BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,
terdiri dari berbagai sarana dan prasarana yang tersedia, kota mewadahi berbagai
macam aktivitas manusia di dalamnya sehingga terus mengalami perkembangan
baik secara fisik maupun visual. Kota secara arsitektural perlu memperhatikan
berbagai aspek, dan masing-masing aspek berbeda antara satu tempat dengan
tempat lainnya. Kota adalah barisan pertemuan semua kepentingan manusia dalam
sebuah kolase besar, sehingga kota dapat dikatakan sebagai sebuah organisme,
yang merupakan pusat industri, perdagangan, pendidikan, pemerintahan, atau
mencakup semua kegiatan tersebut (Mulyandari, 2011).
Ilmu Arsitektur adalah suatu ilmu yang didalamnya menyangkut bentuk
fisik ruang buatan sebagai tempat bagi manusia dengan segala kompleksitas
kehidupannya, baik individu maupun komunal. Cakupan ilmu Arsitektur meliputi
berbagai ruang dalam skala mikro, messo hingga makro. Berdasarkan skala atau
cakupan area, arsitektur dengan skala mikro merupakan bidang ilmu arsitektur
yang mencakup suatu ruang yang ada dalam suatu bangunan dengan berbagai
elemen di dalamnya. Skala messo terdiri dari beberapa bangunan ataupun
merupakan kawasan. Skala makro merupakan bidang ilmu arsitektur yang lebih
luas dari sekedar kawasan, dalam hal ini arsitektur dengan skala makro mencakup
suatu ruang besar yang disebut kota. Selanjutnya, Arsitektur Kota merupakan
perluasan cakupan dari konteks mikro ke konteks messo (kawasan). Ilmu
Arsitektur dan perkotaan, keduanya tidak dapat terlepas dari setting ekonominya,
seperti kaitan lokasi atau tempat, kegiatan dan infrastruktur. Ketiga aspek tersebut
saling terkait satu dengan lainnya.
Aldo Rossi dalam bukunya, The Architecture of the City (1966) melihat kota
sebagai Artefak, dan arsitektur berkembang dari masa lalu dan tradisi kota serta
kebudayaan manusia. Keberlanjutan sebuah kota dapat dicapai melalui arsitektur
kota yang merupakan bagian-bagian dari sebuah kota, dan melewati fase-fase
yang kemudian menentukan pertumbuhan dan perkembangan kota, karena pada
dasarnya sebuah kota tidak terbentuk dengan sendirinya akan tetapi senantiasa
berkembang dan menunjukkan ekspresi keruangan kota berdasarkan kebudayaan
masyarakatnya. Berdasarkan pemaparan singkat di atas, dapat dikatakan bahwa
arsitektur kota
adalah bentuk karya manusia yang terbentuk berdasarkan
kebutuhan masyarakat dan terdiri dari kelompok bangunan dengan berbagai
fungsi serta memiliki pola tertentu terhadap bentuk ruangnya dan terletak pada
satu area yang jelas.
Indonesia sebagai negara berkembang memiliki beragam kota dengan
berbagai kategori berdasarkan jumlah penduduknya antara lain kota metropolitan,
kota besar, kota sedang dan kota kecil. Masing-masing kota berkembang sesuai
dengan kebutuhan masyarakatnya. Faktor ekonomi seringkali menjadi ukuran
perkembangan kota karena secara tidak langsung akan mempengaruhi aspek
lainnya. Semakin berkembang perekonomian suatu kota, kebutuhan masyarakat
semakin bertambah sehingga pertumbuhan kota akan terjadi baik secara terencana
maupun tidak terencana.
Kota Kendari adalah ibukota Provinsi Sulawesi tenggara dengan wilayah
berupa daratan yang mengelilingi teluk Kendari dan terdapat satu pulau pada
wilayah kota Kendari yang dikenal dengan Pulau Bungkutoko. Luas wilayah
daratan kota Kendari 295,89 Km2 atau 0,70 % dari luas daratan Provinsi Sulawesi
Tenggara. Teluk Kendari memisahkan kota kedalam dua konsentrasi pemukiman
masyarakatnya, namun saat ini telah tersedia jalan yang menyusuri teluk dan
menghubungkan dua wilayah ini, serta tersedia moda transportasi laut untuk
memudahkan masyarakat. Di sisi timur muara sungai Kendari dan di sebelah
tanjung kecil dibagian Barat. Kawasan pembangunan istana raja (Lakino Konawe)
disamping logde (loji) dan fasilitas lainnya seakan menjadi simbol tumbuhnya
kota kolonial yang dinamakan Kendari, dan pada masa lalu Kendari dibangun ke
arah kota pelabuhan dan perdagangan atau kota niaga yang terpenting di pantai
timur Sulawesi. Kondisi geografis kota Kendari sebagai kota teluk menghadirkan
karakter yang cukup unik dengan tipologi teluk Kendari sebagai pusat kota
Kendari.
