, pengendalian internal, manajemen risiko, dan pendekatan
siklus transaksi akuntansi.
BAB III: Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini menjelaskan mengenai profil perusahaan UKM Center FEUI tempat
penulis melaksanakan kegiatan
magang dan menjadi sumber data dalam
penulisan karya akhir ini selama kurang-lebih 5 bulan.
BAB IV: Pembahasan
Bab ini menjelaskan analisa pengendalian internal atas prosedur uang muka
kegiatan pada UKM Center FEUI yang mencakup: pengertian uang muka
kegiatan pada UKM Center FEUI beserta pengklasifikasian dan penyajiannya
pada aset lancar, pengendalian internal dan manajemen risiko atas uang muka
kegiatan, serta manajemen kas atas uang muka kegiatan yang diterapkan pada
UKM Center FEUI.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang penulis dapat dari seluruh isi karya
akhir dan memuat saran yang ditujukan kepada UKM Center FEUI berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang didapat oleh penulis selama kegiatan magang
berlangsung.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Kas dan Setara Kas
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 1 (Revisi
2013), akun yang termasuk dalam kelompok aset lancar, salah satunya adalah
akun Kas atau Setara Kas. PSAK ini juga mengatur pengklasifikasikan suatu aset
dikategorikan
sebagai
aset
lancar
atau
tidak
lancar.
Entitas
dapat
mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika:
1. Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk
menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal.
2. Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan.
3. Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset dalam jangka waktu dua belas
bulan setelah periode laporan.
4. Kas atau setara kas, kecuali yang dibatasi sehingga tidak dapat dipertukarkan
atau digunakan untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya dua belas
bulan setelah periode laporan.
Kas dan Setara Kas berdasarkan PSAK No. 2 (Revisi 2009) yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indoneisa (IAI) tentang Laporan Arus Kas,
terdiri dari:
1. Kas, terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.
2. Setara Kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek dan dapat dikonversi menjadi kas secara cepat dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
Sedangkan menurut Arens, Elder, dan Besley (2012), di dalam bukunya
yang berjudul “Auditing and Assurance Services”, berdasarkan jenisnya akun kas
dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Akun Kas Umum, yaitu akun kas yang penting bagi sebagian organisasi
karena hampir semua penerimaan dan pengeluaran kas melalui akun ini.
Universitas Indonesia
5
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
6
2. Akun Impres, biasanya digunakan untuk pembayaran yang sifatnya tetap,
seperti penggajian. Perusahaan membuat akun penggajian impres (rekening
bank) terpisah untuk meningkatkan pengendalian internal pembayaran gaji.
Satu-satunya setoran ke dalam akun impress adalah untuk penggajian
mingguan dan semi bulanan dan satu-satunya pengeluaran adalah pembayaran
cek kepada karyawan.
3. Akun Bank Cabang, yaitu akun bank yang berada di setiap cabang yang
berguna untuk memudahkan transaksi yang terjadi di setiap cabang.
4. Dana Kas Kecil Impres, yaitu suatu pegangan kas yang dimiliki perusahaan
yang berguna untuk pengeluaran yang nominalnya kecil, seperti uang makan,
transpor, dan lain-lain.
5. Setara Kas, merupakan investasi perusahaan yang bersifat jangka pendek dan
sangat likuid, seperti deposito berjangka, sertifikat deposito, dan lain-lain.
Sekuritas yang dapat diperdagangkan dan investasi berbunga dengan jangka
waktu yang lebih panjang bukan merupakan setara kas.
Sesuai dengan ketentuan PSAK 1 (Revisi 2013), jumlah aset lancar yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan tidak dapat saling menghapus (offset),
kecuali dimungkinkan menurut hukum. Penyajian laporan keuangan dapat dilihat
dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Penyajian Laporan Keuangan
ASET
LIABILITAS
Aset Lancar
Liabilitas Jangka Pendek
Aset Tidak Lancar
Liabilitas Jangka Panjang
EKUITAS
Hak non-Pengendali
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan ke
Pemilik Entitas Induk
Sumber : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 1 (Revisi 2013)
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
7
Sementara dalam hal pengungkapan, PSAK 1 (Revisi 2013) menjelaskan
bahwa pengungkapan aset lancar meliputi seluruh informasi tambahan yang
dibutuhkan atas apa yang disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan.
2.2
Pengendalian Internal
2.2.1 Definisi Pengendalian Internal
Pengendalian internal atau internal control memiliki arti yang luas dan
tidak terbatas pada teori yang sudah ada. Menurut Romney dan Steinbart (2012)
dalam bukunya Accounting Information Systems 12th edition, Pengendalian
Internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk
menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal mendorong dan
memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan
kebijakan yang telah ditetapkan. Definisi tersebut mendeskripsikan bahwa proses
atau sistem pengendalian internal yang baik dan efektif memiliki misi yang
tercantum, menghasilkan data yang akurat dan dapat diandalkan, mematuhi
hukum yang berlaku serta kebijakan dari organisasi, mendorong efisiensi dari
penggunaan aset, dan menawarkan perlindungan yang memadai terhadap aset
perusahaan sehingga implementasi dari pengendalian internal tersebut dapat
memacu tercapinya tujuan perusahaan dan menentukan langkah-langkah
perbaikan jika diperlukan.
Sementara Arens, Elder, dan Besley (2012) menjelaskan bahwa suatu
sistem pengendalian internal mencakup kebijakan-kebijakan dan prosedur yang
dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai kepada manajemen bahwa
perusahaan telah mencapai tujuannnya. Kedua definisi tersebut mengacu pada
konsep Committee of Sponsoring Organization of the Tradeway Commission
(COSO) yang mendefinisikan pengendalian internal sebagai sebuah proses yang
dipengaruhi secara keseluruhan oleh dewan direksi, pihak manajemen, dan
seluruh karyawan perusahaan yang dibuat unruk memperoleh keyakinan yang
memadai dalam mencapai beberapa tujuan pengendalian internal perusahaan.
Kalimat “keyakinan yang memadai” memiliki maksud keterbatasan pengendalian
internal dalam pelaksanaannya dikarenakan pengendalian internal merupakan
suatu proses bersifat tidak absolut yang melibatkan intervensi manusia dan sangat
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
8
rentan terhadap kemungkinan adanya kecurangan (fraud) dan kesalahan manusia
(human error) yang mengakibatkan proses pengendalian tersebut menjadi tidak
sempurna.
Pada tahun 1992 COSO berhasil membuat Control Integrated Framework
yang berisikan rumusan pengertian pengendalian internal yang kemudian diterima
secara luas di dunia. Kemudian tahun 2004, COSO mengembangkan Internal
Control Framework dengan memasukkan unsur manajemen dan strategi
menimimalisir risiko yang dikenal dengan pendekatan Enterprise Risk
Management (ERM). Dengan kata lain, pengendalian internal yang berkembang
saat ini telah terintegrasi dengan konsep manajemen risiko.
Dalam rangka implementasi kerangka COSO mengenai pengendalian
internal, Indonesia juga turut berpartisipasi mengadopsi kerangka COSO yang
direpresentasikan dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi
319 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Dalam SPAP
disebutkan bahwa pengendalian internal merupakan proses yang dilakukan oleh
dewan komisaris, manajemen dan personil lainnya dari suatu entitas untuk
memberikan keyakinan yang memadai mengenai efektivitas dan efisiensi usaha,
keandalan pelaportan keuangan, dan kepatuhan akan peraturan yang berlaku.
Dari beberapa pengertian yang telah dijelaskan di atas, menurut Romney
dan Steinbart (2012), terdapat 3 (tiga) kategori yang menjadi fokus pengendalian
internal, yaitu:
1. Kategori pertama meliputi kinerja perusahaan dan tingkat keuntungan serta
pengamanan sumber daya.
2. Kategori kedua berhubungan dengan persiapan penerbitan laporan keuangan
termasuk laporan keuangan interim dan laporan keuangan ringkas.
3. Kategori ketiga berisi tentang kepatuhan terhadap peraturan perundanganundangan dan peraturan pelaksanaan tempat perusahaan menjadi subjek.
2.2.2 Tujuan dan Fungsi Pengendalian Internal
Perusahaan mengaplikasikan pengendalian internal untuk mengarahkan
operasi perusahaan dan mencegah kemungkinan terjadinya penyalahgunaan
sistem. Dalam Standards of the Professional Practice of Internal Auditing
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
9
(Standard 300) dijelaskan tujuan pengendalian internal yang tercantum dalam
COSO antara lain:
1. Keandalan dan integritas informasi
COSO memiliki komponen informasi dan komunikasi yang memberikan
penekanan terhadap informasi yang andal dan terintregrasi antara satu elemen
dengan elemen lainnya terkait seluruh informasi yang ada dalam organisasi.
2. Ketaatan dan kebijakan, perencanaan, dan prosedur organisasi
Merupakan salah satu satu elemen keramgka COSO yakni aktivitas
pengendalian yang memberikan suatu perangkat dalam mengendalikan
operasional organisasi sesuai dengan perencanaan yang diatur dalam berbagai
kebijakan dan prosedur dalam organisasi.
3. Pengamanan aset, pemanfaatan sumber daya secara efisien dan ekonomis,
serta pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
Dengan adanya pengendalian internal, organisasi akan memanfaaatkan semua
sumber daya dan aset yang dimiliki secara efisien untuk tujuan ekonomis
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Menurut Wilkinson, et al. (2000) dalam Accounting Information Systems
th
4 edition, pengendalian internal melaksanakan tiga fungsi penting yang saling
mendukung agar sistem pengendalian internal yang ada memperoleh hasil yang
efektif bagi perusahaan. Adapun fungsi pengendalian internal antara lain:
1. Pencegahan (Preventive Control)
Pengendalian untuk pencegahan fungsinya adalah untuk mencegah timbulnya
suatu permasalahan yang akan terjadi. Mempekerjakan personil akuntansi
yang berkualitas, adanya pemisahan tugas yang memadai, dan mengendalikan
akses fisik atas aset, fasilitas dan informasi secara efektif merupakan beberapa
contoh
pengendalian
pencegahan
yang
baik.
Namun,
tidak
semua
permasalahan mengenai pengendalian dapat dicegah.
2. Pemeriksaan (Detective Control)
Pengendalian ini dibutuhkan untuk mengungkap masalah begitu masalah
teserbut muncul. Bebarapa contoh dari pengendalian ini adalah pemeriksaan
salinan atas perhitungan dan mempersiapkan rekonsiliasi bank dan neraca
saldo setiap bulan.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
10
3. Korektif/Pembetulan (Corrective Control)
Fungsi dari pengendalian ini adalah untuk memecahkan masalah yang
ditemukan dalam preventive control dan detective control. Pengendalian ini
mencakup prosedur yang dilaksanakan untuk mengidentifikasi penyebab
masalah atau memperbaiki masalah yang timbul, dan mengubah sistem agar
masalah yang telah terjadi dapat diminimalisir atau dihilangkan di masa
mendatang. Contoh dari pengendalian ini adalah pemeliharaan salinan
cadangan atas transaksi dan file utama dan mengikuti prosedur untuk
memperbaiki kesalahan memasukkan data.
2.2.3 Kerangka Pengendalian Internal COSO
Setiap organisasi atau perusahaan pasti memiliki kebutuhan akan
pengendalian internal dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, dalam
menjalankan operasinya perusahaan sebaiknya memiliki suatu landasan yang
dapat dijadikan benchmarking dalam rangka menciptakan pengendalian internal
yang efektif. Landasan tersebut merupakan suatu bentuk pedoman atau best
practice yang dapat menjamin efektivitas dari implementasi pengendalian
internal.
Disebutkan dalam Moeller (2009), COSO merupakan organisasi yang
dibentuk oleh 5 (lima) organisasi akuntansi dan audit profesional yang bertujuan
untuk memandu para manajemen atau pengelola perusahaan dalam mengelola
organisasinya untuk mencapai pengendalian internal yang efektif dan sensitif
terhadap kemungkinan timbulnya risiko-risiko potensial yang akan terjadi pada
organisasi. Kerangka pengendalian internal COSO merupakan suatu kerangka
fundamental yang mendefinisikan pengendalian internal secara umum, kemudian
disesuaikan dengan setiap industri di tempat perusahaan beroperasi.
COSO mendeskripsikan bahwa di dalam pengendalian internal terdapat lima
komponen yang dirancang dan diimplementasikan oleh pihak manajemen untuk
memberikan suatu assurance bahwa tujuan pengendalian akan terpenuhi.
Perincian mengenai 5 (lima) komponen pengendalian berdasarkan COSO Internal
Control: Intergrated Framework (2013) dapat dilihat pada Lampiran 1, sementara
penjelasan mengenai COSO Cube adalah sebagai berikut:.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
11
Gambar 2.1 COSO Cube
Sumber : COSO Internal Control: Integrated Framework (2013)
1. Control Environment (Lingkungan Pengendalian)
Control Environment atau lingkungan pengendalian merupakan tindakan,
kebijakan, dan prosedur yang menjadi landasan dasar bagi elemen-elemen
lainnya. Tanpa suatu lingkungan pengendalian yang efektif, keempat
komponen lainnya tidak dapat menghasilkan pengendalian internal yang
efektif. Pengendalian lingkungan yang lemah merepresentasikan kelemahan
komponen lain di dalamnya. Pengendalian ini merupakan sebuah dasar dalam
menentukan arahan organisasi dan mempengaruhi kesadaran orang-orang di
dalamnya. Lingkungan pengendalian ini meliputi hal-hal berikut:
•
Integrity and ethical value
•
Commitment to competence
•
Board of Director or Audit Committee participation
•
Management’s philosophy and operating style
•
Organizational structure
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
12
2. Risk Assesment (Penilaian Risiko)
Risk Assesment atau penilaian risiko merupakan elemen yang mengidentifikasi
dan menganalisa adanya kemungkinan risiko yang akan timbul serta cara
mengelola risiko tersebut. Penilaian risiko ini harus bersifat relevan dan
menunjukkan hal-hal yang memiliki tendensi untuk menghambat pencapaian
tujuan perusahaan. Dalam elemen ini juga dijelaskan bahwa ketika pihak
manajemen telah mengidentifikasi risiko dan mengestimasikan tingkat
signifikansi dari risiko tersebut dengan menilai dan membandingkan dengan
risiko-risiko yang telah terjadi sebelumnya, maka pada akhirnya manajemen
akan mengembangkan tindakan khusus yang perlu diimplementasikan guna
meminimalisir risiko sampai titik batas yang dapat ditoleransi oleh organisasi
atau perusahaan.
