DIYAH KUSUMAWATI-FEB

advertisement
PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
PERINGKAT OBLIGASI DAN YIELD OBLIGASI
SKRIP SI
II 1111
111
Oleh:
Diyah Kusumawati
NIM : I 04081002496
U~lvrtn,
ch-iri
, ,,, ·
"'"· !;;""''
',,..
. .
[-dasifi.'.<:-:i,;i
JURUSAN MANAJEMEN
•, 0 71 ~ 01:"~·· .. e>c,........~.
'::!.
"ffc""'""
,· .Ocf'.t
..· o c .......0 ..:&
:
. .. .... ...
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
l 429H/2008M
.. .......... .
PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DAN YIELD OBLIGASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Diyah Kusumawati
NIM : 104081002496
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing II
Pembimbing I
__cA~
Prof. Dr. Ahmad Uni
Indovama Nasarudin,SE,MBA
NIP. 150 317 955
NIP. 150 317 593
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1 A'lO ll/''tfU\0 llK
PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DAN Y1ELD OBLIGASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Diyah Kusumawati
NIM: 104081002496
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing II
Pembimbing I
~~
Prof. Dr. Ahmad Rclni
NIP. 150 317 955
Indoyama Nasarudin, SE, MBA
NIP. 150 317 593
Penguji Ahli
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
NIP. 131474891
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Hari ini Rabu Tauggal Tiga Belas Agustus Dua Ribu Delapan telah dilakukan
Ujian Komprehensif, atas nama Diyah Kusumawati NIM: 104081002496 dengan
judul
"PENGARUH
skripsi
GOVERNANCE
TERHADAP
MEKANISME
PERlNGKAT
CORPORATE
OBLIGASI
DAN
YIELD OBLIGASI". Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama
ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat ditetima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 Agustus 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
~
Prof. Dr. Ahmad Roiloni
Ketua
0li:=t-
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji Ahli
flerni Ali HT, SE, MM
Sekretaris
clfmulis adt:r!ah sebMh sen~ smi
meri:mgkcd lMta dahm tlllU:dtr11
ptr11§ benn«kncr. clfmulis ad«hh
cermi11tr11 berb«g-cd h«lptr11§ tqj«di,
bcrik_fcrlrttr maupun impiner.
clfenulis «dahh bagitr11 dari
hidupku, karen« hampir siJ!iap hari
«ku mmulis.
Aku ttrk «kcm berhmti mmulis. ..
Qffjcrmpcri q/«l me!ffiJ!11put....
c}ill§§« akan per§i ditmg-«h
g-elepar tubuh
qPtrll§ membu.d sikap miJJ!f«di
mMk ..
cJing-g-« «ka,11 pergi ttr11p«
miJf!lpedulikcm
O<Pimt[Jl« flf/t1tr1t clan tiJf!lpcrt P(,[J/§
«Mil ditq!t1 dcrlam kiJ!i«dcrtm...
clfmtJrehkcm tin!tr p«dtr sehe!ai
perkamm bt1Suk
cJing-g-« «kmt !t'ffd/J p§i
'Ccmp« pedu!i /Ji?Tt[f(,[tfll,. ..
'Capt..
@« «kcm kembcrli ..
oCY@ ttrk s1JtJrangpu11 p@g- «kcm
mmpadari..
CURICULLUM VITAE
Personal Data
Nama
: Diyah Kusumawati
Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 12 September 1986
Agama
: Islam
E-mail
: [email protected]
Alamat
: JI. Ki Hajar Dewantara Komplek DEPKES blok
D3 No. 19 Ciputat Tangerang 15413
Cita-cita
: Penulis Novel terkenal, Backpackers yang
mengelilingi dunia, Dosen ...
Motto
:Nikmatilah setiap detik dari kehidupan yang kita
jalani, karena ha! yang sama tak akan pemah
terulang untuk kedua kalinya. Keep a Good
Work ... ©
Hobi
:Membaca
komik,
menonton
dvdlvcd,
novel,
buku-buku
J'menyanyif.l,
sejarah,
jalan-jalan,
window shopping, mengoleksi novel dan komik, dll.
Education
1. SDN Cipayung Depok
2. SDN Kp Swh II
3. SLTPSPGRII
4. SMUN II Ciputat
5. UIN SyarifHidayattullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Umu Sosial Jurusan
Manajemen
Organization Experience
1. Anggota HMI cabang Ciputat
2005
2. Anggota Taekwondo UIN SyarifHidayattullah Jakarta
2005
ABSTRACT
This research investigated the effect of corporate governance to bond
ratings and bond yield. The proxies of corporate governance are institution
ownership, independent committe, audit committee, and managerial ownership.
Those proxies are independent variables, and the dependent variables are bond
rating and bond yield. In this research there are also variables control which
explained by audit quality, debt to equity ratio, and logarithm natural of total
asset. The first hypothesis in this research is the effect ofcorporate governance to
bond ratings, which is examined with logistic regression. While, the second
hypothesis is the effect of corporate governance to bond yields, which is examined
by multiple regression. Sampling method which used in this research is purposive
sampling. Data are collected from Indonesia Stock Exchange and PT PEFINDO.
With Purposive Sampling Method, there are 33 corporate bonds which became
samples.
The test showed that independent variables, which explained by audit
committee have positive significant influence with bond ratings. Whereas, the
independent variables which explained by institution ownership and independent
committee have negative significant influence with bond yields.
Keywords: corporate governance, audit quality, total asset, DER ratio, bond
ratings, and bond yields
ABSTRAK
Penelitian ini menyelidiki pengaruh corporate governance terhadap
peringkat obligasi dan yield obligasi. Komponen corporate governance terdiri dari
kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan
manajerial. Komponen tersebut adalah variabel independen, dan untuk variabel
dependennya adalah peringkat obligasi dan rating obligasi .. Didalam penelitian ini
juga terdapat variabel kontrol yang terdiri dari kualitas audit, rasio total hutang
terhadap total ekuitas, serta logaritrna natural dari total aktiva. Pengujian hipotesis
pertama di dalam penelitian ini yaitu pengaruh mekanisme corporate governance
terhadap peringkat obligasi, menggunakan regresi logistik. Sedangkan pengujian
hipotesis yang kedua yaitu pengaruh mekanisme corporate governance terhadap
yield obligasi, menggunakan regresi berganda. Metode pcmentuan sampel yang
dipergunakan adalah purposive sampling. Data diperoleh melalui PT PEFINDO
dan Bursa Efek Indonesia. Dengan metode penentuan sampel tersebut diperoleh
sampel sebanyak 33 obligasi korporat selama periode 2005-2006.
Berdasarkan pengujian tersebut diperoleh bahwa variabel independen yang
dijelaskan oleh komite audit berpengaruh secara positif signifikan terhadap
peringkat obligasi. Sedangkan variabel independen yang dijelaskan oleh
kepemilikan institusional dan komisaris independen berpengaruh secarn negatif
signifikan terhadap yield obligasi.
Kata kunci: corporate governance, kualitas audit, Rasio DER, total aktiva,
peringkat obligasi, yield obligasi
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat dan nikmat kepada kita semua, Amiin. Sholawat serta salam tercurahkan
kepada suri tauladan kita Rasulullah Nabi Besar Muhammad SAW beserta
keluarganya, sahabat dan pengikutnya.
Alhamdulillahi Robbil'alamin dengan pertolongan Allah SWT akhimya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul "l'engaruh !Vlekanisme
Corporate Governance Terhadap Peringkat Obligasi dan Yield Obligasi" dan
penulis menyadari hasil skripsi ini masih jauh dari sempuma namun inilah hasil
kerja maksimal yang dapat penulis berikan. Pada kesempatan ini, pemtlis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih yang talc terhingga
Penulis persembahkan kepada:
I. Bapak Hartana dan Mama Suprapti tercinta, atas doa yang tak pemah henti
dan motivasi untulc selalu membuat lebih baik. Semoga anakmu ini segera
membalas jasa-jasa yang telah Bapak dan Mama berikan. Bertriliun terima
kasih untulc my best parents in this Universe, I LOVE YOU, Mom, Dad ...
2. Bapak Prof. Dr. Alunad Rodoni selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial dan selaku dosen Pembimbing I yang
telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi Penulis dan selalu
memotivasi Penulis untulc selalu be1juang dan bersemangat.
3. Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MBA selaku Pembimbing II terima kasih
atas kesabaran dan ketulusannya memberikan bimbingan, doa, serta
dorongan agar Penulis tetap semangat dalam menydesaikan penyusunan
Skripsi ini. Maaf ya pak, keseringan nelfon untulc j~jian bimbingan ... ©
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid. Msi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
llmu Sosial, yang telah banyak membantu penulis ketika pertama kali
memasuki kampus UIN.
5. Seluruh dosen yang telah mendidik dan mengajarkan Penulis serta
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan FEIS
UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
6. Keluarga besar Prapto Suwarno; Cipluk(yang sedang mengarungi luasnya
dunia, kapan mengajak adikmu ini ke ltalia?),Mba ratna&Mas Agus
(makasih udah dibantuin keliling2 nyari data) Ulung (yang selalu berada
disisiku, dengan wajah polos nan mengemaskan, I love u mas Ulung RD),
Jambrong (yang udah bantuin nginstall ulang computer),Ma Aci,Ibu dan
pakde, mas Agus, mba Nining(yang udah ngena!in bule-bule),mas Bowo,
mas Budi, keluarga Sulamo di Solo, serta pakde,Bude,Pa'le,&Bu'le, yang
namanya tidak bisa disebutkan satu persatu.
7. Keluarga besar Hadi Rejono; mbah puteri yang ada di Boyolali, bude
Harti, mba Evi, mba Murti, Iek Atun, lek Prono dan kel, lek Surono,
Keluarga di Tangerang, serta pakde, Bude, Pa'le, Bu'le, dm1 sepupusepupu kecil, yang namanya tidak bisa disebutkm1 satu persatu.
8. Seluruh staff dan karyawan fakultas ekonomi dan ihnu sosial, terima kasih
telah melayani masalah-masalah akademik dengan baik.
9. Mira Aryani, sahabat SMU yang sampai sekarang tetep jadi sahabat.
Selalu ada jika dibutuhkan walau hujan, panas, badai, ataupun salju
menerpa. Thanks buddy, I LOVE U. .. We Love Karaoke Box ...
10.My Gang: The Marauders Useless. Anisa Widiastuti yang selalu kasih
semangat ala Naruto atau Sasuke sang pengkhianat Konoha Gakure
walaupun sering dibikin kesel+sebel sama penulis ini (Tolong Nis, jangan
lempar aku pakai sepatumu!!!Please ... ) tapi tetap sabar dan penull kasih
sayang. Dwi Retno Handayani yang benar-benar selalu perhatian dan
penull pengertian kepada penulis, walaupun sering jengkel pengen nabok
sang penulis, tapi aku tahu kalau neno orang yang paling memikirkan
sahabat-sahabatnya. Arigatou Gozaimashita, minna-chan. Daisuki ...
11. Temen seperjuangan di kampus: Nisa yang kecil nan imut kayak semut
akut yang selalu ada untuk hang out dan curhat bareng, Umi yang
kalem, baik,bengong, makasih udah banyak nolongin akyu, Kania yang
"wah cantiknya" selalu membuat suasana "ceria" ehehehemmm, Tya yang
ketawanya bikin rahang sakit, yang masih punya utang nyanyi lagu Nidji
sama akyu, Vivi yang memberi pengetahuan luas sama penulis (Terima
kasihku kuucapkan pada guruku yang tulus), isna yang sering main ke
rumah dengan gaya cekingnya, Eko (makasih kosannya), Pany,
Leni ... kangen kuliah bareng kalian lagi! !!
12. Temen-temen Manajemen C: Rahman (ketu BT BT ahhh ... ), Oka (BT BT
ahhh ... ), Arief, Miftah (gw nulis nama lo!huh),Sodikin, Roby, Opang,
Sugih, Arta, Adu!, Denis,Imam, Cahyo, Redy, dan temen-temen
manajemen C lainnya, Friends forever
13.Special Thanks to: Vandy (makasih atas semua bantuannya, a million
thanks),Dodo-sensei (maafya, gw nanya Io mulu),Rahman, Navi (makasih
cuy!), Prince Mail (yang jauuuuhhh di Banjarmasin sana, makasih udah
bikin semangat ... ), Shanti (Qila mom),Lista dan Nanin (yang udal1 kerja
keras sama2 di Genk Kompre),Niar,Novi,Citra,Lia,Santi,Titi,Didi, dan
anak-anak Manajemen keuangan B lainnya.
14. Teman-teman dan orang-orang yang tidak bisa disebutkan namanya satu
persatu, terima kasih telah membuat suatu pola ym1g terpetakan dalam
kehidupan penulis, We are a dream catcher ...
Dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada pada diri ini, Penulis telah
berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini dengmi sebaikbaiknya. Dengmi segala kerendahan hati Penulis menerima sarmi maupun kritik
ymig dapat menjadikmi skripsi ini lebih baik.
Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini'. dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak. Amin ...
.Jakarta, Desember 2008
DAFTARISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................ v
ABSTRACT ...................................................................................................... vi
ABSTRAK......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISi .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah_____ ·-··-------·-····------------------------·······J
B. Identifikasi Masalah
8
C. Pembatasan Masalah........................................................... 9
D. Perumusan Masalah ............................................................ 10
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................... l 0
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 12
A. Obligasi........................................ _______ ......................... _________12
1. Pengertian Obligasi....................................................... 12
2. Karakteristik Obligasi................................................... 16
3. Harga Obligasi ............................................................ .17
B. Yield Obligasi ..................................................................... 18
1. Current Yield ............................................................... 18
2. YTM ............................................................................. 19
C. Peringkat Obligasi ...............................................................20
D. Teori Keagenan .................................................................. 22
E. Corporate Govemance........................................................ 25
1. Kepemilikan Institusional ...........................................27
2. Kepemilikan Manajerial............................................... 28
3. Komite audit..................................................................29
F. Kerangka Berpikil'. .................. ------------------- ..----------------------32
G. Perumusan Hipotesis .......................................................... 35
H. Penelitian Terdahulu........................................................... 37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN............................................ 43
A Ruang Lingkup Penelitian.................................................. 43
B. Metode Penentuan Sampel ................................................. 44
C. Metode Pengumpulan Data................................................ 44
1. Penelitian Kepustakaan ................................................44
2. Penelitian Lapangan .....................................................45
D. Metode Analisis data .......................................................... 45
1. Uji Nonnalitas Data...................................................... 45
3. Uji Asumsi Klasik ........................................................45
4. Model Pengujian untuk Hipotesis Pengaruh Corporate
Governance terhadap Peringkat Obligasi....................48
5. Model Pengujian untuk Hipotesis Pengaruh Corporate
Governance terhadap Peringkat Obligasi................... .53
E. Operasional V aiiabel........................................................... 57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................... 62
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian...................... 62
1. Sejarah Bursa Efek Indonesia...................................... 62
2. Sejarah PT PEFIND0...................................................65
B Pengolahan dan Analisis Data............................................ 66
1. Deskripsi Data Penelitian.............................................66
2. Pengujiai1 Hipotesis Pengaruh Mekani:sme Corporate
Governance Terhadap Peringkat Obligasi..................-72
3. Pengujifill Hipotesis Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance Terhadap Yield Obligasi......................... -78
4. Hasil Analisis Data......................................................84
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI...................................... 93
A. Kesimpulfill.......................................................................... 93
R
Tmnlilrn<i
C. Keterbatasan dan Saran Penelitian .................................. 95
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 96
LAMPIRAN....................................................................................................... 99
DAFTAR TABEL
Halaman
Nomor
Keterangan
1.2
Jumlah Obligasi PT PEFINDO............................................... 3
2.1
Arti Simbol Peringkat PT PEFINDO ..................................... .21
2.3
Tabel Arah Hubungan yang Diharapkan................................ 35
4.1
Peringkat Obligasi 2005-2006................................................. 68
4.2
Coupon, Nilai Nominal,Harga Obligasi, Jatuh Tempo, dan Yield
2005 ··························································································· 70
4.3
Coupon, Nilai Nominal,Harga Obligasi, Jatuh Tempo, dan Yield
2006 ··························································································· 71
4.4
Uji Multikolinearitas Untuk Model Regresi Logistik............. 74
4.5
Kesimpulan Uji Multikolinearitas............................................ 74
4.6
Uji Autokorelasi Model Regresi Logistik ............................... 75
4.7
Uji Park...................................................................................... 76
4.8
Hasil Uji Park............................................................................ 77
4.9
Uji Normalitas Kolmogorov-Smimov..................................... 79
4.10
Uji Multikolinearitas Untuk Model Regresi Berganda........... 80
4.11
Kesimpulan Uji Multikolinearitas............................................ 81
4.12
Uji Autokorelasi Model Regresi Berganda ............................. 82
4.13
Hasil Uji Hipotesis I Regresi Logistik..................................... 85
4.14
Uji T Statistik............................................................................ 87
4.15
Uji F Statistik ___ _
C)(\
4.16
Uji Koefisien Determinasi........................................................ 91
DAFTAR GAMBAR
Nomof
Keterangan
1.1
Grafik Perkembangan Emiten Obligasi di Indonesia ____________ )
2.2
Kerangka Berpikir Hipotesis 1_________________________________________________ 33
2.2
Kerangka Berpikir Hipotesis II ______________________________________________ _34
4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas Untuk Model
Halaman
Regresi Berganda______________________________________________________________________ 83
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Nomor
Keterangan
I
Uji Normalitas unruk Pengaruh Corporate Governance
terhadap yield Obligasi ------------------------------------------------------------100
2
Hasil Uji Regresi Berganda______________________________________________________ l 0 I
3
Regresi Logistik Sebelum Uji Asumsi Klasil~------------------------104
4
Uji Asumsi Klasik Model Regresi Logistik ___________________________ 108
5
Regresi Logistik Setelah Uji Asumsi Klasik___________________________ 11 O
6
Data Sampel Penelitian_____________________________________________________________ 113
q)~ ~: .. ~ ~ ~
ok£..
w,m,i.l;,
fi+
~. ~ ~ ttUM<L ~ ~ """':F OMfu ... "
22()5(':)7
22:3tl:23
1flndy 'M3
+G285G9787577tl
WhPt is lif& if a JtJr.J't kvCJW hCJW J C'tJDtrtJ/ <l'r s&ft ·wh&v a'r &!ftJ is tJD a'r
f&&t?. .. whPt is /if&? If ttJ,/f!)'. a still f&&f thPt u'r& !J&tt"&1' thPv PDYtJD&... whPt's
/if&? If I ttJ/,f u thPt u hf!'IJ& tJD& shtJt ttJ f1x it. .. PDJ whPt's /if& !! m&?... W&/l
!Jy k&&pi!J!f u'r !J&stfri&v,/ cftJS&/y, I l.-T.itJW t]X;,f!C't{y I hf!'IJ•? f&f!J'D !!beat /if&...
Challenges make you discover thing aboutyour self thatyou never real!J' knew. Thry're ivhat make
the instrument stretch ivbat makeyou go bryond the norm
From: Cicefy Tyson
Manusia ... bukan ... semua yang bernyawa
Bagaimanapun bentuknya, suatu saat pasti akan mati
Tentu saja kita takut. Kita pun tak menginginkan kematian orang terdekat
kita ... Tapi justru karena itulah ... Karena semua kehidupan ada batasnya,
setiap detik harus dijalani dengan penuh arti. ..
(Darkness Myth 8: Hidup Abadi by Hiroko Kazama)
Tidak layak sesuatu disebut sebagai kebabagiaan jika itu didapatkan dari penderitaan orang
lain. Ambisi memang penting, tapi kita akan kacau jika hanya berpatokan pada itu saja.
Bukalah mata dan telinga, lihatlab sekeliling. Ingatlab, bahwa kita tidak sendirian. Tidak ada
manusia yang sempurna. Justru karena penuh kekurangan dan kelemahanlab kita disebut
manusia. Karena itu, jangan pernab merasa malu atau takut dengan segi kemanusiaan kita ...
(Reviewed by Noir Ciel, from Anirnoster 46, Onstage:Rave)
120808
08:23 pm
+6285283251322
:Jy.a oid't darti iili,, ckg2an itu Diaoa fia!IJff penfUUJ Wap falllu1 aja oelama uJian!YfJ
motli. ~ g U61i difilWtin-!dy.ali f0l'uu aja ama ajiannya!
,AJ., £....~ ·~g ;tJ MVA J.Vf'g.,,.,fc
eM-;t.,We-i~-··
(~t-J 'ID<"'f'13: ~.g,,. .fl,,...lw,,..,,.}
h.eNt-;t.,,t
.u tvw.- g,;,~. ;tJ MV< ..J.._
Decli~ Q~ llli Tei;r;~Ai Menjadi T~tJh:
UnWil Ol'aJ16 TtJaku ~llA Palill6 ll1Jea~f1Ai
Ut®It-Qent11a Qe~JltJ
UnWi Refoa~ 'R~arlltJ
UnWil QahaJ;ab-~ahaJ;~ ltaril>JltJ
UnWJeTem.an-bemanlm
UnWil ~ent11a Penibtml>t116 iff<il'16 Telah Yall3all
RemJianw.
dan
UnWm ~~ Re~mp3bll-an lliri Remliaca
Q~11ni
BABI
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen
keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam
bentuk hutang atau modal sendiri, baik yang diterb:itkan oleh pemerintah,
public authorities, maupun perusahaan swasta. Pasar modal mempunyai
peranan yang sangat penting dalam perekonomian seperti dalam proses
pengalokasian dana masyarakat. Pasar modal dalam ha! ini memberikan
tingkat likuiditas yang tinggi kepada investor dalam bentuk penjualan
berbagai instrumen keuangan setiap saat ketika dibutuhkan dana. Selain itu
juga memberikan kemudahan dalam mendapatkan dana bagi pihak yang
membutuhkan, dalan ha! ini yaitu perusahaan untulc melakukan kegiatan
investasi. Investasi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu investasi dalam
surat kepemilikan (saham) dan investasi dalam surat utang (obligasi).
