PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DAN YIELD OBLIGASI SKRIP SI II 1111 111 Oleh: Diyah Kusumawati NIM : I 04081002496 U~lvrtn, ch-iri , ,,, · "'"· !;;""'' ',,.. . . [-dasifi.'.<:-:i,;i JURUSAN MANAJEMEN •, 0 71 ~ 01:"~·· .. e>c,........~. '::!. "ffc""'"" ,· .Ocf'.t ..· o c .......0 ..:& : . .. .... ... FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA l 429H/2008M .. .......... . PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DAN YIELD OBLIGASI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Diyah Kusumawati NIM : 104081002496 Di Bawah Bimbingan Pembimbing II Pembimbing I __cA~ Prof. Dr. Ahmad Uni Indovama Nasarudin,SE,MBA NIP. 150 317 955 NIP. 150 317 593 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1 A'lO ll/''tfU\0 llK PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DAN Y1ELD OBLIGASI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Diyah Kusumawati NIM: 104081002496 Di Bawah Bimbingan Pembimbing II Pembimbing I ~~ Prof. Dr. Ahmad Rclni NIP. 150 317 955 Indoyama Nasarudin, SE, MBA NIP. 150 317 593 Penguji Ahli Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 131474891 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Hari ini Rabu Tauggal Tiga Belas Agustus Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif, atas nama Diyah Kusumawati NIM: 104081002496 dengan judul "PENGARUH skripsi GOVERNANCE TERHADAP MEKANISME PERlNGKAT CORPORATE OBLIGASI DAN YIELD OBLIGASI". Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat ditetima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 13 Agustus 2008 Tim Penguji Ujian Komprehensif ~ Prof. Dr. Ahmad Roiloni Ketua 0li:=t- Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli flerni Ali HT, SE, MM Sekretaris clfmulis adt:r!ah sebMh sen~ smi meri:mgkcd lMta dahm tlllU:dtr11 ptr11§ benn«kncr. clfmulis ad«hh cermi11tr11 berb«g-cd h«lptr11§ tqj«di, bcrik_fcrlrttr maupun impiner. clfenulis «dahh bagitr11 dari hidupku, karen« hampir siJ!iap hari «ku mmulis. Aku ttrk «kcm berhmti mmulis. .. Qffjcrmpcri q/«l me!ffiJ!11put.... c}ill§§« akan per§i ditmg-«h g-elepar tubuh qPtrll§ membu.d sikap miJJ!f«di mMk .. cJing-g-« «ka,11 pergi ttr11p« miJf!lpedulikcm O<Pimt[Jl« flf/t1tr1t clan tiJf!lpcrt P(,[J/§ «Mil ditq!t1 dcrlam kiJ!i«dcrtm... clfmtJrehkcm tin!tr p«dtr sehe!ai perkamm bt1Suk cJing-g-« «kmt !t'ffd/J p§i 'Ccmp« pedu!i /Ji?Tt[f(,[tfll,. .. 'Capt.. @« «kcm kembcrli .. oCY@ ttrk s1JtJrangpu11 p@g- «kcm mmpadari.. CURICULLUM VITAE Personal Data Nama : Diyah Kusumawati Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 12 September 1986 Agama : Islam E-mail : [email protected] Alamat : JI. Ki Hajar Dewantara Komplek DEPKES blok D3 No. 19 Ciputat Tangerang 15413 Cita-cita : Penulis Novel terkenal, Backpackers yang mengelilingi dunia, Dosen ... Motto :Nikmatilah setiap detik dari kehidupan yang kita jalani, karena ha! yang sama tak akan pemah terulang untuk kedua kalinya. Keep a Good Work ... © Hobi :Membaca komik, menonton dvdlvcd, novel, buku-buku J'menyanyif.l, sejarah, jalan-jalan, window shopping, mengoleksi novel dan komik, dll. Education 1. SDN Cipayung Depok 2. SDN Kp Swh II 3. SLTPSPGRII 4. SMUN II Ciputat 5. UIN SyarifHidayattullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Umu Sosial Jurusan Manajemen Organization Experience 1. Anggota HMI cabang Ciputat 2005 2. Anggota Taekwondo UIN SyarifHidayattullah Jakarta 2005 ABSTRACT This research investigated the effect of corporate governance to bond ratings and bond yield. The proxies of corporate governance are institution ownership, independent committe, audit committee, and managerial ownership. Those proxies are independent variables, and the dependent variables are bond rating and bond yield. In this research there are also variables control which explained by audit quality, debt to equity ratio, and logarithm natural of total asset. The first hypothesis in this research is the effect ofcorporate governance to bond ratings, which is examined with logistic regression. While, the second hypothesis is the effect of corporate governance to bond yields, which is examined by multiple regression. Sampling method which used in this research is purposive sampling. Data are collected from Indonesia Stock Exchange and PT PEFINDO. With Purposive Sampling Method, there are 33 corporate bonds which became samples. The test showed that independent variables, which explained by audit committee have positive significant influence with bond ratings. Whereas, the independent variables which explained by institution ownership and independent committee have negative significant influence with bond yields. Keywords: corporate governance, audit quality, total asset, DER ratio, bond ratings, and bond yields ABSTRAK Penelitian ini menyelidiki pengaruh corporate governance terhadap peringkat obligasi dan yield obligasi. Komponen corporate governance terdiri dari kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan manajerial. Komponen tersebut adalah variabel independen, dan untuk variabel dependennya adalah peringkat obligasi dan rating obligasi .. Didalam penelitian ini juga terdapat variabel kontrol yang terdiri dari kualitas audit, rasio total hutang terhadap total ekuitas, serta logaritrna natural dari total aktiva. Pengujian hipotesis pertama di dalam penelitian ini yaitu pengaruh mekanisme corporate governance terhadap peringkat obligasi, menggunakan regresi logistik. Sedangkan pengujian hipotesis yang kedua yaitu pengaruh mekanisme corporate governance terhadap yield obligasi, menggunakan regresi berganda. Metode pcmentuan sampel yang dipergunakan adalah purposive sampling. Data diperoleh melalui PT PEFINDO dan Bursa Efek Indonesia. Dengan metode penentuan sampel tersebut diperoleh sampel sebanyak 33 obligasi korporat selama periode 2005-2006. Berdasarkan pengujian tersebut diperoleh bahwa variabel independen yang dijelaskan oleh komite audit berpengaruh secara positif signifikan terhadap peringkat obligasi. Sedangkan variabel independen yang dijelaskan oleh kepemilikan institusional dan komisaris independen berpengaruh secarn negatif signifikan terhadap yield obligasi. Kata kunci: corporate governance, kualitas audit, Rasio DER, total aktiva, peringkat obligasi, yield obligasi KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan nikmat kepada kita semua, Amiin. Sholawat serta salam tercurahkan kepada suri tauladan kita Rasulullah Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan pengikutnya. Alhamdulillahi Robbil'alamin dengan pertolongan Allah SWT akhimya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul "l'engaruh !Vlekanisme Corporate Governance Terhadap Peringkat Obligasi dan Yield Obligasi" dan penulis menyadari hasil skripsi ini masih jauh dari sempuma namun inilah hasil kerja maksimal yang dapat penulis berikan. Pada kesempatan ini, pemtlis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih yang talc terhingga Penulis persembahkan kepada: I. Bapak Hartana dan Mama Suprapti tercinta, atas doa yang tak pemah henti dan motivasi untulc selalu membuat lebih baik. Semoga anakmu ini segera membalas jasa-jasa yang telah Bapak dan Mama berikan. Bertriliun terima kasih untulc my best parents in this Universe, I LOVE YOU, Mom, Dad ... 2. Bapak Prof. Dr. Alunad Rodoni selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial dan selaku dosen Pembimbing I yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi Penulis dan selalu memotivasi Penulis untulc selalu be1juang dan bersemangat. 3. Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MBA selaku Pembimbing II terima kasih atas kesabaran dan ketulusannya memberikan bimbingan, doa, serta dorongan agar Penulis tetap semangat dalam menydesaikan penyusunan Skripsi ini. Maaf ya pak, keseringan nelfon untulc j~jian bimbingan ... © 4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid. Msi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial, yang telah banyak membantu penulis ketika pertama kali memasuki kampus UIN. 5. Seluruh dosen yang telah mendidik dan mengajarkan Penulis serta memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan FEIS UIN SyarifHidayatullah Jakarta. 6. Keluarga besar Prapto Suwarno; Cipluk(yang sedang mengarungi luasnya dunia, kapan mengajak adikmu ini ke ltalia?),Mba ratna&Mas Agus (makasih udah dibantuin keliling2 nyari data) Ulung (yang selalu berada disisiku, dengan wajah polos nan mengemaskan, I love u mas Ulung RD), Jambrong (yang udah bantuin nginstall ulang computer),Ma Aci,Ibu dan pakde, mas Agus, mba Nining(yang udah ngena!in bule-bule),mas Bowo, mas Budi, keluarga Sulamo di Solo, serta pakde,Bude,Pa'le,&Bu'le, yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu. 7. Keluarga besar Hadi Rejono; mbah puteri yang ada di Boyolali, bude Harti, mba Evi, mba Murti, Iek Atun, lek Prono dan kel, lek Surono, Keluarga di Tangerang, serta pakde, Bude, Pa'le, Bu'le, dm1 sepupusepupu kecil, yang namanya tidak bisa disebutkm1 satu persatu. 8. Seluruh staff dan karyawan fakultas ekonomi dan ihnu sosial, terima kasih telah melayani masalah-masalah akademik dengan baik. 9. Mira Aryani, sahabat SMU yang sampai sekarang tetep jadi sahabat. Selalu ada jika dibutuhkan walau hujan, panas, badai, ataupun salju menerpa. Thanks buddy, I LOVE U. .. We Love Karaoke Box ... 10.My Gang: The Marauders Useless. Anisa Widiastuti yang selalu kasih semangat ala Naruto atau Sasuke sang pengkhianat Konoha Gakure walaupun sering dibikin kesel+sebel sama penulis ini (Tolong Nis, jangan lempar aku pakai sepatumu!!!Please ... ) tapi tetap sabar dan penull kasih sayang. Dwi Retno Handayani yang benar-benar selalu perhatian dan penull pengertian kepada penulis, walaupun sering jengkel pengen nabok sang penulis, tapi aku tahu kalau neno orang yang paling memikirkan sahabat-sahabatnya. Arigatou Gozaimashita, minna-chan. Daisuki ... 11. Temen seperjuangan di kampus: Nisa yang kecil nan imut kayak semut akut yang selalu ada untuk hang out dan curhat bareng, Umi yang kalem, baik,bengong, makasih udah banyak nolongin akyu, Kania yang "wah cantiknya" selalu membuat suasana "ceria" ehehehemmm, Tya yang ketawanya bikin rahang sakit, yang masih punya utang nyanyi lagu Nidji sama akyu, Vivi yang memberi pengetahuan luas sama penulis (Terima kasihku kuucapkan pada guruku yang tulus), isna yang sering main ke rumah dengan gaya cekingnya, Eko (makasih kosannya), Pany, Leni ... kangen kuliah bareng kalian lagi! !! 12. Temen-temen Manajemen C: Rahman (ketu BT BT ahhh ... ), Oka (BT BT ahhh ... ), Arief, Miftah (gw nulis nama lo!huh),Sodikin, Roby, Opang, Sugih, Arta, Adu!, Denis,Imam, Cahyo, Redy, dan temen-temen manajemen C lainnya, Friends forever 13.Special Thanks to: Vandy (makasih atas semua bantuannya, a million thanks),Dodo-sensei (maafya, gw nanya Io mulu),Rahman, Navi (makasih cuy!), Prince Mail (yang jauuuuhhh di Banjarmasin sana, makasih udah bikin semangat ... ), Shanti (Qila mom),Lista dan Nanin (yang udal1 kerja keras sama2 di Genk Kompre),Niar,Novi,Citra,Lia,Santi,Titi,Didi, dan anak-anak Manajemen keuangan B lainnya. 14. Teman-teman dan orang-orang yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, terima kasih telah membuat suatu pola ym1g terpetakan dalam kehidupan penulis, We are a dream catcher ... Dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada pada diri ini, Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini dengmi sebaikbaiknya. Dengmi segala kerendahan hati Penulis menerima sarmi maupun kritik ymig dapat menjadikmi skripsi ini lebih baik. Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini'. dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Amin ... .Jakarta, Desember 2008 DAFTARISI DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................ v ABSTRACT ...................................................................................................... vi ABSTRAK......................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................... viii DAFTAR ISi .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah_____ ·-··-------·-····------------------------·······J B. Identifikasi Masalah 8 C. Pembatasan Masalah........................................................... 9 D. Perumusan Masalah ............................................................ 10 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................... l 0 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 12 A. Obligasi........................................ _______ ......................... _________12 1. Pengertian Obligasi....................................................... 12 2. Karakteristik Obligasi................................................... 16 3. Harga Obligasi ............................................................ .17 B. Yield Obligasi ..................................................................... 18 1. Current Yield ............................................................... 18 2. YTM ............................................................................. 19 C. Peringkat Obligasi ...............................................................20 D. Teori Keagenan .................................................................. 22 E. Corporate Govemance........................................................ 25 1. Kepemilikan Institusional ...........................................27 2. Kepemilikan Manajerial............................................... 28 3. Komite audit..................................................................29 F. Kerangka Berpikil'. .................. ------------------- ..----------------------32 G. Perumusan Hipotesis .......................................................... 35 H. Penelitian Terdahulu........................................................... 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................ 43 A Ruang Lingkup Penelitian.................................................. 43 B. Metode Penentuan Sampel ................................................. 44 C. Metode Pengumpulan Data................................................ 44 1. Penelitian Kepustakaan ................................................44 2. Penelitian Lapangan .....................................................45 D. Metode Analisis data .......................................................... 45 1. Uji Nonnalitas Data...................................................... 45 3. Uji Asumsi Klasik ........................................................45 4. Model Pengujian untuk Hipotesis Pengaruh Corporate Governance terhadap Peringkat Obligasi....................48 5. Model Pengujian untuk Hipotesis Pengaruh Corporate Governance terhadap Peringkat Obligasi................... .53 E. Operasional V aiiabel........................................................... 57 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................... 62 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian...................... 62 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia...................................... 62 2. Sejarah PT PEFIND0...................................................65 B Pengolahan dan Analisis Data............................................ 66 1. Deskripsi Data Penelitian.............................................66 2. Pengujiai1 Hipotesis Pengaruh Mekani:sme Corporate Governance Terhadap Peringkat Obligasi..................-72 3. Pengujifill Hipotesis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Yield Obligasi......................... -78 4. Hasil Analisis Data......................................................84 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI...................................... 93 A. Kesimpulfill.......................................................................... 93 R Tmnlilrn<i C. Keterbatasan dan Saran Penelitian .................................. 95 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 96 LAMPIRAN....................................................................................................... 99 DAFTAR TABEL Halaman Nomor Keterangan 1.2 Jumlah Obligasi PT PEFINDO............................................... 3 2.1 Arti Simbol Peringkat PT PEFINDO ..................................... .21 2.3 Tabel Arah Hubungan yang Diharapkan................................ 35 4.1 Peringkat Obligasi 2005-2006................................................. 68 4.2 Coupon, Nilai Nominal,Harga Obligasi, Jatuh Tempo, dan Yield 2005 ··························································································· 70 4.3 Coupon, Nilai Nominal,Harga Obligasi, Jatuh Tempo, dan Yield 2006 ··························································································· 71 4.4 Uji Multikolinearitas Untuk Model Regresi Logistik............. 74 4.5 Kesimpulan Uji Multikolinearitas............................................ 74 4.6 Uji Autokorelasi Model Regresi Logistik ............................... 75 4.7 Uji Park...................................................................................... 76 4.8 Hasil Uji Park............................................................................ 77 4.9 Uji Normalitas Kolmogorov-Smimov..................................... 79 4.10 Uji Multikolinearitas Untuk Model Regresi Berganda........... 80 4.11 Kesimpulan Uji Multikolinearitas............................................ 81 4.12 Uji Autokorelasi Model Regresi Berganda ............................. 82 4.13 Hasil Uji Hipotesis I Regresi Logistik..................................... 85 4.14 Uji T Statistik............................................................................ 87 4.15 Uji F Statistik ___ _ C)(\ 4.16 Uji Koefisien Determinasi........................................................ 91 DAFTAR GAMBAR Nomof Keterangan 1.1 Grafik Perkembangan Emiten Obligasi di Indonesia ____________ ) 2.2 Kerangka Berpikir Hipotesis 1_________________________________________________ 33 2.2 Kerangka Berpikir Hipotesis II ______________________________________________ _34 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Untuk Model Halaman Regresi Berganda______________________________________________________________________ 83 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Nomor Keterangan I Uji Normalitas unruk Pengaruh Corporate Governance terhadap yield Obligasi ------------------------------------------------------------100 2 Hasil Uji Regresi Berganda______________________________________________________ l 0 I 3 Regresi Logistik Sebelum Uji Asumsi Klasil~------------------------104 4 Uji Asumsi Klasik Model Regresi Logistik ___________________________ 108 5 Regresi Logistik Setelah Uji Asumsi Klasik___________________________ 11 O 6 Data Sampel Penelitian_____________________________________________________________ 113 q)~ ~: .. ~ ~ ~ ok£.. w,m,i.l;, fi+ ~. ~ ~ ttUM<L ~ ~ """':F OMfu ... " 22()5(':)7 22:3tl:23 1flndy 'M3 +G285G9787577tl WhPt is lif& if a JtJr.J't kvCJW hCJW J C'tJDtrtJ/ <l'r s&ft ·wh&v a'r &!ftJ is tJD a'r f&&t?. .. whPt is /if&? If ttJ,/f!)'. a still f&&f thPt u'r& !J&tt"&1' thPv PDYtJD&... whPt's /if&? If I ttJ/,f u thPt u hf!'IJ& tJD& shtJt ttJ f1x it. .. PDJ whPt's /if& !! m&?... W&/l !Jy k&&pi!J!f u'r !J&stfri&v,/ cftJS&/y, I l.