No.8/27/DPNP Jakarta, 27 November 2006 S U R A T E D A R A N

advertisement
No.8/27/DPNP
Jakarta, 27 November 2006
SURAT EDARAN
Kepada
SEMUA BANK UMUM
DI INDONESIA
Perihal:
Prinsip Kehati-hatian dan Laporan dalam rangka Penerapan
Manajemen Risiko secara Konsolidasi bagi Bank yang
Melakukan Pengendalian terhadap Perusahaan Anak
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/6/PBI/2006 tanggal 30
Januari 2006 tentang Penerapan Manajemen Risiko secara Konsolidasi bagi Bank
yang Melakukan Pengendalian terhadap Perusahaan Anak (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4602), Bank yang memiliki dan/atau melakukan
Pengendalian terhadap Perusahaan Anak wajib melakukan penerapan manajemen
risiko secara konsolidasi.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tersebut di atas, penerapan
manajemen risiko secara konsolidasi bagi Bank yang melakukan Pengendalian
terhadap Perusahaan Anak dilakukan secara bertahap. Dalam tahap awal
penerapannya dilakukan dengan menyampaikan laporan dan memperhitungkan
beberapa rasio dalam rangka penerapan prinsip kehati-hatian.
Sehubungan …
Sehubungan dengan hal tersebut perlu diatur ketentuan pelaksanaan perihal
prinsip kehati-hatian dan laporan dalam rangka penerapan manajemen risiko
secara konsolidasi bagi Bank yang melakukan Pengendalian terhadap Perusahaan
Anak dalam suatu Surat Edaran Bank Indonesia dengan pokok-pokok ketentuan
sebagai berikut:
I.
UMUM
1.
Kelangsungan usaha bank dipengaruhi oleh eksposur risiko yang
timbul secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan usahanya
maupun dari kegiatan usaha Perusahaan Anak sehingga Bank perlu
melakukan penerapan manajemen risiko secara konsolidasi.
2.
Dalam rangka penerapan manajemen risiko secara konsolidasi
tersebut, Bank wajib mengetahui dengan baik kondisi Perusahaan
Anak dan dampak aktivitas Perusahaan Anak terhadap kondisi Bank
secara keseluruhan. Untuk itu Bank harus dapat mengidentifikasi,
mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko dari kegiatan usaha
Bank dan Perusahaan Anak.
3.
Selain itu agar Bank dapat memantau dampak aktivitas Perusahaan
Anak terhadap kondisi Bank secara keseluruhan, maka perlu pula
diterapkan prinsip kehati-hatian terhadap kegiatan Perusahaan Anak
sebagaimana yang diterapkan pada kegiatan usaha Bank.
II.
SISTEM INFORMASI
Bank diwajibkan memiliki sistem yang dapat mengidentifikasi, mengukur,
memantau, dan mengendalikan seluruh risiko usaha dari Bank dan
Perusahaan Anak untuk mendukung penerapan manajemen risiko secara
konsolidasi …
konsolidasi dengan efektif. Sistem ini diharapkan dapat membantu Bank
dalam melaksanakan manajemen risiko usaha dari Bank dan Perusahaan
Anak secara menyeluruh. Sistem yang wajib dimiliki Bank, paling kurang
mencakup:
1.
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi yang wajib dimiliki Bank paling kurang
harus mampu menghasilkan laporan keuangan secara konsolidasi dan
laporan lain dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian. Dalam
menyusun laporan keuangan secara konsolidasi serta menetapkan
metode dan teknik konsolidasi yang digunakan, Bank wajib mengacu
pada standar akuntansi keuangan yang berlaku. Sementara itu, prinsip
kehati-hatian yang wajib dilaksanakan oleh Bank antara lain mencakup
perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) secara
konsolidasi, penilaian kualitas aktiva dan pembentukan penyisihan
penghapusan aktiva (PPA) untuk Bank dan Perusahaan Anak,
perhitungan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang
menghitung seluruh eksposur Bank dan eksposur Perusahaan Anak
secara konsolidasi serta penilaian tingkat kesehatan secara konsolidasi.
2.