Menurut Bursa Efek Indonesia obligasi didefinisikan sebagai surat utang
jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji
dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbahm berupa bunga pada
periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan
kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Di Indonesia obligasi diterbitkan
oleh berbagai perusahaan, baik yang sahanmya dimiliki oleh swasta
selurnhnya, ataupun oleh pernsahaan yang dimHiki oleh negara (PT
Persero ). Beberapa persero yang menerbitkan ob!ig.asi diantaranya adalah
PT. Jasa Marga, PT. PLN, Bank Bapindo, dan bebagai bank BPD,
sedangkan beberapa pernsahaan swasta yang menerbitkan obligasi
diantaranya adalah Astra Internasional, IBJ Leasing, Asia Nusamas Leasing,
Dhamala Sakti Sejahtera dan sebagainya. Bagi perusahaan, penerbitan
obligasi merupakan suatu cara untuk memotong biaya intermediasi
keuangan. Apabila perusahaan meminjam dari bank, perusahaan mungkin
harus membayar bunga 18 % per tahun. Apabila perusahaan dapat
menerbitkan obligasi dengan coupon rate hanya sebesar 15 % per tahun, dan
terjual dengan harga sama dengan nilai nominal, maka perusahaan dapat
menghemat biaya dana (cost ofdebt) sebesar 3% (Suad husnan: 1994).
Data yang diperoleh Bapepam mengenai berkembangan obligasi
adalah sebagai berikut: Pada tahun 2005 terdapat 22 penawaran umum
obligasi dalam kurun waktu Januari hingga Desember 2005 yaitu: 18
penawaran umum dari obligasi konvensional yang memiliki total emisi Rp.
8,3 triliun, 3 penawaran umum dari obligasi syariah dengan total emisi Rp.
650 milyar, 2 penawaran umum dari obligasi subordinasi dengan total emisi
Rp. I 00 milyar. Selama tahun 2006 terlihat bahwa investor dan pelaku pasar
memberikan perhatian pada instrumen surat utang khususnya terhadap
obligasi korporasi, meskipun Pemerintah Indonesia juga mengeluarkan
Obligasi Retail Indonesia pada pertengahan tahun .
Total nilai emisi dari 15 penawaran umum Obligasi Korporasi dalam kurun
wak:tu Januari hingga Desember 2006 tercatat Rpll,45 triliun, dengan
rincian sebagai berikut: 2 Penawaran Umum Obligasi Perdana (fi>O) dengan
nilai Rpl,3 triliun,1 Penawaran Umum Obligasi Syariah (Ijarah- IPO)
dengan nilai Rp200 miliar, 11 Penawaran Umum Obligasi lanjutan dengan
nilai Rp9,45 triliun, 1 Penawaran Umum Obligasi Subordinasi dengan nilai
Rp500 miliar.
Berikut ini grafik perkembangan emiten obligasi di
Indonesia:
Gambar 1.1
Grafik perkembangan emiten obligasi di Indonesia
Jvnl:lll E"n~t:r. Obli;:isi
N1.mlx.ot :.if O:>rd:; fl$SL.tt~
_____,,,,.,
;;;
''
~.
c
:t 1t:
.c
~
~
"'
ll.. 'C
Per ta!tun :' Per yam
Sumber :Annual Report Bapepam 2006
Grafik di atas menunjukkan bahwa perkembangan jumlah emiten
obligasi tiap tahunnya makin meningkat. Hal ini membuktikan bahwa
obligasi merupakan instrumen yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk
berinvestasi.
Faerber
(2000)
menyatakan bahwa inv1~stor lebih memilih
berinvestasi pada obligasi dibanding saham karena dua alasan, yaitu:
I. Volatilitas saham lebih tinggi dibanding obligasi, sehingga mengurangi
daya tarik investasi pada saham,
2.
Obligasi menawarkan tingkat pengembalian yang positif dengan
pendapatan tetap (fixed income), sehingga obligasi lebih memberikan
jaminan dibanding saham.
Jewell dan Livingston (2000) menyatakan bahwa investor menghadapi
masalah informasi yang disebabkan beragarnnya karakteristik dari penerbit
obligasi. Peringkat (rating) obligasi yang diterbitkan oleh lembaga
independen membantu mengurangi masalah infonnasi tersebut. Sa!ah satu
lembaga pemeringkat obligasi di Indonesia adalah PT PEFINDO. Tujuan
dari pemeringkatan obligasi yang akan diterbitkan adalah untuk menilai
kinerja perusahaan. Hal ini sangat penting karena dapat dimanfaatkan untuk
memutuskan apakah obligasi tersebut layak terbit. Dalam pemeringkatan
obligasi, obligasi yang mempunyai peringkat rendal1 merupakan obligasi
yang memiliki tingkat resiko tinggi, sebaliknya jika obligasi tersebut
memiliki peringkat yang tinggi maka memiliki tingkat resiko yang rendah.
Implikasinya adalah bahwa obligasi dengan peringkat rendah harus
menyediakan yield to maturity lebih tinggi karena untuk mengkompensasi
kemungkinan resiko yang besar. Untuk mengetahui re:siko gaga! bayar dari
suatu obligasi adalah dengan melihat apakah obligasi tersebut te1masuk ke
dalam investment grade atau speculative grade. Dimana investment grade
adalah kelompok obligasi yang memiliki resiko gagall bayar (default) rendah
dan memiliki peringkat AAA-BBB- (Standar&Poor), sedangkan speculative
grade adalah kelompok obligasi yang memiliki resiko gaga! bayar (default)
tinggi dan memiliki peringkat BB+-D (Standar&Poor). Data yang diperoleh
dari PT PEFINDO mengenai jumlah obligasi yang masuk dalam peringkat
PT PEFINDO adalah sebagai berikut: pada tahun 2005 tercatat sebesar 248
obligasi yang masuk kedalam peringkat PT PEFINDO, 8 obligasi masuk
kedalam kategori speculative grade, 7 obligasi tidak diberi rating, dan 233
obligasi masuk kedalam kategori investment grade. Pada tahun 2006 tercatat
sebesar 232 obligasi yang masuk kedalam peringkat PT PEFINDO, 5
obligasi masuk kedalam kategori speculative grade, 1 obligasi tidak diberi
rating, dan 226 obligasi masuk kedalam kategori investment grade.
Tabel 1.1
Jumlah Obligasi
Investment Grade
Speculative Grade
Non Rating
Jumlah obligasi
2005
2006
-233
232
8
5
-7
1
Sumber: Data PEFINDO
Selain peringkat, faktor lain yang dipertimbangkan oleh investor
obligasi adalah return obligasi. Return obligasi merupakan hasil yang akan
diperoleh investor apabila melakukan investasi pada obligasi. Return
obligasi ini dinyatakan dalam yield.
Sebelum memutuskan untuk
berinvestasi obligasi, investor hams mempertimban!!kan besamva vi1dd
obligasi, sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan
diterima.
Pada tahun 2001, Komite Nasional Kebijakan corporate governance
menerbitkan pedoman good corporate governance. Pedoman ini bertujuan
agar dunia bisnis merniliki acuan dasar yang memadai mengenai konsep
serta pola pelaksanaan good corporate governance yang sesuai dengan pola
intemasional umumnya dan Indonesia khususnya. Penerapan corporate
governance diharapkan memaksimumkan nilai perseroan bagi perseroan
tersebut dan bagi pemegang saham. Ball (1998) dalam Evans et al. (2002),
mengartikan corporate governance sebagai seperangkat kesepakatan atau
aturan institusi yang secara efektif mengatur pengambilan keputusan.
Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan
kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen clan
menjarnin
akuntabilitas
manajemen
terhadap
stakeholder
dengan
mendasarkan pada kerangka peraturan. K,()llSf!P corporate. goveman<;e
diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan· yang Jebih transparan
bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan dengan
baik maka diharapkan pertumbuhan ekonomi akan terus menanjak seiring
dengan transparansi pengelolaan perusahaan yang makin baik dan nantinya
menguntungkan banyak pihak. Sistem corporate governance memberikan
perlindungan efektif bagi pemegang saham dan kreC!itor sehingga mereka
yakin akan memperoleh return atas investasinya clengan benar. Corporate
governance juga membantu menciptakan lingkungan kondusif demi
terciptanya pertumbuhan yang efisien dan sustainable di sektor korporat.
Corporate governance dapat didefinisikan sebagai susunan aturan yang
menentukan hubungan antara pemegang saharn, manajer, kreditor,
pemerintah, karyawan, dan stakeholder internal dan eksternal yang lain
sesuai dengan hak dan tanggungjawabnya (FCGI, 2003).
Corporate governance
mempunyai hubungan positif dengan
peringkat obligasi dan berhubungan negatif dengan yield obligasi (Bhojraj
dan Sengupta, 2003). Penelitian terhadap corporate governance di Indonesia
banyak dihubungkan dengan harga saham ataupun kinerja perusahaan.
,penelitian corporate governance terhadap obligasi di Indonesia merupakan
penelitian yang jarang dilakukan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
data obligasi serta pengetahuan parn investor terhadap obligasi. Selain itu,
Wansley et al. (1992) menyatakan bahwa sebagim1 besar perdagangan
obligasi dilakukan melalui pasar negosiasi (over the counter market) dan
secara hist0ris tidak terdapat informasi harga yang tersedia pada saat
penerbitan atau saat penjualan. Dengan tidak tersediai~ya informasi tersebut
membuat pasar obligasi menjadi tidak semeriah pasar saham.
Berdasarkan penelitian sebelunmya yaitu penelitian Yudi Santara
Setyapurnama dan A.M. Vianey Norpratiwi yang menguji hubungan
corporate governance terhadap peringkat dan yield obligasi, penelitian kali
ini mencoba untuk meneliti lebih dalam. Jika penelitian terdahulu pemilihan
sampel tidak memasukkan industri perbankan, keuangan, dan asuransi, dan
belum meliputi semua emiten yang menerbitkan obligasi di pasar modal
Indonesia, maka dalam penelitian kali ini peneliti mencoba memasukkan
kategori-kategori industri di atas sebagai sampel. Penelitian kali ini dapat
menggunakan peringkat dan yield obligasi pada masa setelah pengumuman
pelaksanaan corporate governance, ha! ini sesuai dengan saran penelitian
terdahulu.
Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh penerapan corporate
governance terhadap peringkat dan yield obligasi. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan wawasan kepada para pembaca dalam
melakukan investasi terhadap obligasi terutarna dalam mempertimbangkan
penerapan corporate governance pada perusahaan penerbit. Penelitian ini
mengangkat isu mengenai pengaruh corporate governance terhadap
peringkat dan yield obligasi.
B.
Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat
mengidentifikasikan masalah-masalah penelitian sebagai beriknt:
1. Mengidentifikasi mekanisme corporate governance, dalam ha! ini
kepemilikan institusional, komisaris independen, -·komite audit dan
kepemilikan manajerial, serta variabel kontrol yang terdiri dari: rasio
total hutang terhadap total ekuitas, kualitas audit, dan
total asset,
berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
2. Mengidentifikasi mekanisme corporate governance, dalan1 ha! ini
kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit dan
kepemilikan manajerial, serta variabel kontrol yang terdiri dari: rasio
total asset,
total hutang terhadap total alctiva, kualitas audit, dan
berpengaruh terhadap yield obligasi .
C.
Pembatasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang meluas dan keluar dari konteks tujuan
penelitian, maka disini penulis melakukan suatu pembatasan penulisan.
Dalam penulisan penelitian ini, penulis hanya menekankan pada:
I. Proksi
dari
corporate governance
dalam
hal
ini
kepemilikan
institusional, komisaris dependen, komite audit, dan kepemilikan
manajerial, serta variabel kontrol yang terdiri dari: rasio total hutang
terhadap total ekuitas, kualitas audit, dan total asset, dan bagaimana
pengaruhnya terhadap peringkat obligasi, yang peringkatnya diterbitkan
oleh Lembaga Pemeringkat obligasi di Indonesia (PT. PEFINDO),
dimana rating tersebut dikategorikan ke dalam kategori speculative
grade untuk perusahaan yang risiko defaultnya tinggi, kategori ini
0
dinyatakan dalam peringkat BB-D dan kategori investment grade untuk
perusahaan yang risiko defaultnya rendah, kategori ini dinyatakan dalam
peringkat AAA-BBB.
2.
Proksi
dari corporate governance dalam
ha!
ini kepemilikan
institusional, komisaris dependen, komite audit, dan kepemilikan
manajerial, serta variabel kontrol yang terdiri dari: rasio total hutang
terhadap total ekuitas, kualitas audit, dan total asset, dan bagaimana
pengaruhnya terhadap yield obligasi, yang perhitungan yield obligasinya
dengan menggunakan rumus yield to Maturity approximation.
D.
Perumusan Masalah
Masalah-masalah penelitian yang dapat dirumuskan berdasarkan latar
belakang tersebut di atas yaitu:
1. Apakah mekanisme corporate governance, dalam ha! ini kepemilikan
institusional, komisaris independen, komite audit clan kepemilikan
manajerial, serta vatiabel kontrol yang terdiri dari: rasio total hutang
terhadap total ekuitas, kualitas audit, clan
total asset, berpengaruh
terhadap peringkat obligasi.
2. Apakah mekanisme corporate governance, dalam hal ini kepemilikan
institusional, komisaris independen, komite audit dan kepemilikan
manajerial, serta variabel kontrol yang terditi dari: rasio total hutang
terhadap total ekuitas, kualitas audit, dan
total asset, berpengaruh
terhadap yield obligasi .
E.
Tujuan clan Manfaat
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
I. Untuk menganalisa pengaruh mekanisme corporate governance, dalam
ha! ini kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit clan
kepemilikan manajedal, serta variabel kontrol yang terdiri dari: rasio
total hutang terhadap total ekuitas, kualitas audit, dan
total asset,
terhadap peringkat obligasi.
2. Untuk menganalisa pengaruh mekanisme corporate governance, dalam
ha! ini kepernilikan institusional, komisaris independen, komite audit dan
kepernilikan manajerial, serta variabel kontrol yang terdiri dari: rasio
total hutang terhadap total ekuitas, kualitas audit, dan
total asset,
terhadap yield obligasi.
Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontrilbusi pemikiran kepada:
I. Bagi para investor memberikan wawasan dalam melakukan investasi
terhadap obligasi terutama dalam mempertimbangkan penerapan
corporate governance pada perusahaan penerbit.
2. Bagi Masyarakat agar mengetahui bagaimana penerapan good corporate
governance yang dihubungkan dengan investasi yang berupa obligasi,
sebagai media lain dalam berinvestasi.
3. Bagi Mahasiswa agar menjadi bahan pembelajaran dan penelitian
selanjutnya mengenai corporate governance dan peringkat obligasi serta
yield obligasi.
4. Bagi Peneliti sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana strata
satu (SI)
BABU
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obligasi
1. Pengertian Obligasi
Sek:uritas yang diperdagangkan di bursa efek pada dasarnya bisa
dibagi menjadi dua, yaitu sekuritas yang menunjukkan bukti kepemilikan
atas suatu perusahaan (saham), dan yang menunjukkan surat tanda hutang
dari emiten yang menerbitkan sekuritas tersebut. (Suad Husnan:1993)
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang
dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan
untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode te1ientu dan
melunasi pokok utang pada waktu yang telah
dit1~ntukan
kepada pihak
pembeli obligasi tersebut. (Indonesia Stock Exchange).
Di Indonesia obligasi diterbitkan oleh berbagai perusahaan, baik
yang sahamnya dimiliki oleh swasta selurnhnya, ataupun oleh perusahaan
yang dimiliki oleh negara (PT Persero ). Beberapa persero yang
menerbitkan obligasi diantaranya adalah PT. Jasa Marga, PT. PLN, Bank
Bapindo, dan bebagai bank BPD, sedangkan beberapa pernsahaan swasta
yang menerbitkan obligasi diantaranya adalah Astra Intemasional, IBJ
Leasing, Asia Nusamas Leasing, Dhamala Sakti Sejahtera dan sebagainya.
Bagi perusahaan, penerbitan obligasi merupakan suatu cara untuk
memotong biaya intermediasi keuangan.
Di dalam prak:teknya terdapat berbagai jenis obligasi, yaitn sebagai
berikut (Bursa Efek Indonesia):
a. Dilihat dari sisi penerbit:
I). Corporate Bonds yaitn obligasi yang diterbitkan oleh pernsahaan,
baik yang berbentnk badan usaha milik negara (BUMN), atau
badan usaha swasta.
2). Government Bonds yaitn obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah
pus at.
3). Municipal Bond yaitn obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah
daerah untnk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan
kepentingan publik (public utility).
b. Dilihat dari sistem pembayaran bunga
1). Zero
Coupon Bonds yaitn obligasi yang tidak melakukan
pembayaran bunga secara periodik. Namoo, bunga dan pokok
dibayarkan sekaligus pada saat jatnh tempo.
2). Coupon Bonds yaitn obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan
secara periodik sesuai dengan ketentnan penerbitnya.
3). Fixed Coupon Bonds yaitu obligasi dengan tingkat kupon bunga
yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana
dan akan dibayarkan secara periodik.
4). Floating Coupon Bonds yaitn obligasi dengan tingkat kupon bunga
yang ditentnkan sebelum jangka waktn tersebut, berdasarkan suatn
acuan (benchmark) tertentn seperti average time deposit (ATD)
yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank
pemerintah dan swasta.
c. Dilihat dari hak penukaran atau opsi
1). Convertible Bonds yaitu obligasi yang memberikan hak kepada
pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke
dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
2). Exchangeable Bonds yaitu obligasi yang memberikan hak kepada
pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam
sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
3). Callable Bonds yaitu obligasi yang memberikan hak kepada emiten
untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang
umur obligasi tersebut.
4). Putable Bonds yaitu obligasi yang memberikan hak kepada
investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali
obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya
1). Secured Bonds yaitu obligasi yang dijamin dengan kekayaan
tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak
ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:
(a) Guaranteed Bonds yaitu obligasi yang pelunasan bunga dan
pokoknya dijamin dengan penangguangar1 dari pihak ketiga.
(b) Mortgage Bonds yaitu obligasi yang pelunasan bunga dan
pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau
asset tetap.
(c) Collateral Trust Bonds yaitu obligasi yang dijamin dengan efek
yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya sabamsabam anak perusabaan yang dimilikinya.
2). Unsecured Bonds yaitu obligasi yang tidak dijaminkan dengan
kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya
secara umum.
e. Dilihat dari segi nominal
1). Konvensional Bonds yaitu obligasi yang Jazim diperjualbelikan
dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
2). Retail Bonds yaitu obligasi yang diperjual belikan dalam satuan
nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun
government bonds.
f.
Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil
1). Konvensional Bonds yaitu obligasi yang diperhitungan dengan
menggunakan sistem kupon bunga.
2). Syariab Bonds yaitu obligasi yang perhitlmgan imbal hasil dengan
menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini
dikenal dua macam obligasi syariab, yaitu:
(a) Obligasi Syariab Mudharabab merupalcan obligasi syadab yang
menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan
yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah
mengetahui pendapatan emiten.
(b) Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee
ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak
awal obligasi diterbitkan.
2. Karakteristik Obligasi
Adapun beberapa karakteristik dari obligasi adalah sebagai berikut
(Bursa Efek Indonesia):
a. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu
obligasi yang akan diterima oleh pernegang obligasi pada saat
obligasi tersebut jatuh tempo.
b. Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima
pemegang obligasi secara berkala (kdaziman pembayaran
kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon obligasi
dinyatakan dalam annual prosentase.
c. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang
obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau
Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo
obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5
tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun
akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko
yang lebih kecil dibandingkan dengan. ohligasi yang memiliki
periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum,
semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi
Kupon I bunga nya.
d. Penerbit I Emiten (Issuer) Mengetahui clan mengenal penerbit
obligasi merupakan faktor sangat penting dalam melakukan
investasi Obligasi Rite!. Mengukur resiko I kemungkinan dari
penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan
atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat
dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh
lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia.
3. Harga Obligasi
Harga suatu obligasi adalah Present Value dari semua aliran kas
yang dihasilkan oleh obligasi tersebut (kupon clan nilai pari) di diskon
pada tingkat return yang diminta (Bursa Efek Indonesia). Berbe:da dengan
harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi
dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal. Ada
3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yimg ditawarkan, yaitu
(Bursa Efek Indonesia):
a. Par (nilai Pari) yaitu Harga Obligasi sama dengan nilai nominal. Misal:
Obligasi dengan nilai nominal Rp 25 juta dijual pada harga 100%,
maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 25 juta = Rp 25 juta.
b. at premium (dengan Premi) yaitu Harga Obligasi lebih besar dari nilai
nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 25 juta dijual dengan
harga 102%, maka nilai obligasi adalah 103% x Rp 25 juta = Rp 25,5
juta.
c. at discount (dengan Discount) yaitu Harga Obligasi lebih kecil dari
nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 25 juta dijual
dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 25 juta =
Rp 24,5 juta.
B. Yield Obligasi
Pendapatan atau imbal hasil atau return yang akan diperoleh dari
investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh
investor apabila menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi. Sebelum
memutuskan untuk berinvestasi obligasi, investor hams mempertimbangkan
besarnya yield obligasi, sebagai faktor pengukur 1ingkat pengembalian
tahunan yang akan diterima. Terdapat dua istilah dalam penentuan yield, yaitu
current yield danyield to maturity (Fabozzi, 2000).
1. Currrent yield adalah yield yang dihitung berdasark1m jumlah kupon yang
diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.
Bunga Tahunan
Current Yield=
Harga Obligasi
Contoh:
Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar
18% per tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 90% untuk nilai
nominal Rp 1.000.000.000, maka:
Current Yield = Rp 180.000.UOO atau 18%
Rp 900.000.000
90%
=20%
2. Yield to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian yang akan diperoleh
investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Penghitungan
YTM dilakukan dengan memasukkan semua pembayaran kupon bunga
sampai dengan tanggal jatuh
tempo dengan mengasumsikan adanya
reinvestasi dari kupon yang diterima dengan tingkat bunga yang sama
dengan
YTM
tersebut
(Kesumawati,
2003).
