BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi sebagai Aktivitas Pemasaran 2.1.1 Komunikasi (Communication) Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat semakin menyadari akan pentingnya komunikasi. Komunikasi bukan hanya sebagai upaya penyampaian pesan, tetapi berperan penting dalam aktivitas pemasaran. Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Isitilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama.1 William Al Big mendefinisikan komunikasi sebagai “the process of transmitting meaningful symbols between individuals”.2 Definisi itu mengimplikasikan bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial yang terjadi antara sedikitnya dua orang, dimana salah seorang mengirimkan sejumlah simbol tertentu pada orang lain. Komunikasi terjadi jika kedua belah pihak sama-sama dapat mengolah dengan baik simbol yang disampaikan. Premis dasar komunikasi mengikuti konsep stimulus-respons dalam disiplin ilmu psikologi. 1 Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. 2004 hal 5 Siahaan dalam John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanegara. Marketing Communication: Taktik & Strategi. 2009 Hal 2 2 7 8 Semakin banyak stimulus yang mirip atau hampir sama disampaikan, maka pesan yang disampaikan harus lebih kuat sehingga komunikan dapat mengabaikan stimulus lain yang lemah.3 Melihat definisi komunikasi, secara umum dapat disimpulkan komunikasi merupakan suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Komunikasi tidak selalu dilakukan secara tatap muka tetapi dapat pula dengan menggunakan media, baik dalam konteks komunikasi antarpesona (interpersonal communication) atau komunikasi massa (mass communication). Berbagai konsep dasar tentang komunikasi yang berasal dari disiplin ilmu komunikasi itu “dicangkok” dan dikembangkan lebih lanjut dalam disiplin ilmu pemasaran.4 Membahas komunikasi, hampir semua orang sepakat, bahwa komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi dapat terjadi dalam diri seseorang, antara dua orang, di antara beberapa orang atau banyak orang. Komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Artinya komunikasi yang dilakukan sesuai dengan keinginan dan kepentingan para pelakunya. 3 John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanegara. Marketing Communication: Taktik & Strategi. 2009 Hal 2 4 Ibid hal 3 9 2.1.2 Pemasaran (Marketing) Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam dunia usaha. Pada kondisi usaha seperti sekarang ini, pemasaran merupakan pendorong untuk meningkatkan penjualan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pengetahuan mengenai pemasaran menjadi penting bagi perusahaan pada saat dihadapkan pada beberapa permasalahan, seperti menurunnya daya beli konsumen terhadap suatu produk sehingga mengakibatkan melambatnya pertumbuhan perusahaan. Sehubungan dengan permasalahan di atas, terkait dengan pemasaran, diperlukan suatu kemampuan untuk berpandangan ke depan dalam mengarahkan dan mengambil tindakan pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Itu adalah hal yang sulit dicapai oleh perusahaan. Oleh sebab itu, dalam hal ini dibutuhkan kesadaran dan inisiatif yang tinggi dalam mempelajari serta menguasai hal-hal yang berkaitan dengan pengertian dan pentingnya kegiatan pemasaran. Kotler mendefinisikan pemasaran sebagai “A sociental process by which individual and groups obtains what they need and want through creating offering, and freely exchanging product and serviceof value with others”.5 Definisi tersebut boleh dikatakan bahwa proses yang membentuk hubungan antara produsen dengan individu atau kelompok dalam menyampaikan produk, yaitu barang dan jasa, dilakukan untuk memenuhi 5 Kotler dalam John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanegara. Marketing Communication: Taktik & Strategi. 