Iridektomi perifer - Universitas Sumatera Utara

advertisement
UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA
•
Perbandingan berat badan pada akseptor kontrasepsi hormonal oral kombinasi sebelum,
sesudah 6 bulan dan 12 bulan penggunaan
Dewi Andriyati
•
Hubungan antara indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan nyeri kepala dan kualitas tidur
Lisbeth Meilina
•
Hubungan terapi manitol 20% dengan fungsi ginjal pada penderita stroke perdarahan intraserebral dengan
peningkatan tekanan intrakranial
Anyta Prisca Dormida
•
Perbandingan akurasi diagnostik antara general practitioner assessment of cognition dan memory
impairment screen terhadap mini-cog untuk screening poststroke dementia
Annisa Ismira
•
Hubungan antara kadar lipoprotein dengan kejadian stroke dan tumor otak
Cut Diana Ma Ya Theresa
•
Hubungan penggunaan nasogastric tube dengan kejadian pneumonia pada pasien stroke akut dengan disfagia
Eva Rahmi Halim
•
Kadar estradiol serum pada wanita menopause dengan dan tanpa sindroma vasomotor di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik dan Rumah Ssakit jejaring Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan
Tri Sugeng Hariadi
•
Gambaran karakteristik pasien kista ovarium jinak yang dilakukan tindakan operasi di Bagian Ginekologi
RSUP H. Adam Malik medan periode 1Januari 2009 - 31 Desember 2013
Ninong Ade Putri
•
Iridektomi perifer pada glaukoma sudut tertutup
Masitha Dewi Sari
•
Gangguan fungsi hormon tiroid pada anak penderita infeksi susunan saraf pusat
Rahmad Sumiko
ISSN 0216-325X
Volume 47 • No.3
Desember 2014
•
Osteopenia prematuritas dan upaya pencegahannya
Febriyanti Mobilina
•
Hubungan antara keracunan timbal dengan anemia defisiensi besi pada anak
Bebi Trianita Sari
Laporan Kasus
Iridektomi perifer pad a glaukoma sudut tertutup
Masitha Dewi Sari
Oepartemen Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Pendahuluan : Melaporkan kasus glaukoma sudut tertutup yang ditatalaksana dengan iridektomi perifer.
Metode : Seoarang wan ita usia 42 tahun datang ke poliklinik mata dengan keluhan utama mata kanan nyeri dialami penderita
dalam 1 minggu ini , sering berulang disertai mata tidak melihat sejak 2 tahun terakhir. Mata kanan no light perception, tekanan
bola mata 21 mmHg . Pad a pemeriksaan ditemukan sklerektasis, bilik mata depan dangkal, sinekia posterior, kornea dan lensa
kesan agak keruh. Pasien didiagnosis glaukoma sudut tertutup absolut dan ditatalaksana dengan iridektomi.
Hasil : Keluhan nyeri berkurang dan tekanan bola mata menurun setelah iridektomi.
Kesimpulan: Pad a kasus glaukoma absolut tanpa keluhan tidak perlu diberikan terapi. Tujuan tindakan operatif pada pasien
ini untuk menghilangkan keluhan nyeri.
Kata kunci : glaukomasuduttertutup, tekanan bola mata, iridektomiperifer
Abstract
Introduction: To report angle closure glaucoma cases treated by peripheral iridectomy.
Methods: A 42 year-old woman come to Ophthalmology Oepartement,Adam Malik Hospital with chief complaint of pain in
the right eye for 1 week. Visual acuity in the right eye no light perception and eye pressure 21 mmHg On examination found
sklerektasis, shallow anterior chamber, posterior synechial , slightly cloudy cornea and the lens. Patient is diagnosed absolute
angle closure glaucoma and treated by peripheral iridectomy procedure.
Result: Pain and Intraocular pressure were reduced after sugical iridectomy.
Conclusion: In Absolute glaucoma cases without complain does not require any treatment. The goal of surgical procedure
is important to minimizing pain.