Pada awal terbentuknya wilayah kota Kendari, masyarakat terkonsentrasi
pada suatu kawasan yang saat ini dikenal dengan nama kota lama dan merupakan
cikal bakal kota Kendari. Kota lama terletak di tepi pantai pada sisi bagian utara
Teluk Kendari. Kemudian, setelah terbentuknya propinsi Sulawesi Tenggara
dengan kota Kendari sebagai ibukota, arah perkembangan kota mulai menyebar ke
arah barat dan terkonsentrasi pada area daratan yang saat ini merupakan pusat
kota Kendari.
Gambar 1. 1. Kawasan Kota Lama Kendari
(Sumber: Observasi, 2012)
Secara Administratif, kawasan kota lama terletak di kelurahan Kandai
kecamatan Kendari. Pada awalnya, kawasan ini dibangun sebagai daerah transit
oleh seorang pedagang berkebangsaan Belanda, Vosmaer. Pembangunan dimulai
dengan didirikannya pelabuhan baru dan sarana pendukung berupa perumahan,
perkantoran,
saran
ibadah
serta
fasilitas
penunjang
lainnya.
Pada
perkembangannya, kawasan ini menjadi semakin ramai dikunjungi oleh para
pedagang yang berasal dari negeri Cina yang kemudian membangun tempat
tinggal dan berdagang di wilayah kota lama.
Kawasan Kota lama Kendari terdiri dari daratan yang berbatasan langsung
dengan teluk Kendari. Wilayah pantai teluk Kendari memiliki ketinggian rata-rata
50 m di atas permukaan laut, ± 200 m dari pantai sisi utara teluk terdapat
perbukitan dengan ketinggian mencapai 100 m di atas permukaan laut. Suatu
kondisi lahan dengan topografi tertentu dapat menciptakan ruang yang terasa
berbeda-beda, dengan kata lain ruang yeng terbentuk tentu berbeda pada ruang
dengan ketinggian yang berbeda pula. Ruang-ruang ini terbentuk berdasarkan
batas-batas fisik, baik berdasarkan komponen fisik alami, berupa pepohonan dan
topografi lahan maupun komponen fisik buatan, berupa bangunan dan berbagai
elemen pengisi seperti tiang-tiang, pagar, tugu dan papan-papan penanda yang
dapat menggambarkan konfigurasi ruang yang terbentuk oleh elemen-elemen
geometris, sehingga dapat pula disebut ruang geometris.
Berbagai fungsi berdasarkan segala aktivitas masyarakat yang terjadi di
kawasan teluk Kendari, antara lain fungsi pemukiman, pariwisata, militer, serta
perdagangan dan jasa. Fungsi-fungsi kawasan berdasarkan aktivitas masyarakat
kemudian dapat membentuk suatu pola ruang yang tidak memiliki batasan secara
fisik. Ruang yang terbentuk berdasarkan dominasi kegiatan tersebut kemudian
disebut ruang fungsional. Ruang-ruang fungsional ini bisa juga disebut “land use”
atau tata guna lahan.
Kota terbentuk dari ruang-ruang yang membangunnya. Secara garis besar,
ruang-ruang tersebut merupakan ruang yang terbentuk oleh pelingkup fisik dan
ruang yang terbentuk oleh pelingkup non fisik berupa dominasi pemanfaatan
suatu ruang fisik. Ruang yang terbentuk oleh pelingkup fisik kemudian disebut
ruang geometris, dan ruang yang terbentuk oleh pelingkup non fisik disebut ruang
fungsional. Dalam hal ini ruang geometris dan ruang fungsional merupakan
ruang-ruang yang dapat menjelaskan tentang arsitektur kota. Dalam suatu area
kota, ruang geometris dan ruang fungsional tidak dapat dipisahkan, dan pada suatu
situasi tertentu memungkinkan ruang-ruang tersebut terjadi di satu area yang
sama.