2009 Hal 3 10 kebutuhan dan keinginan guna mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi melalui penciptaan produk yang berkualitas. Konsep-konsep pemasaran berada di wilayah penentuan pasar sasaran, penentuan segmentasi pasar dan segmentasi potensial, kebutuhan dan keinginan, permintaan, produk dan penawaran, nilai dan kepuasan, pertukaran dan transaksi, hubungan dan jaringan, saluran pemasaran, rantai penjualan, persaingan, iklim pasar, serta penentuan strategi bauran pemasaran.6 2.1.2.1 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Setiap melaksanakan aktivitas pemasaran, perusahaan berupaya untuk menetapkan strategi pemasaran dan target market-nya. Aktivitas pemasaran tersebut dimulai sejak memproduksi suatu produk sampai produk tersebut diterima oleh pelanggan. Semua aktivitas yang dilakukan di bidang pemasaran ditujukan untuk menentukan produk, pasar, harga, dan promosi. Lamb, Hair, dan Mc Daniel (2006) menjelaskan bahwa bauran pemasaran adalah strategi produk, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pasar yang dituju. Adapun Bauran Pemasaran pada dasarnya terdiri atas empat bidang strategi pemasaran, yaitu7: 6 John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanegara. Marketing Communication: Taktik & Strategi. 2009 Hal 3 7 Freddy Rangkuti. Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. PT Gramedia Pustaka Utama. 2009 hal. 21 11 1. Keputusan pemasaran yang akan mengubah ide dasar dari barang atau jasa keseluruhan. 2. Keputusan promosi yang akan mengkomunikasikan informasi yang berguna pada pasar tujuan. 3. Keputusan distribusi mengenai pengiriman produk kepada konsumen. 4. Keputusan harga yang menyatakan nilai pertukaran yang dapat diterima pada barang atau jasa. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasrannya dalam pasar sasarannya. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa produk, harga, distribusi, promosi saling berhubungan dimana masingmasing elemen perlu dikontribusikan secara efektif dan efisien, sehingga perusahaan atau organisasi tidak hanya memilih kombinasi yang baik saja, tetapi juga harus mengkoordinasikan berbagai macam elemen dari bauran pemasaran tersebut untuk melaksanakan program pemasaran.8 Demi mencapai tujuan perusahaan, yaitu mencapai pasar yang dituju dan memenuhi atau melayani konsumen seefektif mungkin maka kegiatan-kegiatan tersebut perlu dikombinasikan, dipadukan, dan dikoordinasikan. Dalam hal ini perusahaan atau organisasi tidak sekadar memilih kombinasi yang terbaik saja, tetapi juga harus 8 Freddy Rangkuti. Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. PT Gramedia Pustaka Utama. 2009 hal. 22 12 mengkoordinasikan berbagai macam elemen bauran pemasaran tersebut untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif. Kotler menyatakan bahwa bauran pemasaran terdiri dari Product, Price, Promotion, dan Place, atau yang biasa dikenal dengan isitilah four of Ps, yaitu9: 1. Produk adalah suatu barang, jasa, atau gagasan yang dirancang untuk kebutuhan seorang konsumen. 2. Penetapan harga adalah memilih harga yang paling sesuai untuk menjualnya, kadang-kadang merupakan suatu tindakan penyeimbang. 3. Distribusi/penempatan adalah menempatkan suatu produk pada outlet yang sesuai dan memerlukan kepastian mengenai sejenis aktivitas yang keseluruhannya berkaitan dengan bagaimana menyampaikan produk tersebut dari produsen ke konsumen. 4. Promosi adalah yang berkaitan dengan teknik-teknik menyampaikan informasi mengenai produk. 2.1.2.2 Bauran Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication Mix) Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication) adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung, maupun tidak langsung 9 Freddy Rangkuti. Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. PT Gramedia Pustaka Utama. 2009 hal. 22 13 tentang produk dan merek yang dijual. Intinya, komunikasi pemasaran mempresentasikan “suara” perusahaan dan mereknya, serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat mebuat dialog dan membagun hubungan dengan konsumen.10 Meskipun komunikasi pemasaran bisa memainkan sejumlah peran penting, mereka harus melakukannya dalam lingkungan komunikasi yang semakin keras. Teknologi dan faktor-faktor lain telah sangat mengubah cara konsumen memproses komunikasi, dan bahkan jika mereka tidak memilih untuk memprosesnya sama sekali. Adapun Bauran Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication Mix) terdiri dari delapan model komunikasi utama11, yaitu: 1. Iklan Semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa melalui sponsor yang jelas. 