analisis pengaruh nilai tukar

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tujuan yang penting dalam pembangunan ekonomi adalah
penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk meningkatkan pertambahan tenaga
kerja itu sendiri, dimana pertumbuhan angkatan kerja lebih cepat dari pertumbuhan
kesempatan kerja. Pada umumnya negara berkembang adalah negara yang bergerak
pada sektor industri pertanian, dalam arti bahwa bagian terbesar Produk Domestik
Brutonya (PDB).
Menurut Todaro (1997) Pembangunan itu merupakan suatu proses perbaikan
kualitas segenap bidang kehidupan manusia yang meliputi tiga aspek penting yaitu
(1) peningkatan standar hidup setiap orang (pendapatan, tingkat konsumsi pangan,
sandang, papan, pelayanan kesehatan, pendidikan dan lain-lain) melalui proses-proses
pertumbuhan ekonomi yang relevan, (2) penciptaan berbagai kondisi yang
memungkinkan tumbuhnya rasa percaya diri (self esteem) setiap orang melalui
pembentukan segenap sistem ekonomi dan lembaga (institution) sosial, politik dan
juga ekonomi yang mampu mempromosikan jati diri dan penghargaan hakekat
kemanusiaan; dan (3) peningkatan kebebasan setiap orang melalui perluasan
jangkauan pilihan mereka, serta peningkatan kualitas maupun kuantitas aneka barang
dan jasa
Universitas Sumatera Utara
Beberapa faktor hal tersebut menonjol atau penting bagi Negara-negara
berkembang. Pertama, pertumbuhan penduduk dinegara berkembang cenderung
tinggi, sehingga cenderung melebihi pertumbuhan kapital. Kedua, profil demografi
lebih muda, sehingga lebih benyak penduduk yang masuk kelapangan kerja, Ketiga,
struktur industri di Negara berkembang yang cenderung mempunyai tingkat
diversifikasi kegiatan ekonomi rendah serta tingkat keterampilan penduduk yang
belum memadai, membuat usaha penciptaan lapangan kerja menjadi semakin
kompleks.
Dalam kondisi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi (diatas 8 %) maka
penciptaan lapangan kerja baru akan mampu memenuhi tambahan angkatan kerja,
dan ini yang terjadi di Indonesia sebelum tahun 1990 sampai dengan 1997. Namun
dengan adanya krisis moneter, dimana tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia
negative, yaitu menurut BPS tahun 1998 pertumbuhan antara -13,6 % sampai dengan
-15% dan tahun 1999 pertumbuhan antara -2% sampai dengan -5,1%, akan membuat
industri yang ada tidak mampu menciptakan kesempatan kerja yang baru Untuk
menampung pernambahan angkatan kerja. Akibat dari hal tersebut adalah penciptaan
lapangan kerja tidak terjadi, bahkan yang terjadi adalah meningkatnya pengangguran
mengingat banyak perusahaan yang mengurangi aktivitas produksinya atau bahkan
menutup usahanya.
Hal tersebut diatas berakibat ketakutan terhadap pengangguran yang sering
kali menimbulkan pemikiran yang menjurus pada keyakinan bahwa pekerjaan yang
tersedia sifatnya terbatas dan ini muncul karena adanya pengangguran yang
disebabkan oleh kemajuan teknologi. Sebenarnya pengangguran yang berlebihan
Universitas Sumatera Utara
memerlukan tindakan kebijakan makro ekonomi yang dapat menyediakan
kesempatan kerja secara menyeluruh dan bukannya tindakan mengurangi penawaran
tenaga kerja.
Tabel 1.