-T.itJW t]X;,f!C't{y I hf!'IJ•? f&f!J'D !!beat /if&... Challenges make you discover thing aboutyour self thatyou never real!J' knew. Thry're ivhat make the instrument stretch ivbat makeyou go bryond the norm From: Cicefy Tyson Manusia ... bukan ... semua yang bernyawa Bagaimanapun bentuknya, suatu saat pasti akan mati Tentu saja kita takut. Kita pun tak menginginkan kematian orang terdekat kita ... Tapi justru karena itulah ... Karena semua kehidupan ada batasnya, setiap detik harus dijalani dengan penuh arti. .. (Darkness Myth 8: Hidup Abadi by Hiroko Kazama) Tidak layak sesuatu disebut sebagai kebabagiaan jika itu didapatkan dari penderitaan orang lain. Ambisi memang penting, tapi kita akan kacau jika hanya berpatokan pada itu saja. Bukalah mata dan telinga, lihatlab sekeliling. Ingatlab, bahwa kita tidak sendirian. Tidak ada manusia yang sempurna. Justru karena penuh kekurangan dan kelemahanlab kita disebut manusia. Karena itu, jangan pernab merasa malu atau takut dengan segi kemanusiaan kita ... (Reviewed by Noir Ciel, from Anirnoster 46, Onstage:Rave) 120808 08:23 pm +6285283251322 :Jy.a oid't darti iili,, ckg2an itu Diaoa fia!IJff penfUUJ Wap falllu1 aja oelama uJian!YfJ motli. ~ g U61i difilWtin-!dy.ali f0l'uu aja ama ajiannya! ,AJ., £....~ ·~g ;tJ MVA J.Vf'g.,,.,fc eM-;t.,We-i~-·· (~t-J 'ID<"'f'13: ~.g,,. .fl,,...lw,,..,,.} h.eNt-;t.,,t .u tvw.- g,;,~. ;tJ MV< ..J.._ Decli~ Q~ llli Tei;r;~Ai Menjadi T~tJh: UnWil Ol'aJ16 TtJaku ~llA Palill6 ll1Jea~f1Ai Ut®It-Qent11a Qe~JltJ UnWi Refoa~ 'R~arlltJ UnWil QahaJ;ab-~ahaJ;~ ltaril>JltJ UnWJeTem.an-bemanlm UnWil ~ent11a Penibtml>t116 iff<il'16 Telah Yall3all RemJianw. dan UnWm ~~ Re~mp3bll-an lliri Remliaca Q~11ni BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang atau modal sendiri, baik yang diterb:itkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian seperti dalam proses pengalokasian dana masyarakat. Pasar modal dalam ha! ini memberikan tingkat likuiditas yang tinggi kepada investor dalam bentuk penjualan berbagai instrumen keuangan setiap saat ketika dibutuhkan dana. Selain itu juga memberikan kemudahan dalam mendapatkan dana bagi pihak yang membutuhkan, dalan ha! ini yaitu perusahaan untulc melakukan kegiatan investasi. Investasi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu investasi dalam surat kepemilikan (saham) dan investasi dalam surat utang (obligasi). Menurut Bursa Efek Indonesia obligasi didefinisikan sebagai surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbahm berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Di Indonesia obligasi diterbitkan oleh berbagai perusahaan, baik yang sahanmya dimiliki oleh swasta selurnhnya, ataupun oleh pernsahaan yang dimHiki oleh negara (PT Persero ). Beberapa persero yang menerbitkan ob!ig.asi diantaranya adalah PT. Jasa Marga, PT. PLN, Bank Bapindo, dan bebagai bank BPD, sedangkan beberapa pernsahaan swasta yang menerbitkan obligasi diantaranya adalah Astra Internasional, IBJ Leasing, Asia Nusamas Leasing, Dhamala Sakti Sejahtera dan sebagainya. Bagi perusahaan, penerbitan obligasi merupakan suatu cara untuk memotong biaya intermediasi keuangan. Apabila perusahaan meminjam dari bank, perusahaan mungkin harus membayar bunga 18 % per tahun. Apabila perusahaan dapat menerbitkan obligasi dengan coupon rate hanya sebesar 15 % per tahun, dan terjual dengan harga sama dengan nilai nominal, maka perusahaan dapat menghemat biaya dana (cost ofdebt) sebesar 3% (Suad husnan: 1994). Data yang diperoleh Bapepam mengenai berkembangan obligasi adalah sebagai berikut: Pada tahun 2005 terdapat 22 penawaran umum obligasi dalam kurun waktu Januari hingga Desember 2005 yaitu: 18 penawaran umum dari obligasi konvensional yang memiliki total emisi Rp. 8,3 triliun, 3 penawaran umum dari obligasi syariah dengan total emisi Rp. 650 milyar, 2 penawaran umum dari obligasi subordinasi dengan total emisi Rp. I 00 milyar. Selama tahun 2006 terlihat bahwa investor dan pelaku pasar memberikan perhatian pada instrumen surat utang khususnya terhadap obligasi korporasi, meskipun Pemerintah Indonesia juga mengeluarkan Obligasi Retail Indonesia pada pertengahan tahun . Total nilai emisi dari 15 penawaran umum Obligasi Korporasi dalam kurun wak:tu Januari hingga Desember 2006 tercatat Rpll,45 triliun, dengan rincian sebagai berikut: 2 Penawaran Umum Obligasi Perdana (fi>O) dengan nilai Rpl,3 triliun,1 Penawaran Umum Obligasi Syariah (Ijarah- IPO) dengan nilai Rp200 miliar, 11 Penawaran Umum Obligasi lanjutan dengan nilai Rp9,45 triliun, 1 Penawaran Umum Obligasi Subordinasi dengan nilai Rp500 miliar. Berikut ini grafik perkembangan emiten obligasi di Indonesia: Gambar 1.1 Grafik perkembangan emiten obligasi di Indonesia Jvnl:lll E"n~t:r. Obli;:isi N1.mlx.ot :.if O:>rd:; fl$SL.tt~ _____,,,,., ;;; '' ~. c :t 1t: .c ~ ~ "' ll.. 'C Per ta!tun :' Per yam Sumber :Annual Report Bapepam 2006 Grafik di atas menunjukkan bahwa perkembangan jumlah emiten obligasi tiap tahunnya makin meningkat. Hal ini membuktikan bahwa obligasi merupakan instrumen yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk berinvestasi. Faerber (2000) menyatakan bahwa inv1~stor lebih memilih berinvestasi pada obligasi dibanding saham karena dua alasan, yaitu: I. Volatilitas saham lebih tinggi dibanding obligasi, sehingga mengurangi daya tarik investasi pada saham, 2. Obligasi menawarkan tingkat pengembalian yang positif dengan pendapatan tetap (fixed income), sehingga obligasi lebih memberikan jaminan dibanding saham. Jewell dan Livingston (2000) menyatakan bahwa investor menghadapi masalah informasi yang disebabkan beragarnnya karakteristik dari penerbit obligasi. Peringkat (rating) obligasi yang diterbitkan oleh lembaga independen membantu mengurangi masalah infonnasi tersebut. Sa!ah satu lembaga pemeringkat obligasi di Indonesia adalah PT PEFINDO. Tujuan dari pemeringkatan obligasi yang akan diterbitkan adalah untuk menilai kinerja perusahaan. Hal ini sangat penting karena dapat dimanfaatkan untuk memutuskan apakah obligasi tersebut layak terbit. Dalam pemeringkatan obligasi, obligasi yang mempunyai peringkat rendal1 merupakan obligasi yang memiliki tingkat resiko tinggi, sebaliknya jika obligasi tersebut memiliki peringkat yang tinggi maka memiliki tingkat resiko yang rendah. Implikasinya adalah bahwa obligasi dengan peringkat rendah harus menyediakan yield to maturity lebih tinggi karena untuk mengkompensasi kemungkinan resiko yang besar. Untuk mengetahui re:siko gaga! bayar dari suatu obligasi adalah dengan melihat apakah obligasi tersebut te1masuk ke dalam investment grade atau speculative grade. Dimana investment grade adalah kelompok obligasi yang memiliki resiko gagall bayar (default) rendah dan memiliki peringkat AAA-BBB- (Standar&Poor), sedangkan speculative grade adalah kelompok obligasi yang memiliki resiko gaga! bayar (default) tinggi dan memiliki peringkat BB+-D (Standar&Poor). Data yang diperoleh dari PT PEFINDO mengenai jumlah obligasi yang masuk dalam peringkat PT PEFINDO adalah sebagai berikut: pada tahun 2005 tercatat sebesar 248 obligasi yang masuk kedalam peringkat PT PEFINDO, 8 obligasi masuk kedalam kategori speculative grade, 7 obligasi tidak diberi rating, dan 233 obligasi masuk kedalam kategori investment grade. Pada tahun 2006 tercatat sebesar 232 obligasi yang masuk kedalam peringkat PT PEFINDO, 5 obligasi masuk kedalam kategori speculative grade, 1 obligasi tidak diberi rating, dan 226 obligasi masuk kedalam kategori investment grade. Tabel 1.1 Jumlah Obligasi Investment Grade Speculative Grade Non Rating Jumlah obligasi 2005 2006 -233 232 8 5 -7 1 Sumber: Data PEFINDO Selain peringkat, faktor lain yang dipertimbangkan oleh investor obligasi adalah return obligasi. Return obligasi merupakan hasil yang akan diperoleh investor apabila melakukan investasi pada obligasi. Return obligasi ini dinyatakan dalam yield. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi obligasi, investor hams mempertimban!!kan besamva vi1dd obligasi, sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan diterima. Pada tahun 2001, Komite Nasional Kebijakan corporate governance menerbitkan pedoman good corporate governance. Pedoman ini bertujuan agar dunia bisnis merniliki acuan dasar yang memadai mengenai konsep serta pola pelaksanaan good corporate governance yang sesuai dengan pola intemasional umumnya dan Indonesia khususnya. Penerapan corporate governance diharapkan memaksimumkan nilai perseroan bagi perseroan tersebut dan bagi pemegang saham. Ball (1998) dalam Evans et al. (2002), mengartikan corporate governance sebagai seperangkat kesepakatan atau aturan institusi yang secara efektif mengatur pengambilan keputusan. Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen clan menjarnin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan. K,()llSf!P corporate. goveman<;e diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan· yang Jebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan dengan baik maka diharapkan pertumbuhan ekonomi akan terus menanjak seiring dengan transparansi pengelolaan perusahaan yang makin baik dan nantinya menguntungkan banyak pihak. Sistem corporate governance memberikan perlindungan efektif bagi pemegang saham dan kreC!itor sehingga mereka yakin akan memperoleh return atas investasinya clengan benar. Corporate governance juga membantu menciptakan lingkungan kondusif demi terciptanya pertumbuhan yang efisien dan sustainable di sektor korporat. Corporate governance dapat didefinisikan sebagai susunan aturan yang menentukan hubungan antara pemegang saharn, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai dengan hak dan tanggungjawabnya (FCGI, 2003). Corporate governance mempunyai hubungan positif dengan peringkat obligasi dan berhubungan negatif dengan yield obligasi (Bhojraj dan Sengupta, 2003). Penelitian terhadap corporate governance di Indonesia banyak dihubungkan dengan harga saham ataupun kinerja perusahaan. ,penelitian corporate governance terhadap obligasi di Indonesia merupakan penelitian yang jarang dilakukan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan data obligasi serta pengetahuan parn investor terhadap obligasi. Selain itu, Wansley et al. (1992) menyatakan bahwa sebagim1 besar perdagangan obligasi dilakukan melalui pasar negosiasi (over the counter market) dan secara hist0ris tidak terdapat informasi harga yang tersedia pada saat penerbitan atau saat penjualan. Dengan tidak tersediai~ya informasi tersebut membuat pasar obligasi menjadi tidak semeriah pasar saham. Berdasarkan penelitian sebelunmya yaitu penelitian Yudi Santara Setyapurnama dan A.M. Vianey Norpratiwi yang menguji hubungan corporate governance terhadap peringkat dan yield obligasi, penelitian kali ini mencoba untuk meneliti lebih dalam. Jika penelitian terdahulu pemilihan sampel tidak memasukkan industri perbankan, keuangan, dan asuransi, dan belum meliputi semua emiten yang menerbitkan obligasi di pasar modal Indonesia, maka dalam penelitian kali ini peneliti mencoba memasukkan kategori-kategori industri di atas sebagai sampel. Penelitian kali ini dapat menggunakan peringkat dan yield obligasi pada masa setelah pengumuman pelaksanaan corporate governance, ha! ini sesuai dengan saran penelitian terdahulu. Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh penerapan corporate governance terhadap peringkat dan yield obligasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada para pembaca dalam melakukan investasi terhadap obligasi terutarna dalam mempertimbangkan penerapan corporate governance pada perusahaan penerbit. Penelitian ini mengangkat isu mengenai pengaruh corporate governance terhadap peringkat dan yield obligasi. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah-masalah penelitian sebagai beriknt: 1. Mengidentifikasi mekanisme corporate governance, dalam ha! ini kepemilikan institusional, komisaris independen, -·komite audit dan kepemilikan manajerial, serta variabel kontrol yang terdiri dari: rasio total hutang terhadap total ekuitas, kualitas audit, dan total asset, berpengaruh terhadap peringkat obligasi. 2. Mengidentifikasi mekanisme corporate governance, dalan1 ha! ini kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit dan kepemilikan manajerial, serta variabel kontrol yang terdiri dari: rasio total asset, total hutang terhadap total alctiva, kualitas audit, dan berpengaruh terhadap yield obligasi . C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang meluas dan keluar dari konteks tujuan penelitian, maka disini penulis melakukan suatu pembatasan penulisan. Dalam penulisan penelitian ini, penulis hanya menekankan pada: I. Proksi dari corporate governance dalam hal ini kepemilikan institusional, komisaris dependen, komite audit, dan kepemilikan manajerial, serta variabel kontrol yang terdiri dari: rasio total hutang terhadap total ekuitas, kualitas audit, dan total asset, dan bagaimana pengaruhnya terhadap peringkat obligasi, yang peringkatnya diterbitkan oleh Lembaga Pemeringkat obligasi di Indonesia (PT. PEFINDO), dimana rating tersebut dikategorikan ke dalam kategori speculative grade untuk perusahaan yang risiko defaultnya tinggi, kategori ini 0 dinyatakan dalam peringkat BB-D dan kategori investment grade untuk perusahaan yang risiko defaultnya rendah, kategori ini dinyatakan dalam peringkat AAA-BBB. 2. Proksi dari corporate governance dalam ha! ini kepemilikan institusional, komisaris dependen, komite audit, dan kepemilikan manajerial, serta variabel kontrol yang terdiri dari: rasio total hutang terhadap total ekuitas, kualitas audit, dan total asset, dan bagaimana pengaruhnya terhadap yield obligasi, yang perhitungan yield obligasinya dengan menggunakan rumus yield to Maturity approximation. D. Perumusan Masalah Masalah-masalah penelitian yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang tersebut di atas yaitu: 1. Apakah mekanisme corporate governance, dalam ha! ini kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit clan kepemilikan manajerial, serta vatiabel kontrol yang terdiri dari: rasio total hutang terhadap total ekuitas, kualitas audit, clan total asset, berpengaruh terhadap peringkat obligasi. 2. Apakah mekanisme corporate governance, dalam hal ini kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit dan kepemilikan manajerial, serta variabel kontrol yang terditi dari: rasio total hutang terhadap total ekuitas, kualitas audit, dan total asset, berpengaruh terhadap yield obligasi . E. Tujuan clan Manfaat Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: I. Untuk menganalisa pengaruh mekanisme corporate governance, dalam ha! ini kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit clan kepemilikan manajedal, serta variabel kontrol yang terdiri dari: rasio total hutang terhadap total ekuitas, kualitas audit, dan total asset, terhadap peringkat obligasi. 2. Untuk menganalisa pengaruh mekanisme corporate governance, dalam ha! ini kepernilikan institusional, komisaris independen, komite audit dan kepernilikan manajerial, serta variabel kontrol yang terdiri dari: rasio total hutang terhadap total ekuitas, kualitas audit, dan total asset, terhadap yield obligasi. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontrilbusi pemikiran kepada: I. Bagi para investor memberikan wawasan dalam melakukan investasi terhadap obligasi terutama dalam mempertimbangkan penerapan corporate governance pada perusahaan penerbit. 2. Bagi Masyarakat agar mengetahui bagaimana penerapan good corporate governance yang dihubungkan dengan investasi yang berupa obligasi, sebagai media lain dalam berinvestasi. 3. Bagi Mahasiswa agar menjadi bahan pembelajaran dan penelitian selanjutnya mengenai corporate governance dan peringkat obligasi serta yield obligasi. 4. Bagi Peneliti sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana strata satu (SI) BABU TINJAUAN PUSTAKA A. Obligasi 1. Pengertian Obligasi Sek:uritas yang diperdagangkan di bursa efek pada dasarnya bisa dibagi menjadi dua, yaitu sekuritas yang menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan (saham), dan yang menunjukkan surat tanda hutang dari emiten yang menerbitkan sekuritas tersebut. (Suad Husnan:1993) Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode te1ientu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah dit1~ntukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. (Indonesia Stock Exchange). Di Indonesia obligasi diterbitkan oleh berbagai perusahaan, baik yang sahamnya dimiliki oleh swasta selurnhnya, ataupun oleh perusahaan yang dimiliki oleh negara (PT Persero ). Beberapa persero yang menerbitkan obligasi diantaranya adalah PT. Jasa Marga, PT. PLN, Bank Bapindo, dan bebagai bank BPD, sedangkan beberapa pernsahaan swasta yang menerbitkan obligasi diantaranya adalah Astra Intemasional, IBJ Leasing, Asia Nusamas Leasing, Dhamala Sakti Sejahtera dan sebagainya. Bagi perusahaan, penerbitan obligasi merupakan suatu cara untuk memotong biaya intermediasi keuangan. Di dalam prak:teknya terdapat berbagai jenis obligasi, yaitn sebagai berikut (Bursa Efek Indonesia): a. Dilihat dari sisi penerbit: I). Corporate Bonds yaitn obligasi yang diterbitkan oleh pernsahaan, baik yang berbentnk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta. 2). Government Bonds yaitn obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pus at. 3). Municipal Bond yaitn obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untnk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility). b. Dilihat dari sistem pembayaran bunga 1). Zero Coupon Bonds yaitn obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namoo, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatnh tempo. 2). Coupon Bonds yaitn obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentnan penerbitnya. 3). Fixed Coupon Bonds yaitu obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik. 4). Floating Coupon Bonds yaitn obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentnkan sebelum jangka waktn tersebut, berdasarkan suatn acuan (benchmark) tertentn seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta. c. Dilihat dari hak penukaran atau opsi 1). Convertible Bonds yaitu obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya. 2). Exchangeable Bonds yaitu obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya. 3). Callable Bonds yaitu obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. 4). Putable Bonds yaitu obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. d. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya 1). Secured Bonds yaitu obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah: (a) Guaranteed Bonds yaitu obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan penangguangar1 dari pihak ketiga. (b) Mortgage Bonds yaitu obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap. (c) Collateral Trust Bonds yaitu obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya sabamsabam anak perusabaan yang dimilikinya. 2). Unsecured Bonds yaitu obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum. e. Dilihat dari segi nominal 1). Konvensional Bonds yaitu obligasi yang Jazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot. 2). Retail Bonds yaitu obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds. f. