BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide Perancangan Desain Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda, kebiasaan-kebiasaan ini secara tidak langsung menjadi acuan dalam memilih furnitur yang ada di dalam rumah, terlebih bila rumah berukuran minimalis/kecil tentu perlu untuk berfikir lebih keras ketika memilih dan menyusun furnitur demi mengoptimalisasi ruang, untuk itulah furniture multifungsi dibutuhkan. Pada dasarnya, furnitur multifungsi adalah furnitur yang dimanfaatkan agar mampu menampung lebih dari satu kebutuhan. Dalam mendesain furnitur multifungsi, beberapa hal perlu diperhatikan, antara lain adalah; bentuk, material dan warna. Meski multifungsi, furnitur ini tidak lantas berukuran besar, sebaliknya furnitur ini dirancang kompak, disertai fitur-fitur tersembunyi didalamnya. Kemampuan multifungsi dalam memberi opsi kepada pengguna dikeluarkan saat dibutuhkan dan disimpan jika tidak dibutuhkan menjadi kunci utama furnitur yang memang bertujuan menghemat ruang di dalam rumah. Fitur-fitur tambahan inilah yang membuat furniture multifungsi bias dimodifikasi sesuai keinginan pengguna. Hal yang tidak kalah penting adalah furnitur harus mampu melebur dengan suasana ruang. Sebagai komponen pendukung ruang, material dan warna furnitur juga ikut menentukan nuansa ruang secara keseluruhan. 4.2. Konsep Rak Buku Ketika tinggal di dalam ruang yang terbatas, kita cenderung kekurangan ruang penyimpanan. Buku dan sering kali harus disimpan di dalam kotak dan tidak bias dipamerkan. Padahal, ketika sebuah buku tersimpan didalam kotak, buku tersebut mjadi jarang dibaca dan terlupakan. Dengan luas 3 x 4 meter, sebuah ruangan dapat berfungsi sebagai ruang televisi, sekaligus sebagai perpustakaan kecil atau mengubah sofa sebagai rak buku pada bagian yang tidak harus diduduki, terciptalah area menyimpan buku yang membuat buku koleksi bisa dipajang, mudah diambil dan disimpan kembali. Demi kenyamanan, sofa ini tetap menggunakan material yang empuk seperti sofa pada umumnya, di bagian jok dan sandaran yang selain berfungsi ganda sebagai rak buku. 4.3. Perancangan Bahan Material Tuntutan jaman semakin membuka mata kita akan pentingnya melestarikan alam dan sumber daya yang semakin menipis, tidak terkecuali dalam dunia desain interior. Karya perancangan ini terbentuk tidak terlepas dari isu-isu lingkungan mengenai permasalahan rotan sintetis. Hal tersebut yang memacu untuk memanfaatkan rotan sintetis dengan melalui proses desain untuk menjadi sebuah produk furnitur yang lebih meluas. Tema yang diambil dari pemanfaatan bahan rotan sintetis ini adalah daybed yang sekaligus berfungsi menjadi rak buku. Pemanfaatan rotan sintetis sebagai bahan baku material diharpakan mampu mempertahankan budaya anyaman dengan menawarkan alternatif bahan lain. Karakeristik material rotan sintetis juga meliputi kelebihan sifatnya yang tidak dimiliki oleh rotan asli serta alasan mengapa bahan ini diyakini dapat bersaing dengan furnitur berbahan lain bila diaplikasikan dengan baik pada desain furnitur. Perancangan karya ini juga terinspirasi banyaknya industri furnitur yang menggunakan bahan baku rotan sintetis, namun dengan pendekatan secara estestis dan koseptual menjadi pembeda dalam penyajianya. Perancangan ini juga menjadi salah satu solusi dalam hal pengolahan rotan sintetis untuk melestarikan alam. Melalui pemikiran kreatif proses desain rotan sintetis ini diolah menjadi produk rak buku yang memiliki nilai estetis dari segi bentuk, warna, konstruksi dan tidak melupakan fungsi kebutuhannya. 4.4. Sketsa Perancangan Desain Gambar.23 Sketsa Kerangka Sumber: Suhaela Mustafa, 2014 Gambar.24 Sketsa sisi depan Sumber: Suhaela Mustafa, 2014 Gambar.25 Sketsa 3D Sumber: Suhaela Mustafa, 2014 Gambar.26 Sketsa 3D Sumber: Suhaela Mustafa, 2014 Gambar.27 Sketsa 3D Sumber: Suhaela Mustafa, 2014 Gambar.28 Sketsa 3D Sumber: Suhaela Mustafa, 2014 4.5. Ruang Lingkup Perancangan Dalam proses perancangan rak buku rotan sintetis ini, agar hasilnya terfokus dan mencapai sasaran, maka hal yang dibahas antara lain : 1. Karakeristik material rotan sintetis, yaitu meliputi kelebihan sifatnya yang tidak dimiliki oleh rotan asli serta alasan mengapa bahan ini diyakini dapat bersaing dengan furnitur berbahan lain bila diaplikasikan dengan baik pada desain furnitur. 