Sistem informasi manajemen risiko
Dalam rangka penerapan manajemen risiko secara konsolidasi, sistem
informasi manajemen risiko merupakan bagian dari sistem informasi
manajemen yang harus dimiliki dan dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan Bank, yang mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang
berlaku mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
Sebagai bagian dari penerapan manajemen risiko secara konsolidasi,
Bank wajib memiliki sistem informasi manajemen risiko yang dapat
memastikan:
a. terukurnya …
a.
terukurnya eksposur risiko secara akurat, informatif, dan tepat
waktu, baik eksposur risiko secara keseluruhan/komposit maupun
eksposur per jenis risiko yang melekat pada kegiatan usaha Bank
dan Perusahaan Anak, maupun eksposur risiko per jenis aktivitas
fungsional Bank dan Perusahaan Anak;
b.
dipatuhinya penerapan manajemen risiko terhadap kebijakan,
prosedur, dan penetapan limit risiko;
c.
tersedianya
hasil
(realisasi)
penerapan
manajemen
risiko
dibandingkan dengan target yang ditetapkan secara konsolidasi
oleh Bank sesuai dengan kebijakan dan strategi penerapan
manajemen risiko.
III. PERHITUNGAN KPMM SECARA KONSOLIDASI BAGI BANK YANG
MELAKUKAN PENGENDALIAN TERHADAP PERUSAHAAN ANAK
Dalam rangka penerapan manajemen risiko secara konsolidasi, perhitungan
KPMM secara konsolidasi antara Bank dan Perusahaan Anak selain
Perusahaan Anak yang melakukan kegiatan usaha di bidang asuransi
sebagaimana dimaksud pada butir IV, dilakukan dengan memperhatikan
hal-hal berikut :
1.
Perhitungan KPMM secara konsolidasi dilakukan dengan cara
membandingkan modal secara konsolidasi dengan aktiva tertimbang
menurut risiko (ATMR) secara konsolidasi.
2.
Kewajiban perhitungan dan pemenuhan persentase KPMM secara
konsolidasi tidak menghilangkan kewajiban Bank untuk melakukan
perhitungan dan pemenuhan persentase KPMM secara individual
sesuai ketentuan yang berlaku mengenai KPMM.
3. Perhitungan …
3.
Perhitungan dan pemenuhan persentase KPMM secara konsolidasi
sebagaimana
dimaksud
pada
angka
1
dilakukan
dengan
memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar.
4.
Perhitungan KPMM secara konsolidasi dengan memperhitungkan
risiko pasar diberlakukan bagi:
a.
Bank yang secara individual sesuai dengan ketentuan yang
berlaku telah diwajibkan untuk memperhitungkan risiko pasar
dalam perhitungan KPMM; atau
b.
Bank yang secara konsolidasi memiliki posisi surat berharga
termasuk posisi saham dan/atau posisi transaksi derivatif dalam
trading book sama atau lebih besar dengan kriteria posisi surat
berharga dan/atau posisi transaksi derivatif dalam trading book
bagi Bank yang wajib memperhitungkan risiko pasar dalam
perhitungan KPMM sesuai ketentuan Bank Indonesia yang
berlaku.
Cara menghitung KPMM secara konsolidasi sebagaimana dimaksud pada
angka 1 dilakukan sebagai berikut:
A.
Aspek Permodalan
1)
Modal secara konsolidasi meliputi modal inti secara konsolidasi
ditambah dengan modal pelengkap secara konsolidasi.
2)
Komponen-komponen yang dapat diperhitungkan sebagai modal
inti dan modal pelengkap dalam perhitungan modal Bank secara
konsolidasi, termasuk Perusahaan Anak, mengacu kepada
ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai KPMM.
3)
Modal inti secara konsolidasi wajib telah memperhitungkan
kekurangan modal (shortfall) dari pemenuhan tingkat rasio
solvabilitas minimum (Risk Based Capital/RBC minimum)
sebagaimana dimaksud dalam butir IV.2.b.2).
4) Modal …
4)
Modal pelengkap konsolidasi hanya dapat diperhitungkan paling
tinggi 100% (seratus perseratus) dari modal inti secara
konsolidasi.
5)
Kepentingan minoritas (minority interest) diperhitungkan sebagai
modal inti, kecuali terdapat bagian dari kepentingan minoritas
yang tidak sesuai dengan komponen modal inti sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan mengenai KPMM Bank Umum yang
berlaku.