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan substansi yang telah dipaparkan di atas penelitian ini membahas
mengenai arsitektur kota lama Kendari yang ada saat ini sehingga dapat diperoleh
gambaran tentang bentuk dan ruang arsitektur kota beserta komponen
pembentuknya, dengan demikian diperoleh pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Seperti apakah ruang geometris dan ruang fungsional yang telah
membentuk arsitektur kota lama Kendari?
2. Bagaimanakah hubungan antara ruang geometris dan ruang fungsional
yang telah membentuk arsitektur kota lama Kendari?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan
diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan secara grafis dan
deskriptif mengenai ruang-ruang kota yang membangun arsitektur kota lama
Kendari.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat praktis (manfaat yang
didapatkan oleh masyarakat umum dan peneliti) dan manfaat akademik, yaitu:
1) Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu dapat menambah wawasan bagi
peneliti dan pembaca tentang Arsitektur Kota Lama Kendari.
2) Manfaat bagi bidang akademik, khusunya arsitektur yaitu dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan tentang ruang-ruang dalam Arsitektur Kota
sehingga dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya, baik yang
berhubungan dengan Arsitektur Kota maupun penelitian lebih lanjut yang
akan dilakukan di kawasan Kota Lama Kendari.
1.5. Keaslian Penelitian
Penelitian ini memiliki fokus pada bentuk dan ruang-ruang berupa ruang
geometris dan ruang fungsional serta hubungan antara keduanya yang kemudian
membangun arsitektur kota lama Kendari. Berikut merupakan ringkasan beberapa
penelitian yang memberikan gambaran perbedaan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu.
No
1
Aspek
Nama
Peneliti
Judul
dan
Tahun
Publikasi
Deskripsi
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
Keterangan
Eko Alvares
Eksplorasi Karakter Arsitektur Kota di Kawasan Pusat
Kota sebagai salah satu acuan penataan dan
pengembangan Studi Kasus Kota Padang; Tesis
Domain
Arsitektur Kota
Permasalahan - Faktor-faktor
apa
saja
yang
mempengaruhi dan meletarbelakangi
pembentukan karakter arsitektur kota di
kawasan pusat kota padang.
- Elemen-elemen perancangan kota apa
saja
yang
membentuk
karakter
arsitektur kota di kawasan pusat kota
Padang saat ini.
- Bagaimana memanfaatkan karakter
arsitektur kota sebagai salah satu acuan
penataan dan pengembangan kawasan
pusat kota padang di masa yang akan
datang.
No
2
Aspek
Keterangan
Tujuan
- Mendeskripsikan faktor-faktor yang
melatar
belakangi
pembentukan
karakter arsitektur kota di kawasan
pusat kota Padang.
- Mengeksplorasi dan mengidentifikasi
karakter arsitektur kota di kawasan
pusat kota padang berdasarkan elemenelemen perancangan kota
yang
membentuknya.
Metode
Eksplorasi dengan studi literatur dan
pengamatan di lapangan.
Hasil
Karakter arsitektur kota di daerah utara
- kawasan pusat kota dipengaruhi oleh
simbol-simbol ekonomi dan tatanan
fisik arsitektur modern.
Secara keseluruhan karakter arsitektur
kota di kawasan pusat kota Padang
sangat dipengaruhi surut dominasi
kekuatan-kekuatan seperti
politik,
sosial-ekonomi dan teknologi.
Fauzan Ali Ikhsan
Nama
Peneliti
Judul
dan Elemen dan Struktur Lingkungan Fisik Kota Surakarta:
Tahun
Kajian Peta Mental Warga Kota (2002); Tesis
Publikasi
Deskripsi
Domain
Arsitektur Kota
Permasalahan - Elemen-Elemen lingkungan fisik kota
yang mana,yang membentuk struktur
kota Surakarta berdasarkan identifikasi
peta mental warga kota
- Bagaimanakah struktur kota yang
dibentuk
oleh
elemen-elemen
lingkungan fisik kota tersebut
Tujuan
Mengidentifikasi elemen-elemen fisik
kota Surakarta dan struktur lingkungan
fisik kota yang dibentuk oleh elemenelemen tersebut dengan menggunakan
instrumen peta mental warga Kota
Surakarta.
No
Aspek
Metode
Hasil
3
Nama
Peneliti
Judul
dan
Tahun
Publikasi
Deskripsi
Keterangan
Metode Peta Mental
Gambaran peta mental pengamat
- terhadap elemen lingkungan kota yang
dikaji
berdasarkan
pendekatan
arsitektur perilaku.
