Keadilan Allah dan Karya Kristus - Pdt. Budi Asali, M.Div.

advertisement
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
KEADILAN ALLAH & KARYA KRISTUS
Pdt. Budi Asali, M.Div.
Ro 3:23-26 - “(23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah, (24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan
dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. (25) Kristus Yesus
telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam
darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah
membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya.
(26) MaksudNya ialah untuk menunjukkan keadilanNya pada masa ini, supaya
nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada
Yesus”.
I) Keadilan Allah.
Kitab Suci mempunyai banyak ayat yang menekankan keadilan dari Allah,
seperti:
Maz 11:7 - “Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang
yang tulus akan memandang wajahNya”.
Maz 116:5 - “TUHAN adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang”.
Tetapi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam Kitab Suci, kita
sering melihat hal-hal yang seolah-olah menunjukkan bahwa Allah itu tidak
adil. Misalnya:
1) Dalam penciptaan dan Predestinasi.
a) Dalam penciptaan.
Dalam penciptaan, Allah menciptakan sebagian makhluk sebagai
binatang, sebagian lagi jadi manusia. Yang jadi manusia, sebagian
hitam sebagian putih, sebagian ganteng / cantik sebagian jelek,
sebagian pandai sebagian bodoh, sebagian dalam keluarga kaya
sebagian dalam keluarga melarat, sebagian utuh anggota-anggota
tubuhnya sebagian cacat, dsb. Kalau saudara diciptakan ganteng /
cantik, dalam keluarga kaya, pandai, utuh anggota-anggota
tubuhnya, maka mungkin saudara tidak menganggap Allah tidak
adil. Tetapi bagaimana kalau saudara diciptakan sebagai orang yang
cacat, melarat, buruk mukanya dsb?
1
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
b) Dalam predestinasi.
Ef 1:4-5,11 - “(4) Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum
dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya.
(5) Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus
Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan
kehendakNya, ... (11) Aku katakan ‘di dalam Kristus’, karena di dalam
Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan - kami yang dari semula
ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah,
yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan
kehendakNya”.
Ro 9:10-13 - “(10) Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah
Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa
leluhur kita. (11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan
belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah
tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan,
tetapi berdasarkan panggilanNya - (12) dikatakan kepada Ribka:
‘Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,’ (13) seperti
ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.’”.
Untuk menjawab kedua problem ini perlu diketahui bahwa ‘adil’ tidak
berarti Allah harus memberi secara sama rata.
Mat 20:1-16 - “(1) ‘Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang
tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk
kebun anggurnya. (2) Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu
mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.
(3) Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi
orang-orang lain menganggur di pasar. (4) Katanya kepada mereka: Pergi
jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan
kepadamu. Dan merekapun pergi. (5) Kira-kira pukul dua belas dan
pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. (6)
Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang
lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja
di sini sepanjang hari? (7) Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada
orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke
kebun anggurku. (8) Ketika hari malam tuan itu berkata kepada
mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka,
mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk
terdahulu. (9) Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira
pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. (10)
Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan
mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu
dinar juga. (11) Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut
kepada tuan itu, (12) katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya
2
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang
sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. (13)
Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak
berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar
sehari? (14) Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan
kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. (15)
Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku?
Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? (16) Demikianlah orang
yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan
menjadi yang terakhir.’”.
Tuan dalam perumpamaan ini jelas tidak berlaku sama rata. Ia lebih
murah hati kepada pekerja-pekerja yang datang belakangan. Tetapi toh
ia berkata bahwa ia bukannya berlaku tidak adil. Kalau ia berjanji
sedinar sehari, dan ia lalu memberi kurang dari itu, maka itu tidak adil.
Tetapi ia memberikan sedinar sehari, jadi pekerja kelompok pertama
tidak bisa menyalahkan tuan itu. Ia memang berlaku lebih murah hati
kepada pekerja-pekerja yang datang belakangan, tetapi ia berhak
menggunakan milik / uangnya sesukanya. Ia tidak berlaku tidak adil,
sekalipun ia tidak memberi dengan sama rata!
Dalam penciptaan, Tuhan memang tidak memberi secara sama rata.
Tetapi Ia berhak melakukan itu. Ini kedaulatanNya! Jadi bukanlah tidak
adil kalau ada yang diberi banyak, dan ada yang diberi sedikit, ada
yang diciptakan jelek ada yang pandai, dan sebagainya.