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil 1). Konvensional Bonds yaitu obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon bunga. 2). Syariab Bonds yaitu obligasi yang perhitlmgan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariab, yaitu: (a) Obligasi Syariab Mudharabab merupalcan obligasi syadab yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten. (b) Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan. 2. Karakteristik Obligasi Adapun beberapa karakteristik dari obligasi adalah sebagai berikut (Bursa Efek Indonesia): a. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pernegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo. b. Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kdaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase. c. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan. ohligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi Kupon I bunga nya. d. Penerbit I Emiten (Issuer) Mengetahui clan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Rite!. Mengukur resiko I kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia. 3. Harga Obligasi Harga suatu obligasi adalah Present Value dari semua aliran kas yang dihasilkan oleh obligasi tersebut (kupon clan nilai pari) di diskon pada tingkat return yang diminta (Bursa Efek Indonesia). Berbe:da dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal. Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yimg ditawarkan, yaitu (Bursa Efek Indonesia): a. Par (nilai Pari) yaitu Harga Obligasi sama dengan nilai nominal. Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 25 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 25 juta = Rp 25 juta. b. at premium (dengan Premi) yaitu Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 25 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 103% x Rp 25 juta = Rp 25,5 juta. c. at discount (dengan Discount) yaitu Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 25 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 25 juta = Rp 24,5 juta. B. Yield Obligasi Pendapatan atau imbal hasil atau return yang akan diperoleh dari investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investor apabila menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi obligasi, investor hams mempertimbangkan besarnya yield obligasi, sebagai faktor pengukur 1ingkat pengembalian tahunan yang akan diterima. Terdapat dua istilah dalam penentuan yield, yaitu current yield danyield to maturity (Fabozzi, 2000). 1. Currrent yield adalah yield yang dihitung berdasark1m jumlah kupon yang diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut. Bunga Tahunan Current Yield= Harga Obligasi Contoh: Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 18% per tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 90% untuk nilai nominal Rp 1.000.000.000, maka: Current Yield = Rp 180.000.UOO atau 18% Rp 900.000.000 90% =20% 2. Yield to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian yang akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Penghitungan YTM dilakukan dengan memasukkan semua pembayaran kupon bunga sampai dengan tanggal jatuh tempo dengan mengasumsikan adanya reinvestasi dari kupon yang diterima dengan tingkat bunga yang sama dengan YTM tersebut (Kesumawati, 2003). Karena rumitnya penghitungan YTM, maka dapat digunakan juga penghitnngan yield to maturity approximation (YTM approximation). approximation adalah: R-P C+-YTM approximation = -=---"n~xl 00% R+P 2 Keterangan: C=kupon n = periode waktu yang tersisa (tahun) R =redemption value P = harga pembelian (purchase value) Rumus YTM Atau x INT+[(M-PV},;] o YTM= (M+PV xlOOYo 2 INT = nilai kupon I bunga M = maturity value/ par value PV = harga obligasi sekarang n = lama waktu obligasi sampai jatuh tempo Contoh: Carilah Yield to Maturity (YTM) dari obligasi deng.an nilai par sebesar Rp 1.000, harga pasar sekarang adalah 761. Jangka waktu obligasi tersebut adalah 12 tahun. Kupon dari obligasi ini sebesar 8% per tahun! . 80+[(1000-76%] Taks1ranYTM= = (l000+ 76 9{ 0 XlOOYo 11,35% C. Peringkat Obligasi Peringkat obligasi merupakan indikator ketepa1twaktuan pembayaran pokok dan bunga utang obligasi. Selain itu, peringkat obligasi mencerminkan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Dengan demikian peringkat obligasi menunjukkan skala keamanan obligasi dalam membayar kewajiban pokok dan bunga secara tepat walctu. Semakin tinggi peringkat, semakin menunjukkan bahwa obligasi tersebut terhindar dari risiko default. Peringkat obligasi diterbitkan oleh lembaga pemeringkat yang independen. Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat sekuritas utang, yaitu PT PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan Kasnic Credit Rating Indonesia. Lembaga pemeringkat tersebut membantu investor dalam memberikan info1masi investasi mengenai kemampuan ekonomi dan finansial penerbit (issuer) obligasi. Peringkat obligasi yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat memberikan gambaran tentang kredibilitas (credit worthiness) dan mempengaruhi penjualan obligasi tersebut (Fabozzi:2000). Peringkat obligasi menunjukkan kualitas kredit perusahaan penerbit. Semakin tinggi peringkat yang diperoleh, semakin baik kualitas kredit. Rizzi (1994), mengelompokkan peringkat obligasi menjadi dua, yaitu: investment grade (AAA-BBB-[S&P]) dan non-investment grade/speculative grade (BB+·D[S&P]). Investment grade merupakan obligasi yang berperingkat tinggi (high grade) yang mencermiukan risiko kredit yang rendah (high creditworthiness). Noninvestment grade merupakan obligasi yang berperingkat rendah (low grade) yang mencerminkan risiko kredit yang tinggi (low creditworthiness). Berikut ini tabel dari peringkat obligasi PT. PEFINDO: Tabel 2.1 Simbol dan arti peringkat obligasi Simbol AAA Arti Efek hutang yan peringkatnya paling tinggi dan berisiko paling rendah yang didukung oleh kemampuan obligor yang superior relatif dibanding entitas lainnya untuk membayar bunga dan pokok hutang dari selnruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan. AA Efek hutang yang memiliki kualitas kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi , ..l!..l".1---- ~ ' ' ' ... lainnya untul< membayar bunga dan pokok hutang clari seluruh kewaj iban fiancialnya sesuai dengan yang diperjanjikan serta tidak mudah dipengaruhi oleh perubahaan keadaan. A Efek hutang yang berisiko investasi rendah dan didukung oleh kemampuan obligor yang kuat relatif dibanding entitas lainnya w1tuk membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajban financialnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan. BBB Efek hutang yang berisiko investasi cukup rendah dan didukung oleh kemampuan obligor yang memadai relatif dibanding entitas lainnya untuk membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan , namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan BB Efek hutang yang menunjukkan dukungan kemampuan obligor yang agak lemah relatif dibanding entitas lainnya untuk membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan. B Efek hutang yang menunjukan dukungan kemampuan obligor yang sangat lemah untuk membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun adanya pernbahan keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan akan memburuk kemampuannya untuk memenuhi kewajiban finansialnya. CCC Efek hutang yang tidak mampu lagi membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang dip1irjanjikan, serta hanya tergantung kepada perbaikan kondisi bisnis dan perekonomian. D Efek hutang yang macet atau emitennya sudah berhenti bernsaha. Sumber: SNA VII DENPASAR BALI, 2-3 DESEMBER 2 D. Teori Kcagenan Hubungan kcagenan merupakan suatu kontrak antara principal dengan agent. Menurut Darmawati et al. (2005), inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan (principal/investor) dan pengendalian (agentlmanajer). Kepemilikan ' ' diwakili 1 1 • • oleh investor mendelegasikan investor. Investor mempunyai harapan bahwa dengan mendelegasikan wewenang pengelolaan tersebut, mereka akan mernperoleh keuntungan dengan bertambalrnya kekayaan dan kemakmuran investor. Hubungan keagenan dapat menimbulkan masalah pada saat pihak-pihak yang bersangkutan mempunyai tujuan yang berbeda. Pemilik modal menghendaki bertambalrnya kekayaan dan kemakmuran para pemilik modal, sedangkan manajer juga menginginkan bertambahnya kesejahterrum bagi para manajer. Dengan demikian muncullah konflik kepentingan antara pemilik (investor) dengan manajer (agen). Pemilik lebih tertarik untuk memaksimurnkan return dan harga sekuritas dari investasinya, sedangkan manajer mempunyai kebutuhan psikologis dan ekonomi yang luas, termasuk memaksimurnkan kompensasinya. Kontrak yang dibuat antara pemilik dengan manajer diharapkan dapat meminimmukan konflik antar kedua kepentingan tersebut. Alijoyo dan Zaini (2004) beranggapan bahwa pernisahan fungsi eksekutif dan fungsi pengawasan pada teori keagenan menciptak:an "checks and balances", sehingga terjadi independensi yang sehat bagi para manajer untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang maksimum dan return yang memadahi bagi para pemegang saham. Teori keagenan dilandasi dengan tiga asumsi (Eisenhardt, 1989), yaitu: asums1 sifat (organizational manusia (human assumptions), assumptions), dan asumsi asumsi informasi keorganisasian (information assumptions). Asumsi sifat manusia dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1. Self-interest, yaitu sifat manusia untuk mengutamakan kepentingan diri sendiri. 2. Bounded-rationality, yaitu sifat manusia yang memiliki keterbatasan rasionalitas 3. Risk aversion, yaitu sifat manusia yang lebih memilih mengelak dari risiko. Asumsi keorganisasian dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: konfik sebagian tujuan antar partisipan, efisiensi sebagai suatu kriteria efektivitas, dan asimetri informasi antara pemilik dan agen. Asumsi informasi merupakan asumsi yang menyatakan bahwa informasi merupakan suatu komoditas yang dapat dibeli. Teori keagenan lebih menekankan pada penentuan pengaturan kontrak yang efisien dalam hubungan pemilik dengan agen. Kontrak yang efisien adalah kontrak yang jelas untuk masing-masing pihak yang berisi tentang hak dan kewz\iiban, sehingga dapat meminirnumkan konflik keagenan. Corporate governance merupakan suatu mekanisme pengelolaan yang didasarkan pada teori keagenan. Penerapan konsep corporate governance diharapkan memberikan kepercayaan terhadap agen (manajemen) dalam mengelola kekayaan pemilik (investor), dan pemilik menjadi lebih yakin bahwa agen tidak akan melakukan suatu kecurangan untuk kesejahteraan agen. E. Corporate Governance Menurut Sulistyanto (2003), mendefinisikan corporate governance dalamjurnal ekonomi dan bisnis adalab: "Konsep yang menekankan pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar, akurat, dan tepat waktu dan transparan mengenai semua informasi kinerja perusabaan, kepemilikan, dan stakeholder." Secara sederhana, corporate governance didefinisikan sebagai peranan para pemegang sabam, direktur, dan manajer lainnya dalam pembuatan keputusan korporasi/perusabaan. (Giiffin dan Ebert, 1997:45). Corporate governance, yang ditentukan untuk setiap perusabaan berdasarkan anggaran rumab tangganya, melibatkan tiga badan yang berbeda. Pertama, para pemegang sabam (para investor ym1g membeli sabam kepemilikan) yang merupakan pemilik perusabaa.n yang sesungguhnya. Perusabaan menjual bagian dalam bisnis (sabam) kepada investor, yang kemudian menjadi pemegang sabam (stockholders atau shareholders). Laba didistlibusikan diantara para pemegang sabmn dalam bentuk dividen, dan manajer perusabaan melaksan?kan pekerjaannya sesuai dengan kebijaksanaan para pemegang sabam. Kedua, dewan direksi (board of directors), yang merupakan suatu kelompok individu yang dipilih oleh para pemegang sabam untuk mengawasi manajemen perusabaan. Menurut hukum, badan yang bertangung jawab atas kontrol perusabaan adalab dewan direksinya. Dewan berkomunikasi dengan para pemegang sabam dan investor potensial lainnya melalui suatu saluran, seperti laporan tabunan atau Iingkasan kesehatan keuangan perusahaan. Para direktur juga menetapkan kebijakan atas dividen, pengeluaran utarna, serta gaji dan tunjangan eksekutif. Ketiga, officer koorporasi, yang merupakan manajer puncak yang diperkerjakan oleh dewan untuk menjalankan perusahaan sehari-hari. Banyak dewan yang memiliki direktur dari luar dan dari dalam. Direktur dari dalam (inside directors) adalah para manajer puncak yang terutarna bertanggung jawab atas perusahaan tersebut. Sedangkan, direktur dari luar (outside directors) adalah para pengacara, akuntan, pegawai universitas. Dan para eksekutif dari perusahaan lain. Namun demikian, semua direktur memiliki dasar tangung jawab yang sama, yakni menjamin bahwa perusahaan tersebut dikelola dengan baik demi kepentingan para pemegang saham. Pada kenyataannya, terdapat kerancuan terutama dimata kaum awam dalam memahami pengertian corporate governance. Prakarsa (2000) dalam Indrayani dan Nurkholis (2001:139) mengatakan bahwa hal tersebut disebabkan oleh pendefinisian corporate governance dalam perspektif dan konteks yang berbeda. Dalam konteks sederhana, corporate governance digunakan dalam konteks manajemen mikro dan didefinisikan sebagai mekanisme administratif yang mengatur hub1mga11-hubungan antara manajemen perusahaan, komisaris independen, direksi, pemegang saham, dan kelompok-kelompok penting (stakeholders) yang lain. Dalam perspektif luas, corporate governance didefinisikan dalam pengertian sejauh mana perusahaan telah dijalankan dengan cara terbuka dan jujur untuk memperkuat kepercayaan masyarakat luas terhadap mekanisme pasar, meningkatkan efisiensi dalam alokasi sumber <la.ya Iangka baik dalam skala domestik maupun internasional, memperkuat struktur industri, clan akbirnya meningkatkan kemakmuran clan kesejahteraan masyarakat luas. Penerapan corporate governance memberikan e:mpat manfaat (FCGI, 2001 ), yaitu: 1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang Iebih baik, meningkatkan efisiensi perusahaan, serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders. 2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih mural1 clan tidak rigit (karena faktor kepercayaan) yang pada akbirnya akan meningkatkan corporate value. 3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menananikan modalnya di Indonesia. 4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders 's values dan dividen. Corporate governance timbul karena kepentingan perusahaan untuk memastikan kepada pihak penyandang dana (principal/investor) bahwa dana yang ditananikan digunakan secara tepat clan efisien. Selain iiu dengan · corporate governance, perusahaan memberikan kepastian bahwa manajemen (agent) bertindak yang terbaik demi kepentingan perusahaan. I . Kepemilikan Institusi Sifat masalah keagenan secara langsung berhubungan dengan struktur kepemilikan. Strukur kepemilikan yang tersebar tidak akan . .,. ,._, ,_, L_ _ __ --m~·~·-·-,, memberikan insentif kepada pemilik untuk m1~monitor pengelolaan manajemen. Hal ini disebabkan para pemilik akan menanggung sendiri biaya pengawasan (monitoring cost), sehingga semua pemilik akan menikmati manfaat. Investor institusi mempunyai peranan dalam menyediakan mekanisme yang dapat dipercaya terhadap penyajian informasi kepada investor. Peranan itu terjadi disebabkan karena investor institusi merupakan investor yang sophisticated, dan mempunyai daya pengendali yang lebih baik dibanding investor individu. Kepemilikan institusional umumnya bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Barclay dan Holderness (1991) dalan1 Faisal (2005: 178) memberikan bukti empiris bahwa terdapat peningkatan turnover manajemen dan gain akibat pembelian saham dari pihak luar. Cai et. al. (2001) dan Faisal (2005:179) menemukan hubungan yang berlawanan antara kinerja saham dan kepemilikart saham institusional. Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan institusional, maka pemanfaatan aktiva perusahaan semakin efisien. Dengan demikian, proporsi kepemilikan institusional bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan mll!1ajemen. 2. Kepemilikan Manajerial Menurut Vidyasari (2005:24), pihak manajerial dalam perusahaan adalah pihak yang secara aktif berperan dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan yang terdiri dari dewan direksi dan dewan komisaris perusahaan. Pihak manajerial ini dipilih dan diangkat oleh pemililc perusahaan melalui Rapat Umum Pemegang Saham {RUPS). Menurut Jensen (1993) dalam Faisal (2005:177) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial dapat membantu penyatuan kepentingan antara pemegang saham dengan manajer, yang apabila proporsi kepemilikan saham manajerial meningkat maka semaldn baik kinerja perusahaan. Sebagai pemegang saham manajer akan ikut menikmati keuntungan dari setiap keputusan yang dilakukan secara tepat. Akan tetapi, apabila terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan, manajer juga akan ikut menanggung kerugian yang didt>rita. Dengan adanya keterikatan ini, diharapkan ldnerja manajemen untuk meningkatkan nilai perusahaan akan lebih baik dan lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan. Besar kecilnya jumlah kepemililcan saham manajerial dalam perusahaan dapat mengindilcasilcan adanya kesamaan (congruence) kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham perusahaan. Perusahaan yang memiliki jumlah kepemilikan saham yang besar, seharusnya mempunyai konflik keagenan yang rendah. 3. Komite Audit Berdasar surat keputusan Ketua BAPEPAM KEP 41/PM/2003, SK Dir. BEJ Nomor 315/BEJ/06-2000, Keputusan Menteri BUMN Nomor 117/Tahun 2000, dan Undang-undang BUMI'~ Nomor 19/2003, pembentukan komite audit merupakan suatu keharusan. Komite audit harus diketuai oleh seorang komisaris independen. Komite audit merupakan salah satu komite yang memiliki peranan penting dalam corporate governance. Tugas komite audit adalah membantu dewan komisaris untulc memenuhi tanggungjawabnya dalam memberikan pengawasan secara menyeluruh. Komite audit beranggotakan komisar.is independen (FCGI, 2001). Komite audit harus bebas dari pengaruh din:ksi, eksternal auditor, sehingga komite audit hanya bertanggungjawab kepada dewan komisaris. Komite audit memiliki tanggungjawab yang besar dalam menyiapkan audit, melakukan ratifikasi terhadap sistem pengendalian internal, dan memecahkan perselisihan dalam peraturan akuntansi (George, 2003). 