Edi Purwanto
“Citra Pusat Kota Yogyakarta” menurut Kognisi pengamat
menggunakan kemampuan Peta Mental (1996); Tesis
Domain
Permasalahan
Tujuan
Metode
Hasil
Arsitektur Kota
- Elemen-elemen apa sajakah yang
menjadi identitas di pusat kota
Yogyakarta
- Bagaimana keberadaan elemen-elemen
tersebut dalam suatu struktur kota
sehingga memberikan kemudahan
kepada
pengamat
untuk
dapat
memahami dan mengenali lingkungan
tersebut
- Makna citra kota yang bagaimanakah
yang terbentuk oleh pengamat dengan
kemampuan
peta
mentalnya
berdasarkan pertanyaan sebelumnya
Memperkaya teori tentang elemenelemen pembentuk citra kota.
Metode Peta Mental
Elemen-elemen yang dapat dipahami,
- dikenali dan memberikan kesan bagi
pengamat adalah elemen-elemen yang
memberikan gambaran identitas sebagai
landmark kawasan.
No
4
Aspek
Nama
Peneliti
Judul
dan
Tahun
Publikasi
Deskripsi
Keterangan
Nurjannah, Irma.
Karakteristik Arsitektur Permukiman Bugis di kelurahan
Mata dan Punggaloba Kendari (2003); Tesis
Domain
Permasalahan
Tujuan
Metode
Hasil
5
Nama
Peneliti
Judul
dan
Tahun
Publikasi
Deskripsi
Karakteristik dan Pemukiman
- Perubahan pemanfaatan ruang akibat
perkembangan Kota
Kendari
dalam kurun waktu 1980 – 2004
- Pengaruh
perkembangan
yang
membawa dampak spasial terhadap
pola fisik ruang Kota Kendari
Menemukan dan mendeskripsikan
karakteristik arsitektur permukiman
Bugis yang ada di Kecamatan Kendari
dan
Faktor-faktor
yang
melatarbelakangi
munculnya
karakteristik Arsitektur permukiman
Bugis tersebut.
Rasionalistik- Kualitatif
Peruangan Desa mengacu pada konsep
kosmologis, Pola permukimannya
membentuk
pola
linear
dan
mengelompok, Faktor-faktor yang
mempengaruhi yaitu faktor fisik dan
non-fisik yang meliputi sosio-kultural,
ekonomi, dan lingkungan alamnya.
Irma Nurjannah
Identifikasi elemen-elemen lingkungan sebagai upaya
Revitalisasi kawasan pantai dan Pelabuhan Kota Lama
Kendari (2007); Jurnal NALARs Vol. 6 Nomor 1 hal 1-16
Domain
Revitalisasi Kawasan
Permasalahan - Elemen-elemen lingkungan apa saja
yang layak divitalkan kembali pada
kawasan Pelabuhan Kota Lama Kendari
Tujuan
Metode
Hasil
6
Nama
Peneliti
Judul
dan
Tahun
Publikasi
Deskripsi
- Bagaimana keberadaan elemen tersebut
dapat mengangkat citra kawasan pantai
khususnya kawasan pelabuhan.
- Mengetahui elemen-elemen lingkungan
yang layak divitalkan guna mengangkat
citra kawasan pantai khususnya
Pelabuhan Kota Lama Kendari
Memberikan penilaian terhadap elemenelemen fisik kemudian diurutkan
berdasarkan skala prioritas dalam daftar
elemen primer dan sekunder yang layak
untuk direvitalisasikan.
Pelabuhan Terletak pada urutan
- pertama sebagai elemen yang perlu
dikembangkan dalam penempatannya
sebagai elemen primer, kemudian
diikuti oleh elemen lain.
Asrun Safiuddin
Revitalisasi Kawasan Tepi Air Studi Kasus Kota Lama
Kendari (2012); Tesis
Domain
Permasalahan
Tujuan
Metode
Hasil
Revitalisasi Kawasan
- Bagaimana kondisi Waterfront Kota
Lama dan faktor-faktor apa yang
menentukan
revitalisasi
kawasan
tersebut
- Mengetahui
kondisi
waterfront
kawasan Teluk Kendari
- Faktor-faktor apa yang menentukan
revitalitalisasi kawasan
Deskriptif Kualitatif
Kondisi Fisik elemen pembentuk
- kawasan kota lama tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap
kawasan.
Download