UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA • Perbandingan berat badan pada akseptor kontrasepsi hormonal oral kombinasi sebelum, sesudah 6 bulan dan 12 bulan penggunaan Dewi Andriyati • Hubungan antara indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan nyeri kepala dan kualitas tidur Lisbeth Meilina • Hubungan terapi manitol 20% dengan fungsi ginjal pada penderita stroke perdarahan intraserebral dengan peningkatan tekanan intrakranial Anyta Prisca Dormida • Perbandingan akurasi diagnostik antara general practitioner assessment of cognition dan memory impairment screen terhadap mini-cog untuk screening poststroke dementia Annisa Ismira • Hubungan antara kadar lipoprotein dengan kejadian stroke dan tumor otak Cut Diana Ma Ya Theresa • Hubungan penggunaan nasogastric tube dengan kejadian pneumonia pada pasien stroke akut dengan disfagia Eva Rahmi Halim • Kadar estradiol serum pada wanita menopause dengan dan tanpa sindroma vasomotor di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dan Rumah Ssakit jejaring Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan Tri Sugeng Hariadi • Gambaran karakteristik pasien kista ovarium jinak yang dilakukan tindakan operasi di Bagian Ginekologi RSUP H. Adam Malik medan periode 1Januari 2009 - 31 Desember 2013 Ninong Ade Putri • Iridektomi perifer pada glaukoma sudut tertutup Masitha Dewi Sari • Gangguan fungsi hormon tiroid pada anak penderita infeksi susunan saraf pusat Rahmad Sumiko ISSN 0216-325X Volume 47 • No.3 Desember 2014 • Osteopenia prematuritas dan upaya pencegahannya Febriyanti Mobilina • Hubungan antara keracunan timbal dengan anemia defisiensi besi pada anak Bebi Trianita Sari Laporan Kasus Iridektomi perifer pad a glaukoma sudut tertutup Masitha Dewi Sari Oepartemen Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Abstrak Pendahuluan : Melaporkan kasus glaukoma sudut tertutup yang ditatalaksana dengan iridektomi perifer. Metode : Seoarang wan ita usia 42 tahun datang ke poliklinik mata dengan keluhan utama mata kanan nyeri dialami penderita dalam 1 minggu ini , sering berulang disertai mata tidak melihat sejak 2 tahun terakhir. Mata kanan no light perception, tekanan bola mata 21 mmHg . Pad a pemeriksaan ditemukan sklerektasis, bilik mata depan dangkal, sinekia posterior, kornea dan lensa kesan agak keruh. Pasien didiagnosis glaukoma sudut tertutup absolut dan ditatalaksana dengan iridektomi. Hasil : Keluhan nyeri berkurang dan tekanan bola mata menurun setelah iridektomi. Kesimpulan: Pad a kasus glaukoma absolut tanpa keluhan tidak perlu diberikan terapi. Tujuan tindakan operatif pada pasien ini untuk menghilangkan keluhan nyeri. Kata kunci : glaukomasuduttertutup, tekanan bola mata, iridektomiperifer Abstract Introduction: To report angle closure glaucoma cases treated by peripheral iridectomy. Methods: A 42 year-old woman come to Ophthalmology Oepartement,Adam Malik Hospital with chief complaint of pain in the right eye for 1 week. Visual acuity in the right eye no light perception and eye pressure 21 mmHg On examination found sklerektasis, shallow anterior chamber, posterior synechial , slightly cloudy cornea and the lens. Patient is diagnosed absolute angle closure glaucoma and treated by peripheral iridectomy procedure. Result: Pain and Intraocular pressure were reduced after sugical iridectomy. Conclusion: In Absolute glaucoma cases without complain does not require any treatment. The goal of surgical procedure is important to minimizing pain. Keywords: angle closure glaucoma, intraocular pressure, surgical peripheral iridectomy Pendahuluan Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan intraokular atau tekanan didalam bola mata relatif cukup besar untuk menyebabkan kerusakan papil saraf optik dan kelainan lapang pandang. Peningkatan tekanan intra okuler terjadi akibat abnormalitas aliran keluar aquos humor dari bilik mata depan dan peningkatan produksi pada aquos humor. 