4. Komisaris Independen Menurut Indonesia Society of Independent Commissioner (ISICOM), komisaris independent merupakan anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independent atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan. Keberadaan komisaris independen diatur dalam ketentuan peraturan pencatatan efek Bursa Efek Indonesia (BEI) nomor 1-A tentang ketentuan umum pencatatan efek bersifat ekuitas di bursa yang berlaku sejak tanggal 1 July 2000. perusahaan yang tercatat di BEI wajib memiliki komisaris independen yang jumlahnya secara proposional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan pemegang saham pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independent sekkurangkurangnya 30 % dari jumlah seluruh anggota komisaris. Komisaris independen memiliki tanggung jawab pokok untuk mendorong diterapkannya prinsip tata kelola pemsahaan yang baik di dalam pemsahaan melaui pemberdayaan dewan komisaris agar dapat melakukan tugas pengawasan dan pemberian nasehat kepada direkasi secara efektif dan lebih memberikan nilai tambal1 bagi pemsahaan. Tugas komisaris independen adalah: a. Menjamin transparasi dan keterbukaan laporan keuangan pemsahaan. b. Perlakuan yang adil terhadap pemegang saham minoritas dan stakeholders Iainnya. c. Diungkapkannya transaksi yang mengandung benturan kepentingan secara wajar dan adil. d. Kepatuhan pemsahaan pada perundangan yang berlaku e. Menjamin akuntabilitas organ perseroan. F. Kerangka Berfikir Variabel-variabel yang dijelaskan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusi, komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan manajerial dijelaskan sebagai variabel independent. Yield dan peringkat obligasi dijelaskan sebagai variabel dependen. Didalam penelitian ini terdapat variabel kontrol yang terdiri dari kualitas audit, total asset, dan rasio debt to equity. Penelitian ini menggunakan regresi dummy variabel dikarenakan beberapa variabel independentnya merupakan variabel dummy, yaitu komite audit, kepemilikan manajerial, serta kualitas audit. Untuk alat analisis data yang dipergunakan adalah regresi logistik dan regresi berganda. Regresi Jogistik dipergunakan untuk menganalisis pengaruh corporate governance (kepemilikan institusi, komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan manajerial) terhadap peringkat obligasi, ha! ini dikarenakan variabel peringkat obligasi adalah kategorikal variabel. Sedangkan regresi berganda dipergunakan untuk menganalisis pengaruh corporate governance (kepemilikan institusi, komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan manajerial) terhadap yield obligasi, dimana perhitungan yield obligasi approximation. menggunakan rumus yield to maturity Laporan Keuangan Tahunan Corporate Governance Variabel Independen: Kepemilikan Institusi Komisaris Independen Komite Audit Kepemilikan Manajerial J =] Variabel Kontrol: Kualitas Audit Total Asset Rasio Debt to Equity Perusahaan Pemeringkat Efek Investment Grade Speculative Grade Regresi Dummy Variabel Asumsi Klasik Regresi Logistik Interpretasi Gambar2.l Kerangka Berpikir Hipotesis 1 Do. .... LY,.. ...... i. ~~1~~-!--- ---- Laporan Keuangan Tahunan_J Co1porate Governance - ] Variabel Independen: Kepemilikan Institusi Komisaris Independen Komite Audit Kepemilikan Manajerial Variabel Kontrol: Kualitas Auidit Total Asset Rasio Debt to Equity Perusahaan Pemeringkat Efek Variabel Dependen 2: Yield Obligasi J ~~· Regresi Dummy Variabel J Asumsi Klasik Uji F:::_] Interpretasi Gambar2.2 Kerangka Berpikir Hipotesis 2 PPnO"~rnh mPlr-::i,n1c-ma. ,.,.,...,..,...,....,..,...,;,., ,...,... ... ,,,~·-~·--- •---L--t ___ • 1 1 1 1• Tabel 2.2 Tabel arah hubungan yang diharapkan No Variabel 1 2 3 Keoemilikan Institusional Komisaris Indeoenden Komite Audit 4 5 6 7 Keoemilikan Manajerial Kualitas Audit Total asset Debt to Equitv Arah Hubungan Peringkat Obligasi Yield Obliimsi Positif Neimtif Negatif Positif Positif Negatif Positif Positif Negatif Negatif Positif Negatif Negatif Positif Sumber: Santara Setyapumama, Yudi dau Viauey Norprat1w1, A.M.Pengaruh corporate governance terhadap peringkat obligasi dan yield obligasi G. Perumusan Hipotesis 1. Pengaruh corporate governance dengan peringkat obligasi a. Pengarub kepemilikan institusi dengan peringkat obligasi Ho : f3y,x, = 0 Tidak terdapat pengarub positif antara kepemilikan institusi dengan peringkat obligasi Terdapat pengaruh positif antara kepemilikan institusi dengan peringkat obligasi b. Pengaruh komisaris independen dengan peringkat obligasi Ho : f3y,x, = 0 Tidak terdapat pengaruh positif antara komisaris independen dengan peringkat obligasi Ha : f3y,x, i 0 Terdapat pengarub positif antara komisaris independen dengan peringkat obligasi c. Pengaruh komite audit dengan peringkat obligasi Ho : f3y,x, = 0 Tidak terdapat pengarub positif antara komite audit Terdapat pengaruh positif antara komite audit dengan peringkat obligasi d. Pengaruh Kepemilikan manajerial terhadap peringkat obligasi Ho : py,x. = 0 Tidak terdapat pengaruh negatif antara kepemilikan manajerial dengan peringkat obligasi Terdapat pengaruh negatif antara kepemilikan manajerial dengan peringkat obligasi 2. Pengaruh corporate governance terhadap yield obligasi a. Pengaruh kepemilikan institusi dengan yield obligasi Ho: py,x,=O Tidak terdapat pengaruh negatif antara kepemilikan institusi dengan yield obligasi Terdapat pengaruh negatif antara kepemilikan institusi dengan yield obligasi b. Pengaruh komisaris independent dengan yield obligasi Ho: py,x,= 0 Tidak terdapat pengaruh negatif antara komisaris independent dengan yield obligasi Ha: py,x,;t 0 Terdapat pengaruh negati:f antara komisaris independent dengan yield obligasi c. Pengaruh komite audit dengan yield obligasi Ho: py,x,= 0 Tidak terdapat pengaruh negatif antara komite audit dengan yield obligasi Ha: py,x,,t 0 Terdapat pengaruh negatif antara komite audit dengan yield obligasi d. Pengaruh Kepemilikan manajerial terhadap yield obligasi Ho: py,x, = 0 Tidak terdapat pengamh positif antara Kepemilikan manajerial dengan yield obligasi Ha : py,x, # 0 Terdapat pengaruh positif antara Kepemilikan manajerial dengan yield obligasi H. Penelitian Terdahulu Penelitian Yudi Santara Setyapumarna dan A.M. Vianey Norpratiwi menguji hubungan corporate governance terhadap peringkat dan yield obligasi dengan sarnpel pemsahaan penerbit obligasi dengan periode pengarnatan 2001-2003 serta data diperoleh dari bursa efek Surabaya dan PT PEFINDO. Penelitian ini membuktikan bahwa tidak semua elemen corporate governance berpengamh terhadap peringkat dan yield obligasi. Jumlah komisaris independen berpengaruh positif terhadap p•~ringkat obligasi dan negatif terhadap yield obligasi. Keberadaan komite audit secara statistik signifikan berpengaruh negatif terhadap yield obligasi. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan komite audit mempakan variabel yang dipertimbangkan oleh investor dalarn investasi obligasi. Penelitian Evans et al. (2002) menguji hubungan antara stmktur corporate governance dan penurunan kinerja peru.sahaan dengan sampel perusahaan di Australia. Penelitian Evans et al. (2002) melaporkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan positif yang secara statistik signifikan antara rasio komisaris independen dengan kinerja perusahaan. Penelitian Fuerst dan Kang (2004) menguji corporate governance dan kinerja operasi, menunjukkan adanya hubungar1 positif antara komisaris independent dengan kinerja perusahaan. Penelitian lain yang berkaitan dengan komisaris independen adalah penelitian Uzun et al. (2004). Penelitian ini menguji berbagai karakteristik dewan komisaris dan kdengkapan tata kelola yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya kecurangan (fraud) di perusahaan Amerika periode 1978-200 l. Hasil dari penelitian Uzun menuajukkan pada perusahaan yang persentase komisaris independennya rendah cenderung terjadi kecurangan. Kecurangan yang terjadi menimbulkan penurunan pada nilai perusahaan, sehingga terjadi penurunan peringkat obligasi dan peningkatan yield obligasi. Bhojraj dan Sengupta (2003) meneliti pengaruh corporate governance pada peringkat dan yield obligasi. Dalam penelitian ini proksi dari corporate governance adalah kepemilikan institusi dan lcomisaris independen. Hasil yang diperoleh oleh Bhojraj dan Sengupta menunjukkan bahwa persentase kepemilikan institusi dan proporsi komisaris independen berhubungan positif dengan peringkat obligasi. Sedangkan persentase kepemilikan institusi dan proporsi komisaris independen berhubungan negative dengan yield obligasi . Penelitian yang menggunakan variabel komite audit tidak banyak. Hal ini disebabkan sistem struktur dewan komisaris dan direksi yang berbeda di setiap negara (one tier dan two tier). Penelitian Cotter dan Silvester (2003) memusatkan pada komposisi dewan komisaris dan komite pengawas (komite audit dan komite kompensasi) pada pernsahaan di Australia. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat lmbungan positif antara proporsi komisaris independen dan komite pengawas terhadap kinerja pernsahaan dengan analisis multiple regression. Turley dan Zan1an (2004) meneliti pengarnh corporate governance dan komite audit, dengan mengevaluasi dan melakukan sintesa beberapa penelitian terdahulu tentang corporate governance yang berkaitan dengan komite: audit. Penelitian ini melaporkan bahwa bukti menunjukkan adanya hubungan positif antara eksistensi komite audit dengan kualitas laporan keuangan dan kinerja pernsahaan. Penelitian Sharma (2004) menguji pengaruh karakteristik dewan komisaris dan kepemilikan institusi terhadap fraud (kecurangan). Penelitian ini menggunakan analisis statistik Logit. Salah satu vari.abel independen yang digunakan adalah prosentase kepemilikan manajerial dalam pernsahaan. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengarnh secara statistik signifikan terhadap adanya fraud dalam perusahaan. Hermalin dan Weisbach (1991), menguji menguji pengarnh komposisi dewan komisaris dan insentif yang diterima terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini menggunakan kepemilikan manajerial sebagai variabel independen. Analisis statsitik yang digunakan adalal1 ordinary least squares (OLS) regression. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi prosentase kepemilikan manajerial akan menurnnkan kinerja perusahaan. Sanders dan Allen (1993) menguji kualitas pelaporan keuangan pemerintah sebagai sinyal bagi kredit analis. Penelitian ini mengnji kualitas audit sebagai proksi dari kualitas pelaporan dengan analisis Logit. Kualitas audit dibagi menjadi dua, yaitu yang dilakukan oleh auditor yang termasuk dalam big 8 (sekarang big 4) dan non big 8. Salah satu hipotesis yang diuji adalah kemampuan prediksi laporan keuangan yang diaudit oleh big 8 terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian Sanders dan Allen (1993) menunjukkan bahwa secara keseluruhan laporan keuangan yang diaudit oleh auditor dari kantor akuntan publik (KAP) big 8 secara statistik signifikan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Raman dan Wilson (1994) mengnji pengaruh knalitas audit terhadap yield premium obligasi. Penelitian ini menggunakan analisis multiple regression dengan salah satu variabel independen yang digunakan adalah auditor .yang berasal dari KAP big 8 dan non big 8. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang diaudit oleh KAP big 8 berpengaruh negatif yang secara statistik signifikan terhadap yield premium obligasi. Ziebart dan Reiter (1992) mengnji bagaimana informasi akuntansi secara langsung mempengaruhi yield obligasi dan secara tidak langsung peringkat obligasi mempengaruhi yield obligasi. Penelitian ini menggunakan total asset sebagai salah satu variabel independen. Alat uji statistik yang digunakan adalah simultaneous equation model. Hasil yang dilaporkan menunjukkan bahwa total asset berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Sedangkan peringkat obligasi berpengaruh negatif terhadap yield obligasi. Khurana dan Raman (2003) menguji aspek fundamental dalam mempengarnhi harga pada pasar obligasi. Penelitian ini menggunakan analisis regresi dengan variabel dependen yield to maturity (YTM) dan berbagai data akuntansi sebagai variabel kontrol. Beberapa data akuntansi yang digunakan oleh Khurana dan Raman adalah ukuran perusahaan (FIRMSIZE) dan Debt to Equity Ratio (DE). Hasil yang dilaporkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang diwakili oleh total asset berhubungan negatif terhadap yield. DE secara statistik signifikan berhubungan positif dengan yield. Bhojraj dan Sengupta (2003) dalam penelitian corporate governance terhadap peringkat dan yield obligasi, menggunakan be>berapa data akuntansi sebagai variabel kontrol. Beberapa data akuntansi yang digunakan yang digunakan adalah rasio debt to equity (DE) dan total asset pada akhir tahun (ASSET). Penelitian ini menggunakan analisis probit dalam menguji pengaruh corporate governance terhadap peringkat obligasi, dan menggunakan analisis regresi dalam menguji pengaruh corporate governance terhadap yield obligasi. Hasil yang dilaporkan menunjukkan bahwa DE berpengaruh negatif terhadap peringkat ob!igasi dan berpengaruh positif terhadap yield obligasi. ASSET berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi dan berpengaruh negatif terhadap yield obligasi. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa kualitas audit, ukuran perusahaan, dan rasio kewajiban terhadap ekuitas dapat menjadi faktor yang mempengaruhi hubungan antara corporate governance dengan peringkat dan yield obligasi. Dengan pertimbangan tersebut, maka penelitian ini menggunakan kualitas audit, ukuran perusahaan, dan rasio kewajiban terhadap ekuitas menjadi variabel kontrol. BABUI METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEi) dengan objek penelitian adalah sebagai berikut: kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial, p1:ringkat obligasi, serta yield obligasi. Sedangkan unit observasi dalarn penelitian ini adalah persentase saham yang dimiliki oleh manajemen dari total saham, persentase saham yang dimiliki oleh institusi dari total saham, persentase jumlah komisaris independent dengan banyaknya komisaris pada perusahaan penerbit, komite audit yang dimiliki oleh perusahaan, kantor akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan perusahaan, rasio total hutang terhadap total ekuitas (DER), total aktiva perusahaan, perhitungan yield to maturity dengan melibatkan nilai nominal obligasi, coupon rates, periode jatuh tempo obligasi serta harga obligasi. Adapun periode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu selama periode 2005··2006. B. Metode Penentuan Sampel Populasi adalah keseluruhan gejala atau satmm yang ingin diteliti. Sementara itu, sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti, oleh karena itu, sampel harus dilihat sebgai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi itu sendiri. (Bailey, 1994;83) Adapun populasi di dalam penelitian ini adalah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode observasi selama periode 2005-2006. sedangkan sampel yang akan diteliti di dalam penelitian ini menggunakan metode pemilihan sampel yaitu jugdement sampling atau disebut juga purposive sampling yang digunakan atas dasar strategi kecakapan atau /-------------~ Cpertimbangan ',,,...___ prib~i -------------- semata serta dengan menentukan kriteria khusus h/.. " terhadap sampel. Kriteria-kriteria sampel didalam penelitian ini adalah: 1. Obligasi yang diterbitkan dan beredar selama periode pengamatan. 2. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005-2006. 3. Obligasi yang nlasih aktif beredar di pasar dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Obligasi yang perusahaan penerbitnya terdaftar dalam peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PT PEFINDO selama kurun waktu pengan1atan. 5. Emiten obligasi yang go public yang memiliki kelengkapan laporan keuangan tahunan dalam kurun waktu penelitian 2005-2006. C. Metode Pengurnpulan Data 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Cara pengurnpulan data dengan mengadakan kegiatan melihat, memahan1i dan menghayati, serta mencatat secara teratur topik-topik yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, baik dengan cara membaca maupun mengutip bal1asan yang berkaitan dengan penelitian ini. Tak kurang penting juga bahan-bahan yang diperoleh selama perkuliahan seperti buku-buku ataupun jurnal. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Cara pengumpulan data yang dipergunakan dan diperoleh adalah dengan cara terjun langsung pada capital market reference center yang berada di BEI untuk mengumpulkan data penelitian terhadap objek yang diteliti. D. Metode Analisis Data 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas suatu data sangat diperlukan dalam penggunaan statistik parametrik. Untuk menguji normalitas distribusi populasi diajukan hipotesis sebagai berikut: HO : Data berasal dari populasi berdistribusi nonnal H 1 : Data yang berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Uji yang dilakukan untuk menentukan normalitas suatu data adalah uji Kolmogorov-Smimov. Kriteria yang dipergunakan yaitu menerima Ho apabila nilai signifikan lebih dari tingkatan alpha yang telah ditentukan yaitu 0,05 (5%). HO diterima apabila sig. > 0,05 HO ditolak apabila sig. < 0,05 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas Pengujian ini dilakukan unmk melihat apakah pada model regresi terdapat korelasi antara variabel independent, model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya multikolinearitas pada model regresi dilakukan dengan cara sebagai berikut: (I) Dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) Jika model regresi memiliki angka VIF lebih besar dari pada nilai 10 maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas dan sebaliknya jika model regresi memiliki angka VIF kurang dari 10 maka pada model regresi dikatakan tidak terdapat masalah multikolinearitas (Ghozali, 2002:91) (2) Dilihat dari nilai tolerance Jika model pada regresi memiliki nilai toleran kurang dari 0, 10 maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas dan jika sebaliknya model regresi memiliki nilai toleran lebih dari 0, 10 maka dapat dikatakan model regresi tidak terdapat masalah multikolinearitas. b. Uji Autokolerasi Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelunmya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autok:orelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul kare11a residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. (Ghozali, 2002:95). U11tuk melihat ada tidaknya masalah autokorelasi digunakan uji Run. Uji Run sebagai bagian dari statistik 11011-parametrik dapat pula digunakan untuk me11guji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). (Ghozali, 2002:103). Ho : Residual random (acak) Ha : Residual tidak random Pengambilan keputusan: Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05 Ho ditolakjika nilai signifikan < 0,05 c. Uji Heterokedastisitas Pe11gujian ini bertujuan u11tuk menguji apakah didalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual suatu pengan1atan. Jika varians dari residual suatu pengamatan yang lain tetap berarti telah terjadi homoskedastisitas. Jika terjadi homoskedastisitas dikatakan mempunyai model yang baik, cara mendeteksi dengan melihat Pada hipotesis pertama menyatakan: pengaruh corporate governance terhadap peiingkat obligasi, yaitu: 1) Pengaruh kepemilikan institusi dengan peringkat obligasi Tidak terdapat pengaruh positif antara kepemilikan institusi dengan peiingkat obligasi Terdapat pengaruh kepemilikan instiitusi positif dengan antara peiingkat obligasi 2) Pengaruh komisaris independen dengan peringkat obligasi Tidak terdapat pengaruh positif antara komisaris independen derigan peringkat obligasi Terdapat pengaruh positif antara komisaiis Independen dengan peringkat obligasi 3) Pengaruh komite audit dengan peringkat obligasi Tidak terdapat pengaruh positif antara komite audit dengan peringkat obligasi Terdapat pengaruh positif antara komite audit dengan peringkat obligasi 4) Pengarub Kepemilikan manajerial terhadap peringkat obligasi Ho : f3y,x. = 0 Tidak terdapat pengaruh negatif antara kepemilikan manajerial dengan peringkat obligasi Terdapat pengaruh negatif antara kepemilikan manajerial dengan peringkat obligasi Hipotesis pertama ini akan diuji dengan regresi logistik biner. Uji regresi logistik biner dipergunakan karena variabd dependen penelitian ini merupakan variabel yang bersifat kategorikal atau variabel yang berbentuk skala ordinal, yang memiliki dua nilai yaitu; 1 untulc peringkat yang masuk ke dalam investment grade, dan 0 untuk peringkat yang masuk ke dalam speculative grade. b. Analisis Logistic Regression Analisis regresi logistik digunakan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen terhadap variabel dependen yang berupa variabel kategorik. Regresi yang digunakan didalam penelitian ini adalah regresi logistik biner, yaitu regresi logistik dimana variabel dependennya berupa variabel dikotomi atau biner, yaitu peringkat obligasi dimana terdapat 2 kategori yaitu: investment grade dan speculative grad.