2. Promosi Penjualan Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau pembelian produk atau jasa. 3. Acara dan Pengalaman Kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu. 10 Philip Kotler dan Kevine Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas. Erlangga. 2009 Hal 173 11 Ibid Hal 174 14 4. Hubungan Masyarakat dan Publisitas Beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya. 5. Pemasaran Langsung Penggunaan surat, telepon, faksimile, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respons atau dialog dari pelanggan dan prosepek tertentu 6. Pemasaran Interaktif Kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk dan jasa. 7. Pemasaran dari Mulut ke Mulut Komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antarmasyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa. 8. Penjualan Personal Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan pengadaan pesanan. 15 2.2 Word of Mouth Marketing (WoMM) Dalam dunia bisnis, word of mouth (WoM) adalah tindakan konsumen memberikan informasi kepada konsumen lain dari seseorang kepada orang lain (antarpribadi) non-komersial baik merek, produk maupun jasa.12 WoM sendiri terbagi atas 2 (dua) jenis13, yaitu: 1. Organic Word of Mouth Organic WoM adalah WoM yang terjadi secara alami. Orang-orang yang merasa senang dan puas pada sebuah produk, memiliki hasrat alami untuk membagi dukungan dan antusiasme mereka. Mereka inilah yang akan menjadi advokat bagi produk tersebut. Tapi walau terjadi secara alami, bukan berarti kita hanya bisa pasrah dan menyerahkan semua pada pelanggan. 2. Amplified Word of Mouth Amplified WoM adalah WoM yang terjadi by design perusahaan. WoM jenis ini terjadi ketika pemasar/perusahaan melakukan kampanye yang dirancang untuk mendorong atau mempercepat WoM kepada konsumen. Word of Mouth Marketing (WoMM) adalah sebuah percakapan yang di desain secara online maupun offline memiliki multiple effect, non-hierarchi, horizontal dan mutasional14. Perusahaan memicu minat konsumen dengan cara yang menyebabkan konsumen berbagi pengalaman dengan orang lain. Agar prosesnya dapat berjalan dengan sempurna marketer perlu mencari orang-orang 12 Ali Hasan. Marketing dari Mulut ke Mulut. Media Pressindo. 2010 Hal 32 Sumardy., Marlin Silviana., and Melina Melone. The Power of Word of Mouth Marketing. 2011 Hal 67 14 Ali Hasan, op.cit., 29 13 16 yang sangat terkesan dan sangat puas atau bahagia karena produk, atau jasa yang ia terima, orang semacam ini akan menjadi rekomender yang besar pengaruhnya terhadap orang lain. Word of Mouth Marketing juga bisa berbentuk online dan offline. Tiga karakteristik penting adalah15: 1. Kredibel Karena orang mempercayai orang lain yang mereka kenal dan hormati, pemasaran dari mulut ke mulut bisa sangat berpengaruh. 2. Pribadi Pemasaran dari mulut ke mulut bisa menjadi dialog yang sangat akrab yang mencerminkan fakta, pendapat, dan pengalaman pribadi. 3. Tepat waktu Pemasaran dari mulut ke mulut terjadi ketika orang menginginkannya dan ketika mereka paling tertarik, dan sering kali mengikuti acara atau pengalaman penting atau berarti. Word of mouth menjadi media yang paling kuat dalam mengkomunikasikan produk atau jasa kepada dua atau lebih konsumen. Umumnya, para manajer atau advisor merek yang secara alami mendorong para marketer untuk memancarkan tingkat kepercayaan yang kuat pada konsumen, kejujuran CEO, marketer dan usahawan yang alamiah tanpa rekayasa adalah kunci terbentuknya tingkat kepercayaan konsumen. Hanya dengan cara demikian, 15 Philip Kotler dan Kevine Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas. Erlangga. 2009 Hal 192 17 maka perusahaan dapat berhasil atau karena keinginan yang sesaat munculnya perilaku jujur yang dipaksakan justru perusahaan akan gagal sama sekali. Dalam word of mouth, konsumenlah yang memutuskan tentang sesuatu yang sangat berharga untuk dibicarakan. Perusahaan (CEO, marketer, usahawan dan seluruh mitra internal lainnya) harus bekerja keras untuk dapat memposisikan produk sedemikian rupa agar semua konsumen merasa bahwa produk itu berharga untuk didiskusikan dan kemudian mereka rekomendasikan kepada orang lain. Pelanggan yang telah memiliki pengalaman unik tentang produk, jasa, dan merek itu ke dalam daftar agenda