6)
Jumlah kepentingan minoritas yang diperhitungkan sebagai
modal inti sebagaimana dimaksud dalam angka 5) dapat tidak
diperhitungkan dalam modal secara konsolidasi oleh Bank
Indonesia berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain:
a)
kepemilikan Bank pada Perusahaan Anak 50% (lima puluh
perseratus) atau kurang; dan
b)
tidak terdapat keterkaitan/afiliasi antara pemegang saham
lain (minority interest) dengan Bank; atau
c)
tidak terdapat kesediaan dari pemegang saham lain (minority
interest) untuk mendukung modal kelompok usaha Bank
yang dibuktikan dengan surat pernyataan atau keputusan
rapat umum pemegang saham (RUPS) Perusahaan Anak.
7)
Pinjaman subordinasi Perusahaan Anak dapat dijadikan modal
pelengkap untuk perhitungan KPMM Bank secara konsolidasi
sepanjang memenuhi persyaratan (terms and condition) untuk
diperhitungkan sebagai modal sesuai ketentuan Bank Indonesia
yang berlaku mengenai KPMM. Untuk dapat diperhitungkan
sebagai modal pelengkap, Bank wajib menyampaikan data
pendukung yang menunjukkan bahwa seluruh persyaratan (terms
and …
and condition) pinjaman subordinasi tersebut telah terpenuhi
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.
8)
Dalam hal Bank wajib memperhitungkan risiko pasar secara
konsolidasi sebagaimana dimaksud dalam butir III.4, maka modal
secara konsolidasi dapat ditambahkan dengan modal pelengkap
tambahan. Perhitungan modal pelengkap tambahan secara
konsolidasi wajib memenuhi kriteria dan persyaratan modal
pelengkap tambahan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia
yang
berlaku
mengenai
KPMM
dengan
memperhitungkan risiko pasar bagi Bank secara individual.
9)
Perhitungan
modal
secara
konsolidasi
juga
wajib
memperhitungkan faktor pengurang berupa penyertaan Bank
pada perusahaan yang tidak wajib dilakukan penerapan
manajemen risiko secara konsolidasi setelah dikurangi cadangan
khusus penyisihan penghapusan aktiva, kecuali penyertaan modal
sementara dalam rangka restrukturisasi kredit.
B.
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
ATMR secara konsolidasi terdiri dari ATMR untuk risiko kredit secara
konsolidasi dan ATMR untuk risiko pasar secara konsolidasi.
1)
ATMR untuk risiko kredit secara konsolidasi
a)
Perhitungan ATMR untuk risiko kredit secara konsolidasi
mengacu kepada ketentuan yang berlaku mengenai KPMM
bagi Bank secara individual.
b)
Dalam menghitung ATMR untuk risiko kredit secara
konsolidasi, masing-masing pos aktiva secara konsolidasi
termasuk pos kewajiban komitmen dan kontinjensi, dihitung
berdasarkan …
berdasarkan bobot risiko sesuai kadar risiko yang melekat
pada aktiva tersebut.
c)
Pedoman perhitungan ATMR untuk risiko kredit secara
konsolidasi mengacu pada rincian Lampiran 5 Formulir I
Surat Edaran Bank Indonesia ini.
2)
ATMR untuk risiko pasar secara konsolidasi
a)
Perhitungan ATMR untuk risiko pasar secara konsolidasi
meliputi risiko suku bunga, risiko nilai tukar, dan risiko
ekuitas yang dilakukan dengan cara melakukan pembebanan
modal. Dalam hal Bank atau Perusahaan Anak melakukan
kegiatan
usaha
berdasarkan
prinsip
Syariah,
maka
perhitungan ATMR untuk risiko pasar hanya meliputi risiko
nilai tukar.
b)
Risiko ekuitas merupakan risiko kerugian akibat perubahan
harga dari posisi ekuitas yang dimiliki. Posisi ekuitas
mencakup posisi yang timbul dari transaksi saham seperti
transaksi saham biasa (common stocks) baik dengan atau
tanpa hak suara (voting rights), surat berharga yang dapat
dikonversi
(convertible
securities)
yang
memiliki
karakteristik seperti saham, dan komitmen termasuk opsi
untuk membeli dan menjual saham, namun tidak termasuk
saham preferen yang tidak dapat dikonversi (non-convertible
preference shares).
c)
Perhitungan ATMR untuk risiko pasar secara konsolidasi
diperoleh dengan cara melakukan perkalian antara jumlah
beban modal secara konsolidasi untuk seluruh jenis risiko
pasar dengan angka 12,5 (dua belas koma lima).