Demikian juga pada waktu Ia mau memberikan keselamatan hanya
pada sebagian manusia, sehingga Ia lalu menentukan sebgaian untuk
selamat dan sebagian binasa. Ini bukannya tidak adil. Karena itu,
predestinasi tidak bertentangan dengan keadilan Allah.
Bdk. Ro 9:14-15 - “(14) Jika demikian, apakah yang hendak kita
katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! (15) Sebab Ia berfirman
kepada Musa: ‘Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau
menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku
mau bermurah hati.’”.
Juga kalau kita mau memikir lebih dalam, maka kita bisa melihat bahwa
orang yang dipilih dan diselamatkan, mendapatkan kasih / kemurahan /
belas kasihan Allah. Sedangkan orang yang tidak dipilih, mendapatkan
keadilan Allah. Tidak ada orang yang mendapatkan ketidak-adilan
Allah.
3
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
mendapat belas kasihan / kemurahan Allah
binasa
selamat
mendapat keadilan Allah
2) Adanya banyak kasus dimana orang saleh justru menderita dan orang
jahat hidup enak.
Misalnya:
Ayub 19:6 - “insafilah, bahwa Allah telah berlaku tidak adil terhadap
aku, dan menebarkan jalaNya atasku”.
Ayub 21:7-15 - “(7) Mengapa orang fasik tetap hidup, menjadi tua,
bahkan menjadi bertambah-tambah kuat? (8) Keturunan mereka tetap
bersama mereka, dan anak cucu diperhatikan mereka. (9) Rumah-rumah
mereka aman, tak ada ketakutan, pentung Allah tidak menimpa mereka.
(10) Lembu jantan mereka memacek dan tidak gagal, lembu betina
mereka beranak dan tidak keguguran. (11) Kanak-kanak mereka
dibiarkan keluar seperti kambing domba, anak-anak mereka melompatlompat. (12) Mereka bernyanyi-nyanyi dengan iringan rebana dan kecapi,
dan bersukaria menurut lagu seruling. (13) Mereka menghabiskan harihari mereka dalam kemujuran, dan dengan tenang mereka turun ke
dalam dunia orang mati. (14) Tetapi kata mereka kepada Allah: Pergilah
dari kami! Kami tidak suka mengetahui jalan-jalanMu. (15) Yang
Mahakuasa itu apa, sehingga kami harus beribadah kepadaNya, dan apa
manfaatnya bagi kami, kalau kami memohon kepadaNya?”.
Maz 73:1-14 - “(1) Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus
hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya. (2) Tetapi aku, sedikit lagi
maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir. (3) Sebab aku cemburu
kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang
fasik. (4) Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh
mereka; (5) mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka
tidak kena tulah seperti orang lain. (6) Sebab itu mereka berkalungkan
kecongkakan dan berpakaian kekerasan. (7) Karena kegemukan,
kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan.
(8) Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal
pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati. (9) Mereka membuka
mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi. (10) Sebab itu
4
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air
yang berlimpah-limpah. (11) Dan mereka berkata: ‘Bagaimana Allah
tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?’ (12)
Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda
dan senang selamanya! (13) Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati
yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah. (14) Namun
sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi”.
Yer 12:1-2 - “(1) Engkau memang benar, ya TUHAN, bilamana aku
berbantah dengan Engkau! Tetapi aku mau berbicara dengan Engkau
tentang keadilan: Mengapakah mujur hidup orang-orang fasik, sentosa
semua orang yang berlaku tidak setia? (2) Engkau membuat mereka
tumbuh, dan merekapun juga berakar, mereka tumbuh subur dan
menghasilkan buah juga. Memang selalu Engkau di mulut mereka, tetapi
jauh dari hati mereka”.
Untuk menjawab problem ini perlu diketahui bahwa keadilan yang
sebenarnya memang belum dijalankan pada saat ini, dan baru akan
dijalankan pada saat kita mati (bdk. cerita tentang Lazarus dan orang
kaya - Luk 16:19-31) / pada pengadilan akhir jaman.
2Kor 5:10 - “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan
Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya,
sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun
jahat”.
Ro 2:4-8 - “(4) Maukah engkau menganggap sepi kekayaan
kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah
engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau
kepada pertobatan? (5) Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau
bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu
mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. (6) Ia akan
membalas setiap orang menurut perbuatannya, (7) yaitu hidup kekal
kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan,
kehormatan dan ketidakbinasaan, (8) tetapi murka dan geram kepada
mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada
kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman”.