2. Bentuk dan cara pemroduksian furnitur dengan bahan rotan sintetis, termasuk pembahasan pada sistem pembuatan di perusahaan bahan, penjahit/penganyam dan pengerajin furnitur. 3. Trend produk mebel, agar hasil yang dicapai menjadi hal yang baru dan dapat bersaing dengan furnitur lain yang ada saat ini. Dari wujud produk sendiri akan membahas dan melalui studi dibidang : 1. Lokasi (penempatan produk) Kesesuaian untuk ditempatkan pada ruangan. 2. Bentuk (inovasi dan perubahan dari eksisting) Berdasarkan trend yang ada dan mengembangkannya dengan mempertimbangkan kempuan dan sifat produk. 3. Estetika (warna, Psikologi) Menambahkan nilai estetis melalui inovasi bentuk, eksplorasi aplikasi warna dan jenis anyaman yang memperlihatkan kelebihan sifat jenis bahan rotan sintetis. 4.6. Sasaran Desain Target sasaran untuk pembuatan perancangan ini adalah eksekutif muda, mahasiswa, dan para newlywed dalam kisaran usia 18-55 tahun yang memiliki taste dalam produk furniture. Berdasarkan ide perancangan yang telah dibahas, desainer mencoba menciptakan desain rak buku yang tidak hanya mementingkan segi estetis secara visual, akan tetapi syarat akan fungsi dan kebutuhan serta menjadikan produk ini berbeda dengan produk sejenis lainnya. Perancangan rak buku ini bertujuan untuk membuat desain yang tidak hanya dilihat dari sisi karya seni yang memiliki nilai estetika di setiap komponennya, tetapi lebih kepada segi aspek fungsionalnya. Dari ulasan tersebut, desainer mencoba menentukan target pasar dan sasaran pengguna hasil karya ini. Jika ditinjau dari kelas sosial ekonominya, target yang dituju adalah kalangan menengah hingga ke kelas atas yang secara financial mampu membeli dengan harga yang tinggi. Sedangkan target pasar berdasarkan tempat yang dituju yaitu perumahan dengan gaya klasik modern. 4.7. Tinjauan Perancangan Desain 4.7.1. Bentuk Daybed rak buku berbahan rotan sintetis ini dibuat dengan desain gaya klasik yang mampu mengarahkan pandangan mata siapa yang melihat untuk membawa ke kesan nyaman, selain itu daybed yang meskipun memiliki fungsi ganda ini akan tetap nyaman diduduki karena dilapisi bantalan dari bahan busa yang empuk dengan kain yang lembut sehingga membuat kualitasnya tetap terjaga. Desain gaya klasik modern yang diangkat pada konsep perancangan rak buku ini disatukan untuk menghasilkan desain bentuk yang seimbang. Bentuk sudut-sudut pada daybed dibuat tidak kaku karena memiliki unsur gaya klasik eropa yang cenderung memiliki lekungan halus pada sudutnya. Namun jika dilihat akan kegunaannya yang multifungsi, daybed ini memiliki sifat modern, karena gaya modern cenderung dengan bentuk yang simple dan serba praktis. 4.7.2. Material Jenis material yang digunakan dalam penciptaan daybed rak buku ini menggunakan bahan rotan sintetis untuk menciptakan suasana yang alami, tekstur dan warnanya juga memiliki unsur klasik yang dapat ditempatkan di berbagai suasana ruangan. Dengan penggunaan bahan Rotan Sintetis ini maka tidak perlu khawatir lagi dengan eksploitasi hutan, karena rotan sintetis ini 100% berbahan plastik yang aman dan memiliki kualitas yang tinggi. selain itu, rotan sintetis juga sama dengan menyemarakkan Go Green di bumi. Bahan yang di gunakan untuk pembuatan daybed rak buku ini membutuhkan 12kg rotan sintetis dengan jenis synthetic peel skin (brown) dan kerangka yang dibuat dari besi alumunium berdiameter 3cm membutuhkan 38meter untuk keseluruhan. Seliain itu, untuk kenyamanan konsumen, maka material tambahan yang digunakan adalah matras dengan jenis polyurethane ketebalan 5cm, serta bantal berbahan Dacron. Warna dan tekstur Rotan sintetis memiliki berbagai jenis tekstur, bentuk dan warna, bentuk dan tekstur yang digunakan pada daybed rak buku ini adalah synthetic peel skin, jenis synthetic peel skin ini memilik permukaan yang halus dan datar, sehingga lebih terlihan simple/modern, namun untuk warnanya terlihat classic karena memiliki tekstur alami seperti rotan asli. Warna bahan utama pada daybed rak buku ini menggunakan warna coklat agar terkesan elegan dan klasik. Selain itu, warna coklat adalah warna alami yang menjadi simbol bumi. Warna coklat juga warna yang mencerminkan tradisi dari segala sesuatu yang berbau kebudayaan. Warna ini memiliki sifat positif, yaitu stabilitas. Coklat juga merupakan salah satu warna netral. Penggunaan warna coklat juga sering diterapkan pada furnitur-furnitur yang bergaya klasik dan elegan. 