1 Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua setelah katarak. Prevalensi penyebab kebutaan sebelumnya adalah katarak (1 ,02%), glaukoma (0,16%), refraksi 0,11 % dan retina (0,09%). Oi Amerika hampir tiga juta orang menderita glaukoma dan lebih dari seratus ribu orang buta karena glaukoma. Oari data WHO 2011 bahwa sa at ini terdapat 285 juta orang menderita gangguan penglihatan, 39 juta di antaranya mengalami kebutaan 2 3 Kebutaan akibat glaukoma bersifat irreversibel atau menetap sehingga usaha pencegahan kebutaan pada glaukoma sangat penting dengan penanganan sedini mung kin penderita glaukoma. Sebagian besar kasus glaukoma awal tidak memberikan gejala atau asimptomatik sehingga banyak penderita glaukoma yang datang pada stadium lebih lanjut bahkan kebutaan .4 Glaukoma sudut tertutup terbagi menjadi primer dan sekunder.Pada sudut tertutup primer akibat predisposisi anatomi sedangkan sudut tertutup sekunder terjadi oleh karena patofisiologi seperti lensa intumesen, inflamasi kronis dan migrasi endotel kornea , epithelial downgrowth yang mencetuskan sudut tertutup. Bentuk akhir dari glaukoma kronis dimana keadaan mata pasien mengalami kebutaan adalah glaukoma absolut. Glaukoma absolut dapat terjadi sudut tertutup atau sudut terbuka.5.6 Managemen terapi pada glaukoma absolut antara lain dengan (1) Injeksi alkohol retrobulbar untuk mengurangi nyeri dan merusak ganglion siliar dengan injeksi 1-2% xylocain kemudian setelah 5-10 menit diikuti 1 ml alkohol 80% . (2) Merusak badan siliar dengan ciliary body ablasi dan (3) dipertimbangkan tindakan enukleasi pad a pasien dengan nyeri dan gagal terapi konservatif.6.B Laporan kasus Pad a tanggal17 november 2014, seorang wanita berusia 42 tahun , ala mat Tebing Tinggi datang ke poliklinik mata RS Haji Adam Malik Medan dengan keluhan nyeri pada mata kanan sejak satu minggu ini. Nyeri dirasakan sampai ke kepala, mual dan muntah disangkal. .Keluhan tersebut sering berulang bersamaan degan mata kanan tidak melihat sama sekali ± sejak 2 tahun . Selama kurang lebih dua setengah tahun yang lalu pasien pernah mengalami mata merah disertai nyeri pad a The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara I 150 Masitha Dewi Sari mata kanan, silau dan penglihatan saat itu mulai kabur. Riwayat penglihatan seperti terowongan dan seperti berasap tidak ada. Pasien pernah berobat ke dokter spesialis mata RSUO setempat diberi obat tetes botol tiga macam berwarna putih, merah dan hijau, serta dua macam obat makan yang pasien tidak mengetahui nama obatnya. Keluhan mata kanan merah dan nyeri sering berulang. Sebelumnya pasien pernah menjalani operasi untuk membuat saluran pada mata sebelah kirinya 3 tahun yang lalu di klinik mata swasta, sejak menjalani operasi tersebut keluhan nyeri pada mata kiri tidak pernah dirasakan pasien. Pasien sudah pernah direncanakan untuk dilakukan operasi pada mata sebelah kanannya tetapi saat itu belum ada biaya. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak 3 tahun yang lalu, riwayat kencing man is di sangkal, riwayat penggunaan kaca mata tidak ada, riwayat trauma pada mata dan nyeri pad a sendi di sangkal. Riwayat keluarga menderita hipertensi , kencing man is dan glaukoma disangkal. · Gonioskopi: • sudut tertutup 00 • Diagnosis: Glaukoma sudut tertutup absolut 00 + Glaucoma sudut terbuka primer OS + Post trabekulektomi OS · Rencana: Filering surgery mata kanan · Penatalaksanaan : • Informed Consent • Rawat inap rumah sa kit • Timolol 0,5% tetes mata 2 x 1 tetes 00 · Pemeriksaan penunjang Hasil USG mata kanan : Manajemen kasus Visus TIO 00 as NLP 21 mmHg 5/33 ph 5/10 12 mmHg Ortoforia Posisi mata Gerakan bola mata Dalam batas normal Dalam batas normal Palpebra Normal Normal Konjungtiva Hiperemis, Tenang, skleretasis Bleb di sup gr 2 360 derajat Kornea Agak keruh Jernih BMD Agak dangkal Sedang Iris Sinekia Baik posterior (+) Pupil Bulat, RC (-) Bulat, RC (+), <j>4 rnrn <l>3rnm Lensa Agak keruh Jernih Segmen Posterior Papil Retina Makula 151 I Tidak dapat dievaluasi Bulat, batas tegas, CDR 0.8 nasalisasi (+)AVR2/3 Pembuluh darah retina baik RF (+) · Laporan operasi Operasi dilakukan tanggal19 november 2014: • Pasien dalam posisi supine di meja operasi dengan anastesi lokal • Aseptik dan antiseptik dengan povidon iodine 10%, lapangan operasi dipersempit dengan doek steril bolong • Oipasang blefarostat pada mata kanan • Oilakukan anestesi dengan tetes mata pantokain 2% dan injeksi lidokain sub konjungtiva. • Oilakukan peritomi pada konjungtiva superior dari arah jam 9-3 kemudian di undermined luas tampak setengah bag ian koroid terlihat. • Tindakan trabekulektomi tidak dapat dilakukan karena tampak bayangan koroid 360 derajat, • Oirencanakan dilakukan tindakan iridektomi dengan tembus bilik mata depan di jam 10, tarik pangkal iris dengan pinset kemudian gunting. • Perdarahan diatasi dengan cauter • Evaluasi bilik mata depan ada tidaknya kebocoran . • Jahit dengan benang nylon 10.0 sebanyak 1 kali • Konjungtiva dikembalikan ke posisi semula • Injeksi dexametason : gentamisin 1:1 sebanyak 1cc • Diberikan salep mata kloramfenikol , mata ditutup perban • Operasi selesai • Terapi setelah operasi : Ciprofloxacin 2 x 500 mg Asam Mefenamat 3 X 500 mg Majalah Kedokteran Nusantara' Volume 47' NO. 3' Desember 2014 Iridektomi perifer pada glaukoma sudut tertutup Midriatil ED 3x gtt 1 OD Timolol 0,5% ED 2 x gtt 1 OD Foto intra operatif Prognosis: • Quo ad vitam : bonam • Quo ad fungsionam: malam Diskusi Glaukoma sudut tertutup merupakan glaukoma yang terjadi akibat sudut bilik mata depan tertutup oleh jaringan iris sehingga tekanan intraokuler meningkat. 6 Glaukoma sudut tertutup absolut merupakan suatu stadium akhir glaukoma sudut tertutup dimana sudah terjadi kebutaan total. Dengan terjadinya serangan serta tidak mendapat pengobatan, keadaan menja i bertambah buruk sampai menjadi buta. Pada glaukoma absolut, badan siliar tetap berfungsi secara normal dalam memproduksi aquos humor tetapi aliran keluarnya atau outflow dari aquos humor tersebut terganggu sehingga tekanan intraokular meningkat dan menyebabkan keluhan nyeri. 7.S Penegakkan diagnosis glaukoma sudut tertutup absolut diperlukan anamnesa dan pemeriksaan yang tepat. Dari anamnesis didapatkan keluhan yang menyertai penderita, onset kejadian , riwayat perjalanan penyakit serta riwayat pengobatan yang pernah didapat. 