Karena
rumitnya
penghitungan YTM, maka dapat digunakan juga penghitnngan yield to
maturity
approximation
(YTM
approximation).
approximation adalah:
R-P
C+-YTM approximation =
-=---"n~xl 00%
R+P
2
Keterangan:
C=kupon
n = periode waktu yang tersisa (tahun)
R =redemption value
P = harga pembelian (purchase value)
Rumus
YTM
Atau
x
INT+[(M-PV},;]
o
YTM=
(M+PV
xlOOYo
2
INT = nilai kupon I bunga
M = maturity value/ par value
PV = harga obligasi sekarang
n = lama waktu obligasi sampai jatuh tempo
Contoh:
Carilah Yield to Maturity (YTM) dari obligasi deng.an nilai par sebesar Rp
1.000, harga pasar sekarang adalah 761. Jangka waktu obligasi tersebut
adalah 12 tahun. Kupon dari obligasi ini sebesar 8% per tahun!
.
80+[(1000-76%]
Taks1ranYTM=
=
(l000+ 76
9{
0
XlOOYo
11,35%
C. Peringkat Obligasi
Peringkat obligasi merupakan indikator ketepa1twaktuan pembayaran
pokok dan bunga utang obligasi. Selain itu, peringkat obligasi mencerminkan
skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Dengan demikian
peringkat obligasi menunjukkan skala keamanan obligasi dalam membayar
kewajiban pokok dan bunga secara tepat walctu. Semakin tinggi peringkat,
semakin menunjukkan bahwa obligasi tersebut terhindar dari risiko default.
Peringkat obligasi diterbitkan oleh lembaga pemeringkat yang independen. Di
Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat sekuritas utang, yaitu PT
PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan Kasnic Credit Rating Indonesia.
Lembaga pemeringkat tersebut membantu investor dalam memberikan
info1masi investasi mengenai kemampuan ekonomi dan finansial penerbit
(issuer) obligasi. Peringkat obligasi yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat
memberikan
gambaran
tentang
kredibilitas
(credit
worthiness)
dan
mempengaruhi penjualan obligasi tersebut (Fabozzi:2000). Peringkat obligasi
menunjukkan kualitas kredit perusahaan penerbit. Semakin tinggi peringkat
yang diperoleh, semakin baik kualitas kredit. Rizzi (1994), mengelompokkan
peringkat obligasi menjadi dua, yaitu: investment grade (AAA-BBB-[S&P])
dan non-investment grade/speculative grade (BB+·D[S&P]). Investment
grade merupakan obligasi yang berperingkat tinggi (high grade) yang
mencermiukan risiko kredit yang rendah (high creditworthiness). Noninvestment grade merupakan obligasi yang berperingkat rendah (low grade)
yang mencerminkan risiko kredit yang tinggi (low creditworthiness).
Berikut ini tabel dari peringkat obligasi PT. PEFINDO:
Tabel 2.1
Simbol dan arti peringkat obligasi
Simbol
AAA
Arti
Efek hutang yan peringkatnya paling tinggi dan berisiko paling rendah yang
didukung oleh kemampuan obligor yang superior relatif dibanding entitas lainnya
untuk membayar bunga dan pokok hutang dari selnruh kewajiban finansialnya
sesuai dengan yang diperjanjikan.
AA
Efek hutang yang memiliki kualitas kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi ,
..l!..l".1----
~
' ' '
...
lainnya untul< membayar bunga dan pokok hutang clari seluruh kewaj iban
fiancialnya sesuai dengan yang diperjanjikan serta tidak mudah dipengaruhi oleh
perubahaan keadaan.
A
Efek hutang yang berisiko investasi rendah dan didukung oleh kemampuan
obligor yang kuat relatif dibanding entitas lainnya w1tuk membayar bunga dan
pokok hutang dari seluruh kewajban financialnya sesuai dengan yang
diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan.
BBB
Efek hutang yang berisiko investasi cukup rendah dan didukung oleh
kemampuan obligor yang memadai relatif dibanding entitas lainnya untuk
membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai
dengan yang diperjanjikan , namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh
perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan
BB
Efek hutang yang menunjukkan dukungan kemampuan obligor yang agak lemah
relatif dibanding entitas lainnya untuk membayar bunga dan pokok hutang dari
seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka
terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan.
B
Efek hutang yang menunjukan dukungan kemampuan obligor yang sangat lemah
untuk membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajiban finansialnya
sesuai dengan yang diperjanjikan, namun adanya pernbahan keadaan bisnis dan
perekonomian
yang
tidak
menentu
dan
merugikan
akan
memburuk
kemampuannya untuk memenuhi kewajiban finansialnya.
CCC
Efek hutang yang tidak mampu lagi membayar bunga dan pokok hutang dari
seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang dip1irjanjikan, serta hanya
tergantung kepada perbaikan kondisi bisnis dan perekonomian.
D
Efek hutang yang macet atau emitennya sudah berhenti bernsaha.
Sumber: SNA VII DENPASAR BALI, 2-3 DESEMBER 2
D. Teori Kcagenan
Hubungan kcagenan merupakan suatu kontrak antara principal dengan
agent. Menurut Darmawati et al. (2005), inti dari hubungan keagenan adalah
adanya pemisahan antara kepemilikan (principal/investor) dan pengendalian
(agentlmanajer).
Kepemilikan
'
'
diwakili
1
1
•
•
oleh
investor
mendelegasikan
investor. Investor mempunyai harapan bahwa dengan mendelegasikan
wewenang pengelolaan tersebut, mereka akan mernperoleh keuntungan
dengan bertambalrnya kekayaan dan kemakmuran investor. Hubungan
keagenan
dapat menimbulkan
masalah pada saat pihak-pihak yang
bersangkutan mempunyai tujuan yang berbeda. Pemilik modal menghendaki
bertambalrnya kekayaan dan kemakmuran para pemilik modal, sedangkan
manajer juga menginginkan bertambahnya kesejahterrum bagi para manajer.
Dengan demikian muncullah konflik kepentingan antara pemilik (investor)
dengan manajer (agen). Pemilik lebih tertarik untuk memaksimurnkan return
dan harga sekuritas dari investasinya, sedangkan manajer mempunyai
kebutuhan psikologis dan ekonomi yang luas, termasuk memaksimurnkan
kompensasinya. Kontrak yang dibuat antara pemilik dengan manajer
diharapkan dapat meminimmukan konflik antar kedua kepentingan tersebut.
Alijoyo dan Zaini (2004) beranggapan bahwa pernisahan fungsi eksekutif dan
fungsi pengawasan pada teori keagenan menciptak:an "checks and balances",
sehingga terjadi independensi yang sehat bagi para manajer untuk
menghasilkan kinerja perusahaan yang maksimum dan return yang memadahi
bagi para pemegang saham.
Teori keagenan dilandasi dengan tiga asumsi (Eisenhardt, 1989), yaitu:
asums1
sifat
(organizational
manusia
(human
assumptions),
assumptions),
dan
asumsi
asumsi
informasi
keorganisasian
(information
assumptions). Asumsi sifat manusia dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Self-interest, yaitu sifat manusia untuk mengutamakan kepentingan diri
sendiri.
2.
Bounded-rationality, yaitu sifat manusia yang memiliki keterbatasan
rasionalitas
3. Risk aversion, yaitu sifat manusia yang lebih memilih mengelak dari
risiko.
Asumsi keorganisasian dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: konfik
sebagian tujuan antar partisipan, efisiensi sebagai suatu kriteria efektivitas,
dan asimetri informasi antara pemilik dan agen.
Asumsi informasi merupakan asumsi yang menyatakan bahwa
informasi merupakan suatu komoditas yang dapat dibeli. Teori keagenan lebih
menekankan pada penentuan pengaturan kontrak yang efisien dalam hubungan
pemilik dengan agen. Kontrak yang efisien adalah kontrak yang jelas untuk
masing-masing pihak yang berisi tentang hak dan kewz\iiban, sehingga dapat
meminirnumkan konflik keagenan.
Corporate governance merupakan suatu mekanisme pengelolaan yang
didasarkan pada teori keagenan. Penerapan konsep corporate governance
diharapkan memberikan kepercayaan terhadap agen (manajemen) dalam
mengelola kekayaan pemilik (investor), dan pemilik menjadi lebih yakin
bahwa agen tidak akan melakukan suatu kecurangan untuk kesejahteraan
agen.
E. Corporate Governance
Menurut Sulistyanto (2003), mendefinisikan corporate governance
dalamjurnal ekonomi dan bisnis adalab:
"Konsep yang menekankan pentingnya hak pemegang saham untuk
memperoleh informasi dengan benar, akurat, dan tepat waktu dan transparan
mengenai semua informasi kinerja perusabaan, kepemilikan, dan stakeholder."
Secara sederhana, corporate governance didefinisikan sebagai peranan
para pemegang sabam, direktur, dan manajer lainnya dalam pembuatan
keputusan korporasi/perusabaan. (Giiffin dan Ebert, 1997:45).
Corporate governance, yang ditentukan untuk setiap perusabaan
berdasarkan anggaran rumab tangganya, melibatkan tiga badan yang berbeda.
Pertama, para pemegang sabam (para investor ym1g membeli sabam
kepemilikan) yang merupakan pemilik perusabaa.n yang sesungguhnya.
Perusabaan menjual bagian dalam bisnis (sabam) kepada investor, yang
kemudian menjadi pemegang sabam (stockholders atau shareholders). Laba
didistlibusikan diantara para pemegang sabmn dalam bentuk dividen, dan
manajer perusabaan melaksan?kan pekerjaannya sesuai dengan kebijaksanaan
para pemegang sabam. Kedua, dewan direksi (board of directors), yang
merupakan suatu kelompok individu yang dipilih oleh para pemegang sabam
untuk mengawasi manajemen perusabaan. Menurut hukum, badan yang
bertangung jawab atas kontrol perusabaan adalab dewan direksinya. Dewan
berkomunikasi dengan para pemegang sabam dan investor potensial lainnya
melalui suatu saluran, seperti laporan tabunan atau Iingkasan kesehatan
keuangan perusahaan. Para direktur juga menetapkan kebijakan atas dividen,
pengeluaran utarna, serta gaji dan tunjangan eksekutif. Ketiga, officer
koorporasi, yang merupakan manajer puncak yang diperkerjakan oleh dewan
untuk menjalankan perusahaan sehari-hari. Banyak dewan yang memiliki
direktur dari luar dan dari dalam. Direktur dari dalam (inside directors) adalah
para manajer puncak yang terutarna bertanggung jawab atas perusahaan
tersebut. Sedangkan, direktur dari luar (outside directors) adalah para
pengacara, akuntan, pegawai universitas. Dan para eksekutif dari perusahaan
lain. Namun demikian, semua direktur memiliki dasar tangung jawab yang
sama, yakni menjamin bahwa perusahaan tersebut dikelola dengan baik demi
kepentingan para pemegang saham.
Pada kenyataannya, terdapat kerancuan terutama dimata kaum awam
dalam memahami pengertian corporate governance. Prakarsa (2000) dalam
Indrayani dan Nurkholis (2001:139) mengatakan bahwa hal tersebut
disebabkan oleh pendefinisian corporate governance dalam perspektif dan
konteks yang berbeda. Dalam konteks sederhana, corporate governance
digunakan dalam konteks manajemen mikro dan didefinisikan sebagai
mekanisme
administratif
yang
mengatur
hub1mga11-hubungan
antara
manajemen perusahaan, komisaris independen, direksi, pemegang saham, dan
kelompok-kelompok penting (stakeholders) yang lain.
Dalam perspektif luas, corporate governance didefinisikan dalam
pengertian sejauh mana perusahaan telah dijalankan dengan cara terbuka dan
jujur untuk memperkuat kepercayaan masyarakat luas terhadap mekanisme
pasar, meningkatkan efisiensi dalam alokasi sumber <la.ya Iangka baik dalam
skala domestik maupun internasional, memperkuat struktur industri, clan
akbirnya meningkatkan kemakmuran clan kesejahteraan masyarakat luas.
Penerapan corporate governance memberikan e:mpat manfaat (FCGI,
2001 ), yaitu:
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan
keputusan yang Iebih baik, meningkatkan efisiensi perusahaan, serta lebih
meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.
2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih mural1 clan tidak
rigit (karena faktor kepercayaan) yang pada akbirnya akan meningkatkan
corporate value.
3.
Mengembalikan kepercayaan investor untuk menananikan modalnya di
Indonesia.
4.
Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena
sekaligus akan meningkatkan shareholders 's values dan dividen.
Corporate governance timbul karena kepentingan perusahaan untuk
memastikan kepada pihak penyandang dana (principal/investor) bahwa dana
yang ditananikan digunakan secara tepat clan efisien. Selain iiu dengan ·
corporate governance, perusahaan memberikan kepastian bahwa manajemen
(agent) bertindak yang terbaik demi kepentingan perusahaan.
I . Kepemilikan Institusi
Sifat masalah keagenan secara langsung berhubungan dengan
struktur kepemilikan. Strukur kepemilikan yang tersebar tidak akan
. .,. ,._, ,_,
L_ _ __
--m~·~·-·-,,
memberikan insentif kepada pemilik untuk
m1~monitor
pengelolaan
manajemen. Hal ini disebabkan para pemilik akan menanggung sendiri
biaya pengawasan (monitoring cost), sehingga semua pemilik akan
menikmati manfaat. Investor institusi mempunyai peranan dalam
menyediakan mekanisme yang dapat dipercaya terhadap penyajian
informasi kepada investor. Peranan itu terjadi disebabkan karena investor
institusi merupakan investor yang sophisticated, dan mempunyai daya
pengendali yang lebih baik dibanding investor individu.
Kepemilikan institusional umumnya bertindak sebagai pihak yang
memonitor perusahaan. Barclay dan Holderness (1991) dalan1 Faisal
(2005: 178) memberikan bukti empiris bahwa terdapat peningkatan
turnover manajemen dan gain akibat pembelian saham dari pihak luar. Cai
et. al. (2001) dan Faisal (2005:179) menemukan hubungan yang
berlawanan antara kinerja saham dan kepemilikart saham institusional.
Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar mengindikasikan
kemampuannya untuk memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan
institusional, maka pemanfaatan aktiva perusahaan semakin efisien.
Dengan demikian, proporsi kepemilikan institusional bertindak sebagai
pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan mll!1ajemen.
2. Kepemilikan Manajerial
Menurut Vidyasari (2005:24), pihak manajerial dalam perusahaan
adalah pihak yang secara aktif berperan dalam pengambilan keputusan
dalam perusahaan yang terdiri dari dewan direksi dan dewan komisaris
perusahaan. Pihak manajerial ini dipilih dan diangkat oleh pemililc
perusahaan melalui Rapat Umum Pemegang Saham {RUPS).
Menurut Jensen (1993) dalam Faisal (2005:177) menyatakan
bahwa kepemilikan manajerial dapat membantu penyatuan kepentingan
antara pemegang saham dengan manajer, yang apabila proporsi
kepemilikan saham manajerial meningkat maka semaldn baik kinerja
perusahaan. Sebagai pemegang saham manajer akan ikut menikmati
keuntungan dari setiap keputusan yang dilakukan secara tepat. Akan
tetapi, apabila terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan, manajer
juga akan ikut menanggung kerugian yang didt>rita. Dengan adanya
keterikatan ini, diharapkan ldnerja manajemen untuk meningkatkan nilai
perusahaan akan lebih baik dan lebih berhati-hati dalam pengambilan
keputusan.
Besar kecilnya jumlah kepemililcan saham manajerial dalam
perusahaan dapat mengindilcasilcan adanya kesamaan (congruence)
kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham perusahaan.
Perusahaan yang memiliki jumlah kepemilikan saham yang besar,
seharusnya mempunyai konflik keagenan yang rendah.
3. Komite Audit
Berdasar surat keputusan Ketua BAPEPAM KEP 41/PM/2003, SK
Dir. BEJ Nomor 315/BEJ/06-2000, Keputusan Menteri BUMN Nomor
117/Tahun
2000,
dan
Undang-undang
BUMI'~
Nomor
19/2003,
pembentukan komite audit merupakan suatu keharusan. Komite audit
harus diketuai oleh seorang komisaris independen. Komite audit
merupakan salah satu komite yang memiliki peranan penting dalam
corporate governance.
Tugas komite audit adalah membantu dewan komisaris untulc
memenuhi tanggungjawabnya dalam memberikan pengawasan secara
menyeluruh. Komite audit beranggotakan komisar.is independen (FCGI,
2001). Komite audit harus bebas dari pengaruh din:ksi, eksternal auditor,
sehingga komite audit hanya bertanggungjawab kepada dewan komisaris.
Komite audit memiliki tanggungjawab yang besar dalam menyiapkan
audit, melakukan ratifikasi terhadap sistem pengendalian internal, dan
memecahkan perselisihan dalam peraturan akuntansi (George, 2003).
4. Komisaris Independen
Menurut
Indonesia
Society
of Independent
Commissioner
(ISICOM), komisaris independent merupakan anggota dewan komisaris
yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan
pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau
hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independent atau bertindak semata-mata demi kepentingan
perusahaan.
Keberadaan
komisaris
independen
diatur dalam
ketentuan
peraturan pencatatan efek Bursa Efek Indonesia (BEI) nomor 1-A tentang
ketentuan umum pencatatan efek bersifat ekuitas di bursa yang berlaku
sejak tanggal 1 July 2000. perusahaan yang tercatat di BEI wajib memiliki
komisaris independen yang jumlahnya secara proposional sebanding
dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan pemegang saham
pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independent sekkurangkurangnya 30 % dari jumlah seluruh anggota komisaris.
Komisaris independen memiliki tanggung jawab pokok untuk
mendorong diterapkannya prinsip tata kelola pemsahaan yang baik di
dalam pemsahaan melaui pemberdayaan dewan komisaris agar dapat
melakukan tugas pengawasan dan pemberian nasehat kepada direkasi
secara efektif dan lebih memberikan nilai tambal1 bagi pemsahaan. Tugas
komisaris independen adalah:
a.
Menjamin
transparasi
dan
keterbukaan
laporan
keuangan
pemsahaan.
b.
Perlakuan yang adil terhadap pemegang saham minoritas dan
stakeholders Iainnya.
c.
Diungkapkannya transaksi yang mengandung benturan kepentingan
secara wajar dan adil.
d.
Kepatuhan pemsahaan pada perundangan yang berlaku
e.
Menjamin akuntabilitas organ perseroan.
F. Kerangka Berfikir
Variabel-variabel yang dijelaskan di dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusi,
komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan manajerial dijelaskan
sebagai variabel independent.
Yield dan peringkat obligasi dijelaskan sebagai variabel dependen.
Didalam penelitian ini terdapat variabel kontrol yang terdiri dari kualitas
audit, total asset, dan rasio debt to equity.
Penelitian ini menggunakan regresi dummy variabel dikarenakan beberapa
variabel independentnya merupakan variabel dummy, yaitu komite audit,
kepemilikan manajerial, serta kualitas audit.
Untuk alat analisis data yang dipergunakan adalah regresi logistik dan regresi
berganda. Regresi Jogistik dipergunakan untuk menganalisis pengaruh
corporate governance (kepemilikan institusi, komisaris independen, komite
audit, dan kepemilikan manajerial) terhadap peringkat obligasi, ha! ini
dikarenakan variabel
peringkat obligasi
adalah kategorikal
variabel.
Sedangkan regresi berganda dipergunakan untuk menganalisis pengaruh
corporate governance (kepemilikan institusi, komisaris independen, komite
audit, dan kepemilikan manajerial) terhadap yield obligasi, dimana
perhitungan yield obligasi
approximation.
menggunakan
rumus
yield to
maturity
Laporan Keuangan Tahunan
Corporate Governance
Variabel Independen:
Kepemilikan Institusi
Komisaris Independen
Komite Audit
Kepemilikan Manajerial
J
=]
Variabel Kontrol:
Kualitas Audit
Total Asset
Rasio Debt to Equity
Perusahaan Pemeringkat Efek
Investment Grade
Speculative Grade
Regresi Dummy Variabel
Asumsi Klasik
Regresi Logistik
Interpretasi
Gambar2.l
Kerangka Berpikir Hipotesis 1
Do. .... LY,.. ...... i. ~~1~~-!---
----
Laporan Keuangan Tahunan_J
Co1porate Governance - ]
Variabel Independen:
Kepemilikan Institusi
Komisaris Independen
Komite Audit
Kepemilikan Manajerial
Variabel Kontrol:
Kualitas Auidit
Total Asset
Rasio Debt to Equity
Perusahaan Pemeringkat Efek
Variabel Dependen 2:
Yield Obligasi
J
~~·
Regresi Dummy Variabel
J
Asumsi Klasik
Uji F:::_]
Interpretasi
Gambar2.2
Kerangka Berpikir Hipotesis 2
PPnO"~rnh
mPlr-::i,n1c-ma. ,.,.,...,..,...,....,..,...,;,., ,...,... ... ,,,~·-~·--- •---L--t ___
•
1
1
1
1•
Tabel 2.2
Tabel arah hubungan yang diharapkan
No
Variabel
1
2
3
Keoemilikan Institusional
Komisaris Indeoenden
Komite Audit
4
5
6
7
Keoemilikan Manajerial
Kualitas Audit
Total asset
Debt to Equitv
Arah Hubungan
Peringkat Obligasi
Yield Obliimsi
Positif
Neimtif
Negatif
Positif
Positif
Negatif
Positif
Positif
Negatif
Negatif
Positif
Negatif
Negatif
Positif
Sumber: Santara Setyapumama, Yudi dau Viauey Norprat1w1, A.M.Pengaruh corporate
governance terhadap peringkat obligasi dan yield obligasi
G. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh corporate governance dengan peringkat obligasi
a. Pengarub kepemilikan institusi dengan peringkat obligasi
Ho : f3y,x, = 0
Tidak terdapat pengarub positif antara kepemilikan
institusi dengan peringkat obligasi
Terdapat pengaruh positif antara
kepemilikan
institusi dengan peringkat obligasi
b. Pengaruh komisaris independen dengan peringkat obligasi
Ho : f3y,x, = 0
Tidak terdapat pengaruh positif antara komisaris
independen dengan peringkat obligasi
Ha : f3y,x, i 0
Terdapat
pengarub
positif
antara
komisaris
independen dengan peringkat obligasi
c. Pengaruh komite audit dengan peringkat obligasi
Ho : f3y,x, = 0
Tidak terdapat pengarub positif antara komite audit
Terdapat pengaruh positif antara komite audit
dengan peringkat obligasi
d. Pengaruh Kepemilikan manajerial terhadap peringkat obligasi
Ho : py,x. = 0
Tidak terdapat pengaruh negatif antara kepemilikan
manajerial dengan peringkat obligasi
Terdapat pengaruh negatif antara kepemilikan
manajerial dengan peringkat obligasi
2. Pengaruh corporate governance terhadap yield obligasi
a. Pengaruh kepemilikan institusi dengan yield obligasi
Ho: py,x,=O
Tidak terdapat pengaruh negatif antara kepemilikan
institusi dengan yield obligasi
Terdapat pengaruh negatif antara kepemilikan
institusi dengan yield obligasi
b. Pengaruh komisaris independent dengan yield obligasi
Ho: py,x,= 0
Tidak terdapat pengaruh negatif antara komisaris
independent dengan yield obligasi
Ha: py,x,;t 0
Terdapat
pengaruh
negati:f
antara
komisaris
independent dengan yield obligasi
c. Pengaruh komite audit dengan yield obligasi
Ho: py,x,= 0
Tidak terdapat pengaruh negatif antara komite audit
dengan yield obligasi
Ha: py,x,,t 0
Terdapat pengaruh negatif antara komite audit
dengan yield obligasi
d. Pengaruh Kepemilikan manajerial terhadap yield obligasi
Ho: py,x, = 0
Tidak terdapat pengamh positif antara Kepemilikan
manajerial dengan yield obligasi
Ha : py,x, # 0
Terdapat pengaruh positif antara Kepemilikan
manajerial dengan yield obligasi
H. Penelitian Terdahulu
Penelitian Yudi Santara Setyapumarna dan A.M. Vianey Norpratiwi
menguji hubungan corporate governance terhadap peringkat dan yield
obligasi dengan sarnpel pemsahaan penerbit obligasi dengan periode
pengarnatan 2001-2003 serta data diperoleh dari bursa efek Surabaya dan PT
PEFINDO. Penelitian ini membuktikan bahwa tidak semua elemen corporate
governance berpengamh terhadap peringkat dan yield obligasi. Jumlah
komisaris independen berpengaruh positif terhadap
p•~ringkat
obligasi dan
negatif terhadap yield obligasi. Keberadaan komite audit secara statistik
signifikan berpengaruh negatif terhadap yield obligasi. Hal ini menunjukkan
bahwa keberadaan komite audit mempakan variabel yang dipertimbangkan
oleh investor dalarn investasi obligasi.