~. Analisis logistic regression pada penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh corporate governance terhadap peringkat obligasi, dengan persamaan sebagai berikut: 1n(Yi-7r)= /Jo+ /J1;r1 + /J2;r2 + /J'X' + /J<X< + /Jszs + /36%6 + /31 ;r1 Keterangan In[n/1-n] adalah log odds ratio, atau lo git ln[n/1-n] = Peringkat obligasi perusahaan yimg diterbitkan oleh PT PEFINDO, V ariabel ini kategorikal, yaitu: 0 = speculative grade, 1 = investment grade. X1 = Kepemilikan institusi, yang ditunjukkan dengan persentase saham biasa perusahaan yang dimiliki oleh institusi. Xi = Komisaris independen, yang ditunjukkan dengan persentase komisaris yang tidak mempunyai kaitan dengan manajemen perusahaan. XJ = Komite audit, merupakan variabel dummy, 1 jika terdapat komite audit, 0 jika tidak terdapat komite audit. X4 = Kepemilikan manajerial, merupakan variabel dummy, 0 jika tidak terdapat kepemilikan manajerial, l jika terdapat kepemilikan manajerial Xs = Kualitas audit, merupakan variabel dummy, 0 jika diaudit oleh KAP non big 4, I jika diaudit oleh KAP big 4. X6 = Logaritma natural dari ukuran perusal1aan yaitu total asset. X1 = Rasio kewajiban tehadap ekuitas, total kewajiban dibagi total ekuitas I) Penilaian Terhadap Goodness-of-Fit Model Pengujian terhadap kecocokan model regresi logistik berbeda dengan regresi linier, namun secara keseluruhan agak mirip dengan yang berlaku pada regresi berganda linier; yaitu dengan menjumlahkan kuadrat error dengan teknik nilai likelihood (yaitu minimum = = -2 x log likelihood atau -2 x LL. -211 0 dan maksimum = 1. Null model adalah model yang dihitung menggunakan rata-rata mernpakan basis perbandingan uji kecocokan model regresi logistik. R2 logit = -2 LLnull - (-2 LLmodel) -2LLnull 0 < R2 logit < 1 2) Uji Signifikansi Koefisien Uji hipotesis tentang signifikansi koefisien variabel independen secara parsial berbeda dari no! mirip dengan OLS, yaitu dengan Wald Statistic. Statistik Wald untuk koeifisien f3 adalah: Waid = [ f3/s.e. f3]2 berdistribusi X2 dengan derajat bebas = 1. Statistik Wald secara sederhana dapat dihitung pula sebagai kuadrat dari nilai statistik t. Uji hipotesis tentang signifikansi koefisien variabel independen secara simultan menggunakan likelihood ratio (LR), atau c2, di mana: LR[i] = -2[LL( a)- LL( a, p) ] 4. Model Pengujian Hipotesis Pengaruh corporate governance dengan yield obligasi a. Hipotesis penelitian Pada hipotesis kedua menyatakan: pengaruh corporate governance terhadap yield obligasi, yaitu: 1) Pengaruh kepemilikan institusi dengan yield obligasi Ho: py,x, = 0 Tidak terdapat pengaruh negatif antara kepemilikan institusi denganyield obligasi Terdapat pengaruh negatif antara kepemilikan institusi d1~ngan yield obligasi 2) Pengaruh komisaris independent denganyield obligasi Ho: py,x,= 0 Tidak terdapat pengaruh negatif antara komisaris independent dengan yield obligasi Ha: py,x,c/ 0 Terdapat pengaruh negatif antara komisaris independent dengan yield obligasi 3) Pengaruh komite audit dengan yield obligasi Ho: py,x, = 0 Tidak terdapat pengaruh negatif antara Ha : py,x, i- 0 Terdapat pengaruh negatif antara komite audit denganyield obligasi 4) Pengaruh Kepemilikan manajerial terhadap yield obligasi Ho: py,x, = 0 Tidak terdapat pengaruh positif antara manajerial Kepemilikan dengan yield obligasi Ha : py,x, i- 0 Terdapat pengaruh Kepemilikan manajerial positif dengan antara yield obligasi Hipotesis kedua ini akan diuji dengan regresi berganda. Uji regresi berganda dipergunakan karena untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen terhadap variabel dependen atau untuk memprediksi nilai suatu variabel dependen berdasarkan nilai variabel-variabel independen. (Stanislaus S. Uyanto, 2006:213). Sebelum menggunakan uji regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan model regresi yang meliputi uji normalitas dan uji asumsi klasik untuk memenuhi persyaratan model regresi. b. Analisis regresi berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh corporate governance terhadap yield obligasi, dengan persamaan regresi sebagai berikut: Keterangan Y= Yield obligasi perusahaan yang dihitung berdasarkan harga obligasi pada bulan setelah tahun pengamatan. J{;!p I Kepemilikan institusi, yang ditunjukkan dengan persentase saham biasa perusahaan yang dimiliki oleh institusi. X2 = Komisaris independen, yang ditunjukkan dengan persentase komisaris yang tidak mempunyai kaitan dengan manajemen perusahaan. X3 = Komite audit, merupakan variabel dummy, 1 jika terdapat komite audit, 0 jika tidak terdapat kornite audit. (~ Kepemilikan manajerial, merupakan variabel dummy, 0 \~ jika tidak terdapat kepemilikan mani\jerial, 1 jika terdapat ,'' . kepemilikan manajerial \ \ i,Xs'f . I Kualitas audit, merupakan variabel dummy, 0 jika diaudit oleh KAP non big 4, 1 jika diaudit oleh KAP big 4. X6 = Logaritma natural dari ukuran perusalJ,aan yaitu total asset. X1 = Rasio kewajiban terhadap ekuitas, total kewajiban dibagi total ekuitas Ei = Variabel penganggu 1) Uji t Statistik (Uji Test ofsignificant) Untuk memperoleh keyakinan tentmg kebaikkan dari model regresi dalam memprediksi, maka diperlukan adanya pengujian terhadap siguifikansi dari masing-masing koefisien dari model. Untuk menguji koefisien dari masing-masing model, uji yang digunakan adalah uji t. Aturan penerimaan dan penolakkan hipotesis menggunakan uji t, dimana Ho diterima jika t hitung lebih kecil daripada t tabel dan Ho ditolak jika t hitung lebih besar daripada t tabel (Santosa dan Ashari, 2005: 146). 2) Uji F Statistik Uji F (pengujian simultan) dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independent secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Aturan keputusan dalam uji F ini adalah menerima Ho jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau sig F lebih besar dari alpha (5%) dan menolak Ho jika F hitung lebih besar dari F tabel atau nilai sig F lebih kecil dari alpha (Santosa dan Ashari,2005:143) 3) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R~I Untuk menentukan seberapa besar varia.bel independent dapat menjelaskan variabel dependen, malca perlu diketahui nilai koefisiensi determinasi (Adjusted R2). Nilai koefisiensi determinasi dapat menjelaskan kebaikkan nilai regresi dalam memprediksi variabel dependen. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi akan semakin baik kemampuan variabel independen dalam menjelaslkan perilakn variabel dependen (Santosa dan Ashari,2005:144) E. Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah suatu variabel yang ada atau terjadi mendahului variabel terikatnya. Keberadaan variabel ini di dalam penelitian merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian (Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, 2006:67). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kepemilikan institusi Kepemilikan institusi merupakan salah satu proksi dari corporate governance. Variabel ini merupakan besarnya saham yang dimiliki oleh institusi dibagi dengan total saham yang beredar. Hasil pengujian terhadap peringkat diharapkan terdapat tanda koefisien positif. Sebaliknya hasil pengujian terhadap yield obligasi diharapkan terdapat tanda koefisien negatif. b. Komisarisindependen Komisaris independen merupakan salah satu proksi dari corporate governance. Variabel ini diukur dengan perbandingan antara jumlah komisaris independent dengan banyaknya' komisaris pada perusahaan penerbit. Hasil pengujian terhadap peringkat diharapkan terdapat tanda koefisien positif. Sebaliknya hasil pengujian terhadap yield obligasi diharapkan terdapat tanda koefisien negatif. c. Komite audit Komite audit merupakan komite bentukan komisaris yang diwajibkan dibentuk dalam pedoman corporate governance. Pengukuran komite audit dilakukan dengarn ada tidaknya komite audit pada perusahaan emiten. Karena banyaknya komite audit rata-rata disetiap perusahaan emiten adalah satu banding tiga, maka komite audit diukur dengan skala ordinal, yaitu 0 jika tidak terdapat komite audit, dan I jika terdapalt komite audit. Hasil pengujian terhadap peringkat diharapkan terdapat tanda koefisien positif. Sebaliknya hasil pengujian terhadap yield diharapkan terdapat tanda koefisien negatif. cl. Kepemilikan manajerial Kepemilikan manajeiial adalah ada tidaknya komisaris clan direksi yang memiliki saham pada perusahaan dimana mereka menjabat sebagai komisaris dan direksi. Jumlah kepemilikan manajeiial sebagian besar kurang dari I%, sehingga variasi jumlah kepemilikan manajerial tidak banyak, se:hingga variabel ini menggunakan dummy, yaitu 0 jika tidak terdapat kepemilikan manajerial, dan I jika terdapat kepemilikan manajerial. Dalam penelitian ini diharapkan adanya kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi, dan berhubungan positif terhadap yield obligasi. 2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat adalah variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh vruiabel bebas. Keberadaar: variabel ini sebagai variabel yang dijelaskan dalrun fokus atau topik penelitian (Brunbang Prasetyo dan Lina Miftalml Jannah, 2006:68). Variabel terikat yang digunakan dalrun penelitian ini adalah: a. Peringkat obligasi Variabel peringkat ditentukan dengan menggolongkan peringkat sesuai kategori peringkatnya. Variabel periingkat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu: (1) kategori speculative grade untuk perusahaan yang risiko defaultnya tinggi. Kategori ini dinyatakan dalrun peringkat BB-D. dan (2) kategori investment grade untuk perusahaan yang risiko defaultnya rendah. Kategori ini dinyatakan dalrun peringkat AAA-BBB. Variabel ini dinyatakan dengan dummy, yaitu 0 jika masuk dalrun kategori speculative grade dan 1 jika masuk dalrun kategori investement grade. b. Yield obligasi Yield obligasi dihitung dengan pendekatan yield to maturity (YTM).YTM merupakan keuntungan yang diperoleh pemegang obligasi srunpai dengan obligasi tersebut jatuh tempo. YTM telah memperhitungkan unsur bunga dan nilai waktu uang. R-P YTM approximation = C+--n xlOO % R+P 2 Atau INT YTM = +[(M -PVX] (M+PV){ n Xl00% 3. Variabel Kontrol Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan, sehingga akan mempengaruhi variabel utama yang diteliti (Sugiono, 2006:4). Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kualitas audit Sesuai dengan penelitian VeJury et al. (2003 ), kualitas audit (KUA) diukur menggunakan auditor spesialis industri, yang menguasai pangsa pasar. Drui semua perusahaan yru1g menerbitkru1 obligasi, hrunpir semuanya diaudit oleh KAP big 4, sehingga berdasarkan penelitian Velury et al. (2003) laporan keuangan yang diaudit oleh KAP big 4 lebih berkualitas. Karena variasi perusahaan yang menggunalcan KAP big 4 dan non big 4 runat sedikit, maka pengukuran variabel ini menggunakan dUillffiy, yaitu 0 jika auditor berasal dari KAP non big 4, clan 1 jika auditor dari KAP big 4. Yang termasuk KAP big 4 adalah Ernest and Young, PricewaterhouseCoopers, KPMG, Deloitte Touche and Tohmatsu. Sedangkan yang termasuk KAP non big 4 adalah KAP yang tidak termasuk kedalam KAP big 4 diatas. b. Total asset Total asset (LTA) yang digunakan dalam penelitian ini adalah logaritma natural dari besarnya total asset yang dimiliki perusahaan pada akhir tahun. Semakin besar total asset yang dimiliki perusahaan diharapkan semakin memptmyai kemampuan dalam melunasi kewajiban di masa depan, sehingga hasil pengujian total asset diharapkan berhubungan positif terhadap peringkat obligasi, dan berhubungan negatif terhadap yield obligasi. c. Rasio kewajiban terhadap ekuitas Rasio debt to equity (DER) merupakan perbandingan antara total kewajiban perusahaan pada akhir tahun dengan total ekuitas yang dimiliki perusahaan pada akhir tahun. Pemsahaan yang mempunyai DER yang besar akan lebih memiliki risiko yang dibanding perusahaan yang DER-nya kecil. lebih besar BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia Pasar modal telah lama ada di bnmi nusantara tercinta ini. Hal tersebut ditandai dengan berdirinya Bursa Efek pertama yang dibentnk oleh pemerintah Hindia Belanda di Batavia pada tahun 1912. Karena didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda, tentu saja bursa tersebut diperuntukkan bagi kepentingan pemerintah Hindia Belanda yang saat itu menjajah Indonesia. (Purwanta dan Fakhrnddin,2006: 1) Perkembangan pasar modal Indonesia dapat dikelompokkan dalam beberapa periode, yaitu: a. Masa penjajahan Pada abad ke-19 dalam upaya meningkatkan perekonomian Indonesia, pemerintah Hindia Belanda rnembangun perkebnnan secara besar-besaran di Indonesia. Pengembangan perkebnnan dan perdagangan pada nmumnya memerlukan pernbiayaan yang cukup besar. Salah satu snmber pendanaan diperoleh dari para penabung yang sebagian besar adalah orang-orang Belanda dan orang Eropa lainnya. Untnk menghimpun dana tersebut, pengusaha-pengusaha Hindia Belanda mendirikan Vereniging voor de effecten di Batavia dan sekaligus memulai perdagangan efek pada tanggal 14 Desember 1912. Efek yang diperdagangkan pada masa itu adalah saham/obligasi perusahaan perkebunan Hindia Belanda yang beroperasi di Indonesia.dengan semakin berkembanganya pasar modal Batavia tersebut, kemudian Bursa Efek dibuka juga di Surabaya tanggal 11 Januari 1925 dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Ketika suhu politik di Eropa meningkat pada awal tahun 1939, pemerintah Hindia Belanda memusatkan perdagangan Efek di Jakarta, dan menutup Bursa Efek di Semarang dan Surabaya. Ketika perang dunia II berkecamuk, Bursa Efek di Jakartajuga ditutup pada tang gal 10 Mei 1940. b. Masa orde lama Pada tahun 1949 pemerintal1 Hindia Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia, dan pada tahun 1950 pemerintah menerbitkan Obligasi Republik Indonesia se1ta mendorong keinginan untuk mengaktifkan kembali Bursa Efek Indonesia dengan tujuan untuk mencegah mengalimya Efek-Efek ke luar negeri. Pada tahun 1958 kegiatan perekonomian bursa terhenti yang tidak Fakhruddin,2006:2) akibat inflasi menentu. dan keadaan (Purwanta dan c. Masa orde baru Perekonomian Indonesia pada masa orde lama mengalami tingkat Inflasi sebesar 650 % pada tahun 1966, kemudian mengalami penurunan menjadi 24,75 %pada tahun 1969 saat mulai dicanagkan Rencana Pembangunan Lima Tahun I (REPELITA I). Repelita I memerlukan dana yang cukup besar, untuk itu kepada masyarakat dianjurkan untuk membiasakan diri menabung (Deposito, Tabanas, Taska). Pengerahan dana melalui masyarakat yang bersifat jangka pendek melalui pasar uang dinilai sangat berhasil. Dengan keberhasilan tersebut pemerintah mulai rnelakukan persiapanpersiapan untuk membentuk pasar modal. Pada tahun 1976 pemerintah mengal•:tifkan kembali Pasar Modal Indonesia yang d4dahului dengan dibentuknya Badan Pelaksana Pasar Modal, Badan Pembina Pasar Modal, dan PT Danareksa melalui keppres nomor 52 tahun 1976, yang mempunyai fungsi dan tugas membina dan mengatur pelaksanaan teknis pasar modal. Pada tanggal 10 Agustus 1977 Pasar Modal Indonesia secara resmi diaktifkan kembali yang ditandai dengan adanya perdagangan saham pada PT Semen Cibinong. Tahun 1995 merupakan babak baru dalam proses pembelian saham di bursa yang ditandai dengan peluncuran Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah sistem perdagangan otomatis dengan menggantikan sistem perdagangan manual tanggal 22 Mei 1995. Sistem yang tergolong moderen tersebut dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan dibanding sistem perdagangan manual. d. Masa orde Reformasi hingga saat ini Walaupw1 ekonomi Indonesia mengalmni kinerja yang tidak mengembirakan akibat terjadinya krisis ekonomi, pasar modal tetap mampu bertahan dan secara bertahap mengalami perbaikkan dan pertumbuhan. Sepanjang era ini, terdapat beberapa pencapaian antara lain: penerapan sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading), percepatan sistem penyelesaian (settlement) dari 4 hari (T+4) menjadi lebih singkat yaitu 3 hari (T+3), sistem perdagangan jarak jauh (remote trading), pengembangan beragmn jenis surat berharga lainnya, dm1 sebagainya. Serta Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubaJh nama menj'adi Bursa Efek Indonesia (BEI). (Purwanta dan Fakhruddin,2006:2) 2. Sejarah PT. PEFINDO PT. PEFINDO atau "PT Pemeringkat Efek Indonesia" didirikan di Jakarta tanggal 21 Desember 1993 oleh inisiatif dari BAPEPAM (Badan Pengawas dan Pelaksana Pasar Modal) dan Bank Indonesia. Pada tanggal 13 Agustus 1994, PEFINDO mendapat surat izin operasi (No. 39/PMPI/1994) dari BAPEPAM dan menjadi salah satu dari institusi pembantu dari bursa efek Indonesia. Fungsi utama dari PEFINDO adalah menyediakan secara objektif, bebas dan rating terpercaya didalam resiko kredit dari penerbitan umum obligasi dalam aktivitas peratingan. Selain aktivitas pemeringkat, PEFINDO melanjutkan untuk memproduksi dan mempublikasi informasi kredit yang berhubungan dengan hutang. Produk publikasi meliputi opini kredit di dalam perusahaan besar yang menerbitkan obligasi dan underlying sektor. PEFINDO adalah sebuah perseroan terbatas swasta dan pada bulan Desember 1996 dimiliki oleh pemegang saham perusahaan domestik, terdiri dari banyak pendanaan pensiun, bank-banlc, asuransi, Jakarta Stock Exchange (JSX), Surabaya Stock Exchanges (SSX) dan perusahaanperusahaan sekuritas. Untuk mempertinggi metodelogi rating dan kriteria sama halnya dengan proses peratingan, PEFINDO disuport oleh afiliasi global patnernya yaitu Standard & Poor's Rating Services (S&P's). PEFINDO juga melanjutkan untuk berpartisipasi aktif di Asian Credit Rating Agencies Association (ACRAA) B. Pengolahan Data dan Analisis Data I. Deskripsi Data Penelitian Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan fasilitas elektronik dengan menggunakan program Microsofi' Excel dan SPSS 15. Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan teknik penentuan sampel, yaitu jugdement sampling atau disebut juga purposive sampling. San1pel penelitian diperoleh dari PT PEFINDO selama periode 2005-2006, dengan kriteria sampel yang telah dibuat oleh penulis. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 33 obligasi yang peringkatnya diterbitkan oleh PT PEFINDO selarna tahun pengamatan. Langkah selanjutnya adalah dengan meneliti laporan keuangan tahunan perusahaan sampel, untuk mendapatkan data yang <liperlukan sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Selain itu juga dipelukan data harga obligasi, coupon obligasi masa jatuh tempo obligasi, serta nilai nominal dari obligasi, untuk menghitung yield obligasi dengan menggunakan rumus YTM approximation. a Peringkat Obligasi Data peringkat obligasi perusahaan diperoleh dari PT PEFINDO selama kurun waktu penelitian. Data peringkat obligasi ini mencakup golongan obligasi yang masuk ke dalam Investment Grade (AAA+ sampai BBB-) dan Speculative Grade (BB+ san1pai D). Adapun data peringkat obligasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Peringkat Obligasi 2005-2006 No Obligasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 RCTI Bond I Year 2003 !NDOSAT Bond IV Year 2005 APOL Bond I Year 2003 SMRA Bond I Year 2003 ASGR Bond I Year 2003 MYOR Bond II Year 2003 CPIN Bond I Year 2003 Alfu Retailindo Bond I Year 2003 Adhi Karva Bond II Year 2003 Anexindo Pratama Dula Bond I vear 2005 Indofood Sukses Makmur Bond II Year 2003 Indofood Sukses Makmur Bond III Year 2004 Matahari Putra Prima Bond I Year 2002 Matahari Putra Prima Bond II Year 2004 Indosiar Visual Mandiri Bond I Year 2003 Duta Pertiwi Bond IV Year 2003 Trimegah Securities Bond I Year 2004 Perum Pegadaian Bond VI Year 1999 Perum Pegadaian Bond VII Year 2000 Surya Citra Televisi Bond I Year 2003 Branta mulia Bond I Year 2004 Bank BNI Bond I Year 2003 Bank Panin Subordinated Bond I Year 2003 Bank Tabungan Negara Bond IX Year 2003 Bank Tabungan Negara Bond X Year 2004 Bank Tabungan Negara Bond XI Year 2005 Bank Eksoor Indonesia Bond I Year 2003 Bank DK! Bond IV year 2004 Medco Energi Intemasional Bond I vear 2004 Lontar Panvms Pluo & Paoer Bond I year 2000 seri A Lontar Papyrus Plup & Paner Bond I vear 2000 seri B Indah Kial Pulo and Paoer Bond I vear 1999 seri A Indah Kia! Pulo and Paper Bond I year 1999 seri B 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Perino:kat 2005 2006 idAidA idAA+ idAA+ idAidAidBBB idBBB+ idAidAidA idA idBBBidBBB idAidAidBBB+ idBBB+ idAidAidAA idAA idAA idAA idA idA+ idA+ idA idAidBBB idBBBidBBBidAidAidAA idAA idAA idAA idAidAidAidAidAidA idBBB+ idAidAidA idAidA idAidA idBBB+ idBBB+ idBBB idBBB idAAidAAidD idD idD idD idD idD idD idD Sumber: PT PEFJNDO b Yield Obligasi Yield to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian yang akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. (; pembayaran kupon bunga sampai dengan tanggali jatub tempo dengan mengasumsikan adanya reinvestasi dari kupon yang diterima dengan tingkat bunga yang sama dengan YTM tersebut (Kesumawati, 2003). Rumus YTM approximation adalah: R-P C+-- YTM approximation = -=---'=n~xI 00% R+P 2 Atau - INT+[(M-PVXJ 0 YTM (M +PV){ XIOOYo Keterangan: C=kupon n = periode waktu yang tersisa (tahun) R = redemption value P = harga pembelian (purchase value) Berdasarkan rumus diatas, peneliti menghitung yield dengan data-data pokok, seperti coupon, jatub tempo, nilai nominal!, serta ~arga obligasi yang diperoleh melalui majalah investor tahun 2005 dan 2006 dan laporan keuangan tahunan masing-masing perusahaan penerbit. Adapun perhitungan YTM adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Coupon, Nilai nominal, Barga obligasi, Jatuh Tempo, dan Yield Obligasi 2005 No Obligasi RCTI I 2003 1 !SAT IV 2005 2 APOLI2003 3 SMRAI2003 4 ASGRI2003 5 MYORII2003 6 CPIN 12003 7 ALFAI2003 8 ADIK II2003 9 APEXI2005 10 INDF II 2003 11 INDF III 2004 12 MPPAI2002 13 MPPAII2004 14 IDKMI2003 15 DUTIIV2003 16 TRIMI2004 17 PUPGVI 1999 18 PUPG VII 2000 19 20 SCTV I 2003 BRAMI2004 21 BBNI 12003 22 23 PNBN Sub I 2003 24 BTNGIX2003 BTNGX2004 25 26 BTNGXI2005 27 BEX! I 2003 BDKIIV2004 28 MEDCI2004 29 30 LONTARI 2000 A 31 LONTAR I 2000 B INKPI 1999 A 32 INKP I 1999 B 33 Sumber: Data dw/ah Coupon (%) Nilai Nominal (Rp dalam jutaan) 13,5 12 14,25 15,13 13,38 14 14 13,75 14,5 12,25 13,5 12,5 17,88 13,8 12,8 15,675 15,675 15,5 11,45 13,75 13,5 13,125 14,25 12,5 12,2 12 13 12,5 13, 125 0 0 14 14 550.000 815.000.000.000 171.000 200.000 150.000 200.000 500.000 125.000 200.000 510.000 1.500.000 1.000.000 450.000 300.000 696.207,05 500.000 41.350 135.000 150.000 425.000 275.000 10.000 100.000 750.000 750.000 750.000 300.000 700.000 1.350.000 1.000.000 1.000.000 257.439,934209 500.000 Harga Obligasi (%) 101,6 100 99,43 105,5 102,35 101,3 90 99,68 103 100 102 99,98 109,5 100,94 100 101,46 100 98,3 100 100,45 100,5 102,52 100,51 100,2 100 99,35 101,9 98,5 100 64,95 64,95 73 70,6 Jatuh Tempo Yield (%) 5 6 5 5 5 4,99 4,99 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 8 8 5 5 8 5 5 5 5 5 5 5 10 10 10 13 13,08 12 14,41 13,65 12,76 13,65 16,85 13,84 13,69 12,25 12,97 12,50 15,26 13,55 12,8 15,27 15,68 15,85 11,45 13,63 13,37 12,65 14,l l 12,45 12,2 12,17 12,5 12,9 13,125 4,25 4,25 19,31 19,06 Tabel4.3 Coupon, Nilai nominal, Harga, Jatuh tempo, dan yield Obligasi tabun 2006 Obligasi No RCTI 12003 ISAT IV 2005 APOLI2003 SMRAI2003 ASGRI2003 5 MYORII2003 6 CPIN I 2003 7 ALFAI2003 8 ADIKII 2003 9 APEXI2005 10 II INDF II 2003 12 INDF III 2004 MPPA 12002 13 14 MPPA II 2004 IDKMl2003 15 DUTIIV2003 16 TRIMI2004 17 PUPGVI 1999 18 PUPG VII 2000 19 20 SCTVI2003 21 BRAMI2004 BBNII2003 22 23 PNBN Sub I 2003 BTNGIX2003 24 25 BTNGX2004 BTNGXI2005 26 BEX! I 2003 27 28 BDKI IV2004 29 MEDCI2004 30 LONTAR I 2000 A 31 LONTAR I 2000 B 32 INKP I 1999 A INKP 11999 B 33 Sumber: Data dwlah l 2 3 4 c Coupon (%) Nilai Nominal (Rp dalam jutaan) 13,5 12 14,25 15,13 13,38 14 14 13,75 14,5 12,25 13,5 12,5 17,88 13,8 12,8 15,675 15,675 15,5 11,45 13,75 13,5 13,125 14,25 12,5 12,2 12 13 12,5 13,125 0 0 14 14 550.000 815.000.000.000 171.000 200.000 150.000 200.000 500.000 125.000 200.000 510.000 1.500.000 1.000.000 450.000 300.000 696.207,05 500.000 41.350 135.000 150.000 425.000 275.000 10.000 100.000 750.000 750.000 750.000 300.000 700.000 1.350.000 1.000.000 1.000.000 257.439,934209 500.000 Harga Obligasi (%) 94 89,2 91,94 99,5 99,35 96,5 90,45 99,03 100,6 92 100,55 99,98 105,15 101,05 9J,75 99,25 100 98,3 100 100,45 100,5 102,52 100,51 97,7 97,3 96,3 99,5 75 99,7 64,95 64,95 63 63 Jatuh Tempo Yield (%) 5 15,15 14,59 16,53 15,27 13,55 14,96 16,71 14,01 14,34 14,43 13,35 12,51 16,43 13,52 15,07 15,88 15,68 15,85 ll,45 14,6 14,87 13,I 16,28 13,11 J2,91 J2,98 13,13 20 13,2 4,25 4,25 2J,72 20,67 6 5 5 5 4,99 4,99 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 8 8 5 5 8 5 5 5 5 5 5 5 JO JO JO 13 Corporate Governance Data untuk Corporate Governance yang terdiri dari: kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen, dan komite audit didapat dari laporan keuangan tahunan masing-masing perusahaan. Begitu pula dengan variabel kontrol yang terdiri dari total asset, rasio DER, serta kualitas audit. 2. Pengujian Hipotesis Pengaruh Mekanisme Corporate governance terhadap peringkat Obligasi Analisis regresi logistik digunakan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen terhadap variabel dependen yang berupa variabel kategorik. Regresi logistik yang digunak:m didalam penelitian ini adalah regresi logistik biner, yaitu regresi logistik dimana variabel dependennya berupa variabel dikotomi atau biner, yaitu peringkat obligasi dimana terdap{t2kategori yaitu: investment grade clan speculative grade. Analisis regresi logistik tidak mengharuskan data berdistribusi normal. (Kuncoro 2000 dalam Nurhasanah 2003). Tahap awal dalam melakukan analisis regresi logistik adalah dengan mengabatikan asumsi klasik. Temyata hasil yang didapat dengan mengabaikan asumsi kla.sik membuat model regresi menjadi tidak bagus, karena semua variabel tidak ada yang siguifikan. Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada Lampiran Regresi Logistik sebelum pengujian asumsi klasik. Tahap kedua adalah dengan tidak mengabaikan asun1si klasik artinya sebelum melakukan proses regresi logistik, penulis melakukan uji asumsi klasik. a. Uji Multikolinearitas Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya rnultikolineatitas pada model regresi dilakukan dengan cara sebagai betikut: 1) Dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) Jika model regresi memiliki angka VIF lebih besar dari pada nilai 10 maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas dan sebaliknya jika model regresi memiliki angka VIF kurang dari 10 maka pada model regresi dikatakan tidak: terdapat masalah multikolinearitas (Ghozali, 2001) 2) Dilihat dari nilai tolerance Jika model pada regresi memiliki nilai toleran kurang dari 0, 10 maka dikatakan terdapat masalah multikolineatitas dan jika sebaliknya model regresi memiliki nilai toleran lebih dari 0,10 maka dapat dikatakan model regresi tidak terdapat masalah multikolinearitas. Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas untuk model regresi logistik Model I (Constant) kepemilikan institusional komisaris independen kornite audit_durnrny 1 kepernilikau rnanajerial_du rnrny2 DER kualitas audit_dummy 3 LTA Collinearity Statistics Unstandardized Coefficients Std. Error B .709 4.019 Standardized Coefficients -.330 .141 -.246 -2.339 .023 .682 1.466 -.207 .171 -.162 -1.212 .230 .421 2.374 .132 .134 .107 .989 .327 .642 1.558 .020 .079 .029 .256 .799 .589 1.699 ,035 .008 .561 4.570 .000 .502 1.992 .341 .074 .486 4.580 .000 .671 1.491 -.112 .024 -.478 -4.627 .000 .710 1.409 t Sig. Tolerance Beta VIF 5.670 .000 Sumber: Data d10/ah Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yang terdiri dari kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial, kualitas audit, dan logaritma natural dari total aktiva mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0, 10, maka dapat disimpulkan bahwa: Tabel 4.5 Kesimpulan Uji Multikoline:aritas Variabel Keo Inst Korn Ind Korn Au durnrnv 1 Ken Mni dummy 2 DER Kua Aud durnrnv 3 LTA Sumber: Data diolah Tolerance .682 .421 .642 .589 .502 .671 .710 VIF 1.466 2.374 1.558 1.699 1.992 1.491 1.409 Kesirnpulan tidak t"!:i<!di multikolinearitas tidak teriadi multikolinearitas tidak terjadi multikolinearitas tidak terjadi multikolinearitas tidak t"!:i<!di rnultikolinearitas tidak te!;jadi multikolinearitas tidak tiorjadi multikolinearitas b. Uji Autokorelasi Untuk melihat ada tidaknya masalah autokorelasi digunakan uji Run. Uji Run sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). (Ghozali, 2002:103). Ho : Residual random (acak) Ha : Residual tidak random Pengambilan keputusan: Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05 Tabel 4.6 Uji Autokorelasi model regresi logistik Runs Test Test Value(a) Cases"" Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs z Asymp. Sig. (2-tailed) Unstandardized Residual .04949 33 33 66 28 -1.489 :137 Sumber: Data diolah Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,137, lebih besar dari alpha 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima, artinya residual random, maka tidak terdapat masalah autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dapat dilalrnkan menggunakan uji Park. Uji park dilakukan dalam rangka mengetahui variabel independen apa saja yang mengalami gejala heteroskedastisitas. Uji park dilakukan dengan cara meregresikan nHai kuadrat logaritma natural residual terhadap independen signifikan dependen, maka variabel independen. secara statistik ada indikasi Jika variabel mempengaruhi variabel terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2002: I 07). Tabel 4.7 Uji Park Model I (Constant) kepemilikan institusional komisaris independen komite audit_dumm y l kepemilikan manajerial_d ummy2 DER kualitas audit_dumm y3 LTA Sumber: Data dwlah Unstandardized Coefficients Std. B Error -8.173 3.309 Standardized Coefficients t Sie. Beta -2.470 .016 1.625 .658 .278 2.469 .017 1.899 .797 .341 2.384 .020 -.864 .625 -.160 -l.382 .172 .886 .371 .289 2.388 .020 -.107 .036 -.393 -3.000 .004 -2.192 .347 -.716 -6.309 .000 .158 .ll3 .154 l.395 .168 Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel independen yang dijelaskan oleh kepemilikan institusional memiliki nilai signifikansi sebesar 0,016 lebih kecil dari alpha 0,05, mtinya variabel ini terjadi heteroskedastisitas. Komisaris independen memiliki nilai signifikansi sebesar 0,20 lebih kecil dari alpha 0,05, ar!inya variabel ini terjadi heteroskedastisitas .. Komite audit memiliki nilai signifikm1si sebesar 0, 172 lebih besar dari alpha 0,05, mtinya vmiabel ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Kepemilikan manajerial memiliki nilai signifikansi sebesar 0,020 lebih kecil dari alpha 0,05, artinya variabel ini terjadi heteroskedastisitas. DER memiliiki nilai signifikansi sebesar 0,004 lebih kecil dari alpha 0,05, mtinya variabel ini terjadi heteroskedastisitas. Kualitas audit memliki nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05. LTA memiliki nilai signifikansi 0,168 lebih kecil dari alpha 0,05, artinya vm·iabel ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Tabel 4.8 Hasil uji Park VariabeI independen Komite Audit LTA Signifikan 0.172 0.168 Has ii Tidak teriadi heteroskedastisitas Tidak teriadi heteroskedastisitas Sumber: Data dwlah Dari hasil Uji park diatas, maka taliap berikutnya adalah memasukkan variabel yang tidak terjadi masalah heteroskedastisitas diatas ke dalam model regresi logistik. 3. Pengujian hipotesis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap yield Obligasi. Hipotesis kedua ini akan diuji dengan regresi berganda. Uji regresi berganda dipergunakan karena untuk melihat pengaruh sejumfah variabel independen terhadap variabel dependen atau untuk memprediksi nilai suatu variabel dependen berdasarkan nilai variabel-variabel independen. (Stanislaus S. Uyanto, 2006:213). Sebelum menggunakan uji regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan model regresi yang meliputi uji normalitas dan uji asumsi klasik untuk memenuhi persyaratan model regresi. a. Uji normalitas data Uji yang dilakukan untuk menentukan normalitas suatu data adalah uji kolmogorov smimov. Kriteria yang dipergunakan yaitu menerima Ho apabila nilai signifikan lebih dari tingkatan alpha yang telah ditentukan yaitu 0,05 (5%). Ho diterima apabila sig. > 0,05 Ho ditolak apabila sig. < 0,05 Tabel 4.9 Uji normalitas Kolmogorov -Smimov Unstandardized Residual 1-~~~~~~~~~~~~~~r-~-~ N 66 .0000000 Normal Parameters(a,b) Mean Std. Deviation .02866563 Most Extreme Absolute .086 Differences Positive .084 Negative -.086 Kolmogorov-Smimov Z .701 Asymp. Sig. (2-tailed) .710 Sumber: Data diolah Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,710, lebih besar dari alpha = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima. Artinya bahwa data berasal dari distribusi normal. b. Uji Multikolinieritas Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya multikolinearitas pada model regresi dilakukan dengan cara sebagai berikut: 3) Dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) Jika model regresi memiliki angka VIF lebih besar dari pada nilai I 0 maka dikatakan terdapat masalah rnultikolinearitas dan sebaliknya jika model regresi memiliki angka VIF kurang dari 10 maka pada model regresi dikatakan tidak terdapat masalah multikolinearitas (Ghozali, 2001) 4) Dilihat dari nilai tolerance Jika model pada regresi memiliki nilai tole ran kurang dari 0, 1O sebaliknya model regresi memiliki nilai toleran lebih dari 0, 10 maka dapat dikatakan model regresi tidlak terdapat masalah multikolinearitas. Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas untuk model regresi berganda Model l (Constant) kepemilikan institusional komisaris independen komite audit_dummy I kepemilikan manajerial_dum my2 DER kualitas audit_dummy 3 LTA Unstandardize d Coefficients Std. Error B .126 .093 Standardized Coefficients t Sig. Beta 1.354 .181 Colinearity statistic Toleranc e VIF -.044 .019 -.331 -2.354 .022 .682 1.466 -.038 .022 -.301 -1.682 .098 .421 2.374 .049 .018 .399 2.755 .008 .642 1.558 -.016 .010 -.233 -1.541 .129 .589 1.699 .001 .001 .176 1.076 .286 .502 1.992 .005 .010 .072 .506 .615 .671 1.491 .000 .003 .018 .133 .895 .710 1.409 Sumber: Data dwlah Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yang terdiri dari kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial, kualitas audit, dan logaritma natural dari total aktiva mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance iebih dari 0, 10, maka dapat disimpulkan bahwa: Tabel 4.11 Kesimpulan Uji Multikolineaiitas Variabel Ken Inst Korn Ind Korn Au dummv I Keo Mni dummy 2 DER Kua Aud dummv 3 LTA Sumber : Data diolah Tolerance .682 .421 .642 .589 .502 .671 .710 VIF 1.466 2.374 1.558 1.699 1.992 1.491 1.409 KesimJ:>Ulan tidak teriadi multikolinearitas tidak terjadi multikolinearitas tidak teriadi multikolinearitas tidak teijadi multikolinearitas tidak teriadi multikolinearitas tidak teriadi multikolinearitas tidak teriadi multikolinearitas c. Uji Autokorelasi Untuk melihat ada tidaknya masalah autokorelasi digunakan uji Run. Uji Run sebagai bagian daii statistik non-parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antai· residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). (Ghozali, 2002:103). Ho : Residual random (acak) Ha : Residual tidak random Pengambilan keputusan: Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05 Ho ditolakjika nilai signifikan < 0,05 Tabel 4.12 Uji Autokorelasi model regresi berganda Unstandardized Residual .00019 Test Value(a) Cases <Test Value 33 Cases>= Test Value 33 Total Cases 66 Number of Runs 33 z -.248 Asymp. Sig. (2-tailed) .804 bS-um~b~e~r-:D,,.....;at~a~d~io~w~h--...__________ Tabel diatas dapat disimpulkan babwa nilai signifikansi sebesar 0,804, Iebih besar dari alpha 0,05. Hal ini menunjukkan babwa Ho diterima, artinya residual random, maka tidak terdapat masalab autokorelasi. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dapat diuji dengan melihat diagram pencar (scatter plot). Cara mendeteksi grafik scat.fer plot adalab sebagai berikut: I) Jika data memiliki pola menyebar atau titik-titik berada diatas dan dibawab angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola yang jelas, berarti data tersebut baik atau tidak terjadi heterokedastisitas. 2) Jika data memiliki pola mengumpul atau membentuk suatu pola tertentu (misalnya bergelombang, melebar, kc~mudian menyempit), dikatakan telah teriadi heterokedastisitas (Santoso_ 2002). Gambar4.1 Uji Heteroskedastisitas untuk model regresi berganda Scatterplot Dependent Variable: yield 7ii ! ::J 1! :;:; 5i 0 00 0 2- 0 0 o- 8 °c:> 0 o Q,oo~Co oC:::: .. 0 !§-2- @ 0 0 ll!l~" ffGD 0 0 ·~ "" -4- ~ 0 '--4~~~,~~~~_r2,~~~_,~~~o~-~~~,~.