Data dari Aspek Pembuat

advertisement
Minggu 6
Data dari Aspek Pembuat
Sumber : Buku Metodologi Penelitian Visual
Dr. Didit Widiatmoko, Drs. MSn.
Dr. Didit Widiatmoko Suwardikun M.Sn
Data dari Aspek Pembuat
• Aspek pembuat pada karya visual secara
langsung adalah PERANCANG atau DESAINER.
• Tetapi dalam pembuatan karya dapat melibatkan
berbagai pihak selain desainer.
• Pembuat keputusan pemasaran, pembuat konsep
strategis, pengarah kreatif, perancang visual,
hingga produksi.
• Data yang diperlukan adalah pertimbangan,
alasan dan berbagai konsep pemikiran dari
narasumber untuk itu perlu dilakukan
wawancara.
Dr. Didit Widiatmoko Suwardikun M.Sn
Wawancara
• Wawancara lebih dari sekedar percakapan biasa,
wawancara selalu ada tujuan “percakapan dengan
suatu tujuan (conversation with a purpose)”.
• Pewawancara dengan mengajukan beberapa
pertanyaan dapat mengarahkan pembicaraan
sedemikian rupa untuk mendapatkan topik yang
diminatinya, sekaligus mengarahkan diskusi ke arah
yang diinginkan
• Yang terpenting wawancara harus diselenggarakan
secara kolaboratif, sehingga narasumber dapat dengan
leluasa menguraikan topik dan pengalamannya.
Dr. Didit Widiatmoko Suwardikun M.Sn
Sampling Wawancara
• Berbeda dengan pemilihan sampling untuk
kuesioner adalah responden yang jumlahnya
berdasarkan 10% populasi, maka pemilihan
narasumber yang akan diwawancara digunakan
cara sampling yang disebut “purposive sampling”
yaitu pemilihan sampling dengan “kriteria” atau
persyaratan sesuai tujuan penelitian.
• Tidak semua orang dapat dijadikan narasumber,
hanya orang-orang tertentu yang relevan dan
mengerti permasalahan sesuai topik yang diteliti.
Dr. Didit Widiatmoko Suwardikun M.Sn
soft skill
• Diperlukan soft skill, communication skill, rasa “feeling into”
atau empati, serta pengetahuan awal tentang narasumber.
• Bila mahasiswa melakukan wawancara dengan orang biasa,
jangan menunjukkan bahwa pewawancara berpendidikan
lebih tinggi, usahakan wawancara dengan posisi dan alur
pikir yang sama.
• Usahakan dengan level mata yang sama, bila narasumber
duduk dilantai, pewawancara juga duduk di lantai.
• Yang penting dari semua kegiatan ini adalah data yang
keluar dari narasumber, bukan pengakuan atau eksistensi
diri pewawancara.
Dr. Didit Widiatmoko Suwardikun M.Sn
Wawancara terstruktur
• Wawancara menggunakan daftar pertanyaan
tertulis yang telah direncanakan sebelumnya,
diajukan kepada setiap narasumber dengan
urutan yang sama.
• Wawancara jenis ini cenderung mengarahkan
tanggapan-tanggapan partisipan
• Wawancara jenis ini biasanya dilakukan untuk
mengatasi waktu riset yang terbatas
Dr. Didit Widiatmoko Suwardikun M.Sn
Wawancara tidak terstruktur
• Tidak menggunakan daftar pertanyaan tertulis
karena semua pertanyaan disimpan didalam otak
pewawancara.
• Urutan pertanyaan dikeluarkan dengan sangat
memperhitungkan suasana pembicaraan.
• Pewawancara mengikuti alur pemikiran dan
minat narasumber
• Walaupun pembicaraan berjalan santai, tetapi
harus ada target jawaban yang didapatkan sesuai
dengan topik penelitian
Dr. Didit Widiatmoko Suwardikun M.Sn
Etika Wawancara
• Hindari pertanyaan-pertanyaan panjang, sebaiknya
dipecah menjadi bagian-bagian.
• Hindari pertanyaan yang kira-kira jawabannya hanya
kata “ya” atau “tidak”
• Hindari pertanyaan langsung yang memancing
emosi/kemarahan dari narasumber.
• Sedapat mungkin wawancara dicatat.
• Penggunaan alat perekam elektronik (suara, gambar)
sebaiknya seijin narasumber.
• Hasil wawancara setelah di susun, sebelum digunakan
sebagai data atau diterbitkan sebaiknya
dikonfirmasikan terlebih dahulu ke narasumber.
Dr. Didit Widiatmoko Suwardikun M.Sn
TUGAS 4
• SESUAI dengan TOPIK dan JUDUL penelitian,
tentukan data apa yang harus diperoleh dengan
wawancara dengan membuat poin-poin kata yang
kemudian dijadikan pertanyaan.
• Buatlah daftar pertanyaan untuk wawancara.
• Lakukan wawancara kepada orang yang
kompeten terhadap masalah itu.
• Buat rangkumannya.
• Jangan lupa menuliskan data narasumber, lokasi
dan waktu dilakukannya wawancara
Dr. Didit Widiatmoko Suwardikun M.Sn
Download