4.7.3. Spesifikasi Ukuran Adapun spesifikasi ukuran untuk desain daybed yang dilengkapi tempat buku, yaitu; panjang dudukan daybed adalah 120 cm, lebar dudukan daybed adalah 70 cm, tinggi sandaran daybed adalah 40 cm, tinggi daybed 75 cm, panjang daybed keseluruhan adalah 195 cm, lebar daybed keseluruhan adalah 70 cm, lebar dan panjang rak buku adalah 30 x 35 cm dan 30 x 45 cm dibagian ujung kanan, kedalaman rak buku adalah 30 cm, kemiringan sandaran adalah 50 cm. Ukuran diatas menunjukkan produk yang dirancang sudah melalui proses sesuai ergonimi. 4.8. Pendekatan Estetis Desain 4.8.1. Gaya Modern Munculnya gaya hidup modern telah memengaruhi gaya hidup masyarakat, terutama masyarakat dengan pola hidup sehari-hari mengutamakan fungsi. Gaya modern juga telah memengaruhi gaya bangunan. Gaya bangunan ini dikenal dengan istilah international style. Esensinya, bangunan bergaya internasional ini tampil dengan bentuk-bentuk geometris tanpa ornamen. Ini pun yang diterapkan dalam desain furnitur bergaya modern. Banyak gaya modern yang berkembang di masyarakat, seperti modern minimalis, modern tropis, ataupun modern konteporer. Pada intinya, semua turunan gaya modern tersebut sama, sedikit perbedaan hanya terdapat pada pemilihan warna dan material. Bagi yang menyukai hal simple dan serba praktis, gaya modern adalah pilihan yang sesuai dengan kepribadian. Ciri dari furniture bergaya modern terletak pada kesederhanaan bentuk dan terdapat unsur yang fungsional. Keindahan dan kemewahannya justru terletak pada kesederhanaan bentuknya yang terkesan serba praktis. Gaya modern pada furnitur relatif mudah diaplikasikan, tetapi tetap dibutuhkan pengerjaan yang serius. 4.8.2. Gaya klasik Gaya klasik memang punya genre beragam, tergantung wilayah dan negara di mana gaya klasik tersebut berkembang. Ada gaya klasik Eropa, klasik Amerika, bahkan klasik Jawa tradisional, klasik Cina atau paduan dari berbagai gaya klasik yang ada. Ciri khasnya pun berbeda-beda. Gaya klasik Amerika condong ke ciri pedesaan (Amerika) dengan warnawarna pastel yang diselingi warna cerah ceria. Gaya klasik Eropa lebih terlihat mewah dan anggun seperti interior kastil dengan ciri banyak menggunakan warna emas, hitam, maroon, atau cokelat tembaga. Gaya klasik mengandung pengertian kuno atau zaman dahulu kala. Di nusantara zaman klasik terjadi pada masa Hindu-Budha. Gaya klasik ini dipengaruhi oleh budaya India melalui agama Hindu Budha. Furniture bergaya klasik biasanya mengacu pada arsitektur klasik yunani dan romawi. Bentuknya mencermikan ciri khas arsitektur klasik yang simetris dan disertai detail ornamen khas. 4.8.3. Unsur-Unsur Klasik Modern Meski berbeda, konsep interior bergaya klasik dan modern pasti memiliki sisi yang selaras dan bisa dipadukan. Pada konsep klasik, pastinya unsur-unsur tradisional dan beberapa sentuhan elegan berkelas selalu menjadi kekuatan utamanya. Namun pada konsep modern, gaya-gaya simpel dan mengacu pada fungsional itulah yang menjadi esensinya. Dalam memadukan kedua unsur yang ada, tidak harus selalu memadukan semua unsur yang ada dalam kedua konsep tersebut. Furnitur bergaya klasik umumnya identik dengan bentuk-bentuk melengkung dan ornamen yang cukup kompleks. Sebaliknya, gaya modern tampak lebih simpel sehingga terkesan minimalis dan polos. Keduanya memang tampak sangat bertolak belakang. Tetapi untuk mengambil sisi tengahnya, furnitur yang memiliki desain melengkung dan berornamen dipastikan ornamennya tidak terlalu banyak. Gaya klasik dan modern ini tentu akan menciptakan kesan baru.