Pada pengadilan akhir jaman Allah betul-betul akan memberikan
keadilan, dimana Ia akan memberikan pahala / hukuman sesuai
dengan kehidupan manusia.
a) Allah akan memberikan pahala kepada manusia.
5
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
Hal ini sebenarnya merupakan perwujudan dari kasih ilahi. Pahala
diberikan, sebenarnya bukan karena kita betul-betul berjasa dan
layak menerimanya (Luk 17:10 1Kor 4:7), tetapi karena adanya janji
Allah (Ul 7:9,12-13 Maz 58:12 Mat 25:21,34 Ro 2:6-7 1Kor 4:7).
b) Allah akan memberikan hukuman sebagai perwujudan dari keadilan
dan murka Allah (Ro 2:8-9 Ro 12:19). Perlu diperhatikan bahwa
sekalipun manusia tidak berhak / tidak layak menerima pahala,
tetapi ia betul-betul layak menerima hukuman.
Di sini keadilan diwujudkan dengan menghukum sesuai dengan
hukum Allah. Karena hukum Allah / Firman Allah sudah menyatakan
bahwa orang berdosa akan dimasukkan selama-lamanya dalam
neraka (Wah 14:11 Wah 20:10 Wah 21:8), maka nanti kalau Allah
betul-betul melakukan hal itu, Ia bertindak adil.
Bandingkan keadilan Allah ini dengan pandangan Saksi Yehuwa di
bawah ini:
• Orang-orang dari sekte Saksi Yehuwa tidak percaya akan adanya
neraka. Mereka beranggapan bahwa orang jahat pada akhirnya
akan dimusnahkan, sehingga tidak mempunyai keberadaan lagi
(cease to exist). Alasan mereka adalah: Allah yang kasih itu tidak
akan tega untuk menghukum orang selama-lamanya dalam
neraka. Ini adalah ajaran yang terlalu menekankan kasih Allah
sehingga mengorbankan keadilanNya!
• Seorang murid saya yang berasal dari sekte Saksi Yehuwa
mengatakan bahwa tidak adil kalau orang berbuat dosa cuma
sebentar tetapi dihukum secara kekal. Saya jawab: adil tidak
berarti bahwa lamanya hukuman harus sama dengan lamanya
berbuat dosa. Kalau memang harus demikian, maka orang yang
melakukan pemerkosaan (mungkin hanya 15 menit) harus
dimasukkan penjara hanya 15 menit, dan orang yang melakukan
pembunuhan (mungkin hanya kurang dari 1 menit) harus
dimasukkan penjara selama 1 menit. Ini justru tidak adil. Jadi adil
atau tidak, tergantung apakah hukuman yang diberikan itu sesuai
dengan hukum atau tidak. Kalau hukum menyatakan bahwa
pemerkosa bisa dihukum maximum 20 tahun, dan ia dihukum 20
tahun maka itu adil. Demikian juga karena hukum Tuhan / Firman
Tuhan menyatakan bahwa orang berdosa akan dihukum secara
kekal dalam neraka, maka nanti kalau hal itu terjadi, itu berarti
bahwa Allah adil.
c) Keadilan yang menguntungkan dan keadilan pembalasan ini jelas
mengharuskan adanya tingkatan-tingkatan baik di surga maupun di
neraka.
6
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
Bahwa surga maupun neraka memang ada tingkatan-tingkatannya
terlihat dari ayat-ayat ini:
• Mat 5:19 - “Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah
hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya
demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling
rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan
mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan
menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga”.
• Mat 20:20,21,23,26-28 - “(20) Maka datanglah ibu anak-anak
Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di
hadapanNya untuk meminta sesuatu kepadaNya. (21) Kata Yesus:
‘Apa yang kaukehendaki?’ Jawabnya: ‘Berilah perintah, supaya
kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam KerajaanMu, yang
seorang di sebelah kananMu dan yang seorang lagi di sebelah
kiriMu.’ ... (23) Yesus berkata kepada mereka: ‘CawanKu memang
akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kananKu atau di
sebelah kiriKu, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan
diberikan kepada orang-orang bagi siapa BapaKu telah
menyediakannya.’ ... (26b) Barangsiapa ingin menjadi besar di
antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, (27) dan
barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia
menjadi hambamu; (28) sama seperti Anak Manusia datang bukan
untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan
nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.’”.