percakapan. Mereka secara sadar atau tanpa sadar mengungkapkannya kepada orang lain secara lisan (word of mouth) dalam berbagai kesempatan. Produk (quality, branded, value) yang excellence dapat mendorong kuatnya mutual dialogue, pass along effect, knowledge diffusion, cause and effect.16 Mutual Dialog, dimana konsumen yang memiliki pengalaman unik tentang produk secara alami cenderung untuk membagi pengalamannya pada setiap orang yang bertemu dengannya. Proses perbincangan lisan ini bukan suatu solidaritas melainkan sebagai sebuah kebanggaan atas interaksi dan pengalaman yang pernah mereka alami tentang produk. Untuk memperkuat mutual dialogue ini, perusahaan harus berupaya semacam “memimpin” (melalui leaflet, brosur, atau tulisannya) para konsumen untuk mempertimbangkan masalah-masalah inti yang akan mereka perbincangkan. 16 Ali Hasan. Marketing dari Mulut ke Mulut. Media Pressindo. 2010 Hal 32 18 Pass along effect, dimana konsumen umumnya suka menjawab, suka memperluas dialog mereka, mereka juga memiliki kecenderungan ketika mendengar sebuah kata yang baik, mereka cenderung mengklaim sebagai sebuah pengalamannya sendiri dengan tekanan kata sangat menarik. Pengalaman inilah kemudian sering menjadi efek yang terus berjalan antarkonsumen dalam sepanjang kehidupan mereka. Knowledge diffusion Word of mouth memiliki efek ganda, tidak hanya sebagai penyebaran tawaran produk, tetapi juga sebagai media penyebaran pengetahuan kepada orang lain. Terutama jika word of mouth produk ini jatuh pada konsumen atau orang yang suka berperan sebagai teacher, advisor atau orang yang mempunyai rasa ingin tahu yang kuat. Cause and effect merupakan cara yang paling mudah menciptakan efek yang berjenjang dalam memprakarsai kegiatan pemasaran dalam memengaruhi perhatian konsumen untuk terlibat dalam perbincangan produk. Cara ini lebih efektif dalam memotong kekacauan pasar, ketika konsumen dapat memahami aspek perbincangan produk, mereka akan menjadi bagian dari buzz, viral atau stealth marketing. Jaringan sosial, seperti MySpace dan Facebook, menjadi kekuatan penting bagi dalam pemasaran bisnis-ke-konsumen maupun pemasaran bisnis-ke-bisnis. Aspek kunci jaringan sosial adalah berita dari mulut ke mulut (word of mouth) serta jumlah dan sifat percakapan dan komunikasi antara berbagai pihak. Meskipun jaringan raksasa sepert Myspace dan Facebook menawarkan paparan 19 yang paling banyak, jaringan ceruk yang menawarakan pasar yang lebih terarah lebih mungkin menyebarkan pesan merek.17 Word of mouth antarkonsumen yang muncul secara alami dan jujur merupakan efek yang diinginkan oleh perusahaan, dan ini diakui oleh semua pakar marketing bahwa pesan pemasaran yang dihasilkannya pun jauh lebih efektif dibanding dengan media lain. Ketika isi pesan word of mouth itu jujur, maka setiap orang akan menganggapnya sebagai sesuatu yang menyenangkan, tidak akan menimbulkan kerugian, mendorong diri mereka untuk layak menceritakan kepada orang lain. Bahkan, terkadang mendesak orang lain yang mereka temui agar lebih cepat membeli produk atau merek yang secara nyata sangat bernilai atau berharga. Word of mouth akan semakin kuat ketika terjadi dalam suatu mutual dialogue. Dalam praktik pemasaran, cara kerja word of mouth marketing menggunakan sentuhan one to one personalized yang kemudian pesan itu menyebar bagaikan virus (viral) sehingga menjadi heboh (buzz).18 Pemasaran buzz dan viral mencoba menciptakan publikasi di pasar untuk memamerkan merek dan fitur berharganya. Sebagian percaya bahwa pemasaran viral dan buzz lebih banyak digerakkan oleh peraturan hiburan daripada peraturan penjualan.19 17 Philip Kotler dan Kevine Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas. Erlangga. 2009 Hal 192 Hal 254 18 Ali Hasan. Marketing dari Mulut ke Mulut. Media Pressindo. 