Penelitian Evans et al. (2002) menguji hubungan antara stmktur
corporate governance dan penurunan kinerja peru.sahaan dengan sampel
perusahaan di Australia. Penelitian Evans et al. (2002) melaporkan hasil
bahwa tidak terdapat hubungan positif yang secara statistik signifikan antara
rasio komisaris independen dengan kinerja perusahaan.
Penelitian Fuerst dan Kang (2004) menguji corporate governance
dan kinerja operasi, menunjukkan adanya hubungar1 positif antara komisaris
independent dengan kinerja perusahaan. Penelitian lain yang berkaitan dengan
komisaris independen adalah penelitian Uzun et al. (2004). Penelitian ini
menguji berbagai karakteristik dewan komisaris dan kdengkapan tata kelola
yang
mempengaruhi
kemungkinan
terjadinya
kecurangan (fraud)
di
perusahaan Amerika periode 1978-200 l. Hasil dari penelitian Uzun
menuajukkan pada perusahaan yang persentase komisaris independennya
rendah cenderung terjadi kecurangan. Kecurangan yang terjadi menimbulkan
penurunan pada nilai perusahaan, sehingga terjadi penurunan peringkat
obligasi dan peningkatan yield obligasi.
Bhojraj
dan
Sengupta (2003)
meneliti
pengaruh corporate
governance pada peringkat dan yield obligasi. Dalam penelitian ini proksi dari
corporate governance adalah kepemilikan institusi dan lcomisaris independen.
Hasil yang diperoleh oleh Bhojraj dan Sengupta menunjukkan bahwa
persentase
kepemilikan
institusi
dan
proporsi
komisaris
independen
berhubungan positif dengan peringkat obligasi. Sedangkan
persentase
kepemilikan institusi dan proporsi komisaris independen berhubungan
negative dengan yield obligasi . Penelitian yang menggunakan variabel komite
audit tidak banyak. Hal ini disebabkan sistem struktur dewan komisaris dan
direksi yang berbeda di setiap negara (one tier dan two tier). Penelitian Cotter
dan Silvester (2003) memusatkan pada komposisi dewan komisaris dan
komite pengawas (komite audit dan komite kompensasi) pada pernsahaan di
Australia. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat lmbungan positif antara
proporsi komisaris independen dan komite pengawas terhadap kinerja
pernsahaan dengan analisis multiple regression. Turley dan Zan1an (2004)
meneliti
pengarnh corporate governance
dan komite audit,
dengan
mengevaluasi dan melakukan sintesa beberapa penelitian terdahulu tentang
corporate governance yang berkaitan dengan komite: audit. Penelitian ini
melaporkan
bahwa bukti menunjukkan adanya hubungan positif antara
eksistensi komite audit dengan kualitas laporan keuangan dan kinerja
pernsahaan. Penelitian Sharma (2004) menguji pengaruh karakteristik dewan
komisaris dan kepemilikan institusi terhadap fraud (kecurangan). Penelitian
ini menggunakan analisis statistik Logit. Salah satu vari.abel independen yang
digunakan adalah prosentase kepemilikan manajerial dalam pernsahaan. Hasil
yang ditemukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan
manajerial tidak berpengarnh secara statistik signifikan terhadap adanya fraud
dalam perusahaan. Hermalin dan Weisbach (1991), menguji menguji pengarnh
komposisi dewan
komisaris dan insentif yang diterima terhadap kinerja
perusahaan. Penelitian ini menggunakan kepemilikan manajerial sebagai
variabel independen. Analisis statsitik yang digunakan adalal1 ordinary least
squares (OLS) regression. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi prosentase kepemilikan manajerial akan menurnnkan
kinerja
perusahaan. Sanders dan Allen (1993) menguji kualitas pelaporan keuangan
pemerintah sebagai sinyal bagi kredit analis. Penelitian ini mengnji kualitas
audit sebagai proksi dari kualitas pelaporan dengan analisis Logit. Kualitas
audit dibagi menjadi dua, yaitu yang dilakukan oleh auditor yang termasuk
dalam big 8 (sekarang big 4) dan non big 8. Salah satu hipotesis yang diuji
adalah kemampuan prediksi laporan keuangan yang diaudit oleh big 8
terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian Sanders dan Allen (1993)
menunjukkan bahwa secara keseluruhan laporan keuangan yang diaudit oleh
auditor dari kantor akuntan publik (KAP) big 8 secara statistik signifikan
berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Raman dan Wilson (1994)
mengnji pengaruh knalitas audit terhadap yield premium obligasi. Penelitian
ini menggunakan analisis multiple regression dengan salah satu variabel
independen yang digunakan adalah auditor .yang berasal dari KAP big 8 dan
non big 8. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang
diaudit oleh KAP big 8 berpengaruh negatif yang secara statistik signifikan
terhadap yield premium obligasi. Ziebart dan Reiter (1992) mengnji
bagaimana informasi akuntansi secara langsung mempengaruhi yield obligasi
dan secara tidak langsung peringkat obligasi mempengaruhi yield obligasi.
Penelitian ini menggunakan total asset sebagai salah satu variabel independen.
Alat uji statistik yang digunakan adalah simultaneous equation model. Hasil
yang dilaporkan menunjukkan bahwa total asset berpengaruh positif terhadap
peringkat obligasi. Sedangkan peringkat obligasi berpengaruh negatif terhadap
yield obligasi.
Khurana dan Raman (2003) menguji aspek fundamental dalam
mempengarnhi harga pada pasar obligasi. Penelitian ini menggunakan analisis
regresi dengan variabel dependen yield to maturity (YTM) dan berbagai data
akuntansi sebagai variabel kontrol. Beberapa data akuntansi yang digunakan
oleh Khurana dan Raman adalah ukuran perusahaan (FIRMSIZE) dan Debt to
Equity Ratio (DE). Hasil yang dilaporkan dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan yang diwakili oleh total asset berhubungan negatif
terhadap yield. DE secara statistik signifikan berhubungan positif dengan
yield. Bhojraj dan Sengupta (2003) dalam penelitian corporate governance
terhadap peringkat dan yield obligasi, menggunakan be>berapa data akuntansi
sebagai variabel kontrol. Beberapa data akuntansi yang digunakan yang
digunakan adalah rasio debt to equity (DE) dan total asset pada akhir tahun
(ASSET). Penelitian ini menggunakan analisis probit dalam menguji pengaruh
corporate governance terhadap peringkat obligasi, dan menggunakan analisis
regresi dalam menguji pengaruh corporate governance terhadap yield
obligasi. Hasil yang dilaporkan menunjukkan bahwa DE berpengaruh negatif
terhadap peringkat ob!igasi dan berpengaruh positif terhadap yield obligasi.
ASSET berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi dan berpengaruh
negatif terhadap yield obligasi. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan
bahwa kualitas audit, ukuran
perusahaan, dan rasio kewajiban terhadap
ekuitas dapat menjadi faktor yang mempengaruhi hubungan antara corporate
governance dengan peringkat dan yield obligasi. Dengan pertimbangan
tersebut, maka penelitian ini menggunakan kualitas audit, ukuran perusahaan,
dan rasio kewajiban terhadap ekuitas menjadi variabel kontrol.
BABUI
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEi) dengan objek
penelitian adalah sebagai berikut: kepemilikan institusional, komisaris
independen, komite audit, kepemilikan manajerial, p1:ringkat obligasi, serta
yield obligasi. Sedangkan unit observasi dalarn penelitian ini adalah
persentase saham yang dimiliki oleh manajemen dari total saham, persentase
saham yang dimiliki oleh institusi dari total saham, persentase jumlah
komisaris independent dengan banyaknya komisaris pada perusahaan
penerbit, komite audit yang dimiliki oleh perusahaan, kantor akuntan publik
yang mengaudit laporan keuangan perusahaan, rasio total hutang terhadap
total ekuitas (DER), total aktiva perusahaan, perhitungan yield to maturity
dengan melibatkan nilai nominal obligasi, coupon rates, periode jatuh tempo
obligasi serta harga obligasi. Adapun periode yang digunakan dalam
melakukan penelitian ini yaitu selama periode 2005··2006.
B.
Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah keseluruhan gejala atau satmm yang ingin diteliti.
Sementara itu, sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti,
oleh karena itu, sampel harus dilihat sebgai suatu pendugaan terhadap
populasi dan bukan populasi itu sendiri. (Bailey, 1994;83)
Adapun populasi di dalam penelitian ini adalah emiten di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dengan periode observasi selama periode 2005-2006.
sedangkan sampel yang akan diteliti di dalam penelitian ini menggunakan
metode pemilihan sampel yaitu jugdement sampling atau disebut juga
purposive sampling yang digunakan atas dasar strategi kecakapan atau
/-------------~
Cpertimbangan
',,,...___
prib~i
--------------
semata serta dengan menentukan kriteria khusus
h/..
"
terhadap sampel. Kriteria-kriteria sampel didalam penelitian ini adalah:
1. Obligasi yang diterbitkan dan beredar selama periode pengamatan.
2. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada periode 2005-2006.
3. Obligasi yang nlasih aktif beredar di pasar dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
4. Obligasi yang perusahaan penerbitnya terdaftar dalam peringkat obligasi
yang dikeluarkan oleh PT PEFINDO selama kurun waktu pengan1atan.
5. Emiten obligasi yang go public yang memiliki kelengkapan laporan
keuangan tahunan dalam kurun waktu penelitian 2005-2006.
C.
Metode Pengurnpulan Data
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Cara pengurnpulan data dengan mengadakan kegiatan melihat,
memahan1i dan menghayati, serta mencatat secara teratur topik-topik
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, baik dengan cara
membaca maupun mengutip bal1asan yang berkaitan dengan penelitian
ini. Tak kurang penting juga bahan-bahan yang diperoleh selama
perkuliahan seperti buku-buku ataupun jurnal.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Cara pengumpulan data yang dipergunakan dan diperoleh adalah dengan
cara terjun langsung pada capital market reference center yang berada di
BEI untuk mengumpulkan data penelitian terhadap objek yang diteliti.
D.
Metode Analisis Data
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas suatu data sangat diperlukan dalam penggunaan statistik
parametrik. Untuk menguji normalitas distribusi populasi diajukan
hipotesis sebagai berikut:
HO : Data berasal dari populasi berdistribusi nonnal
H 1 : Data yang berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Uji yang dilakukan untuk menentukan normalitas suatu data adalah uji
Kolmogorov-Smimov. Kriteria yang dipergunakan yaitu menerima Ho
apabila nilai signifikan lebih dari tingkatan alpha yang telah ditentukan
yaitu 0,05 (5%).
HO diterima apabila sig. > 0,05
HO ditolak apabila sig. < 0,05
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinieritas
Pengujian ini dilakukan unmk melihat apakah pada model regresi
terdapat korelasi antara variabel independent, model regresi yang
baik adalah model regresi yang tidak terjadi korelasi diantara
variabel independent. Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya
multikolinearitas pada model regresi dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
(I) Dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor)
Jika model regresi memiliki angka VIF lebih besar dari pada nilai
10 maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas dan
sebaliknya jika model regresi memiliki angka VIF kurang dari 10
maka pada model regresi dikatakan tidak terdapat masalah
multikolinearitas (Ghozali, 2002:91)
(2) Dilihat dari nilai tolerance
Jika model pada regresi memiliki nilai toleran kurang dari 0, 10
maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas dan jika
sebaliknya model regresi memiliki nilai toleran lebih dari 0, 10
maka dapat dikatakan model regresi tidak terdapat masalah
multikolinearitas.
b. Uji Autokolerasi
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah model regresi linear
terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan
kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelunmya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autok:orelasi. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya. Masalah ini timbul kare11a residual (kesalahan
penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
(Ghozali,
2002:95).
U11tuk melihat ada tidaknya masalah
autokorelasi digunakan uji Run. Uji Run sebagai bagian dari statistik
11011-parametrik dapat pula digunakan untuk me11guji apakah antar
residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak
terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah
acak atau random Run test digunakan untuk melihat apakah data
residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). (Ghozali,
2002:103).
Ho : Residual random (acak)
Ha : Residual tidak random
Pengambilan keputusan:
Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05
Ho ditolakjika nilai signifikan < 0,05
c. Uji Heterokedastisitas
Pe11gujian ini bertujuan u11tuk menguji apakah didalam model regresi
terdapat ketidaksamaan varians dari residual suatu pengan1atan. Jika
varians dari residual suatu pengamatan yang lain tetap berarti telah
terjadi homoskedastisitas. Jika terjadi homoskedastisitas dikatakan
mempunyai model yang baik, cara mendeteksi dengan melihat
Pada hipotesis pertama menyatakan: pengaruh corporate governance
terhadap peiingkat obligasi, yaitu:
1) Pengaruh kepemilikan institusi dengan peringkat obligasi
Tidak terdapat pengaruh positif antara
kepemilikan
institusi
dengan
peiingkat
obligasi
Terdapat
pengaruh
kepemilikan
instiitusi
positif
dengan
antara
peiingkat
obligasi
2) Pengaruh komisaris independen dengan peringkat obligasi
Tidak terdapat pengaruh positif antara
komisaris
independen derigan peringkat
obligasi
Terdapat pengaruh positif antara komisaiis
Independen dengan peringkat obligasi
3) Pengaruh komite audit dengan peringkat obligasi
Tidak terdapat pengaruh positif antara
komite audit dengan peringkat obligasi
Terdapat pengaruh positif antara komite
audit dengan peringkat obligasi
4) Pengarub Kepemilikan manajerial terhadap peringkat obligasi
Ho : f3y,x. = 0
Tidak terdapat pengaruh negatif antara
kepemilikan manajerial dengan peringkat
obligasi
Terdapat
pengaruh
negatif
antara
kepemilikan manajerial dengan peringkat
obligasi
Hipotesis pertama ini akan diuji dengan regresi logistik biner. Uji
regresi logistik biner dipergunakan karena variabd dependen penelitian
ini merupakan variabel yang bersifat kategorikal atau variabel yang
berbentuk skala ordinal, yang memiliki dua nilai yaitu; 1 untulc peringkat
yang masuk ke dalam investment grade, dan 0 untuk peringkat yang
masuk ke dalam speculative grade.
b.
Analisis Logistic Regression
Analisis regresi logistik digunakan untuk melihat pengaruh
sejumlah variabel independen terhadap variabel dependen yang
berupa variabel kategorik. Regresi yang digunakan didalam
penelitian ini adalah regresi logistik biner, yaitu regresi logistik
dimana variabel dependennya berupa variabel dikotomi atau biner,
yaitu peringkat obligasi dimana terdapat 2 kategori yaitu:
investment grade dan speculative
grad.~.
Analisis logistic
regression pada penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh
corporate governance terhadap peringkat obligasi, dengan
persamaan sebagai berikut:
1n(Yi-7r)= /Jo+ /J1;r1 + /J2;r2 + /J'X' + /J<X< + /Jszs + /36%6 + /31 ;r1
Keterangan
In[n/1-n] adalah log odds ratio, atau lo git
ln[n/1-n]
=
Peringkat obligasi perusahaan yimg diterbitkan oleh PT
PEFINDO, V ariabel
ini kategorikal, yaitu:
0
=
speculative grade, 1 = investment grade.
X1
=
Kepemilikan institusi, yang ditunjukkan dengan persentase
saham biasa perusahaan yang dimiliki oleh institusi.
Xi
=
Komisaris independen, yang ditunjukkan dengan persentase
komisaris yang tidak mempunyai kaitan dengan manajemen
perusahaan.
XJ
=
Komite audit, merupakan variabel dummy, 1 jika terdapat
komite audit, 0 jika tidak terdapat komite audit.
X4 = Kepemilikan manajerial, merupakan variabel dummy, 0 jika
tidak terdapat kepemilikan manajerial, l jika terdapat
kepemilikan manajerial
Xs
=
Kualitas audit, merupakan variabel dummy, 0 jika diaudit
oleh KAP non big 4, I jika diaudit oleh KAP big 4.
X6 = Logaritma natural dari ukuran perusal1aan yaitu total asset.
X1 = Rasio kewajiban tehadap ekuitas, total kewajiban dibagi total
ekuitas
I)
Penilaian Terhadap Goodness-of-Fit Model
Pengujian terhadap kecocokan model regresi logistik berbeda
dengan regresi linier, namun secara keseluruhan agak mirip
dengan yang berlaku pada regresi berganda linier; yaitu
dengan menjumlahkan kuadrat error dengan teknik nilai
likelihood (yaitu
minimum
=
=
-2 x log likelihood atau -2 x LL. -211
0 dan maksimum
=
1. Null model adalah model
yang dihitung menggunakan rata-rata mernpakan basis
perbandingan uji kecocokan model regresi logistik.
R2 logit = -2 LLnull - (-2 LLmodel)
-2LLnull
0 < R2 logit < 1
2)
Uji Signifikansi Koefisien
Uji
hipotesis
tentang
signifikansi
koefisien
variabel
independen secara parsial berbeda dari no! mirip dengan
OLS, yaitu dengan Wald Statistic. Statistik Wald untuk
koeifisien f3 adalah:
Waid =
[
f3/s.e. f3]2
berdistribusi X2 dengan derajat bebas
=
1. Statistik Wald
secara sederhana dapat dihitung pula sebagai kuadrat dari
nilai statistik t.
Uji
hipotesis
tentang
signifikansi
koefisien
variabel
independen secara simultan menggunakan likelihood ratio
(LR), atau c2, di mana:
LR[i]
=
-2[LL( a)- LL( a,
p) ]
4. Model Pengujian Hipotesis Pengaruh corporate governance dengan
yield obligasi
a. Hipotesis penelitian
Pada hipotesis kedua menyatakan: pengaruh corporate governance
terhadap yield obligasi, yaitu:
1)
Pengaruh kepemilikan institusi dengan yield obligasi
Ho: py,x, = 0
Tidak terdapat pengaruh negatif antara
kepemilikan institusi denganyield obligasi
Terdapat
pengaruh
negatif
antara
kepemilikan institusi d1~ngan yield obligasi
2)
Pengaruh komisaris independent denganyield obligasi
Ho: py,x,= 0
Tidak terdapat pengaruh negatif antara
komisaris independent dengan yield obligasi
Ha: py,x,c/ 0
Terdapat pengaruh negatif antara komisaris
independent dengan yield obligasi
3)
Pengaruh komite audit dengan yield obligasi
Ho: py,x, = 0
Tidak terdapat pengaruh negatif antara
Ha : py,x, i- 0
Terdapat pengaruh negatif antara komite
audit denganyield obligasi
4)
Pengaruh Kepemilikan manajerial terhadap yield obligasi
Ho: py,x, = 0
Tidak terdapat pengaruh positif antara
manajerial
Kepemilikan
dengan
yield
obligasi
Ha : py,x, i- 0
Terdapat
pengaruh
Kepemilikan
manajerial
positif
dengan
antara
yield
obligasi
Hipotesis kedua ini akan diuji dengan regresi berganda.
Uji regresi berganda dipergunakan karena untuk melihat
pengaruh sejumlah variabel independen terhadap variabel
dependen atau untuk memprediksi nilai suatu variabel
dependen berdasarkan nilai variabel-variabel independen.
(Stanislaus S. Uyanto, 2006:213).
Sebelum menggunakan uji regresi berganda, terlebih
dahulu dilakukan uji kelayakan model regresi yang meliputi uji
normalitas dan uji asumsi klasik untuk memenuhi persyaratan
model regresi.
b. Analisis regresi berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh
corporate governance terhadap yield obligasi, dengan persamaan
regresi sebagai berikut:
Keterangan
Y=
Yield obligasi perusahaan yang dihitung berdasarkan harga
obligasi pada bulan setelah tahun pengamatan.
J{;!p
I
Kepemilikan institusi, yang ditunjukkan dengan persentase
saham biasa perusahaan yang dimiliki oleh institusi.
X2 =
Komisaris independen, yang ditunjukkan dengan persentase
komisaris yang tidak mempunyai kaitan dengan manajemen
perusahaan.