d) Perhitungan …
d)
Perhitungan risiko suku bunga dan risiko nilai tukar pada
ATMR untuk risiko pasar secara konsolidasi serta
persyaratannya mengacu pada ketentuan yang berlaku
mengenai KPMM dengan memperhitungkan risiko pasar.
e)
Perhitungan risiko ekuitas pada ATMR untuk risiko pasar
secara konsolidasi wajib dilakukan oleh Bank yang
melakukan pengendalian terhadap Perusahaan Anak yang
memiliki eksposur risiko ekuitas. Perhitungan risiko ekuitas
meliputi risiko spesifik (specific risk) dan risiko umum
(general market risk) pada trading book.
f)
Beban modal untuk risiko ekuitas dihitung dengan
melakukan penjumlahan beban modal untuk risiko spesifik
dan risiko umum.
g)
Posisi ekuitas yang diperhitungkan dalam risiko ekuitas
adalah posisi long dan posisi short yang termasuk trading
book. Posisi long dan posisi short harus dihitung secara
terpisah untuk setiap pasar keuangan dimana Bank
melakukan transaksi saham.
h)
Posisi long dan posisi short ekuitas dapat saling hapus
apabila kedua posisi tersebut identik. Yang dimaksud
dengan posisi identik adalah posisi ekuitas yang berasal dari
emiten yang sama dan diperdagangkan di pasar keuangan
yang sama.
Sebagai contoh:
Perusahaan Anak membeli saham PT. X di Bursa Efek
Jakarta dan Perusahaan Anak menjual kontrak berjangka
(Forward) …
(Forward) saham PT. X di Bursa Efek Jakarta dapat saling
hapus karena memenuhi syarat identik
i)
Perhitungan beban modal untuk risiko ekuitas dilakukan
secara terpisah yaitu:
i.
perhitungan risiko spesifik sebesar 8% (delapan
perseratus) dari gross equity position; dan
ii.
perhitungan
risiko
umum sebesar 8%
(delapan
perseratus) dari overall net position.
Contoh:
Perusahaan
Jumlah
Posisi
Saham
Harga
Harga pasar
pasar/
saham
A
10.000
Long
Rp. 100
Rp. 1.000.000
2.000
Short
Rp. 100
Rp.
B
15.000
Short
Rp. 200
Rp. 3.000.000
C
5.000
Short
Rp. 400
Rp. 2.000.000
D
10.000
Short
Rp. 100
Rp. 1.000.000
E
20.000
Long
Rp. 200
Rp. 4.000.000
200.000
(a) Proses offsetting posisi long dan posisi short pada
perusahaan A
= (10.000 x Rp.100) – (2.000 x Rp.100)
= Rp. 800.000 (Long)
(b) Jumlah posisi long = Rp. 800.000 + Rp. 4.000.000
= Rp. 4.800.000
(c) Jumlah posisi short = Rp. 3.000.000 + Rp. 2.000.000
+ Rp. 1.000.000
= Rp. 6.000.000
(d) Risiko …
(d) Risiko spesifik = (Rp. 4.800.000 + Rp. 6.000.000) x 8%
= Rp. 864.000
(e) Risiko umum = (Rp. 4.800.000 – Rp. 6.000.000) x 8%
= Rp. 96.000
(f) Risiko ekuitas = Rp. 864.000 + Rp. 96.000
= Rp.960.000
Dari perhitungan tersebut, maka beban modal atas risiko
ekuitas secara konsolidasi adalah sebesar Rp960.000,00
(sembilan ratus enam puluh ribu rupiah). Beban modal
tersebut digabung dengan beban modal atas risiko pasar
lainnya seperti beban modal atas risiko suku bunga dan
risiko nilai tukar. Jumlah dari beban modal atas risiko pasar
tersebut dikalikan dengan angka 12,5 (dua belas koma lima)
untuk mendapatkan ATMR risiko pasar secara konsolidasi.
IV. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI PERUSAHAAN ANAK
YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA ASURANSI
1.
Penerapan manajemen risiko secara konsolidasi bagi Bank dan
Perusahaan Anak, juga diterapkan pada Perusahaan Anak yang
melakukan kegiatan usaha asuransi. Penerapan manajemen risiko
secara konsolidasi bagi Bank yang memiliki dan/atau mengendalikan
Perusahaan Anak yang melakukan kegiatan usaha asuransi dilakukan
antara lain dengan cara:
a.
memantau pemenuhan tingkat rasio solvabilitas minimum (RBC
minimum) dan pemenuhan prinsip kehati-hatian lainnya yang
diatur oleh otoritas pengawas yang berwenang; dan
b. memperhitungkan …
b.
memperhitungkan penyertaan pada perusahaan anak yang
melakukan kegiatan usaha asuransi sebagai faktor pengurang
dalam perhitungan modal Bank secara konsolidasi.