Perkembangan Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja
Nasional dan Regional Sumatera Utara Tahun 2001-2005
(%)
Tahun
Wilayah
2001
2002
2003
2004
Indonesia
1,08
0,93
-0,94
-3,26
Sumatera Utara
-1,19
-0,98
-1,88
-1,68
Sumber: Diolah Dari Data Sekunder BPS 2006
2005
1,31
8,62
Berdasarkan kondisi diatas, tingkat pertumbuhan penyerapan tenaga kerja
secara nasional masih relatif kecil. Pada tahun 2001 penyerapan tenaga kerja sebesar
1,08 %, pada tahun 2002 turun menjadi 0, %, pada tahun 2004 mengalami
penyerapan tenaga kerja yang negatif yaitu sebesar -3,26 % namun pada tahun 2005
meningkat menjadi 1,31 %. Di Sumatera Utara pertumbuhan penyerapan tenaga
kerja cenderung negatif. Pada tahun 2001 penyerapan tenaga kerja regional Sumatera
Utara -1,19 % pada tahun 2002 menjadi 0,98% kemudian pada tahun 2003 menjadi1,88 % namun pada tahun 2005 penyerapan tenaga kerja regional Sumatera Utara
meningkat secara signifikan menjadi 8,62 %. Maka timbul permasalahan bagaimana
agar pertumbuhan positif tersebut berkesinambungan pada tahun berikutnya.
Berdasarkan catatan berita International Labour Organization (ILO) 2006,
pada tahun 2005 tenaga kerja international yang bekerja di sektor industri pengolahan
kelapa sawit adalah setengah dari angka penyerapan tenaga kerja secara International
keseluruhan yakni sebesar 1,3 milyar jiwa yang mana 450 juta jiwa adalah tenaga
Universitas Sumatera Utara
kerja upahan dan selebihnya adalah berusaha sendiri di sektor pengelolaan industri
kelapa sawit dan turunannya. Sementara perkembangan penyerapan tenaga kerja di
sektor industri pengolahan kelapa sawit dan turunannya secara nasional dan daerah
Sumatera Utara dapat dilihat pada table 2. berikut:
Tabel 2.
Perkembangan Persentase Penyerapan Tenaga Kerja
Nasional dan Regional Sumatera Utara di Sektor Industri pengolahan kelapa
sawit dan Turunannya
Tahun 2000-2005
Tahun
Wilayah
2001
2002
2003
2004
2005
Indonesia
39,75
40,63
42,00
40,41
41,81
Sumatera Utara
55,23
55,56
56,03
51,60
52,68
Sumber: Statistik Tenaga Kerja Indonesia dan Sumatera Utara Tahun 2006, BPS
Melalui tabel 2. dapat dilihat bahwa baik secara nasional maupun daerah
Sumatera Utara, sektor industri pengolahan kelapa sawit dan turunannya memberi
kontribusi besar terhadap penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2001 perkembangan
persentase nasional pada sektor industri kelapa sawit adalah sebesar 39,75 %, pada
tahun 2003 meningkat menjadi 42 %, namun pada 2005 mengalami penurunan
sehingga menjadi 41,81 %. Di Sumatera Utara persentase penyerapan tenaga kerja
disektor industri pangolahan kelapa sawit sebesar 55,53 %, pada tahun 2003 naik
mnejadi 55,56 %, namun pada tahun 2005 menurun menjadi 52,68 %. Berdasarkan
kenyataan ini maka perlu lebih dikembangkan lagi potensi sektor industri pengolahan
kelapa sawit dan turunannya dalam upaya perluasan kesempatan kerja dan
mengurangi pengangguran dalam upaya membangun industri pengolahan kelapa
sawit dan turunannya, khususnya di wilayah Sumatera Utara yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan penyerapan tenaga kerja negatif dan persentase penyerapan tenaga kerja
di sektor industri pengolahan kelapa sawit yang sangat besar.
Salah satu komoditi yang diharapkan mampu memberikan konstribusinya
dalam perekonomian yang berasal dari sub sektor perkebunan adalah komoditi kelapa
sawit. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi yang sangat penting dalam
mendorong perekonomian Indonesia umumnya dan sebagai perluasan lapangan kerja
Sumatera Utara khususnya, kelapa sawit merupakan salah satu komoditi yang
memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam peningkatan pertumbuhan
ekonomi.