3. Control Activities (Aktivitas Pengendalian)
Control Activities atau aktivitas pengendalian merupakan elemen yang
mencakup kebijakan dan prosedur atau tindakan-tindakan yang dibuat oleh
manajemen untuk meminimalisir risiko terjadinya kesalahan dan kecurangan
dalam mewujudkan tujuan perusahaan dalam suatu proses pengendalian.
Aktivitas pengendalian dapat dijalankan oleh perusahaan secara manual atau
aplikasi otomatis. Secara umum, Elder, et al. mengklasifikasikan aktivitas
pengendalian menjadi 5 macam, yakni:
a. Adequate Separation of Duties
Terdapat empat klasifikasi di dalam aktivitas pengendalian ini,
diantaranya:
• Separation of Custody of Asset from Accounting
Untuk mencegah terjadinya kecurangan atas aset perusahaan, karyawan
yang menyimpan aset tidak boleh bertanggung jawab terhadap
pencatatan atas aset tersebut. Apabila dilakukan oleh orang yang sama,
kedua fungsi tersebut cenderung memiliki risiko yang besar terhadap
kecurangan yang akan terjadi.
Contoh: Kasir bertugas untuk menerima kas sekaligus mencatat kas dan
transaksi penjualan. Risiko yang akan terjadi, kasir dapat saja tidak
mencatat adanya transaksi penjualan dan melakukan penjualan fiktif.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
13
• Separation of the Authorization of Transaction from the Custody of
Related Asset
Otorisasi transaksi bertujuan untuk mencegah karyawan memiliki
kendali terhadap aset terkait dalam rangka untuk mengurangi risiko
terjadinya penggelapan aset.
Contoh: Orang yang mengesahkan suatu faktur pembayaran dengan
yang melakukan tanda tangan cek pembayaran tersebut tidak boleh
dilakukan oleh orang yang sama.
• Separation of Operational Responsibility from Record-Keeping
Responsibity
Dalam fungsi pengawasan, pencatatan sebaiknya dilakukan oleh
departemen atau divisi yang berbeda.
Contoh: Departemen atau divisi yang menyiapkan pencatatannya
sendiri kemungkinan besar dapat melakukan perubahan dengan tujuan
untuk meningkatkan hasil kinerjanya.
• Separation of IT Duties from User Departments
Pemisahan otorisasi, pencatatan, dan penyimpanan harus tetap jelas
pada setiap departemen walaupun tingkat kompleksitas sistem teknologi
informasi meningkat.
Contoh: Terdapat pengendalian otorisasi aplikasi.
b. Proper Authorization of Transactions and Activities
Untuk mencegah adanya pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab
memanfaatkan
aset
perusahaan
demi
kepentingan
pribadi,
perlu
diimplementasikan otorisasi secara tepat. Otorisasi yang dilakukan dapat
bersifat umum dan khusus. Dalam otorisasi yang bersifat umum,
manajemen membuat kebijakan kepada bawahan untuk menerapkan
otorisasi umum dengan menyetujui semua transaksi dalam batas yang
telah ditetapkan perusahaan, seperti penerbitan daftar harga tetap.
Sementara pada otorisasi khusus diterapkan pada transaksi yang bersifat
khusus, seperti otorisasi atas sebuah transaksi penjualan oleh manajer
penjualan untuk sebuah perusahaan mobil bekas.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
14
c. Adequate Documents and Records Physical of Control over Assets and
Records
Dokumen dan catatan merupakan objek fisik utama dimana transaksi
dimasukkan dan diikhtisarkan. Banyak diantara dokumen tersebut
disimpan dalam arsip komputer dan dicetak dalam bentuk hardcopy.
Contoh: Departemen Penerimaan Barang mengisi laporan peneriman
ketika bahan baku diterima. Dengan kata lain, Departemen Utang Dagang
dapat melakukan verifikasi atas kuantitas dan deskripsi barang pada faktur
pemasok dengan membandingkannya dengan informasi yang ada pada
laporan penerimaan.
d. Physical Control over Assets and Records
Perlindungan atas aset perusahaan harus diterapkan oleh perusahaan.
Apabila aset tersebut tidak terlindungi, maka akan terjadi tindakan
pencurian, kerusakan, kehilangan yang akan menyulitkan pencatatan
keseluruhan operasi. Hal ini juga bersingggungan dengan perlindungan
atas
aplikasi
yang
terkomputerisasi.
Apabila
aplikasi
yang
terkomputerisasi tidak dilindungi, akan mengakibatkan data yang
tersimpan mengalami kerusakan dan kehilangan.
e. Independent Checks on Performance
Komponen-komponen di atas harus dicek secara rutin dan seksama
dikarenakan pengendalian akan selalu mengalami perubahan seiring
dengan perkembangan waktu. Pihak manajemen harus memiliki kepekaan
dan mengambil suatu tindakan apabila terjadi perubahan pengendalian
internal.
4. Information and Communication (Informasi dan Komunikasi)
Information and Communication atau informasi dan komunikasi merupakan
elemen yang memiliki fungsi memberikan informasi yang diperlukan untuk
para
pemangku
pengendalian
kepentingan
operasi
dalam
perusahaan.
pelaksanaan,
Informasi
pengelolaan,
yang
relevan
dan
harus
dikomunikasikan secara tepat agar pihak yang berkepentingan dapat
menyelesaikan tugasnya sesuai dengan timeline yang telah disepakati sejak
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
15
awal. Komunikasi yang efektif sebaiknya diimplementasikan pada seluruh
level organisasi.
5. Monitoring (Pemantauan)
Monitoring atau pemantauan merupakan elemen yang berkaitan dengan proses
penilalian dan pengawasan terhadap seluruh fungsi dan pelaksanaan
pengendalian internal di setiap level organisasi termasuk di dalamnya fungsi
audit internal untuk memberikan keyakinan bahwa pengendalian internal telah
dilaksanakan secara optimal. Informasi yang dinilai dalam fungsi pemantauan
dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk pemahaman terhadap
pengendalian internal yang ada, laporan auditor internal, laporan oleh
regulator, feedback dari bagian operasi dan pengaduan konsumen.
2.2.4 Pengendalian Internal atas Kas
Menurut Arens, Elder, dan Besley (2012), sistem pengendalian internal
terhadap kas adalah semua sarana, alat, mekanisme yang digunakan untuk
mengamankan, mencegah pemborosan dan penyalahgunaan kas, menjamin
ketelitian, mendorong efisiensi dipatuhinya kebijakan manajemen kas. Dengan
kata lain, pengendalian internal harus dapat memastikan bahwa seluruh transaksi
kas telah diotorisasi, dicatat, dan diproses dengan benar serta kas telah tersimpan
dengan aman dan dimanfaatkan secara efektif sehingga saldo kas dalam neraca
memiliki keandalan yang tinggi. Kebutuhan akan pengendalian internal atas kas
dirancang untuk menjamin bahwa:
1. Kebutuhan atas budget dan ramalan untuk merencanakan dan mengendalikan
arus kas telah layak.
2. Peraturan dan prosedur untuk memperoleh dana yang dibutuhkan dan
investasi atas dana lebih telah sesuai.
3. Pemisahan atas pengamanan, pencatatan, dan fungsi otorisasi yang terkait
dengan kas telah memiliki kelayakan yang tinggi.
4. Pencatatan atas seluruh transaksi kas yang diterima, termasuk seluruh kas
yang diterima secara harian telah diotorisasi oleh pihak yang berwenang
sesuai dengan tujuan.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
16
5. Keamanan fisik atas kas, termasuk penggunaan locked cash registers, lock
boxes, dan safes telah memadai.
6. Pembatasan atas akses kas dan aktivitas yang terkait dengan kas telah
memadai.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu siklus akuntansi
termasuk siklus manajemen kas dimana laporan keuangan digunakan oleh
berbagai pihak guna mengetahui informasi laporan keuangan yang relevan.
Informasi yang disajikan merupakan kondisi yang sebenarnya terjadi. Namun
pada kenyataannya, banyak penyalahgunaan terhadap laporan tersebut seperti
kecurangan yang akan menyesatkan bagi para penggunan terutama dalam
pengambilan
keputusan.
Di
bawah
ini
diuraikan
mengenai
jenis-jenis
penyalahgunaan kas dalam hal pencatatan laporan keuangan yang diungkapkan
oleh Association of Certified Fraud Examiners (2014):
1. Embezzlement
Merupakan tindakan kecurangan dalam bentuk penggelapan hak milik
organisasi untuk kepentingan pribadi (seperti penggunaan kas kecil,
pembuatan faktur tagihan fiktif, penggelembungan biaya perjalanan dinas, dan
lain-lain).
2. Kiting
Merupakan suatu tindak kecurangan dengan cara memanfaatkan transfer bank
yang dilakukan dalam bentuk pengiriman transfer uang ke rekening sebuah
institusi boneka (dummy institution), seperti pendepositoan uang proyek
terlebih dahulu untuk mendapatkan bunganya dan baru disetor kemudian pada
saat akhir masa anggaran.
3. Larceny
Merupakan kecurangan yang dilakukan oleh oknum yang sebenarnya tidak
memiliki otoritas atas fungsi yang dicuranginya. Contohnya: pembuatan cek
kosong, pengeluaran uang kas tanpa izin pemilik otoritas.
4. Lapping
Merupakan
tindak
kecurangan
dalam
bentuk
penyalahgunaan
hasil
pembayaran tagihan dari pelanggan untuk kepentingan pribadi. Contohnya:
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
17
fisik uang yang diterima perusahaan tidak langsung disetorkan dan dicatat
kedalam kas perusahaan.
Bentuk-bentuk kecurangan dan penyalahgunaan terkait pencatatan laporan
keuangan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran 2.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
BAB III
GAMBARAN UMUM UKM CENTER FEUI
3.1
Sejarah dan Profil UKM Center FEUI
Pada tahun 2005, PBB menetapkan tahun 2005 sebagai International Year
of Microcredit dalam rangka penanggulangan kemiskinan melalui pengembangan
usaha mikro kecil. Di tahun yang sama, Dekan Fakultas Ekonomi UI juga
merasakan perlunya dibentuk suatu lembaga di bawah payung fakultas yang fokus
di kegiatan pengabdian masyarakat, sehingga dapat semakin memperkuat
pengalaman tri dharma perguruan tinggi, yaitu pengajaran, penelitian, dan
pengabdian masyarakat. Kombinasi dari kedua hal tersebut kemudian saat itu
melatarbelakangi pendirian UKM Center FEUI, yang disahkan melalui SK Dekan
No. KPTS/229/D/2005, tepatnya pada 20 Mei 2005, di mana Ibu Dr. Ir. Nining I
Soesilo, MA diangkat sebagai Kepala UKM Center FEUI.
Kegiatan UKM Center FEUI fokus pada kegiatan pemberdayaan Usaha
Kecil Mikro dan pendorongan semangat kewirausahaan. Selain kegiatan-kegiatan
berupa peningkatan kapasitas seperti pelatihan, inkubasi, dan mentoring bisnis;
UKM Center FEUI aktif dalam kegiatan-kegiatan penelitian dan advokasi di
bidang pemberdayaan Usaha Kecil Mikro, Keuangan Mikro, dan kewirausahaan,
serta aktif membangun komunitas wirausaha mikro kecil hingga wirausaha
pemuda dan pemula, melalui kegiatan-kegiatan seperti Bedah UKM (rutin), dan
pemberian penghargaan. Selain itu, UKM Center FEUI juga aktif dalam
menjembatani pelaku UKM kepada akses modal melalui program UMi Fund
(pinjaman Ultra Mikro untuk perempuan wirausaha mikro di sekitar Depok yang
dibiayai oleh dana swadaya lembaga) dan melalui penyaluran pinjaman, dari
dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan BUMN, kepada pelaku Usaha
Mikro yang belum bankable.
Sebagai sebuah lembaga pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UKM) dan pendorong semangat kewirausahaan, beberapa data-data
atau statistik penting yang mendasari keberadaan UKM Center FEUI di tengahtengah masyarakat, antara lain:
Universitas Indonesia
18
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
19
1. Menurut World Bank (2008) sekitar 100 juta penduduk Indonesia hidup di
bawah USD 2/orang/hari (PPP); sementara dengan garis kemiskinan nasional
(yaitu sekitar Rp 230,000/orang/bulan), jumlah penduduk miskin kita sekitar
30 juta jiwa (BPS, 2012). Jumlah ini lebih banyak daripada seluruh penduduk
Malaysia.
2. Sekitar 92% tenaga kerja Indonesia bekerja di sektor informal atau tanpa
kontrak (World Bank, 2012).
3. Tingkat lama pendidikan masyarakat Indonesia baru sekitar 7,9 tahun (BPS,
2011).
4. Indonesia masih membutuhkan sekitar 1 juta wirausaha baru untuk mencapai
kebutuhan 2% penduduk sebagai wirausaha.
5. Pelaku UKM Indonesia sekitar 55 juta unit, dimana 98,82% merupakan usaha
mikro (BPS, 2011) yang umumnya berorientasi usaha survival (bertahan),
belum entrepreneurial (tumbuh dan berkembang). Dari aspek penyerapan
tenaga kerja, Usaha Mikro secara umum baru mempekerjakan diri sendiri,
belum menciptakan lapangan kerja untuk orang lain.
6. Sekitar 80% dari pelaku usaha mikro Indonesia belum memiliki akses
terhadap layanan keuangan formal (berbagai sumber)
Visi UKM Center FEUI adalah sebagai pusat pemberdayaan Usaha Mikro
Kecil dan pendorong semangat kewirausahaan yang terintegrasi, progresif, dan
mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan negara. UKM Center
FEUI juga memiliki beberapa misi, antara lain:
1. Memberdayakan wirausaha mikro dan kecil melalui
berbagai kegiatan
pembangunan karakter dan peningkatan kapasitas kewirausahaan.
2. Mendorong
semangat
kewirausahaan
pada
generasi
muda
secara
berkelanjutan.
3. Melakukan kajian serta advokasi kebijakan dan implementasinya, dalam
rangka memajukan usaha mikro dan kecil.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
20
3.2
Struktur UKM Center FEUI
Pimpinan tertinggi UKM Center FEUI dijabat oleh seorang Kepala
Lembaga. Struktur organisasi perusahaan tersebut, dapat dilihat pada gambar 3.1
dibawah ini mengenai hierarki UKM Center FEUI. Kepala Lembaga merupakan
pimpinan tertinggi yang bertanggung jawab dalam seluruh pelaksanaan program
kerja UKM Center FEUI. Dalam operasional kerjanya Kepala Lembaga
mengawasi serta menkoordinasikan seluruh aktivitas perusahaan yang dibantu
oleh Wakil Kepala Lembaga, yang kemudian membawahi beberapa divisi, antara
lain Akuntansi dan Keuangan, Penelitian dan Advokasi, Laboratorium Kredit
Mikro, Pengembangan Komunitas, Humas dan Publikasi, Pembangunan Modal
Manusia.
