BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daging

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Daging merupakan salah satu produk peternakan yang memiliki nilai
gizi yang tinggi. Tingkat konsumsi daging di Indonesia terus meningkat setiap
tahunnya.Menurut Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan, konsumsi
daging masyarakat Indonesia pada tahun 2013 naik menjadi 2,2 kg per kapita
per tahun, dibanding tahun lalu yang hanya 1,9 kg per kapita per tahun.
Tingginya jumlah konsumsi daging di Indonesia menjadi pendorong
terlahirnya perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan
daging. Produk daging olahan menjadi pilihan banyak konsumen karena
dinilai praktis dan memiliki cita rasa yang lezat. Bermacam-macam produk
olahan daging yang kini digemari dalam masyarakat yaitu bakso, sosis,
nugget, dendeng, kornet, dan lain sebagainya.
PT. Sumber Prima Anugerah Abadi adalah salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang pengolahan daging. Sebagai media yang rentan
terhadap pencemaran dan pertumbuhan mikroorganisme perusahaan dituntut
untuk mampu menjaga kualitas dari daging tersebut, dari mulai penerimaan
bahan baku, proses pengolahan bahan baku atau proses produksi, pengemasan
hingga pendistribusian produk.
Suatu perusahaan tentunya memiliki kriteria atau standar mutu yang
salah satunya bertujuan untuk mencapai keseragaman, baik keseragaman pada
1
2
bentuk, ukuran, warna, tekstur, rasa, dan lain sebagainya. Keseragaman
produk menjadi salah satu penilaian konsumen dalam memilih produk.Namun
pada hasil pemantauan proses produksi di lapangan, tidak jarang ditemukan
produk yang mengalami kerusakan atau tidak sesuai dengan standar mutu
perusahaan.
Ketidakseragaman atau penyimpangan pada produk dapat berasal dari
faktor bahan baku yang tidak memenuhi standar, human error, kerusakan pada
mesin, dan lain sebagainya. Penyimpangan produk ini membuat produk
tersebut harus diproduksi ulang, sehingga menyebabkan biaya produksi
semakin besar dan tidak efisien. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa
peranan pengendalian mutu sangat penting dalam suatu industri guna
mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
Dalam mengendalikan suatu sistem produksi guna mengurangi jumlah
produk cacat, suatu industri harus mengetahui terlebih dahulu jumlah dan
penyebab terjadinya kecacatan pada produk yang dihasilkan. Dengan begitu,
industri tersebut dapat mengetahui langkah-langkah tepat yang harus
dilakukan untuk mencegah atau mengurangi besarnya jumlah produk cacat.
Dalam mengidentifikasi jumlah kerusakan atau kecacatan produk dapat
menggunakan alat bantu seven tools. Seven tools yang terdiri dari tujuh
macam metode yaitu checksheet, histogram, diagram pareto, diagram
ishikawa, stratifikasi, diagram tebar, grafik dan peta kendali.
Pada tahap pengidentifikasian permasalahan pengendalian mutu dan
terjadinya kerusakan pada produk di PT. Sumber Prima Anugerah Abadi ini
3
difokuskan menggunakan 3 alat bantu, yaitu peta kendali, diagram pareto, dan
diagram ishikawa/ sebab-akibat (CEDAC). Dimana peta kendali berfungsi
untuk mengetahui tingkat jumlah kecacatan yang terjadi, apakah masih di
dalam batas kendali yang ditetapkan oleh perusahaan atau sudah di luar batas
kendali. Diagram pareto digunakan untuk menggambarkan kategori apa yang
memiliki jumlah kecacatan terbanyak, dimana jumlah cacat terbanyak berada
di sebelah kiri dan yang paling sedikit berada di sebelah kanan. Sehingga
diagram pareto dapat membantu untuk memusatkan pada persoalan utama
yang harus ditangani atau diperbaiki. Sedangkan diagram ishikawa digunakan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakan pada
produk sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan untuk mengurangi
kerusakan pada produk, sehingga mutu produk dapat terkendali dengan baik.
B. Batasan Masalah
Batasan masalah bertujuan agar pembahasan lebih terarah. Adapun
batasan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Produk cacat yang diamati adalah produk basis (bakso-sosis)
2. Pengendalian mutu produk basis dilakukan dengan menggunakan peta
kendali p (p-chart), diagram pareto, dan diagram ishikawa.
3. Identifikasi penyebab cacat produk dilihat dari faktor manusia, mesin,
bahan baku, dan metode.
4
C. Tujuan
Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah :
1. Menentukan jumlah produk cacat dalam proses produksi.
2. Mengidentifikasi apakah jumlah produk cacat masih berada dalam batas
kendali atau tidak.
3. Mengidentifikasi jenis kecacatan produk dan menganalisis faktor-faktor
penyebabnya.
4. Membuat alternatif perbaikan untuk mengurangi jumlah produk cacat atau
menyimpang.
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :
1. Menjamin kelangsungan hidup perusahaan untuk tetap berproduksi dalam
jangka panjang dan tetap dapat bersaing dengan perusahaan lain.
2. Membantu perusahaan dalam mengidentifikasi penyimpangan mutu
produk dan menganalisis penyebabnya sehingga menemukan solusi agar
penyimpangan mutu produk dapat dikurangi.
3. Membantu perusahaan dalam menekan biaya produksi akibat pengerjaan
ulang (rework) produk yang mengalami penyimpangan.
4. Menghindari perusahaan dari kehilangan konsumen karena terjadinya
penurunan kualitas produk akibat penyimpangan mutu yang terjadi.
Download