2.
Dalam perhitungan KPMM secara konsolidasi bagi Bank yang
memiliki Perusahaan Anak yang melakukan kegiatan usaha asuransi,
maka perhitungan modal Bank secara konsolidasi dilakukan sebagai
berikut:
a.
Penyertaan Bank pada Perusahaan Anak yang melakukan
kegiatan usaha asuransi tidak diperhitungkan dalam ATMR Bank
secara konsolidasi.
b.
Dalam hal Perusahaan Anak yang melakukan kegiatan usaha
asuransi tidak memenuhi ketentuan RBC minimum yang
ditetapkan oleh otoritas pengawas yang berwenang, maka:
1)
Penyertaan Bank kepada Perusahaan Anak yang melakukan
kegiatan usaha asuransi diperhitungkan sebagai faktor
pengurang modal yaitu sebesar jumlah penyertaan Bank
kepada Perusahaan Anak yang melakukan kegiatan usaha
asuransi setelah dikurangi cadangan khusus penyisihan
penghapusan aktiva; dan
2)
Kekurangan modal (shortfall) Perusahaan Anak yang
melakukan kegiatan usaha asuransi dari RBC minimum
diperhitungkan sebagai faktor pengurang modal inti sebesar
100% (seratus perseratus), apabila Perusahaan Anak yang
melakukan kegiatan usaha asuransi tidak dapat memenuhi
RBC minimum sampai dengan jangka waktu yang
ditetapkan oleh otoritas pengawas yang berwenang.
c. Dalam …
c.
Dalam hal Perusahaan Anak yang melakukan kegiatan usaha
asuransi memenuhi ketentuan RBC minimum yang ditetapkan
oleh otoritas pengawas yang berwenang, maka penyertaan Bank
kepada Perusahaan Anak yang melakukan kegiatan usaha
asuransi
diperhitungkan
sebagai
faktor
pengurang
modal
konsolidasi yaitu sebesar jumlah penyertaan Bank kepada
Perusahaan Anak yang melakukan kegiatan usaha asuransi
setelah dikurangi cadangan khusus penyisihan penghapusan
aktiva.
V.
PENILAIAN KUALITAS AKTIVA
Bank wajib melakukan penilaian kualitas aktiva terhadap aktiva Bank dan
Perusahaan Anak dalam rangka membentuk penyisihan penghapusan aktiva.
Pembentukan penyisihan penghapusan aktiva dimaksudkan agar laporan
keuangan Bank dan Perusahaan Anak dapat dikonsolidasikan secara wajar,
dan perhitungan KPMM secara konsolidasi dapat dilakukan dengan lebih
akurat. Penilaian kualitas aktiva secara konsolidasi dilakukan terhadap
aktiva produktif dan aktiva non produktif Bank serta aktiva produktif
Perusahaan Anak sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku
mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum dan Penilaian Kualitas
Aktiva Bagi Bank Syariah.
A.
Penilaian Kualitas Aktiva Produktif
1.
Dalam hal Perusahaan Anak memiliki aktiva yang dapat
disetarakan dengan kredit/pembiayaan pada Bank, penilaian
kualitas aktiva oleh Bank atas aktiva produktif Perusahaan Anak
paling kurang dilakukan berdasarkan ketepatan pembayaran
pokok dan/atau bunga/margin/fee/bagi hasil.
2. Berdasarkan …
2.
Berdasarkan penilaian pada angka 1, kualitas kredit/pembiayaan
ditetapkan menjadi Lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang
lancar, Diragukan, dan Macet sesuai ketentuan Bank Indonesia
yang berlaku mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum
dan Kualitas Aktiva Bagi Bank Syariah.
3.
Dalam hal Perusahaan Anak memiliki aktiva yang dapat
disetarakan dengan surat berharga pada Bank, maka penilaian
kualitas surat berharga oleh Bank mengikuti ketentuan Bank
Indonesia yang berlaku mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank
Umum dan Kualitas Aktiva Bagi Bank Syariah.
4.