Selama program magang berlangsung, penulis ditempatkan di Divisi
Akuntansi dan Keuangan. Divisi Akuntansi dan Keuangan terdiri dari seorang
Kepala Akuntansi dan Keuangan, seorang Staf Keuangan dan penulis yang
berperan sebagai Staf Akuntansi berstatus magang.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi UKM Center FEUI
Sumber : UKM Center FEUI
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
21
3.3
Program Kerja UKM Center FEUI
Program kerja UKM Center FEUI, antara lain:
1. Bedah UKM – merupakan kegiatan ajang silaturahmi, berbagi pengalaman
dan tips jitu sukses berusaha, serta ajang membangkitkan motivasi dan
semangat usaha. Forum ini menghadirkan pelaku usaha yang sudah lebih
sukses sebagai narasumber dan diselenggarakan sekitar sebulan sekali.
2. Penghargaan dan Lomba – merupakan kegiatan membangun iklim apresiasi
atas keberanian dan daya juang para pelaku usaha mikro dan juga kreatifitas
para wirausaha muda”. Untuk saat ini, UKM Center FEUI memiliki 3 program
penghargaan, yaitu Indonesia Migrant Workers Awards atau IMWA
(penghargaan untuk TKI Purna yang berwirausaha, inisiasi UKM Center
FEUI), Wirausaha Muda Mandiri atau WMM (turut digagas oleh UKM Center
FEUI untuk Bank Mandiri, sekarang menjadi mitra pelaksana untuk area
Jabodetabek), dan Citi Microntrepreneurship Awards atau CMA (sebagai Mitra
Pelaksanaan program CSR Citibank Indonesia).
3. Laboratorium Kredit Ultra Mikro – merupakan laboratorium praktik
penyaluran kredit Ultra Mikro (Rp 500 ribu s.d 2 juta) untuk membuka akses
modal usaha kepada kalangan pra-sejahtera yang non-bankable; dan
penyaluran kredit Program Kemitraan BUMN.
4. Program Fasilitasi Pinjaman Program Kemitraan BUMN – merupakan
laboratorium praktik fasilitasi penyaluran kredit sampai dengan Rp 75 juta, dari
BUMN kepada pelaku usaha mikro dan kecil yang belum dapat memenuhi
persyaratan resmi perbankan (non-bankable).
5. Pelatihan, Workshop, dan Seminar Kapasitas Kewirausahaan – merupakan
pelatihan-pelatihan mencakup tema motivasi dan orientasi usaha, konsep dan
rencana bisnis, manajemen keuangan, manajemen operasi, manajemen SDM,
manajemen pemasaran, dan legalisasi usaha”.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
22
6. Pelatihan Replikasi UKM Center FEUI – merupakan ajang
berbagi
pemikiran dan pengalaman kepada perguruan tinggi maupun lembaga yang
tertarik untuk memberdayakan UKM dan mendorong kewirausahaan.
7. Inkubasi Bisnis – merupakan pendampingan wirausaha pemula untuk
menjadi wirausaha tangguh, bertanggung jawab sosial, dan professional.
8. Penelitian dan Advokasi – merupakan kegiatan penelitian untuk menjadi
dasar sosialisasi dan penyampaian rekomendasi atau advokasi kebijakan
seputar UKM dan kewirausahaan”.
9. Pameran – merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memamerkan produkproduk pelaku usaha mitra, agar dikenal oleh lebih banyak pihak agar dapat
membuka jalan untuk berkenalan dengan calon-calon mitra usaha potensial.
Mitra sinergi UKM Center FEUI, antara lain:
1. Kementerian Koperasi dan UKM
2. Bank Indonesia
3. Bappenas
4. Kementerian Perdagangan
5. Kementerian Pemberdayaan Perempuan
6. Kementerian Kelautan dan Perikanan
7. Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal
8. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
9. Kementerian Luar Negeri
10. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
11. Pemerintah Provinsi DKI. Jakarta
12. Dan lain-lain
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
23
3.4
Uang Muka Kegiatan per 31 November 2014
UKM Center FEUI melakukan kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan di
atas dengan memberikan uang muka kegiatan kepada pimpinan kegiatan terlebih
dahulu sebagai modal kerja atau setup cost untuk melakukan kegiatan. Uang muka
kegiatan tersebut kemudian akan diakui dan dicatat beban kegiatannya ketika
pimpinan kegiatan menyerahkan pertanggungjawaban atas pengelolaan uang
muka kegiatan tersebut.
Jumlah uang muka kegiatan per 31 November 2014 adalah Rp.
294.518.753 atau setara dengan 5,17% dari total aset. Perincian uang muka
kegiatan dapat dilihat dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Uang Muka Kegiatan per 31 November 2014
No.
Kegiatan
Nominal (Rp)
1
Citi Microfinance Award 2014
78.899.500
2
World Bank 2014
74.569.150
3
Gathering Internationa Labor Organization (ILO) 2014
55.650.000
4
Pelatihan Aneka Tambang (ANTAM) 2014
40.495.000
5
Bedah UKM 2014
6
Lain-lain
7.657.500
37.247.603
294.518.753
TOTAL
Sumber: UKM Center FEUI
Saldo uang muka kegiatan yang tercatat di atas merupakan uang yang
dikeluarkan
lembaga
kepada
Pimpinan
Kegiatan,
namun
belum
dipertanggungjawabkan oleh pimpinan kegiatan. Saldo uang muka kegiatan akan
berkurang atau habis pada saat laporan pertanggungjawaban pengelolaan uang
muka kegiatan diserahkan kepada Divisi Akuntansi dan Keuangan.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Uang Muka Kegiatan
Uang muka kegiatan pada UKM Center FEUI adalah sejumlah kas yang
dikeluarkan oleh kasir lembaga kepada Pimpinan Kegiatan sebagai setup cost
untuk persiapan kegiatan suatu proyek yang akan berlangsung. Uang muka
kegiatan disajikan dalam aset lancar pada Laporan Posisi Keuangan UKM Center
FEUI. Pengungkapan uang muka kegiatan di Catatan Atas Laporan Keuangan
memberikan informasi mengenai uang muka kegiatan apa saja yang masih belum
dipertanggungjawabakan oleh pimpinan kegiatan untuk masing-masing kegiatan.
Beban kegiatan diakui pada saat Pimpinan Kegiatan memberikan laporan
pertanggungjawaban
pengelolaan
uang
muka
kegiatan.
Jumlah
pertanggungjawaban uang muka kegiatan bisa saja lebih kecil atau lebih besar dari
uang muka kegiatan yang dicairkan (defisit/surplus). Uang muka kegiatan
dikeluarkan sesuai dengan jumlah pengajuan uang muka kegiatan pada dokumen
Rencana Pelaksanaan Kegiatan yang telah disetujui, terlepas pelunasan atau
penerimaan kas dari klien sudah dilaksanakan atau belum.
Pimpinan Kegiatan bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan uang
muka kegiatan. Pengelolaan uang muka kegiatan dilakukan sesuai dengan
dokumen Rencana Pelaksanaan Kegiatan yang telah dipersiapkan sebelumnya
oleh Pimpinan Kegiatan untuk masing-masing kegiatan. Aktivitas-aktivitas
pembiayaan uang muka kegiatan antara lain: tiket pesawat, akomodasi dan
transportasi, perdiem, rapat, konsumsi, sewa gedung, team support, alat tulis,
hadiah, dan lain-lain.
Diskresi dalam hal pengelolaan uang muka oleh Pimpinan Kegiatan
diperbolehkan. Artinya, Pimpinan Kegiatan diperbolehkan memakai uang muka
kegiatan untuk membiayai hal-hal yang sebelumnya tidak tercantum dalam
dokumen Rencana Pelaksanaan Kegiatan selama diskresi tersebut memiliki alasan
yang kuat untuk melakukan pembiayaan tersebut. Diskresi dalam hal pengelolaan
uang muka kegiatan contohnya: Pada saat pelaksanaan kegiatan Pimpinan
Kegiatan merasa perlu tenaga tambahan untuk ikut serta dalam kegiatan,
Universitas Indonesia
24
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
25
Pimpinan Kegiatan akan membiayai honor tenaga pembantu tersebut dengan uang
muka kegiatan walaupun honor tersebut tidak dianggarkan sebelumnya di
dokumen Rencana Pelaksanaan Kegiatan. Hal tersebut diperbolehkan karena
memiliki manfaat langsung untuk kegiatan.
4.1.1 Jenis – Jenis Uang Muka Kegiatan
Ditinjau dari pelaksanaanya, kegiatan UKM Center FEUI dapat
diklasifikasikan menjadi kegiatan rutin dan non-rutin.
1. Uang Muka Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin adalah kegiatan tetap yang dilakukan lembaga dalam jangka
waktu tertentu (bulanan dan tahunan). Kegiatan rutin ini menjadi program
kegiatan tetap lembaga dan lebih mudah diukur dalam hal perencanaannya
baik dari sisi penerimaan dan pengeluaran kas lembaga. Contoh kegiatan rutin
bulanan yang dilakukan lembaga adalah “Bedah UKM”. Kegiatan ini
merupakan kegiatan ajang silaturahmi, berbagi pengalaman dan tips jitu
sukses berusaha, serta ajang membangkitkan motivasi dan semangat usaha.
Forum ini menghadirkan pelaku usaha yang sudah lebih sukses sebagai
narasumber. Kegiatan rutin tahunan merupakan kegiatan tetap yang dilakukan
lembaga setiap tahun. Contoh kegiatan rutin tahunan yang dilakukan lembaga
adalah “Wirausaha Muda Mandiri / WMM” dan “Citi Microfinance Award /
CMA”. Kedua program ini tergolong kegiatan penghargaan dan lomba.
Kegiatan-kegiatan rutin ini diklasifikasikan menjadi kegiatan rutin bertahap
dan langsung.
a. Uang Muka Kegiatan Rutin Bertahap
Kegiatan rutin bertahap adalah kegiatan yang sifatnya bertahap sesuai
termin kontrak suatu proyek yang pelaksanaannya bisa saja berbulanbulan. Contoh dari kegiatan ini adalah “CMA”. Kegiatan “CMA” adalah
kontrak kerjasama yang dilakukan Citibank dengan UKM Center FEUI
sebagai penyedia jasa untuk melaksanakan program penghargaan UKMUKM di seluruh Indonesia. Kegiatan ini dimulai dari tahap survey,
penyaringan, lomba, dan penjurian. “CMA” sendiri memakan waktu 7
bulan
dalam
pelaksanaannya.
Uang
muka
kegiatan
dikeluarkan
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
26
berdasarkan setiap tahap dalam kegiatan. Kegiatan ini berlangsung mulai
dari awal Agustus 2014 dan akan berakhir pada akhir Februari 2015.
b. Uang Muka Kegiatan Rutin Langsung
Kegiatan rutin langsung adalah kegiatan yang sifatnya singkat, artinya
kegiatan hanya berlangsung dalam beberapa hari saja dan kurang dari
seminggu. Kegiatan ini hanya memerlukan sekali pengeluaran uang muka
kegiatan. Contoh dari kegiatan ini adalah “Bedah UKM”. Kegiatan ini
merupakan kegiatan rutin bulanan yang diselenggarakan oleh UKM Center
FEUI dengan tambahan modal dari sponsor untuk pendanaan kegiatan.
Sponsor ”Bedah UKM” bersifat voluntary, ada atau tidak ada sponsor,
kegiatan tetap berjalan.
2. Uang Muka Kegiatan Non-Rutin
Kegiatan non-rutin adalah kegiatan-kegiatan tidak tetap yang dilakukan
lembaga untuk menghasilkan pendapatan lembaga. Kegiatan non-rutin sulit
untuk diukur dalam rencana kegiatan anggaran tahunan lembaga karena
kegiatan ini dihasilkan dari proyek yang sifatnya variabel dan tidak
berkesinambungan. Contoh kegiatan ini adalah “Pelatihan BTPN, Pelatihan
Mandiri, Pelatihan Kolabo, Pelatihan Kemenkop, World Bank, ILO,
ANTAM”. Program-program tersebut tergolong kegiatan pelatihan dan
penelitian. Kegiatan-kegiatan non-rutin ini juga diklasifikasikan menjadi
kegiatan non-rutin bertahap dan langsung.
a. Uang Muka Kegiatan Non-Rutin Bertahap
Kegiatan non-rutin bertahap adalah kegiatan yang sifatnya bertahap sesuai
termin kontrak suatu proyek yang pelaksanaannya bisa saja berbulan-bulan
atau bahkan lebih dari satu tahun. Contoh dari kegiatan ini adalah
“Pelatihan Mandiri”. Kegiatan “Pelatihan Mandiri” adalah kontrak
kerjasama yang dilakukan Bank Mandiri dengan UKM Center FEUI
sebagai penyedia jasa untuk melaksanakan pelatihan manajemen keuangan
bagi UKM-UKM di 14 kota
yang tersebar di Indonesia. Pelatihan
Mandiri berlangsung selama 7 bulan. Uang muka kegiatan dikeluarkan
berdasarkan kota-kota pelaksanaan pelatihan. Kegiatan ini dimulai dari
awal Mei 2014 dan berakhir pada akhir November 2014.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
27
b. Uang Muka Kegiatan Non-Rutin Langsung
Kegiatan non-rutin langsung adalah kegiatan yang sifatnya sifatnya
singkat, artinya kegiatan hanya berlangsung dalam beberapa hari saja dan
kurang dari seminggu. Kegiatan ini hanya memerlukan sekali pengeluaran
uang muka kegiatan. Contoh dari kegiatan ini adalah “Pelatihan
Kemenkop”.
Kegiatan
ini
merupakan
kegiatan
non-rutin
yang
diselenggarankan oleh UKM Center FEUI atas permintaan Kementerian
Koperasi dan UKM untuk melakukan pelatihan manajemen keuangan bagi
UKM-UKM terdaftar di Kementerian Koperasi dan UKM serta
penyeleksian pembagian dana hibah bagi peserta pelatihan yang
merupakan program Kementerian Koperasi tahun 2014. Kegiatan ini
berlangsung selama 5 hari di Cisarua, Bogor pada tanggal 24 – 28
November 2014.