X3 =
Komite audit, merupakan variabel dummy, 1 jika terdapat
komite audit, 0 jika tidak terdapat kornite audit.
(~
Kepemilikan manajerial, merupakan variabel dummy, 0
\~
jika tidak terdapat kepemilikan mani\jerial, 1 jika terdapat
,''
.
kepemilikan manajerial
\
\
i,Xs'f
.
I
Kualitas audit, merupakan variabel dummy, 0 jika diaudit
oleh KAP non big 4, 1 jika diaudit oleh KAP big 4.
X6 =
Logaritma natural dari ukuran perusalJ,aan yaitu total asset.
X1 =
Rasio kewajiban terhadap ekuitas, total kewajiban dibagi
total ekuitas
Ei =
Variabel penganggu
1)
Uji t Statistik (Uji Test ofsignificant)
Untuk memperoleh keyakinan tentmg kebaikkan dari model
regresi dalam memprediksi,
maka diperlukan adanya
pengujian terhadap siguifikansi dari masing-masing koefisien
dari model. Untuk menguji koefisien dari masing-masing
model, uji yang digunakan adalah uji t. Aturan penerimaan
dan penolakkan hipotesis menggunakan uji t, dimana Ho
diterima jika t hitung lebih kecil daripada t tabel dan Ho
ditolak jika t hitung lebih besar daripada t tabel (Santosa dan
Ashari, 2005: 146).
2)
Uji F Statistik
Uji F (pengujian simultan) dilakukan untuk mengetahui
hubungan
variabel
independent
secara
bersama-sama
terhadap variabel dependen. Aturan keputusan dalam uji F ini
adalah menerima Ho jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau
sig F lebih besar dari alpha (5%) dan menolak Ho jika F
hitung lebih besar dari F tabel atau nilai sig F lebih kecil dari
alpha (Santosa dan Ashari,2005:143)
3)
Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R~I
Untuk menentukan seberapa besar varia.bel independent dapat
menjelaskan variabel dependen, malca perlu diketahui nilai
koefisiensi determinasi (Adjusted R2). Nilai koefisiensi
determinasi dapat menjelaskan kebaikkan nilai regresi dalam
memprediksi variabel dependen.
Semakin tinggi nilai
koefisien determinasi akan semakin baik kemampuan
variabel independen dalam menjelaslkan perilakn variabel
dependen (Santosa dan Ashari,2005:144)
E.
Operasional Variabel Penelitian
1.
Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah suatu variabel yang ada atau terjadi
mendahului variabel terikatnya. Keberadaan variabel ini di dalam
penelitian merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau
topik penelitian (Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah,
2006:67). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Kepemilikan institusi
Kepemilikan institusi merupakan salah satu proksi dari corporate
governance. Variabel ini merupakan besarnya saham yang dimiliki
oleh institusi dibagi dengan total saham yang beredar. Hasil
pengujian terhadap peringkat diharapkan terdapat tanda koefisien
positif. Sebaliknya hasil pengujian terhadap yield obligasi
diharapkan terdapat tanda koefisien negatif.
b. Komisarisindependen
Komisaris independen merupakan salah satu proksi dari corporate
governance. Variabel ini diukur dengan perbandingan antara
jumlah komisaris independent dengan banyaknya' komisaris pada
perusahaan
penerbit.
Hasil
pengujian
terhadap
peringkat
diharapkan terdapat tanda koefisien positif. Sebaliknya hasil
pengujian terhadap yield obligasi diharapkan terdapat tanda
koefisien negatif.
c. Komite audit
Komite audit merupakan komite bentukan komisaris yang
diwajibkan dibentuk dalam pedoman corporate governance.
Pengukuran komite audit dilakukan dengarn ada tidaknya komite
audit pada perusahaan emiten. Karena banyaknya komite audit
rata-rata disetiap perusahaan emiten adalah satu banding tiga, maka
komite audit diukur dengan skala ordinal, yaitu 0 jika tidak
terdapat komite audit, dan I jika terdapalt komite audit. Hasil
pengujian terhadap peringkat diharapkan terdapat tanda koefisien
positif. Sebaliknya hasil pengujian terhadap yield diharapkan
terdapat tanda koefisien negatif.
cl. Kepemilikan manajerial
Kepemilikan manajeiial adalah ada tidaknya komisaris clan direksi
yang memiliki saham pada perusahaan dimana mereka menjabat
sebagai komisaris dan direksi. Jumlah kepemilikan manajeiial
sebagian besar kurang dari I%, sehingga variasi jumlah
kepemilikan manajerial tidak banyak, se:hingga variabel ini
menggunakan dummy, yaitu 0 jika tidak terdapat kepemilikan
manajerial, dan I jika terdapat kepemilikan manajerial. Dalam
penelitian
ini
diharapkan
adanya
kepemilikan
manajerial
berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi, dan berhubungan
positif terhadap yield obligasi.
2.
Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang diakibatkan atau
dipengaruhi oleh vruiabel bebas. Keberadaar: variabel ini sebagai
variabel yang dijelaskan dalrun fokus atau topik penelitian (Brunbang
Prasetyo dan Lina Miftalml Jannah, 2006:68). Variabel terikat yang
digunakan dalrun penelitian ini adalah:
a. Peringkat obligasi
Variabel peringkat ditentukan dengan menggolongkan peringkat
sesuai kategori peringkatnya. Variabel periingkat dikelompokkan
menjadi dua kategori, yaitu: (1) kategori speculative grade untuk
perusahaan yang risiko defaultnya tinggi. Kategori ini dinyatakan
dalrun peringkat BB-D. dan (2) kategori investment grade untuk
perusahaan yang risiko defaultnya rendah. Kategori ini dinyatakan
dalrun peringkat AAA-BBB. Variabel ini dinyatakan dengan
dummy, yaitu 0 jika masuk dalrun kategori speculative grade dan 1
jika masuk dalrun kategori investement grade.
b. Yield obligasi
Yield obligasi dihitung dengan pendekatan yield to maturity
(YTM).YTM merupakan keuntungan yang diperoleh pemegang
obligasi srunpai dengan obligasi tersebut jatuh tempo. YTM telah
memperhitungkan unsur bunga dan nilai waktu uang.
R-P
YTM approximation =
C+--n
xlOO %
R+P
2
Atau
INT
YTM
=
+[(M -PVX]
(M+PV){ n Xl00%
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau
dibuat konstan, sehingga akan mempengaruhi variabel utama yang
diteliti (Sugiono, 2006:4). Variabel kontrol yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Kualitas audit
Sesuai dengan penelitian VeJury et al. (2003 ), kualitas audit
(KUA) diukur menggunakan auditor spesialis industri, yang
menguasai pangsa pasar. Drui semua perusahaan yru1g menerbitkru1
obligasi, hrunpir semuanya diaudit oleh KAP big 4, sehingga
berdasarkan penelitian Velury et al. (2003) laporan keuangan yang
diaudit oleh KAP big 4 lebih berkualitas. Karena variasi
perusahaan yang menggunalcan KAP big 4 dan non big 4 runat
sedikit, maka pengukuran variabel ini menggunakan dUillffiy, yaitu
0 jika auditor berasal dari KAP non big 4, clan 1 jika auditor dari
KAP big 4. Yang termasuk KAP big 4 adalah Ernest and Young,
PricewaterhouseCoopers, KPMG, Deloitte Touche and Tohmatsu.
Sedangkan yang termasuk KAP non big 4 adalah KAP yang tidak
termasuk kedalam KAP big 4 diatas.
b. Total asset
Total asset (LTA) yang digunakan dalam penelitian ini adalah
logaritma natural dari besarnya total asset yang dimiliki perusahaan
pada akhir tahun. Semakin besar total asset yang dimiliki
perusahaan diharapkan semakin memptmyai kemampuan dalam
melunasi kewajiban di masa depan, sehingga hasil pengujian total
asset diharapkan berhubungan positif terhadap peringkat obligasi,
dan berhubungan negatif terhadap yield obligasi.
c. Rasio kewajiban terhadap ekuitas
Rasio debt to equity (DER) merupakan perbandingan antara total
kewajiban perusahaan pada akhir tahun dengan total ekuitas yang
dimiliki perusahaan pada akhir tahun. Pemsahaan yang mempunyai
DER yang besar akan lebih memiliki risiko yang
dibanding perusahaan yang DER-nya kecil.
lebih besar
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Bursa Efek Indonesia
Pasar modal telah lama ada di bnmi nusantara tercinta ini. Hal
tersebut ditandai dengan berdirinya Bursa Efek pertama yang dibentnk
oleh pemerintah Hindia Belanda di Batavia pada tahun 1912. Karena
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda, tentu saja bursa tersebut
diperuntukkan bagi kepentingan pemerintah Hindia Belanda yang saat itu
menjajah Indonesia. (Purwanta dan Fakhrnddin,2006: 1)
Perkembangan pasar modal Indonesia dapat dikelompokkan dalam
beberapa periode, yaitu:
a.
Masa penjajahan
Pada abad ke-19 dalam upaya meningkatkan perekonomian
Indonesia, pemerintah Hindia Belanda rnembangun perkebnnan
secara besar-besaran di Indonesia. Pengembangan perkebnnan dan
perdagangan pada nmumnya memerlukan pernbiayaan yang cukup
besar. Salah satu snmber pendanaan diperoleh dari para penabung
yang sebagian besar adalah orang-orang Belanda dan orang Eropa
lainnya. Untnk menghimpun dana tersebut, pengusaha-pengusaha
Hindia Belanda mendirikan Vereniging voor de effecten di Batavia
dan sekaligus memulai perdagangan efek pada tanggal 14 Desember
1912.
Efek
yang
diperdagangkan
pada
masa
itu
adalah
saham/obligasi perusahaan perkebunan Hindia Belanda yang
beroperasi di Indonesia.dengan semakin berkembanganya pasar
modal Batavia tersebut, kemudian Bursa Efek dibuka juga di
Surabaya tanggal 11 Januari 1925 dan di Semarang pada tanggal 1
Agustus 1925.
Ketika suhu politik di Eropa meningkat pada awal tahun
1939, pemerintah Hindia Belanda memusatkan perdagangan Efek di
Jakarta, dan menutup Bursa Efek di Semarang dan Surabaya. Ketika
perang dunia II berkecamuk, Bursa Efek di Jakartajuga ditutup pada
tang gal 10 Mei 1940.
b.
Masa orde lama
Pada tahun 1949 pemerintal1 Hindia Belanda mengakui
kedaulatan Republik Indonesia, dan pada tahun 1950 pemerintah
menerbitkan Obligasi Republik Indonesia se1ta mendorong keinginan
untuk mengaktifkan kembali Bursa Efek Indonesia dengan tujuan
untuk mencegah mengalimya Efek-Efek ke luar negeri. Pada tahun
1958
kegiatan
perekonomian
bursa
terhenti
yang
tidak
Fakhruddin,2006:2)
akibat
inflasi
menentu.
dan
keadaan
(Purwanta
dan
c.
Masa orde baru
Perekonomian Indonesia pada masa orde lama mengalami
tingkat Inflasi sebesar 650 % pada tahun 1966, kemudian mengalami
penurunan menjadi 24,75 %pada tahun 1969 saat mulai dicanagkan
Rencana Pembangunan Lima Tahun I (REPELITA I). Repelita I
memerlukan dana yang cukup besar, untuk itu kepada masyarakat
dianjurkan untuk membiasakan diri menabung (Deposito, Tabanas,
Taska). Pengerahan dana melalui masyarakat yang bersifat jangka
pendek melalui pasar uang dinilai sangat berhasil. Dengan
keberhasilan tersebut pemerintah mulai rnelakukan persiapanpersiapan untuk membentuk pasar modal.
Pada tahun 1976 pemerintah mengal•:tifkan kembali Pasar
Modal Indonesia yang d4dahului dengan dibentuknya Badan
Pelaksana Pasar Modal, Badan Pembina Pasar Modal, dan PT
Danareksa melalui keppres nomor 52 tahun 1976, yang mempunyai
fungsi dan tugas membina dan mengatur pelaksanaan teknis pasar
modal. Pada tanggal 10 Agustus 1977 Pasar Modal Indonesia secara
resmi diaktifkan kembali yang ditandai dengan adanya perdagangan
saham pada PT Semen Cibinong.
Tahun 1995 merupakan babak baru dalam proses pembelian
saham di bursa yang ditandai dengan peluncuran Jakarta Automated
Trading System (JATS), sebuah sistem perdagangan otomatis dengan
menggantikan sistem perdagangan manual tanggal 22 Mei 1995.
Sistem yang tergolong moderen tersebut dapat memfasilitasi
perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih
menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan dibanding sistem
perdagangan manual.
d.
Masa orde Reformasi hingga saat ini
Walaupw1 ekonomi Indonesia mengalmni kinerja yang tidak
mengembirakan akibat terjadinya krisis ekonomi, pasar modal tetap
mampu bertahan dan secara bertahap mengalami perbaikkan dan
pertumbuhan. Sepanjang era ini, terdapat beberapa pencapaian antara
lain: penerapan sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading),
percepatan sistem penyelesaian (settlement) dari 4 hari (T+4)
menjadi lebih singkat yaitu 3 hari (T+3), sistem perdagangan jarak
jauh (remote trading), pengembangan beragmn jenis surat berharga
lainnya, dm1 sebagainya. Serta Penggabungan Bursa Efek Surabaya
(BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubaJh nama menj'adi Bursa
Efek Indonesia (BEI). (Purwanta dan Fakhruddin,2006:2)
2. Sejarah PT. PEFINDO
PT. PEFINDO atau "PT Pemeringkat Efek Indonesia" didirikan di
Jakarta tanggal 21 Desember 1993 oleh inisiatif dari BAPEPAM (Badan
Pengawas dan Pelaksana Pasar Modal) dan Bank Indonesia. Pada tanggal
13 Agustus 1994, PEFINDO mendapat surat izin operasi (No. 39/PMPI/1994) dari BAPEPAM dan menjadi salah satu dari institusi pembantu
dari bursa efek Indonesia.
Fungsi utama dari PEFINDO adalah menyediakan secara objektif,
bebas dan rating terpercaya didalam resiko kredit dari penerbitan umum
obligasi dalam aktivitas peratingan. Selain aktivitas pemeringkat,
PEFINDO melanjutkan untuk memproduksi dan mempublikasi informasi
kredit yang berhubungan dengan hutang. Produk publikasi meliputi opini
kredit di dalam perusahaan besar yang menerbitkan obligasi dan
underlying sektor.
PEFINDO adalah sebuah perseroan terbatas swasta dan pada bulan
Desember 1996 dimiliki oleh pemegang saham perusahaan domestik,
terdiri dari banyak pendanaan pensiun, bank-banlc, asuransi, Jakarta Stock
Exchange (JSX), Surabaya Stock Exchanges (SSX) dan perusahaanperusahaan sekuritas. Untuk mempertinggi metodelogi rating dan kriteria
sama halnya dengan proses peratingan, PEFINDO disuport oleh afiliasi
global patnernya yaitu Standard & Poor's Rating Services (S&P's).
PEFINDO juga melanjutkan untuk berpartisipasi aktif di Asian Credit
Rating Agencies Association (ACRAA)
B. Pengolahan Data dan Analisis Data
I. Deskripsi Data Penelitian
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan fasilitas
elektronik dengan menggunakan program Microsofi' Excel dan SPSS 15.
Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan teknik
penentuan sampel, yaitu jugdement sampling atau disebut juga purposive
sampling. San1pel penelitian diperoleh dari PT PEFINDO selama periode
2005-2006, dengan kriteria sampel yang telah dibuat oleh penulis.
Penelitian ini
menggunakan
sampel
sebanyak 33
obligasi
yang
peringkatnya diterbitkan oleh PT PEFINDO selarna tahun pengamatan.
Langkah selanjutnya adalah dengan meneliti laporan keuangan tahunan
perusahaan sampel, untuk mendapatkan data yang <liperlukan sehubungan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Selain itu juga dipelukan
data harga obligasi, coupon obligasi masa jatuh tempo obligasi, serta nilai
nominal
dari
obligasi,
untuk menghitung yield obligasi
dengan
menggunakan rumus YTM approximation.
a
Peringkat Obligasi
Data peringkat obligasi perusahaan diperoleh dari PT PEFINDO
selama kurun waktu penelitian. Data peringkat obligasi ini mencakup
golongan obligasi yang masuk ke dalam Investment Grade (AAA+
sampai BBB-) dan Speculative Grade (BB+ san1pai D). Adapun data
peringkat obligasi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Peringkat Obligasi 2005-2006
No
Obligasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
RCTI Bond I Year 2003
!NDOSAT Bond IV Year 2005
APOL Bond I Year 2003
SMRA Bond I Year 2003
ASGR Bond I Year 2003
MYOR Bond II Year 2003
CPIN Bond I Year 2003
Alfu Retailindo Bond I Year 2003
Adhi Karva Bond II Year 2003
Anexindo Pratama Dula Bond I vear 2005
Indofood Sukses Makmur Bond II Year 2003
Indofood Sukses Makmur Bond III Year 2004
Matahari Putra Prima Bond I Year 2002
Matahari Putra Prima Bond II Year 2004
Indosiar Visual Mandiri Bond I Year 2003
Duta Pertiwi Bond IV Year 2003
Trimegah Securities Bond I Year 2004
Perum Pegadaian Bond VI Year 1999
Perum Pegadaian Bond VII Year 2000
Surya Citra Televisi Bond I Year 2003
Branta mulia Bond I Year 2004
Bank BNI Bond I Year 2003
Bank Panin Subordinated Bond I Year 2003
Bank Tabungan Negara Bond IX Year 2003
Bank Tabungan Negara Bond X Year 2004
Bank Tabungan Negara Bond XI Year 2005
Bank Eksoor Indonesia Bond I Year 2003
Bank DK! Bond IV year 2004
Medco Energi Intemasional Bond I vear 2004
Lontar Panvms Pluo & Paoer Bond I year 2000 seri A
Lontar Papyrus Plup & Paner Bond I vear 2000 seri B
Indah Kial Pulo and Paoer Bond I vear 1999 seri A
Indah Kia! Pulo and Paper Bond I year 1999 seri B
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Perino:kat
2005
2006
idAidA
idAA+
idAA+
idAidAidBBB
idBBB+
idAidAidA
idA
idBBBidBBB
idAidAidBBB+
idBBB+
idAidAidAA
idAA
idAA
idAA
idA
idA+
idA+
idA
idAidBBB
idBBBidBBBidAidAidAA
idAA
idAA
idAA
idAidAidAidAidAidA
idBBB+
idAidAidA
idAidA
idAidA
idBBB+
idBBB+
idBBB
idBBB
idAAidAAidD
idD
idD
idD
idD
idD
idD
idD
Sumber: PT PEFJNDO
b
Yield Obligasi
Yield to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian yang akan
diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo.
(;
pembayaran kupon bunga sampai dengan tanggali jatub tempo dengan
mengasumsikan adanya reinvestasi dari kupon yang diterima dengan
tingkat bunga yang sama dengan YTM tersebut (Kesumawati, 2003).
Rumus YTM approximation adalah:
R-P
C+--
YTM approximation = -=---'=n~xI 00%
R+P
2
Atau
- INT+[(M-PVXJ
0
YTM (M +PV){
XIOOYo
Keterangan:
C=kupon
n = periode waktu yang tersisa (tahun)
R = redemption value
P = harga pembelian (purchase value)
Berdasarkan rumus diatas, peneliti menghitung yield dengan data-data
pokok, seperti coupon, jatub tempo, nilai nominal!, serta ~arga obligasi
yang diperoleh melalui majalah investor tahun 2005 dan 2006 dan
laporan keuangan tahunan masing-masing perusahaan penerbit.