Dalam hal Perusahaan Anak memiliki surat berharga berupa
saham maka penetapan kualitas saham oleh Bank dilakukan
sebagai berikut:
a.
lancar, sepanjang saham dimaksud aktif diperdagangkan di
bursa efek di Indonesia dan terdapat informasi nilai pasar
secara transparan.
b.
apabila saham tidak memenuhi kriteria sebagaimana
dimaksud pada huruf a, maka penilaian kualitas mengacu
pada ketentuan penilaian kualitas untuk penyertaan dengan
metode biaya (cost method).
5.
Untuk aktiva produktif di Perusahaan Anak yang merupakan
perusahaan pembiayaan, penilaian kualitas aktiva produktif oleh
Bank dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku mengenai
penilaian dan penggolongan kualitas aktiva produktif yang
ditetapkan oleh otoritas yang berwenang terhadap Perusahaan
Anak.
B. Penilaian …
B.
Penilaian Kualitas Aktiva Produktif Lainnya
Penilaian kualitas untuk aktiva produktif Perusahaan Anak selain yang
disetarakan dengan kredit dan surat berharga, dilakukan oleh Bank
sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.
C.
Penyisihan Penghapusan Aktiva
1.
Atas dasar penilaian kualitas aktiva produktif sebagaimana
dimaksud pada huruf A dan B, Bank wajib membentuk
penyisihan penghapusan aktiva untuk aktiva Bank maupun aktiva
produktif Perusahaan Anak sesuai ketentuan Bank Indonesia yang
berlaku.
2.
Dalam hal besarnya penyisihan penghapusan aktiva yang wajib
dibentuk secara konsolidasi masih belum memenuhi ketentuan,
maka kekurangan penyisihan penghapusan aktiva tersebut akan
menjadi faktor pengurang modal inti secara konsolidasi.
VI. PERHITUNGAN BMPK
Bank wajib melakukan pemantauan terhadap konsentrasi penyediaan dana
dengan memperhatikan pemenuhan BMPK, baik untuk penyediaan dana
dari Bank secara individual maupun penyediaan dana dari Bank dan
Perusahaan Anak secara konsolidasi. BMPK secara konsolidasi adalah
persentase maksimum total penyediaan dana Bank dan Perusahaan Anak
yang diperkenankan terhadap modal Bank secara konsolidasi.
A. Batasan (Limit) Penyediaan Dana
Sebagaimana
diatur
dalam
ketentuan
yang
berlaku
tentang
Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, seluruh portofolio
Penyediaan …
Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dengan Bank ditetapkan paling
tinggi 10% (sepuluh perseratus) dari Modal Bank. Dalam hal
perhitungan BMPK secara konsolidasi, penetapan batasan penyediaan
dana kepada pihak terkait tersebut juga mencakup seluruh penyediaan
dana Bank dan penyediaan dana Perusahaan Anak dibandingkan
dengan modal konsolidasi. Hal yang sama berlaku pula untuk
penyediaan dana kepada peminjam yang bukan merupakan pihak
terkait.
BMPK secara konsolidasi untuk penyediaan dana kepada peminjam
yang bukan merupakan pihak terkait Bank ditetapkan sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai BMPK Bank
Umum, antara lain sebagai berikut:
1.
1 (satu) Peminjam secara individu ditetapkan paling tinggi 20%
(dua puluh perseratus) dari Modal Bank secara konsolidasi; dan
2.
1 (satu) kelompok Peminjam ditetapkan paling tinggi 25% (dua
puluh lima perseratus) dari Modal Bank secara konsolidasi.
Dalam hal terdapat pelanggaran atau pelampauan BMPK secara
konsolidasi, maka Bank akan dikenakan sanksi administratif dengan
mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai
BMPK.
B.
Modal
Dalam menghitung BMPK secara konsolidasi, modal yang digunakan
adalah modal bank secara konsolidasi. Modal Bank secara konsolidasi
merupakan penjumlahan antara modal inti konsolidasi dengan modal
pelengkap konsolidasi. Perhitungan modal inti konsolidasi dan modal
pelengkap konsolidasi mengacu pada perhitungan KPMM Bank secara
konsolidasi …
konsolidasi. Modal Bank secara konsolidasi untuk perhitungan BMPK
tersebut tidak termasuk modal pelengkap tambahan dan tidak
dikurangi penyertaan.
VII. PENGELOLAAN PERUSAHAAN ANAK
1.