Tabel 4.1 Jenis-jenis Uang Muka Kegiatan Tahun 2014
Jenis – Jenis Uang Muka Kegiatan
Bertahap
Citi Microfinance Award
Uang Muka
Kegiatan Rutin
(CMA)
Langsung
Bedah UKM
Wirausaha Muda Mandiri
(WMM)
Uang Muka
Kegiatan Non-Rutin
Pelatihan Mandiri
Pelatihan Kemenkop
Pelatihan BTPN
Pelatihan Kolabo
International Labor
Pelatihan Aneka Tambang
Organization (ILO)
(ANTAM)
World Bank
Gathering ILO
Sumber: UKM Center FEUI
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
28
4.1.2 Pihak dan Dokumen Terkait
Dalam pelaksanaan prosedur uang muka kegiatan terdapat pihak-pihak
terkait yang bersinggungan langsung dalam prosedur uang muka kegiatan, antara
lain:
1. Klien
Merupakan pihak eksternal UKM Center FEUI yang berperan sebagai pihak
ketiga yang memakai jasa UKM Center FEUI untuk mengadakan suatu
kegiatan sehingga menjadi sumber pendapatan lembaga.
2. Kepala Akuntansi dan Keuangan
Merupakan unit kerja/department/bagian yang bertanggung jawab dalam hal
yang meyangkut seluruh kegiatan keuangan dan akuntansi di UKM Center
FEUI. Dalam hal ini bertanggung jawab terhadap otorisasi pengeluaran kas
untuk uang muka kegiatan.
3. Staf Keuangan
Merupakan unit kerja/department/bagian dibawah Kepala Akuntansi dan
Keuangan UKM Center FEUI yang bertugas membuat Bank Payment Voucher
sebagai dokumen kas keluar, serta pihak yang melakukan pembayaran kepada
pengaju (Pimpinan Kegiatan) sesuai dengan Bank Payment Voucher yang
telah diotorisasi oleh Kepala Akuntansi dan Keuangan.
4. Staf Akuntansi
Merupakan unit kerja/department/bagian di bawah Kepala Akuntansi dan
Keuangan UKM Center FEUI yang bertugas
melakukan data entry atas
pengeluaran kas untuk uang muka kegiatan ke dalam software akuntansi
berdasarkan Bank Payment Voucher yang diterima dari Staf Keuangan, serta
mengarsip Bank Payment Voucher dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
5. Pimpinan Kegiatan
Merupakan unit kerja independen yang berperan sebagai pimpinan suatu
kegiatan dan penanggung jawab pengelolaan uang muka kegiatan.
Dalam pelaksanaan prosedur uang muka kegiatan terdapat dokumendokumen terkait yang bersinggungan langsung dalam prosedur uang muka
kegiatan, antara lain:
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
29
1. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Merupakan dokumen yang berisikan deskripsi kegiatan, susunan anggota
kegiatan, timeline kegiatan, dan jumlah uang muka kegiatan yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan kegiatan. Dokumen ini digunakan sebagai permohonan
pencairan uang muka kegiatan oleh Pimpinan Kegiatan kepada Divisi
Akuntansi dan Keuangan. Dokumen ini juga digunakan Divisi Akuntansi dan
Keuangan sebagai dasar pengeluaran uang muka kegiatan. Bentuk dokumen
ini bisa dilihat pada Lampiran 3.
2. Petty Cash Disbursement Voucher
Merupakan dokumen yang digunakan oleh Staf Keuangan sebagai dasar untuk
mengeluarkan uang yang berasal dari pembiayaan kas kecil. Staf Keuangan
harus memastikan terlebih dahulu dokumen ini telah diotorisasi terlebih
dahulu oleh Kepala Akuntansi dan Keuangan sebelum mengeluarkan kas dari
kas kecil lembaga. Bentuk dokumen ini bisa dilihat pada Lampiran 4.
3. Bank Paymnet Voucher
Merupakan dokumen yang digunakan oleh Staf Keuangan sebagai dasar untuk
mengeluarkan uang yang berasal dari pembiayaan dari akun bank. Sama
halnya seperti Petty Cash Disbursement Voucher, dokumen Bank Payment
Voucher terlebih terlebih dahulu harus diotorisasi oleh Kepala Akuntansi dan
Keuangan sebelum uang dikeluarkan dari rekening bank lembaga. Bentuk
dokumen ini bisa dilihat pada Lampiran 5.
4.1.3 Prosedur Pengeluaran Uang Muka Kegiatan
Prosedur ini mengacu pada Standar Operasi Prosedur (SOP) yang dimiliki
oleh UKM Center FEUI mengenai pengeluaran uang muka kegiatan, termasuk di
dalamnya urutan proses pengeluaran uang muka kegiatan. Urutan proses tersebut
dapat dilihat pada Lampiran 6.
Prosedur Awal:
1. Pimpinan kegiatan menyerahkan Rencana Pelaksanaan Kegiatan untuk suatu
kegiatan kepada Staf Keuangan.
Dokumen ini harus terlebih dahulu ditanda tangani Kepala Lembaga yang
artinya Kepala Lembaga telah mengetahui rencana kegiatan tersebut.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
30
Prosedur Utama:
2. Staf Keuangan menerima dan memverifikasi Rencana Pelaksanaan Kegiatan
yang diterima dari Pimpinan Kegiatan. Menyerahkan form Rencana
Pelaksanaan Kegiatan kepada Kepala Akuntansi dan Keuangan.
Verifikasi dokumen Rencana Pelaksanaan Kegiatan meliputi:
a. Pemeriksaan tanggal penyerahan dokumen apakah telah sesuai dengan
tanggal per-penyerahan.
b. Pemeriksaan tanda tangan pengaju Rencana Pelaksanaan Kegiatan beserta
tanda tangan Kepala Lembaga untuk meyakinkan bahwa Kepala Lembaga
telah mengetahui rencana kegiatan dokumen tersebut.
3. Kepala Akuntansi dan Keuangan memverifikasi dan mengotorisasi dokumen
Rencana Pelaksanaan Kegiatan. Menyerahkan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
yang telah diotorisasi kepada Staf Keuangan.
Verifikasi ulang dilakukan oleh Kepala Akuntansi dan Keuangan untuk
memitigasi risiko kesalahan dalam proses verifikasi yang dilakukan oleh Staf
Keuangan. Otorisasi dokumen ini dimaksudkan, bahwa Kepala Akuntansi dan
Keuangan sebagai pemegang otorisasi tertinggi dalam keuangan lembaga telah
menyetujui pengeluaran kas untuk uang muka kegiatan.
4. Staf Keuangan membuat Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment
Voucher sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Kegiatan yang telah diotorisasi.
Menyerahkan Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher
kepada Kepala Akuntansi dan Keuangan.
Dokumen Rencana Pelaksanaan Kegiatan yang telah diotorisasi adalah satusatunya dasar pengeluaran kas atas uang muka kegiatan.
5. Kepala Akuntansi dan Keuangan memverifikasi dan mengotorisasi Petty Cash
Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher dengan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan yang sudah diotorisasi. Menyerahkan Petty Cash Disbursement
Voucher / Bank Payment Voucher yang telah diotorisasi kepada Staf
Keuangan.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
31
Kepala Akuntasi memastikan apakah Petty Cash Disbursement Voucher /
Bank Payment Voucher yang disiapkan oleh Staf Keuangan telah sesuai
dengan dokumen Rencana Pelaksanaan Kegiatan apa tidak. Setelah
melakukan verifikasi, Kepala Akuntansi dan Keuangan akan mengotorisasi
Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher dengan cara
menandatangani kolom “Approved by” pada dokumen tersebut. (Lihat
Lampiran 4 dan 5)
6. Staf Keuangan menyiapkan pencairan uang muka kegiatan kepada Pimpinan
Kegiatan sesuai dengan Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment
Voucher yang sudah diotorisasi. Mendistribusikan salinan Petty Cash
Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher kepada Staf Akuntansi.
Sistem pencairan secara kas atau transfer bank kepada Pimpinan Kegiatan
tergantung dari dokumen yang digunakan. Petty Cash Disbursement Voucher
dipakai untuk pencairan dana secara tunai, sedangkan Bank Payment Voucher
dipakai untuk pencairan dana secara transfer. Salinan Petty Cash
Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher yang diberikan kepada Staf
Akuntansi adalah rangkap karbon Petty Cash Disbursement Voucher / Bank
Payment Voucher.
Prosedur Akhir:
7.
Pimpinan Kegiatan menerima pembayaran melalui transfer atau tunai serta
menandatangani Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher
yang disediakan oleh Staf Keuangan kemudian menyimpan salinannya.
Staf Keuangan dan Pimpinan Kegiatan masing-masing menyimpan satu
salinan Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher. Salinan
Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher adalah rangkap
karbon dokumen tersebut. Salinan ini akan menjadi bukti bahwa Pimpinan
Kegiatan dan Staf Keuangan telah sama-sama selesai melaksanakan hak dan
kewajibannya terkait prosedur pengeluaran uang muka kegiatan.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
32
Staf Akuntansi melakukan data entry atas pembayaran pengajuan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan serta mengarsip dokumen Rencana Pelaksanaan
Kegiatan dan Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher.
Staf Akuntansi melakukan data entry menggunakan program akuntansi
berbasis excel.
4.1.4 Prosedur Pertanggungjawaban Uang Muka Kegiatan
Prosedur ini mengacu pada Standar Operasi Prosedur (SOP) yang dimiliki
oleh UKM Center FEUI mengenai pertanggungjawaban uang muka kegiatan,
termasuk di dalamnya urutan proses pertanggungjawaban uang muka kegiatan.
Urutan proses tersebut dapat dilihat pada Lampiran 7.
Prosedur Awal:
1. Pimpinan Kegiatan menyerahkan bukti transaksi dan salinan Petty Cash
Disbursement
Voucher
/
Bank
Payment
Voucher
sebagai
bentuk
pertanggungjawaban pemakaian uang muka kegiatan kepada Staf Keuangan.
Salinan Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher
digunakan untuk dicocokkan pada Petty Cash Disbursement Voucher / Bank
Payment Voucher asli yang dipegang oleh Staf Keuangan.
Prosedur Utama:
2. Staf Keuangan menerima dan memverifikasi salinan Petty Cash Disbursement
Voucher / Bank Payment Voucher dari pimpinan kegiatan dengan laporan
pertanggungjawaban
uang
muka
kegiatan.
Menyiapkan
Petty
Cash
Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher atau Cash Receipt Voucher.
Menyerahkan Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher
atau Cash Receipt Voucher atau Cash Receipt Voucher kepada Kepala
Akuntansi dan Keuangan.
Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher atau Cash Receipt
Voucher dibuat berdasarkan laporan pertanggungjawaban uang muka
kegiatan.
Artinya
apabila
pertanggungjawaban
uang
muka
kegiatan
mengalami difisit, Staf Keuangan akan menyiapkan Petty Cash Disbursement
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
33
Voucher. Sedangkan apabila pertanggungjawaban uang muka kegiatan
mengalami surplus, Staf Keuangan akan menyiapkan Cash Receipt Voucher.
3. Kepala Akuntansi dan Keuangan memverifikasi dan mengotorisasi Petty Cash
Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher atau Cash Receipt Voucher.
Menyerahkan Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher
atau Cash Receipt Voucher yang telah diotorisasi kepada Staf Keuangan.
Kepala Akuntasi memastikan apakah Petty Cash Disbursement Voucher /
Bank Payment Voucher yang disiapkan oleh Staf Keuangan telah sesuai
dengan jumlah laporan pertanggungjawaban uang mukan kegiatan. Setelah
melakukan verifikasi, Kepala Akuntansi dan Keuangan akan mengotorisasi
Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher dengan cara
menandatangani kolom “Approved by” pada dokumen tersebut. (Lihat
Lampiran 4 dan 5)
4. Staf
Keuangan
menyiapkan
pembayaran
sesuai
degan
Petty
Cash
Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher yang sudah diotorisasi atau
menerima uang sesuai dengan Cash Receipt Voucher yang sudah diotorisasi
dari Pengaju. Mendistribusikan Petty Cash Disbursement Voucher / Bank
Payment Voucher atau Cash Receipt Voucher beserta bukti transaksi kepada
Staf Akuntansi.
Salinan Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher atau Cash
Receipt Voucher yang diberikan kepada Staf Akuntansi adalah rangkap karbon
Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher.
Prosedur Akhir:
5. Pimpinan
Kegiatan
menerima
uang
atau
memberikan
uang
serta
menandatangani Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher
atau Cash Receipt Voucher yang disediakan oleh Staf Keuangan.
Staf Keuangan dan Pimpinan Kegiatan masing-masing menyimpan satu
salinan Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher atau Cash
Receipt Voucher. Salinan Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
34
Voucher atau Cash Receipt Voucher adalah rangkap karbon dokumen tersebut.
Salinan ini akan menjadi bukti bahwa Pimpinan Kegiatan dan Staf Keuangan
telah sama-sama selesai melaksanakan hak dan kewajibannya terkait prosedur
pertanggunjawaban uang muka kegiatan.
Staf Akuntansi melakukan data entry atas pertanggungjawaban uang muka
kegiatan serta mengarsip laporan pertanggungjawaban uang muka kegiatan
dan Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher atau Cash
Receipt Voucher.
Staf Akuntansi melakukan data entry menggunakan program akuntansi
berbasis excel.
4.1.5 Jurnal Pencatatan Akuntansi Uang Muka Kegiatan
Berikut ini adalah contoh transaksi yang menggambarkan prosedur
pengeluaran dan pertanggungjawaban uang muka kegiatan yang terjadi di UKM
Center FEUI. Penulis melampirkan contoh pencatatan akuntansi uang muka pada
kegiatan CMA 2014. CMA 2014 merupakan kegiatan penghargaan dan lomba
yang diklasifikasikan sebagai kegiatan rutin bertahap. Pada tanggal 23 September
2014, UKM Center FEUI mengeluarkan uang muka kegiatan sebesar
Rp. 20.000.000 untuk kegiatan workshop CMA 2014. Kemudian, Pimpinan
Kegiatan menyerahkan laporan pertanggungjawaban pemakaian uang muka
kegiatan pada tangal 3 November 2014 dimana pertanggungjawaban uang muka
kegiatan mengalami defisit yang mengharuskan lembaga
me-reimburse
kekurangan uang muka kegiatan tersebut. Berikut jurnal terkait pengeluaran,
pertanggungjawaban, dan reimburse atas kekurangan uang muka kegiatan.