2010 Hal 33 19 Philip Kotler dan Kevine Lane Keller, op.cit., 257 20 2.2.1 Filosofi Word of Mouth Marketing Word of mouth marketing adalah upaya memberikan alasan agar orang berbicara tentang merek, produk maupun jasa dan membuat berlangsungnya pembicaraan itu lebih mudah.20 Struktur dialog dan percakapan yang baik bersumber dari advokasi merek aktual dan orangorang (rekomender) bersedia pergi dari satu tempat ke tempat lain (offline) untuk berbagi pendapat, pengalaman, atau antusiasme mereka tentang suatu produk. Alasan yang begitu kuat dalam WoM adalah percakapan timbal balik, yang tidak dapat ditemukan dengan ratusan pesan lain dalam folder konvensional perusahaan. Filosofi dasar word of mouth marketing ini adalah21: • Keberlanjutan suara pelanggan, bukan suara perusahaan/owner/marketer • Alami, asli, proses jujur bukan buatan dan juga manipulasi • Konsumen mencari sumber informasi bukan perusahaan/owner/marketer • Konsumen berbicara tentang produk, layanan, atau merek dan mereka telah memiliki pengalaman 20 Sumardy., Marlin Silviana., and Melina Melone. The Power of Word of Mouth Marketing. 2011 Hal 67 21 Ali Hasan. Marketing dari Mulut ke Mulut. Media Pressindo. 2010 Hal 29 21 2.2.2 Teknik Word of Mouth Marketing Beberapa pemasar menekankan pada dua bentuk khusus berita dari mulut ke mulut pemasaran buzz dan viral. Pemasaran buzz (gosip/perbincangan) menghasilkan ketertarikan , menciptakan publisitas, dan mengekspresikan informasi relevan baru yang berhubungan dengan merek melalui sarana yang tak terduga atau bahkan mengejutkan. Pemasaran viral (menular seperti virus) adalah bentuk lain berita dari mulut ke mulut, atau “berita dari satu klik mouse ke klik berikutnya (word of mouse),” yang mendorong konsumen menceritakan produk dan jasa yang dikembangkan perusahaan atau informasi audio, video, dan tertulis kepada orang lain secara online.22 Adapun sejumlah teknik word of mouth marketing yang diarahkan untuk mendorong berbicara satu sama lain tentang produk atau jasa adalah sebagai berikut23: • Buzz Marketing: Menggunakan high profile berita untuk mendapatkan orang untuk berbicara tentang merek. • Viral Marketing: Menciptakan masukan pesan informatif yang dirancang untuk dapat diteruskan dalam model eksponensional, melalui e-mail misalnya. • Community Marketing: Pembentukan atau mendukung ceruk komunitas yang mungkin untuk berbagi kepentingan tentang merek 22 Philip Kotler dan Kevine Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas. Erlangga. 2009 Hal 256 23 Ali Hasan. Marketing dari Mulut ke Mulut. Media Pressindo. 2010 Hal 31 22 (seperti kelompok pengguna, kipas klub, dan forum diskusi); providing alat, konten, dan informasi untuk dukungan komunitas tersebut. • Grassroots Marketing: Pengorganisasian dan memotivasi relawan untuk engage pribadi atau jangkauan lokal. • Evangelist Marketing: Merekrut pendukung baru, advokasi, atau relawan yang didorong untuk mengambil peran leadership dalam menyebarkan pesan secara aktif. • Influencer Marketing: Mengidentifikasi masyarakat dan pendapat kunci leaders yang cenderung berbicara tentang produk dan memiliki kemampuan untuk influence pendapat orang lain. • Street Marketing: Menjangkau dan berinteraksi dengan konsumen secara langsung – tatap muka di suatu tempat secara berkala. • Stealth-Undercover Marketing: Gerakan marketing dibawah ambang sadar, misalnya menggunakan seorang aktor untuk menyebarkan pesan positif dari satu brand kepada publik. • Cause Marketing: Pendukung begitu – menyebabkan keuangan untuk mendapatkan rasa hormat dan support dari orang-orang yang merasa sangat tahu tentang penyebabnya. • Product Seeding: Meletakkan yang benar produk ke tangan kanan di waktu yang tepat, menyediakan informasi atau sampel untuk individu berpengaruh. 23 • Conversation Creation: Menarik atau menyenangkan iklan, email, menangkap frase, hiburan, atau dirancang untuk memulai aktivitas mulut. • Brand Blogging: Menciptakan blog dan berpartisipasi dalam bloging, dalam semangat terbuka, trans – orangtua komunikasi; berbagi informasi nilai. • Referral Programs: Membuat alat yang memungkinkan pelanggan puas melihat teman-teman mereka. 2.2.3 Mindset Word of Mouth Marketing WoM Marketing memerlukan perubahan serangkaian mindset yang berbeda, ketika marketer ingin menjelaskan dan menawarkan manfaat sebuah produk, ia memutuskan untuk membuat dan mengirimkan press release ke media cetak dengan harapan agar target pasar dapat dicapai secara luas. Prospek diharapkan akan membaca press release dan promoproduk baru di media ini dan juga diharapkan komunikasi dapat berlanjut dengan perusahaan. Pesan komunikasi berasal dari perusahaan dalam bentuk satu arah yang dikendalikan oleh perusahaan, dan monolog. Selagi pelanggan membaca atau mengamati release, surat kabar atau majalah mungkin pesan ini menjadi perantara dengan pelanggan, (itulah bentuk tradisional marketing). 