Text ini menunjukkan bahwa Yohanes dan Yakobus minta
kepada Yesus supaya mereka mendapat tempat di kiri dan kanan
Yesus (tempat yang paling terhormat). Sekalipun Yesus menolak
permintaan itu, tetapi Yesus sedikitpun tidak membantah akan
adanya tempat yang paling terhormat itu, bahkan secara implicit
Ia membenarkan hal itu, dan mengatakan bahwa untuk bisa
menduduki tempat tertinggi, kita harus mau menjadi hamba bagi
semua (ay 26-28). Semua ini menunjukkan adanya perbedaan
tingkat kemuliaan di sorga.
• Luk 19:16-19 - “(16) Orang yang pertama datang dan berkata:
Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina.
(17) Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena
itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. (18) Datanglah yang
kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina.
(19) Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota”.
Orang yang dari 1 mina menghasilkan 10 mina diberi kekuasaan
atas 10 kota, sedangkan orang yang dari 1 mina menghasilkan 5
mina diberi kekuasaan atas 5 kota. Ini jelas menunjukkan adanya
perbedaan pahala di sorga nanti.
7
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
•
1Kor 3:10-15 - “(10) Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang
dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang
cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di
atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia
harus membangun di atasnya. (11) Karena tidak ada seorangpun
yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah
diletakkan, yaitu Yesus Kristus. (12) Entahkah orang membangun
di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput
kering atau jerami, (13) sekali kelak pekerjaan masing-masing
orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya,
sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan
masing-masing orang akan diuji oleh api itu. (14) Jika pekerjaan
yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. (15)
Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia
sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api”.
Text ini mengatakan tentang orang yang selamat tetapi seperti
dari dalam api. Ini jelas berarti bahwa orang itu masuk surga
secara pas-pasan, dan ini menunjukkan adanya tingkat di sorga.
• Mat 6:20 - “Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga
ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak
membongkar serta mencurinya”.
Yesus menyuruh kita untuk mengumpulkan harta di sorga.
Secara implicit ini menunjukkan ada orang yang mengumpulkan
banyak, dan ada yang sedikit.
• Mat 11:20-24 - “(20) Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang
tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan
mujizat-mujizatNya: (21) ‘Celakalah engkau Khorazim! Celakalah
engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizatmujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama
mereka bertobat dan berkabung. (22) Tetapi Aku berkata
kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon
akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. (23) Dan engkau
Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit?
Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati!
Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di
tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini.
(24) Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman,
tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada
tanggunganmu.’”.
Text ini mengatakan bahwa pada akhir jaman tanggungan Tirus,
Sidon, Sodom lebih ringan dari tanggungan Khorazim dan
Betsaida, karena sekalipun Khorazim dan Betsaida menyaksikan
8
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
mujijat-mujijat Yesus mereka tetap tidak bertobat. Ini
menunjukkan bahwa dosa mereka dianggap lebih hebat dan
karenanya hukuman mereka (dalam neraka) akan lebih berat. Hal
yang sama ada dalam Mat 10:15.
II) Manusia berdosa, keadilan Allah dan karya Kristus.
Kita sudah melihat bahwa Allah itu adil dan pasti menghukum dosa.
Sedangkan semua manusia berdosa, bahkan sangat berdosa. Kalau mau
lebih meresapi hal ini, mari kita lihat ayat-ayat di bawah ini dan
membandingkannya dengan hidup kita.
• Ro 3:10-18 - “(10) seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar,
seorangpun tidak. (11) Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak
ada seorangpun yang mencari Allah. (12) Semua orang telah
menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik,
seorangpun tidak. (13) Kerongkongan mereka seperti kubur yang
ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.
(14) Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, (15) kaki mereka
cepat untuk menumpahkan darah. (16) Keruntuhan dan kebinasaan
mereka tinggalkan di jalan mereka, (17) dan jalan damai tidak mereka
kenal; (18) rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.’... (23)
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan
Allah”.
• 10 Hukum Tuhan (Kel 20:3-17).
• Hukum kasih kepada Allah dan sesama manusia (Mat 22:37-39).
Manusia sangat berdosa, Allah adil, dan akan ada penghakiman akhir
jaman. Ini menjadi problem! Sekarang, bagaimana manusia berdosa ini
bisa diselamatkan?