Jurnal pengeluaran uang muka kegiatan rutin:
(Dr) Uang Muka Kegiatan CMA
Rp. 20.000.000
(Cr) Bank
Rp.20.000.000
Jurnal pertanggungjawaban uang muka kegiatan rutin :
(Dr) Tiket pesawat UKMC
Rp. 6.448.000
(Dr) Perlengkapan workshop
Rp. 185.000
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
35
(Dr) Transportasi bandara
Rp. 400.000
(Dr) Transportasi peserta + panitia
Rp. 2.700.000
(Dr) Transportasi media local
Rp. 500.000
(Dr) Transportasi lainnya
Rp. 100.000
(Dr) Makan siang + coffee break
Rp. 4.500.000
(Dr) Sewa tempat
Rp. 700.000
(Dr) Biaya transport pemateri
Rp. 1.000.000
(Dr) Honor penanggungjawab
Rp. 700.000
(Dr) Honor asisten panitia
Rp. 250.000
(Dr) Biaya transport narasumber
Rp. 800.000
(Dr) Transport lokal panitia
Rp. 460.000
(Dr) Biaya rapat
Rp. 413.000
(Dr) Akomodasi
Rp. 250.000
(Dr) Perdiem 2 orang @800rb
Rp. 1.600.000
(Dr) Honor trainer UKM Center
Rp.1.500.000
(Dr) Honor course leader UKM Center
Rp. 500.000
(Cr) Kas*
Rp. 3.006.000
(Cr) Uang Muka Kegiatan CMA
Rp.20.000.000
*Terjadi defisit dalam salah satu pemakaian uang muka kegiatan
CMA 2014
Contoh lainnya dalam pencatatan uang muka kegiatan yaitu uang muka
kegiatan Pelatihan Kolabo 2014. Pelatihan Kolabo 2014 merupakan kegiatan
pelatihan laporan keuangan untuk UKM yang diklasifikasikan sebagai kegiatan
non-rutin bertahap. Pada tanggal 16 Juli 2014, UKM Center FEUI mengeluarkan
uang muka kegiatan sebesar Rp. 2.525.000 untuk setup cost kegiatan tersebut.
Pada hari berikutnya, yaitu tanggal 17 Juli 2014 Pimpinan Kegiatan menyerahkan
laporan
pertanggungjawaban
pemakaian
uang
muka
kegiatan
dimana
pertanggungjawaban uang muka kegiatan mengalami surplus yang mengakibatkan
lembaga mendapatkan kas atas kelebihan uang muka kegiatan tersebut. Berikut
jurnal terkait pengeluaran, pertanggungjawaban, dan penerimaan kas atas
kelebihan uang muka kegiatan.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
36
Jurnal pengeluaran uang muka kegiatan non-rutin:
(Dr) Uang Muka Kegiatan Kolabo
Rp. 2.525.000
(Cr) Bank
Rp. 2.525.000
Jurnal pertanggungjawaban uang muka kegiatan non-rutin :
(Dr) Beban cetak banner
Rp. 70.000
(Dr) Snack dan minuman
Rp. 397.000
(Dr) Uang transport 19 peserta @70rb
Rp. 1.330.000
(Dr) Uang lelah pembantu umum
Rp. 50.000
(Dr) Kas*
Rp. 678.000
(Cr) Uang Muka Kegiatan Kolabo
Rp. 2.525.000
*Terjadi surplus dalam pemakaian uang muka kegiatan pelatihan
Kolabo 2014
Baik kegiatan rutin maupun non-rutin tidak ada perbedaan dalam
pencatatan akuntansinya. Pada sub bab 4.1.1 seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, uang muka kegiatan rutin dan non-rutin hanya dibedakan menurut
waktu pelaksanaannya saja. Bentuk pencatatan yang dilakukan menggunakan
program akuntansi berbasis excel pada UKM Center FEUI dapat dilihat pada
Lampiran 8.
4.2
Analisis Pengendalian Internal Prosedur Uang Muka Kegiatan
Berdasarkan landasan teori sebelumnya, UKM Center FEUI telah
menerapkan kelima komponen pengendalian internal yang dikembangkan oleh
COSO Internal Control. Analisis atas komponen pengendalian tersebut akan
diuraikan sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
37
4.2.1 Lingkungan Pengendalian
1. Integrity and ethical value
Untuk menjaga integritas dan nilai etika setiap karyawan UKM Center FEUI,
lembaga memiliki buku saku yang berisi budaya dan nilai lembaga, antara
lain:
•
Progresif
Merupakan sifat yang menunjukkan pribadi yang terus belajar dan
beradaptasi hingga akhir hayat.
•
Rasional
Merancang, melaksanakan program, dan mengambil keputusan melalui
pertimbangan logis yang artinya adalah berkarya dengan akal sehat.
•
Emosional
Merancang, melaksanakan program, dan mengambil keputusan dengan
melibatkan rasa yang artinya adalah berkarya dengan hati nurani.
•
Spiritual
Merancang, melaksanakan program, dan mengambil keputusan dengan
melibatkan Tuhan yang artinya adalah berkarya dengan keyakinan.
•
Kerja Tim
Merupakan kerja yang tidak akan menjadi suatu karya nyata tanpa adanya
kerja sama tim.
•
Kelimpahan
Merupakan suatu rasa berkelimpahan atas apa yang telah dimiliki,
sehingga dapat berbagi dimana saja dan kapan saja.
•
Keberlangsungan
Profit diperlukan untuk menjaga keberlangsungan layanan yang diberikan.
•
Dampak
Berkarya untuk memberikan manfaat dan pengaruh yang jelas dan terukur.
Selain budaya dan nilai lembaga, buku saku lembaga juga berisi deskripsi
pekerjaan dari masing-masing organ lembaga, pengupahan, dan peraturan
lembaga lainnya.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
38
2. Commitment to competence
Kompetensi karyawan sangat penting sehingga karyawan dalam lembaga
dapat menjalankan tanggung jawabnya dan mendukung tercapainya tujuan
lembaga. UKM Center FEUI sangat menyadari betapa pentingnya memiliki
karyawan yang berkualitas yang memiliki kompetensi. Hal ini dibuktikan
dengan beberapa pelatihan yang difasilitasi lembaga. Salah satu pelatihan
yang pernah difasilitasi lembaga pada tahun 2014 adalah Cash is The King,
yaitu pelatihan berbentuk workshop untuk memahami bahasa bisnis yang tak
lain adalah laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca, laporan rugi
laba, dan laporan arus kas. Bentuk lain peran lembaga dalam meningkatkan
kompetensi karyawannya adalah dengan memberikan kesempatan kepada
karyawan untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan UKM
Center FEUI.
3. Management's philosophy and operating style
Pengendalian yang efektif dalam organisasi bergantung pada filosofii
manajemen. Kepala UKM Center FEUI telah mengambil tindakan-tindakan
yang positif untuk mendorong pengendalian internal dalam lembaga dan
menekankan pentingnya pengendalian internal tersebut. Gaya kepemimpinan
Kepala Lembaga saat ini yang tegas merespon masalah terkait kinerja organ
lembaga, membangun budaya rasa takut pada karyawan untuk melakukan
kesalahan dalam hal apapun. Dengan gaya kepemimpinan tersebut, Kepala
Lembaga secara tidak langsung telah meningkatkan pengendalian internal
dalam lingkungan UKM Center FEUI.
4. Organizational structure
Struktur organisasi UKM Center FEUI yang ditampilkan penulis pada gambar
3.1 di bab 3 sebelumnya mencerminkan tanggung jawab dan wewenang yang
berbeda pada masing-masing organ lembaga. Contoh tanggung jawab dan
wewenang yang berbeda tercermin pada deskripsi pekerjaan berikut ini:
•
Kepala Lembaga dan Wakil Kepala Lembaga menyusun komposisi struktur
organisasi, anggaran, dan program kerja.
•
Sekretaris Umum melakukan pengelolaan Sumber Daya Manusia mencakup:
penyusunan dan pengelolaan kontrak atau surat keputusan pengangkatan
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
39
pegawai, pengelolaan proses penilaian kinerja, pengelolaan informasi
kepegawaian (seperti rekapitulasi kehadiran, izin, cuti, lembur, ulang tahun,
kematian, acara penting keluarga, sakit, dan lain sebagainya), dan menjaga
pengamalan perangkat-perangkat kepegawaian yang ada (form cuti, lembur,
verifikasi logbook, pengeluaran surat tugas, rekomendasi, dan lain
sebagainya).
•
Kepala Akuntansi dan Keuangan mempersiapkan dan menyediakan berbagai
perangkat untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional lembaga dalam
bidang keuangan, logistik, dan administrasi umum sebagai sarana peningkatan
kinerja lembaga.
4.2.2 Penilaian Risiko
Setiap organisasi baik itu kecil ataupun besar pasti memiliki risiko yang
dapat menghambat pencapaian tujuan perusahaan. Sebagai salah satu lembaga
akademik di beroperasi di lingkungan akademik Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, yang berkegiatan menyediakan jasa kegiatan, UKM Center FEUI sadar
betul akan risiko yang dihadapi terkait dengan operasi lembaga. Menurut penulis,
risiko-risiko yang dihadapi lembaga secara umum, berasal dari faktor eksternal
dan internal, antara lain:
1. Faktor Internal:
• Risiko pengelolaan aset lembaga.
Risiko pengelolaan aset lembaga muncul sebagai akibat lemahnya sistem
pengendalian internal atas aset lembaga. Termasuk dalam risiko
pengelolaan aset lembaga adalah pengelolaan uang muka kegiatan oleh
pihak-pihak terkait dalam prosedur uang muka kegiatan
2. Faktor Eksternal:
•
Risiko terkait pergantian struktur kepemimpinan.
Seperti yang telah penulis jelaskan di atas bahwa UKM Center FEUI
berada di bawah payung organisasi Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia dan Rektorat Universitas Indonesia. Hal ini menyebabkan
pergantian Kepala Lembaga diatur oleh Fakultas Ekonomi Universitas
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
40
Indonesia. Hal ini mengakibatkan budaya kerja lembaga akan berubah
disebabkan gaya kepemimpinan Kepala Lembaga yang berberbeda-beda.
•
Risiko tuntutan hukum berkaitan dengan kontrak kerja sama dengan klien.
Salah satu stakeholder lembaga adalah klien, Klien adalah pihak eksternal
UKM Center FEUI yang berperan sebagai pihak ketiga yang memakai jasa
UKM Center FEUI untuk mengadakan suatu kegiatan sehingga menjadi
sumber pendapatan lembaga.
Semua kegiatan UKM Center FEUI yang terkait penyediaan jasa ke klien
memerlukan kontrak kerja sama yang memiliki kekuatan hukum di
dalamnya. Risiko tuntutan hukum berkaitan dengan kontrak kerja sama
dengan klien bisa muncuk apabila terjadi wan prestasi yang dilakukan oleh
UKM Center FEUI.
•
Risiko nilai tukar mata uang asing dimana transaksi kontrak kerja sama
ada yang melibatkan mata uang asing.
Beberapa klien UKM Center FEUI menggunakan mata uang asing sebagai
mata uang pelaporan keuangannya. Hal ini menyebabkan lembaga harus
melakukan transaksi pelunasan piutangnya dalam bentuk mata uang asing.
Risiko nilai tukar terjadi apabila nilai mata uang asing tersebut melemah
terhadap IDR sehingga lembaga harus menerima kerugian selisih kurs.
Secara lebih spesifik, penulis menyatakan bahwa terdapat risiko yang
dikelompokkan sebagai faktor internal dan eksternal terkait dengan uang muka
kegiatan yang ada di UKM Center FEUI, antara lain:
1. Faktor Internal
a. Timeline Kegiatan
Dalam melakukan kegiatan bertahap baik rutin maupun non-rutin
dibutuhkan timeline pada rencana pelaksanaan kegiatannya. Timeline ini
berisi program kerja dan dana yang dibutuhkan selama periode kegiatan
yang disusun oleh Pimpinan Kegiatan untuk melaksanakan kegiatannya.
Timeline ini juga akan digunakan oleh divisi akuntansi dan keungan
sebagai dasar jadwal pengeluaran uang muka kegiatan berikutnya untuk
mendanai kegiatan tersebut.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
41
Prakteknya di UKM Center FEUI, timeline kegiatan sering berubah seiring
berjalannya kegiatan. Masalah timeline yang dihadapi UKM Center FEUI
adalah Pimpinan Kegiatan kurang memperhitungkan kapasitas sumber
daya yang dimiliki lembaga di awal perencanaan. Hal ini menyebabkan
pada saat kegiatan dimulai seringkali Pimpinan Kegiatan harus
merencanakan ulang kegiatan, sehingga memakan waktu lebih lama dalam
pelaksanaan kegiatannya. Contohnya, dalam pelaksanaan kegiatan CMA
2014, kegiatan pengadaan barang seperti souvenir, hadiah, backdrop,
banner, peralatan tulis, dll yang direncanakan pelaksanaannya dalam 1
bulan ternyata memakan waktu 4 bulan. Kegiatan pengadaan memakan
waktu lebih lama 3 bulan karena Pimpinan Kegiatan tidak mampu
menyediakan barang dengan jumlah dan spesifikasi yang sesuai dengan
rencana pelaksanaan kegiatan hanya dalam 1 bulan.
Gambar 4.1 Timeline kegiatan CMA 2014
(Sumber : UKM Center FEUI)
Contoh lainnya adalah timeline yang seharusnya digunakan oleh Divisi
Akuntansi dan Keungan sebagai dasar jadwal pengeluaran uang muka
kegiatan untuk mendanai kegiatan kurang dapat diandalkan. Pada gambar
4.1 dipaparkan setiap rencana aktivitas kegiatan CMA 2014 mulai dari
Agustus 2014 – Februari 2015. Timeline ini terlampir pada dokumen
rencana pelaksanaan kegiatan yang dibuat oleh Pimpinan Kegiatan. Setiap
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
42
aktivitas dijabarkan mulai dari maksud dan tujuannya sampai ke dana yang
dibutuhkan dalam melakukan aktivitas tersebut.