Selama krisis ekonomi dan moneter melanda Indonesia yang ditandai dengan
tingkat pertumbuhan ekonomi minus 13,06% pada akhir 1998 (BPS, 1999), sektor
industri pengolahan kelapa sawit dan turunannya khususnya aggribisnis sangat
diharapkan menjadi penyelamat perekonomian nasional. Sektor industri pengolahan
kelapa sawit dan turunannya menjadi penyelamat terhadap kesempatan kerja dampak
dari krisis ekonomi.
Pada tahun 2006, ekspor produk turunan CPO Sumatera Utara komiditi yang
paling banyak diekspor adalah minyak goreng sebesar 1.792.293 ton, disusul oleh
Oleochemical 61.102 ton pada tahun yang sama,dan sabun mandi sebesar 5.421 ton
pada tahun yang sama juga. Sedangkan industri margarine Sumatera Utara tidak
dapat secara kontinu memproduksi produknya karena produsen margarine Sumatera
Utara tidak dapat secara kontinu memproduksi produknya karena produsen margarine
Sumatera Utara berproduksi sesuai pesanan,sehingga berpengaruh juga kepada
ekspornya yang tidak kontinu.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu aspek yang menggambarkan keberhasialan pembangunan adalah
Nilai Tukar Petani kelapa sawit dan turunannya. Merupakan salah satu indikator
untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani. Nilai Tukar Petani kelapa sawit adalah
rasio antar indeks harga yang diterima petani kelapa sawit dengan indeks harga yang
dibayari petani petani kelapa sawit yang dinyatakan dalam persentase. Nilai Tukar
Petani kelapa sawit Sumatera Utara tahun 2005 adalah 94,9% dengan indeks harga
yang diterima petani kelapa sawit dan turunannya 464,7 dan indeks harga yang
dibayar petani kelapa sawit dan turunannya 489,9. untuk memperoleh nilai tukar
harga yang baik, maka perlu diupayakan peningkatan indeks harga yang diterima
petani kelapa sawit dan turunannya. Dengan adanya peningkatan indeks harga yang
diterima petani kelapa sawit dan turunannya maka akan mendorong pertumbuhan
produksi industri pengolahan kelapa sawit dan turunannya dimana harga menjadi
stimultan untuk meningkatkan produksi.
Sebagai gambaran lain dari keberhasilan pembangunan industri pengolahan
kelapa sawit dan turunannya yakni, volume dan nilai ekspor dari hasil industri
pengolahan kelapa sawit dan turunannya terus meningkat. Bedasarkan keunggulan
kompetitif dalam perdagangan internasional, produk hasil industri pengolahan kelapa
sawit dan turunannya merupakan komoditi ekspor andalan negara Indonesia dan
bahkan Sumatera Utara mengingat corak kehidupan yang masih bersifat agrikultur.
Nilai FOB hasil industri pengolahan kelapa sawitdan turunannya Sumatera Utara
mengalami pertumbuhan 14,38 % tahun 2003, 49,88 % tahun 2004 dan 18,73 %
tahun 2005. ketika diambil kebijaksanaan untuk mengekspor hasil industri
pengolahan kelapa sawit dan turunannya bukan berarti mengabaikan permintaan
Universitas Sumatera Utara
dalam negeri namun dilakukan peningkatan jumlah produksi dan daya saing produk
agar dapat menghadapi era globalisasi dan liberalisme perdagangan. Peningkatan
jumlah produksi tentu harus didukung pertambahan imput tenaga kerja.
Pemerintah juga turut ambil peran dalam pembangunan industri pengolahan
kelapa sawit dan turunannya baik dalam kebijaksanaan industri pengolahan,
perencanaan dan pembiayaan pembangunan industri pengolahan kelapa sawit,
terutama dalam pembangunan industri pengolahan kelapa sawit dan turunannya.