Adapun perhitungan YTM adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Coupon, Nilai nominal, Barga obligasi, Jatuh Tempo, dan Yield Obligasi 2005
No
Obligasi
RCTI I 2003
1
!SAT IV 2005
2
APOLI2003
3
SMRAI2003
4
ASGRI2003
5
MYORII2003
6
CPIN 12003
7
ALFAI2003
8
ADIK II2003
9
APEXI2005
10
INDF II 2003
11
INDF III 2004
12
MPPAI2002
13
MPPAII2004
14
IDKMI2003
15
DUTIIV2003
16
TRIMI2004
17
PUPGVI 1999
18
PUPG VII 2000
19
20
SCTV I 2003
BRAMI2004
21
BBNI 12003
22
23
PNBN Sub I 2003
24
BTNGIX2003
BTNGX2004
25
26
BTNGXI2005
27
BEX! I 2003
BDKIIV2004
28
MEDCI2004
29
30 LONTARI 2000 A
31 LONTAR I 2000 B
INKPI 1999 A
32
INKP I 1999 B
33
Sumber: Data dw/ah
Coupon
(%)
Nilai Nominal (Rp
dalam jutaan)
13,5
12
14,25
15,13
13,38
14
14
13,75
14,5
12,25
13,5
12,5
17,88
13,8
12,8
15,675
15,675
15,5
11,45
13,75
13,5
13,125
14,25
12,5
12,2
12
13
12,5
13, 125
0
0
14
14
550.000
815.000.000.000
171.000
200.000
150.000
200.000
500.000
125.000
200.000
510.000
1.500.000
1.000.000
450.000
300.000
696.207,05
500.000
41.350
135.000
150.000
425.000
275.000
10.000
100.000
750.000
750.000
750.000
300.000
700.000
1.350.000
1.000.000
1.000.000
257.439,934209
500.000
Harga
Obligasi
(%)
101,6
100
99,43
105,5
102,35
101,3
90
99,68
103
100
102
99,98
109,5
100,94
100
101,46
100
98,3
100
100,45
100,5
102,52
100,51
100,2
100
99,35
101,9
98,5
100
64,95
64,95
73
70,6
Jatuh
Tempo
Yield
(%)
5
6
5
5
5
4,99
4,99
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
8
8
5
5
8
5
5
5
5
5
5
5
10
10
10
13
13,08
12
14,41
13,65
12,76
13,65
16,85
13,84
13,69
12,25
12,97
12,50
15,26
13,55
12,8
15,27
15,68
15,85
11,45
13,63
13,37
12,65
14,l l
12,45
12,2
12,17
12,5
12,9
13,125
4,25
4,25
19,31
19,06
Tabel4.3
Coupon, Nilai nominal, Harga, Jatuh tempo, dan yield Obligasi tabun 2006
Obligasi
No
RCTI 12003
ISAT IV 2005
APOLI2003
SMRAI2003
ASGRI2003
5
MYORII2003
6
CPIN I 2003
7
ALFAI2003
8
ADIKII 2003
9
APEXI2005
10
II
INDF II 2003
12
INDF III 2004
MPPA 12002
13
14
MPPA II 2004
IDKMl2003
15
DUTIIV2003
16
TRIMI2004
17
PUPGVI 1999
18
PUPG VII 2000
19
20
SCTVI2003
21
BRAMI2004
BBNII2003
22
23
PNBN Sub I 2003
BTNGIX2003
24
25
BTNGX2004
BTNGXI2005
26
BEX! I 2003
27
28
BDKI IV2004
29
MEDCI2004
30 LONTAR I 2000 A
31 LONTAR I 2000 B
32
INKP I 1999 A
INKP 11999 B
33
Sumber: Data dwlah
l
2
3
4
c
Coupon
(%)
Nilai Nominal (Rp
dalam jutaan)
13,5
12
14,25
15,13
13,38
14
14
13,75
14,5
12,25
13,5
12,5
17,88
13,8
12,8
15,675
15,675
15,5
11,45
13,75
13,5
13,125
14,25
12,5
12,2
12
13
12,5
13,125
0
0
14
14
550.000
815.000.000.000
171.000
200.000
150.000
200.000
500.000
125.000
200.000
510.000
1.500.000
1.000.000
450.000
300.000
696.207,05
500.000
41.350
135.000
150.000
425.000
275.000
10.000
100.000
750.000
750.000
750.000
300.000
700.000
1.350.000
1.000.000
1.000.000
257.439,934209
500.000
Harga
Obligasi
(%)
94
89,2
91,94
99,5
99,35
96,5
90,45
99,03
100,6
92
100,55
99,98
105,15
101,05
9J,75
99,25
100
98,3
100
100,45
100,5
102,52
100,51
97,7
97,3
96,3
99,5
75
99,7
64,95
64,95
63
63
Jatuh
Tempo
Yield
(%)
5
15,15
14,59
16,53
15,27
13,55
14,96
16,71
14,01
14,34
14,43
13,35
12,51
16,43
13,52
15,07
15,88
15,68
15,85
ll,45
14,6
14,87
13,I
16,28
13,11
J2,91
J2,98
13,13
20
13,2
4,25
4,25
2J,72
20,67
6
5
5
5
4,99
4,99
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
8
8
5
5
8
5
5
5
5
5
5
5
JO
JO
JO
13
Corporate Governance
Data untuk Corporate Governance yang terdiri dari: kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen, dan
komite audit didapat dari laporan keuangan tahunan masing-masing
perusahaan. Begitu pula dengan variabel kontrol yang terdiri dari total
asset, rasio DER, serta kualitas audit.
2. Pengujian Hipotesis Pengaruh Mekanisme Corporate governance terhadap
peringkat Obligasi
Analisis regresi logistik digunakan untuk melihat pengaruh
sejumlah variabel independen terhadap variabel dependen yang berupa
variabel kategorik. Regresi logistik yang digunak:m didalam penelitian ini
adalah regresi logistik biner, yaitu regresi logistik dimana variabel
dependennya berupa variabel dikotomi atau biner, yaitu peringkat obligasi
dimana terdap{t2kategori yaitu: investment grade clan speculative grade.
Analisis regresi logistik tidak mengharuskan data berdistribusi normal.
(Kuncoro 2000 dalam Nurhasanah 2003). Tahap awal dalam melakukan
analisis regresi logistik adalah dengan mengabatikan asumsi klasik.
Temyata hasil yang didapat dengan mengabaikan asumsi kla.sik membuat
model regresi menjadi tidak bagus, karena semua variabel tidak ada yang
siguifikan. Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada Lampiran Regresi
Logistik sebelum pengujian asumsi klasik.
Tahap kedua adalah dengan tidak mengabaikan asun1si klasik
artinya sebelum melakukan proses regresi logistik, penulis melakukan uji
asumsi klasik.
a. Uji Multikolinearitas
Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya rnultikolineatitas pada
model regresi dilakukan dengan cara sebagai betikut:
1) Dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor)
Jika model regresi memiliki angka VIF lebih besar dari pada nilai
10 maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas dan
sebaliknya jika model regresi memiliki angka VIF kurang dari 10
maka pada model regresi dikatakan tidak: terdapat masalah
multikolinearitas (Ghozali, 2001)
2) Dilihat dari nilai tolerance
Jika model pada regresi memiliki nilai toleran kurang dari 0, 10
maka dikatakan terdapat masalah multikolineatitas dan jika
sebaliknya model regresi memiliki nilai toleran lebih dari 0,10
maka dapat dikatakan model regresi tidak terdapat masalah
multikolinearitas.
Tabel 4.4
Uji Multikolinearitas untuk model regresi logistik
Model
I
(Constant)
kepemilikan
institusional
komisaris
independen
kornite
audit_durnrny
1
kepernilikau
rnanajerial_du
rnrny2
DER
kualitas
audit_dummy
3
LTA
Collinearity
Statistics
Unstandardized
Coefficients
Std.
Error
B
.709
4.019
Standardized
Coefficients
-.330
.141
-.246
-2.339
.023
.682
1.466
-.207
.171
-.162
-1.212
.230
.421
2.374
.132
.134
.107
.989 .327
.642
1.558
.020
.079
.029
.256 .799
.589
1.699
,035
.008
.561
4.570
.000
.502
1.992
.341
.074
.486
4.580
.000
.671
1.491
-.112
.024
-.478
-4.627
.000
.710
1.409
t
Sig.
Tolerance
Beta
VIF
5.670 .000
Sumber: Data d10/ah
Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen
yang terdiri dari kepemilikan institusional, komisaris independen, komite
audit, kepemilikan manajerial, kualitas audit, dan logaritma natural dari
total aktiva mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih
dari 0, 10, maka dapat disimpulkan bahwa:
Tabel 4.5
Kesimpulan Uji Multikoline:aritas
Variabel
Keo Inst
Korn Ind
Korn Au durnrnv 1
Ken Mni dummy 2
DER
Kua Aud durnrnv 3
LTA
Sumber: Data diolah
Tolerance
.682
.421
.642
.589
.502
.671
.710
VIF
1.466
2.374
1.558
1.699
1.992
1.491
1.409
Kesirnpulan
tidak t"!:i<!di multikolinearitas
tidak teriadi multikolinearitas
tidak terjadi multikolinearitas
tidak terjadi multikolinearitas
tidak t"!:i<!di rnultikolinearitas
tidak te!;jadi multikolinearitas
tidak tiorjadi multikolinearitas
b. Uji Autokorelasi
Untuk melihat ada tidaknya masalah autokorelasi digunakan uji
Run. Uji Run sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat pula
digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang
tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka
dikatakan bahwa residual adalah acak atau random Run test digunakan
untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak
(sistematis). (Ghozali, 2002:103).
Ho : Residual random (acak)
Ha : Residual tidak random
Pengambilan keputusan:
Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05
Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
Tabel 4.6
Uji Autokorelasi model regresi logistik
Runs Test
Test Value(a)
Cases"" Test Value
Cases >= Test Value
Total Cases
Number of Runs
z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized
Residual
.04949
33
33
66
28
-1.489
:137
Sumber: Data diolah
Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi sebesar
0,137, lebih besar dari alpha 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho
diterima, artinya residual random, maka tidak terdapat masalah
autokorelasi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dapat dilalrnkan menggunakan uji
Park. Uji park dilakukan dalam rangka mengetahui variabel
independen apa saja yang mengalami gejala heteroskedastisitas. Uji
park dilakukan dengan cara meregresikan nHai kuadrat logaritma
natural
residual
terhadap
independen
signifikan
dependen,
maka
variabel
independen.
secara statistik
ada
indikasi
Jika
variabel
mempengaruhi
variabel
terjadi
heteroskedastisitas
(Ghozali,2002: I 07).
Tabel 4.7
Uji Park
Model
I
(Constant)
kepemilikan
institusional
komisaris
independen
komite
audit_dumm
y l
kepemilikan
manajerial_d
ummy2
DER
kualitas
audit_dumm
y3
LTA
Sumber: Data dwlah
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
-8.173
3.309
Standardized
Coefficients
t
Sie.
Beta
-2.470
.016
1.625
.658
.278
2.469
.017
1.899
.797
.341
2.384
.020
-.864
.625
-.160
-l.382
.172
.886
.371
.289
2.388
.020
-.107
.036
-.393
-3.000
.004
-2.192
.347
-.716
-6.309
.000
.158
.ll3
.154
l.395
.168
Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel independen yang
dijelaskan oleh kepemilikan institusional memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,016 lebih kecil dari alpha 0,05, mtinya variabel ini terjadi
heteroskedastisitas. Komisaris independen memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,20 lebih kecil dari alpha 0,05, ar!inya variabel ini terjadi
heteroskedastisitas .. Komite audit memiliki nilai signifikm1si sebesar
0, 172 lebih besar dari alpha 0,05, mtinya vmiabel ini tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Kepemilikan
manajerial
memiliki
nilai
signifikansi sebesar 0,020 lebih kecil dari alpha 0,05, artinya variabel
ini terjadi heteroskedastisitas. DER memiliiki nilai signifikansi
sebesar 0,004 lebih kecil dari alpha 0,05, mtinya variabel ini terjadi
heteroskedastisitas. Kualitas audit memliki nilai signifikansi 0,000
lebih kecil dari alpha 0,05. LTA memiliki nilai signifikansi 0,168
lebih kecil dari alpha 0,05, artinya vm·iabel ini tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Tabel 4.8
Hasil uji Park
VariabeI independen
Komite Audit
LTA
Signifikan
0.172
0.168
Has ii
Tidak teriadi heteroskedastisitas
Tidak teriadi heteroskedastisitas
Sumber: Data dwlah
Dari hasil Uji park diatas, maka taliap berikutnya adalah
memasukkan variabel yang tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
diatas ke dalam model regresi logistik.
3.
Pengujian hipotesis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap
yield Obligasi.
Hipotesis kedua ini akan diuji dengan regresi berganda. Uji regresi
berganda dipergunakan karena untuk melihat pengaruh sejumfah variabel
independen terhadap variabel dependen atau untuk memprediksi nilai
suatu variabel dependen berdasarkan nilai variabel-variabel independen.
(Stanislaus S. Uyanto, 2006:213).
Sebelum menggunakan uji regresi berganda, terlebih dahulu
dilakukan uji kelayakan model regresi yang meliputi uji normalitas dan uji
asumsi klasik untuk memenuhi persyaratan model regresi.
a. Uji normalitas data
Uji yang dilakukan untuk menentukan normalitas suatu data adalah uji
kolmogorov smimov. Kriteria yang dipergunakan yaitu menerima Ho
apabila nilai signifikan lebih dari tingkatan alpha yang telah ditentukan
yaitu 0,05 (5%).
Ho diterima apabila sig. > 0,05
Ho ditolak apabila sig. < 0,05
Tabel 4.9
Uji normalitas Kolmogorov -Smimov
Unstandardized
Residual
1-~~~~~~~~~~~~~~r-~-~
N
66
.0000000
Normal Parameters(a,b) Mean
Std. Deviation
.02866563
Most Extreme
Absolute
.086
Differences
Positive
.084
Negative
-.086
Kolmogorov-Smimov Z
.701
Asymp. Sig. (2-tailed)
.710
Sumber: Data diolah
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,710, lebih
besar dari alpha
=
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima.
Artinya bahwa data berasal dari distribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya multikolinearitas pada model
regresi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
3) Dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor)
Jika model regresi memiliki angka VIF lebih besar dari pada nilai
I 0 maka dikatakan terdapat masalah rnultikolinearitas dan
sebaliknya jika model regresi memiliki angka VIF kurang dari 10
maka pada model regresi dikatakan tidak terdapat masalah
multikolinearitas (Ghozali, 2001)
4) Dilihat dari nilai tolerance
Jika model pada regresi memiliki nilai tole ran kurang dari 0, 1O
sebaliknya model regresi memiliki nilai toleran lebih dari 0, 10
maka dapat dikatakan model regresi tidlak terdapat masalah
multikolinearitas.
Tabel 4.10
Uji Multikolinearitas untuk model regresi berganda
Model
l
(Constant)
kepemilikan
institusional
komisaris
independen
komite
audit_dummy I
kepemilikan
manajerial_dum
my2
DER
kualitas
audit_dummy 3
LTA
Unstandardize
d Coefficients
Std.
Error
B
.126
.093
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Beta
1.354
.181
Colinearity
statistic
Toleranc
e
VIF
-.044
.019
-.331
-2.354
.022
.682
1.466
-.038
.022
-.301
-1.682
.098
.421
2.374
.049
.018
.399
2.755
.008
.642
1.558
-.016
.010
-.233
-1.541
.129
.589
1.699
.001
.001
.176
1.076
.286
.502
1.992
.005
.010
.072
.506
.615
.671
1.491
.000
.003
.018
.133
.895
.710
1.409
Sumber: Data dwlah
Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen
yang terdiri dari kepemilikan institusional, komisaris independen, komite
audit, kepemilikan manajerial, kualitas audit, dan logaritma natural dari
total aktiva mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance iebih
dari 0, 10, maka dapat disimpulkan bahwa:
Tabel 4.11
Kesimpulan Uji Multikolineaiitas
Variabel
Ken Inst
Korn Ind
Korn Au dummv I
Keo Mni dummy 2
DER
Kua Aud dummv 3
LTA
Sumber : Data diolah
Tolerance
.682
.421
.642
.589
.502
.671
.710
VIF
1.466
2.374
1.558
1.699
1.992
1.491
1.409
KesimJ:>Ulan
tidak teriadi multikolinearitas
tidak terjadi multikolinearitas
tidak teriadi multikolinearitas
tidak teijadi multikolinearitas
tidak teriadi multikolinearitas
tidak teriadi multikolinearitas
tidak teriadi multikolinearitas
c. Uji Autokorelasi
Untuk melihat ada tidaknya masalah autokorelasi digunakan uji
Run. Uji Run sebagai bagian daii statistik non-parametrik dapat pula
digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang
tinggi. Jika antai· residual tidak terdapat hubungan korelasi maka
dikatakan bahwa residual adalah acak atau random Run test digunakan
untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak
(sistematis). (Ghozali, 2002:103).
Ho : Residual random (acak)
Ha : Residual tidak random
Pengambilan keputusan:
Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05
Ho ditolakjika nilai signifikan < 0,05
Tabel 4.12
Uji Autokorelasi model regresi berganda
Unstandardized
Residual
.00019
Test Value(a)
Cases <Test Value
33
Cases>= Test Value
33
Total Cases
66
Number of Runs
33
z
-.248
Asymp. Sig. (2-tailed)
.804
bS-um~b~e~r-:D,,.....;at~a~d~io~w~h--...__________
Tabel diatas dapat disimpulkan babwa nilai signifikansi sebesar
0,804, Iebih besar dari alpha 0,05. Hal ini menunjukkan babwa Ho
diterima, artinya residual random, maka tidak terdapat masalab
autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dapat diuji dengan melihat diagram pencar
(scatter plot). Cara mendeteksi grafik scat.fer plot adalab sebagai
berikut:
I) Jika data memiliki pola menyebar atau titik-titik berada diatas dan
dibawab angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola
yang jelas, berarti data tersebut baik atau tidak terjadi
heterokedastisitas.
2) Jika data memiliki pola mengumpul atau membentuk suatu pola
tertentu (misalnya bergelombang, melebar,
kc~mudian
menyempit),
dikatakan telah teriadi heterokedastisitas (Santoso_ 2002).
Gambar4.1
Uji Heteroskedastisitas untuk model regresi berganda
Scatterplot
Dependent Variable: yield
7ii
!
::J
1!
:;:;
5i
0
00
0
2-
0
0
o-
8 °c:> 0
o Q,oo~Co oC:::: ..
0
!§-2-
@
0
0
ll!l~"
ffGD
0
0
·~
"" -4-
~
0
'--4~~~,~~~~_r2,~~~_,~~~o~-~~~,~.~~-,r-'
Regression Standardized Predicted Value
Sumber: Data diolah
Dari scatter plot diatas menunjukkan bahwa data memiliki pola
menyebar atau titik-titik berada diatas dan dibawah angka nol pada
sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu, artinya data tidak terjadi
heteroskedastisitas.
C. Hasil Analisis Data
a. Pengaruh mekanisme corporate governance terhadap peringkat obligasi
Tahap awal dalam melakukan analisis regresi logistik adalah
dengan mengabaikan asumsi klasik. Temyata basil yang didapat dengan
mengabaikan asumsi klasik membuat model regresi menjadi tidak bagus,
karena semua variabel tidak ada yang signifikan. Hal ini dapat dilihat
dengan jelas pada Lampiran Regresi Logistik sebellum pengujian asumsi
klasik.
Tahap kedua adalah dengan tidak mengabaikan asmnsi klasik
artinya sebelum melakukan proses regresi logistik, penulis melakukan uji
asumsi klasik. Di dalam pengnjian asumsi klasik terdiri dari Uji
autokorelasi, Uji multikolinieritas, dan Uji heteroskedastisitas (Uji Park).
Tal1ap berikutnya adalah memasukkan variabel yang tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas ke dalam model regresi logistik.
Tabel 4.13
Hasil uji Hipotesis 1
Regresi logistik
Persamaan rem-esi Jogistik
Y=32,561-l,l 14LTA + 3,433Kom _Au
variabel
Korn Au
LTA
Constant
Kategori
Percentage correct
N
Omnibus test of model
coefficient
-2 log likelihood block 0
-2 log likelihood block 1
Cox & Snell-R2
NageJkerke-R2
Hosmer and Lemeshaw
Test
Overall Percentage
Sumber: Data diolah
B
S.E
3,433
1,397
-1,114
0,421
32,561
12,229
Speculative grade - 0
25%
66
13,056 (a-0,000)
Sig
Df
Wald
l
0,014
6,038
6,985
l
0,008
7,090
l
0,008
Investment grade - l
96,6%
48,752
35,696
0,179
0,344
0,122
87,9%
Nilai Hosmer and Lemeshaw Test sebesar 0, 122 dan lebih besar dari
a=5% pada Tabel menunjukkan bahwa analisis ini sudah cukup baik,
artinya tidak ditemukan adanya perbedaan yang nyata antara
klasifikasi yang diprediksi dengan yang diamati dan model regresi
binary ini layak dipakai untuk analisis selanjutnya. Untuk melihat
kecocokan model (model fit), kriteria yang digunakan adalah nilai -2
Log Likelihood (-2LL), adanya penurunan nilai -2 LL dari 48,752
model awal menjadi 35,696 mengindikasikan bahwa model regresi ini
baik. Koefisien korelasi Nagelkerke sebesar 0,344 berarti model ini
mempunyai kekuatan prediksi model sebesar 34,4 % yang dijelaskan
oleh 2 variabel independen tersebut, sedangkan 65,6% dijelaskan oleh
variasi
variabel
lainnya.
Dengan menggunakan
dua variabel
independen dalam model ini, yaitu: komite audit dan LTA
menunjukkan bahwa kebenaran prediksi model suatu perusahaan yang
dimasukkan dalam kategori perusahaan yang investment grade sebesar
96,6% dan untuk kebenaran prediksi suatu perusahaan yang
dimasukkan dalam kategori perusahaan non investment grade sebesar
25%.
Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel komite
audit berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi,
dengan koefisien bertanda positif, ha! ini sesuai dengan arah hubungan
yang diharapkan.
Sedangkan LTA berpengaruh secara signifikaa terhadap peringkat
obligasi dengan koefisien bertanda negatif.
b. Pengaruh mekanisme corporate governance terhadap yield obligasi
I) Uji t Statistik (Uji Test ofsignificant)
Untuk memperoleh keyakinan
tentang kebaikkan dari model
regresi dalam memprediksi, maka diperlukan adanya pengujian
terhadap signifikansi dari masing-masing koefisien dari model.
Untuk menguji koefisien dari masing-masing model, uji yang
digunakan adalah uji t. Aturan penerimaan dan penolalckan
hipotesis menggunakan uji t, dimana Ho diterima jika t hitung lebih
kecil daripada t tabel dan Ho ditolak jika t hitung lebih besar
daripada t label atau Ho diterima jika -t hitung lebih kecil daripada
-t tabel dan Ho ditolak jika -t hitung lebih besar daripada -t table
(Santosa dan Ashari, 2005: 146).
Tabel 4.14
Uji T statistik
Model
I
(Constant)
kepemilikan
institusional
komisaris
independen
komite
audit_dummy 1
kepemilikan
manajerial_dum
my2
DER
kualitas
audit_dummy 3
LTA
U nstandardize
d Coefficients
Std.
B
Error
.093
.126
Standardized
Coefficients
t
Sig.
1.354
.181
.022*
Beta
-.044
.019
-.331
-2.354
-.038
.022
-.301
-1.682
.049
.018
.399
2.755
-.016
.OIO
-.233
-1.541
.001
.001
.176
1.076
.005
.OIO
.072
.506
.000
.003
.018
.133
.098**
.008*
Co linearity
statistic
Tolera
nee
VIF
.682
1.466
.421
2.374
.642
1.558
.589
1.699
.502
1.992
.671
1.491
.710
1.409
.129
286
.615
.895
Sumber : Data dwlah
*signifikan pada level 5%
** signifikan pada level 10%
Dari basil penghitungan koefisiensi regresi memperlihatkan nilai
koefisien konstanta adalah sebesar 0, 126 dengan t hitung sebesar
1,354, dan nilai signifikan sebesar 0,181
Koefisien kepemilikan institusional adalal1 sebesar -0,044 dengan
nilai t hitung sebesar -2,354 dan nilai signifikan sebesar 0,022.
Nilai t tabel untuk uji ini adalah sebesar 1,669 diperoleh dari alpha
5 % dan df= 65. Dapat disimpulkan bahwa koefisien kepemilikan
institusional sesuai dengan arah hubungan yang diharapkan yaitu
koefisiennya bernilai negatif serta nilai alpha lebih kecil 0,05, dan
parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan
institusional dengan yield obligasi.