Untuk mendanai aktivitas di atas, Divisi Akuntansi dan Keuangan UKM
Center FEUI seharusnya mengeluarkan uang muka kegiatan sebanyak 7
kali yang akan dibayarkan selama 7 bulan sesuai dengan timeline kegiatan
pada dokumen rencana pelaksanaan kegiatan. Namun realisasinya pada
kegiatan ini, jadwal pembayaran uang muka kegiatan diminta jadi lebih
cepat pembayarannya oleh Pimpinan Kegiatan dengan alasan vendor
meminta lebih awal untuk pembayarannya.
b. Lagtime Uang Muka Kegiatan
Lagtime adalah jarak waktu antara pengeluaran kas uang muka kegiatan
terhadap pertanggungjawaban uang muka kegiatan. Batas waktu
penyampaian laporan pertanggungjawaban pengelolaan uang muka
kegiatan pada standar yang dipakai UKM Center FEUI seharusnya adalah
1 minggu setelah uang muka kegiatan tersebut dikeluarkan. Jarak waktu 1
minggu ini dimaksudkan untuk mendisiplinkan Pimpinan Kegiatan dalam
hal
pertanggungjawaban
pengelolaan
uang
muka.
Namun
pada
kenyataannya, Pimpinan Kegiatan pada UKM Center FEUI masih sering
telat untuk melaporkan pertanggungjawaban uang muka kegiatannya.
Efek lainnya terhadap analisis lagtime ini, yaitu kurangnya keandalan
laporan keuangan (neraca dan laba rugi) dalam hal menyajikan kondisi
lembaga yang sesungguhnya. Uang muka kegiatan yang belum
dipertanggungjawabkan akan tetap disajikan sebagai uang muka kegiatan
pada aset lancar di neraca, sedangkan potensi beban yang akan terjadi atas
uang muka kegiatan belum bisa menjadi beban kegiatan sehingga laba
terlihat lebih besar. Contohnya pada saat uang muka kegiatan CMA 2014
dikeluarkan pada 19 Agustus 2014, 1 September 2014, 2 September 2014,
16 September 2014 dan 23 September 2014, dengan jumlah outstanding
uang muka kegiatan sebesar Rp. 187.042.259 yang berimbas porsi uang
muka kegiatan di neraca untuk CMA 2014 sebesar Rp. 187.042.259.
Namun,
pada
saat
Pimpinan
Kegiatan
CMA
2014
mempertanggungjawabkan sebagian uang muka kegiatannya pada tanggal
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
43
23 November 2014 sebesar Rp. 108.142.759, uang muka kegiatan CMA
2014 pada neraca akan berkurang Rp. 108.142.759 dan beban kegiatan
bertambah Rp. 108.142.759 yang mengakibatkan pengurangan laba
sebesar Rp. 108.142.759 per tanggal 23 November 2014. Porsi uang muka
kegiatan CMA 2014 di neraca turun menjadi hanya sebesar Rp.78.899.500.
Lagtime yang semakin singkat akan meningkatkan keandalan laporan
keuanngan (neraca dan laba rugi) dalam hal menyajikan kondisi lembaga
yang sesungguhnya.
c. Pihak dan Dokumen Terkait
Selama proses magang, penulis menemukan beberapa kasus yang dirasa
penulis tidak sesuai dengan prosedur uang muka kegiatan UKM Center
FEUI yang telah dijelaskan di sub bab 4.2. Pada prosedur awal
pengeluaran kas uang muka kegiatan penulis menemukan kasus, antara
lain:
-
Dijelaskan bahwa Pimpinan Kegiatan harus menyerahkan rencana
pelaksanaan kegiatan kegiatan sebagai syarat mengajukan uang muka
kegiatan. Namun, pada kenyataannya rencana pelaksanaan kegiatan ini
tidak langsung diserahkan kepada divisi akuntansi dan keuagan dengan
alasan menyusul karena membutuhkan dana secepatnya untuk
menjalankan kegiatan. Jumlah pengajuan uang muka kegiatan biasanya
dirangkum singkat oleh Pimpinan Kegiatan atau bahkan hanya lisan
oleh Pimpinan Kegiatan. Contoh pengajuan uang muka kegiatan tanpa
rencana pelaksanaan kegiatan adalah Pelatihan Bapenas 2014 pada
tanggal 10 Oktober 2014. Kontrak kegiatan yang mendadak membuat
Pimpinan Kegiatan tidak sempat membuat rencana pelaksanaan
kegiatan. Hal ini sebenarnya tidak sesuai dengan prosedur uang muka
kegiatan lembaga yang telah disahkan Kepala UKM Center FEUI yang
harusnya melampirkan dokumen rencana pelaksanaan kegiatan terlebih
dahulu sebagai dasar pengeluaran uang muka kegiatan.
-
Seringkali padatnya kerjaan Staf Keuangan pada saat Pimpinan
Kegiatan mengajukan uang muka kegiatan menyebabkan Staf
Keuangan hanya memverifikasi rencana pelaksanaan dengan singkat
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
44
dan kurang detil. Setelah itu dokumen rencana pelaksanaan kegiatan
langsung diteruskan kepada Kepala Akuntansi dan Keuangan.
Seharusnya Staf Keuangan melakukan verifikasi yang detil dan teliti
terhadap dokumen rencana pelaksanaan kegiatan yang disampaikan
oleh Pimpinan Kegiatan.
-
Staf Keuangan terkadang tidak langsung melakukan pengeluaran
kas/bank pada saat Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment
Voucher yang telah diotorisasi oleh Kepala Akuntansi dan Keuagan.
Hal ini menyebabkan pembayaran uang muka kegiatan tertunda
kepada Pimpinan Kegiatan.
Setelah melakukan prosedur pengeluaran uang muka kegiatan, selanjutnya
adalah prosedur pertanggungjawaban uang muka kegiatan. Pada prosedur
pertanggungjawaban uang muka kegiatan penulis menemukan kasus,
antara lain:
-
Pimpinan Kegiatan sering kali tidak taat administrasi dalam hal
laporan pertanggungjawabannya seperti kelalaian dalam menyimpan
bukti transaksi yang menyebabkan bukti transaksi ada yang hilang
sehingga jumlah nominal laporan pertanggungjawaban tidak sesuai
dengan jumlah nominal pada bukti-bukti transaksi. Hal ini dapat
menyulitkan Staf Keuangan memverifikasi dan Staf Akuntansi
menjurnal beban kegiatan sehingga divisi akuntansi dan keuangan
harus melakukan prosedur tambahan yaitu melakukan interview
kepada Pimpinan Kegiatan untuk mengumpulkan data transaksi.
-
Verifikasi
yang
terburu-buru
dalam
memeriksa
laporan
pertanggungjawaban uang muka kegiatan oleh Staf Keuangan
membuat beberapa transaksi pada laporan terlewatkan dan langsung
diserahkan kepada Kepala Akuntansi dan Keuangan. Begitu juga
dengan Kepala Akuntansi dan Keuangan yang telah yakin Staf
Keuangan telah melakukan verifikasi dengan benar, langsung
melakukan otorisasi tanpa verifikasi ulang secara detil.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
45
-
Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment Voucher atau Cash
Receipt Voucher atas defisit atau surplus uang muka kegiatan
terkadang tidak langsung diserahkan hari itu juga kepada Staf
Akuntansi. Hal ini mengakibatkan saldo kas atau bank tidak tersaji
secara real-time.
d. Penyalahgunaan Kas
Tidak ada standar baku yang mengatur batasan jumlah pengeluaran kas
terkait uang muka kegiatan. UKM Center FEUI akan semampunya
membiayai setup cost kegiatan selama lembaga memperoleh prediksi
marjin laba yang telah ditetapkan, terlepas dari pembayaran dari klien
sudah terealisasi atau belum. Kegiatan UKM Center FEUI yang besar
memerlukan uang muka kegiatan yang besar pula untuk setup cost-nya
sehingga akan meningkatkan risiko penyalahgunaan kas, antara lain:
-
Embezzlement
Pelaporan pemakaian uang muka kegiatan belum tentu sepenuhnya adalah
biaya yang dikeluarkan Pimpinan Kegiatan untuk menunjang aktivitas
kegiatannya. Risiko fraud ini sangat tinggi karena pengelolaan uang muka
kegiatan sepenuhnya ada pada Pimpinan Kegiatan.
-
Kiting
Pengelolaan uang muka kegiatan juga sangat berisiko terhadap fraud jenis
ini. Pimpinan Kegiatan berisiko melakukan pengelolaan uang muka
kegiatan untuk kepentingan pribadinya dengan cara menginvestasikan
uang muka kegiatan pada investasi jangka pendek.
-
Larceny
Tipe fraud ini bisa terjadi pada kasir sebagai pemegang kas lembaga. Kasir
berisiko mengeluarkan kas lembaga dengan membuat pengeluaran uang
muka kegiatan fiktif.
-
Lapping
Surplus uang muka kegiatan sering terjadi pada aktivitas kegiatan
lembaga, yang artinya terjadi penerimaan kas atas kelebihan laporan
pertanggungjawaban uang muka kegiatan. Risiko lapping bisa terjadi
dalam kondisi ini. Laporan pertanggungjawaban yang mengalami surplus
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
46
tidak langsung dilaporkan, walaupun kas secara fisik sudah diserahkan
oleh Pimpinan Kegiatan.
2. Faktor Eksternal
a. Klien mengalami masalah dalam kondisi keuangan, sehingga proses
pelunasan piutang tertunda. Hal ini menyebabkan setup cost yang telah
lembaga keluarkan belum memberikan kontribusi bagi lembaga terkait
pendapatan.
b. Terjadi wan prestasi atas kegiatan yang diselenggarakan, sehingga klien
membatalkan kontrak kerja sama. Hal ini juga menyebabkan setup cost
yang telah lembaga keluarkan tidak memberikan kontribusi bagi lembaga
terkait pendapatan bahkan lembaga mengalami kerugian sebesar setup
cost.
4.2.3 Aktivitas Pengendalian
Beberapa sub-kompomnen aktivitas pengendalian terkait dengan prosedur
uang muka kegiatan di UKM Center FEUI berdasarkan penilaian risiko di atas
terdiri dari
1. Adequate Separation of Duties
Aktivitas pengendalian ini berkaitan dengan risiko penyalahgunaan kas yang
telah diungkapkan penulis pada komponen penilaian risiko.
a. Separation of Custody of Asset from Accounting
Fasilitas penyimpanan kas lembaga terdiri dari rekening bank atas nama
lembaga dan kas kecil yang disimpan oleh Staf Keuangan. Pengeluaran
kas baik dari bank maupun kas kecil merupakan tanggung jawab Staf
Keuangan, termasuk di dalamnya pengeluaran kas uang muka kegiatan.
Staf Keuangan tidak memiliki wewenang untuk melakukan pencatatan
akuntansi atas pengeluaran uang muka kegiatan tersebut.
b. Separation of the Authorization of Transaction from the Custody of
Related Asset
Walaupun Kepala Akuntansi dan Keuangan memiliki wewenang dalam
mengotorisasi pengeluaran kas atas uang muka kegiatan, namun Kepala
Akuntansi dan Keuangan tidak memiliki akses atas kas di rekening
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
47
lembaga ataupun kas kecil yang kunci brankasnya hanya dimiliki oleh Staf
Keuangan. Sama halnya dengan pengeluaran kas dari rekening bank
lembaga, satu-satunya tanda tangan yang dapat mencairkan cek penarikan
adalah tanda tangan Kepala Lembaga. Hal tersebut mengakibatkan setiap
pembiayaan yang berasal dari rekening bank lembaga termasuk uang
muka kegiatan, Staf Keuangan harus terlebih dahulu meminta tanda tangan
cek penarikan kepada Kepala Lembaga.
c. Separation
of
Operational
Responsibility
from
Record-Keeping
Responsibity
Staf Akuntansi lembaga hanya berfungsi untuk mencatat segala transaksi
keuangan yang terjadi di lembaga. Staf Akuntansi tidak memiliki
wewenang dalam hal pengeluaran kas terkait uang muka kegiatan.
2. Proper Authorization of Transactions and Activities
Aktivitas pengendalian ini berkaitan dengan risiko yang berhubungan dengan
pihak dan dokumen terkait yang telah diungkapkan penulis pada komponen
penilaian risiko.
Pengotorisasian pengeluaran kas lembaga terkait operasional dan uang muka
kegiatan.merupakan bagian dari wewenang Kepala Akuntansi dan Keuangan.
Kepala Akuntansi dan Keuangan menjadikan Standar Biaya Masukan 2014
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.02/2013 sebagai
acuan tarif pengeluaran kas untuk setiap transaksi. Hal ini diterapkan
manajemen untuk menjaga kewajaran beban, Artinya, pimpinan kegiatan tidak
bisa mengajukan uang muka kegiatan lebih besar dari tarif yang telah
ditetapkan.
3. Adequate Documents and Records Physical of Control over Assets and
Records
Aktivitas pengendalian ini berkaitan dengan risiko yang berhubungan dengan
pihak dan dokumen terkait yang telah diungkapkan penulis pada komponen
penilaian risiko.
Staf Akuntansi mencatat seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran kas
termasuk transaksi yang terkait dengan pengajuan dan pertanggungjawaban
uang muka kegiatan. Jumlah pengeluaran atas uang muka kegiatan dan
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
48
penerimaan kas atas surplus uang muka kegiatan dicatat dalam jurnal
akuntansi sesuai dengan dokumen Petty Cash Disbursement Voucher / Bank
Payment Voucher atau Cash Receipt Voucher yang didistribusikan oleh Staf
Keuangan kepada Staf Akuntansi. Hal ini sesuai seperti yang dijelaskan pada
prosedur uang muka kegiatan pada sub bab 4.2.2 dan 4.2.3.
4. Physical Control over Assets and Records
Aktivitas pengendalian ini berkaitan dengan risiko penyalahgunaan kas serta
pihak dan dokumen terkait yang telah diungkapkan penulis pada komponen
penilaian risiko.
UKM Center FEUI memiliki pengendalian internal yang cukup bagus dalam
pendataan aset tetapnya. Hal ini dibuktikan dengan pengkodean seluruh
inventaris lembaga secara elektronik untuk tujuan identifikasi, yaitu
menggunakan barcode. Selain aset tetap, aset lancar juga sangat dilindungi.
Divisi Akuntansi dan Keuangan melakukan cash opname untuk kas kecil
setiap minggunya. Hasil cash opname akan dicocokkan dengan saldo kas yang
tercatat di Laporan Keuangan lembaga.
Selain melakukan pengendalian terhadap data fisik dan data akuntansi, Staf
Akuntansi dan Staf Keuangan juga melakukan antisipasi kehilangan data
keuangan. Tindakan antisipasi ini dilakukan dengan cara mem-backup data
keuangan di hard disk eksternal masing- masing dan cloud system “Dropbox”.
5. Independent Checks on Performance
Aktivitas pengendalian ini berkaitan dengan risiko timeline kegiatan dan
lagtime uang muka kegiatan yang telah diungkapkan penulis pada komponen
penilaian risiko.