1) Semua agama lain mengajarkan keselamatan karena perbuatan baik /
ketaatan / usaha manusia.
Bisakah manusia diselamatkan dengan berbuat baik? Tidak bisa,
karena:
a) Manusia tidak bisa berbuat baik.
Kej 6:5 - “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di
bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan
kejahatan semata-mata”.
9
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
Tit 1:15 - “Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan
bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik
akal maupun suara hati mereka najis”.
Kalau saudara menganggap diri saudara cukup baik, maka
perhatikan gambaran Firman Tuhan di bawah ini tentang keadaan
manusia di hadapan Allah.
Yes 64:6a - “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan
segala kesalehan kami seperti kain kotor”.
Perhatikan bahwa Yesaya bukan mengatakan ‘segala dosa kami
seperti kain kotor’. Ia juga tidak mengatakan ‘sebagian kesalehan
kami seperti kain kotor’. Yesaya mengatakan ‘segala kesalehan kami
seperti kain kotor’.
Sekarang, kalau ‘segala kesalehan’ kita digambarkan seperti ‘kain
kotor’ di hadapan Allah, bagaimana dengan ‘dosa’ kita? Perhatikan
ayat di bawah ini.
Yeh 36:17 - “‘Hai anak manusia, waktu kaum Israel tinggal di tanah
mereka, mereka menajiskannya dengan tingkah laku mereka;
kelakuan mereka sama seperti cemar kain di hadapanKu”.
Dosa / kejahatan kita digambarkan seperti ‘cemar kain’. Apakah
‘cemar kain’ itu? NIV menterjemahkannya: ‘a woman’s monthly
uncleanness’ (= kenajisan bulanan dari seorang perempuan).
Bandingkan juga dengan Im 15:20,24 - “(20) Segala sesuatu yang
ditidurinya selama ia cemar kain menjadi najis. Dan segala sesuatu
yang didudukinya menjadi najis juga. ... (24) Jikalau seorang laki-laki
tidur dengan perempuan itu, dan ia kena cemar kain perempuan itu,
maka ia menjadi najis selama tujuh hari, dan setiap tempat tidur yang
ditidurinya menjadi najis juga”.
Untuk kata ‘cemar kain’ yang pertama (ay 20) NIV menterjemahkan
‘her period’ (= masa datang bulannya), sedangkan untuk kata ‘cemar
kain’ yang kedua (ay 24) NIV menterjemahkan ‘her monthly flow’ (=
aliran bulanannya).
Jadi kelihatannya yang dimaksudkan dengan ‘cemar kain’ itu adalah
cairan darah yang dikeluarkan seorang perempuan pada saat
datang bulan.
Dengan demikian Kitab Suci menggambarkan segala kesalehan kita
seperti kain kotor, dan menggambarkan dosa / kejahatan kita seperti
cairan yang dikeluarkan oleh seorang perempuan pada saat mengalami
datang bulan! Itulah keadaan saudara di hadapan Allah!
10
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
b) Kitab Suci tidak pernah mengajarkan bahwa perbuatan baik bisa
menebus / menutup dosa.
Gal 2:16 - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan
oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman
dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus
Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan
bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada
seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat”.
Illustrasi: Seseorang ditangkap polisi karena melanggar peraturan
lalu lintas dan 1 minggu setelahnya harus menghadap ke
pengadilan. Dalam waktu satu minggu itu ia lalu banyak berbuat baik
untuk menebus dosanya. Ia menolong tetangga, memberi uang
kepada pengemis, dsb. Pada waktu persidangan, ia membawa
semua orang kepada siapa ia sudah melakukan kebaikan itu
sebagai saksi. Pada waktu hakim bertanya: ‘Benarkah saudara
melanggar peraturan lalu lintas?’, ia lalu menjawab: ‘Benar pak
hakim, tetapi saya sudah banyak berbuat baik untuk menebus dosa
saya. Ini saksi-saksinya’. Sekarang pikirkan sendiri, kalau hakim itu
waras, apakah hakim itu akan membebaskan orang itu? Jawabnya
jelas adalah ‘tidak’! Jadi terlihat bahwa dalam hukum duniapun
kebaikan tidak bisa menutup / menebus / menghapus dosa!
Demikian juga dengan dalam hukum Tuhan / Kitab Suci!
c) Kalau manusia memang bisa menyelamatkan dirinya melalui
berbuat baik, maka Kristus pasti tidak akan datang ke dunia, menjadi
manusia, dan mati di salib bagi kita.