24 24 Ali Hasan. Marketing dari Mulut ke Mulut. Media Pressindo. 2010 Hal 43 24 Tetapi, jika CEO atau staff blogging, membuat release manfaat produk baru dalam deretan blog atau media lainnya, sangat mungkin pelanggan tertarik untuk membacanya, menyediakan umpan balik, dan menjadi sarana interaktif dengan perusahaan atau marketer, prospek berbicara secara langsung dengan marketer. Pelanggan dilibatkan dalam proses pembuatan produk yang lebih baik. Itulah sebabnya akan lebih efektif dalam membangun kesetiaan baik terhadap merek maupun kesetiaan pelanggan (inilah bentuk mindset word of mouth marketing).25 2.2.4 Konsep Kerja Word of Mouth dalam Memengaruhi Keputusan Konsumen WoM berperan dalam tiga hal (1) Arus informasi, (2) Arus pengaruh, dan (3) Karakteristik tertentu yang dapat memainkan peran lebih besar dalam tahap awal, sementara yang lain memiliki pengaruh yang lebih besar kemudian. Pengambilan keputusan konsumen sampai pada tahap pembelian (tahap akhir) dalam WoM Marketing adalah sebagai berikut26: • Awareness. Konsumen tahu ada alternatif, tetapi mungkin tidak memiliki kepentingan baik di dalamnya atau informasi yang cukup untuk memahami kemungkinan keuntungan. • Interest. Konsumen sadar, mengembangkan minat, dan karenanya memutuskan untuk mempelajari lebih lanjut tentang produk (harga, 25 26 Ali Hasan. Marketing dari Mulut ke Mulut. Media Pressindo. 2010 Hal 44 Ibid 25 kualitas, manfaat, probabilitas kepentingan, probabilitas tindakan positif dan asal usul informasi). • Cost, dan benefiit. Keputusan yang dibuat oleh penerima email atau mengadopsi layanan yang disarankan, umumnya akan terjadi proses evaluasi dan analisis rentang biaya dan manfaat berdasarkan informasi yang tersedia dipengaruhi oleh interaksi pengirim dan penerima email. • Power. Kekuatan interpersonal adalah “kombinasi dari jumlah waktu, intensitas emosional, keintiman, dan layanan WoM. Kekuatan ini dapat dibentuk berdasarkan sumber-sumber informasi. • Persepsi affinity. Proses penggabungan kesamaan sikap, nilai, gaya hidup antara dua orang, suka, ketidaksukaan, dan pengalaman, menjadi pendorong kedekatan hubungan dalam kelompok target, maka WoM akan menghasilkan antusiasme yang lebih besar. • Kesamaan demografis. Kesamaan demografis antara sumber dan target untuk menjadi penting untuk menjelaskan terjadinya pengaruh WoM, dan biasanya diukur sepanjang beberapa dimensi seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, atau tingkat pendidikan memfasilitasi arus informasi lebih sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan lebih mudah terutama dalam hal usia, jenis kelamin, dan status sosial. Kesamaan demografis akan memiliki pengaruh positif pada berbagai tahap proses pengambilan keputusan. • Final decision. Pada tahap akhir ini konsumen mengambil tindakan yang dapat diamati, pembelian barang atau jasa adopsi yang 26 berkelanjutan sebagai konsekuensi tahapan sebelumnya, pada tahapan ini juga muncul sebuah keputusan untuk menjadi pendistribusi – penyebar (spreaders) informasi bagi yang lain. 2.3 Strategi Word of Mouth Marketing Marketing sebagai strategi bisnis, merupakan tindakan penyesuaian perusahaan terhadap realitas bisnis yang berorientasi pasar agar terjadi pertukaran (exchange) antara produsen dengan konsumen, merangsang konsumen agar mau mengeluarkan uang yang mereka miliki untuk membeli dan menggunakan produk. Perusahaan yang unggul biasanya didukung oleh tiga hal pokok: Pertama, mereka memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas kemudian menerjemahkannya ke dalam bentuk kebijakan dan program untuk ditransfer ke mind set semua mitra internal bisnis agar mereka memiliki arah yang sama dengan apa yang diinginkan oleh top leader sebagai driver perusahaan. Kedua, mereka memiliki kemampuan melakukan berbagai analisis seperti analisis lingkungan makro dan mikro, analisis kepuasan dan loalitas pelanggan, analisis competitive advantage, analisis perilaku konsumen, analisis segmentasi pasar, analisis target pasar, analisis positioning, analisis dan perencanaan strategi pemasaran, analisis portfolio produk, analisis strategi harga, analisis saluran pemasaran, analisis strategi promosi. Ketiga, mereka adalah para kreator, inovator produk dan layanan serta kemampuan eksekusi strategi yang cemerlang dalam menyampaikan produk yang memiliki nilai tambah yang tinggi bagi konsumen mereka.27 27 Ali Hasan. Marketing dari Mulut ke Mulut. Media Pressindo. 