9 Pad a anamnesis kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada mata kanan selama satu minggu terus menerus, nyeri ini sering berulang disertai keluhan tidak dapat melihat sejak dua tahun. Penderita juga memiliki riwayat mata kanan merah disertai nyeri dan sudah mendapat pengobatan oleh dokter spesialis mata setempat. Dari hasil anamnesis dapat dicurigai adanya riwayat uveitis anterior lama yang tidak teratasi. Dipikirkan bahwa uveitis inilah yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokular akibat sel-sel radang yang menyumbat trabecular meshwork akibat tersebut. 1O ·11 Pada pemeriksaan status oftalmologi menunjukkan tajam penglihatan mata kanan adalah no light perception (NLP) dengan tekanan intra okuler 21 mmHg. Pemeriksaan segmen anterior mata kanan menunjukkan konjungtiva hiperemis, sklera kesan menipis (sklerektasis) sebesar 360 derajat, bilik mata depan yang dangkal disertai sinekia posterior, serta lensa agak keruh. Pad a kasus ini, pasien mengeluhkan mata kanan tidak nyaman dan sering berdenyut. Keadaan mata kanan pasien yang sudah mengalami kebutaan total sehingga penderita ini didiagnosa dengan glaukoma absolut mata kanan. Pad a pemeriksaan gonioskopi didapatkan sudut bilik mata kanan tertutup sehingga dapat menghambat aliran atau outflow humor akuos yang memperberat kondisi mata kanan pasien. Penilaian segmen posterior pada mata yang sa kit tidak dapat dinilai dikarenakan kekeruhan pada media refraksi sehingga refleks fundus tidak ada. Dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada mata kanan untuk menilai segmen posterior dan menunjukkan vitreus :kesan jernih dan retina intak. Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki riwayat uveitis lama yang mung kin tidak teratasi sehingga menyebabkan glaukoma yang diperberat dengan adanya blok pupil oleh karena adanya sinekia posterior. Pasien sudah tidak dapat melihat sejak dua tahun terakhir sehingga dapat dikatakan bahwa kebutaan yang diderita adalah akibat tekanan intraokular yang terlalu tinggi , Pasien pernah menjalankam operasi trabekulektomi pada mata kirinya, dan pernah direncanakan dilakukan hal yang sama pad a mata kanannya tetapi dikarenakan kendala biaya, pasien menunda untuk dilakukan operasi terse but. Oleh karena itu maka pasien di tegakkan diagnosis glaukoma sudut tertutup absolut mata kanan . Penatalaksanaan glaukoma absolut dapat dengan : (1) Memberikan sinar beta pada badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar dengan prosedur cyclo-destructive yakni cyclocryotherapy, cyclodiathermy atau cyc/ophoto- The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara I 152 Masitha Dewi Sari Iridektomi perifer pada glaukoma sudut tertutup coagulation, (2) Injeksi alkohol retrobulbar, atau (3) Tindakan pengangkatan bola mata. 8 Jika tidak ada keluhan rasa sakit biasanya glaukoma absolut dapat dibiarkan saja. Pengobatan pada umumnya bersifat simptomatis. Pada kasus ini pasien mengeluhkan rasa sakit dan tidak nyaman pada mata kanan dan sering menggunakan analgetika untuk mengurangi keluhannya . Pasien menolak untuk dilakukan pengangkatan bola mata. Indikasi tindakan operatif pada pasien ini bersifat subyektif. Pilihan tindakan pada kasus ini yakni Cyclocryotherapy juga dapat merupakan pilihan prosedur operatif untuk merusak badan siliar pad a glaukoma absolut dan mengatasi nyeri pada end-stage glaucoma ataupun pada kasus yang tidak respon dengan tindakan yang lainnya. Tindakan trabekulektomi dan cyclocyrotherapy tidak dapat dilakukan pada keadaan sklerektasis hampir 360 derajat, keadaan ini ditakukan penekanan sklera dan scleral flap dapat menimbulkan kebocoran. 