Koefisien komisaris independen adalah sebesar -0,038 dengan nilai
t hitung sebesar -1,682. Dapat disimpulkan bahwa koefisien
komisaris independen sesuai dengan airah hubungan yang
diharapkan yaitu koefisiennya bernilai negatif serta nilai alpha
0,098, signifikan pada level alpha
=
I 0%. Nilai -t hitnng lebih
besar -t tabel maka Ho ditolak artinya secara parsial terdapat
pengaruh yang signifikan antara komisaris independen dengan
yield obligasi.
Koefisien komite audit adalah sebesar 0,49 dengan nilai t hitnng
sebesar 2, 755 Hal ini tidak sesuai dengan arah hubungan yang
diharapkan yaitu koefisien negatif. Nilai t hitung lebih besar t tabel
maka Ho ditolak artinya secara parsial terdapat pengaruh yang
signifikan antara komite audit terhadap yield obligasi.
Koefisien kepemilikan manajerial adalah sebesar -0, 16 dengan
nilai t hitung sebesar -0, 787. Hal ini
tidal~
sesuai dengan arah
hubungan yang diharapkan yaitu koefisien positif. Nilai -t hitung
lebih kecil -t tabel maka Ho diterima artinya secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara komite audit terhadap
yield obligasi.
Koefisien DER adalah sebesar 0,001 dengan nilai t hitung sebesar
1,075 hal ini sesuai dengan arah hubungan yang diharapkan yaitu
koefiesien positif. Nilai t hitung lebih kecil dari t tabel maka Ho
diterima artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara DER dengan yield obligasi.
Koefisien kualitas audit adalah sebesar 0,005 dengan nilai t hitung
sebesar -0,0306. Hal ini tidak sesuai dengan arah hubungan yang
diharapkan yatu koefisien negatif. Nilai t hitung lebih kecil t tabel
maka Ho diterima artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara kualitas audit deng~m yield obligasi.
Koefisien LTA adalah 0,001 dengan nilai t hitung 0,000. Hal ini
tidak sesuai dengan arah hubungan yang diharapkan yaitu koefisien
negatif. Nilai t hitung lebih kecil t tabel maim Ho diterima artinya
secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara total
asset dengan yield.
Berdasarkan hasil uji t diatas maka persamaan regresi berganda
untuk hipotesis pengaruh mekanisme corporate governance
terhadap peringkat obligasi adalah sebagai berikut:
Y =0,126-0,044X1- 0,038X 2 + 0,049X3-0,016X• + 0,005Xs
+ O,OOOX • + 0,00IX 1 + &i
2) Uji F statistik
Uji F (pengujian simultan) dilakukan untuk mengetahui hubungan
variabel independent secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Aturan keputusan dalam uji F ini adalah menerima Ho
jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau sig F lebih besar dari
atau
nilai
sig
F
Iebih kecil
dari
alpha
(Santosa dan
Ashari,2005: 143)
Tabel 4.15
Uj i F Statistik
Sum of
Souares
Model
I
Regression
Residual
Total
.015
.053
.068
df
7
58
65
Mean Sauare
.002
.OOI
F
2.338
Sig.
.036
Sumber: Data diolah
Hasil uji anova dengan menggunakan uji F memperlihatkan nilai F
hitung sebesar 2,338, dengan nilai signifikan sebesar 0,036.
Dengan mencari pada tabel f dengan dfl =7 dan df2 = 58,
diperoleh nilai f tabel 2, 172. dengan kondisi dimana nilai f hitung
lebih besar dari f tabel dan nilai signifikan yang lebih kecil dari
alpha (0,05), maka kesimpulan yang dapat diambil adalah menolak
Ho yang berarti koefisien korelasi signifikan secara statistik.
3) Uji koefisien determinasi (Ac(justed R 2}
Untuk menentukan seberapa besar variabcl independent dapat
menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai
koefisiensi determinasi (Ac(justed R2). Nilai koefisiensi determinasi
dapat menjelaskan kebaikkan nilai regresi dalam memprediksi
variabel dependen. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi akan
semakin baik kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
perilaku variabel dependen (Santosa dan Ashari,2005: 144).
maka kesimpulan menerima Ho yang berarti koefisien determinasi
adalah signifikan secara statistik.
BABV
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan hasil penelitian ini dapat memberikan bukti-bnkti yang
empiris yaitn:
1. Tidak semua elemen corporate governance
bi~rpengarnh
terhadap
peringkat Obligasi dan yield obligasi
2.
Hasil pengujian dengan menggunakan regresi logistik menghasilkan
variabel independen yang signifikan secara statistik yaitn komite audit,
dengan koefisien bertanda positif. Hal ini menunjukkan babwa dengan
adanya komite audit maka peringkat obligasinya akan semakin tinggi.
Keberadaan komite audit akan menurunkan resiko perusabaan serta akan
menaikkan nilai perusabaan, sehingga investor bersedia membeli obligasi
dengan harga yang tinggi. Dengan demikian, jika resiko perusabaan
rendab, harga obligasi tinggi, maka peringkat obligasi akan semakin
meningkat.
3. I-Iasil Pengujian dengan menggunakan regresi berganda menghasilkan
vai"iabel independen yang signifikan secara statistik yaitn kepemilikan
institnsional. Dengan koefisien bertanda negatif, sesuai dengan arab
hubungan yang diharapkan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Brojaj
dan Sengupta (2003). Hasil pengujian ini menunjukkan babwa jumlah
kepemilikan yang dimiliki oleh institnsi akan menmunkan yield obligasi
yang berarti akan menurunkan resiko pernsahaan. Jumlah kepemilikan
institusi akan menaikkan nilai pernsahaan, sehingga investor bersedia
membeli obligasi dengan harga yang tinggi. Dengan demikian, jika resiko
pernsahaan rendah, harga obligasi tinggi, maka yield obligasi akan
rendah.
4. Hasil pengujian dengan menggurakan regresi berganda menghasilkan
variabel independen yang signifikan secara statistik yaitu komisaris
independen. Dengan koefisien bertanda negatif, sesuai dengan arah
hubungan yang diharapkan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Brojaj
dan Sengupta (2003) dan Penelitian Yudi Santara Se1yapumama dan A.M.
Vianey Norpratiwi (2005). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah komisaris
independen mernpakan salah satu variabel yang dipertimbangkan investor
dalam melakukan investasi dalam obligasi. Jumlah komisaris independen
yang semakin tinggi diharapkan dapat memaksimumkan nilai pernsahaan.
Nilai pernsahaan yang semakin tinggi akan menurunkan tingkat resiko dan
harga jual obligasi, sehingga yield obligasi semakin rendah.
B. Implikasi Penelitian
Mengacu pada hasil kesimpulan penelitan diharapkan dapat memberikan
implikasi pada hal-hal berikut:
I. Implikasi teoritis, penelitian ini memberikan kontribusi ulang terhadap
penelitian terdahulu mengenai pengaruh mekenisme corporate governance
terhadap peringkat dan yield obligasi
2. Implikasi terhadap investor, Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan juga informasi bagi calon investor yang akan menanamkan
modalnya dalam bentuk obligasi dengan tetap mempertimbangkan asumsi
dan keterbatasan-keterbatasan penelitian.
3. huplikasi terhadap akademisi, penelitian ini menambah literatur mengenai
pengaruh
tata kelola perusahaan (corporate governance) dalam
menentukan peringkat dan yield obligasi.
C. Keterbatasan dan Saran Penelitian
Beberapa keterbatasan dalam penelitiani ini yang masih perlu menjadi bahan
revisi penelitian selanjutnya antara lain:
I. Pemilihan sampel tidak dilakukan dengan acak tetapi dengan purposive
sampling, sehingga temuan penelitian tidak dapat di generalisir.
2. Pengujian belum bisa dilakukan dengan periode waktu yang paujang,
hanya menggunakan periode 2005-2006, semeutara peuelitian sebelulllllya
menggunakan jumlah sampel yang jauh lebih besar dan periode
pengamatan yang lebih lama.
3. Sampel penelitian belum mencakup semua emiten obligasi yang
diperdagangan di bursa efek Indonesia.
Ada beberapa ha! yang perlu mempertimbangkan pada penelitian yang akan
datang, antara lain:
1. Jumlah sampel yang lebih representatif dengan periode yang panjang,
karena penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan data observasi
yang jauh lebih banyak dan jangka waktu penelitian yang lebih panjang.
2. Sesuai
dengan
saran
penelitian
terdahulu,
penelitian
menggunakan perusahaan yang hanya menerbitkain obligasi saja.
sebaiknya
DAFTAR PUSTAKA
Adel, Febriaci Jack, "Analisis penurunan/Perolehan Peringkat Obligasi
Perusahaan ke dalam Kategori Non-Investment Grade terhadap Praktek
Manajemen Laba, Simposium Nasional Akuntansi VII, Bali, 2004
Boediono, Gideon SB, "Kualitas Laba: Studi Pengaruh Jyfekanisme Corporate
Governance dan Dampak Manajemen Laba denganrnenggunakan Analisis
Jalur, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 2005
Ghozali, Imam, "Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS'', Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2002
Hamid, abdul. "Buku Panduan Penulisan Skripsi", Fakultas Ekonomi dan limn
Sosial Universitas Islam SyarifHidayatullal1, Jakarta,, 2007
Husnan, Suad, "Dasar-dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas" , Edisi ketiga
cetakan pertama, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 1998
Nachrowi, Djalal Nachrowi dan Usman, Hila!. "Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Indonesia. Jakarta. 2006.
Nasution, Marmot dan Setiawan, Daddy. "Pengaruh Corporate Governance
terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Simposium
Nasional Akuntansi X. Makasar. 2007
Nurhasanali. "Analisis Kemampuan Rasio Keuangan dalam }vfemprediksi
Peringkat Obligasi Investment Grade dan Non Investment Grade pada
Perusahaan Manufaktur", Tesis S2 Pascasarjana UGM, Yogyakarta 2003.
Prasetyo, Bambang dan Miftaliul Jannali, Lina. "Metode Penelitian Kuantitatif
Teori dan Aplikasi ". PT Raja Grafindo Persada. Ja.krurta. 2006.
Purwanta, Wiji dan Fakhruddin, Hendy, "Mengenal Pasar Modal",Salemba
Empat, Jakarta, 2006
Santara Setyapumama, Yudi dan Vianey Norpratiwi, A.M. "Pengaruh corporate
governance terhadap peringkat obligasi dan yield obligasi ". Artikel ini
diakses
pada
tanggal
8
april
2008
dari
http://www.google.com/search?g=cache:heu cDtvs l 4J :stieykpn.ac.id/ima
ges/artikel/Corporate%2520Govemance%2520.pdf+corporate+govemance
&hl=id&ct=cln.k&cd=60&gl=id&client=firefox-a
Santosa, Purbayu Budi, "Analisis Statistik dengan A1icrosoft Excel dan
SPSS",ANDI, Yogyakarta 2005.
Siagian, Dergibson dan Sugiarto, "Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi '',
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000
Siallagan, Hamonangan dan Machfoedz, Mas'ud, "M'ekanisme Corporate
Governance, Kualitas Laba, dan Nilai Perusahaan", Simposium Nasional
Akuntansi Padang 9. Padang, 2006,
Sulistyastuti, Dyah Ratih, "Saham dan Obligasi: Ringkasan Teori dan Soal
Jawab ",Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta, Yogyakarta, 2002
Uyanto, Stanislaus S, Ph. D., "Pedoman Analisis Data Spss",Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2006
Wahana Komputer, "Panduan Praktis Pengolahan Data Statistik dengan SPSS
15. 0 '', Penerbit Andi, Semarang,2007
Wahyudi, Untung dan Pawestri, Hartini Prasetyaning, "lmplikasi Struktur
Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan: dengan keputusan Keuangan
sebagai Variabel Intervenin, Simposium Nasional Akuntansi Padang 9,
Padang,2006
LAMPIRA-N
Lampiran 1
Uji normalitas untuk hipotesis; pengaruh mekanisme cmporate Governance
terhadap yield obligasi
NPar Tests
One-Sample l(olmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov..Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Nonna! Parameters(a,b)
Most Extreme
Differences
Meau
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
66
.0000000
.02866563
.086
.084!
-.086
.70 J
.7 IO
.....,,,....,...,,....,,...,,_..,....,.,.~..,...~~~~~~~-"~~~~~
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Lampiran2
Hasil Uji Regresi Berganda
Variables Entered/Removed(b)
Model
1
Variables Entered
Variables Removed
LTA, kepemilikan manajerial_dummy 2, komite
audit_dummy 1, kepemilikan inslitusional,
kualitas audit_dummy 3, DER, komisaris
independen(a)
Method
Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: yield
Model Summary(b)
I ____I
- Modei -
R
I
I Adjust~c!jstd. Error of
R Sauare
RSauare
Chan~e
the Estimate
Statistics
Durbin-Watson
Sig. F
R Square
F
Chanoe
Chanoe
F Chanoe
R Snuare Chanoe
dfl
dt2
dfl
df2
Chan"e
Sie:. F Chane:e
1
.220
.469(a)
.220
.126
.03035
2.338
7
58
.036
1.501
a Predictors: (Constant), LTA, kepemilikan manajeriai_dummy 2, komite audit_dummy I, kepemilikan institusional, kualitas audit_dummy 3, DER, komisaris
independen
b Dependent Variable: yield
101
ANOVA(b)
Model
l
Sum of
Squares
df
Mean Sauare
.002
.001
F
2.338
Sie:.
.036(a)
.015
7
.053
58
.068
65
a Predictors: (Constant), LTA, kepemilikan manajerial_dummy 2, komite audit_dummy 1, kepemilikan institusional, kualitas audit_dummy 3, DER, komisaris
independen
b Dependent Variable: yield
Regression
Residual
Total
Coefficients( a)
Model
1
I
(Constant)
kepemilikan institusional
komisaris independen
komite audit_dummy 1
kepemilikan
manajerial_dummy 2
DER
kualitas audit_dummy 3
LTA
II
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
.126
.093
-.044
.019
-.038
.022
.0491
.o 1s I
Standardized
Coefficients
Beta
-.331
-.301
t
Zeroorder
1.354
-2.354
-1.682
.399
2.7551
Sie:.
Collinearity
Statistics
Correlations
Partial
.181
.022
.098
.008
Part
VIF
B
-.273
-.195
.682
.421
1.466
2.374
.3291
-.295
-.216
.340
.3i9
I .6421
1.558
-.302
.017
Tolerance
Std. Error
-.016
.010
-.233
-1.541
.129
.018
-.198
-.179
.589
1.699
.001
.005
.000
.001
.010
.003
.176
.072
.018
1.076
.506
.133
.286
.615
.895
-.017
.022
.004
.140
.066
.017
.125
.059
.015
.502
.671
.710
1.992
1.491
1.409
a Dependent Variable: yield
102
i
<')
0
1-N
ell
::i
0
0
0 0
o;
0
ii
...
!!Ill
(.)
Ii)
0
-~
0
·:;;.
£
'O (Jl)
o~O
0
Qi
1-0
Ill
·;:::
ell
.!:!
'E
f<I
0
Ill
.... ';" "Cl
c:
.I!!
en
0
>
0
c
0
<II
"O
c
ll.
"Cl
o~
j3
~
"Cl
J!l
CJ
'6
ell
....
0
oo cm
"O
-
0
oo
0
(Jl)
OoO
oo
c:
"iii
0
<II
Q.
'-'1'
<II
0
U)
I!!
tl'l
ell
0
0
0::
0
-'?
J,
h
I
~
I
0
I
';"
I
'1'
1enp1sa2:1
paz!JuapnJs uo1ssaJ6a2;1
I
'?
Lampiran3
Logistic Regression sebelum uji asumsi klasik
Case Processing Summary
Unweighted Cases(a)
Included in Analysis
Selected Cases
Missing Cases
Percent
0
100.0
.0
100.0
.0
66
100.0
66
0
66
Total
Unselected Cases
Total
a
N
. .
If weight 1s m effect, see class1ficat10n table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value
speculative grade
investment grade
Internal Value
0
I
Block 0: Beginning Block
Iteration History(a,b,c)
Iteration
Step 0
-2Log
likelihood
Coefficien
ts
Constant
Constant
I
50.466
1.515
2
48.784
1.914
3
48.752
1.979
4
48.752
1.981
5
48.752
1.981
a Constant 1s mcluded m the model.
b Initial -2 Log Likelihood: 48.752
c Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .00 I.
Classification Table(a,b)
Observed
Step 0
peringkat
Predicted
speculative
grade
investment
grade
Overall Percentage
a Constant 1s tnclndecl 1n the ninriP.I
oerin kat
speculative
investment
!!rade
""'"de
Percenta!!e Correct
0
:!
.0
0
58
100.0
-
speculative grade
87.9
Variables in the Equation
StepO
S.E.
.377
B
l.981
Constant
&
df
Wald
27.589
Sig.
.000
I
Exp(B)
7.250
I
Variables not in the Equation
StepO
Variables
Score
.721
.800
3.947
4.248
2.299
19.507
6.537
37.029
Kep_Inst
Kom_Ind
Kom_Au
Kep_Mnj
DER
Kua_Aud
LTA
Overall Statistics
df
I
I
I
l
l
l
l
'7
Sig.
.396
.371
.047
.039
.129
.000
.Oil
.000
Block 1: Method= Enter
Iteration History(a,b,c,d)
·-
-2Log
likelihoo
d
Iteration
Coefficients
Kep_
Step I
Constant
Keo Inst
Korn Ind
I
29.434
14.075
-1.319
Korn Au
-.827
Mni
DER
Kua Aud
.530
.081
.139
1.363
Constant
-.450
.805
.350
.253
2.346
-.943
LIA
2
15.043
28.872
-2.0IO
-1.249
3
7.572
48.341
-2.572
-1.999
1.485
.700
.375
3.487
-1.601
4
3.478
73.198
-3.328
-3.673
2.746
.795
.519
5.196
-2.440
5
1.409
IOl.639
-4.462
-6.308
4.421
.203
.693
7.776
-3.391
6
.529
131.071
-5.828
-9.455
6.299
-.904
.890
I0.861
-4.369
161.121
-7.215
-12.572
8.166
-1.976
1.094
13.967
-5.369
7
.197
8
.073
192.011
-8.574
-15.587
9.997
-2.902
1.302
17.026
-6.398
9
.027
223.722
-9.902
-18.530
11.805
-3.705
1.5!0
20.055
-7.457
IO
.OIO
256.105
-11.206
-21.428
13.600
-4.415
1.720
23.069
-8.540
11
.004
288.974
-12.495
-24.299
15.387
-5.060
1.929
26.076
-9.640
322.164
-13.778
-27.157
17.170
-5.662
2.137
29.082
-I0.751
12
.001
13
.001
355.560
-15.061
-30.008
18.950
-6.236
2.344
32.090
-11.870
14
.000
389.091
-16.347
-32.857
20.729
-6.791
2.550
35.100
-12.992
15
.000
422.716
-17.636
-35.706
22.508
-7.333
2.755
38.113
-14.118
16
.000
456.409
-18.929
-38.554
24.285
-7.866
2.960
41.129
-15.245
17
.000
490.155
-20.224
-41.403
26.062
-8.394
3.164
44.147
-16.375
18
.000
523.945
-21.521
-44.252
27.839
-8.918
3.368
47.168
-17.506
19
.000
557.772
-22.819
-47.100
29.615
-9.440
3.572
50.191
-18.638
20
.000
591.628
-24.117
-49.949
31.390
-9.960
3.776
53.216
-19.771
a Method: Enter
b Constant is included in the model.
c Initial -2 Log Likelihood: 48.752
Omnibus Tests of Model Coefficients
Step l
Step
Block
Model
Sig.
.000
.000
.000
df
Chi-sauare
48.752
48.752
48.752
7
7
7
Model Summary
Cox& Snell Nagelkerke R
-2 Log
RSquare
Sau are
Step
likelihood
I
1.000
.OOO(a)
.522
a Esllmatlon terrnmated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final
solution cannot be found.
Hosmer and Lemeshow Test
I~tep
Chi-square
.000
I
;.00~ I
Sig.
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
Step l
I
2
3
4
5
peringkat = speculative
Qrade
peringkat = investment
grade
Observed
8
0
0
0
0
Observed
0
8
7
3
40
Exoected
8.000
.000
.000
.000
.000
Exoected
.000
8.000
7.000
3.000
40.000
-Total
--
Observed
8
8
7
3
40
--
Classification Table(a)
Observed
Step l
peringkat
Overall Percentage
a The cut value 1s .500
Predicted
speculative grade
investment grade
oerin lrnt
investment
speculative
erade
.Jl!ade
8
0
0
58
·-
Percentage
Correct
speculative
<rrade
100.0
100.0
100.0
Variables in tile Equation
Step
l(a)
Kep_Inst
Korn Ind
Kom_Au
B
-24.117
-49.949
S.E.
14712.147
16659.409
Wald
.000
.000
df
I
I
Sig.
.999
.998
Exp(B}
.000
.000
42919762
9607.936
l
.997 559883.26
31.390
.000
0
Kep_Mnj
-9.960 18134.419
.000
1
1.000
.000
DER
1977.386
43.621
3.776
.000
I
.998
Kua_Aud
12922556
47335268
1
.996
.000
53.216 10432.931
00000000.
000
LTA
-19.771
4129.954
.000
1
.996
.000
Constant
115821.26
8.726E+25
591.628
.000
1
.996
4
6
a Vanable(s) entered on step 1: Kep_Inst, Kom_Ind, Kom_Au, Kep_MnJ, DER, Kua_Aud, LTA.
Lampiran 4
Uji asumsi Klasik Model Regresi logistik
Uji Autokorelasi
Runs Test
Test Value(a)
Cases< Test Value
Cases>= Test Value
Total Cases
Number of Runs
Unstandardized Residual
.04949
33
33
66
28
-1.489
.137
z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Median
Uji Multikolinearitas
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
B
I
(Constant)
kepemilikan
Std.
Error
4.019
.709
Standardized
Coefficients
t
sig.
