7 bab 7 simpulan dan saran

advertisement
7
BAB 7
SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran yang dapat
diambil dari penelitian yang telah dilakukan berdasarkan rancangan manajemen
perubahan, analisa instrumen, dan hasil evaluasi instrumen yang telah dilakukan
pada bab sebelumnya.
7.1
Simpulan
Kesimpulan yang
dapat
diidentifikasi dari penelitian
mengenai
implementasi konsep green building untuk masyarakat Kota Surabaya ini antara
lain yaitu :
1.
Model Change Acceleration Process (CAP) telah berhasil diterapkan
untuk menjadi acuan atau framework dalam rancangan manajamen
perubahan masyarakat Kota Surabaya terhadap green building.
2.
Hasil identifikasi perumusan tahap manajemen perubahan dalam model
Change Acceleration Process adalah setting up a project team, dimana
dilakukan analisis mengenai ruang lingkup proyek perubahan dan
struktur organisasi proyek perubahan mulai dari sponsor (Bappeko), team
leader (Pak Iman), CAP coach (Dosen ITS, Asosiasi IAI regional
Surabaya), dan team member(staff dari Bappeko dan Dinas Cipta Karya
dan Tata Ruang). Tahapan kedua adalah leading change, dimana
ditentukan pemimpin proyek perubahan, kualifikasi, dan tanggung jawab
dari Pak Iman, selaku pemimpin proyek.Tahapan ketiga yaitu creating a
shared need adalah pembentukan suatu nilai yang mencangkup
ketidakpuasan, kebutuhan, dan tantangan dari perubahan. Telah
diidentifikasi perubahan yang akan dilakukan mendapat dukungan dari
sister city Kota Surabaya yaitu Kitakyushu, dan kebutuhan menuju
Surabaya sebagai green eco-city. Tahapan keempat yaitu shaping a
Vision¸ dimana disusun visi dan misi dari perubahan yang dijadikan
tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari perubahan. Tahapan
133
kelima yaitu mobilizing commitment, dimana diidentifikasi potensi
kelompok yang resisten terhadap perubahan yaitu masyarakat Kota
Surabaya. Tahapan keenam yaitu making change last, dimana
diidentifikasi mobilisasi komitmen untuk mencapai misi yang telah
disusun dan dicanangkannya Green Building Awareness Award. Tahapan
ketujuh yaitu monitoring Progress, dimana diperlukannya pengawasan
terhadap setiap langkah-langkah perubahan yang dilakukan. Tahapan
terakhir adalah changing systems and structures, dimana dipaparkan
kebutuhan akan sebuah Peraturan Daerah (Perda) sebagai awalan
komitmen dari pemerintah.
3.
Dari tahapan pada model CAP pada penelitian ini, diidentifikasi tahapan
yang paling kritis adalah tahapan mobilizing commitment. Tahapan ini
kritis karena membutuhkan alternatif solusi untuk mobilisasi komitmen
seluruh pemangku kepentingan. Pada penelitian ini alternatif tersebut
dilakukan dengan menyusun instrumen yang disebut green building self
assessment instrument. Instrumen dibuat karena pada tahapan awareness
dibutuhkan peran serta masyarakat secara maksimal dan hal ini dilakukan
dengan merancang sebuah tools yang dapat diisi secara mandiri untuk
mengukur implementasi kriteria green building di suatu bangunan.
Instrumen ini memiliki 150 pertanyaan dengan 5 skala poin pengisian.
Hasil dari instrumen adalah interval poin yang masuk ke dalam 5 kelas
peringkat pencapaian di Green Building Awareness Award.
4.
Rencana aksi untuk perubahan yang telah direncanakan terdiri dari
pemaparan perlunya Perda, pelaksanaan Green Building Awareness
Award, sosialisasi dan workshop ke seluruh pemangku kepentingan Kota
Surabaya, melakukan GBAA dan GBA secara kontinu sesuai dengan
tingkat knowledge, skill, and attitude dari pemangku kepentingan Kota
Surabaya.
7.2
Saran
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini antara lain yaitu :
1.
Rancangan manajemen perubahan yang dihasilkan dapat dijadikan
referensi untuk Pemerintah Kota Surabaya dalam menuju green eco-city.
134
2.
Adanya pengujian lebih lanjut ke pada bangunan lain dan bangunan
dengan jenis yang berbeda untuk pengembangan instrumen lebih lanjut.
3.
Diperlukan penelitian
socio
engineering
lebih
lanjut
mengenai
keberhasilan manajemen perubahan yang telah direncanakan pada
penelitian ini. Dan juga penelitian socio engineering lebih lanjut
mengenai pengembangan Perda bangunan hijau, dan sebagainya.
4.
Terdapat tambahan pakar atau ahli di bidang perubahan perilaku, agar
didapatkan pembobotan atau penjelasan yang lebih komprehensif. Hal ini
dikarenakan manajemen perubahan ditujukan kepada masyarakat Kota
Surabaya dan bukan hanya kepada bangunan di Kota Surabaya. Sehingga
tambahan ahli di bidang perilaku masyarakat atau perilaku pengguna
akan bermanfaat terhadap proses rancangan manajemen perubahan.
.
135
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
136
Download