Sebagaimana diatur dalam Pasal 11 ayat (3) PBI No.8/6/PBI/2006
tentang Penerapan Manajemen Risiko secara Konsolidasi bagi Bank
yang Melakukan Pengendalian terhadap Perusahaan Anak, Bank wajib
menyampaikan daftar calon pengurus yang mengelola Perusahaan
Anak yang diusulkan dalam RUPS.
2.
Untuk pertama kalinya, Bank wajib menyampaikan daftar nama yang
menjabat sebagai pengurus yang mengelola Perusahaan Anak pada
akhir bulan Desember 2006. Selanjutnya, laporan daftar calon
pengurus yang mengelola Perusahaan Anak wajib disampaikan paling
lambat 10 (sepuluh) hari kerja sebelum pelaksanaan RUPS. Laporan
daftar calon pengurus dimaksud wajib disampaikan Bank kepada Bank
Indonesia dengan alamat :
a.
Direktorat Pengawasan Bank terkait, Jl. M.H. Thamrin No.2
Jakarta 10350, bagi Bank yang berkantor pusat di wilayah kerja
kantor pusat Bank Indonesia; atau
b.
Kantor Bank Indonesia, bagi Bank yang berkantor pusat diluar
wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia.
VIII. PELAPORAN
Sesuai dengan Pasal 16 PBI No.8/6/PBI/2006 tentang Penerapan
Manajemen Risiko secara Konsolidasi
bagi Bank yang Melakukan
Pengendalian …
Pengendalian terhadap Perusahaan Anak, Bank memiliki kewajiban untuk
menyampaikan laporan keuangan Perusahaan Anak secara online yang
mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Laporan
Bulanan Bank Umum (LBU) atau Laporan Berkala Bank Umum (LBBU).
Apabila belum dimungkinkan pelaporan secara online, Bank wajib
menyampaikan laporan secara offline setiap triwulan untuk periode bulan
Maret, Juni, September, dan Desember.
A. Laporan keuangan setiap Perusahaan Anak
Dalam hal laporan keuangan Perusahaan Anak belum dapat
disampaikan secara online oleh Bank melalui LBU atau LBBU, maka
Laporan keuangan Perusahaan Anak yang disampaikan oleh Bank
mengacu pada format sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh masingmasing otoritas pengawas yang berwenang.
Dalam hal Perusahaan Anak merupakan perusahaan yang melakukan
kegiatan usaha Asuransi, maka penyampaian laporan keuangan
dimaksud termasuk pula Laporan Perhitungan Tingkat Solvabilitas
(RBC).
B.
Laporan Keuangan Konsolidasi
Penyajian dan format laporan keuangan konsolidasi mengacu pada:
C.
1.
Lampiran 1: Laporan Neraca Konsolidasi
2.
Lampiran 2: Laporan Laba Rugi Konsolidasi
3.
Lampiran 3: Laporan Komitmen dan Kontinjensi Konsolidasi
Laporan Perhitungan KPMM dan Rincian ATMR secara Konsolidasi
Penyajian dan format laporan perhitungan KPMM dan Rincian ATMR
secara konsolidasi mengacu pada:
1.
Lampiran 4: Laporan Perhitungan KPMM secara Konsolidasi
2. Lampiran 5 …
2.
Lampiran 5: Laporan Rincian ATMR secara Konsolidasi
Perhitungan ATMR untuk risiko kredit dilakukan sesuai format
perhitungan pada Formulir I, sedangkan perhitungan ATMR
untuk risiko pasar mengacu pada Formulir II.a dan II.b, Formulir
III, Formulir IV, Formulir V serta Formulir VI pada rincian
Lampiran 5. Perhitungan Bank sesuai formulir-formulir dimaksud
didokumentasikan Bank dan apabila diperlukan Bank Indonesia
dapat meminta hasil perhitungan ATMR yang dilakukan Bank.
3.
Lampiran
6:
Laporan
Penilaian
Kualitas
Aktiva
secara
Konsolidasi.
D.
Laporan Perhitungan BMPK Secara Konsolidasi
Penyajian dan format laporan perhitungan BMPK secara konsolidasi
mengacu pada:
1.
Lampiran 7: Laporan penyediaan dana kepada Pihak Terkait
Bank secara Konsolidasi.
2.
Lampiran 8: Laporan Pelampauan/Pelanggaran BMPK secara
Konsolidasi untuk Pihak Tidak Terkait.