Gal 2:21b - “Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat,
maka sia-sialah kematian Kristus”.
Bahwa Kristus datang ke dunia, menderita dan mati di salib untuk
dosa kita, menunjukkan bahwa memang tidak ada jalan lain untuk
menyelamatkan manusia.
Penerapan: perbuatan baik tidak bisa menyelamatkan saudara! Karena
itu, kalau saudara adalah orang kristen yang dibaptis supaya selamat /
masuk surga, pergi ke gereja supaya selamat / masuk surga, berbuat
baik / membuang dosa supaya selamat / masuk surga, maka saya
menjamin bahwa saudara justru pasti akan masuk neraka!
11
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
2) Ada agama lain, yang mempunyai pandangan bahwa Allah itu maha
penyayang dan pengasih, dan karena itu sekalipun manusia itu
berdosa, manusia tetap bisa masuk surga.
Tetapi ini lagi-lagi menghancurkan keadilan Allah! Kalau Allah
memasukkan manusia berdosa begitu saja ke surga, maka ini
menghancurkan keadilan Allah!
Bdk. Nahum 1:3a - “TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia
tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah”.
Lalu bagaimana caranya Allah menyelamatkan manusia? Melihat manusia
berdosa, Allah yang adil harus menjatuhkan hukuman. Tetapi karena Ia
kasih, Ia tidak mau manusia menerima hukuman itu. Karena itu harus ada
yang menerima hukuman itu. Kalau hukuman itu diberikan kepada ‘orang
lain’, misalnya kepada malaikat, maka lagi-lagi terjadi ketidak-adilan,
karena malaikat itu tidak berdosa tetapi harus dihukum karena dosa
manusia. Jadi, satu-satunya jalan adalah Allah sendiri harus menjadi
manusia dalam diri Tuhan kita Yesus Kristus, dan lalu menerima hukuman
yang Ia sendiri jatuhkan, yaitu pada waktu Yesus menderita dan mati di
kayu salib. Kalau Allah sendiri yang menerima hukuman itu, maka tidak
ada ketidak-adilan. Mengapa? Karena yang Ia korbankan untuk menerima
hukuman itu bukan ‘orang lain’ (seperti malaikat) tetapi diriNya sendiri.
Illustrasi: Ada 2 orang saudara kembar yang bentuk tubuh maupun
wajahnya persis. Tetapi sejak kecil yang satu nakal, yang lain alim. Pada
saat dewasa yang satu jadi perampok, yang satu jadi hakim. Suatu hari
perampok itu membunuh orang dan tertangkap, dan ia diajukan ke
pengadilan, dimana yang jadi hakim adalah saudara kembarnya. Setelah
memeriksa akhirnya sang hakim secara adil menjatuhkan hukuman mati
kepada saudara kembarnya. Tetapi karena hakim itu mengasihi saudara
kembarnya itu, maka malam sebelum hukuman mati itu dilaksanakan,
hakim itu mengunjungi saudara kembarnya di penjara, dan lalu
mengajaknya tukar tempat. Besoknya hakim itu mengalami hukuman mati,
sedangkan saudaranya bebas karena ‘penebusan’ sang hakim.
Apa yang dilakukan sang hakim mirip dengan apa yang dilakukan oleh
Allah. Karena Ia adil, Ia harus menjatuhkan hukuman kepada manusia
yang berdosa, tetapi karena Ia mengasihi manusia, Ia lalu menjadi
manusia dalam diri Tuhan Yesus Kristus, dan Ia menerima hukuman yang
Ia sendiri jatuhkan, pada waktu Ia mati di atas kayu salib.
Ro 3:25-26 - “(25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan
pendamaian karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk
menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang
12
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
telah terjadi DAHULU pada masa kesabaranNya. (26) MaksudNya ialah
untuk menunjukkan keadilanNya PADA MASA INI, supaya nyata, bahwa Ia
benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus”.
Ay 25a membicarakan penebusan Kristus. Kata ‘dahulu’ dalam ay 25b
menunjukkan bahwa ay 25b membicarakan jaman Perjanjian Lama /
sebelum Kristus datang. Sebelum Kristus datang dan mati, Allah
menunjukkan kesabaranNya dengan membiarkan dosa / tidak
menghukum dosa dari umatNya. Kalau ini dilakukan terus, tanpa Ia sendiri
memikul hukuman mereka, maka Ia kehilangan keadilanNya. Karena itu
penebusan oleh Kristus untuk menebus dosa dikatakan oleh ayat ini
‘untuk menunjukkan keadilanNya’. Dengan adanya penebusan oleh
Kristus, maka Allah bisa membiarkan / tidak menghukum dosa dari
umatNya, dan tetap adil.