Keywords: angle closure glaucoma, intraocular pressure, surgical peripheral iridectomy
Pendahuluan
Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan
intraokular atau tekanan didalam bola mata relatif cukup besar
untuk menyebabkan kerusakan papil saraf optik dan kelainan
lapang pandang. Peningkatan tekanan intra okuler terjadi
akibat abnormalitas aliran keluar aquos humor dari bilik mata
depan dan peningkatan produksi pada aquos humor. 1
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua setelah
katarak. Prevalensi penyebab kebutaan sebelumnya adalah
katarak (1 ,02%), glaukoma (0,16%), refraksi 0,11 % dan retina
(0,09%). Oi Amerika hampir tiga juta orang menderita glaukoma
dan lebih dari seratus ribu orang buta karena glaukoma. Oari
data WHO 2011 bahwa sa at ini terdapat 285 juta orang
menderita gangguan penglihatan, 39 juta di antaranya
mengalami kebutaan 2 3
Kebutaan akibat glaukoma bersifat irreversibel atau
menetap sehingga usaha pencegahan kebutaan pada glaukoma
sangat penting dengan penanganan sedini mung kin penderita
glaukoma. Sebagian besar kasus glaukoma awal tidak
memberikan gejala atau asimptomatik sehingga banyak
penderita glaukoma yang datang pada stadium lebih lanjut
bahkan kebutaan .4
Glaukoma sudut tertutup terbagi menjadi primer dan
sekunder.Pada sudut tertutup primer akibat predisposisi anatomi
sedangkan sudut tertutup sekunder terjadi oleh karena
patofisiologi seperti lensa intumesen, inflamasi kronis dan
migrasi endotel kornea , epithelial downgrowth yang
mencetuskan sudut tertutup. Bentuk akhir dari glaukoma kronis
dimana keadaan mata pasien mengalami kebutaan adalah
glaukoma absolut. Glaukoma absolut dapat terjadi sudut
tertutup atau sudut terbuka.5.6
Managemen terapi pada glaukoma absolut antara lain
dengan (1) Injeksi alkohol retrobulbar untuk mengurangi nyeri
dan merusak ganglion siliar dengan injeksi 1-2% xylocain
kemudian setelah 5-10 menit diikuti 1 ml alkohol 80% . (2)
Merusak badan siliar dengan ciliary body ablasi dan (3)
dipertimbangkan tindakan enukleasi pad a pasien dengan nyeri
dan gagal terapi konservatif.6.B
Laporan kasus
Pad a tanggal17 november 2014, seorang wanita berusia
42 tahun , ala mat Tebing Tinggi datang ke poliklinik mata RS
Haji Adam Malik Medan dengan keluhan nyeri pada mata
kanan sejak satu minggu ini. Nyeri dirasakan sampai ke kepala,
mual dan muntah disangkal. .Keluhan tersebut sering berulang
bersamaan degan mata kanan tidak melihat sama sekali ±
sejak 2 tahun . Selama kurang lebih dua setengah tahun yang
lalu pasien pernah mengalami mata merah disertai nyeri pad a
The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara
I 150
Masitha Dewi Sari
mata kanan, silau dan penglihatan saat itu mulai kabur. Riwayat
penglihatan seperti terowongan dan seperti berasap tidak ada.
Pasien pernah berobat ke dokter spesialis mata RSUO
setempat diberi obat tetes botol tiga macam berwarna putih,
merah dan hijau, serta dua macam obat makan yang pasien
tidak mengetahui nama obatnya. Keluhan mata kanan merah
dan nyeri sering berulang.
Sebelumnya pasien pernah menjalani operasi untuk
membuat saluran pada mata sebelah kirinya 3 tahun yang lalu
di klinik mata swasta, sejak menjalani operasi tersebut keluhan
nyeri pada mata kiri tidak pernah dirasakan pasien. Pasien
sudah pernah direncanakan untuk dilakukan operasi pada
mata sebelah kanannya tetapi saat itu belum ada biaya.
Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak 3 tahun
yang lalu, riwayat kencing man is di sangkal, riwayat penggunaan
kaca mata tidak ada, riwayat trauma pada mata dan nyeri pad a
sendi di sangkal. Riwayat keluarga menderita hipertensi ,
kencing man is dan glaukoma disangkal.