4.8 Pada laporan kasus glaukoma absolut ini ditatalaksana dengan tindakan iridektomi. Tindakan periferal iridektomi dapat memperbaiki aliran bilik mata belakang dan bilik mata depan sehingga membuka blok pupil. Iridektomi dilakukan karena tindakan laser tidak bisa dilakukan pad a kondisi kornea pasien yang agak keruh dan bilik mata depan yang dangkal. 12 Tindakan Iridektomi dilakukan dengan tahapan pupil miosis atau menggunakan miotik tetes mata atau asetilkolin intra kameral. Peritomi bag ian superior konjungtiva dilanjutkan dengan insisi 1 mm pad a dekat limbus (korneoskera) dengan tujuan agar iris prolaps, bibir insisi bag ian posterior di tekan sehingga iris perifer selalu prolaps lewat insisi, kemudian iris di potong. Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih dan bilik mata depan dibentuk kembali dengan Nacl 0,9% melalui parasintesis. Untuk memastikan ada tidaknya kebocoran pada tempat insisi dapat dilakukan tes dengan flouresein. 6.B Setelah operasi , mata ditutup dengan kloramfenikol salep mata selama 24 jam, kemudian diberikan analgetik dan obatobatan anti glaukoma yang masih tetap diberikan pasca operasi. Pada pasien ini , lima hari setelah dilakukan tindakan iridektomi nyeri dirasakan berkurang bila dibandingkan dengan sebelum operasi. Tekanan intraokular menurun dari 20 mmHg sampai 7 mmHg. Pada kasus ini, nyeri dirasakan berkurang oleh pasien dan tekanan intraokular menurun sehingga dibutuhkan follow-up yang reguler untuk pemantauan keluhan dan tekanan intraokular. Jika pasca iridektomi pad a follow-up setelahnya masih didapatkan keluhan nyeri ataupun tekanan intraokular yang meningkat maka dilakukan tindakan pembuangan bola mata sebagai pili han pembedahan. 8 Prognosis fungsionam penderita ini adalah malam karena penderita sudah mengalami glaukoma absolut. Hal ini dikarenakan nervus optik yang telah rusak akibat tekanan intraokular yang tinggi dan tidak terkontrol dengan baik. Sehingga glaukoma yang diderita sudah mencapai stadium akhir yaitu kebutaan. Daftar pustaka 1. Kanski,JJ. Inflamatory Glaucoma. Clinical Ophthalmology A Systematic Approach. Sixth Edition.Elsevier:227-36 . 2. lIyas, Sidarta . (2007) . Glaucoma (Tekanan Bola Mata Tinggi). Edisi 3. Sagung Seto:6-60. 3. Langson, Deborah pavan.(2008) . Glaucoma.Lippincot. Chapter 10. Six Edition:259. 4. Basak K Samar. (2007). Essensial of Ophthalmology 4 Ih Edition :291. 5. Vaughan, Asbury. (2007). Oftalmologi Umum. Edisi 17:223-4. 6. American Academy of Ophthalmology: Surgery for Angle Closure Glaucoma. Basic and Clinical Science Course Section 10, 2011-2012:200-4. 7. Backer,Shaffers. Angle Closure Glaucoma with Pupilary Block. Diagnosis and Therapy of the Glaucomas. Seven edition . Chapter 15:196-211. 8. Khurana A.K.(2007). Comprehensive Ophthalmology. Fourth Edition:231-7. 9. The Will Eye Manual. (2004). Angle Closure Glaucoma. Chapter 9:164-5 10. Foster,J Paul. Khaw, T Pengo Uveitic Glaucoma. Modifields Manual of Ophthalmology. Chapter 7:309. 11. Leitman,W Mark. (2007). Manual for Eye Examination and Diagnosis. Seventh Edition:82-6. 12. Levin, A Leonard. Albert, M Daniel. (2010). Angle Closure Glaucoma. Ocular Disease: Mechanism and Management. Elsevier:194-5. 