~~-,r-' Regression Standardized Predicted Value Sumber: Data diolah Dari scatter plot diatas menunjukkan bahwa data memiliki pola menyebar atau titik-titik berada diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu, artinya data tidak terjadi heteroskedastisitas. C. Hasil Analisis Data a. Pengaruh mekanisme corporate governance terhadap peringkat obligasi Tahap awal dalam melakukan analisis regresi logistik adalah dengan mengabaikan asumsi klasik. Temyata basil yang didapat dengan mengabaikan asumsi klasik membuat model regresi menjadi tidak bagus, karena semua variabel tidak ada yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada Lampiran Regresi Logistik sebellum pengujian asumsi klasik. Tahap kedua adalah dengan tidak mengabaikan asmnsi klasik artinya sebelum melakukan proses regresi logistik, penulis melakukan uji asumsi klasik. Di dalam pengnjian asumsi klasik terdiri dari Uji autokorelasi, Uji multikolinieritas, dan Uji heteroskedastisitas (Uji Park). Tal1ap berikutnya adalah memasukkan variabel yang tidak terjadi masalah heteroskedastisitas ke dalam model regresi logistik. Tabel 4.13 Hasil uji Hipotesis 1 Regresi logistik Persamaan rem-esi Jogistik Y=32,561-l,l 14LTA + 3,433Kom _Au variabel Korn Au LTA Constant Kategori Percentage correct N Omnibus test of model coefficient -2 log likelihood block 0 -2 log likelihood block 1 Cox & Snell-R2 NageJkerke-R2 Hosmer and Lemeshaw Test Overall Percentage Sumber: Data diolah B S.E 3,433 1,397 -1,114 0,421 32,561 12,229 Speculative grade - 0 25% 66 13,056 (a-0,000) Sig Df Wald l 0,014 6,038 6,985 l 0,008 7,090 l 0,008 Investment grade - l 96,6% 48,752 35,696 0,179 0,344 0,122 87,9% Nilai Hosmer and Lemeshaw Test sebesar 0, 122 dan lebih besar dari a=5% pada Tabel menunjukkan bahwa analisis ini sudah cukup baik, artinya tidak ditemukan adanya perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan yang diamati dan model regresi binary ini layak dipakai untuk analisis selanjutnya. Untuk melihat kecocokan model (model fit), kriteria yang digunakan adalah nilai -2 Log Likelihood (-2LL), adanya penurunan nilai -2 LL dari 48,752 model awal menjadi 35,696 mengindikasikan bahwa model regresi ini baik. Koefisien korelasi Nagelkerke sebesar 0,344 berarti model ini mempunyai kekuatan prediksi model sebesar 34,4 % yang dijelaskan oleh 2 variabel independen tersebut, sedangkan 65,6% dijelaskan oleh variasi variabel lainnya. Dengan menggunakan dua variabel independen dalam model ini, yaitu: komite audit dan LTA menunjukkan bahwa kebenaran prediksi model suatu perusahaan yang dimasukkan dalam kategori perusahaan yang investment grade sebesar 96,6% dan untuk kebenaran prediksi suatu perusahaan yang dimasukkan dalam kategori perusahaan non investment grade sebesar 25%. Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi, dengan koefisien bertanda positif, ha! ini sesuai dengan arah hubungan yang diharapkan. Sedangkan LTA berpengaruh secara signifikaa terhadap peringkat obligasi dengan koefisien bertanda negatif. b. Pengaruh mekanisme corporate governance terhadap yield obligasi I) Uji t Statistik (Uji Test ofsignificant) Untuk memperoleh keyakinan tentang kebaikkan dari model regresi dalam memprediksi, maka diperlukan adanya pengujian terhadap signifikansi dari masing-masing koefisien dari model. Untuk menguji koefisien dari masing-masing model, uji yang digunakan adalah uji t. Aturan penerimaan dan penolalckan hipotesis menggunakan uji t, dimana Ho diterima jika t hitung lebih kecil daripada t tabel dan Ho ditolak jika t hitung lebih besar daripada t label atau Ho diterima jika -t hitung lebih kecil daripada -t tabel dan Ho ditolak jika -t hitung lebih besar daripada -t table (Santosa dan Ashari, 2005: 146). Tabel 4.14 Uji T statistik Model I (Constant) kepemilikan institusional komisaris independen komite audit_dummy 1 kepemilikan manajerial_dum my2 DER kualitas audit_dummy 3 LTA U nstandardize d Coefficients Std. B Error .093 .126 Standardized Coefficients t Sig. 1.354 .181 .022* Beta -.044 .019 -.331 -2.354 -.038 .022 -.301 -1.682 .049 .018 .399 2.755 -.016 .OIO -.233 -1.541 .001 .001 .176 1.076 .005 .OIO .072 .506 .000 .003 .018 .133 .098** .008* Co linearity statistic Tolera nee VIF .682 1.466 .421 2.374 .642 1.558 .589 1.699 .502 1.992 .671 1.491 .710 1.409 .129 286 .615 .895 Sumber : Data dwlah *signifikan pada level 5% ** signifikan pada level 10% Dari basil penghitungan koefisiensi regresi memperlihatkan nilai koefisien konstanta adalah sebesar 0, 126 dengan t hitung sebesar 1,354, dan nilai signifikan sebesar 0,181 Koefisien kepemilikan institusional adalal1 sebesar -0,044 dengan nilai t hitung sebesar -2,354 dan nilai signifikan sebesar 0,022. Nilai t tabel untuk uji ini adalah sebesar 1,669 diperoleh dari alpha 5 % dan df= 65. Dapat disimpulkan bahwa koefisien kepemilikan institusional sesuai dengan arah hubungan yang diharapkan yaitu koefisiennya bernilai negatif serta nilai alpha lebih kecil 0,05, dan parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan institusional dengan yield obligasi. Koefisien komisaris independen adalah sebesar -0,038 dengan nilai t hitung sebesar -1,682. Dapat disimpulkan bahwa koefisien komisaris independen sesuai dengan airah hubungan yang diharapkan yaitu koefisiennya bernilai negatif serta nilai alpha 0,098, signifikan pada level alpha = I 0%. Nilai -t hitnng lebih besar -t tabel maka Ho ditolak artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara komisaris independen dengan yield obligasi. Koefisien komite audit adalah sebesar 0,49 dengan nilai t hitnng sebesar 2, 755 Hal ini tidak sesuai dengan arah hubungan yang diharapkan yaitu koefisien negatif. Nilai t hitung lebih besar t tabel maka Ho ditolak artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara komite audit terhadap yield obligasi. Koefisien kepemilikan manajerial adalah sebesar -0, 16 dengan nilai t hitung sebesar -0, 787. Hal ini tidal~ sesuai dengan arah hubungan yang diharapkan yaitu koefisien positif. Nilai -t hitung lebih kecil -t tabel maka Ho diterima artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara komite audit terhadap yield obligasi. Koefisien DER adalah sebesar 0,001 dengan nilai t hitung sebesar 1,075 hal ini sesuai dengan arah hubungan yang diharapkan yaitu koefiesien positif. Nilai t hitung lebih kecil dari t tabel maka Ho diterima artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara DER dengan yield obligasi. Koefisien kualitas audit adalah sebesar 0,005 dengan nilai t hitung sebesar -0,0306. Hal ini tidak sesuai dengan arah hubungan yang diharapkan yatu koefisien negatif. Nilai t hitung lebih kecil t tabel maka Ho diterima artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas audit deng~m yield obligasi. Koefisien LTA adalah 0,001 dengan nilai t hitung 0,000. Hal ini tidak sesuai dengan arah hubungan yang diharapkan yaitu koefisien negatif. Nilai t hitung lebih kecil t tabel maim Ho diterima artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara total asset dengan yield. Berdasarkan hasil uji t diatas maka persamaan regresi berganda untuk hipotesis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap peringkat obligasi adalah sebagai berikut: Y =0,126-0,044X1- 0,038X 2 + 0,049X3-0,016X• + 0,005Xs + O,OOOX • + 0,00IX 1 + &i 2) Uji F statistik Uji F (pengujian simultan) dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independent secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Aturan keputusan dalam uji F ini adalah menerima Ho jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau sig F lebih besar dari atau nilai sig F Iebih kecil dari alpha (Santosa dan Ashari,2005: 143) Tabel 4.15 Uj i F Statistik Sum of Souares Model I Regression Residual Total .015 .053 .068 df 7 58 65 Mean Sauare .002 .OOI F 2.338 Sig. .036 Sumber: Data diolah Hasil uji anova dengan menggunakan uji F memperlihatkan nilai F hitung sebesar 2,338, dengan nilai signifikan sebesar 0,036. Dengan mencari pada tabel f dengan dfl =7 dan df2 = 58, diperoleh nilai f tabel 2, 172. dengan kondisi dimana nilai f hitung lebih besar dari f tabel dan nilai signifikan yang lebih kecil dari alpha (0,05), maka kesimpulan yang dapat diambil adalah menolak Ho yang berarti koefisien korelasi signifikan secara statistik. 3) Uji koefisien determinasi (Ac(justed R 2} Untuk menentukan seberapa besar variabcl independent dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai koefisiensi determinasi (Ac(justed R2). Nilai koefisiensi determinasi dapat menjelaskan kebaikkan nilai regresi dalam memprediksi variabel dependen. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi akan semakin baik kemampuan variabel independen dalam menjelaskan perilaku variabel dependen (Santosa dan Ashari,2005: 144). maka kesimpulan menerima Ho yang berarti koefisien determinasi adalah signifikan secara statistik. BABV KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Secara keseluruhan hasil penelitian ini dapat memberikan bukti-bnkti yang empiris yaitn: 1. Tidak semua elemen corporate governance bi~rpengarnh terhadap peringkat Obligasi dan yield obligasi 2. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi logistik menghasilkan variabel independen yang signifikan secara statistik yaitn komite audit, dengan koefisien bertanda positif. Hal ini menunjukkan babwa dengan adanya komite audit maka peringkat obligasinya akan semakin tinggi. Keberadaan komite audit akan menurunkan resiko perusabaan serta akan menaikkan nilai perusabaan, sehingga investor bersedia membeli obligasi dengan harga yang tinggi. Dengan demikian, jika resiko perusabaan rendab, harga obligasi tinggi, maka peringkat obligasi akan semakin meningkat. 3. I-Iasil Pengujian dengan menggunakan regresi berganda menghasilkan vai"iabel independen yang signifikan secara statistik yaitn kepemilikan institnsional. Dengan koefisien bertanda negatif, sesuai dengan arab hubungan yang diharapkan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Brojaj dan Sengupta (2003). Hasil pengujian ini menunjukkan babwa jumlah kepemilikan yang dimiliki oleh institnsi akan menmunkan yield obligasi yang berarti akan menurunkan resiko pernsahaan. Jumlah kepemilikan institusi akan menaikkan nilai pernsahaan, sehingga investor bersedia membeli obligasi dengan harga yang tinggi. Dengan demikian, jika resiko pernsahaan rendah, harga obligasi tinggi, maka yield obligasi akan rendah. 4. Hasil pengujian dengan menggurakan regresi berganda menghasilkan variabel independen yang signifikan secara statistik yaitu komisaris independen. Dengan koefisien bertanda negatif, sesuai dengan arah hubungan yang diharapkan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Brojaj dan Sengupta (2003) dan Penelitian Yudi Santara Se1yapumama dan A.M. Vianey Norpratiwi (2005). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah komisaris independen mernpakan salah satu variabel yang dipertimbangkan investor dalam melakukan investasi dalam obligasi. Jumlah komisaris independen yang semakin tinggi diharapkan dapat memaksimumkan nilai pernsahaan. Nilai pernsahaan yang semakin tinggi akan menurunkan tingkat resiko dan harga jual obligasi, sehingga yield obligasi semakin rendah. B. Implikasi Penelitian Mengacu pada hasil kesimpulan penelitan diharapkan dapat memberikan implikasi pada hal-hal berikut: I. Implikasi teoritis, penelitian ini memberikan kontribusi ulang terhadap penelitian terdahulu mengenai pengaruh mekenisme corporate governance terhadap peringkat dan yield obligasi 2. Implikasi terhadap investor, Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan juga informasi bagi calon investor yang akan menanamkan modalnya dalam bentuk obligasi dengan tetap mempertimbangkan asumsi dan keterbatasan-keterbatasan penelitian. 3. huplikasi terhadap akademisi, penelitian ini menambah literatur mengenai pengaruh tata kelola perusahaan (corporate governance) dalam menentukan peringkat dan yield obligasi. C. Keterbatasan dan Saran Penelitian Beberapa keterbatasan dalam penelitiani ini yang masih perlu menjadi bahan revisi penelitian selanjutnya antara lain: I. Pemilihan sampel tidak dilakukan dengan acak tetapi dengan purposive sampling, sehingga temuan penelitian tidak dapat di generalisir. 2. Pengujian belum bisa dilakukan dengan periode waktu yang paujang, hanya menggunakan periode 2005-2006, semeutara peuelitian sebelulllllya menggunakan jumlah sampel yang jauh lebih besar dan periode pengamatan yang lebih lama. 3. Sampel penelitian belum mencakup semua emiten obligasi yang diperdagangan di bursa efek Indonesia. Ada beberapa ha! yang perlu mempertimbangkan pada penelitian yang akan datang, antara lain: 1. Jumlah sampel yang lebih representatif dengan periode yang panjang, karena penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan data observasi yang jauh lebih banyak dan jangka waktu penelitian yang lebih panjang. 2. Sesuai dengan saran penelitian terdahulu, penelitian menggunakan perusahaan yang hanya menerbitkain obligasi saja. sebaiknya DAFTAR PUSTAKA Adel, Febriaci Jack, "Analisis penurunan/Perolehan Peringkat Obligasi Perusahaan ke dalam Kategori Non-Investment Grade terhadap Praktek Manajemen Laba, Simposium Nasional Akuntansi VII, Bali, 2004 Boediono, Gideon SB, "Kualitas Laba: Studi Pengaruh Jyfekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba denganrnenggunakan Analisis Jalur, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 2005 Ghozali, Imam, "Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS'', Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2002 Hamid, abdul. "Buku Panduan Penulisan Skripsi", Fakultas Ekonomi dan limn Sosial Universitas Islam SyarifHidayatullal1, Jakarta,, 2007 Husnan, Suad, "Dasar-dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas" , Edisi ketiga cetakan pertama, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 1998 Nachrowi, Djalal Nachrowi dan Usman, Hila!. "Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia. Jakarta. 2006. Nasution, Marmot dan Setiawan, Daddy. "Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. 2007 Nurhasanali. "Analisis Kemampuan Rasio Keuangan dalam }vfemprediksi Peringkat Obligasi Investment Grade dan Non Investment Grade pada Perusahaan Manufaktur", Tesis S2 Pascasarjana UGM, Yogyakarta 2003. Prasetyo, Bambang dan Miftaliul Jannali, Lina. "Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi ". PT Raja Grafindo Persada. Ja.krurta. 2006. Purwanta, Wiji dan Fakhruddin, Hendy, "Mengenal Pasar Modal",Salemba Empat, Jakarta, 2006 Santara Setyapumama, Yudi dan Vianey Norpratiwi, A.M. "Pengaruh corporate governance terhadap peringkat obligasi dan yield obligasi ". Artikel ini diakses pada tanggal 8 april 2008 dari http://www.google.com/search?g=cache:heu cDtvs l 4J :stieykpn.ac.id/ima ges/artikel/Corporate%2520Govemance%2520.pdf+corporate+govemance &hl=id&ct=cln.k&cd=60&gl=id&client=firefox-a Santosa, Purbayu Budi, "Analisis Statistik dengan A1icrosoft Excel dan SPSS",ANDI, Yogyakarta 2005. Siagian, Dergibson dan Sugiarto, "Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi '', PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000 Siallagan, Hamonangan dan Machfoedz, Mas'ud, "M'ekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba, dan Nilai Perusahaan", Simposium Nasional Akuntansi Padang 9. Padang, 2006, Sulistyastuti, Dyah Ratih, "Saham dan Obligasi: Ringkasan Teori dan Soal Jawab ",Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta, Yogyakarta, 2002 Uyanto, Stanislaus S, Ph. D., "Pedoman Analisis Data Spss",Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006 Wahana Komputer, "Panduan Praktis Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 15. 0 '', Penerbit Andi, Semarang,2007 Wahyudi, Untung dan Pawestri, Hartini Prasetyaning, "lmplikasi Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan: dengan keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervenin, Simposium Nasional Akuntansi Padang 9, Padang,2006 LAMPIRA-N Lampiran 1 Uji normalitas untuk hipotesis; pengaruh mekanisme cmporate Governance terhadap yield obligasi NPar Tests One-Sample l(olmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov..Smirnov Test Unstandardized Residual N Nonna! Parameters(a,b) Most Extreme Differences Meau Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) 66 .0000000 .02866563 .086 .084! -.086 .70 J .7 IO .....,,,....,...,,....,,...,,_..,....,.,.~..,...~~~~~~~-"~~~~~ a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Lampiran2 Hasil Uji Regresi Berganda Variables Entered/Removed(b) Model 1 Variables Entered Variables Removed LTA, kepemilikan manajerial_dummy 2, komite audit_dummy 1, kepemilikan inslitusional, kualitas audit_dummy 3, DER, komisaris independen(a) Method Enter a All requested variables entered. b Dependent Variable: yield Model Summary(b) I ____I - Modei - R I I Adjust~c!jstd. Error of R Sauare RSauare Chan~e the Estimate Statistics Durbin-Watson Sig. F R Square F Chanoe Chanoe F Chanoe R Snuare Chanoe dfl dt2 dfl df2 Chan"e Sie:. F Chane:e 1 .220 .469(a) .220 .126 .03035 2.338 7 58 .036 1.501 a Predictors: (Constant), LTA, kepemilikan manajeriai_dummy 2, komite audit_dummy I, kepemilikan institusional, kualitas audit_dummy 3, DER, komisaris independen b Dependent Variable: yield 101 ANOVA(b) Model l Sum of Squares df Mean Sauare .002 .001 F 2.338 Sie:. .036(a) .015 7 .053 58 .068 65 a Predictors: (Constant), LTA, kepemilikan manajerial_dummy 2, komite audit_dummy 1, kepemilikan institusional, kualitas audit_dummy 3, DER, komisaris independen b Dependent Variable: yield Regression Residual Total Coefficients( a) Model 1 I (Constant) kepemilikan institusional komisaris independen komite audit_dummy 1 kepemilikan manajerial_dummy 2 DER kualitas audit_dummy 3 LTA II Unstandardized Coefficients Std. B Error .126 .093 -.044 .019 -.038 .022 .0491 .o 1s I Standardized Coefficients Beta -.331 -.301 t Zeroorder 1.354 -2.354 -1.682 .399 2.7551 Sie:. Collinearity Statistics Correlations Partial .181 .022 .098 .008 Part VIF B -.273 -.195 .682 .421 1.466 2.374 .3291 -.295 -.216 .340 .3i9 I .6421 1.558 -.302 .017 Tolerance Std. Error -.016 .010 -.233 -1.541 .129 .018 -.198 -.179 .589 1.699 .001 .005 .000 .001 .010 .003 .176 .072 .018 1.076 .506 .133 .286 .615 .895 -.017 .022 .004 .140 .066 .017 .125 .059 .015 .502 .671 .710 1.992 1.491 1.409 a Dependent Variable: yield 102 i <') 0 1-N ell ::i 0 0 0 0 o; 0 ii ... !!Ill (.) Ii) 0 -~ 0 ·:;;. £ 'O (Jl) o~O 0 Qi 1-0 Ill ·;::: ell .!:! 'E f<I 0 Ill .... ';" "Cl c: .I!! en 0 > 0 c 0 <II "O c ll. "Cl o~ j3 ~ "Cl J!l CJ '6 ell .... 