Kepala Lembaga mengambil alih dalam pengecekan rutin perihal otorisasi.
Beberapa dokumen Petty Cash Disbursement Voucher / Bank Payment
Voucher atau Cash Receipt Voucher dijadikan sampel untuk melakukan
pengujian otoritas. Kepala Lembaga akan memeriksa dokumen tersebut terkait
pengeluaran dan penerimaan kas termasuk di dalamnya pengajuan uang muka
kegiatan baik defiist/surplus pada saat pertanggungjawabannya. Selain itu
Kepala Lembaga juga memeriksa laporan perkembangan yang dibuat oleh
Pimpiinan Kegiatan terkait kegiatan yang dilaksanakannya.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
49
6. Selain pemeriksaan di atas, terdapat beberapa pemeriksaan yang dilakukan
UKM Center untuk memenuhi tools Independent Checks on Performance,
antara lain: UKM Center FEUI selalu mengikuti perkembagan SBM tiap
tahunnya sebagai acuan tarif pengeluaran kas untuk setiap transaksi termasuk
uang muka kegiatan, Staf Akuntansi dan Staf Keuangan selalu memeriksa
rutin dan memperbaharui back up datanya
4.2.4 Informasi dan Komunikasi Serta Pemantauan
1. Informasi dan Komunikasi
Berbagai informasi dan komunikasi yang jelas sangat dibutuhkan
dalam pengendalian internal yang efektif demi tercapainya tujuan lembaga.
UKM Center FEUI membangun komunikasi yang efektif baik dengan
karyawan. Sistem informasi yang ada di lembaga dirancang untuk
menyediakan informasi yang memadai bagi seluruh karyawan. UKM Center
FEUI memiliki berbagai fasilitas komunikasi internal lembaga, antara lain:
media social group seperti Blackberry Messenger dan Whatsapp, email group
seperti Gmail Group, dan webstite resmi UKM Center FEUI yang dikelola
oleh Divisi Humas dan Publikasi. Dengan fasilitas komunikasi internal
lembaga ini, komunikasi antar karyawan dapat terjalin dengan baik karena
informasi-informasi yang berkaitan dengan lembaga dapat ditransfer dengan
baik ke seluruh organ lembaga.
2. Pemantauan
Pemantauan dilakukan dalam menilai kualitas dari pengendalian
internal. Kepala Lembaga menggunakan beberapa jenis laporan untuk
memantau aktivitas suatu kegiatan, antara lain: laporan bulanan yang dibuat
oleh setiap divisi dan Laporan Keuangan Lembaga yang dibuat oleh Divisi
Akuntansi dan Keuangan. Setiap divisi harus membuat laporan yang berisi
ringkasan terkait aktivitas pekerjaan rutinnya sesuai wewenang dan tanggung
jawabnya, termasuk perihal penting yang harus diketahui Kepala Lembaga.
Contoh perihal penting yang disampaikan adalah informasi kepegawaian
(seperti rekapitulasi kehadiran, izin, cuti, lembur, ulang tahun, kematian, acara
penting keluarga, sakit, dan lain sebagainya) yang disampaikan Sekretaris
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
50
Umum. Laporan-laporan tersebut digunakan oleh Kepala Lembaga untuk
memantau keberlangsungan dan keberhasilan lembaga dalam mencapai tujuan
lembaga.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan prosedur uang muka kegiatan yang dibahas pada
bab pembahasan, penulis dapat menyimpulkan:
1. Uang muka kegiatan adalah setup cost yang dipakai untuk membiayai setiap
kegiatan yang bersifat proyek di UKM Center FEUI.
2. Pimpinan Kegiatan bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan uang
muka kegiatan.
3. Uang muka kegiatan diklasifikan menjadi uang muka kegiatan rutin dan nonrutin. Kegiatan rutin terdiri dari kegiatan rutin langsung dan rutin bertahap,
sedangkan kegiatan non-rutin terdiri dari kegiatan non-rutin langsung dan
non-rutin bertahap.
4. Uang muka kegiatan rutin dan non-rutin hanya dibedakan menurut waktu
pelaksanaannya. Baik kegiatan rutin maupun non-rutin tidak ada perbedaan
dalam pencatatan akuntansinya
5. Prosedur pengeluaran uang muka kegiatan diawali dengan Pimpinan Kegiatan
mengajukan dokumen Rencana Pelaksanaan Kegiatan. Prosedur ini diakhiri
dengan Pimpinan Kegiatan menyerahkan laporan pertanggungjawaban uang
muka kegiatan.
Selain
kesimpulan
di
atas,
penulis
juga
menyimpulkan
bahwa
pengendalian intenal yang dilakukan oleh UKM Center FEUI atas prosedur uang
muka kegiatan sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari analisis lima
komponen pengendalian internal prosedur uang muka kegiatan milik COSO,
antara lain:
1. Lingkungan Pengendalian
UKM Center FEUI memiliki lingkungan pengendalian yang baik mulai dari
integritas dan nilai etika sampai dengan struktur organisasi.
Universitas Indonesia
51
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
52
2. Penilaian Risiko
Risiko yang dihadapi UKM Center FEUI terkait uang muka kegiatan berasal
dari faktor eksternal maupun faktor internal. Risiko eksternal yang dihadapi
UKM Center FEUI berasal dari pihak eksternal lembaga, dalam hal ini klien.
Sedangkan risiko internal yang dihadapi UKM Center FEUI berasal dari pihak
internal lembaga, dalam hal ini Kepala Akuntansi dan Keuangan, Staf
Keuangan, Staf Akuntansi, dan Pimpinan Kegiatan.
3. Aktivitas Pengendalian
UKM Center FEUI sudah melakukan aktivitas pengendalian dengan cukup
baik terkait penilaian risiko.
4. Informasi dan Komunikasi Serta Pemantauan
UKM Center FEUI telah memiliki sistem komunikasi yang efektif. Komponen
pemantauan pada UKM Center FEUI juga sudah efektif.
5.2
Saran
Setelah memberikan kesimpulan di atas, penulis ingin memberikan saran
terkait aktivitas pengendalian yang dilakukan oleh UKM Center FEUI atas
prosedur uang muka kegiatan, antara lain:
1. Pimpinan kegiatan harus lebih cakap dalam membuat timeline kegiatan terkait
waktu pelaksanaan dan anggaran sehingga timeline kegiatan dapat diandalkan
dalam hal konsistensinya.
2. Lembaga harus memberikan sanksi terkait lagtime uang muka kegiatan.
Lagtime uang muka kegiatan yang semakin singkat akan meningkatkan
keandalan laporan keuanngan (neraca dan laba rugi) dalam hal menyajikan
kondisi lembaga yang sesungguhnya.
3. Pihak-pihak terkait uang muka kegiatan harus menjadikan SOP prosedur uang
muka kegiatan sebagai pedoman utama baik dalam prosedur pengeluaran
maupun pertanggungjawaban uang muka kegiatan. Penulis merasa perlu
diadakan simulasi ulang SOP terkait prosedur uang muka kegiatan agar pihakpihak terkait sadar akan peran dan tanggung jawabnya dalam prosedur
tersebut.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
53
4. Baik Kepala Akuntansi dan Keuangan maupun Kepala Lembaga harus lebih
aktif memantau aktivitas kas suatu kegiatan. Risiko penyalahgunaan kas
seperti Embezzlement, Kiting, Larceny, dan Lapping terkait prosedur uang
muka kegiatan bisa dimitigasi dengan cara melakukan aktivitas pemantauan
rutin terhadap pihak-pihak terkait kegiatan. Mitigasi risko ini juga bisa
dilakukan dengan pelatihan nilai dan moral.
5. Lembaga sebaiknya memiliki standar baku batasan jumlah pengeluaran kas
terkait uang muka kegiatan sehingga akses pengeluaran kas menjadi terbatas.
6. Pembiayaan kegiatan yang transaksinya berhubungan dengan vendor
sebaiknya dilakukan langsung oleh kasir lembaga.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
DAFTAR REFERENSI
Association of Certified Fraud Examiners. (2014). Report to the Nations on
Occupational Fraud and Abuse.
Arens, Alvin A, Randal J. Elder, and Mark S. Beasley (2012). Auditing and
Assurance Services: An Integrated Approach 14th edition. New Jersey:
Prentice Hall.
Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (2013).
COSO internal control - integrated framework.
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Profesional Akuntan Publik Per 1 Januari
2009.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, Terry D. Waterfield (2011). Intermediate
Accounting IFS edition. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.
Moeller, Robert R (2009). Brink’s Modern Internal Auditing: A Comon Body of
Knowledge 7th edition. New Jersey: Wiley.
Romney, Marshall and Paul Steinbart (2012). Accounting Information Systems
12th edition. New Jersey: Prentice Hall.
Wilkinson, Joseph W. and Cerullo, Michael J (2000). Accounting Information
Systems 4th edition. New York: John Wiley & Sons,Inc.
.
Universitas Indonesia
54
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
55
Lampiran 1. 17 Princples COSO Component
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
56
(lanjutan)
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
57
(lanjutan)
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
58
(lanjutan)
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
59
Lampiran 2. Occupational Fraud and Abuse Classification System (Fraud Tree)
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
60
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
FORMULIR RPK-SIAP01-UKMCUI-01
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN: Diskusi Publik "Dinamika Kebijakan Subsidi BBM dan gas"
1
2
3
4
5
Nama Kegiatan
Diskusi Publik
Tema yang diangkat
Dinamika Kebijakan Subsidi BBM dan Gas
Latar Belakang
:
- Jumlah APBN yang dianggarkan untuk subsidi BBM dan gas tahun 2013 sangatlah besar, yakni Rp. 193,8 triliun, hingga saat ini masih mendapatkan banyak pro dan kontra
- Kebijakan subsidi BBM dan gas yang dimasukkan dalam program subsidi meringankan beban masyarakat bertolak belakang dengan tantangan pemerintah untuk mengurangi
pemakaian bahan bakar fosil
- Diskusi publik dapat meningkatkan pemahaman yang lebih mendalam atas berbagai hal yang berkaitan dengan kebijakan ini. Selain itu, kegiatan ini juga dapat menghasilkan
jalan keluar berkaitan dengan permasalahan yang diangkat
Ruang Lingkup Kegiatan
:
Kegiatan ini utamanya merupakan diskusi publik yang diadakan bekerjasama dengan IISD-GSI
Sasaran
:
Tujuan yang ingin dicapai
:
• Memfasilitasi diskusi yang terbuka dan konstruktif antara pemerintah selaku agen penyusun kebijakan, dunia usaha, kalangan akademisi, Dewan Perwakilan Rakyat, dan
masyarakat umum.
• Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan kebijakan subsidi BBM dan gas sehingga mampu memandang isu ini dengan sudut
pandang yang lebih utuh.
Anggaran
:
Rp 40,850,000
Output (deliverables)
:
1. Proposal ke Mitra
2. TOR Diskusi
3. Laporan pelaksanaan kegiatan (CD dan Berkas)
Tempat Pelaksanaan
Ruang Auditorium Apung
Pendanaan / sponsorship
:
IISD-GSI
Mitra Kerja
:
IISD-GSI
Penjurian
:
Deskripsi terkait pihak-pihak yang (ditargetkan)
ingin dilibatkan
Narasumber
:
Pemerintah, DPR dan para ahli yang berkaitan dengan kebijakan subsidi BBM dan gas
Publikasi dan peliputan kegiatan
:
Diupayakan ada media partner dan undangan press conference
Periode Pelaksanaan
15 Februari - 15 Maret 2013
Anggota Tim Satuan Kerja Pelaksana
No
Lainnya: (misal adalah fasilitator, surveyor, MC, dll) :
6
• Pembicara sebanyak 4 orang
• Penanggap sebanyak 3 orang
• Peserta diskusi publik sebanyak 70 orang
Deskripsi / Konsep Kegiatan
-
MC dari mahasiswa. Sedangkan Moderator dari kalangan media
Nama
Honor
Bagian tupoksi Pembina
UKMC UI
Jabatan
Mereview susunan kegiatan (jika diperlukan)
Penanggungjawab dan
reviewer
- Bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan kegiatan dan menjalin koordinasi dengan mitra terkait hal-hal
yang berkenaan dengan kelembagaan
- Mengawasi dan memastikan kinerja tim, khususnya dalam memenuhi major deliverables kepada mitra
- Mereview rencana kegiatan dan progress kegiatan
- Mengeluarkan persetujuan untuk setiap Proposal, TOR, Kontrak, atau deliverables yang akan diserahkan kepada
mitra atau pihak ketiga lainnya.