Laporan-laporan sebagaimana dimaksud di atas wajib disampaikan Bank
sejak pelaporan posisi akhir Desember 2006 dan disampaikan paling lambat
pada tanggal 15 (lima belas) bulan kedua setelah berakhirnya bulan laporan
yang bersangkutan.
Khusus untuk pelaporan posisi akhir Desember 2006 dapat disampaikan
paling lambat sampai dengan akhir bulan Maret 2007.
Bagi Bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,
laporan-laporan sebagaimana dimaksud di atas dilakukan sesuai dengan
karakteristik usaha Bank dimaksud dan prinsip syariah.
IX. SANKSI …
IX. SANKSI
Sesuai Pasal 17 PBI No.8/6/PBI/2006 tentang Penerapan Manajemen Risiko
secara Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan Pengendalian terhadap
Perusahaan Anak, Bank yang belum menyampaikan laporan setelah batas
akhir waktu penyampaian laporan sampai dengan 14 (empat belas) hari
kerja setelah batas akhir waktu tersebut, dikenakan sanksi kewajiban
membayar sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per hari kerja
keterlambatan.
Apabila Bank belum menyampaikan atau menyampaikan laporan setelah
batas akhir waktu penyampaian laporan sebagaimana dimaksud diatas,
dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah).
Bank yang belum menyampaikan laporan tetap diwajibkan menyampaikan
laporan sebagaimana dimaksud diatas.
Contoh perhitungan sanksi dalam hal Bank belum dapat menyampaikan
laporan secara online:
Bank wajib menyampaikan laporan keuangan Perusahaan Anak, laporan
keuangan konsolidasi (lampiran 1 sampai dengan lampiran 3), laporan
perhitungan KPMM dan rincian ATMR secara konsolidasi (lampiran 4
sampai dengan lampiran 6), serta laporan perhitungan BMPK secara
konsolidasi (lampiran 7 sampai dengan lampiran 8) untuk posisi akhir Maret
2007.
a)
Bank X menyampaikan laporan tersebut diatas secara lengkap pada
tanggal 14 Mei 2007, maka Bank X tidak terlambat menyampaikan
laporan karena batas akhir waktu penyampaian laporan adalah paling
lambat tanggal 15 Mei 2007.
b)
Bank Y menyampaikan laporan keuangan Perusahaan Anak, laporan
keuangan konsolidasi, laporan perhitungan KPMM dan rincian ATMR
secara konsolidasi, dan laporan perhitungan BMPK secara konsolidasi
pada …
pada tanggal 16 Mei 2007, maka Bank Y dinyatakan terlambat
menyampaikan laporan selama 1 hari kerja sehingga dikenakan sanksi
kewajiban membayar sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
c)
Bank Z menyampaikan laporan keuangan Perusahaan Anak dan
laporan keuangan konsolidasi pada tanggal 14 Mei 2007. Namun Bank
Z menyampaikan laporan perhitungan KPMM dan rincian ATMR
secara konsolidasi serta laporan perhitungan BMPK secara konsolidasi
pada tanggal 18 Mei 2007. Dengan demikian, Bank Z dinyatakan
terlambat menyampaikan laporan karena laporan yang disampaikan
tidak lengkap secara signifikan, selama 3 hari kerja sehingga
dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp3.000.000,00 (tiga
juta rupiah).
d)
Bank A menyampaikan laporan keuangan perusahaan anak, laporan
keuangan konsolidasi, laporan perhitungan KPMM dan rincian ATMR
secara konsolidasi, dan laporan perhitungan BMPK secara konsolidasi
pada tanggal 8 Juni 2007, maka Bank A dikenakan sanksi kewajiban
membayar sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) karena
Bank A dianggap belum menyampaikan laporan atau menyampaikan
laporan setelah batas akhir tanggal 15 Mei 2007 dan melewati 14
(empat belas) hari kerja setelah batas akhir tanggal 15 Mei 2007, yaitu
tanggal 4 Juni 2007.
Pengenaan sanksi kewajiban membayar sebagaimana dimaksud diatas mulai
diberlakukan untuk seluruh laporan terhitung sejak pelaporan posisi akhir
bulan Desember 2006.
Ketentuan dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku sejak
tanggal 27 November 2006.
Agar …
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat
Edaran Bank Indonesia ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Demikian agar Saudara maklum.
BANK INDONESIA,
MAMAN H. SOMANTRI
DEPUTI GUBERNUR
Download