153 I Majalah Kedoktelan Nusantara' Volume 47' NO.3' Desember 2014 / Lampiran 6 LEMBA.R HAS!L PEN!L'\IAN SEJAWAT SEB!DANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILM1AH: JURNAL !LM IAH' ·.....r..trYorang . ·. h~~fY.) ·. ·. · ··. ····-·· · '·&....-;/rr ~ aftJutu~ liM' Tifvlt Judul karya !lmiah (artike!) .JLimlah Penulis :enuiis pertamaJpepfllf,,~ i;jf jijS)!,1.1l~i~sPye{Jf~~ NamaJ~mal. .........."I~h l/--!!(Jrri- . O. No. ISSN : v.~- """'tt .· A II ] {Jl/~ '7411/ ,.. \foillme nom()r b"l!'\n !"h'lI'\A . . lIN 7 dO. Pe;~;bi't' 'v',u,-".: ~': ...,.T~·. ~ :_-: f-aj~ Status Pengusui Identitas Jumallimiah -- o. . WJf10- e. DOi 3riikel (jika ada) : ............ .. ..... .. f. Alamat web Jumal: ..... __ .... ........ . g. Terindeks di ScimagojrlThomson Reuter iSI knowledge alau di. _... " o kategori PubHkasi Jumal ilmiali (beri ./ pada kategori yang tepat) Jumat tlmiah Intemasional f Intemasiona: Bereputasi. .. Lj/Jurnai Hmiah Nasiona! Terakreditasi ~ Jumaillmiah Nasional J Nasional terindeks di DOAJ. CA.BI. COPERNICUSft HasH Peni!aian Peer Review: ! Niiai Maksimai jumallimiah Komponen Yang Dinilai Iniernasional/intem3sional bereputas( I i Nasional Tera!\reclitasi o D a. b. I_ I c_ Keiengkapan unsur isi artikei (10%) Ruano..... linqkuD dan kedalaman ..... . pembahasan (30%) 1l<ecukupan dan kemutahkan I dataiinformasi dan meiodoi i 130%) I d. Kelengkapan unsur dan kua/itas i terbilanliurnal (30%) i I I I = ---t- I 1000/17 I-----~-- -- - ----- · ---- - ~- --~ - -- - ---.------ - - -------------- - ~- -- -- --------- I• Catatan Pen!laian ,A.rtike! oleh Reviewer: i I I~Q~fIL L 1!J Jryll) tangga!. bulan. tahun .....1o hffi~~j bi~ /'1tvi '1ffI1 ReVieweff Tanda Tan~an NIP . ... '''0 ''''£2:.'' ''/0, !PO] {O(jY £f, .1, ... 1" ....... Unit l'f f<e~a : __ . fr.<,,(1.Y._ . , dinilai oleh dua Reviewer secara terpisah coret yang tidak perlu ... nasional/terindeks di DOAJ. CABI, Copernicus ~ I NHai Akhir Yang Diperoleh Nasiona,l i Lampiran 6 LEMBAR HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW 1;1~~r~7;LM;; ,tMkofN Judul karya IImiah (artikel) Jumlah Penulis Status Pengusul Identitas Jumailimiah ft)# M1 \ ;;~~~~i~a~~rtama!p~~~.: / ..~ej!J~JrA.r__e spo~~ aboNNamlaSSJuNmal : ..r.l.~ .-O/'·rr.op7 t - '~J2r){ . fVJ J 'H I'1 . o. : ······ ·· ····· ···"/1.. · ()JJ(jlf')/ c. Volume.' nomor, bulan, tahHIl. -0/:?.tkJ'A~ jl{;r~ d. Penerblt : .. E~J. .'J,-. .... .. e. 001 artikel (Jika ada) : .... .... .. .. .... .... . f. Alamat web Jumal : .... .............. .. g. Terindeks di ScimagojrlThomson Reuter lSI knowledge atau di ..... ~ kategori Publikasi Jumai limiah (beri ,,/ pada kategori yang tepat) umai li miah Intemasional / intemasional Bereputasi. ~ umailimiah Nasional Terakreditasi Jumailimiah Nasionall Nasional terindeks di DOAJ , CABI , COPERNICUS~ ~ Hasil Penilaian Peer Review : Nilai Maksimal Jumai limiah Komponen Yang Dinilai IntemasionaVlntemasional bereputasi- 0 J, MHI rvIIf Tanda Unit Ke~a: ..... W. . ...... ...... . Na?~ '1rJ fJ] 1, J; J q7 f} J:j ql 1-} ~ q'L, J Reviewe ~ ~~g~s:. 2-\"8 ~iJ? NI~. · .. ·: .. .... ·V· .. ·-.. ·"l~~· . ~ 0 Nilai Akhir Yang Diperoleh 0/) a. Kelengkapan unsur isi artikel (10% ) b. Ruang lingkup dan kedalaman pembahasan (30%) c. Kecukupan dan kemutahiran datalinformasi dan metodologi (30%) d. Kelengkapan unsur dan kualitas terbitan/jumal (30% ) Total = 100% Nilai Pengusul = tanggal, bulan, tahun .. ... } Nasional Terakreditasi Ftc Cdv' • dinilai oleh dua Reviewer secara terpisah n no coret yang tidak perlu nasionaVterindeks di DOAJ. CABI, Copernicus