Team leader
• Bertanggung jawab atas operasional pelaksanaan kegiatan: penyusunan tim, job description, KPI dan
pemenuhannya, timeline, administrasi proyek, dan koordinasi operasional dengan sponsor dan mitra kerja lainnya
(Kementerian dan instansi lain)
• Mengelola pelaksanaan kegiatan, bersama tim, dalam rangka memenuhi semua deliverables yang tertera pada MoU
dengan sponsor tepat pada waktunya
• Turut berperan sebagai supervisor dan bertanggung jawab atas setiap contingency plan di lapangan
• Menentukan pengisi acara hari H kegiatan
• Mensupervisi pelaksanaan kegiatan hari H
• Survei lokasi pelaksanaan dan supervisi logistik kegiatan
• Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan hari H
• Memfinalkan laporan akhir kegiatan
Public Relation, Logistik ,
and administration
- Bertanggung jawab atas undangan dan kehadiran peserta diskusi publik
- Bertanggung jawab atas media dan publikasi yang berkaitan dengan acara
- Bekerja sama dengan pihak luar terutama berkaitan dengan undangan, media dan publikasi acara
- Membantu team leader atas pelaksanaan kegiatan hari H
- Bertanggungjawab atas pengelolaan dan penyelesaian segala bentuk urusan surat menyurat
- Bertanggungjawab atas pengaturan dan pemesanan tempat atau logistik lain yang diperlukan (berkoordinasi erat
dengan koordinator proyek dan administratur keuangan)
5 TIM UKMC &Mahasiswa
Disesuaikan dengan
ketersediaan anggaran
untuk LO dan tenaga
pendukung
Organizing Committee
• Mendesain dan mencetak setiap media publikasi, booklet, plakat, undangan dan sertifikat
• Membuat list daftar undangan dan mengirimkannya paling lambat 2 minggu sebelum hari H
• Mensosialisasikan informasi kegiatan melalui media (via media partner) dan sosial media
• Bertanggung jawab atas reservasi undangan dan follow up setiap undangan
• Bertanggung jawab atas rekruitmen LO untuk hari H
• Bertanggung jawab atas koordinasi dengan pihak venue untuk kesiapan pelaksanaan hari H
• Bertanggung jawab mendokumentasikan berupa foto dan video secukupnya atas kegiatan di hari H
• Bertanggung jawab melaporkan keseluruhan hasil evaluasi kegiatan beserta arsip dokumen yang diperlukan
• Melaporkan perkembangan persiapan kegiatan secara berkala mingguan dan setiap saat diperlukan
6 Naila M Taziyyah, SE. Ak. , MM
Rp 1.05 juta (1 bulan)
Administratur keuangan
- Bertanggungjawab atas pengelolaan dan penyelesaian segala bentuk urusan dan administrasi
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan yang menyangkut keuangan
- Berhubungan dengan pihak luar berkaitan dengan berbagai administrasi keuangan
2 Hilda Fachrizah, SE, MM dan Dewi Meisari, SE, M.Sc
3 Abdul Luky, ST, MH
4% dari nilai proyek
Rp 3 juta (1 bulan)
7
Rp 1.2 juta (1 bulan)
4 Faridah, SS
8
Deskripsi Kegiatan
Timeline dan Cash Budgeting Pelaksanaan Kegiatan (2013)
Februari
PIC
8.1 Kick Off M eeting
3
8.2 Penyusunan rencana kegiatan
3
8.3 Penyusunan tim kerja UKM C dan BOE
3
8.4 Koordinasi dengan IISD-GSI
8.5
8.6
8.7
Kontak dan konfirmasi Pembicara dan
M oderator dan M C
M embuat desain seluruh media publikasi,
training kit, booklet, dll
Koordinasi Administrasi dengan IISD-GSI
3
5
BAGIAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
6
5
8.9
5
9
3.4
8.10 Design certificate
8.11 Koordinasi catering and venue
3.6
3
8.12 Progress meeting
4,5,7
8.13 Spreading invitations
8.14
Maret
3.4
8.8 Search for LO
Designing invitations
Cakupan Pekerjaan
Reviewer
1 Dr. Ir. Nining I Soesilo, MA
Publish article of event and other forms of
promotion
4,5,7
8.15 Contact and confirm invitation list
4,5,7
8.16 Contact and confirm media partners
4,5,7
M embuat dan rekap itulasi kuesioner feedback
8.17 form
Technical meeting, p emasangan seminar
8.18 equip ment and kit, and rehearsal
Press Release & Peny elenggaraan Diskusi (D8.19 Day)
8.20 Penulisan laporan p elaksanaan
10
10
12
20
3,4,5
3.4
4
5
Dana tunai yang perlu disiapkan (Rp )
Dana tunai yang ditargetkan akan diterima (Rp)
Diajukan oleh,
Team Leader
Disetujui Oleh,
Kepala UKMC UI
Diketahui Oleh,
Kepaka Akuntansi dan Keuangan
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
61
Lampiran 4. Petty Cash Disbursement Voucher
No
Date
PR
: ……………………..
: ……………………..
: ……………………..
PETTY CASH DISBURSEMENT VOUCHER
Paid to
: ...………………………………………………………………………………………………………………………………………
Amount
: Rp.
Say
: ....…………………………………………………………………………………………………………………………………….......
....…………………………………………………………………………………………………………………………………….......
: ....…………………………………………………………………………………………………………………………………….......
....…………………………………………………………………………………………………………………………………….......
Acc. #
Description
Approved by
Recorded By
Amount
Acc. #
Amount
Received by
Paid By
Lampiran 5. Bank Paymnet Voucher
No
Bank
:
:
BANK PAYMENT VOUCHER
PAID TO
: .............................................................................................................................
AMOUNT
:
SAY
: .............................................................................................................................
.............................................................................................................................
No.
Approved By
DESCRIPTION
Recorded By
Debit
Account
Paid By
Amount
Rp
USD
Depok, ...............................,20.........
Requested By :
Received By
:
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
62
Lampiran 6. Flowchart Pengeluaran Kas Pengajuan Uang Muka Kegiatan
Flowchart Pengeluaran Kas Pengajuan Uang Muka Kegiatan
PELAKSANA
Kepala
Pim pinan
Staff
Staff
Akuntansi
Kegiatan Akuntansi Keuangan
dan
Keuangan
MUTU BAKU
NO
KEGIATAN
1
Pimpinan Kegiatan mengajukan pengeluaran
kas untuk pengadaan dan pembiayaan dengan
mengisi form Rencana Pelaksanaan Kegiatan
yang telah disiapkan. Menyerahkan form
Rencana Pelaksanaan Kegiatan kepada Staff
Keuangan.
RPK
2
Staff Keuangan menerima dan memverif ikasi
form Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Menyerahkan form Rencana Pelaksanaan
Kegiatan kepada Kepala Akuntansi dan
Keuangan.
RPK
RPK
3
Kepala Akuntansi dan Keuangan
memverif ikasi dan mengotorisasi Rencana
Pelaksanaan Kegiatan. Menyerahkan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan yang telah diotorisasi
kepada Staff Keuangan.
RPK
RPK
4
Staff Keuangan membuat Petty Cash
Disbursement Voucher / Bank Payment
Voucher sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan yang sudah diotorisasi.
Menyerahkan Petty Cash Disbursement
Voucher / Bank Payment Voucher kepada
Kepala Akuntansi dan Keuangan.
RPK
PCDV / BPV
5
Kepala Akuntansi dan Keuangan
memverif ikasi dan mengotorisasi Petty Cash
Disbursement Voucher / Bank Payment
Voucher dengan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan yang sudah diotorisasi.
Menyerahkan Petty Cash Disbursement
Voucher / Bank Payment Voucher yang telah
diotorisasi kepada Staff Keuangan.
PCDV / BPV
PCDV / BPV
6
Staff Keuangan menyiapkan pembayaran
berikut Kw itansi kepada Pimpinan Kegiatan
sesuai dengan Petty Cash Disbursement
Voucher / Bank Payment Voucher yang
sudah diotorisasi. Mendistribusikan Petty
Cash Disbursement Voucher / Bank Payment
Voucher kepada Staff Akuntansi.
PCDV / BPV
RPK, PCDV / BPV
KELENGKAPAN
WAKTU
RPK
Staff Akuntansi melakukan entry data atas
pembayaran Pimpinan Kegiatanan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan serta mengarsip
Rencana Pelaksanaan Kegiatan dan Petty
Cash Disbursement / Bank Payment
Voucher.
Tanggal pencairan dana (Date Needed)
sebaiknya diisi 3 hari setelah tanggal Pimpinan
Kegiatanan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Ex :
- Date Prepared = 25 Februari 2013
- Date Needed = 28 Februari 2013
Pimpinan Kegiatan menyimpan satu salinan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Petty Cash Disbursement Voucher dipakai
untuk pencairan dana secara tunai.
Bank Payment Voucher dipakai untuk
pencairan dana secara transfer.
Pimpinan Kegiatan menerima pembayaran
melalui transfer atau tunai serta
menandatangani Petty Cash Disbursement
Voucher / Bank Payment Voucher yang
disediakan oleh Staff Keuangan.
7
KETERANGAN
OUTPUT
RPK, PCDV / BPV &
Kw itansi
Entry data & Arsip
Staf f Keuangan dan Pimpinan Kegiatan masingmasing menyimpan satu salinan Petty Cash
Disbursement Voucher / Bank Payment
Voucher.
Entry data menggunakan program akuntansi.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
63
Lampiran 7. Flowchart Pertanggungjawaban Uang Muka Kegiatan
Flowchart Pertanggungjawaban Uang Muka Kegiatan
PELAKSANA
NO
KEGIATAN
Ke pala
Pim pinan
Staff
Staff
Ak untansi
Kegiatan Ak untans i Ke uangan
dan
Ke uangan
M UTU BAKU
KELENGKAPAN
WAKTU
1
Pimpinan Kegiatan menyerahkan bukti
transaksi dan salinan Petty Cash
Disb ursement Voucher / Bank Payment
Voucher sebagai bentuk
pertanggungjaw aban pemakaian kas kepada
Staf f Keuangan.
2
Staf f Keuangan menerima dan memverifikasi
salinan Petty Cash Disbursement Voucher dari
Pimpinan Kegiatan dengan bukti transaksi.
Menyiapkan Petty Cash Disb ursement
Voucher / Bank Payment Voucher atau Cash
Receipt Voucher . Menyerahkan Petty Cash
Disb ursement Voucher / Bank Payment
Voucher atau Cash Receipt Voucher kepada
Kepala Akuntansi dan Keuangan.
Bukti Transaksi &
PCDV / BPV
PCDV / BPV / CRV
3
Kepala Akuntansi dan Keuangan
memverifikasi dan mengotorisasi Petty Cash
Disb ursement Voucher / Bank Payment
Voucher atau Cash Receipt Voucher .
Menyerahkan Petty Cash Disb ursement
Voucher / Bank Payment Voucher atau Cash
Receipt Voucher yang telah diotorisasi kepada
Staf f Keuangan.
PCDV / BPV / CRV
PCDV / BPV / CRV
4
Staf f Keuangan menyiapkan pembayaran
sesuai degan Petty Cash Disbursement
Voucher yang sudah diotorisasi atau
menerima uang sesuai dengan Cash Receipt
Voucher yang sudah diotorisasi dari Pimpinan
Kegiatan. Mendistribusikan Petty Cash
Disbursement Voucher atau Cash Receipt
Voucher beserta bukti transaksi kepada Staff
Akuntansi.
PCDV / BPV / CRV
Bukti transaksi & PCDV
/ BPV / CRV
Bukti Transaksi &
PCDV / BPV
Bukti Transaksi &
PCDV / BPV
Pimpinan Kegiatan menerima uang atau
memberikan uang serta menandatangani
Kw itansi dan Petty Cash Disbursement
Voucher atau Cash Receipt Voucher yang
disediakan oleh Staff Keuangan.
5
Staf f Akuntansi melakukan entry data atas
pembayaran/penerimaan kurang/lebihnya
realisasi Pimpinan Kegiatanan serta mengarsip
bukti transaksi, Petty Cash Disb ursement
Voucher / Bank Payment Voucher atau Cash
Receipt Voucher .
Bukti transaksi PCDV /
BPV / CRV
KETERANGAN
OUTPUT
Entry data & Arsip
MenyiapkanPetty Cash Disbursement Voucher
/ Bank Payment Voucher apabila jumlah yang
dipertanggungjaw abkan lebih dari yang
diajukan.
Menyiapkan Cash Receipt Voucher apabila
jumlah uang yang dipertanggungjaw abkan
kurang dari yang diajukan.
Staff Keuangan dan Pimpinan Kegiatan masingmasing menyimpan satu salinan Petty Cash
Disb ursement Voucher / Bank Payment
Voucher atau Cash Receipt Voucher.
Entry data menggunakan program akuntansi.
Universitas Indonesia
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
No.
Tanggal transaksi
2176
05 September 2014
2527
06 Oktober 2014
3597
06 Oktober 2014
3599
06 Oktober 2014
3601
06 Oktober 2014
No. Bukti Transaksi
Keterangan
PCDV. 09. 14. 027 Uang Muka Kegiatan Halal Bihalal ANTAM a/n Nursalim
Pengembalian Sisa Uang Muka Kegiatan Halal Bi Halal dengan Mitra Binaan
CRV. 10. 14. 002
PT. ANTAM (PCDV. 09. 14. 027)
Honor penceramah (Ustadz) Cecep (Rp. 43.750.000)
Kode
Akun
Akun
111306 Uang Muka Kegiatan
Kode
Bantu
(Piut/H
ut)
Debet
Kredit
43,750,000
Jumlah
Proyek
43,750,000
ANTAM 2014
111306 Uang Muka Kegiatan
3,255,000
(3,255,000)
ANTAM 2014
111306 Uang Muka Kegiatan
9,000,000
(9,000,000)
ANTAM 2014
Honor organ tunggal Halal Bihalal ANTAM (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
3,000,000
(3,000,000)
ANTAM 2014
Hadrah (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
500,000
(500,000) ANTAM 2014
3603
06 Oktober 2014
Qori (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
500,000
(500,000) ANTAM 2014
3605
06 Oktober 2014
Sari Tilawah an Fahnia (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
500,000
(500,000) ANTAM 2014
06 Oktober 2014
Makan Siang (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
7,500,000
(7,500,000)
ANTAM 2014
06 Oktober 2014
Snack - 2 kali kopi dan teh (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
2,000,000
(2,000,000)
ANTAM 2014
3611
06 Oktober 2014
Banner dan Backdrop (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
500,000
(500,000) ANTAM 2014
3613
06 Oktober 2014
Honor panitia kegiatan Halal Bihalal an Aminah (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
300,000
(300,000) ANTAM 2014
3617
06 Oktober 2014
Honor panitia kegiatan Halal Bihalal an Arif (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
600,000
3621
06 Oktober 2014
Training kit + sertifikat (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
4,445,000
(4,445,000)
ANTAM 2014
3623
06 Oktober 2014
Transport peserta - 43 peserta (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
4,300,000
(4,300,000)
ANTAM 2014
3625
06 Oktober 2014
Transport panitia Staff UKM Center (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
1,400,000
(1,400,000)
ANTAM 2014
ANTAM 2014
(600,000) ANTAM 2014
06 Oktober 2014
Honor pengajar 1 an Eugene (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
1,500,000
(1,500,000)
06 Oktober 2014
Honor pengajar 1 an Saiful (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
1,500,000
(1,500,000)
ANTAM 2014
3635
06 Oktober 2014
Honor pengajar 1 an Nursalim (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
1,500,000
(1,500,000)
ANTAM 2014
3639
06 Oktober 2014
Honor pendamping kegiatan Halal Bihalal an Reza (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
350,000
(350,000) ANTAM 2014
3643
06 Oktober 2014
Honor pendamping kegiatan Halal Bihalal an Fahmi (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
350,000
(350,000) ANTAM 2014
3647
06 Oktober 2014
Honor pendamping kegiatan Halal Bihalal an Adit (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
350,000
(350,000) ANTAM 2014
3651
06 Oktober 2014
Tips petugas kebersihan (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
100,000
(100,000) ANTAM 2014
3653
06 Oktober 2014
Dokumentasi dan Laporan (Rp. 43.750.000)
111306 Uang Muka Kegiatan
300,000
(300,000) ANTAM 2014
Analisis Pengendalian..., Yonathan Parade Tua Aroean, FE UI, 2015
64
Universitas Indonesia
3627
3631
Lampiran 8. Jurnal Uang Muka Kegiatan
3607
3609
Download