0 oo cm "O - 0 oo 0 (Jl) OoO oo c: "iii 0 <II Q. '-'1' <II 0 U) I!! tl'l ell 0 0 0:: 0 -'? J, h I ~ I 0 I ';" I '1' 1enp1sa2:1 paz!JuapnJs uo1ssaJ6a2;1 I '? Lampiran3 Logistic Regression sebelum uji asumsi klasik Case Processing Summary Unweighted Cases(a) Included in Analysis Selected Cases Missing Cases Percent 0 100.0 .0 100.0 .0 66 100.0 66 0 66 Total Unselected Cases Total a N . . If weight 1s m effect, see class1ficat10n table for the total number of cases. Dependent Variable Encoding Original Value speculative grade investment grade Internal Value 0 I Block 0: Beginning Block Iteration History(a,b,c) Iteration Step 0 -2Log likelihood Coefficien ts Constant Constant I 50.466 1.515 2 48.784 1.914 3 48.752 1.979 4 48.752 1.981 5 48.752 1.981 a Constant 1s mcluded m the model. b Initial -2 Log Likelihood: 48.752 c Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .00 I. Classification Table(a,b) Observed Step 0 peringkat Predicted speculative grade investment grade Overall Percentage a Constant 1s tnclndecl 1n the ninriP.I oerin kat speculative investment !!rade ""'"de Percenta!!e Correct 0 :! .0 0 58 100.0 - speculative grade 87.9 Variables in the Equation StepO S.E. .377 B l.981 Constant & df Wald 27.589 Sig. .000 I Exp(B) 7.250 I Variables not in the Equation StepO Variables Score .721 .800 3.947 4.248 2.299 19.507 6.537 37.029 Kep_Inst Kom_Ind Kom_Au Kep_Mnj DER Kua_Aud LTA Overall Statistics df I I I l l l l '7 Sig. .396 .371 .047 .039 .129 .000 .Oil .000 Block 1: Method= Enter Iteration History(a,b,c,d) ·- -2Log likelihoo d Iteration Coefficients Kep_ Step I Constant Keo Inst Korn Ind I 29.434 14.075 -1.319 Korn Au -.827 Mni DER Kua Aud .530 .081 .139 1.363 Constant -.450 .805 .350 .253 2.346 -.943 LIA 2 15.043 28.872 -2.0IO -1.249 3 7.572 48.341 -2.572 -1.999 1.485 .700 .375 3.487 -1.601 4 3.478 73.198 -3.328 -3.673 2.746 .795 .519 5.196 -2.440 5 1.409 IOl.639 -4.462 -6.308 4.421 .203 .693 7.776 -3.391 6 .529 131.071 -5.828 -9.455 6.299 -.904 .890 I0.861 -4.369 161.121 -7.215 -12.572 8.166 -1.976 1.094 13.967 -5.369 7 .197 8 .073 192.011 -8.574 -15.587 9.997 -2.902 1.302 17.026 -6.398 9 .027 223.722 -9.902 -18.530 11.805 -3.705 1.5!0 20.055 -7.457 IO .OIO 256.105 -11.206 -21.428 13.600 -4.415 1.720 23.069 -8.540 11 .004 288.974 -12.495 -24.299 15.387 -5.060 1.929 26.076 -9.640 322.164 -13.778 -27.157 17.170 -5.662 2.137 29.082 -I0.751 12 .001 13 .001 355.560 -15.061 -30.008 18.950 -6.236 2.344 32.090 -11.870 14 .000 389.091 -16.347 -32.857 20.729 -6.791 2.550 35.100 -12.992 15 .000 422.716 -17.636 -35.706 22.508 -7.333 2.755 38.113 -14.118 16 .000 456.409 -18.929 -38.554 24.285 -7.866 2.960 41.129 -15.245 17 .000 490.155 -20.224 -41.403 26.062 -8.394 3.164 44.147 -16.375 18 .000 523.945 -21.521 -44.252 27.839 -8.918 3.368 47.168 -17.506 19 .000 557.772 -22.819 -47.100 29.615 -9.440 3.572 50.191 -18.638 20 .000 591.628 -24.117 -49.949 31.390 -9.960 3.776 53.216 -19.771 a Method: Enter b Constant is included in the model. c Initial -2 Log Likelihood: 48.752 Omnibus Tests of Model Coefficients Step l Step Block Model Sig. .000 .000 .000 df Chi-sauare 48.752 48.752 48.752 7 7 7 Model Summary Cox& Snell Nagelkerke R -2 Log RSquare Sau are Step likelihood I 1.000 .OOO(a) .522 a Esllmatlon terrnmated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found. Hosmer and Lemeshow Test I~tep Chi-square .000 I ;.00~ I Sig. Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test Step l I 2 3 4 5 peringkat = speculative Qrade peringkat = investment grade Observed 8 0 0 0 0 Observed 0 8 7 3 40 Exoected 8.000 .000 .000 .000 .000 Exoected .000 8.000 7.000 3.000 40.000 -Total -- Observed 8 8 7 3 40 -- Classification Table(a) Observed Step l peringkat Overall Percentage a The cut value 1s .500 Predicted speculative grade investment grade oerin lrnt investment speculative erade .Jl!ade 8 0 0 58 ·- Percentage Correct speculative <rrade 100.0 100.0 100.0 Variables in tile Equation Step l(a) Kep_Inst Korn Ind Kom_Au B -24.117 -49.949 S.E. 14712.147 16659.409 Wald .000 .000 df I I Sig. .999 .998 Exp(B} .000 .000 42919762 9607.936 l .997 559883.26 31.390 .000 0 Kep_Mnj -9.960 18134.419 .000 1 1.000 .000 DER 1977.386 43.621 3.776 .000 I .998 Kua_Aud 12922556 47335268 1 .996 .000 53.216 10432.931 00000000. 000 LTA -19.771 4129.954 .000 1 .996 .000 Constant 115821.26 8.726E+25 591.628 .000 1 .996 4 6 a Vanable(s) entered on step 1: Kep_Inst, Kom_Ind, Kom_Au, Kep_MnJ, DER, Kua_Aud, LTA. Lampiran 4 Uji asumsi Klasik Model Regresi logistik Uji Autokorelasi Runs Test Test Value(a) Cases< Test Value Cases>= Test Value Total Cases Number of Runs Unstandardized Residual .04949 33 33 66 28 -1.489 .137 z Asymp. Sig. (2-tailed) a Median Uji Multikolinearitas Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model B I (Constant) kepemilikan Std. Error 4.019 .709 Standardized Coefficients t sig. Collinearitv Statistics Tolerance Beta 5.670 .000 VIF institusional komisaris independen -.330 .141 -.246 -2.339 .023 .682 1.466 -.207 .171 -.162 -1.212 .230 .421 2.374 komite audit_dummy I .132 .134 .107 .989 .327 .642 1.558 .020 .079 .029 .256 .799 .589 1.699 .035 .008 .561 4.570 .000 .502 1.992 .341 .074 .486 4.580 .000 .671 1.491 -.112 .024 -.478 -4.627 ..000 .710 1.409 kepemilikan manajerial_du1nmy 2 DER kualitas audit_dununy 3 LTA a Dependent Variable: penngkat Uji Heteroskedastisitas (Uji Park) Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model I (Constant) kepemilikan institusional komisaris independen komite audit_dummy I kepemilikan manajerial_dummy 2 DER kualitas audit_dummy 3 LTA a Dependent Vanable: lnu21 Standardized Coefficients .278 .341 -.160 B -2.470 2.469 2.384 -1.382 Sig. Std. Error .016 .017 .020 .172 .371 .289 2.388 .020 .036 .347 .113 -.393 -.716 .154 -3.000 -6.309 1.395 .004 .000 .168 B -8.173 1.625 1.899 -.864 Std. Error 3.309 .658 .797 .625 .886 -.107 -2.192 .158 Beta t -- Lampiran 5 Regresi Logistik setelah Uji asnmsi ldasik Case Processing Summary Unweighted Cases(a) Included in Analysis Selected Cases Missing Cases Total Unselected Cases Total il o:~ I N Percent 10 66 0 66 0 66 100 .0 i .o I 100 ~ a If weight ism effect, see class1ficat10n table for the total number ofcases. Dependent Variable Encoding Original Value speculative grade investment grade Internal Value 0 I Block 0: Beginning Block Iteration History(a,b,c) Iteration StepO I 2 3 4 5 -2 Log likelihood Coefficients Constant Constant 50.466 48.784 48.752 48.752 48.752 1.515 1.914 1.979 1.981 1.981 a Constant ts mcluded m the model. b Initial -2 Log Likelihood: 48.752 c Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001. Classification Table(a,b) Observed Predkted oerinalrnt speculative inveslment Qfiade grade Step 0 peringkat Overall Percentaf1e speculative grade investment grade Percentage Correct speculative grade 0 8 .0 0 58 100.0 o~ n a Constant is included in the model. b The cut value is .500 Variables in the Equation Step 0 B 1.981 Constant S.E. .377 Wald 27.589 - Sig. df 1 .000 Exn<B) 7.250 Variables not in the Equation StepO Variables Score 3.947 6.537 12.190 Korn_Au LTA Overall Statistics - df I I 2 Sig. .047 .Oil .002 Block 1: Method= Enter Iteration History(a,b,c,d) -2 Lo!! likelihood Iteration Step 1 Coefficients Constant 43.323 37.207 35.825 35.698 35.696 35.696 35.696 1 2 3 4 5 6 7 Korn Au I 10.085 20.594 28.815 32.144 32.556 32.561 32.561 LTA I Constant 1.459 -.336 2.413 -.700 3.106 -.984 3.396 -1.099 3.432 -1.113 -1.114 3.433 -1.114 3.433 a Method: Enter b Constant is included in the model. c Initial -2 Log Likelihood: 48.752 d Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001. Omnibus Tests of Model Coefficients Step I Step Block Model Chi-sauare 13.056 13.056 13.056 df 2 2 2 Si!!. .001 .001 .001 Model Summary -2 Log likelihood 35.696(a) Nagelkerke R Sau are .344 a Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimat('8 changed by less than .001. Steo 1 Cox& Snell R Sauare .179 Hosmer and Lemeshow Test I~tep Chi-square 11.400 I df Sig. .122 I Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Tt!st peringkat =speculative Prade Step 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Observed 6 0 0 2 0 0 0 0 0 Expected 3.711 1.763 1.293 .542 .319 .181 .104 .065 .021 peringkat = investment grade Observed 2 8 Total Ex~ected Observed 8 8 4.289 6.237 6.707 6.458 7.681 6.819 6.896 6.935 5.979 8 5 8 7 7 7 6 8 7 8 7 7 7 6 Classification Table{a) Observed Step I Predicted peringkat speculative grade peringl<at speculative investment ITTade ...J,:?;rade investment grade Percentage Correct speculative grade 2 6 25.0 2 56 96.6 Overall Percentage 87.9 a The cut value is .500 Variables in the Equation B Step l(a) Kom_Au LTA Constant S.E. Wald df Sig Exp(B} I 3.433 1.397 -1.114 .421 32.561 12.229 a Vanable(s} entered on step I: Kom_Au, LTA. 6.038 I .0 14 1 6.985 7.090 I I .008 .0 !; ~/ 30.958 .328 138422452847413.200 Lampiran 6 Data Sampel Penclitian Kepemilikan Institusional (%) Obligasi 201)5 2006 100 100 INDOSAT Bond IV Year 2005 :55 61 APOL Bond I Year 2003 85 70 SMRA Bond I Year 2003 33 41 ASGR Bond I Year 2003 77 77 MYOR Bond II Year 2003 33 33 CPIN Bond 1 Year 2003 79 77 Alfa Retailindo Bond I Year 2003 95 95 Adhi K•~a Bond II Year 2003 Apexindo Pratama Duta Bond I year 2005 60 51 83 90 Indofood Sukses Makmur Bond II Year 2003 52 52 Indofood Sukses Makmur Bond III Year 2004 52 52 Matahari Putra Prima Bond I Year 2002 :57 66 Matahrui Putra Prima Bond II Year 2004 :57 66 Indosiar Visual Mru1diri Bond I Year 2003 56 56 Duta Pertiwi Bond IV Year 2003 86 86 Trimegah Securities Bond I Year 2004 49 49 Perum Pegadaian Bond VI Year 1999 23 23 Perum Pegadaian Bond VII Year 2000 23 23 Surya Citra Televisi Bond I Year 2003 87 87 Branta mulia Bond I Year 2004 Bank BNI Bond I Year 2003 51 57 99 99 Bank Panin Subordinated Bond I Year 2003 76 74 Bank Tabungan Negara Bond IX Year 2003 IOO 100 Bank Tabungan Negara Bond X Year 2004 ](10 100 Bank Tabunrran Nerrara Bond XI Year 2005 Bank Ekspor Indonesia Bond I Year 2003 1(10 100 100 100 Bank DK! Bond IV vear 2004 100 100 52 52 Lontar Pam~us Pinn & Paner Bond I vear 2000 seri A 100 100 Lontar Panvrus Pluo & Paoer Bond I vear 2000 seri B 100 100 Indah Kiat Puln and Paner Bond I vear 1999 seri A 55 55 Indah Kiat Puln and Paner Bond I vear 1999 seri B 55 55 RCTI Bond I Year 2003 Medco Enerni Internasional Bond I vear 2004 Komite lndependen (%) Obligasi 2005 2006 0 0 33.33 33.33 APOL Bond I Year 2003 50 50 SMRA Bond I Year 2003 33.33 40 ASGR Bond I Year 2003 50 33.33 33.33 33.33 30 30 33.33 33.33 RCTI Bond I Year 2003 INDOSAT Bond IV Year 2005 MYOR Bond II Year 2003 CPIN Bond I Year 2003 Alfa Retailindo Bond I Year 2003 Adhi Karva Bond II Year 2003 Apexindo Pratama Duta Bond I year 2005 20 40 40 40 ludofood Sukses Makmur Bond II Year 2003 30 30 Indofood Sukses Makmur Bond III Year 2004 30 30 Matahari Potra Prima Bond I Year 2002 57.14 71.43 Matahari Potra Prima Bond II Year 2004 57.14 71.43 40 40 Dula Pertiwi Bond IV Year 2003 28.57 28.57 Trimegah Securities Bond I Year 2004 33.33 33.33 Perum Pegadaian Bond VI Year 1999 66 66 Perum Pegadaian Bond VII Year 2000 66 66 Surya Citra Televisi Bond I Year 2003 50 50 33.33 40 Indosiar Visual Mandiri Bond I Year 2003 Branta mulia Bond I Year 2004 Bank BNI Bond I Year 2003 42.86 28.57 Bank Panin Subordinated Bond I Year 2003 50 60 Bank Tabungan Negara Bond IX Year 2003 100 100 Bank Tabungan Negara Bond X Year 2004 100 100 Bank Tabungan Negara Bond XI Year2005 Bank Ekspor Indonesif),Bond I Year 2003 100 100 100 JOO 0 50 40 40 Lontar Paovrus Plop & Paper Bond I year 2000 seri A 0 66.67 Lontar Panvrus Plop & Paper Bond I year 2000 seri B 0 66.67 Indah Kiat Pulp and Paoer Bond I year 1999 seri A 45.45 45.45 Indah Kiat Polo and Paper Bond I year 1999 seri B 45.45 45.45 Bank DK! Bond IV year 2004 Medco Energi Intemasional Bond I year 2004 Debt To Equity Ratio /DER (x) Obligasi 2005 2006 RCTI Bond I Year 2003 2.07 2.23 INDOSAT Bond IV Year 2005 1.28 1.24 APOL Bond I Year 2003 1.38 1.93 SMRA Bond I Year 2003 1.23 1.25 ASGR Bond I Year 2003 0.98 0.99 MYOR Bond II Year 2003 0.61 0.58 CPIN Bond I Year 2003 3.13 2.73 Alfa Retailindo Bond I Year 2003 1.18 1.02 Adhi Karva Bond II Year 2003 Apexindo Pratama Duta Bond I year 2005 5.48 5.49 1.05 10.88 Indofood Sukses Makmur Bond II Year 2003 2.31 2.10 !ndofood Sukses Makmur Bond III Year 2004 2.31 2.10 Matabari Putra Prima Bond I Year 2002 1.21 1.80 Matabari Putra Prima Bond II Year 2004 1.21 1.80 Indosiar Visual Mandiri Bond I Year 2003 1.36 2.82 Duta Pertiwi Bond IV Year 2003 1.65 1.48 Trimegab Securities Bond I Year 2004 0.84 1.17 Perum Pegadaian Bond VI Year 1999 4.57 4.32 Perum Pegadaian Bond VII Year 2000 4.57 4.32 Surya Citra Televisi Bond I Year 2003 0.62 0.60 Branta mulia Bond I Year 2004 Bank BNI Bond I Year 2003 0.87 0.61 11.42 10.45 Bank Panin Subordinated Bond I Year 2003 7.32 5.05 Bank Tabungan Negara Bond IX Year 2003 18.64 17.51 Bank Tabungan Negara Bond X Year 2004 18.64 17.51 Bank Tabungan Negara Bond XI Year 2005 Bank Ekspor IndonesiaJ3ond I Year 2003 18.64 17.51 0.96 1.20 Bank DKI Bond IV year 2004 11.92 13.91 Medco Energi Internasional Bond I year 2004 1.71 2.21 Lontar Papyrus Plup & Paper Bond I year 2000 seri A 1.29 1.63 Lontar Papyrus Plup & Paper Bond I year 2000 seri B 1.29 1.63 Indab Kiat Pulp and Paper Bond I year 1999 seri A 1.57 1.84 Indab Kiat Pulp and Paper Bond I year 1999 seri B 1.57 1.84 Total Aktiva (Rp) Obligasi 2005 2006 1,829,388,000,000 1,615,596,000,000 32, 787, 133,000,000 34,228,658,000,000 APOL Bond I Year 2003 2,669,278,000,000 3,702,988,000,000 SMRA Bond I Year 2003 1,864,759,453,000 2, 191,817,465,000 ASGR Bond I Year 2003 518,803,623,322 584,838,895,959 MYOR Bond IJ Year 2003 1,459,968,000,000 1,533,376,000,000 CPIN Bond I Year 2003 2,620,029,000,000 2,902,419,000,000 719,830,000,000 744,925,000,000 2,413,549,000,000 2,869,948,000,000 3,207,286,000,000 4,043,662,000,000 14,859,203,000,000 16,267,483,000,000 14,859,203,000,000 16,267,483,000,000 RCTI Bond I Year 2003 INDOSAT Bond IV Year 2005 Alfa Retailindo Bond I Year 2003 Adbi Karva Bond IJ Year 2003 Apexindo Pratama Duta Bond I year 2005 Jndofood Sukses Makmur Bond IJ Year 2003 Jndofood Sukses Makmur Bond III Year 2004 Matahari Putra Prima Bond I Year 2002 4,577,151,000,000 6,055,088,000,000 Matabari Putra Prima Bond IJ Year 2004 4,577, 151,000,000 6,055,088,000,000 Jndosiar Visual Mandiri Bond I Year 2003 I ,613,240,308,563 1,479,177,114,795 Duta Pertiwi Bond IV Year 2003 4,612,140,018,121 4,518,811,475,406 Trimegab Securities Bond I Year 2004 642,096,905,000 838,606,282,000 Perum Pegadaian Bond VI Year 1999 4,833,340,701,203 6,023,601, 124,650 Perum Pegadaian Bond VU Year 2000 4,833,340, 701,203 6,023,601,124,650 Surya Citra Televisi Bond I Year 2003 1,909,698,594,000 1,822,206,491,000 Branta mulia Bond I Year 2004 Bank BNI Bond I Year 2003 1,709,355,091,000 1,530, 173,230,000 147,812,206,000,000 169,415,573,000,000 Bank Panin Subordinated Bond I Year 2003 32,102,803,000,000 40,514,765,000,000 Bank Tabungan Negara Bond IX Year 2003 29,083,149,000,000 32,575,797,000,000 Bank Tabungan Negara Bond X Year 2004 29,083,149,000,000 32,575,797,000,000 Bank Tabungan NeQara ·Bond XI Year 2005 Bank Ekspor Indonesia Bond I Year 2003 29,083, 149,000,000 32,575,797,000,000 7,535, 121,654,6:!9 8,804,578, 721,970 Bank OKI Bond IV vear 2004 Medco Energi Jnternasional Bond I year 2004 Lontar Papyrus Plup & Paper Bond I year 2000 seriA Lontar Papyrus Plup & Paper Bond I year 2000 seri B Jndab Kiat Pulp and Paper Bond I year 1999 seri A lndab Kiat Pulp and Paper Bond I year I 999 seri B 8,663,282,387, 754 11,186,900,652,719 15,182,460,0l l,520 16,620,284,977,575 9 ,213,3 88,800,000 8,775,404,600,000 9,213,388,800,000 8,775,404,600,000 51,617,366,861, 760 47,646,020,477,225 51,617,366,861,760 47,646,020,477,225 Komite Audit Obligasi 2005 2006 RCTI Bond I Year 2003 tidak ada tidak ada INDOSAT Bond IV Year 2005 ada ada APOL Bond I Year 2003 ada ada SMRA Bond I Year 2003 ada ada ASGR Bond I Year 2003 ada ada MYOR Bond II Year 2003 tidak ada ada CPIN Bond I Year 2003 ada ada Alfa Relailindo Bond I Year 2003 ada ada Adhi Karva Bond II Year 2003 Apexindo Pralama Dula Bond I year 2005 ada ada ada ada Indofood Sukses Makmur Bond II Year 2003 ada ada lndofood Sukses Makmur Bond III Year 2004 ada ada Matahari Putra Prima Bond I Year 2002 ada ada Matahari Putra Prima Bond II Year 2004 ada ada Indosiar Visual Mandiri Bond I Year 2003 ada ada Dula Pertiwi Bond IV Year 2003 ada ada Trimegah Securities Bond I Year 2004 ada ada Perum Pegadaian Bond VI Year 1999 ada ada Perum Pegadaian Bond VII Year 2000 ada ada Surya Citra Televisi Bond I Year 2003 ada ada Branta mulia Bond I Year 2004 Bank BNI Bond I Year 2003 ada ada ada ada Bank Panin Subordinated Bond I Year 2003 ada ada Bank Tabungan Negara Bond IX Year 2003 ada ada Bank Tabungan Negara Bond X Year 2004 ada ada Bank Tabungan Negara Bond XI Year 2005 Bank Ekspor Indonesia Sond I Year 2003 ada ada ada ada Bank DKJ Bond IV year 2004 ada ada Medco Energi Internasional Bond I year 2004 ada ada Lontar Panvrus Plup & Paper Bond I year 2000 seri A tidak ada ada Lontar Panvrus Plup & Paper Bond I year 2000 seri B tidak ada ada Judah Kiat Pulp and Paper Bond I vear 1999 seri A ada ada Indah Kial Pulp and Paper Bond I vear 1999 seri B ada ada Kepemilikan Manajerial Obligasi 2005 2006 RCTI Bond I Year 2003 tidak ada tidak ada INDOSAT Bond IV Year 2005 ada ada APOL Bond I Year 2003 tidak ada tidak ada SMRA Bond I Year 2003 ada ada ASGR Bond I Year 2003 ada ada MYOR Bond II Year 2003 tidak ada tidak ada CPIN Bond I Year 2003 ada tidak ada Alfa Retailindo Bond I Year 2003 tidak ada tidak ada Adhi Karva Bond II Year 2003 Apexindo Pratama Duta Bond I year 2005 ada ada tidak ada tidak ada Indofood Sukses Makmur Bond II Year 2003 ada tidakada Indofood Sukses Makmur Bond III Year 2004 ada tidak ada Matahari Putra Prima Bond I Year 2002 tidak ada tidak ada Matahari Putra Prima Bond II Year 2004 tidak ada tidak ada Indosiar Visual Mandiri Bond I Year 2003 tidak ada tidak ada Duta Pertiwi Bond IV Year 2003 tidak ada tidak ada Trimegah Securities Bond I Year 2004 ada ada Perum Pegadaian Bond VI Year 1999 tidak ada tidak ada Perum Pegadaian Bond VII Year 2000 tidakada tidak ada Surya Citra Televisi Bond I Year 2003 tidak ada tidak ada Branta mulia Bond I Year 2004 Bank BNI Bond I Year 2003 ada ada ada ada Bank Panin Subordinated Bond I Year 2003 ada ada Bank Tabungan Negara Bond IX Year 2003 tidak ada tidak ada Bank Tabungan Negara Bond X Year 2004 tidakada tidak ada Bank Tabungan Ne2araBond XI Year2005 Bank Ekspor Indonesia Bond I Year 2003 tidakada tidak ada tidak ada tidak ada Bank OKI Bond IV vear 2004 tidak ada tidak ada Medco Eneroi Intemasional Bond I vear 2004 tidak ada tidak ada Lontar Panvms Plup & Paper Bond I year 2000 seri A tidak ada tidak ada Lontar Panvms Plup & Paper Bond I vear 2000 seri B tidak ada. lidakada Indah Kiat Pulp and PaPer Bond I vear 1999 seri A tidak ada tidak ada Indah Kiat Puln and Paner Bond I vear 1999 seri B tidak ada. tidakada Kualitas Audit Obligasi 2005 2006 RCTI Bond I Year 2003 KAPnonBIG4 KAPnonBIG4 INDOSAT Bond IV Year 2005 KAPBIG4 KAPBIG4 APOL Bond I Year 2003 KAPBIG4 KAPBIG4 SMRA Bond I Year 2003 KAPBIG4 KAPBIG4 ASGR Bond I Year 2003 KAPBIG4 KAPBIG4 MYOR Bond II Year 2003 KAPBIG4 KAPnonBIG4 CPIN Bond I Year 2003 KAPBIG4 KAPBIG4 Alfa Retailindo Bond I Year 2003 KAPBIG4 KAPBIG4 Adhi Karva Bond II Year 2003 Apexindo Pratama Duta Bond I year 2005 KAPnonBIG4 KAPnonBIG4 KAPBIG4 KAPBIG4 Indofood Sukses Makmur Bond II Year 2003 KAPBIG4 KAPBIG4 Indofood Sukses Makmur Bond III Year 2004 KAPBIG4 KAPBIG4 Matahari Potra Prima Bond I Year 2002 KAPBIG4 KAPBIG4 Matahari Putra Prima Bond II Year 2004 KAPBIG4 KAPBIG4 Indosiar Visual Mandiri Bond I Year 2003 KAPBIG4 KAPBIG4 Duta Pertiwi Bond IV Year 2003 KAPnonBIG4 KAPnonBIG4 Trimegah Securities Bond I Year 2004 KAPBIG4 KAPBIG4 Perum Pegadaian Bond VI Year 1999 KAPnonBIG4 KAPnonBIG4 Perum Pegadaian Bond VII Year 2000 KAPnonBIG4 KAPnonBIG4 Surya Citra Televisi Bond I Year 2003 KAPBIG4 KAPBIG4 Branta mulia Bond I Year 2004 Bauk BNI Bond I Year 2003 KAPBIG4 KAPBIG4 KAPBIG4 KAPBIG4 Bauk Panin Subordinated Bond I Year 2003 KAPBIG4 KAPBIG4 Bauk Tabungan Negara Bond IX Year 2003 KAPBIG4 KAPBIG4 Bauk Tabungan Negara Bond X Year 2004 KAPBIG4 KAPBIG4 Bank Tabungan Negara Bond XI Year 2005 Bauk Ekspor Indonesia Bond I Year 2003 KAPBIG4 KAPBIG4 KAPBIG4 KAPBIG4 Bauk DKI Bond IV year 2004 KAPnonBJG4 KAPnonBIG4 Medco Energi Internasional Bond I vear 2004 KAPBIG4 KAPBIG4 Lontar Papyrus Plup & PaJler Bond I year 2000 seri A KAPnonBIG4 KAPnonBIG4 Lontar Papyrus Plup & Paper Bond I vear 2000 seri B KAPnonBJG4 KAPnonBIG4 Indah Kiat Pulp and Paper Bond I vear 1999 seri A KAPnonBJG4 KAPnonBIG4 Indah Kiat Pulp and Paper Bond I year I 999 seri B KAPnonBIG4 KAPnonBIG4