Kalau ay 25 tadi membicarakan umat Allah pada jaman sebelum Yesus /
jaman Perjanjian Lama, maka ay 26 mempersoalkan umat Allah pada
jaman sekarang / jaman Perjanjian Baru (ay 26: ‘pada masa ini’). Allah,
tanpa kehilangan keadilanNya, bisa membenarkan orang-orang percaya
pada jaman Perjanjian Baru, juga karena penebusan yang dilakukan oleh
Kristus
Penebusan oleh Kristus ini merupakan satu-satunya jalan yang bisa
ditempuh oleh Allah untuk menyelamatkan manusia berdosa tanpa
mengorbankan keadilanNya.
III) Penawaran kasih Allah dan tanggapannya.
Dengan adanya penebusan, barulah Allah, tanpa kehilangan keadilanNya,
bisa melakukan ayat seperti Maz 103:10 - “Tidak dilakukanNya kepada
kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalasNya kepada kita setimpal
dengan kesalahan kita”.
Dengan adanya penebusan ini, sekarang kasih dan pengampunan Allah
bisa ditawarkan secara cuma-cuma kepada semua orang.
Ro 3:24 - “dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma
karena penebusan dalam Kristus Yesus”.
Apa maksudnya kalau dikatakan bahwa kita dibenarkan dengan cumacuma? Mengomentari kata-kata ‘telah dibenarkan dengan cuma-cuma’,
Calvin berkata: “the whole is from God, and nothing from us” (= seluruhnya
adalah dari Allah, dan tidak ada yang dari kita) - hal 141.
Dan mengomentari Ro 3:26, Calvin berkata: “nothing is more difficult than
to persuade man that he ought to disclaim all things as his own, and to ascribe
them all to God” (= tidak ada yang lebih sukar dari pada meyakinkan orang
13
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
bahwa ia harus menyangkal segala sesuatu sebagai miliknya, dan
menganggap semuanya berasal dari Allah) - hal 146.
Jadi, maksudnya adalah bahwa perbuatan baik kita sama sekali tidak
mempunyai andil dalam menyelamatkan kita. Kita diselamatkan hanya
oleh iman (Ef 2:8-9 Ro 3:27-28 Gal 2:16), dan inipun merupakan
anugerah dari Allah (Fil 1:29).
Sekalipun iman yang sejati pasti diikuti oleh adanya ketaatan / perbuatan
baik / pengudusan, tetapi yang menyebabkan kita diselamatkan adalah
imannya, dan sama sekali bukan perbuatan baiknya.
Illustrasi:
sakit → obat → sembuh → olah raga / bekerja
dosa → iman → selamat → taat / berbuat baik
Apa yang menyebabkan sembuh? Tentu saja obat, bukan olah raga /
bekerja. Olah raga / bekerja hanya merupakan bukti bahwa orang itu
sudah sembuh. Karena itu kalau seseorang berkata bahwa ia sudah
minum obat dan sudah sembuh, tetapi ia tetap tidak bisa berolah raga /
bekerja, maka pasti ada yang salah dengan obatnya.
Demikian juga dengan orang berdosa. Ia selamat karena iman, bukan
karena perbuatan baik. Tetapi kalau seseorang berkata bahwa ia sudah
beriman dan sudah selamat, tetapi dalam hidupnya sama sekali tidak ada
perbuatan baik / ketaatan, maka pasti ada yang salah dengan imannya.
Juga kalau kita melihat pada garis waktu, maka akan terlihat dengan jelas
bahwa imanlah, dan bukannya perbuatan baik, yang menye-babkan kita
diselamatkan.
----------------------------------------------------------------------------------------tak ada perbuatan baik
ada perbuatan baik
(total depravity)
selamat
Luk 19:9 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Hari ini telah terjadi keselamatan
kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.”.
14
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
Kalau ada orang yang setelah mendengar penawaran itu lalu mau percaya
kepada Yesus sebagai Tuhan / Juruselamatnya, maka sekalipun ia adalah
orang berdosa, dosanya diampuni dan ia pasti masuk surga. Tidak adil?