· Gonioskopi:
• sudut tertutup 00
• Diagnosis:
Glaukoma sudut tertutup absolut 00 + Glaucoma sudut terbuka
primer OS + Post trabekulektomi OS
· Rencana:
Filering surgery mata kanan
· Penatalaksanaan :
• Informed Consent
• Rawat inap rumah sa kit
• Timolol 0,5% tetes mata 2 x 1 tetes 00
· Pemeriksaan penunjang
Hasil USG mata kanan :
Manajemen kasus
Visus
TIO
00
as
NLP
21 mmHg
5/33 ph 5/10
12 mmHg
Ortoforia
Posisi mata
Gerakan bola mata Dalam batas normal
Dalam batas normal
Palpebra
Normal
Normal
Konjungtiva
Hiperemis,
Tenang,
skleretasis
Bleb di sup gr 2
360 derajat
Kornea
Agak keruh
Jernih
BMD
Agak dangkal
Sedang
Iris
Sinekia
Baik
posterior (+)
Pupil
Bulat, RC (-)
Bulat, RC (+),
<j>4 rnrn
<l>3rnm
Lensa
Agak keruh
Jernih
Segmen Posterior
Papil
Retina
Makula
151 I
Tidak dapat
dievaluasi
Bulat, batas tegas,
CDR 0.8 nasalisasi
(+)AVR2/3
Pembuluh darah
retina baik
RF (+)
· Laporan operasi
Operasi dilakukan tanggal19 november 2014:
• Pasien dalam posisi supine di meja operasi dengan anastesi lokal
• Aseptik dan antiseptik dengan povidon iodine 10%,
lapangan operasi dipersempit dengan doek steril bolong
• Oipasang blefarostat pada mata kanan
• Oilakukan anestesi dengan tetes mata pantokain 2% dan
injeksi lidokain sub konjungtiva.
• Oilakukan peritomi pada konjungtiva superior dari arah
jam 9-3 kemudian di undermined luas tampak setengah
bag ian koroid terlihat.
• Tindakan trabekulektomi tidak dapat dilakukan karena
tampak bayangan koroid 360 derajat,
• Oirencanakan dilakukan tindakan iridektomi dengan tembus
bilik mata depan di jam 10, tarik pangkal iris dengan pinset
kemudian gunting.
• Perdarahan diatasi dengan cauter
• Evaluasi bilik mata depan ada tidaknya kebocoran .
• Jahit dengan benang nylon 10.0 sebanyak 1 kali
• Konjungtiva dikembalikan ke posisi semula
• Injeksi dexametason : gentamisin 1:1 sebanyak 1cc
• Diberikan salep mata kloramfenikol , mata ditutup perban
• Operasi selesai
• Terapi setelah operasi : Ciprofloxacin 2 x 500 mg
Asam Mefenamat 3 X 500 mg
Majalah Kedokteran Nusantara' Volume 47' NO. 3' Desember 2014
Iridektomi perifer pada glaukoma sudut tertutup
Midriatil ED 3x gtt 1 OD
Timolol 0,5% ED 2 x gtt 1 OD
Foto intra operatif
Prognosis:
• Quo ad vitam : bonam
• Quo ad fungsionam: malam
Diskusi
Glaukoma sudut tertutup merupakan glaukoma yang terjadi
akibat sudut bilik mata depan tertutup oleh jaringan iris sehingga
tekanan intraokuler meningkat. 6 Glaukoma sudut tertutup
absolut merupakan suatu stadium akhir glaukoma sudut tertutup
dimana sudah terjadi kebutaan total. Dengan terjadinya
serangan serta tidak mendapat pengobatan, keadaan menja i
bertambah buruk sampai menjadi buta. Pada glaukoma absolut,
badan siliar tetap berfungsi secara normal dalam memproduksi
aquos humor tetapi aliran keluarnya atau outflow dari aquos
humor tersebut terganggu sehingga tekanan intraokular
meningkat dan menyebabkan keluhan nyeri. 7.S
Penegakkan diagnosis glaukoma sudut tertutup absolut
diperlukan anamnesa dan pemeriksaan yang tepat. Dari
anamnesis didapatkan keluhan yang menyertai penderita,
onset kejadian , riwayat perjalanan penyakit serta riwayat
pengobatan yang pernah didapat. 9 Pad a anamnesis kasus ini,
pasien mengeluh nyeri pada mata kanan selama satu minggu
terus menerus, nyeri ini sering berulang disertai keluhan tidak
dapat melihat sejak dua tahun. Penderita juga memiliki riwayat
mata kanan merah disertai nyeri dan sudah mendapat
pengobatan oleh dokter spesialis mata setempat. Dari hasil
anamnesis dapat dicurigai adanya riwayat uveitis anterior lama
yang tidak teratasi. Dipikirkan bahwa uveitis inilah yang
menyebabkan peningkatan tekanan intraokular akibat sel-sel
radang yang menyumbat trabecular meshwork akibat
tersebut. 1O ·11
Pada pemeriksaan status oftalmologi menunjukkan tajam
penglihatan mata kanan adalah no light perception (NLP)
dengan tekanan intra okuler 21 mmHg. Pemeriksaan segmen
anterior mata kanan menunjukkan konjungtiva hiperemis,
sklera kesan menipis (sklerektasis) sebesar 360 derajat, bilik
mata depan yang dangkal disertai sinekia posterior, serta lensa
agak keruh. Pad a kasus ini, pasien mengeluhkan mata kanan
tidak nyaman dan sering berdenyut. Keadaan mata kanan
pasien yang sudah mengalami kebutaan total sehingga
penderita ini didiagnosa dengan glaukoma absolut mata kanan.