2010 Hal 230 27 WoM Marketing merupakan bagian dari strategi promosi dalam kegiatan pemasaran yang menggunakan “orang ke orang” yang puas untuk meningkatkan kesadaran produk dan menghasilkan tingkat penjualan tertentu. Komunikasi dari mulut ke mulut menyebar melalui jaringan bisnis, sosial dan masyarakat yang dianggap sangat berpengaruh, biaya efektif, dan cara cepat untuk menebarluaskan informasi produk. Berbagai strategi diadopsi untuk memperlancar proses ini, termasuk kemitraan dengan pelanggan dan pembuatan rencana rujukan pelanggan. Fokus WoM adalah pada upaya penciptaan suasana kegembiraan atau “buzz” mengenai produk baru, dalam kelompok sosial tertentu. Word of mouth sebagai strategi promosi sangat menarik, karena mampu menggabungkan prospek dan pelanggan untuk mengatasi keraguan, biaya yang lebih rendah dan pengiriman pesan lebih cepat terutama melalui teknologi Internet dalam meningkatkan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu, karena itu WoM sebagai salah satu instrumen promosi tidak hanya efektif tetapi juga efisien sebagai syarat untuk keberlangsungan perusahaan, dorongan ini semakin kuat terutama karena28: 1. Online Marketing (dengan keragaman media sosial yang ada) yang terus menerus merevolusi informasi dan perilaku konsumen dan produsen. 2. Meningkatnya minat menangani emosi konsumen sebagai alasan untuk memasuki pikiran bawah sadar konsumen untuk membuka wawasan pelanggan baru. 28 Ali Hasan, loc.cit. 28 3. Meningkatnya peran word of mouth dalam memengaruhi pilihan pelanggan, yang dihasilkan dari pertumbuhan konsumen yang menggunakan media sosial seperti website, blog, Facebook, My Space, dan sebagainya. 4. Semakin tingginya tuntutan tanggung jawab sosial perusahaan untuk menunjukkan sikap yang lebih peduli terhadap masyarakat dan masalah sosial. 5. Meningkatnya tekanan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi salah satunya lewat pemasaran. 2.3.1 Empat Strategi Word of Mouth Marketing Berikut adalah beberapa strategi word of mouth marketing yang dapat digunakan lewat website bisnis. Marketer tidak perlu menyewa konsultan marketing yang mahal untuk memulai aktivitas pemasaran. Adapun caranya adalah sebagai berikut29: 1. Leverage Jaringan Sosial Komunitas online memiliki keeratan anggota kelompok pengguna yang dapat membantu meningkatkan kesadaran merek produk kita. Link-kan ke komunitas online ini dengan alat atau penargetan konten khusus untuk mendapatkan banyak perhatian. Cara ini dapat digunakan dalam aplikasi platform untuk situs web tertentu seperti Facebook, Firefox dan Wordpress, yang masing-masing memiliki jaringan pengguna yang luas. Teliti dan analisis bagaimana dampak konten itu dalam komunitas online yang sudah dijalankan. 29 Ali Hasan, loc.cit, 267 29 2. Menargetkan Influencer Cari individu yang memiliki trendsetter atau memiliki kewenangan pada topik tertentu. Mereka harus berasal dari individu-individu yang memiliki koneksi pribadi yang lebih banyak atau luas. Jika orangorang ini menyebarkan pesan, maka produk akan sangat mudah disebarkan dalam kelompok sasaran potensial. Identifikasilah influencer yang mampu membangun hubungan dengan orang lain dan pasar melalui lingkup yang ada pengaruh sosialnya. Influencerinfluencer kondang juga dapat dilacak dari pengguna situs-situs sosial seperti digg, webmaster atau blogger yang memiliki banyak pendukung setia. 