Adil, karena hukuman sudah dijatuhkan, tetapi ditanggung oleh Yesus
sendiri.
Charles Haddon Spurgeon: “Memory looks back on past sins with deep
sorrow for the sin, but yet with no dread of any penalty to come; for Christ has
paid the debt of His people to the last jot and tittle, and received the divine
receipt; and unless God can be so unjust as to demand double payment for one
debt, no soul for whom Jesus died as a substitute can ever be cast into hell. It
seems to be one of the very principles of our enlightened nature to believe that
God is just; we feel that it must be so, and this gives us our terror at first; but is
it not marvelous that this very same belief that God is just, becomes afterwards
the pillar of our confidence and peace! If God is just, I, a sinner alone and
without a substitute, must be punished; but Jesus stands in my stead and is
punished for me; and now, if God is just, I, a sinner, standing in Christ, can
never be punished” (= Ingatan melihat ke belakang kepada dosa-dosa yang
lalu dengan kesedihan yang dalam untuk dosa, tetapi tanpa rasa takut
terhadap hukuman yang akan datang; karena Kristus telah membayar
hutang umatNya sampai pada hal yang paling kecil / remeh, dan telah
menerima kwitansi ilahi; dan kecuali Allah itu bisa begitu tidak adil / benar
sehingga menuntut pembayaran dobel untuk satu hutang, tidak ada jiwa,
untuk siapa Yesus mati sebagai pengganti, bisa dicampakkan ke dalam
neraka. Kelihatannya merupakan satu prinsip dari diri kita yang sudah
diterangi, untuk percaya bahwa Allah itu adil / benar; kita merasa bahwa
haruslah demikian, dan ini mula-mula memberikan kita rasa takut; tetapi
tidakkah merupakan sesuatu yang mengagumkan bahwa kepercayaan yang
sama bahwa Allah itu adil / benar, setelah itu lalu menjadi pilar / tonggak
dari keyakinan dan damai kita! Jika Allah itu adil / benar, saya, seorang
yang berdosa, sendirian dan tanpa seorang pengganti, harus dihukum; tetapi
Yesus telah menggantikan saya dan dihukum untuk saya; dan sekarang, jika
Allah itu adil / benar, saya, seorang yang berdosa, berdiri dalam Kristus,
tidak pernah bisa dihukum) - ‘Morning and Evening’, September 25,
morning.
Tetapi bagaimana dengan orang yang setelah mendengar penawaran
kasih Allah itu tetapi tetap tidak mau percaya kepada Yesus sampai ia
mati? Maka tidak bisa tidak, keadilan Allah harus diberlakukan terhadap
dia, dan ia harus dihukum selama-lamanya dalam neraka.
Saudara mungkin berkata: ‘Lho, tidakkah Yesus sudah membayar hutang
dosanya?’. Jawabnya: tidak! Karena kematian Yesus hanya ditujukan
untuk membayar dosa orang pilihan (Limited Atonement / Penebusan
15
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
terbatas). Orang yang menolak doktrin Limited Atonement ini, harus
menyimpulkan bahwa dosa orang yang tak percaya dihukum 2 x (satu kali
pada diri Kristus, satu kali lagi pada diri orang itu sendiri), dan ini
menjadikan Allah tidak adil.
Kesimpulan.
Jadi, kesimpulannya adalah: hanya ada 2 pilihan bagi saudara:
1) Saudara mau menerima tawaran kasih Allah dalam Kristus, dengan jalan
datang kepada Kristus dan menerimaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat
saudara. Kalau saudara melakukan ini maka saudara akan diselamatkan /
diampuni.
2) Saudara menolak / mengabaikan tawaran kasih Allah tersebut. Kalau
saudara memilih pilihan ini, maka saudara akan mendapatkan /
merasakan keadilan Allah, yaitu hukuman kekal di neraka.
Seorang penafsir bernama Ironside, dalam komentarnya tentang Kis 4:12,
mengatakan: “Remember, it must be Christ or hell, and to neglect the one is to
choose the other” (= Ingat, harus Kristus atau neraka, dan mengabaikan yang
satu berarti memilih yang lain).
Maukah saudara datang dan percaya kepada Kristus?
-AMIN-
Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan:
Dikutip dari
http://www.geocities.com/thisisreformedfaith/artikel/pi_keadilanallah.html
16
Download