Pad a pemeriksaan gonioskopi didapatkan sudut bilik mata
kanan tertutup sehingga dapat menghambat aliran atau outflow
humor akuos yang memperberat kondisi mata kanan pasien.
Penilaian segmen posterior pada mata yang sa kit tidak dapat
dinilai dikarenakan kekeruhan pada media refraksi sehingga
refleks fundus tidak ada. Dilakukan pemeriksaan ultrasonografi
(USG) pada mata kanan untuk menilai segmen posterior dan
menunjukkan vitreus :kesan jernih dan retina intak.
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan dapat
disimpulkan bahwa pasien memiliki riwayat uveitis lama yang
mung kin tidak teratasi sehingga menyebabkan glaukoma yang
diperberat dengan adanya blok pupil oleh karena adanya
sinekia posterior. Pasien sudah tidak dapat melihat sejak dua
tahun terakhir sehingga dapat dikatakan bahwa kebutaan yang
diderita adalah akibat tekanan intraokular yang terlalu tinggi ,
Pasien pernah menjalankam operasi trabekulektomi pada
mata kirinya, dan pernah direncanakan dilakukan hal yang
sama pad a mata kanannya tetapi dikarenakan kendala biaya,
pasien menunda untuk dilakukan operasi terse but. Oleh karena
itu maka pasien di tegakkan diagnosis glaukoma sudut tertutup
absolut mata kanan .
Penatalaksanaan glaukoma absolut dapat dengan :
(1) Memberikan sinar beta pada badan siliar untuk menekan
fungsi badan siliar dengan prosedur cyclo-destructive yakni
cyclocryotherapy, cyclodiathermy atau cyc/ophoto-
The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara
I 152
Masitha Dewi Sari
Iridektomi perifer pada glaukoma sudut tertutup
coagulation,
(2) Injeksi alkohol retrobulbar, atau
(3) Tindakan pengangkatan bola mata. 8 Jika tidak ada keluhan
rasa sakit biasanya glaukoma absolut dapat dibiarkan saja.
Pengobatan pada umumnya bersifat simptomatis. Pada
kasus ini pasien mengeluhkan rasa sakit dan tidak nyaman
pada mata kanan dan sering menggunakan analgetika
untuk mengurangi keluhannya . Pasien menolak untuk
dilakukan pengangkatan bola mata. Indikasi tindakan
operatif pada pasien ini bersifat subyektif.
Pilihan tindakan pada kasus ini yakni Cyclocryotherapy
juga dapat merupakan pilihan prosedur operatif untuk merusak
badan siliar pad a glaukoma absolut dan mengatasi nyeri pada
end-stage glaucoma ataupun pada kasus yang tidak respon
dengan tindakan yang lainnya. Tindakan trabekulektomi dan
cyclocyrotherapy tidak dapat dilakukan pada keadaan
sklerektasis hampir 360 derajat, keadaan ini ditakukan
penekanan sklera dan scleral flap dapat menimbulkan
kebocoran. 4.8
Pada laporan kasus glaukoma absolut ini ditatalaksana
dengan tindakan iridektomi. Tindakan periferal iridektomi dapat
memperbaiki aliran bilik mata belakang dan bilik mata depan
sehingga membuka blok pupil. Iridektomi dilakukan karena
tindakan laser tidak bisa dilakukan pad a kondisi kornea pasien
yang agak keruh dan bilik mata depan yang dangkal. 12
Tindakan Iridektomi dilakukan dengan tahapan pupil miosis
atau menggunakan miotik tetes mata atau asetilkolin intra
kameral. Peritomi bag ian superior konjungtiva dilanjutkan
dengan insisi 1 mm pad a dekat limbus (korneoskera) dengan
tujuan agar iris prolaps, bibir insisi bag ian posterior di tekan
sehingga iris perifer selalu prolaps lewat insisi, kemudian iris
di potong. Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau
lebih dan bilik mata depan dibentuk kembali dengan Nacl
0,9% melalui parasintesis. Untuk memastikan ada tidaknya
kebocoran pada tempat insisi dapat dilakukan tes dengan
flouresein. 6.B
Setelah operasi , mata ditutup dengan kloramfenikol salep
mata selama 24 jam, kemudian diberikan analgetik dan obatobatan anti glaukoma yang masih tetap diberikan pasca operasi.