3. Eksklusivitas dan Kelangkaan Banyak situs bisnis yang menawarkan produk terbatas atau diskon temporal yang dikombinasikan dengan power influencer menjadi sebuah strategi yang sangat baik untuk menyebarluaskan kesadaran merek dari sebuah produk. Prinsip ekslusivitas dan kelangkaan pada dasarnya akan mengundang rasa ingin tahu dan konsisten menghasilkan permintaan dan percakapan produk-produk langka. Misalnya saja, banyak orang yang tidak henti-hentinya membicarakan ayat-ayat cinta, laskar pelangi dan buku kiamat 2012 atau filmnya mulai dari emperan toko sampai mimbar masjid beberapa waktu lalu. 30 4. Mikro Market Saat online, teknik viral marketing dapat memanfaatkan web untuk menyebarkan konten unik kepada calon user yang didukung dengan skema promosi yang bagus. Mikro market berfokus pada pemasaran individual dalam menyediakan produk-produk dikustomisasi. Nike dan Puma’s adalah contoh pemasaran skema mikro ini, yang memungkinkan orang untuk membuat rencana membeli sepatu unik ini secara online. Micromarket dapat dikombinasikan dengan kelangkaan dan jaringan sosial yang ada untuk menghasilkan eksposur word of mouth. Pemasaran yang berfokus secara langsung pada pelanggan, walaupun jumlahnya mungkin kecil tetapi dapat membangun merek jauh lebih baik, daripada mencari jutaan pelanggan, membidik sebuah ceruk komunitas untuk membangun relasi, pengaruhnya mendatangkan miliaran rupiah dalam jangka panjang. 2.4 Kesadaran Merek (Brand Awareness) 2.4.1 Definisi Merek (Brand) Istilah brand berasal dari kata brandr yang berarti “to brand”, yaitu aktivitas yang sering dilakukan para peternak sapi di Amerika dengan memberi tanda pada ternak-ternak mereka untuk memudahkan identifikasi kepemilikan sebelum dijual ke pasar.30 Sementara itu, kata merek yang sering kita gunakan sebagai terjemahan kata brand berasal dari bahasa 30 Keller dalam Andi M. Sadat. Brand Belief: Strategi Membangun Merek Berbasis Keyakinan. Salemba Empat. 2009 hal 18 31 Belanda yang diadopsi dan digunakan secara luas dalam bahasa pemasaran kita.31 Dalam perkembangannya, merek memiliki banyak definisi. Hal ini tidak terlepas dari beragamnya perspektif pemerhati dan ahli pemasaran. Menurut Keagan, merek (brand) sebagai sekumpulan citra dan pengalaman kompleks dalam benak pelanggan, yang mengkomunikasikan harapan mengenai manfaat yang akan diperoleh dari suatu produk yang diproduksi oleh perusahaan tertentu.32 Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah “tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa bentuk, suara, hologram, dan bahkan aroma juga dimasukkan dalam lingkup definisi merek. Definisi ini memiliki kesamaan dengan definisi versi Amerian Marketing Association yang menekankan peranan merek sebagai identifier dan differentiator.33 Berdasarkan definisi versi UU Merek No. 15 Tahun 2001 dan American Marketing Association, secara teknis apabila seorang pemasar 31 Afiff dalam Andi M. Sadat. Brand Belief: Strategi Membangun Merek Berbasis Keyakinan. Salemba Empat. 2009 hal 18 32 Andi M. Sadat. Brand Belief: Strategi Membangun Merek Berbasis Keyakinan. Salemba Empat. 2009 hal 18 33 Fandy Tjiptono. Manajemen & Strategi Merek. ANDI. 2011 hal 3 32 membuat nama, logo atau symbol baru untuk sebuah produk baru, maka ia telah meniptakan sebuah merek.34 2.4.2 Kesadaran Merek (Brand Awareness) Kesadaran Merek (Brand Awareness) merupakan salah satu dimensi dalam aset merek yang berkontribusi pada penciptaan ekuitas merek (brand equity). Terdapat banyak pandangan dan pendekatan dari para pakar merek dan pemasaran mengenai definisi ekuitas merek. Winter (1991) menggambarkan situasi ini dengan mengatakan, “if you ask ten people to define brand equity, you are likely to get ten (maybe eleven) different answers as to what it means.” Namun dalam praktik pemasaran sehari-hari, definisi ekuitas merek yang banyak dikutip adalah dari David A. Aaker yang menyebutkan bahwa ekuitas merek adalah “serangkaian asset dan kewajiban yang terkait dengan sebuah merek, nama, dan simbol yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan/atau pelanggan perusahaan tersebut.”35 Brand Awareness adalah kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat bahwa sebuah merek merupakan anggota dari kategori produk tertentu.36 Dengan demikian, seorang pelanggan yang memiliki kesadaran terhadap sebuah merek akan secara otomatis mampu menguraikan elemen-elemen merek tanpa harus dibantu. 34 Fandy Tjiptono. Manajemen & Strategi Merek. ANDI. 2011 hal 4 David A. Aaker (1991) dalam Andi M. Sadat. Brand Belief: Strategi Membangun Merek Berbasis Keyakinan. Salemba Empat. 2009 hal 163 36 Fandy Tjiptono, op.cit., 96 35