Adanya program proyek pembangunan sektor industri pengolahan kelapa sawit
memperluas kesempatan kerja non petani seperti pembangunan jalan ekonomi,
bangunan-bangunan irigasi serta penyuluhan-penyuluhan tentang industri pengolahan
kelapa sawit kelapa sawit dan turunannya. Maka pengeluaran pemerintah tersebut
merupakan salah satu investasi yang bertujuan untuk kekuatan dan ketahanan
ekonomi disektor industri pengolahan kelapa sawit pada masa yang akan datang.
Dari uraian –uraian diatas, penulis melihat adanya pengaruh yang cukup besar
dari pembangunan industri pengolahan kelapa sawit kelapa sawit dan turunannya
terhadap penyerapan tenaga kerja di Sumatera Utara. Untuk itu penulis mengambil
judul “Analisis Pengaruh Pembangunan Industri Pengolahan Kelapa Sawit dan
turunannya Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Sumatera Utara”
1.2 Perumusan Masalah
Dengan uraian diatas maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian
dirumuskan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Bagaimanakah pengaruh nilai tukar yang diterima kelapa sawit dan
turunannya yang diterima petani kelapa sawit dan turunannya terhadap
penyerapan tenaga kerja di Sumatera Utara?
2. Bagaimanakah pengaruh ekspor hasil industri pengolahan kelapa sawit
dan turunannya terhadap penyerapan tenaga kerja di Sumatera Utara?
3. Bagaimanakah pengaruh jumlah pabrik/ industri kelapa sawit dan
turunannya terhadap penyerapan tenaga kerja di Sumatera Utara?
4. Bagaimanakah pengaruh luas lahan kelapa sawit terhadap penyerapan
tenaga kerja di Sumatera Utara?
1.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atau kesimpulan sementara terhadap
permasalahan yang menjadi objek penelitian, dimana tingkat kebenarannya masih
perlu dibuktikaan atau diuji secara empiris.
Bedasarkan perumusan masalah diatas, maka penulis membuat hipotesis
sebagai berikut:
1. Indeks harga yang diterima petani kelapa sawit dan turunannya berpengaruh
positif terhadap penyerapan tenaga kerja di Sumatera Utara.
2. Ekspor hasil industri pengolahan kelapa sawit dan turunannya berpengaruh
positif terhadap penyerapan tenaga kerja di Sumatera Utara.
3. Jumlah pabrik/ industri kelapa sawit dan turunannya berpengaruh positif
terhadap penyerapan tenaga kerja da Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
4. Luas lahan kelapa sawit berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja
di Sumatera Utara.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar yang diterima petani kelapa sawit dan
turunannya terhadap penyerapan tenaga kerja di Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui pengaruh ekspor hasil industri pengolahan kelapa sawit
dan turunannya terhadap penyerapan tenaga kerja di Sumatera Utara.
3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah pabrik/ industri kelapa sawit dan
turunannya terhadap penyerapan tenaga kerja di Sumatera Utara.
4. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan kelapa sawit terhadap penyerapan
tenaga kerja di Sumatera Utara.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan studi dan literatur bagi mahasiswa dan masyarakat yang
tertarik untuk mengetahui tentang pembangunan industri pengolahan kelapa
sawit dan turunannya dalam hal penyerapan tenaga kerja.
2. Sebagai bahan masukan atau kajian untuk melakukan penelitian selanjutnya
atau sebagai bahan perbandingan bagi pengambilan keputusan oleh pihak
yang berwenang.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk memperkaya wawasan ilmiah dan non-ilmiah penulis dalam menulis
disiplin ilmu yang penulis tekuni serta mengaplikasikannya secara kontekstual
dan tekstual.
4. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas
Ekonomi terutama mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan USU yang
ingin melakukan penelitian masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
Download