Pada pasien ini , lima hari setelah dilakukan tindakan
iridektomi nyeri dirasakan berkurang bila dibandingkan dengan
sebelum operasi. Tekanan intraokular menurun dari 20 mmHg
sampai 7 mmHg.
Pada kasus ini, nyeri dirasakan berkurang oleh pasien dan
tekanan intraokular menurun sehingga dibutuhkan follow-up
yang reguler untuk pemantauan keluhan dan tekanan
intraokular. Jika pasca iridektomi pad a follow-up setelahnya
masih didapatkan keluhan nyeri ataupun tekanan intraokular
yang meningkat maka dilakukan tindakan pembuangan bola
mata sebagai pili han pembedahan. 8
Prognosis fungsionam penderita ini adalah malam karena
penderita sudah mengalami glaukoma absolut. Hal ini
dikarenakan nervus optik yang telah rusak akibat tekanan
intraokular yang tinggi dan tidak terkontrol dengan baik.
Sehingga glaukoma yang diderita sudah mencapai stadium
akhir yaitu kebutaan.
Daftar pustaka
1. Kanski,JJ. Inflamatory Glaucoma. Clinical Ophthalmology
A Systematic Approach. Sixth Edition.Elsevier:227-36 .
2. lIyas, Sidarta . (2007) . Glaucoma (Tekanan Bola Mata
Tinggi). Edisi 3. Sagung Seto:6-60.
3. Langson, Deborah pavan.(2008) . Glaucoma.Lippincot.
Chapter 10. Six Edition:259.
4. Basak K Samar. (2007). Essensial of Ophthalmology 4 Ih
Edition :291.
5. Vaughan, Asbury. (2007). Oftalmologi Umum. Edisi 17:223-4.
6. American Academy of Ophthalmology: Surgery for Angle
Closure Glaucoma. Basic and Clinical Science Course
Section 10, 2011-2012:200-4.
7. Backer,Shaffers. Angle Closure Glaucoma with Pupilary
Block. Diagnosis and Therapy of the Glaucomas. Seven
edition . Chapter 15:196-211.
8. Khurana A.K.(2007). Comprehensive Ophthalmology.
Fourth Edition:231-7.
9. The Will Eye Manual. (2004). Angle Closure Glaucoma.
Chapter 9:164-5
10. Foster,J Paul. Khaw, T Pengo Uveitic Glaucoma. Modifields
Manual of Ophthalmology. Chapter 7:309.
11. Leitman,W Mark. (2007). Manual for Eye Examination and
Diagnosis. Seventh Edition:82-6.
12. Levin, A Leonard. Albert, M Daniel. (2010). Angle Closure
Glaucoma. Ocular Disease: Mechanism and Management.
Elsevier:194-5.
153 I Majalah Kedoktelan Nusantara' Volume 47' NO.3' Desember 2014
/
Lampiran 6
LEMBA.R
HAS!L PEN!L'\IAN SEJAWAT SEB!DANG ATAU PEER REVIEW
KARYA ILM1AH: JURNAL !LM IAH'
·.....r..trYorang
. ·. h~~fY.)
·. ·. · ··. ····-·· · '·&....-;/rr ~ aftJutu~ liM' Tifvlt
Judul karya !lmiah (artike!)
.JLimlah Penulis
:enuiis pertamaJpepfllf,,~ i;jf jijS)!,1.1l~i~sPye{Jf~~
NamaJ~mal. .........."I~h l/--!!(Jrri- .
O. No. ISSN
: v.~- """'tt
.·
A II ] {Jl/~ '7411/
,.. \foillme nom()r b"l!'\n !"h'lI'\A . .
lIN
7
dO. Pe;~;bi't' 'v',u,-".: ~': ...,.T~·. ~ :_-:
f-aj~
Status Pengusui
Identitas Jumallimiah
--
o.