Collinearitv Statistics
Tolerance
Beta
5.670
.000
VIF
institusional
komisaris independen
-.330
.141
-.246
-2.339
.023
.682
1.466
-.207
.171
-.162
-1.212
.230
.421
2.374
komite audit_dummy I
.132
.134
.107
.989
.327
.642
1.558
.020
.079
.029
.256
.799
.589
1.699
.035
.008
.561
4.570
.000
.502
1.992
.341
.074
.486
4.580
.000
.671
1.491
-.112
.024
-.478
-4.627
..000
.710
1.409
kepemilikan
manajerial_du1nmy 2
DER
kualitas audit_dununy 3
LTA
a Dependent Variable: penngkat
Uji Heteroskedastisitas (Uji Park)
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
I
(Constant)
kepemilikan institusional
komisaris independen
komite audit_dummy I
kepemilikan
manajerial_dummy 2
DER
kualitas audit_dummy 3
LTA
a Dependent Vanable: lnu21
Standardized
Coefficients
.278
.341
-.160
B
-2.470
2.469
2.384
-1.382
Sig.
Std.
Error
.016
.017
.020
.172
.371
.289
2.388
.020
.036
.347
.113
-.393
-.716
.154
-3.000
-6.309
1.395
.004
.000
.168
B
-8.173
1.625
1.899
-.864
Std. Error
3.309
.658
.797
.625
.886
-.107
-2.192
.158
Beta
t
--
Lampiran 5
Regresi Logistik setelah Uji asnmsi ldasik
Case Processing Summary
Unweighted Cases(a)
Included in Analysis
Selected Cases
Missing Cases
Total
Unselected Cases
Total
il
o:~ I
N
Percent
10
66
0
66
0
66
100 .0
i
.o I
100
~
a If weight ism effect, see class1ficat10n table for the total number ofcases.
Dependent Variable Encoding
Original Value
speculative grade
investment grade
Internal Value
0
I
Block 0: Beginning Block
Iteration History(a,b,c)
Iteration
StepO
I
2
3
4
5
-2 Log
likelihood
Coefficients
Constant
Constant
50.466
48.784
48.752
48.752
48.752
1.515
1.914
1.979
1.981
1.981
a Constant ts mcluded m the model.
b Initial -2 Log Likelihood: 48.752
c Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than
.001.
Classification Table(a,b)
Observed
Predkted
oerinalrnt
speculative
inveslment
Qfiade
grade
Step 0
peringkat
Overall Percentaf1e
speculative
grade
investment
grade
Percentage
Correct
speculative grade
0
8
.0
0
58
100.0
o~
n
a Constant is included in the model.
b The cut value is .500
Variables in the Equation
Step 0
B
1.981
Constant
S.E.
.377
Wald
27.589
- Sig.
df
1
.000
Exn<B)
7.250
Variables not in the Equation
StepO
Variables
Score
3.947
6.537
12.190
Korn_Au
LTA
Overall Statistics
-
df
I
I
2
Sig.
.047
.Oil
.002
Block 1: Method= Enter
Iteration History(a,b,c,d)
-2 Lo!! likelihood
Iteration
Step 1
Coefficients
Constant
43.323
37.207
35.825
35.698
35.696
35.696
35.696
1
2
3
4
5
6
7
Korn Au I
10.085
20.594
28.815
32.144
32.556
32.561
32.561
LTA
I Constant
1.459
-.336
2.413
-.700
3.106
-.984
3.396
-1.099
3.432
-1.113
-1.114
3.433
-1.114
3.433
a Method: Enter
b Constant is included in the model.
c Initial -2 Log Likelihood: 48.752
d Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than
.001.
Omnibus Tests of Model Coefficients
Step I
Step
Block
Model
Chi-sauare
13.056
13.056
13.056
df
2
2
2
Si!!.
.001
.001
.001
Model Summary
-2 Log
likelihood
35.696(a)
Nagelkerke R
Sau are
.344
a Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimat('8 changed by less than
.001.
Steo
1
Cox& Snell
R Sauare
.179
Hosmer and Lemeshow Test
I~tep
Chi-square
11.400
I
df
Sig.
.122
I
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Tt!st
peringkat =speculative
Prade
Step 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Observed
6
0
0
2
0
0
0
0
0
Expected
3.711
1.763
1.293
.542
.319
.181
.104
.065
.021
peringkat = investment
grade
Observed
2
8
Total
Ex~ected
Observed
8
8
4.289
6.237
6.707
6.458
7.681
6.819
6.896
6.935
5.979
8
5
8
7
7
7
6
8
7
8
7
7
7
6
Classification Table{a)
Observed
Step I
Predicted
peringkat
speculative
grade
peringl<at
speculative
investment
ITTade
...J,:?;rade
investment
grade
Percentage
Correct
speculative
grade
2
6
25.0
2
56
96.6
Overall Percentage
87.9
a The cut value is .500
Variables in the Equation
B
Step
l(a)
Kom_Au
LTA
Constant
S.E.
Wald
df
Sig
Exp(B}
I
3.433
1.397
-1.114
.421
32.561 12.229
a Vanable(s} entered on step I: Kom_Au, LTA.
6.038
I
.0 14
1
6.985
7.090
I
I
.008
.0
!;
~/
30.958
.328
138422452847413.200
Lampiran 6
Data Sampel Penclitian
Kepemilikan Institusional (%)
Obligasi
201)5
2006
100
100
INDOSAT Bond IV Year 2005
:55
61
APOL Bond I Year 2003
85
70
SMRA Bond I Year 2003
33
41
ASGR Bond I Year 2003
77
77
MYOR Bond II Year 2003
33
33
CPIN Bond 1 Year 2003
79
77
Alfa Retailindo Bond I Year 2003
95
95
Adhi K•~a Bond II Year 2003
Apexindo Pratama Duta Bond I year 2005
60
51
83
90
Indofood Sukses Makmur Bond II Year 2003
52
52
Indofood Sukses Makmur Bond III Year 2004
52
52
Matahari Putra Prima Bond I Year 2002
:57
66
Matahrui Putra Prima Bond II Year 2004
:57
66
Indosiar Visual Mru1diri Bond I Year 2003
56
56
Duta Pertiwi Bond IV Year 2003
86
86
Trimegah Securities Bond I Year 2004
49
49
Perum Pegadaian Bond VI Year 1999
23
23
Perum Pegadaian Bond VII Year 2000
23
23
Surya Citra Televisi Bond I Year 2003
87
87
Branta mulia Bond I Year 2004
Bank BNI Bond I Year 2003
51
57
99
99
Bank Panin Subordinated Bond I Year 2003
76
74
Bank Tabungan Negara Bond IX Year 2003
IOO
100
Bank Tabungan Negara Bond X Year 2004
](10
100
Bank Tabunrran Nerrara Bond XI Year 2005
Bank Ekspor Indonesia Bond I Year 2003
1(10
100
100
100
Bank DK! Bond IV vear 2004
100
100
52
52
Lontar Pam~us Pinn & Paner Bond I vear 2000 seri A
100
100
Lontar Panvrus Pluo & Paoer Bond I vear 2000 seri B
100
100
Indah Kiat Puln and Paner Bond I vear 1999 seri A
55
55
Indah Kiat Puln and Paner Bond I vear 1999 seri B
55
55
RCTI Bond I Year 2003
Medco Enerni Internasional Bond I vear 2004
Komite lndependen (%)
Obligasi
2005
2006
0
0
33.33
33.33
APOL Bond I Year 2003
50
50
SMRA Bond I Year 2003
33.33
40
ASGR Bond I Year 2003
50
33.33
33.33
33.33
30
30
33.33
33.33
RCTI Bond I Year 2003
INDOSAT Bond IV Year 2005
MYOR Bond II Year 2003
CPIN Bond I Year 2003
Alfa Retailindo Bond I Year 2003
Adhi Karva Bond II Year 2003
Apexindo Pratama Duta Bond I year 2005
20
40
40
40
ludofood Sukses Makmur Bond II Year 2003
30
30
Indofood Sukses Makmur Bond III Year 2004
30
30
Matahari Potra Prima Bond I Year 2002
57.14
71.43
Matahari Potra Prima Bond II Year 2004
57.14
71.43
40
40
Dula Pertiwi Bond IV Year 2003
28.57
28.57
Trimegah Securities Bond I Year 2004
33.33
33.33
Perum Pegadaian Bond VI Year 1999
66
66
Perum Pegadaian Bond VII Year 2000
66
66
Surya Citra Televisi Bond I Year 2003
50
50
33.33
40
Indosiar Visual Mandiri Bond I Year 2003
Branta mulia Bond I Year 2004
Bank BNI Bond I Year 2003
42.86
28.57
Bank Panin Subordinated Bond I Year 2003
50
60
Bank Tabungan Negara Bond IX Year 2003
100
100
Bank Tabungan Negara Bond X Year 2004
100
100
Bank Tabungan Negara Bond XI Year2005
Bank Ekspor Indonesif),Bond I Year 2003
100
100
100
JOO
0
50
40
40
Lontar Paovrus Plop & Paper Bond I year 2000 seri A
0
66.67
Lontar Panvrus Plop & Paper Bond I year 2000 seri B
0
66.67
Indah Kiat Pulp and Paoer Bond I year 1999 seri A
45.45
45.45
Indah Kiat Polo and Paper Bond I year 1999 seri B
45.45
45.45
Bank DK! Bond IV year 2004
Medco Energi Intemasional Bond I year 2004
Debt To Equity Ratio /DER (x)
Obligasi
2005
2006
RCTI Bond I Year 2003
2.07
2.23
INDOSAT Bond IV Year 2005
1.28
1.24
APOL Bond I Year 2003
1.38
1.93
SMRA Bond I Year 2003
1.23
1.25
ASGR Bond I Year 2003
0.98
0.99
MYOR Bond II Year 2003
0.61
0.58
CPIN Bond I Year 2003
3.13
2.73
Alfa Retailindo Bond I Year 2003
1.18
1.02
Adhi Karva Bond II Year 2003
Apexindo Pratama Duta Bond I year 2005
5.48
5.49
1.05
10.88
Indofood Sukses Makmur Bond II Year 2003
2.31
2.10
!ndofood Sukses Makmur Bond III Year 2004
2.31
2.10
Matabari Putra Prima Bond I Year 2002
1.21
1.80
Matabari Putra Prima Bond II Year 2004
1.21
1.80
Indosiar Visual Mandiri Bond I Year 2003
1.36
2.82
Duta Pertiwi Bond IV Year 2003
1.65
1.48
Trimegab Securities Bond I Year 2004
0.84
1.17
Perum Pegadaian Bond VI Year 1999
4.57
4.32
Perum Pegadaian Bond VII Year 2000
4.57
4.32
Surya Citra Televisi Bond I Year 2003
0.62
0.60
Branta mulia Bond I Year 2004
Bank BNI Bond I Year 2003
0.87
0.61
11.42
10.45
Bank Panin Subordinated Bond I Year 2003
7.32
5.05
Bank Tabungan Negara Bond IX Year 2003
18.64
17.51
Bank Tabungan Negara Bond X Year 2004
18.64
17.51
Bank Tabungan Negara Bond XI Year 2005
Bank Ekspor IndonesiaJ3ond I Year 2003
18.64
17.51
0.96
1.20
Bank DKI Bond IV year 2004
11.92
13.91
Medco Energi Internasional Bond I year 2004
1.71
2.21
Lontar Papyrus Plup & Paper Bond I year 2000 seri A
1.29
1.63
Lontar Papyrus Plup & Paper Bond I year 2000 seri B
1.29
1.63
Indab Kiat Pulp and Paper Bond I year 1999 seri A
1.57
1.84
Indab Kiat Pulp and Paper Bond I year 1999 seri B
1.57
1.84
Total Aktiva (Rp)
Obligasi
2005
2006
1,829,388,000,000
1,615,596,000,000
32, 787, 133,000,000
34,228,658,000,000
APOL Bond I Year 2003
2,669,278,000,000
3,702,988,000,000
SMRA Bond I Year 2003
1,864,759,453,000
2, 191,817,465,000
ASGR Bond I Year 2003
518,803,623,322
584,838,895,959
MYOR Bond IJ Year 2003
1,459,968,000,000
1,533,376,000,000
CPIN Bond I Year 2003
2,620,029,000,000
2,902,419,000,000
719,830,000,000
744,925,000,000
2,413,549,000,000
2,869,948,000,000
3,207,286,000,000
4,043,662,000,000
14,859,203,000,000
16,267,483,000,000
14,859,203,000,000
16,267,483,000,000
RCTI Bond I Year 2003
INDOSAT Bond IV Year 2005
Alfa Retailindo Bond I Year 2003
Adbi Karva Bond IJ Year 2003
Apexindo Pratama Duta Bond I year 2005
Jndofood Sukses Makmur Bond IJ Year
2003
Jndofood Sukses Makmur Bond III Year
2004
Matahari Putra Prima Bond I Year 2002
4,577,151,000,000
6,055,088,000,000
Matabari Putra Prima Bond IJ Year 2004
4,577, 151,000,000
6,055,088,000,000
Jndosiar Visual Mandiri Bond I Year 2003
I ,613,240,308,563
1,479,177,114,795
Duta Pertiwi Bond IV Year 2003
4,612,140,018,121
4,518,811,475,406
Trimegab Securities Bond I Year 2004
642,096,905,000
838,606,282,000
Perum Pegadaian Bond VI Year 1999
4,833,340,701,203
6,023,601, 124,650
Perum Pegadaian Bond VU Year 2000
4,833,340, 701,203
6,023,601,124,650
Surya Citra Televisi Bond I Year 2003
1,909,698,594,000
1,822,206,491,000
Branta mulia Bond I Year 2004
Bank BNI Bond I Year 2003
1,709,355,091,000
1,530, 173,230,000
147,812,206,000,000
169,415,573,000,000
Bank Panin Subordinated Bond I Year 2003
32,102,803,000,000
40,514,765,000,000
Bank Tabungan Negara Bond IX Year 2003
29,083,149,000,000
32,575,797,000,000
Bank Tabungan Negara Bond X Year 2004
29,083,149,000,000
32,575,797,000,000
Bank Tabungan NeQara ·Bond XI Year 2005
Bank Ekspor Indonesia Bond I Year 2003
29,083, 149,000,000
32,575,797,000,000
7,535, 121,654,6:!9
8,804,578, 721,970
Bank OKI Bond IV vear 2004
Medco Energi Jnternasional Bond I year
2004
Lontar Papyrus Plup & Paper Bond I year
2000 seriA
Lontar Papyrus Plup & Paper Bond I year
2000 seri B
Jndab Kiat Pulp and Paper Bond I year 1999
seri A
lndab Kiat Pulp and Paper Bond I year I 999
seri B
8,663,282,387, 754
11,186,900,652,719
15,182,460,0l l,520
16,620,284,977,575
9 ,213,3 88,800,000
8,775,404,600,000
9,213,388,800,000
8,775,404,600,000
51,617,366,861, 760
47,646,020,477,225
51,617,366,861,760
47,646,020,477,225
Komite Audit
Obligasi
2005
2006
RCTI Bond I Year 2003
tidak ada
tidak ada
INDOSAT Bond IV Year 2005
ada
ada
APOL Bond I Year 2003
ada
ada
SMRA Bond I Year 2003
ada
ada
ASGR Bond I Year 2003
ada
ada
MYOR Bond II Year 2003
tidak ada
ada
CPIN Bond I Year 2003
ada
ada
Alfa Relailindo Bond I Year 2003
ada
ada
Adhi Karva Bond II Year 2003
Apexindo Pralama Dula Bond I year 2005
ada
ada
ada
ada
Indofood Sukses Makmur Bond II Year 2003
ada
ada
lndofood Sukses Makmur Bond III Year 2004
ada
ada
Matahari Putra Prima Bond I Year 2002
ada
ada
Matahari Putra Prima Bond II Year 2004
ada
ada
Indosiar Visual Mandiri Bond I Year 2003
ada
ada
Dula Pertiwi Bond IV Year 2003
ada
ada
Trimegah Securities Bond I Year 2004
ada
ada
Perum Pegadaian Bond VI Year 1999
ada
ada
Perum Pegadaian Bond VII Year 2000
ada
ada
Surya Citra Televisi Bond I Year 2003
ada
ada
Branta mulia Bond I Year 2004
Bank BNI Bond I Year 2003
ada
ada
ada
ada
Bank Panin Subordinated Bond I Year 2003
ada
ada
Bank Tabungan Negara Bond IX Year 2003
ada
ada
Bank Tabungan Negara Bond X Year 2004
ada
ada
Bank Tabungan Negara Bond XI Year 2005
Bank Ekspor Indonesia Sond I Year 2003
ada
ada
ada
ada
Bank DKJ Bond IV year 2004
ada
ada
Medco Energi Internasional Bond I year 2004
ada
ada
Lontar Panvrus Plup & Paper Bond I year 2000 seri A
tidak ada
ada
Lontar Panvrus Plup & Paper Bond I year 2000 seri B
tidak ada
ada
Judah Kiat Pulp and Paper Bond I vear 1999 seri A
ada
ada
Indah Kial Pulp and Paper Bond I vear 1999 seri B
ada
ada
Kepemilikan Manajerial
Obligasi
2005
2006
RCTI Bond I Year 2003
tidak ada
tidak ada
INDOSAT Bond IV Year 2005
ada
ada
APOL Bond I Year 2003
tidak ada
tidak ada
SMRA Bond I Year 2003
ada
ada
ASGR Bond I Year 2003
ada
ada
MYOR Bond II Year 2003
tidak ada
tidak ada
CPIN Bond I Year 2003
ada
tidak ada
Alfa Retailindo Bond I Year 2003
tidak ada
tidak ada
Adhi Karva Bond II Year 2003
Apexindo Pratama Duta Bond I year 2005
ada
ada
tidak ada
tidak ada
Indofood Sukses Makmur Bond II Year 2003
ada
tidakada
Indofood Sukses Makmur Bond III Year 2004
ada
tidak ada
Matahari Putra Prima Bond I Year 2002
tidak ada
tidak ada
Matahari Putra Prima Bond II Year 2004
tidak ada
tidak ada
Indosiar Visual Mandiri Bond I Year 2003
tidak ada
tidak ada
Duta Pertiwi Bond IV Year 2003
tidak ada
tidak ada
Trimegah Securities Bond I Year 2004
ada
ada
Perum Pegadaian Bond VI Year 1999
tidak ada
tidak ada
Perum Pegadaian Bond VII Year 2000
tidakada
tidak ada
Surya Citra Televisi Bond I Year 2003
tidak ada
tidak ada
Branta mulia Bond I Year 2004
Bank BNI Bond I Year 2003
ada
ada
ada
ada
Bank Panin Subordinated Bond I Year 2003
ada
ada
Bank Tabungan Negara Bond IX Year 2003
tidak ada
tidak ada
Bank Tabungan Negara Bond X Year 2004
tidakada
tidak ada
Bank Tabungan Ne2araBond XI Year2005
Bank Ekspor Indonesia Bond I Year 2003
tidakada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
Bank OKI Bond IV vear 2004
tidak ada
tidak ada
Medco Eneroi Intemasional Bond I vear 2004
tidak ada
tidak ada
Lontar Panvms Plup & Paper Bond I year 2000 seri A
tidak ada
tidak ada
Lontar Panvms Plup & Paper Bond I vear 2000 seri B
tidak ada.
lidakada
Indah Kiat Pulp and PaPer Bond I vear 1999 seri A
tidak ada
tidak ada
Indah Kiat Puln and Paner Bond I vear 1999 seri B
tidak ada.
tidakada
Kualitas Audit
Obligasi
2005
2006
RCTI Bond I Year 2003
KAPnonBIG4
KAPnonBIG4
INDOSAT Bond IV Year 2005
KAPBIG4
KAPBIG4
APOL Bond I Year 2003
KAPBIG4
KAPBIG4
SMRA Bond I Year 2003
KAPBIG4
KAPBIG4
ASGR Bond I Year 2003
KAPBIG4
KAPBIG4
MYOR Bond II Year 2003
KAPBIG4
KAPnonBIG4
CPIN Bond I Year 2003
KAPBIG4
KAPBIG4
Alfa Retailindo Bond I Year 2003
KAPBIG4
KAPBIG4
Adhi Karva Bond II Year 2003
Apexindo Pratama Duta Bond I year 2005
KAPnonBIG4
KAPnonBIG4
KAPBIG4
KAPBIG4
Indofood Sukses Makmur Bond II Year 2003
KAPBIG4
KAPBIG4
Indofood Sukses Makmur Bond III Year 2004
KAPBIG4
KAPBIG4
Matahari Potra Prima Bond I Year 2002
KAPBIG4
KAPBIG4
Matahari Putra Prima Bond II Year 2004
KAPBIG4
KAPBIG4
Indosiar Visual Mandiri Bond I Year 2003
KAPBIG4
KAPBIG4
Duta Pertiwi Bond IV Year 2003
KAPnonBIG4
KAPnonBIG4
Trimegah Securities Bond I Year 2004
KAPBIG4
KAPBIG4
Perum Pegadaian Bond VI Year 1999
KAPnonBIG4
KAPnonBIG4
Perum Pegadaian Bond VII Year 2000
KAPnonBIG4
KAPnonBIG4
Surya Citra Televisi Bond I Year 2003
KAPBIG4
KAPBIG4
Branta mulia Bond I Year 2004
Bauk BNI Bond I Year 2003
KAPBIG4
KAPBIG4
KAPBIG4
KAPBIG4
Bauk Panin Subordinated Bond I Year 2003
KAPBIG4
KAPBIG4
Bauk Tabungan Negara Bond IX Year 2003
KAPBIG4
KAPBIG4
Bauk Tabungan Negara Bond X Year 2004
KAPBIG4
KAPBIG4
Bank Tabungan Negara Bond XI Year 2005
Bauk Ekspor Indonesia Bond I Year 2003
KAPBIG4
KAPBIG4
KAPBIG4
KAPBIG4
Bauk DKI Bond IV year 2004
KAPnonBJG4
KAPnonBIG4
Medco Energi Internasional Bond I vear 2004
KAPBIG4
KAPBIG4
Lontar Papyrus Plup & PaJler Bond I year 2000 seri A
KAPnonBIG4
KAPnonBIG4
Lontar Papyrus Plup & Paper Bond I vear 2000 seri B
KAPnonBJG4
KAPnonBIG4
Indah Kiat Pulp and Paper Bond I vear 1999 seri A
KAPnonBJG4
KAPnonBIG4
Indah Kiat Pulp and Paper Bond I year I 999 seri B
KAPnonBIG4
KAPnonBIG4
Download