. WJf10-
e. DOi 3riikel (jika ada) : ............ .. ..... ..
f. Alamat web Jumal: ..... __ .... ........ .
g. Terindeks di ScimagojrlThomson Reuter iSI knowledge alau
di. _... "
o
kategori PubHkasi Jumal ilmiali
(beri ./ pada kategori yang tepat)
Jumat tlmiah Intemasional f Intemasiona: Bereputasi. ..
Lj/Jurnai Hmiah Nasiona! Terakreditasi
~ Jumaillmiah Nasional J Nasional terindeks di DOAJ. CA.BI. COPERNICUSft
HasH Peni!aian Peer Review:
!
Niiai Maksimai jumallimiah
Komponen
Yang Dinilai
Iniernasional/intem3sional
bereputas(
I
i
Nasional
Tera!\reclitasi
o
D
a.
b.
I_
I c_
Keiengkapan unsur isi artikei (10%)
Ruano..... linqkuD
dan kedalaman
.....
.
pembahasan (30%)
1l<ecukupan dan kemutahkan
I
dataiinformasi dan meiodoi i 130%)
I d. Kelengkapan unsur dan kua/itas
i
terbilanliurnal (30%)
i
I
I
I
=
---t-
I
1000/17
I-----~-- -- - ----- · ---- - ~- --~ - --
- ---.------ - - -------------- -
~- --
-- ---------
I• Catatan Pen!laian ,A.rtike! oleh Reviewer:
i
I I~Q~fIL
L
1!J
Jryll)
tangga!. bulan. tahun .....1o
hffi~~j bi~
/'1tvi '1ffI1
ReVieweff
Tanda Tan~an
NIP . ...
'''0 ''''£2:.'' ''/0, !PO] {O(jY
£f, .1, ... 1" .......
Unit
l'f
f<e~a : __ . fr.<,,(1.Y._ .
, dinilai oleh dua Reviewer secara terpisah
coret yang tidak perlu
... nasional/terindeks di DOAJ. CABI, Copernicus
~
I
NHai Akhir
Yang
Diperoleh
Nasiona,l
i
Lampiran 6
LEMBAR
HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW
1;1~~r~7;LM;; ,tMkofN
Judul karya IImiah (artikel)
Jumlah Penulis
Status Pengusul
Identitas Jumailimiah
ft)#
M1
\
;;~~~~i~a~~rtama!p~~~.: / ..~ej!J~JrA.r__e spo~~
aboNNamlaSSJuNmal : ..r.l.~ .-O/'·rr.op7 t - '~J2r){ .
fVJ J
'H I'1
. o.
: ······ ·· ····· ···"/1.. ·
()JJ(jlf')/
c. Volume.' nomor, bulan, tahHIl. -0/:?.tkJ'A~ jl{;r~
d. Penerblt
: .. E~J. .'J,-. .... ..
e. 001 artikel (Jika ada) : .... .... .. .. .... .... .
f. Alamat web Jumal : .... .............. ..
g. Terindeks di ScimagojrlThomson Reuter lSI knowledge atau di ..... ~
kategori Publikasi Jumai limiah
(beri ,,/ pada kategori yang tepat)
umai li miah Intemasional / intemasional Bereputasi. ~
umailimiah Nasional Terakreditasi
Jumailimiah Nasionall Nasional terindeks di DOAJ , CABI , COPERNICUS~
~
Hasil Penilaian Peer Review :
Nilai Maksimal Jumai limiah
Komponen
Yang Dinilai
IntemasionaVlntemasional
bereputasi-
0
J,
MHI
rvIIf
Tanda
Unit Ke~a: .....
W. . ...... ...... .
Na?~
'1rJ
fJ]
1,
J; J
q7
f}
J:j
ql
1-} ~
q'L, J
Reviewe ~
~~g~s:. 2-\"8 ~iJ?
NI~. · .. ·: .. .... ·V· .. ·-.. ·"l~~· . ~
0
Nilai Akhir
Yang
Diperoleh
0/)
a. Kelengkapan unsur isi artikel (10% )
b. Ruang lingkup dan kedalaman
pembahasan (30%)
c. Kecukupan dan kemutahiran
datalinformasi dan metodologi (30%)
d. Kelengkapan unsur dan kualitas
terbitan/jumal (30% )
Total = 100%
Nilai Pengusul =
tanggal, bulan, tahun .. ... }
Nasional
Terakreditasi
Ftc Cdv'
• dinilai oleh dua Reviewer secara terpisah
n
no
coret yang tidak perlu
nasionaVterindeks di DOAJ. CABI, Copernicus
Download